Terapi Gizi Pada Adenocarsinoma Esophage 9dc28aba

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

p-ISSN: 2597-4297

Volume 2 No 1, Agustus 2020

TERAPI GIZI PADA ADENOCARSINOMA ESOPHAGEAL JUNCTION


POST PARTIAL GASTRECTOMY DAN GASTROSTOMY FEEDING

Fatmawati NH1,Agussalim Bukhari2,Asrini Safitri2,Nurbaya Syam2


1
Departemen Ilmu Gizi Klinik, Universitas Hasanuddin, Makassar,
email: anti.lbk@gmail.com
2
Departemen Ilmu Gizi Klinik, Universitas Hasanuddin, Makassar,
email : agussalimbukhari@yahoo.com
2
Departemen Ilmu Gizi Klinik, Universitas Hasanuddin, Makassar,
email : safitriasrini@yahoo.co.id
2
Departemen Ilmu Gizi Klinik, Universitas Hasanuddin, Makassar,
email : nurbayasyam@yahoo.co.id

Abstrak

Nutritional intervention is an important part of multimodal approach toward cancer cachexia. Main
target of nutrition therapy on cancer patient is to maintain and improve nutritional status for
decreasing risk for complication, increasing cancer therapy (surgery, chemotherapy, radiotherapy),
quality of life and survival rate of the patient. This is a case report of a man, 60 year-old consulted
with Gastroesophageal Junction Adenocarcinoma (GEJAC) and severe malnutrition (Subjective
Global Assessment Score C). He had history of decrease of oral intake and changed in food
consistency for 6 months and worsening in the last 1month due to dysphagia. Nutrition therapy
was given with energy target of 2100 kcal. Macronutrient composition given were 1.5 gram/ideal
body weight/day (98.5 gram or 19%) protein, 50% carbohydrate (262.5 gram) and 31% fat (72.3
gram) and we increased protein target to be 1.7 gram/ideal body weight/day (111.69 gram or
21.5%) via gastrostomy and parenteral. At the end of our treatment, several metabolic parameters
were improved such as albumin and leukocyte count compared to post surgery. Nutrition therapy
is needed for cancer patient in which surgery will be performed for pre-operative optimalization,
improving clinical and metabolic condition post-operative.

Key words: gastroesophageal junction adenocarcinoma, gastrostomy feeding, malnutrition,


hypoalbuminemia

Abstrak

Intervensi nutrisi harus menjadi bagian penting dari pendekatan multimoda terhadap kanker
kaheksia. Tujuan utama terapi nutrisi pada penderita kanker adalah mempertahankan atau
meningkatkan status gizi sehingga dapat memperkecil terjadinya komplikasi, meningkatkan
efektivitas terapi kanker (bedah, kemoterapi, radiasi), kualitas hidup dan survival penderita. Pria
usia 60 tahun dikonsulkan dengan diagnosis Gastroesophageal junction adenocarcionma
(GEJAC) dan malnutrisi berat (Subjective Global Assesment Skor C). Pasien memiliki riwayat
asupan yang kurang dan perubahan konsistensi asupan selama 6 bulan dan memberat 1 bulan
terakhir karena disfagia. Terapi nutrisi diberikan dengan target energi 2100 Kkal dengan
komposisi makronutrien : Protein: 1,5 g/kgBBI/hari = 98,5 gram = 19 % , Karbohidrat: 50% =
262,5 gram, Lemak : 31 % = 72,33 gram kemudian menaikkan komposisi protein menjadi 1,7
gr/kg BBI/hari = 111,69 gram = 21,5% melalui enteral (gastrostomi) dan parenteral dengan tujuan
dapat mempertahankan dan memperbaiki status gizi pasien. Pada akhir masa perawatan terdapat
perbaikan metabolik seperti albumin dan jumlah leukosit dari post-operasi hingga akhir masa
perawatan. Terapi nutrisi perlu dilakukan pada pasien kanker yang akan menjalani operasi untuk
optimalisasi kondisi pre-operasi dan memperbaiki klinis dan metabolik pasien post-operasi.

104 | Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician. Hal 104-112


p-ISSN: 2597-4297
Volume 2 No 1, Agustus 2020

Kata Kunci : Gastroesophageal junction adenocarcionma, gastrostomy feeding, malnutrisi,


hipoalbuminemia.

Pendahuluan komplikasi, meningkatkan efektivitas terapi

Tumor gastroesophageal junction kanker (bedah, kemoterapi, radiasi), kualitas

terjadi pada titik antara esofagus distal dan hidup dan survival penderita (5).

lambung proksimal di mana epitel skuamosa Rekomendasi komposisi dan sediaan

esofagus berubah menjadi epitel kolumnar nutrisi pada penderita kanker terutama

dari kardia lambung. Sampai tahun 1960-an, berdasarkan tiga kondisi: adanya kaheksia;

tumor esofagus adalah tumor sel skuamosa, ketika asupan melalui oral kurang dari 50%

tetapi dalam beberapa dekade terakhir, sehingga membutuhkan dukungan nutrisi

insiden adenokarsinoma esofagus dan parenteral atau nutrisi enteral dan ketika

gastroesophageal junction telah mewakili dukungan nutrisi diperkirakan berlangsung

lebih dari 60% dari semua kanker esofagus selama setidaknya beberapa minggu(5)(6).

di AS. Jenis kanker ini seringkali mematikan Dukungan nutrisi mencakup

dan telah menjadi masalah kesehatan pemberian nutrisi lebih dari asupan makanan

masyarakat utama dalam beberapa tahun dengan suplementasi melalui oral, enteral

terakhir. Tren yang sama juga telah dan nutrisi parenteral. Tujuan dari dukungan

dilaporkan di Kanada, Inggris, Swiss dan di nutrisi adalah untuk memastikan pencapaian

tempat lain di Eropa. Bahkan di Asia, kebutuhan nutrisi individual. Nutrisi oral

termasuk Jepang, ada kekhawatiran bahwa menggunakan diet dan suplemen khusus

insiden gastroesophageal junction akan yang biasanya dianggap sebagai terapi lini

meningkat menyusul penurunan infeksi pertama dalam menangani malnutrisi,

H.Pylori. namun beberapa individu mungkin

Merokok, obesitas, dan penyakit membutuhkan nutrisi enteral atau parenteral

gastroesophageal reflux merupakan faktor ketika asupan oral kurang dari 50% dari

risiko yang signifikan untuk GEJAC. (1–4) target kebutuhan kalori atau ketika pasien

Ketika seseorang didiagnosis tidak mampu menelan (tidak aman). Dan

menderita kanker, maka nutrisi merupakan dari modalitas yang ada, nutrisi enteral

bagian dari terapi. Tujuan utama terapi biasanya lebih disukai dalam konteks

nutrisi pada penderita kanker adalah traktus gastrointestinal berfungsi normal

mempertahankan atau meningkatkan status seperti fisiologinya, lebih mudah, dan

gizi sehingga dapat memperkecil terjadinya mungkin akan membantu menjaga fungsi

105 | Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician. Hal 104-112


p-ISSN: 2597-4297
Volume 2 No 1, Agustus 2020

barier usus (6–9). (handgrip strength) 9.4 kg. Pasien memiliki


loss of subcutaneous fat pada bagian dada,
Laporan Kasus
serta abdomen yang cekung, tulang-tulang
Seorang pria, 60 tahun, dikonsulkan tampak prominen dan terdapat wasting pada
dari Departemen Bedah Digestif dengan keempat ekstremitas.
diagnosis tumor esofagus. Asupan makan Saat dikonsul, kondisi metabolik
melalui oral berkurang sejak 6 bulan lalu pasien yang bermakna adalah anemia
karena selera makan berkurang dan sering normositik normokromik (hemoglobin 10.9
cegukan dan memberat sejak 1 bulan gr/dL), leukositosis (10700 sel/mikroL),
sebelum masuk rumah sakit karena mual hipoalbuminemia (albumin serum 3.3
dan muntah setiap makan. Pasien gr/dL). Balans nitrogen pasien sebelum
mengalami sulit menelan terutama makanan dioperasi ditemukan -6.84 dengan kadar
padat. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut nitrogen urea urin sebesar 11 gram/24 jam.
dan nyeri ulu hati yang hilang timbul. Upper gastrointestinal endoscopy
Penurunan berat badan yang tidak menunjukkan adanya tumor pada
diinginkan ada dalam 6 bulan terakhir gastroesophageal junction. Massa mendesak
sebesar kurang lebih 20 kg. Pasien memiliki dan tampak penebalan sirkuler dengan batas
riwayat merokok tembakau kurang lebih tidak tegas yang menyempitkan lumen
selama 40 tahun sebanyak 12 – 20 batang esofagus dengan kesan berasal dari gaster
per hari dan sudah berhenti 6 bulan yang yang meluar pada distal esofagus, kardiak
lalu. Pada riwayat makan, sejak 6 bulan dan kurvatura minor gaster yang tampak
yang lalu asupan pasien hanya setengah pada pencitraan CT Scan dengan kontras.
porsi biasanya dan sejak 1 bulan terakhir Pasien menjalani operasi gastrektomi parsial
hanya 2 – 3 sendok makanan lunak dan dengan pemasangan gastric tube pada
sedikit lauk. korpus gaster untuk akses gastrostomy
Pemeriksaan fisik sebelum operasi, feeding. Gastroesofagostomi tumor removal
didapatkan tanda vital dalam batas normal. dilakukan dan tumor sebesar 6 x 5 x 5 cm
Data antropometri menunjukkan panjang diangkat. Studi patologi anatomi dilakukan
badan pasien 173 cm, lingkar lengan atas berdasarkan sampel yang diambil pada saat
24.5 cm, berat badan taksiran berdasarkan operasi menunjukkan adanya massa
lingkar lengan atas 61.2 kg dan berat badan adenokarsinoma diferensiasi sedang.
ideal 65.7 kg. Kekuatan genggaman tangan

106 | Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician. Hal 104-112


p-ISSN: 2597-4297
Volume 2 No 1, Agustus 2020

Pembahasan menangkal radikal bebas secara tidak


Asupan tidak adekuat pada pasien ini langsung berefek pada perbaikan nafsu
karena adanya disfagia akibat adanya makan dan asupan.
penebalan sirkuler, batas tidak tegas yang Pilihan pemberian makan pada
menyempitkan lumen, kesan berasal dari pasien ini adalah diet enteral, namun saat
gaster meluas ke distal esophagus, cardiac pasien tidak dapat mentoleransi pemberian
dan curvature minor gaster (sesuai MSCT diet enteral, diet parenteral digunakan
Thoraks (dengan kontras) yang sebagai penyokong.
menyebabkan obsstruksi subtotal pada Anemia pada penyakit kronik sering
gastroesophageal junction. Hal ini sesuai terjadi. Hal ini dikarenakan adanya asupan
dengan kondisi pasien dimana makanan yang berkurang sejak lama karena adanya
masih dapat masuk akan tetapi jumlahnya penyakit tumor yang diderita sehingga telah
berkurang dan konsistensinya berubah dari terjadi proses inflamasi di dalam tubuh.
makanan padat menjadi makanan terblender Anemia penyakit kronik merupakan suatu
/ cair. Penatalaksanaan gizi pre-operatif akibat dari proses inflamasi yang terjadi
dilakukan untuk optimalisasi kondisi. yang menyebabkan defek pada pelepasan zat
Penatalaksanaan gizi post-operasi besi dalam jaringan ke plasma transferrin
direncanakan via parenteral dan gastrostomi. pool. Selain itu juga akibat lain dari
Perlahan-lahan secara bertahap asupan inflamasi (dari penyakit kronik) adalah tidak
pasien melalui gastrostomi di tingkatkan, efektifnya eritropoiesis serta pada beberapa
sambil mengawasi gejala-gejala intoleransi kasus ditemukan gangguan turnover dari zat
pasien terhadap makanan yang diberikan, besi(10).
sampai target kebutuhan energi terkoreksi Selain itu, anemia pasca operasi
pasien tercapai. Sebelum pulang, pasien dan merupakan variasi akut dari anemia penyakit
keluarganya sudah diberi edukasi mengenai kronis yang dihubungkan dengan efek
pemberian nutrisi melalui gastrostomi, inflamasi dari prosedur operasi. Efek
sehingga dapat diteruskan di rumah. inflamasi ini dikaitkan dengan terganggunya
Pemberian suplementasi proses erythropoiesis. Pada fase pasca
multivitamin dan mineral penting dalam operasi ditemukan adanya penurunan kadar
perannya sebagai antioksidan dan kofaktor erythropoietin sampai hari keempat pasca
atau koenzim dalam rantai metabolisme zat operasi. Penurunan kadar erythropoietin
gizi makro, selain efek antioksidan yang menyebabkan produksi eritrosit

107 | Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician. Hal 104-112


p-ISSN: 2597-4297
Volume 2 No 1, Agustus 2020

menurun(11). (lingkar lengan atas meningkat).


Tujuan penanganan anemia adalah Pada kanker, didapatkan laju sintesis
meningkatkan produksi sel darah merah, dan turnover albumin akan meningkat akibat
salah satunya dengan suplemen nutrisi. proses inflamasi yang terjadi. Inflamasi
Penanganan anemia pada pasien ini dimulai diketahui sebagai salah satu penyebab
dengan menjamin kecukupan energi dan hipoalbuminemia. Pada inflamasi, sitokin
protein melalui nutrisi oral dan parenteral seperti TNF-α dan IL-1 akan menstimulasi
kemudian enteral (gastrostomi) dan asam amino untuk sintesis sitokin inflamasi
parenteral, dan suplementasi vitamin (zinc lain dan protein fase akut yang positif
20 mg/24 jam, Vit.B kompleks/8 jam, vit. C seperti globulin, fibrinogen, dan
100 mg/8 jam, curcuma 400 mg/8 jam, haptoglobin, sedangkan sintesis protein fase
pujimin 2 kaps/8 jam dan EPA 440 mg/8 akut yang negatif seperti albumin akan
jam . sehingga terjadi perbaikan asupan menurun. Rerata penurunan kadar albumin
makronutrien dan mikronutrien pasien, selama proses inflamasi secara signifikan
sehingga terjadi peningkatan kadar mencapai 0,5 g/dL. Selain itu, malnutrisi
hemoglobin dari 7,4 g/dl menjadi 8,8 g/dl juga terkait dengan hipoalbuminemia.
pada akhir perawatan. Sintesis albumin menurun sekitar 50%
Hipoalbuminemia yang terjadi pada setelah puasa 24 jam terutama akibat
pasien karena asupan tidak adekuat, dan berkurangnya asupan protein(12).
penggunaan sebagai protein fase akut. Kombinasi dari kurangnya asupan
Ditandai dengan penurunan kadar albumin nutrisi, terganggunya proses sintesis
dari awal 3,3 gr/dl menjadi 2,4 g/dl pada albumin (dapat diakibatkan kerusakan
hari perawatan ke 14. Terapi nutrisi yang mRNA pembentuk albumin) serta tingginya
diberikan adalah memberikan energi dan katabolisme dalam tubuh (terutama protein),
asupan protein sebesar 1,5 g/kgBBI/hari maka hal ini menghasilkan kondisi yaitu
kemudian dinaikkan menjadi 1,7 hipoalbumin(12).
gr/kgBBI/hari. Kadar albumin meningkat Inflamasi adalah komponen kunci
dari 2,4 g/dL menjadi 2,7 g/dL pada akhir dalam perkembangan kaheksia dan
perawatan dengan tetap memperhatikan berpengaruh negatif terhadap survival
status hidrasi baik. Hal ini menunjukkan pasien, sehingga penggunaan nutrien
adanya perbaikan parameter laboratorium, antiinflamasi penting untuk mengurangi
status gizi dan perbaikan secara anatomi sindrom kanker kakheksia. Intervensi

108 | Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician. Hal 104-112


p-ISSN: 2597-4297
Volume 2 No 1, Agustus 2020

nutrisi yang diberikan yaitu memenuhi dimasukkan ke dalam membran seluler.


kebutuhan nutrisi baik kebutuhan energi, EPA dan DHA yang terikat membran
makronutrien dan mikronutrien serta dilepaskan oleh enzim fosfolipase A2 yang
suplementasi antiinflamasi dan antioksidan sama yang mengarah pada pembentukan
Pada pasien ini juga diberikan anti inflamasi eikosanoid anti-inflamasi dan mediator lipid
berupa curcuma 400 mg per 8 jam dan EPA pro-resolving (resolvins dan protectins),
400 mg per 8 jam untuk mengurangi proses yang bertanggung jawab untuk
inflamasi yang terjadi akibat kanker menyelesaikan inflamasi. Selanjutnya, EPA
sehingga dapat meningkatkan sistem secara langsung bersaing dengan enzim
imunnya. yang terlibat dalam metabolisme asam
Pemberian supplementasi curcuma arakidonat, memberikan pegangan tambahan
sebanyak 1,2 gram per hari terbagi dalam 3 dalam mengendalikan inflamasi(14).
dosis karena curcuma yang mengandung zat Aktivitas proteolisis dalam cachexia
curcumin dalam beberapa penelitian yang dapat dihambat oleh EPA. Penurunan
telah dipublikasikan mempunyai aktifitas produksi TNF-α dan IL-6 membatasi aksi
sebagai antiinflamasi, antioksidan dan mereka pada IκBα. Selain itu, EPA
sebagai appetite stimulant. Aktifitas sebagai melemahkan aksi PIF pada IκBα. Aktivitas
anti inflamasi dengan bekerja melalui IκBα yang menurun ini membatasi aktivasi
penekanan terhadap cyclooxygenase-2 NF-κB yang kemudian akan mencegah aksi
(COX-2) dan lipooxygenase (LOX), dan ligase. Aktivitas yang menurun ini juga
menghambat produksi sitokin inflamasi mencegah proteolisis dari protein serabut
seperti tumor necrosis factor alpha (TNF- otot(15).
α), interleukin (IL) -1, -6, Di samping itu Penelitian-penelitian terbaru
kurkumin juga memperlihatkan efek sebagai menunjukkan bahwa suplementasi asam
penangkap radikal bebas. Curcuma dapat lemak omega 3 dapat mengurangi
juga meningkatkan nafsu makan atau penghancuran protein dengan mencegah
sebagai appetite stimulant. Curcumin juga penumpukan faktor nukleus κB di
dapat menghambat NFϰB sehingga nukleus/inti sel sehingga menghambat
proteolisis yang biasanya terjadi pada penghancuran protein otot(16).
inflamasi akan terhambat(13). Perubahan dalam mikrobiota usus
Makanan mengandung EPA dan yang biasa disebut sebagai disbiosis usus
DHA, setelah diserap, dengan mudah dapat terjadi pada pasien kanker. Ada

109 | Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician. Hal 104-112


p-ISSN: 2597-4297
Volume 2 No 1, Agustus 2020

beberapa faktor yang berkontribusi pada dinaikkan menjadi 1,7 gr/kgBBI/hari cukup
perkembangan ketidakseimbangan meningkatkan kadar albumin.
mikroekologi usus di antara pasien yang Diperlukan pemeriksaan penanda
menderita malignansi, terutama agen infeksi inflamasi untuk melihat keberhasilan terapi
dan anti kanker, antibiotik serta kebiasaan nutrisi dengan pemberian anti inflamasi
makan yang buruk. Strain probiotik yang diberikan dan penatalaksanaan yang
(Lactobacillus plantarum 299v) memiliki komprehensif untuk mengoptimalkan luaran
sifat imunomodulator, mengurangi sintesis pasien yang baik.
sitokin pro-inflamasi dan meningkatkan
Daftar Pustaka
produksi anti inflamasi (IL-10).(17)
Keterbatasan dari laporan kasus ini 1. Rodríguez R, Díaz I, Flórez A, Donado
F. Three case reports of neoplasms of the
adalah kami tidak memberikan strain esophagogastric junction. Rev Colomb
probiotik dan tidak melakukan pemeriksaan Gastroenterol. 2015;30(2):219–24.

penanda inflamasi sebagai kontrol 2. Buas MF, Vaughan TL. Tumors :


Understanding the Rising Incidence of
keberhasilan pemberian anti inflamasi yang This Disease. Semin Radiat Oncol
diberikan. [Internet]. 2013;23(1):3–9. Available
from:
http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=J
Kesimpulan dan Saran S&PAGE=reference&D=emed14&NEW
S=N&AN=368430710
Terapi nutrisi yang adekuat dengan
mempertimbangkan komposisi dan 3. Stein HJ, Feith M, Siewert JR. Cancer of
the esophagogastric junction. Surg
pemenuhan makro dan mikronutrien dapat Oncol. 2000;9(1):35–41.
mendukung perbaikan metabolik dari 4. Yamamoto K, Ohnishi S, Mizushima T,
GEJAC, sehingga dapat mempertahankan Kodaira J, Ono M, Hatanaka Y, et al.
Detection of early adenocarcinoma of the
atau meningkatkan status gizi dan esophagogastric junction by spraying an
enzyme-activatable fluorescent probe
memperkecil terjadinya komplikasi, targeting Dipeptidyl peptidase-IV. BMC
meningkatkan efektifitas terapi kanker Cancer. 2020;20(1):1–9.

(bedah, kemoterapi, radiasi), kualitas hidup 5. Bozzetti F. Journal of Parenteral and


Enteral Nutrition. 1989;
dan survival pasien. Pada pasien ini terlihat
perbaikan pada profil laboratorium seperti 6. Arıcı M. No TitleΕΛΕΝΗ. Αγαη.
2019;8(5):55.
Total Lymfosit Count dan nilai albumin.
7. Kurien M, Williams J, Sanders DS.
Pemberian protein 1,5g/kg BBI/hari dan Conference on ‘ New technology in
nutrition research and practice ’ Julie
Wallace Lecture Malnutrition in

110 | Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician. Hal 104-112


p-ISSN: 2597-4297
Volume 2 No 1, Agustus 2020

healthcare settings and the role of ESPEN [Internet]. 2018;25:18–25.


gastrostomy feeding Proceedings of the Available from:
Nutrition Society Proceedings of the https://doi.org/10.1016/j.clnesp.2018.02.
Nutrition Society. 2019;(July 2016):352– 006
60.
17. Kaźmierczak-Siedlecka K, Folwarski M,
8. Rahnemai-azar AA, Rahnemaiazar AA, Skonieczna-ŻYdecka K,
Naghshizadian R, Kurtz A, Farkas DT, Ruszkowski J, Makarewicz W. The use
Rahnemai-azar AA, et al. Percutaneous of Lactobacillus plantarum 299v (DSM
endoscopic gastrostomy : Indications , 9843) in cancer patients receiving home
technique , complications and enteral nutrition - Study protocol for a
management. 2014;20(24):7739–51. randomized, double-blind, and placebo-
controlled trial. Nutr J. 2020;19(1):1–8.
9. Kurien M, Penny H, Sanders DS. Impact
of direct drug delivery via gastric access
devices. 2015;1–9.

10. Weiss G. Anemia of chronic disease. N


Engl J Med. 2014;(June).

11. Biesma DH. Post-operative


erythropoiesis is limited by the
inflammatory effect of surgery on iron
metabolism. Eur J Clin Invest.
1995;25:383–9.

12. Nicholson JP, Wolmarans MR, Park GR.


The role of albumin in critical illness. Br
J Anaesth [Internet]. 2000;85(4):599–
610. Available from:
http://dx.doi.org/10.1093/bja/85.4.599

13. Chattopadhyay I, Biswas K,


Bandyopadhyay U, Banerjee RK.
Turmeric and curcumin : Biological
actions and medicinal applications.
2015;(November 2003).

14. Ilag LL. Are Long-Chain


Polyunsaturated Fatty Acids the Link
between the Immune System and the
Microbiome towards Modulating
Cancer ? 2018;1–12.

15. Hadi S, Kurniawan C, Budiono J.


Review Eicosapentaenoic Acid as
Adjuvant for Cachexia in Cancer ’ s
Patients. 2015;1–6.

16. Sergiyivna D, Miguel P, Ravasco P.


Clinical Nutrition ESPEN Should
omega-3 fatty acids be used for adjuvant
treatment of cancer cachexia ? Clin Nutr

111 | Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician. Hal 104-112


p-ISSN: 2597-4297
Volume 2 No 1, Agustus 2020

Tabel 1, Hasil Laboratorium selama di perawatan


Parameters 11/4 16/4 27/4 30/4 5/11 16/5 18/5
Hb (g/dL) 10,9 8,8
WBC (109/L) 10.700 8.800
TLC 2578 668.8
PLT(109/L) 362.000 220.000
Albumine 3,3 2,3
UUN 11

112 | Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician. Hal 104-112

You might also like