Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Tingkat Kemandirian Dalam Activities of Pada Lansia Di Desa Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi
Hubungan Tingkat Kemandirian Dalam Activities of Pada Lansia Di Desa Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Individuals with a good level of independence in their daily activities tend to be less
depressed. Furthermore, the individual will also feel happier in their daily living. This
research is a correlation study aimed to explore the relationship between two variables,
they were evaluated using cross-sectional approach that is independent and dependent
variables were measured simultaneously, for a moment or just once at a time. The
populations in this study were all elderly amounted 273 who lived in In cluster
Wringinpitu District Tegaldlimo-Banyuwangi, the number of sample amounted of 82
respondens. Sampling technique is using purposive sampling. An instrument of
independence in ADL is using questionnaires independence in activities, while the
instrument used to perform a Depression Levels is the Geriatric Depression Scale
depression (GDS). The results were analyzed using statistical test with Spearman Rank
correlation. The results after the statistical test showed that there is a relationship level
of independence in ADL Behavior In Elderly With Depression Levels In In village
Wringinpitu District Tegaldlimo-Banyuwangi with P value 0.000. Results of analysis of
these data is mostly elderly assisted in their deliberations total of 65.9% (54 people) and
elderly depression of 64.6% (53 people). The conclusion of this study is that there is a
relationship between the level of independence in ADL with the level of depression in
the elderly in the village Wringinpitu Tegaldlimo Banyuwangi district. Recommendation
of this study is to improve the level of independence of activities of daily living with
elderly depression levels so as to create a happy life to the old age.
.
Keywords : Independence; Activities of daily living; depression.
Bibliography 19 (2000 - 2011)
2
LATAR BELAKANG
Salah satu tolak ukur tingkat derajat keluarga dan masyarakat (Depkes RI,
kesehatan suatu bangsa dapat dilihat 1992 dalam Rosidawati, 2008).
dari usia harapan hidup penduduknya.
Demografi yang sangat cepat di negara- Bertambahnya usia pada seorang lansia
negara berkembang telah maka kemampuan mental dan fisik
mengakibatkan perubahan struktur seseorang akan berkurang. Aktivitas
penduduk secara drastis. Penduduk di kehidupan juga berkurang yang
atas usia 15 tahun dan dibawah 65 tahun mengakibatkan semakin bertambahnya
makin membengkak karena ketidakmampuan tubuh dalam berbagai
pertumbuhan penduduk anak-anak hal, yang disertai dengan ancaman
peninggalan masa lalu. Begitu juga berbagai jenis penyakit degeneratif.
penduduk diatas usia 60 tahun, atau Akibatnya aktivitas kehidupannya akan
diatas usia 65 tahun. Penduduk usia ini terganggu atau terpengaruh dan pada
dikenal sebagai penduduk lanjut usia akhirnya akan dapat mengurangi
yang tumbuh dengan kecepatan paling kesigapan atau kemandirian seseorang
tinggi (WHO, 2004 dalam Azizah, (Nugroho, 2000).
2011).
Proses menua adalah menghilangnya
Di Indonesai sebagai negara secara perlahan kemampuan jaringan
berkembang, mempunyai data usia untuk memperbaiki diri dan
harapan hidup yang diproyeksikan lebih mempertahankan struktur dan fungsi
dari 70 tahun pada tahun 2000, atau normalnya, sehingga tidak dapat
sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 bertahan terhadap jejas (termasuk
sebesar 11,34% (BPS,1992). Dengan infeksi) dan memperbaiki kerusakan
pertambahan usia harapan hidup usia yang diderita (Constantinides, 1994).
lanjut, maka bermakna akan disertai Menurunnya berbagai kondisi dalam
dengan berbagai masalah biologi, diri orang lanjut usia secara otomatis
psikologi, sosial dan spiritual yang akan timbul kemunduran kemampuan
dapat mempengaruhi berbagai aspek psikis dan mental. Perubahan mental
kehidupan lanjut usia itu sendiri atau pada lansia seperti penurunan daya ingat
3
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan pada Alat pengumpul data yang digunakan
penelitian ini adalah korelasional pada variabel independen adalah
dengan menggunakan pendekatan cross kuesioner kemandirian aktivitas
sectional yang bertujuan untuk sedangkan variabel dependen adalah
mengidentifikasi hubungan tingkat GDS (Geriatric Depression Scale).
kemandirian dalam ADL dengan tingkat Penelitian dilakukan Di Desa
depresi pada lansia Di Desa Wringinpitu Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo
Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah
Banyuwangi. sampel 82 dari populasi 273 lansia.
Teknik sampling yang digunakan dalam Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non probability penelitian ini adalah sperman rank
sampling jenis purposive sampling. dengan tingkat kemaknaan 95% (alpha
0,05).
HASIL
5
Tabel 1
Distribusi Tingkat Kemandirian Lansia di Desa Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo,
Kabupaten Banyuwangi, juli 2013
Tabel 2
Distribusi Tingkat Depresi Lansia di Desa Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo,
Kabupaten Banyuwangi, juli 2013
Dari Tabel 2 diketahui bahwa lansia lansia (22,0%) dan lansia yang
yang tidak mengalami depresi yaitu mengalami depresi sedang/berat
sebanyak 11 lansia (13,4%), lansia yang sebanyak 53 lansia (64,6%).
mengalami depresi ringan sebanyak 18
Tabel 3
1. Distribusi hubungan tingkat kemandirian dalam ADL dengan tingkat depresi
pada lansia di Desa Wringinpitu Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten
Banyuwangi, Juli 2013.
6
Tingkat Depresi
Tingkat kemandirian Depresi Depresi Tidak ada Total
sedang/berat ringan depresi
Total 53 1 0 54
Partial 0 17 3 20
Mandiri 0 0 8 8
Total 53 18 11 82
Dari Tabel 3 diketahui bahwa lansia lansia (20,7%) yang mengalami depresi
yang kemandiriannya total dibantu ringan dan 3 lansia (3,6%) tidak
terdapat 53 lansia (64,6%) yang mengalami depresi. Lansia yang mandiri
mengalami depresi sedang/berat dan 1 terdapat 8 lansia (9,7%) dan tidak
lansia (1,2%) yang mengalami depresi mengalami depresi.
sedang. Lansia yang parstial terdapat 17
PEMBAHASAN
1. Tingkat kemandirian pada lansia. yang total diibantu pada usia 70-80
Dari hasil penelitian yang telah tahun dikarenakan kurangnya
dilakukan pada seluruh sampel dukungan keluarga, faktor usia,
penelitian yang berjumlah 82 lansia, gangguan pada sistem
seperti yang terdapat pada Tabel 5.3 muskuloskletal, tidak mampu
dapat diketahui bahwa sebagian besar menerima diri sendiri, dan tidak
lansia total dibantu dalam dapat menerima arti penderitaan yang
kemandirian melakukan aktivitas dialami. Pada usia > 80 tahun yang
sehari-hari. Sedangkan dari berjumlah 6 lansia, keseluruhan total
pengelompokan lansia berdasarkan dibantu dalam aktivitasnya. Sebagian
usia, didapatkan usia 60 - 80 tahun besar lansia yang mandiri yaitu pada
yang berjumlah 76 lansia, sebagian usia 60 - 70 tahun, ini dikarenakan
besar total dibantu yaitu 48 lansia pada usia tersebut lansia masih
dan 20 lansia partial serta 8 lansia memiliki fisik yang cukup sehat dan
mandiri. Peneliti berpendapat bahwa cukup kuat untuk dapat melakukan
sebagian besar kemandirian aktivitas aktivitas sehari-hari mereka. Hasil
7
Alat ukur pada penelitian ini hanya Sebagian besar responden tidak bisa
dilakukan uji validitas dan reliabilitas baca tulis dan tidak bisa berbahasa
satu kali dan peneliti hanya indonesia, sehingga peneliti
mengadakan perubahan terhadap membacakan dan menjelaskan
redaksi kalimat instrument tanpa menggunakan bahasa responden
melakukan uji validitas dan tentang maksud dari kuesioner
reliabilitas ulang. tersebut.
3. Keterbatasan responden
.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Kaplan dan Saddock. 2003. Sinopsis
Penelitian Suatu Pendekatan Psikiatry, Ilmu Pngetahuan
Praktik, Jakarta : Rineka cipta. Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta:
Binarupa Aksara
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011).
Keperawatan Usia Lanjut, Kartasapoetra dan Marsetyo. (2008).
Yogyakarta : Graha Ilmu. Ilmu gizi Korelasi gizi, kesehatan
dan produktivitas kerja, Jakarta :
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Rineka Cipta.
Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta : Muha Medika. Lueckenotte. A.G (2000). Gerontologi
Nursing, Missouri : Mosby.
Hardiwinoto, Setiabudi, T. 2005.
Panduan Gerontologi, Tinjauan Mc. Dowell, Ian. (2006). Measuring
dari Berbagai Aspek, Jakarta: Health. New york, Oxford
Gramedia Pustaka Utama. University Press.