Professional Documents
Culture Documents
1 SM
1 SM
1 SM
Abstract
This journal was done in the interest of architectural studies. The goal of the research was to build a
Japanese Community Center in Solo. The study began from a certain phenomenon. Ever since the signing
of Peace Treaty between Indonesia and Japan, both country had immersed themselves in various cultural
exchanges. This leads to the increase of Japanese culture lovers in Indonesia almost every year. To
anticipate and control this phenomenon, a place that can hold and regulate the speed and effects of it is
needed. The Japan Community Centre will be a place for Japanese Communities’s activities, a medium for
learning Japanese culture, and the new spot of historical vacation for Solo City. Metaphorical Architecture
was chosen as the design approach with consideration that through Metaphorical Architecture, the
character and purpose of the building can be better presented for the public. The Metaphorical Architecture
used was the mix of Abstract Metaphor (intangible) and Concrete Metaphor (tangible). The main problem
of this designing process is what will be metaphored through this Japan Community Centre. The
exploration starts from chosing the name for the building, which is Mugen Jou (Infinity Castle). The
metaphorical charcteristics that will be used, based on the name chosen, are Grand, Firm, Massive, The
feel of Japanese Castle, Uncountable visualization, and Stacked ala Lego.
Keywords: Metaphorical, Grand, Firm, Massive, Castle, Uncountable
festival yang bertajuk budaya Jepang sebagai dibentuk oleh warga Indonesia di Kota Solo itu
motifnya (matsurii atau festival) diadakan di sendiri. Dilihat dari skala peminat atau
Indonesia [http://www.kompasiana.com/fitriharyanti/jepang anggotanya, komunitas Jepang di Solo dapat
-agen-pop-culture-nya-asia_550e76e1a33311af2dba8106]. dibagi menjadi dua kategori:
Sayangnya, acara – acara budaya yang Komunitas umum yang menerima anggota
diadakan dilakukan tanpa persiapan yang dari berbagai golongan selama mereka
benar-benar matang sehingga tidak jarang memiliki kesamaan minat atau visi-misi
justru mengundang pandangan negatif dari dengan komunitas yang hendak dimasuki,
masyarakat umum. Ini turut menurunkan dan
semangat mereka untuk lebih memahami Ekstrakurikuler yang hanya meliputi
kebudayaan asing yang menjadi motifnya. lingkup sekolah tempat ekstrakurikuler
Persiapan yang dimaksud mencakup pemilihan tersebut dimulai.
lokasi, pemilihan tanggal pengadaan acara,
sampai kontrol terhadap ruang lingkup acara Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
terhadap lingkungan sekitar. Hal ini cukup beberapa komunitas Jepang di Solo, dapat
terasa di Kota Solo yang juga sering digelar disimpulkan bahwa kebanyakan komunitas –
acara – acara serupa. komunitas ini bersifat terbuka, mengecualikan
yang bertipe ekstrakurikuler yang dibatasi
Efek lain dari pertukaran kebudayaan ini lingkup instansi. Komunitas – komunitas ini
adalah lahirnya berbagai macam komunitas rata – rata tidak memiliki ruang sendiri untuk
berbasis budaya Jepang di Indonesia mengadakan acara kumpul – kumpul seperti
[http://www.kompasiana.com/matapanda/budaya-populer-
itu, dan sering memanfaatkan fasilitas –
jepang-yang-kian-marak_57a4a2922123bd9912f4ef0a].
fasilitas umum yang tersedia. Dari fenomena
Secara gamblang, komunitas – komunitas ini ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa
berdiri karena minat mereka terhadap berbagai kebutuhan akan ruang khusus bagi komunitas
aspek kebudayaan modern dari Jepang seperti – komunitas ini bertemu dan berdiskusi atau
anime, manga, dan cosplay. Meskipun ada juga lainnya sangat diperlukan.
yang mendalami budaya tradisional Jepang
seperti AIKIKAI JOGJA, sebuah dojo Karena permasalahan tersebut, sudah saatnya
(perguruan) untuk ilmu bela diri asal Jepang, Indonesia lebih memperhatikan dampak dari
Aikido. pertukaran budaya antara Jepang dan Indonesia,
contohnya di Kota Solo yang memang sudah
Pada tahun 2012 lalu, Yoshinori Katori, duta banyak digelar acara – acara bertajuk budaya
besar Negara Jepang untuk RI, mendapat Jepang dan lahirnya komunitas – komunitas
kesempatan berkunjung ke Kota Solo Jepang. Pengawasan terhadap trend baru
[http://www.edisicetak.joglosemar.co/berita/buktikan-sendiri-
solo-mirip-kota-nara-di-jepang-75633.html]. Didampingi
penyebaran budaya ini tentunya akan lebih
oleh Sekretaris III Bagian Politik, Kaori mudah dan lebih positif bila kegiatannya
Morohira, kunjungan tersebut berfokus kepada terfokus di suatu titik. Selain dapat
Bengawan Solo yang merupakan simbol atau memperhalus interaksi degan masyarakat
ciri khas utama Kota Solo, melihat potensi awam, juga mempermudah masyarakat awam
investasi di kota ini, dan kesempatan bertukar yang memang memiliki keinginan untuk
pikiran dan pengalaman dengan masyarakat mempelajari kebudayaan Jepang yang telah
Jepang terutama mahasiswa(i) yang tengah marak di Indonesia. Untuk itu sebuah Pusat
tinggal atau menetap di Kota Solo. Pada Komunitas yang akan mewadahi kegiatan –
kesempatan ini pula, Yoshinori mengatakan kegiatan komunitas berbasis budaya Jepang
bahwa banyak warga negaranya yang dan juga pergelaran acara – acara bermotif
memutuskan untuk datang dan menetap di budaya Jepang adalah jawaban yang cukup
Kota Solo untuk mempelajari budaya lokal tepat.
lebih dalam. Menurut penuturan beliau, ada Arsitektur Metafora
sekitar 20 lebih komunitas yang terbentuk dari
warga negara Jepang di kota ini meskipun Arsitektur Metafora Mengekspresikan secara
jumlah pastinya belum dapat disebutkan. eksplisit dan implisit kandungan metafora
Namun jumlah ini masih belum termasuk (permisalan, perwujudan, atau penggambaran)
kepada komunitas – komunitas lainnya yang dan metafisika (spiritual) ke dalam bangunan
390
M. Dirham Okta Raizal,Hardiyati, Maya Andria, Pusat Komunitas Jepang di Surakarta…
391
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 389-397
Analisis View
392
M. Dirham Okta Raizal,Hardiyati, Maya Andria, Pusat Komunitas Jepang di Surakarta…
Pengelola
393
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 389-397
Massa bangunan dan segala bentuk • Lingkar tengah Maru akan digunakan
infrastruktur lainnya akan dibentuk untuk fasilitas – fasilitas
menggunakan kombinasi bangun – bangun • Lingkar dalam Maru akan digunakan
3 dimensi kubus dan balok untuk Pantor Pengelola dan Hall
• Pembagian ini nantinya yang juga
Aksen – aksen (bila ada) diberi dalam membantu membuat pola sirkulasi yang
bentuk vertikal atau bersudut lancip dan linear namun dengan tata letak
segitiga sesuai kebutuhan bangunan yang memusat pada Kantor
Massa bangunan akan menonjolkan Pengelola dan Hall
• Tiap Maru akan mengalami peninggian
visualisasi bentuk yang “Tak Terhitung”
menggunakan sifat menumpuk ala Lego tanah hingga 1 m
Bori (Parit Kastil)
Bori merupakan parit yang biasanya
dibangun pada garis tepi terluar kompleks
kastil. Bori dibangun sebagai lini
pertahanan pertama kastil.
[http://www.jcastle.info/resources/view/78-Structures]
394
M. Dirham Okta Raizal,Hardiyati, Maya Andria, Pusat Komunitas Jepang di Surakarta…
terbentuk dari balok – balok seragam yang kendaraan dan pejalan kaki memiliki
disusun dengan jarak. bentuk pilar penyangga yang berbeda
dibanding Mon untuk lingkar kedua dan
Tenshu (Kastil Utama) ketiga kompleks pusat komunitas.
Tenshu merupakan bangunan yang benar –
benar merupakan kastil utama dalam suatu
kompleks kastil. Disinilah penguasa kastil
dan keluarganya tinggal. Tenshu dibentuk
dengan berbagai gaya dan cara penyusunan,
namun selalu berupa bangunan dengan
lantai atas lebih kecil dibandingkan lantai
bawahnya (layaknya pagoda). Gambar 13. Transformasi Desain Pilar
[http://www.jcastle.info/resources/view/78-Structures] Penyangga untuk Gerbang Kendaraan dan
Pejalan Kaki (Kiri) dan Gerbang Dalam
Aplikasi Tenshu pada pusat komunitas (Kanan)
digunakan untuk bangunan Kantor
Pengelola yang ,sama seperti Tenshu,
memegang peranan penting dalam
kompleks bangunan. Gaya Fukugoshiki
digunakan dimana ada sebuah ruang yang
menonjol sendiri pada lantai dasar
bangunan.
yang lebih “merakyat”. Penggunaan pada bangunan yang dipilih, yakni Mugen Jou
Pusat Komunitas Jepang sesuai kebutuhan (Kastil Tak Terhingga). Pemilihan nama
bangunan, di mana atap Irimoya hanya bangunan dilakukan terkait filosofi dari latar
digunakan pada bangunan – bangunan belakang dari fungsi bangunan. Penggambaran
dengan ketinggian lebih dari 1 lantai. konkrit dihadirkan dalam bentuk menumpuk
[http://www.jcastle.info/resources/view/78-Structures] ala lego (mewakili sifat Tak Terhingga) yang
dihadirkan ke dalam banyak aspek dalam
kawasan pusat komunitas,seperti tembok luar
maru, bentuk bangunan-bangunannya, dan
beberapa struktur lain di dalam kompleks
bangunan. Sedangkan penggambaran abstrak
dihadirkan melalui imej kastil secara umum
Gambar 15. Transformasi Desain Atap Irimoya (megah, kokoh, dan massif yang ditunjukan
(Atas) dan Atap Kirizuma (Bawah) melalui keseluruhan skala infrastruktur
terhadap manusia) dan elemen-elemen kastil
Selain itu, pada bagian atap juga dikenal kuno Jepang ke dalam kawasan (pembahasan
Hafu yang merupakan tenjolan tersendiri dapat dilihat pada sub-judul Analisis Gubahan
pada atap. Biasa digunakn untuk menambah Massa Bangunan – hal 6).
nilai estetis atau menutup bagian kecil pada
bangunan. Pada pusat komunitas ada satu Pusat Komunitas Jepang dibangun
bangunan yang memanfaatkan hafu untuk menggunakan bahan dinding yang terbuat dari
menutup tonjolan hasil bentuk denahnya, balok – balok beton dengan warna putih abu.
yaitu Rumah Teh. Barisan susunan balok-balok beton juga ikut
memperkuat karakter bangunan yang kokoh.
Bahan penutup atap menggunakan bahan
genting dengan pola urat batu. Bahan ini selain
ringan dan kuat, juga ikut memperkuat kesan
kastil dari kompleks bangunan karena guratan
Gambar 16. Penggunaan Hafu pada Bangunan – guratannya. Bentuk dari jendela-jendela yang
dipakai disetarakan dengan bentuk dasar kotak
– kotak ala pintu dan jendela tradisional Jepang
4. KESIMPULAN pada umumnya.
396
M. Dirham Okta Raizal,Hardiyati, Maya Andria, Pusat Komunitas Jepang di Surakarta…
REFERENSI
Arif, Bahrudin (2009); ”Harajuku
Style”:Kreativitas Dan Nilai-Nilai Hidup
Para Pelaku Seni Cosplay Pada
Komunitas Harjukja Di Kota Solo,
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta
Budaya Populer Jepang Yang Kian Marak,
diakses pada Februari 2017,
http://www.kompasiana.com/matapanda/
budaya-populer-jepang-yang-kian-
marak_57a4a2922123bd9912f4ef0a
Buktikan Sendiri Solo Mirip Kota Nara di
Jepang, diakses pada Oktober 2015,
http://www.edisicetak.joglosemar.co/beri
ta/buktikan-sendiri-solo-mirip-kota-nara-
di-jepang-75633.html
Japanese Castle Architecture, diakses pada
Januari 2017,
http://www.gojapango.com/travel/japane
se_castles_architecture.html
Jenck, Charles (1984); The Language of Post-
Modern Architecture - fourth edition,
Rizolli, New York
Jepang, diakses pada Januari 2017,
http://www.kemlu.go.id/tokyo/id/Pages/J
epang.aspx
Jepang: Agen Pop Culture-nya Asia, diakses
pada Februari 2017,
http://www.kompasiana.com/fitriharyanti
/jepang-agen-pop-culture-nya-
asia_550e76e1a33311af2dba8106
Structures 建 造 物 , diakses pada Desember
2016,
http://www.jcastle.info/resources/view/7
8-Structures
397