Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

p-ISSN : 2640-7363

e-ISSN : 2614-6606

Implementasi Pembelajaran Daring


(Program BDR) Selama Pandemi Covid-19 di
Provinsi Jawa Barat
Rina Mutaqinah#1, Taufik Hidayatullah#2
Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan
Kab.Bandung Barat, Kota Bandung
1rina.mutaqinah@kemdikbud.go.id
2taufik.hidayatullah@unpas.ac.id

Abstract - Facing the Covid-19 pandemic, teachers, parents, school principals, must change the learning pattern from face-to-face
learning to online learning, all parties must prepare all the tools to facilitate this online learning in a very urgent time, besides the
curriculum targets that have not yet reached because the pandemic occurred in the middle of the semester. Likewise with the media that
schools and parents must prepare in online learning, such as computers / laptops and internet-based cell phones. The Ministry of
Education and Culture issued circular letter No.2 of 2020 regulating the technical implementation of distance learning or home learning
(BDR) in each region. This study aims to determine the implementation of distance learning at the SD, SMP, SMA and SMK levels in
all districts / cities of West Java. Data were collected through surveys, data analysis using thematic analysis of qualitative data. The
results of the analysis show: 1) Preparation and planning, carried out through a circular letter from the Minister of Education and
Culture and Local Government are welcomed by schools and continued by socializing to school residents and parents through social
media, teachers make BDR plans online with the application; 2). The process, media and learning resources are carried out online
through social media, Facebook, WA, IG, Youtube and video; 3) Constraints, the obstacles faced by the teacher are in the form of
limited quota / network, difficulty controlling students, while for parents access to the internet and limited gadget facilities as well as
difficulties in managing the time and process of accompanying children to learn; and 4). The impact of BDR, curriculum targets are
not optimally achieved, moral assessment is difficult to do. For parents, the impact of BDR feels that they have a better understanding
of the learning difficulties experienced by children. In general, the success of online learning in West Java during the Covid-19
pandemic was determined by the readiness of infrastructure in the form of internet access and gadged facilities, support and
collaboration from all stakeholders, including government, schools, teachers and parents as well as the readiness /skills of teachers in
planning. and carry out the online learning process.

Keywords: learning, distance;pandemic,covid-19

Abstrak -Menghadapi pandemi Covid-19, guru, orang tua, kepala sekolah, harus mengubah pola pembelajaran dari pembelajaran
tatap muka menjadi pembelajaran daring, semua pihak harus menyiapkan semua perangkat dalam memfasilitasi pembelajaran
daring ini dalam waktu yang sangat mendesak, selain itu target kurikulum yang belum tercapai karena pandemic terjadi di tengah-
tengah semester. Begitupun dengan media yang harus disiapkan sekolah dan orang tua dalam pembelajaran daring ini, seperti
komputer/laptop dan telepon seluler yang berbasis internet. Kemendikbud mengeluarkan surat edaran Nomor 2 Tahun 2020
mengatur pelaksanaan secara teknis pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah (BDR) di setiap daerah. Penelitian ini
bertujuan mengetahui imeplementasi pembelajaran jarak jauh di jenjang SD, SMP, SMA dan SMK di semua Kab./Kota Jawa
Barat. Data dikumpulkan melalui survey, analisis data menggunakan analisis tematik data kualitatif. Hasil analisis menunjukkan:
1) Persiapan dan perencanaan, dilakukan melalui surat edaran Mendikbud dan Pemda disambut sekolah dan diteruskan dengan
melakukan sosialisasi kepada warga sekolah dan orang tua melalui media sosial, guru membuat perencanaan BDR melalui daring
dengan aplikasi; 2). Proses, media dan sumber pembelajaran, dilakukan secara daring melalui media sosial, Fb, WA, IG, Youtube
dan video; 3) Kendala, kendala yang dihadapi guru berupa keterbatasan kuota/jaringan, kesulitan mengontrol siswa sedangkan
bagi orang tua akses internet dan terbatasnya fasilitas gadget serta kesulitan mengatur waktu dan proses mendampingi anak
belajar; dan 4). Dampak BDR, target kurikulum tidak secara optimal tercapai, penilaian akhlaq sulit dilakukan. Bagi orang tua
dampak BDR merasa menjadi lebih paham kesulitan belajar yang dialami anak. Secara umum, keberhasilan pembelajaran online
di Jawa Barat selama pandemi Covid-19 ditentukan oleh kesiapan infrastruktur berupa akses internet dan fasilitas gadged,
dukungan dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sekolah, guru dan orang tua serta kesiapan/
keterampilan guru dalam membuat perencanaan dan melaksanakan proses pembelajaran daring

Kata Kunci: belajar; jarak; jauh; pandemic; covid-19

-- Jurnal PETIK Volume 6, Nomor 2, September 2020--86


p-ISSN : 2640-7363
e-ISSN : 2614-6606

I. PENDAHULUAN belajar di rumah, disamping tentunya mereka pun harus


bekerja di rumah (WFH) bagi orang tua yang berkarir di luar
Persebaran virus Corona yang massif di berbagai negara, rumah.
memaksa kita untuk melihat kenyataan bahwa dunia sedang Bagi ibu bekerja bukan hanya mendampingi anak dan
berubah. Kita bisa melihat bagaimana perubahan-perubahan WHF mereka pun harus mengurus full time anggota keluarga
di bidang teknologi, ekonomi, politik hingga pendidikan di di rumah, menyiapkan kebutuhan, memasak, mengurus
tengah krisis akibat Covid-19. Perubahan itu mengharuskan rumah dan lain sebagainya [3].
kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan Pada masa pandemi Covid-19 bentuk pembelajaran yang
sekaligus selalu belajar hal-hal baru. Indonesia tidak sendiri ditetapkan bagi siswa di Indonesia dalam bentuk pendidikan
dalam mencari solusi bagi siswa agar tetap belajar dan mandiri dan pembelajaran dengan e-learning serta kombinasi
terpenuhi hak pendidikannya. Sampai 1 April 2020, keduanya. Menurut surat edaran (SE) Mendikbud Nomor 2
UNESCO mencatat setidaknya 1,5 milyar anak usia sekolah Tahun 2020 tentang pencegahan corona virus disease (covid-
yang terdamapk Covid 19 di 188 negara termasuk 60 jutaan 19) pada satuan Pendidikan, Mendikbud menginstruksikan
diantaranya ada di negara kita [1] pemerintah daerah mengeluarkan aturan pembelajaran di
rumah untuk 3 kategori wilayah dan membuat pedoman
Kejadian ini dialami tidak hanya di Indonesia tetapi di
pembelajaran daring. Petunjuk teknis pembelajarn di rumah
seluruh dunia, beberapa negara maju tidak terlalu membuat
yang dikeluarkan pemerintah daerah di Indonesia khususnya
panik karena infrastruktur mereka sudah stabil dan lebih maju
di Kab./ Kota di Jawa Barat semuanya berisi menghentikan
dibandingkan negara-negara berkembang seperti Indonesia.
pembelajaran luring (luar aringan) dan memberlakukan
Berbagai inovasi bentuk daring pun mulai bermunculan,
daring bagi semua satuan Pendidikan dengan memanfaatkan
semua pihak mengembangkan berbagai bentuk-bentuk
berbagai media daring yang disesuaikan dengan fasilitas yang
pembelajaran kreatif melalui daring. Begitu pun berbagai
dimiliki sekolah dan kemauan guru untuk menggunakannya.
provider dan vendor internet, seakan berlomba menawarkan
Guna mengetahui implementasi dan kendala yang
bentuk meeting secara daring seperti Zoom Meeting, Webex,
dihadapi Belajar dari Rumah (BDR) maka perlu dilakukan
Skype, Google Meet dan sebagainya.
penelitian secara langsung melakukan survey terhadap
Pengalaman dan keterbatasan skill dalam akses berbagai
penyelenggara pendidikan dan orang tua siswa. Tujuan
bentuk pembelajaran daring ini memaksa guru dan pihak
penelitian ini untuk mengetahui: 1) implementasi BDR di
sekolah untuk lebih aktif mempelajari dan mengembangkan
Jawa Barat; 2) mengetahui kendala yang dihadapi selama
pembelajaran mereka agar tujuan kurikulum tercapai walau
BDR ini diimplementasikan.
dalam bentuk pembelajaran daring. Berbagai kendala
tentunya banyak dihadapi, tetapi hal ini merupakan
Tinjauan Pustaka
pembelajaran berharga bagi para guru dan sekolah untuk
A. Konsep dan Karakteristik BDR
lebih kreatif dan inovatif membelajarkan siswanya.
BDR sebenarnya adalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
Harian elektonik Bernas News [2], Jehamun menganalisis
Istilah BDR pertama kali dikenalkan pada saat munculnya
bahwa pembelajaran daring memang menjadi dilema bagi
pandemi covid19 di Indonesia, yakni sejak dikeluarkannya
guru dan siswa. Di satu sisi, proses pembelajaran harus
edaran Mendikbud Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan
berjalan, di sisi lain berbagai problematika mengiringi proses
dan Penanganan Covid-19 di lingkungan Kemdikbud [4],
pelaksanaannya mulai Pertama, masih banyak guru yang
pembelajaran yang dilakukan di sekolah maupun di
mempunyai keterbatasan dari sisi akses maupun pemanfaatan
perguruan tinggi semuanya daring.
gawai yang dimiliki dan tidak semua guru punya kemampuan
PJJ pertama kali dikenalkan oleh Wedemeyer di tahun
untuk mengoperasikan dan memanfaatkan gawai
1965, saat itu Wedemeyer menyampaikan bahwa “…the
canggihnya. Kedua, kemandirian belajar siswa di rumah
extension student of the future will probably not ‘attend’
tidak dapat sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik. Ketiga,
classes; rather, the opportunities and processes of learning
tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan guru membebani
will come to him. He will learn at home, at the office, on the
siswa. Keempat, tidak semua siswa mempunyai gawai
job, in the factory, store, or salesroom, or on the farm.”
(handphone). Kelima, pembelajaran daring terkendala
“…the teacher will reach students not only in his own state
dengan signal
or region but nationally as well, since the media and methods
Tidak hanya yang dialami guru dan pihak sekolah, di
employed by him in teaching will remove barriers of space
masa pandemi ini orang tua pun dituntut untuk belajar
and time in learning…” [5]. Wedemeyer memprediksi di
bagaimana mengajar, membimbing anak-anak mereka untuk
masa depan siswa mungkin tidak akan menghadiri kelas;
bisa mengikuti pembelajaran secara daring yang
sebaliknya, kesempatan dan proses belajar akan datang
diselenggarakan oleh gurunya, berbagai masalah, keluhan
padanya. Siswa akan belajar di rumah, kantor, tempat kerja,
banyak diungkapkan di berbagai media sosial, bagaimana
pabrik, toko, atau pasar, atau di pertanian. Guru akan
payahnya orang tua mendampingi putra putrinya untuk
menjangkau siswa tidak hanya di daerahnya, tetapi di negara

-- Jurnal PETIK Volume 6, Nomor 2, September 2020--87


p-ISSN : 2640-7363
e-ISSN : 2614-6606

bagian atau negara lainnya, karena media dan metode yang Tabel I
Tipe Program Pembelajaran Mandiri
digunakan guru dalam mengajar akan menghilangkan
Dilihat dari Tingkat Kemandiriannya
hambatan ruang dan waktu dalam pembelajaran. Pada era Tingkat No Tipe/Nama Dalam Dalam Dalam
digital ini apa yang diprediksi Wedemeyer semuanya Keman Prog. merumus melaksa menentu
terbukti, apalagi di era pandemic covid19 ini. dirian Pembela kan tujuan nakan kan
PJJ selama ini sudah diimplementasikan di Indonesia. PJJ jaran pembela kriteria
atau distance learning di Indonesia selama ini banyak jaran evaluasi
dilakukan oleh Universitas Terbuka (UT), sekolah terbuka Siswa 1. Program
seperti SMP Terbuka, SMA Terbuka. UT dan sekolah mandiri Belajar M M M
terbuka didirikan dengan tujuan mengatasi masalah dalam Sendiri
keterbatasan jumlah guru dan guru. Dengan jumlah pulau menent 2. External
ukan Degree
yang lebih dari 13.000 an, jumlah penduduk lebih dari 220 tujuan, Prog di M M T
juta orang serta keterbatasan infra struktur seperti alat cara Univ.
transportasi, komunikasi dan sarana prasarana, maka solusi belajar London
terbaik adanya sistem PJJ [6]. dan 3. Belajar
Mengutip Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 dalam evaluasi keterampil
(M) M T M
Pasal 31 yang secara spesifik mengakomodasi PJJ, yaitu: a). an dalam
Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua olahraga
jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan; b). Pendidikan jarak jauh 4. Prog.
berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok Pembel.yg
masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara pelajaran
dan
tatap muka atau regular; c). Pendidikan jarak jauh T M M
evaluasi
diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan nya
yang didukung oleh sarana dan layanan serta sistem penilaian dikontrol
yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional siswa
Pendidikan; d). Ketentuan mengenai penyelenggaraan 5. Belajar
pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), mengenda M T T
ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan rai mobil
Pemerintah. 6. Prog.
PJJ mengandung pengertian pemisahan pengajar dan Pembel.yg
pembelajar (walau tidak sepenuhnya). Kemandirian evaluasi
T T M
nya
pembelajar diharapkan relatif lebih tinggi daripada dikontrol
kemandirian pembelajar pendidikan konvensional dan siswa
pemanfaatan media pembelajaran yang interaktif [7]. 7. Kuliah
Stewart, Keegen dan Holmberg [6] membedakan tiga mandiri
teori utama tentang pembelajaran jarak jauh yaitu otonomi T M T
indepen
dan belajar mandiri, industrialisasi pendidikan, dan Guru den
komunikasi interaktif. Otonomi dan belajar mandiri yakni menent 8. Belajar
ukan bebas
berupa kebebasan bagi siswa untuk belajar secara mandiri tujuan
sesuai dengan kebutuhannya. untuk
cara mendapat
Program pendidikan mandiri adalah proses belajar yang belajar kan kredit T T T
dilakukan oleh siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dan
diluar sekolah dengan cara membaca, menelaah serta evaluasi
memahami pengetahuan sesuai dengan materi pelajaran yang , siswa
terkait. tidak
Secara teknis siswa menentukan tujuan yang ingin mandiri
Diadaptasi dari Types of Independent Study Programmes by Variable
dicapai, bahan/ sumber belajar yang ingin dipelajari, Learner Autonomy tulisan Moore, dalam Desmond Keegan 1983, 1991)
menentukan waktu belajar, dan menentukan cara Berdasarkan tipe program pembelajaran mandiri dilihat
mengevaluasi dan merefleksi diri dalam belajar. dari tingkat kemandiriannya pada tabel 1 maka BDR pada
Menurut Keegan [8] tingkat kemandirian siswa dalam saat ini termasuk tipe ketujuh yakni program kuliah mandiri
belajar berbeda-beda, dan dibagi menjadi empat tingkat independent atau pembelajaran mandiri independen, sebab
dalam program pembelajaran dapat dilihat dalam Tabel 1. dalam BDR tujuan pembelajaran dan kriteria evaluasi

-- Jurnal PETIK Volume 6, Nomor 2, September 2020--88


p-ISSN : 2640-7363
e-ISSN : 2614-6606

ditentukan oleh guru, siswa hanya melaksanakan di antara para komunikator, elemen yang paling penting pada
pembelajaran secara mandiri. model ini adalah umpan balik (feed back) atau tanggapan
Sedangkan industrialisasi pendidikan menurut Keegan terhadap suatu pesan. [9] Tanggapan pada pembelajaran
pada awalnya merupakan pemikiran mengenai sistem PJJ merupakan factor terpenting untuk mencapai tujuan
yang didominasi oleh pengertian sebagai suatu bentuk pembelajaran yang diharapkan dan proses interaksi guru-
pendidikan yang didasarkan pada penggunaan bahan ajar siswa, siswa-siswa, siswa-lingkungan sehingga tercipta
standar yang diproduksi secara masal untuk mencapai proses yang menyenangkan membangun suasana belajar
keuntungan ekonomis (economies of scale). Pemikiran ini yang kondusif dan efektif.
mencerminkan paradigma yang menekankan pada isu Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses
aksesibilitas sebagai fokus penyelenggaraan pendidikan. terjadinya interaksi antara guru dengan siswa melalui
PJJ merupakan produk masyarakat era industri dan kegiatan terpadu dari dua bentuk kegiatan, yakni kegiatan
sebagai suatu sistem, PJJ mempunyai banyak persamaan belajar siswa dengan kegiatan mengajar guru. Belajar pada
dengan suatu proses produksi industri (pabrik). Keduanya hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku yang
mempunyai kesamaan karakteristik dalam hal adanya disadari. Mengajar pada hakikatnya adalah usaha yang
pembagian tugas yang jelas antara pekerja (division of direncanakan melalui pengaturan dan penyediaan kondisi
labour), mekanisasi, produksi massa, standardisasi output, yang memungkinkan siswa melakukan berbagai kegiatan
dan sentralisasi sistem. Kesesuaian sistem PJJ dengan situasi belajar sebaik mungkin. Tentunya pengaturan dan
masyarakat industri inilah maka sistem PJJ ini dapat diterima penyediaan berbagai kegiatan yang efektif dan
oleh masyarakat dan berhasil digunakan untuk meningkatkan menyenangkan sangat tergantung pada kemampuan guru
jumlah sumber daya manusia terdidik. Oleh karena itu, mengelola pembelajaran mulai kegiatan awal, inti dan
menurut Peters, seiring dengan perubahan tatanan penutup, yang memungkinkan suasana pembelajaran yang
masyarakat dari era industrialisasi ke era pasca industrialisasi dibangun menjadi menyenangkan dan efektif.
(post-industrial society), maka sistem PJJ pun harus Pada pembelajaran daring komunikasi guru dan siswa
mengalami perubahan [8]. Pada era industri, proses PJJ telah menemukan jalur baru yang mengedepankan aspek
dilakukan dengan memproduksi bahan ajar cetak yang efektifitas, efisiensi, dan keterbukaan. Melalui daring
bersifat masal serta dilakukan melalui surat menyurat komunikasi dengan guru lebih mudah. Umumnya
(correspondence study). komunikasi ini dilakukan untuk urusan jadwal, diskusi-
diskusi materi yang disampaikan di grup WA, dan untuk
B. Interaksi Pembelajaran Jarak Jauh membaca atau mendownload materi yang disajikan guru
Interaksi pada pembelajaran jarak jauh tentunya berbeda melalui e-learning. Selain itu diskusi di grup WA atau e-
dengan interaksi yang dilakukan secara tatap muka, dalam learning lebih membuat siswa tidak grogi atau tidak malu
interaksi jarak jauh. Sholosser dan Anderson (1994) dengan karena tidak langsung bertemu dengan guru [10].
mengacu kepada teori Desmon Keegan, menerangkan dalam Selain itu interaksi pembelajaran secara daring dapat
sistem pembelajaran jarak jauh harus mampu menciptakan dilakukan dengan berbagai cara guru dapat menggunakan
interaksi belajar mengajar yang sesungguhnya tidak ada variasi metode yang melibatkan siswa baik secara emosi
(abstrak) tetapi mewujudkannya seperti seolah-olah siswa maupun kognisi. Berbagai game dapat dibuat oleh guru untuk
dan guru berada di suatu ruangan yang sama. Pendidikan menciptakan interaksi pembelajaran yang efektif dan
jarak jauh memerlukan interaksi yang tinggi antara guru dan menyenangkan. Berbagai platform menyediakan berbagai
siswa, sekalipun di wilayah terpencil. Manfaat interaksi ini metode atau game tersebut baik yang berbayar maupun yang
adalah; pembelajaran jarak jauh memperbolehkan siswa free. Beberapa platform penyedia games, kuis interaktif
untuk mendengar dan mungkin melihat gurunya, adalah Mentimeter, Slido, Padlet, Kahoot, Quiziz, Quizlet,
sebagaimana keharusan guru untuk menjawab pertanyaan Quipper, Seesaw dan sebagainya. Semuanya menawarkan
atau komentar dari siswanya. kuis interaktif, curah pendapat, permainan edukatif. Akses
Pada saat ini Interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari dan penggunaannya sangat mudah, guru tinggal berselancar
dipengaruhi oleh pemakaian smartphone. Smartphone yang dan mengikuti petunjuk pada menu-menu yang telah
dapat masuk di semua kalangan dan pemakainnya tidak disediakan.
terbatas ruang dan waktu tentunya memberikan peran penting
dalam suatu interaksi sosial. Pemakaian smartphone di semua II. METODE PENELITIAN
kalangan tersebut tentunya juga memasuki ranah hubungan
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa Penelitian ini menggunakan metoda survey, menurut
dengan orang luar. Hubungan komunikasi antar siswa dengan Scheuren kata survei paling sering digunakan untuk
lingkungannya. menjelaskan metode pengumpulan informasi dari sampel
Wilbur Schramm mengemukakan model komunikasi individu. Selain sampel dan pengumpulan informasi, istilah
interaksional yang menekankan proses komunikasi dua arah berulang lainnya dalam definisi dan deskripsi sistematis atau

-- Jurnal PETIK Volume 6, Nomor 2, September 2020--89


p-ISSN : 2640-7363
e-ISSN : 2614-6606

terorganisir dan kuantitatif. Jadi, survei bisa dilihat sebagai III. HASIL DAN PEMBAHASAN
strategi penelitian di mana informasi kuantitatif dikumpulkan
secara sistematis dari sampel yang relatif besar yang diambil Responden penyelenggara Pendidikan sebanyak 11.585
dari suatu populasi [11]. Rancangan survey adalah prosedur orang dengan jumlah responden berdasarkan jabatan, pada
penelitian yang mana peneliti melaksanakan survei atau grafik berikut ini:
memberikan angket dengan skala tertentu pada satu sampel
untuk menggambarkan sikap, opini, perilaku, atau
karakteritik responden. Dari hasil survei ini, peneliti
membuat pandangan tentang kecenderungan yang ada dalam
populasi.
Jadi metode survey adalah metode penelitian yang
mengkaji populasi dengan menggunakan metode sampel
Gambar 1. Profil responden penyelenggara pendidikan berdasarkan
yang memiliki tujuan untuk mengetahui perilaku, jabatan
karakteristik, dan membuat deskripsi serta generalisasi yang Hasil penelitian yang dilakukan bagi penyelenggara
ada dalam populasi tersebut, dengan teknik kuesioner terbuka pendidikan yang meliputi tiga aspek: 1) Persiapan dan
yang diberikan berbagai alternatif jawaban atas setiap perencanaan; 2) Proses, media dan sumber belajar; dan 3)
pertanyaan dalam kuesioner. Kuesioner dikembangkan dua Kendala yang dihadapi, setiap indikator ditunjukkan pada
paket: 1) Paket A bagi Pelaksana Pendidikan yakni bagi unsur tabel sebagai berikut:
Disdik Kab./Kota, Guru, Kepala sekolah dan Pengawas; dan
2) paket B, bagi orang tua siswa semua jenjang mulai SD, Tabel II
SMP, SMA dan SMK di Jawa Barat. Rekapitulasi Hasil Survey Bagi Penyelenggara Pendidikan (Disdik, Kepala
Instrumen terbagi dua dengan maksud untuk mengetahui Sekolah Dan Guru)
persepsi kedua pihak yakni pihak penyelenggara BDR dan Aspek Jawaban Responden %
pihak pengguna. Pihak penyelenggara terdiri dari berbagai 1). Persiapan Memberikan surat edaran yang 87.8
unsur yakni unsur pejabat Disdik dan pihak sekolah, dan perencana mengintruksikan dilakukannya
an BDR yakni sebesar
sedangkan pihak pengguna orang tua dari berbagai jenjang
Meneruskan surat edaran dari 92,5
Pendidikan.
Pemda/Disdik tentang
Jumlah responden sebanyak 32.378 responden terdiri dari kebijakan BDR selama covid-
11.585 responden pelaksana pendidikan dan 20.793 19
responden orang tua siswa. Responden berasal dari seluruh Guru membuat perencanaan 70,2
kabupaten dan kota ( 27 Kab./ Kota) di Jawa Barat. pembelajaran BDR secara
Butir pertanyaan pada survey sebanyak 48 butir dari 10 sistematis (terjadwal dan
indikator dan 5 aspek, yakni aspek 1) Persiapan dan terstruktur)
perencanaan; 2). Proses, media dan sumber pembelajaran; 3) 2). Proses, Sekolah memfasilitasi guru 78,3
Kendala; dan 4). Dampak BDR. Sedangkan indikator: 1). media dan untuk memberikan
Cara Pemda melakukan sosialisasi BDR; 2). Cara sekolah sumber belajar pembelajaran online
Media social (Fb,IG,WA) 90,1
melakukan sosialisasi kebijakan BDR; 3) Cara sekolah/ guru
Media elektronik: TVRI, 90,0
membuat perencanaan BDR; 4). Persiapan infrastruktur Radio,Video
selama BDR ; 5). Penggunaan berbagai media pembelajaran Guru lebih focus pada BDR 50,1
oleh guru; 6) penggunaan sumber belajar selama BDR; 7). yang tidak membebankan siswa
Hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan BDR; 8) dalam jam belajar
Pencapaian target kurikulum selama BDR; 9) pemantauan Terdapat pemantauan yang 75,9
yang dilakukan pihak Disdik selama BDR; 10) Cara guru dilakukan oleh
melakukan penilaian dan evaluasi selama BDR. Pemda/Disdik/pengawas
Pengumpulan instrumen dilakukan melalui google form sekolah
selama bulan April 2020. Data yang digunakan adalah data Guru memberikan pertanyaan 59,9
primer hasil survey. Pengolahan dan analisis data yang sebagai bentuk post tes kepada
siswa setelah materi pelajaran
digunakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan reduksi
selesai
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data 3). Kendala Keterbatasan siswa/ orang tua 78,8
dan sajian data disusun pada waktu peneliti mendapatkan yang dihadapi dalam menggunakan media
data yang diperlukan dalam penelitian. Setelah pengumpulan dalam online
data berakhir, peneliti berusaha menarik kesimpulan penyelenggaraa
berdasarkan verifikasi data lapangan tersebut. n BDR

-- Jurnal PETIK Volume 6, Nomor 2, September 2020--90


p-ISSN : 2640-7363
e-ISSN : 2614-6606

Kuesioner yang diberikan kepada 20.793 responden Terdapat indikator butir yang berbeda antara kuesioner
orang tua diperoleh prosentase responden terdapat pada bagi penyelenggara pendidikan dan orang tua, secara
grafik berikut ini: deskriptif disampaikan untuk memberikan gambaran yang
luas dalam memotret implementasi BDR di Jawa Barat dari
dua persepsi yakni persepsi penyelenggara dan pengguna.
Berdasarkan hasil survey penyelenggara pendidikan pada
tabel 2 aspek persiapan dan perencanaan menunjukkan
bahwa sosialisasi BDR hampir semua sekolah mendapatkan
sosialisasi BDR melalui surat edaran dari Disdik Kab./ Kota
dan Provinsi dan sekolah meneruskannya kepada warga
sekolah dan orang tua siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
Disdik Kab./ Kota dan Provinsi cepat dalam menanggapi
kondisi darurat pandemi civid-19, bahkan ada sebagian
Gambar 2. Profil Responden Orang Tua Berdasarkan Jenjang Disdik sudah membuat petunjuk teknis pembelajaran selama
Pendidikan
pandemi covid-19, yakni terdapat 8 Kab./ Kota di Jawa Barat
Hasil survey kepada responden orang tua pada semua dan Disdik Provinsi Jawa Barat yang menyiapkan petunjuk
jenjang, dengan indikator: 1) Keterlibatan Orang tua selama teknis pembelajaran dari rumah bagi sekolah di wilayahnya
BDR; 2). Hambatan orang tua dalam mendampingi anak di masa pandemi Covid-19.
selama BDR; 3). Pemantauan oleh orang tua di rumah selama Pada aspek perencanaan guru menghadapi pandemi
BDR; 4) Penilaian dan evaluasi oleh guru selama BDR; 5). covid-19, hampir semua sekolah dan Pemerintah Daerah
Dampak BDR terhadap siswa; dan 6). Dampak BDR terhadap membuat persiapan berupa infrastruktur yang mendukung
orang tua siswa, sebagai berikut: terhadap pembelajaran jarak jauh, responden 78,3%.
Begitupun dengan perencanaan pembelajaran yang dilakukan
Tabel III
Rekapitulasi Hasil Survey dengan Prosentase Tertinggi untuk Responden
guru di masa pandemi ini, guru menunjukkan siap
Orang Tua Siswa (Jenjang SD, SMP, SMA, SMK) menjalankan BDR terbukti dengan prosentase sebesar 70,2 %
responden dari unsur penyelenggara Pendidikan menyatakan
Aspek Jawaban Responden % guru telah membuat perencanaan pembelajaran BDR. Media
1) Proses Tidak semua orang tua dapat 43,1
pembelajaran yang digunakan guru hampir semuany yakni
pembelajaran mendampingi anaknya selama BDR
90,1 % menyatakan menggunakan media sosial seperti
Orang tua kesulitan memantau anak 58,1
untuk memastikan BDR sesuai facebook, IG, dan WA, sedangkan sumber belajar yang
target/tugas dari sekolah sering digunakan BDR yakni TVRI, radio sebesar 90%.
Guru setiap hari meminta siswa/ 43,5 Pada aspek perencanaan ini baik Disdik, sekolah tidak
orang tua untuk mengisi lembar memperhitungkankan dan mengantisipasi perencanaan yang
pemantauan belajar/ sikap melalui berkaitan dengan fasilitasi siswa dalam sarana prasarana,
format tertentu ketersediaan alat dan teknologi, sehingga hal ini menjadi
Guru memberikan pertanyaan sebagai 39,9 masalah terbesar yang dihadapi dihampir semua jenjang
bentuk post tes kepada siswa setelah Pendidikan dan kab./ kota di Jawa Barat, bahkan mungkin
materi pelajaran selesai tidak hanya di Jawa Barat terlebih lagi di provinsi lainnya
2). Kendala Orang tua kesulitan dalam hal 44,6
yang secara infrastruktur belum memadai.
orang tua mengatur waktu bekerja di rumah dan
dalam mendampingi anaknya BDR Persiapan atau perencanaan yang mengantisipasi
mendampingi ketersediaan alat dan teknologi ini sangat berpengaruh pada
anak selama partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran secara
BDR daring termasuk partisipasi dalam mengumpulkan tugas-
3). Dampak Guru memberikan ulangan/ tes setiap 24,8 tugas sekolah. Dari hasil jawaban terbuka guru
akhir materi tematik/ per KD atau per menyampaikankan bahwa siswa sulit memahami materi yang
akhir pekan disampaikan guru melalui daring seperti video conference
BDR membuat siswa ‘enjoy’ 29,2 dengan platform Zoom Meeting sehingga guru harus berulan-
BDR membuat siswa terburu-buru 25,5 ulang menyampaikan penjelasan.
belajar
Pada perencanaan yang dibuat sekolah atau pun guru
BDR membuat siswa disiplin 24,2
idealnya sekolah/ guru membuat perencanaan alternatif
BDR membuat siswa stress 27,2
terkait dengan ketersediaan sarana prasarana yang dimiliki
BDR membuat orang tua memahami 59,3
kondisi/ kesulitan anak siswa dan atau keterbatasan kemampuan siswa memahami
BDR membuat orang tua memiliki 41,7 pembelajaran secara tidak langsung, beberapa siswa dengan
kesempatan dekat dengan anak gaya belajar tertentu lebih sulit memahami materi jika tidak

-- Jurnal PETIK Volume 6, Nomor 2, September 2020--91


p-ISSN : 2640-7363
e-ISSN : 2614-6606

bertatap muka secara langsung. Alternatif perencanaan yang terhenti dan alokasi dana dialihkan pada subsidi berupa alat-
dimaksud seperti bahan-bahan belajar yang dirancang secara alat kesehatan dan keselamatan; 3) sekolah mengeluh tidak
offline atau dapat diakses dengan media sosial yang familiar ada fasilitas bagi guru untuk mendapatkan akses media dalam
bagi siswa dan orang tua. melaksanakan pembelajaran daring; 4) orang tua mengeluh
Aspek proses dan sumber pembelajaran, sekolah banyak mengeluh terbatasnya gadget dan pulsa bagi anak-
memfasilitasi guru untuk memberikan pembelajaran online anak mereka; 5) target pencapaian kurikulum tidak terpenuhi.
sebesar 70,2% dan media yang digunakan guru dalam Hasil survey kepada orang tua siswa terdiri dari tiga aspek
melaksanakan pembelajaran daring adalah media sosial yakni: 1) proses pembelajaran; 2) kendala orang tua dalam
seperti Fb, IG,WA sebesar 90,1% dan media elektronik mendampingin anak selama BDR; dan 3) Dampak BDR.
seperti TVRI, radio dan video 90%. Dalam pelaksanaannya Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 3
walaupun tidak secara eksplisit sekolah menentukan alteratif- menunjukkan aspek proses pembelajaran BDR: 1)
alternatif pembelajaran daring, guru sudah berinisiatif Keterlibatan Orang tua selama BDR, jawaban responden
memanfaatkan media sosial dan elektrinik untuk memperkuat tertinggi yakni “tidak semua orang tua dapat mendampingi
pembelajaran yang diberikan. anaknya selama BDR”, artinya selama masa pandemi Covid-
Hal ini sejalan dengan pendapat Watie bahwa muncul dan 19% walaupun orang tua ada di rumah dan bekerja di rumah
berkembangnya internet membawa cara komunikasi baru di atau Work from Home (WFH) ternyata 43,1 % orang tua
masyarakat. Media sosial hadir dan merubah paradigma tidak dapat mendampingi anaknya belajar. Respon lainnya
berkomunikasi di masyarakat saat ini (Watie, 2011) [12]. Orang tua kesulitan dalam hal mengatur waktu bekerja di
Saat ini media sosial merupakan media nomor satu dalam rumah dan mendampingi anaknya BDR sebesar 44,6%.
perkembangan komunikasi digital di dunia, semua pengguna Respon lainnya “Orang tua kesulitan memantau anak untuk
telepon seluler mereka menggunakan media social seperti memastikan BDR sesuai target/tugas dari sekolah” sebesar
WhatsApp, Instagram, Facebook dan Youtube sebagai alat 58,1 %.
komunikasi mereka. Pengguna telepon seluler khususnya Dari ketiga respon tersebut banyak faktor yang menjadi
remaja dan anak-anak usia sekolah banyak menghabiskan penyebabnya, salah satunya menurut Sulvi Sofiana [13], anak
waktunya hanya untuk bermedia sosial, seperti pendapat terus mendapat tugas secara online yang dikumpulkan harian,
yang dikemukakan oleh Hoechsmann dan Poyntz (Michael serta mengerjakan tugas di lembar kerja siswa, tetapi anak
Hoechsmann & Poyntz, 2012). minim mendapatkan penjelasan akan materi yang ditugaskan
Hasil survey pada aspek kendala yang dihadapi sehingga hal ini menyulitkan orang tua untuk membantunya
penyelenggara BDR yakni Disdik, Pengawas, Kepala belajar, di sisi lain banyak pekerjaan rumah atau kantor yang
Sekolah dan Guru menunjukkan bahwa kendala yang harus dikerjakan orang tua secara bersamaan.
dihadapi yakni Sebagian besar orang tua (78,8%) kesulitan Penilaian oleh guru selama BDR, menunjukkan guru
dalam hal mengatur waktu bekerja di rumah dan setiap hari meminta siswa/ orang tua untuk mengisi lembar
mendampingi anaknya BDR. pemantauan belajar/ sikap melalui format tertentu sebesar
Hasil survey dengan pertanyaan terbuka menunjukkan, 43,5% dan 39,9% menjawab “Guru memberikan pertanyaan
jawaban guru antara lain: 1) guru melaksanakan sebagai bentuk post tes kepada siswa setelah materi pelajaran
pembelajaran dengan jadwal yang fleksibel; 2) secara durasi selesai”. Hal ini menunjukkan Sebagian guru sudah
waktu pembelajaran formalnya lebih pendek namun melakukan pemantauan ketercapaian tujuan pembelajaran
berkelanjutan secara informal bahkan 24 jam guru harus dengan memberikan siswa tes. Sebagian guru lainnya tidak
melayani siswa berkonsultasi materi pembelajaran; 3) belum memberikan penilaian atas ketercapaian tujuan pembelajaran
menguasai teknik pembelajaran daring; 4) belum menguasai Penilaian sebagai tolok ukur dan bertujuan mengukur
cara mengakses internet; 5) sinyal dan jaringan internet tercapainya tujuan pembelajaran (Stiggins, 1994) [14]. Jika
buruk; 6) keterbatasan dalam menyajikan materi yang penilaian tidak dilakukan oleh guru dari mana guru dapat
memerlukan percobaan, pengalaman langsung dengan mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilakukannya.
obyek, bahan-bahan kimia, dan benda nyata lainnya; 7) target Masa pandemi Covid-19 secara tiba-tiba telah membuat guru
kurikulum yang tidak bisa maksimal tercapai; 8) terbatasnya tidak memiliki persiapan yang cukup dalam
kemampuan guru mengembangkan media pembelajaran menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh (daring).
daring dan metode pembelajaran interaktif secara daring. Dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 menyatakan
Kendala lainnya dari pihak Disdik dan Pengawas bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogi yakni guru
berdasarkan jawaban atas pertanyaan terbuka antara lain, harus dapat memanfaatkan teknologi dan informasi untuk
diambil lima jawaban terbanyak: 1) keluhan-keluhan sekolah kepentingan pembelajaran [15]. Jadi sebenarnya tidak ada
yang berada di daerah pegunungan dan lembah yang alasan bagi guru terutama guru-guru yang sudah tersertifikasi
kesulitan untuk akses internet, dimana pihak Disdik sulit profesi guru (guru profesional), sehingga ketika memasuki
menyediakan sarana lain sebagai alternatif; 2) banyak era pembelajaran daring sudah tidak perlu lagi bingung dan
program-program peningkatan mutu di daerah semuanya panik karena tidak menguasai TIK.

-- Jurnal PETIK Volume 6, Nomor 2, September 2020--92


p-ISSN : 2640-7363
e-ISSN : 2614-6606

Aspek dampak BDR bagi siswa dan orang tua, jawaban literasi digital. Belajar bermula dibatasi ruang dan waktu
responden menunjukkan guru memberikan ulangan/ tes menjadi belajar yang tidak terbatas ruang dan waktu dengan
setiap akhir materi tematik/ per KD atau per akhir pekan akses sumber belajar digital tanpa batas. Hal ini memerlukan
24,8%; BDR membuat siswa ‘enjoy’29,2%; BDR membuat keterampilan dan kearifan dalam mengakses, mengolah dan
siswa terburu-buru belajar 25,5%; BDR membuat siswa menggunakan informasi, seperti yang disampaikan Nasrullah
disiplin 24,2%; BDR membuat siswa stress 27,2%; BDR bahwa strategi pengembangan literasi digital keluarga
membuat orang tua memahami kondisi/ kesulitan anak dimulai dari orang tua, karena orang tua harus menjadi
59,3%; BDR membuat orang tua memiliki kesempatan dekat teladan literasi dalam menggunakan media digital. Orang tua
dengan anak 41,7%. Prosentase responden dalam menjawab harus menciptakan lingkungan sosial yang komunikatif
rata-rata sebesar 33%. Prosentase tertinggi dalam indikator dalam keluarga, khususnya dengan anak. Membangun
dampak BDR bagi orang tua yakni orang tua memahami interaksi antara orang tua dan anak dalam pemanfaatan media
kondisi/kesulitan anak dalam belajar sebesar 59,3% digital dapat berupa diskusi, saling menceritakan
responden. pemanfaatan media digital yang positif [16].
Berbagai kondisi letak geografis tempat tinggal siswa Sedangkan hal lainnya mengenai kesempatan untuk
yang beragam menjadi masalah terutama ketersediaan dan komunikasi dalam pembelajaran daring menurut Stafford
stabilitas sinyal internet. Tempat tinggal siswa ada yang di komunikasi sangat terbatas dalam persepsi individu masing-
daerah dataran rendah, seperti dataran di lembah dan tepi laut, masing yang menjalani hubungan jarak jauh. Sulitnya
ada juga siswa yang tinggal di dataran tinggi, seperti di komunikasi yang dilakukan karena keterbatasan alat serta
pegunungan, perbukitan atau lereng gunung. Ada yang tempat yang tidak strategis untuk berkomunikasi dengan
tinggal di kota, ada pula siswa yang tinggal di desa. Stabilitas lancar. [17]
sinyal internet diperlukan agar dalam proses pembelajaran Menurut Rogers dan Lawrence komunikasi adalah suatu
tidak terganggu sehingga siswa dapat mengikuti proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau
pembelajaran dengan baik, tetapi tidak hanya sinyal, pulsa melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,
(kuota data) internet harus tersedia. Padahal pembelian pulsa yang pada akhirnya sampai pada saling pengertian yang
(kuota) data memerlukan biaya yang tidak murah. mendalam [18]. Sedangkan menurut Harold D. Lasswell
Indikator lainnya pada aspek dampak menunjukkan mendefinisikan komunikasi adalah “siapa yang
prosentase yang hampir merata dialami oleh kurang lebih menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa,
25% orang tua menyatakan dampak yang negatif bahkan kepada siapa, dan apa pengaruhnya”. Lasswell juga
27,2% orang tua menyatakan putra-putri mereka stress menjelaskan fungsi pendidik sebagai pihak yang membantu
dengan pembelajaran BDR, tetapi 29,2% menyatakan anak- menghubungkan/mengkorelasikan atau mengumpulkan
anak mereka enjoy, artinya untuk Sebagian siswa dan orang respons orang-orang terhadap informasi baru serta anggota
tua BDR membuat mereka lebih menikmati belajar, keluarga dan pendidik di sekolah dalam mengalihkan warisan
kebersamaan dengan keluarga (orang tua dan anak). Anak sosial. Dalam modelnya, Lasswell menekankan khusus untuk
dan orang tua dekat, waktu yang lebih leluasa dan kondisi pendidik, unsur “in which channel” perlu menjadi catatan
rumah yang memadai ditambah tentunya perangkat dan khusus karena menekankan pada keberadaan saluran atau
jaringan internet memadai. media yang membantu sampainya pesan dari komunikator
Hasil survey berupa jawaban atas pertanyaan terbuka kepada komunikan. Media disini disamping mempermudah
mengenai dampak BDR bagi orang tua dan siswa, responden sampainya pesan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas
menyatakan, diambil lima jawaban terbanyak dengan adanya pembelajaran (learning quality) [19].
BDR: 1) kesempatan dekat dengan anak; 2) dapat Sedangkan pengertian hubungan jarak jauh atau sering
mendampingi anak belajar dan memahami kesulitan anak; 3) disebut dengan long distance relationship adalah dimana
anak menjadi keranjingan menggunakan gadget dan bermain pasangan dipisahkan oleh jarak fisik yang tidak
‘games’; 4) menjadi lebih memahami kesulitan yang memungkinkan adanya kedekatan fisik untuk periode waktu
dihadapi guru-guru di sekolah; 5) kebutuhan gadget, pulsa tertentu.
dan listrik jadi meningkat. Terdapat perbedaan dari kedua persepsi dari pihak
Dari hasil survey proses pembelajaran, kendala dan penyelenggara BDR (Disdik, Pengawas, Kepala Sekolah dan
dampak BDR bagi orang tua dan siswa ini, menunjukkan Guru) dan pengguna (orang tua) dalam menyampaikan
bahwa siswa dan orang tua sebagian besar belum siap untuk kendala yang dihadapi. Pihak penyelenggara menyatakan
melaksanakan pembelajaran daring, walaupun saat ini kendala yang dihadapi adalah keterbatasan siswa/ orang tua
pembelajaran daring adalah satu-satunya alternatif adalam dalam menggunakan media online dengan perolehan
menyelamatkan dan mengamankan warga negara peryataan sebanyak 78%, prosentase ini cukup besar dimana
menghadapi pandemi covid-19. kendala ini dirasakan sebagian besar guru, Kepala Sekolah
Dampak secara umum pandemi Covid-19 mengubah cara dan Pengawas.
guru dan siswa belajar, menjadi gaya belajar yang menuntut

-- Jurnal PETIK Volume 6, Nomor 2, September 2020--93


p-ISSN : 2640-7363
e-ISSN : 2614-6606

Sedangkan dari pihak pengguna (orang tua) menyatakan pengetahuan dan keterampilan berbagai indormasi dan
bahwa kendala yang dihadapi dalam pembelajaran dari keterampilan digital.
rumah adalah orang tua kesulitan dalam hal mengatur waktu
bekerja di rumah dan mendampingi anaknya BDR. UCAPAN TERIMA KASIH
Pernyataan ini dinyatakan oleh 44,6% orang tua, yang
lainnya sebanyak 40,7% menyatakan orang tua kesulitan Terimakasih kepada semua pimpinan, petugas LPMP
dalam hal penguasaan materi pelajaran selama mendampingi Jawa Barat, Pimpinan Fisip, Jurusan Komunikasi Universitas
anaknya, dan 32,3% menyatakan orang tua kesulitan dalam Pasundan dan responden Disdik Kab./ Kota di Jawa Barat,
menyiapkan fasilitas internet selama BDR. Disdik Provinsi Jawa Barat serta seluruh orang tua siswa
Persepsi dari pihak penyelenggara mengenai keterbatasan semua jenjang yang telah memberikan data/ informasi serta
siswa/ orang tua dalam menggunakan media online tidak memberi dukungan terhadap survey impelementasi BDR.
sejalan dengan pernyataan orang tua, padahal menurut Watie
menyatakan saat ini penggunaan media online seperti DAFTAR PUSTAKA
medsos, WA, facebook, IG bukan lagi hal yang baru, hampir
semua orang memiliki dan mengetahui cara penggunaannya
[1] Pusdatin Kemdikbud, "Pusdatin Kemdikbud," Kemdikbud, 11 April
[12]. Diperlukan penggalian data yang mendalam untuk 2020. [Online]. Available:
memastikan persepsi pihak penyelenggara BDR dalam https://pusdatin.kemdikbud.go.id/pembelajaran-online-di-tengah-
mengimplementasikan kebijakan BDR di wilayahnya. pandemi-covid-19-tantangan-yang-mendewasakan/. [Accessed 15
April 2020].
[2] P. Jehamun, "Dilema Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) Pada
Masa Pandemi Covid-19," Bernas News, 26 April 2020. [Online].
IV. KESIMPULAN Available: https://bernasnews.com/dilema-pembelajaran-dalam-
jaringan-daring-pada-masa-pandemi-covid-19/.[Accessed 04
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa September 2020].
implementasi belajar dari rumah (BDR) di Provinsi Jawa [3] A. P. Kasih, "Orangtua "Menyerah" Mengajar Anak di Rumah?
Lakukan 5 Tips Ini," Kompas.com, 31 Maret 2020. [Online].
Barat: 1) Persiapan dan perencanaan, dilakukan melalui surat Available:https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/31/151646971/o
edaran Mendikbud dan Pemda disambut sekolah dan rangtua-menyerah-mengajar-anak-di-rumah-lakukan-5-tips
diteruskan dengan melakukan sosialisasi kepada warga ini?page=all. [Accessed 22 September 2020].
sekolah dan orang tua melalui media sosial, guru membuat [4] Kemdikbud, Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan
dan Penanganan Covid-19, Jakarta: Kemdikbud, 2020.
perencanaan BDR melalui daring dengan aplikasi; 2). Proses, [5] C. A. Wedemeyer and R. Nejam, AIM: From concept to reality: The
media dan sumber pembelajaran, dilakukan secara daring Articulated Instructional Media Program at Wisconsin, Syracuse, NY:
melalui media sosial, Facebook, WA, IG, Youtube dan video; Syracuse University Press, 1969.
3) Kendala, kendala yang dihadapi guru berupa keterbatasan [6] A. Zuhairi and E. Wahyono, "Universitas Terbuka," 30 Juni 2017.
[Online]. Available: http://repository.ut.ac.id/6345/.
kuota/jaringan, kesulitan mengontrol siswa sedangkan bagi [7] Munir, "Direktori File UPI," 30 Oktober 2015. [Online]. Available:
orang tua akses internet dan terbatasnya fasilitas gadget serta http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/
kesulitan mengatur waktu dan proses mendampingi anak 196603252001121-
belajar; dan 4). Dampak BDR, target kurikulum tidak secara MUNIR/BUKU/PEMBELAJARAN%20JARAK%20JAUH%20BE
RBASIS%20TEKNOLOGI%20INFORMASI%20DAN%20KOMU
optimal tercapai, penilaian akhlaq sulit dilakukan. NIKASI%20%28TIK%29.pdf.
Bagi orang tua dampak BDR yakni: 1) kesempatan dekat [8] D. Keegan, Distance Learning, London: Routledge, 1990.
dengan anak; 2) dapat mendampingi anak belajar dan [9] W. I. Shramm, The Process Effects of Mass Communication, Urbana:
memahami kesulitan anak dan guru di sekolah; 3) anak University of Illinois Press, 1954.
[10] Z. Finali and C. Zahroul Fitriyah, "Refresentasi Komunikasi dalam
menjadi keranjingan menggunakan gadget dan bermain Interaksi Sosial," Widyagogik Universitas Trunojoyo, vol. 4, no. 2,
‘games’; 4) kebutuhan gadget, pulsa dan listrik jadi pp. 119-125, 2017.
meningkat. [11] F. Scheuren, "What is a survey?," 01 Juni 2004. [Online]. Available:
Saran bagi pemerintah khususnya Pemerintah Daerah https://www.unh.edu/institutional-
research/sites/default/files/pamphlet.pdf.
Kab./ Kota dan Provinsi Jawa Barat antara lain: 1). [12] E. D. S. Watie, "Komunikasi dan Media Sosial (Communications and
Menyiapkan infrastruktur berupa jaringan internet yang Social Media)," Jurnal The Messenger, pp. Vol 3, No 2 (2011), 2011.
meluas ke semua daerah yang disubsidi oleh pemerintah [13] S. Sofiana, "Kendala Belajar di Rumah, Orang Tua Mengaku
khusus bagi keperluan BDR; 2). Melatih semua guru agar Kewalahan karena Minimnya Penjelasan Materi," Surabaya, 2020.
[14] R. J. Stiggins, Student Centered Classroom Assessment, New York:
memiliki keterampilan digital teknologi dan keterampilan Macmillan College Publishing Company, 1994.
mengelola pembelajaran daring. Bagi Sekolah, harus [15] Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, "JDIH Kementerian
menyiapkan perangkat dalam penilaian diluar pengetahuan Pendidikan dan Kebudayaan," Kementerian dan Kebudayaan, 04 Mei
(afektif siswa) bekerja sama dengan orang tua; 3) Membuat 2007.[Online].Available:https://jdih.kemdikbud.go.id/?service=srv:0
5.14jdih&ref=ydl0cg9c8f11a4a2bbqn4183264t361cf5f7ab69b21xbr
komunitas pembelajaran digital yang memungkinkan bagi 4a09c5552f6c87f033z82e3v4peas8fe0477cj333b#106fu0a87b335b8
semua guru untuk berkomunikasi, bekerja sama dan berbagi 4406weoe88230fcab80b9h91e0ikc. [Accessed 22 September 2020].

-- Jurnal PETIK Volume 6, Nomor 2, September 2020--94


p-ISSN : 2640-7363
e-ISSN : 2614-6606

[16] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Materi Pendukung Gerakan


Literasi Nasional: Literasi Digital, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017.
[17] L. Stafford, Maintaining Long-distance and Cross-residential
Relationships, LEA's communication series, Ohio: Lawrence
Erlbaum Associates Publishers, 2005.
[18] M. E. Rogers and D. L. Kincaid, Communication Networks: Toward
a New Paradigm for Research, California: Free Press, 1981.
[19] W. Ascher and B. Hirschfelder-Ascher, Revitalizing political
psychology: the legacy of Harold D. Lasswell, Ney Jersey: Lawrence
Erlbau Associates Publisher, 2005.

-- Jurnal PETIK Volume 6, Nomor 2, September 2020--95

You might also like