Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Leave this box blank

Please submit online http://pilar.unmermadiun.ac.id/index.php/pilarteknologi in DOC file


Editor will not receive submission by email

ALTERNATIF PERENCANAAN STRUKTUR ATAS GEDUNG


INSTALASI RAWAT JALAN PUSKESMAS SUMBERAGUNG
KABUPATEN MAGETAN DARI SNI 2847-2002 MENJADI
SNI 2847-2013
1)
Budi Utomo, 2) Rochidajah, 3) Rosyid Kholilur R.
1)
Mahasiswa Sarjana Program Teknik Sipil, Universitas Merdeka Madiun, Jl. Serayu No. 79 Madiun
E-mail: budiutomo3315@gmail.com

3) 2)
Dosen Teknik Sipil, Universitas Merdeka Madiun, Jl. Serayu No. 79 Madiun
E-mail: universitas@unmer-madiun.ac.id

Abstract—: This skripsi presents the results of the calculation of the Alternative Structural Planning For The Out Patient
Installation Building Of Sumberagung Public Healt , Magetan Regency from SNI 2847-2002 to SNI 2847-2013. In the
calculation using SNI 1727-2013, SNI 1726-2012, SNI 2847-2013. Structure analysis using SAP2000 software. Plate thickness is
used 12 cm with rebar Ø10-125. Beam B1 250x350, on the support of tensile reinforcement 4D13 2D13 compressive reinforcement,
field of tensile reinforcement 2D13, compression reinforcement 3D13, shear Ø10-150. Beam B2 250x350, tensile reinforcement
support 4D13 compressive reinforcement 2D13, field of tensile reinforcing reinforcement 3D13 compression reinforcement
2D13, shear Ø10–150. B3 250x400 beam, tensile reinforcement support 7D16 3D16, compressive reinforcement 4D16 pitch
2D16, S shear Ø10–150. B4 250x400 beam, tensile reinforcement support 4D13 compressive reinforcement 2D13, tensile
reinforcement pitch 3D13 compressive reinforcement 2D13, shear Ø10–150. B5 250x400, tensile support 4D16 3D16
compression reinforcement, 2D16 tensile reinforcement pitch 2D16 tensile reinforcement, shear Ø10–150. B6 beam 250x400
mm, tensile reinforcement support 7D13 3D13, compressive reinforcement 4D13 pitch, 2D13 tensile reinforcement pitch, shear
Ø10-150. Beam B7 300x500, support for tensile reinforcement 6D16, compressive reinforcement 3D16, on field of tension
reinforcement 4D16 2D16 reinforcement, shear Ø10-150. Beams B8 250x350, tensile reinforcement supports 5D13,
compressive reinforcement 2D13, field of tensile reinforcement reinforcement 3D13, compression reinforcement 2D13, shear
Ø10–150. Column K1 300x300 core reinforcement 8D16 stirrup Ø10–125. Column K2 200x300 core reinforcement 6D12
stirrup Ø10–125. Reinforcement ladder Ø13–150, reinforcing ladder Ø13–175.

Keywords—: Alternative Structural Planning, Structural Building

I. PENDAHULUAN Pusksmas Sumberagung terletak di Desa Sumberagung


Setiap negara mempunyai peraturan dalam perancangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Gedung Instalasi
suatu bangunan begitu juga dengan Indonesia yang memiliki Rawat Jalan Puskesmas Sumberagung Kabupaten Magetan
peraturan dalam tata cara perhitungan struktur beton untuk ini terdiri dari 2 lantai dengan lebar bangunan 19,80 meter
bangunan gedung. Pedoman perencanaan struktur beton dan panjang bangunan 36,00 meter. Gedung Instalasi Rawat
bertulang untuk bangunan gedung di Indonesia terus Jalan Puskesmas Sumberagung Kabupaten Magetan telah
berkembang, yang pertama PBI’71 yang di perbarui SK-SNI direncanakan pada tahun 2017 dengan menggunkaan
T-15-1991-03, diperbarui SNI 03-2847-2002, dan di pedoman perencanaan SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-
perbarui lagi SNI 2847-2013. Begitu juga untuk peraturan 2002. Karena gedung ini di rencanakan menggunakan SNI
tata cara perencanaan tahan gempa untuk struktur bangunan 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002, maka saya
gedung dan non gedung telah di perbarui dari SNI 03-1726- mempunyai alternatif perencanaan menggunakan SNI yang
2002 menjadi SNI 1726-2012. lebih baru yaitu menggunkan SNI 1726-2012 tentang tata
cara perencanaan ketahanan gempa untuk gedung dan non
gedung dan SNI 2847-2013 tentang persyaratan beton Mly = 0,001 . Wu . lx2 . Koef.
struktural untuk bangunan gedung. b. Momen arah y
Mty = -0,001 . Wu . lx2 . Koef.
1.1 Tujuan Mly = 0,001 . Wu . lx2 . Koef.
Tujuan dari Alternatif Perencanaan Struktur Atas Sedangkan koefisien momen sesuai dalam lampiran 1
Gedung Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Sumberagung Menurut Chu-kia wang (1993) suatu koefisien lawan yang
Kabupaten Magetan Dari Sni 2847-2002 Menjadi Sni 2847- dinyatakan dalam Rn dirumuskan sebagai beriku:
2013 adalah sebagai berikut:
1. Menghitung dimensi dan penulangan pelat yang di
butuhkan.
2. Menghitung dimensi dan penulangan balok yang di Pada perhitungan pelat diperlukan rasio tulangan ( ) untuk
butuhkan.
3. Menghitung dimensi dan penulangan kolom yang di mendapatkan luas tulangan (As), dan menurut Chu-kia wang
butuhkan. (1993) untuk menghitungya adalah sebagai berikut:
4. Menghitung dimensi dan penulangan tangga yang di
butuhkan.

II. LANDASAN TEORI


2.1 Tinjauan Pustaka
Standar peraturan pembebanan gempa tahun 2002 dan
Asperlu = ρ . b . d
tahun 2012 memiliki perbedaan yang signifikan. Seperti
evaluasi yang dilakukan Jasman Isman kadir dkk, 2017 pada
perhitungan gedung Training Centre II menunjukan bahwa 2.3 Pembebanan
terjadinya overdesain pada beberapa elemen struktur. Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur.
.Menurut Sartika, 2017 penelitian yang berjudul Analisis Meskipun beban yang bekerja pada suatu lokasi dari struktur
Struktur Gedung Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847- dapat diketahui secara pasti, distribusi beban dari elemen ke
2002 Dan SNI 2847-2013 (Studi Kasus: Gedung C Rumah elemendalam suatu struktur pada umumnya memerlukan
Sakit Ibu Dan Anak “Rona” Pangkalpinang), hasil asumsi dan pendekatan. Besarnya beban yang bekerja pada
perbandingan analisis berdasarkan SNI 2847-2002 dan SNI suatu struktur di atur oleh peraturan pembebanan yang
2847-2013 untuk rasio penulangan maksimum diperoleh berlaku.
persentase selisih untuk pelat 30% dan balok 16,667%, serta 2.3.1 Beban Mati
untuk momen rencana pelat maupun balok 11,111%
sedangkan untuk gaya geser rata-rata balok 1,093%. Untuk Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi
kolom diperoleh persentase untuk gaya aksial maupun bangunan gedung yang terpasang, termasuk dinding lantai,
momen rencana 6,667% dan gaya geser rata-rata 1,199%. atap, plafond tangga, dinding partisi tetap, finishing klading
Dalam Peraturan yang baru, terdapat perbahan mendasar gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainya serta
yaitu ruang lingkup yang diperluas dan juga menggunakan peralatan layan terpasang lain termasuk berat keran. (SNI
peta yang baru. Perbedaan yang paling mendasar pada 1727-2013).
peraturan Gempa SNI 03-1726-2002 dengan SNI 1726-2012 2.3.1 Beban Hidup
adalah pada nilai base shear. Gaya geser pada SNI 03-1726- Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh
2002 lebih kecil dari pada SNI 1726-2012. Lebih kurang tiga pengguna dan penghuni bangunan gedung atau struktur lain
kali lebih kecil dibandingkan dengan SNI yang baru. Hal ini yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan,
dikarenakan koefisien gempa yang digunakan pada peraturan seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban
yang baru lebih besar jika dibandingkan dengan peraturan
banjir, atau beban mati.
yang lama. Koefisien K, yang merupakan eksponen terkait
dengan periode struktur, sehingga dalam perhitungan 2.4 Kombinasi Beban
analisis struktur akan didapatkan dimensi balok dan kolom Pada peraturan pembebanan SNI 1727-2012 untuk
yang lebih besar untuk menahan gaya tersebut. (M. Ridho komponen elemen struktur dan elemen-elemen pondasi
Arroniri dkk, 2015). harus dirancang sesuai dengan kekuatan rencana bahkan
melebihi dari yang direncanakan. Berikut adalah kombinasi-
2.2 Perencanaan Pelat kombinasi beban terfaktor:
Pelat merupakan suatu elemen horizontal utama yang 1. 1,4 D
berfungsi untuk menyalurkan beban hidup, baik yang 2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau S atau R)
bergerak maupun statis ke elemen pemikul beban vertikal, 3. 1,2 D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5 W)
yaitu balok, kolom maupun dinding.
4. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
Sesuai PBI 1971 untuk menghitung momen rumus sebagai 5. 1,2 D + 1,0 E + L + 0,2 S
berikut:
a. Momen arah x 6. 6. 0,9 D + 1,0 W
Mtx = -0,001 . Wu . lx2 . Koef. 7. 0,9 D + 1,0 E
2.5 Analisis Struktur
Untuk analisis struktur digunakan bantuan software SAP
2000 karena merupakan salah satu program analisis dan 2.7 Perencanaan Balok
perancangan struktur yang telah dipakai secara luas di Kolom merupakan elemen penting yang memikul beban
seluruh dunia. Pada perhitungan struktur dengan software dari balok dan pelat. Kolom dapat memikul beban aksial
SAP 2000 yang mana analisis struktur dihitung secara saja, namun lebih sering kolom direncanakan sebagai
otomatis berdasarkan input material dan dimensi yang pemikul beban kombinasi aksial dan lentur.
digunakan. Menurut SNI 2847-2013 kapasitas beban nominal (Po) dapat
dirumuskan dengan persamaan:
Po = 0,85 . fc . (Ag – Ast) + Ast . fy
2.6 Perencanaan Balok
Menurut Agus setiawan (2016) kolom diasumsikan
1. Desain tulangan Lentur menerima sedikit beban eksentrisitas, maka Po harus
Menurut SNI 2847-2013 untuk mutu beton < 30 Mpa direduksi. Untuk kolom dengan sengkang persegi, kuat
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: aksial desainnya didapat dari persamaan:
Pn = . 0,80 . Po
ϕ = 0,65 untuk sengkang persegi
Sedangakan rasio tulangan dalam kondisi balance, dan rasio ϕ = 0,75 untuk sengkang spiral
tulangan maksimum menggunakan rumus berikut: Desain kolom dihitung dengan beban terfaktor, tidak boleh
lebih besar dari kuat rencana penampang.
.Pn > Pu

Menurut Chu-Kia Wang (1993) rasio tulangan yang di .Mn > Mn


perlukan di hitung menggunakan rumus sebagai berikut: Analisis penampang kolom pada keadaan seimbang
dapat dilakukan dengan persamaan-persamaan sesuai SNI
2847-2013 berikut:
αb = β1 . Cb

Cb =

Cc = 0,85 . fc . αb . b
Cs = As’ . (fy – 0,85 . fc)

Luas tulangan yang di perlukan dapat dihitung dengan rumus


sebagai berikut: fs’ = .600
Asperlu = ρ . b . d
1. Desain Tulangan geser Mn =
Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 7.10.5.1 tulangan
non-prategang harus dilingkupi oleh pengikat transversal,
palingsedikit D-10 untuk batang tulangan longitudinal D-32
atau lebih kecil, dan paling sediikit ukuran D-13 untuk D-36,
D-43, D57.
Pada peraturan SNI 2847-2013 dijelaskan batasan
d” =
untuk reduksi kapasitas geser suatu penampang adalah
sebesar ϕ = 0,75. Kuat geser nominal (Vn) dari balok beton Untuk menentukan tulangan sengkang kolom Sesuai
bertulang dengan tulangan geser, didapatkan dari kuat geser SNI 2847-2013 pasal 7.10.5.1 tulangan sengkang harus
beton (Vc) dan kuat geser tulangan geser (Vs), sehingga memiliki diameter minimum 10 mm untuk mengikat
dapat dihitung dengan rumus berikut: tulangan memanjang dengan diameter 32 mm atau kurang,
sedangkan untuk tulangan memanjang dengan diameter
diatas 32 mm harus diikat dengan sengkang berdiameter
minimum 13 mm. Sesuai SNI 2847 – 2013 Vc harus
Vc = dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
Vs = Vn - Vc Untuk komponen struktur yang dikenai geser dan lentur saja:
Jika Vu < 1/2 Vu, maka tidak dibutuhkan tulangan geser, Vc =

Jika Vu >1/2 Vu, maka digunakan tulangan diameter 10 Untuk komponen yang dikenai tekan aksial:

mm dengan jarak maksimum.


 Tebal pelat lantai = 12 mm
Vc = 0,17  Peraturan yang dipakai:
SNI 2847-2002
Untuk nilai Vs tidak boleh diambil lebih besar dari: SNI 1726-2002
PPIUG 1989
Vs = 0,66 Data Alternatif Perencanaan Struktur Atas Instalasi
2.8 Perencanaan Balok Rawat Inap Gedung Puskesmas Sumberagung Kabupaten
Didalam suatu bangunan, tangga merupakan struktur Magetan adalah sebagai berikut:
penting dalam penggunaanya. Suatu gedung tidak akan  Jumlah lantai = 2
optimal penggunaanya apabila tidak ada struktur tangga  Tinggi antar lantai = 4,20 m
didalamnya. Pada dasarnya kemiringan tangga dibuat tidak  Mutu beton fc = 20,75 MPa
terlalu curam agar memudahkan orang naik tanpa  Mutu baja polos = 240 MPa
mengeluarkan banyak energi, tetapi juga tidak terlalu landai  Mutu baja ulir = 320 MPa
sehingga tidak akan menjemukan dan memerlukan banyak  Tebal pelat lantai = 12 mm
tempat karena akan terlalu panjang. Kemiringan tangga yang  Peraturan yang dipakai:
wajar dan biasa digunakan adalah berkisar antara 25 o - 42o. SNI 2847-2013
untuk bangunan rumah tinggal biasa digunakan kemiringan SNI 1726-2012
38o. Lebar dan tinggi tangga yang ideal di tentukan dengan SNI 1727-2012
persamaan berikut: PPIUG 1983
2 . o + a = 60 – 65 PBI 1971

Dan untuk menentukan jumlah anak tangga tangga =


Sama seperti pelat lantai pada tangga juga
memerlukan rasio tulangan Pada perhitungan pelat
diperlukan rasio tulangan ( ) untuk mendapatkan luas
tulangan (As), dan untuk menghitungya menurut Chu-Kia
Wang (1993) adalah sebagai berikut:

Asperlu = ρ . b . dx
Dan untuk menentukan jumlah tulanganya adalah n =

III.METODOLOGI PERENCANAAN
Gambar 3.1 Bagan Alir Perencanaan
Data teknik gedung Instalasi Rawat Inap Puskesmas
Sumberagung Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut:
 Lokasi = Ds. Sumberagung Kec. IV.PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Plaosan Kab. Magetan
 Panjang gedung = 36,00 m
 Lebar gedung = 19,80 m 4.1 Perencanaan Pelat Lantai
Pelat tipe 1
 Tipe struktur atap = Galvalum
Lx = 3,50 m Ly = 4,00 m
 Jumlah lantai = 2
Tebal Pelat = 12 cm
 Tinggi antar lantai = 4,20 m Beban Mati yang bekerja = 374 kg/m2
 Mutu beton fc = 20,75 MPa Beban hidup yang bekerja = 192 kg/m2
 Mutu baja polos = 240 MPa Beban ultimate = 756 kg/m2
 Mutu baja ulir = 320 MPa Mtx =
-0,001 . Wult. Lx2 . Ctx
Mtx = -0,001 . 756 . (3,5)2 . 59 3. Kombinasi 3 = 1,2 D + 1,0 E + 1,0 L
= -546,40 kg.m 4. Kombinasi 4 = 0,9 D + 1,0 E
Dipakai tulangan Ø10-125 (As pasang = 628 mm2)
Rekapitulasi Penulangan Pelat Lantai 4.4 Analisis Struktur
Tipe Lx Ly
Pelat Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
Tipe Lx Ly
4.2 Pelat 1 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan
2 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
11 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
12 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 3 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
4 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
13 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
5 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
14 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
6 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
15 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
7 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
16 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
8 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
17 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
9 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
18 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
10 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
19 Ø10 - 100 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125
20 Ø10 - 100 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Ø10 - 125 Untuk analisa struktur digunakan bantuan software SAP
Pembebanan 2000 v14.2.2. Dan dari perhitungan momen dan gaya yang
bekerja pada struktur menggunakan software SAP 2000
4.2.1 Beban Mati diperoleh tabel berikut:
Output Perhitungan Balok Dari SAP 2000
Beban pelat lantai meliputi : Momen (kgm)
Nama Gaya Geser
2 Balok Tumpuan Lapangan Vu (kg)
1. Berat sendiri pelat = 0,12 x 2400 = 288 kg/m
B1 3.472,48 2.010,40 5.121,12
2. Spesi = 0,02 x 2200 = 44 kg/m2
B2 3.614,41 2.018,12 5.114,19
2
3. Plafond + Penggantung = 11 + 7 = 18 kg/ m B3 11.042,72 6.692,14 6.915,75

4. Keramik = 0,01 x 2400 = 24 kg/ m2 B4 4.973,92 2.409,65 6.104,23


B5 7.507,92 4.264,15 9.540,41
D = 374 kg/ m2
B6 7.785,73 4.390,89 7.711,12
4.2.2 Beban Mati B7 13.845,04 8.370,77 13.585,15
Beban hidup (WL) sesuai SNI 1727-2013 untuk
B8 4.720,58 2.576,07 3.374,12
pengguaan gedung Rumah Sakit (Ruang Pasien) adalah 192
kg/m2.
Output Perhitungan Kolom Dari SAP 2000
4.2.3 Beban Gempa Gaya Gaya
Nama Momen (Kgm)
Distribusi Gaya Gempa Geser Vu Aksial Nu
Lantai Tinggi Fx Kolom Mu 1 Mu 2
W (ton) W . hk Cvx (kg) (kg)
ke (hx) (ton)
K1 1.221,85 1.392,27 495,17 42.747,52
2 151,17 8 1.208,17 0,34 5,86
1 289,97 4,2 1.217,87 0,66 11,26 K2 914,78 1.168,54 486,73 7.855,13
Total 440,99 2.426,04 17,12
Distribusi Arah Gaya Gempa 4.5 Perencanaan Balok
Arah sumbu Y Hasil perhitungan balok adalah sebagai berikut:
Arah sumbu X Tipe Tul. Tarik Tul. Tekan Tul. Geser
No. Lantai ke tiap kolom
tiap kolom (ton) Balok (mm) (mm) (mm)
(ton)
B2 Tump. 4 D 13 2 D 13 Ø 10-150
1 2 0,84 0,53 (25x35) Lap. 3 D 13 2 D 13 Ø 10-150
2 1 1,61 1,02 B3 Tump. 7 D 16 3 D 16 Ø 10-150
(25x40) Lap. 4 D 16 2 D 16 Ø 10-150
4.3 Kombinasi Beban B4 Tump. 4 D 13 2 D 13 Ø 10-150
Pada perhitungan struktur menggunakan bantuan (25x40) Lap. 3 D 13 2 D 13 Ø 10-150
software SAP 2000, dan digunakan kombinasi beban B5 Tump. 4 D 16 3 D 16 Ø 10-150
berdasarkan SNI 1727-2013 sebagai berikut: (25x40) Lap. 2 D 16 2 D 16 Ø 10-150
1. Kombinasi 1 = 1,4 D B6 Tump. 7 D 13 3 D 13 Ø 10-150
2. Kombinasi 2 = 1,2 D + 1,6 L (25x40) Lap. 4 D 13 2 D 13 Ø 10-150
B7 Tump. 6 D 16 3 D 16 Ø 10-150 Anonim, (2012) Tata Cara Perencanaan Ketahanan
(30x50) Lap. 4 D 16 2 D 16 Ø 10-150 Gempa Untuk Struktur Bangunan gedung dan Non
B8 Tump. 5 D 13 2 D 13 Ø 10-150 Gedung.SNI 1726-2012. Badan Standarisasi
(30x35) Lap. 3 D 13 2 D 13 Ø 10-150 Nasional, Jakarta.

4.6 Perencanaan Kolom Anonim, (2013) Beban Minimum Untuk Bangunan Gedung
Hasil perhitungan kolom adalah sebagai berikut: dan Struktur Lain. SNI 1727-2013. Badan
Tipe Tul. Pokok Tul. Geser Standarisasi Nasional, Jakarta.
Kolom (mm) (mm)
K1 Anonim, (2013) Persyaratan Beton Struktural Untuk
8 D 16 Ø 10-125
(30x30) Bangunan Gedung. SNI 2847-2013. Badan
K2 Standarisasi Nasional, Jakarta.
6 D 12 Ø 10-125
(20x30)
Arroniri, M. R., Wibowo, A. & Anggraini, R. (2015).
Kesimpulan Perencanaan Alternatif Struktur Beton Bertulang
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan pada bab Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
sebelumya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Malang. Universitas Brawijaya Malang.
1. Pada perhitungan penulangan pelat lantai dengan tebal 12
cm, mutu beton 20,75 MPa dan mutu baja polos 240 Atmi, Mega Nur & Pujianto, As’at. (2017). Perancangan
MPa di peroleh tulangan dengan hasil tulangan Ø10 - Struktur Gedung Sekolah Tahan Gempa dengan
150 mm. Struktur Atap Beton di Kabupaten Bantul. Jurusan
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
2. Balok B1 dimensi 250 x 350 mm, pada tumpuan Muhammadiyah Yogyakarta
tulangan tariknya 4 D 13 dan tulangan tekan 2 D 13,
pada lapangan tulangan tarik 2 D13 dan tulangan tekan 3 Dapas, Patrisko Hirel Karisoh Servie O. & Ronny
D 13, sengkang Ø 10 - 150. Balok B2 dimensi 250 x 350 Pandaleke (2018). Perencanaan Struktur Gedung
mm, pada tumpuan tulangan tarik 4 D13 dan tulangan Beton Bertulang Dengan Sistem Rangka Pemikul
tekan 2 D 13, pada lapangan tulangan tulangan tarik 3 D Momen Khusus. Jurnal Sipil Statik. V. 6, No.6.
13 dan tulangan tekan 2 D 13, Sengkang Ø 10 – 150.
Balok B3 dimensi 250 x 400 mm, pada tumpuan Kadir, Jasman Isman, etc all. (2017). Evaluasi Desain
tulangan tarik 7 D16 dan tulangan tekan 3 D 16, pada Struktur Gedung Training Centre II Universitas
lapangan tulangan tulangan tarik 4 D 16 dan tulangan Diponegoro. Jurnal Karya Teknik Sipil. V. 6, No. 1,
tekan 2 D 16, Sengkang Ø 10 – 150. Balok B4 dimensi pp. 428-437.
250 x 400 mm, pada tumpuan tulangan tarik 4 D13 dan
tulangan tekan 2 D 13, pada lapangan tulangan tulangan Kholiq, Abdul (2015) Analisis Struktur Tangga Proyek
tarik 3 D 13 dan tulangan tekan 2 D 13, Sengkang Ø 10 – Pembangunan RSUD Cideres Majalengka. Jurnal J-
150. B5 dimensi 250 x 400 mm, pada tumpuan tulangan Ensitec. V. 01, No. 02.
tarik 4 D16 dan tulangan tekan 3 D 16, pada lapangan
tulangan tulangan tarik 2 D 16 dan tulangan tekan 2 D Nurjaman, Annisyah Putri. (2017). Perencanaan Struktur
16, Sengkang Ø 10 – 150. Balok B6 dimensi 250 x 400 Beton Bertulang Bangunan Gedung Ekon 3 Lantai Di
mm, pada tumpuan tulangan tarik 7 D13 dan tulangan Kota Waisai. Jurnal Rancang Bangun. 2(2)15-26.
tekan 3 D 13, pada lapangan tulangan tulangan tarik 4 D
13 dan tulangan tekan 2 D 13, Sengkang Ø 10 – 150. Pamungkas, Anugrah & Harianti, E. (2018). Struktur Beton
Balok B7 dimensi 300 x 500 mm, pada tumpuan Bertulang Tahan Gempa. Andi Offset, Yogyakarta.
tulangan tarik 6 D 16 dan tulangan tekan 3 D 16, pada
lapangan tulangan tulangan tarik 4 D 16 dan tulangan Pangouw, Priscillia Engelin Ester Ticoalu Jorry D. & Dapas
tekan 2 D 16, Sengkang Ø 10 – 150. Balok B8 dimensi Servie O. (2015). Studi Komparasi Perhitungan
250 x 350 mm, pada tumpuan tulangan tarik 5 D 13 dan Struktur Bangunan Dengan Menggunakan Sni 03-
tulangan tekan 2 D 13, pada lapangan tulangan tulangan 2847-2013 Dan British Standard 8110-1-1997.
tarik 3 D 13 dan tulangan tekan 2 D 13, Sengkang Ø 10 – Jurnal Sipil Statik. V. 3, No.10.
150.
3. Kolom K1 Dimensi 300 x 300 tulangan pokok 8 D 16 Sartika, etc all. (2017). Analisis Struktur Gedung Beton
sengkang Ø 10 – 125. Kolom K2 Dimensi 200 x 300 Bertulang Berdasarkan Sni 2847-2002 Dan Sni
tulangan pokok 6 D 12 sengkang Ø 10 – 125. 2847-2013 (Studi Kasus: Gedung C Rumah Sakit
4. Pada perhitungan tangga dengan lebar 1250 mm, tebal Ibu Dan Anak “Rona” Pangkalpinang). Jurnal
pelat 200 mm, optrade 175 mm, antrade 300 mm dan Fropil. V. 5, No. 1.
tinggi antar lantai 4200 mm diperoleh tulangan Ø 13 -
150 dan boredes Ø 13 – 175. Setiawan, Agus. (2016) Perancangan Struktur Beton
Bertulang Berdasarkan SNI 2847:2013. Erlangga,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta.
Shubki, Muchammad Subkhan Ash. & Utari Khatulistiani.
(2019). Perencanaan Struktur Gedung Apartemen
Permata Intan Dengan Konstruksi Beton Bertulang
Menggunakan Metode Srpmk Di Kota Yogyakarta.
Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi. V. 07
No. 02.

Wang, C.K. & Salmon, C.G (1994) Disain Beton Bertulang.


Jilid 1 (Terjemahan : Hariandja, B.). Erlangga,
Jakarta

Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, (1983)


Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Bangunan
Gedung. PPIUG 1983. Direktorat Penyelidikan
Masalah Bangunan, Bandung.

Zebua, Alfian Wiranata. (2018). Desain Pelat Gedung


Struktur Beton Bertulang Di Wilayah Gempa Tinggi. Jurnal
Teknik Sipil. V. 4, No. 2.

You might also like