Professional Documents
Culture Documents
Pertumbuhan Semai Kelor
Pertumbuhan Semai Kelor
Hery Kurniawan1
1)
Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan Kuok
Jl. Raya Bangkinang-Kuok Km.9, Kuok, Kampar, Riau 28401
Email: herykurniawan2012@gmail.com
ABSTRACT
Kelor is a plant species that has many benefits because of its nutritional content. The
World Health Organization (WHO) has declared Moringa as a miracle plant, because it has
saved many lives, especially children in many poor countries. Kelor has the opportunity to be
developed in Sumatra, especially Riau as an alternative food crop, source of some important
nutrients such as vitamins, proteins and anti-oxidants. Kelor from East Nusa Tenggara (NTT)
is known to have the best quality in Indonesia. Its development in Riau requires preliminary
research related to the growth of seedlings in several growing medium that have
characteristics similar to those in Riau. This study uses a completely randomized design with
treatment of growing medium in the form of three treatments, namely black soil, podsolic soil
and peat soil mixture. The analysis was carried out descriptively and inference to the
parameters of the percentage of life and height of Moringa seedlings. The results showed that
seedling growing medium from top soil + fuel husk were best for Moringa seedling growth.
Seedling growing media from top soil + sub soil or from top soil alone can be the best
alternative afterwards.
Keywords :growth, growing media, kelor
ABSTRAK
Kelor merupakan tumbuhan yang memiliki banyak manfaat karena kandungan gizinya. Badan
kesehatan dunia WHO telah menyebut kelor sebagai tanaman ajaib, karena telah menyelamatkan
banyak kehidupan terutama anak-anak di banyak negara miskin. Kelor berpeluang untuk
dikembangkan di Sumatera khususnya Riau sebagai tanaman alternatif pangan sumber gizi penting
seperti vitamin, protein, anti oksidan. Kelor asal Nusa Tenggara Timur (NTT) diketahui memiliki
kualitas terbaik di Indonesia. Pengembangannya di Riau memerlukan penelitian awal terkait dengan
pertumbuhan semainya pada beberapa media tumbuh yang memiliki karakteristik serupa dengan tanah
di Riau.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi media tumbuh terbaik bagi
pertumbuhan semai kelor asal NTT. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan
perlakuan media tumbuh berupa tiga perlakuan, yakni tanah hitam, tanah podsolik dan campuran tanah
gambut. Analisis dilakukan secara deskriptif dan inferensi terhadap parameter persen hidup dan tinggi
semai kelor. Hasil penelitian menunjukkan media tumbuh semai dari top soil + sekam bakar adalah
terbaik untuk pertumbuhan semai kelor. Media tumbuh semai dari top soil + sub soil atau dari top soil
saja bisa menjadi alternatif terbaik setelahnya.
Kata kunci : pertumbuhan, media tumbuh, kelor
Tinggi (cm)
MgO, CaO, MnO, dan Cu dengan jumlah sangat lambat sehingga air sulit masuk ke
yang kecil serta beberapa bahan organik dalam lapisan di bawahnya. Sedangkan
lainnya.Lebih lanjut hasil penelitian menurut Hardjowigeno (2003) tanah yang
(Gustia, 2013) menunjukkan bahwa mempunyai berat isi tinggi akan sulit
penambahan sekam bakar pada media meneruskan air atau sukar ditembus akar
tanam tanah menunjukkan hasil yang lebih tanaman, sebaliknya tanah dengan berat isi
baik dibandingkan dengan tanpa rendah, akar tanaman lebih mudah
penambahan sekam bakar. Hasil penelitian berkembang. Pengurangan hasil
(Sawaludin et al., 2018) juga menunjukkan pertumbuhan tinggi pada semai kelor yang
bahwa media terbaik untuk pertumbuhan menggunakan media top soil + sub soil
bibit kelor adalah media tanah yang diduga kuat karena adanya pengurangan
ditambah dengan arang sekam. ketersediaan unsur hara atau nutrisi yang
diperlukan tanaman serta meningkatnya
Pada tabel terlihat bahwa tingkat
berat isi tanah.
pertumbuhan tertinggi adalah menggunakan
media top soil + sekam padi, selanjutnya Namun demikian, pengamatan
berturut-turut adalah menggunakan media parameter tinggi ini dilakukan hanya
top soil saja, diikuti oleh media top soil + sampai 3 bulan setelah tanam. Melihat tren
sub soil, dan berikutnya yang terakhir grafik pertumbuhan tinggi kelor pada
adalah menggunakan media gambut. Media gambar 1 di atas, maka terlihat grafik
top soil dan sub soil dalam penelitian ini pertumbuhan tinggi semai kelor dengan
diketahui tidak memberikan efek yang media top soil + sub soil masih cenderung
signifikan, bahkan cenderung terjadi naik. Sedangkan tren grafik pertumbuhan
pengurangan hasil. Apabila media top soil semai kelor dengan media top soil terlihat
saja dianggap sebagai kontrol maka hasil sudah cenderung melandai (datar). Pada
yang diperoleh pada semai kelor analisis ragam dengan menggunakan uji F
menggunakan media top soil + sub soil, statistik, diketahui hasil pertumbuhan tinggi
adalah di bawah kontrol. Sebagaimana semai kelor antara yang menggunakan
diketahui bahwa media top soil pada media top soil dengan top soil + sub soil,
umumnya memiliki kandungan hara yang secara statistik tidak berbeda nyata.
cukup tinggi dibandingkan media sub soil Perbedaan nyata terdapat pada pertumbuhan
yang ada di bawahnya (Harahap, 2010; tinggi semai dengan media top soil + sekam
Winarso, 2005). Pencampuran media top bakar (tertinggi) terhadap semua perlakuan
soil dengan sub soil diduga kuat akan lainnya. Demikian juga untuk semai
mengurangi kandungan hara dan nutrisi menggunakan media gambut (terendah)
yang diperlukan oleh tanaman. Selain itu, berbeda nyata dengan semuanya.Secara
menurut Hidayat dan kawan-kawan 2007, lengkap hasil uji statistik dapat dilihat pada
tanah subsoil yang padat dapat tabel 1 di bawah ini.
menyebabkan pergerakan air di dalam tanah
TopTS+SekamBkr;
Soil; Umur
TS+SubSoil; TS+SekamBkr;
TS+SubSoil;
% Hidup Semai
(bulan
Umur (bulan(bulan Top Soil;
setelah
Umur Umur
Umur Umur
(bulan(bulan TS+SubSoil;
tanam)
setelah
1setelah
bst;
tanam) tanam)
1 1 (bulan setelah
setelah
setelah
tanam) tanam)
2 2 Umur (bulan
Gambut; Umur TS+SekamBkr;
tanam) 2 bst;
bst;9799bst; 96 setelah
100
bst; 100
bst;(bulan
100 setelah Umur
Top Soil; Umur(bulantanam) 3
setelah bst; 88
tanam) 3
tanam) 1 bst; 85 (bulan setelah
bst;
tanam) 3 bst; 7578
Gambut; Umur
(bulan setelah
tanam) 2 bst; 14 Gambut; Umur
(bulan setelah
tanam) 3 bst; 0
Top Soil TS+SekamBkr TS+SubSoil Gambut
tinggi pada umumnya sehingga akan media mengikat dan melepaskan air dalam
meningkatkan kemampuan mengikat airnya media.
(Utama Nst R. et al., 2015). Sedangkan
menurut (Amri et al., 2014), pada V. UCAPAN TERIMAKASIH
umumnya top soil banyak mengandung Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada
bahan organik dan memiliki kerapatan yang Bapak Arifin Budi Siswanto dan Bapak
lebih kecil dari sub-soil, hal ini disebabkan Sunarto yang telah banyak membantu
bahan organik pada tanah top soil lebih selama kegiatan penelitian ini, terutama
ringan daripada partikel padat tanah mineral terkait kegiatan persemaian dan pengukuran
pada sub soil dalam volume yang sama. bibit.
Sehingga porositas dan kemampuan
mengikat air pada tanah top soil lebih tinggi VI. DAFTAR PUSTAKA
daripada tanah subsoil. Meskipun demikian Aminah, S., Ramdhan, T. & Yanis, M.,
pada media top soil + sekam, kelor masih 2015. Kandunga Nutrisi dan Sifat
mampu tumbuh dengan baik, dengan Fungsional Tanaman Kelor (Moringa
adanya pengurangan daya mengikat air oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan,
karena peningkatan porositas media oleh 5(2), pp.35–44.
sekam padi. Bahkan dengan kandungan
nutrisi yang lebih dibandingkan tanah Amri, S., Nasrul, B. & Armaini, 2014.
subsoil, maka semai kelor mampu tumbuh Tingkat Kerusakan Tanah Akibat
dengan tinggi tanaman di atas semai yang Produksi Biomassa Pertanian di
menggunakan media top soil + sub soil. Kecamatan Kuala Cenaku Kabupaten
Sehingga kematian semai pada semai yang Indragiri Hulu. Jom Faperta, 1(2).
menggunakan top soil + sekam padi diduga Anonim, 2018. Daun Kelor Bisa Jadi Solusi
kuat karena media yang terlalu basah Gizi Buruk di Asmat. Available at:
memicu munculnya kebusukan pada akar. www.life.trubus.id.
IV. KESIMPULAN Anonim, 2014. Fakta dan Mitos Mistis Soal
Daun Kelor yang Melegenda.
Berdasarkan pembahasan di atas Available at: www.quranic-
dapat disimpulkan bahwa semai atau bibit healing.com. [Accessed March 8,
kelor mampu tumbuh dengan baik pada 2018].
media tumbuh dari top soil, top soil +
sekam padi dan top soil + sub soil. Namun, Fuglie, L.J., 2001. The Miracle Tree: The
secara statistik dapat dinilai bahwa media multiple attributes of moringa, Dakar,
terbaik untuk pembibitan kelor adalah Senegal: Church World Service.
dengan menggunakan media top soil + Gustia, H., 2013. Pengaruh Penambahan
sekam bakar, karena memiliki peringkat Sekam Bakar Pada Media Tanam
yang cukup stabil berdasarkan pengamatan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
parameter tinggi dan persen hidup. Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). E-
Pertumbuhan tinggi lebih dipengaruhi oleh Journal WIDYA Kesehatan dan
kesuburan medianya, sedangkan persen Lingkungan, 1(1), pp.12–17.
hidup lebih dipengaruhi oleh kemampuan
Harahap, O.A., 2010. Pemanfaatan Kompos
Tandan Kosong Kelapa Sawit Dan