Professional Documents
Culture Documents
Daya Bunuh Ekstrak Kulit Kentang (Solanum Tuberosum L.) Terhadap Jentik Aedes SP
Daya Bunuh Ekstrak Kulit Kentang (Solanum Tuberosum L.) Terhadap Jentik Aedes SP
Daya Bunuh Ekstrak Kulit Kentang (Solanum Tuberosum L.) Terhadap Jentik Aedes SP
Abstract
The control of Aedes sp larvae by using natural insecticides can function as an effort to prevent
the emergence of resistance towards chemical insecticides. The compounds contained in plants
have potential as insecticides, namely cyanide, saponin, tannins, flavonoids, alkaloids, steroids
and essential oils. One of the extracts from potato (Solanum tuberosum L.) peel contains
flavonoids. The purpose of this study was to determine the effectiveness of potato (Solanum
tuberosum L.) peel extract in killing Aedes sp. larvae. This type of research is experimental with
a post test only control group design research design to determine Lethal concentration 50
(LC50) of potato (Solanum tuberosum L.) peel extract with treatment 4 times and 3 repetitions
and the number of larvae of Aedes sp each of 10 larvae. The concentrations used were 0.25%,
0.5%, 0.75%, 1% and controls with well water. The results obtained showed that concentration
of 1% was effective in killing Aedes sp larvae by 50%, and the LC50 value was 1,1%. Potato
(Solanum tuberosum L.) peel extract has not been effectively used as Aedes sp larvacide.
Abstrak
Pengendalian jentik Aedes sp dengan cara menggunakan insektisida alami dapat berfungsi
sebagai upaya pencegahan timbulnya resistensi terhadap insektisida kimiawi. Senyawa yang
terkandung dalam tumbuhan berpotensi sebagai insektisida yaitu golongan sianida, saponin,
tanin, flavonoid, alkaloid, steroid dan minyak atsiri. Salah satunya ekstrak dari kulit kentang
(Solanum tuberosum L.) mengandung senyawa flavonoid. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui efektivitas ekstrak kulit kentang (Solanum tuberosum L.) dalam membunuh jentik
Aedes sp. Jenis penelitian ini bersifat eksperimen dengan desain penelitian post test only
control group design untuk mengetahui konsentrasi letal ekstrak kulit kentang (Solanum
tuberosum L.) terhadap jentik Aedes sp. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan
dengan jumlah jentik Aedes sp masing-masing 10 jentik. Konsentrasi yang digunakan yaitu
0,25%, 0,5%, 0,75%, 1% dan kontrol menggunakan air sumur. Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan bahwa konsentrasi 1% efektif dalam membunuh jentik Aedes sp sebesar 50%.
dan nilai LC50 ekstrak kulit kentang pada konsentrasi 1,1%. Ekstrak kulit kentang (Solanum
tuberosum L.) belum efektif digunakan sebagai larvasida Aedes sp.
Kata Kunci: Ekstrak kulit kentang, Solanum tuberosum L., larva Aedes sp
Naskah masuk: 28 Desember 2018; Review: 15 Januari 2019; Layak terbit: 5 Juli 2019
78
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2 Desember Tahun 2018: 78-85 Daya Bunuh… (Stevi Mariany et al)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.1047
79
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2 Desember Tahun 2018: 78-85 Daya Bunuh… (Stevi Mariany et al)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.1047
selama pemrosesan, baik dengan uap, lalu tutup dan simpan selama 5 hari sambil
alkali atau pengelupasan abrasif tergantung sesekali diaduk. Setelah 5 hari, saring ke
pada jenis produk. Akibatnya sejumlah dalam Erlenmeyer, kemudian tambahkan
besar kulit kentang yang dihasilkan menjadi etanol 70% sampai diperoleh ekstrak cair
masalah pembuangan yang parah dan 500 ml. Setelah diperoleh ekstrak cair,
berdampak pada lingkungan. pelarutnya diuapkan dengan menggunakan
rotavapor sampai diperoleh ekstrak kental.
Di Indonesia pada umumnya, kulit
Diamkan selama 2 hari pada ruangan sejuk
kentang digunakan sebagai makanan
dan terhindar dari sinar matahari.11 Buat
ternak, pupuk organik dan terkadang hanya
larutan uji dengan mengencerkan kulit
dibuang begitu saja menjadi sampah,
kentang sebanyak 0,0025g, 0,005g,
padahal kulit kentang juga dapat digunakan
0,0075g dan 0,01g ekstrak kulit kentang.
sebagai sumber energi dengan cara diolah
Dosis yang akan diujikan terdiri atas 4
menjadi bioethanol.10 Kulit kentang
konsentrasi yaitu 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1%
mengandung sejumlah senyawa yang
dan kontrol sebesar 0% menggunakan air
menarik secara nutrisi dan farmakologis
sumur. Berdasarkan rumus pengulangan
seperti polifenol dan glikoalkaloid yang
Federer (t) (n-1) ≥ 15, jumlah ulangan
dapat digunakan kembali9 dan berpotensi
seharusnya 4, namun keterbatasan jumlah
sebagai bahan insektisida alami.
ekstrak yang dihasilkan menyebabkan
Berdasarkan uraian di atas peneliti hanya bisa digunakan 3 ulangan. Waktu
mencoba menggunakan kulit kentang perlakuan adalah lamanya waktu
sebagai larvasida alami dan mengetahui pemaparan ekstrak kulit kentang (Solanum
daya bunuh ekstrak kulit kentang (Solanum tuberosum L.) dalam membunuh jentik
tuberosum L.) terhadap jentik nyamuk Aedes sp, yang dilakukan dengan
Aedes sp. pengamatan setelah 1 jam pertama dan 24
jam. Pada tiap perlakuan dilakukan
METODE pengamatan kematian dilakukan setelah 1
jam pertama, jam ke-2, dan ke-3, jam ke-4,
Waktu pelaksanaan penelitian ini dan 24 jam setelah pemaparan, dan
adalah pada bulan Mei 2017, yang di dikatakan tidak efektif apabila jentik Aedes
laksanakan di dua tempat penelitian yaitu sp yang mati <50% (LC50) setelah
laboratorium Farmasi dan Laboratorium pemberian ekstrak kulit kentang.12
Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Manado. Jenis penelitian ini Data yang diperoleh dari hasil
bersifat eksperimen dengan disain pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk
penelitian adalah post test only control tabel distribusi, frekuensi, kemudian
group design. dilakukan analisis bivariat menggunakan uji
statistik oneway anova dan diolah dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah menggunakan komputer melalui program
seluruh jentik nyamuk Aedes sp, sampel software product service solution. Data LC50
jentik instar III dengan jumlah sampel 150 didapat dengan menggunakan analisis
ekor (10 ekor per gelas). Variabel bebas
probit.
dalam penelitian ini adalah ekstrak kulit
kentang (Solanum tuberosum L.),
HASIL
sedangkan yang menjadi variabel terikat
adalah jentik Aedes sp. Hasil pengamatan selama jam
pertama, jam kedua, jam ketiga, jam
Pembuatan ekstrak dimulai dengan
keempat dan jam ke-24 dapat dilihat pada
kulit kentang dicuci hingga bersih, dikering
Tabel 1, dimana pada waktu pengamatan
anginkan pada ruangan yang tidak terkena
jam ke-4 konsentrasi ekstrak kulit kentang
sinar matahari langsung, lalu dipotong-
sebesar 1% hanya dapat membunuh jentik
potong kecil dan dihaluskan dengan
Aedes sp sebanyak 1 ekor, sedangkan
menggunakan blender hingga menjadi
pada jam pengamatan ke-24 dengan
serbuk. Serbuk kulit kentang 50g
konsentrasi ekstrak kulit kentang sebesar
dimasukkan ke dalam toples, kemudian
0,5% dapat membunuh sebanyak 4 ekor
tambahkan etanol 70% sebanyak 250 ml,
jentik, kemudian menurun pada konsentrasi
80
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2 Desember Tahun 2018: 78-85 Daya Bunuh… (Stevi Mariany et al)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.1047
0,75% hanya mampu membunuh jentik konsentrasi 0,5% dapat mematikan jentik
sebanyak 3 ekor dan pada konsentrasi 1% sebesar 13,3% dari jumlah populasi jentik
mampu membunuh jentik Aedes sp Aedes sp, sedangkan pada konsentrasi
sebanyak 14 ekor. 0,75% hanya dapat mematikan jentik Aedes
sp 10% dari jumlah populasi, dan pada
Persentase kematian jentik Aedes sp
konsentrasi 1% terjadi peningkatan jumlah
untuk tiap konsentrasi setelah 24 jam
kematian jentik dengan mencapai 50% dari
pengamatan dapat dilihat bahwa pada
jumlah populasi jentik Aedes sp (Tabel.2).
Tabel 1. Jumlah Kematian Jentik Aedes sp Setelah Pemaparan Ekstrak Kulit Kentang
(Solanum tuberosum L.) Pada Pengamatan jam ke - 1, 2, 3, 4, dan 24
Waktu Jumlah
Pengamatan Kematian Jentik per Konsentrasi (Ekor)
(Jam) 0% 0,25% 0,5% 0,75% 1%
1 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 1
24 0 0 4 3 14
Total 0 0 4 3 15
Tabel 3. Perhitungan nilai LC50 ekstrak kulit kentang (Solanum tuberosum L.)
Sampel LC50 (%)
Ekstrak kulit kentang 1,117
(Solanum tuberosum L.)
81
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2 Desember Tahun 2018: 78-85 Daya Bunuh… (Stevi Mariany et al)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.1047
Tabel 4. Hasil Uji Post Hoc Test Efektivitas Ekstrak Kulit Kentang (Solanum tuberosum L.)
82
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2 Desember Tahun 2018: 78-85 Daya Bunuh… (Stevi Mariany et al)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.1047
83
SPIRAKEL, Vol. 10 No.2 Desember Tahun 2018: 78-85 Daya Bunuh… (Stevi Mariany et al)
DOI:https://doi.org/10.22435/spirakel.v10i2.1047
85