Efektivitas Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial Kampanye Sustainable Seafood, Wwf-Indonesia

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], Vol.

1 (1): 55-64
DOI: https://doi.org/10.29244/jskpm.1.1.55-64
Copyright (c) 2017 Departemen SKPM
http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jskpm
ISBN: 2338-8021; E-ISSN: 2338-8269

EFEKTIVITAS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN SOSIAL


KAMPANYE SUSTAINABLE SEAFOOD, WWF-INDONESIA

(Effectiveness of Social Marketing Sustainable Seafood Campaign


Coomunication Strategy by WWF Indonesia)
Riski Bayuni Sagala1) dan Yatri Indah Kusumastuti1)
1)
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor 16680, Indonesia
Email: riskibayunisagala@gmail.com; yatri.kusumastuti@apps.ipb.ac.id

ABSTRACT
Social marketing communication strategy is a tool used by the company to achieve its goal. The effectiveness of
social marketing communication strategy can be seen from the change in the attitude of the campaign target
refers to the cognitive, affective, and conative. The purpose of this study was to analyze the social marketing
communication strategy undertaken by WWF in running campaigns, analyze the effectiveness of social
marketing communications conducted by WWF in running his campaign, and analyze correlation between
strategy of social marketing and effectiveness of social marketing communications conducted by WWF in
running his campaign. The method used in this research was supported by survey method with quantitative and
qualitative data. In this research, social marketing communication strategy under study is a social marketing
communication strategy Campaign Sustainable Seafood, WWF-Indonesia. The results showed the dominance of
media used by the respondent to get a message is a media meeting and the relationship between social marketing
communication strategy and media exposure frequency of the effectiveness of social marketing communication
strategy on aspect of cognitive, affective, and conative.

Keywords: attitude change, strategy, media exposure

ABSTRAK
Strategi komunikasi pemasaran sosial adalah alat yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Efektivitas strategi komunikasi pemasaran sosial dapat dilihat dari perubahan sikap target kampanye pada
kognitif, afektif, dan konatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi komunikasi
pemasaran sosial yang dilakukan oleh WWF dalam menjalankan kampanye, menganalisis efektivitas komunikasi
pemasaran sosial yang dilakukan oleh WWF dalam menjalankan kampanyenya, dan menganalisis hubungan
antara strategi pemasaran sosial dan efektivitas komunikasi pemasaran sosial yang dilakukan oleh WWF dalam
menjalankan kampanyenya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini didukung oleh metode survei dengan
data kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini, strategi komunikasi pemasaran sosial yang diteliti adalah
strategi komunikasi Kampanye Sustainable Seafood, WWF-Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan dominasi
media yang digunakan oleh responden untuk mendapatkan pesan adalah pertemuan media dan hubungan antara
strategi komunikasi pemasaran sosial dan frekuensi keterdedahan media dari efektivitas strategi komunikasi
pemasaran sosial pada aspek kognitif, afektif, dan konatif.

Kata kunci: perubahan sikap, strategi, keterdedahan media

PENDAHULUAN ekonomi yang strategis. Selain itu sumberdaya


ikan di wilayah perairan Indonesia yang kurang
Terdapat sekitar 60 juta penduduk Indonesia lebih mencakup 73 persen dari spesies ikan di
yang tinggal di wilayah pesisir dan dunia (Kantor Menteri Negara Lingkungan
menyumbang sekitar 22 persen dari pendapatan Hidup, 1994).
bruto nasional. Hal tersebut menunjukkan
bahwa prospek pembangunan perikanan dan Namun, beberapa wilayah pengelolaan
kelautan Indonesia menjadi salah satu kegiatan perikanan di Indonesia sudah menghadapi

Juli 2017 55
Sagala & Kusumastuti / JSKPM 1(1): 55-64

gejala eksploitasi ikan berlebihan (overfishing) direncanakan untuk mencapai tujuan


untuk beberapa kelompok komoditas penting, perusahaan dengan mengembangkan
seperti pelagis besar, pelagis kecil, udang, dan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
ikan demersal. Dalam rangka mengelola melalui pasar yang dimasuki dan program
perikanan, pada 3 Agustus 2011 dikeluarkan pemasaran yang digunakan untuk melayani
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan pasar sasaran tersebut.
(Kepmen KP) Nomor Kep. 45/Men/2011 Data
menunjukkan produksi tangkapan laut sudah Salah satu kampanye yang menggunakan
menembus angka 82 persen melebihi strategi komunikasi pemasaran sosial adalah
pemanfaatan optimal yang disyaratkan sebesar kampanye Sustainable Seafood yang diusung
80 persen. oleh World Wide Fund for Nature (WWF)
dimulai pada tahun 2011. Kegiatan kampanye
Dilandasi oleh hal itu, dewasa ini muncul ini bertujuan untuk menjaga stok ikan dan
usaha-usaha menjaga lingkungan hidup, meningkatkan mutu lingkungannya dan
khususnya perairan Indonesia yang disuarakan membangun komitmen para aktor industri
baik oleh pemerintah maupun Lembaga perikanan (nelayan, konsumen, dan
Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak perusahaan). Salah satu bentuk strategi
dibidang lingkungan. Dalam menyuarakan komunikasi pemasaran sosialnya adalah dengan
gerakan menjaga lingkungan, tak jarang pembuatan seafood guide dan penggunaan
pemerintah atau LSM menggunakan strategi media internet.
komunikasi pemasaran sosial. Pemasaran sosial
menurut Kotler dan Zaltman (1981) merupakan Berdasarkan latar belakang tersebut, menarik
a strategy for changing behavior. It combines untuk diteliti:
the best elements of the traditional approaches 1. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran
to social change in an integrated planning and sosial yang dilakukan oleh WWF dalam
action framework and utilizes advances in menjalankan kampanyenya?
communication technology and marketing 2. Bagaimana efektivitas komunikasi
skills. Pemasaran sosial menyampaikan pesan- pemasaran sosial yang dilakukan oleh
pesan sosial dengan melibatkan pertimbangan WWF dalam menjalankan kampanyenya?
perencanaan produk, harga, komunikasi, 3. Bagaimana hubungan strategi komunikasi
distribusi, dan riset pemasaran. pemasaran sosial dengan efektivitas strategi
komunikasi pemasaran sosial?
Pemasaran sosial menggunakan komunikasi
pemasaran sosial sebagai alat untuk mencapai PENDEKATAN TEORITIS
tujuan dalam penyampaian pesannya. Salah satu
upaya pemerintah maupun LSM dalam Komunikasi Pemasaran Sosial
melakukan komunikasi pemasaran sosial adalah
Komunikasi memiliki peran menurut Shimp
melalui kampanye. Pfau dan Parrot dalam
(2003a) dalam proses pemikiran dan
Venus (2004) menyatakan bahwa kampanye
pemahaman yang disampaikan antarindividu
adalah suatu proses yang dirancang secara
atau antara organisasi dengan individu.
sadar, bertahap, dan berkelanjutan yang
Menurut Black dan Bryant dalam Lubis (2009)
dilaksanakan pada rentang waktu tertentu
komunikasi merupakan proses di mana seorang
dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran
komunikator mengirimkan pesan untuk
yang telah ditetapkan. Kegiatan kampanye
mengubah perilaku komunikan. Komunikasi
dapat dilakukan lewat berbagai media.
memiliki beberapa unsur, meliputi:
1. Sumber, yaitu orang atau sekelompok orang
Kegiatan kampanye sering digambarkan
yang sengaja dan bertujuan untuk
memiliki peranan penting dalam penyampaian
berkomunikasi. Sumber merupakan orang
pesan kepada khalayak dan memerlukan
yang mengirimkan pesan.
strategi komunikasi pemasaran sosial dalam
2. Penerima, yaitu orang atau sekelompok
kegiatan kampanye. Tull dan Kahle dalam
orang pada sisi lain proses komunikasi.
Tjiptono (2008) mendefinisikan strategi
Dalam hal ini penerima merupakan orang
pemasaran sebagai alat fundamental yang

56 Juli 2017
Sagala & Kusumastuti / JSKPM 1(1): 55-64

yang menerima pesan yang disampaikan mediator antara komunikator dengan


oleh sumber. komunikan. Media atau alat kampanye
3. Pesan, yaitu sesuatu yang dikirimkan oleh dapat digolongkan sebagai berikut:
sumber kepada penerima. • Media umum, seperti surat menyurat,
4. Saluran, saluran komunikasi mencakup tiga telepon, faksimili, dan telegraf.
pengertian, yaitu moda membuat kode • Media massa, seperti media cetak dan
(encoding) dan menerjemah kode (decoding) media elektronik.
dari pesan, kendaraan pesan (messaage • Media internal, yaitu media yang
vechicle), dan pembawa pesan (message dipergunakan untuk kepentingan
carrier). Saluran dapat dikatakan sebagai kalangan terbatas dan nonkomersil serta
media perantara yang membawa pesan dari kepentingan kalangan terbatas dan
sumber kepada penerima. nonkomersil serta lazim dipergunakan
5. Akibat, hasil komunikasi atau respons dalam aktivitas kampanye. Media ini
penerima terhadap pesan yang disampaikan terdapat beberapa jenis, yaitu house
oleh sumber. journal seperti majalah bulanan, buletin,
6. Umpan balik, yaitu respons penerima yang dan tabloid. Printed materials seperti
diterima oleh sumber. barang cetakan untuk publikasi dan
promosi, berupa booklet, pamphlet, dan
Perusahaan non profit menggunakan leaflet. Spoken and visual word, seperti
komunikasi pemasaran untuk menyampaikan audio visual, slide film, dan media
pesan dengan tujuan merubah perilaku perlengkapan radio dan televisi.
konsumen. Manfaat komunikasi dalam • Media pertemuan, seperti seminar,
pemasaran Rasmuson et al. (1988) adalah untuk pameran, diskusi, presentasi, dan
meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah gathering meet.
sosial, mempengaruhi sikap yang pada tahap d. Komunikan, yakni publik yang menjadi
selanjutnya akan mendorong perubahan sasaran dalam komunikasi secara langsung
perilaku sikap baik individu maupun kolektif, atau tidak. Secara langsung atau tatap
dan memperkuat pengetahuan, sikap, dan muka dapat diklasifikasikan menjadi
perilaku. komunikasi antar-personal, komunikasi
kelompok, dan komunikasi media massa.
Strategi Komunikasi Pemasaran Sosial
Tujuan komunikasi dalam kampanye menurut
Strategi pemasaran sosial dalam meng- Ruslan (2005) untuk mempromosikan dan
komunikasikan kampanye sosialnya menurut mempublikasi-kan pesan kepada sasaran.
Ruslan (2005) dapat diuraikan sebagai berikut: Pemasaran bertujuan menciptakan pengetahuan,
a. Sebagai komunikator, harus mampu pengertian, pemahaman, kesadaran, minat, dan
menjelaskan atau menyampaikan sesuatu dukungan dari berbagai pihak. Strategi dalam
kegiatan atau aktivitas dan program kerja komunikasi pemasaran sosial merupakan suatu
kepada publiknya, sekaligus ia bertindak perencanaan dan manajemen untuk mencapai
sebagai modiator untuk mewakili lembaga tujuan tertentu dalam praktik operasionalnya.
atau organisasi terhadap publik dan
sebaliknya. Kampanye
b. Pesan atau message merupakan sesuatu
yang perlu disampaikan kepada penerima Rogers dan Storey dalam Venus (2004)
melalui teknik kampanye tertentu berupa kampanye adalah serangkaian tindakan
ide, gagasan, informasi, aktivitas, atau komunikasi yang terencana dengan tujuan
kegiatan tertentu yang dipublikasikan atau menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
dipromosi-kan untuk diketahui, dipahami, khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan
dan dimengerti yang sekaligus diterima pada kurun waktu tertentu. Kegiatan kampanye
oleh publiknya. selalu terkait dengan aspek pengetahuan, sikap,
c. Media merupakan sarana atau alat untuk dan perilaku Pfau dan Parrot dalam Venus
menyampaikan pesan atau sebagai (2004). Ketiga aspek tersebut terkait dan

Juli 2017 57
Sagala & Kusumastuti / JSKPM 1(1): 55-64

merupakan sasaran yang dicapai secara tidak mengikuti pesan tersebut (komponen
bertahap. konatif).

Efektivitas Komunikasi Pemasaran Sosial Kerangka Pemikiran

Efektivitas komunikasi pemasaran sosial dapat Strategi


dilihat dari perubahan sikap sasaran. Severin Komunikasi
dan Tankard (2005) menyatakan sikap Pemasaran Sosial
merupakan rangkuman evaluasi terhadap objek • Sumber Pesan
sikap di mana evaluasi rangkuman rasa suka • Kejelasan
atau tidak suka terhadap objek sikap adalah inti Pesan
dari sikap. Efek atau respon konsumen menurut • Ragam Media
Tjiptono (2008) dapat dilihat dari sebagai Efektivitas
berikut: Komunikasi
a. Efek kognitif ialah membentuk kesadaran Pemasaran Sosial
informasi tertentu. Dampak kognitif yang • Aspek Kognitif
timbul pada komunikasi yang menyebabkan • Aspek Afektif
komunikan menjadi tahu atau • Aspek Konatif
meningkatkan intelektualitasnya. Di sini Tingkat
pesan yang disampaikan komunikator Keterdedahan
ditujukan kepada pemikiran komunikan. • Frekuensi
Tujuan komunikator hanyalah berkisar pada penerimaan
upaya mengubah pikiran si komunikan. pesan
b. Efek afektif ialah memberikan pengaruh
untuk melakukan sesuatu. Tujuan Keterangan:
komunikator bukan hanya sekedar supaya : Berhubungan
komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya dan
menimbulkan perasaan tertentu. Gambar 1. Kerangka penelitian
c. Efek konatif yaitu membentuk pola Kegiatan kampanye dalam menyampaikan
khalayak menjadi perilaku selanjutnya. pesan dan memperkenalkan kegiatan kampanye
Efek pada konatif berhubungan dengan pada masyarakat membutuhkan strategi
perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu komunikasi pemasaran sosial komunikasi
dengan cara tertentu. pemasaran sosial berupa sumber pesan, pesan,
dan ragam media. Bukan hanya strategi
Menurut Shimp (2003b) aspek kognitif komunikasi pemasaran sosial dan karakteristik
mengacu pada pemikiran dan pengetahuan responden yang memiliki hubungan dengan
mengenai suatu objek atau permasalahan efektivitas komunikasi pemasaran sosial, tetapi
tertentu, aspek afektif memfokuskan pada juga tingkat keterdedahan yang dilihat dari
perasaan dan aspek konatif memiliki frekuensi penerimaan pesan juga memiliki
kecenderungan untuk melakukan tindakan atas hubungan dengan efektivitas komunikasi
sebuah objek. Dari ketiga aspek tersebut terlihat pemasaran sosial. Efektivitas komunikasi
adanya kemajuan bermula dari aspek kognitif, pemasaran sosial dapat diukur dari tiga
aspek afeksi, kemudian aspek konatif. Bermula komponen, yaitu kognitif, afektif, dan konatif.
dari individu yang mulai sadar akan sebuah
obyek, kemudian memperoleh informasi dan Hipotesis Penelitian
membentuk kepercayaan mengenai kemampuan
Hipotesis penelitian ini yaitu:
obyek tersebut (komponen kognitif). Setelah
1. Terdapat hubungan antara strategi
kepercayaan terbentuk, perasaan dan, dan
evaluasi atas produk tersebut dikembangkan komunikasi pemasaran dengan efektivitas
komunikasi pemasaran sosial.
(komponen afektif) dan timbul suatu niat untuk
2. Terdapat hubungan antara tingkat
mengikuti pesan dalam pemasaran tersebut atau
keterdedahan dengan efektivitas
komunikasi pemasaran sosial.

58 Juli 2017
Sagala & Kusumastuti / JSKPM 1(1): 55-64

HASIL DAN PEMBAHASAN


METODE PENELITIAN
Gambaran Umum Kampanye Sustainable
Metode yang digunakan pada penelitian ini Seafood
adalah metode penelitian kuantitatif dan
didukung dengan data kualitatif untuk mem- World Wide Fund for Nature atau akrab disebut
perkaya analisis. Metode penelitian kuantitatif WWF mengajak masyarakat untuk
yang digunakan adalah penelitian survai, yaitu menghentikan eksploitasi melalui Kampanye
penelitian yang mengambil sampel dari suatu Sustainable Seafood. Kampanye Sustainable
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai Seafood berlangsung sejak tahun 2011 dan
alat pengumpul data primer (Singarimbun dan diadakan di seluruh Indonesia. World Wide
Effendi 2008). Unit analisis dalam penelitian Fund for Nature tidak bekerja sendiri dalam
ini adalah individu. Penentuan lokasi untuk melaksanakan Kampanye Sustainable Seafood,
penelitian ini dilakukan secara sengaja WWF bekerja sama dengan 12 LSM.
(purposive) yaitu di Pemalang, Jawa Tengah.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2014 Tujuan Kampanye Sustainable Seafood yakni
sampai dengan Januari 2015. Jumlah responden untuk meningkatkan permintaan nasional
pada kategori konsumen berjumlah 26 terhadap hidangan laut lestari (sustainable
responden dan pada kategori produsen seafood). Prinsip yang diusung oleh WWF
(nelayan) berjumlah 18 responden. Jumlah dalam Kampanye Sustainable Seafood adalah
tersebut didapat berdasarkan penggunaan menjaga stok ikan dan meningkatkan mutu
rumus dalam teknik propotionate stratified lingkungannya serta membangun komitmen
random sampling. para aktor industri perikanan (nelayan,
konsumen, dan perusahaan) dalam menciptakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini perilaku dan bisnis perikanan yang
adalah data primer dan data sekunder. Data berkelanjutan. Sasaran kampanye ini adalah
primer adalah data yang diperoleh melalui produsen (nelayan), konsumen, dan pebisnis
kuesioner dan wawancara dengan informan, perikanan.
yakni pengurus WWF dan LSM aliansi WWF. Kampanye Sustainable Seafood memiliki
Kuesioner tersebut dimaksudkan sebagai suatu strategi-strategi untuk mencapai tujuannya.
daftar pertanyaan untuk memperoleh data Strategi pertama adalah membangun jaringan
berupa jawaban-jawaban dari para responden produsen makanan laut, pembeli, dan pengecer
serta ditujukan untuk memperoleh informasi melalui program Seafood Savers, strategi kedua
yang relevan dengan tujuan penelitian. Selain adalah adanya keterlibatan pengecer untuk
wawancara terstruktur menggunakan kuesioner, mempromosikan Seafood Guide kepada
pengumpulan data penelitian ini juga konsumen, strategi ketiga adalah melibatkan
menggunakan wawancara mendalam dengan pemasok dengan mempromosikan BMP (Better
pihak dengan penelitian ini. Data kuantitatif Management Practices) untuk berjalan lebih
yang diperoleh dari kuesioner ditabulasi dengan baik praktek perikanan, strategi keempat adalah
program Microsoft Excel 2010, kemudian melakukan serangkaian acara konsultasi publik
dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil untuk menekankan isu-isu perikanan dan solusi
analisis diinterpretasikan untuk memperoleh alternatif terhadap pengelolaan perikanan yang
suatu kesimpulan. Data kuantitatif pengurus. berkelanjutan dengan para pembuat kebijakan,
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian pejabat pemerintah, dan praktisi, strategi
ini diperoleh dari dokumen perusahaan, serta selanjutnya adalah memberikan informasi
berbagai literatur yang relevan diuji dengan mengenai perikanan di Indonesia dan
menggunakan uji statistik analisis rank pentingnya perikanan berkelanjutan melalui
spearman untuk melihat hubungan dan keeratan media sosial, seperti Twitter dan Facebook,
hubungan dari data-data ordinal. Pengolahan strategi keenam adalah meningkatkan kesadaran
data dilakukan dengan menggunakan program tentang isu-isu kelautan melalui perlombaan
komputer SPSS (Statistical Program for Social seperti lomba foto, lomba video, dan lomba
Sciences) for Windows version 16.0 untuk blog, strategi kedelapan adalah melibatkan
mempermudah dalam pengolahan data. mitra yang berkaitan dengan tujuan dari

Juli 2017 59
Sagala & Kusumastuti / JSKPM 1(1): 55-64

Kampanye Sustainable Seafood seperti bekerja Pesan


sama dengan LSM-LSM lokal, strategi
kesembilan adalah memberikan informasi Pesan adalah materi mengenai Kampanye
mengenai hidangan laut lestari kepada Sustainable Seafood yang disampaikan kepada
masyarakat kelas menengah-atas selaku responden baik responden kategori konsumen
konsumen agar dapat merubah sikap sesuai maupun produsen dan kesesuaian materi
dengan tujuan Kampanye Sustainable Seafood dengan tujuan kampanye yang disampaikan dan
dan strategi terakhir adalah membuka kebiasaan responden dalam mengonsumsi
pendaftaran bagi masyarakat yang ingin ikut makanan laut. Kategori pesan terdiri atas tiga
terlibat dalam kegiatan Kampanye Sustainable kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi.
Seafood. Strategi kesembilan adalah
memberikan informasi mengenai hidangan laut Berdasarkan penelitian terlihat bahwa kejelasan
lestari kepada masyarakat kelas menengah-atas pesan yang disampaikan pada responden
selaku konsumen agar dapat merubah sikap kategori konsumen berada dalam kategori
sesuai dengan tujuan Kampanye Sustainable sedang yakni sebesar 84.6 persen. Mayoritas
Seafood dan strategi terakhir adalah membuka responden kategori konsumen mengaku bahwa
pendaftaran bagi masyarakat yang ingin ikut mereka dapat memahami pesan yang
terlibat dalam kegiatan Kampanye Sustainable disampaikan dan penggunaan bahasa yang
Seafood, seperti menjadi relawan dan donatur. digunakan juga dapat dimengerti. Pada
responden kategori produsen berada dalam
Sumber Pesan kategori sedang yakni sebesar 72.2 persen.
Penelitian menunjukkan bahwa kejelasan pesan
Sumber pesan adalah sumber pesan yang baik pada responden kategori konsumen
pernah memberikan informasi mengenai maupun produsen berada dalam kategori sedang
Kampanye Sustainable Seafood. Kategori yakni sebesar 79.5 persen secara keseluruhan.
sumber pesan terdiri atas tiga kategori, yakni Dapat disimpulkan, bahwa pesan yang
rendah, sedang, dan tinggi. disampaikan kepada responden sudah cukup
jelas dan sesuai dengan tujuan kampanye dan
Penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa kebiasaan yang kerap dilakukan oleh
pada sumber pesan pada responden kategori responden.
konsumen berada dalam kategori rendah yakni
sebesar 30.8 persen, sementara responden Ragam Media
dalam kategori produsen, berada dalam kategori
rendah yakni sebesar 61.1 persen. Mayoritas Ragam media komunikasi adalah ragam media
responden kategori produsen mengaku bahwa yang digunakan untuk menyampaikan pesan
komunikator yang menyampaikan informasi dari komunikator kepada komunikan. Kategori
mengenai Kampanye Sustainable Seafood ragam media komunikator terdiri atas tiga
didominasi oleh pengurus WWF dan LSM kategori, yakni rendah, sedang, dan tinggi.
aliansi WWF. Sementara responden kategori
konsumen menyatakan bahwa komunikator Berdasarkan penelitian terlihat bahwa ragam
yang menyampaikan informasi mengenai media komunikasi pada responden kategori
Kampanye Sustainable Seafood tidak hanya konsumen berada dalam kategori sedang yakni
berasal dari pihak WWF dan LSM aliansi 65.4 persen, pada responden kategori
WWF saja, melainkan teman dan media sosial. konsumen, responden kategori produsen berada
Selain itu penelitian menunjukkan bahwa dalam kategori rendah yakni 61.1 persen.
responden baik kategori konsumen dan Mayoritas responden kategori produsen
produsen berada dalam kategori sedang yakni mengaku bahwa mereka jarang menggunakan
sebesar 56.8 persen secara keseluruhan. Dapat media untuk mendapatkan informasi mengenai
disimpulkan bahwa responden mendapatkan Kampanye Sustainable Seafood. Sementara
informasi mengenai Kampanye Sustainable responden kategori konsumen menyatakan
Seafood berasal dari empat sampai enam bahwa mereka cukup sering mendapatkan
sumber. informasi mengenai Kampanye Sustainable
Seafood baik dari media sosial maupun

60 Juli 2017
Sagala & Kusumastuti / JSKPM 1(1): 55-64

pameran yang diadakan oleh WWF atau LSM keterdedahan berada dalam kategori sedang
aliansi WWF. yakni sebesar 47.7 persen secara keseluruhan.
Dapat disimpulkan, bahwa responden cukup
Penelitian menunjukkan bahwa ragam media sering menerima bentuk pelaksanaan
komunikasi berada dalam kategori rendah dan komunikasi pemasaran sosial dalam kurun
kategori sedang yakni 47.7 persen secara waktu satu bulan.
keseluruhan. Dapat disimpulkan, bahwa jumlah
responden yang jarang dan cukup sering Efektivitas Komunikasi Pemasaran
menggunakan media komunikasi untuk Sosial
memperoleh informasi mengenai Kampanye
Sustainable Seafood seimbang. 1. Aspek Kognitif

Jenis media yang digunakan dalam kampanye Aspek kognitif adalah pengetahuan responden
terbagi menjadi empat kategori yakni media mengenai Kampanye Sustainable Seafood.
umum; surat menyurat, telepon, facsmile, dan Aspek kognitif terdiri atas tiga kategori, yakni
telegraf, media massa; media cetak dan media rendah, sedang, dan tinggi.
elektronik, media internal; majalah bulanan,
buletin, tabloid, booklet, pamphlet, dan leaflet, Penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak
audio visual, slide film, radio, dan televisi, dan 61.5 persen responden termasuk dalam kategori
media pertemuan; seminar, pameran, diskusi, konsumen termasuk dalam kategori tinggi,
presentasi, dan gathering meet. Gambar 2 sementara pada responden kategori produsen
menunjukkan bahwa jenis media komunikasi sebanyak 50 persen responden termasuk dalam
yang digunakan oleh responden adalah media kategori rendah dan 50 persen termasuk dalam
pertemuan dengan jumlah persentase sebesar kategori sedang. Hal ini dapat disebabkan oleh
65.9 persen secara keseluruhan. rendahnya sumber pesan dan media dalam
menyampaikan informasi mengenai Kampanye
Tingkat Keterdedahan Media Sustainable Seafood kepada responden.
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa
Frekuensi keterdedahan adalah tingkat aspek kognitif responden berada dalam kategori
keseringan responden menerima bentuk tinggi yakni 56.8 persen secara keseluruhan.
pelaksanaan komunikasi pemasaran yang Aspek kognitif dalam penelitian ini diperoleh
dilakukan oleh WWF mengenai Kampanye responden melalui informasi dari besumber
Sustainable Seafood dalam kurun waktu satu pesan dan media.
bulan. Kategori frekuensi keterdedahan media
terdiri atas tiga kategori, yakni rendah, sedang, 2. Aspek Afektif
dan tinggi.
Aspek afektif adalah perasaan emosi,
Berdasarkan penelitian terlihat bahwa frekuensi keinginan, maupun rasa suka dan rasa tidak
keterdedahan pada responden kategori suka yang dimiliki responden. Aspek kognitif
konsumen berada dalam kategori sedang 46.2 terdiri atas tiga kategori, yakni rendah, sedang,
persen dan pada responden kategori produsen dan tinggi. Efektivitas strategi komunikasi
berada dalam kategori rendah yakni 50.0 pemasaran pada aspek konatif dapat dilihat
persen, sementara 50.0 persen pada kategori pada penelitian. Efektivitas strategi komunikasi
sedang. Mayoritas responden kategori pemasaran sosial dilihat dari aspek afektif
produsen mengaku bahwa mereka tidak sering kategori produsen termasuk dalam kategori
mendapatkan informasi mengenai Kampanye sedang yakni sebesar 66.7 dan pada responden
Sustainable Seafood melalui media cetak dan kategori konsumen masuk dalam kategori tinggi
internet. Sementara responden kategori yakni 53.8 persen. Penelitian menunjukkan
konsumen menyatakan bahwa mereka cukup bahwa aspek afektif responden berada dalam
sering mendapatkan informasi mengenai kategori tinggi yakni 54.5 persen secara
Kampanye Sustainable Seafood dari media keseluruhan. Hasil yang diperoleh pada
sosial, majalah, leaflet, dan lain sebagainya. penelitian memperlihatkan bahwa mayoritas
Penelitian menunjukkan bahwa frekuensi

Juli 2017 61
Sagala & Kusumastuti / JSKPM 1(1): 55-64

responden menyukai dan tertarik terhadap konatif dan ragam sumber media dengan aspek
informasi mengenai Kampanye Sustainable konatif. Hal tersebut disebabkan oleh
Seafood melalui sumber pesan dan media. responden kategori konsumen yang sudah
cukup mendapatkan pesan dengan jelas dari
3. Aspek Konatif beragam sumber dan beragam media.
Beragamnya media dan sumber yang diterima
Aspek afektif merupakan tindakan nyata atau oleh responden kategori konsumen menjadikan
perilaku responden untuk melakukan kegiatan konsumen menjadi lebih mengetahui mengenai
sesuai dengan tujuan Kampanye Sustainable Kampanye Sustianable Seafood. Hal tersebut
Seafood. Aspek konatif terdiri atas tiga kategori mengakibatkan timbulnya dorongan untuk
yakni rendah, sedang, dan tinggi. merubah sikap sesuai dengan pesan yang
disampaikan ketika mengikuti Kampanye
Efektivitas strategi komunikasi pemasaran Sustainable Seafood.
sosial dilihat dari aspek konatif termasuk dalam
kategori tinggi baik pada responden kategori Pada penelitian memperlihatkan hubungan
konsumen maupun produsen yakni sebesar 69.2 antara strategi komunikasi pemasaran sosial
persen (untuk responden kategori konsumen) dengan efektivitas komunikasi pemasaran sosial
dan 50 persen (untuk responden kategori pada responden kategori produsen. Pada
produsen). Penelitian menunjukkan bahwa penelitian tersebut memperlihatkan adanya
aspek konatif responden berada dalam kategori hubungan kuat antara ragam sumber pesan,
tinggi yakni 61.4 persen. pesan, dan ragam media dengan aspek kognitif
dan terdapat hubungan yang kuat antara pesan
Hubungan Strategi Komunikasi dengan aspek konatif.
Pemasaran Sosial dengan Efektivitas
Komunikasi Pemasaran Sosial Berdasarkan penelitian hubungan antara ragam
sumber pesan, pesan, dan ragam media dengan
Hubungan strategi komunikasi pemasaran aspek kognitif disebabkan oleh adanya diskusi
sosial terhadap efektivitas strategi komunikasi yang diadakan rutin antara pihak WWF dan
pemasaran adalah hubungan sumber pesan, atau pihak LSM aliansi WWF dengan
pesan, dan ragam media yang digunakan dalam responden kategori produsen mengenai
menyebarkan informasi mengenai Kampanye Kampanye Sustainable Seafood yang
Sustainable Seafood, WWF dengan efektivitas mengakibatkan responden kategori produsen
strategi komunikasi pemasaran yang dilihat dari menjadi memahami mengenai materi-materi
tiga aspek yakni aspek kognitif, aspek afektif, yang diberikan terkait dengan Kampanye
dan aspek konatif. Berdasarkan kerangka Sustainable Seafood. Hal tersebut
penelitian yang peneliti gambarkan sebelumnya mengakibatkan timbulnya dorongan untuk
(Gambar 1) dapat dilihat bahwa terdapat merubah sikap sesuai dengan pesan yang
hubungan antara strategi komunikasi pemasaran disampaikan.
sosial dengan efektivitas komunikasi pemasaran
dalam penelitian pada responden kategori Hubungan Tingkat Keterdedahan Media
konsumen. dengan Efektivitas Komunikasi
Pemasaran Sosial
Penelitian memperlihatkan hubungan antara
strategi komunikasi pemasaran sosial dengan Hubungan tingkat keterdedahan responden
efektivitas komunikasi pemasaran sosial. Pada terhadap efektivitas komunikasi pemasaran
penelitian tersebut terlihat bahwa terdapat adalah hubungan tingkat frekuensi
hubungan yang kuat antara ragam sumber keterdedahan media yang didapat oleh
pesan, pesan, dan ragam media terhadap aspek reponden mengenai informasi Kampanye
kognitif pada responden kategori konsumen dan Sustainable Seafood, WWF dengan efektivitas
ragam sumber pesan dengan aspek konatif. strategi komunikasi pemasaran yang dilihat dari
Selain itu terdapat hubungan yang kuat pula tiga aspek yakni aspek kognitif, aspek afektif,
antara ragam sumber pesan dengan aspek dan aspek konatif. Berdasarkan kerangka

62 Juli 2017
Sagala & Kusumastuti / JSKPM 1(1): 55-64

penelitian yang peneliti gambarkan sebelumnya seminar, pameran, diskusi, presentasi, dan
(Gambar 1) dapat dilihat bahwa terdapat gathering meet. Mayoritas responden
hubungan antara tingkat frekuensi keterdedahan mendapatkan pesan mengenai Kampanye
media dengan efektivitas komunikasi Sustainable Seafood dari pengurus WWF dan
pemasaran dalam penelitian pada responden LSM aliansi WWF. Sumber pesan
kategori konsumen. menyampaikan pesan mengenai Kampanye
Sustainable Seafood kepada responden
Penelitian memperlihatkan hubungan antara menggunakan bahasa yang mudah dipahami
keterdedahan media dengan efektivitas dan materi yang disampaikan sesuai dengan
komunikasi pemasaran sosial. Pada penelitian tujuan Kampanye Sustainable Seafood yaitu
tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan yang menyelamatkan industri perikanan dari
kuat antara frekuensi keterdedahan media eksploitasi berlebihan.
terhadap aspek kognitif dan konatif pada
responden kategori konsumen. Hal tersebut Efektivitas strategi komunikasi pemasaran
disebabkan oleh responden kategori konsumen sosial dilihat dari aspeka kognitif, afektif, dan
yang sudah cukup terkena pesan melalui media. konatif. Pada aspek kognitif termasuk dalam
Mayoritas media yang digunakan untuk kategori tinggi, aspek afektif termasuk dalam
mendapatkan pesan Kampanye Sustainable kategori sedang, dan aspek konatif termasuk
Seafood adalah media pertemuan dan media dalam kategori tinggi.
internet seperti Twitter dan website WWF. Hal Pada responden kategori konsumen terdapat
tersebut mengakibatkan responden kategori hubungan kuat antara ragam sumber pesan
konsumen terdorong untuk merubah sikap dengan aspek kognitif dan konatif, terdapat
sesuai dengan pesan yang disampaikan. hubungan kuat antara pesan dengan aspek
kognitif, terdapat hubungan antara ragam media
Penelitian memperlihatkan hubungan antara dan aspek kognitif dan konatif, dan frekuensi
keterdedahan media dengan efektivitas keterdedahan media dengan aspek kognitif dan
komunikasi pemasaran sosial. Pada penelitian konatif. Sedangkan pada responden kategori
tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan yang produsen terdapat hubungan kuat antara ragam
kuat antara frekuensi keterdedahan media sumber pesan dengan aspek kognitif dan
terhadap aspek kognitif dan konatif pada konatif, terdapat hubungan kuat antara pesan
responden kategori produsen. Hal tersebut dengan aspek kognitif dan konatif, terdapat
disebabkan oleh responden kategori konsumen hubungan antara ragam media dan aspek
yang sudah cukup terkena pesan melalui media. kognitif, dan frekuensi keterdedahan media
Mayoritas media yang digunakan untuk dengan aspek kognitif dan konatif.
mendapatkan pesan Kampanye Sustainable
Seafood adalah media pertemuan. Walaupun Saran
mayoritas responden Kampanye Sustainable 1. Penyelenggara Kampanye Sustainable
Seafood mendapatkan pesan mengenai Seafood yakni WWF sebaiknya
kampanye Sustainable Seafood melalui media mengembangkan komunikasi pemasaran
pertemuan, seperti pelatihan dan diskusi yang sosial melalui media sosial, seperti Twitter
diadakan rutin hampir satu atau dua bulan dan Facebook. World Wide Fund for
sekali. Hal tersebut mengakibatkan responden Nature dapat menyajikan data-data terkait
kategori produsen terdorong untuk merubah perikanan berkelanjutan melalui media
sikap sesuai dengan pesan yang disampaikan. sosial dan memperkenalkan Seafood Guide
kepada publik.
SIMPULAN DAN SARAN 2. Program-program WWF yang berkaitan
dengan Kampanye Sustainable Seafood
Simpulan perlu menyajikan data-data terkini
mengenai pentingnya perikanan
Strategi komunikasi pemasaran sosial yang berkelanjutan dan hidangan laut lestari di
digunakan oleh WWF dalam memasarkan media sosial masing-masing program dan
Kampanye Sustainable Seafood mayoritas menggunakan media jangka panjang seperi
menggunakan media pertemuan, seperti papan reklame.

Juli 2017 63
Sagala & Kusumastuti / JSKPM 1(1): 55-64

3. Pelaksanaan komunikasi pemasaran sosial Singarimbun M dan Effendi S. 2008. Metode


untuk responden kategori produsen penelitian survai. Effendi S, editor.
sebaiknya menggunakan media yang Jakarta (ID): LP3ES.
beragam karena mayoritas responden hanya Tjiptono F. 2008. Strategi pemasaran.
mendapatkan informasi dari pengurus Yogyakarta (ID): CV Andi Offset. 588
WWF dan atau pengurus LSM aliansi hal.
WWF. Venus A. 2004. Manajemen Kampanye:
4. Untuk akademisi adalah agar melakukan Panduan Teoretis dan Praktis dalam
penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas Mengefektifkan Kampanye Komunikasi.
strategi komunikasi pemasaran sosial dan Badung (ID): PT Remaja Rosdakarya
memberi focus pada penggunaan media Offset. 268 hal.
sosial. Penelitian selanjutnya diharapkan
dapat meilihat pengaruh perbedaan perilaku
pengunjung terhadap efektivitas strategi
komunikasi pemasaran sosial.

DAFTAR PUSTAKA

KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan).


2013. Statistik Kelautan dan Perikanan
2011. (Internet). (dikutip tanggal 13 Juni
2014). Dapat diunduh dari:
http://statistik.kkp.go.id/
index.php/arsip/c/37/Buku-Kelautan-dan-
Perikanan-Dalam-Angka-
2011/?category_id=3
Kotler P, Zaltman. 1981. Social Marketing: An
Approach to Planned Social Change.
[Internet]. [dikutip tanggal 18 Desember
2014]. Dapat diunduh dari:
http://www.sfu.ca/cmns/faculty/laba_m/4
25/07-fall/documents/Kotler-
Zaltman.PDF
Lubis DP. 2009. Pendahuluan. Dalam: Hubies
AVS, editor. Dasar-dasar komunikasi.
Bogor (ID): Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat IPB Press.
392 hal.
Ruslan R. 2005. Kampanye Public Relation.
Jakarta (ID): PT Raja Grafindo. 146 hal.
Severin W, Tankard JW. 2005. Teori
Komunikasi: Sejarah Metode dan
Terapan di dalam Media Massa. Jakarta
(ID): Kencana. 488 hal.
Shimp T. 2003. Periklanan Promosi Aspek
Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu Jilid II. Jakarta (ID): Erlangga.
650 hal.
Shimp T. 2003. Periklanan Promosi Aspek
Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu Jilid I. Jakarta (ID): Erlangga.
310 hal.

64 Juli 2017

You might also like