Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jumini et al. (2012) J.

Floratek 7: 133 - 140

PENGARUH INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK


CAIR ENVIRO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA
VARIETAS MENTIMUN (Cucumis sativus L.)

Effects of Provision Time Interval of Organic Liquid Fertilizer Enviro on Growth


and Yield of Two Varieties of Cucumber (Cucumis sativus L.)

Jumini, Hasinah HAR, dan Armis

Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian


Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh

ABSTRACT

This study was aimed at determining appropriate time interval of providing


liquid organic fertilizer Enviro to growth and yield of two varieties of cucumber
and interaction betweenthe time interval and the variety. The experiment was
carried out on flood plain of Krueng Lamnyong, Shiah Kuala Sub District, Banda
Aceh from November 2008 to January 2009, using a factorial randomized
complete block design 4x2 with three replications. Factors studied were time
interval of providing liquid organic fertilizer Enviro, consisting of 4 levels ( 5, 7, 9
and 11 days and varieties, consisting of 2 levels (local varieties and Hercules 56).
Variables observed were plant height, fruit numbers, fruit length, fruit diameter,
and fruit Weights. Results showed that the time interval of providing liquid
organic fertilizer Enviro did not affect plant height at age of 10, 20, and 30 days
after planting (DAP), the number, length, diameter and weight of cucumber fruits
harvested for 4 times. On the other hand, variety exerted significant effects on
plant height at age of 10, 20 and 30 DAP, the number, length and weight of fruits,
but did not exert a significant effect on fruit diameter. The best growth and length
of cucumber fruits were found on varieties Hercules 56, while the number,
diameter and weight of fruits of four Time harvest were found on local varieties.
There was no significant interaction between time interval and variety on all
variables observed.

Keywords: liquid organic fertilizer, Enviro, variety, Hercules 56, cucumbers

PENDAHULUAN terlebih lagi dengan banyaknya


penggunaan varietas unggul yang
Prospek tanaman mentimun mempunyai respons yang tinggi
semakin cerah, karena pemasaran terhadap pemupukan.
hasilnya tidak hanya dilakukan di Pemupukan merupakan salah
dalam negeri (domestik) tetapi ke satu cara untuk memperbaiki tingkat
luar negeri (ekspor). Untuk itu kesuburan tanah dan meningkatkan
diperlukan peningkatan produksi dan produksi tanaman. pemupukan dapat
produktivitas dari mentimun, salah dilakukan melalui tanah dan daun.
satunya melalui pemupukan Pemupukan melalui daun dilakukan
(Rukmana, 1994). Pemupukan karena adanya kenyataan bahwa
memegang peran penting dalam pemupukan melalui tanah kadang-
meningkatkan produksi tanaman, kadang kurang menguntungkan,

133
Jumini et al. (2012) J. Floratek 7: 133 - 140

karena unsur hara sering terfiksasi, banyak menghasilkan bunga jantan,


tercuci dan adanya interaksi dengan buahnya berwarna putih kehijauan.
tanah sehingga unsur hara tersebut Sedangkan varietas Hercules 56
relatif kurang tersedia bagi tanaman. masa panennya 35-60 HST, buah
Faktor inilah yang mendorong seragam, tidak berongga, daging
timbulnya pemikiran untuk melaku- buah cukup tabal, buah berbentuk
kan pemupukan melalui daun panjang silindris dan kulitnya
(Suhadi, 1980). Keuntungan berwarna hijau tua (Cahyono, 2003).
pemupukan melalui daun adalah Sejauh mana pengaruh dari interval
penyerapan unsur hara dari pupuk waktu pemupukan organik cair
yang di berikan berjalan lebih cepat Enviro terhadap pertumbuhan dan
dibandingkan bila diberikan melalui hasil dua varietas mentimun serta
tanah, sehingga pemberian pupuk interaksi antara kedua faktor tersebut
melalui daun lebih efisien belum diketahui oleh karena itu perlu
penyerapan unsur haranya (Lingga, dilakukan penelitian.
1994). Penelitian ini bertujuan untuk
Pada prinsipnya pemupukan mengetahui interval waktu pembe-
melalui daun memperhatikan waktu rian pupuk organik cair Enviro yang
aplikasi yang tepat. Soetejo dan tepat terhadap pertumbuhan dan hasil
Kartasapoetra (1988) menyebutkan dua varietas tanaman mentimun serta
bahwa waktu aplikasi juga nyata tidaknya interaksi antara kedua
menentukan pertumbuhan tanaman. faktor tersebut.
Berbedanya waktu aplikasi akan
memberikan hasil yang tidak sesuai
dengan pertumbuhan tanaman. METODE PENELITIAN
pemberian pupuk melalui daun
dengan interval waktu yang terlalu Bahan dan Alat Penelitian
sering dapat menyebabkan konsumsi Benih yang digunakan pada
mewah, sehingga menyebabkan penelitian ini adalah varietas lokal
pemborosan pupuk. Sebaliknya, bila dan Hercules. Varietas lokal
interval pemupukan terlalu jarang diproduksi oleh PT. benih Citra Asia
dapat menyebabkan kebutuhan hara (BCA) Jember-Indonesia dan
tanaman kurang terpenuhi. Interval varietas Hercules di produksi oleh
waktu pemberian pupuk organik cair PT. Tanindo Subur Prima Surabaya-
Enviro di anjurkan yaitu 7-10 hari Indonesia untuk varietas lokal
sekali dengan konsentrasi 1 cc per dibutuhkan sebanyak 5 g, sedangkan
liter air. varietas Hercules 56 dibutuhkan 6 g
Di samping pemupukan, karena benih varietas ini lebih besar
penggunaan benih varietas unggul dibandingkan benih varietas lokal.
juga sangat berpengaruh terhadap Pupuk yang digunakan adalah pupuk
hasil mentimun. Penelitian ini organik cair Enviro, urea, SP 36 dan
menggunakan dua varietas yang KCL.
menghendaki tempat yang berbeda. Untuk mengendalikan serang-
Mentimun varietas lokal menghen- an hama dan penyakit digunakan
daki dataran rendah dan mentimun insektisida Dursban 200 EC dengan
varietas Hercules 56 menghendaki konsentrasi 2 cc/l air dan fungisida
dataran tinggi untuk pertumbuhan- Benlate dengan dosis 2 g/l air. Alat-
nya. Mentimun varietas lokal mulai alat yang digunakan dalam penelitian
berbunga pada umur 24 HST, umur ini adalah cangkul, garu, meteran,
panen tanaman ini 33-36 HST dan timbangan, jangka sorong, hand

134
Jumini et al. (2012) J. Floratek 7: 133 - 140

sprayer, gembor, pisau, tali dan alat Vk = Pengaruh varietas mentimun


tulis menulis. (V) taraf ke-k (1,2)
Penelitian ini dilaksanakan di εijk = Galat percobaan
tanah PEMDA NAD bantaran Apabila hasil uji F
Krueng Lamnyong Dusun Barat menunjukkan pengaruh yang nyata,
Kopelma Darussalam Kecamatan maka dilanjutkan dengan uji Beda
Syiah Kuala – Banda Aceh, dengan Nyata Jujur pada taraf 5% (BNJ)0.05,
ketinggian tempat 0,8 m di atas dengan rumus:
permukaan laut, dimulai dari 11 KTA
November 2008 sampai dengan 10 BNJ0.05 = q0,05 (p;dbA)
r
Januari 2009.
di mana:
Penelitian ini menggunakan
BNJ = Beda Nyata Jujur pada
rancangan acak kelompok (RAK)
level 5%
pola faktorial 4x2. Faktor yang
Q0,05 = Nilai Baku q pada taraf 5%:
diteliti adalah interval waktu
P = Jumlah Perlakuan
pemberian pupuk organik cair Enviro
DbA = Derajat Bebas Acak
(I) dan varietas (V)
KTA = Kuadrat tengah acak
Faktor interval waktu pemupukan (I)
r = Jumlah Ulangan
terdiri dari 4 taraf yaitu:
I1= 5 hari sekali
I2= 7 hari sekali Pelaksanaan Penelitian
Pengolahan tanah dilanjutkan
I3= 9 hari sekali
membentuk plot-plot dengan ukuran
I4= 11 hari sekali
250 cm panjang dan 100 cm lebar
Faktor varietas terdiri dari 2 taraf
dengan ketinggian 30 cm sebanyak
yaitu:
24 plot. Jarak antar plot 30 cm dan
V1= varietas lokal
jarak antara kelompok 100 cm.
V2= varietas hibrida/
Benih ditanam sebanyak 3
Hercules 56
benih per lubang tanam, pada umur
Dengan demikian terdapat 8
10 HST dicabut 1 tanaman dan
kombinasi perlakuan dan 3 ulangan,
ditinggalkan 2 tanaman yang bagus
sehingga diperoleh 24 unit
pertumbuhannya.
percobaan.
Sebagai pupuk dasar yaitu
Model matematika yang digunakan
pupuk kandang sebanyak 20 ton/ha
adalah
(1 kg/lbg tanam) diberikan seminggu
Yijk = µ + βi + Ij + Vk + (IV)jk + εijk
sebelum tanam, urea 150 kg/ha (7,5
di mana :
g/lbg tanam), SP-36 150 kg/ha (7,5
Yijk = hasil pengamatan untuk
g/lbg tanam) dan KCL 150 kg/ha
faktor interval waktu
(7,5 g/lbg tanam) masing-masing
pemberian pupuk organik cair
diberikan pada saat tanam.
Enviro (I) pada taraf ke –j dan
Sedangkan pupuk organik cair
pengaruh varietas mentimun
Enviro diberikan dengan cara
(V) taraf ke- k pada ulangan
penyemprotan ke seluruh bahagian
ke-i
tanaman, penyemprotan pertama
µ = Rata-rata umum
dilakukan pada umur 10 HST dan
βi = Pengaruh kelompok ke-I (i =
selanjutnya sesuai dengan perlakuan
1, 2, 3)
interval waktu yang dicobakan yaitu
Ij = Pengaruh interval waktu
5,7,9 dan 11 hari sekali dan berakhir
pemberian pupuk organik cair
sebelum panen yaitu pada umur 35
Enviro taraf ke- j (j=1, 2, 3, 4)
HST. Penyemprotan dilakukan pada

135
Jumini et al. (2012) J. Floratek 7: 133 - 140

sore hari sekitar pukul 17.00 WIB ke ujung buah. Setiap varietas
dengan konsentrasi 1 cc/l air. memiliki warna buah yang berbeda,
Penyulaman dilakukan pada varietas lokal berwarna hijau
umur 7-10 HST, untuk mengganti keputihan sedangkan Hercules 56
tanaman yang tidak normal tumbuh berwarna hijau tua.
atau mati
Penyiraman dilakukan dua Pengamatan
kali sehari (pagi dan sore) atau Tinggi tanaman diamati pada
disesuaikan dengan keadaan cuaca. umur 10, 20 dan 30 HST yang diukur
Pemasangan ajir atau lanjaran mulai dari pangkal batang hingga ke
dilakukan seawal mungkin (5 hari titik tumbuh tertinggi, diukur dengan
setelah tanam) agar tidak tali selanjutnya dipindahkan ke
mengganggu sistem perakaran meteran.
tanaman, tiap tanaman dipasang satu Jumlah buah per tanaman
ajir yang terbuat dari bambu diperoleh dengan menghitung jumlah
Penyiangan gulma dilakukan keseluruhan buah per tanaman
pada umur 20 HST sekaligus selama empat kali panen kemudian
pembumbunan. Pembumbunan dirata-ratakan.
dilakukan dengan mengangkat tanah Panjang buah diukur setelah
dari parit (antar bedengan) yang panen, pengukuran dilakukan dari
ditimbun di sekitar pangkal batang pangkal sampai ke ujung buah.
tanaman, tujuan untuk memperbaiki Diameter buah diukur setelah
drainase. panen dengan menggunakan jangka
Pemangkasan daun terutama sorong, diameter buah diukur pada
daun yang sudah tua dilakukan pada bahagian tengah buah.
umur 21 hari setelah tanam agar Hasil mentimun pertanaman
terbentuk cabang –cabang baru yang didapat dengan menjumlahkan hasil
produktif sehingga menghasilkan mentimun keseluruhan selama 4 kali
bunga dan buah. panen.
Untuk mengendalikan
serangan hama dan penyakit HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan insektisida Dursban 200
EC dengan konsentrasi 2 cc/l air dan Pengaruh interval waktu
fungisida Benlate dengan dosis 2 g/l pemberian pupuk
air yang disemprotkan ke seluruh Hasil uji F pada analisis
bahagian tanaman pada umur 20 ragam, menunjukkan bahwa interval
HST. waktu pemberian pupuk organik cair
Panen pertama mentimun Enviro berpengaruh tidak nyata
varietas lokal pada umur 35 HST dan terhadap tinggi tanaman mentimun
mentimun Varietas Hibrida/ Hercules umur 10. 20 dan 30 HST, jumlah
56 pada umur 40 HST. Pemanenan buah pertanaman, panjang buah,
dilakukan selama 4 kali dengan diameter buah dan berat buah
interval 3 hari sekali. Secara fisik pertanaman, rata-rata nilai peubah
buah timun yang sudah sampai masa yang diamati dapat dilihat pada Tabel
panen memiliki ciri buah berwarna 1.
sama mulai dari pangkal buah sampai

136
Jumini et al. (2012) J. Floratek 7: 133 - 140

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman, diameter buah, panjang buah, jumlah buah
pertanaman, berat buah pertanaman akibat perlakuan interval waktu
pemberian pupuk.
Interval waktu pemberian pupuk
Peubah
I1 I2 I3 I4
Tinggi tanaman (cm)
10 HST 6,47 6,33 6,22 6,50
20HST 29,38 27,34 27,92 28,54
30 HST 107,89 105,5 111,17 109,22
Panjang buah (cm) 21,87 21,61 21,47 21,75
Diameter buah (cm) 4,56 4,40 4,42 4,44
Jumlah buah pertanaman
2,83 3,44 2,89 2,67
(buah)
Berat buah pertanaman
6,60 8,42 6,96 6,54
(ons)

Tabel 1 menunjukkan bahwa dalam menyerap unsur hara. Menurut


tinggi tanaman mentimun umur 10, Lingga (1994), pemberian pupuk
20 da 30 HST pada setiap interval pada saat matahari sedang terik akan
waktu pemupukan sangat beragam, menyebabkan larutan pupuk cepat
begitu juga terhadap diameter dan menguap dan tidak dapat di serap
panjang buah, jumlah dan berat buah oleh tanaman secara maksimal,
pertanaman, tidak berpengaruh pupuk yang tertinggal pada
nyatanya perlakuan interval waktu permukaan akan menyerap cairan
pemupukan pupuk organik cair daun sekitarnya, karena pupuk
Enviro terhadap pertumbuhan dan bersifat higroskopis sehingga daun
hasil tanaman mentimun, di duga seperti terbakar. Ketersediaan unsur
tanaman mentimun belum hara yang cukup dan seimbang akan
memanfaatkan pupuk secara mempengaruhi proses metabolisme
maksimal, karena pada saat pada jaringan tanaman (Darmawan
berlangsungnya penelitian kebetulan dan Baharsyah 1983).
musim penghujan, sehingga pupuk Tinggi tanaman umur 10 HST
yang di semprotkan melalui daun cenderung lebih baik di jumpai pada
tercuci oleh air hujan. Efisien perlakuan interval pemupukan 11
pemupukan melalui daun erat sekali hari sekali (I4), tinggi tanaman umur
kaitannya dengan keadaan pada saat 20 HST, panjang buah dan diameter
penyemprotan pupuk. Menurut buah cenderung lebih baik pada
Schroth dan Sinclair (2003) tanaman perlakuan I1 (pemupukan 5 hari
yang memperoleh unsur hara dalam sekali), tinggi tanaman umur 30
jumlah yang optimum serta waktu HST, jumlah buah dan berat buah
yang tepat, maka akan tumbuh dan pertanaman lebih baik di jumpai pada
berkembang secara maksimal. interval pemupukan 9 hari sekali (I3).
Masalah waktu dan metode Walaupun secara statistik tidak
pemupukan melalui daun merupakan berpengaruh nyata
hal yang penting untuk
meningkatkan efisiensi tanaman

137
Jumini et al. (2012) J. Floratek 7: 133 - 140

Pengaruh perlakuan varietas buah, jumlah dan berat buah


Hasil uji F pada analisis pertanaman, akan tetapi berpengaruh
ragam menunjukkan bahwa nyata terhadap diameter buah, rata-
perlakuan varietas berpengaruh rata nilai peubah yang diamati
sangat nyata terhadap tinggi tanaman setelah di uji dengan BNJ 0,05 dapat
umur 10, 20 dan 30 HST, panjang di lihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata- rata tinggi tanaman umur 10, 20 dan 30 HST, panjang buah,
diameter buah, jumlah dan berat buah pertanaman akibat perlakuan
varietas
perlakuan varietas
Peubah BNJ 0,05
V1 V2
Tinggi tanaman umur (cm)
10 HST 5,29 b 7,47 a 0,50
20 HST 26,22 b 30,37 a 2,54
30 HST 102,89 b 114,50 a 7,69
Panjang buah (cm) 20,16 b 23,19 a 0,82
Diameter buah (cm) 4,60 a 4,31 b 0,24
Jumlah buah / tanaman (buah) 3,50 a 2,42 b 0,57
Berat buah / tanaman (ons) 8,28 a 5,89 b 1,63
Keterangan : Angka yang di ikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama
berbeda nyata pada taraf peluang 5 % (uji BNJ).

Tabel 2 menunjukkan bahwa Hasil penelitian juga dapat


tanaman mentimun umur 10, 20 dan disimpulkan bahwa hasil mentimun
30 HST tertinggi di jumpai pada yang terbaik untuk jumlah, diameter
perlakuan varietas Hercules (V2), dan berat buah dijumpai pada
begitu juga untuk peubah rata-rata perlakuan varietas lokal (V1). Karena
panjang buah yang berbeda nyata varietas lokal telah beradaptasi
dengan varietas lokal (V1), dengan lingkungan, sedangkan
selanjutnya rata-rata diameter buah ukuran buah lebih panjang pada
terbesar, jumlah buah pertanaman varietas Hercules. Produksi yang
terbanyak dan buah pertanaman rendah pada varietas Hercules 56
terberat di jumpai pada varietas lokal diduga karena belum beradaptasinya
(V1) yang berbeda nyata dengan varietas ini pada lingkungan
varietas Hercules (V2). setempat. Rukmana (1994)
Dari hasil penelitian yang di menyatakan bahwa mentimun
cobakan ternyata pertumbuhan varietas hibrida (termasuk Hercules
tanaman mentimun yang terbaik 56) lebih cocok ditanam dan
dijumpai pada varietas Hercules 56 berproduksi baik pada dataran tinggi.
dibandingkan dengan varietas lokal, Imdad dan Nawangsih (1995)
hal ini diduga karena varietas menambahkan bahwa pada
Hercules 56 merupakan varietas lingkungan yang sesuai dengan
hibrida yang mempunyai keunggulan pertumbuhannya produktivitas dari
dalam pertumbuhan. mentimun hibrida (termasuk

138
Jumini et al. (2012) J. Floratek 7: 133 - 140

Hercules 56) mencapai 5 kg maka semua aktivitas metabolisme


pertanaman dan setiap tanaman yang diatur olehnya akan terganggu,
menghasilkan antara 10-15 buah, sehingga menghambat pertumbuhan
sedangkan mentimun lokal antara 0,9 dan perkembangan tanaman.
-1,6 kg per tanaman dan setiap Produksi yang tinggi pada
tanaman menghasilkan antara 4-5 varietas lokal disebabkan oleh
buah. adanya adaptasi terhadap lingkungan
Masing-masing varietas yang sesuai untuk pertumbuhan dan
mentimun yang diteliti memiliki sifat perkembangan dari tanaman tersebut.
yang berbeda dan mempunyai atau
ciri dari masing-masing varietas. Interaksi
Faktor genotipe akan membangun Hasil uji F pada analisis
daya genetik untuk pertumbuhan ragam menunjukkan bahwa tidak
tanaman (Gardner et al., 1991). terdapat interaksi yang nyata antara
Faktor genotipe dari varietas interval waktu pemberian pupuk
Hercules 56 menyebabkan tanaman organik cair Enviro dan varietas
lebih tinggi dibandingkan dengan mentimun terhadap semua peubah
varietas lokal. Yatim (1983) yang diamati. Hal ini berarti
menambahkan bahwa potensi suatu perbedaan pertumbuhan dan hasil
genotipe dari tanaman akan lebih tanaman mentimun akibat perbedaan
maksimal jika didukung oleh faktor interval waktu pemupukan organik
lingkungan. cair Enviro tidak tergantung pada
Varietas Hercules 56 kurang perbedaan varietas mentimun.
mampu beradaptasi pada lingkungan
setempat sehingga menurunkan
produksi. Varietas ini lebih mampu SIMPULAN DAN SARAN
beradaptasi dan berproduksi tinggi
pada lingkungan yang sesuai untuk Simpulan
pertumbuhannya. Kurangnya 1. Interval waktu pemberian pupuk
adaptasi dari varietas ini pada organik cair Enviro berpengaruh
lingkungan setempat adalah sebagai tidak nyata terhadap tinggi
respons dari tekanan-tekanan tanaman umur 10, 20 dan 30 HST,
lingkungan. jumlah, panjang dan diameter
Menurut Kartasapoetra serta berat buah mentimun.
(1990), suhu yang optimum sangat 2. Varietas berpengaruh sangat nyata
diperlukan oleh tanaman terutama terhadap tinggi tanaman pada
pada proses metabolismenya. Suatu umur 10, 20 dan 30 HST, jumlah,
tanaman membutuhkan kisaran suhu panjang dan berat buah, akan
tertentu untuk pertumbuhannya, yang tetapi berpengaruh nyata terhadap
berarti bahwa suatu tanaman tidak diameter buah. Hasil terbaik
akan tumbuh dengan baik bila syarat dijumpai pada varietas lokal.
tersebut tidak terpenuhi (Fitter dan 3. Tidak terdapat interaksi yang
Hay, 1981). Varietas Hercules 56 nyata antara interval waktu
kurang mampu beradaptasi pada pemberian pupuk organik cair
dataran rendah yang suhu hariannya Enviro dengan perlakuan varietas
relatif tinggi. Menurut Karim (1985), mentimun terhadap tinggi
suhu yang ekstrem pada tanaman tanaman umur 10, 20 dan 30
dapat mengakibatkan aktivitas enzim HST, jumlah, panjang dan
di dalam tanaman akan menurun. diameter serta berat buah
Bila suatu enzim menjadi tidak aktif mentimun.

139
Jumini et al. (2012) J. Floratek 7: 133 - 140

Saran Imdad, H.P. dan AA. Nawangsih.


Berhubung penelitian ini 1995. Sayuran Jepang. Penebar
dilakukan pada musim hujan dan swadaya, Jakarta. 216 hlm.
hanya empat kali panen, oleh karena Karim, K. 1985. Dasar-dasar
itu perlu dilakukan penelitian lebih Klimatogi (Diktat Kuliah).
lanjut pada musim yang lain sampai Fakultas Pertanian Universitas
masa panen kedua varietas mentimun Syiah Kuala. 162 hlm.
itu berakhir. Kartasapoetra, A. G. 1990. Pengaruh
Iklim Terhadap Tanah. Bumi
DAFTAR PUSTAKA Aksara, Bandung. 134 hlm.
Lingga, P. 1994. Petunjuk
Cahyono, B.2003. Timun. CV. Penggunaan Pupuk. Penebar
Aneka ilmu, Anggota Ikapi, swadaya. Jakarta. 163 hlm.
Semarang, 124 hlm. Rukmana, R. 1994. Budidaya
Darmawan, J dan J. Baharsyah. Mentimun. Kanisius,
1983. Dasar-dasar Ilmu Fisiologi Yokyakarta. 67 hlm.
Tanaman. Suryandaru Utama, Schroth, G dan F. C. Sinclair. 2003.
Semarang. 89 hlm. Tress, Crops and Soil
Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1981. FERLILITY: concepts and
Fisiologi Lingkungan Halaman. Research Methods. CABI. 464
Gajah Mada University Press, P.
Yokyakarta. 421 hlm. Soetejo, M.M dan A.G
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Kartasapoetra. 1988. Pupuk dan
Mitchel. 1991. Fisiologi Cara Pemupukan. PT. Bima
Tanaman Budidaya (Terjemahan Aksara, Jakarta. 223 hlm.
Hermawati Susilo). Universitas Suhadi, M. 1980. Meningkatkan
Indonesia Press, Jakarta. 428 Produktivitas Melalui Pupuk
Hlm. Daun. Trubus 131 (9) : 36-38
Yatim, W. 1983. Genetika. Tarsito,
Bandung. 395 hlm.

140

You might also like