Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.

) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif


Sarapan Anak Usia Sekolah

TEPUNG IKAN TERI NASI (STOLEPHORUS COMMERSINI LAC.)


SEBAGAI SUMBER KALSIUM DAN PROTEIN PADA CORN FLAKES
ALTERNATIF SARAPAN ANAK USIA SEKOLAH
Yosfi Rahmi, Novita Widya R, Paramita Nur Anugerah, Laksmi Karunia Tanuwijaya
1Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur


yosfirahmi79@ub.ac.id

Abstract
School-aged children need adequate nutrients to support their growth. Infact, the
school-aged children in Indonesia eat a low nutritional breakfast, even many who do
not eat breakfast. An alternative solution is the manufacture of cereals that are
practical yet nutrient-dense as high in protein and calcium. The purpose of this study
was to determine the protein, calcium contents and sensory properties of Corn Flakes
based on anchovy flour as an alternative breakfast for school-aged Children. This
research uses Completely Randomized Design (CRD). Treatment is the ratio of corn
flour:anchovy flour that are 100:0, 90:10, 80:20, and 70:30. Each treatment was
repeated 5 times. The results showed an increase in the concentration of anchovy
flour gave a significant difference in protein content (Kruskal Wallis, p=0,000) and
calcium (ANOVA, p=0,000) of Corn Flakes. However, the use of anchovy flour
decreases the sensory properties of Corn Flakes in terms of color, texture, taste, and
aroma (Kruskal-Wallis, p<0.05). Conclusion, the best Corn Flakes composition of corn
flour with anchovy flour is 80:20 to obtain better sensory properties of Corn Flakes.
Consumption of 30 g of Corn Flakes TITN per day can meet the protein and calcium
needs of children aged 7-9 years by 8.96% and 45.99%.

Keywords: Corn flakes, anchovy flour, protein, calcium, sensory properties.

Abstrak
Anak usia sekolah membutuhkan zat gizi yang cukup untuk menunjang
pertumbuhannya. Faktanya, anak-anak usia sekolah di Indonesia mengonsumsi
sarapan yang rendah kandungan gizinya, bahkan banyak yang tidak sarapan.
Salah satu solusinya adalah pembuatan sereal yang praktis namun padat gizi
terutama protein dan kalsium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kadar protein, kalsium dan mutu organoleptik dari Corn Flakes berbahan dasar
tepung ikan teri nasi sebagai alternatif sarapan anak usia sekolah. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan adalah perbandingan
antara tepung jagung (TJ) dengan tepung ikan teri nasi (TITN) yaitu 100:0, 90:10,
80:20, dan 70:30. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan konsentrasi TITN memberikan perbedaan
yang nyata pada kadar protein (Kruskal Wallis, p=0,000) dan kalsium (ANOVA,
p=0,000). Namun, penggunaan TITN menurunkan sifat sensorik dari Corn Flakes
baik dari segi warna, tekstur, rasa, dan aroma (Kruskal-Wallis, p < 0,05)..
Kesimpulan, komposisi TJ dengan TITN 80:20 disarankan untuk menghasilkan
sifat sensorik terbaik dari Corn Flakes. Konsumsi 30 g Corn Flakes TITN ini per
hari dapat memenuhi kebutuhan protein dan kalsium anak usia 7-9 tahun sebesar
8,96% dan 45,99%.

Kata kunci : Corn flakes, tepung ikan teri nasi, protein, kalsium, sifat sensorik

Pendahuluan kalsium. Protein sebagai zat pembangun


Masa usia sekolah adalah masa dan kalsium berperan untuk
dimana anak-anak membutuhkan energi pembentukan tulang dan gigi (1). Asupan
dan zat gizi yang cukup untuk menunjang kalsium yang mencukupi kebutuhan dapat
pertumbuhannya, termasuk protein dan memaksimalkan kemampuan tulang
Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 34
Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif
Sarapan Anak Usia Sekolah

mencapai kepadatan optimal dan pangan dikatakan tinggi protein maupun


mencegah osteoporosis pada saat dewasa tinggi kalsium yaitu sebesar 35% Acuan
(1). Kekurangan energi dan zat gizi pada Label Gizi (ALG) per 100 g dan 30% ALG
anak-anak usia sekolah tentunya dapat per 100 g, secara berurutan (8).
mengganggu pertumbuhan dan Penambahan bahan makanan yang
aktifitasnya. mengandung tinggi protein dan kalsium
Sarapan adalah waktu makan yang untuk melengkapi kandungan gizinya
paling penting dibandingkan waktu makan perlu untuk dilakukan. Salah satu
lainnya (2). Sarapan secara rutin setiap alternatifnya adalah dengan
hari dianjurkan sebagai salah satu cara menambahkan ikan teri nasi.
untuk mencegah terjadinya obesitas pada Ikan teri nasi adalah salah satu
anak-anak (3). Bagi anak usia sekolah, sumber daya hasil kelautan yang mudah
sarapan bertujuan untuk mencukupi ditemukan. Ikan teri nasi sudah lama
kebutuhan energi selama beraktifitas di dikenal oleh masyarakat, mudah didapat,
sekolah serta dapat meningkatkan dan harganya relatif murah. Namun ikan
konsentrasi dan daya ingat anak (4). teri nasi belum banyak diolah dan hanya
Di Indonesia, anak-anak usia digunakan sebagai lauk saja seperti
sekolah mengonsumsi sarapan yang masih rempeyek, pepes, bebothok, atau hanya
kurang dari kebutuhan, bahkan banyak digoreng saja. Padahal, jika ditepungkan,
anak yang melewatkan makan sarapannya ikan teri nasi mengandung protein dan
setiap pagi (5). Secara rinci dari hasil kalsium yang tinggi, yaitu 32,5/100 g dan
analisis Riset Kesehatan Dasar 4608 mg/100 g, secara berurutan (9).
(RISKESDAS) 2010 menunjukkan 26,1% Penggunaan tepung ikan teri nasi
anak hanya sarapan dengan air minum. (TITN) pada Corn Flakes diharapkan dapat
Dari 35.000 anak usia sekolah dasar yang meningkatkan nilai gizi Corn Flakes dan
diteliti, sebanyak 44,6% anak yang dapat dikonsumsi lebih praktis karena
sarapan bahkan masih memperoleh dapat disajikan tanpa susu. Selain itu,
asupan energi tak lebih dari 15% Corn Flakes diharapkan dapat dikonsumsi
kebutuhannya. Padahal semestinya sebagai snack tinggi protein dan kalsium
mereka sudah bisa memperoleh 20% karena kandungan kalsium dari susu
hingga 25% kebutuhan energi dari dapat digantikan oleh TITN tersebut.
sarapan pagi. Sisanya bahkan tidak Selain itu, penggunaan ikan teri nasi juga
sarapan (5). akan meningkatkan mutu protein dari
Alasan anak-anak tidak sarapan Corn Flakes. Jagung sebagai bahan utama
ada bermacam-macam, diantaranya pembuatan Corn Flakes mengandung
adalah kekurangan waktu untuk sarapan. asam amino lisin yang terbatas,
Untuk menjawab permasalahan mengenai sedangkan pada protein ikan kandungan
sarapan maka dibutuhkan suatu makanan asam amino ini cukup tinggi (10). Corn
yang mudah dan cepat disajikan untuk Flakes ini diharapkan nantinya dapat
menu sarapan pagi yang dapat langsung menjadi alternatif sarapan anak-anak
dikonsumsi atau hanya memerlukan Indonesia yang praktis dan bernilai gizi
sedikit waktu untuk persiapannya yaitu tinggi.
sereal (6), contohnya Corn Flakes. Berdasarkan latar belakang
Corn Flakes adalah salah satu jenis tersebut peneliti ingin mengkaji
sereal yang dijadikan pilihan untuk menu peningkatan kadar protein, kalsium dan
sarapan pagi (7) kemungkinan karena sifat sensorik dari Corn Flakes TITN
mudah disajikan dan disukai anak-anak sebagai alternatif sarapan tinggi protein
Berdasarkan hasil survei ditemukan dan kalsium.
bahwa dari tiga produk Corn Flakes di
pasaran, maksimal hanya mengandung 2 g Metode Penelitian
protein dan 5 mg kalsium per 100 g jika Penelitian dilaksanakan pada bulan
disajikan tanpa susu. Hal ini tidak Juli - September 2013 di Laboratorium
memenuhi persyaratan dari suatu bahan Penyelenggaraan Makanan Fakultas

Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 35


Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif
Sarapan Anak Usia Sekolah

Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Pembuatan Corn Flakes dengan Tepung


Penelitian menggunakan desain Ikan Teri Nasi, 4) Penilaian sifat sensorik,
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 5) analisis zat gizi yaitu kadar protein dan
taraf perlakuan berdasarkan rasio TJ:TITN kalsium.
yaitu, 100:0, 90:10, 80:20, dan 70:30.
Perlakuan ditetapkan berdasarkan hasil Pembuatan Tepung Jagung (TJ)
penelitian Perana yang menyatakan bahwa Jagung kuning yang digunakan
tepung ikan teri dapat menggantikan adalah jagung kuning pipil kering varietas
proporsi tepung jagung hingga 30% (11). Bisma yang didapatkan dari Balai Benih
Setiap perlakuan dilakukan 5 kali Induk Palawija, Lawang, Malang. TJ dibuat
pengulangan, sehingga didapatkan 20 kali dengan cara jagung kuning pipil utuh
percobaan. Bahan-bahan yang digunakan kering sebanyak 3500 g digiling dengan
untuk pembuatan Corn Flakes dengan menggunakan mesin penggiling (willey
TITN adalah TJ, TITN, margarin, gula, air, mill), lalu diayak dengan ayakan 80 mesh.
garam, baking soda dan bawang putih. TJ siap digunakan (12). Diagram alir
Penelitian dilakukan dalam beberapa proses pembuatan TJ disajikan pada
tahap yaitu 1) Pembuatan Tepung Jagung, Gambar 1.
2) Pembuatan Tepung Ikan Teri Nasi, 3)

Gambar 1.
Proses Pembuatan Tepung Jagung

Pembuatan Tepung Ikan Teri Nasi menggunakan blender sampai halus,


(TITN) kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh.
Ikan teri yang digunakan adalah TITN yang sudah halus disangrai. TITN
ikan teri nasi basah tawar yang diperoleh siap digunakan (13). Diagram alir proses
dari nelayan daerah Kraton, Pasuruan, pembuatan TITN disajikan pada Gambar
Jawa Timur. Pembuatan TITN dilakukan 2.
dengan cara ikan teri nasi sebanyak 8000
g yang telah dicuci hingga bersih,
dikeringkan menggunakan oven bersuhu
80 ⁰C selama 5 jam. Ikan teri nasi yang
telah kering kemudian digiling dengan
Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 36
Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif
Sarapan Anak Usia Sekolah

Gambar 2
Proses Pembuatan TITN

Proses Pembuatan Corn Flakes dengan dipipihkan dengan alat penggiling kayu
TITN (roller pin). Setelah itu dilakukan
Corn Flakes dibuat dengan cara TJ pencetakan dengan ukuran 2 cm x 3 cm x
dan TITN dicampur dengan proporsi 100:0, 1 mm. Setelah dicetak, adonan
90:10, 80:20, dan 70:30. Kemudian dimasukkan ke dalam oven bersuhu
diberikan penambahan 30 g margarin, 20 120ºC selama 20 menit (12). Diagram alir
g gula, 4 g garam, 30 g air, 2 g baking proses pembuatan Corn Flakes ini
soda, dan 2 g bawang putih. Campuran disajikan pada Gambar 3.
tersebut diaduk sampai homogen secara
manual. Adonan yang terbentuk kemudian

Gambar 3
Proses Pembuatan Corn Flakes dengan TITN
Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 37
Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif
Sarapan Anak Usia Sekolah

Penilaian Sifat Sensorik


Sifat sensorik yang terdiri atas Analisis Data
warna, tekstur, rasa, dan aroma dinilai Data dengan skala rasio dilakukan
oleh panelis berdasarkan tingkat kesukaan uji normalitas dengan uji Saphiro-Wilk dan
(hedonis) panelis terhadap Corn Flakes homogenitas dengan Levene Test. Data
dengan tepung ikan teri nasi. Panelis yang berdistribusi normal dan homogen
terdiri atas 30 panelis agak terlatih yang dianalisis dengan uji ANOVA dan uji lanjut
merupakan mahasiswa gizi Universitas Duncan, Sedangkan data yang tidak
Brawijaya Malang. Panelis menilai tingkat terdistribusi normal dan tidak homogen
kesukaan terhadap rasa, warna, aroma dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan
dan tekstur dari Corn Flakes. Skala dilanjutkan dengan uji Mann Whitney
penilaian yang digunakan dalam uji Data kadar protein dan sifat sensorik
hedonic adalah 1 = Sangat Tidak Suka, 2 = dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan
Tidak Suka, 3 = Suka, dan 4 = Sangat dilanjutkan dengan uji Mann Whitney
Suka. sedangkan data kadar kalsium dianalisis
menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut
Analisis Zat Gizi Duncan.
Zat gizi yang dianalisis adalah kadar
protein dan kalsium. Kadar protein dari
setiap perlakuan dianalisis dengan metode Hasil Dan Pembahasan
Kjeldahl (%). Kadar kalsium dianalisis Penampakan Corn Flakes dengan
menggunakan metode Atomic Absorption tepung ikan teri nasi disajikan pada
Spectrofotometer (AAS) dengan Calcium Gambar 4.
Flame yang dinyatakan dalam satuan mg.

a. 100:0 b. 90:10

c. 80:20 d. 70:30

Gambar 4
Corn Flakes dengan beberapa perbandingan proporsi TJ dan TITN.

Kadar Protein Hasil analisis kadar protein produk


Corn Flakes dengan TITN meningkat pada

Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 38


Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif
Sarapan Anak Usia Sekolah

setiap penambahan jumlah TITN mengetahui pada taraf perlakuan mana


sebagaimana disajikan pada Tabel 1. saja yang memberikan perbedaan yang
Perbandingan TJ dan TITN memberikan nyata, diuji dengan Mann Whitney Test.
perbedaan yang signifikan (Kruskall Wallis, Hasilnya menunjukkan perbedaan kadar
p=0,000) terhadap kadar protein Corn protein yang nyata tampak pada masing-
Flakes dengan TITN. Uji lanjut untuk masing perlakuan (p<0,05).

Tabel 1
Kadar Protein dan Kalsium Corn Flakes dengan TITN (Stolephorus commersini lac.) dalam
100 g
Variabel Perbandingan TJ dengan TITN (%:%)
100:0 90:10 80:20 70:30
-1- -2- -3- -4- -5-
Protein (g/100 g)* 8,19a 13,30b 14,64c 23,79d
Kalsium (mg/100 g)** 4,36±0,33a 784,20±3,56b 1533,20±1,64c 1982,80±2,17d
*Kadar protein yang memiliki notasi berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata
dengan uji Mann Whitney (p<0,05). **Kadar kalsium yang memiliki notasi berbeda
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan uji Duncan (p<0,05)

Semakin banyak penambahan TITN, tepung ikan teri nasi berasal dari tepung
maka semakin besar pula kandungan ikan teri nasi.
protein dalam Corn Flakes dengan TITN. Penelitian pada produk Mie yang
Perbedaan kadar protein pada Corn Flakes ditambahkan ikan teri putih (14),
dengan TITN disebabkan karena menghasilkan mie dengan kadar kalsium
kandungan protein pada TITN lebih tinggi mulai 162,32 mg/100 g hingga 219,36
dari pada TJ yaitu 48,8 g dan 9,2 g per mg/100 g. Kadar kalsium pada mie yang
100 g (9). Hal ini sejalan dengan penelitian dihasilkan lebih rendah dibandingkan
penambahan tepung ikan teri pada produk pada Corn Flakes dengan TITN. Hal ini
tortilla (11) dan produk olahan tepung ubi bisa disebabkan oleh perbedaan jenis ikan
kayu (10). Penambahan tepung ikan teri teri yang digunakan maupun proporsi
pada suatu produk dapat meningkatkan tepung ikan teri yang digunakan. Hasil
kadar protein produk secara signifikan. yang berbeda didapatkan pada produk
Kadar Kalsium Corn Flakes tortilla chips (11), penambahan tepung
Rerata kadar kalsium pada masing- ikan teri malah tidak berpengaruh secara
masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel signifikan pada kadar kalsium pada
1. Peningkatan proporsi TITN memberikan produk tortilla chips walaupun ada
perbedaan yang nyata terhadap kadar kecenderungan peningkatan kalsium
kalsium Corn Flakes dengan TITN (ANOVA, dengan peningkatan proporsi tepung ikan
p<0,05). Uji lanjut untuk mengetahui taraf teri. Hal ini kemungkinan karena kadar
perlakuan mana saja yang memberikan kalsium pada ikan teri yang digunakan
perbedaan kadar kalsium diuji dengan hanya 1684,15 mg per 100 g bahan,
Post Hoc Test Duncan. Hasilnya, perbedaan setengah dari kadar kalsium TITN.
kadar kalsium terdapat pada masing- Tingginya kadar kalsium pada TITN karena
masing perlakuan (p<0,05). Perbedaan ukuran ikan teri nasi yang kecil, sehingga
kadar kalsium yang nyata ini tulangnya pun ikut dianalisis. Ikan teri
kemungkinan besar disebabkan oleh dimakan beserta tulangnya. Selain kadar
perbedaan kadar kalsium pada bahan kalsium yang tinggi, tepung ikan teri juga
utama yaitu TJ dan TITN. Kadar kalsium mempunyai bioavailabilitas yang tinggi.
pada TJ dan TITN berdasarkan uji Penambahan tepung ikan teri pada instant
laboratorium pendahuluan adalah sebesar noodles dapat meningkatkan
4,92 mg/100 g dan 3219 mg/100 g. Hal bioavailabilitas kalsium dari instant
ini menunjukkan bahwa sumber utama noodles (15), sehingga kalsium yang
kalsium dalam produk Corn Flakes dengan

Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 39


Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif
Sarapan Anak Usia Sekolah

dikonsumsi lebih mudah diserap oleh oleh panelis berdasarkan tingkat kesukaan
tubuh. (hedonis) panelis terhadap Corn Flakes
dengan TITN. Tingkat kesukaan yang
digunakan dalam uji hedonic adalah 1 =
Sangat Tidak Suka, 2 = Tidak Suka, 3 =
Sifat Sensorik Corn Flakes dengan TITN Suka, dan 4 = Sangat Suka.
Sifat sensorik yang terdiri atas
warna, tekstur, rasa, dan aroma dinilai

Perlakuan yang memiliki tingkat kesukaan dengan notasi yang berbeda menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan uji Mann Whitney (p<0,05). Perlakuan adalah
perbandingan TJ dengan TITN yang terdiri atas P0 (100:0); P1(90:10); P2 (80:20); P3
(70:30). Tingkat kesukaan terdiri atas empat level yaitu 4 = Sangat Suka; 3 = Suka; 2 =
Tidak Suka; 1 = Sangat Tidak Suka.
Gambar 5
Tingkat Kesukaan Panelis terhadap Sifat Sensorik (Warna, Tekstur, Rasa dan
Aroma) Corn Flakes dengan TITN

Warna merupakan karakteristik yang


menentukan penerimaan atau penolakan
konsumen terhadap suatu produk. Modus
penerimaan panelis terhadap warna dapat

Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 40


Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif
Sarapan Anak Usia Sekolah

dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan penggunaan terigu atau bebas gluten (19).
Gambar 5, perlakuan yang paling disukai Penelitian pada produk flakes dengan
panelis dari segi warna adalah perlakuan penambahan sumber protein berupa ikan
dengan rasio TJ dan TITN 100:0. Hal ini lele juga menghasilkan tekstur yang lebih
disebabkan perlakuan tersebut terbuat keras seiring dengan peningkatan proporsi
dari 100% TJ sehingga memiliki warna ikan lele (13).
kuning menarik dibandingkan dengan Rasa dimulai melalui tanggapan
perlakuan yang lain yang telah rangsangan kimiawi oleh indera pencicip
ditambahkan TITN yang memiliki (lidah). Agar suatu rasa dapat dikenali,
karakteristik warna coklat keabu-abuan. maka senyawa yang membawa rasa
Semakin banyak TITN yang ditambahkan tersebut harus bersifat larut dalam air
pada suatu perlakuan maka semakin liur. Air liur akan berhubungan dengan
berwarna coklat keabu-abuan sehingga mikrovilus untuk membentuk impuls.
semakin menurunkan tingkat kesukaan Impuls kemudian dikirim melalui syaraf ke
panelis terhadap warna. Pada umumnya pusat syaraf, barulah rasa bisa
panelis lebih menyukai produk dengan diidentifikasi sebagai manis, asam, asin
warna yang lebih terang, maka tingkat atau pahit (20). Nilai modus tingkat
penerimaannya lebih tinggi pada produk kesukaan panelis terhadap rasa Corn
yang berwarna terang. Hal ini sesuai Flakes dengan TITN berkisar di angka 3
dengan beberapa penelitian terdahulu yaitu Suka. Dapat disimpulkan bahwa
yang menggunakan bahan dasar ikan teri. berdasarkan aspek rasa Corn Flakes
Penelitian penambahan ikan teri pada dengan TITN masih dalam taraf disukai
produk biskuit (16) dan mie instan (17), oleh panelis. Hasil ini sedikit berbeda
tingkat kesukaan panelis terhadap warna dengan penggunaan tepung ikan teri nasi
kedua produk yang telah disubstitusi pada produk biskuit, dimana semakin
tepung ikan teri cenderung menurun banyak tepung ikan teri yang digunakan
ketika substitusi yang dilakukan semakin semakin tidak suka panelis dengan rasa
banyak. Hal ini kemungkinan karena biskuit (16)
tepung ikan teri berwarna coklat keabu- Aroma dari suatu bahan pangan
abuan sehingga ketika disubstitusi pada disebabkan oleh adanya zat atau
produk warnanya akan lebih gelap. komponen yang mempunyai sifat volatil.
Tekstur makanan memiliki Pembauan biasanya disebut juga sebagai
pengaruh yang kuat pada persepsi penelis penyicipan jarak jauh karena seseorang
terhadap kualitas dari makanan tersebut dapat mengenal enak tidaknya suatu
(18). Nilai modus tingkat kesukaan panelis makanan yang belum terlihat hanya
terhadap tekstur Corn Flakes dengan TITN dengan penciuman jarak jauh. Hal ini
berkisar di angka 3 yaitu Suka. disebabkan karena aroma menyebar
Berdasarkan Gambar 2 dapat disimpulkan melalui udara yang berinteraksi langsung
bahwa panelis menyukai tekstur semua dengan reseptor pembau panelis (21). Nilai
perlakuan yang ada. Menurut pengamatan modus tingkat kesukaan panelis terhadap
peneliti, Corn Flakes dengan TITN maupun aroma Corn Flakes dengan tepung ikan teri
tanpa TITN memiliki tekstur yang agak nasi berkisar di angka 3 yaitu Suka.
keras. Hal ini disebabkan karena tepung Berdasarkan Gambar 2 dapat disimpulkan
jagung maupun tepung ikan teri nasi bahwa Corn Flakes dengan tepung ikan
merupakan tepung yang bebas gluten. teri nasi dari segi aroma masih dapat
Gluten berperan penting dalam diterima oleh panelis. Namun penelitian
pengembangan adonan jika dicampur penambahan tepung ikan teri pada biskuit
dengan air. Gas yang dihasilkan selama (16) dan mie instan (17) menyimpulkan
proses pengembangan adonan akan bahwa semakin banyak tepung ikan teri
terperangkap dalam adonan dan yang digunakan akan menurunkan
menghasilakn tekstur yang renyah. kesukaan panelis terhadap aroma produk
Tekstur yang agak keras merupakan karena semakin dominannya bau ikan teri.
kelemahan pada produk-produk tanpa

Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 41


Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif
Sarapan Anak Usia Sekolah

Corn Flakes dengan TITN sebagai sensoriknya dibandingkan komposisi TITN


alternatif sarapan lainnya. Hal ini mungkin dikarenakan dari
Penentuan perlakuan standar yang pengamatan peneliti Corn Flakes dengan
bisa digunakan sebagai alternatif sarapan 20% TITN secara warna belum terlalu
anak sekolah ditentukan berdasarkan gelap, dari segi aroma tidak terlalu
perlakuan yang paling disukai oleh menyengat, dari segi rasa pun tidak terlalu
panelis. Penentuan Corn Flakes yang terasa ikannya sehingga perlakuan ini
paling disukai dinilai berdasarkan sifat menjadi perlakuan terbaik dan dapat
sensoriknya. Corn Flakes dengan TITN digunakan sebagai perlakuan standar.
sebanyak 20% lebih disukai sifat

Tabel 2
Pemenuhan Kebutuhan Protein dan Kalsium Corn Flakes dengan rasio TJ dan TITN
(80:20) pada anak sekolah usia 7-9 tahun
Zat Gizi Angka Angka Kandungan Corn Pemenuhan Pemenuhan
Kecukupan Kecukupan Flakes TITN (per AKG (per AKG
Gizi (per Gizi porsi =30 g)3 hari per (sarapan
hari)1 (sarapan)2 porsi Corn per porsi
Flakes Corn
TITN)4 Flakes)
TITN5
-1- -2- -3- -4- -5- -6-
Protein 49 g 14,70 g 4,39 g 8,96% 29,87%
Kalsium 1000 mg 300 mg 459,96 mg 45,99% 153,33%
1 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013

Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia


2 dihitung dengan cara: 30% x kolom 2
3 dihitung dengan cara: 30/100 x nilai kolom 4 pada Tabel 1.
4 dihitung dengan cara: nilai kolom 4/nilai kolom 2 x 100%
5 dihitung dengan cara: nilai kolom 4/nilai kolom 3 x 100%

Berdasarkan Tabel 2, kebutuhan Menurut BPOM (8) untuk mengklaim


protein untuk sarapan pada anak usia produk sebagai tinggi kalsium maka
sekolah (7-9 Tahun) sebesar 14,70 g. Corn kandungan kalsium produk itu adalah
Flakes dengan perbandingan TJ:TITN minimal 30% AKG dan jika menggunakan
80:20 baru memenuhi 29,87% dari klaim fungsi pencegahan untuk
kebutuhan protein saat sarapan atau osteoporosis saat dewasa maka
8,96% dari kebutuhan protein harian. kandungan kalsium dalam produk itu
Pemenuhan kebutuhan protein dari satu minimal 75% AKG. Dengan demikian,
porsi Corn Flakes TITN ini masih kurang konsumsi seporsi (30 g) Corn Flakes
dari yang seharusnya, karena minimal dengan rasio TJ:TITN 80:20 yang
sarapan harus memenuhi 15-30% mengandung 459,96 mg kalsium (45,99%
kebutuhan harian (5). Untuk memenuhi AKG) sudah memenuhi kriteria sebagai
kebutuhan protein, maka sebaiknya Corn produk tinggi kalsium. Sedangkan untuk
Flakes ini dikonsumsi bersama bahan lain menggunakan klaim fungsi pencegahan
yang mengandung tinggi protein seperti untuk osteoporosis saat dewasa
kacang-kacangan. Kacang-kacangan dapat disarankan mengonsumsi 2 porsi Corn
berkontribusi dalam pemenuhan Flakes per hari.
kebutuhan protein anak sehingga dapat Kelemahan dari penelitian ini, tidak
menunjang pertumbuhan anak (22). dilakukan pengukuran terhadap
Kebutuhan kalsium untuk anak kandungan energi, lemak dan karbohidrat
sekolah berdasarkan Angka Kecukupan dari Corn Flakes. Sehingga belum
Gizi 2013 adalah sebesar 1000 mg (23). diketahui berapa sumbangan energi yang

Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 42


Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif
Sarapan Anak Usia Sekolah

diberikan saat mengonsumsi Corn Flakes Harian Anak Usia 6—12 Tahun Di
dengan tepung ikan teri nasi. Sudah Indonesia. J Gizi Dan Pangan.
banyak penelitian tentang pembuatan 7(2):89–96.
produk flakes (11–13), namun belum ada 6. Felicia A. (2006). Pengembangan
yang membuat Corn Flakes dengan Produk Sereal Sarapan Siap Santap
penambahan TITN. Berbasis Sorghum. [cited 2018 Feb
28]; Available from:
Kesimpulan http://repository.ipb.ac.id/xmlui/h
Produk Corn Flakes dengan TITN andle/123456789/32783
memberikan perbedaan yang nyata
terhadap kadar protein, kalsium dan sifat 7. Development Studies Associates.
sensorik. Semakin banyak jumlah TITN (2008). Project Profile On The
yang ditambahkan semakin tinggi kadar Establishment Of Corn Flakes
protein dan kalsium dalam Corn Flakes Producing Plant [Internet]. [cited
tersebut. Panelis cenderung menyukai sifat 2018 Feb 28]. Available from:
sensorik Corn Flakes dengan komposisi https://www.google.co.id/search?dc
TITN maksimal 20%. Untuk pemenuhan r=0&ei=5yaWWrGbFov7vAS6wIWAC
AKG anak sekolah maka saran penyajian g&q=Cornflakes+breakfast+%28Dev
produk Corn Flakes substitusi TITN ini elopment+Studies+Associates.+2008
adalah sebesar 30 g dari formulasi terpilih %29&oq=Cornflakes+breakfast+%28
yaitu rasio penggunaan TJ dan TITN Development+Studies+Associates.+2
adalah 80:20. Penyajian Corn Flakes ini 008%29&gs_l=psy-
sebaiknya disertai dengan bahan kacang- ab.3...22869.26368.0.28715.10.10.
kacangan. 0.0.0.0.143.1026.5j5.10.0....0...1.1.
64.psy-ab..0.0.0....0.LroyowV25kE
Daftar Pustaka
1. Mahan LK, Escott-Stump S, Krause 8. BPOM RI. (2016). Peraturan Kepala
MV. (2008). Krause’s food & Badan Pengawas Obat Dan
nutrition therapy. Philadelphia: W.B. Makanan Republik Indonesia Nomor
Saunders;. 13 Tahun 2016 Tentang
Pengawasan Klaim Pada Label Dan
2. Spence C. (2017). Breakfast: The Iklan Pangan Olahan.
most important meal of the day? Int
J Gastron Food Sci. Jul 1(8):1–6. 9. Mahmud M, Hermana, Zulfianto N,
Rozanna R, Ngadiarti I, Hartati B, et
3. Brown J, Isaacs J, Krinke U, al. (2005). Daftar Komposisi Bahan
Lechtenberg E, Murtaugh M, Makanan (DKBM). Jakarta:
Sharbaugh C, et al. (2011). Nutrition PERSAGI.
Through the Life Cycle, Fourth
Edition. Fourth Edition. USA: 10. Maryana. (1990 ). Penambahan
Wadsworth, Cengage Learning. Tepung Ikan Teri (Stolephorus
heterolobus) Tepung Kacang
4. Polonsky HM, Davey A, Bauer KW, Tunggak (Vigna unguiculata (L)
Foster GD, Sherman S, Abel ML, et Walp.) dan campuran Keduanya
al. (2018). Breakfast Quality Varies pada Pengolahan Tepung Ubi Kayu
by Location among Low-Income (Manihot utilisima Pohl). [cited 2018
Ethnically Diverse Children in Feb 28]; Available from:
Public Urban Schools. J Nutr Educ http://repository.ipb.ac.id/xmlui/h
Behav. Feb 1;50(2):190-197.e1. andle/123456789/38171
11. Perana A. (2005). Penambahan Ikan
5. Hardinsyah H, Aries M. (2012). Teri (Stolephorus sp) sebagai
Jenis Pangan Sarapan Dan Sumber Protein dalam Pembuatan
Perannya Dalam Asupan Gizi Tortilla Chips [Internet]. [cited 2018

Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 43


Tepung Ikan Teri Nasi (Stolephorus Commersini Lac.) sebagai Sumber Kalsium dan Protein pada Corn Flakes Alternatif
Sarapan Anak Usia Sekolah

Mar 26]. Available from:


http://www.pom.go.id/mobile/inde 19. Naqash F, Gani A, Gani A, Masoodi
x.php/view/berita/78/Penambahan FA. (2017). Gluten-free baking:
-Ikan-Teri--Stolephorus-sp--sebagai- Combating the challenges - A
Sumber-Protein-dalam-Pembuatan- review. Trends Food Sci Technol. Aug
Tortilla-Chips.html 1(66):98–107.

12. Suarni. (2009). Produk Makanan 20. Winarno F. (2002). Kimia Pangan
Ringan (Flakes) Berbasis Jagung dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
dan Kacang Hijau sebagai Sumber Pustaka Utama.
Protein untuk Perbaikan Gizi Anak
Usia Tumbuh. Prosiding Seminar 21. Meilgaard M, Carr B, Civille G.
Nasional Serealia. (1999) Sensory Evaluation
Techniques. USA: CRC Press.
13. Iriawan F. (2012). Pembuatan Fish
Flake dari Ikan Lele (Clarias sp.) 22. Sartika R. (2011). Faktor Risiko
Sebagai Makanan Siap Saji [Tugas Obesitas pada Anak 5-15 Tahun di
Akhir]. Fakultas Perikanan Dan Indonesia. Makara Kesehatan.
Ilmu Kelautan Institut Pertanian 15(1):37–43.
Bogor.
23. Permenkes RI. (2013). Peraturan
14. Ardian B. (2011). Formulasi Khusus Menteri Kesehatan Republik
Mie Padat Gizi untuk Memenuhi Indonesia Nomor 75 Tahun 2013
Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil Tentang Angka Kecukupan Gizi
dan Menyusui berbasis Ampok Yang Dianjurkan Bagi Bangsa
JAgung dengan Fortifikasi Daun Indonesia [Internet]. [cited 2018 Mar
Kelor dan Ikan Teri. [Tugas Akhir]: 28]. Available from:
Universitas Brawijaya. http://gizi.depkes.go.id/download/
Kebijakan%20Gizi/Tabel%20AKG.p
15. Fetriyuna RY, Kasim A. (2016). df
Bioavailability Of Protein And
Calcium In Instant Noodle With
Anchovy Fish Powder Mixed. [Tugas
Akhir]: Universitas Padjajaran

16. Asmoro L. (2013). Karakteristik


Organoleptik Biskuit dengan
Penambahan Tepung Ikan Teri Nasi.
[Tugas Akhir]: Universitas
Brawijaya.

17. Alhabsy Y. (2013). Pengaruh


Substitusi Tepung Teri terhadap
Daya Patah, Kandungan Zat Gizi
(Karbohidrat, Protein, Lemak, Kadar
Air) dan Mutu Organoleptik pada
Produk Mie Instan. [Tugas Akhir]:
Universitas Brawijaya.

18. Fellow P. (2000). Food Processing


Technologi Principles and Practice.
Second Edition. Washington: CRC
Press.
Nutrire Diaita, Volume 10 Nomor 1, April 2018 44

You might also like