Professional Documents
Culture Documents
Program Pelatihan Dengan Metode Simulasi Untuk Fasilitator: Penelitian Awal Kematian Tentang Ibu Yang Hamil, Siapa Yang Bertanggung Jawab?
Program Pelatihan Dengan Metode Simulasi Untuk Fasilitator: Penelitian Awal Kematian Tentang Ibu Yang Hamil, Siapa Yang Bertanggung Jawab?
2002, NO. 1, 43 - 59
ABSTRACT
year afterwards. The third and fourth studies, however, do not manifest since the
budget cut is significant in limiting the production of the intervention media.
The preliminary study by using in-depth interviews with 56 subjects showed
that a great majority of high-risk pregnant women had low level of understanding
and initiative to various anticipatory measures needed to face emergency
situations in pregnancy period and at birth. A number of social institutions in the
surroundings such as neighbors and Village Community Welfare Institutions and
health service providers such as Integrated Service Post and Community Health
Center had not yet played significant roles.
Draft of simulation sheets and posters had been made and tried out according
to the plan. The questionnaire has been designed and has been tried out. The
training for the facilitators has also been completed in the first year study.
Keywords: Simulation method, material mortality.
sebagai akibat tidak langsung dari penyakit Pelayanan Obstetri Neonatal di Puskesmas
lain (kecuali kecelakaan). (PONEK) dan Pelayanan Obstetri Neonatal
Di Indonesia dari dulu hingga sekarang Komprehensif 24 jam di RS Kabupaten
penyebab kematian ibu masih sama, yakni (POEK). Hanya saja, pelaksanaannya di
perdarahan (46,7 persen), eklamsia/kera- lapangan tidak mudah.
cunan kehamilan (14,5 persen) dan infeksi Ada sejumlah persyaratan supaya
(8 persen). Padahal teknologi untuk sistem deteksi dini yang bersifat preventif
mengatasi hal itu sudah ada di Indonesia. tersebut dapat berjalan. Antara lain:
Tingginya persalinan di rumah, sekitar 73 (Dep.Kes. 1999)
persen dari seluruh persalinan berhubungan 1. Pengetahuan yang akurat tentang hal-
dengan penanganan komplikasi kehamilan hal yang berkaitan dengan kehamilan
yang kurang baik oleh dukun. (Dep.Kes, risiko tinggi harus secara meluas sudah
1999) tersebar di berbagai lapisan masyarakat.
Ada penyebab kematian ibu dan anak 2. Tersedianya pusat layanan kesehatan
yang cukup tinggi kontribusinya, yakni yang diperlengkapi dengan berbagai
aborsi. Kematian akibat aborsi sering tidak peralatan yang dibutuhkan secara
dilaporkan, karena dianggap memalukan. merata di semua wilayah, seimbang
Jumlah aborsi di Indonesia setiap tahunnya dengan proporsi persebaran penduduk.
diperkirakan berkisar antara 750 ribu
hingga satu juta. Ini berarti sekitar 18 3. Tersedianya tenaga ahli dalam jumlah
aborsi per 100 kehamilan. Kebanyakan mencukupi.
perempuan yang melakukan aborsi sudah 4. Terjalinnya koordinasi yang baik antara
menikah dan tidak ingin mempunyai anak berbagai unsur dalam masyarakat
lagi. Sebuah studi di Bali menemukan, 71 sehingga tindakan penanganan yang
persen perempuan yang melakukan aborsi tepat terhadap kasus-kasus kehamilan
telah menikah. Begitu pula di Jakarta, studi risiko tinggi tersebut menjadi mungkin
yang dilakukan Population Council di untuk dilakukan. Itu berarti harus ada
sebuah klinik aborsi swasta dan pemerintah suatu sistem komunikasi antar warga
tahun 1996/1997 menemukan 98,9 perem- yang mendukung untuk itu.
puan yang melakukannya telah menikah Jika keempat faktor di atas belum
dan rata-rata memiliki anak. (Republika, tersedia secara memadai, tindakan preventif
1999). berupa deteksi dini terhadap kehamilan
Satu dari sepuluh ibu yang melahirkan risiko tinggi tentu akan sulit dilakukan.
memiliki kemungkinan mengalami kompli- Bahkan tindakan-tindakan yang bersifat
kasi tanpa dapat dihindari (Dep.Kes, 1999). kuratif pun akan tidak mudah dilakukan.
Permasalahan yang muncul adalah Hal yang akan terus berlangsung adalah
bagaimana cara mengatasi komplikasi terjadinya keterlambatan-keterlambatan
tersebut supaya ibu tidak meninggal. Di penanganan sebagaimana hasil studi yang
negara maju untuk mencegah hal tersebut dilakukan GSI (Gerakan Sayang Ibu) di
dilakukan dengan deteksi dini. Kebijakan sejumlah daerah di Indonesia yang
di Indonesia sebenarnya secara teoritis menunjukkan adanya tiga titik rawan
sudah bagus yaitu dengan adanya tempat berlangsungnya keterlambatan
TOTAL 33 24 24
(Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo,1999).
Dari data tersebut, terlihat bahwa kuratif yang cepat dan tepat untuk
tempat kematian ibu bersalin tertinggi menangani kasus-kasus kehamilan risiko
selama tiga tahun berturut-turut dari tahun tinggi menjadi mungkin untuk dilakukan.
1996/97,1997/98 dan 1998/99 adalah di Juga supaya kemungkinan untuk melaku-
Rumah Sakit yaitu masing-masing sebesar kan langkah-langkah deteksi dini yang
19(57,57%), 17(70,83%) dan 11 (45,83%). lebih bersifat preventif menjadi lebih
Bila dibandingkan dengan kematian ibu terbuka.
bersalin rata-rata di Rumah Sakit di Jawa Penelitian ini diharapkan dapat meng-
Tengah pada tahun 1997/98 sebesar hasilkan metode alternatif untuk mening-
(52,9%), kematian ibu bersalin di Rumah katkan kadar inisiatif (sikap tanggap) ibu
Sakit Umum Purworejo sebanyak 11 kasus, hamil dan segenap komponen dari lembaga
juga relatif tinggi. (Dep.Kes RI, 1998). sosial yang melingkunginya terhadap hal-
Tujuan akhir dari penelitian ini ialah hal yang berkait dengan risiko kematian
mengembangkan metode alternatif untuk maternal yang dikembangkan sesuai
meningkatkan kadar sensitivitas masya- dengan konteks budaya Indonesia.
rakat sedemikian rupa sehingga tindakan
Dengan kata lain, penelitian ini tetapi bukan oleh sebab kecelakaan atau
diarahkan kepada tercapainya beberapa insidentil.
sasaran sebagai berikut: Menurut International Classification
(1) Mengembangkan suatu media yang for Deseases (ICD 10), kematian maternal
memungkinkan masyarakat mengakses adalah kematian wanita hamil atau 42 hari
informasi yang akurat dan dalam post partum, tanpa memandang umur dan
jumlah yang mencukupi mengenai hal- tempat (intra/ekstra uterin); disebabkan
hal yang berkaitan dengan kehamilan oleh sebab apapun. Disamping itu ada pula
risiko tinggi secara mudah dan murah. yang disebut kematian maternal lanjut,
Misalnya, informasi tentang tanda- dialami oleh ibu antara 42 hari – 1 tahun
tanda hamil risiko tinggi dan proses post partum.
terjadinya kematian maternal sebagai Dalam penelitian ini, digunakan definisi
akibat dari kekurangan informasi dari Departemen Kesehatan yang bunyinya
tentang kehamilan risiko tinggi; adalah sebagai berikut: Kematian maternal
(2) Mengembangkan sistem pengambil adalah kematian wanita pada masa
keputusan pada masyarakat, dan kehamilan, persalinan, sampai 42 hari
mengurangi ketidakberdayaan ibu dan setelah persalinan, baik sebagai akibat
keluarga, serta masyarakat dalam langsung dari kehamilan atau persali-
menangani kasus-kasus ibu hamil risiko nannya, maupun sebagai akibat tidak
tinggi sampai pada saat kelahiran bayi langsung dari penyakit lain, kecuali
yang dikandungnya untuk menghindari kecelakaan.
keputusan yang tidak seimbang yang
Ada tiga penyebab kematian maternal,
dasarnya hanya dari suami atau figur
yaitu penyebab langsung, penyebab tak
signifikan lainnya
langsung, dan penyebab mendasar. Berikut
(3) Menyumbangkan model paket program ini adalah uraian tentang masing-masing
intervensi sosial dan perilaku untuk penyebab kematian maternal tersebut:
menurunkan risiko kematian ibu karena
Sebagian besar (lebih dari 90%)
kehamilan risiko tinggi. Model inter-
kematian para ibu dan bayi disebabkan oleh
vensi yang memungkinkan terjemba-
penyebab langsung. Penyebab langsung
taninya pemahaman medis dan
ada dua jenis, yaitu selama masa
kepercayaan lokal (local beliefs) dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas: (1) terjadi
masalah kehamilan risiko tinggi
komplikasi obstetrik, atau; (2) terjadi
berdasarkan masukan dari studi-studi
tindakan atau penanganan yang salah.
pendahuluan.
Menurut International Classification Di kalangan kedokteran, penyebab
for Deseases (ICD 9), kematian maternal langsung kematian yang disebut sebagai
adalah kematian wanita hamil atau 42 hari komplikasi kebidanan atau komplikasi
post partum, tanpa memandang umur dan obstetrik adalah terjadinya perdarahan,
tempat (intra/ekstra uterin); disebabkan infeksi, dan eklamsia. Komplikasi obstetrik
faktor yang berhubungan atau diperberat merupakan situasi darurat yang
berlangsung pada saat persalinan (partus).
oleh "kehamilan atau penanganannya”,
Perdarahan pada umumnya tidak Gejala awal eklamsia adalah rasa nyeri
terduga. Dapat terjadi pada masa post- kepala hebat yang diikuti dengan
partum (pasca persalinan) ataupun pada penglihatan kabur dan kejang-kejang.
triwulan ketiga kehamilan. Jika terjadi pada Eklamsia selalu didahului oleh
masa pasca persalinan, tandanya ialah preeklamsia, yang mempunyai tanda-tanda
keluarnya darah dari jalan lahir lebih dari yang sama dengan eklamsia, tetapi tanpa
500 cc, kira-kira dua gelas, setara dengan mengalami kejang-kejang. Preeklamsia
basahnya empat lembar kain. Bila tidak dapat dicegah; namun karena
berlangsung selama lebih dari dua jam, biasanya terjadi pada masa kehamilan,
perdarahan pasca persalinan (post partum) maka dapat ditemukan secara dini dan
biasanya berlanjut ke kematian. Perdarahan melalui penanganan yang intensif dapat
pada triwulan ketiga kehamilan ada dua dicegah agar tidak berlanjut menjadi
macam: solutio placenta (terasa nyeri, eklamsia.
terjadi biasanya pada kehamilan kembar Kurang dari 10% saja kematian ibu
atau kehamilan yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan oleh penyebab tidak
berusia terlalu tua) dan placenta praevia langsung. Penyebab tak langsung adalah
(tidak terasa nyeri, sehingga lebih penyebab yang berupa penyakit yang sudah
berbahaya). Perdarahan merupakan diderita ibu sejak sebelum hamil atau
penyebab langsung yang paling sering selama kehamilan yang diperberat oleh
dijumpai, terutama perdarahan setelah pengaruh kondisi fisiologis ibu ketika
melahirkan. hamil. Penyebab yang berupa penyakit,
Selain pendarahan, infeksi melalui jalan misalnya: (1) TBC, asma, jantung; (2)
lahir dapat terjadi pada ibu bersalin yang Hepatitis; (3) Malaria; (4) Ginjal; (5)
pertolongan persalinannya tidak bersih. Diabetes Mellitus; (6) Psikosis, dan; (7)
Juga pada wanita yang menggugurkan Epilepsi. Penyebab tak langsung dapat pula
kandungannya dengan cara yang berupa keadaan gizi yang buruk sejak
berbahaya. Tanda-tandanya adalah panas sebelum hamil, kehamilan yang terlalu
badan yang tinggi lebih dari 2 hari setelah sering (jarak kehamilan yang terlalu dekat),
melahirkan atau setelah mengalami serta kehamilan yang terjadi pada usia
keguguran. Keadaan ini berbahaya dan ibu terlalu muda atau terlalu tua.
perlu mendapatkan perawatan intensif. Adapun penyebab yang bersifat
Infeksi ini dapat dicegah dengan mendasar adalah status wanita dan tingkat
pertolongan persalinan yang bersih dan pendidikan yang rendah. Di samping itu,
aman. ada pula keadaan-keadaan tertentu yang
Penyebab langsung yang ketiga adalah dapat memperbesar risiko kehamilan pada
eklamsia. Eklamsia ditandai oleh gejala ibu hamil, antara lain: (1) Usia ibu hamil
berupa kejang-kejang, hipertensi, dan terlalu muda; (2) Bayi yang dikandung
pembengkakan pada wajah atau tangan. tidak diharapkan; (3) Kehamilan pertama
Komplikasi obstetri yang seringkali fatal atau kehamilan setelah yang ketiga kalinya;
ini biasanya terjadi pada tiga bulan terakhir (4) Kekurangan Energi Kronis (KEK),
masa kehamilan (triwulan ketiga), pada anemia berat, penyakit kronis; (5) Kurang
saat bersalin, atau pun pada masa nifas. mampu sehingga akses perawatan
kesehatan sangat terbatas; (6) Usia ibu segera. Akan tetapi, sejumlah penelitian
hamil terlalu tua. (Hadi, 1999). menunjukkan adanya beberapa hambatan
Bagi sebuah masyarakat, secara lambat yang menyebabkan tidak bisa diperolehnya
atau cepat, kematian seorang ibu akan pertolongan dengan segera, dengan akibat
menimbulkan masalah sosial. Sepuluh berupa kematian ibu hamil tersebut atau
orang anak yang ditinggal mati oleh satu janin yang dikandungnya. (Hadi, 1999).
orang ibu, tentu akan menjadi beban berat Ada beberapa faktor yang menyebab-
bagi anggota keluarga yang ditinggalkan, kan terjadinya keterlambatan dalam proses
juga warga masyarakat di sekitar tempat pengambilan keputusan di tingkat keluarga,
mereka tinggal. antara lain:
Kematian ibu tidak perlu terjadi jika 1. Keluarga tidak mengenal tanda-tanda
tindakan preventif atau kuratif untuk itu bahaya dan tidak mengetahui bahwa
dilakukan secara cepat dan tepat, sebab komplikasi obstetri memerlukan
sebagian besar (lebih dari 80%) kematian pertolongan yang cepat dan tepat.
ibu sesungguhnya dapat dicegah (Dep.Kes., 2. Pengambil keputusan dalam keluarga
1999). biasanya suami atau ibu mertua, yang
Dewasa ini di Indonesia hanya sekitar pada umumnya tidak mengetahui tanda-
satu dari sepuluh orang ibu yang tanda komplikasi dan bahayanya
mengalami komplikasi obstetri terhadap jiwa ibu serta janin.
mendapatkan pelayanan obstetri emergensi, 3. Ketakutan untuk membayar biaya
baik dari bidan, puskesmas maupun rumah pengobatan yang cukup besar, tidak
sakit. Setiap tahun terdapat sekitar adanya sarana transportasi dan ketidak-
1.000.000 ibu yang mengalami komplikasi percayaan akan memperoleh pelayanan
obstetri, jadi hanya sekitar 100.000 orang yang baik di sarana kesehatan.
saja yang sampai ke sarana kesehatan.
(Hadi, 1999). 4. Kurangnya perhatian terhadap kelang-
sungan hidup ibu, sehingga upaya untuk
Setiap ibu yang hamil mempunyai menyelamatkan jiwanya tidak mema-
risiko untuk mengalami komplikasi dai. Hal ini berkaitan dengan rendahnya
obstetri. Sejumlah hasil penelitian penghargaan terhadap status wanita.
menunjukkan bahwa rata-rata satu dari
setiap enam orang ibu yang hamil 5. Hambatan sosiobudaya seperti tidak
mengalami komplikasi. Kebanyakan kom- mau memanfaatkan pelayanan kese-
plikasi obstetri tidak dapat diperkirakan hatan modern, atau ibu/keluarganya
sebelumnya atau dicegah. Meskipun tidak mau bila ibu diperiksa oleh dokter
demikian, ibu yang mengalami komplikasi pria
kebidanan dapat diselamatkan jiwanya, asal Faktor-faktor yang melatari terjadinya
mendapat pertolongan yang memadai tepat keterlambatan dalam mencapai sarana
pada waktunya. (Cholil, dkk., 1994) pelayanan kegawatan obstetri antara lain
Ibu yang hamil dengan risiko tinggi karena keterbatasan biaya, jarak, keter-
(kehamilan dengan komplikasi obstetrik) batasan kendaraan, maupun ketidaktahuan
perlu mendapatkan pertolongan yang tempat pelayanan kegawatan obstetri.
validitas butir dengan menggunakan modul (rpq) = 0,351 s.d. 0,651. Uji reliabilitas
analisis butir dari SPS - 2000 (Seri angket dilakukan dengan menggunakan Uji
Program Statistik) program Analisis Keandalan Teknik Hoyt dan menghasilkan
Kesahihan Butir menghasilkan 32 butir koefisien reliabilitas (rtt) = 0,906.
yang terpakai dengan koefisien korelasi Kesimpulan hasil uji coba menunjukkan
(rpq) = 0,351 s.d. 0,888. Uji reliabilitas bahwa angket sikap cukup valid dan
angket dilakukan dengan menggunakan Uji reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
Keandalan Teknik Hoyt dan menghasilkan
koefisien reliabilitas (rtt) = 0, 953. 5. Angket untuk Bidan (Penyedia
Kesimpulan hasil uji coba menunjukkan Layanan Kesehatan)
bahwa angket sikap cukup valid dan
reliabel untuk digunakan dalam penelitian. Angket sikap yang disusun sebelum uji
coba berjumlah 70 butir yang mewakili 4
aspek biomedis, sosio ekonomis-politis,
3. Angket untuk Tetangga
psikologis, dan religio-spiritual. Uji
Angket sikap yang disusun sebelum uji validitas butir dengan menggunakan modul
coba berjumlah 60 butir yang mewakili 4 analisis butir dari SPS - 2000 (Seri
aspek biomedis, sosio ekonomis-politis, Program Statistik) program Analisis
psikologis, dan religio-spiritual. Uji Kesahihan Butir menghasilkan 33 butir
validitas butir dengan menggunakan modul yang terpakai dengan koefisien korelasi
analisis butir dari SPS - 2000 (Seri (rpq) = 0,476 s.d. 0,832. Uji reliabilitas
Program Statistik) program Analisis angket dilakukan dengan menggunakan Uji
Kesahihan Butir menghasilkan 28 butir Keandalan Teknik Hoyt dan menghasilkan
yang terpakai dengan koefisien korelasi koefisien reliabilitas (rtt) = 0,951).
(rpq) = 0,408 s.d. 0,716. Uji reliabilitas Kesimpulan hasil uji coba menunjukkan
angket dilakukan dengan menggunakan Uji bahwa angket sikap cukup valid dan
Keandalan Teknik Hoyt dan menghasilkan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
koefisien reliabilitas (rtt) = 0,927).
Kesimpulan hasil uji coba menunjukkan
D. Pembahasan Hasil Uji Coba Angket
bahwa angket sikap cukup valid dan
Perubahan Sikap
reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
Setelah melalui rangkaian kegiatan uji
4. Angket untuk Tokoh Masyarakat coba, angket sikap untuk ibu hamil, suami,
tetangga, tokoh masyarakat, dan penyedia
Angket sikap yang disusun sebelum uji layanan kesehatan menunjukkan koefisien
coba berjumlah 60 butir yang mewakili 4 reliabilitas yang tinggi, akan tetapi uji
aspek biomedis, sosio ekonomis-politis, kesahihan butir agak kurang memuaskan.
psikologis, dan religio-spiritual. Uji Jumlah butir yang gugur cukup banyak.
validitas butir dengan menggunakan modul Perbandingan yang cukup besar antara
analisis butir dari SPS - 2000 (Seri jumlah butir terpakai dengan jumlah butir
Program Statistik) program Analisis yang dirancang diduga karena jumlah
Kesahihan Butir menghasilkan 22 butir responden uji coba kurang optimal
yang terpakai dengan koefisien korelasi sehingga secara statistik, tuntutan uji
Rogers, C.R., 1987. Antara Engkau dan Berasal dari Kabupaten Purworejo
Aku. (Editor Agus Cremers) Tahun 1998/1999. Unpublished: UGM.
Jakarta:PT. Gramedia. UNICEF. 1996. The State of World’s
Hadi, 1999. Pelayanan Rujukan Gawat Children. UNICEF, New York USA.
Darurat Ibu Bersalin Yang Meninggal UNICEF Jakarta. 1994. Internal Discussion
di Rumah Sakit Purworejo Yang Papers. Unpublished; United Nation’s
Children’s Fund.