Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

JURNAL PSIKOLOGI

2002, NO. 1, 43 - 59

PROGRAM PELATIHAN DENGAN


METODE SIMULASI UNTUK FASILITATOR:
PENELITIAN AWAL KEMATIAN TENTANG
IBU YANG HAMIL, SIAPA YANG BERTANGGUNG
JAWAB?
Nuryati Atamimi
Rasimin Bujang Sanmustari
Sofia Retnowati

Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

Maternal mortality rate in Indonesia is considered relatively high (UNICEF,


1994). It is necessary to make concrete efforts to cut down the number of women
who die in the period of their pregnancy, at birth, and in the period of 42 days
after birth, either caused by direct effects of pregnancy of birth, or by indirect
effects of certain diseases, not to include accidents. Maternal mortality has socially
broad impact since the mother’s double functions is cannot be replaced by others.
Research has shown that a baby born by a mother who died at the birth, has 90 %
possibility to die in the first year of his or her life. This tragedy should not have
happened since 80 % of maternal mortality can be prevented (Indonesian
Department of Health, 1999).
This study is meant to find an alternative method which is reliable and testable
to improve the level of initiative (responsive attitudes) of pregnant women and of
all elements of the surrounding social institutions to issues related to maternal
mortality risk. One to mention is by comparing the use of simulation method
(together with poster campaigns) with that of radio-spot broadcast method.
The study focuses on several targets, among others are 1) a case study related
to the handling of high-risk pregnancy which has so far been done, as a step stone
to developing an instrument to change attitude/behavior; 2) constructing an
inventory or questionnaire on attitude change which will be used as a measuring
instrument in the research to follow; and 3) making instruments to change attitude
(in the forms of simulation sheets and posters) of which the effectiveness, validity,
and reliability as intervening media will be trained to the simulation facilitators.
Developing intervening media in the form of radio-spots will be in the third-year
phase of the study, and comparing the two intervening media is to be done in the

ISSN : 0215 - 8884


44 PROGRAM PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI UNTUK FASILITATOR

year afterwards. The third and fourth studies, however, do not manifest since the
budget cut is significant in limiting the production of the intervention media.
The preliminary study by using in-depth interviews with 56 subjects showed
that a great majority of high-risk pregnant women had low level of understanding
and initiative to various anticipatory measures needed to face emergency
situations in pregnancy period and at birth. A number of social institutions in the
surroundings such as neighbors and Village Community Welfare Institutions and
health service providers such as Integrated Service Post and Community Health
Center had not yet played significant roles.
Draft of simulation sheets and posters had been made and tried out according
to the plan. The questionnaire has been designed and has been tried out. The
training for the facilitators has also been completed in the first year study.
Keywords: Simulation method, material mortality.

PENGANTAR Malaysia, ini berarti masih 9 kali lipatnya.


Untuk Filipina tercatat angka 44 kematiian
Angka kematian maternal di Indonesia
terhitung relatif tinggi (UNICEF, 1994). per 100.000 kelahiran hidup, sekitar 8 kali
Survey Kesehatan Rumah Tangga 1995 lipat kematian ibu di Indonesia
memperkirakan, secara nasional angka (Dep.Kes.Sos, 2000). Padahal kematian
kematian ibu (AKI) di Indonesia sekitar maternal memiliki dampak sosial yang
373 per 100 ribu kelahiran hidup luas, mengingat bahwa peran ganda
(Republika, 1999). Angka ini empat puluh seorang ibu tidak mungkin digantikan oleh
kali lipat lebih besar dibandingkan dengan orang lain. Penelitian menunjukkan, bayi
angka kematian ibu di negara-negara maju. yang dilahirkan oleh seorang ibu yang
Bahkan dibandingkan dengan Malaysia, meninggal setelah melahirkan bayinya
angka kematian ibu di Indonesia limabelas mempunyai kemungkinan 90% mati pada
kali lipat besarnya. Di Malaysia hanya ada tahun pertama kehidupannya. Di Indonesia
26 kematian per 100.000 kelahiran hidup. rata-rata 2-3 anak menjadi piatu karena
Jika dibandingkan dengan Thailand (37 ibunya meninggal sehingga mereka tidak
kematian per 100.000 kelahiran hidup), mendapatkan perawatan yang baik.
angka kematian ibu di Indonesia lebih dari (Dep.Kes, 1999)
sepuluh kali lipat, sedangkan bila diban-
ding dengan Filipina (74 per 100.000 Sesungguhnya tragedi kematian ibu ini
kelahiran hidup), kurang lebih lima kali tidak perlu terjadi, sebab lebih dari 80%
lipatnya. kematian ibu dapat dicegah (Dep.Kes,
1999). Oleh karena itu, perlu dilakukan
Berdasarkan data terakhir, terjadi penu- upaya-upaya nyata untuk mengurangi
runan angka kematian ibu di Indonesia, jumlah kematian ibu pada masa kehamilan,
namun jumlah ini masih sangat jauh dari persalinan, sampai 42 hari setelah
harapan. Angka tersebut berkisar 343 per persalinan; baik sebagai akibat langsung
100.000 kelahiran hidup. Sementara itu ada dari kehamilan atau persalinannya, maupun
39 kematian per 100.000 kelahiran hidup di

ISSN : 0215 - 8884


ATAMIMI, SANMUSTARI, RETNOWATI 45

sebagai akibat tidak langsung dari penyakit Pelayanan Obstetri Neonatal di Puskesmas
lain (kecuali kecelakaan). (PONEK) dan Pelayanan Obstetri Neonatal
Di Indonesia dari dulu hingga sekarang Komprehensif 24 jam di RS Kabupaten
penyebab kematian ibu masih sama, yakni (POEK). Hanya saja, pelaksanaannya di
perdarahan (46,7 persen), eklamsia/kera- lapangan tidak mudah.
cunan kehamilan (14,5 persen) dan infeksi Ada sejumlah persyaratan supaya
(8 persen). Padahal teknologi untuk sistem deteksi dini yang bersifat preventif
mengatasi hal itu sudah ada di Indonesia. tersebut dapat berjalan. Antara lain:
Tingginya persalinan di rumah, sekitar 73 (Dep.Kes. 1999)
persen dari seluruh persalinan berhubungan 1. Pengetahuan yang akurat tentang hal-
dengan penanganan komplikasi kehamilan hal yang berkaitan dengan kehamilan
yang kurang baik oleh dukun. (Dep.Kes, risiko tinggi harus secara meluas sudah
1999) tersebar di berbagai lapisan masyarakat.
Ada penyebab kematian ibu dan anak 2. Tersedianya pusat layanan kesehatan
yang cukup tinggi kontribusinya, yakni yang diperlengkapi dengan berbagai
aborsi. Kematian akibat aborsi sering tidak peralatan yang dibutuhkan secara
dilaporkan, karena dianggap memalukan. merata di semua wilayah, seimbang
Jumlah aborsi di Indonesia setiap tahunnya dengan proporsi persebaran penduduk.
diperkirakan berkisar antara 750 ribu
hingga satu juta. Ini berarti sekitar 18 3. Tersedianya tenaga ahli dalam jumlah
aborsi per 100 kehamilan. Kebanyakan mencukupi.
perempuan yang melakukan aborsi sudah 4. Terjalinnya koordinasi yang baik antara
menikah dan tidak ingin mempunyai anak berbagai unsur dalam masyarakat
lagi. Sebuah studi di Bali menemukan, 71 sehingga tindakan penanganan yang
persen perempuan yang melakukan aborsi tepat terhadap kasus-kasus kehamilan
telah menikah. Begitu pula di Jakarta, studi risiko tinggi tersebut menjadi mungkin
yang dilakukan Population Council di untuk dilakukan. Itu berarti harus ada
sebuah klinik aborsi swasta dan pemerintah suatu sistem komunikasi antar warga
tahun 1996/1997 menemukan 98,9 perem- yang mendukung untuk itu.
puan yang melakukannya telah menikah Jika keempat faktor di atas belum
dan rata-rata memiliki anak. (Republika, tersedia secara memadai, tindakan preventif
1999). berupa deteksi dini terhadap kehamilan
Satu dari sepuluh ibu yang melahirkan risiko tinggi tentu akan sulit dilakukan.
memiliki kemungkinan mengalami kompli- Bahkan tindakan-tindakan yang bersifat
kasi tanpa dapat dihindari (Dep.Kes, 1999). kuratif pun akan tidak mudah dilakukan.
Permasalahan yang muncul adalah Hal yang akan terus berlangsung adalah
bagaimana cara mengatasi komplikasi terjadinya keterlambatan-keterlambatan
tersebut supaya ibu tidak meninggal. Di penanganan sebagaimana hasil studi yang
negara maju untuk mencegah hal tersebut dilakukan GSI (Gerakan Sayang Ibu) di
dilakukan dengan deteksi dini. Kebijakan sejumlah daerah di Indonesia yang
di Indonesia sebenarnya secara teoritis menunjukkan adanya tiga titik rawan
sudah bagus yaitu dengan adanya tempat berlangsungnya keterlambatan

ISSN : 0215 - 8884


46 PROGRAM PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI UNTUK FASILITATOR

penanganan kehamilan/persalinan risiko kabupaten atau kotamadya lain di Jawa


tinggi, yaitu: (1) Keterlambatan dalam Tengah. Adapun gambaran ringkas
proses pengambilan keputusan di tingkat mengenai lokasi penelitian ini adalah
keluarga; (2) Kesulitan transportasi, dan; sebagai berikut.
(3) Keterlambatan ditangani di pusat Kabupaten Purworejo terletak di
layanan kesehatan (Cholil, dkk., 1999). daerah pantai selatan Jawa Tengah,
Artinya terjadi lagi kematian demi berbatasan dengan Lautan Indonesia.
kematian, sebab penanganan yang cepat Secara topografi wilayah Kabupaten
dan tepat adalah kunci dari tindakan kuratif Purworejo 32% berupa pegunungan, 33%
yang paling mungkin untuk dilakukan. berupa daratan dan 35% berupa daerah
Seorang ibu yang sudah menunjukkan bergelombang. Luas daerah Purworejo
tanda bahaya kehamilan atau persalinan, 1034,82 km2, terdiri dari 5 wilayah
semisal mengalami perdarahan setelah pembantu bupati, 16 kecamatan, 494
melahirkan (post partum), apabila tidak desa/kelurahan. Jumlah penduduk 752.994,
mendapatkan penanganan yang dibutuhkan dengan angka pertumbuhan penduduk
dalam rentang waktu seratus dua puluh 0,63% pertahun dan proporsi penduduk
menit saja kemungkinan besar sudah akan adalah 11% berusia di bawah 4 tahun, 82%
mengalami kematian. antara 5-59 tahun, dan sisanya 7% berusia
Seperti yang telah dikemukakan pada di atas 60 tahun (Kantor Statistik
latar belakang permasalahan bahwa Kabupaten Purworejo,1999).
perlunya melakukan upaya mengurangi Fasilitas kesehatan di Kabupaten
tingkat kematian ibu yang hamil risiko Purworejo adalah: 1 RSUD Pemerintah, 25
tinggi, pada dasarnya penelitian ini Puskesmas, 6 di antaranya dengan fasilitas
dimaksudkan untuk menemukan metode rawat inap, 63 Puskesmas pembantu, 1 RS
alternatif yang andal dan teruji untuk khusus Ibu dan Anak, 6 BP Swasta, 4 RB
meningkatkan kadar inisiatif (sikap Swasta, serta 158 Polindes. Tenaga
tanggap) ibu hamil dan segenap komponen kesehatan yang berhubungan dengan
dari lembaga sosial yang melingkunginya Kesehatan Ibu dan Anak sebagai berikut:
terhadap hal-hal yang berkait dengan risiko Dokter spesialis kebidanan dan kandungan
kematian maternal. 2, dokter umum 70, bidan praktek swasta
Penelitian ini dilakukan di Daerah sebanyak 46, di mana masing-masing
Tingkat II Purworejo, Jawa Tengah. Lokasi memiliki pondok bersalin. Jumlah bidan
ini dipilih dengan berbagai pertimbangan, desa 244 serta jumlah dukun terlatih 465
terutama karena angka kematian ibu di (Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo,
daerah ini terhitung tinggi bila dibanding- 1999).
kan dengan angka kematian ibu di

ISSN : 0215 - 8884


ATAMIMI, SANMUSTARI, RETNOWATI 47

Tabel 1. Rekapitulasi Kematian Ibu di Kabupaten Purworejo Th.1996/97, 1997/98 dan


1998/99.
VARIABEL Th.1996/97 Th.1997/98 Th.1998/99
SEBAB KEMATIAN
- Perdarahan 8 12 10
- Ekslamsia 6 1 1
- Sepsis 5 2 2
- Lain-lain 14 9 11
TEMPAT KEMATIAN
- Rumah 12 5 12
- Puskesmas/RB 2 1 0
- Rumah Sakit 19 17 11
- Perjalanan 0 1 1
MENINGGAL SAAT
- Hamil 9 2 7
- Persalinan 14 19 9
- Nifas 10 3 8
PENOLONG PERSALINAN
- Dukun 12 6 12
- Bidan 9 12 9
- Dokter 12 6 3

TOTAL 33 24 24
(Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo,1999).

Dari data tersebut, terlihat bahwa kuratif yang cepat dan tepat untuk
tempat kematian ibu bersalin tertinggi menangani kasus-kasus kehamilan risiko
selama tiga tahun berturut-turut dari tahun tinggi menjadi mungkin untuk dilakukan.
1996/97,1997/98 dan 1998/99 adalah di Juga supaya kemungkinan untuk melaku-
Rumah Sakit yaitu masing-masing sebesar kan langkah-langkah deteksi dini yang
19(57,57%), 17(70,83%) dan 11 (45,83%). lebih bersifat preventif menjadi lebih
Bila dibandingkan dengan kematian ibu terbuka.
bersalin rata-rata di Rumah Sakit di Jawa Penelitian ini diharapkan dapat meng-
Tengah pada tahun 1997/98 sebesar hasilkan metode alternatif untuk mening-
(52,9%), kematian ibu bersalin di Rumah katkan kadar inisiatif (sikap tanggap) ibu
Sakit Umum Purworejo sebanyak 11 kasus, hamil dan segenap komponen dari lembaga
juga relatif tinggi. (Dep.Kes RI, 1998). sosial yang melingkunginya terhadap hal-
Tujuan akhir dari penelitian ini ialah hal yang berkait dengan risiko kematian
mengembangkan metode alternatif untuk maternal yang dikembangkan sesuai
meningkatkan kadar sensitivitas masya- dengan konteks budaya Indonesia.
rakat sedemikian rupa sehingga tindakan

ISSN : 0215 - 8884


48 PROGRAM PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI UNTUK FASILITATOR

Dengan kata lain, penelitian ini tetapi bukan oleh sebab kecelakaan atau
diarahkan kepada tercapainya beberapa insidentil.
sasaran sebagai berikut: Menurut International Classification
(1) Mengembangkan suatu media yang for Deseases (ICD 10), kematian maternal
memungkinkan masyarakat mengakses adalah kematian wanita hamil atau 42 hari
informasi yang akurat dan dalam post partum, tanpa memandang umur dan
jumlah yang mencukupi mengenai hal- tempat (intra/ekstra uterin); disebabkan
hal yang berkaitan dengan kehamilan oleh sebab apapun. Disamping itu ada pula
risiko tinggi secara mudah dan murah. yang disebut kematian maternal lanjut,
Misalnya, informasi tentang tanda- dialami oleh ibu antara 42 hari – 1 tahun
tanda hamil risiko tinggi dan proses post partum.
terjadinya kematian maternal sebagai Dalam penelitian ini, digunakan definisi
akibat dari kekurangan informasi dari Departemen Kesehatan yang bunyinya
tentang kehamilan risiko tinggi; adalah sebagai berikut: Kematian maternal
(2) Mengembangkan sistem pengambil adalah kematian wanita pada masa
keputusan pada masyarakat, dan kehamilan, persalinan, sampai 42 hari
mengurangi ketidakberdayaan ibu dan setelah persalinan, baik sebagai akibat
keluarga, serta masyarakat dalam langsung dari kehamilan atau persali-
menangani kasus-kasus ibu hamil risiko nannya, maupun sebagai akibat tidak
tinggi sampai pada saat kelahiran bayi langsung dari penyakit lain, kecuali
yang dikandungnya untuk menghindari kecelakaan.
keputusan yang tidak seimbang yang
Ada tiga penyebab kematian maternal,
dasarnya hanya dari suami atau figur
yaitu penyebab langsung, penyebab tak
signifikan lainnya
langsung, dan penyebab mendasar. Berikut
(3) Menyumbangkan model paket program ini adalah uraian tentang masing-masing
intervensi sosial dan perilaku untuk penyebab kematian maternal tersebut:
menurunkan risiko kematian ibu karena
Sebagian besar (lebih dari 90%)
kehamilan risiko tinggi. Model inter-
kematian para ibu dan bayi disebabkan oleh
vensi yang memungkinkan terjemba-
penyebab langsung. Penyebab langsung
taninya pemahaman medis dan
ada dua jenis, yaitu selama masa
kepercayaan lokal (local beliefs) dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas: (1) terjadi
masalah kehamilan risiko tinggi
komplikasi obstetrik, atau; (2) terjadi
berdasarkan masukan dari studi-studi
tindakan atau penanganan yang salah.
pendahuluan.
Menurut International Classification Di kalangan kedokteran, penyebab
for Deseases (ICD 9), kematian maternal langsung kematian yang disebut sebagai
adalah kematian wanita hamil atau 42 hari komplikasi kebidanan atau komplikasi
post partum, tanpa memandang umur dan obstetrik adalah terjadinya perdarahan,
tempat (intra/ekstra uterin); disebabkan infeksi, dan eklamsia. Komplikasi obstetrik
faktor yang berhubungan atau diperberat merupakan situasi darurat yang
berlangsung pada saat persalinan (partus).
oleh "kehamilan atau penanganannya”,

ISSN : 0215 - 8884


ATAMIMI, SANMUSTARI, RETNOWATI 49

Perdarahan pada umumnya tidak Gejala awal eklamsia adalah rasa nyeri
terduga. Dapat terjadi pada masa post- kepala hebat yang diikuti dengan
partum (pasca persalinan) ataupun pada penglihatan kabur dan kejang-kejang.
triwulan ketiga kehamilan. Jika terjadi pada Eklamsia selalu didahului oleh
masa pasca persalinan, tandanya ialah preeklamsia, yang mempunyai tanda-tanda
keluarnya darah dari jalan lahir lebih dari yang sama dengan eklamsia, tetapi tanpa
500 cc, kira-kira dua gelas, setara dengan mengalami kejang-kejang. Preeklamsia
basahnya empat lembar kain. Bila tidak dapat dicegah; namun karena
berlangsung selama lebih dari dua jam, biasanya terjadi pada masa kehamilan,
perdarahan pasca persalinan (post partum) maka dapat ditemukan secara dini dan
biasanya berlanjut ke kematian. Perdarahan melalui penanganan yang intensif dapat
pada triwulan ketiga kehamilan ada dua dicegah agar tidak berlanjut menjadi
macam: solutio placenta (terasa nyeri, eklamsia.
terjadi biasanya pada kehamilan kembar Kurang dari 10% saja kematian ibu
atau kehamilan yang terjadi pada ibu hamil yang disebabkan oleh penyebab tidak
berusia terlalu tua) dan placenta praevia langsung. Penyebab tak langsung adalah
(tidak terasa nyeri, sehingga lebih penyebab yang berupa penyakit yang sudah
berbahaya). Perdarahan merupakan diderita ibu sejak sebelum hamil atau
penyebab langsung yang paling sering selama kehamilan yang diperberat oleh
dijumpai, terutama perdarahan setelah pengaruh kondisi fisiologis ibu ketika
melahirkan. hamil. Penyebab yang berupa penyakit,
Selain pendarahan, infeksi melalui jalan misalnya: (1) TBC, asma, jantung; (2)
lahir dapat terjadi pada ibu bersalin yang Hepatitis; (3) Malaria; (4) Ginjal; (5)
pertolongan persalinannya tidak bersih. Diabetes Mellitus; (6) Psikosis, dan; (7)
Juga pada wanita yang menggugurkan Epilepsi. Penyebab tak langsung dapat pula
kandungannya dengan cara yang berupa keadaan gizi yang buruk sejak
berbahaya. Tanda-tandanya adalah panas sebelum hamil, kehamilan yang terlalu
badan yang tinggi lebih dari 2 hari setelah sering (jarak kehamilan yang terlalu dekat),
melahirkan atau setelah mengalami serta kehamilan yang terjadi pada usia
keguguran. Keadaan ini berbahaya dan ibu terlalu muda atau terlalu tua.
perlu mendapatkan perawatan intensif. Adapun penyebab yang bersifat
Infeksi ini dapat dicegah dengan mendasar adalah status wanita dan tingkat
pertolongan persalinan yang bersih dan pendidikan yang rendah. Di samping itu,
aman. ada pula keadaan-keadaan tertentu yang
Penyebab langsung yang ketiga adalah dapat memperbesar risiko kehamilan pada
eklamsia. Eklamsia ditandai oleh gejala ibu hamil, antara lain: (1) Usia ibu hamil
berupa kejang-kejang, hipertensi, dan terlalu muda; (2) Bayi yang dikandung
pembengkakan pada wajah atau tangan. tidak diharapkan; (3) Kehamilan pertama
Komplikasi obstetri yang seringkali fatal atau kehamilan setelah yang ketiga kalinya;
ini biasanya terjadi pada tiga bulan terakhir (4) Kekurangan Energi Kronis (KEK),
masa kehamilan (triwulan ketiga), pada anemia berat, penyakit kronis; (5) Kurang
saat bersalin, atau pun pada masa nifas. mampu sehingga akses perawatan

ISSN : 0215 - 8884


50 PROGRAM PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI UNTUK FASILITATOR

kesehatan sangat terbatas; (6) Usia ibu segera. Akan tetapi, sejumlah penelitian
hamil terlalu tua. (Hadi, 1999). menunjukkan adanya beberapa hambatan
Bagi sebuah masyarakat, secara lambat yang menyebabkan tidak bisa diperolehnya
atau cepat, kematian seorang ibu akan pertolongan dengan segera, dengan akibat
menimbulkan masalah sosial. Sepuluh berupa kematian ibu hamil tersebut atau
orang anak yang ditinggal mati oleh satu janin yang dikandungnya. (Hadi, 1999).
orang ibu, tentu akan menjadi beban berat Ada beberapa faktor yang menyebab-
bagi anggota keluarga yang ditinggalkan, kan terjadinya keterlambatan dalam proses
juga warga masyarakat di sekitar tempat pengambilan keputusan di tingkat keluarga,
mereka tinggal. antara lain:
Kematian ibu tidak perlu terjadi jika 1. Keluarga tidak mengenal tanda-tanda
tindakan preventif atau kuratif untuk itu bahaya dan tidak mengetahui bahwa
dilakukan secara cepat dan tepat, sebab komplikasi obstetri memerlukan
sebagian besar (lebih dari 80%) kematian pertolongan yang cepat dan tepat.
ibu sesungguhnya dapat dicegah (Dep.Kes., 2. Pengambil keputusan dalam keluarga
1999). biasanya suami atau ibu mertua, yang
Dewasa ini di Indonesia hanya sekitar pada umumnya tidak mengetahui tanda-
satu dari sepuluh orang ibu yang tanda komplikasi dan bahayanya
mengalami komplikasi obstetri terhadap jiwa ibu serta janin.
mendapatkan pelayanan obstetri emergensi, 3. Ketakutan untuk membayar biaya
baik dari bidan, puskesmas maupun rumah pengobatan yang cukup besar, tidak
sakit. Setiap tahun terdapat sekitar adanya sarana transportasi dan ketidak-
1.000.000 ibu yang mengalami komplikasi percayaan akan memperoleh pelayanan
obstetri, jadi hanya sekitar 100.000 orang yang baik di sarana kesehatan.
saja yang sampai ke sarana kesehatan.
(Hadi, 1999). 4. Kurangnya perhatian terhadap kelang-
sungan hidup ibu, sehingga upaya untuk
Setiap ibu yang hamil mempunyai menyelamatkan jiwanya tidak mema-
risiko untuk mengalami komplikasi dai. Hal ini berkaitan dengan rendahnya
obstetri. Sejumlah hasil penelitian penghargaan terhadap status wanita.
menunjukkan bahwa rata-rata satu dari
setiap enam orang ibu yang hamil 5. Hambatan sosiobudaya seperti tidak
mengalami komplikasi. Kebanyakan kom- mau memanfaatkan pelayanan kese-
plikasi obstetri tidak dapat diperkirakan hatan modern, atau ibu/keluarganya
sebelumnya atau dicegah. Meskipun tidak mau bila ibu diperiksa oleh dokter
demikian, ibu yang mengalami komplikasi pria
kebidanan dapat diselamatkan jiwanya, asal Faktor-faktor yang melatari terjadinya
mendapat pertolongan yang memadai tepat keterlambatan dalam mencapai sarana
pada waktunya. (Cholil, dkk., 1994) pelayanan kegawatan obstetri antara lain
Ibu yang hamil dengan risiko tinggi karena keterbatasan biaya, jarak, keter-
(kehamilan dengan komplikasi obstetrik) batasan kendaraan, maupun ketidaktahuan
perlu mendapatkan pertolongan yang tempat pelayanan kegawatan obstetri.

ISSN : 0215 - 8884


ATAMIMI, SANMUSTARI, RETNOWATI 51

Hal-hal yang mengakibatkan terjadinya bertanggung jawab, menentukan hidupnya


keterlambatan dalam memperoleh perto- sendiri, menjadi matang, dan dapat bekerja
longan di sarana pelayanan kesehatan ialah sama dengan baik. Setiap organisme
keterbatasan tenaga, alat, obat, darah atau (manusia) adalah inisiator aktif yang
kualitas pelayanan yang belum memadai menunjukkan satu kecenderungan kons-
(Departemen Kesehatan, 1999). truktif yang terarah kepada tujuan tertentu
Hasil penelitian Hadi (1999) memberi- yaitu aktualisasi diri (Rogers, dalam Agus,
kan gambaran lebih jauh mengenai kondisi 1987). Oleh karena itu penelitian ini
di lapangan yang menjadi penyebab mencoba untuk memberdayakan ibu yang
terjadinya keterlambatan penanganan hamil risiko tinggi itu sendiri agar mantap
kehamilan risiko tinggi di atas, yakni: (1) dalam membuat keputusan bagi kesela-
Rendahnya kemampuan masyarakat untuk matan dirinya.
melakukan pengenalan terhadap tanda- Di samping itu memperkuat penelitian
tanda bahaya persalinan, dengan akibat sebelumnya yang banyak menyoroti
berupa keterlambatan dalam mengambil peranan lingkungan (komunitas) bagi
keputusan untuk berusaha mendapatkan pengambilan keputusan dalam usaha
pelayanan kesehatan; (2) Lemahnya mengurangi kematian maternal, penelitian
mekanisme rujukan ibu bersalin ke Rumah ini pun mencoba memberdayakan
Sakit, misalnya kenyataan bahwa sebelum lingkungan maternal, mengembangkan
akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit, sebagian sikap bertanggung jawab atas kematian
ibu bersalin harus melewati jalur rujukan maternal yang ada di sekitar mereka.
mulai dari dukun, poliklinik desa (polindes) Menurut pendekatan Psikologi Komunitas,
dan Puskesmas tanpa memperoleh dalam suatu komunitas yang sehat akan
pertolongan yang dibutuhkan; (3) berkembang suatu rasa tanggung jawab
Pengetahuan bidan desa yang kurang bersama bagi keselamatan anggota
memadai. Kadang ibu hamil langsung komunitasnya (Hersheuson, dkk, 1996).
dirujuk ke Rumah Sakit tanpa melewati Penelitian ini merupakan penelitian
tingkat pelayanan dasar disebabkan bidan tahun pertama yang menggunakan metode
atau petugas kesehatan ragu, takut, serta simulasi untuk mencapai sassran bagi
kurang percaya diri dalam menghadapi perubahan sikap responden. Oleh karena itu
situasi kedaruratan obstetri. penelitian ini menitik beratkan pada
Menurut peneliti sendiri, penelitian penyusunan modul simulasi, pelatihan bagi
yang ada selama ini cenderung difokuskan fasilitator dan penyusunan serta uji coba
kepada pemberdayaan lingkungan ibu angket yang diasumsikan mengukur
hamil risiko tinggi. Kurang menekankan perubahan sikap responden terhadap
upaya memunculkan inisiatif ibu hamil itu kehamilan risiko tinggi.
sendiri. Dalam penelitian ini, pendekatan
yang digunakan dalam penyusunan
METODE
simulasi ini adalah pendekatan humanistik.
Dalam pendekatan humanistik, manusia Simulasi merupakan suatu metode
dipandang mampu mewujudkan kecen- penyampaian informasi yang bersifat
derungan spontan untuk berdiferensiasi, komunikatif, mudah dijangkau, dan tidak

ISSN : 0215 - 8884


52 PROGRAM PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI UNTUK FASILITATOR

memerlukan biaya yang mahal, untuk 2. Mendorong dan mengembangkan


menyebarkan pengetahuan yang akurat peserta yang introvert.
mengenai suatu hal. Oleh karena itulah 3. Mengembangkan serta mendorong
pada penelitian ini metode simulasi dipilih penalaran mengenai suatu topik secara
sebagai metode alternatif penyampaian lebih mendalam.
pesan, dalam hal ini penyampaian pesan
Simulasi penanganan kehamilan risiko
mengenai seluk-beluk kehamilan risiko
tinggi dalam penelitian ini dikembangkan
tinggi. Penyebaran informasi yang efektif
dengan mendasarkan kepada konsep atau
secara luas, dengan metode komunikasi
prinsip belajar orang dewasa yang tersusun
yang memungkinkan terjadinya perubahan
atas lima hal sebagai berikut: (1) Orang
kesadaran dan sikap terhadap kehamilan
mengalami perubahan konsep diri, dari
risiko tinggi, dapat meningkatkan kadar
mentah menuju matang. Kematangan
inisiatif (sikap tanggap) ibu hamil dan
konsep diri berada pada satu rentang mulai
segenap komponen dari lembaga sosial
dari ketergantungan total kepada otoritas
yang melingkunginya terhadap hal-hal
lain menuju pada pengarahan diri sendiri;
yang berkait dengan risiko kematian
(2) Manusia sebagai individu, mempunyai
maternal.
pengalaman yang berbeda-beda.
Simulasi adalah suatu gambaran Pengalaman yang berbeda-beda dan unik
kenyataan yang bersifat fisik ataupun pada masing-masing orang ini akan
abstrak. Simulasi ini merupakan suatu membentuk satu kerangka berpikir (frame
permainan yang dimainkan satu pemain of reference) yang khas pada masing-
atau lebih, yang berkompetisi dalam masing orang. Kerangka berpikir inilah
mencapai hasil, berdasarkan serangkaian yang menentukan bagaimana orang akan
peraturan yang telah disetujui. Metode menyikapi sesuatu; (3) Untuk melakukan
simulasi dapat digunakan untuk: proses pembelajaran, orang memerlukan
1. Menghasilkan sikap yang positif kesiapan mental (mental-set); (4) Kesiapan
terhadap suatu topik belajar ditentukan setidaknya oleh dua hal:
2. Memperoleh keterlibatan aktif oleh kebutuhan orang dewasa yang hendak
belajar dan oleh sifat serta cara suatu materi
3. Memberikan pengalaman yang serupa
pelajaran dapat dipelajari; (5) Orang
dengan dunia nyata.
dewasa memiliki kecenderungan untuk
4. Memperagakan relevansi pengetahuan mempelajari sesuatu yang berpusat pada
dan pemecahan masalah (Knowles, 1980).
5. Bereksperimen dalam situasi yang
Oleh karena itu alat ukur yang
aman.
dimainkan dalam simulasi penanganan
Dalam simulasi disediakan ruang dan kehamilan risiko tinggi dikemas sede-
waktu kepada satu peserta atau satu mikian rupa sehingga:
kelompok kecil peserta untuk:
1. Soal-soal yang dimuat di dalamnya
1. Memperoleh umpan balik dan menjer- menyangkut hal-hal yang sudah
nihkan kesalahpengertian diketahui oleh para pesertanya, mempu-
nyai keterkaitan dengan pekerjaan,

ISSN : 0215 - 8884


ATAMIMI, SANMUSTARI, RETNOWATI 53

kepentingan dan kehidupan sehari-hari A. Subjek Penelitian


mereka.
Subjek dalam penelitian ini adalah (a)
2. Dalam proses diskusi yang berlangsung Untuk studi kasus dalam rangka menyusun
di dalam permainan simulasi, para instrumen angket dan simulasi digunakan
peserta akan saling memberikan saran sejumlah ibu hamil risiko tinggi (Bumil
dan bukan saling menggurui. Permainan risti) baik yang telah melahirkan selamat
simulasi lebih merupakan suatu proses ataupun meninggal dunia.. Bagi Bumil risti
kerjasama antar peserta untuk mencapai yang melahirkan dengan selamat dilakukan
tujuan belajar yang sama. observasi dan wawancara mendalam juga
3. Keterlibatan aktif para peserta akan kepada anggota keluarga, tetangga
disimulasikan, supaya para peserta sekitarnya, tokoh masyarakat dan penyedia
mempunyai kesempatan untuk meman- kesehatan yang terlibat. Bagi bumil risti
faatkan secara penuh pengetahuan, yang telah melahirkan akan tetapi
kemampuan dan ketrampilannya meninggal, dilakukan obrservasi dan
wawancara mendalam kepada anggota
4. Permasalahan-permasalahan yang
keluarga, tetangga terdekat dan tokoh
disimulasikan merupakan permasalahan
masyarakat serta penyedia kesehatan yang
yang diambil dari peristiwa nyata,
pernah terlibat pada kasus sang ibu
dibahas dari berbagai segi, dan dapat
tersebut. Jumlah subyek penelitian 25
diaplikasikan. Proses pengubahan sikap
orang. 13 anggota keluarga dan masyarakat
atau proses pembelajaran melalui
dari 2 bumil risti yang meninggal dunia dan
metode simulasi sengaja diarahkan
12 anggota keluarga, masyarakat dan bumil
kepada upaya untuk menggali penge-
risti yang selamat. (b) Untuk uji efektivitas
tahuan, ketrampilan, dan pengalaman
instrumen pengubah perilaku digunakan
praktis dari semua peserta untuk
subjek penelitian yaitu calon fasilitator dari
memecahkan masalah-masalah yang
kecamatan Bayan dan Butuh. Instrumen
terjadi dalam kehidupan nyata.
intervensi yang dikembangkan pada
5. Simulasi adalah salah satu metode penelitian ini berupa perangkat permainan
belajar dengan merasakan pengalaman SIMULASI PENANGANAN KEHA-
(experential learning). Belajar melalui MILAN RISIKO TINGGI. Perangkat
pengalaman akan dilalui oleh orang- permainan simulasi ini terdiri dari empat
orang yang terlibat dalam proses pem- komponen pokok, yaitu: (1) Lembar
belajaran itu dalam lima tahapan simulasi; (2) Kartu soal; (3) Kartu peran;
belajar, yaitu: (1) Mengalami dan; (4) Modul simulasi. Pengujian
(experiencing); (2) Mengungkapkan terhadap efektivitas perangkat simulasi
(publishing); (3) Mengolah penanganan kehamilan risiko tinggi
(processing); (4) Menyimpulkan dilakukan terhadap 40 orang subjek yang
(generalizing); (5) Menerapkan nantinya akan bertindak sebagai fasilitator
(applying) (Pfeiffer, 1988). bagi penelitian tahun kedua. Pemilihan
subjek dilakukan secara acak dari 5 desa
yang akan digunakan sebagai lokasi
penelitian.Oleh karena penelitian ini

ISSN : 0215 - 8884


54 PROGRAM PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI UNTUK FASILITATOR

melibatkan instansi puskesmas maka 2. Dimensi Afektif (Intuisi): Rasa yang


subjek yang ikut sebagai fasilitator yang dihayati selama proses (sebelum,
akan dilatih sebagian besar adalah para sampai, sesudah) ibu hamil meninggal.
penyedia kesehatan (provider). (c) Untuk 3. Psikomotorik (Tindakan): Tindakan
uji validitas dan reliabilitas alat yang yang dilakukan selama proses (sebelum,
mengukur perubahan perilaku (angket) sampai, sesudah) ibu hamil meninggal.
digunakan subjek penelitian dari kecamatan
Bayan dan Butuh sejumlah 30 orang. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa
perubahan sikap yang diharapkan meliputi
perubahan pada aspek pengetahuan
B. Instrumen Ukur dan Instrumen (kognisi), rasa (afeksi), dan tindakan
Intervensi (psikomotorik) subjek dalam konteks
Ada lima macam angket dikembangkan kehamilan risiko tinggi. Dari tidak tahu
dalam penelitian ini. Lima macam angket menjadi tahu. Dari tidak bersikap empatik
tersebut disusun untuk lima kelompok menjadi lebih bersikap empatik. Dari
subjek yang terdiri dari ibu hamil risiko melakukan tindakan kuratif secara
tinggi, anggota keluarganya, tetangganya, individual menjadi melakukan tindakan
tokoh masyarakat, dan penyedia layanan preventif secara kolektif.
kesehatan (bidan desa atau dukun). Kelima
angket tersebut memiliki garis besar blue C. Jalannya Penelitian
print yang kurang-lebih sama, artinya
dirancang untuk mengungkap aspek Secara garis besar langkah-langkah
perilaku yang sama. Perbedaannya adalah yang dilakukan pada penelitian ini adalah
dalam hal pembahasaan dalam bentuk demikian:
aitem-aitemnya. 1. Melakukan studi kasus awal pada
Aspek-aspek pengetahuan yang hendak sejumlah subjek penelitian untuk
diidentifikasi melalui angket ini meliputi: memperoleh data otentik guna
(1) Aspek Biomedis; (2) Aspek Sosio- menyusun angket dan materi inventori
ekonomi-politis; (3) Aspek Psikologis, dan; untuk kepentingan intervensi.
(4) Aspek Religio-Spiritual (Lihat 2. Pengembangan inventori atau angket
Blueprint Angket pada Tabel 2). perubahan sikap.
Adapun level atau dimensi pengetahuan 3. Pelatihan fasilitator permainan
yang hendak diidentifikasi melalui angket SIMULASI PENANGANAN IBU
ini mencakup: HAMIL RISIKO TINGGI
1. Dimensi Kognitif (Rasio): Pengetahuan
mengenai proses (sebelum, sampai,
sesudah) ibu hamil meninggal

ISSN : 0215 - 8884


ATAMIMI, SANMUSTARI, RETNOWATI 55

Tabel 2. Blue-Print Angket Penanganan Kehamilan Risiko Tinggi

Pengetahuan Level/Dimensi I Level/Dimensi II Level/Dimensi III


Kognitif Afektif Psikomotorik
Aspek Biomedis Faktor risiko rendah/tinggi Perasaan yang dihayatinya berkait Tindakan yang
pada kehamilan, gizi dengan pengetahuannya mengenai dilakukan sehubungan
seimbang untuk ibu hamil, faktor risiko, gizi seimbang untuk dengan perasaan yang
olahraga untuk ibu hamil, ibu hamil, olahraga untuk ibu dihayatinya tersebut
persamaan dan perbedaan cara hamil, persamaan dan perbedaan
menangani persalinan oleh cara menangani persalinan oleh
bidan/tenaga medis dan dukun bidan/tenaga medis dan dukun
bayi bayi
Aspek Sosio- Kebijakan pemerintah di Perasaan yang dihayatinya berkait Tindakan yang
ekonomi-politis bidang kesehatan reproduksi dengan pengetahuannya mengenai dilakukan sehubungan
(NKKBS), biaya pemeriksaan adanya kebijakan pemerintah di perasaannya tersebut
kehamilan atau pertolongan bidang kesehatan reproduksi
persalinan di rumah/ (NKKBS), biaya pemeriksaan
puskesmas/rumah sakit oleh kehamilan atau pertolongan
diri persalinan di rumah/
sendiri/keluarga/dukun/bidan/ puskesmas/rumah sakit oleh diri
dokter/dokter spesialis; siapa sendiri/keluarga/dukun/bidan/dokt
yang bisa dimintai tolong er/dokter spesialis; siapa yang bisa
dalam keadaan mendesak dimintai tolong dalam keadaan
(dalam hal keuangan, mendesak (masalah keuangan,
kendaraan, …) kendaraan,..)
Aspek Perasaan yang dihayati oleh Kemampuan berempati terhadap Tindakan yang
Psikologis ibu selama masa kehamilan ibu hamil, perasaan yang dihayati dilakukan sehubungan
hingga persalinan, siapa yang berkait dengan pengetahuan atau dengan kemampuan
dianggap berhak menentukan harapan mengenai siapa yang berempatinya terhadap
dalam proses pengambilan dianggap berhak menentukan ibu hamil dan perasaan
keputusan apabila terjadi dalam proses pengambilan yang dihayatinya
sesuatu pada ibu hamil keputusan apabila terjadi sesuatu sehubungan dengan
(suami, tokoh masyarakat, pada ibu hamil (suami, tokoh proses pengambilan
atau…), persepsi atau harapan masyarakat, atau…), persepsi atau keputusan tersebut
terhadap dukun harapan terhadap dukun
bayi/bidan/dokter/ dokter bayi/bidan/dokter/ dokter
spesialis/ puskesmas/rumah spesialis/ puskesmas/rumah sakit
sakit
Aspek Religio- Konsep mengenai rezeki, Perasaan yang dihayati berkait Tindakan-tindakan yang
Spiritual jodoh, umur dengan konsep yang dipahami dilakukan sehubungan
(jodoh di tangan tuhan, orang mengenai rezeki, jodoh, dan umur denganperasaan yang
bisa mati karena santet, ibu tersebut dihayati berkait dengan
hamil meninggal karena tuhan konsep yang dipahami
menghendaki demikian) mengenai rezeki, jodoh,
dan umur tersebut

HASIL DAN PEMBAHASAN Purworejo, diperoleh kesimpulan bahwa


penyebab kasus kematian ibu hamil risiko
A. Hasil Studi Kasus
tinggi antara lain adalah hal-hal berikut ini:
Berdasarkan hasil studi kasus I, II, III, 1. Keterlambatan penanganan di rumah
dan IV yang dilakukan di dusun Cangkrep sakit dengan alasan tidak ada dokter
Kidul, dan Kalinongko kabupaten yang jaga saat itu.

ISSN : 0215 - 8884


56 PROGRAM PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI UNTUK FASILITATOR

2. Keterlambatan petugas medis di rumah belum tersentuh oleh penelitian-penelitian


sakit ketika memberikan pelayaan pada tentang kematian ibu hamil risiko tinggi
saat pasien tiba di rumah sakit. sebelumnya. Kemungkinan pengaruh ego
3. Ketidak sigapan diagnosis dari rumah sectoral atau praktek-praktek lapangan dari
sakit mengenai kelainan kondisi pre Departemen lain yang terkait seperti
kehamilan, BKKBN, misalnya petugas lapangan
4. Saat kehamilan dan pasca kehamilan. kurang bijaksana dalam menjalankan
tugasnya dapat menjadi sebab penolakan
5. Keterlambatan subjek untuk periksa ke
ibu hamil risiko tinggi untuk melakukan
rumah sakit ketika mengetahui ada
pemeriksaan kehamilannya. Ada perasaan
kelainan, meskipun sudah memperoleh
takut, malu dan perasaan bersalah yang
rujukan dari bidan desa.
berkecamuk, mungkin karena merasa tidak
6. Menolak untuk memeriksakan diri ke memenuhi anjuran pemerintah untuk
Puskesmas dengan alasan bahwa mengikuti program Keluarga Berencana.
kehamilan adalah proses alamiah
sehingga dapat diatasi tanpa bantuan
petugas kesehatan. C. Hasil Uji Coba Angket Perubahan
7. Merasa takut memeriksakan diri ke Sikap
rumah sakit karena biaya yang mahal
1. Angket untuk Ibu Hamil
8. Merasa takut memberikan usul ke pihak
rumah sakit untuk melakukan operasi Angket sikap yang disusun sebelum uji
terhadap ibu hamil rasiko tinggi karena coba berjumlah 67 butir yang mewakili 4
takut dikira bodoh. aspek biomedis, sosio ekonomis-politis,
9. Merasa malu, kecewa dan terbebani psikologis, dan religio-spiritual. Uji
karena sudah kehamilan ke sepuluh validitas butir dengan menggunakan modul
sehingga berusaha menghindar ketika analisis butir dari SPS-2000 (Seri Program
petugas kesehatan mendatangi rumah Statistik) program Analisis Kesahihan Butir
subyek. menghasilkan 28 butir yang terpakai
10. Penolakan dari pihak keluarga, dari dengan koefisien korelasi (rpq) = 0,345 s.d
anak-anak yang merasa malu akan 0,834. Uji reliabilitas angket dilakukan
kehamilan ibunya yang kesekian kali. dengan menggunakan Uji Keandalan
Teknik Hoyt dan menghasilkan koefisien
11. Aktivitas kerja ibu hamil yang reliabilitas (rtt) = 0, 957. Kesimpulan hasil
berlebihan, antara lain masih bersepeda uji coba menunjukkan bahwa angket sikap
pada usia kehamilan lebih dari 7 bulan. cukup valid dan reliabel untuk digunakan
12. Jarak dari rumah subjek ke lokasi bidan dalam penelitian.
desa yang jauh sehingga manjadi salah
satu faktor keterlambatan penanganan.
2. Angket untuk Suami.
Angket sikap yang disusun sebelum uji
B. Pembahasan Hasil Studi Kasus
coba berjumlah 50 butir yang mewakili 4
Dari hasil studi kasus, butir 5,7,8, dan 9 aspek biomedis, sosio ekonomis-politis,
merupakan temuan baru yang nampaknya psikologis, dan religio-spiritual. Uji

ISSN : 0215 - 8884


ATAMIMI, SANMUSTARI, RETNOWATI 57

validitas butir dengan menggunakan modul (rpq) = 0,351 s.d. 0,651. Uji reliabilitas
analisis butir dari SPS - 2000 (Seri angket dilakukan dengan menggunakan Uji
Program Statistik) program Analisis Keandalan Teknik Hoyt dan menghasilkan
Kesahihan Butir menghasilkan 32 butir koefisien reliabilitas (rtt) = 0,906.
yang terpakai dengan koefisien korelasi Kesimpulan hasil uji coba menunjukkan
(rpq) = 0,351 s.d. 0,888. Uji reliabilitas bahwa angket sikap cukup valid dan
angket dilakukan dengan menggunakan Uji reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
Keandalan Teknik Hoyt dan menghasilkan
koefisien reliabilitas (rtt) = 0, 953. 5. Angket untuk Bidan (Penyedia
Kesimpulan hasil uji coba menunjukkan Layanan Kesehatan)
bahwa angket sikap cukup valid dan
reliabel untuk digunakan dalam penelitian. Angket sikap yang disusun sebelum uji
coba berjumlah 70 butir yang mewakili 4
aspek biomedis, sosio ekonomis-politis,
3. Angket untuk Tetangga
psikologis, dan religio-spiritual. Uji
Angket sikap yang disusun sebelum uji validitas butir dengan menggunakan modul
coba berjumlah 60 butir yang mewakili 4 analisis butir dari SPS - 2000 (Seri
aspek biomedis, sosio ekonomis-politis, Program Statistik) program Analisis
psikologis, dan religio-spiritual. Uji Kesahihan Butir menghasilkan 33 butir
validitas butir dengan menggunakan modul yang terpakai dengan koefisien korelasi
analisis butir dari SPS - 2000 (Seri (rpq) = 0,476 s.d. 0,832. Uji reliabilitas
Program Statistik) program Analisis angket dilakukan dengan menggunakan Uji
Kesahihan Butir menghasilkan 28 butir Keandalan Teknik Hoyt dan menghasilkan
yang terpakai dengan koefisien korelasi koefisien reliabilitas (rtt) = 0,951).
(rpq) = 0,408 s.d. 0,716. Uji reliabilitas Kesimpulan hasil uji coba menunjukkan
angket dilakukan dengan menggunakan Uji bahwa angket sikap cukup valid dan
Keandalan Teknik Hoyt dan menghasilkan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
koefisien reliabilitas (rtt) = 0,927).
Kesimpulan hasil uji coba menunjukkan
D. Pembahasan Hasil Uji Coba Angket
bahwa angket sikap cukup valid dan
Perubahan Sikap
reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
Setelah melalui rangkaian kegiatan uji
4. Angket untuk Tokoh Masyarakat coba, angket sikap untuk ibu hamil, suami,
tetangga, tokoh masyarakat, dan penyedia
Angket sikap yang disusun sebelum uji layanan kesehatan menunjukkan koefisien
coba berjumlah 60 butir yang mewakili 4 reliabilitas yang tinggi, akan tetapi uji
aspek biomedis, sosio ekonomis-politis, kesahihan butir agak kurang memuaskan.
psikologis, dan religio-spiritual. Uji Jumlah butir yang gugur cukup banyak.
validitas butir dengan menggunakan modul Perbandingan yang cukup besar antara
analisis butir dari SPS - 2000 (Seri jumlah butir terpakai dengan jumlah butir
Program Statistik) program Analisis yang dirancang diduga karena jumlah
Kesahihan Butir menghasilkan 22 butir responden uji coba kurang optimal
yang terpakai dengan koefisien korelasi sehingga secara statistik, tuntutan uji

ISSN : 0215 - 8884


58 PROGRAM PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI UNTUK FASILITATOR

signifikansinya menjadi tinggi. Namun KESIMPULAN DAN SARAN


demikian jumlah butir terpakai secara
Berdasarkan hasil penelitian ini,
metodologis sudah mewakili aspek-aspek
perangkat SIMULASI PENGANGANAN
perilaku yang akan diukur. Lagipula butir
IBU HAMIL RISIKO TINGGI sudah dapat
yang terlalu banyak juga akan
digunakan oleh para fasilitator untuk
menimbulkan efek kelelahan dan
mencoba menghasilkan perubahan sikap
kebosanan pada responden.
terhadap seluruh sasaran subjek penelitian.
Diharapkan metode ini akan mampu
E. Hasil Penelitian mengarahkan subjek kepada upaya pening-
katan pengetahuan, keterampilan dan
Penelitian ini memperoleh hasil berupa
pengalaman praktis untuk memecahkan
perangkat instrumen intervensi yang diberi
masalah-masalah nyata berkenaan dengan
nama Mosi Pekerti sebagai singkatan dari
penanganan ibu hamil risiko tinggi.
Modul Simulasi Penanganan Kehamilan
Risiko Tinggi yang terdiri: Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan disarankan untuk :
1. Pedoman Pelaksanaan untuk Fasilitator
yang terdiri dari: Memantapkan dan mengerahkan
fasilitator untuk menggunakan instrumen
-Tujuan Umum
intervensi ini kepada subjek penelitian ibu
-Sasaran yang hamil risiko tinggi pada tahap kedua
-Simulasi Penanganan Kehamilan penilitian lanjutan dengan topik yang sama
Risiko Tinggi (Pemain dan oleh karena penelitian ini direncanakan
Pencatat) dalam 4 tahun anggaran dan memban-
- Aturan Permainan (Peserta, Tempat dingkannya dengan metode pengubah sikap
permainan, Waktu, tahapan lainnya untuk menemukan metode mana
permainan) yang paling efektif.
- Pembagian Peran (Fasilitator,
Pemain, Nara sumber, Penonton, DAFTAR PUSTAKA
Evaluator)
2. Beberan Simulasi, memuat 12 angka Cholil A. 1994. Gerakan Sayang Ibu di
dan gambar sesuai dengan jumlah kartu Indonesia. Bandung: Mizan.
soal. Departemen Kesehatan, 1999. Kematian
3. Dadu dan tempat dadu untuk melaku- Ibu: Tragedi Yang Tak Perlu Terjadi.
kan undian bagi pemain Jakarta: Departemen Kesehatan.
Harian Republika. Angka Kematian Ibu
4. Kartu Soal sejumlah 12 kartu yang
Hamil. Desember 1999. Jakarta:
memuat illustrasi kasus
Penerbit Yayasan Abdi Bangsa
Hasil ini diperoleh setelah terlebih Hersheuson, D.B; Power, P.W, & Waldo,
dahulu dilakukan rangkaian ujicoba M. 1996. Community Counseling,
terhadap subjek penelitian di lapangan.
Contemporary Theory and Practices,
Boston: Allyn and Bacon.

ISSN : 0215 - 8884


ATAMIMI, SANMUSTARI, RETNOWATI 59

Rogers, C.R., 1987. Antara Engkau dan Berasal dari Kabupaten Purworejo
Aku. (Editor Agus Cremers) Tahun 1998/1999. Unpublished: UGM.
Jakarta:PT. Gramedia. UNICEF. 1996. The State of World’s
Hadi, 1999. Pelayanan Rujukan Gawat Children. UNICEF, New York USA.
Darurat Ibu Bersalin Yang Meninggal UNICEF Jakarta. 1994. Internal Discussion
di Rumah Sakit Purworejo Yang Papers. Unpublished; United Nation’s
Children’s Fund.

ISSN : 0215 - 8884

You might also like