Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Received: 30 Maret 2020 p-ISSN: 2716-1722

Accepted: 5 June 2020 e-ISSN: 2715-8128


Published: 9 June 2020

DIDAKTIKA
Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar
Volume 3, Nomor 1, 15–22, 2020
Journal homepage: https://journal.uny.ac.id/index.php/didaktika

Effectiveness of Inquiry Model Assisted with Petaku Media on
Mathematics Achievement
Ramadhani Putri Praswanti1, *, Henry Suryo Bintoro1, Himmatul Ulya1
1Universitas Muria Kudus, Indonesia

Abstract

The purpose in this study is to know the improvement of learning outcomes aspects of knowledge, and skills namely
student activities, and achievement of minimum completeness criteria in the implementation of inquiry models with
petaku media on the skala theory. This research was conducted in two elementary schools in the Kudus country. Sample
in this research totaling 67 students, includes experimental and control class and conducted in three meetings. There
are two variables, the independent variable is inquiry learning model with colaboration petaku media, and the dependent
variable used is student learning outcomes in aspect of knowledge and students learning activities. The research is an
experimental quantitative. The results showed that there was an increase in mathematics learning outcomes before and
after the implementation of the inquiry learning model, which was indicated N-Gain test with increase of 0,69 and
included in the category of moderate improvement. Students activities taught experimental class and control class there
is also a difference, with a significance value that appears in the Mann-Whitney test that is equal to 0,037 which can be
interpreted that learning activities in the experimental class are better than the control class. Learning ini experimental
class also reached the classical and individual completeness criteria, the result of individual learning completeness
indicated by the One-Sample TTest with a significance level of 0.001, more than 75% of the students completed.

Keywords: Inquiry model, mathematics achievement, Petaku media

Efektifitas Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Petaku


Terhadap Hasil Belajar Matematika
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada aspek pengetahuan, dan
keterampilan yakni aktivitas belajar peserta didik, dan pencapaian kriteria ketuntasan minimal dalam
pengimplementasian model inkuiri dengan bantuan media petaku pada materi skala. Penelitian ini dilaksanakan di dua
sekolah dasar di Kabupaten Kudus. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 67 peserta didik, meliputi kelas eksperimen
dan kontrol serta dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Terdapat dua variabel, variabel bebasnya yakni model inkuiri
dengan bantuan media petaku, dan variabel terikat yang digunakan yakni hasil belajar peserta didik pada aspek
pengetahuan dan aktivitas belajar peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Hasil penelitian
menujukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar matematika sebelum dan sesudah diterapkannya model
pembelajaran inkuiri dengan bantuan media petaku yang ditunjukkan dengan uji N-Gain dengan peningkatan sebesar
0,69 dan masuk dalam kategori peningkatan sedang. Aktivitas belajar antara peserta didik pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol juga terdapat perbedaan, dengan nilai signifikansi yang muncul dalam uji Mann-Whitney yaitu sebesar
0,037 yang mana dapat diartikan bahwa aktivitas belajar pada kelas kontrol tidak lebih baik dari kelas eksperimen.
Pembelajaran di kelas eksperimen juga mecapai pada kriteria ketuntasan klasikal maupun individual, output hasil uji
ketuntasan belajar individual yang dtunjukkan oleh uji One Sample T Test dengan taraf signifikansi 0,001 dan lebih dari
75% peserta didik tuntas dalam pembelajaran.

Kata kunci: Model inkuiri, hasil belajar matematika, media Petaku

*
Corresponding Author:
Affiliation Address: Kampus UMK Gondangmanis, Bae Kudus Gd. L lt I PO. BOX 53 Kudus
E-mail: ramramadhani15@gmail.com

15
16| Praswanti, Bintoro, & Ulya

PENDAHULUAN sekolah dalam pembelajaran menjaikan


Kemendikbud RI menerapkan kurikulum peserta didik pasif dan tidak menggunakan
terbaru yakni kurikulum 2013 di mana pada kemampuan berikir secara penuh dalam
penerapannya setiap mata pelajaran pembelajaran.
diintegrasikan dengan mata pelajaran lainnya. Permasalahan dalam pembelajaran
Namun hal tersebut tidak berlaku pada mata matematika juga dirasa sama dengan proses
pelajaran Matematika kelas tinggi sekolah pembelajaran Matematika di banyak sekolah
dasar. Pengimplementasian muatan dasar, salah satunya pada pembelajaran
matematika pada kelas tinggi terpisah dengan Matematika pada SD 1 Prambatan Kidul.
muatan pelajaran lainnya atau dengan kata Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh
lain tidak diintegrasikan dengan muatan peneliti, selama proses pembelajaran ini
lainnya. Pemisahan muatan matematika peserta didik terlihat jenuh dan pandangan
dengan muatan lainnya ini disebabkan muatan tidak sepenuhnya tertuju kepada
matematika pada kelas tinggi memerlukan penyampaian materi. Beberapa peserta didik
penjelasan serta pemahaman yang mendalam. hanya fokus apabila guru sudah memberikan
Meskipun pelaksanaan pembelajaran pertanyaan kepada peserta didik lainnya.
Matematika di sekolah dasar khususnya pada Meskipun dengan cara tersebut peserta didik
kelas tinggi sudah terpisah dengan mata masih belum sepenuhnya dapat
pelajaran lainnya, namun tidak sepenuhnya berkonsentrasi dan aktif dalam pembelajaran.
dapat mengangkat prestasi peserta didik Selain itu, pembelajaran juga belum
didunia internasional. melibatkan seluruh panca indera. Hal ini
Berdasarkan hasil survei PISA terhadap menyebabkan peserta didik tidak dapat
prestasi peserta didik sekolah di seluruh dunia mengembangkan kemampuan berpikirnya
yang dilakukan pada tahun 2018 didapatkan secara optimal sehingga menyebabkan nilai
hasil yang rendah yakni Indonesia menempati ulangan harian matematika peserta didik di SD
peringkat ke 74 dari total keseluruhan 79 ini memiliki rata-rata 66,45 dengan KKM yang
negara yang ikut berpartisipasi, dengan skor ditetapkan sekolah yakni 70.
PISA 379 (OECD, 2018). Mengacu pada skor Proses pembelajaran yang sama terjadi
PISA tahun 2018 ini terdapat penurunan skor juga pada SD 4 Prambatan Kidul, di mana
PISA di negara kita dibanding pada hasil PISA dalam pembelajaran guru masih menerapkan
tahun lalu. Hal ini merupakan tantangan dunia metode konvensional. Penggunaan metode
pendidikan Indonesia agar dapat konvensional yang dilakukan yakni guru
meningkatkan peringkat Indonesia dalam menjelaskan materi yang akan disampaikan,
ajang PISA tahun selanjutnya. kemudian menyajikan rumus dan meminta
Menurunnya perolehan skor Indonesia peserta didik untuk memahaminya, kemudian
dalam PISA ini disebabkan beberapa faktor peserta didik diminta untuk mengerjakan
yang ada selama pembelajaran formal di latihan soal yang terdapat dalam LKS.
sekolah. Ayuwanti (2016) mengatakan bahwa Pembelajaran seperti ini menjadikan peserta
hasil belajar matematika peserta didik yang didik tidak berpartisipasi penuh dalam
rendah dikarenakan peserta didik memiliki pembelajaran, karena peserta didik tidak
anggapan bahwa matematika merupakan difasilitasi untuk tanya jawab. Materi yang
pelajaran yang menjadi momok menakutkan, disampaikan pun tidak sepenuhnya dapat
sehingga pelajaran matematika sulit diterima diserap oleh peserta didik, hal ini dibuktikan
dan bermakna bagi peserta didik. Proses dengan rendahnya nilai ulangan harian
pembelajaran yang dilakukan di sekolah saat matematika peserta didik pada materi
ini masih berorientasi pada pengajar dan penjumlahan pengurangan pecahan, yakni
peserta didik hanya diletakkan sebagai subjek sebesar 62,31 dan tidak memenuhi KKM atau
selama proses pembelajaran. Kegiatan belajar batas minimal ketuntasan yang telah
pun masih mengacu dengan LKS yang ditetapkan oleh sekolah.
disediakan dan kurang memperhatikan Berdasarkan hasil obeservasi tersebut
lingkungan sekitar peserta didik sebagai perlu dilakukan penelitian guna mendapatkan
bahan untuk belajar. Hal senada juga solusi, yakni dengan penerapan model
dikemukakan oleh Rohmah (2017) bahwa pembelajaran berbasis penemuan (inkuiri)
metode konvensional yang masih diterapkan dan dikolaborasikan dengan media Petaku. Di
DIDAKTIKA: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3 (1), 2020 |17

mana dalam penerapannya peserta didik akan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus pada
dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. tahun pelajaran 2019/2020. Sampel dalam
Pembelajaran Matematika pada sekolah dasar penelitian ini yakni sebanyak 67 peserta didik,
dengan model Inkuiri juga dilakukan Israwani dengan rincian 33 peserta didik pada kelas
(2015), berdasarkan hasil penelitian eksperimen, dan 31 peserta didik pada kelas
didapatkan bahwa pembelajaran matematika kontrol. Desain penelitian ini menggunakan
dengan menerapkan model inkuiri dapat Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group
meningkatan prestasi belajar matematika Design. Desain penelitian dapat dilihat dalam
peserta didik, aktivitas peserta didik dalam tabel 1 berikut.
pembelajaran, serta aktivitas guru selama
proses pembelajaran. Terdapat beberapa Tabel 1. Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group
kekurangan dalam penelitian tersebut, yakni Design
tidak terdapat penggunaan media dalam 𝑂" X 𝑂#
pembelajaran. Mengingat penggunaan media 𝑂" 𝑂#
dapat meningkatkan efektifitas dalam Sumber: Lestari dan Yudhanegara (2018: 138)
pembelajaran, penelitian ini akan
dikolaborasikan dengan sebuah media Teknik pengumpulan data dalam
pembelajaran dengan nama petaku yakni penelitian ini yakni observasi, wawancara, tes,
untuk saran penyampaian materi yang akan dan dokumentasi. Untuk teknik analisis data
diterima oleh peserta didik. yang digunakan yakni dengan instrumen tes.
Model inkuiri mengembangkan Instrumen tes yang akan digunakan diuji
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan terlebih dahulu menggunakan uji validitas dan
sistematis (Ahmed & Askin, 2006: 65). Model uji reliabilitas instrumen. Analisis data nilai
pembelajaran ini akan diterapkan pretest dan posttest meliputi uji normalitas, uji
menggukanakan langkah-langkah yang N-Gain, uji Mann Whitney, uji One Sample T
dikemukakan Majid (2017: 175) sebagai Test, dan uji Z. Keseluruhan uji tersebut
berikut. 1) Orientasi, yaitu pembinaan suasana menggunakan aplikasi SPSS 25 dan program
responsive dalam pembelajaran. Pada tahap ini Microsoft Excel 2016.
guru memberikan stimulus kepada peserta Pengujian validitas soal dalam penelitian
didik untuk dapat berpikir memecahkan ini yakni dengan validitas isi dan validitas
masalah; 2) merumuskan masalah, konstruk. Validitas isi dilakukan melalui
merupakan langkah dalam pelibatan peserta penilaian ahli (expert judgement), setelah
didik dalam permasalahan yang mengandung mendapatkan komentar dan tambahan dari
teka-teki sehingga menjadikan peserta didik ahli selanjutnya soal akan diujicobakan
tertantang untuk berpikir; 3) merumuskan kepada peserta didik dan dihitung dengan
hipotesis, yakni perumusan hipotesis yang menggunakan rumus product moment pearson
nantinya kebenarannnya akan diuji bersama- sebagai berikut.
sama; 4) mengumpulkan data, yakni
tujuannya untuk memilih informasi yang N XY − ( x)( Y)
dapat digunakan untuk menguji hipotesis r%& =
{ N x # − x # } {N Y # − (Y)# }
yang sudah dirumuskan; 5) menguji hipotesis,

yakni penentuan apakah jawaban dapat
Sumber: Sugiyono (2016: 356)
diterima atau tidak berdasarkan data yang
sudah terkumpul; 6) merumuskan Dari perhitungan tersebut didapatkan 10
kesimpulan, proses terakhir dalam langkah
soal valid dari 12 soal yang diujicobakan. Ke
pembelajaran yakni untuk mendeskripsikan
10 soal yang valid akan diuji reliabilitas untuk
temuan yang diperoleh peserta didik mengukur ketetapan instrumen. Uji
didasarkan pada hasil menguji hipotesis.
reliabilitas akan menggunakan rumus Alpha

Cronbach sebagai berikut.
METODE

Penelitian ini merupakan penelitian 7
3 6
experiment kuantitatif. Pelaksanaan penelitian 𝑟"" = ( ) (1 − 7
8
)
34" 6
ini di kelas V pada dua SD, yakni SDN 1 8

Prambatan Kidul dan SDN 4 Prambatan Kidul


18| Praswanti, Bintoro, & Ulya

Hasil dari perhitungan uji reliabilitas Tabel 3. Hasil Uji N-Gain


didapatkan bahwa soal yang diujicobakan Kelas Nilai Nilai N- Interpr
reliabel. Dari sepuluh soal yang reliabel, akan Pretest Posttest Gain etasi
diambil delapan soal untuk digunakan dalam Eks. 27,27 72,22 0,69 Sedang
penelitian, yakni sebagai soal pretest dan
posttest. Pengambilan 8 dari 10 soal yang Dari tabel tersebut didapatkan hasil dari
dapat diguanakan ini didasarkan pada setiap N-Gain yakni sebesar 0,69 dengan interpretasi
dua butir soal yang digunakan akan mewakili peningkatan sedang. Peningakatan nilai ini
indikator hasil belajar dalam penelitian. disebabkan ketertarikan peserta didik dengan
model pembelajaran inkuiri yang belum
TEMUAN DAN HASIL PEMBAHASAN pernah mereka peroleh, serta dikolaborasikan
Uji Normalitas dengan media Petaku yang menambah
Uji normalitas ini bertujuan untuk antusias peserta didik terhadap pelajaran
mengetahui apakah data nilai posttest peserta menjadi meningkat. Media Petaku ini
didik kelas eksperimen berdistribusi normal dikaitkan dengan kegiatan yang sering mereka
atau tidak. Pengujian ini dengan menggunakan lakukan di daerah sekitar, sehingga akan
SPSS 25. Hasil dari uji normalitas data sebagai menambah pengalaman belajar peserta didik.
berikut. Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Andiasari (2015) bahwa pembelajaran yang
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas bermakna untuk peserta didik dapat
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diciptakan melalui kejadian-kejadian yang ada
Nilai Postttest atau berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Eksperimen peserta didik. Maka dari itu terdapat
N 36 peningkatan antara nilai sebelum dan sesudah
Normal Mean 72.22 penerapan model inkuiri dengan bantuan
Parametersa,b Std. Deviation 11.662 media petaku.
Most Extreme Absolute .128
Differences Positive .122 Ketuntasan Belajar Individual
Negative -.128 Uji ini digunakan untuk mengetahui
Test Statistic .128 apakah pengaplikasian model inkuiri dengan
Asymp. Sig. (2-tailed) .145c bantuan media Petaku mencapai ketuntasan
a. Test distribution is Normal. belajar setiap individu sehingga memenuhi
b. Calculated from data. kriteria ketuntasan dengan yang diterapkan
c. Lilliefors Significance Correction. oleh sekolah yakni 65. Uji ini dengan
Sumber : Output SPSS 25 menggunakan program SPSS 25. Pengujian
parametric pada satu sampel dapat dilakukan
Uji normalitas data menunjukkan nilai dengan uji One Sample T Test. Hasil dari uji
dari sig 2-tailed yakni sebesar 0,145 dengan ketuntasan belajar individual sebagai berikut.
nilai signifikansi sebesar 0,05. Sehingga 0,145
lebih besar dari 0,05, yang dapat diartikan Tabel 4. Hasil Uji One Sample T Test
bahwa data nilai posttest pada kelas One-Sample Test
eksperimen berdistribusi normal dan Test Value = 65
pengujian data selanjutnya dapat 95%
menggunakan uji statistic parametric. Confidence
Sig. (2- Mean Uppe
Peningkatan Nilai Pretest-Posttest T Df tailed) Difference Lower r
Pengujian peningkatan nilai ini Nilai 3.716 35 .001 7.222 3.28 11.1
menggunakan uji N-Gain. Uji ini memiliki 7
tujuan yakni untuk mengetahui peningkatan
antara nilai pretest dengan posttest peserta Dari tabel 6 tersebut didapatkan hasil sig.
didik. Pengujian ini dilakukan pada kelas (2-tailed) yakni sebesar 0,001 menggunakan
eksperimen. Tabel dari uji N-Gain dapat dilihat taraf signifikasi 0,05. Maka 0,01 < 0,05 dan
pada tabel 5. dapat ditarik kesimpulan rata-rata nilai
posttest peserta didik yang dikenakan model
DIDAKTIKA: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3 (1), 2020 |19

inkuiri berbantuan media petaku mencapai inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara peserta didik pada kinerja kelompok dan hasil
individual. tes tertulis. Dalam penelitian ini terdapat dua
Pembelajaran dengan model inkuiri peserta didik yang tidak tuntas dalam
memberikan peserta didik pengalaman untuk pembelajaran dengan jumlah keseluruhan
memecahkan masalahnya sendiri melalui peserta didik sebanyak 24. Sedangkan
pengalaman belajar yang mereka dapatkan. persentase ketuntasan klasikal yakni sebesar
Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran 91,67%. Berdasarkan penjelasan tersebut,
inkuiri yang dikemukakan oleh Amijaya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model
Ramdani dan Merta (2018) bahwa inkuri efektif terhadap peningkatan hasil
pembelajaran inkuiri dirancang dengan tujuan belajar peserta didik pada pelajaran
untuk mengembangkan peserta didik supaya matematika.
memiliki kemampuan ilmiah, dan juga
memotivasi peserta didik untuk terlibat Pengujian Aktivitas Peserta Didik
langsung secara mental dan fisik dalam Pengujian aktivitas peserta didik ini
pembelajaran. dengan uji Mann Whitney atau dengan Statistic
Non-Parametric. Tujuan dari uji ini yakni
Pengujian Ketuntasan Belajar Klasikal untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
Tujuan dari pengujian ini untuk antara aktivitas belajar kelas eksperimen dan
mengetahui hasil dari aspek pengetahuan, kelas kontrol. Indikator dalam aktivitas
yakni hasil belajar peserta didik yang belajar peserta didik yang digunakan sesuai
dikenakan model inkuiri dengan bantuan dengan yang dituliskan oleh Lestari dan
media Petaku mencapai 75% ketuntasan Yudhanegara (2018: 99) yakni: 1) menyatakan
klasikal dari jumlah peserta didik. Dengan pendapat; 2) mengajukan pertanyaan; 3)
aplikasi Microsoft Excel 2016 sebagai berikut. menanggapi pendapat orang lain; 4)
pengerjaan tugas dengan baik; 5) ikut andil
Tabel 5. Hasil Uji Z dalam pelaksanaan diskusi; 6) keterlibatan
X N z hitung z tabel (𝜶 = 0,05) dalam penyelesaian masalah; 7) ikut
berpartisipasi dalam diskusi secara kelompok;
29 36 0,770 1,65 8) berani tampil di hadapan teman lainnya.
Hasil dari uji Mann Whitney dapat dilihat pada
Dari tabel di atas didapatkan nilai Z tabel 8.
hitung yakni 0,770, sedangkan nilai –Z tabel
dengan nilai a= 0,05 yakni -1,65. Maka 0,0770 Tabel 6. Hasil Uji Mann Whitney
> -1,65 sehingga didapat kesimpulan bahwa Test Statisticsa
rata-rata nilai posttest peserta didik setelah Aktivitas Peserta
dikenakan pemberian media petaku dengan didik
dikolaborasikan model inkuiri dapat Mann-Whitney U 380.500
mencapai ketuntasan klasikal. Wilcoxon W 845.500
Meningkatnya hasil belajar peserta didik Z -2.082
dikarenakan antusias peserta didik terhadap Asymp. Sig. (2-tailed) .037
pembelajaran. Peserta didik terlihat a. Grouping Variable: Kelas
bersemangat dan dapat mengeksplorasi
media yang ia terima, sehingga kepercayaan Pada tabel uji Mann Whitney didapatkan
diri peserta didik terhadap pembelajaran lebih nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,037
meningkat. Ratna dan Ratni (2017) dengan penggunaan taraf signifikasi 0,05.
menyatakan bahwa kepercayaan diri yang Maka 0,037 < 0,05 dan didapat kesimpulan
meningkat pada peserta didik dapat memacu bahwa setelah penerapan model inkuiri
keterlibatan aktif dalam suatu kegiatan atau berbantuan media petaku lebih dapat
tugas yang kemudian akan meningkatkan meningakatkan aktivitas peserta didik
kemampuan kompetensi peserta didik. dibandingkan dengan penggunaan model
Penelitian yang selaras juga pembelajaran konvensional.
dikemukakan oleh Wulandari (2016) yang Penerapan model inkuiri dalam
didapatkan bahwa model pembelajaran pembelajaran di kelas eksperimen dibagi ke
20| Praswanti, Bintoro, & Ulya

dalam beberapa kelompok yang heterogen. didik pada kelas eksperimen dengan nilai sig
Tujuan dari pembagian kelompok ini untuk 2-tailed 0,037 (∝ = 0,05), dan hasil ini lebih
menumbuhkan interaksi antara satu peserta baik dari aktivitas belajar peserta didik pada
didik dengan peserta didik lainnya dalam satu kelas kontrol.
kelompok. Hal yang sama juga dikemukakan
oleh Ulya dan Rahayu (2017) bahwa interaksi DAFTAR PUSTAKA
serta sikap positif yang terbangun di antara Ahmed, Y., A. & Askin, A. (2006). The
peserta didik menjadikan mereka lebih Effectiveness of Inquiry-Based
termotivasi dalam belajar matematika. Technology Enhanced Collaborative
Model pembelajaran inkuiri dapat Learning Environment. Internasional
mendorong peserta didik untuk aktif dan Journal in Technology and Teaching
terlibat langsung untuk menggali Learning. Vol. 2(2). 65-87.
pengetahuannya selama proses pembelajaran, Amijaya, L. S., Ramdani, A., Merta, I. W. (2018).
sehingga menjadikan peserta didik lebih Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
trampil dalam memecahkan masalah melalui Terbimbing Terhadap Hasil Belajar dan
pengetahuan yang ia dapatkan. Pendapat Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
serupa juga disampaikan oleh Anam (2016) Didik. J. Pijak MIPA. 12 (2), 94-99.
bahwa kegiatan fisik akan memabntu untuk Andiasari, L. (2015). Penggunaan Model
membangkitkan semangat serta konsentrasi Inquiry dengan Metode Eksperimen
peserta didik. dalam Pembelajaran IPA di SMPN 10
Berdasarkan penelitian dengan Purbolinggo. Jurnal Kebijakan dan
menggunakan model inkuiri menjadikan Pengembangan Pendidikan. 3(1), 15-20.
peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi
dalam proses pembelajaran, serta Anam, K. (2016). Pembelajaran Berbasis
menemukan informasi yang ia temukan Inkuiri Metode dan Aplikasi. Yogyakarta:
berdasarkan pengetahuan sendiri. Sehingga Pustaka Pelajar.
pembelajaran ini tidak menjadikan guru Ayuwanti, I. (2016) Meningkatkan Aktivitas
sebagai pusat pembelajaran. Hal ini sesuai dan Hasil Belajar Mateamtika
dengan kelebihan dari model inkuiri yang Menggunakan Model Pembelajaran
dikemukakan oleh Shoimin (2017) bahwa Kooperatif Tipe Group Investigation di
inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang SMK Tuma’ninah Yasin Metro. Jurnal SAP.
menekankan kepada pengembangan aspek 1(2), 105-114.
kognitif, afektif, dan psikomotor secara Israwani. (2015). Penggunaan Model
seimbang sehingga menjadikan pembelajaran Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Operasi
dianggap lebih bermakna. Hitung Bilangan Di Kelas 1 SD Negeri 53
Banda Aceh. Jurnal Peluang. 3(2), 55-64.

Lestari, K. E., dan Yudhanegara, M.R. (2018).
KESIMPULAN
Penelitian Pendidikan Matematika.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
Bandung: PT Refika Aditama.
model pembelajaran inkuiri dengan bantuan
media petaku dapat meningkatkan hasil Majid, A. (2017). Panduan Penilaian Untuk
belajar peserta didik pada pelajaran Sekolah Dasar (SD). Jakarta: Rosdakarya.
matematika yang dibuktikan dengan hasil nilai Organization for Economic Coperation and
N-Gain yakni sebesar 0,69 dengan Development (OECD). (2019). PISA 2018
peningkatan pada kategori sedang. Selain itu Result Combined Executive Summaries.
model ini juga efektif digunakan dalam Volume I, II dan III.
pembelajaran, dikarenakan model ini
Ratna, S., dan Ratni P. (2017) Pembelajaran
mencapai kriteria ketuntasan minimal yang
Problem Based Learning Untuk
diterapkan oleh sekolah, serta dapat
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan
memenuhi ketuntasan klasikal yakni lebih
Masalah Matematis dan Self Efficacy
dari 75% peserta didik tuntas dalam
Mahapeserta didik Calon Guru. JNPM
pembelajaran. Model inkuiri yang
(Jurnal Nasional Pendidikan Matematika).
dikolaborasikan dengan media petaku ini juga
1 (1), 163-177
dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta
DIDAKTIKA: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3 (1), 2020 |21

Rohmah, R. E. N., dan Nur, R. E. (2017).


Eksperimentasi Model Pembelajaran Tipe
Numbered Head Together Terhadap Hasil
Belajar Matematika. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika. 5(3), 303-312.
Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran
Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Ulya, H., dan Rahayu, R. (2017). Increasing
Primary School Students’ Attitude
Toward Mathematics Though The
Implementation Of Treffingger Learning
Using Dakon Game. International
Conference On Education. 1(1). 1-7.
Wulandari, F. (2016). Penerepan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta
didik Sekolah Dasar. Jurnal Pedagogia.
5(2), 267-278.

22| Praswanti, Bintoro, & Ulya

This page is intentionally left blank

You might also like