Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

PERTOLONGAN PERTAMA PADA ANAK PINGSAN SAAT UPACARA

Dedi Saifulloh1, Ni’matur Rohmah2, Risca Argadhi Putri3, Yohanes Baptista Solo4, Yetri Mastri
Yani Seo5, Polce Onisius Niuflapu6
STIKES Surya Mitra Husada Kediri

Jl. Manila, No.37, Sumberece, Tosaren, Pesantren, Kediri City, East Java 64133

deeniasari88@gmail.com

ABSTRACT

Fainting is a state of unconsciousness like someone sleeping in someone due to illness, accident, lack of
oxygen, lack of blood, poisoning, shock or shock, hunger and thirst, weak physical condition, and so
forth. Fainting can occur when someone sits, stands up, or because he gets up too quickly. People who
experience this condition tend not to feel any symptoms before losing consciousness. On average in
elementary school there is still no education for the first subscribers to faint children. So when one of his
friends fainted, there were still many children who were confused about what the first aid should be.
Therefore they really need to be given education about the first aid to faint children during the ceremony
so that they understand what should be done first when a friend faints during the ceremony. The purpose
of community service is to increase children's knowledge of the first aid when they faint during the
ceremony. Because if children's knowledge about the importance of the first aid in fainting is to increase
children's knowledge about the right way and can apply when there are people fainting at school and
outside of school. The method of community service activities is gradual, namely: 1) Delivering
counseling material, 2) Increasing knowledge in children, 3) Discussion by holding question and answer,
4) Evaluation of results in the form of giving questions to children, 5) Applying first aid to people fainting
to children. The result of this activity was knowledge about the first aid when people fainted so that they
could apply what they had to do when there were people who fainted at school or outside of school.

Keywords: children, fainting, ceremony

ABSTRAK

Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang akibat sakit,
kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik
lemah, dan lain sebagainya. Pingsan dapat terjadi saat seseorang duduk, berdiri, atau karena terlalu cepat
bangkit berdiri. Orang yang mengalami kondisi ini cenderung tidak merasakan gejala apa pun sebelum
kehilangan kesadaran. Rata-rata di sekolah dasar masih belum ada pendidikan untuk penangganan
pertama pada anak pingsan . Jadi ketika ada salah satu teman nya yang pingsan masih banyak anak-anak
yang bingung dengan apa pertolonggan pertama yang harus dilakukan . Oleh karena itu mereka sangat
perlu diberikan edukasi tentang pertolonggan pertama pada anak pingsan saat upacara agar mereka
memahami hal apa yang harus dilakukan pertama kali saat ada teman nya yang pingsan saat upacara .
Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang
pertolonggan pertama saat pingsan ketika upacara. Karena apabila pengetahuan anak-anak tentang
pentingnya pertolonggan pertama pada pingsan yaitu untuk menambah pengetahuan anak tentang cara
yang benar dan dapat menerapkan saat ada orang pingsan disekolah maupun diluar sekolah . Metode
kegiatan pengabdian masyarakat ini bertahap, yaitu: 1) Menyampaikan materi penyuluhan, 2)
Meningkatkan pengetahuan pada anak-anak, 3) Diskusi dengan mengadakan tanya jawab, 4) Evaluasi
hasil berupa memberikan pertanyaan pada anak-anak, 5) Mengaplikasikan pertolonggan pertama pada
orang pingsan kepada anak-anak. Hasil dari kegiatan ini adalah pengetahuan tentang pertolonggan
pertama saat ada orang pingsan agar mereka bisa menerapkan apa yang harus mereka lakukan saat ada
orang pingsan disekolah maupun diluar sekolah .

Kata kunci : anak-anak, pingsan , upacara

PENDAHULUAN

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (2014) mengklasifikasikan kegawatdaruratan dalam


beberapa kriteria, salah satunya adalah kegawatdaruratan kardiovaskuler yang didalamnya ada pingsan.
Sinkop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata syn dan koptein yang berarti memutuskan,
sehingga sinkop dapat didefiniskan kehilangan kesadaran dan kekuatan postural tubuh yang tiba-tiba dan
bersifat sementara, dengan konsekuensi terjadi pemulihan spontan (Rasjidi & Nasution, 2010).
Menurut Dewanto et al (2009) pingsan merupakan salah satu penyebab penurunan kesadaran yang
banyak ditemukan di Unit Gawat Darurat (UGD). Pingsan adalah kehilangan kesadaran sementara dengan
awitan akut yang diikuti dengan jatuh, dan dengan pemulihan spontan dan tanpa intervensi. Pingsan
merupakan gejala dari suatu penyakit, sehingga harus dicari penyebabnya.
Penyebab pingsan dapat diklasifikasikan dalam enam kelompok utama yaitu, vaskular, kardiak,
neurologik-serebrovaskular, psikogenik, metabolik dan sinkop yang tidak diketahui penyebabnya.
Kelompok vaskular merupakan penyebab pingsan terbanyak kemudian diikuti oleh kelompok kardiak
(Rasjidi & Nasution, 2010).
Menurut McKhann dan Albert (2010) pingsan juga dapat disebabkan karena berada di ruangan atau
lingkungan yang panas dan sesak, melihat darah, rasa takut yang berlebihan dan berdiri diam dalam
waktu yang lama.
Pingsan biasa terjadi di sekolah-sekolah seperti SD, SMP dan SMA atau sekolah lainnya yang
mengadakan upacara bendera rutin setiap hari Senin. Kejadian pingsan pada siswa di sekolah dapat terjadi
sewaktu-waktu. Oleh karena itu, sebaiknya semua guru mampu menguasai penatalaksanaan siswa yang
mengalami pingsan di sekolah (Gunarsa, 2008).

METODE PELAKSANAAN
Desain pengabdian masyarakat ini menggunakan metode ceramah , dan demonstrasi yang meliputi :
pemberian materi, tanya jawab, pengisian lembar koesioner dan pengaplikasian pertolongan pertama pada
anak pingsan. Populasi dalam pengabdian masyarakat ini yaitu siswa SD N Burengan 1 yang berjumlah
36 siswa.

PEMBAHASAN

Menurut Dewanto et al (2009) pingsan merupakan salah satu penyebab penurunan kesadaran yang
banyak ditemukan di Unit Gawat Darurat (UGD). Pingsan adalah kehilangan kesadaran sementara dengan
awitan akut yang diikuti dengan jatuh, dan dengan pemulihan spontan dan tanpa intervensi. Pingsan
merupakan gejala dari suatu penyakit, sehingga harus dicari penyebabnya. Pingsan dapat terjadi saat
seseorang duduk, berdiri, atau karena terlalu cepat bangkit berdiri. Orang yang mengalami kondisi ini
cenderung tidak merasakan gejala apa pun sebelum kehilangan kesadaran. Gejala sengatan panas
biasanya didahului oleh keringat yang mendadak menghilang. Penderita kemudian merasa udara di
sekitarnya seolah – olah mendadak menjadi sangat panas. Selain itu ia merasa lemah, sakit kepala, tidak
dapat berjalan tegap dan tetap, mengigau dan pingsan. Pencegahan pingsan seperti , sarapan dulu sebelum
berangkat , cukupi kebutuhan air , hindari paparan sinar matahari , kontraksi otot kaki .
Pertolongan pertama pada pasien pingsan adalah :
1. Periksa jalannya nafas, apakah jalannya ada yang menghalangi (lidah yang terdorong ke belakang,
ada obstruksi, dll). Bagaimana pernafasannya apakah teratur atau tidak, jika tidak teratur berarti
memang harus diberi pertolongan dokter.
2. Pindahkan ke tempat yang lebih sejuk, tidak panas. Hati – hati dalam memindahkan pasien. Jika
ada cedera kepala / leher, maka proses pemindahan pasien bukan menjadi pilihan tindakan kita.
3. Baringkan pasien dengan kaki sedikit lebih tinggi daripada kepala. Hal ini dimaksudkan agar aliran
darah ke bagian lebih lancar. Jika dalam aksi, bisa digunakan tas, dus minuman, dll untuk
mengganjal posisi kaki. Kepala pasien juga diberi sesuatu yang berfungsi sebagai bantal.
4. Jangan mengerubungi pasien karena akan menghalangi aliran udara
5. Jika sudah sadar, dan nafas sudah teratur bisa diberikan permen, preparat glukosa, atau teh manis.
6. Amati keadaan umum pasien, jika perlu pertolongan lebih, segera bawa ke dokter atau rumah sakit.

EVALUASI HASIL
Penyuluhan yang dilakukan pada hari Rabu, 15 Mei 2019 berjalan dengan lancar, meskipun masih banyak
kekurangan, pelaksanaan penyuluhan di SD N Burengan 1 tersebut diikuti oleh siswa-siswi berjumlah 36
anak. Sebelum diberikan materi, siswa-siswi diuji dengan dilakukan pre-test untuk mengetahui
pengetahuan, sikap dan tindakan siswa-siswi. Kemudian diberikan materi mengenai pertolongan pertama
pada orang pingsan untuk memberi tahu anak penyebab sampai pertolonggan apa yang harus mereka
lakukan. Responden diminta untuk menjawab kuisioner post-test.
Gambar 1. Diagram pengetahuan, tentang pertolonggan pertama pada anak pingsan

ANGKAT PENILAIAN
PENGETAHUAN
Sales
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

9%

10%

23% 59%

Gambar 2. Diagram sikap, tentang pertolonggan pertama pada anak pingsan

Sales

1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

Gambar 3. Diagram tindakan tentang pertolonggan pertama pada anak pingsan


Sales

1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

KESIMPULAN
Pingsan adalah kehilangan kesadaran sementara dengan awitan akut yang diikuti dengan jatuh, dan
dengan pemulihan spontan dan tanpa intervensi. Pingsan merupakan gejala dari suatu penyakit, sehingga
harus dicari penyebabnya.
Penyebab pingsan dapat diklasifikasikan dalam enam kelompok utama yaitu, vaskular, kardiak,
neurologik-serebrovaskular, psikogenik, metabolik dan sinkop yang tidak diketahui penyebabnya.
Kelompok vaskular merupakan penyebab pingsan terbanyak kemudian diikuti oleh kelompok kardiak.
Pingsan juga dapat disebabkan karena berada di ruangan atau lingkungan yang panas dan sesak, melihat
darah, rasa takut yang berlebihan dan berdiri diam dalam waktu yang lama.

SARAN
Pingsan biasa terjadi di sekolah-sekolah seperti SD, SMP dan SMA atau sekolah lainnya yang
mengadakan upacara bendera rutin setiap hari Senin. Kejadian pingsan pada siswa di sekolah dapat terjadi
sewaktu-waktu. Oleh karena itu, sebaiknya semua guru mampu menguasai penatalaksanaan siswa yang
mengalami pingsan di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Febrina, dkk. (2017). Hubungan Pengetahuan Siswa Palang Merah Remaja Dengan Tindakan
Pertolongan Pertama Penderita Sinkop Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bukittinggi.

Iskandar. (2011). Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan Saat Gawat dan Darurat Medis.
Yogyakarta : Mitra Setia.

Maturnus. (2013). Peran Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah Dalam Kesehatan Anak SD
Negeri No.026 Simpang Tiga Kecamatan Loa Janan Ilir. E-journal, 1 (2), 51-64

Maulana, H. (2012). Promosi Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Triyadi, Safitri Wahyuningsih, Setia Adi Galih. Peran Guru Dalam Pertolongan Pertama Pada
Siswa yang Mengalami Syncope Di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta.

Yunita Sai Izwandari, Kundre Rina, Hutauruk Minar. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dan Simulasi Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Pertolongan Pertama Pada Siswa
yang Mengalami Sinkop Di SMA 7 Manado. E-journal Keperawatan (e-Kep) Volume 6
Nomor 2.

You might also like