Professional Documents
Culture Documents
Perbandingan Efektivitas Mentimun Dan Belimbing Terhadap Perubahan Tekanan Darah Henny Syapitri, Edriyani Simanjuntak
Perbandingan Efektivitas Mentimun Dan Belimbing Terhadap Perubahan Tekanan Darah Henny Syapitri, Edriyani Simanjuntak
ABSTRAK
Hypertension is a condition when blood pressure in blood vessels increases chronically. Seeing the
complexity of the problem of hypertension and the existence of pharmacological treatment of hypertension
barriers due to the declining purchasing power of people and having a price that is quite expensive so that
non-pharmacological treatment can be a good and useful alternative choice, both in terms of economical
(cheap) and affordable. Non-phamacological therapy is by modifying daily patterns and returning to natural
products (back to nature). Referring to the concept of back to nature by using local materials that are widely
available in the community because these materials are rich in antioxidants and potassium. Cucumbers have
potassium and magnesium while star fruit contains potassium and sodium which have an effect on reducing
blood pressure. This study aims to compare the administration of cucumber fruit juice with sweet star fruit to
the reduction in blood pressure in hypertensive patients. The type of this research is quasy experiment with
pre and post test group design.The sampling technique uses purposive sampling technique. Blood pressure is
measured using a sphygmomanometer. The results showed a decrease in blood pressure after being given
cucumber juice and star fruit. Based on the Independent T test, the P value of 0.653 (P >0.05) shows that
there is no significant difference, meaning that between starfruit juice and cucumber can lower blood
pressure, so it can be concluded that cucumber and starfruit are equally good at reducing blood pressure in
patients hypertension in Posbindu Mekar Sari Helvetia Medan.
bahwasanya pengobatan non farmakologis statistic yang digunakan Uji Paired Sample T
dapat menjadi pilihan alternatif yang bagus Test dan Uji Independent T Sample Test.
dan bermanfaat, baik dari segi ekonomis
(murah) serta terjangkau. Terapi non 3. HASIL PENELITIAN
famakologi tersebut yaitu dengan modifikasi
pola sehari-hari dan kembali ke produk alami Tabel 1
(back to nature). Buah mentimun memiliki Karakteristik Responden berdasarkan Umur dan
Jenis Kelamin Kelompok Mentimun
kalium dan magnesium berperan dalam di Posbindu Mekar Sari
memperbesar ukuran sel endotel, menghambat Mentimun
No Karakteristik
kontraksi otot halus pembuluh darah, Frekuensi Persentase
menstimulasi produksi prostasiklin vasodilator 1 Umur
< 40 tahun 2 13.3
dan meningkatkan produksi nitric oxide yang 41-60 tahun 7 46.7
akan memicu reaksi dilatasi dan reaktivas > 60 tahun 6 40.0
vaskuler yang akan menurunkan tekanan 2 Jenis Kelamin
Laki –laki 6 40.0
darah. Kalium berperan dalam menghambat Perempuan 9 60.0
pelepasan renin dengan meningkatkan ekskresi
natrium dan air. Terhambatnya renin akan
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat dari 15
mencegah pembentukan angiotensin I dan II
responden yang diteliti mayoritas responden
sehingga akan menurunkan sensitivitas
berada pada umur 41-60 tahun sebanyak 7
vasokonstriksi. Magnesium akan
orang (46.7%) dan jenis kelamin perempuan
mempengaruhi stimulus di pusat saraf simpatis
sebanyak 9 orang ( 60%).
agar vasokonstriksi tidak melewati batas yang
dibutuhkan (Lebalado, 2014). Tabel 2
Buah belimbing mengandung kalium Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan
dan natrium dengan perbandingan 66:1 Jenis Kelamin pada Kelompok Belimbing
sehingga sangat bagus untuk penderita di Posbindu Mekar Sari
Mentimun
hipertensi. Konsumsi 4 ml sari buah belimbing No Karakteristik
Frekuensi Persentase
setiap hari secara nyata akan menurunkan 1 Umur
jumlah LDL (Low Density Lipoprotein) atau < 40 tahun 2 13.3
kadar kolestrol jahat dan trigliserida. Selain 41-60 tahun 11 73.3
> 60 tahun 2 13.3
itu, konsumsi sari buah belimbing dapat
2 Jenis Kelamin
meningkatkan HDL (High Density Laki –laki 5 33.3
Lipoprotein) atau kadar kolestrol baik didalam Perempuan 10 66.7
darah (Astawan, 2008).
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat dari 15
2. METODE PENELITIAN responden yang diteliti mayoritas responden
berada pada umur 41-60 tahun sebanyak 11
Jenis penelitian ini adalah quasy orang (73.3%) dan jenis kelamin perempuan
experiment dengan rancangan pre and post test sebanyak 10 orang ( 66.7%).
group design. Populasi penelitian ini adalah
pasien hipertensi di Posbindu Mekarsari Tabel 3
Puskesmas Helvetia. Jumlah populasi adalah Distribusi Rata-Rata MAP Sebelum dan Sesudah
190 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini diberikan Intervensi Jus Mentimun di Posbindu
Mekar Sari
adalah 30 responden dengan menggunakan Min-
tehnik purposive sampling. Variabel n Mean Median SD
Maks
Instrument yang digunakan yaitu Rata-rata
100.00-
MAP 15 112.89 116.67 6.77
sphygmomanometer dalam satuan mmHg yang Pre Test
123.33
telah dikalibrasikan oleh peneliti dan stetoskop Rata-rata
90.00-
untuk mengukur tekanan darah responden. Uji MAP 15 99.78 100.00 5.11
110.00
Post Test
211
Jurnal Mutiara Ners Juli 2019, Vol.2 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 210-215
Tabel 3 menunjukan nilai rata-rata MAP Berdasarkan hasil Uji T-Dependent pada tabel
sebelum dan sesudah diberikan intervensi jus 6 dapat dilihat bahwa selisih rata-rata MAP
mentimun. Rata-rata MAP pada sebelum sebelum dan sedudah diberikan jus belimbing
diberikan jus mentimun dengan nilai mean sebesar 10,00, dengan nilai p value 0.000
112.89, terendah adalah 100.00 dan tertinggi (p<0.05) artinya terdapat perbedaan secara
123.33, sedangkan rata-rata MAP sesudah signifikan antara MAP sebelum dan sesudah
diberikan jus mentimun dengan nilai 99.78, diberikan jus belimbing.
terendah 90.00 dan tertinggi 110.00.
Tabel 7
Tabel 4 Uji Independet t-test
Distribusi Rata-Rata MAP Sebelum dan Sesudah Perbedaan Mean Arterial Presure (MAP)
diberikan Jus Belimbing di Posbindu Mekar Sari Antara Intervensi Jus Mentimun dan Jus Belimbing
Levene test
Variabel n Mean Median SD Min-Maks T-test for Equality of
for equality
Mean
Rata-rata of variance
100.00- Equal Sig (2-
MAP 15 108.89 110.00 6.38 F Sig T Df
120.00 MAP Post variances tailed)
Pre Test
Test Jus assumed .906 .349 .455 28 .653
Rata-rata
90.00- mentimun Equal
MAP 15 98.89 96.67 5.59 dan
106.67 variance not .455 27,78 .653
Post Test belimbing assumed
212
Jurnal Mutiara Ners Juli 2019, Vol.2 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 210-215
Hal ini sependapat dengan penelitian pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk
oleh hasil penelitian Dwipayanti (2011) mengatur osmolalitas dan volume urine.
tentang efektifitas buah belimbing terhadap Dengan menurunnya ADH, akan banyak urine
penurunan tekanan darah pada penderita yang diekskresikan keluar tubuh (Astawan,
hipertensi dengan pemberian jus belimbing 2002). Hormon antidiuretik berpengaruh pada
selama 3 hari berturut-turut dengan frekuensi bekerjanya diastolik, sehingga terjadi
2x dalam sehari menunjukan bahwa dari 30 penurunan tekanan darah diastolik.
responden telah didapatkan hasil rata-rata dari Hal ini didukung oleh Lebalado (2014)
tekanan arteri rata-rata (MAP) sebelum diberi bahwa Buah mentimun memiliki kalium dan
jus belimbing sebesar 126,45 mmHg magnesium berperan dalam memperbesar
sedangkan rata-rata dari tekanan arteri rata- ukuran sel endotel, menghambat kontraksi otot
rata (MAP) sesudah diberikan jus belimbing halus pembuluh darah, menstimulasi produksi
sebesar 112,78 mmHg dimana selisih antara prostasiklin vasodilator dan meningkatkan
dua rata-rata pre-post test sebesar 13,67 produksi nitric oxide yang akan memicu reaksi
mmHg. dilatasi dan reaktivas vaskuler yang akan
Hal ini sejalan dengan Astawan Made menurunkan tekanan darah. Kalium berperan
(2010) yang mengatakan terjadinya penurunan dalam menghambat pelepasan renin dengan
tekanan darah responden disebabkan oleh meningkatkan ekskresi natrium dan air.
karena kandungan buah belimbing yang kaya Terhambatnya renin akan mencegah
akan kalium dan rendah natrium. Dimana pembentukan angiotensin I dan II sehingga
dalam hal ini awal mula terjadinya hipertensi akan menurunkan sensitivitas vasokonstriksi.
adalah melalui terbentuknya Angiostensin I Magnesium akan mempengaruhi stimulus di
yang diubah menjadi Angiostensin II oleh pusat saraf simpatis agar vasokonstriksi tidak
ACE (Angiostensin I – Converting Enzyme) melewati batas yang dibutuhkan.
yang memiliki peran dalam menaikkan Hal yang sama di dukung oleh
tekanan darah melalui 2 aksi utama, yaitu Astawan (2008) bahwa buah belimbing
menurunnya cairan intraseluler dan mengandung kalium dan natrium dengan
meningkatnya cairan ekstraseluler dalam perbandingan 66:1 sehingga sangat bagus
tubuh. untuk penderita hipertensi. Cara kerja kalium
adalah kebalikan dengan natrium. Jika natrium
meningkatkan tekanan darah maka kalium
d. Perbedaan Mean Arterial Presure (MAP) berkerja menurunkan tekanan darah. Peranan
antara Intervensi Jus Mentimun dan Jus kalium bersama-sama dengan klorida
Belimbing membantu menjaga tekanan osmotik dan
Selisih rata-rata perbedaan MAP keseimbangan asam-basa. Kalium menjaga
sebelum dan sesudah pada intervensi tekanan osmotik dalam cairan intraselular dan
mentimun sebesar 13,11 dan selisih rata-rata sebagian terikat dengan protein. Kalium juga
perbedaan MAP sebelum dan sesudah pada membantu mengaktivasi reaksi enzim seperti
intervensi belimbing sebesar 10,00. Analisa piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam
statistik Uji Independet t-test diperoleh nilai p piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat.
value 0.653 (p<0.05). Hasil uji menunjukan Konsumsi 4 ml sari buah belimbing setiap hari
tidak terdapat perbedaan MAP secara secara nyata akan menurunkan jumlah LDL
signifikan antara Jus mentimun dan belimbing, (Low Density Lipoprotein) atau kadar kolestrol
artinya jus mentimun dan belimbing sama jahat dan trigliserida. Selain itu, konsumsi sari
baiknya dalam menurunkan tekanan darah. buah belimbing dapat meningkatkan HDL
Hal ini disebabkan karena kandungan (High Density Lipoprotein) atau kadar
kalium dan yang terdapat pada belimbing dan kolestrol baik didalam darah.
mentimun mampu menurunkan sekresi
hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar
214
Jurnal Mutiara Ners Juli 2019, Vol.2 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 210-215