Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 2

Contents available at: www.repository.unwira.ac.

id

https://journal.unwira.ac.id/index.php/ARTEKS
Research paper doi: http://doi.org/10.30822/arteks.v5i1.363

Analisis kriteria desain jalur pedestrian kawasan stasiun kereta api


Padalarang
Alfred Wijaya, Sally Octaviana Sari*

Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Langlangbuana


Jl. Karapitan 116, Bandung, Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history: Analysis of pedestrian design criteria of Padalarang railway
Received January 10, 2020 station area
Received in revised form January 15,
2020 The Padalarang sub urban is currently known as high mobility area.
Accepted February 26, 2020 There are railway station and terminal for public transportation.
Available online April 01, 2020 Recently, Padalarang has decreasing its physical and visual quality
due to the growth of informal housing, informal sector, traditional
market and terminal. The Transit Oriented Development is an
Keywords:
approach which integrates vehicle network system and pedestrian
Padalarang sub urban
lane modes. These inappropriate growths generate a lot of
Pedestrian lane
environment problems. One of them is the lack of pedestrian lane
Responsive
and its linkage with housing, such as markets, stations, terminals
Walkable
and other public facilities, meanwhile pedestrian lanes have an
important role for supporting their main activity. Especially
pedestrian lanes in Indonesia which recently are still in ongoing
debate as an important issue in town planning. This research will
*Corresponding author: Sally Octaviana deliberate about the design criteria of pedestrian lane system
Sari become more walkable and responsive, which oriented to sidewalk
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, users. This research was conducted through case study and data
Universitas Langlangbuana, Indonesia collecting by surveying, observing and mapping the physical
Email: sally_octaviana@unla.ac.id
condition of the area nearby railway station, terminal and
traditional market. This study is expected to be able to help
government and stakeholders as a reference in assembling the area
around Padalarang railway station.

Pendahuluan sehingga berdampak pada permasalahan


kumuhnya dan penurunan kinerja dan kualitas
Jalur Padalarang pada masa sekarang tidak lagi visual kawasan, terutama di daerah kawasan
menjadi jalur penghubung satu-satunya bagi stasiun kereta api Padalarang. Pertumbuhan
masyarakat yang bertujuan Jakarta, terutama bangunan-bangunan liar dan tidak tertata,
dengan dibukanya tol Purbaleunyi. Jalur pesatnya perkembangan daerah yang berada di
Padalarang sejauh ini masih dimanfaatkan oleh koridor yang dilalui kendaraan akibat adanya
mereka yang akan menuju Kota Cianjur, perubahan arus moda kendaraan meninggalkan
Sukabumi dan lain-lain. Kawasan Padalarang permasalahan fisik lain, yaitu tidak ada atau
masih terhitung sebagai kawasan sangat padat buruknya jalur pedestrian di daerah tersebut (C.
akibat perkembangan perumahan, sektor industri, Wijaya 2018). Di lain pihak, isu tentang jalur
perniagaan dan lain-lain. Sementara penataan dan pedestrian masih menjadi perdebatan hingga kini,
perkembangan infrastrukturnya masih belum akibat perencanaannya yang kurang berorientasi
mendapat perhatian layak dari pemerintah, pada kebutuhan dan perilaku dan pejalan kaki,

Copyright ©2020 Alfred Wijaya, Sally Octaviana Sari. This is an open access article distributed the Creative Commons
Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License
127
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, Volume 5, Issue 1,April 2020
pISSN 2541-0598; eISSN 2541-1217

Pemerintah harus dengan segera mengambil kota.” ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur.
tindakan dengan melakukan pembenahan https://doi.org/10.30822/arteks.v4i1.359.
lingkungan, terutama dengan masih sangat Iswanto, Danoe. 2006. “Pengaruh Elemen-elemen
besarnya prosentase kawasan kumuh di wilayah Pelengkap Jalur Pedestrian Terhadap
Padalarang (wilayah kumuh seluas 121,79 hektar, Kenyamanan Pejalan kaki, Studi Kasus
dengan besaran 10 hektar yang menjadi tugas Penggal Jalan Pandanaran Dimulai dari Jalan
pemerintah kabupaten). Sementara itu, daerah Randusari Hingga Kawasan Tugu Muda.”
kumuh masih tersisa 97 hektar. Pembenahan kota Enclosure 5 (1): 21–29.
harus dilakukan melalui pengoptimalan kawasan http://eprints.undip.ac.id/18474/1/4_danoe_ie
yang kompak (compact) dan efektif efisien, lemen_lanskap_pandanaran.pdf.
sehingga laju penyebaran urban dapat O’Hare, Danny. 2004. “Walkable Cities : An
diminimalkan. Upaya pembenahan ini juga harus Urban Stroll in Barcelona, Bangkok and
mempertimbangkan semua aspek termasuk Brisbane Australia.” Urban Ecology: An
peningkatan transportasi umum/publik, International Perspective on the Interaction
peningkatan keterhubungan (linkage) dan Between Humans and Nature. 2004.
konektivitas untuk semua moda travel http://www.urbanecology.org.au/topics/neigh
(pedestrian, sepeda dan transportasi publik), borhoods.html.
peruntukan ruang yang kompatibel dan lain-lain. Sari, Sally Octaviana. 2016. “Persepsi
Penyandang Low Vision Terhadap Ciri
Medan di Ruang Terbuka Publik, Kasus:
Referensi Proses Meruang (Wayfinding) di Kota
Bandung.” Institut Teknologi Bandung.
Bentley, Ian. 1985. Responsive Environment : A Sirvani, Hamid. 1985. The Urban Design
Manual for Designers. Diedit oleh Ian Process. New York: Van Nostrand Reinhold
Bentley. Illustrate. London, England: Company.
Routledge. Trancik, Roger. 1986. Finding Lost Space :
Calthrope, Peter. 1990. The American Metropolis. Theories of Urban Design. Canada: John
New York: Princeton Architectural Press. Wiley & Sons Inc.
Carmona, Matthew. 2002. Public places-urban https://books.google.co.id/books?id=UcdJxon
spaces : the dimensions of urban design. feGMC&printsec=frontcover&dq=Finding+L
Boston, Berlin: MA : Architectural Press. ost+Space&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwj_z
Carr, Stephen. 1992. Public Space. New York: KGFz6HoAhWbe30KHZ0UDb0Q6AEIKDA
Cambridge University Press. A#v=onepage&q=Finding Lost
Fan, Peilei, Guanghua Wan, Lihua Xu, Hogeun Space&f=false.
Park, Yaowen Xie, Yong Liu, Wenze Yue, Wijaya, Alfred, dan Sally Octaviana Sari. 2018.
dan Jiquan Chen. 2018. “Walkability in urban “Penataan Jalur Pedestrian Berbasis Transit
landscapes: a comparative study of four large Oriented Development Pada Revitalisasi
cities in China.” Landscape Ecology. Kawasan Stasiun Kereta Api.” Jurnal
https://doi.org/10.1007/s10980-017-0602-z. TIARSIE.
Gehl, Jan. 2010. Cities for People. 1 ed. https://doi.org/10.32816/tiarsie.v15i2.33.
Washington: Island Press. Wijaya, Cecep. 2018. “Padalarang, Antara
Hendrawan, Christianto, dan Yohanes Basuki Kemewahan dan Kawasan Paling Kumuh di
Dwisusanto. 2017. “Konsep active living Bandung Barat.” Pikiran Rakyat media
dalam perancangan jalur pedestrian, Studi network. 2018. https://www.pikiran-
kasus: Jalan L. L. R. E. Martadinata (Riau), rakyat.com/bandung-raya/pr-
Bandung, Jawa Barat.” ARTEKS : Jurnal 01299966/padalarang-antara-kemewahan-
Teknik Arsitektur 2 (2): 15–32. dan-kawasan-paling-kumuh-di-bandung-
https://doi.org/10.30822/arteks.v2i1.38. barat-428393.
Irfandian, Raden Rangga Ilham, dan Herman Zahnd, Markus. 1999. Perancangan Kota Secara
Wilianto. 2019. “Evaluasi active design pada Terpadu: Teori Perancangan Kota dan
media perjalanan aktif di sekitar ruang publik Penerapannya. Semarang: Kanisius.

134

You might also like