Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 33
® Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/M-IND/Kep/3/2016 Menimbang Mengingat Pp TENTANG PENETAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU BUBUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa dalam rangka_— mendorong —_motivasi perusahaan industri untuk menerapkan industri hijau dengan cara melakukan upaya pemanfaatan sumber daya secara_ fisien, efektif, dan berkelanjutan, dipandang perlu menetapkan Standar Industri Hijau untuk Industri Pengolahan Susu Bubuk; bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perindustrian tentang Penetapan Standar Industri Hijau untuk Industri Pengolahan Susu Bubuk; Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5083); Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5671); Menetapkan KE SATU KEDUA KETIGA Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal cemetitetian Perindustrian 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 6. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian _(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); 7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan —Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; 8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 51/M- IND/PER/6/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau; 9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M- IND/PER/ 11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; MEMUTUSKAN: : Menetapkan Standar Industri Hijau untuk Industri Pengolahan Susu Bubuk sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini. : Dokumen Standar Industri Hijau sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. :Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2016 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, dan Organisasi, ttd, SALEH HUSIN SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan Kepada: pode . Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian; . Para Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian Perindustrian; . Kepala Biro Hukum dan Organisasi; . Pertinggal. LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR — : 146/M-IND/Kep/3/2016 TANGGAL : 14 Maret 2016 DAFTAR PENETAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU eg Nomor Standar Industri Hijau | Judul Standar Industri Hijau —(y) (2), a eS) sive -| 1a SIH 10520.1:2015 Industri Pengolahan Susu Bubuk MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, sesuai dengan aslinya ttd. cs lat Jenderal : eastern SALEH HUSIN kum dan Organisasi, ‘STH 10520.1:2015 SIH Standar Industri Hijau INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU BUBUK Kementeri ee a Peniedustrin Ww REPUBLIK INDONESIA INDUSTRI HUAU Daftar isi...... Prakata ... eYVansune SIH 10520.1:2015 Ruang Lingkup... ‘Acuan. Defini 3 ‘Simbol dan Singkatan Istilah Persyaratan Teknis.. Persyaratan Manajemen. BibliOgrafi su Bagan Ali... FR en aswvuune 1)SIH Pengolahan Susu Bubuk SIH 10520. Prakata Standar Industri Hijau (SIH) industri Pengolahan Susu Bubuk disusun dengan maksud menunjang pengembangan industri susu yang berdaya saing handal dan berkelanjutan. Standar ini disusun dan dirumuskan oleh Tim Teknis Susu Bubuk melalui telahaan yang melibatkan stake holder, diantaranya wakil-wakil dari pihak produsen, asosiasi, dan instansi pemerintah, serta merupakan hasil konsensus bersama 2)STH Pengolahan Susu Bubpk SIH 10520. Industri Pengolahan Susu Bubuk 1 Ruang Lingkup Standar ini menguraikan definisi, persyaratan kriteria, batasan, metode verifikasi, serta persyaratan manajemen bagi industri Susu Bubuk. Ruang lingkup standar industri hijau yang berlaku untuk industri Susu Bubuk mencakup aspek- aspek: A. Aspek Persyaratan Teknis Bahan baku Bahan Tambahan Pangan (BTP) Energi Air Proses produksi Produk Kemasan Limbah Emisi CO, ~enansune B. Aspek Persyaratan Manajemen 1. Kebijakan dan Organisasi 2. Perencanaan strategis 3. Pelaksanaan dan pemantauan 4. Tinjauan Manajemen 2 Acuan + SNI TSO 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu ~ Persyaratan atau revisinya + SI ISO 19-14001-2005 Sistem Manajemen Lingkungan — Persyaratan dan Panduan Penggunaan atau revisinya + SNI ISO 50001:2012 Sistem Manajemen Energi atau revisinya + SNI--01-2970-2006 Susu Bubuk atau revisinya + Peraturan Kepala 8POM No. 16 tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan Kepala BPOM nomor HK 03. 1.2307.11.6664 tahun 2011 tentang pengawasan kemasan pangan atau revisinya 3 Definisi 3.1. Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektifitas pemakaian sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. 31STH Pengolahan Susu Bubuk SIH 10520.1:2015 3.2. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. 3.3 Standar Industri Hijau adalah standar industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat yang memuat ketentuan mengenai spesifikasi teknis dan manajemen 3.4 Perusahaan adalah setiap orang yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri yang berkedudukan di Indonesia 3.5. Bahan baku adalah bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Bahan baku di dalam standar ini meliputi Susu Segar dan Skimmed Milk Powder (SMP), Whey Powder dan Lactose dan Butter Milk Powder (BMP) 3.6 Bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. 3.7 Bahan berbahaya adalah bahan kimia baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi. 3.8 SDS (Safety Data Sheet) adalah lembar keselamatan yang berisi informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya, dan merupakan protokol keselamatan dan keamanan kerja, digunakan secara luas di dalam laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan bahan kimia. 3.9 OEE (Overall Equipment Effectiveness) adalah metode pengukuran terhadap kinerja yang berhubungan dengan ketersediaan (availability) proses, produktivitas dan kualitas yang berfungsi untuk mengetahul efektifitas penggunaan mesin, peralatan, waktu serta material dalam sebuah sistem operasi di industri 3.10 Verifikasi adalah konfirmasi melalui penyediaan bukti objektif bahwa persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi, 4 Simbol dan Singkatan Istilah BML: Baku Mutu Lingkungan BMP: Butter Milk Powder BTP —_: Bahan Tambahan Pangan CoA Certificate of Analysis GRK Gas Rumah Kaca IPAL _: Instalasi Pengolahan Air Limbah IPLC —: Tzin Pembuangan Limbah Cair KPI: Key Performance Inaicator kwh ‘kiloWatt hour M ‘Mega Joule 41STH Pengolahan Susu Bubuk SIH 10520.1:2015 OE Overall Equipment Effectiveness SDS Safety Data Sheets SMP: Skimmed Milk Powder 5 Persyaratan Teknis Pa Meee 1. | Bahan Baku: | 1.1. | Sumber bahan baku ~ Susu Segar | 1.1.1 Tersedia sertifikat hasil | Periksa sertifikat hasil Lokal Uji laboratorium Uji susu segar dari | | = Mikro laboratorium | «TS (Total Solid) | terakreditasi SNI/ISO | * Alkohol Test 17025 | © Clorine Test | © Acidity Test | | Sumber dari SNIQ1- | | | 3141-1998 | ~ Skimed Milk | 1.1.2. ~ Tersedia COA untuk | Periksa CoA SMP, Powder Impor atau lokal bahan baku SMP, | Whey Powder, Lactose, (SMP) Whey Powder, | dan BMP dari supplier - Whey Lactose, dan BMP | dan hasil uji Powder -T fl | laboratorium - Lactose rerseata asl i | terakreditasi SNI/ISO + Butter Milk vennies COA | 17025 Powder i (BMP) | 1.2. ‘Spesifikasi susu segar, | Periksa spesifikasi SMP, Spesifikasi bahan | SMP, Whey Powder, —_| Whey Powder, Lactose, baku Lactose, dan BMP dan BMP sesuai dengan kriteria yang | | telah ditetapkan oleh perusahaan 1.3. Penanganan bahan Periksa bukti dokumen Penanganan baku dilakukan sesuai | dan penerapannya dari bahan baku | prosedur ‘SOP yang meliputi : | pemesanan, | penerimaan, | | penyimpanan, i pengangkutan, | | pemakaian dan expired | (bad stock) 14. Teknologi proses: Periksa perhitungan Rasio produk ‘a. Teknologi dengan _| Fasio produk terhadap terhadap mengunakan proses | Pemakaian bahan 1 pemakaian bahan | Evaporasi dan Spray | tahun terakhir (baku + Drying minimum | tambahan) | 98% 5|SIH Pengolahan Susu Bubuk auc) SIH 10520.1:2015 ee eae Bahan tambahan ». Teknologi yang tidak menggunakan evaporasi namun menggunakan 1 Spray drying minimum 97% . Teknologi yang hanya menggunakan Dry Blending minimum 99,5% | 2. | Bahan | Kualitas yang Periksa spesifikasi | Tambahan mencakup: digunakan sesuai bahan tambahan dari | Pangan (BTP): | - Vitamin spesifikasi yang laboratorium | - Mineral ditetapkan dalam: terakreditasi atau | - Flavour prosedur mutu dan | lembar data | - Protein ketentuan yang diatur | keselamatan (Safety - Gula oleh standar dan | Data Sheets) - Fat persayaratan lainnya 3. | Energi Konsumsi energi | Teknologi proses: Periksa neraca a. Teknologi dengan —_| penggunaan energi 1 mengunakan proses | tahun terakhir, hasi i Evaporasi dan Spray | perhitungan konsumsi | Drying maksimum | energi, dan bukti 4,2 Gi/ton produk | pendukungnya. b. Teknologi yang tidak | periksa perhitungannya menggunakan sesuai dengan lampiran evaporasi namun | dokumen in menggunakan spray drying maksimum 3,6 Gi/ton produk c. Teknologi yang hanya menggunakan Dry Blending maksimum 1,1 G3/ton produk 4. | Air 44. Teknologi proses: Periksa neraca Konsumsi air | @. Teknologi dengan | penggunaan air 1 mengunakan proses Evaporasi dan maksimum 4,8 m?/ton produk Teknologi yang tidak menggunakan evaporasi namun menggunakan | spray drying maksimum 2,0 m’/ton produk . Teknologi yang hanya menggunakan Dry Blenaing maksimum 1,0 m:/ton produk tahun terakhir, kapasitas yang digunakan, dan bandingkan dengan izin yang dimiliki 61SIH Pengolahan Susu Bubuk STH 10520.1:2015 No Aspek Batasan fienies 42 Minimum 10 % Periksa rasio daur Rasio daur ulang ulang air terhadap total air untuk penggunaan air utlitas penggunaan air 1 tahun terakhir | utilitas 5. | Proses Produksi | Kinerja Peralatan | Teknologi proses: Periksa hasil yang dinyatakan | a, Teknologi yang perhitungan kinerja dalam OEE menggunakan peralatan dan laporan -Avaibilty Index | evaporasi dan spray operasional yang “production | drying minimum | disediakan oleh mare een yr nk |Prgae pea eis ae ee | dengan lampiran eveperosinamun | aoKumen ini menggunakan spray drying minimum 78% c. Teknologi yang hanya menggunakan Dry Blending minimum 90% 6. | Produk Susu | Standar mutu | Mutu produk memenuhi | Periksa mutu produk Bubuk produk susu _| standar SNI -01-2970- | berdasarkan laporan bubuk 2006 atau revisinya | hasil analisa dan bandingkan dengan standar yang diacu 2. | 7A Bahan kemasan | Sesuai kriteria yang ada | Periksa spesifikasi Kemasan | tidak pada Peraturan Kepala._| kemasan berdasarkan Primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan produk susu = Aluminium Foil - Tin 7.2 Kemasan ‘Sekunder adalah pelapis yang tidak fangsung bersentuhan | dengan produk | susu |- Kertas dan karton ~ Plastik (PET/HDPE/P \VC/LOPE/PP/ PS/PC/Nylon) mengandung | bahan berbahaya Bahan kemasan sekunder tidak mengandung bahan berbahaya dan logam berat. BPOM No. 16 tahun hasil dari supplier 2014 tentang audit. perubahan atas peraturan Kepala BPOM omor HK 03.1.2307.11.6664 tahun 2 pengawé pangan Sesuai kriteria yang ada | Periksa sertifikat pada Peraturan Kepala | analisa bahan kemasan BPOM No. 16 tahun dari vendor 2014 te perubahan atas peraturan Kepala BPOM nomor HK 03.1.2307.11.6664 tahun 2 pengawasan kemasan pangan 011 tentang jasan kemasan ntang 1011 tentang 7ISIH Pengolahan Susu Bubuk 8.1. Limbah B11 Poeue) Pengelolaan Memiliki instalasi lees Periksa keberadaan Penc in pengolahan air limbah | IPAL dan kondisinya ee Genmemiik TPC. | (berfungsi/tidek),serta | bukti kepemilikan TPL lena. Mengacu pada rencana | Periksa cara | | Pengelolaan pengelolaan limbah | pengelolaan limbah Limbah Padat padat yang tertuang padat dan ketentuan | | dalam dokumen yang tertuang dalam | | lingkungan yang telah | dokumen lingkungan. | disetujui 8.2. Buangan Limbah cair yang Periksa mutu limbah Limbah dibuang memenuhi sesuai hasil uji | baku mutu air limbah | jaboratorium | bagi usaha dan/atau | terakreditasi dan | kegiatan. dibandingkan dengan | BML sesuai dengan | | Peraturan yang berlaku | Emisi GRK Emisi CO, spesifik | Teknologi proses: Periksa hasil | utilitas dari penggunaan energy direct, indirect dan ‘a. Teknologi yang menggunakan evaporasi dan spray drying maksimal 0,8 ton CO,/ton produk b. Teknologi yang tidak menggunakan evaporasi namun menggunakan spray | drying maksimal 0,6 | ton CO,/ton produk | c. Teknologi yang | hanya menggunakan | Dry Blenaing | maksimal 0,2 ton CO,/ton produk pcan ee Se ren perhitungan emisi COs, dan/atau laporan pengukuran atau pemantauan emisi GRK. Periksa perhitungannya sesuai dengan lampiran dokumen ini 8)SIH Pengolahan Susu Bubuk SIH 10520.1:2015 6 _Persyaratan Manajemen 1. | Kebijakan dan | 1.1. Perusahaan wajib Periksa dokumen Organisasi Kebijakan memiliki kebijakan kebijakan penerapan Industri Hijau _| tertulis Penerapan industri hijau yang Industri Hijau ditandatangani oleh pimpinan puncak 1.2. =e a. Keberadaan Periksa dokumen Organisasi organisasi dan tim | penetapan organisasi Industri Hijau pelaksana penerapan | dan tim pelaksana industri hijau di penerapan industri | perusahaan hijau yang ditandatangani oleh pimpinan puncak b. Program pelatihan/ | Periksa sertikat/bukti_ | | peningkatan kapasitas | pelatihan/peningkatan | | Sumber Daya Manusia | kapasitas SDM tentang | (SDM) tentang industri hijau |__industr tijau 13. Terdapat kegiatan Periksa bukti kehadiran Sosialisasi sosialisasi kebijakan dan | atau dokumentasi atau Kebijakan dan | organisasi industri hijau_ | copy media sosialisasi Organisasi | di perusahaan tentang kebijakan dan Industri Hijau organisasi industri hijau i perusahaan 2. |Perencanaan | 2.1. Perusahaan memiliki | Periksa dokumen Strategis Tujuan dan Rencana strategis tujuan dan sasaran | Sarasan (Renstra) dan program | penerapan Industri untuk mencapai tujuan | Hijau di perusahaan dan sasaran dari kebijakan penerapan Industn Hijau 2.2. Perusahaan memiliki Periksa dokumen Perencanaan —_| Rencana strategis Renstra dan Program Strategis dan | (Renstra) dan program | yang mencakup Program, untuk mencapai tujuan | - Efisiensi dan sasaran dari penggunaan bahan kebijakan penerapan baku, Industri Hijau - Efisiensi penggunaan energi; ~ Efisiensi - Konservasi energi; - Konservasi air; ~ Pengurangan emisi GRK; = Pengurangan limbah (83 dan Non 3) | 9|STH Pengolahan Susu Bubuk Ppenggunaan air; | STH 10520.1:2015 Jadwal pelaksanaan, Penanggung jawab, dan alokasi dana Dokumen Renstra dan Program ditandatangani oleh pimpinan puncak | 3. | Pelaksanaan dan pemantauan 31 Pelaksanaan Program. Program dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan dilaporkan secara berkala kepada manajemen serta mendapatkan persetujuan dari manajemen puncak Periksa bukti pelaksanaan program + Dokumentasi pelaksanaan program © Efisiensi penggunaan bahan baku, + Efisiensi penggunaan energi; * Efisiensi penggunaan air; + Konservasi energi; + Konservasi air; + Pengurangan emisi GRK; + Pengurangan limbah (B3 dan Non 83) - Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan program yang telah direncanakan ~ Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen puncak 3.2, Pemantauan Program Pemantauan program dilaksanakan secara berkala dan hasilnya dilaporkan sebagai | bahan tinjauan masukan dalam melakukan perbaikan berkelanjutan | manajemen puncak dan, Periksa laporan hasil pemantauan program dan bukti pendukung baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal Laporan yang dilakukan secara intemal, divalidasi oleh manajemen puncak. 10)STH Pengolahan Susu Bubuk Jadwal SIH 10520.1:2015 pelaksanaan, Penanagung jawab, dan alokasi dana | Dokumen Renstra dan | Program ditandatangani oleh pimpinan puncak Pelaksanaan dan pemantauan (3.4, | Pelaksanaan | Program | Program dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan dilaporkan secara_ berkala kepada manajemen serta mendapatkan persetujuan dari manajemen puncak Periksa bukti pelaksanaan program: + Dokumentasi pelaksanaan program + Efisiensi penggunaan bahan baku, + Efisiensi penggunaan energi; * Efisiensi penggunaan air; = Konservasi energi; = Konservasi air; * Pengurangan emisi GRK; * Pengurangan limbah (B3 dan Non 83) = Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan rogram yang telah direncanakan ~ Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen puncak 3.2 Pemantauan Program Pemantauan program dilaksanakan secara berkala dan hasiinya dilaporkan sebagai bahan tinjauan manajemen puncak dan masukan dalam melakukan perbaikan berkelanjutan Periksa laporan hasil pemantauan program dan bukti pendukung baik yang dilakukan secara internal maupun eksternal. | Laporan yang dilakukan | secara internal, divalidasi oleh manajemen puncak. | 10}SIH Pengolahan Susu Bubuk STH 10520.1:2015 7 Bibliografi + UU No 3 tahun 2014 tentang Perindustrian + UU/No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup * UU No, 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas + UU No, 30 Tahun 2007 tentang Energi. + Peraturan Kepala BPOM No. 16 tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan Kepala BPOM nomor HK 03.1.2307.1 1.6664 tahun 2011 tentang pengawasan kemasan pangan. + Kementerian Lingkungan Hidup, Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi GRK Proses Industri dan Pengunaan Produk . Kementerian Perindustrian, Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi GRK Sektor Industri, 2012. 8 Bagan Alir A. Teknologi yang Menggunakan Evaporasi dan Spray BAHAN BAKU = psy) | eos al [ serv DRYING ) — PENYIMPANAN SEMENTARA { PENGEMASAN 11}STH Pengolahan Susu Bubuk SIH 10520.1:2015 B, Teknologi yang Tidak Menggunakan Evaporasi Namun Menggunakan Spray Drying | SPRAY DRYING 4 PENYIMPANAN SEMENTARA bss PENGEMASAN [ ~ C. Teknologi yang Hanya Menggunakan Dry Blending BAHAN BAKU DRY BLENDING PENYIMPANAN SEMENTARA \ SS PENGEMASAN 12]STH Pengolahan Susu Bubuk SIH 10520.1:2015 SIH Lampiran INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU BUBUK Kementerian os a y Perindustrian w REPUBLIK INDONESIA INDUSTRI HIAU A. Aspek Teknis por Bahan Baku - Susu Segar ~ Skimed Milk Powder (SMP) - Whey Powder Lactose ~ Butter Milk Powder (BMP) ti ‘Sumber bahan baku Lad. Lokal 141.2. Impor atau lokal 1.2 Spesifikasi bahan baku Prere ‘Tersedia sertifikat hasil uj} laboratorium © Mikro TS (Total Solid) Alkohol Test Clorine Test Acidity Test Sumber dari SNI 01- 3141-1998 - Tersedia COA untuk bahan baku SMP, Whey Powder, Lactose, dan BMP ~ Tersedia hasil uji laboratorium untuk verifikasi CoA. Spesifikasi susu segar ‘STH 10520.1:2015 Periksa sertifikat hasil uji susu segar dari laboratorium terakreditasi SNI/ISO 17025. Periksa CoA SMP, Whey Powder, Lactose, dan BMP dari supplier dan hasil uji laboratorium terakreditasi SNI/ISO 17025 Periksa spesifikasi susu segar, dan SMP-sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan 13. Penanganan bahan Periksa bukti dokumen Penanganan baku dilakukan sesuai | dan penerapannya dari bahan baku prosedur SOP yang meliputi : pemesanan, penerimaan, penyimpanan, Pengangkutan, pemakaian dan expired (bad stock) 14, Teknologi proses: Periksa perhitungan rasio Rasio produk | a Teknologi dengan _| Produk terhadap terhadap mengunakan proses | Pemakaian bahan baku 1 pemakaian bahan | — Evaporasi dan Spray | tahun terakhi (baku + Drying minimum tambahan) 98% b. Teknologi yang tidak menggunakan evaporasi namun menggunakan spray drying minimum 97% 1[Lampiran SIH Pengolan STH 10520.1:2015 foreae) ere ean | c. Teknologi yang | hanya | menggunakan Dry | Blending minimum | 99,5% > Perolehan bahan baku, spesifikasi han baku dan k terhi makaian bahan (baku dan tambahan pangan). 1. Penjelasan Bukti hasil uji laboratorium dari lembaga terakreditasi dan sertifikat/Certificate of Analysis (CoA) dimaksudkan untuk mengetahui pemenuhan kualitas bahan baku yang meliputi Susu Segar, Skimmed Milk Powder (SMP), Whey Powder, Lactose dan Butter Milk Powder (BMP) sesuai standar mutu dan keamanan pangan yang mengacu pada standar nasional atau internasional. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: + Bukti sertifikat/CoA dan hasil uji Laboratorium bahan baku yang digunakan untuk proses produksi Data Primer + Rekaman dan wawancara terkait dengan hasil uji laboratorium dan sertifikat/CoA bahan baku. 3. Cara Verifikasi : + Periksa analisis bahan dalam bentuk sertifikat/CoA bahan baku dibandingkan dengan standar atau acuan baku perusahaan. + Periksa hasil uji bahan dari laboratorium terakreditasi atau lembaga terakreditasi sesuai ISO/IEC 17025. + Periksa arsip dokumen penanganan bahan baku dan penerapannya meliputi penerimaan, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian dan expired (bad stock). + Periksa kelengkapan dokumen SOP penanganan bahan baku dari level 1- 4 (manual, prosedur, instruksi kerja dan pencatatan).. > Efisiensi pemanfaatan bahan untuk produksi susu bubuk 1. Penjelasan Pemenuhan tingkat rasio bahan per satuan produk yang dihasilkan merupakan sasaran penerapan industri hijau. Optimasi dan minimasi penggunaan bahan (baku + tambahan pangan) merupakan elemen terpenting dalam penerapan konsep industri hijau di industri. Dengan menggunakan bahan secara efisien akan berdampak positif terhadap pengurangan biaya produksi sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Data penggunaan bahan (baku+tambahan pangan) pada periode 1 tahun terakhir dalam satuan Ton. 2[Lampiran SIH Pengolahan Susu Bubuk SIH 10520,1:2015 Data produksi aktual pada periode 1 tahun terakhir dalam satuan Ton. Diagram proses produksi Data Primer: Rekaman observasi lapangan dan wawancara 3. Cara Verifikasi : + Periksa data penggunaan bahan (baku+tambahan pangan) pada periode 1 tahun terakhir dalam satuan Ton + Periksa data produksi aktual pada periode 1 tahun terakhir dalam satuan Ton, + Periksa perhitungan efisiensi penggunaan material bahan ((baku-+tambahan pangan) terhadap produk dengan formula berikut: Rep su = B (Bahan Baku + Tambahan Pangan) /P (Susu Bubuk) x 100% Rep sua = Rasio Produk terhadap Material input (%) Jumlah produk akhir yang dihasilkan dalam satu periodel tahun terakhir (ton) B = Jumiah total pemakaian material input (bahan baku + bahan tambahan pangan) dalam periode 1 tahun terakhir (ton) Catatan : Satuan dalam dry basis craic Coeur Periksa_spesifikasi bahan tambahan dari laboratorium. | terakreditasi atau lembar | Bahan Tambahan Pangan (BTP) Bahan tambahan pangan mencakup Kualitas yang digunakan sesuai spesifikasi yang ditetapkan dalam = Vitamin | ~ Mineral prosedur mutu dan —_| data keselamatan (Safety | ketentuan yang diatur | Data Sheets) | | aie oleh standar dan | - Protein persayaratan lainnya | - Gula | ~ Fat | 1. Penjelasan Pemenuhan sertifikasi bahan tambahan pangan/CoA dimaksudkan untuk memenuhi standar mutu dan keamanan pangan yang mengacu pada standar nasional atau internasional, 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: Buti sertifikat analisis bahan dan lembar data keselamatan (safety data sheet) dari bahan tambahan pangan yang digunakan dalam proses produksi. Data Primer: Rekaman observasi lapang dan wawancara terkait sertifikast hasil uji dan SDS pemakaian bahan tambahan pangan. 3|Lompiran SiH Pengolahan Susu Bubuk 3. STH 10520,1:2015 Cara Verifikasi : Periksa sertifikat analisis bahan, dan lembar data keselamatan (safety data sheet) dari bahan tambahan pangan. Periksa hasil identifikasi dan evaluasi jenis, Kategori dan sumber bahan tambahan pangan yang digunakan oleh industri susu bubuk secara langsung dan (jika memungkinkan) bandingkan berdasarkan referensi yang ada (peraturan, data empiris, hasil riset, dan lain-lain). Periksa arsip dokumen penanganan tambahan pangan meliputi penerimaan, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian. Periksa kelengkapan dokumen SOP penanganan bahan tambahan pangan dari level 1+ 4 (manual, prosedur, instruksi kerja dan pencatatan). Periksa hasil uji bahan dari laboratorium terakreditasi atau lembaga terakreditasi sesual ISO/IEC 17025. Kriteria Ieee eur ce Energi Konsumsi energi | Teknologi proses: Periksa neraca a. Teknologi dengan penggunaan energi 1 mengunakan proses | tahun terakhir, — hasil Evaporasi dan Spray | Perhitungan — konsumsi Drying maksimum | energi, dan —_bukti 4,2 G)/ton produk per anome Periksa b. Teknologi yang tidak | Pemitungannya — sesuai evaporasi namun : menggunakan spray drying maksimum 3,6 Gi/ton produk c. Teknologi yang hanya menggunakan Dry Blending maksimum 1,1 Gi/ton produk 1. Penjelasan Industri susu bubuk umumnya menggunakan energi listrik dan panas. Energi listrik digunakan berasal dari PLN maupun pembangkit sendiri yang berbahan bakar fosil seperti solar,gas dan sejenisnya ‘Sumber Data/Informasi Data sekunder: + Data penggunaan energi listrik dan panas periode 1 tahun terakhir. + Data produksi aktual pada periode 1 tahun terakhir. + Neraca energi Data Primer: + Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait dengan sumber energi (listik dan panas) dan penggunaan energi pada peralatan pemanfaat energi + Observasi rekaman pengukuran pada alat ukur energi (flowmeter, kWh meter) 4]Lempiran SIH Pengolahan Susu Bubuk STH 10520.1:2015 3. Cara Verifikasi + Periksa perhitungan data penggunaan energi listrik dan panas. + Periksa perhitungan data produksi. + Periksa perhitungan tertulis perusahaan industri susu bubuk tentang penggunaan energi (listrik & panas) dengan metode perhitungan sebagai berikut : EL x 0,0036) KEwe= KE Konsumsi energy (G3/ton produk) E Energi total (listrik dan Panas) (kWh konversi GJ) Pp Jumlah produk dalam periode 1 tahun terakhir (ton) Energi yang digunakan jika satuan yang digunakan oleh industri masih dalam bentuk kWh meter maka dikonversi menjadi Giga Joule (GJ). Perhitungan energi dihitung dengan melihat proses yang diterapkan pada setiap teknologi proses dan dimungkinkan setiap industri memiliki lebih dari satu jenis efisiensi energi jika industri Susu Bubuk tersebut terdiri dari lebih dari satu teknologi proses. Perhitungan energi listrik adalah energi yang menjadi batasan adalah penggunaan energi total dalam 1 tahun terakhir dan dihitung saat menghasilkan energi listrik walaupun energi listrik yang dihasilkan bukan berasal dari PLN seperti untuk penggunaan genset yang dihitung adalah jumlah energi listnk yang dihasilkan oleh genset bukan dihitung dari bahan bakar fosil yang digunakan untuk genset tersebut. Kriterter nce ei ab Teknologi proses: Periksa neraca Konsumsi air a. Teknologi dengan penggunaan air 1 Evaporasi dan kapasitas yang maksimum 4,8 m’/ton | digunakan, dan produk bandingkan dengan | izin yang dimiliki | b, Teknologi yang tidak menggunakan evaporasi namun menggunakan spray drying maksimum 2,0 m?/ton produk c. Teknologi yang hanya menggunakan Dry Blending maksimum | 1,0 m*/ton produk mengunakan proses _| tahun terakhir, | 42. Minimum 10 % Periksa rasio daur Rasio daur ulang ulang air terhadap air untuk total penggunaan air Penggunaan air 1 tahun terakhir. utilitas 1. Penjelasan Efisiensi penggunaan air merupakan salah satu upaya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air dan keberlanjutan industri. Efisiensi penggunaan air dapat diartikan dengan penggunaan air lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah produk yang sama. SlLampiran SIH Pengolanan STH 10520.1:2015 \._Efisiensi air yang dihitung adalah penggunaan air untuk keperluan utilitas seperti proses leaning peralatan untuk keperluan sanitasi. Penggunaan air bukan untuk air proses dalam artinya tambahan untuk produk susu karena bahan baku susu bubuk adalah Susu segar, Skimed Milk Powder (SMP), Whey Powder, Lactose dan Butter Milk Powder (BMP). Penggunaan air juga tidak menghitung keperluan penggunaan untuk kegiatan Kantor atau fasilitas perumahan karyawan, 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: + Data penagunaan air yang digunakan untuk utilitas pada periode 1 tahun terakhir + Data produksi aktual pada periode 1 tahun terakhir + Laporan pelaksanaan program efisiensi air pada proses utilitas pada periode 1 tahun terakhir Data Primer: Rekaman observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan air bagi industri Susu Bubuk(sumber, peruntukan dan jumlah kebutuhan air), + Informasi pada laporan mencakup: ~ jumlah air yang dikeluarkan dari proses produksi sebagai proses utilitas untuk kebutuhan Boiler, Chiller dan Cleaning, - jumiah air yang dikembalikan ke proses produksi untuk proses Utilitas (m*), > jumlah air yang ditambahkan ke dalam proses produksi sebagai proses Utiitas (m’) 3. Cara Verifikasi : Periksa data penggunaan air pada periode 1 tahun terakhir Periksa perhitungan intensitas penggunaan air pada periode waktu yang ditetapkan (make up water) kas = §* P KAS — = Konsumsi air spesifik (m?/ton produk) KA = Konsumsi air untuk proses utilitas pada periode waktu yang 1 tahun terakhir (m*) P= Jumiah produk pada periode 1 tahun terakhir (ton) Ya Cr Coreacy Cerca) Re Ce Kinerja Peralatan yang dinyatakan dalam OEE -Avaibility Index Teknologi proses: a. Teknologi yang menggunakan evaporasi dan spray Periksa hasil perhitungan kinerjaperalatan dan laporan operasional_ yang disediakan ‘oleh perusahaan. Produksi - Production drying minimum Performance 80% Periksa_perhitungannya Index b, Teknologi yang tidak | S®5uai_ dengan lampiran dokumen ini. - Quality Indeks | menggunakan evaporasi namun | menggunakan spray drying minimum 78% 6]Lampiran SIH Pengolahan Susu Bubuk SIH 10520.1:2015 . Teknologi yang hanya menggunakan Dry Blending | | minimum 90% 1, Penjelasan ey Overall Equipment Effectiveness atau biasa kenal dengan singkatan OEE merupakan metode untuk mengetahui tingkat kesempurnaan proses produksi Proses yang sempurna adalah proses yang tidak hanya menghasilkan output yang baik, dalam waktu secepat mungkin, tanpa ada down time atau dengan downtime yang tidak melebihi standar dengan kualitas produk sesuai standar. + OEE adalah matriks yang mengidentifikasi presentase waktu produktif dari keseluruhan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan aktifitas produksi susu bubuk. Secara umum, nilai atau skor OEE dihitung dengan mempertimbangkan tiga hal, yaitu: 1. Availabilty Index : waktu produksi sebenarnya ditambah dengan waktu idle dibandingkan dengan ketersediaan waktu pada periode 1 tahun terakhir 2. Production Performance Index : tingkat produksi sebenamya pada periode 1 tahun terakhir dibandingkan dengan tingkat produks| yang terbaik (best demonstrated production rate). 3. Quality Performance Index. kualitas produk sebenarya pada periode 1 tahun terakhir dibandingkan dengan target kualitas. Hal ini berkaitan dengan jumiah produk reject / losses. Nilai 100% untuk Quality menunjukkan bahwa produks' tidak menghasilkan produk cacat sama sekali atau tidak terjadi /osses. 2. Sumber Data/Informa: Data sekunder: + Data jam atau hari operasional pada periode 1 tahun terakhir + Data produksi, jumlah produk reject, /osses pada periode 1 tahun terakhir + Datta penentuan Best Demonstrated Production (BOP) + Hasil perhitungan Overall Equipment Effectiveness Data Primer: + Rekaman wawancara terkait dengan kinerja mesin/peralatan. + Rekaman observasi kinerja peralatan, produksi dan mutu produk. 3. Cara Verifikasi : Tahapan perhitungan Overall Equioment Effectiveness meliputi: Rectisasi prod PPI = : x 100% 20? (Ga pt = Seer OEE = Keterangan: Al vailabilty Index PPL roduction Performance Index QI = Quality Performance Index 7\Lampiran SIH Pengolahan Susu Bubuk STH 10520.1:2015 Idle = jumlah hari peralatan tidak beroperasi yang disebabkan oleh faktor eksternal, ‘misalnya power black out dari sumber power eksternal, permasalahan suplai bahan bakar, bencana alam (force majure). BOP = best demonstrated performance, yaitu. production rate terbaik dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir yang dihitung berdasarkan rata-rata production rate terbaik selama 5 hari berturut-turut dengan deviasi produksi maksimum 5% dengan downtime yang terjadi kurang dari 0,5 jam t = jam Kriteria Prey Ree ENE 6. | Produk Susu | Standar mutu | Mutu produk Periksa mutu produk Bubuk Produk susu memenuhi standar SNI | berdasarkan laporan bubuk -01-2970-2006 atau —_| hasil analisa dan revisinya bandingkan dengan standar yang diacu 1, Penjelasan: Produk susu bubuk yang dibuat minimal mengacu kepada standar SNI -01-2970-2006 atau revisinya baik bahan baku berasal dari SMP dan atau susu segar dengan menggunakan teknologi proses Evaporasi dan Spray drying, teknologi yang tidak menggunakan evaporasi namun menggunakan spray drying dan teknologi yang hanya menggunakan proses Dry Blending. 2. Sumber Data/Informasi Data Sekunder: + Hasil uji laboratorium terhadap komposisi produk susu bubuk untuk 1 tahun terakhir. Data Primer: + Rekaman observasi lapangan dan wawancara 3. Cara Verifika: Periksa hasil identifikasi hasil uji produk susu bubuk dan uji kemasan dari laboratorium minimal berdasarkan SNI. para) Bern eee 7. [ra Bahan kemasan | Sesuai kriteria yang _| Periksa spesifikasi kemasan tidak ada pada Peraturan —_| kemasan berdasarkan Primer adalah} mengandung Kepala BPOM No. 16 | hasil dari audit supplier. | kemasan yang | bahan berbahaya | tahun 2014 tentang | langsung perubahan atas | bersentuhan peraturan Kepala | dengan BPOM nomor HK Produk susu 03.1.2307.11.6664 = Aluminium tahun 2011 tentang Foil pengawasan kemasan Tin pangan @jLampiran SIH Pengolanhen u Bubuk STH 10520.1:2015 72 | Bahan kemasan | Sesuai kriteria yang _| Periksa sertifikat analisa Kemasan | sekunder tidak —_| ada pada Peraturan —_| bahan kemasan dari Serunder, | mengandung | Kenala BPOM No. 16 | vendor | | adalah pelapis | bahan berbahaya | tahun 2014 tentang yang tidak dan logam berat. | perubahan atas Jangsung peraturan Kepala | bersentuhan | BPOM nomor HK | dengan 03,1.2307.11.6664 | | produk susu tahun 2011 tentang - Kertas pengawasan kemasan dan pangan (| karton } [> Plastik | | | | | (PET/HOP | | | | E/PVC/LD- | | | PE/PP/PS/ | | | | PC/Nylon) | | | 1. Penjelasan: + Kemasan Primer adalah kemasan yang kontak langsung dengan produk. + Kemasan Sekunder adalah kemasan yang tidak kontak langsung dengan produk. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: + Bukti spesifikasi kemasan dari supplier/vendor 1 tahun terakhir atau setiap tahap pengiriman. Data Primer: + Wawancara dengan personil terkait yang berhubungan langsung dengan penanganan kemasan 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Periksa data evaluasi_ spesifikasi kemasan sesuai kriteria yang ada pada Peraturan Kepala BPOM No. HK 00.05.55.6497 tentang Bahan Kemasan Pangan. Prac Cer Ices ic 8.1. Pengelolaan Limbah B11 Pengelolaan limbah cair Memiliki instalasi pengolahan air limbah dan memiliki IPLC Periksa keberadaan IPAL dan kondisinya (berfungsi/tidak), serta bukti kepemilikan IPLC 8.1.2 Pengelolaan Limbah Padat Mengacu pada rencana pengelolaan limbah padat yang tertuang dalam dokumen lingkungan yang telah disetujui Periksa cara pengelolaan limbah padat dan ketentuan yang tertuang dalam dokumen lingkungan. Susu Bubuk SIH 10520.1:2015 Limbah cair yang Periksa mutu limbah dibuang memenuhi sesuai hasil uji baku mutu air limbah laboratorium bagi usaha dan/atau _| terakreditasi dan kegiatan industri susu | dibandingkan dengan | bubuk. | BML sesuai dengan | | peraturan yang berlaku, ; -_ | 8.2 | Buangan Limbah j | 1. Penjelasan: Kewajiban industri untuk melakukan pengelolaan limbah (cair, padat, emisi udara) merupakan upaya pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan. Untuk meminimasi dampak limbah terhadap lingkungan dapat mengacu pada baku mutu yang telah ditetapkan. Ukuran kinerja perusahaan akan terlihat bagaimana upaya dan target pemenuhan terhadap baku mutu lingkungan ini dapat dicapai atau adanya perbaikan (peningkatan) pemenuhan baku mutu yang telah ditetapkan. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: + Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah cair (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah cair) + Bukti_pemenuhan baku mutu untuk limbah padat (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah padat) + Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah gas dan debu (dokumen hasil pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah gas dan debu) Data Primer: + Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah cair. + Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah padat + Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah gas dan debu. 3. Cara/Justifikasi Penilaian: Periksa laporan baku mutu limbah cair + Periksa laporan baku mutu limbah padat Periksa laporan baku mutu limbah gas dan debu Read Eee Ree eae 9. | EmisiGRK | Emisi CO: spesifik | Teknologi proses: Periksa hasil perhitungan dari penggunaan | 3. Teknologi yang | @mMisi_ COn, __dan/atau energy direct, menggunakan laporan pengukuran atau niece evaporasi dan pemantauan emisi GRK. Periksa _pethitungannya utiitas eer ors ton | Sesuai dengan lampiran | Coyton produk | dokumen ini b. Teknologi yang tidak menggunakan evaporasi namun menggunakan WiLampiran Sid Pe SIH 10520.1:2015 spray drying | =| maksimal 0,6 ton CO,/ton produk | c. Teknologi yang | | hanya menggunakan Dry Blending ‘maksimal 0,2 ton O,/ton produk | == 1. Penjelasan: Kegiatan industri merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) di antaranya emisi CO2, yang diyakini menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. 2. Sumber Data/Informasi: Data sekunder: + Target Penurunan CO2 Perusahaan + Program penurunan emisi GRK + Laporan pelaksanaan program (Laporan Emisi CO2_ perusahaan 1 tahun terakhir) Data Primer: Rekaman wawancara terkait kebijakan, program dan implementasi program penurunan emisi GRK. + Perhitungan emisi CO2 3. Cara Verifikasi: Periksa identifikasi kebijakan dan program penurunan emisi GRK yang dilakukan Perusahaan + Periksa laporan evaluasi pelaksanaan program penurunan emisi GRK Perhitungan sesuai Petunjuk Teknis Penghitungan CO2 di Industri Secara umum, perhitungan gas rumah kaca dilakukan dengan menggunakan konsep neraca massa. Untuk menyederhanakan dan mempermudah perhitungan, digunakan suatu faktor pengali yang disebut faktor emisi, yakni suatu nilai representatif yang menghubungkan kuantitas emisi yang dilepas ke atmosfer dengan aktivitas yang berkaitan dengan emisi tersebut. Emisi untuk industri secara garis besar dihasilkan oleh sumber-sumber yang berasal dari pemakaian energi berupa bahan bakar dan listrik, proses produksi dan limbah. Khusus untuk penggunaan listrik dikategorikan sebagai emisi tidak langsung, Untuk mengurangi dampak negatif dari fenomena perubahan iklim, perlu_ menghitung jumlah_emisi karbon (CO2) dari kegiatan industri. Perhitungan karbon untuk industri meliputi beberapa kegiatan, antara lain : * Identifikasi ruang lingkup emisi dari industri * Identifikasi sumber-sumber emisi pada proses di industri = Identifikasi sumber-sumber emisi pada proses pembakaran dan atau proses menghasilkan energi panas = Identifikasi sumber-sumber emisi pada penggunaan listik = Identifikasi sumber-sumber emisi dari limbah, dan = Penetapan metode perhitungan emisi yang digunakan 1[Lampiran SIH Pengoiahan Susu Bubuk STH 10520.1:2015 Hasil perhitungan dapat digunakan sebagai tolok ukur perencanaan pengembangan industri dan untuk mengetahui keberlanjutan kegiatan industri onauma umgan font) peices an ems tortor) omposie poo aia oomantne i 1 Niicsrretece 2 Mmeagoninn + edna ante + ssa er GL pon) 1 Nestea ae + Wat pie Ranta enampercany tesa, Gambar 2. Neraca Massa Emisi di Industri dari Proses Produksi Perumusan emisi GRK dengan menggunakan faktor emisi dalam IPCC Guidelines 2006 adalah sebagai berikut: Tingkat Emisi = Data Aktifitas (AD) x Faktor Emisi (EF) Metode selengkapnya dapat dilihat pada _referensi Metodologi Penghitungan Tnakat Emisi GRK Proses Industri dan Pengunaan Produk, KementH 2012 serta Draft Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi GRK Sektor Industri, Kemenperin, 2012. Faktor Emisi dari ketenagalistrikan Sistem Ketenagalistr RCO | | Jamali = le 0,725 12008 | Sumatera 0743 | 2008 [ Kaltim 0,742 [2009 | Tkalbar r 0,775 2009 [ikalteng dan alse | 1273 [2009 a 0,161 2009 | Sulsel, Sulbar, Sutra 0,269 2009 W[Lampiran SIH Pengolahan Susu B. Persyaratan Manajemen STH 10520.1:2015 ers Cer Dea Kebijakan dan | 1.1 Perusahaan wajib Periksa dokumen Organisasi_ | Kebijakan Industri | memiltki kebijakan kebijakan penerapan Hijau tertulis Penerapan industri hijau yang Industri Hijau ditandatangani oleh pimpinan puncak 12. a. Keberadaan Periksa dokumen Organisasi organisasi dan tim —_| penetapan organisasi Industri Hijau pelaksana dan tim pelaksana penerapan industri | penerapan industri hijau hijau di perusahaan | yang ditandatangani oleh pimpinan puncak b. Program pelatihan/ | Periksa__sertfikat/bukti peningkatan pelatihan/peningkatan kapasitas Sumber | kapasitas SDM tentang Daya Manusia (SDM) | industri hijau tentang industri hijau 13. Terdapat kegiatan Periksa bukti_ kehadiran Sosialisasi sosialisasi kebijakan | atau dokumentasi_ atau Kebijakan dan | dan organisasi industri | copy media sosialisasi Organisasi hijau di perusahaan | tentang _kebijakan_ dan Industri Hijau organisasi industri hijau di perusahaan Penielasan: Sudah jelas Cee) Dee Rec 2. |Perencanaan | 2.1. Perusahaan memiliki | Periksa dokumen tujuan | |strategis Tujuan dan Rencana strategis dan sasaran penerapan | Sarasan (Renstra) dan program | Industri Hijau di untuk mencapai tujuan | perusahaan dan sasaran dari kebijakan penerapan 2.2. Perencanaan Strategis dan Program, Industri Hijau Perusahaan memiliki Rencana _strategis, (Renstra) dan program untuk mencapai tujuan dan sasaran— dari kebijakan _penerapan Industri Hijau Periksa dokumen Renstra dan Program yang mencakup : + Efisiensi_penggunaan bahan baku, + Efisiensi_penggunaan energi; + Efisiensi penggunaan air; 13|Lampiran SIH Pengolahan Susu Kriteria ‘STH 10520.1:2015 en Cuncry Penjelasan Sudah jelas Pred Pelaksanaan dan pemantauan Perea |3. Pelaksanaan Program Program dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan dilaporkan secara berkala kepada manajemen serta ‘mendapatkanpersetuju an dari manajemen puncak ~ Konservasi enerai; - Konservasi air; + Pengurangan — emisi GRK; = Pengurangan _limbah (83 dan Non B3) - Jadwal_pelaksanaan, Penanggung jawab, dan alokasi dana Dokumen Renstra dan Program ditandatangani oleh pimpinan puncak Ieee eae Periksa bukti pelaksanaan program: - Dokumentasi pelaksanaan program + Efisiensi penggunaan bahan baku, © Efisiensi penggunaan energi; ‘+ Efisiensi penggunaan air; + Konservasi energi; = Konservasi air; = Pengurangan emisi GRK; ‘= Pengurangan limbah (B3 dan Non B3) ~ Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan program yang telah direncanakan ~ Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen puncak 3.2, Pemantauan Program Pemantauan program dilaksanakan secara berkala dan hasilnya dilaporkan sebagai Periksa laporan hasil pemantauan program dan bukti pendukung baik yang dilakukan t4[Lampican SIH Pe golahan Suse SIH 10520.1:2015 Kriteria Cree ee Ago bahan tinjauan manajemen puncak dan masukan dalam melakukan perbaikan berkelanjutan secara internal maupun eksternal. Laporan yang dilakukansecara internal, divalidasi oleh manajemen puncak Penjelasan Sudah jelas 48|Lampiran SIF

You might also like