Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 249

PERENCANAAN INTEPRETASI DI KAWASAN HUTAN DENGAN

TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CIKAMPEK, KECAMATAN CIKAMPEK,


KABUPATEN KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT

MEYLA DONA PARAMITA

DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
SUMMARY
MEYLA DONA PARAMITA. E34080114. Interpretation Planning of Forest Area with
Special Purpose in Cikampek, Sub-district of Cikampek, District of Karawang, West Java.
Under supervision of EVA RACHMAWATI and DESY EKAWATI.

Forest Area with Special Purpose is an area which is established by the government
for the purpose of research and non-research activity. Nowadays, Cikampek Forest Area with
Special Purpose has been visited by many visitors. It became one of the driving factors of the
community to the procurement of tourism activities. Yet, there are problems arising from the
activities, such as waste problem and irregularity of visitors causes the irregularity of spatial
in Cikampek Forest Area with Special Purpose. One solution to solve these problems is to
increase visitors and public knowledge to the area through interpretation activity. The general
purpose of this research is to make an interpretation planning of Forest Area with Special
Purpose in Cikampek. This research specifically aims to identify the object of interpretation,
interpretation paths, visitor characteristics, management and community conditions.
The study was conducted in Cikampek Forest Area with Special Purpose on February,
and May-June 2012 which includes field data collection, interviews to the management and
community, also data analysis. The data was collected through literature study, interviews
and field observation methods. The study was able to identify that the objects at Cikampek
Forest Area with Special Purpose consists the potential of natural resources (physical and
biological potentials) and social-culture potential. The potential of natural resources
consisting of rice paddy field, Kembang Cave, outbound area, Cicunut River and empty
areas. While the potential of socio-culture consisting of traditional art, traditional ceremonies
and farming communities. In addition there are 4 interpretation paths which are climatology
station - gathering area path, nursery – playing area path, Kembang Cave path and butterfly
area path. Most of the visitors are male (73%) and comes from Karawang City (92%). The
visitors are from 13-18 years old (35%) with a high school education (53%). The
development management is to assess the form that fits with the status of the area and the
existing potential, also to establish the partnership with the local community and local
government relating to the interpretation activity. The interpretation location includes the
whole area in Cikampek Forest Area with Special Purpose which is divided into two blocks.
The first block is focused for the planning of interpretation facilities and infrastructure, while
the second block is for the development for the existing interpretation objects. The theme of
the interpretation activity in Cikampek Forest Area with Special Purpose is “Feel the Charm
on the Harmonization of the Coolness of Forest and the Uniqueness of the Culture in
Cikampek.” The interpretation path that will be developed is climatology station – gathering
area path and nursery – playing area path. Interpretation activity plan that can be done is only
for limited tourism based on education and research. Interpretation assignment plan will be
done by adding special organization structure in the form of interpretation implementer and
interpretation planner.

Keywords : Cikampek Forest Area with Special Purpose, object of interpretation


interpretation, interpretation plan
PERENCANAAN INTEPRETASI DI KAWASAN HUTAN
DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CIKAMPEK, KECAMATAN
CIKAMPEK, KABUPATEN KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT

Oleh:
Meyla Dona Paramita
E34080114

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Perencanaan Interpretasi


Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cikampek, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri
dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi ataupun lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dan karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2012

Meyla Dona Paramita


NRP E34080114
Judul Skripsi : Perencanaan Intepretasi di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)
Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa
Barat
Nama : Meyla Dona Paramita
NRP : E34080114

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si DesyEkawati, S.Hut,M.Sc


NIP 19770321 200501 2 003 NIP 19741202 199903 2 003

Mengetahui,
Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor

Prof.Dr.Ir. Sambas Basuni, MS


NIP 19580915 198403 1 003

Tanggal lulus :
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Meyla Dona Paramita dilahirkan di Banyuwangi, JawaTimur pada tanggal 12


Mei 1990 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Supomo
dan Ibu Sunarti. Penulis memulai pendidikan pada tahun 1994 di Taman Kanak-
Kanak Kemala Bhayangkari dan lulus pada tahun 1996. Penulis melanjutkan
Sekolah Dasar di SDN Yosomulyo 5 dan lulus pada tahun 2002. Tahun 2002 penulis
melanjutkan ke SMPN 1 Genteng dan lulus pada tahun 2005, setelah itu melanjutkan ke
SMAN 2 Genteng pada tahun 2005 dan lulus pada tahun 2008. Penulis diterima sebagai
mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur SNMPTN dan pada tahun
2009 diterima pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan.
Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis aktif sebagai pengurus dan anggota
Keluarga Mahasiswa Buddhis (KMB IPB), Agroedutourism IPB, Tim Forest Outbond
Agroedutourism IPB, Biro Sosial dan Lingkungan serta Kelompok Pemerhati Ekowisata pada
organisasi HIMAKOVA periode 2009-2010, dan pernah menjadi Ketua Kelompok Pemerhati
Ekowisata pada periode 2010-2011, Ketua Jalan Kaki Hijaukan Alam HIMAKOVA 2011,
ketua tim Forest Outbond Agroedutourism IPB. Penulis pernah melaksanakan praktek dan
kegiatan lapang antara lain: Eksplorasi Fauna, Flora dan Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA)
di Cagar Alam Burangrang (2010) dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (2011), Studi
Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Sebangau (2010) dan Taman Nasional
Kerinci Seblat (2011). Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Cagar Alam
Kamojang dan Leuweung Sancang (2010), Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan
Pendidikan Gunung Walat (2011), serta Praktek Kerja Lapang Profesi di Taman Nasional
Gunung Merbabu (2012). Dalam usaha memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutanan di Fakultas Kehutanan IPB. Penulis menyusun skripsi berjudul “Perencanaan
Interpretasi Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cikampek, Kecamatan
Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat” yang dibimbing oleh Eva
Rachmawati, S.Hut, M.Si. dan Desy Ekawati, S.Hut, M.Si.
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Sang Hyang Adi Buddha yang telah memberikan
pencerahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si. dan Desy Ekawati, S.Hut, M.Sc. selaku dosen pembimbing
yang senantiasa memberikan dorongan semangat, nasehat dan bimbinganya.
2. Orang tuaku tercinta yaitu Bapak Supomo dan Ibu Sunarti serta adikku Citto Manggala
Putra yang senantiasa memberikan doa, semangat dan dorongan selama kegiatan
penelitian ini.
3. Bapak Dr. Ir. Rahmat Hermawan , M.Sc selaku ketua sidang yang telah memimpin ujian
komprehensif penulis dan Bapak Dr. Ir. Dede Hermawan, M.Sc selaku dosen penguji yang
telah memberikan masukan bagi penyempurnaan skripsi ini.
4. Pihak Badan Litbang Kehutanan khususnya bagian Pusat Produktifitas Hutan atas
kesediannya memberikan segala fasilitas kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di
KHDTK Cikampek.
5. Saudara seperjuangan penelitian Mega Haditia dan Mira Septina J Putri atas kebersamaan
di lapangan untuk melewati hari-hari penelitian.
6. Para sahabat tercinta Lighar Dwinda Prisbitari, Lintang Praba Rinjani, Ardhianto
Muhammad, Kartika Edy K, Alexandra Tritanya, Sora Novi Keliat dan Sally
Wiedjarnarko yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan dalam menyelesaikan
penelitian ini.
7. Keluarga besar HIMAKOVA dan KPE “Tapak”, khususnya periode kepengurusan tahun
2010-2011 atas segala kebersamaan, kekompakan danpengalaman yang telah dilalui.
8. Keluarga besar KSHE 45 “EDELWEIS” tanpa terkecuali atas kebersamaan, kekompakan,
persahabatan, suka duka, serta semua hal yang telah dilakukan bersama hingga menjadi
bekal pengalaman hidup yang sangat berarti bagi penulis.
9. Seseorang yang selalu menjadi seseorang atas motivasi, suka duka, nasehat, dan semangat
yang diberikan kepada penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini apapun bentuknya.
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian dengan judul
”Perencanaan Intepretasi di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK)
Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat” ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian di Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing, yaitu Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si dan Desy Ekawati, S.Hut, M.Sc
atas bimbingan dan arahannya dalam menyelesaikan penelitian ini, serta semua
pihak yang selalu memberikan perhatian, dukungan dan doa kepada penulis. Saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Semoga penelitian ini dapat bemanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, September 2012

Penulis
ii

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
1.3 Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Interpretasi ..........................................................................................3
2.1.1 Definisi Interpretasi dan Tujuan Intepretasi ..............................3
2.1.2 Unsur-Unsur Intepretasi .............................................................4
2.1.3 Tipe Interpretasi .........................................................................6
2.1.4 Jalur Interpretasi .......................................................................6
2.1.5 Pusat Interpretasi Pengunjung ...................................................7
2.1.6 Perencanaan Interpretasi ............................................................8
2.1.7 Prokpektus Perencanaan Interpretasi .........................................9
2.1.8 Program Interpretasi ................................................................12
2.1.9 Metode Wawancara .................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu .............................................................................13
3.2 Alat dan Bahan..................................................................................13
3.3 Metode Pengumpulan Data ...............................................................13
3.3.1 Studi Pustaka............................................................................13
3.3.2 Wawancara...............................................................................13
3.3.3 Observasi Lapang ....................................................................16
3.4 Analisis Data .....................................................................................19
3.4.1 Analisis Obyek Interpretasi .....................................................19
3.4.2 Analisis Karakteristik Pengunjung .........................................19
iii

3.4.3 Analisis Jalur Interpretasi .......................................................19


3.4.4 Analisis Pengelola...................................................................20
3.4.5 Analisis Masyarakat ................................................................20
3.5 Tahap Perencanaan ...........................................................................20
BAB IV KONDISI UMUM PENELITIAN
4.1 Status Hukum, Luas dan Letak ........................................................ 22
4.2 Kondisi Biofisik Kawasan ............................................................... 23
4.2.1 Iklim ........................................................................................ 23
4.2.2 Topografi ................................................................................ 24
4.2.3 Vegetasi .................................................................................. 24
4.3 Sarana Prasarana .............................................................................. 24
4.3.1 Jalan Aspal .............................................................................. 24
4.3.2 Jalan Pemeriksaan ................................................................... 24
4.3.3 Tata Batas ............................................................................... 25
4.3.4 Rumah Dinas Petugas Lapangan/Kantor dan Mess ................ 25
4.4 Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan Penelitian .................... 25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Obyek Interpretasi............................................................................ 26
5.1.1 Potensi Fisik .............................................................................26
5.1.2 Potensi Biologi .........................................................................30
5.1.3 Potensi Sosial Budaya ..............................................................37
5.2 Jalur di KHDTK Cikampek ..............................................................40
5.2.1 Jalur 1 (Jalur Stasiun Klimatologi-Areal Berkumpul) .............41
5.2.2 Jalur 2 (Jalur Persemaian-Areal Bermain) ...............................41
5.2.3 Jalur 3 (Jalur Goa Kembang) .................................................. 42
5.2.4 Jalur 4 (Jalur Areal Kupu-Kupu) .............................................43
5.3 Pengunjung .......................................................................................44
5.3.1 Karakteristik Pengunjung ........................................................44
5.3.2 Modus Kunjungan dan Tujuan Pengunjung ............................45
5.3.3 Obyek yang Disukai Pengunjung di KHDTK Cikampek ........46
5.3.4 Aktifitas dan Jenis Wisata yang Diinginkan Pengunjung ........47
5.3.5 Fasilitas yang Diperlukan pengunjung dalam Interpretasi ......48
iv

5.4 Kondisi Masyarakat ..........................................................................48


5.4.1 Persepsi Masyarakat ................................................................50
5.4.2 Keuntungan Masyarakat ......................................................... 50
5.4.3 Organisasi di Masyarakat........................................................ 51
5.5 Pengelola ...........................................................................................53
5.5.1 Program Kegiatan Pengelola KHDTK Cikampek ...................53
5.5.2 Sumber Daya Manusia di KHDTK Cikampek ........................55
5.5.3 Peruntukan Pengelolaan KHDTK Cikampek ..........................56
5.5.4 Sarana dan Prasarana di KHDTK Cikampek ...........................58
5.6 Perencanaan Interpretasi KHDTK Cikampek...................................66
5.6.1 Rencana Satuan Interpretasi.....................................................66
5.6.2 Rencana Kegiatan ....................................................................75
5.6.3 Rencana Penugasan..................................................................78
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .......................................................................................87
6.2 Saran .................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................88
LAMPIRAN ...........................................................................................................91
v

DAFTAR TABEL
No Halaman
1 Jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang...........................16
2 Data suhu, curah hujan, hari hujan dan kelembapan Nisbi ................................ 23
3 Daftar jenis burung yang dijumpai di KHDTK Cikampek .................................30
4 Daftar jenis mamalia yang dijumpai di KHDTK Cikampek ...............................31
5 Daftar jenis kupu-kupu yang dijumpai di KHDTK Cikampek ...........................32
6 Karakteristik responden pengunjung...................................................................45
7 Komposisi mata pencaharian penduduk di KHDTKCikampek ..........................49
8 Jadwal kegiatan program intepretasi ...................................................................85
9 Rincian biaya program intepretasi ......................................................................86
vi

DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Peta lokasi KHDTK Cikampek ......................................................................... 23
2. Peta potensi obyek interpretasi KHDTK Cikampek ......................................... 26
3. (a) Pemandangan sawah di sore hari; (b) pematang sawah............................... 27
4. Mulut goa kembang............................................................................................27
5. Areal outbond (bekas syuting sinetron Nyi Pelet). ............................................28
6. Aliran sungai Cicunut ........................................................................................29
7. Areal kosong ......................................................................................................29
8. Fauna di KHDTK Cikampek ............................................................................30
9. (a) Doeschallia bisaltidae bisaltidae; (b) Ideopsis juventa juventa.................. 32
10. (a) Draco sp; (b) Trimeresurus albolabris...................................................... 34
11. Pare (Momordia charantia)..............................................................................36
12. Diagram famili pohon di KHDTK Cikampek..................................................37
13. Kegunaan pohon...............................................................................................37
14. (a) Wayang golek; (b) alat musik gamelan ......................................................38
15. (a) Tari kreasi modern; (b) tari klasik sunda ....................................................39
16. Peralatan tradisional petani Cikampek ....................................................... ….40
17. Peta jalur interpretasi KHDTK Cikampek ................................................. ….44
18. (a) Modus kunjungan; (b) tujuan kunjungan ....................................................46
19. Obyek yang disukai pengunjung ......................................................................46
20. Hal yang ingin diketahui pengunjung ..............................................................47
21. Aktivitas pengunjung. ......................................................................................47
22. Jenis wisata yang cocok dikembangkan. ..........................................................48
23. Permintaan fasilitas pendukung .......................................................................48
24. Mata pencaharian masyarakat ..........................................................................49
25. Jalur tracking KHDTK Cikampek ............................................................. ….54
26. Struktur organisasi KHDTK Cikampek. ..........................................................56
27. Peta peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek ...........................................58
28. Peta sarana prasarana KHDTK Cikampek .......................................................59
29. (a) Jalan aspal kondisi rusak; (b) jalan aspal kondisi baik ......................... ….60
30. (a); (b); (c); (d) Papan nama KHDTK Cikampek ............................................61
vii

31. Papan nama pohon. ..........................................................................................61


32. Gapura KHDTK Cikampek..............................................................................62
33. Rumah dinas KHDTK Cikampek ....................................................................62
34. Wisma tamu KHDTK Cikampek ............................................................... ….63
35. Visitor Centre. ..................................................................................................63
36. Persemaian. ......................................................................................................64
37. Warung penjual makanan.................................................................................64
38. Peta lokasi interpretasi KHDTK Cikampek .....................................................67
39. Desain papan petunjuk arah ....................................................................... ….69
40. Desain papan kawasan KHDTK Cikampek. ....................................................69
41. Desain papan objek interpretasi. ......................................................................70
42. Desain pal HM .................................................................................................70
43. Desain shelter ...................................................................................................71
44. Peta perencanaan sarana prasarana KHDTK Cikampek ............................ ….72
45. Peta jalur interpretasi KHDTK Cikampek. ......................................................73
46. Peta perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek. .........................................74
47. Struktur organisasi KHDTK Cikampek ...........................................................78
viii

DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek .............................................91
2. Panduan wawancara masyarakat sekitar KHDTK Cikampek............................95
3. Panduan wawancara pengelola KHDTK Cikampek ..........................................96
4. Daftar jenis pohon KHDTK Cikampek..............................................................97
5. Deskripsi jenis burung KHDTK Cikampek .....................................................100
6. Deskripsi jenis mamalia KHDTK Cikampek...................................................106
7. Deskripsi jenis reptil di KHDTK Cikampek ................................................... 108
8. Jenis tumbuhan obat di KHDTK Cikampek ................................................... 110
9. Daftar jenis kupu-kupu di KHDTK Cikampek ............................................... 115
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) merupakan suatu
kawasan tertentu yang ditetapkan pemerintah dengan tujuan untuk kepentingan
umum seperti penelitian, pendidikan, religi dan kebudayaan atau tujuan lainnya.
Fungsi pokok KHDTK Cikampek adalah tujuan penelitian dan non penelitian.
Potensi wisata yang dimiliki KHDTK Cikampek antara lainbeberapa jenis pohon
exotic, keragaman vegetasi dan satwa liar serta aksesibilitas yang mudah
dijangkau (Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan
2010). Saat ini KHDTK Cikampek sudah banyak didatangi pengunjung. Hal
tersebut menjadi salah satu faktor pendorong masyarakat menginginkan adanya
kegiatan wisata di kawasan ini. Masyarakat berharap dengan adanya kegiatan
wisata dapat membuka lapangan pekerjaan untuk mereka. Namun, terdapat
permasalahan yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut yakni masalah sampah dan
tidak teraturnya pengunjung sehingga mengakibatkan ketidakteraturan tatanan
ruang di KHDTK Cikampek.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
meningkatkan pemahaman pengunjung dan masyarakat terhadap kawasan melalui
kegiatan interpretasi.Interpretasi lingkungan merupakan bagian strategi
pengelolaan kawasan alam ditujukan pada manajemen pengunjung dan
mengurangi dampak negatif di lokasi wisata (Hughes dan Morrison-Saunders
2005). Implementasi kegiatan interpretasi memerlukan sumberdaya manusiayang
tidak sedikit. Hal ini akan menjadi jalan bagi masyarakat untuk terlibat dalam
pengelolaan kegiatan interpretasi ini. Dengan begitu diharapkan masyarakat dapat
memperoleh keuntungan dari keberadaan KHDTK Cikampek. Terkait hal tersebut
maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menyusun perencanaan
interpretasi di KHDTK Cikampek.
2

1.2 Tujuan
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menyusun perencanaan
interpretasi di KHDTK Cikampek. Secara khusus bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi obyek interpretasi di KHDTK Cikampek.
2. Mengidentifikasi jalur interpretasidi KHDTK Cikampek.
3. Menganalisa karakteristik pengunjung di KHDTK Cikampek.
4. Mengidentifikasi pengelolaan di KHDTK Cikampek.
5. Mengetahui kondisi masyarakat sekitar KHDTK Cikampek.

1.3 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai acuan bagi pengelola dalam pengembangan interpretasi alam di
KHDTK Cikampek.
2. Bagi pengunjung dan masyarakat, sebagai informasi mengenai obyek
interpretasi yang akan dikunjungi.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Interpretasi
2.1.1 Definisi dan Tujuan Interpretasi
Tilden (1957) menyatakan bahwa interpretasi merupakan kegiatan edukatif
yang sasarannya mengungkapkan pertalian makna, dengan menggunakan objek
aslinya baik oleh pengalaman langsung maupun dengan menggunakan media
ilustrasi dan bukan keterangan-keterangan yang hanya berdasarkan fakta saja.
JK Munro et al (2008) menyatakan bahwa interpretasi lingkungan secara
luas diasumsikan mempengaruhi perilaku pengunjung dan mengurangi dampak
terhadap lingkungan alami yang telah ada.Interpretasi lingkungan merupakan
bagian strategi pengelolaan kawasan alam ditujukan pada manajemen pengunjung
dan mengurangi dampak negatif di lokasi wisata (Hughes dan Morrison-Saunders
2005).
Interpretasi lingkungan adalah suatu seni dalam menjelaskan keadaan
lingkungan (flora, fauna, proses geologis, proses biotik dan abiotik yang terjadi)
oleh pengelola kawasan kepada pengunjung yang datang ke lingkungan tersebut
sehingga dapat memberikan inovasi dan menggugah pemikiran untuk mengetahui,
menyadari, mendidik dan bila memungkinkan menarik minat pengunjung untuk
ikut menjaga lingkungan tersebut ataupun mempelajarinya lebih lanjut (Muntasib
2003).
Tujuan interpretasi secara umum menurut Direktorat Jendral perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam (Ditjen PHPA) (1988) adalah sebagai berikut:
a. Membantu pengunjung agar kunjungannya lebih menyenangkan dengan cara
meningkatkan kesadaran, penghargaan dan pengertian akan kawasan
konservasi yang dikunjunginya dengan cara pemanfaatan waktu secara efisien
selama kunjungan dan penambahan pengetahuan atau pengertian semaksimal
mungkin tentang hubungan timbal balik dari sekian banyak aspek yang
diamati.
b. Untuk mencapai tujuan pengelolaan kawasan konservasi yang bersangkutan
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penggunaan sumber daya rekreasi
bagi pengunjung secara bijaksana dan menanamkan pengertian bahwa kawasan
4

konservasi yang dikunjungi tersebut adalah tempat yang istimewa sehingga


memerlukan perlakuan yang khusus, dan sekaligus menekan serendah-
rendahnya pengaruh yang kuat dari manusia terhadap sumber daya alam yang
ada.
2.1.2 Unsur-unsur Interpretasi
Ditjen PHPA (1988) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan interpretasi
terdapat tiga unsur pokok yang menjadi satu kesatuan hingga interpretasi dapat
berlangsung sebagaimana mestinya. Ketiga unsur tersebut adalah pengunjung,
pemandu wisata alam dan obyek interpretasi.
1. Pengunjung
Pengunjung yang berkunjung ke suatu lokasi mempunyai tujuan mencari
kegembiraan dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Pada umumnya
pengunjung ingin melihat keseluruhan potensi dan keistimewaan yang terdapat
dalam suatu kawasan, padahal waktu yang dimiliki sangat terbatas. Sehingga
dapat dipastikan bahwa keinginan pengunjung selama kunjungan yang singkat
tersebut adalah dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melihat,
merasakan dan mempelajari keistimewaan-keistimewaan suatu kawasan tersebut.
2. Pemandu wisata alam
Interpretasi merupakan sebuah program yang menggambarkan keseluruhan
program secara utuh, biasanya terbagi menjadi bagian-bagian yang diarahkan
untuk menjangkau seluruh pengunjung yang bervariasi. Pemandu wisata alam
harus dapat menyampaikan sebuah cerita tertentu secara proposional artinya tidak
berlebihan tetapi juga bukan asal saja, tentang ekosistem atau peninggalan-
peninggalan sejarah/budaya (Muntasib dan Rachmawati 2009).
3. Obyek Interpretasi
Obyek interpretasi adalah segala sesuatu yang ada di dalam kawasan yang
dipergunakan sebagai obyek dalam penyelenggaraan interpretasi (Muntasib dan
Rachmawati 2003). Obyek interpretasi pada dasarnya sudah tersedia dalam
kawasan konservasi alam, hanya saja obyek tersebut seringkali tidak dapat
langsung disuguhkan kepada pengunjung, lebih-lebih apabila interpretasi
dilaksanakan di dalam suatu ruangan. Ditjen PHPA(1988) menyatakan bahwa
obyek interpretasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu obyek
5

interpretasi berupa potensi sumberdaya alam dan potensi sejarah ataupun budaya.
Obyek interpretasi sumberdaya alam suatu kawasan dapat berupa:
a. Flora
b. Fauna
c. Tipe-tipe ekosistem yang khas
d. Tanah dan geologi
e. Kawah gunung
f. Goa
g. Air terjun
h. Danau
i. Sungai
j. Perairan pantai, laut, termasuk bawah laut (underwater)
k. Pemandangan alam
Obyek interpretasi budaya atau sejarah dapat berupa:
a. Batu-batu megalitik
b. Situs-situs dan benda purbakala
c. Situs sejarah
d. Bekas pemukiman yang sudah lama ditinggalkan
e. Pemukiman dan perikehidupan penduduk asli, baik yang ada di
dalam maupun di sekitar kawasan
f. Sejarah kawasan
g. Legenda yang hidup dikalangan masyarakat setempat.
Veverka (1998) menyatakan bahwa obyek interpretasi terbagi dalam 3
kelompok yaitu:
1. Area biologis yang terdiri dari danau, sungai, tipe habitat, spesies
langka, peristiwa-peristiwa musiman (mekarnya bunga liar, migrasi
burung, dan lainnya), area demonstrasi potensi/eksisting, area
pengelolaan kayu (tipe manajemen).
2. Sumberdaya budaya terdiri dari kabin tua, reruntuhan batuan tua, arena
peperangan, tapak peristiwa sejarah dan tapak arkeologi yang sudah tua.
3. Sumberdaya geologis yang terdiri dari batuan yang muncul di
permukaan taman fosil dan bentukan geologis.
6

2.1.3 Tipe Interpretasi


Tipe-tipe interpretasi berdasarkan obyek yang diinterpretasikan adalah
interpretasi alamiah, historis/budaya, lingkungan hidup dan pendidikan
kelestarian.Interpretasi alamiah merupakan interpretasi yang memiliki obyek
berupa bentang alam sedangkan interpretasi historis/budaya lebih mengedepankan
aspek sejarah dalam kegiatan pariwisata yang akan dihasilkan (Hueneke dan
Baker 2009).

2.1.4 JalurInterpretasi
Jalur interpretasi adalah jalur khusus yang terdapat obyek-obyek menarik,
yaitu jalur transportasi seperti jalur mobil, sepeda, pejalan kaki dan lain
sebagainya. Jalur interpretasi harus memperhatikan urutan rangkaian obyek
sehingga memberikan pengertian terhadap obyek tersebut (Muntasib dan
Rachmawati 2003). Kriteria jalur interpretasi yang baik menurut Domroese dan
Sterling (1999) adalah:
1. Jalur tidak terlalu panjang dan memakan waktu 20 menit sampai dengan 1
jam dengan berjalan kaki termasuk dengan waktu istirahat.
2. Berbentuk lingkaran untuk menghindari pengulangan pemandangan.
3. Memiliki tanda-tanda yang jelas sehingga pengunjung dapat mengikutinya
dengan mudah.
4. Bersih dan tidak terdapat peninggalan sampah atau jejak dari pengunjung
sebelumnya.
5. Dibangun dengan meminimalisasi dampak erosi dan mempunyai drainase
yang baik.
6. Terpelihara dengan baik, tidak ada pohon tumbang, vandalisme dan
kerusakan karena pengaruh iklim.
7. Dirancang dan dikelola untuk meminimalkan dampak ekologi yaitu
dengan membiarkan serasah menjadi humus.
Karakteristik jalur yang baik menurut Berkmuller (1981) adalah sebagai berikut:
1. Jalur yang baik diarahkan pada pemandangan yang menakjubkan, dapat
melihat beberapa daya tarik seperti, air terjun, habitat hewan, gua, sungai,
pemukiman tua, pohon dan lain sebagainya.
7

2. Jalur yang baik apabila nyaman dipergunakan,tidak licin, tidak curam,


tidak berlumpur dan tidak tergenang air.
3. Jalur yang baik adalah melindungi pengunjung dari ketegangan.
Memberikan perhatian secara khusus di beberapa tempat pada jalur dan
jangan pernah membuat jalur yang lurus dan jauh.
4. Jalur yang baik juga mampu membuat pengunjung merasa senang,
dilengkapi dengan tempat sampah, tanda yang jelas dan petunjuk arah.
5. Jalur yang baik adalah menghindari lokasi yang membahayakan dan rawan
kecelakaan seperti komunitas pohon yang mudah tumbang dan tempat
yang dapat mengganggu satwa liar.

2.1.5 Pusat Interpretasi Pengunjung


Gunn (1994) menyatakan bahwa pusat interpretasi pengunjung adalah
sebuah fasilitas dan program yang didesain untuk melengkapi pengetahuan dan
wawasan pengunjung terhadap sumber-sumber alami maupun budaya sehingga
membuat pengalaman wisatawan lebih mengenang dan tidak terlupakan. Pusat
interpretasi pengunjung adalah suatu tempat dimana warga dan pengunjung dapat
mempelajari tentang sekeliling lingkungan secara spesifik dan mengenali isu
keanekaragaman hayati. Pusat interpretasi biasanya berupa bangunan kosong,
ruang pameran, dan bentuk lainnya (Domroese dan Sterling 1999).
Domroese dan Sterling (1999) menyatakan bahwa fasilitas pendidikan pusat
interpretasi sangat unik karena hal sebagai berikut:
1. Pengunjung termotivasi untuk bekerja secara sukarela. Pusat interpretasi
diarahkan melalui kegiatan yang memungkinkan pengunjung untuk
mendekati pameran tersebut.
2. Mendapatkan pengalaman belajar yang tidak didapatkan ditempat lain dan
pengunjung yang datang di pusat interpretasi pengunjung mendapatkan
kepuasan akan mengajak orang lain untuk mengunjungi pusat interpretasi
tersebut.
3. Pameran dan program di pusat interpretasi didesain untuk semua kalangan
umur. Pengunjung dapat mempelajari dan berinteraksi dalam acara
tersebut.
8

2.1.6 Perencanaan Interpretasi


Nurbaeti (2006) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang
dan memiliki tahapan-tahapan logis serta berkelanjutan. Perencanaan juga
merupakan alat yang dinamis dan harus fleksible pada perubahan-perubahan yang
terjadi sehingga terbuka kemungkinan untuk selalu direvisi. Perencanaan
interpretasi merupakan suatu proses, karena memerlukan pertahapan dan selalu
berkembang sehingga dapat dikatakan merupakan proses yang dinamis (Muntasib
2003).
Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa perencanaan interpretasi memiliki
pokok-pokok perencanaan. Pokok perencanaan tersebut dimaksudkan dapat
memberikan arah dan tujuan bagi suatu kegiatan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan tersebut bertujuan untuk:
1. Membantu terjaminnya kelestarian alam dengan cara meningkatkan
pengertian masyarakat akan konservasi alam.
2. Memberikan alasan yang mendasar bagi alokasi dana yang dibutuhkan
untuk interpretasi.
3. Membuat penggunaan sumber daya manusia dan dapat terlaksana secara
efisien.
4. Menghindari pembangunan fasilitas yang tidak menentu arah dan
pengaturannya sehingga dapat bertentangan dengan kebijaksanaan
perlindungan dan pelestarian alam.
Muntasib (2003) menyatakan bahwa agar sebuah perencanaan interpretasi
dapat mencapai tujuan dengan baik maka perencanaan tersebut haruslah:
1. Mampu dipergunakan oleh semua orang dalam merencanakan fasilitas
interpretasi yang disediakan dengan mengutamakan keselamatan
pengunjung.
2. Memiliki fasilitas yang efisien dari segi pelayanan, penggunaan,
pembiayaan dan dapat membantu perencanaan interpretasi.
3. Dapat mengungkapkan keindahan dan mampu menyediakan suatu paket
yang bervariasi tetapi kompak pada sebuah karakteristik yang ada, indah,
peka dan menimbulkan bayangan atau gambaran dari subyek
interpretasinya.
9

4. Perencanaan interpretasi merupakan suatu proses yang fleksibel, efektif


dan dinamis.
5. Mampu mengatasi dampak kerusakan dan kerugian sumberdaya alam
budaya dan mempergunakan sumberdaya secara optimal.
6. Mempergunakan partisipasi publik dalam hal pendapat umum yang
berhubungan dengan perencanaan interpretasi secara keseluruhan, karena
berfungsi sebagai kritik dan saran dalam penyusunan perencanaan
interpretasi.
Perencanaan interpretasi merupakan strategi dalam implementasi,
menyukseskan tujuan pengelolaan interpretasi dan memudahkan pemahaman
antara pengunjung dengan sumberdaya alam. Selain itu perencanaan interpretasi
memberikan peluang kepada pengunjung baik didalam maupun diluar kawasan
wisata (Heriyaningtyas 2009). Perencanaan interpretasi merupakan salah satu
bagian dari sebuah studi besar yang meliputi rencana konservasi, penilaian akses,
penilaian peninggalan purbakala dan rencana pengembangan pengunjung (Jura
Consultans 2006).
Isi pokok perencanaan interpretasi adalah teknik menyampaikan pesan
dalam menerangkankebudayaan khusus disuatu tempat (McArthur (2005) diacu
dalam Heriyaningtyas 2009). Kandungan isi perencanaan interpretasitersebut
adalah:
1. Indikator keberhasilan.
2. Menjelaskan tentang tujuan interpretasi yang mencakup tema dan pesan
interpretasi.
3. Mengidentifikasi masyarakat yang berkeinginan menggunakan pelayanan
teknik interpretasi.
4. Mendeskripsikan usulan teknik interpretasi secara langsung dan teknik
interpretasi secara tidak langsung.
5. Bertindak strategi dalam menjalankan arah perencanaan (mengatur dan
menyelesaikan).
2.1.7 Prospektus Perencanaan Interpretasi
Grater (1976) diacu dalam Muntasib (2003) menyatakan bahwa sebelum
menyusun perencanaan program interpretasi disusun dulu suatu prokpektus yang
10

merupakan suatu ringkasan atau suatu studi dasar yang bukan merupakan suatu
perencanaan akhir tentang apa yang dipikirkan dan direncanakan oleh interpreter.
Prospektus sebagai dasar untuk perkembangan interpretasi. Garis besar
prokpektus itu adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan umum tentang lokasi yang akan diinterpretasikan, untuk dapat
membuat ruang lingkup perencanaannya.
2. Pernyataan tentang ringkasan tujuan dari program interpretasi.
3. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Lingkungan
1) Cuaca dan iklim
2) Lokasi
3) Letak geografis
4) Sejarah alam (geologi, biologi dan ekologi)
5) Nilai sejarah
6) Nilai arkeologi
7) Nilai-nilai tertentu
b. Pengunjung
1) Asal
2) Tingkat ekonomi
3) Latar belakang
4) Pola kunjungan
5) Aktifitas interpretasi, melalui biro perjalanan atau suatu organisasi.
4. Program interpretasi
a. Sekarang (memilih aktifitas dan fasilitas yang teliti)
1) Pusat pengunjung
2) Tempat pemberhentian
3) Tanda-tanda interpretasi
4) Peralatan pelayanan sendiri (self guiding devices)
5) Pelayanan personal
6) Fasilitas audio visual
7) Publikasi untuk pengunjung
8) Perpustakaan
11

9) Taman koleksi
b. Perencanaan fasilitas dan aktifitas dengan pengembangan terinci.
5. Isi dan Program Perencanaan
a. Pusat pengunjung
1) Catatan tentang apa isinya dan bagaimana membangun sesuai
dengan fungsinya
2) Fungsi dari pusat pengunjung tersebut dan berbagai ruangan
3) Tempat pemberhentian
4) Tanda-tanda interpretasi
5) Pelayanan personal
6) Fasilitas audio visual
7) Publikasi untuk publik
8) Perpustakaan
9) Koleksi buku
10) Studi yang mendukung program interpretasi
11) Peningkatan keahlian staf
12) Perkiraan harga untuk rencana program sebagai suatu tindak lanjut
dari fasilitas dan aktifitas yang diberikan
13) Peta lokasi secara keseluruhan dengan garis besar fasilitas dan
aktifitas yang jelas
Prospektus kawasan akan memberikan gambaran mengenai perkembangan
semua program interpretasi untuk seluruh wilayah dan merupakan suatu garis
besar. Suatu lokasi yangakan dibuat perencanaan interpretasinya akan memiliki
beberapa tujuan, antara lain sebagai tempat rekreasi alam terbuka, sumberdaya
hutan, sumberdaya satwa liar dan sebagainya.
Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa proses perencanaan
interpretasiakan selalu didekati dengan empat langkah perencanaan yaitu
penentuan arah, perencanaannya sendiri, implementasi dan evaluasi. Proses
perencanaan menyangkut rencana kegiatan, rencana satuan interpretasi dan
rencana penugasan.
12

2.1.8 Program Interpretasi


Ditjen PHPA (1988) menyebutkan bahwa program interpretasi merupakan
suatu pola pelaksanaan interpretasi yang disusun menurut waktu dan skenario
cerita tertentu yang bertujuan menjelaskan mengenai apresiasi terhadap
lingkungan dengan nilai-nilai historis dan alam yang penting. Program interpretasi
menghubungkan fenomena alam atau budaya suatu taman atau areal sejenis
kepada pengunjung dengan menggunakan variasi metode yang luas dalam
menerangkan masalah yang utama. Sedangkan menurut Sharpe (1982), program
interpretasi adalah segala hal yang berkaitan dengan usaha interpretasi, termasuk
personil, fasilitas, dan semua kegiatan interpretasi di suatu areal kelompok,
perorangan atau individu.

2.1.9 Metode Wawancara


Gulo (2007) menyatakan bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi
langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk
tanya-jawab dalam hubungan tatap muka sehingga gerak dan mimik responden
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu
wawancara tidak hanya menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang
dimiliki oleh responden yang bersangkutan.
Metode wawancara purposive sampling digunakan oleh peneliti, apabila
peneliti memiliki alasan-alasan khusus tertentu berkenaan dengan sampel yang
akan diambil. Sampel yang digunakan dalam penelitian cukup dari satu unit saja
karena sifat-sifat yang ada pada unit tersebut sama dengan sifat keseluruhan
sampel dalam populasi yang tersebar. Syarat-syarat pengambilan sampel ini
bahwa sampel yang diambil memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat yang merupakan
sifat pokok populasi (Setyosari 2010).
13

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu


Penelitian dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Luas KHDTK Cikampek adalah
51,10 ha. Secara administratif pemerintahan KHDTK Cikampek berbatasan
dengan Desa Cikampek timur, Desa Cikampek Pusaka, Desa Sarimulya dan Desa
Kamojing. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari, dan Mei – Juni
2012 yang meliputi kegiatan pengumpulan data lapang, wawancara pengelola dan
masyarakat serta analisis data yang telah dikumpulkan.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian antara lain alat
tulis, kamera digital, tape recorder, Map source, Global mapper 13, ArcGis 9.3,
GPS (Global Positioning System), binokuler, buku panduan lapang. Bahan yang
digunakan adalah kuesioner, panduan wawancara, literatur, peta kawasan KHDTK
Cikampek, buku panduan pengenalan jenis flora dan fauna.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, wawancara, dan
observasi lapang.

3.3.1 Studi Pustaka


Metode ini digunakan untuk memperoleh data sekunder. Pustaka yang
digunakan antara lain buku panduan pengenalan jenis flora dan fauna, literatur,
buku pengelolaan KHDTK Cikampek, literatur dan peta kawasan KHDTK
Cikampek.

3.3.2 Wawancara
Singarimbun (1979) mengatakan bahwa wawancara merupakan suatu proses
interaksi dan komunikasi, dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh
beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-
14

faktor tersebut adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang


dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara.
Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang menunjang data
penelitian. Kegiatan wawancara dilakukan secara langsung melalui wawancara
terpandu dan penyebaran kuesioner kepada responden. Kegiatan wawancara
dilakukan kepada pengunjung, masyarakat sekitar kawasan KHDTK Cikampek
dan pengelola KHDTK Cikampek.
1. Pengunjung
Kegiatan wawancara dengan pengunjung dilakukan melalui wawancara
secara langsung dengan menggunakan panduan kuesioner. Pengambilan sampel
ditentukan dengan menggunakan teknik sampel non random secara kebetulan.
Teknik ini dilakukan terhadap orang yang kebetulan ada atau dijumpai. Peneliti
dapat mengajukan pertanyaan tentang masalah itu pada orang-orang yang
dijumpainya. Pertanyaan bisa dilaksanakan pada waktu dan tempat
penyelenggaraan wisata atau di lain waktu dan tempat (Wardiyanta 2006).
Setyosari (2010) menyatakan bahwa untuk menentukan besarnya sampel
jika tidak diketahui jumlah populasi di kawasan tersebut maka dapat digunakan
formula atau rumus berikut dibawah ini dapat dipakai untuk menentukan besarnya
sampel yang memenuhi representasi populasi
N = (z/e)²(p) (1-p)
= (1,96/0,10)²(0,5) (1-0,5)
= 96 responden.
Keterangan :
N = Besarnya sampel
z = Skor standar yang berdasarkan tingkat keyakinan tertentu (z = 1,96 (95%))
e = Proporsi kesalahan pengambilan sampel dalam situasi tertentu (0,10)
p = Proporsi estimasi atau peristiwa kasus dalam populasi (p = 0,5 (Tuckman
(1988) diacu dalam Setyosari (2010).

2. Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek


Kegiatan wawancara dilakukan kepada masyarakat sekitar kawasan
KHDTK Cikampek yang dapat memberikan informasi untuk menunjang data
penelitian. Masyarakat yang akan diwawancarai ditentukan berdasarkan metode
15

purposive sampling. Setiawan (2005) menyatakan bahwa metode purposive


sampling yakni pemilihan satuan sampling berdasarkan pertimbangan tertentu
dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang dikendaki. Wawancara
ditujukan kepada tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, masyarakat desa
dan masyarakat yang terlibat didalam KHDTK Cikampek.
3. Pengelola KHDTK Cikampek
Penentuan pengelola KHDTK Cikampek sebagai responden dilakukan
dengan cara purposive sampling yaitu pengelola yang ahli dibidangnya dan dapat
memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penulisan.
Kegiatan wawancara kepada pengelola KHDTK Cikampek dimaksudkan untuk
mengetahui rencana pengelolaan, kegiatan interpretasi alam, dan data lainnya baik
yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir, sedang dilaksanakan ataupun yang
akan direncanakan. Kegiatan wawancara ditujukan kepada Kepala Pusat Litbang
Peningkatan Produktifitas Hutan, Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut
Penelitian, Sub Bidang Tindak Lanjut Penelitian, Bidang Program dan Evaluasi
Penelitian, dan Sub Bidang Program dan Anggaran Penelitian
16

3.3.3 Observasi Lapang


Observasi lapang dilakukan untuk mengidentifikasi potensi KHDTK Cikampek yang dapat dijadikan sebagai obyek
interpretasi. Adapun data-data yang diambil disajikan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang

NO Jenis Data Keterangan Cara Pengambilan Data


1 Obyek 1. Fisik a. Fenomena Mendeskripsikan fenomena 1. Menyusuri jalur yang menurut informasi dari pengelola
Interpretasi alam alam yang ada dan literatur yang terdapat fenomena alam menarik
2. Lokasi perjumpaan ditandai dengan titik kordinat GPS
3. Dokumentasi menggunakan kamera digital
b. Topografi Kondisi topografi Survey lapang dan Studi Pustaka
c. Iklim Jenis iklim Survey lapang dan Studi Pustaka
d. Tanah Jenis tanah Survey lapang dan Studi Pustaka

2. Biologi a. Flora Nama lokal, nama ilmiah, 1. Eksplorasi jalur yang menurut informasi dari pengelola
famili, ciri morfologi, dan literatur memiliki keanekaragaman flora yang
kegunaan, lokasi ditemukan menarik sehingga dapat dijadikan obyekinterpretasi
dan foto flora 2. Lokasi perjumpaan ditandai dengan titik kordinat GPS
3. Dokumentasi menggunakan kamera digital

b. Fauna Nama lokal, nama ilmiah, 1. Menyusuri jalur yang menurut informasi dari pengelola
famili, ciri morfologi, status dan literatur yang diduga sebagai tempat habitat atau
perlindungan, lokasi ditemukannya satwa (metode rapid assisment).
ditemukan dan foto fauna Pengamatan dilakukan 3 kali ulangan dalam waktu
yang sama. Waktu pengamatan dimulai pada pukul
06.00 WIB sampai 10.00 WIB dan sore hari pada pukul
16.00 WIB sampai 18.00 WIB.
2. Lokasi perjumpaan ditandai dengan titik kordinat GPS
3. Dokumentasi menggunakan kamera digital

3. Sosekbud a. Potensi Situs,benda peninggalan 1. Wawancara masyarakat , juru kunci,tokoh agama tokoh
Sejarah sejarah penting di masyarakat.
2. Observasi lapang
17

Tabel 1 Lanjutan jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang

NO Jenis Data Keterangan Cara Pengambilan Data


1 Obyek 3. Sosekbud b.Budaya Mitos, kesenian, kerajinan, 1. Wawancara masyarakat , tokoh agama, juru kunci,
Interpretasi Masyarakat upacara adat tokoh penting di masyarakat.
2. Observasi lapang

2 Jalur 1. Kondisi Fisik Panjang, Observasi Lapang


Interpretasi Jalur lebar dan
posisi jalur

2. Jumlah Jalur Observasi Lapang


3. Peruntukan Observasi Lapang
Jalur

3 Pengunjung 1. Karakteristik Asal,jenis kelamin, usia, Pemberian Kuesioner kepada pengunjung


Pengunjung pendidikan, dan pekerjaan
responden
2. Tujuan melakukan Tujuan utama melakukan Pemberian Kuesioner kepada pengunjung
Kunjungan kunjungan

3. ObyekInterpretasi Jenis obyek, deskripsi obyek, Pemberian Kuesioner kepada pengunjung


yang disukai dan posisi obyek yang disukai

4. Pola Pengunjung Maksud kunjungan, frekuensi Pemberian Kuesioner kepada pengunjung


kunjungan, teman perjalanan,
lama waktu kunjungan, dan
besar pengeluaran
18

Tabel 1.Lanjutan jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang

NO Jenis Data Keterangan Cara Pengambilan Data


3 Pengunjung 5. Preferensi Obyek yang disukai, aktifitas Pemberian kuesioner kepada pengunjung
Pengunjung pengunjung, sarana prasarana yang
diinginkan pengunjung, pusat
pengunjung

4 Pengelola 1. Program kegiatan Program yang sudah, sedang dan akan Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang
dilakukan di KHDTK Cikampek

2. Sarana dan Prasarana Pusat pengunjung, wisma cinta alam, Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang
pos jaga, pal batas, fasilitas audio
visual, perpustakaan, buku koleksi,
mess, kantor KHDTK, peta lokasi
3. Data Potensi Data potensi fisik, biologi dan Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang
KHDTK sosekbud KHDTK Cikampek
Cikampek
Struktur organisasi, jumlah pegawai Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang
4. SDM di KHDTK dan alokasi pegawai
Cikampek

5 Masyarakat 1. Karakteristik Jumlah penduduk, mata pencaharian, Wawancara kepada masyarakat sekitar, kepala desa,
masyarakat umur, jenis kelamin kepala dusun, ketua RT/RW.

2. Kegiatan Masyarakat Kegiatan, partisipasi dan pengetahuan Wawancara kepada masyarakat sekitar
masyarakat terkait KHDTK
3. Kelompok Jenis, jumlah dan kegiatan organisasi Wawancara kepada tokoh masyarakat, karang taruna dan
Organisasi kelompok organisasi lainnya.
Masyarakat
4. Harapan Masyarakat Wawancara kepada masyarakat sekitar
19

3.4 Analisis Data


Analisis data dilakukan setelah keseluruhan data selesai dikumpulkan dan
kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang akan dianalisis
yakni sebagai berikut:

3.4.1 Analisis Obyek Interpretasi


Keseluruhan data hasil obyek interpretasi yang ditemukan di KHDTK
Cikampek dianalisis secara deskriptif. Data yang dihasilkan dikelompokkan
menjadi potensi alam, sejarah dan budaya. Potensi alam terdiri dari flora, fauna
dan bentang alam. Data mengenai flora dideskripsikan berdasarkan nama lokal,
nama ilmiah, manfaat, dan lokasi ditemukan. Untuk data fauna juga
dideskripsikan berdasarkan nama lokal, nama ilmiah, manfaat dan lokasi
ditemukan.
Data mengenai bentang alam yang menarik dianalisis secara deskriptif
dengan menjelaskan keindahan panorama alam yang ada. Untuk potensi sejarah
dan budaya dijelaskan pula secara deskriptif mengenai situs sejarah, benda
purbakala, cerita budaya, adat istiadat dan mitos yang berkembang dalam
masyarakat.

3.4.2 Analisis Karakteristik Pengunjung


Keseluruhan data karakteristik pengunjung dideskripsikan berdasarkan
jenis kelamin, umur, asal, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, keinginan
pengunjung dan penilaian pengunjung terhadap obyekinterpretasi disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil
tersebut dapat memberikan informasi mengenai karakteristik dan kondisi
pengunjung KHDTK Cikampek, sehingga dapat menunjang dalam perencanaan
jalur interpretasi yang akan dikembangkan dan akan disesuaikan dengan
keinginan pengunjung.

3.4.3 Analisis Jalur Interpretasi


Hasil observasi lapang terhadap kondisi fisik jalur dan obyek yang ada
disepanjang jalur dianalisis secara deskriptif. Penentuan jalur interpretasi perlu
mempertimbangkan potensi obyek interpretasi, panjang jalur,lebar jalur dan
waktu tempuh yang dibutuhkan untuk menyusuri jalur tersebut. Tahap analisis
20

jalur interpretasi ini merupakan penggabungan antara potensi sumberdaya yang


ada di jalur interpretasi dengan keinginan pengunjung.

3.4.4 Analisis Pengelola


Hasil wawancara mengenai pengelolaan KHDTK Cikampek dianalisis
secara deskriptif. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui rencana
pengelolaan KHDTK Cikampek kedepannya, program yang akan
diiimplementasikan terkait dengan kegiatan wisata, dan sumber daya manusia
yang ada di KHDTK Cikampek.

3.4.5 Analisis Masyarakat


Hasil wawancara terhadap masyarakat sekitar KHDTK Cikampek
dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis tersebut diketahui kondisi
masyarakat, kegiatan organisasi, dan harapan masyarakat kedepannya.

3.5 Tahap Perencanaan


Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa perencaan jalur interpretasi terdiri
dari rencana satuan, rencana kegiatan dan rencana penugasan interpretasi.
a) Rencana Satuan Interpretasi
Satuan atau unit interpretasi yang pokok meliputi:
1. Lokasi interpretasi
Lokasi interpretasi merupakan bagian dari kawasan KHDTK Cikampek
yang digunakan untuk penyelenggaraan interpretasi. Perencanaan lokasi
interpretasi berkaitan dengan potensi obyek, keselamatan dan kenyamanan
pengunjung.
2. Jalur interpretasi
Pemilihan jalur interpretasi ditentukan berdasarkan kondisi fisik jalur,
obyek interpretasi, dan peruntukan pengelolaan.
3. Sarana dan prasana Interpretasi
Sarana dan prasana yang akan direncanakan dalam kegiatan interpretasi
adalah pembuatan papan informasi dan pengisian wisma cinta alam.
b) Rencana Kegiatan Interpretasi
Penyiapan rencana kegiatan interpretasi didasarkan pada fungsi pokok
kawasan, potensi obyek interpretasi, rencana kegiatan Litbang baik yang telah,
21

sedang dan akan dilaksanakan, keinginan pengunjung dan masyarakat sekitar.


Oleh karena itu maka rencana kegiatan interpretasi disusun berdasarkan hal
pokok sebagai berikut:
1. Menyiapkan tujuan dan sasaran pengelolaan KHDTK Cikampek sebagai
materi dasar interpretasi secara keseluruhan.
2. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang obyekinterpretasi dan
pengunjung.
3. Mengidentifikasi kebutuhan tenaga untuk kegiatan interpretasi dan sarana
lain yang diperlukan.
4. Menyiapkan materi interpretasi untuk masing-masing program interpretasi.
5. Menyiapkan program interpretasi.
c) Rencana Penugasan Interpretasi
Rencana penugasan interpretasi didasarkan pada pengelola, sumber daya
manusia (SDM), dan partisipasi masyarakat. Rencana penugasan yang perlu
disiapkan, yaitu pengelola, perencana (tim ahli), dan pelaksana interpretasi.
22

BAB IV
KONDISI UMUM PENELITIAN

4.1 Status Hukum, Luas dan Letak


Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 305/Kpts-II/2003 tanggal 11
September 2003 menyatakan bahwa kawasan hutan penelitian Cikampek adalah
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang diperuntukkan sebagai
Hutan Penelitian. Sebelumnya status hukum kawasan tersebut merupakan
kawasan pinjam pakai antara Badan Litbang Kehutanan dengan Perum Perhutani
yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA). Sejak tahun 2008 status pengelolaannya
dialihkan ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman.Luas kawasan
berdasarkan surat keputusan tersebut adalah 51,1 ha, dan telah dilakukan
penataan kawasan pengelolaan penelitian yang dibagi menjadi 170 petak,
dimana setiap petak memiliki luasan rata-rata 0,5 ha. Setiap petak memiliki
identitas tersendiri yang dicirikan oleh jenis pohon, asal pohon dan tahun
tanamnya.
KHDTK Cikampek terletak ± 5 km sebelah selatan kota Cikampek. Secara
geografis terletak pada 06025’00”–06025’48” LS dan 107027’36”-107027’50”
BT. Menurut letak administratif pemerintahan, KHDTK Cikampek berbatasan
dengan Desa Cikampek timur, Desa Sarimulya, Desa Kamojing. Desa
Cikampek Pusaka.Desa Cikampek Timur termasuk Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa barat. Berdasarkan administrasi Kehutanan
termasuk wilayah Resot Pemangkuan Hutan (RPH) Cibungur, Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan (BKPH) Sadang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)
Purwakarta, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Kondisi kawasan tersebut
dapat terlihat pada Gambar 1berikut ini.
23

Gambar 1 Peta lokasi KHDTK Cikampek.


4.2 Kondisi Biofisik Kawasan
4.2.1 Iklim
KHDTK Cikampek dengan curah hujan rata-rata 1796 mm per tahun
memiliki tipe iklim C menurut Klasifikasi Schimidt and Ferguson (1956). Curah
hujan yang tinggi terjadi pada bulan Desember, Januari sampai April, sedangkan
curah hujan yang rendah terjadi pada bulan Mei sampai September. Data iklim
di KHDTK Cikampek sebagaimana terlihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2 Data Suhu, curah hujan, hari hujan dan kelembaban nisbi rata-rata di
KHDTK Cikampek dalam 10 tahun

NO Bulan Suhu Suhu Suhu Curah Hari Kelembaban


Maks Min Rata- Hujan hujan Nisbi Rata-
Rata- Rata- rata Rata- Rata- rata (%)
rata rata (oC) rata rata
(oC) (oC) (mm) (hari)
1 Januari 29,4 23,8 25,60 461 18 84,4
2 Februari 29,49 23,87 25,82 284 12 84,3
3 Maret 30,8 23,8 26,10 205 15 29,5
4 April 31,14 24,05 26,63 177 11 79,0
5 Mei 31,3 21,35 27,01 81 7 77,4
6 Juni 30,71 23,86 26,34 45 6 78,5
7 Juli 30,77 23,51 26,32 34 3 77,4
8 Agustus 31,67 23,61 26,67 23 3 72,4
9 September 32,81 23,98 26,97 28 3 70,8
24

Lanjutan Tabel 2 Data Suhu, curah hujan, hari hujan dan kelembaban nisbi rata-
rata di KHDTK Cikampek dalam 10 tahun

NO Bulan Suhu Suhu Suhu Curah Hari Kelembaban


Maks Min Rata- Hujan hujan Nisbi Rata-
Rata- Rata- rata Rata- Rata- rata (%)
rata rata (oC) rata rata
(oC) (oC) (mm) (hari)
10 Oktober 32,7 24,28 25,57 107 8 72,3
11 Nopember 31,84 24,64 27,24 137 11 78,9
12 Desember 30,55 24,08 26,25 214 14 80,1

4.2.2 Topografi
Topografi KHDTK Cikampek secara umum adalah datar sampai
bergelombang ringan dengan lereng rata-rata kurang dari 9%. Daerah bagian
selatan ke utara agak landai, di sebelah barat dan timur dibatasi oleh lembah
sempit, dan di sebelah barat terdapat Sungai Cicunut.

4.2.3 Vegetasi
Pohon di KHDTK Cikampek berjumlah 63 jenis dengan 26 famili.Pohon
tersebut terdiri dari Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae. Dari 63 jenis
yang diintroduksi sebanyak 27 jenis merupakan jenis exotic (penyebaran
alaminya di luar Indonesia) dan sisanya merupakan jenis asli Indonesia.

4.3 Sarana dan Prasarana

4.3.1 Jalan aspal


Jalan menuju KHDTK Cikampek dapat ditempuh dengan lancar dengan
kendaraan darat. Dari Jakarta dapat dicapai dengan waktu tempuh sekitar 1
sampai dengan 2 jam melalui jalan tol. Dari pintu keluar jalan tol dilanjutkan
melalui jalan kabupaten sekitar 2,5 km. Areal KHDTK Cikampek memiliki luas
51,1 Ha terbelah hampir simetris oleh jalan kabupaten sepanjang 1260 m dan
lebar 3,5 m. Keberadaan jalan ini sangat bermanfaat sebagai pembuka akses bagi
dua kecamatan yaitu Kecamatan Cikampek dan Kecamatan Cempaka.

4.3.2. Jalan Pemeriksaan


Jalan pemeriksaan di dalam KHDTK Cikampek memanfaatkan batas petak
yang dibuat awal sejak dibangunnya Hutan Penelitian ini (1938). Jalan
pemeriksaan berupa jalan tanah dengan lebar 1,5 m. Sebagian besar jalan
25

pemeriksaan nampak jelas karena selain dimanfaatkan oleh petugas lapangan


dan peneliti juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai akses jalan
antar desa.

4.3.3. Tata Batas


Kegiatan orientasi dan rekonstruksi tata batas kawasan hutan telah
dilakukan oleh instansi Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI
Jawa Madura pada tahun 2008, dan hasilnya dituangkan dalam bentuk Berita
Acara oleh Tim Panitia Tata Batas Kawasan Hutan pada tahun 2008. Kegiatan
ini ditujukan dalam rangka penetapan status hukum kawasan hutan dari status
Kawasan Pinjam Pakai antara Badan Litbang Kehutanan dengan Perum
Perhutani menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Cikampek, sesuai SK
Menhut No. 305/Kpts-II/2003 tanggal 11 September 2003.

4.3.4. Rumah Dinas Petugas Lapangan/Kantor dan Wisma tamu


Bangunan rumah dinas yang diperuntukan bagi Petugas Lapangan
KHDTK Cikampek terletak di petak 155. Bangunan dibuat permanen dengan
luas bangunan 54 m2. Selain sebagai rumah dinas juga difungsikan sebagai pusat
informasi kegiatan penelitian. Selain itu terdapat pula wisma tamu untuk tamu
seluas 54 m2 yang dilengkapi 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, terletak di petak
165 dengan kondisi baik.

4.4 Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar KHDTK Cikampek


KHDTK Cikampek dikelilingi oleh lima desa yakni Sarimulya, Cikampek
Timur, Cikampek Pusaka, Kamojing dan Cinangka.Salah satu bentuk interaksi
masyarakat desa sekitar kawasan KHDTK Cikampek adalah dengan adanya 24
warung yang menjual aneka makanan kecil dan minuman yang menyebar tidak
teratur di pinggir jalan raya KHDTK Cikampek. Perencanaan ke depan warung-
warung tersebut akan diatur menjadi 10 warung saja dan berada dalam satu titik
lokasi agar lebih tertata dengan baik. Terdapat pula kegiatan pembuangan
sampah yang telah dilakukan masyarakat sekitar di areal KHDTK Cikampek.
Perencanaan ke depan akan mencoba memberikan alternatif solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
26

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Obyek Interpretasi


Obyek interpretasi yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa potensi
sumberdaya alam (potensi fisik dan biologi) dan potensi sosial budaya. Potensi
fisik antara lain sawah, goa Kembang, areal outbond, sungai Cicunut dan areal
kosong. Sedangkan potensi biologinya antara lain flora dan fauna. Selain itu
potensi sosial budaya berupa kesenian tradisional, tarian tradisional, upacara
tradisional dan cara bertani padi masyarakat Cikampek. Keseluruhan obyek
interpretasi tersebut dijelaskan pada Gambar 2 dibawah ini

Gambar 2 Peta potensi obyek interpretasi KHDTK Cikampek.

5.1.1 Potensi Fisik

5.1.1.1. Sawah
KHDTK Cikampek dikelilingi dengan sawah milik masyarakat. Sawah
tersebut ditanami dengan padi, kacang tanah, ubi jalar, cabai dan lainnya. Areal
sawah ini dapat dijadikan obyek menarik bagi pengunjung. Pada areal ini
27

pengunjung dapat menikmati pemandangan sawah. Pemandangan sawah dapat


terlihat pada Gambar 3 dibawah ini.

(a) (b)
Gambar 3 (a) Pemandangan sawah di sore hari, (b) Pematang sawah.

Kegiatan yang dapat dilakukan di areal sawah tersebut antara lain cara bercocok
tanam, bermain didalam lumpur, menikmati pemandangan sawah, fotografi dan
lainnya.

5.1.1.2 Goa Kembang


Goa Kembang terletak didekat aliran sungai Cicunut.Goa tersebut diberi
nama goa kembang karena KHDTK Cikampek lebih dikenal dengan nama desa
kebon kembang. Pada jaman dahulu sepanjang jalan pintu masuk KHDTK
Cikampek sampai mendekati pasar ditumbuhi pohon berbunga sehingga
menyebabkan daerah ini disebut kebon kembang.Goa ini akan terendam air
apabila sungai Cicunut meluap karena perbedaan tinggi goa denganaliran sungai
hanya 0,25 meter. Tinggi goa Kembang ± 4 meter dengan lebar mulut goa ± 1
meter. Pada bagian mulut goa dipenuhi tanaman merambat sedangkan bagian
dalam goa dipenuhi lumpur dan air. Kondisi goa Kembang terlihat pada Gambar
4 dibawah ini.

Gambar 4 Mulut goa Kembang.


28

Jalan setapak menuju Goa Kembang berupa tanah liat dengan lebar jalan 1
meter. Jalan tersebut ditumbuhi dengan liana dan tumbuhan bawah seperti
Harendong biasa (Melastoma malabathricum) dan putri malu (Mimosa pudica).
Pada jaman dahulu banyak para petapa yang mengunjungi goa ini untuk
melakukan ritual sehingga banyak sesajen yang tertinggal didalam goa. Namun
sekarang ini sudah tidak ada yang memasuki goa ini dikarenakan masyarakat
takut akan terjadi sesuatu yang berbahaya atau bertemu dengan ular berbisa.
5.1.1.3 Areal Outbond (Bekas Areal Pertarungan sinetron “Nyi Pelet”)
Pada tahun 2001 lokasi KHDTK Cikampek sering dijadikan area syuting
berbagai film kolosal. Bekas areal syuting pertarungan masih tersisa sampai
sekarang. Areal kosong tersebut dikelilingi pohon Hymenaea courbarilll, Khaya
senegalensis dan Pterygota alata yang usianya puluhan tahun.Suasana dibawah
areal ini menyejukkan karena dipenuhi dengan pohon rindang. Bagian bawah
areal ini ditutupi dengan serasah dedaunan dan tanah yang cukup keras sehingga
cocok jika digunakan sebagai areal bermain. Didalam areal ini dapat dilakukan
berbagai aktifitas forest outbond mengingat area yang cukup luas, teduh dan
dikelilingi pohon-pohon besar. Kondisi tersebut terlihat pada Gambar 5 dibawah
ini.

Gambar 5 Areal outbond (bekas syuting sinetron Nyi Pelet).

5.1.1.4 Sungai Cicunut


Sungai Cicunut merupakan sungai yang berbatasan langsung dengan
KHDTK Cikampek. Sungai ini merupakan satu-satunya sumber air bagi
kawasan hutan tersebut. Sungai Cicunut merupakan aliran pembuangan dari hulu
situ Kamojing dengan debit tidak konstan sepanjang tahun. Sungai Cicunut
akan melimpah airnya jika daerah hulu mengalami kelebihan air sehingga
mengkibatkan aliran air yang cukup deras. Namun jika tidak terdapat limpasan
29

air dari daerah hulu maka aliran airnya tidak terlalu deras. Aliran sungai Cicunut
terlihat pada Gambar 6 dibawah ini.

Gambar 6 Aliran sungai Cicunut.

Pada jaman dahulu di sungai Cicunut banyak terdapat biawak (Varanus


salvator) namun sekarang sudah jarang ditemui. Hal ini dikarenakan banyak
diburu oleh masyarakat. Selain biawak juga terdapat berbagai jenis ikan, udang
dan kepiting.

5.1.1.4 Areal kosong


Areal ini merupakan areal yang dipinjamkan oleh pengelola KHDTK
Cikampek kepada masyarakat sekitar untuk mengelola areal tersebut dengan
sistem tumpang sari. Namun sebelumnya telah dilakukan perjanjian kontrak
yang menyebutkan bahwa masyarakat bersedia pindah jika areal tersebut
digunakan oleh KHDTK Cikampek. Areal ini cukup berpotensi sebagai
arealcamping ground. Keunggulan areal ini digunakan sebagai camping ground
karena kondisi tanah cukup datar, terdapat pepohonan sehingga dapat menjadi
peneduh, penahan erosi dan penyimpan cadangan air. Kondisi tersebut terlihat
pada Gambar 7 dibawah ini.

Gambar 7 Areal kosong.


30

5.1.2 Potensi biologi


Potensi biologi yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa fauna dan flora
(tumbuhan bawah dan pepohonan).

5.1.2.1 Fauna
Fauna di KHDTK Cikampek cukup beragam, hal itu terlihat dari hasil
yang didapat dari lapangan dapat dilihat dari grafik berikut:

Fauna di KHDTK Cikampek


16
14
12
10
Jumlah

8
6
4
2
0
Mamalia Burung Reptil Kupu-kupu

Gambar 8 Fauna di KHDTK Cikampek.

Fauna di KHDTK Cikampek yang paling banyak ditemui adalah burung.


Jumlah burung yang berhasil dijumpai di KHDTK berjumlah 15 jenis burung.
Burung-burung tersebut terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3 Daftar jenis burung yang dijumpai di KHDTK Cikampek

Kategori
NO Nama Lokal Nama Ilmiah Famili
kelangkaan*
1. Cinenen pisang Orthomus sutorius Silviidae Least Concern
2. Walet linchi Collocalia linchi Apodidae -
3. Cinenen jawa Orthotomus sepium Silviidae Least Concern
4. Pelanduk topi hitam Pellorneum capistratum Timaliidae Least Concern
5. Layang-layang rumah Delichon dasypus Hirundinidae Least Concern
6. Bondol jawa Lonchura Estrildidae Least Concern
leucogastroides
7. Kacamata biasa Zosterops palpebrosus Zosteropidae Least Concern
8. Cabai jawa Dicaeum trochileum Dicaeidae Least Concern
9. Anis merah Zoothera citrine Turdidae Least Concern
10. Betet jawa Psittacula alexandri Psittacidae Least Concern
11. Cekakak sungai Todirhamphus chloris Alcedinidae -
12. Perenjak jawa Prinia familiaris Silviidae Least Concern
13. Wiwik uncuing Cuculus sepulcralis Cuculidae -
14. Perkutut Geopelia striata Columbidae Least Concern
15. Tekukur biasa Streptopelia chinensis Columbidae -
* = kategori kelangkaan berdasarkan IUCN Redlist
31

Famili yang paling banyak ditemukan di KHDTK Cikampek adalah


Silviidae (Prinia familiaris, Orthotomus sepium, dan Orthotomus sutorius).
Famili tersebut cukup mampu beradaptasi dengan kondisi habitat yang terdapat
di KHDTK Cikampek. Kondisi habitat di KHDTK Cikampek cukup terbuka
sehingga banyak burung yang memanfaatkan tajuk untuk bersarang dan
bermain. Keberadaan burung tersebut dipengaruhi oleh kondisi habitat di
KHDTK Cikampek. Burung dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam,
baik habitat hutan maupun habitat bukan hutan. Secara umum burung
memanfaatkan habitat tersebut sebagai tempat mencari makan, beraktifitas,
berkembangbiak dan berlindung (Darmawan 2006).
Beberapa jenis pepohonan yang dijadikan sumber pakan dan tempat
bersarang bagi burung adalah sengon (Paraserianthes falcataria),gmelina
(Gmelina arborea), akasia (Acacia auriculiformis), kayu balil (Hymenaea
courbarill) dan lainnya. Keanekaragaman jenis burung tersebut dapat menjadi
potensi wisata KHDTK Cikampek yang dapat menarik pengunjung untuk
melihat dan menikmati keanekaragaman burung yang ada.

a. Mamalia
Mamalia yang ditemukan di KHDTK Cikampek berjumlah empat jenis,
Jenis mamalia yang berhasil ditemukan di KHDTK Cikampek dapat ditunjukkan
pada Tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4 Daftar jenis mamalia yang dijumpai di KHDTK Cikampek
NO Nama Lokal Nama Latin Famili Status Perlindungan
1 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis Cercopithecidae Least Concern
2 Bajing tanah bergaris Lariscus insignis Sciuridae Least Concern
tiga
3 Musang Paradoxurus Viverridae Least Concern
hermaphrodites
4 Babi hutan Sus scrofa Suidae Least Concern
* = kategori kelangkaan berdasarkan IUCN Red List
Keempat jenis mamalia tersebut dapat digunakan sebagai daya tarik bagi
pengunjung untuk melihat, mengetahui, mempelajari jenis, dan morfologi
mamalia yang ditemukan. Salah satu jenis mamalia yang dapat dijadikan daya
tarik bagi pengunjung adalah bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis).
Pengunjung dapat mengamati morfologi, perilaku bajing meloncat dari satu
pohon ke pohon lainnya, makan buah-buahan yang terdapat di pohon, dan
32

berkejar-kejaran dengan bajing lainnya. Bajing tanah bergaris tiga (Lariscus


insignis) lebih mudah dijumpai dibandingkan dengan mamalia yang lainnya
karena bajing mempunyai ruang habitat yang lebih menyebar dibandingkan
dengan mamalia lainnya yang terkonsentrasi pada habitat tertentu.

b. Kupu-kupu
Kupu-kupu yang berhasil dijumpai di KHDTK Cikampek terdiri dari 13
jenis. Beberapa jenis kupu-kupu yang ditemukan di KHDTK Cikampek antara
lain Doleschallia bisaltidae bisaltidae, Euploea phaenarete pavettae,
Hypolimnas bolina bolina, Ideopsis juventa juventa, dan lainnya. Berbagai jenis
kupu-kupu tersebut di areal semak-semak yang terletak didepan kolam
pemancingan milik warga membentang disepanjang sawah.

(a) (b)
Gambar 9 (a) Doleschallia bisaltidae bisaltidae, (b) Ideopsis juventa juventa.

Areal tersebut banyak ditemukan kupu-kupu karena arealnya cukup


terbuka sehingga langsung mendapat cahaya matahari, ditemukan beberapa
pakan kupu-kupu berupa Citrus sp dan tumbuhan berbunga seperti tembelekan
(Lantana camara), Harendong biasa (Melastoma malabatricum) dan kayu manis
(Cinnamomum burmanni). Potensi ini sangat menarik karena dapat menjadi
salah satu potensi biologi yang dapat mendukung perencanaan interpretasi di
KHDTK Cikampek. Beberapa jenis kupu-kupu dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Daftar jenis kupu-kupu yang dijumpai di KHDTK Cikampek
NO Nama Latin Famili
1 Ariadne ariadne ariadne Nymphalidae
2 Athyma perius perinus Nymphalidae
3 Catopsilia Pomona Pieridae
4 Doleschallia bisaltidae bisaltidae Nymphalidae
5 Euploea phaenarete pavettae Nymphalidae
6 Eurema hecabe sankapura Pieridae
7 Hypolimnas bolina bolina Nymphalidae
33

Lanjutan Tabel 5 Daftar jenis kupu-kupu yang dijumpai di KHDTK Cikampek


NO Nama Latin Famili
8 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae
9 Junonia atlites atlites Nymphalidae
10 Melanitis leda simessa Nymphalidae
11 Mycalesis horsfieldi horsfieldi Nymphalidae
12 Rohana parisatis javana Nymphalidae
13 Junonia hedonia ida Nymphalidae
8 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae

Kupu-kupu menyukai tempat-tempat yang bersih dan sejuk serta tidak


terpolusi oleh pestisida, asap dan bau yang tidak sedap. Oleh karena itu kupu-
kupu merupakan salah satu spesies dari kelompok serangga yang dipergunakan
sebagai indikator terhadap perubahan ekologis (Saputro 2007). Komponen
habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya vegetasi
sebagai sumber pakan dan pelindung. Apabila tidak ada vegetasi sebagai
sumber makanan ataupun kurang dari jumlah yang dibutuhkan, maka akan
terjadi pergerakan kupu-kupu untuk mencari daerah baru yang banyak terdapat
vegetasi sebagai sumber makanannya. Apabila tidak ada vegetasi sebagai
sumber makanan, maka dapat menyebabkan kematian. Demikian pula halnya
dengan vegetasi yang digunakan sebagai tempat untuk berlindung dari serangan-
serangan predator dan sebagai tempat berkembangbiak (Clark et al (1966) diacu
dalam Saputro 2007).

c. Reptil

Reptil yang ditemukan di KHDTK Cikampek berjumlah enam jenis, yakni


cicak hutan (Crytodactylus fumosus), kadal kebun (Eutrophis multifasciata),
viper pohon (Trimeresurus albolabris), ular lidah api (Dendralapis pictis), cicak
terbang (Draco sp), dan bunglon (Bronchocela jubata). Keseluruhan potensi
reptil tersebut dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk mempelajari
lebih dalam mengenai reptil.
34

(a) (b)
Gambar 10 (a) Draco sp, (b) Trimeresurus albolabris.
Tajjali (2011) menyatakan bahwa keanekaragaman reptil yang ditemukan
selain menjadi potensi wisata juga berperan sangat penting dalam kelompok
predator karena banyak berinteraksi sebagai penyeimbang dalam suatu habitat.
Mangsanya berupa serangga, ikan, telur, mamalia bahkan reptil lain. Oleh
karena itu reptil memiliki beberapa perilaku yang digunakan untuk berburu
ataupun bertahan diri dari pemangsa seperti mimikri, mengeluarkan racun,
caudal autotomi dan mengandalkan beberapa bagian tubuhnya yang dapat
menarik mangsanya, seperti ular viper pohon (Trimeresusrus albolabris) yang
memiliki ekor seperti cacing yang dapat digunakan untuk memancing mangsa.
Untuk bertahan diri famili Geckonidae dapat memutuskan ekornya (caudal
autotomi) apabila merasa terancam. Perilaku tersebut dapat menjadi atraksi
wisata minat khusus bagi para penggemar reptil.

5.1.2.2 Flora KHDTK Cikampek


Flora KHDTK Cikampek diklasifikasikan berdasarkan habitusnya
sehingga diperoleh dua macam habitus yakni tumbuhan bawah (herba) dan
pohon.
a. Tumbuhan bawah
Tumbuhan bawah di KHDTK Cikampek diindentikasi berdasarkan yang
dimanfaatkan masyarakat sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan obat adalah
tumbuhan yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam
penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah
mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak
mengandung zat aktif tertentu tetapi mengandung efek resultan atau sinergi dari
berbagai zat yang berfungsi mengobati (Esha 2008). Sedangkan menurut Zuhud,
Ekarelawan dan Riswan (1994), tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan
35

obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang


dikelompokkan menjadi:
1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu jenis tumbuhan yang diketahui atau
dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai
bahan baku obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern, yaitu jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat sebagai
obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, yaitu jenis tumbuhan yang diduga mengandung
senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan
secara ilmiah atau medis dan penggunaanya sebagai bahan obat tradisional
sulit untuk ditelusuri.

Tumbuhan bawah yang terdapat KHDTK Cikampek memiliki potensi


sebagai tumbuhan obat. Beberapa jenis tumbuhan bawah dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai obat penyakit tertentu. Jenis tumbuhan obat yang ditemukan
dan dimanfaatkan bagi masyarakat berjumlah 11 jenis, tumbuhan obat tersebut
adalah babadotan (Ageratum conyzoides), balakacida (Mikania cordata), daun
dewa (Gynura segetum), daun katuk (Sauropus androgynus), Harendong biasa
biasa (Melastoma malabathricum), Harendong biasa (Melastoma candidum),
kahit hutan, karuk (Piper sarmentosum), pare hutan (Momordia charantia), putri
malu (Mimosa pudica), dan jamblang hutan (Syzygium cumini). Keseluruhan
tumbuhan obat tersebut mengandung khasiat untuk mengobati berbagai jenis
penyakit. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain rematik, kanker, panas,
pendarahan, muntah darah, infeksi kerongkongan, dan penyakit lainnya. Salah
satu contoh tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat adalah tanaman pare
(Momordia charantia) yang dapat mengobati batuk, radang tenggorokan, sakit
mata merah, demam malaria, kencing manis, rematik, sariawan, bisul, abses,
sakit liver, sembelit dan cacingan.
36

Gambar 11 Pare (Momordia charantia).


d. Pohon di KHDTK Cikampek
Pohon yang terdapat di KHDTK Cikampek terdiri dari jenis
Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae. Pohon tersebut merupakan pohon
hasil introduksi baik dari dalam maupun luar negeri. Pohon yang terdapat di
KHDTK Cikampek berjumlah 63 jenis dengan 27 jenis exotic. Beberapa jenis
pohon exotic antara lain Acacia catechu berasal dari India, Alstonia congensis
berasal dari Afrika, Cecropia peltata berasal dari Amerika, Trachylobium
verrucosum berasal dari Hawai, Sterculia foetidaberasal dari Honduras,
Piptadenia peregrine berasal dari Brazilia, Lagerstroemia loudoni berasal dari
Thailand, Dalbergia fusca berasal dari Vietnam, Acacia confuse berasal dari
Formosa.
Jenis pohon yang ditemukan diKHDTK Cikampek terdiri dari 26 famili,
famili yang paling banyak ditemukan adalah Fabaceae dengan17 jenis dan
Meliaceae dengan 9 jenis, famili yang lain rata-rata hanya berjumlah satu
spesies. Famili Fabaceae menempati posisi tertinggi karena famili jenis ini
merupakan salah satu famili terbesar di dunia yang dapat dengan mudah tumbuh
di berbagai ekosistem karena kemampuannya dapat mengikat (fiksasi) nitrogen
langsung dari udara (tidak melalui cairan tanah) karena bersimbiosis dengan
bakteri tertentu pada akar atau batangnya (http://waynesword.palomar.edu).
Jenis pohon dari famili Fabaceae juga merupakan jenis yang paling banyak
ditanam oleh pengelola KHDTK pada tahun 1938 – 2009. Selain itu Fabaceae
memiliki tajuk yang lebar dan menghasilkan buah sehingga dapat dimanfaatkan
bagi satwa untuk tempat bersarang dan memperoleh makanan. Famili pohon di
KHDTK Cikampek terlihat pada Gambar 12 dibawah ini.
37

Famili Pohon di KHDTK Cikampek


18
16
Jumlah 14
12
10
8
6
4
2
0

Meliaceae

Bombaceae
Bombacaceae
Fabaceae

Ebenaceae

Rhamnaceae
Myrtaceae

Verbenaceae
Dipterocarpaceae

Styracaceae
Moraceae

Sterculiaceae
Graminaceae

Combretaceae
Pinaceae
Casuarinaceae

Anacardiaceae

Lythraceae
Rutaceae
Guttiferae
Apocinaceae
Rubiaceae

Santalaceae
Bignuniaceae
Euphorbiaceae
Burseraceae

Gambar 12 Diagram Famili Pohon di KHDTK Cikampek.

Pohon di KHDTK Cikampek memiliki kegunaan tertentuseperti terlihat


pada Gambar 13 berikut ini:

Kegunaan Pohon
Kayu bangunan Obat kuat
penyakit pernafasan obat kulit
obat rematik Bahan Pengawet
11%
11% 45%

11%
11% 11%
Gambar 13 Kegunaan pohon.

Pohon di KHDTK Cikampek paling banyak digunakan sebagai kontruksi


bangunan (45%). Pohon yang digunakan dalam kontruksi bangunan adalah
Diospyros celebica, Tectona grandis, Gmelina arborea, Acacia auriculiformis,
Swietenia macrophylla, Paraserianthes falcataria, Pterocarpus indicus, dan
Eusideroxylon swageri. Sedangkan kegunaan lainnya antara lain sebagai bahan
pengawet, obat kuat, penyakit pernafasan, obat rematik dan obat kulit.

5.1.3 Potensi Sosial Budaya


Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa obyek interpretasi budaya atau
sejarah dapat berupa batu-batu megalitik, situs, benda purbakala, bekas
pemukiman yang sudah lama ditinggalkan, dan pemukiman serta perikehidupan
penduduk asli, baik yang ada dalam maupun sekitar kawasan konservasi. Potensi
sosial budaya yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa kesenian tradisional,
tarian tradisional, cara bertani masyarakat Cikampek, dan upacara tradisional.
38

a. Kesenian tradisional
Desa Cikampek memiliki kesenian sunda yang masih lestari sampai
sekarang. Kesenian tersebut adalah wayang golek dan tarian tradisional.
Kesenian tersebut dapat ditemukan di desa Sarimulya. Kesenian wayang golek
cukup dikenal oleh masyarakat Cikampek, bahkan di desa Cikampek sendiri
terdapat seorang dalang yang cukup terkenal karena sering tampil di berbagai
pertunjukan baik tingkat daerah maupun nasional. Kesenian wayang golek
menampilkan berbagai lakon cerita kebudayaan sunda yang menarik bagi para
penonton. Beberapa lakon cerita tersebut antara lain Arjuna sastrabahu,
Ramayana, Bharatayuda dan somatri ngenger. Salah satu pertunjukan wayang
golek dengan lakon “Somatri Ngenger” cukup disenangi pengunjung karena
beberapa tokoh wayang mengeluarkan lelucon sehingga membuat
suasana menjadi ramai dengan sorak-sorak dan tepuk tangan dari para penonton.
Kesenian wayang golek dan peralatan tradisionalnya terlihat pada Gambar 14.

(a) (b)
Gambar 14 (a) wayang golek, (b) alat musik gamelan.

Kesenian wayang golek dimainkan dengan menggunakan alat musik


tradisional. Alat tradisional yang digunakan yaitu saron, penerus, peking,
bonang, rincik, gendang, jenglong, kecapi dan seruling. Pertunjukan wayang
golek biasanya dimainkan oleh seorang dalang, asisten dalang dan pemain musik
tradisional. Pertunjukan ini biasanya dilakukan mulai dari pukul 10 pagi hingga
pukul 3 subuh. Keberadaan pertunjukan seni wayang golek di masyarakat
memberikan manfaat untuk menambah ilmu dan melestarikan dunia seni budaya
sunda yang ada.Wayang golek dapat menjadi salah satu potensi kebudayaan
yang dapat menarik para pengunjung untuk menikmati kekhasan kesenian
tradisional sunda di dalam kawasan hutan.
39

b. Tarian tradisional
Tarian tradisional berada di kampung Babakan Jati, desa Cikampek Timur.
Di desa tersebut masih terdapat perkumpulan sanggar tari seni tradisional dan
kreasi tradisional modern yang cukup terkenal di kabupaten Karawang. Sanggar
tari ini diberi nama “Surya Medal”. Sanggar ini didirikan pada tanggal 10
Agustus 1964, arti sebuah nama “Surya Medal”adalah matahari terbit. Sanggar
tari Surya Medal disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
wilayah Provinsi Jawa Barat Kantor Kabupaten Karawang pada tanggal 16
Januari 1995 dengan berkedudukan di desa Sarimulya, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang. Sanggar tari “Surya Medal” merupakan wadah seni yang
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar seni dalam rangka menggali,
mengembangkan dan melestarikan seni kedaerahan khususnya seni
sunda.Program kerja sanggar tari “Surya Medal” adalah sebagai berikut:
1. Menggali, membina, mengembangkan, melestarikan seni budaya
khususnya seni tari dan kesenian daerah.
2. Menambah/memperkaya khasanah tari dan kesenian tradisi yang
bercorak kedaerahan.
3. Memperkaya nilai budaya nasional.
4. Menjalin persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka mensukseskan
program pemerintah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Keberhasilan Sanggar tari “Surya Medal” seharusnya menjadi pemicu
masyarakat untuk ikut serta melestarikan kesenian tradisional yang dimiliki.
Tarian tradisional tersebut dapat menjadi obyek kebudayaan yang menarik bagi
pengunjung KHDTK Cikampek. Beberapa contoh tarian tradisional pada
sanggar tari “Surya Medal” adalah tarian klasik sunda dan tarian kreasi modern
seperti terlihat pada Gambar 15.

(a) (b)
Gambar 15 (a) Tari kreasi modern, (b) Tari klasik sunda.
40

Keberadaan sanggar tari ini cukup penting bagi desa Cikampek timur
karena dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung mengenai aneka tarian
tradisional dan menajaga kelestarian kesenian sunda.
c. Upacara tradisional
Kegiatan Upacara Tradisional yang masih dilaksanakan terutama di Desa
Kamojing adalah acara Hajat Bumi. Kegiatan tersebut biasanya menampilkan
hiburan wayang golek dan tari jaipong. Selain itu masyarakat juga menyiapkan
aneka tumpeng dan makanan tradisional. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan
setahun sekali sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
atas limpahan rejeki yang telah diterima.
d. Cara bertani padi masyarakat Cikampek
Masyarakat desa Cikampek mempunyai cara bertani yang unik dan
tradisional. Petani Cikampek masih menggunakan peralatan tradisional untuk
mengusir burung yang terdapat di pematang sawah. Peralatan tradisional
tersebut terbuat dari rangkai bambu, benang dan kaleng biskuit yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga dapat mengeluarkan bunyi-bunyian sehingga memberi
efek jera kepada burung supaya tidak memakan padi yang ditanam.
Peralatan tradisional lainnya terbuat dari papan kayu. Papan tersebut
digunakan untuk memukul seikat padi supaya butiran padi terlepas dari
tangkainya. Namun kelebihannya peralatan ini tidak mengeluarkan asap dan
tidak menggunakan bahan bakar. Kedua peralatan tradisional tersebut terlihat
pada Gambar 16.

(a) (b)
Gambar 16 (a),(b) Peralatan tradisional petani Cikampek

5.2 Jalur di KHDTK Cikampek


Jalur yang dimiliki KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah. Jalur tersebut
adalah sebagai berikut :
41

5.2.1 Jalur 1 (Jalur Stasiun Klimatologi - Areal Berkumpul)


Jalur Stasiun Klimatologi- Areal Berkumpul memiliki panjang ± 1578
meter dengan waktu tempuh ± 2 jam. Jalur ini berupa jalan setapak selebar 1
meter dengan dipenuhi serasah pepohonan. Jalur ini memiliki potensi fisik dan
biologi, potensi fisik yang terdapat pada jalur ini antara lain stasiun klimatologi,
goa Kembang, areal penanaman ganitri, tegakan pohon nyawai (Ficus
variagata), pohon Hymenaea courbarilll, areal outbond, bekas sumur nyi pellet
dan berakhir pada areal berkumpul. Sedangkan potensi biologi terdiri dari flora
dan fauna. Jenis flora yang terdapat di sepanjang jalur adalah sebagai berikut
Hymenaea courbarilll, Paraserianthes falcataria, Pornis, Eucalyptus alba,
Khaya senegalensis, Diospyros celebica, Swietenia macrophylla, S. tonkinensis,
Delonix regia, tanaman ganitri, Aleuratus mollucana, Pterocarpus indicus,
Ricinodendron africanum, Cecropia peltata, Sedrela Mexicana,danSalacca
zalacca.
Jenis fauna yang terdapat disepanjang jalur ini adalah sebagai berikut cicak
terbang (Draco sp), burung cinenen pisang (Orthotomus sutorius), burung wiwik
uncuing (Cuculus sepulcralis), burung layang-layang rumah (Delichon dasypus),
bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis), kadal kebun (Eutrophis
multifasciata), babi hutan (Sus scrofa), musang (Paradoxurus hermaphrodites),
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),burung tekukur biasa (Streptopelia
chinensis),burung perkutut (Geopelia striata), burung anis merah (Zoothera
citrine), burung kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), burung wallet linchi
(Collocalia linchii).

5.2.2 Jalur 2 (Jalur Persemaian – Areal bermain)


Jalur Persemaian-Areal bermain merupakan jalur yang dapat menunjukkan
beraneka jenis pohon langka yang terdapat di KHDTK Cikampek.Selain itu di
jalur ini dapat digunakan sebagai areal bermain didalam hutan. Panjang jalur ini
± 1019 meter dengan waktu tempuh ± 2 jam. Jalur tersebut berupa jalan setapak
berupa tanah dengan lebar jalur 0,5 meter. Kondisi jalur ini relatif datar dan
tidak ada tanjakan. Potensi yang terdapatdi jalur interpretasi ini terdiri dari
potensi fisik dan biologi. Potensi fisik yang terdapat di sepanjang jalur adalah
42

tegakan hutan tanaman, persemaian, dan areal kosong sebagai areal bermain.
Sedangkan potensi biologi terbagi dalam potensi flora dan fauna.
Flora yang terdapat di jalur ini adalah Hymenaea courbarilll, Trachylibium
verrucosum, Diospyros celebica, Tectona grandis, Cecropia peltata, Gmelina
arborea, Acacia auriculiformis, Swietenia macrophylla, Pterygota alata,
Paraserientes falcataria, Khaya senegalensis, Terminalia arjuna,Eucaliptus
alba, Eusideroxylon swageri, Pterocarpus indicus, Calophyllum inophyllum,
Piptadenia peregrina, bambu kresi, Melastoma malabathricum, dan Mimosa
pudica.
Jenis fauna yang berhasil diidentifikasi yaitu bunglon (Bronchocela
jubata), viper pohon (Trimeresurus albolabris), kadal kebun (Eutrophis
multifasciata), bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis), burung wiwik
uncuing (Cuculus sepulcralis), burung perenjak jawa (Prinia familiaris), burung
cekakak sungai (Todirhamphus chloris), burung betet jawa (Psittacula
alexandri), burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides), burung cinenen
jawa (Orthotomus sepium), burung wallet linchi (Collocalia linchii), burung
pelanduk topi hitam (Pellorneum capistratum), burung cabai jawa (Dicaeum
trochileum) dan burung cinenen pisang (Orthotomus sutorius).

5.2.3 Jalur 3 (Jalur Goa Kembang)


Jalur Goa Kembang merupakan jalur interpretasi dengan obyek interpretasi
Goa kembang. Namun sebelum mencapai goa tersebut akan melewati beberapa
obyek yang menarik diantaranya stasiun klimatologi milik KHDTK Cikampek,
di stasiun ini dapat melihat secara langsung alat yang biasanya digunakan
untukmengukur curah hujan dan cuaca. Obyek lainnya adalah tegakan sengon
(Paraserianthes falcataria), akasia (Acacia auriculiformis A.Gunn), tumbuhan
bawah (Lantana camara), Harendong biasa (Melastoma malabathricum),
jamblang hutan (Syzygium cumini), bambu, pornis dan hamparan semak-semak.
Selain itu satwa liar yang ditemui disepanjang jalur antara lain layang-layang
rumah (Delichon dasypus), wallet linchi (Collocalia linchii), tekukur
(Streptopelia chinensis), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), cicak terbang
(Draco sp)dan bajing bergaris tiga (Lariscus insignis).
43

Jalur goa Kembang memiliki panjang ±600 meter dengan waktu tempuh ±
30 menit. Jalur ini berupa jalan setapak selebar 1 meter dengan dipenuhi serasah
pepohonan. Obyek interpretasi utama jalur ini adalah Goa Kembang yang
terletak di pinggir sungai Cicunut. Sesampainya dipinggir sungai harus masuk
kedalam aliran sungai dan berjalan arah tepian sungai ± 2 meter untuk mencapai
mulut goa tersebut. Mulut goa Kembang ± 1 meter dengan bagian dinding goa
berlumpur sehingga hanya dapat dinikmati dari bagian luar saja, karena
berbahaya jika masuk kedalamnya. Apalagi jika kondisi sungai Cicunut cukup
deras yang mengakibatkan air masuk kedalam goa. Atraksi masuk kedalam
sungai dan melihat mulut goa cukup menarik untuk dinikmati oleh pengunjung.

5.2.4 Jalur 4 ( Jalur Areal Kupu-kupu)


Jalur Areal kupu-kupuberupa jalan setapak tanah dengan diatasnya serasah
dedaunan. Panjang jalur ini ±700 meter dengan lebar jalur sebesar 1 meter.
Kondisi jalur ini relatif datar, tidak licin, tidak curam dan aman untuk dilewati
sehingga keselamatan pengunjung akan terjamin. Sebelum mencapai obyek
interpretasi utama, beberapa potensi yang dapat ditemui disepanjang jalur antara
lain pohon (Hymenaea courbarilll, Trachylibium verrucosum, Diospyros
celebica, Manilkara kauki, Tectona grandis, Cecropia peltata, Gmelina arborea,
Acacia auriculiformis, Pterygota alata dan Paraserientes falcataria).
Keseluruhan pohon tersebut mempunya khasiat dan keunikan masing-masing.
Salah satu contohnya daun dan buah Hymenaea courbarilll dapat digunakan
sebagai biogas dan kayu bakar. Selain itu kayu dari pohon Tectona grandis dan
Diospyros celebica merupakan kayu bernilai ekonomi tinggi.
Jenis fauna yang terdapat disepanjang jalur ini antara lain kadal kebun
(Eutrophis multifasciata), bajing bergaris tiga (Lariscus insignis), bunglon
(Bronchocela jubata), ular viper pohon (Trimeresurus albolabris). Selain itu
terdapat 13 jenis kupu- kupu yang menjadi obyek interpretasi utama pada jalur
interpretasi ini. Keseluruhan jalur di KHDTK Cikampek dapat terlihat pada
Gambar 17 dibawah ini.
44

Gambar 17 Peta jalur KHDTK Cikampek.


5.3 Pengunjung
Pengunjung merupakan pihak yang mendapatkan pelayanan dalam
kegiatan interpretasi. Oleh karena itu, karakteristik dan keinginan
pengunjungtermasuk kebutuhan mereka terhadap kegiatan interpretasi perlu
diidentifikasi (Heriyaningtyas 2009).

5.3.1 Karakteristik Pengunjung


Karakteristik responden pengunjung didominasi oleh responden yang
berjenis kelamin laki-laki berjumlah (73%), sedangkan untuk responden dengan
jenis kelamin perempuan berjumlah (27%). Menurut asal responden sebagian
besar pengunjung berasal dari dalam kota Karawang yaitu (71%), pengunjung
45

diluar kota Karawang berjumlah (26%) sedangkan pengunjung yang tidak


bersedia menjawab sebesar (3%). Responden mayoritas mempunyai tingkat
pendidikan setara SMA (53%) sedangkan yang berpendidikan SMP (18%).
Pengunjung yang masih duduk di SD (5%). Pengunjung yang memiliki
pendidikan diploma dan sarjana masing-masing adalah (9%) dan yang tidak
bersedia menjawab sebesar (15%). Berdasarkan jenis pekerjaan, mayoritas
responden bekerja sebagai karyawan swasta (38%), pelajar (27%), wiraswasta
(21%) sedangkan lainnya (14%).
Tabel 6 Karakteristik responden pengunjung
NO Karakteristik Presentase
1 Jenis kelamin
a. Laki-laki 73%
b. Perempuan 27%
2 Asal
a. Luar kota Karawang 26%
b. Dalam kota Karawang 71%
c. Tidak menjawab 3%
3 Tingkat pendidikan terakhir
a. SD ( Sekolah Dasar) 5%
b. SMP (Sekolah Menengah Pertama) 18%
c. SMA ( Sekolah Menengah Atas) 53%
d. Diploma dan Sarjana 9%
e. Tidak Menjawab 15%
4 Pekerjaan
a. Karyawan swasta 38%
b. Pelajar 27%
c. Wiraswasta 21%
d. Lainnya 14%
5 Kelompok umur
a. 0-6 tahun 0%
b. 7-12 tahun 0%
c. 13-18 tahun 35%
d. 19-24 tahun 29%
e. 25-55 tahun 34%
f. 56-79 tahun 0%
g. 80 tahun- keatas 0%
h. Tidak menjawab 2%

5.3.2 Modus Kunjungan dan Tujuan Kunjungan


Mayoritas pengunjung datang ke KHDTK Cikampek bersama teman
(73%). Mayoritas pengunjung datang ke kawasan bertujuan untuk menikmati
kesejukan dan pemandangan KHDTK Cikampek (74%). Hal tersebut dapat
terlihat pada Gambar 18 dibawah ini.
46

Tujuan Kunjungan
Modus Kunjungan
sendiri Teman 1% Menikmati kesejukan dan
Keluarga Lainnya pemandangan KHDTK
14%
7% Cikampek
Tidak Menjawab Melakukan penelitian
3% 1% 7%
74%
16%
Melihat tumbuhan dan
4% satwa

73% Lainnya

(a) (b)
Gambar 18 (a) Modus kunjungan, (b) Tujuan kunjungan.

5.3.3 Obyek yang Disukai Pengunjung di KHDTK Cikampek

KHDTK Cikampek memiliki beberapa potensi yang dapat dinikmati


pengunjung. Mayoritas responden memilih tumbuhan (76%), mayoritas
pengunjung lebih memilih tumbuhan karena KHDTK Cikampek ditumbuhi
beraneka jenis pohon yang menambah kesejukan, pengunjung yang datang ke
lokasi tersebut pada umumnya ingin menikmati kesejukan hutan ditengah
panasnya udara perkotaan sambil menikmati rimbunnya beraneka ragam
pepohonan didalam hutan. Obyek yang disukai pengunjung dapat terlihat pada
Gambar 19.

Objek yang disukai pengunjung

Satwaliar Tumbuhan Mitos/Legenda


Lainnya Tidak menjawab

9% 2% 6%
7%

76%

Gambar 19 Obyek yang disukai pengunjung.

Pengunjung yang datang ke kawasanakan memperoleh pengetahuan dan


pengalaman lebih setelah adanya pelayanan interpretasi alam. Pengunjung yang
ingin mengetahui lebih mendalam mengenai tumbuhan dan satwa liardapat
terpenuhi dengan kegiatan interpretasi tumbuhan dan satwa liar yang terdapat di
KHDTK Cikampek. Keingintahuan pengunjung tersebut dapat menjadi masukan
dalam pembuatan perencanaan interpretasi alam. Hal yang ingin diketahui
pengunjung dapat disajikan pada Gambar 20.
47

Hal yang ingin diketahui pengunjung


Satwaliar Tumbuhan Mitos/Legenda
Lainnya Tidak Menjawab
2% 6%
7% 9%

76%

Gambar 20 Hal yang ingin diketahui pengunjung.

Pengunjung KHDTK Cikampek memiliki keingintahuan yang tinggi


terhadap tumbuhan (76%). Mereka ingin mengetahui jenis pohon, bentuk pohon
dan manfaat dari pohon tersebut yang salah satunya memberikan kesejukan
kepada para pengunjung yang datang mengunjungi kawasan tersebut. Para
pengunjung juga tertarik terhadap mitos/legenda yang terdapat di KHDTK
Cikampek, satwa liar, dan hal lainnya yang menarik.

5.3.4 Aktifitas dan jenis wisata yang diinginkan pengunjung


Aktifitas yang sering dilakukan pengunjung ketika datang ke KHDTK
Cikampek adalah menikmati pemandangan hutan dan berteduh.Hal itu
dibuktikan dengan 43% responden menjawab menikmati pemandangan
merupakan aktifitas yang sering dilakukan ketika berkunjung di KHDTK
Cikampek. Kebanyakan pengunjung yang datang memang bertujuan untuk
berteduh dari panasnya matahari sekaligus menikmati kesejukan alam.KHDTK
Cikampek menjadi salah satu alternatif tempat untuk berteduh dan menikmati
pemandangan karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau dari
berbagai arah. Aktivitas pengunjung selengkapnya disajikan pada Gambar 21.

Aktivitas pengunjung
Piknik Bermain
Menikmati pemandangan Foto-foto
Tidak menjawab

4% 5%
14%

34%
43%

Gambar 21 Aktivitas pengunjung.

Pengunjung yang diwawancarai menginginkan beberapa jenis wisata yang


cocok dikembangkan di KHDTK Cikampek. Berdasarkan hasil wawancara
48

diperoleh (28%) pengunjung menginginkan adanya outbond didalam kawasan,


(22%) ingin menikmati pemandangan dan kesejukan alam dan kegiatan wisata
lain yang ingin dilakukan pengunjung didalam kawasan adalah bermain,
berkemah, photo hunting, piknik, olahraga dan kegiatan lainnya. Jenis wisata
yang cocok dikembangkan selengkapnya dapat terlihat pada Gambar 22.
Jenis wisata yang cocok dikembangkan
Piknik Bermain
Menikmati pemandangan Olahraga
Berkemah Photo hunting
4%2% 6%
15%

28%
22%

7%
12% 4%

Gambar 22 Jenis wisata yang cocok dikembangkan.

5.3.5 Fasilitas yang Diperlukan Pengunjung dalam Kegiatan Interpretasi


Perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek memerlukan fasilitas
pendukung kegiatan interpretasi. Tujuan dari data tersebut adalah untuk
mengetahui kebutuhan pengunjung akan kegiatan interpretasi. Fasilitas yang
diperlukan pengunjung dalam kegiatan interpretasi adalah papan arah (22%),
tempat sampah (14%), kamar mandi (14%), pusat informasi (14%) dan lainnya.
Pengunjung (22%) menginginkan fasilitas pendukung berupa papan arah. Papan
arah ini sangat diperlukan bagi pengunjung yang berasal dari luar Kabupaten
Karawang karena mereka belum mengetahui jalur menuju lokasi KHDTK
Cikampek. Fasilitas pendukung interpretasi lain yang juga diperlukan dapat
terlihat pada Gambar 23.
Permintaan Fasilitas Pendukung
1% 4% Papan arah
Papan nama
Papan cerita obyek
14% 22% Papan vandalisme
5% Shelter
8% Kamar mandi
5%
Tempat sampah
14% Peta obyek wisata
4% Pusat cinderamata
14% Pusat informasi
5% Lainnya
4%
Tidak Menjawab

Gambar 23 Permintaan fasilitas pendukung.

5.4 Kondisi Masyarakat


KHDTK Cikampek dikelilingi oleh lima desa yakni desa Sarimulya,
Cikampek Timur, Cikampek Pusaka, Kamojing dan Cinangka. Sebagian besar
49

penduduk di sekitar hutan penelitian menggantungkan hidupnya pada sektor


industri dan perdagangan. Pedagang dan buruh mendominasi hampir (70%) dari
total profesi yang terdapat pada masyarakat sekitar KHDTK (Rantek KHDTK
Cikampek). Masyarakat Cikampek mayoritas memiliki mata pencaharian
pedagang karena dekat dengan pasar tradisional Cikampek sehingga banyak
yang bekerja siang dan malam di pasar tersebut. Mata pencaharian masyarakat
cikampek selengkapnya dapat terlihat pada Gambar 24.
Mata pencaharian masyarakat
karyawan
15%

pedagang
tani 35%
15%

buruh
35%

Gambar 24 Mata pencaharian masyarakat.

Komposisi mata pencaharian kelima desa yang terletak di sekitar KHDTK


Cikampek dapat dilihat dari Tabel 7 dibawah ini
Tabel 7 Komposisi mata pencaharian penduduk di KHDTK Cikampek
NO Desa Pedagang Buruh Tani Karyawan
Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa %
1 Sarimulya 765 49.9 617 40.2 22 1.4 130 8,5
2 Cikampek Timur 2545 47.1 1381 25.6 270 5.0 1206 22,3
3 Cikampek Pusaka 129 5.4 1279 53.8 913 38.4 55 2,3
4 Kamojing 121 24.0 94 18.7 100 19.8 189 37,5
5 Cinangka 97 13.2 350 47.5 252 34.2 38 5,2
Total 3657 34.7 3721 35.3 1557 14.8 1618 15,3
Sumber : Rancangan teknis KHDTK Cikampek 2009

Komposisi mata pencaharian masyarakat desa Sarimulya dan Cikampek


timur didominasi sebagai pedagang. Sedangkan desa Cikampek Pusaka dan
Cinangka mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai buruh. Namun desa
Kamojing lebih maju dibandingkan keempat desa yang lain karena mayoritas
masyarakatnya memiliki pekerjaan sebagai seorang karyawan.
50

5.4.1 Persepsi Masyarakat


Kegiatan wisata alam di KHDTK Cikampek selama ini belum melibatkan
masyarakat desa sekitar hutan karena kegiatan wisata alam baru akan
direncanakan di kawasan tersebut. Namun interaksi masyarakat desa sekitarnya
dengan kawasan hutan cukup intensif terutama dalam hal pemanfaatan lahan
untuk tumpangsari. Salah satu bentuk interaksi masyarakat desa sekitar kawasan
hutan adalah dengan adanya 17 warung-warung yang menjual aneka makanan
kecil dan minuman yang menyebar tidak teratur di pinggir jalan raya KHDTK
Cikampek.
Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek menginginkan kegiatan wisata
yang alami namun menarik dan tidak merusak kawasan hutan. Masyarakat
merasakan manfaat yang luar biasa dengan adanya hutan tersebut. Manfaat yang
dirasakan antara lain menyediakan pasokan oksigen, menyediakan sumber air
bersih, dan melestarikan keanekaragaman flora dan fauna hutan.
Hasil wawancara masyarakat menunjukkan bahwa mereka berharap
apabila KHDTK Cikampek dikembangkan menjadi kawasan wisata yang
memiliki kegiatan interpretasi alam. Masyarakat ingin berpartisipasi dalam
kegiatan interpretasi alam tersebut dan menginginkan pengelolaan wisatanya
diserahkan langsung kepada mereka. Masyarakat sekitar hutan siap berperan
serta dalam kegiatan wisata termasuk menjadi seorang pemandu interpretasi
apabila telah mendapatkan pelatihan pemandu dari pengelola. Selain itu
masyarakat juga ingin menjual cinderamata, kerajinan tangan dan kegiatan lain
yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Kegiatan interpretasi
yang akan dilaksanakan di kawasan tersebut akan memperluas wawasan
masyarakat akan pentingnya menjaga hutan dan sumberdaya yang ada.

5.4.2 Keuntungan Masyarakat


Kegiatan wisata di KHDTK Cikampek secara umum mendapatkan
dukungan penuh dari masyarakat sekitar. Hal ini terbukti dengan responden yang
diwawancarai menyatakan menyetujui jika diadakan kegiatan wisata didalam
hutan. Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa kegiatan wisata akan
memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat karena akan membuka
peluang usaha bagi mereka.
51

Perencanaan kegiatan interpretasi yang diadakan di KHDTK Cikampek


akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat. Masyarakat berharap
akan mendapatkan lapangan pekerjaan baru, misalnya menjadi pemandu
interpretasi dan penyewaan guest house bagi pengunjung yang ingin menikmati
suasana malam hari di desa Cikampek. Selain itu masyarakat dapat
memperkenalkan dan menampilkan kebudayaan sunda dalam suatu pertunjukan
kesenian, kerajinan tangan ataupun kearifan lokalnya.Masyarakat sekitar
bersama dengan pengunjung memainkan aneka peralatan musik tradisional dan
tarian tradisional sunda.

5.4.3 Organisasi di Masyarakat


Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek khususnya desa Cikampek timur
memiliki wadah organisasi yakni karang taruna, kumpulan pengajian dan
Komite Penyelenggaraan Wisata Desa Cikampek Timur (KPP DCT). KPP DCT
merupakan wadah organisasi yang paling aktif dalam mendukung terlaksananya
kegiatan wisata di KHDTK Cikampek.
Komite Penyelenggara Wisata Desa Cikampek Timur terbentuk pada
tanggal 15 Desember 2011. Terbentuknya komite ini dilatarbelakangi dengan
adanya pertemuan antara pihak pemda karawang, litbang kehutanan dan
perwakilan masyarakat untuk membahas bentuk wisata yang cocok bagi
KHDTK Cikampek.Namun pertemuan tersebut belum ditindaklanjuti sampai
kurang lebih 1,5 tahun sehingga masyarakat cikampek timur mempunyai
gagasan untuk membentuk suatu organisasi demi mewujudkan terselenggaranya
kegiatan wisata di KHDTK Cikampek. Setelah melewati proses yang cukup
panjang dengan membuat permohonan dan proposal pengajuan kegiatan kepada
pihak litbang kehutanan, meminta dukungan masyarakat sekitar KHDTK
Cikampek, meminta dukungan bupati Karawang maka akhirnya resmi terbentuk
Komite Penyelenggara Pariwisata Desa Cikampek Timur (KPP DCT).
Pada saat ini keanggotaan komite berjumlah 11 orang, namun dapat
berubah sesuai dengan kebutuhannya. Komite juga bekerjasama dengan karang
taruna untuk merekrut anggota komite dari empat desa yang berbatasan langsung
dengan kawasan hutan. Selain itu komite siap untuk menerima pengarahan dan
pelatihan apapun dari pihak pengelola litbang kehutanan dalam rangka
52

meningkatkan kesiapan masyarakat sebelum direncanakan menjadi daerah


tujuan wisata.
Komite Penyelenggara Pariwisata Desa Cikampek Timur dibentuk
berdasarkan SK Disbudpar Kabupaten Karawang No: 556.1/71/PARIWISATA.
Berdasarkan SK tersebut maka KPP-DCT mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Peningkatan peran serta dunia usaha dan masyarakat dalam menata
pelayanan dan kebutuhan persinggahan wisatawan pada lokasi Obyek
dan Daerah Tujuan Wisata Desa Cikampek Timur Kecamatan
Cikampek Kabupaten Karawang.
2. Peningkatan kesadaran masyarakat didalam pengembangan
kepariwisataan.
3. Penggalangan usaha-usaha pencegahan akses yangmungkin timbul
sebagai pengembangan pariwisata dan atau membatasi pengaruh
tersebut serta meningkatkan daya tahan masyarakat dalam
mengahadapi akibat negatif kegiatan pariwisata.
4. Peningkatan keamanan, ketertiban dan kebersihan di lingkungan
Obyek dan Daerah Tujuan Wisata Desa Cikampek Timur Kecamatan
Cikampek Kabupaten Karawang.
5. Pemanfaatan, pengembangan dan peningkatan potensi obyek wisata
serta pelayanan jasa usaha kepariwisataan sesuai dengan
perundangan-undangan yang berlaku.
6. Peningkatan usaha kreatif masyarakat dalam rangka peningkatan
pendapatan masyarakat seiring dengan meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan.
7. Komite berkewajiban menyampaikan laporan perkembangan kegiatan
secara periodik setiap bulan kepada bupati melalui Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kebupaten Karawang untuk mengevaluasi potensi
Penerimaan Asli Daerah (PAD).
8. Komite berkewajiban melakukan koordinasi kegiatan dengan berbagai
pihak terkait.
Komite Penyelenggaraan Wisata Desa Cikampek Timur berdasarkan SK
mempunyai masa kerja 5 tahun. Selama ini kegiatan yang telah dilakukan oleh
53

komite adalah rapat rutin anggota setiap seminggu sekali, bersama-sama dengan
petugas litbang untuk patroli hutan dan pengamanan kawasan hutan tiap 2 kali
seminggu. Konsep wisata yang diajukan oleh pihak komite masih berproses
sampai sekarang mengingat status kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
penelitian sehingga harus dikaji secara mendalam dan tidak melanggar peraturan
pemerintah.

5.5 Pengelola
5.5.1 Program kegiatan Pengelola KHDTK Cikampek
KHDTK Cikampek merupakan kawasan hutan dengan tujuan penelitian
dan non penelitian. Status kepemilikan dan pengelolaan kawasan tersebut
dibawah Badan Litbang Kehutanan. Pengelola kawasan akan tetap
mempertahankan fungsi pokok hutan tersebut sebagai areal penelitian namun
akan mencoba mencari bentuk yang cocok dalam mengembangkan kegiatan non
penelitian. Salah satu kegiatan non penelitian yang dapat dikembangkan adalah
dengan melakukan kegiatan wisata, namun kegiatan wisata dilakukan secara
terbatas mengingat fungsi pokoknya sebagai areal penelitian.
Arah pengembangan pengelola KHDTK Cikampek adalah mengkaji
bentuk wisata yang cocok dengan status dan potensi yang ada. Pengelolaakan
menjalin kemitraan dengan masyarakat dan Pemda Karawang untuk mengelola
kegiatan wisata. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Badan Litbang Kehutanan tidak diperkenankan melakukan kegiatan komersial
disuatu kawasan. Sehingga jika memang akan dikembangkan kegiatan ekowisata
harus dikaji secara sungguh-sungguh terkait peraturan, sistem pengelolaan dan
bahkan dampaknya juga harus dipikirkan secara matang.
Pengelola akan memfasilitasi masyarakat sekitar dengan melakukan
penyuluhan dan pelatihan pemandu terkait untuk mempersiapkan kemampuan
dan meningkatkan pemahaman masyarakat dalam bidang ekowisata.Dengan
diadakannya kegiatan tersebut diharapkan masyarakat akan muncul kesadaran
untuk lebih menjaga KHDTK Cikampek supaya tetap lestari di masa depan.
Selain itu pengelola juga akan menambah fasilitas berupa papan nama pohon,
papan interpretasi, toilet dan pengelolaan sampah.
54

Rencana pengelola dalam mengembangkan kegiatan ekowisata di KHDTK


Cikampek adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan kegiatan tracking kawasan hutan.
Pengelola memiliki rencana untuk mengembangkan kegiatan tracking
memasuki kawasan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan
keseluruhan kondisi hutan, potensi flora, dan fauna yang terdapat di dalam
kawasan. Pengelola menginginkan adanya jalur interpretasi dengan pemandu
interpretasi sehingga pengunjung dapat berpetualangan sambil mendengar
penjelasan dari pemandu interpretasi.

Gambar 25 Jalur tracking KHDTK Cikampek.

2. Membuat penangkaran kupu-kupu.


Pengelola KHDTK Cikampek menginginkan adanya penangkaran kupu-
kupu sebagai salah satu kegiatan konservasi satwa liar yang ada didalam
kawasan. Kupu-kupu cukup banyak ditemui didekat persawahan masyarakat dan
didepan pemancingan milik masyarakat. Kondisi habitat didaerah tersebut
berupa semak-semak sehingga cocok sebagai habitat kupu-kupu.
Model penangkaran kupu-kupu yang dirancang harusramah lingkungan
dan sesuai untuk kawasan berhutan. Kegiatan pembuatan penangkaran kupu-
kupu ini dapat dilakukan dengan kerjasama bersama masyarakat. Sehingga jika
memang tidak memungkinkan membangun penangkaran kupu-kupu didalam
kawasan maka dapat dilakukan di lahan masyarakat sekitar. Kegiatan pembuatan
model penangkaran kupu-kupu akan menjadi daya tarik tambahan bagi
pengunjung yang akan berkunjung ke KHDTK Cikampek. Pengunjung akan
mendapatkan tambahan pengetahuan dan pengalaman mengenai salah contoh
kegiatan konservasi satwa liar di dalam hutan.
55

3. Melengkapi Visitor Centre.


Pihak pengelola KHDTK Cikampek merencanakan akan mengisi visitor
centre dengan berbagai fasilitas seperti peta kawasan, brosur, leaflet, foto
kegiatan, souvenir, buku mengenai potensi KHDTK Cikampek baik potensi
fisik, biologis maupun sosial budaya.
4. Mengadakan pengelolaan sampah bersama masyarakat di sekitar kawasan.
Pengelola berencana akan menyediakan sampah dan bekerjasama dengan
warga sekitar untuk menangani permasalahan sampah di sekitar KHDTK
Cikampek. Pengelola bersama dengan masyarakat akan bekerjasama dengan
Pemda dan Lembaga Swadaya Masyarakatyang bergerak dalam bidang
lingkungan untuk mengelola sampah. Permasalahan sampah ini harus segera
diatasi oleh pengelola dan masyarakat karena banyak sampah berserakan baik
didalam kawasan maupun disekitar hutan. Sehingga mengakibatkan kurang
baiknya tatanan ruang dan udara yang terdapat di kawasan. Bahkan jika
dibiarkan terus-menerus dikhawatirkan akan menggangu kesehatan satwa liar,
flora, warga, dan pengunjung kawasan hutan tersebut.
5. Menjalin kemitraan bersama Pemda dan masyarakat dalam mengembangkan
kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek.
Pengelola KHDTK Cikampek akan menjalin kemitraan bersama dengan
Pemda dan masyarakat sekitar kawasan untuk mengelola kegiatan interpretasi.
Pengelolaan KHDTK Cikampek akan diserahkan kepada masyarakat karena
berdasarkan peraturan sebuah institusi tidak diperbolehkan untuk melakukan
kegiatan yang sifatnya untuk mencari keuntungan.
5.5.2 Sumber Daya Manusia di KHDTK Cikampek
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di KHDTK Cikampek
sekarang hanya terdiri dari satu orang petugas lapang dan satu orang asisten
petugas lapang. Dengan kondisi seperti itu kurang efektif untuk mengawasi
keseluruhan kawasan dan berkordinasi dengan berbagai elemen yang berkaitan
dengan KHDTK Cikampek, bahkan untuk kepala KHDTK Cikampek sendiri
belum ada sehingga perintah langsung turun dari kepala Pusprohut kehutanan.
Struktur organisasi sebaiknya bersifat dinamis dengan dukungan SDM
berkompeten dan profesional, yaitu :
56

1. SDM berbasis kehutanan yang mau bekerja keras dan terampil menangani
kegiatan perbenihan, persemaian, penanaman dan pemeliharaan tanaman
hutan.
2. SDM berdedikasi tinggi dan mempunyai pengetahuan berbasis manajemen,
administrasi dan sosial untuk berkomunikasi secara persuasif sebagai
mediator sekaligus sebagai fasilitator dengan masyarakat sehingga mampu
mengelola hutan penelitian secara efektif dan efisien. Struktur organisasi
pengelolaan KHDTK Cikampek disajikan pada Gambar 26 sebagai berikut :

Kepala Pusat
Litbang peningkatan Produktivitas Hutan

Bagian Tata Usaha

Sub Bag. TU dan Sub Bag. Keuangan


Kepegawaian dan Perlengkapan

Bidang Program dan Bidang Pengembangan Data


Evaluasi Penelitian dan Tindaklanjut Penelitian

Sub Bidang Sub Bidang Program Sub Bidang Data, Sub Bidang Tindak
Evaluasi dan Anggaran Informasi dan Lanjut Penelitian
Penelitian Penelitian Diseminasi

Kelompok Jabatan
Fungsional

Gambar 26 Struktur organisasi KHDTK Cikampek.

5.5.3 Peruntukan Pengelolaan KHDTK Cikampek


Peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek adalah sebagai berikut :
a. Blok A
Areal dalam Blok A diperuntukkan bagi kegiatan penelitian RPI
pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu pertukangan, kayu pulp dan kayu
57

energy. Blok A terdiri dari petak 1, petak 2, petak 3, petak 4, petak 8, petak 9,
petak 10, petak 11, petak 12, petak 13, petak 14, petak 15, petak 16, petak 17,
petak 18, petak 19, petak 20 , petak 21, petak 22, petak 27, petak 28, petak 29,
petak 34, petak 35, petak 36, petak 41, petak 42, petak 43, petak 49, petak 74
dan petak 75.
b. Blok B
Areal dalam Blok B diperuntukkan bagi kegiatan penelitian RPI Pemuliaan
tanaman hutan.Pada saat ini Blok B sudah terdapat lokasi penelitian pemuliaan
sengon milik B2PBPTH 2 Jogjakarta yang berada di petak 126, petak 127, petak
128,petak 129, petak 130, petak 131. Lahan yang dapat digunakan untuk plot
pemuliaan tanaman hutan meliputi petak 50, petak 51, petak 52, petak 53, petak
54, petak 55, petak 56, petak 57, petak 58, petak 59, petak 60, petak 61, petak
62, petak 117, petak 118, petak 119, petak 120, petak 121, petak 122, petak
123, petak 124, petak 125 dan petak 132.
c. Blok C
Areal pada Blok C akan dialokasikan untuk plot penelitian RPI
Pengelolaan HHBK FEM (Food, Energy dan Medicine). Lahan yang
diperuntukkan bagi plot penelitian HHBK FEM meliputi petak 63, petak 64,
petak 65, petak 66, petak 67, petak 68, petak 69, petak 70, petak 71, petak 72,
petak 73, petak 105, petak 106, petak 107, petak 108, petak 109, petak 110,
petak 111, petak 112, petak 113, petak 114, petak 115 dan petak 116.
d. Blok D
Areal pada Blok D akan dialokasikan untuk plot penelitian RPI
Pengelolaan HHBK Non FEM (Food, Energy dan Medicine). Lahan yang
diperuntukkan bagi plot penelitian HHBK Non FEM meliputi petak 163, petak
164, petak 165, petak 166, petak 167, petak 168, petak 169, dan petak 170.
Peruntukan Pengelolalaan KHDTK Cikampek dapat ditunjukkan melalui
Gambar 27 dibawah ini.
58

Gambar 27 Peta peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek.

5.5.4 Sarana dan prasarana di KHDTK Cikampek


Kawasan KHDTK Cikampek memiliki sarana prasana yang mendukung
kegiatan interpretasi. Berbagai fasilitas pendukung interpretasi yang sudah ada
seperti jalan aspal, papan kawasan, papan nama pohon, gapura, rumah dinas,
wisma tamu, stasiun klimatologi, persemaian, visitor centre, warung penjual
59

makanan, dan jalur interpretasi. Sarana prasarana yang terdapat di KHDTK


Cikampek dapat terlihat pada Gambar 28 dibawah ini.

Gambar 28 Peta sarana prasarana KHDTK Cikampek.


1. Jalan Aspal
Jalan menuju KHDTK Cikampek dapat ditempuh dengan jalan darat.
Perjalanan dari arah Jakarta dapat dicapai dengan waktu tempuh sekitar 1 sampai
dengan 2 jam melalui jalan tol. Sedangkan dari arah Bogor juga dapat ditempuh
dengan melewati jalan tol ± 2,5 jam dengan menggunakan mobil pribadi atau bis
60

umum. Dari pintu keluar tol Cikampek dilanjutkan dengan melalui jalan
kabupaten sekitar 2,5 km dengan kondisi jalan beraspal. Namun perjalanan
tersebut sedikit terkendala dengan kondisi jalan aspal di KHDTK Cikampek
berlubang dan bergelombang sehingga berbahaya bagi pengguna jalan. Selain itu
kurangnya penerangan pada malam hari disepanjang jalan di KHDTK Cikampek
sehingga menambah rawan kecelakaan bagi para pengendara bermotor. Kondisi
jalan tersebut dapat terlihat pada Gambar 29 dibawah ini.

(a) (b)
Gambar 29 (a) Jalan aspal kondisi rusak, (b) Jalan aspal kondisi baik.
2. Papan kawasan
Papan kawasan KHDTK Cikampek berupa sebuah papan yang terbentuk
dari seng dan berisi tulisan bahwa kawasan tersebut merupakan lahan milik
KHDTK Cikampek. Papan nama kawasan memiliki lima bentuk yang
kesemuanya menjelaskan bahwa kawasan tersebut milik KHDTK Cikampek.
Papan ini diletakkan di tepi kawasan yakni dekat pemukiman warga, sekitar
perhutani, ladang masyarakat dan sawah. Beberapa papan kawasan dalam
kondisi sudah bengkok, berkarat, tulisannya kabur sehingga tidak jelas maksud
dari tulisan tersebut. Kondisi papan kawasan dapat terlihat pada Gambar 30
diabwah ini.

(a) (b)
61

(c) (d)
Gambar 30 Papan nama KHDTK Cikampek.

3. Papan nama pohon


Papan nama pohon di KHDTK Cikampek mempunyai fungsi untuk
memberi nama jen pohon tersebut. Papan nama tersebut terbuat dari bahan seng
yang dicat hijau dan di letakkan di batang pohon. Kondisi papan nama tersebut
cukup memprihatinkan karena hanya beberapa pohon saja yang masih ada papan
namanya sementara cukup banyak pohon yang tidak mempunyai papan nama.
Berdasarkan hasil wawancara belum pernah di lakukan pemasangan nama pohon
sejak jaman pengambil alihan dari perhutani. Beberapa papan nama yang tersisa
kondisinya rusak dan bahkan tidak terbaca tulisannya. Pengelola KHDTK
Cikampek seharusnya menganggarkan dana untuk pemberian papan nama pohon
karena papan nama ini sangat penting terutama untuk pengunjung dan peneliti
di kawasan tersebut.

Gambar 31 Papan nama pohon.


4. Gapura
KHDTK Cikampek memiliki pintu gerbang sebelum memasuki kawasan
hutan, gerbang ini terdiri dari dua buah dengan warna dan bentuk yang sama.
Gapura ini bertuliskan“Selamat Jalan KHDTK Hutan Penelitian Cikampek”.
Gapura ini terbuat dari bahan semen bercampur pasir dan dicat hijau dan putih.
Keberadaan gerbang ini sangat penting bagi pengunjung karena dapat
memberikan informasi awal sekaligus sambutan selamat datang sebelum
62

memasuki KHDTK Cikampek. Gapura KHDTK Cikampet disajikan pada


Gambar 32 dibawah ini.

Gambar 32 Gapura KHDTK Cikampek.


5. Rumah Dinas
Bangunan rumah dinas diperuntukkan bagi petugas lapangan/penanggung
jawab KHDTK Cikampek terletak di petak 155, bangunan tersebut dibangun
permanen dengan luasan 54 m². Kondisi bangunan rumah dinas terlihat pada
Gambar 33 dibawah ini.

Gambar 33 Rumah dinas KHDTK Cikampek.

Rumah dinas juga difungsikan sebagai kantor, yaitu sebagai pusat informasi
kegiatan penelitian. Rumah dinas ini terdiri dari 2 kamar tidur, dapur, kamar
mandi dan ruang tamu. Fasilitas yang terdapat didalam rumah dinas ini adalah
tv, mesin cuci, kipas angin, perlengkapan lapang (motor untuk keperluan patroli
kawasan, sepatu lapangan, jas hujan, peralatan komunikasi, tenda lapangan dan
senter.
6. Guest House
Guest House ini diperuntukkan bagi para tamu atau peneliti yang sedang
mengadakan penelitian di KHDTK Cikampek. Wisma tamu ini terletak di petak
165 dengan luasan 4 m². Wisma tamu tersebut dilengkapi dengan 3 kamar tidur
dan 2 kamar mandi, sofa, TV, kipas angin, dapur, tangki air, papan nama guest
63

house, dan pintu gerbang. Kondisi bangunan guest house terlihat pada Gambar
34 dibawah ini.

Gambar 34 Wisma tamu KHDTK Cikampek.

7. Visitor Centre
Visitor Centre merupakan suatu bangunan yang diperuntukkan untuk
pengunjung guna mendapatkan segala informasi terkait KHDTK Cikampek.
Bangunan ini baru selesai dibangun dan diletakkan di pusat pengunjung, namun
belum diisi dengan berbagai informasi dan keperluan yang seharusnya terdapat
dalam visitor centre. Visitor Centre KHDTK Cikampek berupa sebuah bangunan
dan dicat warna putih, namun sangat disayangkan kondisinya penuh dengan
coretan dan sampah sehingga perlu dilakukan perbaikan dan pengisian materi
didalamnya supaya dapat dijalankan fungsi dan kegunaanya. Kondisi bangunan
visitor centre terlihat pada Gambar 35.

Gambar 35 Visitor centre.


8. Persemaian
Persemaian KHDTK Cikampek terletak di depan rumah dinas, disini
banyak terdapat berbagai macam bibit tanaman. Bibit tanaman ini akan
ditanaman di kawasan hutan namun juga dijual kepada pengunjung atau peneliti
yang menginginkan bibit tersebut. Bibit yang terdapat di persemaian ini antara
lain akasia, sengon, jabon, ganitri, dan lainnya. Persemaian juga sering
dikunjungi oleh anak sekolah dasar desa Cikampek untuk mempelajari berbagai
64

macam pohon yang tumbuh di hutan. Kondisi persemaian KHDTK Cikampek


terlihat pada Gambar 36 dibawah ini.

Gambar 36 Persemaian.
9. Stasiun Klimatologi
Stasiun Klimatologi KHDTK Cikampek baru selesai dibangun sehingga
alatnya masih belum dapat difungsikan. Alat ini mempunyai fungsi untuk
mengukur cuaca dan curah hujan di KHDTK Cikampek. Keberadaan alat ini
sangat penting bagi KHDTK Cikampek mengingat status kawasan sebagai areal
penelitian sehingga membutuhkan data terbaru mengenai curah hujan dan cuaca
di KHDTK Cikampek. Rencana kedepan stasiun klimatologi tersebut akan
dilengkapi dengan peralatan termohygrometer, ombrometer, alat pengukur
kecepatan angin, penakar hujan otomatis dan pan evaporimeter.
10. Warung penjual makanan
Warung penjual makanan di KHDTK Cikampek berjumlah 17 buah,
keberadaan warung ini menambah ramainya pengunjung yang datang ke
kawasan untuk sekedar menikmati kesejukan hutan dan menikmati hidangan
kuliner yang ada. Keberadaan warung tersebut tidak dipungut biaya namun
mereka wajib menjaga kebersihan dan keamanan kawasan dan siap untuk
direlokasi jika suatu saat kawasan akan dipergunakan untuk kepentingan
KHDTK. Warung penjual makanan di KHDTK Cikampek terlihat pada Gambar
37 dibawah ini.

Gambar 37 Warung penjual makanan.


65

11. Jalur interpretasi


Jalur interpretasi yang terdapat di KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah,
keseluruhan jalur tersebut belum dikembangkan menjadi jalur interpretasi
namun memiliki potensi obyek yang cukup menarik. Kondisi keempat jalur
tersebut dapat dijelaskan dibawah ini :
a. Jalur 1 (Jalur Stasiun Klimatologi-Areal Berkumpul)
Jalur Stasiun Klimatologi-Areal Berkumpul merupakan jalur yang
menunjukkan cukup beranekaragam potensi KHDTK Cikampek. Potensi
yang terdapat pada jalur ini didominasi oleh potensi fisik berupa lahan
kosong dan bentang alam. Potensi fisik tersebut adalah goa, areal
outbond, bekas sumur nyi pellet, areal penanaman pohon ganitri, dan
areal berkumpul.
b. Jalur 2 (Jalur Persemaian-Areal bermain)
Jalur Persemaian-Areal bermain merupakan jalur yang mempunyai
potensi utama berupa berbagai jenis pohon langka dan keanekaragaman
satwa liaryang terdapat di KHDTK Cikampek. Potensi tersebut adalah
tegakan hutan tanaman, persemaian, 20 jenis flora, 3 jenis reptil, 1 jenis
mamalia dan 10 jenis burung.
c. Jalur 3 (Jalur Goa Kembang)
Jalur 3 mempunyai potensi utama berupa goa Kembang. Namun di
disepanjang jalur menuju goa tersebut dapat dijumpai satwa liar, tegakan
hutan tanaman, dan tumbuhan bawah.
d.Jalur 4 (Jalur Areal Kupu-Kupu)
Jalur Areal Kupu-Kupu berupa jalan setapak tanah dengan diatasnya
serasah dedaunan. Panjang jalur ini ± 700 meter dengan lebar jalur
sebesar 1 meter. Kondisi jalur ini relatif datar, tidak licin, tidak curam
dan aman untuk dilewati sehingga keselamatan pengunjung akan
terjamin. Potensi utama jalur ini adalah areal penangkapan kupu.
Berdasarkan observasi lapang pada areal tersebut ditemukan 13 jenis
Kupu-Kupu.
66

5.6 Perencanaan Interpretasi KHDTK Cikampek


5.6.1 Rencana Satuan Interpretasi
5.6.1.1 Lokasi interpretasi
Lokasi interpretasi KHDTK Cikampek didasarkan pada potensi obyek
interpretasi dan peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek.
a. Potensi Obyek Interpretasi
Lokasi interpretasi berdasarkan obyek interpretasi yang ada di KHDTK
Cikampek dibagi menjadi dua blok. Blok pertama memiliki potensi obyek
interpretasi utama berupa lahan kosong dan bentang alam. Sedangkan obyek
interpretasi blok kedua lebih banyak berupa potensi biologi (flora dan fauna).
b. Peruntukan pengelolaan
Keseluruhan blok yang terdapat di KHDTK Cikampek dapat
dikembangkan menjadi obyek interpretasi karena tidak ada blok tertentu yang
tidak diperbolehkan untuk kegiatan interpretasi.
Analisis keberadaan potensi obyek interpretasi dan peruntukan
pengelolaan maka diketahui bahwa lokasi interpretasi KHDTK Cikampek
merupakan keseluruhan kawasan dengan membaginya menjadi dua blok (blok
pertama dan blok kedua). Blok pertama lebih diarahkan kepada diarahkan pada
pengembangan obyek interpretasi yang ada sedangkan blok kedua lebih
perencanaan sarana prasarana karena pengunjung lebih banyak berpusat pada
areal ini. Lokasi interpretasi KHDTK Cikampek disajikan pada Gambar 38.
67

Gambar 38 Peta lokasi interpretasi KHDTK Cikampek.

5.6.1.2 Fasilitas pendukung Interpretasi yang direncanakan


Fasilitas interpretasi yang dibangun merupakan media penyampaian
informasi dan pesan-pesan mengenai KHDTK Cikampek dan potensinya kepada
pengunjung. Karenanya perlu dilakukan penambahan dan perbaikan fasilitas
68

yang mendukung interpretasi dengan disesuaikan pada metode penyampaian


interpretasi yang telah direncanakan dan perkembangan aktifitas yang dilakukan
di KHDTK Cikampek yang berbasis pendidikan dan penelitian.
Fasilitas pendukung interpretasi yang dapat ditambahkan sesuai dengan
keinginan pengunjung adalah papan petunjuk arah, shelter, peta obyek wisata,
pal interpretasi, wisma cinta alam,dan papan nama pohon. Sedangkan fasilitas
tambahan lainnya yang diinginkan oleh pengunjung yaitu toilet, toko
cinderamata, lahan parkir dan tempat sampah.
1. Papan informasi dan pal-pal interpretasi
Papan informasi dan pal-pal tersebut terdiri dari papan petunjuk arah,
papan nama, papan interpretasi (informasi khusus untuk interpretasi dalam
bentuk papan), dan pal-pal interpretasi (informsasi khusus untuk interpretasi
dalam bentuk pal-pal). Kegunaan papan-papan tersebut untuk mengurangi
jumlah papan petunjuk arah serta memudahkan pengunjung mengikuti suatu
jalan setapak. Sementara di KHDTK Cikampek sudah terdapat papan petunjuk
arah untuk menuju kawasan hutan namun untuk menuju jalur interpretasi belum
ada sehingga perlu dibuat papan petunjuk arahnya.
Papan petunjuk arah sangat penting terdapat di kawasan karena dapat
menunjukkan letak dan arah dari objek interpretasi yang terdapat pada kawasan
tersebut sehingga papan ini harus dibuat dengan menarik dan memenuhi
informasi yang diperlukan pengunjung. Desain papan petunjuk arah pada
Gambar 39 terbuat dari material kayu sehingga ramah lingkungan dan tidak
menghabiskan banyak biaya serta cukup jelas untuk menunjukkan letak objek
interpretasi di dalam kawasan. Papan petunjuk arah diletakkan di jalan menuju
KHDTK Cikampek, jalur interpretasi, dan persimpangan jalan.
69

Gambar 39 Desain papan petunjuk arah.

Papan kawasan KHDTK Cikampek sudah ada namun beberapa papan


sudah rusak dan buram sehingga informasi yang akan disampaikan kepada
pengunjung tidak sampai. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan papan
kawasan dan penggantian beberapa papan yang tidak jelas menjadi papan
kawasan yang lebih menarik dan lebih awet dibandingkan sebelumnya. Desain
papan pada Gambar 40 terbuat dari bahan logam sehingga lebih tahan terhadap
perubahan cuaca, lebih awet dan tahan lama. Pada papan kawasan tersebut
diletakkan di batas pinggir kawasan.

Gambar 40 Desain papan kawasan KHDTK Cikampek.

Papan nama pohon di KHDTK Cikampek kondisinya sangat perlu


perbaikan sehingga perlu diperbaharui kembali.Keberadaanpapan nama pohon
sangat penting karena mengingat fungsi kawasan sebagai areal penelitian dan
hutan tanaman. Sedangkan papan interpretasi yang terdapat di KHDTK
Cikampek hanya berupa papan pembatas kawasan, papan larangan untuk
berburu satwa liar dan flora, sedangkan belum terdapat papan obyek interpretasi
yang terdapat di kawasan.
Papan obyek interpretasi berisi gambar-gambar dan informasi singkat
mengenai potensi tumbuhan maupun satwa liar dan potensi kawasan lainnya.
70

Papan ini dibuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan ramah lingkungan.
Bahan yang dapat digunakan dalam membuat papan interpretasi ini antara lain
kayu dan bambu. Papan obyek interpretasi diletakkan di depan obyek
interpretasi, jalur interpretasi, dan visitor centre. Salah satu contoh bentuk papan
interpretasi yang dapat dipasang untuk menunjukkan peta obyek interpretasi
didalam kawasan disajikan pada Gambar 41.

Gambar 41 Desain papan objek interpretasi.


Pal-pal interpretasi berupa pal HM yang dipasang di sepanjang jalur
interpretasi. Keberadaan pal-pal interpretasi ini untuk menandai titik-titik objek
interpretasi yang terdapat disepanjang jalur tersebut. Pal interpretasi biasanya
berupa pal batas yang diberi warna tertentu dan bertuliskan “HM”. Selain itu
dapat berupa tumpukan batu atau bahan-bahan lain yang awet dan ramah
lingkungan dan cukup jelas untuk digunakan sebagai simbol “HM” pada jalur
tersebut. Contoh desain pal HM disajikan pada Gambar 42.

Gambar 42 Desain pal HM.


71

2. Wisma cinta alam (pusat interpretasi pengunjung)


KHDTK Cikampek telah memiliki sebuah bangunan visitor centre namun
masih belum diberdayakan. Selain itu kondisinya cukup memperihatinkan
dengan banyak coretan pada bagian dinding. Sehingga untuk perencanaanya
perlu diisi dengan menyajikan materi mengenai berbagai kondisi dan segala
sesuatu kegiatan interpretasi. Materi yang perlu disajikan dalam visitor center
adalah peta kawasan KHDTK Cikampek, sejarah kawasan, buku mengenai
potensi flora dan fauna, peta jalur interpretasi, panil foto-foto atau gambar-
gambar kegiatan, dokumentasi kebudayaan masyarakat Cikampek, informasi
bahaya yang terjadi jika tidak mematuhi peraturan selama berada di KHDTK
Cikampek, peralatan audio visual (sound system, slide, proyektor, kamera, dan
lainnya), brosur, leaflet atau buku panduan kegiatan interpretasi di KHDTK
Cikampek, cinderamata dan makanan khas Cikampek.
3. Shelter
KHDTK Cikampek belum memiliki shelter padahal berdasarkan
wawancara banyak pengunjung yang menginginkan adanya shelter. Shelter
berfungsi sebagai tempat berisitirahat dan bersantai bagi pengunjung. Shelter
yang akan dibangun hendaknya berasal dari bahan yang ramah lingkungan,
tahan terhadap berbagai cuaca dan tahan lama sehingga dapat menghemat biaya
perbaikan. Shelter diletakkan di dekat visitor centre, areal outbond, areal
berkumpul, didalam jalur interpretasi. Berikut salah satu contoh desain shelter
disajikan pada Gambar 43.

Gambar 43 Desain shelter.


72

Sarana prasarana yang akan direncakan di KHDTK Cikampek beserta


penempatannya dapat disajikan pada Gambar 44. Penempatan sarana prasarana
tersebut berdasarkan fungsi, letak obyek interpretasi dan kondisi lahan di
KHDTK Cikampek.

Gambar 44 Peta perencanaan sarana prasarana KHDTK Cikampek.


73

5.6.1.3 Jalur interpretasi KHDTK Cikampek


Jalur interpretasi merupakan jalur yang sudah siap digunakan pengunjung,
lengkap dengan obyek-obyek interpretasinya. Jalur interpretasi dapat
direncanakan sesuai dengan obyek interpretasi dan peruntukan pengelolaan
KHDTK Cikampek. Berdasarkan kedua hal tersebut maka dapat direncanakan
dua jalur interpretasi yang dapat dikembangkan dan dinikmati oleh pengunjung
kawasan. Kedua jalur tersebut adalah jalur Stasiun Klimatologi-Areal
Berkumpul dan jalur Persemaian-Areal bermain terlihat pada Gambar 45.

Gambar 45 Peta jalur interpretasi KHDTK Cikampek.

Pada peta tersebut terlihat bahwa pada blok pertama terdapat jalur Stasiun
Klimatologi-Areal Berkumpul dan obyek interpretasi. Obyek interpretasinya
74

menyebar dari bagian hutan tanaman sampai kepada areal penelitian RPI
Pengelolaan hutan tanaman. Bahkan salah satu areal pengelolaan hutan tanaman
tersebut menjadi potensi obyek interpretasi yang menarik. Obyek tersebut adalah
areal penanaman ganitri, stasiun klimatologi, areal penanaman nyawai, goa
Kembang, aneka pepohonan, fauna, areal kosong (tempat outbond), bekas sumur
sinetron nyi pellet dan areal berkumpul. Jalur ini cocok untuk dikembangkan
sebagai jalur interpretasi karena memenuhi persyaratan berdasarkan keberadaan
obyek interpretasi didalamnya dan peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek.
Pada peta tersebut juga terlihat bahwa pada blokkedua terdapat beberapa
obyek interpretasi yang cukup menarik, sehingga dapat dibuat sebuah jalur
interpretasi yang menggabungkan keseluruhan potensi ketiga blok tersebut.
Potensi obyek interpretasinya antara lain persemaian, areal kosong, areal
penangkapan kupu-kupu, 9 jenis pohon), 3 jenis reptil, 1 jenis mamalia dan 4
jenis burung. Keseluruhan potensi obyek interpretasi, jalur interpretasi dan
sarana prasarana di KHDTK Cikampek dapat disusun sebuah rancangan
perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek seperti pada Gambar 46 berikut ini:

Gambar 46 Peta perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek.


75

5.6.2 Rencana kegiatan


Rencana kegiatan interpretasi untuk KHDTK Cikampek dapat dilaksanakan
namun untuk kegiatan khusus, dalam hal ini pendidikan dan penelitian. Kegiatan
wisata yang dapat dilakukan hanya merupakan wisata terbatas yang berbasis
pendidikan dan penelitian. Kegiatan interpretasi yang dilakukan diharapkan akan
membantu pengunjung agar kunjungannya lebih menyenangkan serta akan
menambah pengetahuan, membantu pengelola dalam menjaga kawasan supaya
tetap lestari. Tema dari kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek adalah
“Merasakan Pesona Kesejukan Hutan berpadu dengan Keunikan Budaya
Cikampek”. Tema ini diambil berdasarkan potensi sumberdaya fisik, biologi dan
budaya Cikampek yang menarik untuk dikembangkan menjadi kegiatan
interpretasi. Berdasarkan tema tersebut maka kegiatan yang direncanakan
adalah:
a. Melakukan kegiatan interpretasi berbagai jenis pohon KHDTK Cikampek
Jenis pohon yang ditemukan di KHDTK Cikampek terdiri dari 26 famili.
Pohon yang terdapat di KHDTK Cikampek terdiri dari jenis Dipterocarpaceae
dan Non-Dipterocarpaceae. Pohon tersebut merupakan jenis pohon asli
Indonesia dan eksotic. Pohon exotic berjumlah 27 jenis, beberapa diantaranya
adalah Acacia catechu berasal dari India, Alstonia congensis berasal dari Afrika,
Cecropia peltata berasal dari Amerika, Trachylobium verrucosum berasal dari
Hawai, Sterculia foetida berasal dari Honduras, Piptadenia peregrine berasal
dari Brazilia, Lagerstroemia loudoni berasal dari Thailand, Dalbergia fusca
berasal dari Vietnam, Acacia confuse berasal dari Formosa. Keseluruhan potensi
tersebut sangat menarik bagi pengunjung karena dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman mengenai berbagai jenis pohon di KHDTK Cikampek.
b. Mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan obat yang berpotensi menjadi
bahan pembuatan obat.
KHDTK Cikampek memiliki beberapa jenis tumbuhan yang berpotensi
untuk mengobati suatu penyakit tertentu. Bahkan beberapa masyarakat sekitar
masih memanfaatkan tumbuhan tersebut sebagai bahan dasar pembuatan obat
tertentu. Kegiatan mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan obat beserta
76

manfaatnya akan menjadi salah satu kegiatan interpretasi yang bermanfaat bagi
pengelola, pengunjung dan masyarakat sekitar KHDTK Cikampek.
c. Merealisasikan rencana pembuatan penangkaran Kupu-Kupu.
Keberadaan kupu-kupu di KHDTK Cikampek menjadi daya tarik
tersendiri terutama bagi pengelola. Kupu-Kupu dapat menjadi salah satu potensi
kegiatan interpretasi, oleh karena itu pengelola ingin menjaga kelestariannya
dengan cara membuat penangkaran kupu-kupu. Penangkaran Kupu-Kupu ini
akan diletakkan di semak-semak dimana banyak terdapat kupu-kupu. Rencana
kedepan pengelola akan berkerjasama dengan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan penangkaran kupu-kupu di lahan masyarkat. Namun
pembuatan penangkaran kupu-kupu bukanlah langkah yang mudah, harus
disesuaikan dengan lahan, jenis pakan dan konsep penangkaran yang akan dibuat
sehingga pihak pengelola harus melakukan kegiatan penelitian mengenai hal
tersebut.
d. Melestarikan kembali kesenian budaya tradisional yang ada di sekitar
KHDTK Cikampek.
Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek memiliki kesenian budaya
tradisional yang menarik untuk dikembangkan menjadi salah satu potensi
kegiatan interpretasi. Pengelola dapat bekerjasama dengan masyarakat untuk
melestarikan kembali kesenian budaya tersebut. Keseluruhan para pelaku
kesenian akan menampilkan pertunjukan kesenian tradisional bersama
pengunjung. Sehingga pengunjung dapat belajar dan menikmati berbagai
keunikan seni tradisional sunda dari masyarakat Cikampek. Kesenian
tradisional yang cukup terkenal hingga sekarang adalah kesenian wayang golek,
hajat bumi masyarakat Cikampek dan tari tradisional sunda. Bahkan salah satu
sanggar tari dan dalang wayang golek Cikampek sudah terkenal sampai dunia
internasional. Potensi ini sangat menarik jika dipadukan dengan potensi
sumberdaya alam KHDTK Cikampek.
e. Memperkenalkan jenis pohon penghasil kayu pertukangan, kayu pulp dan
kayu energi.
Salah satu blok di KHDTK Cikampek diperuntukkan sebagai areal
penghasil kayu pertukangan, kayu pulp dan kayu energi, hal tersebut dapat
77

menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung terhadap berbagai macam


jenis pohon yang dapat digunakan sebagai kayu pertukangan, kayu pulp dan
kayu energi. Salah satu contoh kayu pertukangan adalah kayu jati (Tectona
grandis), kayu ini memiliki kualitas tinggi jika digunakan sebagai bahan
bangunan.
f. Memperkenalkan lokasi pemuliaan tanaman sengon (Paraserianthes
falcataria).
Di dalam KHDTK Cikampek terdapat beberapa petak yang digunakan
sebagai lokasi pemuliaan tanaman.Tanaman tersebut antara lain sengon
(Paraserianthes falcataria). Lokasi pemuliaan sengon (Paraserianthes
falcataria) terletak pada dalam blok B dengan luas 7,25 ha. Lokasi ini dapat
menjadi salah satu obyek interpretasi yang menarik terutama bagi pelajar dan
mahasiswa karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai cara
membudidayakan dan merawat tanaman sengon di dalam hutan.
g. Memperkenalkan potensi HHBK FEM dan Non FEM.
Potensi HHBK FEM dan HHBK Non FEM terletak pada Blok C dan D,
kedua blok tersebut diperuntukkan untuk mengembangkan tanaman yang dapat
menghasilkan berbagai potensi seperti tanaman pangan (food), sumber energi
(energy), dan obat-obatan (medicine). Salah satu contoh tanaman HHBK FEM
adalah kemenyan (Styrax sp) yang dapat menghasilkan minyak dan aroma terapi.
Selain itu salah satu contoh tanaman HHBK Non FEM adalah ada beberapa
petak yang digunakan untuk penelitian rayap, pohon jati (Tectona grandis),
Khaya anthoteca dan mahoni (Swietenia macrophylla). Keseluruhan potensi
tersebut akan menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung akan manfaat
KHDTK Cikampek.
h. Memperkenalkan satwa liar KHDTK Cikampek.
Potensi satwa liar di KHDTK Cikampek cukup beragam, hal itu terbukti
dengan ditemukannya 4 jenis mamalia, 13 jenis kupu-kupu, 15 jenis burung dan
6 jenis reptil. Keseluruhan potensi tersebut dapat menjadi obyek menarik bagi
para pecinta satwa liar sekaligus untuk memperkenalkan berbagai jenis satwa
yang hidup didalam KHDTK Cikampek.
78

5.6.3 Rencana Penugasan

KHDTK Cikampek harus membuat struktur organisasi khus interpretasi


seperti Gambar 47 dibawah ini.

Kepala Pusat
Litbang peningkatan Produktivitas Hutan

Bagian Tata Usaha

Sub Bag. TU dan Sub Bag. Keuangan


Kepegawaian dan Perlengkapan

Bidang Program dan Bidang Pengembangan Data


Evaluasi Penelitian dan Tindaklanjut Penelitian

Sub Bidang Sub Bidang Program Sub Bidang Data, Sub Bidang Tindak
Evaluasi dan Anggaran Informasi dan Lanjut Penelitian
Penelitian Penelitian Diseminasi

KEPALA KHDTK
CIKAMPEK

MITRA PENGELOLA INTERPRETASI


PENGELOLA (MASYARAKAT )
(PEMDA, LSM,
SEKOLAH) PEMANDU
PERENCANA INTERPRETASI
( TIM AHLI DAN MAHASISWA)
TIM VISITOR
CENTRE

PELAKSANA INTERPRETASI TIM FOREST


Keterangan :
OUTBOND
: Koordinasi
: Perintah/instruksi KEAMANAN DAN
KEBERSIHAN

Gambar 47 Struktur organisasi KHDTK Cikampek.


TIM KESENIAN
79

Oleh karena itu langkah awal yang harus dilaksanakan adalah membentuk
struktur organisasi khusus untuk mengelola dan mengurus kegiatan interpretasi.
Struktur organisasi kegiatan interpretasi KHDTK Cikampek terdiri dari tiga
bagian yakni pengelola interpretasi, perencana interpretasi dan pelaksana
interpretasi. Pengelola kegiatan interpretasi berasal dari masyarakat sekitar desa
Cikampek dan melakukan kerjasama dengan mitra pengelola. Mitra pengelola
dapat Pemerintah Daerah Kawarang, Dinas Pendidikan Karawang, Dinas
Kebudayaan dan Ekonomi kreatif Karawang. Kawasan industri Karawang.
Kawasan industri sekitar Karawang perlu dilibatkan untuk menjadi mitra karena
kawasan industry tersebut memerlukan kawasan hijau untuk menyerap polusi
yang dihasilkan dari kegiatan pabrik tersebut.
Perencana interpretasi harus dapat bekerjasama dengan pengelola,
berbagai institusi akademik dan masyarakat dalam merumuskan kegiatan
interpretasi yang sesuai di KHDTK Cikampek. Kondisi ekosistem KHDTK
Cikampek terdiri dari beraneka pohon baik pohon domestik maupun hasil
introdruksi, keanekaragaman satwa liar, kebudayaan masyarakat yang khas,
maka perencana interpretasi sebaiknya merupakan tim yang terdiri dari ahli
interpretasi, arsitektur lansekap, satwa liar, botani dan kebudayaan Cikampek
dan nara sumber lainnya.
Pelaksana interpretasi yang akan direncanakan di KHDTK Cikampek
adalah masyarakat sekitar kawasan. Tugas dari pelaksana interpretasi adalah
mengimplementasikan keseluruhan rencana yang telah disusun perencana
interpretasi, pandai berinteraksi dengan pengunjung dan membantu pengunjung
untuk memahami kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek. Bagian dari
pelaksana interpretasi adalah pemandu, tim visitor centre, tim forest outbond,
tim kesenian, tim keamanan dan tim kebersihan. Salah satu bagian dari
pelaksana interpretasi adalah seorang pemandu, pemandu harus bersikap ramah
dan menyenangkan dalam menerima pengunjung. Pemandu harus setia
menemani dan memperkenalkan keseluruhan potensi objek interpretasi yang
terdapat di dalam kawasan.
Tugas tim visitor centre adalah memberikan pelayanan dan informasi yang
diperlukan oleh pengunjung. Seorang tim visitor centre berada di dalam dan di
80

sekitar visitor centre. Tim visitor centre harus bersikap ramah dalam melayani
dan menyampaikan berbagai informasi kepada pengunjung KHDTK Cikampek.
Sedangkan tim forest outbond harus menguasai berbagai jenis bentuk
permainan forest outbond, ceria, memiliki jiwa petualang dan selalu siap dalam
menghadapi berbagai pengunjung yang datang ke kawasan.
Tugas tim kesenian adalah memperkenalkan kesenian tradisional sunda
kepada pengunjung. Tim kesenian harus paham mengenai berbagai kesenian
sunda, mitos dan cerita rakyat yang berkembang di masyarakat sekitar.Sehingga
tim kesenian harus terdiri dari para pelaku kesenian tradisional sunda Cikampek,
tokoh adat, sanggar tari, dan masyarakat sekitar KHDTK Cikampek. Sedangkan
tim keamanan dan kebersihan dapat berasal dari masyarakat sekitar Cikampek.
Tim keamanan harus memiliki keberanian dan kesiapan dalam menjaga dan
mengamankan kawasan. Sedangkan tim kebersihan harus memastikan
kebersihan lingkungan KHDTK Cikampek.

5.6.3.1 Contoh Program Interpretasi


Ditjen PHPA (1988) menyebutkan bahwa program interpretasi merupakan
suatu pola pelaksanaan interpretasi yang disusun menurut waktu dan skenario
cerita tertentu yang bertujuan menjelaskan mengenai apresiasi terhadap
lingkungan dengan nilai-nilai historis dan alam yang penting. Didalam program
interpretasi terdapat personil, fasilitas, dan semua kegiatan interpretasi di suatu
areal kelompok, perorangan atau individu (Sharpe 1982).
Salah satucontoh program interpretasi yang dapat diimplementasikan pada
jalur Stasiun Klimatologi-Areal Bermain. Program interpretasi akan dimulai dari
stasiun klimatologi sampai berakhir di areal bermain. Waktu tempuh untuk
mengikuti program ini adalah 3,5 jam perjalanan.
a. Tema : “Napak tilas pesona keunikan alam KHDTK Cikampek”
b. Sasaran : Pengunjung berusia 25-55 tahun.
c. Kapasitas program:
Jumlah peserta dalam program ini dibatasi untuk 50 orang dengan
komposisi masing-masing kelompok berjumlah 10 orang. Pembatasan kapasitas
ini bertujuan agar pengunjung dapat dengan optimal memanfaaatkan objek yang
81

ada. Selain itu untuk menjaga kelestarian satwa liar, flora dan petak-petak
penelitian yang ada.
d. Materi program :
Materi yang diberikan antara lain:
Memperkenalkan kondisi ekosistem hutan melalui aneka permainan kepada
pengunjung.
Pengenalan pohon unik di KHDTK Cikampek
Memperkenalkan salah satu kesenian tradisional sunda
Memperkenalkan satwa liar yang terdapat di KHDTK Cikampek
Memperkenalkan potensi fisik yang ada di KHDTK Cikampek
e. Bentuk Kegiatan :
1. Tracking biodiversity
Kegiatan Tracking biodiversity untuk melihat keunikan flora dan satwa liar
yang ditemui di sepanjang jalur. Kegiatan tracking ini melalui Stasiun
Klimatologi-Areal Outbond. Pengunjung akan dijelaskan oleh interpreter
mengenai keseluruhan potensi tersebut. Beberapa flora menarik yang akan
ditemui di sepanjang jalur ini adalah areal penanaman ganitri, berbagai jenis
pohon (Hymenaea courbarilll, Paraserianthes falcataria, pornis, Eucalyptus
alba, Khaya senegalensis, Diospyros celebica, Swietenia macrophylla, S.
tonkinensis, Delonix regia, Aleuratus mollucana, Pterocarpus indicus,
Ricinodendron africanum, Cecropia peltata, Sedrela Mexicana,dan Salacca
zalacca) dan fauna (Cicak terbang (Draco sp), burungcinenen pisang
(Orthotomus sutorius), burung wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis), burung
layang-layang rumah (Delichon dasypus), bajing tanah bergaris tiga (Lariscus
insignis), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), babi hutan (Sus scrofa),
musang (Paradoxurus hermaphrodites), monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis),burung tekukur biasa (Streptopelia chinensis),burung perkutut
(Geopelia striata), burung anis merah (Zoothera citrine), burung kacamata biasa
(Zosterops palpebrosus), burung wallet linchi (Collocalia linchii).
2. Forest outbond
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kondisi ekosistem hutan
lewat aneka permainan kepada pengunjung. Kegiatan ini dapat dilakukan di
82

areal outbond (bekas areal pertarungan Nyi Pelet”), semak-semak dan areal
berkumpul pada bagian terakhir jalur. Beberapa konten permainan yang dapat
diimplementasikan di KHDTK Cikampek adalah sebagai berikut :
a. Log line
Permainan ini dilakukan di luar ruangan menggunakan sebuah balok
kayu yang dibuat sedemikian rupa agar tidak bergerak. Panjang balok
terebut 1,5- 2 meter. Peserta yang akan bermain terdiri dari 6 – 10 orang,
tergantung besar dan panjang balok. Kegiatan ini mempunyai durasi
waktu 10 menit. Pada awal permainan, penjaga pos meminta seluruh
anggota kelompok untuk naik ke atas balok dan peserta harus saling
membantu agar tidak terjatuh dari balok ataupun menginjak tanah.
Setelah semua naik diatas balok, petugas memberi instruksi dimana
mereka harus berdiri berurutan. Misalkan saja, berdasarkan umur. Para
peserta harus mengatur barisan diatas balok tanpa boleh turun ke tanah,
dari angka yang paling kecil ke angka yang paling besar. Penjaga pos
menentukan mana yang menjadi bagian depan. Jika berhasil, lanjutkan
dengan instruksi berikutnya, hingga 3 instruksi dapat mereka selesaikan
dengan baik. Beberapa peraturan yang wajib dipatuhi dalam permainan
ini adalah sebagai berikut:

1. Jika terjatuh pada salah satu tugas maka dianggap gugur dan
dilanjutkan dengan tugas kedua dan seterusnya.
2. Intruksi yang diberikan penjaga pos dapat beranekaragam, misal
nomor rumah, tanggal lahir, dan lainnya.
3. Permainan ini dilakukan diluar ruangan (areal yang cukup luas)
b. Boom waktu
Dalam permainan ini setiap kelompok diberikan bola plastik, tambang
plastik, tali rafia, kayu, dan bambu. Kayu atau bambu sudah terikat
dengan tambang plastik dan satu buah bola plastik. Tugas dari masing-
masing kelompok adalah membawa kayu dan bola menuju garis finish
yang telah disediakan. Apabila bola jatuh maka konsekuensinya
kelompok tersebut harus mengulang kembali di garis start. Menariknya,
setiap kelompok harus membawa kayu tersebut dengan memegang
83

ujung tali rafia yang sudah diikatkan pada kayu dan bola.Dalam
perjalanan menuju start, strategi kelompok diperlukan untuk menjaga
kestabilan kayu tersebut sehingga bola plastik tidak jatuh. Kegiatan ini
mempunyai durasi waktu sebesar 10 menit.
Tujuan dari games “Boom waktu” ini adalah sebagai berikut :
1. Membentuk sikap tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah.
2. Menumbuhkan sikap menghargai waktu atau disiplin diri dalam
setiap menyelesaikan setiap pekerjaan
3. Membangun karakter kerja sama antar anggota.
4. Membangun sikap taat dan percaya kepada pemimpin. ,
3. Kemah konservasi
Tujuan dari kegiatan kemah konservasi adalah supaya peserta dapat
menggali kondisi lingkungan KHDTK Cikampek (flora, fauna dan lingkungan
fisiknya). Peserta dapat merasakan suasana alam KHDTK Cikampek,
mengungkap mitos/cerita rakyat, menumbuhkan rasa memelihara dan
melestarikan hutan.
Bentuk kegiatan kemah konservasi adalah memperkenalkan ekosistem
perairan (sawah dan sungai Cicunut), mengenalkan suasana masyarakat sekitar
hutan untuk mempelajari sosial budaya, mengajarkan cara mendirikan tenda dan
memasak makanan di alam terbuka, membuat api unggun dan wisata malam
(bagi yang tertarik untuk menikmati suasana malam hari didalam hutan dengan
ditemani pemandu), memperkenalkan salah satu contoh gejala alam (goa
Kembang).
4. Belajar kesenian sunda bersama masyarakat
Masyarakat sekitar Cikampek masih memiliki kesenian daerah yang dapat
menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Kesenian daerah tersebut adalah
wayang golek dan tarian tradisional. Selain itu para pelaku kesenian tersebut
berasal dari daerah Cikampek sendiri. Hal ini dapat menjadi nilai tambah bahwa
masyarakat sekitar Cikampek masih peduli dan ingin melestarikan keberadaan
kesenian tersebut. Dengan program belajar kesenian sunda bersama masyarakat
maka para pengunjung yang tertarik terhadap kesenian dapat belajar bersama
masyarakat bagaimana kisah menarik wayang golek, cara memainkannya, alat
84

tradisional yang digunakan atau bahkan mencoba menjadi dalang wayang golek
dengan dibantu seorang dalang asli. Selain itu pengunjung juga dapat belajar
seni tari bersama para penari tradisional dan mengenakan kostum tari sambil
menari dan berfoto bersama.
f. Fasilitas program
Fasilitas program yang diperlukan dalam program interpretasi ini adalah
sebagai berikut:
1. Alat dan bahan aneka permainan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam seluruh konten permainan adalah sebagai
berikut bola plastik, tambang plastik, tali rafia, kayu, bambu, wayang golek, alat
musik gamelan, balok kayu, kertas karton, gunting, lem, dan lainnya.
2. Leaflet
Leaflet ditujukan untuk memberikan informasi lengkap kepada pengunjung
mengenai kekayaan jenis yang ada deskripsi singkat, manfaat dan cara
memanfaatkannya serta dalam leaflet dapat diisi peta jalur dan informasi-
informasi lain yang dapat diketahui oleh pengunjung.
3. Interpreter
Interpreter dimaksudkan untuk mendampingi dan memberikan penjelasan
mengenai deskripsi jenis-jenis tumbuhan maupun satwa liar, potensi wisata,
budaya dan lain sebagainya. Intepreter berasal dari masyarakat lokal,
Masyarakat lokal lebih mengenal dan mengetahui kondisi kawasan dan potensi
yang terdapat di dalamnya karena masyarakat lokal sudah bertahun-tahun
berinteraksi dengan KHDTK Cikampek.
4. Cinderamata
Cinderamata khas KHDTK Cikampek sangat menarik jika diberikan kepada
pengunjung karena tidak dapat diperoleh dari tempat lain. Salah satu contoh
cinderamata khas cikampek adalah gantungan kunci buah kayu balil, gantungan
kunci buah mahoni daun besar, topi anyaman bambu khas cikampek, miniatur
boneka pengusir burung dari bambu dan kerajinan lainnya mencirikan desa
Cikampek.
85

G. Jadwal Kegiatan program interpretasi


Program interpretasi yang telah disusun kemudian dibuat jadwal
kegiatannya seperti pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8 Jadwal kegiatan program interpretasi

Waktu Kegiatan Keterangan Alat dan Bahan


07.00-07.10 Mengumpulkan pengunjung di Interpreter melakukan ice Intepreter dan
Visitor centre breaking untuk pengeras suara
pengenalan awal kondisi
kawasan
07.10-07.35 Kegiatan“ Tracking Disepanjang jalur Pengeras suara,
Biodiversity” dijelaskan mengenai alat tulis, buku
potensi flora, fauna dan catatan, buku
potensi fisik. yang ditemui potensi flora dan
di sepanjang jalur fauna KHDTK
Cikampek
07.35-08.15 Kegiatan Forest Outbond Permainan aneka Pengeras suara,
permainan unik dipandu dan peralatan
seorang tim forest outbond
outbond
08.15-08.40 Tracking Biodiversity season Peserta dijelaskan Pengeras suara,
2 mengenai flora, fauna kamera
danbentang alam
08.40-09.20 Perjalanan menuju Areal Peserta beristirahat dan
berkumpul interpreter mengajak
bermain games sederhana
09.20-09.30 Perjalanan keVisitor centre Peserta dipandu menuju Pengeras suara,
Visitor centre untuk makanan
sarapan
09.30-09.40 Perjalanan menuju desa Peserta dipandu dengan Pengeras suara
Cikampek timur interpreter
09. 40-10.10 Belajar kesenian tradisional Peserta belajar kesenian Wayang golek,
tradisional bersama musik tradisional
masyarakat
10.10-10.20 Perjalanan menuju Visitor Peserta dipandu menuju Pengeras suara
centre Visitor centre
10.20-10.30 Penutup Intepreter menutup dan Pengeras suara,
memberikan cinderamata cinderamata
86

H. Biaya program interpretasi


Kegiatan Interpretasi KHDTK Cikampek memerlukan biaya operasional
seperti telihat pada Tabel 9 dibawah ini:
Tabel 9 Rincian biaya program intepretasi

No Kebutuhan Biaya
1. Jumlah pengunjung < 20 orang
Pembuatan leaflet dan booklet (@Rp.15.000) Rp. 300.000,-
Peralatan games dan perlengkapan pengamatan Rp. 250.000,-
Pembayaran Intepreter Rp. 100.000,-
Kebersihan dan Keamanan Rp 25.000,-
Pembayaran tim Forest outbond dan pelaku kesenian Rp 200.000,-
tradisional
Cinderamata (@Rp 10.000) Rp 200.000,-
TOTAL Rp. 1.325.000,-
Biaya yang dibayarkan/orang Rp 66.250,-
2 Jumlah pengunjung 50 orang
Peralatan games dan perlengkapan pengamatan Rp 300.000,-
Pembuatan leaflet dan booklet (@Rp.15.000) Rp. 400.000,-
Pembayaran Intepreter Rp. 100.000,-
Makan siang dan snack (@Rp.15.000) Rp. 750.000,-
Kebersihan dan keamanan Rp 50.000,-
Pembayaran tim Forest Outbond dan Pelaku kesenian Rp 250.000,-
tradisional
Cinderamata (@Rp.10.000) Rp 500.000,-
TOTAL Rp. 2.950.000,-
Biaya yang dibayarkan / orang Rp 59.000,-
87

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Obyek interpretasi KHDTK Cikampek berupa potensi fisik, biologi dan dan
potensi sosial budaya. Potensi fisiknya adalah sawah, goa Kembang, areal
outbond, sungai Cicunut dan areal kosong. Sedangkan potensi biologinya
berupa flora dan fauna. Selain itu potensi sosial budaya berupa kesenian,
tarian, upacara tradisional dan cara bertani padi masyarakat cikampek
2. Jalur di KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah yaitu jalur Stasiun Klimatologi-
Areal berkumpul, jalur Persemaian-Areal bermain, jalur goa Kembang dan
jalur areal Kupu-Kupu.
3. Pengunjung KHDTK Cikampek sebagian besar adalah laki-laki (73%) dan
berasal dari dalam kota karawang (92%). Pengunjung berusia 25-35 tahun
(35%) dengan tingkat pendidikan SMA (53%). Sebagian besar pengunjung
berstatus sebagai karyawan swasta (38%).
4. Arah pengembangan pengelola adalah mengkaji bentuk wisata yang cocok
dengan status dan potensi yang ada dan akan menjalin kemitraan dengan
masyarakat dan Pemda Karawang berkaitan dengan kegiatan interpretasi.
5. Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek memiliki mata pencaharian
masyarakat sebagai karyawan swasta (15%), buruh (35%), petani (15%) dan
pedagang (35%). Masyarakat mendukung dan ingin berpartisipasi dalam
kegiatan interpretasi.
6.2 Saran
1. Kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek perlu dievaluasi secara teratur
oleh Badan Litbang Kehutanan, agar kegiatan interpretasi dapat berkembang
dan tidak mengabaikan fungsi pokok kawasan.
2. Keseluruhan potensi obyek interpretasi hendaknya dikembangkan sehingga
dapat bermanfaat bagi pengunjung, masyarakat, pengelola interpretasi
KHDTK Cikampek.
88

DAFTAR PUSTAKA

Berkmuller K. 1981. Guidelines and Techniquest for Enviromental


Interpretation USA. The University of Michigan.

Clark LR, PW Geigera, RD Hugles and Morris. 1966. The Ecology of Insect
Population in Theory and Practice. The English Language Book Society
and Campman and Hall. Cambera.

Damayanti VD.2003. Study on Making Integrated IntepretationNetwork for a


Colonial City, Case Study: Oud Batavia, Old City of Jakarta[tesis].
Seoul: Seoul National University.

Darmawan MP. 2006. Keanekaragaman Jenis Burung Pada Beberapa Tipe


Habitat di Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur [skripsi].
Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

[Ditjen PHPA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam.


1988. Pedoman Interpretasi Taman Nasional. Bogor.

Domroese MC and EJ Sterling. 1999. Intepreting Biodiversity a Manual for


Environmental in the topics. American Museum of Natural History.
USA.

Esha F. 2008. Tanaman Obat Indonesia untuk Pengobatan.http://indonesian


herbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-obat-indonesia-untuk-
pengobatan.html. [25 November 2012].
Ferry H. 1998. Planning For Interpretation and Visitor Experience.
WestVirginia.

Gulo W. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Gunn CA. 1993. Tourism Planing. Third Edition, London: Taylor and Francis
Ltd,.460 hlm.

Heriyaningtyas E. 2009. Perencanaan Interpretasi Kawasan Wisata Alam Lereng


Pegunungan Muria Kabupaten Kudus Jawa Tengah [skripsi]. Bogor:
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
kehutanan,Institut Pertanian Bogor.

Hueneke H, Baker R. 2009.Tourist behaviour, local values, and interpretation at


Uluru: “The sacred deed at Australia’s mighty heart”. GeoJournal 74:
477-490.
89

Hughes M, Morrison-Saunders A. 2005. Influence of on-site interpretation


intensity on visitors to natural areas. Journal of Ecotourism 4 (3), 161–
177.

JK Munro,Morrison-Saunders A, Hughes M. 2008. Environmental Interpretation


Evaluation in Natural Areas. Journal of Ecotourism 7 (1), 1–14.

Jura Consultans.2006. Heron Corn Mill Intepretation Plan. Campbell & Co in


Consultation. Beetham Cumbria.

McArthur S.2005. Intepretation Plan For The Conservation and Adaptive re-use
Of the North Quarantie Station. Mawland Construction Pty Ltd for.
Australia.

Muntasib EKSH. 2003. Interpretasi Lingkungan. Laboratorium Rekreasi Alam.


Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Nurbaeti B. 2006. Perencanaan Interpretasi Trail dari Tanjung Lame-


Karangranjang-Cibandawoh-Cikeusik Taman Nasional Ujung
Kulon[skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

[Pusprohut] Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas


Hutan. 2010. Mengenal KHDTK (Hutan Penelitian) Cikampek. Bogor.

Rafika.2011. Perencanaan Jalur Interpretasi Alam di Pulau Kapota Taman


Nasional Wakatobi [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor.

Saputro NA. 2007. Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu di Kampus IPB Darmaga


[skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Setiawan N. 2005. Teknik Sampling.Universitas Padjajaran. Departemen


Pendidikan Nasional.

Setyosari P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:


Kencana.

Singarimbun, Masri, Sofyan E. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Sharpe GW. 1982. Interpreting the Enviroment. University of Washington


Seattle. Washington.
Tajalli A. 2011. Keanekaragaman Jenis Reptil di Kawasan Reptil Di Kawasan
Lindung sungai Lesan, Kalimantan Timur [skripsi]. Bogor: Departemen
90

Konservasi Sumberdaya Hutan dan ekowisata. Fakultas Kehutanan


Institut Pertanian Bogor.
Tilden F. 1957. Interpreting Our Heritage. The University Of North
CorolinaPress. New York.

Veverka JA. 1998. Intepretative Master Planning. Publised and distributed by


Acorn Naturalist. Tustin, California.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Andi.Yogyakarta.

Zuhud EAM, Ekarelawan, S Risman. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai


Sumber Kekayaan Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Pelestarian
Pemanfaatan Kekayaan Tanaman Obat Hutan Tropika Indonesia.
Departemen Konservasi sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB
Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Bogor.
91

Lampiran 1 Kuesioner Untuk Pengunjung KHDTK Cikampek

KUESIONER UNTUK PENGUNJUNG


Peneliti : Meyla Dona Paramita /E34080114
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan IPB

Selamat Pagi/Siang/Sore
Sebelumnya saya memohon maaf apabila mengganggu aktivitas rekreasi
Bapak/Ibu/Saudara/i, saya mengharapkan kesediannya untuk menigisi kuesioner
ini. Tujuan penyebaran kuisioner ini adalah untuk mengumpulkan data dari
pengunjung yang akan digunakan untuk menyusun perencanaan interpretasi di
KHDTK Cikampek. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun skripsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Institut
Pertanian Bogor. Oleh karena itu besar harapan saya Bapak/Ibu/Saudara/i dapat
mengisi kuesioner ini dengan jujur dan benar.Demikian, kami ucapkan
terimakasih atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i.
NB: Semua jawaban, pendapat, dan saran Bapak/Ibu/Saudara/i pada
kuesioner ini akan dijaga kerahasiannya.
Identitas Responden
No. Responden :
Hari/Tanggal :
Nama :
Jenis kelamin :
Asal :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Umur :
92

Petunjuk : Silangkan (x) pada jawaban yang paling sesuai menurut Anda,
boleh lebih dari satu
1. KHDTK Cikampek ini anda ketahui dari:
a. Teman c. Media massa (TV, Radio,
b. Keluarga Brosur/leaflet, Booklet)
d. Lainnya (sebutkan) ............
2.Bersama siapa anda mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Sendiri c. Keluarga
b. Teman d. Lainnya (sebutkan) ...........
3. Apa tujuan anda mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Menikmati kesejukan dan pemandangan KHDTK Cikampek
b. Melakukan penelitian
c. Melihat tumbuhan dan satwa
d. Lainnya (sebutkan) ........................
4. Berapa kali Anda pernah mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Pertama kali c. Ketiga kali
b. Kedua kali d. Lebih dari tiga kali
5. Kapan biasanya Anda mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Sabtu dan minggu
b. Liburan panjang
c. Selepas sekolah/kerja
d. Lainnya (sebutkan) ........................
6. Apa yang mendorong Anda untuk mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Mudah dijangkau
b. Diajak teman
c. Tertarik karena mendengar cerita teman
d. Lainnya (sebutkan) ........................
7. Menurut Anda, apa yang menarik/disukai dari KHDTK Cikampek:
a. Suasana, kesejukan, dan pemandangan
b. Tumbuhan dan satwa
c. Terdapat obyek yang unik dan berbeda dengan lokasi wisata alam lain
d. Lainnya (sebutkan) ........................
93

8. Berapa lama kunjungan Anda di KHDTK Cikampek:


a. Kurang dari 2 jam c. 5-10 jam
b. 2-5 jam d. Lebih dari 10 jam
9.Aktivitas apa saja yang biasa Anda lakukan di kawasan ini:
a. Piknik d. Olahraga
b. Bermain e. Foto-foto
c. Menikmati pemandangan
10. Ketika berkunjung ke kawasan ini, Anda menggunakan kendaraan apa:
a. Motor c. Angkutan umum
b. Mobil d. Lainnya (sebutkan) ……
11.Menurut Anda jenis wisata apa yang cocok dikembangkan di kawasan ini:
a. Piknik e. Berkemah
b. Bermain f. Photo hunting
c. Menikmati pemandangan g. Outbound
d. Olahraga h. Lainnya (sebutkan) ........
12. Bagaimana pendapat Anda mengenai kawasan ini:
a. Udaranya sejuk
b. Tempatnya bersih
c. Banyak tempat untuk beristirahat dan menikmati pemandangan
d. Banyak tumbuhan dan hewan yang menarik
e. Banyak warung penjual makanan
f. Lainnya (sebutkan) …………………
13. Menurut Anda, bagaimana kondisi jalan menuju kawasan ini:
a. Baik c. Biasa saja
b. Buruk
14. Dalam berkunjung ke KHDTK Cikampek, objek apa yang anda sukai?
a. Satwaliar
b. Tumbuhan
c. Mitos/legenda
d. Lainnya (sebutkan) ………………..

15. Bersediakah Anda untuk dikenai biaya/tiket masuk kawasan ini:


94

a. Bersedia, kira-kira sebesar …..


b. Tidak bersedia
16. Fasilitas apa yang Anda butuhkan dan harapkan ada di KHDTK Cikampek:
a. Papan arah, dimana letaknya …………………………
b. Papan nama, dimana letaknya …………………………
c. Papan cerita obyek, dimana letaknya …………………………
d. Papan vandalisme, dimana letaknya …………………………
e. Shelter, dimana letaknya …………………………
f. Kamar mandi, dimana letaknya …………………………
g. Tempat sampah, dimana letaknya …………………………
h. Peta obyek wisata, dimana letaknya …………………………
j. Pusat cinderamata, dimana letaknya …………………………
k. Pusat informasi, dimana letaknya …………………………
l. Lainnya (sebutkan) ……...
17. Apakah Anda berminat untuk kembali datang ke kawasan ini:
a. Ya (alasan)
b. Tidak (alasan)
Petunjuk: Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat Anda
1. Tumbuhan dan binatang apa yang pernah Anda temui/lihat di kawasan ini ?

2. Apakah harapan dan saran Anda terhadap pengembangan dan pengelolaan


KHDTK Cikampek ?
95

Lampiran 2 Panduan Wawancara Masyarakat di Sekitar KHDTK Cikampek

I.Karakteristik Masyarakat
No. Responden :
...................................................................................................
Nama :
...................................................................................................
Umur :
...................................................................................................
Jenis Kelamin :
...................................................................................................
Asal kota/Negara :
...................................................................................................
Pendidikan Terakhir :
...................................................................................................
Pekerjaan :
...................................................................................................
II. Pertanyaan
1. Pengetahuan masyarakat Kawasan KHDTK Cikampek ?
2. Pengetahuan masyarakat mengenai objek-objek yang dapat dikembangkan
untuk kegiatan interpretasi (flora, fauna, situs sejarah, situs kebudayaan dan
fenomena alam yang menarik) dan posisinya?
3. Mitos, legenda, upacara adat dan cerita rakyat yang terdapat di KHDTK
Cikampek.
4. Partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan KHDTK Cikampek
5. Sumberdaya yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan cara memanfaatkannya?
6. Berapa jumlah kelompok organisasi dalam masyarakat? Sebutkan?
9. Kegiatan apa yang sering dilakukan oleh kelompok organisasi tersebut?
10. Adakah upaya pemberdayaan masyarakat oleh phak KHDTK Cikampek
(penyuluhan atau pelatihan)?
11. Harapan masyarakat terhadap KHDTK Cikampek?
96

Lampiran 3 Panduan Wawancara Pengelola KHDTK Cikampek

1. Bagaimana struktur organisai pengelola KHDTK Cikampek?


2. Berapa jumlah pegawai di Balitbang kehutanan dan KHDTK Cikampek ?
bagaimana alokasi pegawai tersebut?
4. Obyek mana saja yang biasanya didatangi oleh pengunjung? Bagaimana
kondisi objek tersebut?
5. Adakah data Potensi KHDTK Cikampek (potensi fisik, biologi dan sosekbud
KHDTK Cikampek) ?
6. Bagaimana pengelolaan kawasan wisata di KHDTK Cikampek yang
telah/sedang/akan dilakukan?
7. Adakah data pengunjung 5 tahun terakhir?
8. Apakah ada rencana pengembangan program interpretasi di KHDTK
Cikampek?
9. Apakah ada jalur yang berpotensi untuk dikembangkan dan dilalui oleh
pengunjung dalam kegiatan interpretasi ?
10. Adakah program pelayanan pengunjung (pemandu, program wisata, tiket.
toilet) yang datang di KHDTK Cikampek?
11. Adakah program penyuluhan kepada masyarakat akan keberadaan KHDTK
Cikampek?
12. Adakah kegiatan pemantapan kawasan KHDTK Cikampek?
13. Adakah mitra dalam pengelolaan KHDTK Cikampek?jelaskan?
14. Sebut dan jelaskan sarana prasarana yang ada di KHDTK Cikampek dan
kondisinya? Adakah rencana untuk menambah sarana prasarana yang telah
ada?
15. Adakah program peningkatan skill staff pegawai KHDTK Cikampek?
16. Masalah apa saja yang sering dihadapi KHDTK cikampek ?
17. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan KHDTK Cikampek ?
18. Harapan pengelola terhadap KHDTK Cikampek kedepannya?
97

Lampiran 4 Daftar Jenis Pohon di KHDTK Cikampek


NO Jenis Tanaman Famili /Suku Asal Tahun Status
(Nama lokal) Tanam Perlindungan
A. Dipterocarpaceae
1 Hopea odorata Roxb. Dipterocarpaceae Myanmar 1938,1954, Vulnerable
(Merawan) 1970, 1977
2 Shorea robusta Gaertn Dipterocarpaceae Kalimantan 1958
(Meranti)
3 Shorea selanica BI Dipterocarpaceae - -
(Meranti)
B. Non- Dipterocarpaceae
1 Acacia auriculiformis Mimosaceae Papua 1966,
A.Cunn. 1967, 1973
(Akasia)
2 Acacia catechu Willd. Mimosaceae India 1957
(Katecuk)
3 Acacia confusa Merr Mimosaceae Formosa 1963
(Akasia)
4 Acacia mangium Wild Mimosaceae Maluku 1939
(Mangium)
5 Acacia oraria F.v.M Mimosaceae - -
(Akasia)
6 Alstonia congensis Engl. Apocinaceae Afrika 1939
(Pulai kongo)
7 Anthocephalus cadamba Rubiaceae Maluku 1958
Miq.
(Jabon)
8 Aponamixis grandifolia Meliaceae - -
Walp
(Kongkih merah)
9 Azadirachta indica A.Juss. Meliaceae Jawa 1953
(Mimba)
10 Calophyllum inophyllum Guttiferae Sulawesi 1966, 1979 Lower
L. Risk/least
(Nyamplung) concern
11 Calophyllum solatri Burn Guttiferae Sulawesi 1954
(Mengkakal)
12 Canarium schwaifurhii Burseraceae Afrika 1937
Engl.
(Kenari)
13 Casuarina equisetifolia Casuarinaceae Sumatera 1953
J.R
(Cemara)
14 Cecropia peltata L. Moraceae Amerika 1972
(Saga)
15 Cedrella mexicana M. Meliaceae Amerika 1939
Roem
(Handarusa)
16 Ceiba sp Bombacaceae Jawa 1967
(Kapuk)
17 Chaklaphora excelsa *) - - -
18 Chukrasia tabularis A. Meliaceae India 1939
Juss *)
19 Coumarona odorata Papilionaceae Afrika 1939, 1963
Aubl*)
98

Lanjutan Daftar Jenis Pohon di KHDTK Cikampek


NO Jenis Tanaman Famili /Suku Asal Tahun Status
(Nama lokal) Tanam Perlindungan
20 Dalbergia fusca Piere Papilionaceae Vietnam 1941
(Sonokeling)
21 Delonix regia Rafin Caesalpiniaceae - -
(Flamboyan)
22 Diospyros celebica Bakh Ebenaceae Sulawesi 1940, Vulnerable
(Kayu hitam) 1950, 1977
23 Enterolobium Leguminosae Amerika 1949, 1973
cyclocarpum Griseb
(Sengon buto)
24 Eucalyptus alba Reinw. Myrtaceae Timor 1971
(Ampupu)
25 Eucalyptus plathyphylla Myrtaceae Timor 1984
F.Muell
(Hoe)
26 Eucalyptus urophylla Myrtaceae - -
(Ampupu)
27 Giganthocloa apus Kruz Graminaceae Jawa 1963
(Bambu apus)
28 Gluta renghas L Anacardiaceae Jawa 1969
Rengas
29 Gmelina arborea Roxb.*) Verbenaceae - -
(Jati putih)
30 Hymenaea courbarilll L. Caesalpiniaceae Amerika 1939,
(Lokus) 1957,
1963,
1966,
1970,
1973,
1976,
1981,
1982, 1982
31 Instia bijuga O.K Caesalpiniaceae -
(Merbau)
32 Khaya anthotheca C.Dc Meliaceae Afrika 1949,
(Kahaya) 1954,
1959,
1973,
1974,
1975,
1976, 1977
33 Khaya grandifolia C.DC Meliaceae Afrika 1949
(Kahaya)
34 Khaya ivorensis Meliaceae Amerika 1956
C.Chevalis *)
(Kahaya)
35 Khaya senegalensis Meliaceae Afrika 1955
A.Juss. *)
(Kahaya)
36 Lagerstroemia loudoni Lythraceae Thailand 1975
Pierre
(Bungur)
99

Lanjutan Daftar Jenis Pohon di KHDTK Cikampek


NO Jenis Tanaman Famili /Suku Asal Tahun Status
(Nama lokal) Tanam Perlindungan
39 Paraserienthes falcataria Mimosaceae Jawa 2008
Nielsen
(Sengon)
40 Parinarium corymbosum Rutaceae Jawa 1938
Miq
(Kayu batu)
41 Pericopsis mooniana Papilionaceae India 1956
Thw.
(Kayu kuku)
42 Pinus khasya Rowlee *) Pinaceae Siam 1940
(Pinus)
43 Pinus merkusii Jungh et de Pinaceae Sumatera 1939
Vriese
(Tusam)
44 Piptadenia peregrina Leguminoceae Brazilia 1949
Benth
45 Pterocarpusindicus Papilionaceae Jawa 1938, Vulnerable
(Angsana) 1964, 1966
46 Pterygota alata R.Br. Moraceae India 1953, 1972
(Kasah)
47 Ricinodendron africanum Euphorbiaceae Afrika 1960,
Arg 1963,
1966,
1967, 1972
48 Santalum album L Santalaceae 1983
(Cendana)
49 Spathodea campanulata Bignuniaceae Afrika 1972, 1973
Beauv.
(Angsret)
50 Sterculia foetida L Sterculiaceae Jawa 1953
(Kepuh)
51 Switenia macrophylla Meliaceae Honduras 1958,
(Mahoni daun besar) 1959, 1999
52 Tectona grandis L.f Verbenaceae Jawa, 1941,
(Jati) Malabar, 1958,
Myanmar 1972, 1999
53 Terminalia arjuna Warb Combretaceae India 1955
(Ketapang)
54 Terminalia caembachii Combretacea PNG 1955
Warb.
(Ketapang)
55 Terminalia kaernbacii Combretaceae PNG 1954
(Ketapang)
56 Trachylobium verrucosum Leguminoceae Hawai 1939, 1966
Oliv
57 Vitex coffasus Reinw. Verbenaceae Maluku 1938, 1939
(Bieti)
58 Zizyphus talanoi Merr Rhamnaceae Maluku 1963
(Tombulilato)
59 Ficus variagata Moraceae Jawa 2009
(Nyawai)
100

Lampiran 5 Deskripsi jenis burung di KHDTK Cikampek


1. Nama Lokal : Cinenen Pisang
Nama Latin : Orthotomus sutorius
Famili : Silviidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (10cm)Dahi dan mahkota
merah karat. Perut putih.Ekor panjang dan sering ditegakkan.Alis
kekuningtuaan. Punggung, sayap, dan ekor hijau zaitun.Tubuh bagian bawah
putih.Sisi tubuh abu-abu.Iris kuning tua pucat, paruh atas hitam, paruh bawah
kemerahjambuan, kaki merah jambu.Tinggal di semak bawah dan bersembunyi
dalam rerimbunan. Makanan: kumbang, tempayak, ulat, serangga kecil, telur
serangga. Sarang jahitan kapas pada 1-2 helai daun, terlipat dengan jaring laba-
laba atau kepompong, dekat permukaan tanah.Telur berwarna putih agak hijau,
berbercak merah jambu, jumlah 2-3 butir.
Status Perlindungan : Least Concern (IUCN)
2. Nama Lokal : Wallet linchi
Nama Latin : Collocalia linchii
Famili : Apodidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (9 cm). Warna hitam biru
mengkilat. Ekor sedikit bertakik. Dagu abu-abu. Perut putih mencolok.Walet
paling kecil dan paling umum di seluruh Sunda Besar dan Nusa Tenggara.
Makanan: serangga kecil. Sarang berbentuk cawan dari lumut, rumput, atau
tumbuhan, pada dekat mulut gua.Telur berbentuk lonjong, berwarna putih,
jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun.
Status Perlindungan :-
3. Nama Lokal : Cinenen jawa
Nama Latin : Orthotomus sepium
Famili : Silviidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (11cm). Warna abu-abu.
Kepala merah karat. Jantan: Mahkota, kerongkongan, dan pipi merah karat.
Bulu lain abu-abu kehijauan. Perut putih tersapu kuning. Betina: Kepala tidak
semerah jantan. Dagu dan tenggorokan atas putih. Aktif di semak bawah dan
pucuk pohon. Makanan: ulat, laba-laba, serangga kecil. Habitat di hutan
101

terbuka, tepi hutan, vegetasi sekunder, rumpun bambu. yang tersebar sampai
ketinggian 1.500 m dpl.
Status Perlindungan : Least Concern
4. Nama Lokal : Pelanduk topi hitam
Nama Latin : Pellorneum capistratum
Famili : Timaliidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran sedang (17cm), mahkota
kehitaman. Garis alis jelas, kuning kemerahan didepan dan putih di belakang.
Tubuh bagian atas coklat kemrahan.Tubuh bagian bawah kuning kemerahan.
Tenggorokan keputih-putihan.Iris coklat, paruh atas hitam, bawah keputih-
putihan, kaki coklat. Hidup sendiri, berpasangan, atau dalam kelompok kecil.
Sering diatas atau dekat permukaan tanah. Bersifat penakut. Makanan: semut,
ulat, kupu, belalang, cacing, tempayak, siput.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
5. Nama Lokal : Layang-layang rumah
Nama Latin : Delichon dasypus
Famili : Hirundinidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (13 cm), gemuk, berwarna
hitam dan putih. Tungging putih dan ekor membelah ringan khas.Tubuh bagian
atas biru seperti baja, tunggir putih, dada putih keabu-abuan. Suara:
gemerincing yang gembira. Umumnya terlihat sewaktu terbang melayang.
Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali, tercatat sampai ketinggian
1500 m.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
6. Nama Lokal : Bondol jawa
Nama Latin : Lonchura leucogastroides
Famili : Estrildidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran agak kecil (11 cm) berwarna
hitam, coklat, dan putih. Tubuh bagian atas coklat tanpa coretan.Muka dan
dada atas hitam. Sisi perut dan tubuh putih. Ekor bawah coklat tua.Iris coklat,
paruh atas gelap, paruh bawah biru, kaku keabu-abuan. Membentuk kelompok
besar saat musim panen padi, tapi biasanya berpasangan atau dalam kelompok
102

kecil. Mencari makan di atas tanah atau memetik biji bulir rerumputan.
Menghabiskan banyak waktu dengan bersuara gaduh dan menelisik di pepohon
besar. Makanan: biji-bijian rumput, padi. Sarang berbentuk bola berongga
longgar, dari potongan rumput dan bahan lain, pada pohon cukup tinggi
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
7. Nama Lokal : Kacamata biasa
Nama Latin : Zosterops palpebrosus
Famili : Zosteropidae
Ciri Morfologi : Panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung
ekor) berukuran sekitar 10-11 cm. Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan
atau hijau kekuningan (hijau zaitun) sedangkan sisi bawahnya sedikit
bervariasi bergantung rasnya, kecuali leher dan dadanya yang berwarna kuning
terang.Burung ini kerap membentuk gerombolan besar yang bergerak bersama
di antara tajuk pepohonan. Meskipun burung kacamata pemakan serangga
namun juga memakan nektar dan buah.
Status Perlindungan :Least Concern(IUCN)
8. Nama Lokal :Cabai jawa
Nama Latin :Dicaeum trochileum
Famili : Dicaeidae
Ciri Morfologi :Tubuh berukuran sangat kecil (8 cm).Jantan:
kepala, punggung, tunggir, dada merah padam atau agak kejinggaan. Sayap dan
ujung ekor hitam. Perut putih keabu-abuan.Ada bercak putih pada lengkung
sayap. Betina: tunggir merah. Tubuh bagian atas lainnya coklat, tersapu merah
pada kepala dan mantel.Tubuh bagian bawah putih buram. Makanan: buah
benalu, biji, serangga kecil. Sarang berbentuk kantung menggantung, dari
rumput dilapisi kapas rumput, pada ujung pohon tinggi.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
9. Nama Lokal : Anis merah
Nama Latin : Zoothera citrina
Famili : Turdidae
Ciri Morfologi : Burung cacing berukuran sedang (21 cm),
berkepala jingga. Jantan dan betina sulit dibedakan. Suara tanda bahaya yang
103

keras “tirr-tirr-tirr” dan “siiiit” yang bernada tinggi. Makanannya adalah


serangga, laba-laba, cacing dan buah-buahan yang telah jatuh di tanah.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
10. Nama Lokal : Betet jawa
Nama Latin : Psittacula alexandri
Famili : Psittacidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran sedang (34 cm) dengan dada
berwarna merah jambu khas. Dewasa: mahkota dan pipi abu-abu dengan
kekakng hitam, tengkuk, punggung, sayap, dan ekor hijau. Burung muda:
kepala coklat-kuning tua, kumis hitam terlihat kurang jelas, iris kuning, paruh
merah, kaki abu-abu. Suara: seruan tajam berulang-ulang “kekekek” (terutama
pada burung muda) dan teriakan parau seperti terompet. Kebiasaaan: hidup
bersama-sama, terbang, beristirahat, dan bersarang dalam kelompok. Terbang
bising dan mencolok atau terbang rendah dan cepat melalui tempat terbuka.
Hinggap dengan kepakan sayap yang rebut, untuk makan atau beristirahat
sambil berteriak-teriak. Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali.
Status perlindungan : Least Concern(IUCN)
11. Nama Lokal : Cekakak sungai
Nama Latin : Todirhamphus chloris
Famili : Alcedinidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran sedang (24 cm), berwarna biru
dan putih. Mahkota, sayap, punggung, dan ekor biru kehijauan berkilau terang,
ada setrip hitam melewati mata. Kekang putih, kerah, dan tubuh bagian bawah
putih bersih.Iris coklat, paruh atas abu tua, paruh bawah berwarna lebih pucat,
kaki abu-abu. Suara: teriakan parau “ciuw ciuw ciuw ciuw ciuw” atau nada
ganda :ges-ngek, ges-ngek, ges-ngek”. Pada masa biak terdapat berbagai
variasi suara. Kebiasaan: sering ditemukan di daerah terbuka, terutama di
daerah pantai. Bertengger pada batu atau pohon. Berburu di sepanjang pantai
atau di daerah terbuka dekat perairan, termasuk kebun, kota, dan perkebunan.
Mangsa besar dibanting-bantingkan dulu pada tenggeran sebelum dimakan.
Sangat rebut, suaranya yang keras dapat didengar sepanjang hari. Penyebaran:
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali.
104

Status perlindungan :-
12. Nama Lokal : Perenjak jawa
Nama Latin : Prinia familiaris
Famili : Silviidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran agak besar (13 cm), berwarna
zaitun. Ekor panjang, dengan garis sayap putih khas serta ujung hitam-
putih.Tubuh bagian atas coklat-zaitun, tenggorokan dan dada tengah putih, sisi
dada dan sisi tubuh abu-abu, perut dan tungging kuning pucat.Iris coklat, paruh
atas hitam, paruh bawah kekuningan, kaki merah jambu. Suara: keras bernada
tinggi “cwuit-cwuit-cwuit”. Suara tanda bahaya: “hii-hii-hii”.Penyebaran:
Sumatera, Jawa, dan Bali.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
13. Nama lokal : Wiwik uncuing
Nama latin : Cuculus sepulcralis
Famili : Cuculidae
Ciri morfologi : Tubuh berukuran kecil (23 cm), berwarna coklat
keabu-abuan. Dewasa: kepala abu-abu, bagian punggung, sayap, dan ekor
coklat keabu-abuan, tubuh bagian bawah merah karat mirip dengan wiwik abu-
abu tetapi lebih gelap. Anakan wiwik uncuing memiliki warna punggung
coklat terang dengan tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan garis-garis
hitam yang cukup lebar dan jelas pada seluruh bulunya. Iris coklat, lingkaran
mata kuning, paruh hitam dengan bintik jingga, kaki abu-abu. Suara siulannya
sedih “wiit” atau “pii-wiit”, diulang 10-25 kali, dengan nada yang makin
merendah. Bunyinya semakin meninggi, lebih cepat, dan “liar” daripada
kicauan yang mirip kicauan wiwik abu-abu. Burung ini menyukai habitat
hutan, tepi hutan, tumbuhan sekunder, perkebunan, dan kebun-kebun di
pedesaan. Penyebarannya di daerah Sumatera, Belitung, Jawa, Bali, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara.
Status perlindungan :-
14. Nama lokal : Perkutut
Nama latin : Geopelia striata
Famili : Columbidae
105

Ciri morfologi : Tubuh berukuran kecil (21 cm), berwarna coklat.


Tubuh ramping, ekor panjang. Kepala abu-abu, leher, dan bagian sisi bergaris
halus, punggung coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar dari ekor kehitaman
dengan ujung putih.Iris dan paruh abu-abu, kaki merah jambu tua. Suaranya
berirama merdu, halus, mengalir seperti siulan “per-ku-tu-tut”, seperti tergesa
diulang-ulang sebanyak 6-8 kali. Kebiasaannya menyukai ladang dan hutan
terbuka dekat desa. Berpasangan atau dalam kelompok kecil, makan di atas
permukaan tanah, kadang-kadang berkumpul untuk minum di sumber air.
Penyebaran: Sumatera, Bangka Belitung, Jawa, Bali, dan diintroduksi ke
Kalimantan.
Status perlindungan : Least Concern (IUCN)
15. Nama lokal : Tekukur biasa
Nama latin : Streptopelia chinensis
Famili : Columbidae
Ciri morfologi : Tubuh berukuran sedang (30 cm), berwarna coklat
kemerahjambuan. Ekor tampak panjang. Bulu ekor terluar memiliki tepi putih
tebal. Bulu sayap lebih gelap darpada bulu tubuh dan terdapat garis-garis
hitam khas pada sisi-sisi leher (jelas terlihat), berbintik-bintik putih halus. Iris
jingga, paruh hitam, kaki merah. Suara: nada merdu yang diulang-ulang “te-
kuk-kurr”, dengan nada terakhir memanjang. Penyebaran: umum ditemukan di
seluruh Sunda Besar, terutama di daerah terbuka dan perkampungan.
Status perlindungan :-
106

Lampiran 6 Deskripsi jenis mamalia di KHDTK Cikampek


1. Nama lokal : Monyet ekor panjang
Nama latin : Macaca fascicularis
Famili : Cercopithecidae
Ciri Morfologi :Tubuhnya bewarna coklat abu-abu sampai tengguli,
bagian bawah selalu lebih pucat. Jambang pipi sering mencolok.Sekelompok
monyet dapat diketahui dari jeritannya, yang umumnya berbunyi “krra!”.
Ekologi dan habitat: aktif secara teratur dari fajar sampai petang. Sering
bepergian dalam kelompok beranggota 20-30 ekor atau lebih dari 2-4 jantan
dewasa, 6-11 betina dewasa dan selebihnya anakan. Biasanya hanya sebagian
dari kelompok dapat dilihat pada suatu waktu. Jantan kadang soliter atau
tergabung dalam kelompok kecil. Satu kelompok menempati suatu kawasan
sampai beberapa puluh hektar dan setiap hari berjalan dari 150-1500 m.
monyet ini umum ditemukan di hutan pesisir, hutan mangrove, hutan pantai,
hutan di sepanjang sungai-sungai besar, kebun, perkampungan, dan
perkebunan. Makanan utamanya adalah buah-buahan matang, serangga, ttlur
kodok, kepiting, dan invertebrata pantai lainnya. Distribusi: Semenanjung
Myanmar, Thailand, Malaysia, Indocina bagian selatan, Filipina, Sumatera,
Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau yang berdekatan.
Status Perlindungan : Least Concern( IUCN)
2. Nama lokal : Bajing tanah bergaris tiga
Nama latin : Lariscus insignis
Famili : Sciuridae
Ciri Morfologi : Tubuh bagian atas coklat dengan tiga garis hitam
di sepanjang punggung, bagian bawah putih atau bungalan (berubah menjadi
kuning tua pada kulit yang tua). Ekologi dan habitat: diurnal dan terrestrial.
Makanan meliputi buah-buahan dan serangga.Terdapat di hutan yang tinggi
dan hutan sekunder. Distribusi: Semenjanjung Malaysia, Sumatera,
Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau di dekatnya.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
3. Nama lokal : Musang
Nama latin : Paradoxurus hermaphroditus
107

Famili :Viverridae
Ciri Morfologi :Tubuh bagian atas bervariasi dari hijau khaki atau
kadang tengguli sampai coklat abu-abu tua, bagian bawah lebih pucat. Wajah,
kaki, dan ekor kecoklatan tua atau hitam.Biasanya ada tiga garis gelap yang
tidak jelas dan terputus-putus di sepanjang garis punggung. Betina dewasa
mempunyai tiga pasang kelenjar susu. Ekologi dan habitat: nokturnal. Tidur
padasiang hari di pepohonan atau di gedung-gedung.Arboreal dan terrestrial.
Makanannya meliputi buah-buahan, dedaunan, artropoda, cacing tanah, dan
moluska.Terdapat di hutan yang tinggi, hutan sekunder, perkebunan, kebun,
atau di dekat permukiman manusia. Distribusi: Sri Lanka, India, Asia
Tenggara, Filipina, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau
yang lebih kecil di Indonesia.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
4. Nama lokal : Babi hutan
Nama latin : Sus scrofa
Famili : Suidae
Ciri Morfologi : Babi liar (Sus scrofa) adalah mamalia terestrial
besar dengan tubuh bulat dan kaki pendek yang menunjukkan tingkat ditandai
variasi dalam hal ukuran, mantel, warna, ekor bentuk. Babi memiliki gigi seri
atas berkembang dengan baik dan gigi taring terletak ke atas dari mulut.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
108

Lampiran 7 Deskripsi jenis reptil di KHDTK Cikampek


1. Nama lokal : Cicak hutan
Nama latin : Crytodactylus fumosus
Famili : Gekkonidae
Ciri morfologi :
Cicak hutan banyak ditemukan di pekarangan, kebun-kebun, tegalan,
rerumputan atau persawahan, sampai ke hutan belukar. Total panjangnya
hingga sekitar 22 cm. Sisi atas tubuh berwarna coklat tembaga keemasan. Sisi
lateral tubuh berwarna gelap kehitaman atau kecoklatan berbintik-bintik putih
(pada yang betina atau hewan muda), atau keputihan dengan saputan warsna
kuning terang hingga jingga kemerahan (pada kadal jantan). Sisi bawah tubuh
berwana abu-abu keputihan.
Status perlindungan :-
2. Nama lokal : Kadal kebun
Nama latin : Eutrophis multifasciata
Famili : Scincidae
Ciri morfologi : Kadal mempunyai karakteristik diantaranya, tubuh
memanjang, mempunyai dua pasang kaki yang kuat dan dapat digunakan untuk
memanjat, mempunyai alat kopulasi berupa sepasang hemipenis. Selain itu,
Kadal merupakan reptil yang berjalan dengan melata.Tubuh kadal tertutupi
oleh kulit kering dengan sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya tanpa danya
kelenjar-kelenjar lendir.Warna pada kadal dapat berbeda-beda berdasarkan
lingkungan atau umur kadal itu sendiri.
Status perlindungan :-
3. Nama lokal : Viper pohon
Nama latin : Trimeresurus albolabris
Famili : Viperidae
Ciri morfologi : Viper pohon memiliki panjang ± 60 cm(jantan)
dan 80 cm (betina) berekor kecil pendek, ±10-13 cm. Ular ini merupakan
hewan noktural atau hewan yang aktif di malam hari sehingga pada siang
sebagian besar waktunya di gunakan untuk istirahat. Viper pohon mempunyai
109

bisa yang berbahaya karena mengakibatkan rasa sakit dengan di sertai


kerusakan jaringan di sekitar luka gigitan
Status perlindungan :-
4. Nama lokal : Ular lidah api
Nama latin : Dendralapis pictus
Famili : Colubridae
Ciri morfologi : Ular ini berbentuk ramping dengan panjang
mencapai 1,5 m, ekornya panjang.Ular ini berwarna coklat zaitun seperti logam
perunggu di bagian punggung. Kepala kecoklatan perunggu di sebelah atas,
dan kuning terang di bibir dan dagu. Terdapat bintik-bintik hijau terang
kebiruan di bagian leher hingga tubuh bagian muka. Sisik-sisik ventral putih
kekuningan atau kehijauan
Status perlindungan :-
5. Nama lokal : Cicak terbang
Nama latin : Draco sp
Famili : Agamidae
Ciri morfologi : Cicak terbang memiliki habitat alam terbuka
pohon hutan tropis dan tidak berani ke tanah sering.Warna dasar coklat dengan
pola gelap, cicak jantan memiliki pola kekuningan dan betina memiliki pola
biru. sayap warna dari kuning ke oranye kemerahan ketika diperluas dengan
warna kebiruan di bagian bawah.
Status perlindungan :
6. Nama lokal : Bunglon
Nama latin : Bronchocela jubata
Famili : Agamidae
Ciri morfologi : Bunglon berukuran sedang dengan ekor menjuntai.
Panjang total hingga 550 mm. Bagian dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau
muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman
bila merasa terganggu.Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai
keputihan. Ekor berwarna hijau belang-belang kebiruan, semakin ke belakang
semakin kecoklatan dengan belang-belang putih pada bagian ujungnya.
Status perlindungan :Least Concern
110

Lampiran 8 Jenis Tumbuhan Obat KHDTK Cikampek


1. Nama lokal : Babadotan
Nama latin : Ageratum conyzoides
Manfaat : Untuk menyembuhkan luka, bisul, rematik,
pendarahan rahim, sakit tenggorokan, influenza, dan perut kembung.
Foto :

2. Nama lokal : Balakacida


Nama latin : Mikania Cordata
Manfaat : Antibiotik, mengobati luka misalnya tersayat,
dengan tumbuhan ini, luka akan cepat kering,
Foto :

3. Nama lokal : Daun dewa


Nama latin : Gynura segetum
Manfaat : Membantu mengatasi kanker dan tumor,
membantu mengatasi TBC dan radang tenggorokan, menurunkan kolesterol,
dan mengatasi kista, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan
(batuk darah, muntah darah, mimisan), Infeksi kerongkongan
Foto :
111

4. Nama lokal : Daun katuk


Nama latin : Sauropus androgynus
Manfaat : Melancarkan air susu ibu (ASI), Menyembuhkan
bisul, demam, dan darah kotor, Membangkitkan vitalitas seks, Mencegah
osteoporosis, Mengandung efedrin yang sangat baik bagi penderita
influenza, Sumber vitamin A yang cukup baik. , Memiliki kadar kalsium
yang tinggi, Daun katuk kaya akan klorofil, untuk membersihkan jaringan
tubuh dan tempat pembuangan sisa limbah metabotisme.
Foto :

5. Nama lokal : Harendong biasa biasa


Nama latin : Melastoma malabathricum
Manfaat : Sebagai obat diare (daun dan bunga dimasak
kemudian airnya diseduh), gangguan pencernaan (dispepsi), disentri
basiler, diare, hepatitis, keputihan (leukorea), sariawan, haid berlebihan,
wasir darah, pendarahan rahim, radang dinding pembuluh darah.
Foto :
112

6. Nama lokal : Harendong biasa bulu


Nama latin : Melastoma candidum
Manfaat : Kencing manis (daun dan bunga dimasak
kemudian airnya diseduh)
Foto :

7. Nama lokal : Kahit hutan


Nama latin :
Manfaat : Sebagai obat masuk angin
Foto :

8. Nama lokal : Karuk


Nama latin : Piper sarmentosum
Manfaat : Dalam pengobatan alternative herbal dapat
membantu meluruhkan air seni, asma, sakit perut,
Malaria, nyeri tulang
113

Foto :

9. Nama lokal : Pare


Nama latin : Momordia charantia
Manfaat : Batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah,
demam, malaria, menambah napsu makan, kencing
manis, rematik, sariawan, bisul, abses, sakit liver,
sembelit, cacingan.
Foto :

10. Nama lokal : Putri malu


Nama latin : Mimosa pudica
Manfaat : Sebagai obat kuat (akarnya), insomnia, bronchitis,
panas tinggi, herpes, reumatik, dan cacingan.
Foto :

11. Nama lokal : Jamblang hutan


Nama latin : Syzygium cumini
114

Manfaat : Buah jamblang hutanberkhasiat menghentikan


batuk, peluruh kencing, peluruh kentut,
memperbaiki gangguan pencernaan, merangsang
keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa
darah (hipoglikemik). Kulit kayu jamblang
berkhasiat untuk peluruh haid. Hasil penelitian
menunjukkan biji, daun, dan kulit kayu jamblang
mempunyai khasiat menurunkan kadar glukosa
darah (efek hipoglikemik) pada penderita diabetes
melitus tipe II. Penelitian di India mendapatkan hasil
bahwa buah jamblang potensial sebagai obat
kontrasepsi pada pria. Pada percobaan binatang,
jamblang dapat mencegah timbulnya katarak akibat
diabetes. Jamblang juga menurunkan risiko
timbulnya atherosklerosis sampai 60–90% pada
penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kandungan
oleanolic acid pada jamblang dapat menekan peran
radikal bebas dalam pembentukan atherosklerosis.
Foto :
115

Tabel 9 Daftar jenis Kupu-Kupu di KHDTK Cikampek


NO Nama Latin Famili Foto
1 Ariadne ariadne ariadne Nymphalidae

2 Athyma perius perinus Nymphalidae

3 Catopsilia pomona Pieridae

4 Doleschallia bisaltidae Nymphalidae


bisaltidae

5 Euploea phaenarete pavettae Nymphalidae

6 Eurema hecabe sankapura Pieridae

7 Hypolimnas bolina bolina Nymphalidae


116

Lanjutan Tabel 9 Daftar jenis Kupu-Kupu di KHDTK Cikampek


NO Nama Latin Famili Foto
9 Junonia atlites atlites Nymphalidae

10 Melanitis leda simessa Nymphalidae

11 Mycalesis horsfieldi Nymphalidae


horsfieldi

12 Rohana parisatis javana Nymphalidae

13 Junonia hedonia ida Nymphalidae

http://www.fobi.web.id
13 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) merupakan suatu
kawasan tertentu yang ditetapkan pemerintah dengan tujuan untuk kepentingan
umum seperti penelitian, pendidikan, religi dan kebudayaan atau tujuan lainnya.
Fungsi pokok KHDTK Cikampek adalah tujuan penelitian dan non penelitian.
Potensi wisata yang dimiliki KHDTK Cikampek antara lainbeberapa jenis pohon
exotic, keragaman vegetasi dan satwa liar serta aksesibilitas yang mudah
dijangkau (Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan
2010). Saat ini KHDTK Cikampek sudah banyak didatangi pengunjung. Hal
tersebut menjadi salah satu faktor pendorong masyarakat menginginkan adanya
kegiatan wisata di kawasan ini. Masyarakat berharap dengan adanya kegiatan
wisata dapat membuka lapangan pekerjaan untuk mereka. Namun, terdapat
permasalahan yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut yakni masalah sampah dan
tidak teraturnya pengunjung sehingga mengakibatkan ketidakteraturan tatanan
ruang di KHDTK Cikampek.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
meningkatkan pemahaman pengunjung dan masyarakat terhadap kawasan melalui
kegiatan interpretasi.Interpretasi lingkungan merupakan bagian strategi
pengelolaan kawasan alam ditujukan pada manajemen pengunjung dan
mengurangi dampak negatif di lokasi wisata (Hughes dan Morrison-Saunders
2005). Implementasi kegiatan interpretasi memerlukan sumberdaya manusiayang
tidak sedikit. Hal ini akan menjadi jalan bagi masyarakat untuk terlibat dalam
pengelolaan kegiatan interpretasi ini. Dengan begitu diharapkan masyarakat dapat
memperoleh keuntungan dari keberadaan KHDTK Cikampek. Terkait hal tersebut
maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menyusun perencanaan
interpretasi di KHDTK Cikampek.
2

1.2 Tujuan
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menyusun perencanaan
interpretasi di KHDTK Cikampek. Secara khusus bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi obyek interpretasi di KHDTK Cikampek.
2. Mengidentifikasi jalur interpretasidi KHDTK Cikampek.
3. Menganalisa karakteristik pengunjung di KHDTK Cikampek.
4. Mengidentifikasi pengelolaan di KHDTK Cikampek.
5. Mengetahui kondisi masyarakat sekitar KHDTK Cikampek.

1.3 Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai acuan bagi pengelola dalam pengembangan interpretasi alam di
KHDTK Cikampek.
2. Bagi pengunjung dan masyarakat, sebagai informasi mengenai obyek
interpretasi yang akan dikunjungi.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Interpretasi
2.1.1 Definisi dan Tujuan Interpretasi
Tilden (1957) menyatakan bahwa interpretasi merupakan kegiatan edukatif
yang sasarannya mengungkapkan pertalian makna, dengan menggunakan objek
aslinya baik oleh pengalaman langsung maupun dengan menggunakan media
ilustrasi dan bukan keterangan-keterangan yang hanya berdasarkan fakta saja.
JK Munro et al (2008) menyatakan bahwa interpretasi lingkungan secara
luas diasumsikan mempengaruhi perilaku pengunjung dan mengurangi dampak
terhadap lingkungan alami yang telah ada.Interpretasi lingkungan merupakan
bagian strategi pengelolaan kawasan alam ditujukan pada manajemen pengunjung
dan mengurangi dampak negatif di lokasi wisata (Hughes dan Morrison-Saunders
2005).
Interpretasi lingkungan adalah suatu seni dalam menjelaskan keadaan
lingkungan (flora, fauna, proses geologis, proses biotik dan abiotik yang terjadi)
oleh pengelola kawasan kepada pengunjung yang datang ke lingkungan tersebut
sehingga dapat memberikan inovasi dan menggugah pemikiran untuk mengetahui,
menyadari, mendidik dan bila memungkinkan menarik minat pengunjung untuk
ikut menjaga lingkungan tersebut ataupun mempelajarinya lebih lanjut (Muntasib
2003).
Tujuan interpretasi secara umum menurut Direktorat Jendral perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam (Ditjen PHPA) (1988) adalah sebagai berikut:
a. Membantu pengunjung agar kunjungannya lebih menyenangkan dengan cara
meningkatkan kesadaran, penghargaan dan pengertian akan kawasan
konservasi yang dikunjunginya dengan cara pemanfaatan waktu secara efisien
selama kunjungan dan penambahan pengetahuan atau pengertian semaksimal
mungkin tentang hubungan timbal balik dari sekian banyak aspek yang
diamati.
b. Untuk mencapai tujuan pengelolaan kawasan konservasi yang bersangkutan
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penggunaan sumber daya rekreasi
bagi pengunjung secara bijaksana dan menanamkan pengertian bahwa kawasan
4

konservasi yang dikunjungi tersebut adalah tempat yang istimewa sehingga


memerlukan perlakuan yang khusus, dan sekaligus menekan serendah-
rendahnya pengaruh yang kuat dari manusia terhadap sumber daya alam yang
ada.
2.1.2 Unsur-unsur Interpretasi
Ditjen PHPA (1988) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan interpretasi
terdapat tiga unsur pokok yang menjadi satu kesatuan hingga interpretasi dapat
berlangsung sebagaimana mestinya. Ketiga unsur tersebut adalah pengunjung,
pemandu wisata alam dan obyek interpretasi.
1. Pengunjung
Pengunjung yang berkunjung ke suatu lokasi mempunyai tujuan mencari
kegembiraan dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Pada umumnya
pengunjung ingin melihat keseluruhan potensi dan keistimewaan yang terdapat
dalam suatu kawasan, padahal waktu yang dimiliki sangat terbatas. Sehingga
dapat dipastikan bahwa keinginan pengunjung selama kunjungan yang singkat
tersebut adalah dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melihat,
merasakan dan mempelajari keistimewaan-keistimewaan suatu kawasan tersebut.
2. Pemandu wisata alam
Interpretasi merupakan sebuah program yang menggambarkan keseluruhan
program secara utuh, biasanya terbagi menjadi bagian-bagian yang diarahkan
untuk menjangkau seluruh pengunjung yang bervariasi. Pemandu wisata alam
harus dapat menyampaikan sebuah cerita tertentu secara proposional artinya tidak
berlebihan tetapi juga bukan asal saja, tentang ekosistem atau peninggalan-
peninggalan sejarah/budaya (Muntasib dan Rachmawati 2009).
3. Obyek Interpretasi
Obyek interpretasi adalah segala sesuatu yang ada di dalam kawasan yang
dipergunakan sebagai obyek dalam penyelenggaraan interpretasi (Muntasib dan
Rachmawati 2003). Obyek interpretasi pada dasarnya sudah tersedia dalam
kawasan konservasi alam, hanya saja obyek tersebut seringkali tidak dapat
langsung disuguhkan kepada pengunjung, lebih-lebih apabila interpretasi
dilaksanakan di dalam suatu ruangan. Ditjen PHPA(1988) menyatakan bahwa
obyek interpretasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu obyek
5

interpretasi berupa potensi sumberdaya alam dan potensi sejarah ataupun budaya.
Obyek interpretasi sumberdaya alam suatu kawasan dapat berupa:
a. Flora
b. Fauna
c. Tipe-tipe ekosistem yang khas
d. Tanah dan geologi
e. Kawah gunung
f. Goa
g. Air terjun
h. Danau
i. Sungai
j. Perairan pantai, laut, termasuk bawah laut (underwater)
k. Pemandangan alam
Obyek interpretasi budaya atau sejarah dapat berupa:
a. Batu-batu megalitik
b. Situs-situs dan benda purbakala
c. Situs sejarah
d. Bekas pemukiman yang sudah lama ditinggalkan
e. Pemukiman dan perikehidupan penduduk asli, baik yang ada di
dalam maupun di sekitar kawasan
f. Sejarah kawasan
g. Legenda yang hidup dikalangan masyarakat setempat.
Veverka (1998) menyatakan bahwa obyek interpretasi terbagi dalam 3
kelompok yaitu:
1. Area biologis yang terdiri dari danau, sungai, tipe habitat, spesies
langka, peristiwa-peristiwa musiman (mekarnya bunga liar, migrasi
burung, dan lainnya), area demonstrasi potensi/eksisting, area
pengelolaan kayu (tipe manajemen).
2. Sumberdaya budaya terdiri dari kabin tua, reruntuhan batuan tua, arena
peperangan, tapak peristiwa sejarah dan tapak arkeologi yang sudah tua.
3. Sumberdaya geologis yang terdiri dari batuan yang muncul di
permukaan taman fosil dan bentukan geologis.
6

2.1.3 Tipe Interpretasi


Tipe-tipe interpretasi berdasarkan obyek yang diinterpretasikan adalah
interpretasi alamiah, historis/budaya, lingkungan hidup dan pendidikan
kelestarian.Interpretasi alamiah merupakan interpretasi yang memiliki obyek
berupa bentang alam sedangkan interpretasi historis/budaya lebih mengedepankan
aspek sejarah dalam kegiatan pariwisata yang akan dihasilkan (Hueneke dan
Baker 2009).

2.1.4 JalurInterpretasi
Jalur interpretasi adalah jalur khusus yang terdapat obyek-obyek menarik,
yaitu jalur transportasi seperti jalur mobil, sepeda, pejalan kaki dan lain
sebagainya. Jalur interpretasi harus memperhatikan urutan rangkaian obyek
sehingga memberikan pengertian terhadap obyek tersebut (Muntasib dan
Rachmawati 2003). Kriteria jalur interpretasi yang baik menurut Domroese dan
Sterling (1999) adalah:
1. Jalur tidak terlalu panjang dan memakan waktu 20 menit sampai dengan 1
jam dengan berjalan kaki termasuk dengan waktu istirahat.
2. Berbentuk lingkaran untuk menghindari pengulangan pemandangan.
3. Memiliki tanda-tanda yang jelas sehingga pengunjung dapat mengikutinya
dengan mudah.
4. Bersih dan tidak terdapat peninggalan sampah atau jejak dari pengunjung
sebelumnya.
5. Dibangun dengan meminimalisasi dampak erosi dan mempunyai drainase
yang baik.
6. Terpelihara dengan baik, tidak ada pohon tumbang, vandalisme dan
kerusakan karena pengaruh iklim.
7. Dirancang dan dikelola untuk meminimalkan dampak ekologi yaitu
dengan membiarkan serasah menjadi humus.
Karakteristik jalur yang baik menurut Berkmuller (1981) adalah sebagai berikut:
1. Jalur yang baik diarahkan pada pemandangan yang menakjubkan, dapat
melihat beberapa daya tarik seperti, air terjun, habitat hewan, gua, sungai,
pemukiman tua, pohon dan lain sebagainya.
7

2. Jalur yang baik apabila nyaman dipergunakan,tidak licin, tidak curam,


tidak berlumpur dan tidak tergenang air.
3. Jalur yang baik adalah melindungi pengunjung dari ketegangan.
Memberikan perhatian secara khusus di beberapa tempat pada jalur dan
jangan pernah membuat jalur yang lurus dan jauh.
4. Jalur yang baik juga mampu membuat pengunjung merasa senang,
dilengkapi dengan tempat sampah, tanda yang jelas dan petunjuk arah.
5. Jalur yang baik adalah menghindari lokasi yang membahayakan dan rawan
kecelakaan seperti komunitas pohon yang mudah tumbang dan tempat
yang dapat mengganggu satwa liar.

2.1.5 Pusat Interpretasi Pengunjung


Gunn (1994) menyatakan bahwa pusat interpretasi pengunjung adalah
sebuah fasilitas dan program yang didesain untuk melengkapi pengetahuan dan
wawasan pengunjung terhadap sumber-sumber alami maupun budaya sehingga
membuat pengalaman wisatawan lebih mengenang dan tidak terlupakan. Pusat
interpretasi pengunjung adalah suatu tempat dimana warga dan pengunjung dapat
mempelajari tentang sekeliling lingkungan secara spesifik dan mengenali isu
keanekaragaman hayati. Pusat interpretasi biasanya berupa bangunan kosong,
ruang pameran, dan bentuk lainnya (Domroese dan Sterling 1999).
Domroese dan Sterling (1999) menyatakan bahwa fasilitas pendidikan pusat
interpretasi sangat unik karena hal sebagai berikut:
1. Pengunjung termotivasi untuk bekerja secara sukarela. Pusat interpretasi
diarahkan melalui kegiatan yang memungkinkan pengunjung untuk
mendekati pameran tersebut.
2. Mendapatkan pengalaman belajar yang tidak didapatkan ditempat lain dan
pengunjung yang datang di pusat interpretasi pengunjung mendapatkan
kepuasan akan mengajak orang lain untuk mengunjungi pusat interpretasi
tersebut.
3. Pameran dan program di pusat interpretasi didesain untuk semua kalangan
umur. Pengunjung dapat mempelajari dan berinteraksi dalam acara
tersebut.
8

2.1.6 Perencanaan Interpretasi


Nurbaeti (2006) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang
dan memiliki tahapan-tahapan logis serta berkelanjutan. Perencanaan juga
merupakan alat yang dinamis dan harus fleksible pada perubahan-perubahan yang
terjadi sehingga terbuka kemungkinan untuk selalu direvisi. Perencanaan
interpretasi merupakan suatu proses, karena memerlukan pertahapan dan selalu
berkembang sehingga dapat dikatakan merupakan proses yang dinamis (Muntasib
2003).
Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa perencanaan interpretasi memiliki
pokok-pokok perencanaan. Pokok perencanaan tersebut dimaksudkan dapat
memberikan arah dan tujuan bagi suatu kegiatan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan tersebut bertujuan untuk:
1. Membantu terjaminnya kelestarian alam dengan cara meningkatkan
pengertian masyarakat akan konservasi alam.
2. Memberikan alasan yang mendasar bagi alokasi dana yang dibutuhkan
untuk interpretasi.
3. Membuat penggunaan sumber daya manusia dan dapat terlaksana secara
efisien.
4. Menghindari pembangunan fasilitas yang tidak menentu arah dan
pengaturannya sehingga dapat bertentangan dengan kebijaksanaan
perlindungan dan pelestarian alam.
Muntasib (2003) menyatakan bahwa agar sebuah perencanaan interpretasi
dapat mencapai tujuan dengan baik maka perencanaan tersebut haruslah:
1. Mampu dipergunakan oleh semua orang dalam merencanakan fasilitas
interpretasi yang disediakan dengan mengutamakan keselamatan
pengunjung.
2. Memiliki fasilitas yang efisien dari segi pelayanan, penggunaan,
pembiayaan dan dapat membantu perencanaan interpretasi.
3. Dapat mengungkapkan keindahan dan mampu menyediakan suatu paket
yang bervariasi tetapi kompak pada sebuah karakteristik yang ada, indah,
peka dan menimbulkan bayangan atau gambaran dari subyek
interpretasinya.
9

4. Perencanaan interpretasi merupakan suatu proses yang fleksibel, efektif


dan dinamis.
5. Mampu mengatasi dampak kerusakan dan kerugian sumberdaya alam
budaya dan mempergunakan sumberdaya secara optimal.
6. Mempergunakan partisipasi publik dalam hal pendapat umum yang
berhubungan dengan perencanaan interpretasi secara keseluruhan, karena
berfungsi sebagai kritik dan saran dalam penyusunan perencanaan
interpretasi.
Perencanaan interpretasi merupakan strategi dalam implementasi,
menyukseskan tujuan pengelolaan interpretasi dan memudahkan pemahaman
antara pengunjung dengan sumberdaya alam. Selain itu perencanaan interpretasi
memberikan peluang kepada pengunjung baik didalam maupun diluar kawasan
wisata (Heriyaningtyas 2009). Perencanaan interpretasi merupakan salah satu
bagian dari sebuah studi besar yang meliputi rencana konservasi, penilaian akses,
penilaian peninggalan purbakala dan rencana pengembangan pengunjung (Jura
Consultans 2006).
Isi pokok perencanaan interpretasi adalah teknik menyampaikan pesan
dalam menerangkankebudayaan khusus disuatu tempat (McArthur (2005) diacu
dalam Heriyaningtyas 2009). Kandungan isi perencanaan interpretasitersebut
adalah:
1. Indikator keberhasilan.
2. Menjelaskan tentang tujuan interpretasi yang mencakup tema dan pesan
interpretasi.
3. Mengidentifikasi masyarakat yang berkeinginan menggunakan pelayanan
teknik interpretasi.
4. Mendeskripsikan usulan teknik interpretasi secara langsung dan teknik
interpretasi secara tidak langsung.
5. Bertindak strategi dalam menjalankan arah perencanaan (mengatur dan
menyelesaikan).
2.1.7 Prospektus Perencanaan Interpretasi
Grater (1976) diacu dalam Muntasib (2003) menyatakan bahwa sebelum
menyusun perencanaan program interpretasi disusun dulu suatu prokpektus yang
10

merupakan suatu ringkasan atau suatu studi dasar yang bukan merupakan suatu
perencanaan akhir tentang apa yang dipikirkan dan direncanakan oleh interpreter.
Prospektus sebagai dasar untuk perkembangan interpretasi. Garis besar
prokpektus itu adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan umum tentang lokasi yang akan diinterpretasikan, untuk dapat
membuat ruang lingkup perencanaannya.
2. Pernyataan tentang ringkasan tujuan dari program interpretasi.
3. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Lingkungan
1) Cuaca dan iklim
2) Lokasi
3) Letak geografis
4) Sejarah alam (geologi, biologi dan ekologi)
5) Nilai sejarah
6) Nilai arkeologi
7) Nilai-nilai tertentu
b. Pengunjung
1) Asal
2) Tingkat ekonomi
3) Latar belakang
4) Pola kunjungan
5) Aktifitas interpretasi, melalui biro perjalanan atau suatu organisasi.
4. Program interpretasi
a. Sekarang (memilih aktifitas dan fasilitas yang teliti)
1) Pusat pengunjung
2) Tempat pemberhentian
3) Tanda-tanda interpretasi
4) Peralatan pelayanan sendiri (self guiding devices)
5) Pelayanan personal
6) Fasilitas audio visual
7) Publikasi untuk pengunjung
8) Perpustakaan
11

9) Taman koleksi
b. Perencanaan fasilitas dan aktifitas dengan pengembangan terinci.
5. Isi dan Program Perencanaan
a. Pusat pengunjung
1) Catatan tentang apa isinya dan bagaimana membangun sesuai
dengan fungsinya
2) Fungsi dari pusat pengunjung tersebut dan berbagai ruangan
3) Tempat pemberhentian
4) Tanda-tanda interpretasi
5) Pelayanan personal
6) Fasilitas audio visual
7) Publikasi untuk publik
8) Perpustakaan
9) Koleksi buku
10) Studi yang mendukung program interpretasi
11) Peningkatan keahlian staf
12) Perkiraan harga untuk rencana program sebagai suatu tindak lanjut
dari fasilitas dan aktifitas yang diberikan
13) Peta lokasi secara keseluruhan dengan garis besar fasilitas dan
aktifitas yang jelas
Prospektus kawasan akan memberikan gambaran mengenai perkembangan
semua program interpretasi untuk seluruh wilayah dan merupakan suatu garis
besar. Suatu lokasi yangakan dibuat perencanaan interpretasinya akan memiliki
beberapa tujuan, antara lain sebagai tempat rekreasi alam terbuka, sumberdaya
hutan, sumberdaya satwa liar dan sebagainya.
Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa proses perencanaan
interpretasiakan selalu didekati dengan empat langkah perencanaan yaitu
penentuan arah, perencanaannya sendiri, implementasi dan evaluasi. Proses
perencanaan menyangkut rencana kegiatan, rencana satuan interpretasi dan
rencana penugasan.
12

2.1.8 Program Interpretasi


Ditjen PHPA (1988) menyebutkan bahwa program interpretasi merupakan
suatu pola pelaksanaan interpretasi yang disusun menurut waktu dan skenario
cerita tertentu yang bertujuan menjelaskan mengenai apresiasi terhadap
lingkungan dengan nilai-nilai historis dan alam yang penting. Program interpretasi
menghubungkan fenomena alam atau budaya suatu taman atau areal sejenis
kepada pengunjung dengan menggunakan variasi metode yang luas dalam
menerangkan masalah yang utama. Sedangkan menurut Sharpe (1982), program
interpretasi adalah segala hal yang berkaitan dengan usaha interpretasi, termasuk
personil, fasilitas, dan semua kegiatan interpretasi di suatu areal kelompok,
perorangan atau individu.

2.1.9 Metode Wawancara


Gulo (2007) menyatakan bahwa wawancara adalah bentuk komunikasi
langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk
tanya-jawab dalam hubungan tatap muka sehingga gerak dan mimik responden
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu
wawancara tidak hanya menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang
dimiliki oleh responden yang bersangkutan.
Metode wawancara purposive sampling digunakan oleh peneliti, apabila
peneliti memiliki alasan-alasan khusus tertentu berkenaan dengan sampel yang
akan diambil. Sampel yang digunakan dalam penelitian cukup dari satu unit saja
karena sifat-sifat yang ada pada unit tersebut sama dengan sifat keseluruhan
sampel dalam populasi yang tersebar. Syarat-syarat pengambilan sampel ini
bahwa sampel yang diambil memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat yang merupakan
sifat pokok populasi (Setyosari 2010).
13

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu


Penelitian dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Luas KHDTK Cikampek adalah
51,10 ha. Secara administratif pemerintahan KHDTK Cikampek berbatasan
dengan Desa Cikampek timur, Desa Cikampek Pusaka, Desa Sarimulya dan Desa
Kamojing. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari, dan Mei – Juni
2012 yang meliputi kegiatan pengumpulan data lapang, wawancara pengelola dan
masyarakat serta analisis data yang telah dikumpulkan.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian antara lain alat
tulis, kamera digital, tape recorder, Map source, Global mapper 13, ArcGis 9.3,
GPS (Global Positioning System), binokuler, buku panduan lapang. Bahan yang
digunakan adalah kuesioner, panduan wawancara, literatur, peta kawasan KHDTK
Cikampek, buku panduan pengenalan jenis flora dan fauna.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, wawancara, dan
observasi lapang.

3.3.1 Studi Pustaka


Metode ini digunakan untuk memperoleh data sekunder. Pustaka yang
digunakan antara lain buku panduan pengenalan jenis flora dan fauna, literatur,
buku pengelolaan KHDTK Cikampek, literatur dan peta kawasan KHDTK
Cikampek.

3.3.2 Wawancara
Singarimbun (1979) mengatakan bahwa wawancara merupakan suatu proses
interaksi dan komunikasi, dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh
beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-
14

faktor tersebut adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang


dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara.
Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang menunjang data
penelitian. Kegiatan wawancara dilakukan secara langsung melalui wawancara
terpandu dan penyebaran kuesioner kepada responden. Kegiatan wawancara
dilakukan kepada pengunjung, masyarakat sekitar kawasan KHDTK Cikampek
dan pengelola KHDTK Cikampek.
1. Pengunjung
Kegiatan wawancara dengan pengunjung dilakukan melalui wawancara
secara langsung dengan menggunakan panduan kuesioner. Pengambilan sampel
ditentukan dengan menggunakan teknik sampel non random secara kebetulan.
Teknik ini dilakukan terhadap orang yang kebetulan ada atau dijumpai. Peneliti
dapat mengajukan pertanyaan tentang masalah itu pada orang-orang yang
dijumpainya. Pertanyaan bisa dilaksanakan pada waktu dan tempat
penyelenggaraan wisata atau di lain waktu dan tempat (Wardiyanta 2006).
Setyosari (2010) menyatakan bahwa untuk menentukan besarnya sampel
jika tidak diketahui jumlah populasi di kawasan tersebut maka dapat digunakan
formula atau rumus berikut dibawah ini dapat dipakai untuk menentukan besarnya
sampel yang memenuhi representasi populasi
N = (z/e)²(p) (1-p)
= (1,96/0,10)²(0,5) (1-0,5)
= 96 responden.
Keterangan :
N = Besarnya sampel
z = Skor standar yang berdasarkan tingkat keyakinan tertentu (z = 1,96 (95%))
e = Proporsi kesalahan pengambilan sampel dalam situasi tertentu (0,10)
p = Proporsi estimasi atau peristiwa kasus dalam populasi (p = 0,5 (Tuckman
(1988) diacu dalam Setyosari (2010).

2. Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek


Kegiatan wawancara dilakukan kepada masyarakat sekitar kawasan
KHDTK Cikampek yang dapat memberikan informasi untuk menunjang data
penelitian. Masyarakat yang akan diwawancarai ditentukan berdasarkan metode
15

purposive sampling. Setiawan (2005) menyatakan bahwa metode purposive


sampling yakni pemilihan satuan sampling berdasarkan pertimbangan tertentu
dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang dikendaki. Wawancara
ditujukan kepada tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, masyarakat desa
dan masyarakat yang terlibat didalam KHDTK Cikampek.
3. Pengelola KHDTK Cikampek
Penentuan pengelola KHDTK Cikampek sebagai responden dilakukan
dengan cara purposive sampling yaitu pengelola yang ahli dibidangnya dan dapat
memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penulisan.
Kegiatan wawancara kepada pengelola KHDTK Cikampek dimaksudkan untuk
mengetahui rencana pengelolaan, kegiatan interpretasi alam, dan data lainnya baik
yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir, sedang dilaksanakan ataupun yang
akan direncanakan. Kegiatan wawancara ditujukan kepada Kepala Pusat Litbang
Peningkatan Produktifitas Hutan, Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut
Penelitian, Sub Bidang Tindak Lanjut Penelitian, Bidang Program dan Evaluasi
Penelitian, dan Sub Bidang Program dan Anggaran Penelitian
16

3.3.3 Observasi Lapang


Observasi lapang dilakukan untuk mengidentifikasi potensi KHDTK Cikampek yang dapat dijadikan sebagai obyek
interpretasi. Adapun data-data yang diambil disajikan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang

NO Jenis Data Keterangan Cara Pengambilan Data


1 Obyek 1. Fisik a. Fenomena Mendeskripsikan fenomena 1. Menyusuri jalur yang menurut informasi dari pengelola
Interpretasi alam alam yang ada dan literatur yang terdapat fenomena alam menarik
2. Lokasi perjumpaan ditandai dengan titik kordinat GPS
3. Dokumentasi menggunakan kamera digital
b. Topografi Kondisi topografi Survey lapang dan Studi Pustaka
c. Iklim Jenis iklim Survey lapang dan Studi Pustaka
d. Tanah Jenis tanah Survey lapang dan Studi Pustaka

2. Biologi a. Flora Nama lokal, nama ilmiah, 1. Eksplorasi jalur yang menurut informasi dari pengelola
famili, ciri morfologi, dan literatur memiliki keanekaragaman flora yang
kegunaan, lokasi ditemukan menarik sehingga dapat dijadikan obyekinterpretasi
dan foto flora 2. Lokasi perjumpaan ditandai dengan titik kordinat GPS
3. Dokumentasi menggunakan kamera digital

b. Fauna Nama lokal, nama ilmiah, 1. Menyusuri jalur yang menurut informasi dari pengelola
famili, ciri morfologi, status dan literatur yang diduga sebagai tempat habitat atau
perlindungan, lokasi ditemukannya satwa (metode rapid assisment).
ditemukan dan foto fauna Pengamatan dilakukan 3 kali ulangan dalam waktu
yang sama. Waktu pengamatan dimulai pada pukul
06.00 WIB sampai 10.00 WIB dan sore hari pada pukul
16.00 WIB sampai 18.00 WIB.
2. Lokasi perjumpaan ditandai dengan titik kordinat GPS
3. Dokumentasi menggunakan kamera digital

3. Sosekbud a. Potensi Situs,benda peninggalan 1. Wawancara masyarakat , juru kunci,tokoh agama tokoh
Sejarah sejarah penting di masyarakat.
2. Observasi lapang
17

Tabel 1 Lanjutan jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang

NO Jenis Data Keterangan Cara Pengambilan Data


1 Obyek 3. Sosekbud b.Budaya Mitos, kesenian, kerajinan, 1. Wawancara masyarakat , tokoh agama, juru kunci,
Interpretasi Masyarakat upacara adat tokoh penting di masyarakat.
2. Observasi lapang

2 Jalur 1. Kondisi Fisik Panjang, Observasi Lapang


Interpretasi Jalur lebar dan
posisi jalur

2. Jumlah Jalur Observasi Lapang


3. Peruntukan Observasi Lapang
Jalur

3 Pengunjung 1. Karakteristik Asal,jenis kelamin, usia, Pemberian Kuesioner kepada pengunjung


Pengunjung pendidikan, dan pekerjaan
responden
2. Tujuan melakukan Tujuan utama melakukan Pemberian Kuesioner kepada pengunjung
Kunjungan kunjungan

3. ObyekInterpretasi Jenis obyek, deskripsi obyek, Pemberian Kuesioner kepada pengunjung


yang disukai dan posisi obyek yang disukai

4. Pola Pengunjung Maksud kunjungan, frekuensi Pemberian Kuesioner kepada pengunjung


kunjungan, teman perjalanan,
lama waktu kunjungan, dan
besar pengeluaran
18

Tabel 1.Lanjutan jenis dan cara pengambilan data yang akan diambil di lapang

NO Jenis Data Keterangan Cara Pengambilan Data


3 Pengunjung 5. Preferensi Obyek yang disukai, aktifitas Pemberian kuesioner kepada pengunjung
Pengunjung pengunjung, sarana prasarana yang
diinginkan pengunjung, pusat
pengunjung

4 Pengelola 1. Program kegiatan Program yang sudah, sedang dan akan Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang
dilakukan di KHDTK Cikampek

2. Sarana dan Prasarana Pusat pengunjung, wisma cinta alam, Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang
pos jaga, pal batas, fasilitas audio
visual, perpustakaan, buku koleksi,
mess, kantor KHDTK, peta lokasi
3. Data Potensi Data potensi fisik, biologi dan Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang
KHDTK sosekbud KHDTK Cikampek
Cikampek
Struktur organisasi, jumlah pegawai Wawancara kepada pengelola dan observasi lapang
4. SDM di KHDTK dan alokasi pegawai
Cikampek

5 Masyarakat 1. Karakteristik Jumlah penduduk, mata pencaharian, Wawancara kepada masyarakat sekitar, kepala desa,
masyarakat umur, jenis kelamin kepala dusun, ketua RT/RW.

2. Kegiatan Masyarakat Kegiatan, partisipasi dan pengetahuan Wawancara kepada masyarakat sekitar
masyarakat terkait KHDTK
3. Kelompok Jenis, jumlah dan kegiatan organisasi Wawancara kepada tokoh masyarakat, karang taruna dan
Organisasi kelompok organisasi lainnya.
Masyarakat
4. Harapan Masyarakat Wawancara kepada masyarakat sekitar
19

3.4 Analisis Data


Analisis data dilakukan setelah keseluruhan data selesai dikumpulkan dan
kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang akan dianalisis
yakni sebagai berikut:

3.4.1 Analisis Obyek Interpretasi


Keseluruhan data hasil obyek interpretasi yang ditemukan di KHDTK
Cikampek dianalisis secara deskriptif. Data yang dihasilkan dikelompokkan
menjadi potensi alam, sejarah dan budaya. Potensi alam terdiri dari flora, fauna
dan bentang alam. Data mengenai flora dideskripsikan berdasarkan nama lokal,
nama ilmiah, manfaat, dan lokasi ditemukan. Untuk data fauna juga
dideskripsikan berdasarkan nama lokal, nama ilmiah, manfaat dan lokasi
ditemukan.
Data mengenai bentang alam yang menarik dianalisis secara deskriptif
dengan menjelaskan keindahan panorama alam yang ada. Untuk potensi sejarah
dan budaya dijelaskan pula secara deskriptif mengenai situs sejarah, benda
purbakala, cerita budaya, adat istiadat dan mitos yang berkembang dalam
masyarakat.

3.4.2 Analisis Karakteristik Pengunjung


Keseluruhan data karakteristik pengunjung dideskripsikan berdasarkan
jenis kelamin, umur, asal, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, keinginan
pengunjung dan penilaian pengunjung terhadap obyekinterpretasi disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil
tersebut dapat memberikan informasi mengenai karakteristik dan kondisi
pengunjung KHDTK Cikampek, sehingga dapat menunjang dalam perencanaan
jalur interpretasi yang akan dikembangkan dan akan disesuaikan dengan
keinginan pengunjung.

3.4.3 Analisis Jalur Interpretasi


Hasil observasi lapang terhadap kondisi fisik jalur dan obyek yang ada
disepanjang jalur dianalisis secara deskriptif. Penentuan jalur interpretasi perlu
mempertimbangkan potensi obyek interpretasi, panjang jalur,lebar jalur dan
waktu tempuh yang dibutuhkan untuk menyusuri jalur tersebut. Tahap analisis
20

jalur interpretasi ini merupakan penggabungan antara potensi sumberdaya yang


ada di jalur interpretasi dengan keinginan pengunjung.

3.4.4 Analisis Pengelola


Hasil wawancara mengenai pengelolaan KHDTK Cikampek dianalisis
secara deskriptif. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui rencana
pengelolaan KHDTK Cikampek kedepannya, program yang akan
diiimplementasikan terkait dengan kegiatan wisata, dan sumber daya manusia
yang ada di KHDTK Cikampek.

3.4.5 Analisis Masyarakat


Hasil wawancara terhadap masyarakat sekitar KHDTK Cikampek
dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis tersebut diketahui kondisi
masyarakat, kegiatan organisasi, dan harapan masyarakat kedepannya.

3.5 Tahap Perencanaan


Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa perencaan jalur interpretasi terdiri
dari rencana satuan, rencana kegiatan dan rencana penugasan interpretasi.
a) Rencana Satuan Interpretasi
Satuan atau unit interpretasi yang pokok meliputi:
1. Lokasi interpretasi
Lokasi interpretasi merupakan bagian dari kawasan KHDTK Cikampek
yang digunakan untuk penyelenggaraan interpretasi. Perencanaan lokasi
interpretasi berkaitan dengan potensi obyek, keselamatan dan kenyamanan
pengunjung.
2. Jalur interpretasi
Pemilihan jalur interpretasi ditentukan berdasarkan kondisi fisik jalur,
obyek interpretasi, dan peruntukan pengelolaan.
3. Sarana dan prasana Interpretasi
Sarana dan prasana yang akan direncanakan dalam kegiatan interpretasi
adalah pembuatan papan informasi dan pengisian wisma cinta alam.
b) Rencana Kegiatan Interpretasi
Penyiapan rencana kegiatan interpretasi didasarkan pada fungsi pokok
kawasan, potensi obyek interpretasi, rencana kegiatan Litbang baik yang telah,
21

sedang dan akan dilaksanakan, keinginan pengunjung dan masyarakat sekitar.


Oleh karena itu maka rencana kegiatan interpretasi disusun berdasarkan hal
pokok sebagai berikut:
1. Menyiapkan tujuan dan sasaran pengelolaan KHDTK Cikampek sebagai
materi dasar interpretasi secara keseluruhan.
2. Mengumpulkan dan menganalisa data tentang obyekinterpretasi dan
pengunjung.
3. Mengidentifikasi kebutuhan tenaga untuk kegiatan interpretasi dan sarana
lain yang diperlukan.
4. Menyiapkan materi interpretasi untuk masing-masing program interpretasi.
5. Menyiapkan program interpretasi.
c) Rencana Penugasan Interpretasi
Rencana penugasan interpretasi didasarkan pada pengelola, sumber daya
manusia (SDM), dan partisipasi masyarakat. Rencana penugasan yang perlu
disiapkan, yaitu pengelola, perencana (tim ahli), dan pelaksana interpretasi.
22

BAB IV
KONDISI UMUM PENELITIAN

4.1 Status Hukum, Luas dan Letak


Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 305/Kpts-II/2003 tanggal 11
September 2003 menyatakan bahwa kawasan hutan penelitian Cikampek adalah
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang diperuntukkan sebagai
Hutan Penelitian. Sebelumnya status hukum kawasan tersebut merupakan
kawasan pinjam pakai antara Badan Litbang Kehutanan dengan Perum Perhutani
yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hutan dan Konservasi Alam (P3HKA). Sejak tahun 2008 status pengelolaannya
dialihkan ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman.Luas kawasan
berdasarkan surat keputusan tersebut adalah 51,1 ha, dan telah dilakukan
penataan kawasan pengelolaan penelitian yang dibagi menjadi 170 petak,
dimana setiap petak memiliki luasan rata-rata 0,5 ha. Setiap petak memiliki
identitas tersendiri yang dicirikan oleh jenis pohon, asal pohon dan tahun
tanamnya.
KHDTK Cikampek terletak ± 5 km sebelah selatan kota Cikampek. Secara
geografis terletak pada 06025’00”–06025’48” LS dan 107027’36”-107027’50”
BT. Menurut letak administratif pemerintahan, KHDTK Cikampek berbatasan
dengan Desa Cikampek timur, Desa Sarimulya, Desa Kamojing. Desa
Cikampek Pusaka.Desa Cikampek Timur termasuk Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa barat. Berdasarkan administrasi Kehutanan
termasuk wilayah Resot Pemangkuan Hutan (RPH) Cibungur, Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan (BKPH) Sadang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)
Purwakarta, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat. Kondisi kawasan tersebut
dapat terlihat pada Gambar 1berikut ini.
23

Gambar 1 Peta lokasi KHDTK Cikampek.


4.2 Kondisi Biofisik Kawasan
4.2.1 Iklim
KHDTK Cikampek dengan curah hujan rata-rata 1796 mm per tahun
memiliki tipe iklim C menurut Klasifikasi Schimidt and Ferguson (1956). Curah
hujan yang tinggi terjadi pada bulan Desember, Januari sampai April, sedangkan
curah hujan yang rendah terjadi pada bulan Mei sampai September. Data iklim
di KHDTK Cikampek sebagaimana terlihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2 Data Suhu, curah hujan, hari hujan dan kelembaban nisbi rata-rata di
KHDTK Cikampek dalam 10 tahun

NO Bulan Suhu Suhu Suhu Curah Hari Kelembaban


Maks Min Rata- Hujan hujan Nisbi Rata-
Rata- Rata- rata Rata- Rata- rata (%)
rata rata (oC) rata rata
(oC) (oC) (mm) (hari)
1 Januari 29,4 23,8 25,60 461 18 84,4
2 Februari 29,49 23,87 25,82 284 12 84,3
3 Maret 30,8 23,8 26,10 205 15 29,5
4 April 31,14 24,05 26,63 177 11 79,0
5 Mei 31,3 21,35 27,01 81 7 77,4
6 Juni 30,71 23,86 26,34 45 6 78,5
7 Juli 30,77 23,51 26,32 34 3 77,4
8 Agustus 31,67 23,61 26,67 23 3 72,4
9 September 32,81 23,98 26,97 28 3 70,8
24

Lanjutan Tabel 2 Data Suhu, curah hujan, hari hujan dan kelembaban nisbi rata-
rata di KHDTK Cikampek dalam 10 tahun

NO Bulan Suhu Suhu Suhu Curah Hari Kelembaban


Maks Min Rata- Hujan hujan Nisbi Rata-
Rata- Rata- rata Rata- Rata- rata (%)
rata rata (oC) rata rata
(oC) (oC) (mm) (hari)
10 Oktober 32,7 24,28 25,57 107 8 72,3
11 Nopember 31,84 24,64 27,24 137 11 78,9
12 Desember 30,55 24,08 26,25 214 14 80,1

4.2.2 Topografi
Topografi KHDTK Cikampek secara umum adalah datar sampai
bergelombang ringan dengan lereng rata-rata kurang dari 9%. Daerah bagian
selatan ke utara agak landai, di sebelah barat dan timur dibatasi oleh lembah
sempit, dan di sebelah barat terdapat Sungai Cicunut.

4.2.3 Vegetasi
Pohon di KHDTK Cikampek berjumlah 63 jenis dengan 26 famili.Pohon
tersebut terdiri dari Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae. Dari 63 jenis
yang diintroduksi sebanyak 27 jenis merupakan jenis exotic (penyebaran
alaminya di luar Indonesia) dan sisanya merupakan jenis asli Indonesia.

4.3 Sarana dan Prasarana

4.3.1 Jalan aspal


Jalan menuju KHDTK Cikampek dapat ditempuh dengan lancar dengan
kendaraan darat. Dari Jakarta dapat dicapai dengan waktu tempuh sekitar 1
sampai dengan 2 jam melalui jalan tol. Dari pintu keluar jalan tol dilanjutkan
melalui jalan kabupaten sekitar 2,5 km. Areal KHDTK Cikampek memiliki luas
51,1 Ha terbelah hampir simetris oleh jalan kabupaten sepanjang 1260 m dan
lebar 3,5 m. Keberadaan jalan ini sangat bermanfaat sebagai pembuka akses bagi
dua kecamatan yaitu Kecamatan Cikampek dan Kecamatan Cempaka.

4.3.2. Jalan Pemeriksaan


Jalan pemeriksaan di dalam KHDTK Cikampek memanfaatkan batas petak
yang dibuat awal sejak dibangunnya Hutan Penelitian ini (1938). Jalan
pemeriksaan berupa jalan tanah dengan lebar 1,5 m. Sebagian besar jalan
25

pemeriksaan nampak jelas karena selain dimanfaatkan oleh petugas lapangan


dan peneliti juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai akses jalan
antar desa.

4.3.3. Tata Batas


Kegiatan orientasi dan rekonstruksi tata batas kawasan hutan telah
dilakukan oleh instansi Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah XI
Jawa Madura pada tahun 2008, dan hasilnya dituangkan dalam bentuk Berita
Acara oleh Tim Panitia Tata Batas Kawasan Hutan pada tahun 2008. Kegiatan
ini ditujukan dalam rangka penetapan status hukum kawasan hutan dari status
Kawasan Pinjam Pakai antara Badan Litbang Kehutanan dengan Perum
Perhutani menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Cikampek, sesuai SK
Menhut No. 305/Kpts-II/2003 tanggal 11 September 2003.

4.3.4. Rumah Dinas Petugas Lapangan/Kantor dan Wisma tamu


Bangunan rumah dinas yang diperuntukan bagi Petugas Lapangan
KHDTK Cikampek terletak di petak 155. Bangunan dibuat permanen dengan
luas bangunan 54 m2. Selain sebagai rumah dinas juga difungsikan sebagai pusat
informasi kegiatan penelitian. Selain itu terdapat pula wisma tamu untuk tamu
seluas 54 m2 yang dilengkapi 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, terletak di petak
165 dengan kondisi baik.

4.4 Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar KHDTK Cikampek


KHDTK Cikampek dikelilingi oleh lima desa yakni Sarimulya, Cikampek
Timur, Cikampek Pusaka, Kamojing dan Cinangka.Salah satu bentuk interaksi
masyarakat desa sekitar kawasan KHDTK Cikampek adalah dengan adanya 24
warung yang menjual aneka makanan kecil dan minuman yang menyebar tidak
teratur di pinggir jalan raya KHDTK Cikampek. Perencanaan ke depan warung-
warung tersebut akan diatur menjadi 10 warung saja dan berada dalam satu titik
lokasi agar lebih tertata dengan baik. Terdapat pula kegiatan pembuangan
sampah yang telah dilakukan masyarakat sekitar di areal KHDTK Cikampek.
Perencanaan ke depan akan mencoba memberikan alternatif solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut.
26

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Obyek Interpretasi


Obyek interpretasi yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa potensi
sumberdaya alam (potensi fisik dan biologi) dan potensi sosial budaya. Potensi
fisik antara lain sawah, goa Kembang, areal outbond, sungai Cicunut dan areal
kosong. Sedangkan potensi biologinya antara lain flora dan fauna. Selain itu
potensi sosial budaya berupa kesenian tradisional, tarian tradisional, upacara
tradisional dan cara bertani padi masyarakat Cikampek. Keseluruhan obyek
interpretasi tersebut dijelaskan pada Gambar 2 dibawah ini

Gambar 2 Peta potensi obyek interpretasi KHDTK Cikampek.

5.1.1 Potensi Fisik

5.1.1.1. Sawah
KHDTK Cikampek dikelilingi dengan sawah milik masyarakat. Sawah
tersebut ditanami dengan padi, kacang tanah, ubi jalar, cabai dan lainnya. Areal
sawah ini dapat dijadikan obyek menarik bagi pengunjung. Pada areal ini
27

pengunjung dapat menikmati pemandangan sawah. Pemandangan sawah dapat


terlihat pada Gambar 3 dibawah ini.

(a) (b)
Gambar 3 (a) Pemandangan sawah di sore hari, (b) Pematang sawah.

Kegiatan yang dapat dilakukan di areal sawah tersebut antara lain cara bercocok
tanam, bermain didalam lumpur, menikmati pemandangan sawah, fotografi dan
lainnya.

5.1.1.2 Goa Kembang


Goa Kembang terletak didekat aliran sungai Cicunut.Goa tersebut diberi
nama goa kembang karena KHDTK Cikampek lebih dikenal dengan nama desa
kebon kembang. Pada jaman dahulu sepanjang jalan pintu masuk KHDTK
Cikampek sampai mendekati pasar ditumbuhi pohon berbunga sehingga
menyebabkan daerah ini disebut kebon kembang.Goa ini akan terendam air
apabila sungai Cicunut meluap karena perbedaan tinggi goa denganaliran sungai
hanya 0,25 meter. Tinggi goa Kembang ± 4 meter dengan lebar mulut goa ± 1
meter. Pada bagian mulut goa dipenuhi tanaman merambat sedangkan bagian
dalam goa dipenuhi lumpur dan air. Kondisi goa Kembang terlihat pada Gambar
4 dibawah ini.

Gambar 4 Mulut goa Kembang.


28

Jalan setapak menuju Goa Kembang berupa tanah liat dengan lebar jalan 1
meter. Jalan tersebut ditumbuhi dengan liana dan tumbuhan bawah seperti
Harendong biasa (Melastoma malabathricum) dan putri malu (Mimosa pudica).
Pada jaman dahulu banyak para petapa yang mengunjungi goa ini untuk
melakukan ritual sehingga banyak sesajen yang tertinggal didalam goa. Namun
sekarang ini sudah tidak ada yang memasuki goa ini dikarenakan masyarakat
takut akan terjadi sesuatu yang berbahaya atau bertemu dengan ular berbisa.
5.1.1.3 Areal Outbond (Bekas Areal Pertarungan sinetron “Nyi Pelet”)
Pada tahun 2001 lokasi KHDTK Cikampek sering dijadikan area syuting
berbagai film kolosal. Bekas areal syuting pertarungan masih tersisa sampai
sekarang. Areal kosong tersebut dikelilingi pohon Hymenaea courbarilll, Khaya
senegalensis dan Pterygota alata yang usianya puluhan tahun.Suasana dibawah
areal ini menyejukkan karena dipenuhi dengan pohon rindang. Bagian bawah
areal ini ditutupi dengan serasah dedaunan dan tanah yang cukup keras sehingga
cocok jika digunakan sebagai areal bermain. Didalam areal ini dapat dilakukan
berbagai aktifitas forest outbond mengingat area yang cukup luas, teduh dan
dikelilingi pohon-pohon besar. Kondisi tersebut terlihat pada Gambar 5 dibawah
ini.

Gambar 5 Areal outbond (bekas syuting sinetron Nyi Pelet).

5.1.1.4 Sungai Cicunut


Sungai Cicunut merupakan sungai yang berbatasan langsung dengan
KHDTK Cikampek. Sungai ini merupakan satu-satunya sumber air bagi
kawasan hutan tersebut. Sungai Cicunut merupakan aliran pembuangan dari hulu
situ Kamojing dengan debit tidak konstan sepanjang tahun. Sungai Cicunut
akan melimpah airnya jika daerah hulu mengalami kelebihan air sehingga
mengkibatkan aliran air yang cukup deras. Namun jika tidak terdapat limpasan
29

air dari daerah hulu maka aliran airnya tidak terlalu deras. Aliran sungai Cicunut
terlihat pada Gambar 6 dibawah ini.

Gambar 6 Aliran sungai Cicunut.

Pada jaman dahulu di sungai Cicunut banyak terdapat biawak (Varanus


salvator) namun sekarang sudah jarang ditemui. Hal ini dikarenakan banyak
diburu oleh masyarakat. Selain biawak juga terdapat berbagai jenis ikan, udang
dan kepiting.

5.1.1.4 Areal kosong


Areal ini merupakan areal yang dipinjamkan oleh pengelola KHDTK
Cikampek kepada masyarakat sekitar untuk mengelola areal tersebut dengan
sistem tumpang sari. Namun sebelumnya telah dilakukan perjanjian kontrak
yang menyebutkan bahwa masyarakat bersedia pindah jika areal tersebut
digunakan oleh KHDTK Cikampek. Areal ini cukup berpotensi sebagai
arealcamping ground. Keunggulan areal ini digunakan sebagai camping ground
karena kondisi tanah cukup datar, terdapat pepohonan sehingga dapat menjadi
peneduh, penahan erosi dan penyimpan cadangan air. Kondisi tersebut terlihat
pada Gambar 7 dibawah ini.

Gambar 7 Areal kosong.


30

5.1.2 Potensi biologi


Potensi biologi yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa fauna dan flora
(tumbuhan bawah dan pepohonan).

5.1.2.1 Fauna
Fauna di KHDTK Cikampek cukup beragam, hal itu terlihat dari hasil
yang didapat dari lapangan dapat dilihat dari grafik berikut:

Fauna di KHDTK Cikampek


16
14
12
10
Jumlah

8
6
4
2
0
Mamalia Burung Reptil Kupu-kupu

Gambar 8 Fauna di KHDTK Cikampek.

Fauna di KHDTK Cikampek yang paling banyak ditemui adalah burung.


Jumlah burung yang berhasil dijumpai di KHDTK berjumlah 15 jenis burung.
Burung-burung tersebut terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3 Daftar jenis burung yang dijumpai di KHDTK Cikampek

Kategori
NO Nama Lokal Nama Ilmiah Famili
kelangkaan*
1. Cinenen pisang Orthomus sutorius Silviidae Least Concern
2. Walet linchi Collocalia linchi Apodidae -
3. Cinenen jawa Orthotomus sepium Silviidae Least Concern
4. Pelanduk topi hitam Pellorneum capistratum Timaliidae Least Concern
5. Layang-layang rumah Delichon dasypus Hirundinidae Least Concern
6. Bondol jawa Lonchura Estrildidae Least Concern
leucogastroides
7. Kacamata biasa Zosterops palpebrosus Zosteropidae Least Concern
8. Cabai jawa Dicaeum trochileum Dicaeidae Least Concern
9. Anis merah Zoothera citrine Turdidae Least Concern
10. Betet jawa Psittacula alexandri Psittacidae Least Concern
11. Cekakak sungai Todirhamphus chloris Alcedinidae -
12. Perenjak jawa Prinia familiaris Silviidae Least Concern
13. Wiwik uncuing Cuculus sepulcralis Cuculidae -
14. Perkutut Geopelia striata Columbidae Least Concern
15. Tekukur biasa Streptopelia chinensis Columbidae -
* = kategori kelangkaan berdasarkan IUCN Redlist
31

Famili yang paling banyak ditemukan di KHDTK Cikampek adalah


Silviidae (Prinia familiaris, Orthotomus sepium, dan Orthotomus sutorius).
Famili tersebut cukup mampu beradaptasi dengan kondisi habitat yang terdapat
di KHDTK Cikampek. Kondisi habitat di KHDTK Cikampek cukup terbuka
sehingga banyak burung yang memanfaatkan tajuk untuk bersarang dan
bermain. Keberadaan burung tersebut dipengaruhi oleh kondisi habitat di
KHDTK Cikampek. Burung dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam,
baik habitat hutan maupun habitat bukan hutan. Secara umum burung
memanfaatkan habitat tersebut sebagai tempat mencari makan, beraktifitas,
berkembangbiak dan berlindung (Darmawan 2006).
Beberapa jenis pepohonan yang dijadikan sumber pakan dan tempat
bersarang bagi burung adalah sengon (Paraserianthes falcataria),gmelina
(Gmelina arborea), akasia (Acacia auriculiformis), kayu balil (Hymenaea
courbarill) dan lainnya. Keanekaragaman jenis burung tersebut dapat menjadi
potensi wisata KHDTK Cikampek yang dapat menarik pengunjung untuk
melihat dan menikmati keanekaragaman burung yang ada.

a. Mamalia
Mamalia yang ditemukan di KHDTK Cikampek berjumlah empat jenis,
Jenis mamalia yang berhasil ditemukan di KHDTK Cikampek dapat ditunjukkan
pada Tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4 Daftar jenis mamalia yang dijumpai di KHDTK Cikampek
NO Nama Lokal Nama Latin Famili Status Perlindungan
1 Monyet ekor panjang Macaca fascicularis Cercopithecidae Least Concern
2 Bajing tanah bergaris Lariscus insignis Sciuridae Least Concern
tiga
3 Musang Paradoxurus Viverridae Least Concern
hermaphrodites
4 Babi hutan Sus scrofa Suidae Least Concern
* = kategori kelangkaan berdasarkan IUCN Red List
Keempat jenis mamalia tersebut dapat digunakan sebagai daya tarik bagi
pengunjung untuk melihat, mengetahui, mempelajari jenis, dan morfologi
mamalia yang ditemukan. Salah satu jenis mamalia yang dapat dijadikan daya
tarik bagi pengunjung adalah bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis).
Pengunjung dapat mengamati morfologi, perilaku bajing meloncat dari satu
pohon ke pohon lainnya, makan buah-buahan yang terdapat di pohon, dan
32

berkejar-kejaran dengan bajing lainnya. Bajing tanah bergaris tiga (Lariscus


insignis) lebih mudah dijumpai dibandingkan dengan mamalia yang lainnya
karena bajing mempunyai ruang habitat yang lebih menyebar dibandingkan
dengan mamalia lainnya yang terkonsentrasi pada habitat tertentu.

b. Kupu-kupu
Kupu-kupu yang berhasil dijumpai di KHDTK Cikampek terdiri dari 13
jenis. Beberapa jenis kupu-kupu yang ditemukan di KHDTK Cikampek antara
lain Doleschallia bisaltidae bisaltidae, Euploea phaenarete pavettae,
Hypolimnas bolina bolina, Ideopsis juventa juventa, dan lainnya. Berbagai jenis
kupu-kupu tersebut di areal semak-semak yang terletak didepan kolam
pemancingan milik warga membentang disepanjang sawah.

(a) (b)
Gambar 9 (a) Doleschallia bisaltidae bisaltidae, (b) Ideopsis juventa juventa.

Areal tersebut banyak ditemukan kupu-kupu karena arealnya cukup


terbuka sehingga langsung mendapat cahaya matahari, ditemukan beberapa
pakan kupu-kupu berupa Citrus sp dan tumbuhan berbunga seperti tembelekan
(Lantana camara), Harendong biasa (Melastoma malabatricum) dan kayu manis
(Cinnamomum burmanni). Potensi ini sangat menarik karena dapat menjadi
salah satu potensi biologi yang dapat mendukung perencanaan interpretasi di
KHDTK Cikampek. Beberapa jenis kupu-kupu dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Daftar jenis kupu-kupu yang dijumpai di KHDTK Cikampek
NO Nama Latin Famili
1 Ariadne ariadne ariadne Nymphalidae
2 Athyma perius perinus Nymphalidae
3 Catopsilia Pomona Pieridae
4 Doleschallia bisaltidae bisaltidae Nymphalidae
5 Euploea phaenarete pavettae Nymphalidae
6 Eurema hecabe sankapura Pieridae
7 Hypolimnas bolina bolina Nymphalidae
33

Lanjutan Tabel 5 Daftar jenis kupu-kupu yang dijumpai di KHDTK Cikampek


NO Nama Latin Famili
8 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae
9 Junonia atlites atlites Nymphalidae
10 Melanitis leda simessa Nymphalidae
11 Mycalesis horsfieldi horsfieldi Nymphalidae
12 Rohana parisatis javana Nymphalidae
13 Junonia hedonia ida Nymphalidae
8 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae

Kupu-kupu menyukai tempat-tempat yang bersih dan sejuk serta tidak


terpolusi oleh pestisida, asap dan bau yang tidak sedap. Oleh karena itu kupu-
kupu merupakan salah satu spesies dari kelompok serangga yang dipergunakan
sebagai indikator terhadap perubahan ekologis (Saputro 2007). Komponen
habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya vegetasi
sebagai sumber pakan dan pelindung. Apabila tidak ada vegetasi sebagai
sumber makanan ataupun kurang dari jumlah yang dibutuhkan, maka akan
terjadi pergerakan kupu-kupu untuk mencari daerah baru yang banyak terdapat
vegetasi sebagai sumber makanannya. Apabila tidak ada vegetasi sebagai
sumber makanan, maka dapat menyebabkan kematian. Demikian pula halnya
dengan vegetasi yang digunakan sebagai tempat untuk berlindung dari serangan-
serangan predator dan sebagai tempat berkembangbiak (Clark et al (1966) diacu
dalam Saputro 2007).

c. Reptil

Reptil yang ditemukan di KHDTK Cikampek berjumlah enam jenis, yakni


cicak hutan (Crytodactylus fumosus), kadal kebun (Eutrophis multifasciata),
viper pohon (Trimeresurus albolabris), ular lidah api (Dendralapis pictis), cicak
terbang (Draco sp), dan bunglon (Bronchocela jubata). Keseluruhan potensi
reptil tersebut dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk mempelajari
lebih dalam mengenai reptil.
34

(a) (b)
Gambar 10 (a) Draco sp, (b) Trimeresurus albolabris.
Tajjali (2011) menyatakan bahwa keanekaragaman reptil yang ditemukan
selain menjadi potensi wisata juga berperan sangat penting dalam kelompok
predator karena banyak berinteraksi sebagai penyeimbang dalam suatu habitat.
Mangsanya berupa serangga, ikan, telur, mamalia bahkan reptil lain. Oleh
karena itu reptil memiliki beberapa perilaku yang digunakan untuk berburu
ataupun bertahan diri dari pemangsa seperti mimikri, mengeluarkan racun,
caudal autotomi dan mengandalkan beberapa bagian tubuhnya yang dapat
menarik mangsanya, seperti ular viper pohon (Trimeresusrus albolabris) yang
memiliki ekor seperti cacing yang dapat digunakan untuk memancing mangsa.
Untuk bertahan diri famili Geckonidae dapat memutuskan ekornya (caudal
autotomi) apabila merasa terancam. Perilaku tersebut dapat menjadi atraksi
wisata minat khusus bagi para penggemar reptil.

5.1.2.2 Flora KHDTK Cikampek


Flora KHDTK Cikampek diklasifikasikan berdasarkan habitusnya
sehingga diperoleh dua macam habitus yakni tumbuhan bawah (herba) dan
pohon.
a. Tumbuhan bawah
Tumbuhan bawah di KHDTK Cikampek diindentikasi berdasarkan yang
dimanfaatkan masyarakat sebagai tumbuhan obat. Tumbuhan obat adalah
tumbuhan yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam
penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Pengertian berkhasiat obat adalah
mengandung zat aktif yang berfungsi mengobati penyakit tertentu atau jika tidak
mengandung zat aktif tertentu tetapi mengandung efek resultan atau sinergi dari
berbagai zat yang berfungsi mengobati (Esha 2008). Sedangkan menurut Zuhud,
Ekarelawan dan Riswan (1994), tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan
35

obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat, yang


dikelompokkan menjadi:
1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu jenis tumbuhan yang diketahui atau
dipercaya masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai
bahan baku obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern, yaitu jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat sebagai
obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, yaitu jenis tumbuhan yang diduga mengandung
senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan
secara ilmiah atau medis dan penggunaanya sebagai bahan obat tradisional
sulit untuk ditelusuri.

Tumbuhan bawah yang terdapat KHDTK Cikampek memiliki potensi


sebagai tumbuhan obat. Beberapa jenis tumbuhan bawah dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai obat penyakit tertentu. Jenis tumbuhan obat yang ditemukan
dan dimanfaatkan bagi masyarakat berjumlah 11 jenis, tumbuhan obat tersebut
adalah babadotan (Ageratum conyzoides), balakacida (Mikania cordata), daun
dewa (Gynura segetum), daun katuk (Sauropus androgynus), Harendong biasa
biasa (Melastoma malabathricum), Harendong biasa (Melastoma candidum),
kahit hutan, karuk (Piper sarmentosum), pare hutan (Momordia charantia), putri
malu (Mimosa pudica), dan jamblang hutan (Syzygium cumini). Keseluruhan
tumbuhan obat tersebut mengandung khasiat untuk mengobati berbagai jenis
penyakit. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain rematik, kanker, panas,
pendarahan, muntah darah, infeksi kerongkongan, dan penyakit lainnya. Salah
satu contoh tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat adalah tanaman pare
(Momordia charantia) yang dapat mengobati batuk, radang tenggorokan, sakit
mata merah, demam malaria, kencing manis, rematik, sariawan, bisul, abses,
sakit liver, sembelit dan cacingan.
36

Gambar 11 Pare (Momordia charantia).


d. Pohon di KHDTK Cikampek
Pohon yang terdapat di KHDTK Cikampek terdiri dari jenis
Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae. Pohon tersebut merupakan pohon
hasil introduksi baik dari dalam maupun luar negeri. Pohon yang terdapat di
KHDTK Cikampek berjumlah 63 jenis dengan 27 jenis exotic. Beberapa jenis
pohon exotic antara lain Acacia catechu berasal dari India, Alstonia congensis
berasal dari Afrika, Cecropia peltata berasal dari Amerika, Trachylobium
verrucosum berasal dari Hawai, Sterculia foetidaberasal dari Honduras,
Piptadenia peregrine berasal dari Brazilia, Lagerstroemia loudoni berasal dari
Thailand, Dalbergia fusca berasal dari Vietnam, Acacia confuse berasal dari
Formosa.
Jenis pohon yang ditemukan diKHDTK Cikampek terdiri dari 26 famili,
famili yang paling banyak ditemukan adalah Fabaceae dengan17 jenis dan
Meliaceae dengan 9 jenis, famili yang lain rata-rata hanya berjumlah satu
spesies. Famili Fabaceae menempati posisi tertinggi karena famili jenis ini
merupakan salah satu famili terbesar di dunia yang dapat dengan mudah tumbuh
di berbagai ekosistem karena kemampuannya dapat mengikat (fiksasi) nitrogen
langsung dari udara (tidak melalui cairan tanah) karena bersimbiosis dengan
bakteri tertentu pada akar atau batangnya (http://waynesword.palomar.edu).
Jenis pohon dari famili Fabaceae juga merupakan jenis yang paling banyak
ditanam oleh pengelola KHDTK pada tahun 1938 – 2009. Selain itu Fabaceae
memiliki tajuk yang lebar dan menghasilkan buah sehingga dapat dimanfaatkan
bagi satwa untuk tempat bersarang dan memperoleh makanan. Famili pohon di
KHDTK Cikampek terlihat pada Gambar 12 dibawah ini.
37

Famili Pohon di KHDTK Cikampek


18
16
Jumlah 14
12
10
8
6
4
2
0

Meliaceae

Bombaceae
Bombacaceae
Fabaceae

Ebenaceae

Rhamnaceae
Myrtaceae

Verbenaceae
Dipterocarpaceae

Styracaceae
Moraceae

Sterculiaceae
Graminaceae

Combretaceae
Pinaceae
Casuarinaceae

Anacardiaceae

Lythraceae
Rutaceae
Guttiferae
Apocinaceae
Rubiaceae

Santalaceae
Bignuniaceae
Euphorbiaceae
Burseraceae

Gambar 12 Diagram Famili Pohon di KHDTK Cikampek.

Pohon di KHDTK Cikampek memiliki kegunaan tertentuseperti terlihat


pada Gambar 13 berikut ini:

Kegunaan Pohon
Kayu bangunan Obat kuat
penyakit pernafasan obat kulit
obat rematik Bahan Pengawet
11%
11% 45%

11%
11% 11%
Gambar 13 Kegunaan pohon.

Pohon di KHDTK Cikampek paling banyak digunakan sebagai kontruksi


bangunan (45%). Pohon yang digunakan dalam kontruksi bangunan adalah
Diospyros celebica, Tectona grandis, Gmelina arborea, Acacia auriculiformis,
Swietenia macrophylla, Paraserianthes falcataria, Pterocarpus indicus, dan
Eusideroxylon swageri. Sedangkan kegunaan lainnya antara lain sebagai bahan
pengawet, obat kuat, penyakit pernafasan, obat rematik dan obat kulit.

5.1.3 Potensi Sosial Budaya


Ditjen PHPA (1988) menyatakan bahwa obyek interpretasi budaya atau
sejarah dapat berupa batu-batu megalitik, situs, benda purbakala, bekas
pemukiman yang sudah lama ditinggalkan, dan pemukiman serta perikehidupan
penduduk asli, baik yang ada dalam maupun sekitar kawasan konservasi. Potensi
sosial budaya yang terdapat di KHDTK Cikampek berupa kesenian tradisional,
tarian tradisional, cara bertani masyarakat Cikampek, dan upacara tradisional.
38

a. Kesenian tradisional
Desa Cikampek memiliki kesenian sunda yang masih lestari sampai
sekarang. Kesenian tersebut adalah wayang golek dan tarian tradisional.
Kesenian tersebut dapat ditemukan di desa Sarimulya. Kesenian wayang golek
cukup dikenal oleh masyarakat Cikampek, bahkan di desa Cikampek sendiri
terdapat seorang dalang yang cukup terkenal karena sering tampil di berbagai
pertunjukan baik tingkat daerah maupun nasional. Kesenian wayang golek
menampilkan berbagai lakon cerita kebudayaan sunda yang menarik bagi para
penonton. Beberapa lakon cerita tersebut antara lain Arjuna sastrabahu,
Ramayana, Bharatayuda dan somatri ngenger. Salah satu pertunjukan wayang
golek dengan lakon “Somatri Ngenger” cukup disenangi pengunjung karena
beberapa tokoh wayang mengeluarkan lelucon sehingga membuat
suasana menjadi ramai dengan sorak-sorak dan tepuk tangan dari para penonton.
Kesenian wayang golek dan peralatan tradisionalnya terlihat pada Gambar 14.

(a) (b)
Gambar 14 (a) wayang golek, (b) alat musik gamelan.

Kesenian wayang golek dimainkan dengan menggunakan alat musik


tradisional. Alat tradisional yang digunakan yaitu saron, penerus, peking,
bonang, rincik, gendang, jenglong, kecapi dan seruling. Pertunjukan wayang
golek biasanya dimainkan oleh seorang dalang, asisten dalang dan pemain musik
tradisional. Pertunjukan ini biasanya dilakukan mulai dari pukul 10 pagi hingga
pukul 3 subuh. Keberadaan pertunjukan seni wayang golek di masyarakat
memberikan manfaat untuk menambah ilmu dan melestarikan dunia seni budaya
sunda yang ada.Wayang golek dapat menjadi salah satu potensi kebudayaan
yang dapat menarik para pengunjung untuk menikmati kekhasan kesenian
tradisional sunda di dalam kawasan hutan.
39

b. Tarian tradisional
Tarian tradisional berada di kampung Babakan Jati, desa Cikampek Timur.
Di desa tersebut masih terdapat perkumpulan sanggar tari seni tradisional dan
kreasi tradisional modern yang cukup terkenal di kabupaten Karawang. Sanggar
tari ini diberi nama “Surya Medal”. Sanggar ini didirikan pada tanggal 10
Agustus 1964, arti sebuah nama “Surya Medal”adalah matahari terbit. Sanggar
tari Surya Medal disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
wilayah Provinsi Jawa Barat Kantor Kabupaten Karawang pada tanggal 16
Januari 1995 dengan berkedudukan di desa Sarimulya, Kecamatan Cikampek,
Kabupaten Karawang. Sanggar tari “Surya Medal” merupakan wadah seni yang
melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar seni dalam rangka menggali,
mengembangkan dan melestarikan seni kedaerahan khususnya seni
sunda.Program kerja sanggar tari “Surya Medal” adalah sebagai berikut:
1. Menggali, membina, mengembangkan, melestarikan seni budaya
khususnya seni tari dan kesenian daerah.
2. Menambah/memperkaya khasanah tari dan kesenian tradisi yang
bercorak kedaerahan.
3. Memperkaya nilai budaya nasional.
4. Menjalin persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka mensukseskan
program pemerintah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Keberhasilan Sanggar tari “Surya Medal” seharusnya menjadi pemicu
masyarakat untuk ikut serta melestarikan kesenian tradisional yang dimiliki.
Tarian tradisional tersebut dapat menjadi obyek kebudayaan yang menarik bagi
pengunjung KHDTK Cikampek. Beberapa contoh tarian tradisional pada
sanggar tari “Surya Medal” adalah tarian klasik sunda dan tarian kreasi modern
seperti terlihat pada Gambar 15.

(a) (b)
Gambar 15 (a) Tari kreasi modern, (b) Tari klasik sunda.
40

Keberadaan sanggar tari ini cukup penting bagi desa Cikampek timur
karena dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung mengenai aneka tarian
tradisional dan menajaga kelestarian kesenian sunda.
c. Upacara tradisional
Kegiatan Upacara Tradisional yang masih dilaksanakan terutama di Desa
Kamojing adalah acara Hajat Bumi. Kegiatan tersebut biasanya menampilkan
hiburan wayang golek dan tari jaipong. Selain itu masyarakat juga menyiapkan
aneka tumpeng dan makanan tradisional. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan
setahun sekali sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
atas limpahan rejeki yang telah diterima.
d. Cara bertani padi masyarakat Cikampek
Masyarakat desa Cikampek mempunyai cara bertani yang unik dan
tradisional. Petani Cikampek masih menggunakan peralatan tradisional untuk
mengusir burung yang terdapat di pematang sawah. Peralatan tradisional
tersebut terbuat dari rangkai bambu, benang dan kaleng biskuit yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga dapat mengeluarkan bunyi-bunyian sehingga memberi
efek jera kepada burung supaya tidak memakan padi yang ditanam.
Peralatan tradisional lainnya terbuat dari papan kayu. Papan tersebut
digunakan untuk memukul seikat padi supaya butiran padi terlepas dari
tangkainya. Namun kelebihannya peralatan ini tidak mengeluarkan asap dan
tidak menggunakan bahan bakar. Kedua peralatan tradisional tersebut terlihat
pada Gambar 16.

(a) (b)
Gambar 16 (a),(b) Peralatan tradisional petani Cikampek

5.2 Jalur di KHDTK Cikampek


Jalur yang dimiliki KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah. Jalur tersebut
adalah sebagai berikut :
41

5.2.1 Jalur 1 (Jalur Stasiun Klimatologi - Areal Berkumpul)


Jalur Stasiun Klimatologi- Areal Berkumpul memiliki panjang ± 1578
meter dengan waktu tempuh ± 2 jam. Jalur ini berupa jalan setapak selebar 1
meter dengan dipenuhi serasah pepohonan. Jalur ini memiliki potensi fisik dan
biologi, potensi fisik yang terdapat pada jalur ini antara lain stasiun klimatologi,
goa Kembang, areal penanaman ganitri, tegakan pohon nyawai (Ficus
variagata), pohon Hymenaea courbarilll, areal outbond, bekas sumur nyi pellet
dan berakhir pada areal berkumpul. Sedangkan potensi biologi terdiri dari flora
dan fauna. Jenis flora yang terdapat di sepanjang jalur adalah sebagai berikut
Hymenaea courbarilll, Paraserianthes falcataria, Pornis, Eucalyptus alba,
Khaya senegalensis, Diospyros celebica, Swietenia macrophylla, S. tonkinensis,
Delonix regia, tanaman ganitri, Aleuratus mollucana, Pterocarpus indicus,
Ricinodendron africanum, Cecropia peltata, Sedrela Mexicana,danSalacca
zalacca.
Jenis fauna yang terdapat disepanjang jalur ini adalah sebagai berikut cicak
terbang (Draco sp), burung cinenen pisang (Orthotomus sutorius), burung wiwik
uncuing (Cuculus sepulcralis), burung layang-layang rumah (Delichon dasypus),
bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis), kadal kebun (Eutrophis
multifasciata), babi hutan (Sus scrofa), musang (Paradoxurus hermaphrodites),
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),burung tekukur biasa (Streptopelia
chinensis),burung perkutut (Geopelia striata), burung anis merah (Zoothera
citrine), burung kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), burung wallet linchi
(Collocalia linchii).

5.2.2 Jalur 2 (Jalur Persemaian – Areal bermain)


Jalur Persemaian-Areal bermain merupakan jalur yang dapat menunjukkan
beraneka jenis pohon langka yang terdapat di KHDTK Cikampek.Selain itu di
jalur ini dapat digunakan sebagai areal bermain didalam hutan. Panjang jalur ini
± 1019 meter dengan waktu tempuh ± 2 jam. Jalur tersebut berupa jalan setapak
berupa tanah dengan lebar jalur 0,5 meter. Kondisi jalur ini relatif datar dan
tidak ada tanjakan. Potensi yang terdapatdi jalur interpretasi ini terdiri dari
potensi fisik dan biologi. Potensi fisik yang terdapat di sepanjang jalur adalah
42

tegakan hutan tanaman, persemaian, dan areal kosong sebagai areal bermain.
Sedangkan potensi biologi terbagi dalam potensi flora dan fauna.
Flora yang terdapat di jalur ini adalah Hymenaea courbarilll, Trachylibium
verrucosum, Diospyros celebica, Tectona grandis, Cecropia peltata, Gmelina
arborea, Acacia auriculiformis, Swietenia macrophylla, Pterygota alata,
Paraserientes falcataria, Khaya senegalensis, Terminalia arjuna,Eucaliptus
alba, Eusideroxylon swageri, Pterocarpus indicus, Calophyllum inophyllum,
Piptadenia peregrina, bambu kresi, Melastoma malabathricum, dan Mimosa
pudica.
Jenis fauna yang berhasil diidentifikasi yaitu bunglon (Bronchocela
jubata), viper pohon (Trimeresurus albolabris), kadal kebun (Eutrophis
multifasciata), bajing tanah bergaris tiga (Lariscus insignis), burung wiwik
uncuing (Cuculus sepulcralis), burung perenjak jawa (Prinia familiaris), burung
cekakak sungai (Todirhamphus chloris), burung betet jawa (Psittacula
alexandri), burung bondol jawa (Lonchura leucogastroides), burung cinenen
jawa (Orthotomus sepium), burung wallet linchi (Collocalia linchii), burung
pelanduk topi hitam (Pellorneum capistratum), burung cabai jawa (Dicaeum
trochileum) dan burung cinenen pisang (Orthotomus sutorius).

5.2.3 Jalur 3 (Jalur Goa Kembang)


Jalur Goa Kembang merupakan jalur interpretasi dengan obyek interpretasi
Goa kembang. Namun sebelum mencapai goa tersebut akan melewati beberapa
obyek yang menarik diantaranya stasiun klimatologi milik KHDTK Cikampek,
di stasiun ini dapat melihat secara langsung alat yang biasanya digunakan
untukmengukur curah hujan dan cuaca. Obyek lainnya adalah tegakan sengon
(Paraserianthes falcataria), akasia (Acacia auriculiformis A.Gunn), tumbuhan
bawah (Lantana camara), Harendong biasa (Melastoma malabathricum),
jamblang hutan (Syzygium cumini), bambu, pornis dan hamparan semak-semak.
Selain itu satwa liar yang ditemui disepanjang jalur antara lain layang-layang
rumah (Delichon dasypus), wallet linchi (Collocalia linchii), tekukur
(Streptopelia chinensis), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), cicak terbang
(Draco sp)dan bajing bergaris tiga (Lariscus insignis).
43

Jalur goa Kembang memiliki panjang ±600 meter dengan waktu tempuh ±
30 menit. Jalur ini berupa jalan setapak selebar 1 meter dengan dipenuhi serasah
pepohonan. Obyek interpretasi utama jalur ini adalah Goa Kembang yang
terletak di pinggir sungai Cicunut. Sesampainya dipinggir sungai harus masuk
kedalam aliran sungai dan berjalan arah tepian sungai ± 2 meter untuk mencapai
mulut goa tersebut. Mulut goa Kembang ± 1 meter dengan bagian dinding goa
berlumpur sehingga hanya dapat dinikmati dari bagian luar saja, karena
berbahaya jika masuk kedalamnya. Apalagi jika kondisi sungai Cicunut cukup
deras yang mengakibatkan air masuk kedalam goa. Atraksi masuk kedalam
sungai dan melihat mulut goa cukup menarik untuk dinikmati oleh pengunjung.

5.2.4 Jalur 4 ( Jalur Areal Kupu-kupu)


Jalur Areal kupu-kupuberupa jalan setapak tanah dengan diatasnya serasah
dedaunan. Panjang jalur ini ±700 meter dengan lebar jalur sebesar 1 meter.
Kondisi jalur ini relatif datar, tidak licin, tidak curam dan aman untuk dilewati
sehingga keselamatan pengunjung akan terjamin. Sebelum mencapai obyek
interpretasi utama, beberapa potensi yang dapat ditemui disepanjang jalur antara
lain pohon (Hymenaea courbarilll, Trachylibium verrucosum, Diospyros
celebica, Manilkara kauki, Tectona grandis, Cecropia peltata, Gmelina arborea,
Acacia auriculiformis, Pterygota alata dan Paraserientes falcataria).
Keseluruhan pohon tersebut mempunya khasiat dan keunikan masing-masing.
Salah satu contohnya daun dan buah Hymenaea courbarilll dapat digunakan
sebagai biogas dan kayu bakar. Selain itu kayu dari pohon Tectona grandis dan
Diospyros celebica merupakan kayu bernilai ekonomi tinggi.
Jenis fauna yang terdapat disepanjang jalur ini antara lain kadal kebun
(Eutrophis multifasciata), bajing bergaris tiga (Lariscus insignis), bunglon
(Bronchocela jubata), ular viper pohon (Trimeresurus albolabris). Selain itu
terdapat 13 jenis kupu- kupu yang menjadi obyek interpretasi utama pada jalur
interpretasi ini. Keseluruhan jalur di KHDTK Cikampek dapat terlihat pada
Gambar 17 dibawah ini.
44

Gambar 17 Peta jalur KHDTK Cikampek.


5.3 Pengunjung
Pengunjung merupakan pihak yang mendapatkan pelayanan dalam
kegiatan interpretasi. Oleh karena itu, karakteristik dan keinginan
pengunjungtermasuk kebutuhan mereka terhadap kegiatan interpretasi perlu
diidentifikasi (Heriyaningtyas 2009).

5.3.1 Karakteristik Pengunjung


Karakteristik responden pengunjung didominasi oleh responden yang
berjenis kelamin laki-laki berjumlah (73%), sedangkan untuk responden dengan
jenis kelamin perempuan berjumlah (27%). Menurut asal responden sebagian
besar pengunjung berasal dari dalam kota Karawang yaitu (71%), pengunjung
45

diluar kota Karawang berjumlah (26%) sedangkan pengunjung yang tidak


bersedia menjawab sebesar (3%). Responden mayoritas mempunyai tingkat
pendidikan setara SMA (53%) sedangkan yang berpendidikan SMP (18%).
Pengunjung yang masih duduk di SD (5%). Pengunjung yang memiliki
pendidikan diploma dan sarjana masing-masing adalah (9%) dan yang tidak
bersedia menjawab sebesar (15%). Berdasarkan jenis pekerjaan, mayoritas
responden bekerja sebagai karyawan swasta (38%), pelajar (27%), wiraswasta
(21%) sedangkan lainnya (14%).
Tabel 6 Karakteristik responden pengunjung
NO Karakteristik Presentase
1 Jenis kelamin
a. Laki-laki 73%
b. Perempuan 27%
2 Asal
a. Luar kota Karawang 26%
b. Dalam kota Karawang 71%
c. Tidak menjawab 3%
3 Tingkat pendidikan terakhir
a. SD ( Sekolah Dasar) 5%
b. SMP (Sekolah Menengah Pertama) 18%
c. SMA ( Sekolah Menengah Atas) 53%
d. Diploma dan Sarjana 9%
e. Tidak Menjawab 15%
4 Pekerjaan
a. Karyawan swasta 38%
b. Pelajar 27%
c. Wiraswasta 21%
d. Lainnya 14%
5 Kelompok umur
a. 0-6 tahun 0%
b. 7-12 tahun 0%
c. 13-18 tahun 35%
d. 19-24 tahun 29%
e. 25-55 tahun 34%
f. 56-79 tahun 0%
g. 80 tahun- keatas 0%
h. Tidak menjawab 2%

5.3.2 Modus Kunjungan dan Tujuan Kunjungan


Mayoritas pengunjung datang ke KHDTK Cikampek bersama teman
(73%). Mayoritas pengunjung datang ke kawasan bertujuan untuk menikmati
kesejukan dan pemandangan KHDTK Cikampek (74%). Hal tersebut dapat
terlihat pada Gambar 18 dibawah ini.
46

Tujuan Kunjungan
Modus Kunjungan
sendiri Teman 1% Menikmati kesejukan dan
Keluarga Lainnya pemandangan KHDTK
14%
7% Cikampek
Tidak Menjawab Melakukan penelitian
3% 1% 7%
74%
16%
Melihat tumbuhan dan
4% satwa

73% Lainnya

(a) (b)
Gambar 18 (a) Modus kunjungan, (b) Tujuan kunjungan.

5.3.3 Obyek yang Disukai Pengunjung di KHDTK Cikampek

KHDTK Cikampek memiliki beberapa potensi yang dapat dinikmati


pengunjung. Mayoritas responden memilih tumbuhan (76%), mayoritas
pengunjung lebih memilih tumbuhan karena KHDTK Cikampek ditumbuhi
beraneka jenis pohon yang menambah kesejukan, pengunjung yang datang ke
lokasi tersebut pada umumnya ingin menikmati kesejukan hutan ditengah
panasnya udara perkotaan sambil menikmati rimbunnya beraneka ragam
pepohonan didalam hutan. Obyek yang disukai pengunjung dapat terlihat pada
Gambar 19.

Objek yang disukai pengunjung

Satwaliar Tumbuhan Mitos/Legenda


Lainnya Tidak menjawab

9% 2% 6%
7%

76%

Gambar 19 Obyek yang disukai pengunjung.

Pengunjung yang datang ke kawasanakan memperoleh pengetahuan dan


pengalaman lebih setelah adanya pelayanan interpretasi alam. Pengunjung yang
ingin mengetahui lebih mendalam mengenai tumbuhan dan satwa liardapat
terpenuhi dengan kegiatan interpretasi tumbuhan dan satwa liar yang terdapat di
KHDTK Cikampek. Keingintahuan pengunjung tersebut dapat menjadi masukan
dalam pembuatan perencanaan interpretasi alam. Hal yang ingin diketahui
pengunjung dapat disajikan pada Gambar 20.
47

Hal yang ingin diketahui pengunjung


Satwaliar Tumbuhan Mitos/Legenda
Lainnya Tidak Menjawab
2% 6%
7% 9%

76%

Gambar 20 Hal yang ingin diketahui pengunjung.

Pengunjung KHDTK Cikampek memiliki keingintahuan yang tinggi


terhadap tumbuhan (76%). Mereka ingin mengetahui jenis pohon, bentuk pohon
dan manfaat dari pohon tersebut yang salah satunya memberikan kesejukan
kepada para pengunjung yang datang mengunjungi kawasan tersebut. Para
pengunjung juga tertarik terhadap mitos/legenda yang terdapat di KHDTK
Cikampek, satwa liar, dan hal lainnya yang menarik.

5.3.4 Aktifitas dan jenis wisata yang diinginkan pengunjung


Aktifitas yang sering dilakukan pengunjung ketika datang ke KHDTK
Cikampek adalah menikmati pemandangan hutan dan berteduh.Hal itu
dibuktikan dengan 43% responden menjawab menikmati pemandangan
merupakan aktifitas yang sering dilakukan ketika berkunjung di KHDTK
Cikampek. Kebanyakan pengunjung yang datang memang bertujuan untuk
berteduh dari panasnya matahari sekaligus menikmati kesejukan alam.KHDTK
Cikampek menjadi salah satu alternatif tempat untuk berteduh dan menikmati
pemandangan karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau dari
berbagai arah. Aktivitas pengunjung selengkapnya disajikan pada Gambar 21.

Aktivitas pengunjung
Piknik Bermain
Menikmati pemandangan Foto-foto
Tidak menjawab

4% 5%
14%

34%
43%

Gambar 21 Aktivitas pengunjung.

Pengunjung yang diwawancarai menginginkan beberapa jenis wisata yang


cocok dikembangkan di KHDTK Cikampek. Berdasarkan hasil wawancara
48

diperoleh (28%) pengunjung menginginkan adanya outbond didalam kawasan,


(22%) ingin menikmati pemandangan dan kesejukan alam dan kegiatan wisata
lain yang ingin dilakukan pengunjung didalam kawasan adalah bermain,
berkemah, photo hunting, piknik, olahraga dan kegiatan lainnya. Jenis wisata
yang cocok dikembangkan selengkapnya dapat terlihat pada Gambar 22.
Jenis wisata yang cocok dikembangkan
Piknik Bermain
Menikmati pemandangan Olahraga
Berkemah Photo hunting
4%2% 6%
15%

28%
22%

7%
12% 4%

Gambar 22 Jenis wisata yang cocok dikembangkan.

5.3.5 Fasilitas yang Diperlukan Pengunjung dalam Kegiatan Interpretasi


Perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek memerlukan fasilitas
pendukung kegiatan interpretasi. Tujuan dari data tersebut adalah untuk
mengetahui kebutuhan pengunjung akan kegiatan interpretasi. Fasilitas yang
diperlukan pengunjung dalam kegiatan interpretasi adalah papan arah (22%),
tempat sampah (14%), kamar mandi (14%), pusat informasi (14%) dan lainnya.
Pengunjung (22%) menginginkan fasilitas pendukung berupa papan arah. Papan
arah ini sangat diperlukan bagi pengunjung yang berasal dari luar Kabupaten
Karawang karena mereka belum mengetahui jalur menuju lokasi KHDTK
Cikampek. Fasilitas pendukung interpretasi lain yang juga diperlukan dapat
terlihat pada Gambar 23.
Permintaan Fasilitas Pendukung
1% 4% Papan arah
Papan nama
Papan cerita obyek
14% 22% Papan vandalisme
5% Shelter
8% Kamar mandi
5%
Tempat sampah
14% Peta obyek wisata
4% Pusat cinderamata
14% Pusat informasi
5% Lainnya
4%
Tidak Menjawab

Gambar 23 Permintaan fasilitas pendukung.

5.4 Kondisi Masyarakat


KHDTK Cikampek dikelilingi oleh lima desa yakni desa Sarimulya,
Cikampek Timur, Cikampek Pusaka, Kamojing dan Cinangka. Sebagian besar
49

penduduk di sekitar hutan penelitian menggantungkan hidupnya pada sektor


industri dan perdagangan. Pedagang dan buruh mendominasi hampir (70%) dari
total profesi yang terdapat pada masyarakat sekitar KHDTK (Rantek KHDTK
Cikampek). Masyarakat Cikampek mayoritas memiliki mata pencaharian
pedagang karena dekat dengan pasar tradisional Cikampek sehingga banyak
yang bekerja siang dan malam di pasar tersebut. Mata pencaharian masyarakat
cikampek selengkapnya dapat terlihat pada Gambar 24.
Mata pencaharian masyarakat
karyawan
15%

pedagang
tani 35%
15%

buruh
35%

Gambar 24 Mata pencaharian masyarakat.

Komposisi mata pencaharian kelima desa yang terletak di sekitar KHDTK


Cikampek dapat dilihat dari Tabel 7 dibawah ini
Tabel 7 Komposisi mata pencaharian penduduk di KHDTK Cikampek
NO Desa Pedagang Buruh Tani Karyawan
Jiwa % Jiwa % Jiwa % Jiwa %
1 Sarimulya 765 49.9 617 40.2 22 1.4 130 8,5
2 Cikampek Timur 2545 47.1 1381 25.6 270 5.0 1206 22,3
3 Cikampek Pusaka 129 5.4 1279 53.8 913 38.4 55 2,3
4 Kamojing 121 24.0 94 18.7 100 19.8 189 37,5
5 Cinangka 97 13.2 350 47.5 252 34.2 38 5,2
Total 3657 34.7 3721 35.3 1557 14.8 1618 15,3
Sumber : Rancangan teknis KHDTK Cikampek 2009

Komposisi mata pencaharian masyarakat desa Sarimulya dan Cikampek


timur didominasi sebagai pedagang. Sedangkan desa Cikampek Pusaka dan
Cinangka mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai buruh. Namun desa
Kamojing lebih maju dibandingkan keempat desa yang lain karena mayoritas
masyarakatnya memiliki pekerjaan sebagai seorang karyawan.
50

5.4.1 Persepsi Masyarakat


Kegiatan wisata alam di KHDTK Cikampek selama ini belum melibatkan
masyarakat desa sekitar hutan karena kegiatan wisata alam baru akan
direncanakan di kawasan tersebut. Namun interaksi masyarakat desa sekitarnya
dengan kawasan hutan cukup intensif terutama dalam hal pemanfaatan lahan
untuk tumpangsari. Salah satu bentuk interaksi masyarakat desa sekitar kawasan
hutan adalah dengan adanya 17 warung-warung yang menjual aneka makanan
kecil dan minuman yang menyebar tidak teratur di pinggir jalan raya KHDTK
Cikampek.
Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek menginginkan kegiatan wisata
yang alami namun menarik dan tidak merusak kawasan hutan. Masyarakat
merasakan manfaat yang luar biasa dengan adanya hutan tersebut. Manfaat yang
dirasakan antara lain menyediakan pasokan oksigen, menyediakan sumber air
bersih, dan melestarikan keanekaragaman flora dan fauna hutan.
Hasil wawancara masyarakat menunjukkan bahwa mereka berharap
apabila KHDTK Cikampek dikembangkan menjadi kawasan wisata yang
memiliki kegiatan interpretasi alam. Masyarakat ingin berpartisipasi dalam
kegiatan interpretasi alam tersebut dan menginginkan pengelolaan wisatanya
diserahkan langsung kepada mereka. Masyarakat sekitar hutan siap berperan
serta dalam kegiatan wisata termasuk menjadi seorang pemandu interpretasi
apabila telah mendapatkan pelatihan pemandu dari pengelola. Selain itu
masyarakat juga ingin menjual cinderamata, kerajinan tangan dan kegiatan lain
yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar. Kegiatan interpretasi
yang akan dilaksanakan di kawasan tersebut akan memperluas wawasan
masyarakat akan pentingnya menjaga hutan dan sumberdaya yang ada.

5.4.2 Keuntungan Masyarakat


Kegiatan wisata di KHDTK Cikampek secara umum mendapatkan
dukungan penuh dari masyarakat sekitar. Hal ini terbukti dengan responden yang
diwawancarai menyatakan menyetujui jika diadakan kegiatan wisata didalam
hutan. Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa kegiatan wisata akan
memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat karena akan membuka
peluang usaha bagi mereka.
51

Perencanaan kegiatan interpretasi yang diadakan di KHDTK Cikampek


akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat. Masyarakat berharap
akan mendapatkan lapangan pekerjaan baru, misalnya menjadi pemandu
interpretasi dan penyewaan guest house bagi pengunjung yang ingin menikmati
suasana malam hari di desa Cikampek. Selain itu masyarakat dapat
memperkenalkan dan menampilkan kebudayaan sunda dalam suatu pertunjukan
kesenian, kerajinan tangan ataupun kearifan lokalnya.Masyarakat sekitar
bersama dengan pengunjung memainkan aneka peralatan musik tradisional dan
tarian tradisional sunda.

5.4.3 Organisasi di Masyarakat


Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek khususnya desa Cikampek timur
memiliki wadah organisasi yakni karang taruna, kumpulan pengajian dan
Komite Penyelenggaraan Wisata Desa Cikampek Timur (KPP DCT). KPP DCT
merupakan wadah organisasi yang paling aktif dalam mendukung terlaksananya
kegiatan wisata di KHDTK Cikampek.
Komite Penyelenggara Wisata Desa Cikampek Timur terbentuk pada
tanggal 15 Desember 2011. Terbentuknya komite ini dilatarbelakangi dengan
adanya pertemuan antara pihak pemda karawang, litbang kehutanan dan
perwakilan masyarakat untuk membahas bentuk wisata yang cocok bagi
KHDTK Cikampek.Namun pertemuan tersebut belum ditindaklanjuti sampai
kurang lebih 1,5 tahun sehingga masyarakat cikampek timur mempunyai
gagasan untuk membentuk suatu organisasi demi mewujudkan terselenggaranya
kegiatan wisata di KHDTK Cikampek. Setelah melewati proses yang cukup
panjang dengan membuat permohonan dan proposal pengajuan kegiatan kepada
pihak litbang kehutanan, meminta dukungan masyarakat sekitar KHDTK
Cikampek, meminta dukungan bupati Karawang maka akhirnya resmi terbentuk
Komite Penyelenggara Pariwisata Desa Cikampek Timur (KPP DCT).
Pada saat ini keanggotaan komite berjumlah 11 orang, namun dapat
berubah sesuai dengan kebutuhannya. Komite juga bekerjasama dengan karang
taruna untuk merekrut anggota komite dari empat desa yang berbatasan langsung
dengan kawasan hutan. Selain itu komite siap untuk menerima pengarahan dan
pelatihan apapun dari pihak pengelola litbang kehutanan dalam rangka
52

meningkatkan kesiapan masyarakat sebelum direncanakan menjadi daerah


tujuan wisata.
Komite Penyelenggara Pariwisata Desa Cikampek Timur dibentuk
berdasarkan SK Disbudpar Kabupaten Karawang No: 556.1/71/PARIWISATA.
Berdasarkan SK tersebut maka KPP-DCT mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Peningkatan peran serta dunia usaha dan masyarakat dalam menata
pelayanan dan kebutuhan persinggahan wisatawan pada lokasi Obyek
dan Daerah Tujuan Wisata Desa Cikampek Timur Kecamatan
Cikampek Kabupaten Karawang.
2. Peningkatan kesadaran masyarakat didalam pengembangan
kepariwisataan.
3. Penggalangan usaha-usaha pencegahan akses yangmungkin timbul
sebagai pengembangan pariwisata dan atau membatasi pengaruh
tersebut serta meningkatkan daya tahan masyarakat dalam
mengahadapi akibat negatif kegiatan pariwisata.
4. Peningkatan keamanan, ketertiban dan kebersihan di lingkungan
Obyek dan Daerah Tujuan Wisata Desa Cikampek Timur Kecamatan
Cikampek Kabupaten Karawang.
5. Pemanfaatan, pengembangan dan peningkatan potensi obyek wisata
serta pelayanan jasa usaha kepariwisataan sesuai dengan
perundangan-undangan yang berlaku.
6. Peningkatan usaha kreatif masyarakat dalam rangka peningkatan
pendapatan masyarakat seiring dengan meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan.
7. Komite berkewajiban menyampaikan laporan perkembangan kegiatan
secara periodik setiap bulan kepada bupati melalui Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kebupaten Karawang untuk mengevaluasi potensi
Penerimaan Asli Daerah (PAD).
8. Komite berkewajiban melakukan koordinasi kegiatan dengan berbagai
pihak terkait.
Komite Penyelenggaraan Wisata Desa Cikampek Timur berdasarkan SK
mempunyai masa kerja 5 tahun. Selama ini kegiatan yang telah dilakukan oleh
53

komite adalah rapat rutin anggota setiap seminggu sekali, bersama-sama dengan
petugas litbang untuk patroli hutan dan pengamanan kawasan hutan tiap 2 kali
seminggu. Konsep wisata yang diajukan oleh pihak komite masih berproses
sampai sekarang mengingat status kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
penelitian sehingga harus dikaji secara mendalam dan tidak melanggar peraturan
pemerintah.

5.5 Pengelola
5.5.1 Program kegiatan Pengelola KHDTK Cikampek
KHDTK Cikampek merupakan kawasan hutan dengan tujuan penelitian
dan non penelitian. Status kepemilikan dan pengelolaan kawasan tersebut
dibawah Badan Litbang Kehutanan. Pengelola kawasan akan tetap
mempertahankan fungsi pokok hutan tersebut sebagai areal penelitian namun
akan mencoba mencari bentuk yang cocok dalam mengembangkan kegiatan non
penelitian. Salah satu kegiatan non penelitian yang dapat dikembangkan adalah
dengan melakukan kegiatan wisata, namun kegiatan wisata dilakukan secara
terbatas mengingat fungsi pokoknya sebagai areal penelitian.
Arah pengembangan pengelola KHDTK Cikampek adalah mengkaji
bentuk wisata yang cocok dengan status dan potensi yang ada. Pengelolaakan
menjalin kemitraan dengan masyarakat dan Pemda Karawang untuk mengelola
kegiatan wisata. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Badan Litbang Kehutanan tidak diperkenankan melakukan kegiatan komersial
disuatu kawasan. Sehingga jika memang akan dikembangkan kegiatan ekowisata
harus dikaji secara sungguh-sungguh terkait peraturan, sistem pengelolaan dan
bahkan dampaknya juga harus dipikirkan secara matang.
Pengelola akan memfasilitasi masyarakat sekitar dengan melakukan
penyuluhan dan pelatihan pemandu terkait untuk mempersiapkan kemampuan
dan meningkatkan pemahaman masyarakat dalam bidang ekowisata.Dengan
diadakannya kegiatan tersebut diharapkan masyarakat akan muncul kesadaran
untuk lebih menjaga KHDTK Cikampek supaya tetap lestari di masa depan.
Selain itu pengelola juga akan menambah fasilitas berupa papan nama pohon,
papan interpretasi, toilet dan pengelolaan sampah.
54

Rencana pengelola dalam mengembangkan kegiatan ekowisata di KHDTK


Cikampek adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan kegiatan tracking kawasan hutan.
Pengelola memiliki rencana untuk mengembangkan kegiatan tracking
memasuki kawasan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan
keseluruhan kondisi hutan, potensi flora, dan fauna yang terdapat di dalam
kawasan. Pengelola menginginkan adanya jalur interpretasi dengan pemandu
interpretasi sehingga pengunjung dapat berpetualangan sambil mendengar
penjelasan dari pemandu interpretasi.

Gambar 25 Jalur tracking KHDTK Cikampek.

2. Membuat penangkaran kupu-kupu.


Pengelola KHDTK Cikampek menginginkan adanya penangkaran kupu-
kupu sebagai salah satu kegiatan konservasi satwa liar yang ada didalam
kawasan. Kupu-kupu cukup banyak ditemui didekat persawahan masyarakat dan
didepan pemancingan milik masyarakat. Kondisi habitat didaerah tersebut
berupa semak-semak sehingga cocok sebagai habitat kupu-kupu.
Model penangkaran kupu-kupu yang dirancang harusramah lingkungan
dan sesuai untuk kawasan berhutan. Kegiatan pembuatan penangkaran kupu-
kupu ini dapat dilakukan dengan kerjasama bersama masyarakat. Sehingga jika
memang tidak memungkinkan membangun penangkaran kupu-kupu didalam
kawasan maka dapat dilakukan di lahan masyarakat sekitar. Kegiatan pembuatan
model penangkaran kupu-kupu akan menjadi daya tarik tambahan bagi
pengunjung yang akan berkunjung ke KHDTK Cikampek. Pengunjung akan
mendapatkan tambahan pengetahuan dan pengalaman mengenai salah contoh
kegiatan konservasi satwa liar di dalam hutan.
55

3. Melengkapi Visitor Centre.


Pihak pengelola KHDTK Cikampek merencanakan akan mengisi visitor
centre dengan berbagai fasilitas seperti peta kawasan, brosur, leaflet, foto
kegiatan, souvenir, buku mengenai potensi KHDTK Cikampek baik potensi
fisik, biologis maupun sosial budaya.
4. Mengadakan pengelolaan sampah bersama masyarakat di sekitar kawasan.
Pengelola berencana akan menyediakan sampah dan bekerjasama dengan
warga sekitar untuk menangani permasalahan sampah di sekitar KHDTK
Cikampek. Pengelola bersama dengan masyarakat akan bekerjasama dengan
Pemda dan Lembaga Swadaya Masyarakatyang bergerak dalam bidang
lingkungan untuk mengelola sampah. Permasalahan sampah ini harus segera
diatasi oleh pengelola dan masyarakat karena banyak sampah berserakan baik
didalam kawasan maupun disekitar hutan. Sehingga mengakibatkan kurang
baiknya tatanan ruang dan udara yang terdapat di kawasan. Bahkan jika
dibiarkan terus-menerus dikhawatirkan akan menggangu kesehatan satwa liar,
flora, warga, dan pengunjung kawasan hutan tersebut.
5. Menjalin kemitraan bersama Pemda dan masyarakat dalam mengembangkan
kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek.
Pengelola KHDTK Cikampek akan menjalin kemitraan bersama dengan
Pemda dan masyarakat sekitar kawasan untuk mengelola kegiatan interpretasi.
Pengelolaan KHDTK Cikampek akan diserahkan kepada masyarakat karena
berdasarkan peraturan sebuah institusi tidak diperbolehkan untuk melakukan
kegiatan yang sifatnya untuk mencari keuntungan.
5.5.2 Sumber Daya Manusia di KHDTK Cikampek
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di KHDTK Cikampek
sekarang hanya terdiri dari satu orang petugas lapang dan satu orang asisten
petugas lapang. Dengan kondisi seperti itu kurang efektif untuk mengawasi
keseluruhan kawasan dan berkordinasi dengan berbagai elemen yang berkaitan
dengan KHDTK Cikampek, bahkan untuk kepala KHDTK Cikampek sendiri
belum ada sehingga perintah langsung turun dari kepala Pusprohut kehutanan.
Struktur organisasi sebaiknya bersifat dinamis dengan dukungan SDM
berkompeten dan profesional, yaitu :
56

1. SDM berbasis kehutanan yang mau bekerja keras dan terampil menangani
kegiatan perbenihan, persemaian, penanaman dan pemeliharaan tanaman
hutan.
2. SDM berdedikasi tinggi dan mempunyai pengetahuan berbasis manajemen,
administrasi dan sosial untuk berkomunikasi secara persuasif sebagai
mediator sekaligus sebagai fasilitator dengan masyarakat sehingga mampu
mengelola hutan penelitian secara efektif dan efisien. Struktur organisasi
pengelolaan KHDTK Cikampek disajikan pada Gambar 26 sebagai berikut :

Kepala Pusat
Litbang peningkatan Produktivitas Hutan

Bagian Tata Usaha

Sub Bag. TU dan Sub Bag. Keuangan


Kepegawaian dan Perlengkapan

Bidang Program dan Bidang Pengembangan Data


Evaluasi Penelitian dan Tindaklanjut Penelitian

Sub Bidang Sub Bidang Program Sub Bidang Data, Sub Bidang Tindak
Evaluasi dan Anggaran Informasi dan Lanjut Penelitian
Penelitian Penelitian Diseminasi

Kelompok Jabatan
Fungsional

Gambar 26 Struktur organisasi KHDTK Cikampek.

5.5.3 Peruntukan Pengelolaan KHDTK Cikampek


Peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek adalah sebagai berikut :
a. Blok A
Areal dalam Blok A diperuntukkan bagi kegiatan penelitian RPI
pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu pertukangan, kayu pulp dan kayu
57

energy. Blok A terdiri dari petak 1, petak 2, petak 3, petak 4, petak 8, petak 9,
petak 10, petak 11, petak 12, petak 13, petak 14, petak 15, petak 16, petak 17,
petak 18, petak 19, petak 20 , petak 21, petak 22, petak 27, petak 28, petak 29,
petak 34, petak 35, petak 36, petak 41, petak 42, petak 43, petak 49, petak 74
dan petak 75.
b. Blok B
Areal dalam Blok B diperuntukkan bagi kegiatan penelitian RPI Pemuliaan
tanaman hutan.Pada saat ini Blok B sudah terdapat lokasi penelitian pemuliaan
sengon milik B2PBPTH 2 Jogjakarta yang berada di petak 126, petak 127, petak
128,petak 129, petak 130, petak 131. Lahan yang dapat digunakan untuk plot
pemuliaan tanaman hutan meliputi petak 50, petak 51, petak 52, petak 53, petak
54, petak 55, petak 56, petak 57, petak 58, petak 59, petak 60, petak 61, petak
62, petak 117, petak 118, petak 119, petak 120, petak 121, petak 122, petak
123, petak 124, petak 125 dan petak 132.
c. Blok C
Areal pada Blok C akan dialokasikan untuk plot penelitian RPI
Pengelolaan HHBK FEM (Food, Energy dan Medicine). Lahan yang
diperuntukkan bagi plot penelitian HHBK FEM meliputi petak 63, petak 64,
petak 65, petak 66, petak 67, petak 68, petak 69, petak 70, petak 71, petak 72,
petak 73, petak 105, petak 106, petak 107, petak 108, petak 109, petak 110,
petak 111, petak 112, petak 113, petak 114, petak 115 dan petak 116.
d. Blok D
Areal pada Blok D akan dialokasikan untuk plot penelitian RPI
Pengelolaan HHBK Non FEM (Food, Energy dan Medicine). Lahan yang
diperuntukkan bagi plot penelitian HHBK Non FEM meliputi petak 163, petak
164, petak 165, petak 166, petak 167, petak 168, petak 169, dan petak 170.
Peruntukan Pengelolalaan KHDTK Cikampek dapat ditunjukkan melalui
Gambar 27 dibawah ini.
58

Gambar 27 Peta peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek.

5.5.4 Sarana dan prasarana di KHDTK Cikampek


Kawasan KHDTK Cikampek memiliki sarana prasana yang mendukung
kegiatan interpretasi. Berbagai fasilitas pendukung interpretasi yang sudah ada
seperti jalan aspal, papan kawasan, papan nama pohon, gapura, rumah dinas,
wisma tamu, stasiun klimatologi, persemaian, visitor centre, warung penjual
59

makanan, dan jalur interpretasi. Sarana prasarana yang terdapat di KHDTK


Cikampek dapat terlihat pada Gambar 28 dibawah ini.

Gambar 28 Peta sarana prasarana KHDTK Cikampek.


1. Jalan Aspal
Jalan menuju KHDTK Cikampek dapat ditempuh dengan jalan darat.
Perjalanan dari arah Jakarta dapat dicapai dengan waktu tempuh sekitar 1 sampai
dengan 2 jam melalui jalan tol. Sedangkan dari arah Bogor juga dapat ditempuh
dengan melewati jalan tol ± 2,5 jam dengan menggunakan mobil pribadi atau bis
60

umum. Dari pintu keluar tol Cikampek dilanjutkan dengan melalui jalan
kabupaten sekitar 2,5 km dengan kondisi jalan beraspal. Namun perjalanan
tersebut sedikit terkendala dengan kondisi jalan aspal di KHDTK Cikampek
berlubang dan bergelombang sehingga berbahaya bagi pengguna jalan. Selain itu
kurangnya penerangan pada malam hari disepanjang jalan di KHDTK Cikampek
sehingga menambah rawan kecelakaan bagi para pengendara bermotor. Kondisi
jalan tersebut dapat terlihat pada Gambar 29 dibawah ini.

(a) (b)
Gambar 29 (a) Jalan aspal kondisi rusak, (b) Jalan aspal kondisi baik.
2. Papan kawasan
Papan kawasan KHDTK Cikampek berupa sebuah papan yang terbentuk
dari seng dan berisi tulisan bahwa kawasan tersebut merupakan lahan milik
KHDTK Cikampek. Papan nama kawasan memiliki lima bentuk yang
kesemuanya menjelaskan bahwa kawasan tersebut milik KHDTK Cikampek.
Papan ini diletakkan di tepi kawasan yakni dekat pemukiman warga, sekitar
perhutani, ladang masyarakat dan sawah. Beberapa papan kawasan dalam
kondisi sudah bengkok, berkarat, tulisannya kabur sehingga tidak jelas maksud
dari tulisan tersebut. Kondisi papan kawasan dapat terlihat pada Gambar 30
diabwah ini.

(a) (b)
61

(c) (d)
Gambar 30 Papan nama KHDTK Cikampek.

3. Papan nama pohon


Papan nama pohon di KHDTK Cikampek mempunyai fungsi untuk
memberi nama jen pohon tersebut. Papan nama tersebut terbuat dari bahan seng
yang dicat hijau dan di letakkan di batang pohon. Kondisi papan nama tersebut
cukup memprihatinkan karena hanya beberapa pohon saja yang masih ada papan
namanya sementara cukup banyak pohon yang tidak mempunyai papan nama.
Berdasarkan hasil wawancara belum pernah di lakukan pemasangan nama pohon
sejak jaman pengambil alihan dari perhutani. Beberapa papan nama yang tersisa
kondisinya rusak dan bahkan tidak terbaca tulisannya. Pengelola KHDTK
Cikampek seharusnya menganggarkan dana untuk pemberian papan nama pohon
karena papan nama ini sangat penting terutama untuk pengunjung dan peneliti
di kawasan tersebut.

Gambar 31 Papan nama pohon.


4. Gapura
KHDTK Cikampek memiliki pintu gerbang sebelum memasuki kawasan
hutan, gerbang ini terdiri dari dua buah dengan warna dan bentuk yang sama.
Gapura ini bertuliskan“Selamat Jalan KHDTK Hutan Penelitian Cikampek”.
Gapura ini terbuat dari bahan semen bercampur pasir dan dicat hijau dan putih.
Keberadaan gerbang ini sangat penting bagi pengunjung karena dapat
memberikan informasi awal sekaligus sambutan selamat datang sebelum
62

memasuki KHDTK Cikampek. Gapura KHDTK Cikampet disajikan pada


Gambar 32 dibawah ini.

Gambar 32 Gapura KHDTK Cikampek.


5. Rumah Dinas
Bangunan rumah dinas diperuntukkan bagi petugas lapangan/penanggung
jawab KHDTK Cikampek terletak di petak 155, bangunan tersebut dibangun
permanen dengan luasan 54 m². Kondisi bangunan rumah dinas terlihat pada
Gambar 33 dibawah ini.

Gambar 33 Rumah dinas KHDTK Cikampek.

Rumah dinas juga difungsikan sebagai kantor, yaitu sebagai pusat informasi
kegiatan penelitian. Rumah dinas ini terdiri dari 2 kamar tidur, dapur, kamar
mandi dan ruang tamu. Fasilitas yang terdapat didalam rumah dinas ini adalah
tv, mesin cuci, kipas angin, perlengkapan lapang (motor untuk keperluan patroli
kawasan, sepatu lapangan, jas hujan, peralatan komunikasi, tenda lapangan dan
senter.
6. Guest House
Guest House ini diperuntukkan bagi para tamu atau peneliti yang sedang
mengadakan penelitian di KHDTK Cikampek. Wisma tamu ini terletak di petak
165 dengan luasan 4 m². Wisma tamu tersebut dilengkapi dengan 3 kamar tidur
dan 2 kamar mandi, sofa, TV, kipas angin, dapur, tangki air, papan nama guest
63

house, dan pintu gerbang. Kondisi bangunan guest house terlihat pada Gambar
34 dibawah ini.

Gambar 34 Wisma tamu KHDTK Cikampek.

7. Visitor Centre
Visitor Centre merupakan suatu bangunan yang diperuntukkan untuk
pengunjung guna mendapatkan segala informasi terkait KHDTK Cikampek.
Bangunan ini baru selesai dibangun dan diletakkan di pusat pengunjung, namun
belum diisi dengan berbagai informasi dan keperluan yang seharusnya terdapat
dalam visitor centre. Visitor Centre KHDTK Cikampek berupa sebuah bangunan
dan dicat warna putih, namun sangat disayangkan kondisinya penuh dengan
coretan dan sampah sehingga perlu dilakukan perbaikan dan pengisian materi
didalamnya supaya dapat dijalankan fungsi dan kegunaanya. Kondisi bangunan
visitor centre terlihat pada Gambar 35.

Gambar 35 Visitor centre.


8. Persemaian
Persemaian KHDTK Cikampek terletak di depan rumah dinas, disini
banyak terdapat berbagai macam bibit tanaman. Bibit tanaman ini akan
ditanaman di kawasan hutan namun juga dijual kepada pengunjung atau peneliti
yang menginginkan bibit tersebut. Bibit yang terdapat di persemaian ini antara
lain akasia, sengon, jabon, ganitri, dan lainnya. Persemaian juga sering
dikunjungi oleh anak sekolah dasar desa Cikampek untuk mempelajari berbagai
64

macam pohon yang tumbuh di hutan. Kondisi persemaian KHDTK Cikampek


terlihat pada Gambar 36 dibawah ini.

Gambar 36 Persemaian.
9. Stasiun Klimatologi
Stasiun Klimatologi KHDTK Cikampek baru selesai dibangun sehingga
alatnya masih belum dapat difungsikan. Alat ini mempunyai fungsi untuk
mengukur cuaca dan curah hujan di KHDTK Cikampek. Keberadaan alat ini
sangat penting bagi KHDTK Cikampek mengingat status kawasan sebagai areal
penelitian sehingga membutuhkan data terbaru mengenai curah hujan dan cuaca
di KHDTK Cikampek. Rencana kedepan stasiun klimatologi tersebut akan
dilengkapi dengan peralatan termohygrometer, ombrometer, alat pengukur
kecepatan angin, penakar hujan otomatis dan pan evaporimeter.
10. Warung penjual makanan
Warung penjual makanan di KHDTK Cikampek berjumlah 17 buah,
keberadaan warung ini menambah ramainya pengunjung yang datang ke
kawasan untuk sekedar menikmati kesejukan hutan dan menikmati hidangan
kuliner yang ada. Keberadaan warung tersebut tidak dipungut biaya namun
mereka wajib menjaga kebersihan dan keamanan kawasan dan siap untuk
direlokasi jika suatu saat kawasan akan dipergunakan untuk kepentingan
KHDTK. Warung penjual makanan di KHDTK Cikampek terlihat pada Gambar
37 dibawah ini.

Gambar 37 Warung penjual makanan.


65

11. Jalur interpretasi


Jalur interpretasi yang terdapat di KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah,
keseluruhan jalur tersebut belum dikembangkan menjadi jalur interpretasi
namun memiliki potensi obyek yang cukup menarik. Kondisi keempat jalur
tersebut dapat dijelaskan dibawah ini :
a. Jalur 1 (Jalur Stasiun Klimatologi-Areal Berkumpul)
Jalur Stasiun Klimatologi-Areal Berkumpul merupakan jalur yang
menunjukkan cukup beranekaragam potensi KHDTK Cikampek. Potensi
yang terdapat pada jalur ini didominasi oleh potensi fisik berupa lahan
kosong dan bentang alam. Potensi fisik tersebut adalah goa, areal
outbond, bekas sumur nyi pellet, areal penanaman pohon ganitri, dan
areal berkumpul.
b. Jalur 2 (Jalur Persemaian-Areal bermain)
Jalur Persemaian-Areal bermain merupakan jalur yang mempunyai
potensi utama berupa berbagai jenis pohon langka dan keanekaragaman
satwa liaryang terdapat di KHDTK Cikampek. Potensi tersebut adalah
tegakan hutan tanaman, persemaian, 20 jenis flora, 3 jenis reptil, 1 jenis
mamalia dan 10 jenis burung.
c. Jalur 3 (Jalur Goa Kembang)
Jalur 3 mempunyai potensi utama berupa goa Kembang. Namun di
disepanjang jalur menuju goa tersebut dapat dijumpai satwa liar, tegakan
hutan tanaman, dan tumbuhan bawah.
d.Jalur 4 (Jalur Areal Kupu-Kupu)
Jalur Areal Kupu-Kupu berupa jalan setapak tanah dengan diatasnya
serasah dedaunan. Panjang jalur ini ± 700 meter dengan lebar jalur
sebesar 1 meter. Kondisi jalur ini relatif datar, tidak licin, tidak curam
dan aman untuk dilewati sehingga keselamatan pengunjung akan
terjamin. Potensi utama jalur ini adalah areal penangkapan kupu.
Berdasarkan observasi lapang pada areal tersebut ditemukan 13 jenis
Kupu-Kupu.
66

5.6 Perencanaan Interpretasi KHDTK Cikampek


5.6.1 Rencana Satuan Interpretasi
5.6.1.1 Lokasi interpretasi
Lokasi interpretasi KHDTK Cikampek didasarkan pada potensi obyek
interpretasi dan peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek.
a. Potensi Obyek Interpretasi
Lokasi interpretasi berdasarkan obyek interpretasi yang ada di KHDTK
Cikampek dibagi menjadi dua blok. Blok pertama memiliki potensi obyek
interpretasi utama berupa lahan kosong dan bentang alam. Sedangkan obyek
interpretasi blok kedua lebih banyak berupa potensi biologi (flora dan fauna).
b. Peruntukan pengelolaan
Keseluruhan blok yang terdapat di KHDTK Cikampek dapat
dikembangkan menjadi obyek interpretasi karena tidak ada blok tertentu yang
tidak diperbolehkan untuk kegiatan interpretasi.
Analisis keberadaan potensi obyek interpretasi dan peruntukan
pengelolaan maka diketahui bahwa lokasi interpretasi KHDTK Cikampek
merupakan keseluruhan kawasan dengan membaginya menjadi dua blok (blok
pertama dan blok kedua). Blok pertama lebih diarahkan kepada diarahkan pada
pengembangan obyek interpretasi yang ada sedangkan blok kedua lebih
perencanaan sarana prasarana karena pengunjung lebih banyak berpusat pada
areal ini. Lokasi interpretasi KHDTK Cikampek disajikan pada Gambar 38.
67

Gambar 38 Peta lokasi interpretasi KHDTK Cikampek.

5.6.1.2 Fasilitas pendukung Interpretasi yang direncanakan


Fasilitas interpretasi yang dibangun merupakan media penyampaian
informasi dan pesan-pesan mengenai KHDTK Cikampek dan potensinya kepada
pengunjung. Karenanya perlu dilakukan penambahan dan perbaikan fasilitas
68

yang mendukung interpretasi dengan disesuaikan pada metode penyampaian


interpretasi yang telah direncanakan dan perkembangan aktifitas yang dilakukan
di KHDTK Cikampek yang berbasis pendidikan dan penelitian.
Fasilitas pendukung interpretasi yang dapat ditambahkan sesuai dengan
keinginan pengunjung adalah papan petunjuk arah, shelter, peta obyek wisata,
pal interpretasi, wisma cinta alam,dan papan nama pohon. Sedangkan fasilitas
tambahan lainnya yang diinginkan oleh pengunjung yaitu toilet, toko
cinderamata, lahan parkir dan tempat sampah.
1. Papan informasi dan pal-pal interpretasi
Papan informasi dan pal-pal tersebut terdiri dari papan petunjuk arah,
papan nama, papan interpretasi (informasi khusus untuk interpretasi dalam
bentuk papan), dan pal-pal interpretasi (informsasi khusus untuk interpretasi
dalam bentuk pal-pal). Kegunaan papan-papan tersebut untuk mengurangi
jumlah papan petunjuk arah serta memudahkan pengunjung mengikuti suatu
jalan setapak. Sementara di KHDTK Cikampek sudah terdapat papan petunjuk
arah untuk menuju kawasan hutan namun untuk menuju jalur interpretasi belum
ada sehingga perlu dibuat papan petunjuk arahnya.
Papan petunjuk arah sangat penting terdapat di kawasan karena dapat
menunjukkan letak dan arah dari objek interpretasi yang terdapat pada kawasan
tersebut sehingga papan ini harus dibuat dengan menarik dan memenuhi
informasi yang diperlukan pengunjung. Desain papan petunjuk arah pada
Gambar 39 terbuat dari material kayu sehingga ramah lingkungan dan tidak
menghabiskan banyak biaya serta cukup jelas untuk menunjukkan letak objek
interpretasi di dalam kawasan. Papan petunjuk arah diletakkan di jalan menuju
KHDTK Cikampek, jalur interpretasi, dan persimpangan jalan.
69

Gambar 39 Desain papan petunjuk arah.

Papan kawasan KHDTK Cikampek sudah ada namun beberapa papan


sudah rusak dan buram sehingga informasi yang akan disampaikan kepada
pengunjung tidak sampai. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan papan
kawasan dan penggantian beberapa papan yang tidak jelas menjadi papan
kawasan yang lebih menarik dan lebih awet dibandingkan sebelumnya. Desain
papan pada Gambar 40 terbuat dari bahan logam sehingga lebih tahan terhadap
perubahan cuaca, lebih awet dan tahan lama. Pada papan kawasan tersebut
diletakkan di batas pinggir kawasan.

Gambar 40 Desain papan kawasan KHDTK Cikampek.

Papan nama pohon di KHDTK Cikampek kondisinya sangat perlu


perbaikan sehingga perlu diperbaharui kembali.Keberadaanpapan nama pohon
sangat penting karena mengingat fungsi kawasan sebagai areal penelitian dan
hutan tanaman. Sedangkan papan interpretasi yang terdapat di KHDTK
Cikampek hanya berupa papan pembatas kawasan, papan larangan untuk
berburu satwa liar dan flora, sedangkan belum terdapat papan obyek interpretasi
yang terdapat di kawasan.
Papan obyek interpretasi berisi gambar-gambar dan informasi singkat
mengenai potensi tumbuhan maupun satwa liar dan potensi kawasan lainnya.
70

Papan ini dibuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan ramah lingkungan.
Bahan yang dapat digunakan dalam membuat papan interpretasi ini antara lain
kayu dan bambu. Papan obyek interpretasi diletakkan di depan obyek
interpretasi, jalur interpretasi, dan visitor centre. Salah satu contoh bentuk papan
interpretasi yang dapat dipasang untuk menunjukkan peta obyek interpretasi
didalam kawasan disajikan pada Gambar 41.

Gambar 41 Desain papan objek interpretasi.


Pal-pal interpretasi berupa pal HM yang dipasang di sepanjang jalur
interpretasi. Keberadaan pal-pal interpretasi ini untuk menandai titik-titik objek
interpretasi yang terdapat disepanjang jalur tersebut. Pal interpretasi biasanya
berupa pal batas yang diberi warna tertentu dan bertuliskan “HM”. Selain itu
dapat berupa tumpukan batu atau bahan-bahan lain yang awet dan ramah
lingkungan dan cukup jelas untuk digunakan sebagai simbol “HM” pada jalur
tersebut. Contoh desain pal HM disajikan pada Gambar 42.

Gambar 42 Desain pal HM.


71

2. Wisma cinta alam (pusat interpretasi pengunjung)


KHDTK Cikampek telah memiliki sebuah bangunan visitor centre namun
masih belum diberdayakan. Selain itu kondisinya cukup memperihatinkan
dengan banyak coretan pada bagian dinding. Sehingga untuk perencanaanya
perlu diisi dengan menyajikan materi mengenai berbagai kondisi dan segala
sesuatu kegiatan interpretasi. Materi yang perlu disajikan dalam visitor center
adalah peta kawasan KHDTK Cikampek, sejarah kawasan, buku mengenai
potensi flora dan fauna, peta jalur interpretasi, panil foto-foto atau gambar-
gambar kegiatan, dokumentasi kebudayaan masyarakat Cikampek, informasi
bahaya yang terjadi jika tidak mematuhi peraturan selama berada di KHDTK
Cikampek, peralatan audio visual (sound system, slide, proyektor, kamera, dan
lainnya), brosur, leaflet atau buku panduan kegiatan interpretasi di KHDTK
Cikampek, cinderamata dan makanan khas Cikampek.
3. Shelter
KHDTK Cikampek belum memiliki shelter padahal berdasarkan
wawancara banyak pengunjung yang menginginkan adanya shelter. Shelter
berfungsi sebagai tempat berisitirahat dan bersantai bagi pengunjung. Shelter
yang akan dibangun hendaknya berasal dari bahan yang ramah lingkungan,
tahan terhadap berbagai cuaca dan tahan lama sehingga dapat menghemat biaya
perbaikan. Shelter diletakkan di dekat visitor centre, areal outbond, areal
berkumpul, didalam jalur interpretasi. Berikut salah satu contoh desain shelter
disajikan pada Gambar 43.

Gambar 43 Desain shelter.


72

Sarana prasarana yang akan direncakan di KHDTK Cikampek beserta


penempatannya dapat disajikan pada Gambar 44. Penempatan sarana prasarana
tersebut berdasarkan fungsi, letak obyek interpretasi dan kondisi lahan di
KHDTK Cikampek.

Gambar 44 Peta perencanaan sarana prasarana KHDTK Cikampek.


73

5.6.1.3 Jalur interpretasi KHDTK Cikampek


Jalur interpretasi merupakan jalur yang sudah siap digunakan pengunjung,
lengkap dengan obyek-obyek interpretasinya. Jalur interpretasi dapat
direncanakan sesuai dengan obyek interpretasi dan peruntukan pengelolaan
KHDTK Cikampek. Berdasarkan kedua hal tersebut maka dapat direncanakan
dua jalur interpretasi yang dapat dikembangkan dan dinikmati oleh pengunjung
kawasan. Kedua jalur tersebut adalah jalur Stasiun Klimatologi-Areal
Berkumpul dan jalur Persemaian-Areal bermain terlihat pada Gambar 45.

Gambar 45 Peta jalur interpretasi KHDTK Cikampek.

Pada peta tersebut terlihat bahwa pada blok pertama terdapat jalur Stasiun
Klimatologi-Areal Berkumpul dan obyek interpretasi. Obyek interpretasinya
74

menyebar dari bagian hutan tanaman sampai kepada areal penelitian RPI
Pengelolaan hutan tanaman. Bahkan salah satu areal pengelolaan hutan tanaman
tersebut menjadi potensi obyek interpretasi yang menarik. Obyek tersebut adalah
areal penanaman ganitri, stasiun klimatologi, areal penanaman nyawai, goa
Kembang, aneka pepohonan, fauna, areal kosong (tempat outbond), bekas sumur
sinetron nyi pellet dan areal berkumpul. Jalur ini cocok untuk dikembangkan
sebagai jalur interpretasi karena memenuhi persyaratan berdasarkan keberadaan
obyek interpretasi didalamnya dan peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek.
Pada peta tersebut juga terlihat bahwa pada blokkedua terdapat beberapa
obyek interpretasi yang cukup menarik, sehingga dapat dibuat sebuah jalur
interpretasi yang menggabungkan keseluruhan potensi ketiga blok tersebut.
Potensi obyek interpretasinya antara lain persemaian, areal kosong, areal
penangkapan kupu-kupu, 9 jenis pohon), 3 jenis reptil, 1 jenis mamalia dan 4
jenis burung. Keseluruhan potensi obyek interpretasi, jalur interpretasi dan
sarana prasarana di KHDTK Cikampek dapat disusun sebuah rancangan
perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek seperti pada Gambar 46 berikut ini:

Gambar 46 Peta perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek.


75

5.6.2 Rencana kegiatan


Rencana kegiatan interpretasi untuk KHDTK Cikampek dapat dilaksanakan
namun untuk kegiatan khusus, dalam hal ini pendidikan dan penelitian. Kegiatan
wisata yang dapat dilakukan hanya merupakan wisata terbatas yang berbasis
pendidikan dan penelitian. Kegiatan interpretasi yang dilakukan diharapkan akan
membantu pengunjung agar kunjungannya lebih menyenangkan serta akan
menambah pengetahuan, membantu pengelola dalam menjaga kawasan supaya
tetap lestari. Tema dari kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek adalah
“Merasakan Pesona Kesejukan Hutan berpadu dengan Keunikan Budaya
Cikampek”. Tema ini diambil berdasarkan potensi sumberdaya fisik, biologi dan
budaya Cikampek yang menarik untuk dikembangkan menjadi kegiatan
interpretasi. Berdasarkan tema tersebut maka kegiatan yang direncanakan
adalah:
a. Melakukan kegiatan interpretasi berbagai jenis pohon KHDTK Cikampek
Jenis pohon yang ditemukan di KHDTK Cikampek terdiri dari 26 famili.
Pohon yang terdapat di KHDTK Cikampek terdiri dari jenis Dipterocarpaceae
dan Non-Dipterocarpaceae. Pohon tersebut merupakan jenis pohon asli
Indonesia dan eksotic. Pohon exotic berjumlah 27 jenis, beberapa diantaranya
adalah Acacia catechu berasal dari India, Alstonia congensis berasal dari Afrika,
Cecropia peltata berasal dari Amerika, Trachylobium verrucosum berasal dari
Hawai, Sterculia foetida berasal dari Honduras, Piptadenia peregrine berasal
dari Brazilia, Lagerstroemia loudoni berasal dari Thailand, Dalbergia fusca
berasal dari Vietnam, Acacia confuse berasal dari Formosa. Keseluruhan potensi
tersebut sangat menarik bagi pengunjung karena dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman mengenai berbagai jenis pohon di KHDTK Cikampek.
b. Mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan obat yang berpotensi menjadi
bahan pembuatan obat.
KHDTK Cikampek memiliki beberapa jenis tumbuhan yang berpotensi
untuk mengobati suatu penyakit tertentu. Bahkan beberapa masyarakat sekitar
masih memanfaatkan tumbuhan tersebut sebagai bahan dasar pembuatan obat
tertentu. Kegiatan mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan obat beserta
76

manfaatnya akan menjadi salah satu kegiatan interpretasi yang bermanfaat bagi
pengelola, pengunjung dan masyarakat sekitar KHDTK Cikampek.
c. Merealisasikan rencana pembuatan penangkaran Kupu-Kupu.
Keberadaan kupu-kupu di KHDTK Cikampek menjadi daya tarik
tersendiri terutama bagi pengelola. Kupu-Kupu dapat menjadi salah satu potensi
kegiatan interpretasi, oleh karena itu pengelola ingin menjaga kelestariannya
dengan cara membuat penangkaran kupu-kupu. Penangkaran Kupu-Kupu ini
akan diletakkan di semak-semak dimana banyak terdapat kupu-kupu. Rencana
kedepan pengelola akan berkerjasama dengan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan penangkaran kupu-kupu di lahan masyarkat. Namun
pembuatan penangkaran kupu-kupu bukanlah langkah yang mudah, harus
disesuaikan dengan lahan, jenis pakan dan konsep penangkaran yang akan dibuat
sehingga pihak pengelola harus melakukan kegiatan penelitian mengenai hal
tersebut.
d. Melestarikan kembali kesenian budaya tradisional yang ada di sekitar
KHDTK Cikampek.
Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek memiliki kesenian budaya
tradisional yang menarik untuk dikembangkan menjadi salah satu potensi
kegiatan interpretasi. Pengelola dapat bekerjasama dengan masyarakat untuk
melestarikan kembali kesenian budaya tersebut. Keseluruhan para pelaku
kesenian akan menampilkan pertunjukan kesenian tradisional bersama
pengunjung. Sehingga pengunjung dapat belajar dan menikmati berbagai
keunikan seni tradisional sunda dari masyarakat Cikampek. Kesenian
tradisional yang cukup terkenal hingga sekarang adalah kesenian wayang golek,
hajat bumi masyarakat Cikampek dan tari tradisional sunda. Bahkan salah satu
sanggar tari dan dalang wayang golek Cikampek sudah terkenal sampai dunia
internasional. Potensi ini sangat menarik jika dipadukan dengan potensi
sumberdaya alam KHDTK Cikampek.
e. Memperkenalkan jenis pohon penghasil kayu pertukangan, kayu pulp dan
kayu energi.
Salah satu blok di KHDTK Cikampek diperuntukkan sebagai areal
penghasil kayu pertukangan, kayu pulp dan kayu energi, hal tersebut dapat
77

menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung terhadap berbagai macam


jenis pohon yang dapat digunakan sebagai kayu pertukangan, kayu pulp dan
kayu energi. Salah satu contoh kayu pertukangan adalah kayu jati (Tectona
grandis), kayu ini memiliki kualitas tinggi jika digunakan sebagai bahan
bangunan.
f. Memperkenalkan lokasi pemuliaan tanaman sengon (Paraserianthes
falcataria).
Di dalam KHDTK Cikampek terdapat beberapa petak yang digunakan
sebagai lokasi pemuliaan tanaman.Tanaman tersebut antara lain sengon
(Paraserianthes falcataria). Lokasi pemuliaan sengon (Paraserianthes
falcataria) terletak pada dalam blok B dengan luas 7,25 ha. Lokasi ini dapat
menjadi salah satu obyek interpretasi yang menarik terutama bagi pelajar dan
mahasiswa karena dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai cara
membudidayakan dan merawat tanaman sengon di dalam hutan.
g. Memperkenalkan potensi HHBK FEM dan Non FEM.
Potensi HHBK FEM dan HHBK Non FEM terletak pada Blok C dan D,
kedua blok tersebut diperuntukkan untuk mengembangkan tanaman yang dapat
menghasilkan berbagai potensi seperti tanaman pangan (food), sumber energi
(energy), dan obat-obatan (medicine). Salah satu contoh tanaman HHBK FEM
adalah kemenyan (Styrax sp) yang dapat menghasilkan minyak dan aroma terapi.
Selain itu salah satu contoh tanaman HHBK Non FEM adalah ada beberapa
petak yang digunakan untuk penelitian rayap, pohon jati (Tectona grandis),
Khaya anthoteca dan mahoni (Swietenia macrophylla). Keseluruhan potensi
tersebut akan menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung akan manfaat
KHDTK Cikampek.
h. Memperkenalkan satwa liar KHDTK Cikampek.
Potensi satwa liar di KHDTK Cikampek cukup beragam, hal itu terbukti
dengan ditemukannya 4 jenis mamalia, 13 jenis kupu-kupu, 15 jenis burung dan
6 jenis reptil. Keseluruhan potensi tersebut dapat menjadi obyek menarik bagi
para pecinta satwa liar sekaligus untuk memperkenalkan berbagai jenis satwa
yang hidup didalam KHDTK Cikampek.
78

5.6.3 Rencana Penugasan

KHDTK Cikampek harus membuat struktur organisasi khus interpretasi


seperti Gambar 47 dibawah ini.

Kepala Pusat
Litbang peningkatan Produktivitas Hutan

Bagian Tata Usaha

Sub Bag. TU dan Sub Bag. Keuangan


Kepegawaian dan Perlengkapan

Bidang Program dan Bidang Pengembangan Data


Evaluasi Penelitian dan Tindaklanjut Penelitian

Sub Bidang Sub Bidang Program Sub Bidang Data, Sub Bidang Tindak
Evaluasi dan Anggaran Informasi dan Lanjut Penelitian
Penelitian Penelitian Diseminasi

KEPALA KHDTK
CIKAMPEK

MITRA PENGELOLA INTERPRETASI


PENGELOLA (MASYARAKAT )
(PEMDA, LSM,
SEKOLAH) PEMANDU
PERENCANA INTERPRETASI
( TIM AHLI DAN MAHASISWA)
TIM VISITOR
CENTRE

PELAKSANA INTERPRETASI TIM FOREST


Keterangan :
OUTBOND
: Koordinasi
: Perintah/instruksi KEAMANAN DAN
KEBERSIHAN

Gambar 47 Struktur organisasi KHDTK Cikampek.


TIM KESENIAN
79

Oleh karena itu langkah awal yang harus dilaksanakan adalah membentuk
struktur organisasi khusus untuk mengelola dan mengurus kegiatan interpretasi.
Struktur organisasi kegiatan interpretasi KHDTK Cikampek terdiri dari tiga
bagian yakni pengelola interpretasi, perencana interpretasi dan pelaksana
interpretasi. Pengelola kegiatan interpretasi berasal dari masyarakat sekitar desa
Cikampek dan melakukan kerjasama dengan mitra pengelola. Mitra pengelola
dapat Pemerintah Daerah Kawarang, Dinas Pendidikan Karawang, Dinas
Kebudayaan dan Ekonomi kreatif Karawang. Kawasan industri Karawang.
Kawasan industri sekitar Karawang perlu dilibatkan untuk menjadi mitra karena
kawasan industry tersebut memerlukan kawasan hijau untuk menyerap polusi
yang dihasilkan dari kegiatan pabrik tersebut.
Perencana interpretasi harus dapat bekerjasama dengan pengelola,
berbagai institusi akademik dan masyarakat dalam merumuskan kegiatan
interpretasi yang sesuai di KHDTK Cikampek. Kondisi ekosistem KHDTK
Cikampek terdiri dari beraneka pohon baik pohon domestik maupun hasil
introdruksi, keanekaragaman satwa liar, kebudayaan masyarakat yang khas,
maka perencana interpretasi sebaiknya merupakan tim yang terdiri dari ahli
interpretasi, arsitektur lansekap, satwa liar, botani dan kebudayaan Cikampek
dan nara sumber lainnya.
Pelaksana interpretasi yang akan direncanakan di KHDTK Cikampek
adalah masyarakat sekitar kawasan. Tugas dari pelaksana interpretasi adalah
mengimplementasikan keseluruhan rencana yang telah disusun perencana
interpretasi, pandai berinteraksi dengan pengunjung dan membantu pengunjung
untuk memahami kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek. Bagian dari
pelaksana interpretasi adalah pemandu, tim visitor centre, tim forest outbond,
tim kesenian, tim keamanan dan tim kebersihan. Salah satu bagian dari
pelaksana interpretasi adalah seorang pemandu, pemandu harus bersikap ramah
dan menyenangkan dalam menerima pengunjung. Pemandu harus setia
menemani dan memperkenalkan keseluruhan potensi objek interpretasi yang
terdapat di dalam kawasan.
Tugas tim visitor centre adalah memberikan pelayanan dan informasi yang
diperlukan oleh pengunjung. Seorang tim visitor centre berada di dalam dan di
80

sekitar visitor centre. Tim visitor centre harus bersikap ramah dalam melayani
dan menyampaikan berbagai informasi kepada pengunjung KHDTK Cikampek.
Sedangkan tim forest outbond harus menguasai berbagai jenis bentuk
permainan forest outbond, ceria, memiliki jiwa petualang dan selalu siap dalam
menghadapi berbagai pengunjung yang datang ke kawasan.
Tugas tim kesenian adalah memperkenalkan kesenian tradisional sunda
kepada pengunjung. Tim kesenian harus paham mengenai berbagai kesenian
sunda, mitos dan cerita rakyat yang berkembang di masyarakat sekitar.Sehingga
tim kesenian harus terdiri dari para pelaku kesenian tradisional sunda Cikampek,
tokoh adat, sanggar tari, dan masyarakat sekitar KHDTK Cikampek. Sedangkan
tim keamanan dan kebersihan dapat berasal dari masyarakat sekitar Cikampek.
Tim keamanan harus memiliki keberanian dan kesiapan dalam menjaga dan
mengamankan kawasan. Sedangkan tim kebersihan harus memastikan
kebersihan lingkungan KHDTK Cikampek.

5.6.3.1 Contoh Program Interpretasi


Ditjen PHPA (1988) menyebutkan bahwa program interpretasi merupakan
suatu pola pelaksanaan interpretasi yang disusun menurut waktu dan skenario
cerita tertentu yang bertujuan menjelaskan mengenai apresiasi terhadap
lingkungan dengan nilai-nilai historis dan alam yang penting. Didalam program
interpretasi terdapat personil, fasilitas, dan semua kegiatan interpretasi di suatu
areal kelompok, perorangan atau individu (Sharpe 1982).
Salah satucontoh program interpretasi yang dapat diimplementasikan pada
jalur Stasiun Klimatologi-Areal Bermain. Program interpretasi akan dimulai dari
stasiun klimatologi sampai berakhir di areal bermain. Waktu tempuh untuk
mengikuti program ini adalah 3,5 jam perjalanan.
a. Tema : “Napak tilas pesona keunikan alam KHDTK Cikampek”
b. Sasaran : Pengunjung berusia 25-55 tahun.
c. Kapasitas program:
Jumlah peserta dalam program ini dibatasi untuk 50 orang dengan
komposisi masing-masing kelompok berjumlah 10 orang. Pembatasan kapasitas
ini bertujuan agar pengunjung dapat dengan optimal memanfaaatkan objek yang
81

ada. Selain itu untuk menjaga kelestarian satwa liar, flora dan petak-petak
penelitian yang ada.
d. Materi program :
Materi yang diberikan antara lain:
Memperkenalkan kondisi ekosistem hutan melalui aneka permainan kepada
pengunjung.
Pengenalan pohon unik di KHDTK Cikampek
Memperkenalkan salah satu kesenian tradisional sunda
Memperkenalkan satwa liar yang terdapat di KHDTK Cikampek
Memperkenalkan potensi fisik yang ada di KHDTK Cikampek
e. Bentuk Kegiatan :
1. Tracking biodiversity
Kegiatan Tracking biodiversity untuk melihat keunikan flora dan satwa liar
yang ditemui di sepanjang jalur. Kegiatan tracking ini melalui Stasiun
Klimatologi-Areal Outbond. Pengunjung akan dijelaskan oleh interpreter
mengenai keseluruhan potensi tersebut. Beberapa flora menarik yang akan
ditemui di sepanjang jalur ini adalah areal penanaman ganitri, berbagai jenis
pohon (Hymenaea courbarilll, Paraserianthes falcataria, pornis, Eucalyptus
alba, Khaya senegalensis, Diospyros celebica, Swietenia macrophylla, S.
tonkinensis, Delonix regia, Aleuratus mollucana, Pterocarpus indicus,
Ricinodendron africanum, Cecropia peltata, Sedrela Mexicana,dan Salacca
zalacca) dan fauna (Cicak terbang (Draco sp), burungcinenen pisang
(Orthotomus sutorius), burung wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis), burung
layang-layang rumah (Delichon dasypus), bajing tanah bergaris tiga (Lariscus
insignis), kadal kebun (Eutrophis multifasciata), babi hutan (Sus scrofa),
musang (Paradoxurus hermaphrodites), monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis),burung tekukur biasa (Streptopelia chinensis),burung perkutut
(Geopelia striata), burung anis merah (Zoothera citrine), burung kacamata biasa
(Zosterops palpebrosus), burung wallet linchi (Collocalia linchii).
2. Forest outbond
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kondisi ekosistem hutan
lewat aneka permainan kepada pengunjung. Kegiatan ini dapat dilakukan di
82

areal outbond (bekas areal pertarungan Nyi Pelet”), semak-semak dan areal
berkumpul pada bagian terakhir jalur. Beberapa konten permainan yang dapat
diimplementasikan di KHDTK Cikampek adalah sebagai berikut :
a. Log line
Permainan ini dilakukan di luar ruangan menggunakan sebuah balok
kayu yang dibuat sedemikian rupa agar tidak bergerak. Panjang balok
terebut 1,5- 2 meter. Peserta yang akan bermain terdiri dari 6 – 10 orang,
tergantung besar dan panjang balok. Kegiatan ini mempunyai durasi
waktu 10 menit. Pada awal permainan, penjaga pos meminta seluruh
anggota kelompok untuk naik ke atas balok dan peserta harus saling
membantu agar tidak terjatuh dari balok ataupun menginjak tanah.
Setelah semua naik diatas balok, petugas memberi instruksi dimana
mereka harus berdiri berurutan. Misalkan saja, berdasarkan umur. Para
peserta harus mengatur barisan diatas balok tanpa boleh turun ke tanah,
dari angka yang paling kecil ke angka yang paling besar. Penjaga pos
menentukan mana yang menjadi bagian depan. Jika berhasil, lanjutkan
dengan instruksi berikutnya, hingga 3 instruksi dapat mereka selesaikan
dengan baik. Beberapa peraturan yang wajib dipatuhi dalam permainan
ini adalah sebagai berikut:

1. Jika terjatuh pada salah satu tugas maka dianggap gugur dan
dilanjutkan dengan tugas kedua dan seterusnya.
2. Intruksi yang diberikan penjaga pos dapat beranekaragam, misal
nomor rumah, tanggal lahir, dan lainnya.
3. Permainan ini dilakukan diluar ruangan (areal yang cukup luas)
b. Boom waktu
Dalam permainan ini setiap kelompok diberikan bola plastik, tambang
plastik, tali rafia, kayu, dan bambu. Kayu atau bambu sudah terikat
dengan tambang plastik dan satu buah bola plastik. Tugas dari masing-
masing kelompok adalah membawa kayu dan bola menuju garis finish
yang telah disediakan. Apabila bola jatuh maka konsekuensinya
kelompok tersebut harus mengulang kembali di garis start. Menariknya,
setiap kelompok harus membawa kayu tersebut dengan memegang
83

ujung tali rafia yang sudah diikatkan pada kayu dan bola.Dalam
perjalanan menuju start, strategi kelompok diperlukan untuk menjaga
kestabilan kayu tersebut sehingga bola plastik tidak jatuh. Kegiatan ini
mempunyai durasi waktu sebesar 10 menit.
Tujuan dari games “Boom waktu” ini adalah sebagai berikut :
1. Membentuk sikap tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah.
2. Menumbuhkan sikap menghargai waktu atau disiplin diri dalam
setiap menyelesaikan setiap pekerjaan
3. Membangun karakter kerja sama antar anggota.
4. Membangun sikap taat dan percaya kepada pemimpin. ,
3. Kemah konservasi
Tujuan dari kegiatan kemah konservasi adalah supaya peserta dapat
menggali kondisi lingkungan KHDTK Cikampek (flora, fauna dan lingkungan
fisiknya). Peserta dapat merasakan suasana alam KHDTK Cikampek,
mengungkap mitos/cerita rakyat, menumbuhkan rasa memelihara dan
melestarikan hutan.
Bentuk kegiatan kemah konservasi adalah memperkenalkan ekosistem
perairan (sawah dan sungai Cicunut), mengenalkan suasana masyarakat sekitar
hutan untuk mempelajari sosial budaya, mengajarkan cara mendirikan tenda dan
memasak makanan di alam terbuka, membuat api unggun dan wisata malam
(bagi yang tertarik untuk menikmati suasana malam hari didalam hutan dengan
ditemani pemandu), memperkenalkan salah satu contoh gejala alam (goa
Kembang).
4. Belajar kesenian sunda bersama masyarakat
Masyarakat sekitar Cikampek masih memiliki kesenian daerah yang dapat
menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Kesenian daerah tersebut adalah
wayang golek dan tarian tradisional. Selain itu para pelaku kesenian tersebut
berasal dari daerah Cikampek sendiri. Hal ini dapat menjadi nilai tambah bahwa
masyarakat sekitar Cikampek masih peduli dan ingin melestarikan keberadaan
kesenian tersebut. Dengan program belajar kesenian sunda bersama masyarakat
maka para pengunjung yang tertarik terhadap kesenian dapat belajar bersama
masyarakat bagaimana kisah menarik wayang golek, cara memainkannya, alat
84

tradisional yang digunakan atau bahkan mencoba menjadi dalang wayang golek
dengan dibantu seorang dalang asli. Selain itu pengunjung juga dapat belajar
seni tari bersama para penari tradisional dan mengenakan kostum tari sambil
menari dan berfoto bersama.
f. Fasilitas program
Fasilitas program yang diperlukan dalam program interpretasi ini adalah
sebagai berikut:
1. Alat dan bahan aneka permainan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam seluruh konten permainan adalah sebagai
berikut bola plastik, tambang plastik, tali rafia, kayu, bambu, wayang golek, alat
musik gamelan, balok kayu, kertas karton, gunting, lem, dan lainnya.
2. Leaflet
Leaflet ditujukan untuk memberikan informasi lengkap kepada pengunjung
mengenai kekayaan jenis yang ada deskripsi singkat, manfaat dan cara
memanfaatkannya serta dalam leaflet dapat diisi peta jalur dan informasi-
informasi lain yang dapat diketahui oleh pengunjung.
3. Interpreter
Interpreter dimaksudkan untuk mendampingi dan memberikan penjelasan
mengenai deskripsi jenis-jenis tumbuhan maupun satwa liar, potensi wisata,
budaya dan lain sebagainya. Intepreter berasal dari masyarakat lokal,
Masyarakat lokal lebih mengenal dan mengetahui kondisi kawasan dan potensi
yang terdapat di dalamnya karena masyarakat lokal sudah bertahun-tahun
berinteraksi dengan KHDTK Cikampek.
4. Cinderamata
Cinderamata khas KHDTK Cikampek sangat menarik jika diberikan kepada
pengunjung karena tidak dapat diperoleh dari tempat lain. Salah satu contoh
cinderamata khas cikampek adalah gantungan kunci buah kayu balil, gantungan
kunci buah mahoni daun besar, topi anyaman bambu khas cikampek, miniatur
boneka pengusir burung dari bambu dan kerajinan lainnya mencirikan desa
Cikampek.
85

G. Jadwal Kegiatan program interpretasi


Program interpretasi yang telah disusun kemudian dibuat jadwal
kegiatannya seperti pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8 Jadwal kegiatan program interpretasi

Waktu Kegiatan Keterangan Alat dan Bahan


07.00-07.10 Mengumpulkan pengunjung di Interpreter melakukan ice Intepreter dan
Visitor centre breaking untuk pengeras suara
pengenalan awal kondisi
kawasan
07.10-07.35 Kegiatan“ Tracking Disepanjang jalur Pengeras suara,
Biodiversity” dijelaskan mengenai alat tulis, buku
potensi flora, fauna dan catatan, buku
potensi fisik. yang ditemui potensi flora dan
di sepanjang jalur fauna KHDTK
Cikampek
07.35-08.15 Kegiatan Forest Outbond Permainan aneka Pengeras suara,
permainan unik dipandu dan peralatan
seorang tim forest outbond
outbond
08.15-08.40 Tracking Biodiversity season Peserta dijelaskan Pengeras suara,
2 mengenai flora, fauna kamera
danbentang alam
08.40-09.20 Perjalanan menuju Areal Peserta beristirahat dan
berkumpul interpreter mengajak
bermain games sederhana
09.20-09.30 Perjalanan keVisitor centre Peserta dipandu menuju Pengeras suara,
Visitor centre untuk makanan
sarapan
09.30-09.40 Perjalanan menuju desa Peserta dipandu dengan Pengeras suara
Cikampek timur interpreter
09. 40-10.10 Belajar kesenian tradisional Peserta belajar kesenian Wayang golek,
tradisional bersama musik tradisional
masyarakat
10.10-10.20 Perjalanan menuju Visitor Peserta dipandu menuju Pengeras suara
centre Visitor centre
10.20-10.30 Penutup Intepreter menutup dan Pengeras suara,
memberikan cinderamata cinderamata
86

H. Biaya program interpretasi


Kegiatan Interpretasi KHDTK Cikampek memerlukan biaya operasional
seperti telihat pada Tabel 9 dibawah ini:
Tabel 9 Rincian biaya program intepretasi

No Kebutuhan Biaya
1. Jumlah pengunjung < 20 orang
Pembuatan leaflet dan booklet (@Rp.15.000) Rp. 300.000,-
Peralatan games dan perlengkapan pengamatan Rp. 250.000,-
Pembayaran Intepreter Rp. 100.000,-
Kebersihan dan Keamanan Rp 25.000,-
Pembayaran tim Forest outbond dan pelaku kesenian Rp 200.000,-
tradisional
Cinderamata (@Rp 10.000) Rp 200.000,-
TOTAL Rp. 1.325.000,-
Biaya yang dibayarkan/orang Rp 66.250,-
2 Jumlah pengunjung 50 orang
Peralatan games dan perlengkapan pengamatan Rp 300.000,-
Pembuatan leaflet dan booklet (@Rp.15.000) Rp. 400.000,-
Pembayaran Intepreter Rp. 100.000,-
Makan siang dan snack (@Rp.15.000) Rp. 750.000,-
Kebersihan dan keamanan Rp 50.000,-
Pembayaran tim Forest Outbond dan Pelaku kesenian Rp 250.000,-
tradisional
Cinderamata (@Rp.10.000) Rp 500.000,-
TOTAL Rp. 2.950.000,-
Biaya yang dibayarkan / orang Rp 59.000,-
87

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Obyek interpretasi KHDTK Cikampek berupa potensi fisik, biologi dan dan
potensi sosial budaya. Potensi fisiknya adalah sawah, goa Kembang, areal
outbond, sungai Cicunut dan areal kosong. Sedangkan potensi biologinya
berupa flora dan fauna. Selain itu potensi sosial budaya berupa kesenian,
tarian, upacara tradisional dan cara bertani padi masyarakat cikampek
2. Jalur di KHDTK Cikampek berjumlah 4 buah yaitu jalur Stasiun Klimatologi-
Areal berkumpul, jalur Persemaian-Areal bermain, jalur goa Kembang dan
jalur areal Kupu-Kupu.
3. Pengunjung KHDTK Cikampek sebagian besar adalah laki-laki (73%) dan
berasal dari dalam kota karawang (92%). Pengunjung berusia 25-35 tahun
(35%) dengan tingkat pendidikan SMA (53%). Sebagian besar pengunjung
berstatus sebagai karyawan swasta (38%).
4. Arah pengembangan pengelola adalah mengkaji bentuk wisata yang cocok
dengan status dan potensi yang ada dan akan menjalin kemitraan dengan
masyarakat dan Pemda Karawang berkaitan dengan kegiatan interpretasi.
5. Masyarakat sekitar KHDTK Cikampek memiliki mata pencaharian
masyarakat sebagai karyawan swasta (15%), buruh (35%), petani (15%) dan
pedagang (35%). Masyarakat mendukung dan ingin berpartisipasi dalam
kegiatan interpretasi.
6.2 Saran
1. Kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek perlu dievaluasi secara teratur
oleh Badan Litbang Kehutanan, agar kegiatan interpretasi dapat berkembang
dan tidak mengabaikan fungsi pokok kawasan.
2. Keseluruhan potensi obyek interpretasi hendaknya dikembangkan sehingga
dapat bermanfaat bagi pengunjung, masyarakat, pengelola interpretasi
KHDTK Cikampek.
PERENCANAAN INTEPRETASI DI KAWASAN HUTAN DENGAN
TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CIKAMPEK, KECAMATAN CIKAMPEK,
KABUPATEN KARAWANG, PROVINSI JAWA BARAT

MEYLA DONA PARAMITA

DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
88

DAFTAR PUSTAKA

Berkmuller K. 1981. Guidelines and Techniquest for Enviromental


Interpretation USA. The University of Michigan.

Clark LR, PW Geigera, RD Hugles and Morris. 1966. The Ecology of Insect
Population in Theory and Practice. The English Language Book Society
and Campman and Hall. Cambera.

Damayanti VD.2003. Study on Making Integrated IntepretationNetwork for a


Colonial City, Case Study: Oud Batavia, Old City of Jakarta[tesis].
Seoul: Seoul National University.

Darmawan MP. 2006. Keanekaragaman Jenis Burung Pada Beberapa Tipe


Habitat di Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur [skripsi].
Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

[Ditjen PHPA] Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam.


1988. Pedoman Interpretasi Taman Nasional. Bogor.

Domroese MC and EJ Sterling. 1999. Intepreting Biodiversity a Manual for


Environmental in the topics. American Museum of Natural History.
USA.

Esha F. 2008. Tanaman Obat Indonesia untuk Pengobatan.http://indonesian


herbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-obat-indonesia-untuk-
pengobatan.html. [25 November 2012].
Ferry H. 1998. Planning For Interpretation and Visitor Experience.
WestVirginia.

Gulo W. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Gunn CA. 1993. Tourism Planing. Third Edition, London: Taylor and Francis
Ltd,.460 hlm.

Heriyaningtyas E. 2009. Perencanaan Interpretasi Kawasan Wisata Alam Lereng


Pegunungan Muria Kabupaten Kudus Jawa Tengah [skripsi]. Bogor:
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
kehutanan,Institut Pertanian Bogor.

Hueneke H, Baker R. 2009.Tourist behaviour, local values, and interpretation at


Uluru: “The sacred deed at Australia’s mighty heart”. GeoJournal 74:
477-490.
89

Hughes M, Morrison-Saunders A. 2005. Influence of on-site interpretation


intensity on visitors to natural areas. Journal of Ecotourism 4 (3), 161–
177.

JK Munro,Morrison-Saunders A, Hughes M. 2008. Environmental Interpretation


Evaluation in Natural Areas. Journal of Ecotourism 7 (1), 1–14.

Jura Consultans.2006. Heron Corn Mill Intepretation Plan. Campbell & Co in


Consultation. Beetham Cumbria.

McArthur S.2005. Intepretation Plan For The Conservation and Adaptive re-use
Of the North Quarantie Station. Mawland Construction Pty Ltd for.
Australia.

Muntasib EKSH. 2003. Interpretasi Lingkungan. Laboratorium Rekreasi Alam.


Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Nurbaeti B. 2006. Perencanaan Interpretasi Trail dari Tanjung Lame-


Karangranjang-Cibandawoh-Cikeusik Taman Nasional Ujung
Kulon[skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

[Pusprohut] Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas


Hutan. 2010. Mengenal KHDTK (Hutan Penelitian) Cikampek. Bogor.

Rafika.2011. Perencanaan Jalur Interpretasi Alam di Pulau Kapota Taman


Nasional Wakatobi [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor.

Saputro NA. 2007. Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu di Kampus IPB Darmaga


[skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Setiawan N. 2005. Teknik Sampling.Universitas Padjajaran. Departemen


Pendidikan Nasional.

Setyosari P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:


Kencana.

Singarimbun, Masri, Sofyan E. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Sharpe GW. 1982. Interpreting the Enviroment. University of Washington


Seattle. Washington.
Tajalli A. 2011. Keanekaragaman Jenis Reptil di Kawasan Reptil Di Kawasan
Lindung sungai Lesan, Kalimantan Timur [skripsi]. Bogor: Departemen
90

Konservasi Sumberdaya Hutan dan ekowisata. Fakultas Kehutanan


Institut Pertanian Bogor.
Tilden F. 1957. Interpreting Our Heritage. The University Of North
CorolinaPress. New York.

Veverka JA. 1998. Intepretative Master Planning. Publised and distributed by


Acorn Naturalist. Tustin, California.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Andi.Yogyakarta.

Zuhud EAM, Ekarelawan, S Risman. 1994. Hutan Tropika Indonesia sebagai


Sumber Kekayaan Plasma Nutfah Tumbuhan Obat dalam Pelestarian
Pemanfaatan Kekayaan Tanaman Obat Hutan Tropika Indonesia.
Departemen Konservasi sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB
Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Bogor.
91

Lampiran 1 Kuesioner Untuk Pengunjung KHDTK Cikampek

KUESIONER UNTUK PENGUNJUNG


Peneliti : Meyla Dona Paramita /E34080114
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan IPB

Selamat Pagi/Siang/Sore
Sebelumnya saya memohon maaf apabila mengganggu aktivitas rekreasi
Bapak/Ibu/Saudara/i, saya mengharapkan kesediannya untuk menigisi kuesioner
ini. Tujuan penyebaran kuisioner ini adalah untuk mengumpulkan data dari
pengunjung yang akan digunakan untuk menyusun perencanaan interpretasi di
KHDTK Cikampek. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun skripsi sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Institut
Pertanian Bogor. Oleh karena itu besar harapan saya Bapak/Ibu/Saudara/i dapat
mengisi kuesioner ini dengan jujur dan benar.Demikian, kami ucapkan
terimakasih atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i.
NB: Semua jawaban, pendapat, dan saran Bapak/Ibu/Saudara/i pada
kuesioner ini akan dijaga kerahasiannya.
Identitas Responden
No. Responden :
Hari/Tanggal :
Nama :
Jenis kelamin :
Asal :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Umur :
92

Petunjuk : Silangkan (x) pada jawaban yang paling sesuai menurut Anda,
boleh lebih dari satu
1. KHDTK Cikampek ini anda ketahui dari:
a. Teman c. Media massa (TV, Radio,
b. Keluarga Brosur/leaflet, Booklet)
d. Lainnya (sebutkan) ............
2.Bersama siapa anda mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Sendiri c. Keluarga
b. Teman d. Lainnya (sebutkan) ...........
3. Apa tujuan anda mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Menikmati kesejukan dan pemandangan KHDTK Cikampek
b. Melakukan penelitian
c. Melihat tumbuhan dan satwa
d. Lainnya (sebutkan) ........................
4. Berapa kali Anda pernah mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Pertama kali c. Ketiga kali
b. Kedua kali d. Lebih dari tiga kali
5. Kapan biasanya Anda mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Sabtu dan minggu
b. Liburan panjang
c. Selepas sekolah/kerja
d. Lainnya (sebutkan) ........................
6. Apa yang mendorong Anda untuk mengunjungi KHDTK Cikampek:
a. Mudah dijangkau
b. Diajak teman
c. Tertarik karena mendengar cerita teman
d. Lainnya (sebutkan) ........................
7. Menurut Anda, apa yang menarik/disukai dari KHDTK Cikampek:
a. Suasana, kesejukan, dan pemandangan
b. Tumbuhan dan satwa
c. Terdapat obyek yang unik dan berbeda dengan lokasi wisata alam lain
d. Lainnya (sebutkan) ........................
93

8. Berapa lama kunjungan Anda di KHDTK Cikampek:


a. Kurang dari 2 jam c. 5-10 jam
b. 2-5 jam d. Lebih dari 10 jam
9.Aktivitas apa saja yang biasa Anda lakukan di kawasan ini:
a. Piknik d. Olahraga
b. Bermain e. Foto-foto
c. Menikmati pemandangan
10. Ketika berkunjung ke kawasan ini, Anda menggunakan kendaraan apa:
a. Motor c. Angkutan umum
b. Mobil d. Lainnya (sebutkan) ……
11.Menurut Anda jenis wisata apa yang cocok dikembangkan di kawasan ini:
a. Piknik e. Berkemah
b. Bermain f. Photo hunting
c. Menikmati pemandangan g. Outbound
d. Olahraga h. Lainnya (sebutkan) ........
12. Bagaimana pendapat Anda mengenai kawasan ini:
a. Udaranya sejuk
b. Tempatnya bersih
c. Banyak tempat untuk beristirahat dan menikmati pemandangan
d. Banyak tumbuhan dan hewan yang menarik
e. Banyak warung penjual makanan
f. Lainnya (sebutkan) …………………
13. Menurut Anda, bagaimana kondisi jalan menuju kawasan ini:
a. Baik c. Biasa saja
b. Buruk
14. Dalam berkunjung ke KHDTK Cikampek, objek apa yang anda sukai?
a. Satwaliar
b. Tumbuhan
c. Mitos/legenda
d. Lainnya (sebutkan) ………………..

15. Bersediakah Anda untuk dikenai biaya/tiket masuk kawasan ini:


94

a. Bersedia, kira-kira sebesar …..


b. Tidak bersedia
16. Fasilitas apa yang Anda butuhkan dan harapkan ada di KHDTK Cikampek:
a. Papan arah, dimana letaknya …………………………
b. Papan nama, dimana letaknya …………………………
c. Papan cerita obyek, dimana letaknya …………………………
d. Papan vandalisme, dimana letaknya …………………………
e. Shelter, dimana letaknya …………………………
f. Kamar mandi, dimana letaknya …………………………
g. Tempat sampah, dimana letaknya …………………………
h. Peta obyek wisata, dimana letaknya …………………………
j. Pusat cinderamata, dimana letaknya …………………………
k. Pusat informasi, dimana letaknya …………………………
l. Lainnya (sebutkan) ……...
17. Apakah Anda berminat untuk kembali datang ke kawasan ini:
a. Ya (alasan)
b. Tidak (alasan)
Petunjuk: Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat Anda
1. Tumbuhan dan binatang apa yang pernah Anda temui/lihat di kawasan ini ?

2. Apakah harapan dan saran Anda terhadap pengembangan dan pengelolaan


KHDTK Cikampek ?
95

Lampiran 2 Panduan Wawancara Masyarakat di Sekitar KHDTK Cikampek

I.Karakteristik Masyarakat
No. Responden :
...................................................................................................
Nama :
...................................................................................................
Umur :
...................................................................................................
Jenis Kelamin :
...................................................................................................
Asal kota/Negara :
...................................................................................................
Pendidikan Terakhir :
...................................................................................................
Pekerjaan :
...................................................................................................
II. Pertanyaan
1. Pengetahuan masyarakat Kawasan KHDTK Cikampek ?
2. Pengetahuan masyarakat mengenai objek-objek yang dapat dikembangkan
untuk kegiatan interpretasi (flora, fauna, situs sejarah, situs kebudayaan dan
fenomena alam yang menarik) dan posisinya?
3. Mitos, legenda, upacara adat dan cerita rakyat yang terdapat di KHDTK
Cikampek.
4. Partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan KHDTK Cikampek
5. Sumberdaya yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan cara memanfaatkannya?
6. Berapa jumlah kelompok organisasi dalam masyarakat? Sebutkan?
9. Kegiatan apa yang sering dilakukan oleh kelompok organisasi tersebut?
10. Adakah upaya pemberdayaan masyarakat oleh phak KHDTK Cikampek
(penyuluhan atau pelatihan)?
11. Harapan masyarakat terhadap KHDTK Cikampek?
96

Lampiran 3 Panduan Wawancara Pengelola KHDTK Cikampek

1. Bagaimana struktur organisai pengelola KHDTK Cikampek?


2. Berapa jumlah pegawai di Balitbang kehutanan dan KHDTK Cikampek ?
bagaimana alokasi pegawai tersebut?
4. Obyek mana saja yang biasanya didatangi oleh pengunjung? Bagaimana
kondisi objek tersebut?
5. Adakah data Potensi KHDTK Cikampek (potensi fisik, biologi dan sosekbud
KHDTK Cikampek) ?
6. Bagaimana pengelolaan kawasan wisata di KHDTK Cikampek yang
telah/sedang/akan dilakukan?
7. Adakah data pengunjung 5 tahun terakhir?
8. Apakah ada rencana pengembangan program interpretasi di KHDTK
Cikampek?
9. Apakah ada jalur yang berpotensi untuk dikembangkan dan dilalui oleh
pengunjung dalam kegiatan interpretasi ?
10. Adakah program pelayanan pengunjung (pemandu, program wisata, tiket.
toilet) yang datang di KHDTK Cikampek?
11. Adakah program penyuluhan kepada masyarakat akan keberadaan KHDTK
Cikampek?
12. Adakah kegiatan pemantapan kawasan KHDTK Cikampek?
13. Adakah mitra dalam pengelolaan KHDTK Cikampek?jelaskan?
14. Sebut dan jelaskan sarana prasarana yang ada di KHDTK Cikampek dan
kondisinya? Adakah rencana untuk menambah sarana prasarana yang telah
ada?
15. Adakah program peningkatan skill staff pegawai KHDTK Cikampek?
16. Masalah apa saja yang sering dihadapi KHDTK cikampek ?
17. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan KHDTK Cikampek ?
18. Harapan pengelola terhadap KHDTK Cikampek kedepannya?
97

Lampiran 4 Daftar Jenis Pohon di KHDTK Cikampek


NO Jenis Tanaman Famili /Suku Asal Tahun Status
(Nama lokal) Tanam Perlindungan
A. Dipterocarpaceae
1 Hopea odorata Roxb. Dipterocarpaceae Myanmar 1938,1954, Vulnerable
(Merawan) 1970, 1977
2 Shorea robusta Gaertn Dipterocarpaceae Kalimantan 1958
(Meranti)
3 Shorea selanica BI Dipterocarpaceae - -
(Meranti)
B. Non- Dipterocarpaceae
1 Acacia auriculiformis Mimosaceae Papua 1966,
A.Cunn. 1967, 1973
(Akasia)
2 Acacia catechu Willd. Mimosaceae India 1957
(Katecuk)
3 Acacia confusa Merr Mimosaceae Formosa 1963
(Akasia)
4 Acacia mangium Wild Mimosaceae Maluku 1939
(Mangium)
5 Acacia oraria F.v.M Mimosaceae - -
(Akasia)
6 Alstonia congensis Engl. Apocinaceae Afrika 1939
(Pulai kongo)
7 Anthocephalus cadamba Rubiaceae Maluku 1958
Miq.
(Jabon)
8 Aponamixis grandifolia Meliaceae - -
Walp
(Kongkih merah)
9 Azadirachta indica A.Juss. Meliaceae Jawa 1953
(Mimba)
10 Calophyllum inophyllum Guttiferae Sulawesi 1966, 1979 Lower
L. Risk/least
(Nyamplung) concern
11 Calophyllum solatri Burn Guttiferae Sulawesi 1954
(Mengkakal)
12 Canarium schwaifurhii Burseraceae Afrika 1937
Engl.
(Kenari)
13 Casuarina equisetifolia Casuarinaceae Sumatera 1953
J.R
(Cemara)
14 Cecropia peltata L. Moraceae Amerika 1972
(Saga)
15 Cedrella mexicana M. Meliaceae Amerika 1939
Roem
(Handarusa)
16 Ceiba sp Bombacaceae Jawa 1967
(Kapuk)
17 Chaklaphora excelsa *) - - -
18 Chukrasia tabularis A. Meliaceae India 1939
Juss *)
19 Coumarona odorata Papilionaceae Afrika 1939, 1963
Aubl*)
98

Lanjutan Daftar Jenis Pohon di KHDTK Cikampek


NO Jenis Tanaman Famili /Suku Asal Tahun Status
(Nama lokal) Tanam Perlindungan
20 Dalbergia fusca Piere Papilionaceae Vietnam 1941
(Sonokeling)
21 Delonix regia Rafin Caesalpiniaceae - -
(Flamboyan)
22 Diospyros celebica Bakh Ebenaceae Sulawesi 1940, Vulnerable
(Kayu hitam) 1950, 1977
23 Enterolobium Leguminosae Amerika 1949, 1973
cyclocarpum Griseb
(Sengon buto)
24 Eucalyptus alba Reinw. Myrtaceae Timor 1971
(Ampupu)
25 Eucalyptus plathyphylla Myrtaceae Timor 1984
F.Muell
(Hoe)
26 Eucalyptus urophylla Myrtaceae - -
(Ampupu)
27 Giganthocloa apus Kruz Graminaceae Jawa 1963
(Bambu apus)
28 Gluta renghas L Anacardiaceae Jawa 1969
Rengas
29 Gmelina arborea Roxb.*) Verbenaceae - -
(Jati putih)
30 Hymenaea courbarilll L. Caesalpiniaceae Amerika 1939,
(Lokus) 1957,
1963,
1966,
1970,
1973,
1976,
1981,
1982, 1982
31 Instia bijuga O.K Caesalpiniaceae -
(Merbau)
32 Khaya anthotheca C.Dc Meliaceae Afrika 1949,
(Kahaya) 1954,
1959,
1973,
1974,
1975,
1976, 1977
33 Khaya grandifolia C.DC Meliaceae Afrika 1949
(Kahaya)
34 Khaya ivorensis Meliaceae Amerika 1956
C.Chevalis *)
(Kahaya)
35 Khaya senegalensis Meliaceae Afrika 1955
A.Juss. *)
(Kahaya)
36 Lagerstroemia loudoni Lythraceae Thailand 1975
Pierre
(Bungur)
99

Lanjutan Daftar Jenis Pohon di KHDTK Cikampek


NO Jenis Tanaman Famili /Suku Asal Tahun Status
(Nama lokal) Tanam Perlindungan
39 Paraserienthes falcataria Mimosaceae Jawa 2008
Nielsen
(Sengon)
40 Parinarium corymbosum Rutaceae Jawa 1938
Miq
(Kayu batu)
41 Pericopsis mooniana Papilionaceae India 1956
Thw.
(Kayu kuku)
42 Pinus khasya Rowlee *) Pinaceae Siam 1940
(Pinus)
43 Pinus merkusii Jungh et de Pinaceae Sumatera 1939
Vriese
(Tusam)
44 Piptadenia peregrina Leguminoceae Brazilia 1949
Benth
45 Pterocarpusindicus Papilionaceae Jawa 1938, Vulnerable
(Angsana) 1964, 1966
46 Pterygota alata R.Br. Moraceae India 1953, 1972
(Kasah)
47 Ricinodendron africanum Euphorbiaceae Afrika 1960,
Arg 1963,
1966,
1967, 1972
48 Santalum album L Santalaceae 1983
(Cendana)
49 Spathodea campanulata Bignuniaceae Afrika 1972, 1973
Beauv.
(Angsret)
50 Sterculia foetida L Sterculiaceae Jawa 1953
(Kepuh)
51 Switenia macrophylla Meliaceae Honduras 1958,
(Mahoni daun besar) 1959, 1999
52 Tectona grandis L.f Verbenaceae Jawa, 1941,
(Jati) Malabar, 1958,
Myanmar 1972, 1999
53 Terminalia arjuna Warb Combretaceae India 1955
(Ketapang)
54 Terminalia caembachii Combretacea PNG 1955
Warb.
(Ketapang)
55 Terminalia kaernbacii Combretaceae PNG 1954
(Ketapang)
56 Trachylobium verrucosum Leguminoceae Hawai 1939, 1966
Oliv
57 Vitex coffasus Reinw. Verbenaceae Maluku 1938, 1939
(Bieti)
58 Zizyphus talanoi Merr Rhamnaceae Maluku 1963
(Tombulilato)
59 Ficus variagata Moraceae Jawa 2009
(Nyawai)
100

Lampiran 5 Deskripsi jenis burung di KHDTK Cikampek


1. Nama Lokal : Cinenen Pisang
Nama Latin : Orthotomus sutorius
Famili : Silviidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (10cm)Dahi dan mahkota
merah karat. Perut putih.Ekor panjang dan sering ditegakkan.Alis
kekuningtuaan. Punggung, sayap, dan ekor hijau zaitun.Tubuh bagian bawah
putih.Sisi tubuh abu-abu.Iris kuning tua pucat, paruh atas hitam, paruh bawah
kemerahjambuan, kaki merah jambu.Tinggal di semak bawah dan bersembunyi
dalam rerimbunan. Makanan: kumbang, tempayak, ulat, serangga kecil, telur
serangga. Sarang jahitan kapas pada 1-2 helai daun, terlipat dengan jaring laba-
laba atau kepompong, dekat permukaan tanah.Telur berwarna putih agak hijau,
berbercak merah jambu, jumlah 2-3 butir.
Status Perlindungan : Least Concern (IUCN)
2. Nama Lokal : Wallet linchi
Nama Latin : Collocalia linchii
Famili : Apodidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (9 cm). Warna hitam biru
mengkilat. Ekor sedikit bertakik. Dagu abu-abu. Perut putih mencolok.Walet
paling kecil dan paling umum di seluruh Sunda Besar dan Nusa Tenggara.
Makanan: serangga kecil. Sarang berbentuk cawan dari lumut, rumput, atau
tumbuhan, pada dekat mulut gua.Telur berbentuk lonjong, berwarna putih,
jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun.
Status Perlindungan :-
3. Nama Lokal : Cinenen jawa
Nama Latin : Orthotomus sepium
Famili : Silviidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (11cm). Warna abu-abu.
Kepala merah karat. Jantan: Mahkota, kerongkongan, dan pipi merah karat.
Bulu lain abu-abu kehijauan. Perut putih tersapu kuning. Betina: Kepala tidak
semerah jantan. Dagu dan tenggorokan atas putih. Aktif di semak bawah dan
pucuk pohon. Makanan: ulat, laba-laba, serangga kecil. Habitat di hutan
101

terbuka, tepi hutan, vegetasi sekunder, rumpun bambu. yang tersebar sampai
ketinggian 1.500 m dpl.
Status Perlindungan : Least Concern
4. Nama Lokal : Pelanduk topi hitam
Nama Latin : Pellorneum capistratum
Famili : Timaliidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran sedang (17cm), mahkota
kehitaman. Garis alis jelas, kuning kemerahan didepan dan putih di belakang.
Tubuh bagian atas coklat kemrahan.Tubuh bagian bawah kuning kemerahan.
Tenggorokan keputih-putihan.Iris coklat, paruh atas hitam, bawah keputih-
putihan, kaki coklat. Hidup sendiri, berpasangan, atau dalam kelompok kecil.
Sering diatas atau dekat permukaan tanah. Bersifat penakut. Makanan: semut,
ulat, kupu, belalang, cacing, tempayak, siput.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
5. Nama Lokal : Layang-layang rumah
Nama Latin : Delichon dasypus
Famili : Hirundinidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran kecil (13 cm), gemuk, berwarna
hitam dan putih. Tungging putih dan ekor membelah ringan khas.Tubuh bagian
atas biru seperti baja, tunggir putih, dada putih keabu-abuan. Suara:
gemerincing yang gembira. Umumnya terlihat sewaktu terbang melayang.
Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali, tercatat sampai ketinggian
1500 m.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
6. Nama Lokal : Bondol jawa
Nama Latin : Lonchura leucogastroides
Famili : Estrildidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran agak kecil (11 cm) berwarna
hitam, coklat, dan putih. Tubuh bagian atas coklat tanpa coretan.Muka dan
dada atas hitam. Sisi perut dan tubuh putih. Ekor bawah coklat tua.Iris coklat,
paruh atas gelap, paruh bawah biru, kaku keabu-abuan. Membentuk kelompok
besar saat musim panen padi, tapi biasanya berpasangan atau dalam kelompok
102

kecil. Mencari makan di atas tanah atau memetik biji bulir rerumputan.
Menghabiskan banyak waktu dengan bersuara gaduh dan menelisik di pepohon
besar. Makanan: biji-bijian rumput, padi. Sarang berbentuk bola berongga
longgar, dari potongan rumput dan bahan lain, pada pohon cukup tinggi
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
7. Nama Lokal : Kacamata biasa
Nama Latin : Zosterops palpebrosus
Famili : Zosteropidae
Ciri Morfologi : Panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ujung
ekor) berukuran sekitar 10-11 cm. Sisi atas tubuh tertutup bulu-bulu kehijauan
atau hijau kekuningan (hijau zaitun) sedangkan sisi bawahnya sedikit
bervariasi bergantung rasnya, kecuali leher dan dadanya yang berwarna kuning
terang.Burung ini kerap membentuk gerombolan besar yang bergerak bersama
di antara tajuk pepohonan. Meskipun burung kacamata pemakan serangga
namun juga memakan nektar dan buah.
Status Perlindungan :Least Concern(IUCN)
8. Nama Lokal :Cabai jawa
Nama Latin :Dicaeum trochileum
Famili : Dicaeidae
Ciri Morfologi :Tubuh berukuran sangat kecil (8 cm).Jantan:
kepala, punggung, tunggir, dada merah padam atau agak kejinggaan. Sayap dan
ujung ekor hitam. Perut putih keabu-abuan.Ada bercak putih pada lengkung
sayap. Betina: tunggir merah. Tubuh bagian atas lainnya coklat, tersapu merah
pada kepala dan mantel.Tubuh bagian bawah putih buram. Makanan: buah
benalu, biji, serangga kecil. Sarang berbentuk kantung menggantung, dari
rumput dilapisi kapas rumput, pada ujung pohon tinggi.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
9. Nama Lokal : Anis merah
Nama Latin : Zoothera citrina
Famili : Turdidae
Ciri Morfologi : Burung cacing berukuran sedang (21 cm),
berkepala jingga. Jantan dan betina sulit dibedakan. Suara tanda bahaya yang
103

keras “tirr-tirr-tirr” dan “siiiit” yang bernada tinggi. Makanannya adalah


serangga, laba-laba, cacing dan buah-buahan yang telah jatuh di tanah.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
10. Nama Lokal : Betet jawa
Nama Latin : Psittacula alexandri
Famili : Psittacidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran sedang (34 cm) dengan dada
berwarna merah jambu khas. Dewasa: mahkota dan pipi abu-abu dengan
kekakng hitam, tengkuk, punggung, sayap, dan ekor hijau. Burung muda:
kepala coklat-kuning tua, kumis hitam terlihat kurang jelas, iris kuning, paruh
merah, kaki abu-abu. Suara: seruan tajam berulang-ulang “kekekek” (terutama
pada burung muda) dan teriakan parau seperti terompet. Kebiasaaan: hidup
bersama-sama, terbang, beristirahat, dan bersarang dalam kelompok. Terbang
bising dan mencolok atau terbang rendah dan cepat melalui tempat terbuka.
Hinggap dengan kepakan sayap yang rebut, untuk makan atau beristirahat
sambil berteriak-teriak. Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali.
Status perlindungan : Least Concern(IUCN)
11. Nama Lokal : Cekakak sungai
Nama Latin : Todirhamphus chloris
Famili : Alcedinidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran sedang (24 cm), berwarna biru
dan putih. Mahkota, sayap, punggung, dan ekor biru kehijauan berkilau terang,
ada setrip hitam melewati mata. Kekang putih, kerah, dan tubuh bagian bawah
putih bersih.Iris coklat, paruh atas abu tua, paruh bawah berwarna lebih pucat,
kaki abu-abu. Suara: teriakan parau “ciuw ciuw ciuw ciuw ciuw” atau nada
ganda :ges-ngek, ges-ngek, ges-ngek”. Pada masa biak terdapat berbagai
variasi suara. Kebiasaan: sering ditemukan di daerah terbuka, terutama di
daerah pantai. Bertengger pada batu atau pohon. Berburu di sepanjang pantai
atau di daerah terbuka dekat perairan, termasuk kebun, kota, dan perkebunan.
Mangsa besar dibanting-bantingkan dulu pada tenggeran sebelum dimakan.
Sangat rebut, suaranya yang keras dapat didengar sepanjang hari. Penyebaran:
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali.
104

Status perlindungan :-
12. Nama Lokal : Perenjak jawa
Nama Latin : Prinia familiaris
Famili : Silviidae
Ciri Morfologi : Tubuh berukuran agak besar (13 cm), berwarna
zaitun. Ekor panjang, dengan garis sayap putih khas serta ujung hitam-
putih.Tubuh bagian atas coklat-zaitun, tenggorokan dan dada tengah putih, sisi
dada dan sisi tubuh abu-abu, perut dan tungging kuning pucat.Iris coklat, paruh
atas hitam, paruh bawah kekuningan, kaki merah jambu. Suara: keras bernada
tinggi “cwuit-cwuit-cwuit”. Suara tanda bahaya: “hii-hii-hii”.Penyebaran:
Sumatera, Jawa, dan Bali.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
13. Nama lokal : Wiwik uncuing
Nama latin : Cuculus sepulcralis
Famili : Cuculidae
Ciri morfologi : Tubuh berukuran kecil (23 cm), berwarna coklat
keabu-abuan. Dewasa: kepala abu-abu, bagian punggung, sayap, dan ekor
coklat keabu-abuan, tubuh bagian bawah merah karat mirip dengan wiwik abu-
abu tetapi lebih gelap. Anakan wiwik uncuing memiliki warna punggung
coklat terang dengan tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan garis-garis
hitam yang cukup lebar dan jelas pada seluruh bulunya. Iris coklat, lingkaran
mata kuning, paruh hitam dengan bintik jingga, kaki abu-abu. Suara siulannya
sedih “wiit” atau “pii-wiit”, diulang 10-25 kali, dengan nada yang makin
merendah. Bunyinya semakin meninggi, lebih cepat, dan “liar” daripada
kicauan yang mirip kicauan wiwik abu-abu. Burung ini menyukai habitat
hutan, tepi hutan, tumbuhan sekunder, perkebunan, dan kebun-kebun di
pedesaan. Penyebarannya di daerah Sumatera, Belitung, Jawa, Bali, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara.
Status perlindungan :-
14. Nama lokal : Perkutut
Nama latin : Geopelia striata
Famili : Columbidae
105

Ciri morfologi : Tubuh berukuran kecil (21 cm), berwarna coklat.


Tubuh ramping, ekor panjang. Kepala abu-abu, leher, dan bagian sisi bergaris
halus, punggung coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar dari ekor kehitaman
dengan ujung putih.Iris dan paruh abu-abu, kaki merah jambu tua. Suaranya
berirama merdu, halus, mengalir seperti siulan “per-ku-tu-tut”, seperti tergesa
diulang-ulang sebanyak 6-8 kali. Kebiasaannya menyukai ladang dan hutan
terbuka dekat desa. Berpasangan atau dalam kelompok kecil, makan di atas
permukaan tanah, kadang-kadang berkumpul untuk minum di sumber air.
Penyebaran: Sumatera, Bangka Belitung, Jawa, Bali, dan diintroduksi ke
Kalimantan.
Status perlindungan : Least Concern (IUCN)
15. Nama lokal : Tekukur biasa
Nama latin : Streptopelia chinensis
Famili : Columbidae
Ciri morfologi : Tubuh berukuran sedang (30 cm), berwarna coklat
kemerahjambuan. Ekor tampak panjang. Bulu ekor terluar memiliki tepi putih
tebal. Bulu sayap lebih gelap darpada bulu tubuh dan terdapat garis-garis
hitam khas pada sisi-sisi leher (jelas terlihat), berbintik-bintik putih halus. Iris
jingga, paruh hitam, kaki merah. Suara: nada merdu yang diulang-ulang “te-
kuk-kurr”, dengan nada terakhir memanjang. Penyebaran: umum ditemukan di
seluruh Sunda Besar, terutama di daerah terbuka dan perkampungan.
Status perlindungan :-
106

Lampiran 6 Deskripsi jenis mamalia di KHDTK Cikampek


1. Nama lokal : Monyet ekor panjang
Nama latin : Macaca fascicularis
Famili : Cercopithecidae
Ciri Morfologi :Tubuhnya bewarna coklat abu-abu sampai tengguli,
bagian bawah selalu lebih pucat. Jambang pipi sering mencolok.Sekelompok
monyet dapat diketahui dari jeritannya, yang umumnya berbunyi “krra!”.
Ekologi dan habitat: aktif secara teratur dari fajar sampai petang. Sering
bepergian dalam kelompok beranggota 20-30 ekor atau lebih dari 2-4 jantan
dewasa, 6-11 betina dewasa dan selebihnya anakan. Biasanya hanya sebagian
dari kelompok dapat dilihat pada suatu waktu. Jantan kadang soliter atau
tergabung dalam kelompok kecil. Satu kelompok menempati suatu kawasan
sampai beberapa puluh hektar dan setiap hari berjalan dari 150-1500 m.
monyet ini umum ditemukan di hutan pesisir, hutan mangrove, hutan pantai,
hutan di sepanjang sungai-sungai besar, kebun, perkampungan, dan
perkebunan. Makanan utamanya adalah buah-buahan matang, serangga, ttlur
kodok, kepiting, dan invertebrata pantai lainnya. Distribusi: Semenanjung
Myanmar, Thailand, Malaysia, Indocina bagian selatan, Filipina, Sumatera,
Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau yang berdekatan.
Status Perlindungan : Least Concern( IUCN)
2. Nama lokal : Bajing tanah bergaris tiga
Nama latin : Lariscus insignis
Famili : Sciuridae
Ciri Morfologi : Tubuh bagian atas coklat dengan tiga garis hitam
di sepanjang punggung, bagian bawah putih atau bungalan (berubah menjadi
kuning tua pada kulit yang tua). Ekologi dan habitat: diurnal dan terrestrial.
Makanan meliputi buah-buahan dan serangga.Terdapat di hutan yang tinggi
dan hutan sekunder. Distribusi: Semenjanjung Malaysia, Sumatera,
Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau di dekatnya.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
3. Nama lokal : Musang
Nama latin : Paradoxurus hermaphroditus
107

Famili :Viverridae
Ciri Morfologi :Tubuh bagian atas bervariasi dari hijau khaki atau
kadang tengguli sampai coklat abu-abu tua, bagian bawah lebih pucat. Wajah,
kaki, dan ekor kecoklatan tua atau hitam.Biasanya ada tiga garis gelap yang
tidak jelas dan terputus-putus di sepanjang garis punggung. Betina dewasa
mempunyai tiga pasang kelenjar susu. Ekologi dan habitat: nokturnal. Tidur
padasiang hari di pepohonan atau di gedung-gedung.Arboreal dan terrestrial.
Makanannya meliputi buah-buahan, dedaunan, artropoda, cacing tanah, dan
moluska.Terdapat di hutan yang tinggi, hutan sekunder, perkebunan, kebun,
atau di dekat permukiman manusia. Distribusi: Sri Lanka, India, Asia
Tenggara, Filipina, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau
yang lebih kecil di Indonesia.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
4. Nama lokal : Babi hutan
Nama latin : Sus scrofa
Famili : Suidae
Ciri Morfologi : Babi liar (Sus scrofa) adalah mamalia terestrial
besar dengan tubuh bulat dan kaki pendek yang menunjukkan tingkat ditandai
variasi dalam hal ukuran, mantel, warna, ekor bentuk. Babi memiliki gigi seri
atas berkembang dengan baik dan gigi taring terletak ke atas dari mulut.
Status Perlindungan : Least Concern(IUCN)
108

Lampiran 7 Deskripsi jenis reptil di KHDTK Cikampek


1. Nama lokal : Cicak hutan
Nama latin : Crytodactylus fumosus
Famili : Gekkonidae
Ciri morfologi :
Cicak hutan banyak ditemukan di pekarangan, kebun-kebun, tegalan,
rerumputan atau persawahan, sampai ke hutan belukar. Total panjangnya
hingga sekitar 22 cm. Sisi atas tubuh berwarna coklat tembaga keemasan. Sisi
lateral tubuh berwarna gelap kehitaman atau kecoklatan berbintik-bintik putih
(pada yang betina atau hewan muda), atau keputihan dengan saputan warsna
kuning terang hingga jingga kemerahan (pada kadal jantan). Sisi bawah tubuh
berwana abu-abu keputihan.
Status perlindungan :-
2. Nama lokal : Kadal kebun
Nama latin : Eutrophis multifasciata
Famili : Scincidae
Ciri morfologi : Kadal mempunyai karakteristik diantaranya, tubuh
memanjang, mempunyai dua pasang kaki yang kuat dan dapat digunakan untuk
memanjat, mempunyai alat kopulasi berupa sepasang hemipenis. Selain itu,
Kadal merupakan reptil yang berjalan dengan melata.Tubuh kadal tertutupi
oleh kulit kering dengan sisik-sisik zat tanduk dipermukaannya tanpa danya
kelenjar-kelenjar lendir.Warna pada kadal dapat berbeda-beda berdasarkan
lingkungan atau umur kadal itu sendiri.
Status perlindungan :-
3. Nama lokal : Viper pohon
Nama latin : Trimeresurus albolabris
Famili : Viperidae
Ciri morfologi : Viper pohon memiliki panjang ± 60 cm(jantan)
dan 80 cm (betina) berekor kecil pendek, ±10-13 cm. Ular ini merupakan
hewan noktural atau hewan yang aktif di malam hari sehingga pada siang
sebagian besar waktunya di gunakan untuk istirahat. Viper pohon mempunyai
109

bisa yang berbahaya karena mengakibatkan rasa sakit dengan di sertai


kerusakan jaringan di sekitar luka gigitan
Status perlindungan :-
4. Nama lokal : Ular lidah api
Nama latin : Dendralapis pictus
Famili : Colubridae
Ciri morfologi : Ular ini berbentuk ramping dengan panjang
mencapai 1,5 m, ekornya panjang.Ular ini berwarna coklat zaitun seperti logam
perunggu di bagian punggung. Kepala kecoklatan perunggu di sebelah atas,
dan kuning terang di bibir dan dagu. Terdapat bintik-bintik hijau terang
kebiruan di bagian leher hingga tubuh bagian muka. Sisik-sisik ventral putih
kekuningan atau kehijauan
Status perlindungan :-
5. Nama lokal : Cicak terbang
Nama latin : Draco sp
Famili : Agamidae
Ciri morfologi : Cicak terbang memiliki habitat alam terbuka
pohon hutan tropis dan tidak berani ke tanah sering.Warna dasar coklat dengan
pola gelap, cicak jantan memiliki pola kekuningan dan betina memiliki pola
biru. sayap warna dari kuning ke oranye kemerahan ketika diperluas dengan
warna kebiruan di bagian bawah.
Status perlindungan :
6. Nama lokal : Bunglon
Nama latin : Bronchocela jubata
Famili : Agamidae
Ciri morfologi : Bunglon berukuran sedang dengan ekor menjuntai.
Panjang total hingga 550 mm. Bagian dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau
muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman
bila merasa terganggu.Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai
keputihan. Ekor berwarna hijau belang-belang kebiruan, semakin ke belakang
semakin kecoklatan dengan belang-belang putih pada bagian ujungnya.
Status perlindungan :Least Concern
110

Lampiran 8 Jenis Tumbuhan Obat KHDTK Cikampek


1. Nama lokal : Babadotan
Nama latin : Ageratum conyzoides
Manfaat : Untuk menyembuhkan luka, bisul, rematik,
pendarahan rahim, sakit tenggorokan, influenza, dan perut kembung.
Foto :

2. Nama lokal : Balakacida


Nama latin : Mikania Cordata
Manfaat : Antibiotik, mengobati luka misalnya tersayat,
dengan tumbuhan ini, luka akan cepat kering,
Foto :

3. Nama lokal : Daun dewa


Nama latin : Gynura segetum
Manfaat : Membantu mengatasi kanker dan tumor,
membantu mengatasi TBC dan radang tenggorokan, menurunkan kolesterol,
dan mengatasi kista, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan
(batuk darah, muntah darah, mimisan), Infeksi kerongkongan
Foto :
111

4. Nama lokal : Daun katuk


Nama latin : Sauropus androgynus
Manfaat : Melancarkan air susu ibu (ASI), Menyembuhkan
bisul, demam, dan darah kotor, Membangkitkan vitalitas seks, Mencegah
osteoporosis, Mengandung efedrin yang sangat baik bagi penderita
influenza, Sumber vitamin A yang cukup baik. , Memiliki kadar kalsium
yang tinggi, Daun katuk kaya akan klorofil, untuk membersihkan jaringan
tubuh dan tempat pembuangan sisa limbah metabotisme.
Foto :

5. Nama lokal : Harendong biasa biasa


Nama latin : Melastoma malabathricum
Manfaat : Sebagai obat diare (daun dan bunga dimasak
kemudian airnya diseduh), gangguan pencernaan (dispepsi), disentri
basiler, diare, hepatitis, keputihan (leukorea), sariawan, haid berlebihan,
wasir darah, pendarahan rahim, radang dinding pembuluh darah.
Foto :
112

6. Nama lokal : Harendong biasa bulu


Nama latin : Melastoma candidum
Manfaat : Kencing manis (daun dan bunga dimasak
kemudian airnya diseduh)
Foto :

7. Nama lokal : Kahit hutan


Nama latin :
Manfaat : Sebagai obat masuk angin
Foto :

8. Nama lokal : Karuk


Nama latin : Piper sarmentosum
Manfaat : Dalam pengobatan alternative herbal dapat
membantu meluruhkan air seni, asma, sakit perut,
Malaria, nyeri tulang
113

Foto :

9. Nama lokal : Pare


Nama latin : Momordia charantia
Manfaat : Batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah,
demam, malaria, menambah napsu makan, kencing
manis, rematik, sariawan, bisul, abses, sakit liver,
sembelit, cacingan.
Foto :

10. Nama lokal : Putri malu


Nama latin : Mimosa pudica
Manfaat : Sebagai obat kuat (akarnya), insomnia, bronchitis,
panas tinggi, herpes, reumatik, dan cacingan.
Foto :

11. Nama lokal : Jamblang hutan


Nama latin : Syzygium cumini
114

Manfaat : Buah jamblang hutanberkhasiat menghentikan


batuk, peluruh kencing, peluruh kentut,
memperbaiki gangguan pencernaan, merangsang
keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa
darah (hipoglikemik). Kulit kayu jamblang
berkhasiat untuk peluruh haid. Hasil penelitian
menunjukkan biji, daun, dan kulit kayu jamblang
mempunyai khasiat menurunkan kadar glukosa
darah (efek hipoglikemik) pada penderita diabetes
melitus tipe II. Penelitian di India mendapatkan hasil
bahwa buah jamblang potensial sebagai obat
kontrasepsi pada pria. Pada percobaan binatang,
jamblang dapat mencegah timbulnya katarak akibat
diabetes. Jamblang juga menurunkan risiko
timbulnya atherosklerosis sampai 60–90% pada
penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kandungan
oleanolic acid pada jamblang dapat menekan peran
radikal bebas dalam pembentukan atherosklerosis.
Foto :
115

Tabel 9 Daftar jenis Kupu-Kupu di KHDTK Cikampek


NO Nama Latin Famili Foto
1 Ariadne ariadne ariadne Nymphalidae

2 Athyma perius perinus Nymphalidae

3 Catopsilia pomona Pieridae

4 Doleschallia bisaltidae Nymphalidae


bisaltidae

5 Euploea phaenarete pavettae Nymphalidae

6 Eurema hecabe sankapura Pieridae

7 Hypolimnas bolina bolina Nymphalidae


116

Lanjutan Tabel 9 Daftar jenis Kupu-Kupu di KHDTK Cikampek


NO Nama Latin Famili Foto
9 Junonia atlites atlites Nymphalidae

10 Melanitis leda simessa Nymphalidae

11 Mycalesis horsfieldi Nymphalidae


horsfieldi

12 Rohana parisatis javana Nymphalidae

13 Junonia hedonia ida Nymphalidae

http://www.fobi.web.id
13 Ideopsis juventa juventa Nymphalidae
SUMMARY
MEYLA DONA PARAMITA. E34080114. Interpretation Planning of Forest Area with
Special Purpose in Cikampek, Sub-district of Cikampek, District of Karawang, West Java.
Under supervision of EVA RACHMAWATI and DESY EKAWATI.

Forest Area with Special Purpose is an area which is established by the government
for the purpose of research and non-research activity. Nowadays, Cikampek Forest Area with
Special Purpose has been visited by many visitors. It became one of the driving factors of the
community to the procurement of tourism activities. Yet, there are problems arising from the
activities, such as waste problem and irregularity of visitors causes the irregularity of spatial
in Cikampek Forest Area with Special Purpose. One solution to solve these problems is to
increase visitors and public knowledge to the area through interpretation activity. The general
purpose of this research is to make an interpretation planning of Forest Area with Special
Purpose in Cikampek. This research specifically aims to identify the object of interpretation,
interpretation paths, visitor characteristics, management and community conditions.
The study was conducted in Cikampek Forest Area with Special Purpose on February,
and May-June 2012 which includes field data collection, interviews to the management and
community, also data analysis. The data was collected through literature study, interviews
and field observation methods. The study was able to identify that the objects at Cikampek
Forest Area with Special Purpose consists the potential of natural resources (physical and
biological potentials) and social-culture potential. The potential of natural resources
consisting of rice paddy field, Kembang Cave, outbound area, Cicunut River and empty
areas. While the potential of socio-culture consisting of traditional art, traditional ceremonies
and farming communities. In addition there are 4 interpretation paths which are climatology
station - gathering area path, nursery – playing area path, Kembang Cave path and butterfly
area path. Most of the visitors are male (73%) and comes from Karawang City (92%). The
visitors are from 13-18 years old (35%) with a high school education (53%). The
development management is to assess the form that fits with the status of the area and the
existing potential, also to establish the partnership with the local community and local
government relating to the interpretation activity. The interpretation location includes the
whole area in Cikampek Forest Area with Special Purpose which is divided into two blocks.
The first block is focused for the planning of interpretation facilities and infrastructure, while
the second block is for the development for the existing interpretation objects. The theme of
the interpretation activity in Cikampek Forest Area with Special Purpose is “Feel the Charm
on the Harmonization of the Coolness of Forest and the Uniqueness of the Culture in
Cikampek.” The interpretation path that will be developed is climatology station – gathering
area path and nursery – playing area path. Interpretation activity plan that can be done is only
for limited tourism based on education and research. Interpretation assignment plan will be
done by adding special organization structure in the form of interpretation implementer and
interpretation planner.

Keywords : Cikampek Forest Area with Special Purpose, object of interpretation


interpretation, interpretation plan

You might also like