Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Konseling Pendidikan Islam

http://ejournal.alkhairat.ac.id/index.php/JKPI
ISSN: 2655-9692
EISN:-
Vol. 01 No. 02, Juli 2020

INTROSPEKSI DIRI PADA GELANDANGAN DAN


PENGEMIS MELALUI KONSELING LOGOTERAPI
Nining Mirsanti 1, Nurani Jayanti2
1 Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
2 Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
E-mail: niningmirsanti97@gmail.com

Abstract: Sprawl (homeless and beggars) is a phenomenon of concern in every urban


area in all regions of Indonesia, including in Yogyakarta, because of some losses
incurred and produce a scene that is uncomfortable to see. The number of sprawl in
the Yogyakarta area has become homework for the city government in providing
appropriate treatment, especially for rehabilitation centers, especially the
Rehabilitation Center for Bina Karya and Karya. This paper aims to look at the role
of logotherapy counseling through transcendental communication in the sprawl at
BRSBKL Yogyakarta in helping the process of self-introspection carried out by UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta internship students. This research uses qualitative
research with a descriptive phenomenological approach. Informants in this research
are internship students as counselors, flat as clients and social workers as tutors.
Data collection techniques in this study used the technique of observation and semi-
structured interviews. The results of this study indicate that there is a change in the
client: 1) acknowledge all the mistakes that have been made to his mother and want
to apologize, 2) self-awareness increases and feel closer to God, 3) more enthusiasm in
carrying out daily activities and motivation increases.

Keywords: Homeless and Beggars, Logotherapy Counseling

Abstrak: Gepeng (gelandangan dan pengemis) merupakan fenomena yang menjadi


perhatian di setiap daerah perkotaan di seluruh wilayah di Indonesia termasuk di
Yogyakarta, karena beberapa kerugian yang ditimbulkan dan menghasilkan sebuah
pemandangan yang tidak nyaman untuk dilihat. Banyaknya gepeng di daerah
Yogyakarta menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah kota dalam memberikan
penanganan yang sesuai terutama bagi balai rehabilitasi, khususnya Balai
Rehabilitasi Bina Karya dan Karya. Tulisan ini bertujuan untuk melihat peran
konseling logoterapi melalui komunikasi transendental pada gepeng yang ada di
BRSBKL Yogyakarta dalam membantu proses introspeksi diri yang dilakukan oleh
mahasiswa magang UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bersifat deskriptif.
Informan dalam penelitan ini adalah mahasiswa magang sebagai konselor, gepeng
sebagai klien dan pekerja sosial sebagai pamong. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan teknik observasi dan wawancara semiterstruktur. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya perubahan yang terjadi dalam diri klien: 1)
mengakui segala kesalahan yang pernah dilakukan kepada ibunya dan ingin
meminta maaf, 2) kesadaran tentang diri meningkat dan merasa lebih dekat dengan
Tuhan, 3) lebih semangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan motivasi
meningkat.

Kata Kunci: Gelandangan dan Pengemis, Konseling Logoterapi

BKPI IAI Al-Khairat Pamekasan | 108


Jurnal Konseling Pendidikan Islam
http://ejournal.alkhairat.ac.id/index.php/JKPI
ISSN: 2655-9692
EISN:-
Vol. 01 No. 02, Juli 2020

PENDAHULUAN lampu merah, masjid, warung kopi


(warkop) atau cafe dan yang paling
Salah satu fenomena yang menjadi
sering adalah daerah tempat wisata.
perhatian di setiap daerah perkotaan di
Kehadiran para pengemis ataupun
seluruh wilayah di Indonesia adalah
gelandangan dinilai mengganggu
banyaknya gelandangan dan pengemis
ketertiban dan keamanan umum.(Sari,
atau biasa disebut gepeng. Fenomena ini
2017).
terjadi akibat dari arus urbanisasi yang
Tabel 1. Jumlah gelandangan dan
cukup pesat dari desa ke kota, karena
pengemis Yogyakarta tahun 2015-2019
sulitnya kehidupan perekonomian di
N Sub Tahun Satu Peng
pedesaan sehingga banyak orang desa o Eleme an entri
yang berpindah ke kota untuk mengadu n 2015 2016 2017 2018 2019

nasib dengan harapan perekonomiannya 1 2 3 4 5 6 7 8 9


akan lebih baik. Namun karena kurang
keterampilan dan rendahnya tingkat 1. Geland 82 171 236 190 190 Oran Dina
angan g s
pendidikan yang dimiliki akhirnya Sosia
banyak dari mereka hanya berkerja l

serabutan agar tetap bertahan hidup di 2. Penge 170 150 170 134 134 Oran Dina
kota. mis g s
Sosia
Hal tersebut mengakibatkan
l
banyaknya gepeng yang kita jumpai di
berbagai tempat, di jalan raya juga Sumber: www.bappeda.jogjaprov.go.id
ditempat-tempat umum lainnya,
gelandangan dan pengemis merupakan Berdasarkan tabel 1 secara
fenomena yang menjadi masalah sosial keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
yang kerap mendatangkan kerugian bagi gelandangan di Yogyakarta mengalami
individu, kelompok, bahkan masyarakat kenaikan lebih dari 100%, sedangkan
luas.(Sari, 2017). Beberapa kerugian pengemis mengalami penurunan
yang ditimbulkan oleh gelandangan dan sebanyak 7,8%. Ada banyak faktor yang
pengemis diantaranya terganggunya menyebabkan jumlah gelandangan dan
kenyamanan dan keamanan masyarakat pengemis bisa setinggi itu, diantaranya
karena kebiasaan mereka yang sering dari perekonomian di desa dianggap
kali menggunakan tempat-tempat kurang mencukupi dan sulitnya
umum sebagai tempat tinggal, tempat kehidupan di pedesaan sebagai akibat
istirahat sekaligus tempat mencari uang laju pertumbuhan penduduk dan tanah
dengan meminta-minta sehingga garapan yang semakin hari semakin
menghasilkan sebuah pemandangan berkurang. Sementara masyarakat desa
yang tidak nyaman. pada umumnya adalah petani, yang
Permasalahan gelandangan dan sebagian besar merupakan petani
pengemis dirasakan pula di Daerah penggarap dan ekonominya di bawah
Istimewa Yogyakarta yang merupakan rata-rata. Sehingga mereka mencari
daerah destinasi pelajar sebagai kota tempat penghidupan lain yang mereka
pendidikan serta destinasi wisata harapkan dapat memberikan masa
dengan segala pesona alam dan kearifan depan yang lebih baik, dengan cara
lokal yang ada. Gelandangan dan merantau ke kota.
pengemis tersebut dapat dengan mudah Terdapat juga akibat ketidak-
ditemukan di tempat umum seperti mampuan dalam menyesuaikan diri

BKPI IAI Al-Khairat Pamekasan | 109


Jurnal Konseling Pendidikan Islam
http://ejournal.alkhairat.ac.id/index.php/JKPI
ISSN: 2655-9692
EISN:-
Vol. 01 No. 02, Juli 2020

dengan tuntutan pekerjaan di kota-kota jejaring kerja pada setiap tahap kegiatan
besar terutama di sektor formal, terlebih belum dimanfaatkan secara maksimal.
lagi lapangan pekerjaan yang minim Berbicara tentang tahapan
membuat persaingan semakin ketat kegiatan, Sutiya (2017) menjelaskan
maka mereka menerima pekerjaan tahap-tahap dalam pemberdayaan
apapun tanpa memandang jumlah upah gelandangan dan pengemis, hasil
yang diperoleh, hanya sekedar untuk penelitiannya menunjukkan bahwa
mempertahankan hidupnya. Akibatnya mekanisme pemberdayaan meliputi
mereka terpaksa tinggal di kolong tahap penerimaan, proses penyadaran,
jembatan, pinggiran rel kereta api, proses peningkatan pengetahuan dan
bantaran sungai bahkan di kaki lima keterampilan, serta tindak lanjut. Dan
pertokoan dan sebagainya, karena tidak juga telah diungkapkan oleh Putro &
mampu menyediakan tempat tinggal Sutarto (2015) dalam artikelnya
bagi keluarganya. (Murni, 2016). Pembinaan Pengemis, Gelandangan,
Selain dari menerima pekerjaan Orang Terlantar (PGOT) di Balai
apapun seperti yang dijelaskan diatas, Rehabilitasi Sosial “Samekto Karti
Ahmad (2010) dalam penelitiannya yang Balas” Pemalang, hasil penelitiannya
dilakukan di Pekalongan menjelaskan menunjukkan bahwa pada umumnya
bahwa ada beberapa strategi gepeng pembinaan PGOT ada beberapa tahap
dalam melangsungkan hidupnya, yakni yaitu pendekatan awal, pengungkapan
mengemis dengan menggunakan dan pemahaman masalah, perencanaan
berbagai model, mulai dari program layanan, pelaksanaan
mengamankan wilayah operasi, pelayanan, dan pasca pelayanan.
meningkatkan strategi dan teknik Berbagai hal telah dilakukan oleh
mempengaruhi orang lain agar hatinya masyarakat yang peduli dengan
tersentuh dengan cara baju compang- kehadiran gelandangan dan pengemis di
camping, menggunakan tongkat, tengah-tengah keramaian kota
menggendong anak, dan lain-lain. Selain khususnya balai rehabilitasi sosial di
mengemis, mereka juga terus berbagai kota. Namun semakin
menyalakan api pengharapan. Bahwa maraknya gelandangan di daerah
masih ada asa untuk memperbaiki nasib Yogyakarta, memberikan PR (pekerjaan
dan mengubah generasi menjadi lebih rumah) bagi pemerintah kota untuk
baik. memberikan penanganan yang sesuai.
Jejaring kerja pun memiliki peran Salah satu lembaga yang berperan
dalam membantu keberlangsungan dalam menangani kasus gepeng adalah
kehidupan gepeng terutama Balai Rehabilitasi Bina Karya Dan
penyandangan disabilitas, Murni (2017) Laras (BRSBKL) Yogyakarta. Ada
dalam penelitiannya menjelaskan bahwa beberapa program yang diberikan oleh
jejaring kerja dapat membantu balai salah satunya adalah praktik
mengoptimalkan pelaksanaan pelayanan konseling pada gepeng yang baru masuk
dan rehabilitasi yang diberikan PSBKPL balai rehabilitasi. Pada penelitian
(Panti Sosial Bina karya Pangudi Luhur) terdahulu yang telah dilakukan,
Bekasi kepada warga binaan sosial penelitian terkait pemberian konseling
yakni para penyandang disabilitas tubuh pada gepeng masih sangat langka,
yang dilakukan oleh pekerja sosial dan sehingga penulis tertarik untuk meneliti
tenaga profesional, namun peran peran konseling logoterapi pada gepeng

BKPI IAI Al-Khairat Pamekasan | 110


Jurnal Konseling Pendidikan Islam
http://ejournal.alkhairat.ac.id/index.php/JKPI
ISSN: 2655-9692
EISN:-
Vol. 01 No. 02, Juli 2020

dalam membantu instrospeksi diri Viktor Frankl yang


melalui komunikais transendental. mengembangkan teknik logoterapi
Praktik konseling pada gepeng di memahami manusia dari aspek spiritual
balai BRSBKL ini di bawah naungan yang menyatakan keinginan untuk
pekerja sosial dan pada kesempatan ini bermakna dalam mencapai makna hidup
mahasiswa magang UIN Sunan Kalijaga (Frankl, 1985). Logoterapi sesuai dengan
diberikan ruang untuk melakukan makna logos yang berarti spirituality
praktik konseling pada gepeng dalam (kerohanian) dan meaning (makna)
pengawasan. Pada praktik konseling ini mengakui "adanya" dimensi ke-
menggunakan konseling logoterapi rohanian, disamping dimensi ragawi dan
melalui komunikasi transendental kejiwaan serta meyakini bahwa
dalam membantu introspeksi diri pada kehendak untuk hidup bermakna (the
gepeng. Logoterapi adalah suatu jenis will to meaning) merupakan motivasi
psikoterapi yang pertama kali utama setiap manusia. Hal inilah yang
dikembangkan oleh Viktor Frankl. menjadi karakteristik dalam konseling
Frankl mengemukakan bahwa jika logoterapi yang berfokus pada makna
seseorang berhasil menemukan dan dan konseptualisasi manusia sebagai
memenuhi makna hidupnya, maka mahkluk bio-psiko-sosial-spiritual.
kehidupan akan menjadi lebih berarti, (Engel, 2012).
berharga dan bahagia. (Maryatun, 2014). Pada aspek spiritual inilah peran
Terapi ini dapat melihat individu secara komunikasi transendental dalam
holistik yang meliputi gambaran diri, membangun keterikatan dengan sang
kepercayaan diri, kemampuan individu pencipta. Definisi lain dikemukakan oleh
dalam mengatasi stres dan menemukan Hayat Padje bahwa Komunikasi
makna hidup. Terapi ini mengajarkan transendental adalah komunikasi
klien untuk menerima pikiran yang dengan sesuatu yang bersifat “gaib”
mengganggu dan dianggap tidak termasuk komunikasi dengan Tuhan.
menyenangkan dengan menempatkan (Suryani, 2015).
diri sesuai dengan nilai yang dianut Gaib di sini adalah hal-hal yang
sehingga ia akan menerima kondisi yang sifatnya supranatural, adikodrati, suatu
ada. (Handayani dkk, 2017). realitas yang melampaui kenyataan
Pendekatan pada logoterapi duniawi semata. Wujud hal gaib yang
berpandangan bahwa makna hidup dan dimaksudkan dalam agama modern
hasrat untuk hidup bermakna adalah yang disebut “Tuhan” atau “Allah” atau
motif asasi manusia yang dapat dilihat nama lain yang sejalan dengan
dalam dimensi spiritual. Logoterapi pengertian itu. Keterbukaan kepada hal
memberikan cara agar individu dapat gaib merupakan keterbukaan kepada
memberi arti pada kehidupan dengan kebaikan, kepada hal yang positif dan
menciptakan sesuatu, dengan sesuatu terpuji. Kepercayaan kepada hal gaib
yang diambil dari dunia dalam adalah kepercayaan manusia tentang
pengalaman, serta dengan sikap yang adanya suatu kekuatan yang
diambil dalam penderitaan. Pada mengelilingi hidupnya, melebihi
logoterapi, klien dibantu untuk kekuatan dunia ini yang mempengaruhi
menemukan nilai-nilai baru dan hidupnya.
mengembangkan filosofi konstruktif Berdasarkan pemaparan diatas,
dalam kehidupannya. peneliti ingin mengkaji hal ini lebih

BKPI IAI Al-Khairat Pamekasan | 111


Jurnal Konseling Pendidikan Islam
http://ejournal.alkhairat.ac.id/index.php/JKPI
ISSN: 2655-9692
EISN:-
Vol. 01 No. 02, Juli 2020

dalam lagi mengenai bagaimana peran Bina Karya berlokasi di Sidomulyo yang
logoterapi dalam membantu berfokus pada penanganan gelandangan
gelandangan dan pengemis untuk dan pengemis, sedangkan unit Bina
mengintrospeksi diri dengan Laras berlokasi di Purwomartani
menggunakan komunikasi Kalasan yang berfokus pada
transendental. penanganan eks psikotik.
Tujuan rehabilitasi sosial yang
METODE PENELITIAN dilaksanakan di BRSBKL Yogyakarta
bagi gelandangan dan pengemis adalah
Penelitian ini menggunakan jenis
untuk memberikan bimbingan fisik,
penelitian kualitatif dengan pendekatan
mental, sosial dan ketrampilan sebagai
fenomenologi yang bersifat deskriptif.
bekal kemandirian.Semua kegiatan
Creswell (2018) menjelakan Tujuan
pemberdayaan di BRSBKL berjalan
utama dari fenomenologi adalah untuk
bersamaan tanpa adanya sebuah proses
mereduksi pengalaman individu pada
yang sistematis. Hal tersebut
fenomena menjadi deskripsi tentang
dikarenakan masuknya warga binaan
esensi atau intisari universal. Penelitian
tidak bersamaan sehingga jika proses
dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial
pemberdayaan berjalan secara bertahap
Bina Karya dan Laras (BSNKBL)
maka warga binaan yang baru masuk
Yogyakarta dengan informan dalam
tidak dapat mengikuti satu atau lebih
penelitan ini adalah mahasiswa magang
kegiatan dalam rangka memberdayakan
UIN Sunan Kalijaga sebagai konselor,
mereka.
gepeng sebagai klien dan peksos sebagai
2. Mekanisme Pemberdayaan
pamong yang memberikan arahan
Gelandangan Dan Pengemis
sekaligus pengawasan dalam praktik
Mekanisme pemberdayaan
konseling. Teknik pengumpulan data
gelandangan dan pengemis meliputi
pada penelitian ini menggunakan teknik
empat tahapan. Pertama, tahap
observasi dan wawancara
penerimaaan gelandangan dan pengemis
semiterstruktur.
menjadi warga binaan di Balai RSBKL
terdapat dua jalur. Jalur pertama yaitu
HASIL PENELITIAN
hasil rujukan dari penampungan
Gambaran Umum Balai Rehabilitasi sementara di Sewon, Bantul, dan hasil
Sosial Bina Karya dan Laras Yogyakarta dari razia yang dilakukan oleh satpol
1. Kelembagaan PP. Jalur kedua yaitu penyerahan diri
Tahun 2002 saat terjadi secara langsung ke Balai RSBKL.
penghapusan Departemen Sosial maka Kedua, tahap penyadaran dilakukan
PSBK menjadi UPTD dari Dinas melalui bimbingan agama, budi pekerti,
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, kedisiplinan serta bimbingan dari
dan tahun 2003 pelayanan PSBK mulai koramil. Upaya penyadaran bertujuan
menjangkau eks penderita sakit jiwa untuk menciptakan kondisi warga
terlantar. Tahun 2004 PSBK berubah binaan bisa lebih peka terhadap
nama menjadi Balai Rehabilitasi Sosial keadaannya saat ini. Ketiga, tahap
Bina Karya dan Laras (BRSBKL) peningkatan pengetahuan dan
Yogyakarta. Kemudian pada tahun 2017 keterampilan terwujud dalam bentuk
BRSBKL memisahkan unit Bina Karya bimbingan keterampilan yang di
dan Bina Laras menjadi dua lokasi. Unit dalamnya terdapat pemberian

BKPI IAI Al-Khairat Pamekasan | 112


Jurnal Konseling Pendidikan Islam
http://ejournal.alkhairat.ac.id/index.php/JKPI
ISSN: 2655-9692
EISN:-
Vol. 01 No. 02, Juli 2020

pengetahuan dan keterampilan. suatu bidang pekerjaan tertentu yang


Pemberian pengetahuan dilakukan ada di masyarakat. Dalam rangka
sebelum pelaksanaan keterampilan mencapai tujuan tersebut maka Balai
berupa penyampaian arahan yang harus RSBKL Yogyakarta mengembangkan
dilakukan dalam praktik. keterampilan bagi warga binaan melalui
Keempat, tahap binaan lanjut bimbingan keterampilan berupa
(binjut) yang dilakukan oleh Balai kegiatan pertukangan batu,
RSBKL meliputi: penyaluran kerja, pertukangan las, pertukangan kayu,
transmigrasi serta pemulangan ke menjahit, olahan pangan, serta
daerah asal. Penyaluran kerja selama ini kerajinan bambu. Pengembangan aspek
yang diarahkan ke perdagangan psikomotororik diberikan kepada warga
misalnya melalui angkringan yang baru binaan selama mereka masih berada di
saja dijalankan, rumah makan, dan Balai RSBKL Yogyakarta yaitu selama
pekerjaan untuk mengurus rumah satu tahun dengan perpanjangan
tangga. Sementara untuk program setengah tahun.
transmigrasi yang telah dilaksanakan ke Pada aspek konatif dikembangkan
daerah kalimantan dan selebihnya melalui upaya pendampingan dari Balai
dipulangkan ke daerah asal.(Sutiyah, RSBKL Yogyakarta untuk membantu
2014). warga binaan berubah menjadi lebih
3. Pengembangan Aspek produktif dengan keterampilan yang
Aspek yang dikembangkan oleh sudah dimiliki. Upaya pendampingan ini
Balai RSBKL meliputi afektif, kognitif, diharapkan mampu mendorong
psikomotorik, dan konatif. Pada aspek perubahan yang mengarah pada
afektif, Balai RSBKL Yogyakarta kemandirian hidup. Adapun upaya yang
mengembangkan sikap bersabar, dilakukan oleh lembaga yaitu melalui
berusaha, semangat bekerja, penyaluran kerja dan transmigrasi.
kemandirian, keimanan dengan Tuhan
dengan harapan nilai- nilai tersebut PEMBAHASAN
dapat merasuk kedalam jiwa sehingga
ada perubahan sikap bahwa Berdasarkan tahap penerimaan
menggelandang dan mengemis bukan gelandangan dan pengemis, klien dalam
pekerjaan yang baik, tumbuh rasa hal ini selanjutnya disebut sebagai MR
kesadaran dan kepedulian. adalah warga binaan yang
Pengembangan pada aspek kognitif menyerahkan diri. Kemudian, dalam
dilakukan dengan cara pemberian proses konseling yang dilakukan oleh
pengetahuan. Pengetahuan ini diberikan mahasiswa magang (konselor) akan
guna membekali warga binaan agar fokus kepada aspek afektif yakni
mengerti sebelum kegiatan praktik mengembangkan sikap kesadaran,
dilaksanakan. Selain itu juga pemberian keimanan pada Tuhan dan memiliki
pengetahuan ini berguna dalam rangka nilai-nilai kebaikan. Selanjutnya,
meningkatkan kecakapan warga binaan konselor melakukan rekam assesmen
dalam segi akademik. terhadap MR, data yang diperoleh
Pada aspek psikomotorik, adalah bahwa MR seorang wanita yang
pengembangan difokuskan agar warga berumur 28 tahun dan telah memiliki
binaan memiliki kecakapan vokasional. seorang suami dan dikaruniai seorang
kecakapan tersebut berkaitan dengan putri yang sudah berumur 2 tahun.

BKPI IAI Al-Khairat Pamekasan | 113


Jurnal Konseling Pendidikan Islam
http://ejournal.alkhairat.ac.id/index.php/JKPI
ISSN: 2655-9692
EISN:-
Vol. 01 No. 02, Juli 2020

Latar belakang MR menjadi Ketiga, klien dan suaminya keluar


gelandangan adalah MR dan keluarga dari rumah karena berbagai macam
kecilnya keluar dari rumah konflik muncul setelah pernikahannya
dikarenakan berbagai macam konflik dan merasa tidak betah seatap dengan
muncul dengan ibunya setelah ibunya yang seakan ibunya adalah
pernikahan MR, kemudian ingin orang tua yang menjadi penyebab
memperbaiki nasib dengan merantau ke konflik itu terjadi sehingga klien
Jogja tempat saudaranya. Namun, merasa sakit hati dan
karena saudaranya sudah berpindah mengharuskannya memilih untuk
tempat tinggal dan lost contact keluar dari rumah. Keempat, klien dan
sehingga MR dan keluarga kecilnya suaminya memiliki kebutuhan sehari-
terlantar di wilayah sekitar Malioboro. hari yang jumlahnya tidak sedikit
Setelah beberapa hari terlantar, tas MR karena sudah dikaruniai seorang putri
yang berisi pakaian, berkas seperti sementara penghasilan tidak cukup
identitas, dan lain sebagainya dicopet. sehingga mereka memutuskan untuk
Sehingga MR tidak memiliki berhenti dari pekerjaannya dan
perbekalan, dan yang tersisa adalah memilih merantau ke Jogja ke tempat
handphone yang juga digadaikannya. saudaranya untuk memperbaiki nasib
Setelah asessment awal yang namun akhirnya menggelandang dan
menghasilkan data di atas, selanjutnya masuk ke Balai RSBKL Yogyakarta.
dilakukannya asessment lanjutan. Pemaparan di atas dapat diketahui
Dalam hal ini konselor mendiagnosa bahwa masalah pokok klien adalah
masalah utama dari MR. Hasilnya tidak mandiri (secara ekonomi dan
adalah bahwa MR kurang mandiri sosial) dan memiliki ego yang besar,
(secara ekonomi dan sosial) dan kemudian diikuti oleh beberapa
memiliki ego yang besar. Hal ini bisa permasalahan lainnya seperti belum
dilihat dari beberapa hal yang menjadi siap dalam hal ekonomi, psikologi,
masalah penyerta. Pertama, setelah sosial untuk menuju ke jenjang
tamat sekolah di jenjang Sekolah pernikahan sehingga banyak
Menengah Atas (SMA) klien belum menimbulkan konflik dan cepat
memiliki pekerjaan yang memberikan mengambil keputusan. Kemudian
penghasilan yang tetap sehingga klien setelah asessment konselor menyiapkan
masih bisa dikatakan bergantung pada rancangan intervensi atau alternatif
orang tua. Kedua, klien memilih pemecahan masalah menggunakan
seorang pria untuk menjadi suaminya teknik scaling questions dan logoterapi
namun tidak mendapatkan restu dari menggunakan komunikasi
orang tuanya karena pria tersebut tidak transendental. Berdasarkan pada
memiliki pekerjaan tetap terlebih lagi diagnosa masalah di atas maka
pria tersebut mengkonsumsi obat langkah-langkah intervensi yang harus
terlarang dan pemabuk berat. Namun, disusun oleh konselor mengacu kepada
klien tetap melanjutkan pernikahan dua hal berikut:
sirihnya dengan lelaki pilihannya, a. Mengintrospeksi diri untuk
setelah pernikahan tersebut klien dan meningkatkan kesadaran diri
suaminya tinggal bersama ibunya yang klien.
tidak meberikan restu atas b. Melakukan pendekatan agama
pernikahannya. agar hubungan dengan orang tua

BKPI IAI Al-Khairat Pamekasan | 114


Jurnal Konseling Pendidikan Islam
http://ejournal.alkhairat.ac.id/index.php/JKPI
ISSN: 2655-9692
EISN:-
Vol. 01 No. 02, Juli 2020

lebih baik dan hidup lebih mabuk dan mengkonsumsi obat


damai. terlarang, justru klien tetap
Teknik scalling questions melangsungkan pernikahan tersebut
menghasilkan skor beserta alasannya, dengan pernikahan siri tanpa restu dari
bahwa MR memaparkan alasannya seorang ibu. Inilah yang menjadi fokus
memberikan skor dari setiap konselor untuk mengarahkan klien
perasaanya pada saat itu. MR memberi untuk introspeksi diri dengan logoterapi
skor yang seimbang antara harapan menggunakan komunikasi
dan kepasrahannya karena klien transendental. (komunikasi manusia
memiliki seorang anak yang baru dengan Tuhannya) akan mendekatkan
menginjak usia 2 tahun yang harus seorang hamba dengan Tuhannya
menjadi perhatian utamanya sehingga kemudian mengantarkan klien pada
klien tetap memiliki harapan namun kesadaran dirinya.
kepasrahannya tetap seimbang Ketika konselor melakukan
skornya. Sementara skor usahanya jauh konseling dengan komunikasi
lebih tinggi daripada diamnya karena tansendental pada beberapa kali proses
klien rajin mengikuti kegiatan di balai konseling klien mulai mengakui bahwa
daripada menghabiskan waktu untuk hal yang dilakukan memang tidak
memikirkan masalah dalam benar, tidak ada seorang ibu yang ingin
keluarganya. Lain halnya dengan skor melihat anaknya dalam kesulitan
tenang yang begitu rendah terutama ketika ingin masuk ke jenjang
dibandingkan dengan kecemasannya pernikahan. Klien merasa bahwa hal
karena merasa khawatir dengan buruk atau ujian hidup yang
pertumbuhan anaknya di balai. menimpanya saat ini diakibatkan
Motivasi dalam diri klien sangat karena ketidakpatuhannya terhadap
besar dibandingkan rasa malasnya orang tua, olehnya konselor
karena klien ingin mengubah hidupnya memberikan afirmasi positif bahwa ada
ke arah yang lebih baik. Terlebih lagi hikmah dibalik semua hal yang terjadi.
pada rasa percaya diri yang benar- Klien butuh waktu untuk benar-benar
benar tinggi karena merasa dia akan mempersiapkan diri bertemu dengan
berhasil dan sukses setelah keluar dari ibunya untuk mengakui kesalahannya
balai. Berbeda halnya dengan dan meminta maaf.
kemandiriannya masih rendah Melihat hasil dari beberapa proses
menurutnya karena klien masih konseling kemudian dibandingkan
bergantung kepada balai dan belum dengan rekam assesment, klien sudah
memiliki usaha/pekerjaan apapun. ada progress. Karena, pada saat rekam
Setelah menggunakan teknik asesment klien sempat mengatakan
scalling questions, selanjutnya adalah bahwa klien sakit hati terhadap ibunya
konseling logoterapi. Dalam proses seakan ibunyalah yang salah sehingga
konseling, klien menjelaskan bahwa ia munculnya konflik dalam keluarganya.
memiliki konflik dengan keluarga Namun, pada saat proses konseling,
terutama pada ibunya yang konselor mencoba agar klien kembali ke
dikarenakan oleh ego klien yang begitu masa lalu melihat semua hal yang
besar. Klien tidak mematuhi keinginan sudah terjadi dan klien mulai mengakui
ibunya agar klien tidak menikah bahwa yang sebenarnya salah dalam
dengan pria pilihannya yang suka hal ini adalah bukan ibunya kemudian

BKPI IAI Al-Khairat Pamekasan | 115


Jurnal Konseling Pendidikan Islam
http://ejournal.alkhairat.ac.id/index.php/JKPI
ISSN: 2655-9692
EISN:-
Vol. 01 No. 02, Juli 2020

klien ingin mempersiapkan diri kembali SIMPULAN


dan meminta maaf kepada ibunya.
Konseling yang dilakukan oleh
Pada akhir proses konseling
konselor di BRSBKL Yogyakarta
dengan logoterapi menggunakan
berfokus dalam membantu klien mencari
komunikasi transendental sangat
solusi yang tepat bagi masalah pokok
berperan dalam membangun
yang dihadapi, yaitu kurangnya
intropseksi diri klien. Beberapa hal
kemandirian (secara ekonomi dan sosial)
yang menjadi introspeksi diri atau
dan memiliki ego yang besar. Proses
penyadaran klien dan menunjukkan
intervensi dalam konseling dilakukan
adanya perubahan dalam diri klien
secara bertahap. Dimulai dari rekam
adalah mengakui segala kesalahan
assesmen, kemudian mengurai masalah-
yang pernah dilakukan kepada ibunya
masalah penyerta yang diakibatkan oleh
dan ingin meminta maaf, kesadaran
masalah pokok yang dihadapi klien.
tentang diri meningkat dan merasa
Berdasarkan hasil penelitian dan
lebih dekat dengan Tuhan, dan lebih
pembahasan yang telah dipaparkan,
semangat dalam menjalankan aktivitas
konseling logoterapi dengan
sehari-hari dan motivasi meningkat.
menggunakan komunikasi transendental
Hal ini seperti yang dikatakan oleh
sangat berperan dalam membangun
Kirschbaum menjelaskan bahwa nilai
introspeksi diri klien sehingga terdapat
religius memainkan peran dalam
perubahan terutama pada sikap
pengambilan keputusan untuk
penyadaran diri. Beberapa perubahan
memberikan dukungan hidup terhadap
tersebut adalah klien mengakui segala
klien dalam menemukan makna hidup.
kesalahan yang pernah dilakukan
Menurut Britton, bahwa kehidupan
kepada ibunya dan ingin meminta maaf,
manusia dengan dilandasi sebuah
kesadaran tentang diri meningkat dan
kepercayaan harus menempati posisi
merasa lebih dekat dengan Tuhan, dan
khusus dalam kehidupan secara
lebih semangat dalam menjalankan
keseluruhan, harus ada satu kekuatan
aktivitas sehari-hari dan motivasi
untuk mencapai kebenaran, harus ada
meningkat.
cara atau jalan bagi manusia untuk
mengetahui kebenaran dan kebaikan DAFTAR PUSTAKA
yang diinginkan Tuhan. Ada dua
jaminan penting dalam agama, yaitu : Ahmad, Maghfur. 2010. Strategi
pertama, hanya ada satu kebaikan dan Kelangsungan Hidup
satu keburukan absolut di atas dunia Gelandangan-Pengenmis
ini; dan kedua, hanya kebaikan (Gepeng), Jurnal Penelitian, Vol.
absolutlah yang memiliki kekuatan. 7, no. 2.
Tuhan mempunyai rencana untuk Creswell, John W. 2018. Penelitian
kehidupan kita dan bagaimanapun Kualitatif & Desain Riset, trans.
caranya kita harus mencoba Ahmad Lintang Lazuardi,
menemukan rencana tersebut dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
berusaha menjalaninya. (Melastuti dkk, Engel, Jacob Daan. 2012. “Konseling
2016). Traumatik Dengan Pendekatan
Logoterapi (Penanganan
TerhadapPost-Traumatic Stress
Disorder(PTSD) Korban

BKPI IAI Al-Khairat Pamekasan | 116


Jurnal Konseling Pendidikan Islam
http://ejournal.alkhairat.ac.id/index.php/JKPI
ISSN: 2655-9692
EISN:-
Vol. 01 No. 02, Juli 2020

Trafficking)”, Prosiding Jurnal Pendidikan Luar Sekolah,


International Seminar & Vol.6, no. 07: 693
Workshop Post Traumatic Suryani,Wahidah. 2015. Komunikasi
Counseling” Transendental Manusia-Tuhan,
Handayani, Bantara, dkk. 2017. Jurnal Farabi, Vol. 12, no. 1
Penurunan Tingkat Depresi Klien Sutiyah. 2017. Pemberdayaan
Gagal Ginjal Kronik yang Gelandangan dan Pengemis
Menjalani Hemodialisa dengan Berbasis Kecakapan Hidup di
Logoterapi Medical Ministry dan Balai RSBKL Yogyakarta”, Jurnal
Terapi Komitmen Penerimaan, Pendidikan Luar Sekolah, Vol. 4,
Jurnal Jumantik, Vol. 2, No. 2: 78. no. 5
Maryatun, Sri. 2014. Logoterapi
Meningkatkan Harga Diri
Narapidana Perempuan Pengguna
Narkotika, Jurnal Keperawatan
Indonesia, Vol. 17, No. 2: 48-56.
Murni,Ruaida. 2016. Peran Jejaring
Kerja dalam Pelaksanaan
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
terhadap Gelandangan dan
Pengemis di Panti Sosial Bina
Karya Pangudi Luhur Bekasi,
Jurnal Sosio Konsepsia, Vol. 5, no.
02: 46.
Putro, Rizky Dwitanto dan Joko Sutarto.
2015. Pembinaan Pengemis,
Gelandangan, Dan Orang
Terlantar Di Balai Rehabilitasi
Sosial “ Samekto Karti”
Pemalang”, Journal of Non Formal
Education and Community
Empowerment, NFECE 4 (2).
Profil Balai Rehabilitasi Sosial Bina
Karya Dan Laras, sumber pekerja
sosial.
Rochmawati, Dwi Heppy, dan Erna
Melastuti. 2016. Pengaruh
Logoterapi Terhadap Kemampuan
Memaknai Hidup Wanita Pekerja
Seks Komersial, Jurnal
Keperawatan, Vol. 9, no. 3
Sari, Arrizqi Titis Anugrah. 2017.
Pengelolaan Program Pendidikan
Kewirausahaan bagi Gelandangan
Pengemis di Balai Rehabilitasi
Sosial Bina Karya dan Laras,

BKPI IAI Al-Khairat Pamekasan | 117

You might also like