Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 33

Penatalaksanaan Penyakit Infeksi

Tropik dengan Ko-infeksi Covid-19


Assoc. Prof. Dr. dr. Kurnia Fitri Jamil, M.Kes, Sp. PD, KPTI, FINASIM

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


 Name : KURNIA FITRI JAMIL
 Place of Birth : Medan, 8 February 1965
Education :
 Medical Doctor Graduate (dokter) : FK-UI (1992)
 Internist Graduate (Sp.PD) : FK-UNPAD (2003)
 Health Magister Graduate (M.Kes) : FK-UNPAD (2004)
 Consultant of Tropical Med.Infectious Dis : Collegium Internal Medicine
Indonesia / KPTI : FK-USU (2008)
 Fellowship of Indonesian Society Internal Medicine / FINASIM (2009)
 Associate Professor (Guru Besar Madya) : Kemenristekdikti (2015)
 Ph.D Graduated (Doktor) : FK-UGM (2016)
Occupation:
- Staff of Internal Medicine, Medical Faculty of Universitas Syiah Kuala
- Coordinator of Ph.D (Doctoral) Program of Medical Faculty of Universitas Syiah Kuala
- Head of Infectious Disease and Tropical Medicine Division Medical Faculty of Universitas Syiah Kuala
- Head & Consultant of HIV/AIDS dr. Zainoel Abidin General Hospital, Banda Aceh
- Head of Tropical Medicine and Infectious Disease Indonesia (PETRI) Aceh
- Head of Infection Control Indonesia (PERDALIN) Aceh
- Head of Public Relations, Medical Faculty of Universitas Syiah Kuala

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


Hello!
I am Kurnia Fitri Jamil
I am here because I love to give presentations.
You can find me at @kurnia_jamil

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala


GLOBAL SITUATION COVID-19
Covid-19 di Indonesia
Data di Indonesia
34 Provinsi Komorbiditas pada
Kasus Meninggal
275.213 (Terkonfirmasi Covid-19)
Kasus Konfirmasi
(+3874 Kasus)
2.902 Rumah 800 Rumah
203.014 Sakit COVID-19 Sakit Rujukan
Kasus Sembuh COVID-19
(+3611 Kasus)

10.386
Kasus Meninggal
(+78 Kasus)
185 201.716
Update Terakhir: 27- Laboratorium Perangkat
09-2020 | Pengujian Oksigen
Sumber: Situs COVID-19 (Kebutuhan
Kemkes RI 4.694.280)
Patogenesis Covid-19

(A) Spike proteins (Protein S) pada permukaan virus mengikat reseptor


ACE-2 di permukaan sel target
(B) Transmembrane serine protease tipe 2 (TMPRSS2) menempel dan Rabi F, et al. SARS-CoV-2 and
kemudian memotong reseptor ACE-2. Pada proses ini Protein S teraktivasi Coronavirus Disease 2019:
What We Know So Far.
(C) Reseptor ACE-2 yang terpotong dan Potein S yang aktif memfasilitasi Pathogens 2020, 9, 231;
virus masuk ekspresi TMPRSS2 meningkatkan pengambilan sel oleh doi:10.3390/pathogens9030231

Coronavirus
Sel Target pada infeksi SARS-CoV-2

https://www.the-scientist.com/news-opinion/receptors-for-sars-cov-2-present-in-wide-variety-of-human-cells-67496
Patogenesis Badai Sitokin

Shi, Y., Wang, Y., Shao, C. et al. COVID-19 infection: the perspectives on immune responses. Cell Death Differ (2020).
https://doi.org/10.1038/s41418-020-0530-3
Tatalaksana Covid-19 pada HIV
▸ Key Facts
People living with HIV and on effective antiretroviral treatment
(ART) are not at greater risk of getting coronavirus.
Our understanding of the risk of developing severe COVID-19 in
people living with HIV is evolving. Current evidence
suggests that HIV is less of a risk factor for severe COVID-
19 than other health conditions
People living with HIV not on treatment or virally suppressed
may be at a greater risk. Speak to a healthcare professional
for more information on how to stay healthy.
As with the general population, older people living with HIV and
those with other underlying health conditions should take
extra precautions to prevent illness.
Penatalaksanaan pasien Covid-19 dengan HIV
Tabel 1: Karakteristik dari kelima pasien, usia dibawah 50 tahun, dengan 2 orang terdapat penyakit komorbid
hipotiroid dan asma.
4 pasien sudah mendapat terapi ARV karena HIV baru terdiagnosis
Profil diagnosis dan hasil pemeriksaan fisio serta pemeriksaan penunjang.. Orang pasien dengan diagnosa pneumoniae dan 2 orang
dengan diagnosa ISPA.
Gejala dominan yang pada pasien adalah demam, dan batuk
Pada pasien diberikan terapi ARV, disertai pemberian hydrochoroquin dan antibiotik tambahan. Dievaluasi dan 3 pasien
dinyatakan sembuh.
Tatalaksana malaria ko-infeksi Covid-19

Pentingnya mengidentifikasi infeksi sekunder yang bersamaan dengan


SARS-CoV-2, dapat terjadi pada pandemi Covid-19. Ini penting untuk
mengingatkan bahwa tidak ada patogen lain yang dapat dikonfirmasi
jika hasil tes patogen lain negatif.
Tatalaksana malaria ko-infeksi Covid-19

Terapi awal dengan artemeter-


lumefantrine yang dimulai setelah
resusitasi cairan., karena pasien
mengeluhkan muntah, artemeter-
lumafentrine dihentikan dan diberikan
artesunat intravena dengan dosisi 2,4
mg/kg pada 0,12,24 dan 48 jam. Setelah
pasien dapat mentolerir terapi oral,
pengobatan dilanjutkan dengan
artemeter-lumefantrine. Setelah terapi
selama 5 hari, dilakukan pemeriksaan
apusan darah, terapi di ulang, parasit
malaria negatif.
Pasien malaria falciparum dan terkonfirmasi Covid-19 dari RT-
PCR. Pasien diberikan terapi DHP secara oral, dan didapatkan
hasil yang baik secara signifikan.
Untuk tatalaksana Covid-19 tetap diberikan sesuai dengan
protokol Covid-19.
Louise L. Co-infections in people with Covid-19: a systematic review and meta-analysis
Grafik . Bakteri penyebab pneumonia bakterialis co infeksi Covid-19.

Louise L. Co-infections in people with COVID-19: a systematic review and meta-analysis


Tabel . Bakteri penyebab pneumonia bakterialis co infeksi Covid-19
Organism Source (n) Number isolated
(total=34)
Respiratory Blood Unspecified
(n, % of total)

Mycoplasma species 11 11 (32.4)


Haemophilusinfluenzae 4 1 5 (14.7)
Pseudomonas aeruginosa 1 1 3 5 (14.7)

Klebsiella species 3 1 4 (11.7)


Enterobacter species 2 2 4 (11.7)
Serratia species 1 1 2 (5.8)
Staphylococcus aureus 1 1 (5.8)
Acinetobacterbaumannii 1 1 (2.9)
Enterococcus faecium 1 1 (2.9)

Louise L. Co-infections in people with COVID-19: a systematic review and meta-analysis


Tabel. Penggunaan antibiotik pada pneumonia bakterialis
co-infeksi Covid-19
Antibiotic Class Patients receiving antibiotics with antibiotic class
reported (total=153)

(n, % of total)

Fluoroquinolones 83 (54.2)

2nd or 3rd Generation Cephalosporins 30 (19.6)

Beta-Lactams 15 (9.8)

Linezolid 9 (5.9)

Macrolides 10 (6.5)

Beta-Lactam/Beta-Lactamase Inhibitors 4 (2.6)

Carbapenems 2 (1.3)

Louise L. Co-infections in people with COVID-19: a systematic review and meta-analysis


Terapi anti non-
SARS-CoV-2 yang
direkomendasikan
pada ko-infeksi
bakteri, virus maupun
jamur

Chin Cehng. Co-infections among patients with


COVID-
19: The need for combination therapy with
non-anti-SARS-CoV-2 agents?
Gejala : demam, ruam merah di kulit,
atromyalgia
Pasien terkonfirmasi SARS-Cov 2 dengan
pemeriksaan RT-PCR.
Pemeriksaan dengue rapid test dan NS 1
positif.
Tatalaksana biological balance dilakukan
untuk memperbaiki keadaan umum dan
penatalaksanaa sesuai protokol Covid-19
dan DHF
Gambar. Kesamaan patofisiologis antara DBD dan Covid-19
Harapan Harapan, at all in Covid-19 and dengue : Double punches for dengue-endemic countries in Asia. Rev Med
Viral.2020; e2161 Aviable from : https://doi.org/10.1002/rmv.2161
Kesamaan patofisiologis antara DBD dan Covid-19 adalah
kebocoran plasma, trombositopenia, dan koagulopati.

DENV dan SARS-CoV-2 menginduksi aktivasi sel kekebalan


yang mengarah pada pelepasan pro-inflamasi, sitokin seperti
TNF dan IL-6.
Tatalaksana Terkini
Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVID-19
1. Tanpa Gejala

▸ Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari


▸ Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (diberikan leaflet untuk dibawa ke
rumah)
▸ Vitamin C 3 x 1 tab (untuk 14 hari)*
▸ Pasien mengukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari
▸ Pasien dipantau melalui telepon oleh petugas FKTP
▸ Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis
Protokol Tatalaksana COVID-19 (PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI) April 2020
Tatalaksana:
Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVID-19
2. Gejala Ringan
▸ Isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
▸ Diberi edukasi apa yang harus dilakukan (leaflet untuk dibawa ke rumah)
▸ Vitamin C, 3 x 1 tablet (untuk 14 hari)*
▸ Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin,1x 400 mg (untuk 5 hari)
ATAU
▸ Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5 hari) dengan alternatif Levofloxacin 1x 750 mg (untuk 5 hari)
▸ Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)
▸ Bila diperlukan dapat diberikan Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan), 2 x
600 mg (untuk 5 hari)
▸ Kontrol di FKTP setelah 14 hari untuk pemantauan klinis

Protokol Tatalaksana COVID-19 (PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI) April 2020
Tatalaksana:
Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVID-19
3. Gejala Sedang

▸ Rujuk dan isolasi ke Rumah Sakit/Rumah Sakit Darurat, seperti Wisma Atlet selama 14 hari
▸ Vitamin C diberikan 200-400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0.9 % habis dalam 1 jam secara Intravena
(IV) selama perawatan
▸ Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg (untuk 5 hari) ATAU Hidroksiklorokuin dosis 1x 400 mg (untuk 5
hari)
▸ Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5-7 hari) dengan alternatif Levofloxacin 750 mg/24 jam per IV atau
oral (untuk 5-7 hari)
▸ Antivirus: Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading dose 2 x 1600 mg hari ke-1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
▸ Simtomatis (Parasetamol dan lain-lain)

Protokol Tatalaksana COVID-19 (PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI) April 2020
Tatalaksana:
Pasien Terkonfirmasi (Positif) COVID-19
4. Gejala Berat
▹ Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Rujukan
▹ Diberikan obat-obatan rejimen COVID-19 :
▹ Klorokuin fosfat, 2 x 500 mg perhari (hari ke 1-3) dilanjutkan 2 x 250 mg (hari ke 4 -10)
ATAU Hidroksiklorokuin dosis 1x 400 mg (untuk 5 hari)
▹ Azitromisin, 1 x 500 mg (untuk 5 hari)
▹ Antivirus : Oseltamivir, 2 x 75 mg ATAU Favipiravir (Avigan) loading dose 2 x 1600 mg
hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
▹ Vitamin C diberikan secara Intravena (IV) selama perawatan
▹ Diberikan obat suportif lainnya dan pengobatan komorbid yang ada
▹ Monitor yang ketat agar tidak jatuh ke gagal napas yang memerlukan ventilator mekanik

Protokol Tatalaksana COVID-19 (PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI) April 2020
Terima Kasih

Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

You might also like