Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Volume

Jurnal 4, Nomor 2,Manarang


Kesehatan Desember 2018 Analisis Sebaran Tenaga Kesehatan Puskesmas ...
Volume 4, Nomor 2, Desember 2018, pp. 114 – 121
ISSN 2528-5602 (Online), ISSN 2443-3861 (Print)
Journal homepage: http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m

ANALISIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS DI INDONESIA


BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSKESMAS

Yuni Sari Romadhona, Kemal N. Siregar


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history The persistent problem faced by Indonesia is in adequate in number and
maldistribution of health workers in Primary Health Centre (PHC) has
Submitted : 2018-09-28 resulted in disrupted health services to the community. The aims of this
Revised : 2018-12-09 study is describe health workers in ratio PHC per 100,000 population
Accepted : 2018-12-28 and health workers distributionbyregions. This research is descriptive
analytic. The data used are secondary data from the health workers in
Keywords: government health care facilities in the district/city and province in
Indonesia collected by Sub Centre data and information of health
Health Workers ministry in June 2018 and analyzed using the chi-square. The fact that
Public Health Centre inadequate numbers and maldistributionare remaining problems of
Maldistribution health workers in PHC. The ratio of physiciansis 10,17, midwifes 84,73,
Inequality nurses 83, Public health services 11,09 and nutritionists 8,30 per
100,000 populations while Government standards are higher.
Maldistributions of health workers in PHC occurred in central and east
regions of Indonesia. The highest number of health workers at PHC in
Indonesian is midwives and nurses, while the smallest workforce is
dentists. As in adequate numbers and maldistribution are the remaining
problems of health workers in PHC, the recruitment of health workers
should fulfil the community needs, geographic and avalaibility of health
services. Providing the government scholarship to the locals in health
schools with commitment to work for local government after graduation
is one of the solution for this problem. E-health service is another
solution, health service consultation can be carried out effectively and
efficiently with remote health experts by taking the advantage of the
internet.
 Corresponding Author:

Yuni Sari Romadhona


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Telp. 08128344802
Email: yunisari.rd@gmail.com

PENDAHULUAN dan penyelenggara pelayanan kesehatan di


Puskesmas sebagai Gatekeeper sistem tingkat dasar kepada masyarakat. Dalam
pelayanan kesehatan dimana fasilitas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal
tingkat pertama yang berperan sebagai pemberi kepada masyarakat, puskesmas perlu didukung
pelayanan kesehatan dasar berfungsi optimal oleh tenaga kesehatan yang mencukupi baik
sesuai standar kompetensinya dan memberikan dari segi jumlah maupun kualitas.
pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan Tenaga kesehatan menurut Undang-
medik. Bentuk pelayanan yang dilakukan Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
kepada masyarakat berupa palayanan promotif, adalah seseorang yang memiliki ilmu
preventif, kuratif dan rehabilitatif selain itu pengetahuan, keterampilan dan izin untuk
Puskesmas juga memiliki peran yang sangat melakukan tindakan atau upaya kesehatan serta
penting dalam membentuk sistim kesehatan bersedia mengabdikan diri kepada masyarakat
nasional di Indonesia (BPJS, 2016) (Wulandari pada bidang kesehatan (Indonesia, 2009)
& Achadi, 2016). (Indonesia, 2014b). Sedangkan berdasarkan
Tenaga Kesehatan di Puskemas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
merupakan ujung tombak dalam menyediakan 2014 menyebutkan bahwa tenaga kesehatan

114 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Analisis Sebaran Tenaga Kesehatan Puskesmas ...

yang bekerja berdasarkan standar ketenagaan di Masalah klasik yang dihadapi Indonesia
Puskesmas minimal memiliki 9 jenis tenaga dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan
kesehatan (Kemenkes Republik Indonesia, adil dan merata bagi masyarakat adalah
2014). ketersediaan tenaga kesehatan pada tingkat
Ratio dokter umum Tahun 2017 sebesar pelayanan dasar yang tidak merata jumlah dan
45 per 100,000 penduduk, ratio perawat sebesar pesebarannya di Puskesmas. Penelitian yang
170 per 100,000 penduduk dan ratio bidan dilakukan di Puskesmas Pembantu Linggang
adalah sebesar 162 per 100.000 penduduk di Amer Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten
Indonesia (Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kutai Barat menyebutkan bahwa faktor yang
2017). Sedangkan Kondisi tenaga kesehatan di menghambat pelayanan kesehatan pada
Puskesmas Tahun 2017 menurut Badan masyarakat adalah tidak adanya tenaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber kesehatan Dokter dan kurangnya sarana dan
Daya Manusia Kesehatan, berdasarkan standar prasarana dalam menunjang pelayanan
minimal ketenagakerjaan mengalami kesehatan (Nurhayati, 2016).
kekurangan tenaga kesehatan sebesar 49,632 Tujuan penelitian ini adalah untuk
orang, dan mengalami distribusi tenaga melihat gambaran tenaga kesehatan di
kesehatan yang tidak merata (maldistribution) Puskesmas Indonesia berdasarkan ratio jumlah
sebesar 155,833 orang tenaga kesehatan di penduduk dan penyebarannya berdasarkan
Puskesmas Indonesia(Kepala Badan PPSDM pembagian wilayah Indonesia bagian barat,
Kesehatan, 2017). Rencana strategis tenaga tengah dan timur.
kesehatan 2011 – 2025 menyebutkan bahwa
bila dilihat dari rasio jumlah dan distribusi METODE PENELITIAN
tenaga kesehatan di Indonesia, maka saat ini Jenis Penelitian
negara kita belum mencapai target yang telah Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
ditetapkan (Kemenkes Republik Indonesia, analitik dengan desain non eksperimental (cross
2011). sectional), dengan tujuan untuk melihat
Masih ada Puskesmas yang tenaga frekuensi dan distribusi tenaga kesehatan di
kesehatannya berdasarkan jenisnya belum Puskesmas berdasarkan rasio jumlah penduduk
memenuhi standar, sehingga dibutuhkan dan pembagian wilayah Indonesia.
perencanaan dan pengadaan tenaga kesehatan
yang adekuat dari setiap satuan unit kerja. Pengumpulan Data
Beberapa puskesmas tidak memiliki tenaga Data yang diolah dalam penelitian ini adalah
kesehatan misalnya Dokter gigi, atau petugas data sekunder tenaga kesehatan dari fasilitas
ahli teknologi laboratorium medik, tetapi pelayanan kesehatan milik pemerintah di
berlebih tenaga kesehatan seperti Dokter wilayah kabupaten/Kota dan Provinsi di
umum, perawat dan bidan(Mujiyati, 2016). Indonesia, yang bersumber dari Sub Bagian
Provinsi di Indonesia yang masih mengalami Data dan Informasi Badan Pengembangan dan
kekurangan dokter umum, perawat dan bidan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
adalah Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Kesehatan, pada bulan Juni 2018.
Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku,
Kalimantan Timur (Budijanto, 2015). Analisa Data
Metode yang digunakan dalam Data dianalisis dengan menggunakan program
menyusun kebutuhan tenaga kesehatan adalah SPPS versi 24. Analisis bivariat dalam
menggunakan rasio terhadap nilai tertentu penelitian ini menggunkana chi square untuk
(methode ratio) (Kurniati, 2017). Dalam melihat frekuensi dan nilai tengah (mean)
memberikan pelayanan kesehatan kepada jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas terhadap
masyarakat secara merata pemerintah mengatur jumlah peduduk dan pembagian wilayah di
masalah penempatan tenaga kesehatan Indonesia.
berdasarkan kebutuhan masyarakat, jenis sarana
dan prasarana yang tersedia dan beban kerja HASIL PENELITIAN
tenaga kesehatan yang telah tersedia di suatu Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan
daerah (Kemenkes Republik Indonesia, 2014) Kesehatan Indonesia
(Indonesia, 2009) (Kemenkes Republik Indonesia dengan jumlah Penduduk
Indonesia, 2010). sebesar 261.900.000 dan luas wilayah

115 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Analisis Sebaran Tenaga Kesehatan Puskesmas ...

1.916.862,20 km² terdiri dari daratan dan kesehatan sebanyak 17.919 unit (BPS, 2018)
lautan, dengan total fasilitas pelayanan (Kemenkes Republik Indonesia, 2016).

Grafik 1. Distribusi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Indonesia Tahun


2013 – 2017

Berdasarkan grafik di atas, sejak Tahun Total tenaga kesehatan di Puskesmas


2013 sampai dengan Tahun 2017 terjadi Indonesia terdiri dari; Dokter Umum 18.548
kenaikanjumlah tenaga kesehatan yang (5,13%) dengan rerata ratio sebesar 10,17 per
didayagunakan di fasilitas pelayanan Indonesia, penduduk. Dokter Gigi 7.320 (2,02%) dengan
namun hal tesebut belum diimbangi dengan rerata ratio sebesar 3,58 per 100.000 penduduk.
persebaran tenaga kesehatan secara merata, Dokter Gigi 7.320 (2,02%) rerata ratio sebesar
sehingga masalah kekurangan jumlah dan 3,58 per 100.000 penduduk. Perawat 7.320
sebaran tenaga kesehatan masih menjadi (2,02%) dengan rerata ratio sebesar 3,58 per
masalah sampai saat ini. Berdasarkan data di 100.000 penduduk. Bidan sebanyak 153.707
atas jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah (42,58%), nilai rerata ratio sebesar 84,73 per
terbesar adalah Perawat sebanyak 345.291 100.000 penduduk. Petugas kesehatan
orang, dan Bidan 198.110 orang, sedangkan Masyarakat 14,53 (4,02%), nilai rerata ratio
tanaga kesehatan dengan jumlah terkecil adalah sebesar 11,09 per 100.000 penduduk. Petugas
Dokter Gigi yaitu sebanyak 14.707 orang. kesehatan Lingkungan 10.619 (2,94%), dengan
rerata ratio sebesar 7,21 per 100.000 penduduk.
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Indonesia Petugas kesehatan Farmasi 12.663 (3,50%),
Peraturan Meneteri Kesehatan Nomor dengan nilai rerata ratio sebesar 7,99 per
75 tahun 2014 menyebutkan standar tenaga 100.000 penduduk. Petugas kesehatan Gizi
kesehatan di Puskesmas Indonesia terdiri dari sebanyak 11,116 (3,09%), nilai rerata ratio
sembilan yang terdiri dari dokter umum, dokter sebesar 8,30 per 100.000 penduduk. Petugas
gigi, perawat, bidan, petugas kesehatan ATLM 8.516 (2,35%), dengan nilai rerata ratio
masyarakat, petugas kesehatan lingkungan, sebesar 5,17 per 100,000 penduduk.
petugas farmasi, petugas gizi, dan petugas, ahli Tenaga kesehatan di Puskesmas
teknologi laboratorium medik (ATLM). Jumlah Wilayah Indonesia Bagian Barat terbanyak
Puskesmas sebanyak 10.272 unit yang tersebar adalah bidan yaitu 114.123 ((74,24%) dengan
diseluruh wilayah Indonesia (Kemenkes rerata ratio sebesar 16,45 per 100.000
Republik Indonesia, 2018). penduduk, sedangkan tenaga kesehatan
tersedikit adalah Dokter Gigi yaitu 5.425

116 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Analisis Sebaran Tenaga Kesehatan Puskesmas ...

(74,11%) dengan rerata ratio sebesar 0,80 per bidan yaitu 34.126 (22,20%) dengan rerata ratio
100,000 penduduk. sebesar 13,78 per 100.000 penduduk,
Tenaga Kesehatan yang didayagunakan sedangkan tenaga kesehatan tersedikit adalah
di Puskesmas Wilayah Indonesia Bagian Dokter Gigi yaitu 1.753 (23,94%) dengan rerata
Tengah dan memiliki angka terbanyak adalah ratio sebesar 0,73 per 100.000 penduduk.

Tabel 1. Distribusi Jumlah, Persentase dan Rerata Ratio Per 100,000 Penduduk
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Indonesia Berdasarkan Jenis dan
Pembagian Wilayah di Indonesia, Per Juni 2018

Indonesia
Barat Tengah Timur Total
Jenis Tenaga (%)
Jumlah Jumlah Jumlah
Kesehatan
(%) (%) (%)

13,699 4,135 714 18,548


Dokter Umum (72,85) (22,29) (3,84) (5,13%)
2,21 1,77 0,74 10,17
5,425 1,753 142 7.320
Dokter Gigi (74,11) (23,94) (1,93) (2,02%)
0,80 0,73 0,16 3,58
80,886 33,491 9,513 123,890
Perawat (65,28) (27,03) (7,67) (34,32%)
12,57 13,71 10.17 83,00
114,123 34,126 5,458 153,707
Bidan (74,24) (22,20) (7,67) (42,58%)
16,45 13,78 6,28 84,73
8,700 4,793 1,041 14,534
Kesehatan
(59,85) (32,97) (7,16) (4,02%)
Masyarakat
1,41 1,88 1,22 11,09
6,234 3,727 658 10,619
Kesehatan
(58,70) (35,09) (6,19) (2,94%)
Lingkungan
0,97 1,48 0,71 7,21
8,391 3,658 614 12,663
Farmasi (66,26) (28,88) (4,84) (3,50%)
1,30 1,50 0,69 7,99
6,263 3,977 926 11,116
Gizi (56,08) (35,61) (8,29) (3,09%)
0,99 1,59 1,07 8,30
5,743 2,273 500 8,516
ATLM (67,43) (26,69) (5,87) (2,35%)
0,92 0,87 0,50 5,17

Jumlah tenaga kesehatan terbanyak di kesehatan di Puskemas Indonesia masih


Puskesmas Indonesia bagian Timur adalah mengalami ketidakmerataan (inequality) dalam
Perawat yaitu 9.513 (7,67 %) dengan rerata jumlah dan penyebarannya, nampak bahwa
ratio sebesar 10.17 per 100.000 penduduk, distribusi tenaga kesehatan yang bekerja di
sedangkan tenaga kesehatan tersedikit adalah Puskesmas wilayah Indonesia barat, tengah dan
Dokter Gigi 142 (1,93 %) dengan rerata ratio timur belum merata. Faktor jumlah penduduk
sebesar 0,16 per 100.000 penduduk. yang tidak merata penyebarannya dan kondisi
Hasil analisis data diatas geografis turut berpengaruh dalam
menggambarkan bahwa kondisi tenaga ketidakmerataan tenaga kesehatan. Daerah

117 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Analisis Sebaran Tenaga Kesehatan Puskesmas ...

perkotaan cenderung banyak penduduk dan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014


tanaga kesehatan sedangkan daerah pedesaan tentang tenaga kesehatan menyebutkan bahwa
sebaliknya. pemerintah bertanggung jawab dalam
perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan
PEMBAHASAN dengan melakukan pemerataan, pemanfaatan
Sumber daya manusia kesehatan dan pengembangan tenaga kesehatan
merupakan hal yang penting, karenanya (Indonesia, 2014b). Sedangkan jumlah dan jenis
dibutuhkan sumber daya manusia yang tenaga kesehatan yang didayagunakan di
profesional dan berkualitas dalam pelaksanaan Puskesmas dihitung berdasar pada beban kerja
suatu sistem kesehatan, sehingga tujuan dengan memperhatikan jumlah penduduk dan
pembangunan kesehatan dapat tercapai. Sistem persebarannya, luas wilayah daerah dan
kesehatan nasional dilaksanakan secara ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
berjenjang oleh Pemerintah Pusat dan (Kemenkes Republik Indonesia, 2014).
Pemerintah Daerah disesuaikan dengan Menurut Anna Kurniati, dalam menyusun
kewenangan Daerah dan kewenangan bidang kebutuhan tenaga kesehatan ada beberapa
kesehatan (Indonesia, 2012), namun kenyataan metode yaitu keperluan kesehatan (health need
masalah sumber daya manusia sampai saat ini method), kebutuhan kesehatan (Health services
masih kurang diperhatikan, dibutuhkan demand method), nilai (ratio method), dan
perubahan pola pikir bahwa sumber daya sasaran upaya kesehatan yang ditetapkan
manusia adalah suatu hal yang penting dalam (Health Service Targets Method). Sedangkan
pembangunan kesehatan dan pengelolaan pada penelitian dijelaskan bahwa dibutuhkan
sistem kesehatan nasional. perencanaan dengan memperhatikan kebutuhan
dan beban kerja dalam menghitung kebutuhan
Kekurangan Jumlah Tenaga Kesehatan di
tenaga kesehaatan di Puskesmas (L Paruntu et
Puskesmas Indonesia
al., 2015).
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
Permasalahan kekurangan dan
Indonesia saat ini belum dapat mencukupi
penyebaran tenaga kesehatan preventif dan
target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah,
kuratif di Puskesamas yang terjadi saat ini juga
dan belum dapat memenuhi kebutuhan
disebabkan karena keterbatasan anggaran
masyarakat, bahkan beberapa jenis tenaga
pemerintah untuk melakukan pengadaan tenaga
kesehatan tidak tersedia di beberapa Puskesmas
kesehatan melalui pengangkatan pegawai
di Indonesia.
negeri sipil atau pengangkatan pegawai
Mengacu pada Permenkes Nomor 75
kontrak/honor, namun dengan adanya Peraturan
Tahun 2014, dilihat dari jumlah minimal tenaga
Presiden Nomor 32 Tahun 2014 meyebutkan
kesehatan di Puskesmas rawat inap maka
bahwa dana kapitasi dapat digunakan sebagai
dibutuhkan Dokter umum sebanyak dua orang,
pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan biaya
tujuh orang Bidan, delapam Perawat, dua
operasional pelayanan kesehatan,
Tenaga Kesehatan Masyarakat dan dua Tenaga
memungkinkan pimpinan unit kerja untuk
Kesehatan Gizi, sedangkan untuk Puskesmas
memanfaaatkan dana tersebut untuk pengadaan
Rawat Jalan jumlah minimal tenaga
tenaga kesehatan kontrak di fasilitas pelayanan
kesehatannya adalah satu Dokter umum, empat
kesehatan yang dipimpinnya (Indonesia,
Bidan, lima Perawat, satu Tenaga Kesehatan
2014a).
Masyarakat dan satu Tenaga Kesehatan Gizi
Pada beberapa penelitian juga
(Kemenkes Republik Indonesia, 2014).
menyebutkan bahwa penerimaan dana kapitasi
Sedangkan berdasarkan rancangan
puskesmas merupakan pendapatan daerah dan
pengembangan tenaga kesehatan strategis
dapat digunakan oleh puskesmas untuk
Tahun 2011 – 2025 disebutkan bahwa standar
membayar jasa pelayanan kesehatan di
tenaga kesehatan di Indonesia dibutuhkan;
puskesmas dan dukungan operasional
tenaga dokter spesialis sebanyak 24 orang, 96
pelayanan kesehatan (Fitrianeti, Waris, &
dokter umum, 11 dokter gigi, 158 perawat, 75
Yulianti, 2017), (Anna, 2017). Dengan adanya
bidan, 20 petugas sanitarian, dan 48 petugas
kebijakan tersebut Kepala Satker dapat
gizi per 100,000 orang penduduk pada Tahun
menggunakan dana kapitasi yang dihasilkan
2019 (Kemenkes Republik Indonesia, 2011).
untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga

118 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Analisis Sebaran Tenaga Kesehatan Puskesmas ...

kesehatan di Puskesmas dengan memperhatikan peningkatan jumlah tenaga kesehatan di daerah


aturan yang ada. rural menyebutkan bahwa sistem perencanaan
dan pengadaan tenaga kesehatan yang adequat
Ketidakmerataan Sebaran Tenaga
dan transparan dapat membantu mengatasi
Kesehatan Khususnya di Wilayah Indonesia
masalah kekurang tenaga kesahatan di daerah
Bagian Tengah dan Timur
rural (National Rural Health Alliance, 2008).
Persebaran tenaga kesehatan di
Selain itu penelitian yang dilakukan Fendi dan
Puskesmas Indonesia selama ini lebih
Kurniati juga menyebutkan bahwa pemberian
terkonsentrasi pada wilayah Indonesia bagian
insentif baik finansial maupun non finansial
barat, karena wilayah barat Indonesia lebih
pada tenaga kesehatan di daerah tertinggal
dekat dengan Ibu kota negara, selain itu jumlah
berpengaruh terhadap faktor keinginan tenaga
penduduk dan ketersediaan fasilitas, serta akses
kesehatan untuk bekerja dan ditempatkan di
pelayanan kesehatan juga lebih mudah didapat.
wilayah yang dibutuhkan (Fendi & Kurniati,
Wilayah Indonesia bagian timur masih banyak
kekurangan Dokter Umum (Budijanto, 2015). 2013).
Dilihat dari ketersediaan dan penyebaran tanaga Pemerintah Pusat atau Daerah perlu
kesehatan berdasarkan kondisi geografis serta memberikan perhatian khusus dalam sistim
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan di perencanaan dan pengadaan tenaga kesehatan di
wilayah Indonesia masih terkonsentrasi di pulau wilayah bagian Tengah dan Timur Indonesia.
Jawa dan Bali (Idris, 2016). Selaian perencanaan yang ada adekuat dan
Pemerintah melalui program kerja transparansi proses rekrutmen. Adanya insentif,
bidang kesehatan telah menetapakan prioritas penyediaan fasilitas tempat tinggal, kendaraan,
untuk mengatasi masalah kesehatan di jaminan kesehatan dan keamanan juga
Indonesia antara lain; peningkatan status merupakan faktor penting yang harus
kesehatan dan gizi ibu anak, meningkatakan diperhatikan oleh Pemerintah, sehingga tanaga
pengendalian penyakit, meningkatkan mutu dan kesehatan yang ditempatkan mau melaksanakan
layanan kesehatan terutama di daerah tugas dan dapat bertahan di lokasi penempatan.
tertinggal, perbatasan, dan kepulauan terluar Adanya komitmen yang kuat dan tegas
(DPTK) yang banyak terdapat di Indonesia dari Pemerintah Daerah dalam melakukan
bagian tengah dan timur, meningkatkan redistribusi tenaga kesehatan di daerahnya,
cakupan layanan kesehatan melalui sistim dengan memindahkan tenaga kesehatan yang
jaminan sosial nasional, terpenuhinya berlebihan ke daerah yang kekurangan, seperti
kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin tertera dalam Keputusan Bersama Menteri
dan peningkatan responsivitas sistim kesehatan Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Menteri
nasional (Kemenkes Republik Indonesia, 2015). Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Kurangnya tenaga kesehatan baik jumlah, jenis Reformasi Birokrasi Tahun 2014 (Menteri,
dan sebarannya menimbulkan dampak terhadap 2014).
rendahnya akses masyarakat terhadap Sistim penugasan khusus seperti
pelayanan kesehatan berkualitas. Program Nusantara Sehat (NS) berbasis tim dan
WHO menyebutkan bahwa salah satu perorangan, Internship Dokter Indonesia dan
kunci keberhasilan dalam perencanaan, Dokter Layanan Primer (DLP) yang diterapkan
pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan di oleh Pemerintah Pusat bagi tenaga kesehatan
negara angota Action For Global Health adalah juga diharapakan menjadi solusi untuk
perencanaan yang efektif, sistem pendidikan mengatasi masalah kekurangan dan penyebaran
dan pelatihan, serta strategi retensi tenaga tenaga kesehatan yang tidak merata terutama
kesehatan. Sedangkan menurut Lehmann and daerah DTPK di wilayah Indonesia bagian
Dussault, et al. retensi atau keputusan pegawai Tengah dan Timur Indonesia (Kemenkes
untuk menerima lokasi penugasan dipengaruhi Republik Indonesia, 2015).
beberapa faktor pendukung. Sarana dan Lemahnya kontrol dan monitoring
prasarana pelayanan kesehatan, adanya pemerintah terhadap suatu program kesehatan
dukungan finasial dan non finansial, faktor di Indonesia juga berdampak pada keberhasilan
keamanan, kolegalitas dan kemudahan akses ke suatu kebijakan, sehingga dibutuhkan
fasilitas sosial (Dieleman & Harnmeije, 2006). monitoring dan evaluasi secara berjenjang yang
Penelitian yang dilakukan di Australia tentang dilakukan oleh Pemerintah agar pelaksanaan
kebijakan dapat mencapai tujuan dan dapat

119 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Analisis Sebaran Tenaga Kesehatan Puskesmas ...

mengatasi masalah kesehatan. Pelaksanaan pelayanan kesehatan berbasis e-health.


suatu kebijakan selalu di pengaruhi kondisi Konsultasi pelayanan kesehatan dapat
politik, ekonomi, sosial dan budaya di sutu dilakukan secara efektif dan efesien dengan
tempat, sehingga dibutuhkan juga peran para tenaga ahli kesehatan jarak jauh mengunakan
pemangku kebijakan dalam membuat, internet.
melaksanakan dan evaluasi suatu kebijakan atau
program kesehatan (Ayuningtyas, 2018). DAFTAR PUSTAKA
Anna, A. (2017). Analisis Pemanfaatan Dana
KESIMPULAN DAN SARAN Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional di
Kondisi tenaga kesehatan yang Puskesmas Bromo Kecamatan Medan
didayagunakan di Puskemas Indonesia saat ini Denai Kota Medan Tahun 2017.
masih mengalami ketidakmerataan (inequality) Ayuningtyas, D. (2018). Analisis Kebijakan
dalam jumlah dan sebarannya. Berdasarkan Kesehatan Prinsip dan Aplikasi. Depok:
ratio jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Rajawali Pers.
Indonesia belum memnuhi kebutuhan penduduk BPJS. (2016). Panduan Praktis Gate Keeper
Indonesia yang besar jumlahnya. Berdasarkan Concept (Faskes BPJS Kesehatan).
penyebaran tenaga kesehatan di Puskesmas Jakarta: BPJS.
Indonesia lebih terkonsentrasi di wilayah BPS. (2018). Statistik Indonesia, 2018.
Indonesia bagian barat di bandingkan wilayah Retrieved from https://www.bps.go.id/
tengah dan timur, hal ini disebabkan karena Budijanto, D. (2015). Puskesmas di Indonesia
jumlah penduduk yang lebih banyak dan (Analisis Implementasi Permenkes No .
fasilitas kesehatan di wilayah Indonesia bagian 75 tahun 2014) Adequacy of Strategic
barat lebih lengkap dibandingkan wilayah Health Centre In Indonesia, (75), 179–
bagian tengah dan timur Indonesia, sehingga 186.
hal tersebut dapat menghambat pembangunan Dieleman, M., & Harnmeije, J. W. (2006).
kesehatan yang bertujuan untuk memberikan Improving health worker performance: in
pelayanan berkualitas yang adil dan merata bagi search of promising practices. Journal of
seluruh rakyat Indonesia. Interventional Radiology (China).
Pemerintah baik Pusat maupun Daerah Netherland. https://doi.org/10.3969/
harus memperhatikan kebutuhan masyarakat j.issn.1008-794X.2018.04.019.
dan transparan dalam perencanaan dan Fendi, F., & Kurniati, A. (2013). Review
pengadaan tenaga kesehatan. Selain itu Sistematis Peningkatan Retensi Tenaga
Pemerintah juga perlu memperhatikan faktor Kesehatan di Daerah Tertinggal. Jurnal
retensi tenaga kesehatan terutama faktor Sistem Informasi MTI-UI, 6(1), 64–73.
kesejahteraan para tenaga kesehatan yang akan Fitrianeti, D., Waris, L., & Yulianti, A. (2017).
ditempatkan di wilayah DTPK berupa insentif, Penganggaran dan Penerimaan Dana
fasilitas tempat tinggal, jaminan kesehatan dan Kapitasi Program JKN di Daerah
keamanan sebagai bentuk penghargaan bagi Terpencil Kabupaten Kepulauan
tenaga kesehatan. Mentawai Implementation of Breaching
Adanya kebijakan dari Pemerintah And Acceptance Of Health Capitation
Daerah untuk memberikan beasiswa kepada Funds National Health Care Program In
para putra/putri daerah agar dapat sekolah dan Remote Areas Of Distric Mentawai
meningkatkan kompetensi dibidang kesehatan, Islands. Jurnal Penelitian Dan
sehingga dapat memperkuat sumber daya Pengembangan Pelayanan Kesehatan,
bidang kesehatan di daerah. Meningkatkan 1(2), 92–101.
pendayagunaan lulusan sekolah tinggi Idris, H. (2016). Ekuitas Terhadap Akses
kesehatan untuk menanggulangi masalah Pelayanan Kesehatan : Teori & Aplikasi
maldistribusi dan meningkatkan kompetensi Dalam Penelitian Equity of Acces to
dalam memberikan pelayanan kesehatan Health Care : Theory & Aplication in
dengan program ikatan dinas. Reserch, 7, 73–80.
Dengan adanya kemajuan teknologi dan Indonesia. Peraturan Presiden Republik
kemudahan akses internet, pelayanan kesehatan Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
untuk daerah dengan keterbatasan tenaga Tentang Sistim Kesehatan Nasional
kesehatan dapat dilakukan dengan sistim (2012).

120 Jurnal Kesehatan Manarang


Volume 4, Nomor 2, Desember 2018 Analisis Sebaran Tenaga Kesehatan Puskesmas ...

Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun Manusia Kesehatan di Indonesia.


2014, tentang Pengelolaan dan https://doi.org/10.13140/RG.2.1.1440.68
Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan 04
Kesehatan Nasional Pada Fasilitas L Paruntu, B. R., M Rattu, A. J., Tilaar, C. R.,
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Kesehatan Kabupaten Minahasa, D., Ilmu
Pemerintah Daerah (2014). Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Indonesia. Undang-undang Nomor 36 Tahun Ratulangi Manado, F., Pascasarjana
2014, Tentang Tenaga Kesehatan (2014). Universitas Sam Ratulangi Manado, P.,
Indonesia, D. Undang-Undang Nomor 36 & Kunci, K. (2015). Perencanaan
Tahun 2009, tentang Kesehatan (2009). Kebutuhan Sumber Daya Manusia di
Kemenkes Republik Indonesia. Keputusan Puskesmas Kabupaten Minahasa Human
Menteri Kesehatan RI Tentang Pedoman Resource Requirements Planning in
Penyusunan Perencanaan SDM (2010). Health Center Minahasa District. JIKMU,
Kemenkes Republik Indonesia. (2011). 5(No. 1, Januari 2015), 43–53.
Rencana Pengembangan Tenaga Menteri, K. B. (2014). Perencaan dan
Kesehatan Tahun 2011 – 2025. Pemerataan Tenaga Kesehatan di
Kemenkes Republik Indonesia. Permenkes Fasilitas Pelayanan Kesehatan Milik
Nomor 75/2014 tentang Puskesmas Pemerintah Daerah.
(2014). Mujiyati, Y. Y. (2016). Ketersediaan Sumber
Kemenkes Republik Indonesia. (2015). Daya Manusia Kesehatan pada Fasilitas
Rencana Strategis Kementerian Indoneisa Kesehatan Tingkat Pertama dalam Era
2015-2019. Retrieved from Jaminan Kesehatan Nasional di Delapan
http://www.depkes.go.id/article/ Kabupaten-Kota di Indonesia. Litbangkes
Kemenkes Republik Indonesia. Peraturan Badan, Ri Kemenkes, (75), 201–210.
Pemerintah Republik Indonesia Nomor National Rural Health Alliance. (2008).
47 Tahun 2016 Tentang Fasilitas Improving the rural and remote health
Pelayanan Kesehatan Dengan (2016). workforce. Deakin West.
Kemenkes Republik Indonesia. (2018). Data Nurhayati, M. (2016). Peran Tenaga Medis
tenaga kesehatan yang dalam Pelayanan Kesehatan Kabupaten
diberdayagunakan di Puskesamas Kutai Barat. EJournal Llmu Administrasi
Indoneisa. Retrieved from Negara, 4(1), 2127–2140.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/ Wulandari, F. K., & Achadi, A. (2016).
info/distribusi_sdmk_pkm Analisis Karakteristik dan Persepsi
Kepala Badan PPSDM Kesehatan. (2017). Pengguna Pelayanan Terhadap
Program Pemenuhan Tenaga Kesehatan. Pemanfaatan Puskesmas Sebagai
Paparan Rakerkesnas. Retrieved from Gatekeeper di Dua Puskesmas Kota
http://depkes.go.id/resources/download/b Bekasi Tahun 2016. Jurnal Ekonomi
ahan_rakerkesnas_2017/Badan PPSDM Kesehatan Indonesia, 2(1), 39–4.
Kesehatan.pdf https://doi.org/10.1002/stem.438.
Kurniati, A. (2017). Kajian Sumber Daya

121 Jurnal Kesehatan Manarang

You might also like