Professional Documents
Culture Documents
De Jure: in Strengthening The National Hardiness
De Jure: in Strengthening The National Hardiness
Danang Risdiarto
Analis Peraturan Perundang-Undangan pada Badan Pembinaan Hukum Nasional
Jl. Mayjen Sutoyo No.10, Cililitan, Jakarta Timur 13640
e-mail: risdiarto@bphn.go.id / risdiarto@yahoo.com
Tulisan Diterima: 31-01-2017; Direvisi: 24-05-2017; Disetujui Diterbitkan: 30-05-2017
ABSTRACT
Policy and strategy of national law development as a system is headed to a reality of law
system that supports a national interest. Law with its elements takes an important role in
order to make a strong national hardiness. Based on that, it is necessary to determine a right
policy and strategy in making of law development planning in order to make a strong national
hardiness. This research uses a normative juridical method by doing literature study/review
(secondary data) that is regulation, researches, scientific journals, and other references. The
result of this research can find out that policy and current law development strategy have not
optimized in creating a forceful national hardiness, yet. There are still various clefts of law,
mainly concerning legislation that rules about territorial and state sovereignty. Therefore, a
discussion some legislation related to regional sovereignty of borders urge to be completed.
Besides, there is overlapping of authority and regulation amongst institutions in law
enforcement concerning waters and air in Indonesia territorial should be found out a
comprehensive solution.
Keywords: policy, strategy, law, national hardiness
ABSTRAK
Kebijakan dan strategi pembangunan hukum nasional sebagai suatu sistem diarahkan pada
terwujudnya sistem hukum yang mendukung kepentingan nasional. Hukum dengan elemen-
elemennya memegang peranan penting dalam memperkuat ketahanan nasional. Atas dasar
itulah maka perlu ditentukan kebijakan serta strategi yang tepat dalam perencanaan
pembangunan hukum guna menciptakan ketahanan nasional yang kuat. Penelitian ini
dilakukan dengan metode yuridis normatif yang dilakukan melalui studi pustaka yang
menelaah data sekunder yaitu peraturan perundang-undangan, hasil penelitian, jurnal ilmah,
hasil pengkajian dan referensi. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kebijakan serta
strategi pembangunan hukum yang ada saat ini belum optimal dalam menciptakan ketahanan
nasional yang kuat. Masih terdapat berbagai celah hukum terutama mengenai peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai masalah kewilayahan dan kedaulatan negara.
Untuk itu pembahasan berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
kedaulatan batas wilayah perlu untuk segera diselesaikan. Selain itu tumpang-tindih
kewenangan dan aturan antar instansi dalam penegakan hukum di wilayah perairan dan udara
Indonesia harus pula dicarikan solusinya secara menyeluruh.
Kata Kunci: Kebijakan, Strategi, Hukum, Ketahanan Nasional
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17, Nomor 2, Juni 2017 : 177 - 193 177
p-ISSN 1410-5632
Jurnal Penelitian Hukum e-ISSN 2579-8561
PENDAHULUAN
Reformasi telah mengubah banyak semata-mata. Tahapan pembangunan
aspek kehidupan bernegara, berbangsa dan hukum diarahkan untuk terwujudnya
bermasyarakat di Indonesia. Perubahan sistem hukum nasional yang sesuai dengan
atau amandemen konstitusi Undang- kebutuhan bangsa Indonesia
Undang Dasar Negara Republik Indonesia (Kusumaatmadja, 1986:3)
Tahun 1945 (UUD 1945) sebanyak empat Kebijakan pembangunan hukum
kali adalah salah satu hasil monumental nasional sebagai suatu sistem diarahkan
dari perjalanan bangsa Indonesia. pada terwujudnya sistem hukum nasional
Perubahan UUD 1945 dibutuhkan untuk yang mengabdi pada kepentingan nasional.
mewujudkan ruang kehidupan yang lebih Salah satu upaya pembenahan sistem dan
demokratis dan adil. Kehendak masyarakat politik hukum adalah melalui penataan
untuk membatasi dan mengontrol kembali substansi hukum melalui
kekuasaan dari para penyelenggara negara peninjauan dan penataan kembali
mendapat tempat yang tepat dengan peraturan perundang-undangan dengan
perubahan UUD 1945 tersebut. memperhatikan asas umum dan hirarkhi
Perubahan konstitusi sebagai salah satu peraturan perundang-undangan. Selain itu
tuntutan reformasi, merupakan reaksi atas diprioritaskan pula untuk menghormati
penyelenggaraan pemerintahan pada masa serta memperkuat kearifan lokal dan
lalu yang menyebabkan terjadinya krisis. hukum adat untuk memperkaya sistem
Perubahan konstitusi tersebut telah hukum dan peraturan melalui
membawa penyelenggaraan negara kearah yurisprudensi sebagai bagian dari upaya
yang lebih demokratis dan berdasarkan pembaruan materi hukum nasional
hukum. Dengan perubahan tersebut tersirat (BPHN, 2016:34-58)
kehendak upaya untuk mewujudkan tujuan Hal itu menunjukan bahwa peranan
dan cita-cita mulia para pendiri bangsa hukum demikian penting dalam
yaitu masyarakat yang adil dan makmur, menentukan hubungan yang jelas antara
material dan spiritual. pemerintah dengan masyarakat yang
Platform negara hukum pada dijabarkan dalam bentuk peraturan
prinsipnya menentukan bahwa setiap perundang-undangan. Teraktualisasinya
tindakan atau perbuatan pemerintah fungsi hukum akan memastikan tegaknya
melalui aparatur pemerintah, dilaksanakan wibawa hukum yang akan memperkokoh
berdasarkan wewenang yang diatur peranannya dalam pembangunan untuk
peraturan perundang-undangan. Perubahan menjamin agenda pembangunan nasional
UUD 1945 menunjukkan bahwa berjalan secara tertib, terarah dan
perubahan yang dilakukan untuk menuju konsekuen. Dalam hal pertahanan dan
negara demokratis dilakukan melalui keamanan negara salah satu contoh
tahapan-tahapan tertentu. kesenjangan antara regulasi dan
Peranan hukum dalam pembangunan implementasi adalah masalah pengelolaan
adalah untuk menjamin bahwa perubahan Flight Information Region (FIR) di
pembangunan itu dilakukan dengan cara wilayah Natuna dan Kepri antara
yang teratur. Perubahan yang teratur dapat Indonesia dengan Singapura. Tugas
dibantu oleh peraturan perundang- penegakan hukum dan pengamanan
undangan atau keputusan pengadilan atau wilayah udara nasional oleh TNI AU
kombinasi kedua-duanya. Perubahan yang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 10
teratur melalui prosedur hukum, baik ia huruf b UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang
berwujud peraturan perundang-undangan Tentara Nasional Indonesia hanya bisa
atau keputusan badan-badan peradilan dilakukan bila pelayanan navigasi
lebih baik daripada perubahan yang tidak penerbangan yang kini dikelola Singapura
teratur dengan menggunakan kekerasan dapat diambilalih oleh pemerintah
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17, Nomor 2, Juni 2017 : 177 - 193 179
p-ISSN 1410-5632
Jurnal Penelitian Hukum e-ISSN 2579-8561
tidak ikut diubah. Nilai-nilai yang before the law), dan penegakan hukum
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang sesuai dengan ketentuan hukum (due
mengenai cita-cita bangsa, tujuan process of law). (BPHN, 2016: 24)
bernegara, dan cita hukum Negara Pembangunan hukum pada dasarnya
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sebuah mekanisme manajemen
tetap menjadi penuntun bagi setiap upaya dalam suatu sistem hukum nasional. Oleh
pembangunan sistem hukum nasional yang karena itu model pembangunan hukum di
khas Indonesia, yaitu sistem hukum pusat dan daerah seyogyanya diletakkan
nasional yang berdasarkan filosofi atau dalam kerangka manajemen pembangunan
pandangan hidup bangsa yakni Pancasila. hukum (development law management),
Pembangunan hukum nasional yang yang memenuhi unsur manajemen pada
menjunjung tinggi nilai-nilai perlindungan umumnya, yaitu unsur perencanaan (legal
dan pemajuan hak asasi manusia pada planning), pengorganisasian (legal
dasarnya merupakan usaha meningkatkan organizing), pembentukan (legal
saling keterkaitan antara unsur-unsur creating), pelaksanaan (legal
pembangunan hukum dan HAM yang implement,ing), pengawasan (legal
meliputi : substansi hukum, struktur controlling), dan peninjauan (legal
hukum (aparatur dan kelembagaan) dan reviewing).
budaya hukum secara berkelanjutan sesuai (http://dialektikahukum.blogspot.co.id/2
dengan konsep negara hukum yang 009/02/pengaruh-politik-hukum-
demokratis dan berkeadilan sebagaimana nasional.html)
yang ditetapkan dalam UUD 1945 pasca Negara hukum yang demokratis dan
amandemen. Teraktualisasinya fungsi berkeadilan merupakan pilihan rakyat
hukum akan memastikan tegaknya wibawa Indonesia dalam menatap masa depan,
hukum yang akan memperkokoh peranan dengan demikian penyelenggaraan negara
dalam pembangunan untuk menjamin oleh penguasa hanya mendapatkan
agenda pembangunan nasional berjalan kekuasannya dari rakyat dan semua
secara tertib, terarah dan konsekuen serta kebijakannya harus ditujukan untuk
sejalan dengan perlindungan nilai-nilai kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia.
HAM.. Platform negara hukum pada
Hubungan yang erat dalam prinsipnya menentukan bahwa setiap
mewujudkan negara demokratis dan tindakan atau perbuatan pemerintah
berkeadilan dengan kebijakan melalui aparatur pemerintah, dilaksanakan
pembangunan hukum dan hak asasi berdasarkan wewenang yang diatur
manusia tidak dapat dipisahkan. peraturan perundang-undangan. Perubahan
Masyarakat demokratis adalah masyarakat UUD 1945 menunjukkan bahwa
yang menghormati hukum,dan melindungi perubahan yang dilakukan untuk menuju
nilai-bilai hak asasi manusia yang negara demokratis dilakukan melaui
merupakan hasil kesepakatan semua tahapan-tahapan tertentu.
elemen bangsa Indomesia sebagai suatu Kebebasan dan persamaan adalah asas-
kontrak sosial antara negara dengan asas bentuk pemerintah demokrasi dan
rakyatnya. berkeadilan. Kebebasan mencakup
Adanya pembangunan hukum kebebasan menyatakan pemikiran dan
diharapkan mampu meningkatkan pendapat (kebebasan menyampaikan kritik
pemahaman dan kesadaran terhadap dalam bentuk yang tidak mengurangi
bagaimana hubungan antara warga negara kebebasan orang lain), kebebasan
dengan negara, antar sesama warga berkelompok dengan orang-orang
negara, dan mengetahui hak dan sepaham), dan kebebasan warga negara
kewajibannya sebagai warga negara. Pada mengatur hidupnya sesuai dengan
dasarnya terdapat 3 prinsip yang harus keyakinannya. Persamaan mencakup
dilaksanakan oleh negara hukum, yaitu: persamaan di muka hukum dan
supremasi hukum (supremacy of law), mengurangi perbedaan sosial, ekonomi
kesetaraan di depan hukum (equality
dan politik yang selalu ada dalam terwujudnya masyarakat adil dan makmur
masyarakat. materil dan spiritual, sebagaimana terdapat
Dengan adanya aturan-aturan hukum dalam Pembukaan UUD 1945.
yang menghormati nilai-nilai hak asasi Pembangunan hukum yang begitu luas
manusia, maka ciri negara demokratis jangkauannya dan begitu banyak pihak
yang berkeadilan dengan kerja keras dan yang terlibat di dalam proses
kerjasama antara pemerintah dengan pembangunan hukum nasional, tidak
rakyatnya serta melibatkan seluruh elemen mungkin dilakukan tanpa adanya satu
bangsa, mudah-mudahan mampu pula ketaatan penjabaran dan pelaksanaan
meningkatkan kesejahteran daripada Rencana Strategi Pembangunan
masyarakatnya. Hukum nasional yang terpadu sebagai
Membangun sistem hukum yang grand desaign yang harus menjadi
demokratis dan berkeadilan tidak akan pegangan dan acuan semua pihak yang
terlepas dari upaya pengembalian berpartisipasi dalam upaya pembangunan
kepercayaan masyarakat kepada hukum hukum jangka panjang.
dan lembaga-lembaga hukum yang ada. UUD 1945 atau Konstitusi sebagai
Upaya tersebut harus dilakukan secara hukum tertinggi dalam hirarkhi peraturan
bersama-sama oleh semua elemen bangsa perundang-undangan merupakan
dari penyelenggara negara, lembaga penjabaran kerangka dasar
pembentuk peraturan, para penegak penyelenggaraan kekuasaan negara dan
hukum, praktisi hukum dan seluruh pembangunan hukum nasional. Sifat itu
masyarakat berdasarkan suatu pola melekat karena UUD 1945 berisi
perencanaan pembangunan sistem hukum ketentuan-ketentuan yang bersifat
nasional yang berencana, terpadu dan fundamental tentang arah pembangunan
sistematis serta didasarkan pada cita suatu negara. Bertitik tolak dari gagasan
hukum tujuan negara yaitu mewujudkan yang terdapat di dalam UUD 1945,
masyarakat adil dan makmur, material dan ditentukan arah pembangunan hukum
spiritual. nasional disesuaikan dengan kebutuhan
dan tingkat perkembangan masyarakat.
B. Kebijakan Pembangunan Hukum Arah pembangunan hukum adalah
Nasional suatu proses dinamis yang terus menerus
Kebijakan pembangunan hukum mengalami perubahan sesuai dengan
nasional sebagai suatu sistem diarahkan dinamika masyarakat dengan
pada terwujudnya sistem hukum yang memperhatikan secara komprehensif tiga
mengabdi pada kepentingan nasional. dimensi waktu yaitu masa lalu yang terkait
Upaya pembenahan sistem dan politik dengan perjalanan sejarah bangsa, masa
hukum dibidang materi hukum adalah kini yaitu kondisi obyektif yang ada
melalui penataan kembali substansi hukum sekarang dengan lingkungan strategisnya,
melalui peninjauan dan penataan kembali dan masa depan yang dicita-citakan.
peraturan perundang-undangan untuk Pembangunan hukum dan HAM harus
mewujudkan tertib perundang-undangan. mempertimbangkan dimensi waktu yaitu :
Hal ini dilakukan dengan memperhatikan peristiwa yang telah terjadi di masa lalu,
asas umum dan hirarkhi peraturan digunakan sebagai pelajaran,
perundang-undangan, menghormati serta memperhatikan kondisi obyektif saat ini,
memperkuat kearifan lokal dan hukum agar kebijakan yang diambil dapat
adat. Tujuan yang ingin dicapai adalah realistis, tetapi juga harus mampu melihat
untuk memperkaya sistem hukum dan jangkauan jauh ke depan untuk
peraturan melalui yurisprudensi sebagai mengantisipasi kemungkinan-
bagian dari upaya pembaruan materi kemungkinan yang akan terjadi di masa
hukum nasional. depan.
Pembangunan hukum di Indonesia Penegakan hukum sangat penting
diarahkan untuk mewujudkan tujuan berkaitan dengan perlindungan HAM.
nasional yang dicita-citakan yaitu Penegakan hukum dan HAM disertai
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17, Nomor 2, Juni 2017 : 177 - 193 181
p-ISSN 1410-5632
Jurnal Penelitian Hukum e-ISSN 2579-8561
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17, Nomor 2, Juni 2017 : 177 - 193 183
p-ISSN 1410-5632
Jurnal Penelitian Hukum e-ISSN 2579-8561
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17, Nomor 2, Juni 2017 : 177 - 193 185
p-ISSN 1410-5632
Jurnal Penelitian Hukum e-ISSN 2579-8561
Pembukaan UUD 1945, yakni untuk tergolong miskin sekali. Maka dengan
memajukan kesejahteraan umum, begitu jumlah penduduk Indonesia yang
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut masih hidup miskin banyak sekali.
melaksanakan ketertiban dunia yang Kondisi penduduk demikian tidak
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian mendukung adanya ketahanan nasional
abadi dan keadilan sosial akan dapat yang kuat, malahan melemahkannya.
terwujud. Hal ini yang kemudian Seperti telah diuraikan, ketahanan nasional
ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan terdiri dari kesejahteraan dan keamanan
mengesahkan berbagai perundang- yang dapat dibedakan tetapi tidak
undangan terkait antara lain UU No. 3 dipisahkan. Kalau masih banyak sekali
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, UU penduduk Indonesia miskin, sekalipun ada
No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara kecenderungan akan membaik, maka
Nasional Indonesia, UU No. 43 Tahun kesejahteraan pada waktu ini belum tinggi.
2008 tentang Wilayah Negara, dan lain- Karena itu juga keamanan belum dalam
lain. kondisi yang cukup baik. Oleh karena itu
Saat ini ancaman paling besar bagi kemiskinan merupakan tantangan yang
Indonesia adalah kemiskinan karena harus dapat diatasi secepat mungkin untuk
ketimpangan pembangunan yang telah dapat mewujudkan ketahanan nasional
berjalan selama 40 tahun. Pembangunan yang tangguh. Kalau orang itu miskin dan
yang berorientasi agraris telah terbukti ia mempunyai keluarga yang menjadi
gagal mengangkat harkat dan derajat tanggung jawabnya, maka seluruh
kehidupan bangsa Indonesia. Oleh sebab keluarga itu hidup dalam kemiskinan. Itu
itu maka menurut Prof Juwono Sudarsono membawa akibat yang bersifat material
the best defense is social justice dan mental
(pertahanan terbaik adalah keadilan Menurunnya kesadaran wawasan
sosial). Makin banyak orang terangkat dari kebangsaan, pemahaman terhadap makna
kemiskinan, maka makin banyak orang negara Kesatuan bagi Indonesia serta
yang tidak tertarik pada berbagai kegiatan menurunnya pemahaman terhadap
ilegal yang mengancam kedaulatan peraturan hukum dan perundang-undangan
nasional. Pada akhirnya masalah seperti yang disebabkan adanya perbedaan
terorisme, sentimen sara, intoleransi, kepentingan serta kurang sempurnanya
kemiskinan, dan lain-lain yang peraturan dan perundangan, dapat
menyebabkan ketahanan nasional rawan dimanfaatkan kelompok kepentingan
gangguan akan terkikis jika “Keadilan tertentu dan pada gilirannya merugikan
Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia” negara dan pemerintah.
telah bisa diwujudkan. Kuncinya adalah Menjadi tugas yang berat buat kita
terwujudnya keberpihakan yang tinggi bersama untuk menjaga ketahanan
terhadap komponen bangsa yang paling nasional dan integritas bangsa, karena
lemah yaitu golongan masyarakat miskin. ancaman terhadapnya demikian banyak,
Adalah satu kenyataan bahwa bukan hanya dari luar tapi juga dari dalam.
kemiskinan masih terdapat dalam jumlah Globalisasi dan posisi geografis serta
besar di Indonesia. Meskipun jumlah demogafis Indonesia sangat rentan
rakyat yang hidup di bawah garis terhadap ancaman dari luar yang harus
kemiskinan sudah dapat kita kurangi dihadapi dengan konsep dan langkah
secara mencolok, yaitu dari sekitar 70 ketahanan yang kokoh. Sedangkan
persen pada tahun 1970 menjadi sekitar ancaman dari dalam sering munculnya
10,86 persen pada tahun 2016, namun itu gerakan-gerakan politik maupun kelompok
masih meliputi tidak kurang dari 28,01 eksklusif didalam masyarakat yang tidak
juta orang. Satu jumlah yang sama dengan berkenan terhadap perbedaan ikatan
jumlah penduduk satu negara ukuran primordial terutama primordial keagamaan
menengah seperti Malaysia (29 juta). dan kedaerahan.
Padahal rakyat Indonesia yang hidup Seluruh aspek gatra ketahanan nasional
sedikit di luar garis kemiskinan juga masih senantiasa berkembang sepanjang masa
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17, Nomor 2, Juni 2017 : 177 - 193 187
p-ISSN 1410-5632
Jurnal Penelitian Hukum e-ISSN 2579-8561
terus menerus, penegakan hukum yang dan wewenang yang jelas, terhadap para
konsistendan peningkatan kesejahteraan pihak yang terkait.
akan dapat meningkatkan penerapan Dalam mendukung keamanan wilayah
supremasi hukum. Dari data dan fakta, kedaulatan negara dari berbagai ancaman,
serta penjelasan tersebut diatas dapat perlu adanya kebijakan serta komitmen
dibuktikan bahwa konsepsi ketahanan terhadap politik hukum kewilayahan
nasional Indonesia dapat meningkatkan terutama yang terkait dengan kedaulatan
penerapan supremasi hukum. bangsa dan negara. Masalah penegakan
Penegakan hukum yang menggunakan hukum dan peningkatan keamanan di laut
pendekatan hardpower maupun Indonesia (Perairan Indonesia dan ZEE)
deradikalisasi yang menggunakan soft yang luasnya 6 juta km2 tersebut (3 kali
power memerlukan dukungan perundang- dari luas daratan) masih memerlukan
undangan yang efektif. Berbagai perhatian yang besar, termasuk penegakan
perundang-undangan yang akan hukum dan pengamanan di ALKI
memperkuat kedua pendekatan itu perlu Indonesia. Menurut UNCLOS 1982,
dibentuk, atau direvisi jika sudah ada. kedaulatan suatu negara meliputi ruang
Berbagai RUU yang masih belum udara di atas perairan kepulauan, juga
disahkan misalnya RUU tentang dasar laut dan tanah dibawahnya, dan
Keamanan Nasional sangat penting untuk sumber kekayaan yang terkandung di
segera disahkan. UU No.15 Tahun 2003 dalamnya (UNCLOS 1982, Pasal 49).
tentang Pemberantasan Terorisme perlu Peningkatan kemampuan penegakan
direvisi, UU No.34 Tahun 2004 tentang hukum dan pengamanan ini mencakup
TNI memerlukan payung hukum terkait suatu kerja sama yang erat antara kegiatan-
dengan pelibatan TNI dalam Operasi kegiatan di darat, laut dan udara. Di
Militer Selain Perang. Pada Prolegnas samping itu, usaha-usaha meningkatkan
Jangka Menengah 2015-2017, telah monitoring, control, survaillance, serta
diagendakan untuk dibahas oleh kegiatan-kegiatan penyelidikan,
pemerintah dan DPR di antaranya RUU penyidikan dan proses pengadilan harus
tentang Pengelolaan Sumber Daya ditata dengan sebaik-baiknya.
Nasional Pertahanan Negara, RUU tentang Indonesia telah meratifikasi Konvensi
Persandian dan RUU tentang Rahasia PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS)
Negara. 1982, melalui pengundangan UU No. 17
(http://www.dpr.go.id/uu/prolegnas- tahun 1985 tentang Pengesahan UNCLOS
long-list) 1982. Indonesia merupakan negara ke-26
Secara filosofis dan sosiologis, yang telah meratifikasi konvensi sejak
harmonisasi antara pertahanan keamanan tahun 1986, dan telah melaksanakan
negara dan kesejahteraan nasional beberapa tindakan implementasi melalui
tentunya akan mewujudkan ketahanan pengumuman satu undang-undang pada
nasional yang ulet dan tangguh. Apabila tahun 1996, dan diikuti dengan penerbitan
keharmonisan tersebut dapat diwujudkan tiga buah peraturan pemerintah pada tahun
dan dijaga maka cita-cita negara dan 2002. Meskipun demikian, masalah batas
pemerintah untuk menjaga pertahanan dan terluar wilayah dan yurisdiksi negara di
keamanan negara serta memajukan laut tampaknya belum memperoleh
kesejahteraan umum dan mencapai perhatian pemerintah untuk dijadikan
keadilan sosial dapat tercapai prioritas dalam penyusunan legislasi
Berdasarkan aspek yuridis dapat nasional. Revisi terhadap UU No.1 Tahun
dikatakan bahwa usulan pengaturan terkait 1973 tentang Landas Kontinen dan UU
pertahanan keamanan negara dalam bentuk No.5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi
undang-undang akan efektif dalam sistem Eksklusif Indonesia perlu segera
hukum nasional. Tentunya tujuan akhirnya dilaksanakan. Selain itu usulan tentang
adalah terpenuhinya kebutuhan RUU tentang Zona Tambahan juga sudah
masyarakat atas sistem hukum nasional seharusnya segera dibahas oleh pihak
yang baik untuk menjamin hak, kewajiban, eksekutif dan legislastif. Pada Prolegnas
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17, Nomor 2, Juni 2017 : 177 - 193 189
p-ISSN 1410-5632
Jurnal Penelitian Hukum e-ISSN 2579-8561
tahun 2017 ini juga tengah dibahas RUU pengambilalihan FIR ini selain perlu
tentang Wawasan Nusantara yang adanya teknologi dan sumber daya
merupakan usulan dari Dewan Perwakilan manusia yang handal, perlu didukung oleh
Daerah (DPD). dasar hukum yang kuat. Sesungguhnya
Di wilayah udara maraknya juga ada hal mendasar yang ternyata
pelanggaran kedaulatan wilayah udara belum dipunyai Indonesia, khususnya di
oleh pesawat terbang asing juga tidak bidang keudaraan dan penerbangan.
dapat diabaikan. Sudah saatnya kita Hingga saat ini Indonesia belum memiliki
memiliki payung hukum berupa Peraturan undang-undang yang mengatur tentang
Pemerintah (PP) tentang Pengamanan kedaulatan negara, khususnya di ruang
Wilayah Udara (Pamwilud) yang telah udara.
menjadi prioritas pemerintah dalam Yang sudah ada sekarang adalah UU
Program Perencanaan PP dan Perpres No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah
tahun 2015 lalu. Namun sejatinya PP Negara yang berbeda dengan UU
tersebut tidak akan menyelesaikan Kedaulatan Negara. UU Nomor 1 tahun
persoalan pidana terhadap para pelanggar 2009 tentang Penerbangan bukan juga UU
wilayah udara yurisdiksi Indonesia Kedaulatan Negara. Jadi sangat kecil
dikarenakan sesuai ketentuan perundang- kemungkinan untuk mengelola kedaulatan
undangan bahwa suatu PP tidak dapat negara di ruang udara. Indonesia memiliki
mencantumkan ketentuan pidana. keuntungan yang besar karena berada di
Sesuai Pasal 15 Undang-Undang tepat di garis khatulistiwa. Indonesia juga
Nomor 12 Tahun 2011 tentang berada di posisi silang, yang artinya segala
Pembentukan Peraturan Perundang- moda transportasi akan ada dan aktif di
Undangan, sanksi terhadap para pelanggar sana, tak hanya darat, namun juga laut dan
hukum hanya dapat dicantumkan dalam udara.
sebuah undang-undang. Mengingat hal Indonesia adalah negara kepulauan
tersebut maka sepatutnya perlu diusulkan terbesar di dunia. Tak hanya memiliki
revisi terhadap Undang-Undang No. 1 kedaulatan darat dan lautan, tapi juga
Tahun 2009 tentang Penerbangan guna memiliki wilayah kedaulatan udara.
mengakomodir ketentuan sanksi pidana Wilayah udara Indonesia sendiri adalah 81
bagi para pihak yang pesawatnya dipaksa persen dari total wilayah udara ASEAN,
untuk mendarat (force down) karena telah namun akibat tak adanya UU yang
melanggar wilayah udara yurisdiksi mengatur tentang kedaulatan ruang udara,
Indonesia. pihak lain dapat masuk ke dalam wilayah
Kewenangan penyidik bagi aparat TNI territorial kita tanpa harus takut dengan
AU terhadap kasus pelanggaran wilayah hukum dan aturan di negara tersebut. Saat
udara sudah sepatutnya untuk segera ini yang yang ada baru UU wilayah dan
disahkan oleh pihak legislatif. Lemahnya baru soal penguasaan, oleh sebab itu
penegakan hukum terhadap para pihak banyak pihak yang sering melanggar batas
yang kedapatan melanggar wilayah udara wilayah kedaulatan Indonesia. Oleh sebab
yurisdiksi Indonesia, salah satunya itu Indonesia harus membuat UU
disebabkan tidak adanya penyidik yang kedaulatan negara di ruang udara. Lalu
menguasai masalah pelanggaran wilayah setiap perbatasan dengan negara luar
kedaulatan udara. Kewenangan penyidikan dilindungi melalui skema ADIZ (Air
saat ini ada di Kementerian Perhubungan. Defense Identification Zone), karena kalau
Sedangkan TNI AU melalui Komando ada ADIZ-nya semua pesawat yang
Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) terbang 5 menit sebelum masuk ADIZ
hanya berwenang menangkap pesawat harus mengidentifikasi identitasnya, kalau
yang melintas wilayah udara Indonesia. tidak maka akan ditembak jatuh.
Masalah Flight Information Region Apabila Indonesia memiliki kedaulatan
(FIR) di atas wilayah Kepulauan Riau juga negara di udara, maka negara bisa
perlu untuk segera diambil alih ke pihak membentuk majelis mahkamah militer
Indonesia. Dalam mendukung peradilan tentang kejahatan kedaulatan di
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17, Nomor 2, Juni 2017 : 177 - 193 191
p-ISSN 1410-5632
Jurnal Penelitian Hukum e-ISSN 2579-8561
KESIMPULAN
Kebijakan serta strategi pembangunan
hukum yang ada saat ini belum optimal
dalam mendukung terciptanya ketahanan
nasional yang kuat. Masih terdapat
berbagai celah hukum yang dapat
dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, terutama terhadap
peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai masalah kewilayahan
dan kedaulatan negara.
Penanganan terhadap ancaman
keamanan di laut dan udara dilaksanakan
untuk melaksanakan penegakan hukum
bagi pihak yang melanggar. Strategi
penanganannya dilakukan melalui
pendekatan militer dan nirmiliter untuk
melindungi wilayah perbatasan darat serta
pulau-pulau terdepan wilayah Indonesia
SARAN
Indonesia masih mempunyai sejumlah
persoalan batas wilayah, baik perbatasan
darat maupun maritim yang hingga kini
belum selesai. Untuk itu pembahasan
berbagai peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan kedaulatan batas
wilayah seperti RUU tentang Landas
Kontinen, RUU tentang Zona Tambahan,
RUU tentang ZEE dan RPP tentang
Pengamanan Wilayah Udara perlu untuk
segera diselesaikan. Selain itu
pengambilalihan (take over) FIR di atas
wilayah Kepulauan Riau dan Natuna dari
Singapura harus segera dilakukan dan
perlu payung hukum dalam
pelaksanaannya.
Berbagai tumpang-tindih kewenangan
dan aturan antar instansi dalam penegakan
hukum di wilayah perairan dan udara
Indonesia harus pula dicarikan solusinya
secara menyeluruh. Berbagai
permasalahan hukum inilah yang antara
lain mempengaruhi ketahanan nasional
Indonesia sebagai suatu bangsa yang
berdaulat.
Jurnal Penelitian Hukum DE JURE, Volume 17, Nomor 2, Juni 2017 : 177 - 193 193