Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

KONSEP DAN IMPLEMENTASI IDEOLOGI PANCASILA

DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Andi Azikin
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
andi.azikin23@gmail.com

ABSTRACT

The Pancasila that has been agreed upon by the Indonesian people as a state ideology in
regulating the life of the nation and state always experiences challenges and tests on the
socio-political situation and the conditions of the times which are constantly changing.
As an open ideology, Pancasila implies that the basic values of Pancasila are expected
to be developed and form the basis of formulating government policies in accordance
with the dynamics of life in society and nation to achieve the goals of the country.
In the practice of state and government since the old order, the new order and the reform
order, the existing philosophical values of Pancasila are considered not enough to have
an assessment index to be implemented in the operationalization of rules in formulating
government policies, where the interpretation of Pancasila values is always different
-different in formulating government policies for each government regime. Even
Pancasila is always only used as a “jargon” by every regime in power in maintaining its
power against parties that are critical or not in line with the politics of the ruling regime.
As a result, Pancasila always loses its essence, because every government regime always
builds its own discourse about the essence of the meaning of Pancasila, which is adjusted
to its political interests.
Even in the course of reform in Indonesia since 1998, Indonesia has become a “Pancasila”
state under the guise of Liberal Capitalism. The application of neoliberal government
policy has never been questioned, whether it is appropriate or not with the values of
Pancasila. Even though later, the problem of new style authoritarianism and new style
corruption in the liberal era arose, again the value and meaning of Pancasila was again
interpreted to adapt the current liberal capitalism system.. The method with the coalition
process between the executive and political party parties in the legislature coupled with
“political” support of capitalist holders of capital gave birth to a coalition to secure the
interests of each party, as a result of the legislative and executive (President) directly
elected by the people as representatives of government power holders, become ineffective,
in guaranteeing the welfare of the people because of the hostility of government power
with the interests of capitalists who have supported it. Then where is the concept and
implementation of social justice for all Indonesian people ....?
Keywords: Pancasila ideology, government policy

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 77


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 2, November 2018: 77– 90

ABSTRAK

Pancasila yang telah disepakati oleh rakyat Indonesia sebagai ideologi negara dalam
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara seringkali menghadapi berbagai tantangan
dan ujian pada situasi sosial-politik dan kondisi zaman yang terus berubah. Sebagai
ideologi terbuka, Pancasila menyiratkan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila diharapkan
dapat berkembang dan membentuk dasar perumusan kebijakan pemerintah sesuai
dengan dinamika kehidupan masyarakat dan bangsa untuk mencapai tujuan negara.
Dalam praktik negara dan pemerintahan sejak orde lama, orde baru dan era reformasi,
nilai-nilai filosofis Pancasila yang ada dipandang belum cukup untuk memiliki indeks
penilaian untuk diimplementasikan dalam operasionalisasi aturan dalam merumuskan
kebijakan pemerintahan, di mana interpretasi nilai-nilai Pancasila selalu berbeda
-Berbeda dalam merumuskan kebijakan pemerintahan untuk setiap rezim pemerintah.
Bahkan Pancasila selalu hanya digunakan sebagai “jargon” oleh setiap rezim yang
berkuasa dalam mempertahankan kekuasaannya terhadap pihak-pihak yang kritis atau
tidak sejalan dengan politik rezim yang berkuasa. Akibatnya, Pancasila selalu kehilangan
esensinya, karena setiap rezim pemerintahan selalu membangun wacana sendiri tentang
esensi makna Pancasila, yang disesuaikan dengan kepentingan politiknya.
Bahkan dalam masa-masa reformasi di Indonesia sejak 1998, Indonesia telah
menjadi negara “Pancasila” yang berkedok Kapitalisme Liberal. Penerapan kebijakan
pemerintahan neoliberal tidak pernah dipertanyakan, apakah sesuai atau tidak dengan
nilai-nilai Pancasila. Meskipun kemudian, masalah otoriterisme gaya baru dan
korupsi gaya baru di era liberal muncul, sekali lagi nilai dan makna Pancasila kembali
diinterrpretasikan untuk mengadaptasi sistem kapitalisme liberal saat ini. Metode dengan
proses koalisi antara eksekutif dan partai politik di legislatif ditambah dengan dukungan
“politik” dari pemegang modal kapitalis melahirkan koalisi untuk mengamankan
kepentingan masing-masing, sebagai akibat dari legislatif dan eksekutif (Presiden) yang
dipilih langsung oleh rakyat sebagai perwakilan dari kekuasaan pemegang pemerintahan
menjadi tidak efektif dalam menjamin kesejahteraan rakyat karena konflik kekuasaan
pemerintah dengan kepentingan kapitalis yang telah mendukungnya. Lalu di manakah
konsep dan implementasi keadilan sosial untuk seluruh rakyat Indonesia?
Kata kunci: ideologi Pancasila, kebijakan pemerintahan

PENDAHULUAN
bahwa materi itu ada sebelum adanya

I deologi merupakan dasar mengaturan


kehidupan manusia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara memiliki asas
pemikiran (manusia diatur berdasarkan
asas materialisme). Metode pemikiran
sosialis komunis adalah kekuasaan absolut
(dasar) pemikiran, metode dan pemikiran oleh partai komunis. Paham komunisme
pemikiran operasional secara rinci dan ini memandang hakekat hubungan agama
sistematis, yang bersumber dari asas dan negara berdasarkan filosofi dialektis
pemikiran ideologi tersebut. Ideologi dan materialisme historis paham ini
sosialisme komunisme yang bersandar menimbulkan paham Atheis (tak bertuhan)
pada asas materialisme, menyatakan yang dipelopori Karl Marx, menurutnya

78
Konsep dan Impelementasi Ideologi ... (Andi Azikin)

manusia ditentukan oleh dirinya sendiri manusia dengan tuhan dua hal ini menurut
sedangkan agama dalam hal ini dianggap paham sekuler tidak dapat dipersatukan
suatu kesadaran diri bagi manusia sebelum meskipun memisahkan antara agama
menemukan dirinya sendiri. Agama dan negara lazimnya negara sekuler
dianggap racun bagi kehidupan manusia. membebaskan warga negaranya untuk
Menurut faham komunis bahwa kehidupan memeluk agama apa saja yang mereka
manusia adalah dunia manusia  sendiri yakini tapi negara tidak ikut campur tangan
yang kemudian menghasilkan masyarakat dalam urusan agama. Dari asas sekulerisme
dan negara sedangkan agama dipandang kapitalisme liberal melahirkan metode
sebagai realisasi fantastis mahluk manusia dan pemikiran pemikiran sekuler kapitalis
dan agama adalah keluhan mahluk sekuler, misalnya sistem politik demokrasi
tertindas. Oleh karena itu agama harus liberal, sistem ekonomi liberal dll.
ditekan dan dilarang sedangkan nilai Demikian pula dalam ideologi Islam,
yang tertinggi dalam negara adalah materi asas pemikirannya yang didasarkan aqidah
karena manusia sendiri pada hakikatnya yang menjelaskan hubungan manusia,
adalah materi. Paham komunisme ini alam semesta, dan kehidupan dengan
memandang hakekat hubungan agama dan sang Pencipta al Khaliq dengan memberi
negara berdasarkan filosofi dialektis dan petunjuk pada akal agar dapat sampai
materialisme historis. Dari asas sosialis pada tingkat keimanan terhadap Al-Khaliq
melahirkan pemikiran pemikran sistem supaya ia mudah menjangkau keberadaan-
politik sosialis komunis, ekonomi sosialis Nya dan mengimani-Nya. Islam dibangun
komunis, dll. atas dasar akal yang mewajibkan kepada
Sedangkan ideologi kapitalisme setiap muslim untuk mengimani adanya
bersandar pada pemecahan jalan tengah Allah, kenabian Muhammad SAW, ke-
(kompromi) yang dicapai setelah mukjizatan Al-Quranul Karim dalam
terjadinya revolusi industri di Perancis mengatur kehidupan manusia di dunia.
pada abad pertentangan yang berlangsung Hubungan agama dan negara dalam
hingga beberapa abad di kalangan para Islam adalah agama yang paripurna
pendeta gereja dan cendekiawan barat yang mencakup segala-galanya
yang kemudian menghasilkan pemisahan termasuk masalah negara oleh karena
agama dari negara, yakni mengakui itu agama tidak dapat dipisahkan dari
keberadaan agama secara tidak langsung, negara dan urusan negara adalah urusan
tetapi dipisahkan dari kehidupan. Paham agama serta sebaliknya. Menurut Ibnu
sekuler memisahkan dan membedakan taimiyah berpendapat bahwa agama dan
antara agama dan negara, artinya bahwa negara benar benar adalah satu kesatuan
negara sekuler tidak ada hubungan antara karena tanpa kekuasaan negara yang
sistem kenegaraan dengan agama. Dalam bersifat memaksa, agama berada dalam
paham ini agama adalah urusan hubungan bahaya sementara itu tanpa disiplin hukum
manusia dengan manusia lain atau wahyu pasti menjadi sebuah organisasi
urusan peribadi manusia sendiri di dunia, yang tirani. Sedangkan menurut al-
sedangkan urusan agama adalah hubungan Ghazali dalam bukunya “Aliqtishad fi

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 79


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 2, November 2018: 77– 90

Ali’tiqat”  mengatakan bahwa agama dan Namun dalam prakteknya rezim Orde Baru
negara adalah dua anak kembar, agama pun juga menjadikan “jargon” Pancasila
adalah dasar dan penguasa/kekuasaaan, dan UUD 1945 untuk mempertahankan
negara adalah penjaga segala sesuatu yang kekuasaanya. Dengan pola sistem
tidak memiliki dasar akan hancur dan pemerintahan yang sentralistik, rezim
sesuatu yang tidak memiliki penjaga akan ini sangat kental dengan nuansa KKN
sia-sia. (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dan
Bagaimana dengan Ideologi otoriter. Pihak-pihak yang berseberangan
Pancasila..? Sejarah telah mencatat dan kritis terhadap pemerintah langsung
bahwa pada zaman rezim Orde Lama dinilai anti Pancasila dan anti pemerintah
dengan demokrasi terpimpinnya, sudah (Makar). Dan akhirnya rezim ini tumbang
terjadi penyimpangan terhadap nilai-nilai dengan gerakan reformasi hingga
Pancasila, seperti pengangkatan Soekarno akhirnya Presiden Soeharto menyatakan
sebagai Presiden Republik Indonesia mengundurkan diri menjadi Presiden
seumur hidup atau adanya ide NASAKOM tanggal 21 Mei 1998.
(Nasional, Agama dan Komunis) didalam Sementara itu, praktek pemerintahan
bingkai Pancasila, sementara Pancasila di era reformasi tahun 1998, yang juga
yang menganut Nilai Ketuhanan Yang berdasarkan dengan Ideologi Pancasila dan
Maha Esa pada sila pertama, sangat UUD Negara Republik Indonesia 1945
bertentangan dengan faham Ideologi yang telah diamandemen sampai keempat
Komunis yang menafikan nilai-nilai kalinya, lahir sebagai koreksi atas praktek
agama dalam berbangsa dan bernegara. pemerintahan kedua rezim sebelumnya
Tentu sangat dipertanyakan bagaimana yang dianggap tidak demokratis
mungkin ide-ide Ideologi Komunis (otoriter) dan pemerintahan yang penuh
yang atheis itu masuk kedalam bingkai dengan KKN. Amandemen Konstitusi
Pancasila hingga akhirnya pada tahun UUD Negara Republik Indonesia 1945
1965 dengan momentum pemberontakan inilah kemudian, arah reformasi di
G30 S/PKI rezim inipun tumbang dalam Indonesia melahirkan demokrasisasi dan
tekanan politik massa (people power) desentralisasi. Demokrasisasi (Demokrasi
yang menuntut membubarkan PKI dengan Liberal) ditandai dengan pemilihan kepala
lahirnya Supersemar (Surat Perintah 11 pemerintahan mulai dari pusat (Presiden)
maret 1965). sampai ke daerah (Gubernur, Bupati/
Demikian pula di zaman rezim Orde Walikolta) dipilih secara langsung oleh
Baru berdasarkan Demokrasi Pancasila masyarakat. Sedangkan desentralisasi
versi rezim Orde Baru dengan simbol (otonomi daerah) dengan pemberian
kembali ke Ideologi Pancasila dan UUD hak otonom kepada daerah yang seluas
luasnya sebagai koreksi atas sentralisasi
1945 secara murni dan konsekwen yang
dan otonomi daerah yang terbatas dan
merupakan penilaian dan koreksi terhadap
bertingkat di era Orde Baru.
pemerintahan rezim Orde Lama yang
dianggap telah menyalagunakan Ideologi Dengan demikian yang menjadi
Pancasila dan Konstitusi UUD 1945. pertanyaan kita... bagaimana konsep dan

80
Konsep dan Impelementasi Ideologi ... (Andi Azikin)

implemntasi ideologi Pancasila dalam politik, ekonomi, sosial, budaya, dan


perumusan kebijakan pemerintahan. sebagainya.
Apakah perumusan kebijakan
Dari sejarah perjalanan 73 tahun
pemerintahan di Indonesia sudah
bangsa ini, yang manakah konsep
mengakomondasi dan sesuai dengan nilai-
sistem pemerintahan yang berdasarkan
nilai Pancasila..?
Ideologi Pancasila yang dianggap
sesuai dengan nilai dan budaya bangsa
KONSEP DAN IMPLEMENTASI Indonesia....?, apakah sistem demokrasi
IDEOLOGI PANCASILA terpimpin seperti masa Orde Lama, sistem
Ideologi sesungguhnya merupakan demokrasi Pancasila versi Orde Baru
suatu gagasan atau ide yang memiliki ataukah sistem Demokrasi Liberal di era
pemikiran mendasar (asas). Menurut An reformasi ini...? Karena dalam prakteknya
Nabhani, Taqiyuddin (1953:83), bahwa Pancasila sebagai ideologi akhirnya
Ideologi adalah gagasan yang utuh tentang tenggelam dalam cita-cita utopis, dimana
kehidupan manusia, serta keterkaitan ke lima silanya yang merepresentasikan
kehidupan manusia sebelum dan sesudah prinsip-prinsip egaliter kesetaraan
kehidupan dunia. Karakteristik sebuah dalam bidang ekonomi, pemerintahan,
pemikiran Ideologi adalah memiliki dan keadilan sosial namun, interpretasi
pemikiran mendasar (asas), pemikiran yang maknanya rentan untuk masuknya nilai
rasional dan pemikiran yang memancarkan Sosialis, Atheis, Kapitalis, Liberalisme,
sistem sebagai problem solving yang Kleptokrasi, Tupokrasi, anarkis, feminis,
bersumber dari asas pemikirannya. patriarkal, hierarkis, rasis dll”.
Menurut C.C. Rodee dalam bukunya Pancasila sebagai sebuah gagasan
”Introduktion to Political Science” ideologi, bagi Negara Kesatuan
bahwa Ideologi memberi legitimasi (dasar Republik Indonesia (NKRI), yang telah
hukum atau keabsahan) bagi pemerintah menempatkan nilai-nilai KeTuhanan yang
untuk menjalankan fungsinya. Sedangkan maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
menurut Ismail Muhammad (1958:51), beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
ideologi adalah pemikiran mendasar yang yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
di atasnya dibangun pemikiran-pemikiran dalam permusyawaratan/perwakilan
lain. Pemikiran mendasar ini merupakan dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat
pemikiran paling asasi pada manusia, Indonesia yang merupakan satu kesatuan
dalam arti tidak ada lagi pemikiran lain yang utuh, tentu sangat naif, gegabah, dan
yang lebih dalam atau lebih mendasar bernuansa provokatif, apabila ada gagasan
daripadanya. Pemikiran mendasar ini lain yang ingin menempatkan faham
merupakan pemikiran menyeluruh tentang Komunis Ateisme ataupun Kapitalisme
manusia, alam semesta, dan kehidupan. Sekuler kedalam bingkai Pancasila dalam
Sedang pemikiran-pemikiran cabang kehidupan berbangsa dan bernegara di
yang dibangun di atas dasar ideologi tadi, Indonesia. Sehingga gagasan NASAKOM
merupakan peraturan bagi kehidupan ataupun faham faham Komunis Sosialis
manusia dalam segala aspeknya seperti lainnya merupakan bentuk pengkhianatan

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 81


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 2, November 2018: 77– 90

dari esensi makna Pancasila. Itulah Karl Marx, dan Friedrich Engels atau
kemudian pada zaman orde baru, gagasan Capitalis Liberalisme Adam
ditetapkannya partai dan faham Komunis Smith, dalam sebuah manifesto politik
sebagai partai terlarang sesuai dengan yang sejak tahun 1848, yang menganggap
TAP MPR No. XX Tahun 1966. agama adalah candu sehingga keberadaan
Demikian pula faham-faham agama harus dibatasi atau hanya masalah
Kapitalisme Liberal yang sekuler individual saja sehingga perlu dipisahkan
sangat bertentangan dengan nilai-nilai dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa
Pancasila karena Ideologi Pancasila yang dan bernegara.
mengandung nilai-nilai spiritual agama, Inilah kemudian faham faham sekuler
kemanusiaan, persatuan, musyawarah tersebut telah menjadikan masyarakat dan
dan keadilan sosial, sangat bertentangan negara ini menjadi sekuler yang jauh dari
dengan kedua faham ideologi Sosialis nilai ketakwaan dan keimanan beragama,
Atheis atau Kapitalisme Liberal Sekuler dan akhirnya berbuah maraknya kasus
tersebut. korupsi atau penyalagunaan kekuasaan
Indonesia yang merupakan negara oleh pejabat pemerintahan baik dikalangan
beragama dengan Islam sebagai agama eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
mayoritas dan merupakan negeri Islam Mereka yang merupakan wakil rakyat
terbesar di dunia tentu nilai-nilai keimanan seharusnya mengurus rakyat tetapi justru
dan ketakwaan merupakan unsur mengatas namakan rakyat secara bersama
penting bagi kehidupan bermasyarakat, mengkhiananti amanat rakyat. Dengan
berbangsa dan bernegara di Indonesia, demikian, praktek pemerintahan saat ini
sehingga menjadikan nilai-nilai agama bukan hanya kehidupan bermasyakat,
dalam bernegara dan berpemerintahan berbangsa dan bernegara yang jauh dari nilai-
bukan hanya sesuai dengan sila pertama nilai agama tetapi juga sebuah penghianatan
Pancasila, tetapi sesuai dengan fitrah amanat reformasi. Praktek pemerintahan
manusia yang penuh dengan keterbatasan reformasi belumlah menujukkan nilai-nilai
dan memerlukan nilai-nilai relegius Pancasila sebagai ideologi negara bahkan
dalam kehidupannya. Sementara telah melahirkan model karupsi gaya
kehidupan atheis atau sekularisme masih baru dan model otoriterisme gaya baru.
selalu bereksperimen untuk memenuhi Kalau di era Orde Baru korupsi dilakukan
kepuasaan dan kebutuhan manusia yang oleh rezim berkuasa dan kroni-kroninya
berbeda beda dan selalu berubah sehingga tapi di era reformasi korupsi dilakukan
sepenuhnya belum pernah ada preseden secara kolektif, konspiratif para elit elit
keberhasilannya di dalam sejarah manusia. politik di eksekutif, legislatif dan yudikatif
Sehingga pihak-pihak yang gagal sebagaimana maraknya kasus korupsi
menjangkau pemahaman tentang agama, para kepala daerah, Kasus korupsi BLBI,
maka akan berakibat munculnya pengaruh Hambalang, Century, Pengadaan e KTP,
gagasan gagasan yang lahir dari proses dll.
dialektika, yang direfleksikan dari Manifest Di hampir semua negara negara
der Kommunistischen yang ditulis oleh maju, jabatan kepala eksekutif selalu

82
Konsep dan Impelementasi Ideologi ... (Andi Azikin)

bermodal pengalaman yang memadai di hari ini masih jauh dari tujuan negara untuk
lingkungan administrasi pemerintahan bisa mengsejahtrakan rakyat. Kebijakan
atau lingkungan legislatif sebelumnya. pemerintahan yang tidak berorientasi pada
Itu akan lebih menjamin sukses kesejahteraan rakyat dan kebijakan yang
kepemimpinannya. Bukan ujuk ujuk tidak berkeadilan sosial, adalah sebuah
menjadi pemimpin eksekutif atau legislatif pengkhianatan terhadap amanat rakyat
mengingat kompleksitas permasalahan dan pengkhianantan konstitusi Pancasila
dan tanggungjawabnya. Modal popularitas dan UUD 1945. Dengan kata lain bahwa
dan uang yang akhir akhir ini menjadi pemahaman atas hakekat pemerintahan
landasan untuk memenangkan dalam yang gagal difahami oleh pemangku
setiap pemilu dalam sistem demokrasi kekuasaan. Hadirnya pemerintahan itu
termasuk dalam pemilihan kepala daerah bertujuan membangun ketenteraman
(Pilkada) adalah sebuah kesalahan masyarakat, memberi rasa aman dan
fatal karena mengenyampingkan membangun harga diri rakyat. Pemerintah
kompetensi kepemimpinan dan manajerial itu indiscriminate, adil, dan merangkul
pemerintahan. semua golongan. Pemimpin itu mampu
Kasihan rakyat hanya jadi korban merubah lawan jadi kawan. Pemerintah
pemimpin yang hanya rajin selfie selfie, tidak elok menciptakan musuh musuhnya
atau pencitraan oleh media yang mudah sendiri, membiarkan rakyatnya bertengkar
terbeli untuk memberi kesan merakyat. dan mudah diadu domba. Pemimpin
Konsep merakyat ini harus diluruskan. selayaknya hadir sebagai pihak yang
Bukan sekedar dekat secara fisik atau mempersatukan.
rajin blusukan sampai masuk got segala, Walhasil, amandemen konstitusi
tetapi kebijakannya yang 100% harus UUD 1945 di era reformasi yang
memihak dan menguntungkan mayoritas merupakan sebuah koreksi pelaksanaan
rakyat terutama pada lapisan bawah dari pemerintahan sebelumnya yang dianggap
struktur sosial-ekonomi. Tujuan negara tidak demokratis, tapi justru melahirkan
seharusnya bermuara pada kesejahteraan otoriterisme gaya baru dan korupsi gaya
mayoritas rakyat, bukan justru pihak yang baru yang berevolusi korupsi rezim
mengkritisi pemerintah yang dianggap Orde Baru. Hal ini sudah menjadi rahasia
lalai dengan tugasnya untuk menjalankan umum yang terlihat jelas bahwa rezim
amanah rakyat justru dikebiri bahkan berkuasa yang didukung partai politik dan
dikriminalisasi. Sementara pihak yang para pendukung lainnya yang tergabung
justru mengambil keuntungan diatas dalam koalisi besar sehingga menjadi
penderitaan rakyat justru mendapat mayoritas di parlemen (DPR/DPRD) tentu
perhatian dan segala fasilitas dari memiliki maksud dan tujuan politik untuk
pemerintah. “mengamankan” kebijakan eksekutif di
Produk kebijakan pemerintahan parlemen. Sementara partai politik dan
seharusnya menjadi acuan utama untuk para pendukung lainnya dalam koalisi
mengukur keberhasilan sebuah negara. pemerintah akan mendapatkan jatah “kue
Anehnya justru kebiajakan pemerintahan kekuasaan” dengan mendapatkan jabatan

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 83


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 2, November 2018: 77– 90

Menteri, Duta Besar, Komensaris BUMN/ sistem sosial Pancasila.? yang seharusnya
BUMD, atau proyek APBN/APBD. menjadi landasan kita berbangsa bernegara
Padahal Presiden sebagai kepala eksekutif, dan berpemerintahan. .?
yang memiliki hak prerogatif tentu dapat
secara independen dapat menunjuk dan
NEGARA VS IDEOLOGI PANCASILA
memberhentikan para pembantunya karena
menteri hanya bertanggung jawab kepada
Secara teori bahwa pemerintahan
Presiden, dan tidak bergantung pada partai
merupakan lembaga kenegaraan yang
politik yang ada di DPR tetapi faktanya
memiliki kewenangan dan menjalankan
Presiden tersandra oleh kepentingan partai
proses kuasaan negara untuk mencapai
politik di parlemen dan para donatur politik
tujuan dan fungsi negara, untuk
yang berkoalisi dengan rezim penguasa. mengsejahtrakan dan menjamin keamanan
Demikian pula kebijakan ekonomi dan rakyat, menjamin ketertiban serta keadilan
pengelolaan sumber daya alam, yang yang sosial masyarakat. Sistem pemerintahan
seharusnya menjadi sumber dan jaminan Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun
pemerintah untuk bisa mengsejahtrakan
1945, telah mengadopsi penerapan sistem
rakyat. Perusahan tambang Freeport yang
pemerintahan dari ajaran Demokrasi Barat
seharusnya habis masa kontrak kerjanya
(Kapitalsime Liberal), sebagaimana dalam
tahun 2021, justru dengan kebijakan
tafsir Pancasila, pada Sila Keempat dari
pemerintah memperpanjang tambang
Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan
emas terbesar di dunia, hingga tahun 2041
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
kepada kapitalisme asing (Amerika).
dalam permusyawaratan / perwakilan”.
Demikian pula kebijakan mencabut
Kemudian, hal tersebut dijabarkan dalam
subsidi migas dan beberapa subsidi
Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Dasar
kebutuhan dasar masyarakat lainnya yang
sangat memberatkan rakyat kecil justru Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menguntungkan para pengusaha migas yang menyatakan “Kedaulatan berada di
yang selama ini menguasai sektor hulu tangan rakyat ...”.
sehingga dengan pencabutan subsidi ini Dengan demikian, sistem
mereka juga ingin menguasai bisnis migas pemerintahan Indonesia yang berdasarkan
disektor hilir dengan dalih mengikuti Pancasila pada dasarnya sama dengan
pasar bebas ekonomi liberal. Semua perinsip negara demokrasi kapitalisme
fenomena itu menunjukkan betapa kalimat barat bahwa pemerintahan dijalankan
“Aku Pancasila” bernuansa sebagai jargon berdasarkan prinsip kedaulatan ditangan
yang kontra produktif dengan kebijakan rakyat, artinya bahwa kekuasaan yang
pemerintah yang ada. Lalu dimanakah dijalankan pemerintah harus menjalankan
kepemimpinan pemerintahan yang kedaulatan (hukum) yang dibuat wakil
mengimplementasikan kebijakan ekonomi wakil rakyat dalam kekuasaan Tias Politika
Pancasila atau terwujudnya pemerintahan (Montesquieu) yaitu pembagian kekuasaan
Pancasila, yang memiliki sistem hukum eksekutif, legislatif dan yudikatif serta
Pancasila, sistem politik Pancasila atau hubungan antara lembaga-lembaga

84
Konsep dan Impelementasi Ideologi ... (Andi Azikin)

negara yang menjalankan kekuasaan Presiden yang memiliki kekuasaan


negara dalam rangka menyelenggarakan prerogatif, tetapi dalam mengangkat
kedaulatan rakyat. pejabat negara perlu mendapat
Indonesia yang menganut sistem pertimbangan dan/atau persetujuan
pemerintahan presidensial, oleh DPR. Contohnya, dalam pengangkatan
konstitusi diberi kewenangan kekuasaan Duta Besar, Gubernur Bank Indonesia,
pemerintahan tertinggi untuk menjalankan Panglima TNI dan Kepala Kepolisian RI
mandat kedaulatan rakyat. Dalam sejarah (Kapolri), Komensaris KPK dll. Presiden
pemerintahan rezim Orde lama maupun dalam mengeluarkan kebijakan tertentu
rezim Orde Baru kekuasaan Presiden sangat perlu mendapat pertimbangan dan/atau
mutlak otoriter (tidak demokratis) karena persetujuan DPR. Contohnya pembuatan
Undang-Undang Dasar Negara Republik perjanjian internasional, pemberian gelar,
Indonesia Tahun 1945 (yang asli) tidak tanda jasa, tanda kehormatan, pemberian
membatasi secara tajam ketiga kekuasaan itu amnesti dan abolisi.
dan oleh eksekutif kemudian mengintervensi Demikian pula implementasi
lembaga legislatif dan yudikatif. kekuasaan legislatif pasca mandemen
Dalam praktek pemerintahan UUD 1945. Parlemen diberi kekuasaan
presidensial di Indonesia hasil amandemen yang lebih besar dalam hal membentuk
UUD Negara Republik Indonesia Tahun undang–undang, pengawasan dan
1945, masih terjadi penyalagunaan hak  budget (anggaran). Namun dalam
kekuasaan (abius of power) karena prakteknya masih terjadi ketidak
kekuasaan presiden dalam menjalankan konsistennya konsep Trias Politika
kekuasaan eksekutif dengan koalisi sehingga lembaga legislatif menjadi tidak
yang mayoritas dengan partai politik efektif sebagaimana pemerintahan hasil
di parlemen menjadikan kekuasaan reformasi saat ini, parlemen terdiri atas
pengawasan langsung oleh legislatif dua bagian (bikameral), yaitu Dewan
menjadi tidak efektif sehingga dapat Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
menciptakan kekuasaan eksekutif menjadi Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota
mutlak. Demikian pula dalam sistem DPR dan DPD merupakan anggota MPR.
pertanggungjawaban eksekutif kepada DPR terdiri atas para wakil rakyat melalui
rakyat melalui wakilnya di parlemen partai politik yang dipilih melalui pemilu
menjadi kurang jelas, karena pembuatan dengan sistem proporsional terbuka,
keputusan/kebijakan publik merupakan sementara anggota DPD adalah para wakil
hasil tawar-menawar antara eksekutif dari masing-masing provinsi yang dipilih
dengan legislatif sehingga dapat terjadi oleh rakyat melalui pemilu dengan sistem
keputusan tidak tegas dan memakan distrik perwakilan. Namun keberadaan
waktu yang lama dan lobi lobi politik yang DPD menjadi tidak efektif karena tidak
memberi kesempatan terjadinya politik diberi kekuasaan legislatif sebagaimana
transaksional, apalagi kalau partai politik lembaga DPR, sementara para anggota
pendukung kualisi eksekutif menjadi DPD mendapatkan fasilitas negara dan
mayoritas di parlemen. dibiayai uang rakyat seperti anggota DPR.

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 85


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 2, November 2018: 77– 90

Perubahan Undang-Undang Dasar presiden dalam masa jabatannya adalah


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
membawa perubahan yang signifikan Namun, sebelum diputus oleh MPR,
terhadap eksistensi MPR. Namun proses pemberhentian dimulai dengan
kelembagaan MPR juga menjadi tidak proses pengawasan terhadap presiden
efektif karena tidak lagi menjadi lembaga oleh DPR. Apabila dari pengawasan itu
tertinggi negara karena MPR tidak ditemukan adanya pelanggaran hukum
lagi diberi kukuasaan untuk memilih, yang dilakukan oleh presiden yang berupa
mengangkat dan memberhentikan pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
eksekutif (Presiden/wakil presiden tidak penyuapan, tindak pidana berat, perbuatan
lagi mandataris MPR). MPR tidak lagi tercela serta tidak lagi memenuhi syarat
menjadi lembaga penjelmaan seluruh sebagai Presiden, maka DPR dengan
rakyat Indonesia, karena kewenangan dukungan 2/3 (dua per tiga) jumlah suara
MPR tidak lagi mengeluarkan keputusan dapat mengajukan usulan pemberhentian
Tap MPR, GBHN atau melakukan sidang kepada MPR. Namun, terlebih dahulu
umum MPR untuk menarik mandat meminta putusan dari Mahkamah
presiden kalau Presiden dinilai melanggar Konstitusi (MK) tentang kesimpulan dan
konstitusi atau amanat rakyat. pendapat dari DPR.
Kedudukan presiden dalam sistem
Dalam hal MK memutuskan bahwa
pemerintahan presidensial dimaksudkan
pendapat DPR itu tidak berdasarkan hukum,
untuk menciptakan pemerintahan yang
maka proses pemberhentian Presiden
stabil dalam jangka waktu tertentu (Fix
menjadi gugur. Sebaliknya, jika MK
Term Office Periode). Presiden dapat
membenarkan pendapat DPR, maka DPR
diberhentikan dalam jabatannya apabila ia
akan meneruskannya kepada MPR untuk
melakukan pelanggaran hukum yang secara
menjatuhkan putusannya, memberhentikan
tegas diatur dalam UUD Negara Republik
atau tidak memberhentikan Presiden.
Indonesia tahun 1945. Walaupun MPR
Dengan demikian, pemberhentian Presiden
tidak lagi memiliki wewenang memilih
menurut UUD Negara Republik Indonesia
presiden dan wakil presiden, namun
tahun 1945, harus melewati 3 (tiga) lembaga
demikian, MPR masih tetap memiliki negara yaitu Dewan Perwakilan Rakyat
wewenang melakukan impeachment (DPR), Mahkamah Konstitusi (MK), serta
terhadap presiden dan/atau wakil presiden Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
dalam masa jabatannya apabila yang Ketiga lembaga ini memiliki kewenangan
bersangkutan terbukti telah melakukan berbeda. DPR melakukan penyelidikan
pelanggaran hukum (Konstitusi). dan mencari bukti-bukti serta fakta yang
Mekanisme Impeachment presiden mengukuhkan dugaan adanya pelanggaran
(pemberhentian presiden secara pasal mengenai pemberhentian Presiden
kostitusional), diatur dalam Pasal 7B oleh Presiden (yaitu Pasal 7A UUD Negara
UUD Negara Republik Indonesia Tahun Republik Indonesia Tahun 1945) serta
1945, yaitu lembaga negara yang diberi mengajukan usul pemberhentian kepada
kewenangan untuk memberhentikan MPR.

86
Konsep dan Impelementasi Ideologi ... (Andi Azikin)

Impeachment atau pemakzulan lebih dimana didasarkan kepada mekanisme


lazim dimaksudkan sebagai dakwaan pasar bebas dan negara hanyalah berperan
untuk memberhentikan Presiden dengan sebagai regulator, BUMN/BUMD harus
mekanisme tersebut, tidak memberikan mampu bersaing dengan pihak swasta
ruang penyelesaian konflik politik negara ataupun asing.
dalam kondisi “darurat” karena Presiden Kalau semua aturan kehidupan
hanya bisa di impeachment dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
mekanisme yang pangjang dan lobi lobi yang diberlakukan di Indonesia, justru
politik di pansus / sidang paripurna DPR, mengadopsi dari ide dan aturan Ideologi
pengadilan MK dan sidang paripurna
lain dan tidak bersumber dari nilai nilai
MPR apalagi semakin sulit dilakukan
Ideologi Pancasila, maka itu artinya
impeachment kepada presiden/wakil
Pancasila hanyalah sebuah simbol ideologi
presiden karena partai politik koalisi
negara, dan belumlah menjadi ideologi
pemerintah mayoritas di parlemen karena
negara yang sesungguhnya, karena
tentu tidak steril dari pandangan dan
secara empiris konsep dan implementasi
kepentingan politiknya, apalagi mendapat
sistem hukum Indonesia disusun tidaklah
dukungan financial dari para kapitalisme
bersumber dari Ideologi Pancasila tetapi
yang memiliki kepentingan terhadap
mengadopsi sistem hukum pemerintahan
rezim tersebut. Hal ini tentu berbeda
Belanda yang pernah menjajah Indonesia
dengan sistem impeachment dalam UUD
selama 350 tahun. Demikian pula dalam
1945 yang asli dengan mekanisme sidang
implemnetasi sistem ekonomi, Sistem
umum MPR yang prosesnya lebih cepat
Pemerintahan atau sistem sosial politik
dan menjadi solusi apabila terjadi konflik
juga tidak bersumber Ideologi Pancasila
sosial antara rakyat dan pemerintah
teapi mengadopsi ide dan teori teori
sehingga dapat mengatasi kondisi negara
kapitalisme demokrasi liberal barat.
darurat dan kebuntuan politik.
PENUTUP
Dalam hal, kekuasaan Yudikatif
yang dijalankan oleh MK, Mahkamah Pancasila yang telah disepakati
Agung (MA), dan badan peradilan di oleh bangsa Indonesia sebagai Ideologi
bawahnya, yaitu pengadilan negeri Negara sepatutunya menjadi dasar dalam
dan pengadilan tinggi, melaksanakan pengaturan kehidupan bermasyarakat,
peradilan berdasarkan dengan sistem berbangsa dan bernegara. Ideologi
hukum peninggalan penjajahan Belanda Pancasila sebagaimana ideologi ideologi
baik KUHPidana maupun KUHPerdata. lainnya tidak hanya mengadung nilai
Pancasila sebagai Ideologi Negara maka nilai filosofis bernegara, tetapi seharusnya
seharusnya memiliki sistem hukum sendiri juga memiliki ide-ide operasional dalam
yang disusun berdasarkan nilai-nilai pengaturan sistem ekonomi, sistem sosial
Pancasila yang sesuai dengan budaya dan politik, sistem pemerintahan, sistem
kepribadian bangsa Indonesia. Demikian hukum maupun sistem-sistem lainnya
pula bidang ekonomi yang diterapkan yang dikaji berdasarkan nilai nilai filosofis
adalah ekonomi kapitalisme liberal Ideologi Pancasila, yang berbeda dengan

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 87


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 2, November 2018: 77– 90

konsep ideologi lainnya. berbangsa dan bernegara secara rinci


Sebagaimana tujuan Negara Republik dalam menjalankan sebuah pemerintahan
Indonesia yang dirumuskan dalam yang khas berbeda dengan konsep ideologi
Pembukaan UUD Negara Republik lain. Karena itu, ketika pemerintah
Indonesia Tahun 1945, bahwa pemerintah menerapkan sistem ekonomi kapitalisme
Indonesia yang melindungi segenap liberal dengan melegalkan penguasaan
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dan pengelolaan kekayaan alam milik
darah Indonesia, Memajukan kesejahtraan rakyat diberikan kepada kapitalisme
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa asing dan aseng, maka pemerintah yang
dan ikut melaksanakan ketertiban berperan dalam merumuskan kebijakan
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, pemerintahan justru bertentangan dengan
perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat
seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena Indonesia sebagaimana sila kelima dari
itulah, maka rezim yang berkuasa dalam Pancasila.
menjalankan kekuasaan dan amanat Menjadikan negara sebagai corporate
rakyat tentu harus selalu terikat dengan state yaitu negara menjadi instrumen
nilai nilai filosofis Pancasila, sehingga untuk kepentingan kapitalisme (bisnis)
dalam membuat kebijakan pemerintahan sangat bertentangan dengan Pancasila dan
senangtiasa selalu berdasarkan nilai- pasal 33 UUD Negara Republik Indonesia
nilai Ideologi Pancasila yang berorientasi Tahun 1945. Dengan demikian, kebijakan
terhadap kepentingan rakyat, karena ekonomi yang berdasarkan Kapitalisme
setiap periode kepemimpinannya akan Neoliberal atau Sosialis Kapitalisme
diukur “legitimasi” pemerintahan dan merupakan kebijakan anti-Pancasila,
kekuasaannya itu oleh rakyat itu sendiri. sehingga esensi dan makna keadilan sosial
Penguasa yang hanya mencitrakan dalam sila kelima Pancasila hanya tinggal
prilaku kenegarawannya yang palsu pasti slogan yang kehilangan maknanya ketika
akan berbuah pahit dan kekuasaannya justru pemerintah membuat kebijakan
akan berakhir dengan kenistaan, sehingga yang anti Pancasila. Ideologi negara-
ketika penguasa mendepak pihak-pihak negara Kapital selalu menjadikan negara-
yang tidak sejalan dengan kepentingan negara ketiga (negara berkembang)
politik penguasa akan menjadi sebagai obyek ekspolaitasi ekonomi dan
“diskursus Pancasila” sehingga Pancasila politik bagi negara -negara maju, sehingga
diterjemahkan dan ditafsirkan sendiri oleh negara ketiga tersebut akan selalu
penguasa, maka akan berdampak proses dikondisikan menjadi negara negara yang
dan nilai-nilai filosofis Pancasila tidak miskin, tertinggal, ketergantungan dan
akan memiliki makna apapun (utopis). negara maju.

Oleh karena itu, untuk menjadikan


DAFTAR PUSTAKA
Pancasila tidak hanya sebagai simbol
ideologi negara, maka diperlukan ide Arend Lijphart, Parliamentary Versus
ide secara konseptual yang operasional Presidential and semi-Presidential
yang mengatur kehidupan bermasyarakat, Democracies:Makin and Breaking

88
Konsep dan Impelementasi Ideologi ... (Andi Azikin)

Government, (Philadelphia,Pa.: Musanef, Sistem Pemerintahan Indone-


Pennsylvania University Press). sia, 1997
Abdurachman, Mengenal Filsafat dan Teori- Ndraha Taliziduhur, Kybernology (Jakar-
Teori Politik Dalam Menghadapi Era ta, Rineka Cipta. 2003)
Globalisasi (Jakarta, Ad’ Print 1999) Pamudji, Perbandingan Pemerintahan
-------------, Beberapa Pemikiran Tentan (Jakarta Aksara,1982)
Otonomi Daerah (Jakarta, Media Rasyid Ryaas, Makna Pemerintahan Tinjauan
Sarana Press 1987) Dari Segi Etika dan Kepemimpinan
Budiardjo Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta, Yasrif Watampone, 1996)
(Jakarta, Gramedia 1987 1987) Robert Elgie. Semi-Presidentialism: Sub-Types
and Democratic Performance, (Oxford:
Handayaningrat Soewarno, Administrasi
Oxford University Press,2011).
Pemerintahan Dalam Pembangunan
Nasional (Jakarta, Gunung Agung Rifqinizamy,M.,’’ The Doctrine of Federalism
1984). in a Unitarian State:A.Study of Local
Autonomy in Indonesia and Devolution
Iswara,F. Pengantar Ilmu Politik (Bandung
of Power in United Kingdom’’ dalam
Bina Cipta, 1982).
International Januar of Social Science
Ikrar Nusa Bakti dan Irine Studies,Vol.2,No.1 January Publishing
H.Gayatri,Eds.,Unitary State Versus Salam Setyawan. Dharma, Manajemen Pe-
Federal State, (Mizan: Nation merintahan Indonesia (Jakarta, Djem-
Democratic institute Affairs,2002). batan, 2004)
Jhon Jungclaussen,et al (Eds.),Republic Saragih, Bintan Ragen.1981. Himpunan Un-
vs Monarchy: How Sound is your dang-Undang Dasar, Undang-Un-
Counstitution? (KET.net Publishing dang, Dan Peraturan Perundang-Un-
2012). dangan Tentang Pemerintahan Daerah
Kansil CST, Sistem Pemerintahan Di Indonesia. Jakarta Pradnya Parami-
Indonesia (Jakarta, Aksara Baku, 1985) ta. http://en.wikipedia.org/wiki/presi-
dential_Cabinet_%28Indonesia%29
Koswara, E. Pokok-Pokok Pengantar Ilmu
-------------, Ilmu Negara (Jakarta, Gaya Media
Pemerintahan (Jakarta, Diktat Kuliah
Pratama, 1993)
2002)
Syafruddin Ateng, Pasang Surut Otonomi
-------------,Otonomi Daerah untuk Demokrasi Daerah (Bandung, Bina Cipta,
dan Kemandirian Rakyat (Jakarta, 1985)
Candi Cipta Parameda,2002)
Siagian Sondang. P, Filsafat Administrasi
Koesoemahatmadja, Pengantar ke Arah (Jakarta, Gunung Agung, 1979)
Sistem Pemerintahan Daerah di -------------, Administrasi Negara (Jakarta,
Indonesia (Bandung, Bina Cipta 1979) Gunung Agung, 1979)
Max Weber, Politics as A Vocation,dalam Suryaningrat Bayu, Mengenal Ilmu
David Owen dan Tracy B.Stong,The Pemerintahan (Bandung, Diktat
Vocation Lecturer,1919. Kuliah, 1984)

Jurnal Kebijakan Pemerintahan — FPP IPDN 89


Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 2, November 2018: 77– 90

-------------, Etika Pemerintahan (Bandung, Suseno Magnis Frant, Etika Politik (Jakarta,
Diktat Kuliah, 1984) Rineka Cipta, 2003)
Suradmita Ermaya, Kebijaksanaan The Liang Gie, Pertumbuhan Pemerintahan
Pembangunan dan Pelaksanaan Daerah di Negara Republik Indonesia
Otonomi Daerah Perkembangan Teori (Jakarta, Gunung Agung, 1968)
dan Peradaban ( Bandung, Ramadan Widodo Joko, Good Governance Telaahan
1993) dari Dimensi Akuntabilitas dan Kontrol
Birokrasi pada Era Desentralisasi
-------------, Pemimpin dan Kepemimpinan
dan Otonomi Daerah (Jakarta, Insan
Pemerintahan, Pendekatan Budaya, Cendekia, 2001).
Moral Dan Etika (Jakarta, Gramedia,
1997)
Peraturan Perundang-Undangan
Sitanggang, Ekologi Pemerintahan (Jakarta, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Simak Harapan, 1997) (Amandemen).

90

You might also like