Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

HUBUNGAN KEPATUHAN TRANSFUSI DARAH TERHADAP PERTUMBUHAN ANAK

THALASSEMIA DI RUMAH SINGGAH THALASSEMIA BANDAR LAMPUNG

Festy Ladyani Mustofa​1​, Nia Triswanti​2​, Prambudi Rukmono​3


Muhammad Furqan Satriadi​4

1​
Departemen Gizi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
2​
Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
3​
Departemen Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung
4​
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

[e-mail korespondensi: muhammadfurqansatriadi@gmail.com]

Abstract: ​The Relationship Of Blood Transfusion Compliance With Children


Growth With Thalassemia In Salgah House Thalassemia Bandar Lampung​.
Thalassemia in Indonesia is included in a group of high-risk countries. Based on data
from the Indonesian Thalassemia Foundation / Association of Parents of Indonesian
Thalassemia Patients it is known that people with thalassemia in Indonesia experienced
an increase from 4,896 people in 2012 to 2012 9,028 people with 2018. This study aims
to determine the relationship between adherence to blood transfusions with the growth of
children with thalassemia in thalassemia shelter Bandar Lampung.This study uses
correlation analytic method with cross sectional approach. Sampling was done by
purposive sampling technique. The sample in this study was children with thalassemia
beta major aged 5-10 years who were recorded in a thalassemia transit home in Bandar
Lampung totaling 55 respondents. ​The results showed that 65.5% of respondents who
had good blood transfusion adherence and who had good growth were 76.4% of
respondents. The results of the Spearman test, found that there is a significant
relationship between adherence to blood transfusion on the growth of children with
thalassemia (p = 0.019): There is a significant relationship between the relationship of
blood transfusion adherence to the growth of children with thalassemia. With a
correlation coefficient value of 0.316 is positive which means the value of high blood
transfusion adherence, the growth value of thalassemia children is also high, and vice
versa if compliance with blood transfusion is low, the growth value of thalassemia
children is also low.

Keywords​: Compliance with blood transfusion, Thalassemia, Growth

Abstrak: Hubungan Kepatuhan Transfusi Darah Terhadap Pertumbuhan Anak


Dengan Thalassemia Di Rumah Singgah Thalassemia Bandar Lampung. ​Penyakit
Thalassemia di Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang berisiko tinggi.
Berdasarkan data Yayasan Thalassemia Indonesia/Perhimpunan Orang Tua Penderita
Thalassemia Indonesia diketahui bahwa penyandang thalassemia di Indonesia mengalami
peningkatan dari 4.896 penyandang di tahun 2012 menjadi 9.028 penyandang pada
tahun 2018 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan
transfusi darah terhadap pertumbuhan anak dengan thalassemia di rumah singgah
thalassemia Bandar Lampung. ​Penelitian ini menggunakan metode ​analitik korelasi
dengan pendekatan ​cross sectional​. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling.​ Sampel dalam penelitian ini adalah anak dengan thalassemia beta
major yang berusia 5-10 tahun yang terdata di rumah singgah thalassemia Bandar
Lampung berjumlah 55 responden. ​Hasil penelitian didapatkan 65.5% responden yang
memiliki kepatuhan transfusi darah baik dan yang memiliki pertumbuhan baik sebanyak
76.4% responden. Hasil dari uji ​Spearman, ​didapatkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kepatuhan transfusi darah terhadap pertumbuhan anak dengan
thalassemia (p = 0.019). ​Terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan
kepatuhan transfusi darah terhadap pertumbuhan anak dengan thalassemia. Dengan nilai
koefisian korelasi 0.316 bertanda positif yang artinya nilai kepatuhan transfusi darah
tinggi maka nilai pertumbuhan anak thalassemia juga tinggi, demikian sebaliknya bila
kepatuhan transfusi darah rendah maka nilai pertumbuhan anak thalassemia juga
rendah.

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 2, April 2020 130


Kata Kunci : Kepatuhan transfusi darah, Thalassemia, Pertumbuhan

PENDAHULUAN 9-10 g/dl. Pembentukan sel darah merah


Thalasemia berasal daris kata yang mengalami kelainan sehingga sel
Yunani thalassa (Laut) dan haema yang darah merah umurnya tidak normal dan
berarti darah penyakit ini pertama kali menyebabkan penurunan kadar
ditemukan pada orang-orang yang hemoglobulin. Dalam melakukan
berasal dari Mediterania. Thalasemia transfusi ​darah penderita thalassemia
merupakan gangguan sintesis harus secara rutin melakukannya agar
hemoglobin yang bersifat herediter. tidak mengalami anemia yang berat
Penyakit genetik yang memiliki jenis dan (Febrianis, 2009).
frekuensi terbanyak di dunia. Gejala Menurut penelitian Rosnia Safitri
yang ditimbulkan bervariasi mulai dari tahun 2015 pemberian transfusi darah
asimtomatik hingga gejala yang berat yang patuh dan tidak patuh memiliki
(Kemenkes RI, 2018). Penyakit ini perbedaan presentasi, yaitu yang patuh
ditandai dengan kondisi sel darah merah melakukan transfusi darah memiliki
(eritrosit) yang umurnya pendek dari sel pertumbuhan yang baik di bandingkan
darah normal, yaitu 120 hari. Penyakit yang tidak patuh melakukan transfusi
ini diturunkan dari orang tua kepada darah (Safitri, 2015). Dalam
anaknya sejak masih dalam kandungan penelitiannya Wahidayat tahun 2006
(Sukri, 2016). menemukan bahwa 2,7% penderita
Untuk prevalensi thalassemia itu thalassemia digolongkan ke dalam gizi
sendiri menurut ​thallassemias baik, 64,1% digolongkan ke dalam gizi
International Federation Penyakit kurang dan 13,2% digolongkan ke dalam
Thalassemia di Indonesia termasuk gizi buruk (Wahidayat, 2006).
dalam kelompok negara yang berisiko
tinggi . Salah satu penyakit genetik yang METODE
tersering di dunia adalah penyakit Penelitian ini menggunakan metode
thalasemia. Kelainan genetik ini analitik korelasi dengan pendekatan
dikarenakan sumsum tulang tidak dapat cross sectional​. Pengambilan sampel
membentuk protein untuk memproduksi dilakukan dengan teknik ​purposive
hemoglobin (Potts & Mandleco, 2007). sampling​. Sampel dalam penelitian ini
Badan kesehatan dunia atau WHO adalah anak thalassemia beta major
tahun 2020 menyatakan penduduk berusia 5-10 tahun di rumah singgah
dunia mempunyai gen thalasemia kurang thalassemia Bandar Lampung, berjumlah
lebih 7% dan kejadian tertinggi 55 responden.
mencapai 40% terdapat di
negara-negara Asia. Indonesia sendiri HASIL
prevalensi karier thalasemia mencapai Penelitian ini dilakukan pada
3-8%. Pada tahun 2009, di Indonesia pasien anak thalassemia beta major di
terjadi peningkatan sebesar 8,3% dari rumah singgah thalassemia Bandar
3653 kasus thalassemia yang tercatat di Lampung pada bulan Desember tahun
tahun 2006 (Wahyuni, 2009). 2019. Data penelitian yang digunakan
Berdasarkan data Yayasan adalah data primer diambil dengan
Thalassemia Indonesia/Perhimpunan memperhatikan kriteria inklusi dan
Orang Tua Penderita Thalassemia kriteria eksklusi, didapatkan jumlah
Indonesia diketahui bahwa penyandang sampel sebanyak 55 sampel. Hasil
thalassemia di Indonesia mengalami penelitian dapat dilihat pada tabel
peningkatan dari 4.896 penyandang di dibawah ini.
tahun 2012 menjadi 9.028 penyandang
pada tahun 2018. Hingga saat ini Karakteristik Responden
pengobatan untuk thalassemia belum di Responden dalam penelitian ini
temukan, akan tetapi penderita adalah anak thalassemia beta major di
thalassemia dapat melakukan terapi rumah singgah thalassemia Lampung.
yaitu transfusi darah secara rutin Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu
(Kemenkes RI, 2018). sebanyak 55 sampel. Adapun
Tujuan transfusi darah untuk karakteristik responden adalah sebagai
mempertahankan kadar hemoglobolin berikut:

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 2, April 2020 131


Tabel 1. Karakteristik Responden
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Umur 5 tahun 4 7,3 %
6 tahun 11 20 %
7 tahun 16 29,1 %
8 tahun 14 25,5 %
9 tahun 10 18,2 %
Jenis Kelamin Laki-laki 31 56,4 %
Perempuan 24 43,6 %

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat darah sebanyak 19 orang dengan


dilihat bahwa mayoritas umur anak presentase 34,5%.
dengan thalassemia beta major umur 7
tahun sebanyak 16 orang (29,1%) dan Tabel 3. Distribusi Frekuensi
mayoritas jenis kelamin anak dengan Pertumbuhan
thalassemia beta major berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 31 orang (56,4%). Pertumbuhan Jumlah Presentase
Normal 42 76,4 %
Analisa Univariat Kurus 13 23,6 %
Jumlah 55 100 %
Analisa ini dilakukan untuk
mengetahui distribusi frekuensi dan Berdasarkan tabel 3 diatas
persentase dari variabel kepatuhan menunjukkan bahwa frekuensi
transfusi darah dan pertumbuhan anak pertumbuhan anak thalassemia yang
thalassemia di rumah singgah dikategorikan pertumbuhan normal
thalassemia Bandar Lampung. sebanyak 42 orang dengan presentase
76,4% kemudian yang dikategorikan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi pertumbuhan kurus sebanyak 13 orang
Kepatuhan Transfusi Darah dengan presentase 23,6%.
Kepatuhan
Analisa Bivariat
Transfusi Jumlah Presentase
Darah
Patuh 36 65,5 % Analisa ini dilakukan untuk
Tidak Patuh 19 34,5 % mengetahui tingkat ketepatan hubungan
Jumlah 55 100 % variabel independent dengan variabel
dependent yang diteliti yaitu hubungan
Berdasarkan tabel 2 diatas
Kepatuhan transfusi darah terhadap
menunjukkan bahwa frekuensi
pertumbuhan anak dengan thalassemia
kepatuhan
di rumah singgah thalassemia Bandar
transfusi darah yang patuh melakukan
Lampung 2019 sehingga diketahui
transfusi darah sebanyak 36 orang
kemaknaannya dengan menggunakan uji
dengan presentase 65,5% kemudian
Spearman.
yang tidak patuh melakukan transfusi

Tabel 4. Analisa Hubungan Kepatuhan Transfusi Darah Terhadap


Pertumbuhan Anak Dengan Thalassemia
Pertumbuhan
Kepatuhan
Normal Kurus Total %
Transfusi Darah
N % N %
Patuh 31 56,36 % 5 9,09 % 36 64,45 %
Tidak Patuh 11 20 % 8 14,55 % 19 25,55 %
Total 42 76,36 % 13 23,64 % 55 100 %

Berdasarkan hasil penelitian tabel thalassemia di rumah singgah


4 diperoleh hasil analisa hubungan thalassemia Bandar Lampung tahun
antara kepatuhan transfusi darah 2019 bahwa dari 55 anak yang berusia
terhadap pertumbuhan anak dengan 5-10 tahun terdapat 31 orang (56,36%)
Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 2, April 2020 132
yang patuh melakukan transfusi darah transfusi darah dengan status
dengan status pertumbuhan normal (-2 pertumbuhan normal (-2 SD sampai 1
SD sampai 1 SD) dan 5 orang (9,09%) SD) dan 8 orang yang tidak patuh
yang patuh melakukan transfusi darah melakukan transfusi darah dengan status
dengan status pertumbuhan kurus (-3 kurus (-3 SD sampai <-2 SD).
SD sampai <-2 SD) sedangkan 11 orang
(20%) yang tidak patuh melakukan

Tabel 5. Tabulasi Silang Kepatuhan Transfusi Darah terhadap Pertumbuhan


Anak dengan Thalassemia

Spearman N Signifikan Correlation


(p) Coefficient
Kepatuhan Transfusi Darah 55 0,019 0,316
Pertumbuhan Anak
55 0,019 0,316
Thalassemia

Berdasarkan uji statistik diperoleh hemoglobin dipertahankan tinggi, lebih


nilai p = 0,019 (p<0,05) maka dapat kurang 10 g/dl disertai pencegahan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan hemokromatosis, maka gangguan
yang bermakna antara kepatuhan pertumbuhan tidak terjadi (Kiswari,
transfusi darah terhadap pertumbuhan 2014). Gangguan pertumbuhan pada
anak dengan thalassemia di rumah penderita thalasemia disebabkan oleh
singgah thalassemia Bandar Lampung kondisi anemia dan masalah endokrin.
tahun 2019. Berdasarkan hasil uji Kondisi anemia dan masalah endokrin ini
statistik juga didapatkan angka koefisien dapat mengganggu proses pertumbuhan
korelasi sebesar 0,316 yang berarti anak penderita thalasemia, sehingga
tingkat kekuatan hubungan (korelasi) mengakibatkan gangguan pertumbuhan
antara variabel kepatuhan transfusi seperti postur yang pendek (Safitri,
darah terhadap pertumbuhan anak 2015). Untuk memenuhi kebutuhan
dengan thalassemia adalah hubungan darah yang diperlukan oleh tubuh
cukup kuat yang dimana nilai hubungan penderita thalassemia, penderita
kekuatan cukup sebesar 0,26 sampai thalassemia harus menjalani transfusi
0,50. darah sepanjang hidupnya, apabila
transfusi darah tidak dilakukan atau
PEMBAHASAN terhenti tanpa anjuran dari dokter akan
Transfusi darah harus selalu mengakibatkan keadaan lebih fatal
dilakukan agar anak dengan thalassemia bahkan kematian (Smeltzer & Bare,
dapat mempertahankan kadar 2002).
hemoglobin 9-10g/dl. Darah berperan Responden mayoritas patuh
penting dalam melakukan fungsi menjalani tranfusi sebanyak 31
sistemik di dalam tubuh yaitu sebagai responden (56,36%). Kepatuhan adalah
alat transportasi yang banyak sejauh mana perilaku pasien sesuai
mengandung komponen penting di dengan ketentuan yang diberikan oleh
dalamnya. Pasien thalassemia ​Beta profesional kesehatan. Penderita
major, ​tidak dapat memproduksi thalasemia harus menjalani transfusi
hemoglobin dengan bentuk yang normal, darah secara teratur dan rutin untuk
sehingga dapat mengganggu fungsi menjaga kesehatan dan stamina
transportasi komponen-komponen yang penderita thalasemia, sehingga penderita
dibutuhkan oleh organ tubuh yang mana tetap bisa beraktivitas. Tranfusi akan
organ tubuh melakukan fungsi memberikan energi baru kepada
pertumbuhan dan perkembangan penderita karena darah dari transfusi
(Safitri, 2015). mempunyai kadar hemoglobin normal
Faktor yang berperan pada yang mampu memenuhi kebutuhan
pertumbuhan pasien thalasemia adalah tubuh penderita. Penderita thalasemia
faktor genetik dan lingkungan. Selain itu membutuhkan transfusi darah karena
hemoglobin juga berpengaruh, bila kadar hemoglobin penderita thalasemia tidak

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 2, April 2020 133


cukup memproduksi ​protein α atau β Hasil penelitian ini sesuai dengan
sehingga mengakibatkan hemoglobin penelitian yang dilakukan Asadi-Pooya,
yang dibentuk menjadi berkurang dan Karimi, dan Immanieh tahun 2004
sel darah merah mudah rusak (Dewi, menunjukkan adanya hubungan antara
2009). kadar hemoglobin ratarata sebelum
Penjabaran di atas telah transfusi dan kecepatan pertumbuhan.
menggambarkan tentang kepatuhan Penelitian tersebut memperlihatkan
tranfusi darah, maka peneliti berasumsi bahwa semakin rendah kadar
bahwa kepatuhan pasien menjalani hemoglobin rata-rata sebelum transfusi
tranfusi darah berarti bahwa pasien maka kecepatan pertumbuhan semakin
beserta keluarga harus meluangkan berkurang. Hal ini dikarenakan pasien
waktu untuk menjalankan pengobatan thalasemia tidak patuh menjalani
yang dibutuhkan termasuk dalam tranfusi, sehingga pertumbuhannya
menjalani tranfusi darah secara rutin. terganggu (Asadi-pooya, 2004).
Pada penelitian ini peneliti Penelitian yang dilakukan Saxena
menemukan bahwa pada saat kunjungan tahun 2015 juga memperlihatkan bahwa
ke rumah singgah thalassemia pasien pasien dengan kadar hemoglobin
thalassemia dapat melakukan transfusi rata-rata yang rendah sebelum transfusi
darah dalam sebulan yaitu 2x transfusi (<7,4 g/dL) dapat mengalami gangguan
darah dan satu kali transfusi darah bisa kecepatan pertumbuhan. Hasil penelitian
2 kantong darah yang di transfusikan di atas menunjukkan bahwa tranfusi
yang mana satu kantong darah berisi darah dapat mencegah gangguan
250cc darah. Apabila pasien thalassemia pertumbuhan pada anak dengan
berat badannya kurang dari 45 kg untuk thalasemia. Faktor yang dianggap
transfusi darahnya dilakukan satu hari berperan terhadap kecepatan
satu kantong darah yang di transfusikan pertumbuhan anak dengan thalassemia
ke pasien thalassemia jika pasien adalah tinggi badan pada saat pertama
thalassemia tersebut rawat jalan dan kali pengukuran, penggunaan zat
apabila pasien thalassemia yang berat pengikat besi, volume darah rata-rata
badannya kurang dari 45kg dapat yang diterima saaat dilakukan tranfusi,
melakukan transfusi darah satu kantong dan keteraturan tranfusi (Saxena, 2015).
darah per 12 jam jika pasien thalassemia Penelitian ini tidak sejalan dengan
rawat inap. penelitian yang dilakukan oleh Frederica
Penelitian ini menemukan bahwa tahun 2017 tentang hubungan jumlah
pertumbuhan normal pada anak transfusi terhadap kadar hormon TSH
thalasemia tergantung pada kepatuhan (hormon pertumbuhan) yang
responden melakukan tranfusi darah menyatakan hubungan yang tidak
secara teratur. Responden yang patuh bermakna antara hubungan jumlah
menjalani tranfusi darah secara teratur transfusi darah terhadap kadar hormon
dapat mempertahankan kadar TSH dengan p=0,851 yang mana TSH
hemoglobin di atas 7 g/dl. Kadar merupakan hormone pertumbuhan. Hasil
hemoglobin yang dipertahankan di atas 7 penelitian menunjukkan 10 subjek
g/dl dapat mempengaruhi pertumbuhan (25%) yang mengalami kenaikan kadar
pasien thalassemia. TSH, sedangkan 30 subjek lainnya
Pada penelitian ini berdasarkan (75%) memiliki kadar TSH yang normal.
uji statistik diperoleh nilai p = 0,019 Hal ini berarti sebanyak 10 subjek
(p<05) maka dapat disimpulkan bahwa dicurigai menderita hipotiroid. Hipotiroid
terdapat hubungan yang bermakna ini mungkin dapat berhubungan dengan
antara kepatuhan transfusi darah akumulasi zat besi pada kelenjar tiroid
terhadap pertumbuhan anak dengan yang disebabkan oleh transfusi rutin dan
thalassemia di rumah singgah berulang. Terdapat beberapa
thalassemia Bandar Lampung tahun kemungkinan penyebab kadar TSH
2019. Penelitian ini sejalan dengan (hormon pertumbuhan) tidak meningkat
penelitian sebelumnya yang di lakukan pada pasien thalassemia yang rutin
oleh Rosnia yang mengatakan ada menerima transfusi. Kemungkinan yang
hubungan yang bermakna antara pertama adalah penggunaan terapi kelasi
kepatuhan transfusi darah dan konsumsi yang rutin (Frederica, 2017).
kelasi besi terhadap pertumbuhan anak
dengan thalassemia dengan nilai p =
0,038 (p<0,05) (Safitri, 2015).
Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 2, April 2020 134
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian Asadi-Pooya, A, A., Karimi, M.,
hubungan kepatuhan transfusi darah & Immanieh, M, H. (2004). ​Growth
terhadap pertumbuhan anak dengan retardation in children with beta
thalassemia di rumah singgah thalassemia major​. Haematolgy
thalassemia Bandar Lampung tahun Dewi, S. (2009). ​Karakteristik penderita
2019, maka dapat disimpulkan: thalasemia yang rawat inap di
1. Diketahui karakteristik pasien Anak Rumah ​Sakit Umum Pusat Adam
dengan Thalassemia di rumah singgah Malik Medan​. ​Diperoleh tanggal 5
thalassemia Bandar Lampung tahun Januari 2015 dari
2019 yaitu distribusi frekuensi http://repository.usu.ac.id
kepatuhan transfusi darah didapatkan Frederica, H., Meita, H. (2017).
yang patuh melakukan transfusi darah Hubungan Jumlah Transfusi
sebanyak 36 orang (65,5%) dan Dengan Kadar Tsh Pada
distribusi pertumbuhan anak Thalassemia. JKD. Diponerogo
thalassemia didapatkan yang normal Febrianis, S. (2009). ​Gambaran tumbuh
(-2 SD sampai 1 SD) sebanyak 42 kembang pada anak dengan
orang (76,4%). thalasemia.​ Pekanbaru
2. Diketahui terdapat hubungan yang Hamizah, L., Susanah, S., & Rakhmilla,
bermakna antara kepatuhan transfusi L. E. (2017). ​Clinical Manifestations
darah terhadap pertumbuhan anak Of Children With Thalassemia
dengan thalassemia di rumah singgah Major: Clinical Course One Year
thalassemia Bandar Lampung yang Later. Asian Journal Of Biological
berarti kepatuhan transfusi darah And Medical Sciences, III
tinggi maka nilai pertumbuhan anak Kemenkes RI. (2018). Thalasaemia
thalassemia juga tinggi, demikian Bukan penyakit Menular. Jakarta :
sebaliknya bila kepatuhan transfusi Pusat Komunikasi Publik Sekjen
darah rendah maka nilai pertumbuhan Kemenkes RI.
anak thalassemia juga rendah. Kemenkes RI. (2018). Keputusan
Menteri Kesehatan Republik
SARAN Indonesia Tentang Pedoman
Hasil penelitian ini dapat Nasional Pelayanan Kedokteran
digunakan sebagai ​evidence based dan Tatalaksana Thalassemia
sumber informasi tentang kepatuhan Kiswari, R. (2014). ​Hematologi dan
tranfusi terhadap pertumbuhan anak Transfusi.​ Jawa tengah: Erlangga
dengan thalasemia, dapat menjadi acuan Potts, N. L. & Mandleco, B. L. (2007).
masyarakat khususnya orang tua anak Pediatric nursing.​Caring for
penderita thalasemia agar menjaga children & their families (2 nd ed).
kondisi kesehatan anaknya, dan patuh New York: Thomson Coorporation
menjalani tranfusi darah secara teratur Safitri, R., Ernawati, J., & Karim, D.
agar pertumbuhan anaknya dapat (2015). ​hubungan kepatuhan
normal seperti anak-anak lainnya, tranfusi dan konsumsi kelasi besi
diharapkan petugas kesehatan dapat terhadap pertumbuhan anak
memberikan asuhan keperawatan dan dengan thalassemia.​ Riau:
health education kepada pasien karena Universitas Riau
thalasemia merupakan penyakit Saxena, A. (2015). ​Growth Retardation
herediter yang kemungkinan besar dapat in ​Thalassemia Major Patient​. Int J
mengalami gangguan berbagai aspek Hum​ ​Genet.
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar
anak dengan thalasemia, dan penelitian Medikal Bedah Brunner & Suddart
ini dapat dijadikan sebagai ​evidence (alih Bahasa Agung Waluyo) Edisi 8
based dan tambahan informasi untuk Vol.3. Jakarta : EGC
mengembangkan penelitian lebih lanjut Sukri, A. (2016). ​talasemia: Mengenal,
mengenai faktor-faktor yang Mendampingi dan Merawat.​
mempengaruhi pertumbuhan anak Jakarta: Bee Media Pustaka.
dengan thalasemia selain dari kepatuhan Walida, F. (2018). ​hubungan frekuensi
tranfusi darah. transfusi darah dan derajat
depresi pada anak talasemia mayor
di rsud dr.m. yunus Bengkulu​.

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 2, April 2020 135


Wahidiyat, P., & Adnani, N. (2006).
Transfusi Rasional Pada Anak​. Sari
Pediatri, 325-31. (bab 2)
Wahyuni, S. (2009). Perb&ingan kualitas
hidup anak penderita thalasemia
dengan saudara penderita
thalasemia yang normal.Diperoleh
pada tanggal 15 Agustus 2019 dari
repository.usu.ac.id/bitstream/123
456789/.../Appendix.pdf.

Jurnal Medika Malahayati, Volume 4, Nomor 2, April 2020 136

You might also like