Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Jurnal IJPSE (Indonesia Journal of Primary Science Education)

Vol. (xxxxxxx) | ISSN Cetak : xxxx-xxxx | ISSN Online : xxxx-xxxx


DOI : xxxxxxxxxxx

Day School Implementation In Forming Creativity Characters And Student Responsibility


Through Opma Organization
Vivin Khoirir Rosidah 1, Kamidjan2, & Heru Wiyadi3
1,2,3
Universitas Hasyim Asy’ari, Indonesia

Vivinrosidah3@gmail.com
kamidjan@yahoo.com
heruwiyadi43@gmail.com

ABSTRACT

Character education really needs to be applied today considering that the character of
students is now increasingly damaged. One example of a character that students must have is the
character of creativity and responsibility. If that character is possessed, it can be used as a provision
to become students with character so that they can reduce the crisis in Indonesia which causes
various problems in many aspects of life. The purpose of this study is to determine the
implementation of programs in which there is an organization as a forum for shaping the character
of creativity and responsibility. The method used is descriptive qualitative, research subjects are
OPMA members, amounting to 34 people consisting of grade 4 and 5 SDI Makarimul Akhlak Gudo
Jombang academic year 2019/2020. Data collection using observation and interview techniques.
The data is processed using data reduction, checking the validity of the data, presenting the data,
and drawing conclusions. The presentation of this research shows that the Makarimul Akhlaq Youth
Organization (OPMA) is an organization under the student body of SDI Makarimul Akhlaq which
was founded directly by the Foundation with the aim of providing a forum and time for students to
learn about an organization and is expected to build character. The formation of the character of
creativity and responsibility of students through OPMA can be seen from activities that can lead to
creative attitudes in making a product, creative in managing finances, responsibility for carrying out
tasks, being responsible for attitudes, being responsible for carrying out picket tasks at
predetermined times. . From the results of the research that has been done, it can be concluded that
there is a character formation of creativity and responsibility through OPMA at SDI Makarimul
Akhlaq Gudo Jombang in 2019/2020.

Keywords: Makarimul Akhlak Youth Organization (OPMA),Building for CharacterCreativity and


Responsibility

Implementasi Full Day School dalam Membentuk Karakter Kreatifitas dan Tanggung Jawab
Siswa Melalui Organisasi

ABSTRAK
1
Jurnal IJPSE (Indonesia Journal of Primary Science Education)
Vol. (xxxxxxx) | ISSN Cetak : xxxx-xxxx | ISSN Online : xxxx-xxxx
DOI : xxxxxxxxxxx

Pendidikan karakter sangatlah perlu diterapkan pada zaman sekarang mengingat karakter
peserta didik sekarang semakin rusak. Salah satu contoh karakter yang harus dimiliki oleh peserta
didik yaitu karakter kreativitas dan tanggung jawab. Jika karakter itu dimiliki maka bisa dijadikan
sebuah bekal untuk menjadi peserta didik yang berkarakter sehingga dapat mengurangi krisis di
Indonesia yang menyebabkan berbagai masalah pada banyak aspek kehidupan. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui penerapan program yang di dalamnya terdapat organisasi sebagai
wadah untuk membentuk karakter kreativitas dan tanggung jawab. Metode yang digunakan yaitu
deskriptif kualitatif, subjek penelitian yaitu anggota OPMA yang berjumlah 34 orang terdiri dari
kelas 4 dan 5 SDI Makarimul Akhlak Gudo Jombang tahun ajaran 2019/2020. Pengumpulan data
menggunakan teknik observasi dan wawancara. Data diolah menggunakan cara reduksi data,
pengecekan keabsaan data, memaparkan data, dan menarik kesimpulan. Pemaparan pada penelitian
ini menunjukkan bahwa Organisasi Pemuda Makarimul Akhlaq (OPMA) adalah sebuah organisasi
di bawah naungan kesiswaan SDI Makarimul Akhlaq yang didirikan langsung oleh Yayasan dengan
tujuan untuk memberikan wadah dan waktu kepada peserta didik untuk belajar mengenai sebuah
organisasi dan diharapkan bisa membentuk karakter. Pembentukan karakter kreativitas dan
tanggung jawab peserta didik melalui OPMA dapat dilihat dari kegiatan yang dapat memunculkan
sikap kreatif dalam membuat suatu produk, kreatif dalam mengelola keuangan, tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab pada sikap, bertanggung jawab melaksakan tugas
piket pada waktu yang telah ditentukan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pembentukan karakter kreativitas dan tanggung jawab melalui OPMA
di SDI Makarimul Akhlaq Gudo Jombang Tahun 2019/2020.
Kata Kunci: Organisasi Pemuda Makarimul Akhlaq (OPMA), Pembentukan Karakter Kreativitas
dan Tanggung Jawab
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki pendidikan yang bertujuan dan bercita-cita luhur, tidak semata
digunakan sebagai alat untuk mencerdaskan rakyat, tetapi juga mengarah pada upaya untuk
membentuk karakter rakyat maka dari itu ini adalah pembeda dari satu ke yang lainnya. Pendidikan
karakter mempunyai arti yang lebih daripada pendidikan lainya dikarenakan dalam pendidikan
karakter tidak hanya menunjukkan yang sesuai dan tidak sesuai, tetapi pembelajaran ini diupayakan
lebih bermakna untuk peserta didik. Berikut adalah beberapa nilai karakter yang sangat penting
untuk diajarkan kepada peserta didik antara lain: kejujuran, percaya diri, semangat belajar,
semangat kerja, dan apresiasi terhadap kebhinekaan untuk pembentukan watak atau karakter bangsa
dan hal inilah yang menjadikan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan karakter
memiliki makna yang lebih tinggi dari pada pendidikan moral, karena bukan hanya sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Nilai-nilai karakter yang dirasa penting
diimplementasikan di Sekolah Dasar, antara lain: kejujuran, percaya diri, semangat belajar,
semangat kerja, dan apresiasi terhadap kebhinekaan. Menurut Amri (2010:13) “Pendidikan adalah
kunci semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas sebab dengan pendidikan manusia
dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat”.
Dari pendidikan semua bisa menggali potensi yang terdapat pada dirinya masing-masing sehingga
bisa mengembangkan dirinya sendiri untuk masa depan. Pendidikan ini lebih ditekankan pada
pembiasaan mengenai hal apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan sehingga anak
2
Jurnal IJPSE (Indonesia Journal of Primary Science Education)
Vol. (xxxxxxx) | ISSN Cetak : xxxx-xxxx | ISSN Online : xxxx-xxxx
DOI : xxxxxxxxxxx

menjadi terbiasa tidak dengan paksaan. Lickona dalam Endang Sumantri (2009: 244) menyatakan
bahwa pentingnya pendidikan karakter melalui 3 kompenen yaitu moral knowing atau pengetahuan
tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral.
Kreativitas harus dimiliki oleh peserta didik. Hal itu dikarenakan masa ini bangsa Indonesia dalam
fase mengalami masalah pada berbagai aspek kehidupan dan saat ini juga sudah berjalan program
pasar global dimana semua berhak untuk bersaing menjadi yang terbaik. Maka dari itu dengan
adanya OPMA diharapkan bisa merangsang keaktifan siswa menjadi semakin berkembang
khususnya di SDI Makarimul Akhlaq dan bisa bersaing dengan pasar global, dapat belajar sejak
dini untuk mengembangkan kreativitas yang ada pada setiap diri peserta didik.

3
KAJIAN TEORI
Noor Ajizah (2018) dengan judul Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Siswa Melalui
Organisasi Paukan Khusus Khadijah (PASUKHA) Di Madrasah Ibtidaiyah Khadijah Malang, yang
menjelaskan bahwa pembentukan karakter tanggung jawab melalui organisasi oraganisasi pasukha
dapat terlihat dari anggota pasuskha dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
teladan dan tangung jawabnya terhadap pesrta didik yang menjadi tangungannya seperti tidak segan
Ketika menegor peserta didik yang melanggar aturan dan sebagainya Dengan hasil penelitian yang
menunjukan bahwa pembentukan karakter tanggung jawab melalui organisasi oraganisasi pasukha
dapat terlihat dari anggota pasuskha dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
teladan dan tangung jawabnya terhadap pesrta didik yang menjadi tangungannya seperti tidak segan
Ketika menegor peserta didik yang melanggar aturan dan sebagainya. Citra Marlina Handayani
(2017) Peran Budaya Organisasi Dalam Pembentukan Karakter Disiplin Dan Tanggung Jawab
Siswa SMK Penerbangan Angkasa Ardhya Garini Adisujipto Yogyakarta Dengan hasil bahwa
budaya organisasi di SMK Penerbangan Angkasa Ardhya Garini Adisujipto Yogyakarta merupakan
sebuah identitas organisasi yang yang terangkum dalam artefak seperti pamphlet bertuliskan kata-
kata bijak, pembinaan karakter dilakukan melalui pembinaan program pengasuhan yang
menanamkan nilai-nilai karakter disiplin dan tangung jawab dalam proses pembelajaranya, tumbuh
rasa komitmen pada siswa terhadap sekolah sehinggan mendorong untuk bertanggung jawab
sebagai warga sekolah. Sandi Pratama (2018), dengan judul “Pembentukan Karakter Peserta Didik
Melalui Program Pembelajaran Fullday School (Studi Fenomenologi Di Sekolah Alam Insan Kamil
Kabupaten Gowa ini bahwa kondisi riil pelaksanaan program pembelajaran full day school meliputi
beberapa kegiatan, yaitu; kedatangan, upacara/apel, proses pembelajaran, shalat berjama’ah, break
time and lunch, tidur siang, dan pulang sekolah. Pendidikan karakter yang ditanamkan dalam diri
peserta didik meliputi karakter keagamaan, karakter kebangsaan, dan karakter kemanusiaan (akhlak
terhadap lingkungan).. Tri Yunita Raharjo (2018) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Full
Day School terhadap Pembentukan Karakter Religius Siswa. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwasannya kegiatan full day school di SD Nasima termasuk golongan yang bagus yaitu sebesar
76%, watak religious siswa kelas V SD Nasima secara umum juga merupakan seperti kategori
bagus yaitu sebesar 72% dan full day school berpengaruh secara signifikan sebesar 5,8% terkait
pengelolaan watak keagamaan siswa kelas V SD Nasima Semarang. Dengan demikian program full
day school dapat merubah watak/sikap. Menurut Clarken (2010) karakter tanggung jawab
merupakan salah satu karakter moral positif yang harus dimiliki individu sebagai indikasi bahwa
individu tersebut memiliki inteligensi moral. Karakter keagamaan siswa dapat terbentuk asalkan
program tersebut berpusat pada kebiasaan-kebiasaan yang mengandung nilai-nilai keagamaan
tinggi. Membentuk sebuah karakter tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat dengan cara
diberi sebuah motavasi, peraturan, dan tugas. Pembentukan karakter memerlukan sebuah contoh
yang nyata, ketelatenan, dan pembiasaan yang terus menerus. Maka dari itu, proses pendidkan
karakter adalah sebuah mekanisme pembelajaran yang dirasakan oleh peserta didik sebagai upaya
untuk pengaplikasian pembentukan diri melalui pengalaman. Maka dari itu dapat diketahui bahwa
pembentukan karakter yaitu melalui kerjasama yang dibentuk oleh semua pihak baik dari guru yang
mendampingi siswa selama di sekolah dan pihak lain seperti keluarga yang akan membimbing
siswa selama di rumah, semua itu harus berperan secara aktif sehingga siswa menjadi terbiasa.
METODE

4
5

Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif memakai jenis penelitian deskriptif. Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang berdasarkan pada prinsip postpositivisme yaitu pencarian
makna dibalik sebuah data, yang dimanfaatkan guna mengamati sebuah objek secara alami,
sehingga peran peneliti yaitu sebagai alat yang menjadi dasar atau pokok. Cara pengumpulan data
menggunakan metode triangulasi atau gabungan data, analisis data lebih bersifat dari khusus ke
umum, serta hasil dari penelitian kualitatif lebih menekankan pada penjelasan secara mendalam
daripada abstraksi atau generalisasi (Sugiyono, 2018:9). Teknik pengumpulan data yaitu metode
yang dipakai oleh peneliti dalam mengakumulasi sebuah data. Pada penelitian ini teknik
pengumpulan data yang dipakai yaitu metode observasi, metode wawancara, metode kuesioner
angket, dan metode dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan melalui:

1. Pengumpulan Data,
2. Reduksi Data,
3. Penyajian Data,
4. Penarikan Kesimpulan,

HASIL DAN PEMBAHASAN


Upaya dalam pembentukkan karakter ini pada hakekatnya memiliki tujuan untuk
membangun sebuah bangsa yang mempunyai karakter yang tangguh, memiliki daya saing, memiliki
akhlak, memiliki moral, toleransi tinggi, berjiwa gotong royong, dan patriotik. Ada pula tujuan lain
yakni yang pertama memberikan fasilitas dalam mengembangkan nilai yang ditentukan sehingga
bisa diwujudkan dalam perilaku anak, mengoreksi tingkah laku peserta didik yang belum sesuai
dengan nilai yang telah ditentukan oleh sekolah, membentuk koreksi yang damai dengan
lingkungan untuk menciptakan tanggung jawab bersama-sama.
Membangun karakter sesorang tidak bisa dalam waktu yang singkat dengan cara
memberikan motivasi tanpa praktek dan instruksi saja. Pembentukan karakter memerlukan
seseorang contoh cerminan yang bisa langsung dilihat tanpa berimajinasi (role model), ketelatenan,
dan pembiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Maka dari itu, proses dalam pembentukan
karakter adalah ketika peserta didik mengalami sebuah kegiatan yang berulang-ulang sebagai
bentuk pengalaman yang dialami oleh siswa itu sendiri melalui nilai-nilai yang terkandung dalam
kehidupan, agama, dan moral yang berlaku di masyarakat. Dalam pembentukan karakter terdapat 3
tahapan. Adapun kaitannya berikut ini:
1. Moral knowing (memahamkan dengan baik dan benar mengenai kebaikan terhadap anak-anak.
Tentang alasan mengenai berperilaku baik)
2. Moral feeling (membangun sikap untuk mencintai perilaku yang baik untuk menumbuhkan
sikap agar selalu berperilaku baik).
3. Moral action (bagaimana menjadikan pemahaman mengenai moral menjadi perilaku yang
nyata).
Membangun karakter tanggung jawab yang sesuai dengan aturan yang tertulis pada upaya
pengembangan pendidikan budaya dan karakter rakyat yang telah diterbitkan di tahun 2020 yang
mempunyai isi sebagai berikut:
1. Melakukan pekerjaan dengan benar
2. Bertanggung jawab pada perilaku dan sikap
3. Mengerjakan piket sesuai dengan jadwal
Hal ini jika dijabarkan dan dikaitkan dengan hasil dari data yang telah diperoleh di SDI
Makarimul Akhlaq yang diuraikan di bawah ini:
5
6

1. Tanggung jawab pada pelaksankan tugas dengan baik


Saat melalukan tugas yang telah diberikan dan sebagai suri tauladan untuk siswa lain agar
menjadi lebih baik, peneliti membaginya dalam tiga indikator yakni sebagi pemimpin, sebagai
contoh, dan mengerjakan pekerjaan tanpa dipaksa
a. Sebagai pemimpin
Bertanggungjawab sebagai pimpinan di sini diberkan kepa presiden OPMA dimana dia
harus bertanggung jawab terhadapat anggotanya perdevisi untuk anggota devisi nanti akan
menjadi tanggung jawab ketua koordinatornya, jadi urutannya adalah pembina OPMA,
presiden OPMA, koordinator perdivisi kemudian yang terkhir adalah anggota OPMA.
b. Sebagai suri tauladan
Beranggungjawab sebagaia tauladan adalah bertanggung jawab terhadap apa yang sudah
dibebankan kepada semua anggota OPMA, sebab mereka tunjuk memang dijadikan sebagai
teladan untuk siswa-siswi lain. Dari kegiatan yang dilakukan setiap hari mulai dari akhlak
dan perilakunya terhadap siapapun tanpa membeda-bedakan.
c. Melaksanakan perintah tanpa disuruh
Sebagai siswa yang dipilih maka sudah jelas mereka adalah siswa yang telah diawasi gerak
geriknya oleh guru, salah satunya dilihat dari perilakunya yang tanpa disuruh dia sudah
melakukannya sendiri, disini anggota OPMA sudah terbiasa melakukannya seperti melihat
sampah yang berserakan tanpa disuruh mereka akan membersihkannya sendiri.
2. Tanggung jawab terhadap sikap
Tanggung jawab pada sikap bisa dilihat pada anggota OPMA yang saat ini melaksanakan
tugasnya antara lain tanggung jawab untuk membuat konsumsi yang akan dibagikan saat
kegiatan Jum’at berkah dan bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya lomba madding jadi
mereka harus mencatat siapa yang tidak mengerjakannya maka akan diberikan sanksi
tersendiri. Dalam kegiatan lain misalnya evaluasi disitu mereka harus mengatakan apabila ada
pelanggaran mereka tidak boleh melindungi temannya.
3. Tanggung jawab pada piket sesuai waktu yang telah ditentukan
Melaksanakan piket anak-anak OPMA sudah ditentukan bersama saat awal membuat kegiatan
dan semua anggota akan kebagian untuk piket antara lain piket pada kegiatan yang dilakukan
rutinan seperti mukhadoroh dan Jum’at berkah.
Hasil pembentukan karakter melalui OPMA dari 38 anggota OPMA peneliti mengambil 25
anggota sebagai responden untuk menjawab 20 pertanyaan yang terdapat di lembar kuesioner
angket. Berikut rumus yang digunakan:
Semua hasil dijumlahkan sehingga menjadi total nilai, dengan menggunakan rumus: T x Pn

(Sugiono,2018:93)

Jadi, interval atau rentang jarak yang digunakan yaitu 25. Maka untuk menentukan kategori
selalu (Sl), sering (Sr), jarang (J) dan tidak pernah (TP) menggunakan sistem presentase berikut:
Selalu (Sl) = 25% - 49,99%
6
7

Sering (Sr) = 24% - 39,99%


Jarang (J) = 50% - 74,99%
Tidak Pernah (TP) = 75% - 100%
Menggunakan rumus index % dengan menggunakan rumus:

dalam kategori Selalu (SL)

Ket:
P = Presentsi respon siswa
Y = nilai tertinggi likert x jumlah responden
Jadi, bisa ditarik kesimpulan bahwa membentuk karakter pesrtadidik kegiatan organisasi
OPMA di SD Islam Makarimul Akhalq Blimbing Gudo Jombang berada dalam kategori Selalu (SL)
dengan sistem presentase 84,7115%.

PEMBAHASAN
Salah satu cara pemerintah mendorong untuk mengembangkan pendidikan karakter ialah
dari kegitan ekstrakulikuler yang diajarkan di lingkungan sekolah melalui dikeluarkannya
permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 mengenai pembelajaran menyebutkan bahwa organisasi yang
berada pada naungan siswa yang terdapat di sekolah berupa sebuah perkumpulan yang dinamakan
organisasi siswa intra sekolah dan merupakan organisasi yang sudah dipatenkan sekolah. Organisasi
siswa intra sekolah (OSIS) adalah salah satu organisasi yang dapat dijadikan siswa sebagai tempat
untuk belajar menjadi seorang pemimpin dan berdemokrasi. Hal yang ingin dicapai dalam
pembelajaran kepada siswa mengenai kesiswaan adalah sebagai mana yang telah tercantum pada
pasal 1 Permendiknas RI Nomor 39 Tahun 2008 mengenai pembelajaran kesiswaan hal yang ingin
dicapai dalam pembelajaran sebagai berikut:

7
8

1. Menggali bakat peserta didik dengan penuh dan sesuai aturan yang terdapat bakat, minat dan
kreatifitas
2. Mematangkan pribadi peserta didik dengan tujuan untuk menjadikan ketahanan sekolah yang
berperan sebagai lingkungan pendidikan yang akan terhindar dari pengaruh negatif yang akan
bertentangan dengan aturan pada system penddikan
3. Mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mencapi prestasi unggul
4. Mendidik sikap untuk memiliki bekal akhlak yang mulai dan berperilaku baik sesuai norma
Berdasarkan penjelasan di atas pihak sekolah harus melaksanakan pembelajaran kepada
siswa dan membekali kemampuan untuk dapat mengembang bakat pada diri siswa melalui progam
organisasi ektrakurikuler di sekolah selain melalui kegiatan belajar mengajar di kelas adalah dari
organisasi siwa intra sekolah yang bertujuan bisa membawa sebuah perubahan pada diri peserta
sebagai realisasi dari pengembangan karakter siswa. Dalam organisasi siswa akan belajar mengenai
cara berorganisasi praktek di lapangan langsung namun masih dalam skala kecil.
Lingkungan sekolah mempunyai organisasi kepesertaan didikan yakni organisasi siwa intra
sekolah, kepramukaan dan keorganisasian yang lebih khusus untuk memberikan pembelajaran
seperti seni, olah raga dan agama. Setiap organisasi itu dapat berguna untuk memberikan
pembelajaran prilaku siswa, karena didalamnya dapat bertukar pikiran dengan teman-teman sebaya
tentang perilaku sesuai norma organisasi merupakan wadah bagi peserta didik untuk belajar
mengenai cara untuk menjalankan organisasi, mengemukakan pemikiran, hubungan dengan orang
lain melalui interaksi dan komunikasi pada kegiatan.
Organisasi yang berada di bawah naungan kesiswaan di SDI Makarimul Akhlak Jombang
adalah organisasi pemuda Makarrimul Akhlak (OPMA) yakni organisasi yang dibentuk dengan
tujuan untuk membentuk sekelompok siswa-siswi yang mampu memberikan suri tauladan kepada
siswa lain dalam berperilaku dari sikap dan keterampilannya, membekali peserta didik mengenai
organisasi yang dapat mengantarkan mereka menjadi manusia yang mempunyai kepribadian
seorang pemimpin yang mau dipimpin, bertanggung jawab untuk hidupnya, kreatif dalam segala
aspek.
Kesimpulan dari penelitian tentang organisasi pemuda Makarimul Akhlak (OPMA) di SDI
Makarimul Akhlak adalah sebuah organisasi yang dibentuk dari pihak yayasan dan sekolah dengan
tujuan memberikan wadah dan waktu lebih untuk belajar mengenai organisasi langsung dengan
prakteknya. Organisasi ini bertujuan untuk dapat membentuk karakter siswa melalui kegiatan yang
diadakan oleh OPMA, serta melatih siswa untuk taat peraturan sehingga mereka menjadi anak-anak
yang teladan.
Peserta didik yang terpilih menjadi anggota OPMA akan melalui berbagai proses yang
pertama adalah pemilu yakni dalam kegiatan pemilu ini anak-anak akan dituntut menjadi siswa-
siswi pemberani, aktif, dan percaya diri, setelah terpilih menjadi anggota OPMA maka mereka akan
dilantik di depan yayasan, dewan guru dan seluruh siswa SDI Makarimul Akhlaq. Kemudian akan
dilakukan rapat untuk membuat aturan.
Tugas utama menjadi anggota OPMA adalah yang sesuai dengan perjanjian atau aturan yang
sudah ditetapkan bersama, yang paling penting adalah melaksanakan semua instruksi yang
diberikan oleh pembina OPMA. Cara kerja anggota OPMA adalah setiap hari Senin setelah sholat
dhuhur mereka akan melaksanakan rapat yang akan dibimbing oleh pembina langsung, membuat
kegiatan yang berkaitan dengan keluarga SDI Makarimul Akhlaq baik kegiatan formal, sosial dan
rutinan.

8
9

KESIMPULAN
Progam full day school adalah sebuah metode yang digencarkan oleh pemerintah guna
memberikan pembelajaran yang lebih lama dan lebih bermakna kepada peserta didik. OPMA adalah
organisasi yang berada di bawah naungan kesiswaan yang dibentuk langsung dari yayasan dan
dewan guru dengan tujuan yang pertama yakni untuk membentuk sekelompok peserta didik yang
dapat menegakkan kedisiplinan dan membuat sebuah kegiatan yang dapat membangun solidaritas
antar peserta didik serta dapat dijadikan sebagai tauladan bagi peserta didik lain. Pembentukan
karakter kreativitas dan bertanggung jawab dari OPMA bisa dilihat dari anggota OPMA dalam
melakukan pekerjaan dan bertanggung jawabnya pada organisasi yang diikutinya dengan tidak malu
untuk mengeluarkan ide-ide yang dapat membangun organisasi menjadi lebih baik. Kreativitas dan
tanggung jawab yang ditampakkan oleh anak-anak OPMA antara lain:
a. Bertanggung jawab pada pelaksanaan tugas
b. Bertanggung jawab pada sikap
c. Bertanggung jawab melaksanakan tugas memenuhi jadwal yang telah ditentukan

Melalui metode kuesioner maka dapat ditemukan hasil pembentukan karakter siswa melalui
kegiatan organisasi OPMA di SD Islam Makarimul Akhlaq Blimbing Gudo Jombang berada dalam
kategori Selalu (SL) dengan sistem presentase 84,7115%.

UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti ucapkan terimakasih kepada kepala sekolah SDI Makarimul Akhlaq Gudo yang
sudah mengizinkan dan membantu dalam pelaksanaan penelitian ini, kepada dosen pembimbing
pertama Dr. Kamidjan, M.Hum dan dosen pembimbing kedua Heru Wiyadi, M.Pd terimakasih atas
segala waktu, bimbingan dan arahan, serta saran yang bermanfaat bagi perbaikan penelitian ini.
Kepada seluruh pihak yang sudah membantu pada penelitian yang dapat menjadikan penelitian ini
berlangsung dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Endang Sumantri. 2007. Pendidikan Umum, Dalam Ali, M., Ibrahim R. Sukmadinata, N.S.,
Sudjana, D, dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:
Pedagogiana Press.
Citra Marlina. 2017. ”Peran Budaya Organisasi Dalam Pembentukan Karakter Disiplin Dan
Tanggung Jawab Siswa SMK Penerbangan Angkasa Ardhya Garini Adjisujipto
Yogyakarta”,Skripsi, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga,Yogyakarta
Clarken, R. (2010). Considering Moral Intelligence. As Part of a Holistic Education. Denver:
Northern Michigan University.
Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Noor Ajizah,2018,” Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Siswa Melalui Organisasi Pasukan
Khusus Khadidjah (PASUSKHA)”,Skripsi,Pendidikan,Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah,Universitas Maulana Malik Ibrahim.

9
10

Saandi Pratama,2018,”Pembentukan karakter Peserta Didik Melalui Progam Pembelajaran Full Day
School (Studio Fenomenologi disekolah Alam Insan Kamil Kabupaten Gowa)”,Skripsi,
Tarbiyah,Keguruan,Universitas Islam Negri Alaudin,Makasar.
Sugiono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Rujukan yg dicantumkan dalam artikel ini semuanya ditulis di daftar pustaka!

10

You might also like