Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728

2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP PENURUNAN SKALA


NYERI PADA PASIEN POST APPENDICTOMYDI RUANG IRNA III RSUD P3
GERUNG LOMBOK BARAT

Abdul Hayat1, Ernawati 2, Maelina Ariyanti3


1
Mahasiswa Profesi Ners STIKES YARSI Mataram
Email: hayatabdul@gmail.com
2
Dosen Prodi S.1 Ilmu Keperawatan STIKES YARSI Mataram
Email : ernawati091984@Gmail.Com
3
Dosen Prodi Profesi Ners STIKES YARSI Mataram
Email: maelina@yahoo.com

ABSTRACT : THE EFFECT OF FINGER GRIP RELAXATION TECHNIQUES TOWARD


DECREASING OF PAIN SCALE ON POST APPENDICTOMY IN GERUNG GENERAL
HOSPITAL WEST LOMBOK

Background : Ministry of Health of Indonesian an 2016 recorded that there were


591,819 people suspected with appendicitis, and decrease an 2017 there were
596.132 people. Management of appendicitis used was appendectomy. Pain due
to surgery canicrease the stress
Purpose: The aimed of this research was to determine the effect of finger grip
relaxation techniques toward decreasing of pain scale on post appendectomy in
Gerung General Hospital
Methods: The design of the research used in this research was pre-experimental
with one group pre-test post-test. Sampling technique used in this research was
non probability sampling technique with consecutive sampling approach with
number of samples were 19. This research was conducted in Gerung General
Hospital West Lombok, this research began on July 4 to August 4 2019. The
instrument of data collection used in this research were observation sheets.
Results: There is a effect finger grip relaxation technique of pain scale for
patient post Appendiktomy in Gerung General Hospital West Lombok Based on
the results of research that H0 was rejected, p value = 0,000 < α 0,05 with
Wilcoxon Signed Ranks Test
Conclusion: that can delivered that pain felt before being given the treatment,
there were 17 people (89,5%) felt of sufficient pain, there were 8 people (42,1%)
did not felt the pain after given the relaxation technique.

Keyword : Appendicitis, Pain, Finger Grip Relaxation Technique

INTISARI : PENGARUH TEHNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP


PENURUNAN SKALA NYERI PADA PASIEN POST APPENDICTOMYDI RUANG IRNA
III RSUD P3 GERUNG LOMBOK BARAT TAHUN 2019

Pendahuluan: Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2016


mencatat jumlah penderita Apendiksitis di Indonesia mencapai 591.819 orang
dan tahun 2017 meningkat menjadi 596.132 orang. Penatalaksanaan
appendiksitis adalah dengan tindakan appendiktomy. Nyeri akibat pembedahan
dapat meningkatkan stress.
Tujuan:Untuk mengetahui pengaruh tehnik relaksasi genggam jari terhadap
penurunan skalan yeri pada pasien post Appendictomy di ruang Irna III RSUD P3

188
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

Gerung tahun 2019.


Metode: Penelitian menggunakan Pre-experimental design one group pre-test
post-test design. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability
sampling dengan pendekatan consecutive sampling dengan jumlah sample 19.
Penelitian dilakukan di ruang Irna III RSUD P3 Gerung Lombok Barat, pada
tanggal 04 Juli sampai 04 Agustus 2019
Hasil Penelitian: Terdapat pengaruh tehnik relaksasi genggam jari terhadap
skala nyeri pasien post operasi appendiktomy di Ruang Irna III RSUD P3 Gerung
Lombok Barat dengan nilai p value = 0,000 < α 0,05 dengan perhitungan
menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test.
Kesimpulan : Nyeri yang dirasakan sebagian besar responden sebelum diberikan
tehnik relaksasi genggam jari yaitu nyeri sedang sebanyak 17 orang (89,5%) dan
Nyeri yang dirasakan sesudah diberikan tehnik relaksasi genggam jari adalah
responden tidak nyeri sebanyak 8 orang (42.1%).

Kata Kunci : Apendiksitis, Nyeri, Teknik Relaksasi Genggam Jari

PENDAHULUAN makan berkurang dan dalam


Apendiksitis adalah beberapa jam nyeri ini akan
peradangan dari apendiks berpindah ke kanan bawah titik
vermiformis, dan merupakan Mc.Burney (Sjamsuhidayat, 2011).
penyebab abdomen akut yang paling Berdasarkan World Health
sering (Dermawan & rahayuningsih, Organisation (2010) yang dikutip
2010).Apendiks vermiformis yang oleh Naulibasa (2011), ditemukan
disebut pula umbai cacing atau lebih angka kejadian Apendiksitis yang
dikenal dengan nama usus buntu, cukup tinggi didunia. Angka
merupakan kantung kecil yang buntu kematian akibat Apendiksitis
dan melekat pada sekum. Dalam mencapai 21.000 jiwa, populasi laki
kasus ringan dapat sembuh tanpa – laki 11.000 jiwa dan 10.000 jiwa
perawatan, tetapi banyak kasus pada perempuan. Menurut Evarica
memerlukan tindakan bedah Widyawati (2015) di Amerika Serikat
kedaruratan, Apabila tidak di kejadian Apendiksitis memiliki
tangani dengan benar, penyakit ini insidens 1,1 kasus per 1000
hampir selalu berakibat fatal penduduk per tahun. Pada usia 20
(Kowalak, 2011). tahun paling sering mengalami
Apendiksitis juga Apendiksitis, perbandingan antara
didefinisikan sebagai suatu kondisi laki – laki 1,4 lebih sering daripada
dimana infeksi terjadi di umbai wanita. Angka kematian mencapai
cacing.Dalam penelitianUtami 0,2 - 0,8 % dari komplikasi yang
(2014) dikatakan infeksi ini bisa sering terjadi dikarenakan dari
mengakibatkan peradangan akut tindakan pembedahan yang
sehingga memerlukan tindakan dilakukan dan keterlambatan
bedah segera untuk mencegah diagnosa juga dapat meningkatkan
komplikasi yang pada umumnya resiko angka kesakitan dan
berbahaya bagi tubuh (Nanda, 2013). kematian.
Gejala dari apendiksitis ialah nyeri Data dari Departemen
yang samar – samar tumpul yang Kesehatan Republik Indonesia pada
merupakan nyeri viseral di daerah tahun 2016 jumlah penderita
epigastrium disekitar umbilicus. penyakit Apendiksitis di Indonesia
Keluhan ini sering disertai dengan mencapai 591.819 orang dan pada
timbulnya mual, muntah, nafsu tahun 2017 meningkat menjadi

189
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

596.132 orang. Menurut Dinas dialami pasien setelah pembedahan


Kesehatan Prov. NTB pada tahun menghambat kemampuan pasien
2017, jumlah kasus penyakit untuk terlibat aktif dan
Apendiksitis dilaporkan meningkatkan resiko komplikasi
sebanyak5.890 orang dan 177 akibat immobilisasi.Rehabilitasi
diantaranya menyebabkan dapat tertunda dan hospitalisasi
kematian.Dari data rekam medis menjadi lama jika nyeri akut tidak
RSUD P3 Gerung Lombok Barat bisa di control.Kemajuan fisik atau
kejadian apendiksitis 1 tahun psikologis tidak dapat terjadi selama
terakhir pada tahun 2018 sebanyak nyeri akut masih dirasakan karena
142 kasus appendiksitis dengan pasien memfokuskan semua
jumlah penderita laki-laki sebanyak perhatiannya pada upaya untuk
95 orang, dan perempuan sebanyak mengatasi nyeri (Potter & Perry,
47 orang. 2014).
Salah satu penatalaksanaan Rasa nyeri yang timbul akibat
pasien dengan apendiks akut adalah pembedahan bila tidak dikontrol
dengan cara pembedahan dapat menimbulkan efek yang
appendiktomy. Appendiktomy dapat membahayakan yang akan
dilakukan pada apendiksitis dengan mengganggu proses penyembuhan
tidak adanya dan juga dapat meningkatkan stress
komplikasi.Appendiktomy dapat post operasi (Soetjiningsih, 2010).
dilakukan segera, setelah terkontrol Efek nyeri dapat berpengaruh pada
ketidakseimbangan cairan di dalam fisik, nyeri yang tidak diatasi secara
tubuh dan gangguan sistematik cepat mempunyai efek yang
lainnya.Pembedahan yang membahayakan diluar
direncanakan secara dini baik ketidaknyaman yaitu dapat
mempunyai mortalitas 1 % secara mempengaruhi system pulmonary,
primer angka morbiditas dan kardiovaskuler, gastrointestinal,
mortalitas penyakit ini tampaknya endokrin dan imonologi.Efek prilaku,
disebabkan oleh komplikasi ganggren dapat diamati dari responvocal
dan perforasi yang terjadi akibat (menangis), ekspresi wajah
yang tertunda (Mansjoer, 2010). (meringis), gerakan tubuh (perasaan
Pembedahan Appendektomy gelisah) dan interaksi sosial
merupakan suatu tindakan invasif (menghindari percakapan).Pengaruh
dengan membuka atau menampilkan dalam aktivitas sehari – hari yaitu
bagian tubuh yang akan ditangani, kesulitan dalam melakukan personal
pembukaan bagian tubuh ini hygiene (Andarmoyo, 2013).
umumnya dilakukan dengan Tindakan untuk mengatasi
membuat sayatan, pada nyeri diperlukan penatalaksanaan
pembedahan appendiktomy terbuka, manajemen nyeri melalui cara
insisi McBurney paling banyak dipilih farmakologi dan nonfarmakologi.
oleh ahli bedah (Potter & Perry, Pereda nyeri farmakologi dibedakan
2014). Prosedur apendiktomy adalah menjadi tiga kategori yakni golongan
puasa sampai setelah menjalani opioid, non-opioid, dan
pembedahan kemudian bertahap anesthetic.Walaupun analgesik
kembali ke diet normal, ambulasi dapat menghilangkan nyeri dengan
pasca bedah dan spinometri insentifi efektif, jenis analgesik opioid
(Kimberly, 2012). mempunyai efek samping yang harus
Nyeri setelah operasi dipertimbangkan dan diantisipasi,
merupakan nyeri akut yang secara yakni diantaranya depresi
serius mengancam proses pernapasan, mual, muntah,
penyembuhan klien. Nyeri yang konstipasi, pruritus, dan efek toksik

190
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

pada pasien dengan gangguan hepar menyatakan bahwa stimulasi


atau ginjal (smeltzer & bare, kutaneous mengaktifkan transmisi
2015).Terapi non- farmakologi serabut saraf sensori A-beta yang
diperlukan sebagai pendamping lebih besar dan lebih cepat (Potter &
terapi farmakologi untuk Perry, 2012).
mempersingkat waktu nyeri yang Berdasarkan hasil wawancara
hanya berlangsung dalam beberapa dengan beberapa pasien post operasi
detik atau menit.Berbagai macam appendiktomy diruang IRNA III RSUD
bentuk terapi non – farmakologi P3 Gerung Lombok Barat,
relaksasi yang sudah ada yaitu mengatakan bahwa perawat hanya
relaksasi otot, relaksasi kesadaran menganjurkan relaksasi napas dalam
indera, relaksasi meditasi, relaksasi pada pasien jika mengalami nyeri
yoga dan hipnosa.Salah satu jenis dan diberikan obat dan belum ada
terapi non – farmakologis yang jenis tindakan non farmakologis yang
digunakan untuk menurunkan lain yang diajarkan pada pasien post
intesitas nyeri setelah operasi operasi Appendiktomy seperti
adalah teknik relaksasi genggam jari Tehnik Relaksasi Genggam Jari.
yang mudah dilakukan oleh siapapun Berdasarkan fenomena tersebut
yang berhubungan dengan jari peneliti tertarik untuk melakukan
tangan dan aliran energy didalam penelitian tentang Pengaruh Tehnik
tubuh kita (Liana, 2008). Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Menggenggam jari sambil Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien
mengatur napas (relaksasi) Post Appendictomy Di Ruang Irna III
dilakukan selama kurang lebih 3 - 5 RSUD P3 Gerung Lombok Barat tahun
menit dapat mengurangi ketegangan 2019.
fisik dan emosi, karena genggam jari
akan menghangatkan titik-titik
keluar dan masuknya energi METODE PENELITIAN
meridian (energy channel) yang Jenis penelitian yang
terletak pada jari tangan kita. Titik digunakan dalam penelitian ini
–titik refleksi pada tangan akan adalah kuantitatif yaitu jenis
memberikan rangsangan secara penelitianb Pre-experimental
refleks (spontan) pada saat desing dengan bentuk one group
genggaman. Rangsangan tersebut pre-test post-test design
akan mengalirkan gelombang listrik Populasi dalam penelitian ini
menuju otak yang akan diterima dan adalah semua pasien post
diproses dengan cepat, lalu appendectomy di ruang Irna III
diteruskan menuju saraf pada organ RSUD P3 Gerung Lombok Barat
tubuh yang mengalami gangguan, selama satu tahun terakhir yaitu
sehingga penyumbatan di jalur tahun 2018 dengan jumlah
energi menjadi lancar (Puwahang, populasi 142.Besar sampel dalam
2011). penelitian ini adalah 19 orang.
Jenis relaksasi ini sangat Pengambilan sampel dalam
sederhana dan mudah dilakukan oleh penelitian ini menggunakan
siapapun yang berhubungan dengan tekhniknon-probability sampling
jari tangan serta aliran energi di dengan pendekatan consecutive
dalam tubuh kita. Apabila individu sampling. Adapun kriteria inklusi
mempersepsikan sentuhan sebagai dalam penelitian ini adalah
stimulus untuk rileks, kemudian akan 1)Pasien post appendiktomy yang
muncul relaksasi. Mekanisme dirawat di ruang Irna III, 2)Pasien
relaksasi genggam jari ini di jelaskan yang mengalami nyeri ringan dan
melalui teori gatecontrol yang sedang, 3)Pasien dalam kondisi

191
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

sadar penuh. 4)Pasien tidak komplikasi post operasi. 2)Pasien


mendapatkan analgetik injeksi yang mendapat injeksi analgetik.
intravena, 5)Pasien tidak 3)Pasien appendiktomy peprforasi,
mengalami gangguan 4) Pasien yang mengalami nyeri
pendengaran. Sedangkan Kriteria berat dan sangat berat
eksklusi:1)Pasien mengalami

HASIL

Tabel. 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di ruang Irna III RSUD P3
Gerung Lombok Barat tahun 2019
No Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%)
1. 20-25 7 36.8
2. 26-35 6 31.6
3. 36-45 4 21.1
4. 46-55 2 10.5
Jumlah 19 100
Sumber : Data primer, 2019

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan yang paling sedikit adalah yang


bahwa umur responden yang paling berumur 46-55 tahun sebanyak 2
banyak adalah umur 20-25 tahun responden (10,5%).
sebanyak 7 responden (36,8%), dan

Tabel. 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan jenis kelamin di ruang Irna III RSUD
P3 Gerung Lombok Barat tahun 2019
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Laki-laki 12 63.2
2. Perempuan 7 36.8
Jumlah 19 100
Sumber : Data primer, 2019.

Berdasarkan tabel 2 dijelaskan responden (63,2%), dan yang paling


bahwa berdasarkan jenis kelamin, rendah adalah yang berjenis kelamin
responden yang paling banyak perempuan yaitu sebanyak 7
adalah responden yang berjenis responden (36,8%).
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 12

Tabel. 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir di
ruang Irna III RSUD P3 Gerung Lombok Barat tahun 2019.
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1. Pendidikan rendah (SD) 4 21.1
2. Pendidikan menengah
15 78.9
(SMP-SMA)
3. Perguruan Tinggi (Akademi) 0 0,0
Jumlah 19 100
Sumber : Data primer, 2019.

192
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan menengah sebanyak 15 orang


sebagian besar tingkat pendidikan (78,9%) kemudian pendidikan rendah
responden adalah pendidikan (SD) sebanyak 4 (21,1%).

Tabel. 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Nyeri Sebelum Diberikan
Tehnik Relaksasi Genggam Jaridi Ruang Irna III RSUD P3 Gerung Lombok Barat

Tingkat Nyeri Frekuensi Persentase (%)


Tidak ada Nyeri 0 0,0
Nyeri Ringan 2 10.5
Nyeri Sedang 17 89.5
Jumlah 19 100
Sumber : Data primer, 2019.

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui genggam jari yaitu responden yang
bahwa tingkat nyeri yang dirasakan mengalami nyeri sedang sebanyak 17
paling banyak oleh responden orang (89,5%) dan sebanyak 2 orang
sebelum diberikan tehnik relaksasi (10,5%) mengalami nyeri ringan.

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Nyeri Sesudah Diberikan
Tehnik Relaksasi Genggam Jari di Ruang Irna III RSUD P3 Gerung Lombok Barat

Tingkat Nyeri Frekuensi Persentase (%)


Tidak Nyeri 8 42.1
Nyeri Ringan 7 36.8
Nyeri Sedang 4 21.1
Jumlah 19 100
Sumber :Data primer , 2019.

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui lebih banyak responden tidak
bahwa tingkat nyeri yang dirasakan mengalami nyeri sebanyak 8 orang
oleh reponden sesudah diberikan (42,1%) dan yang mengalami nyeri
tehnik relaksasi genggam jari adalah sedang sebanyak 4orang (21,1%).

Tabel 6
Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi
Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Post
Appendictomydi ruang IRNA III RSUD P3 Gerung Lombok Barat Tahun 2019.

N Mean Rank T P Value


hitung
Negative Ranks 0a .00
Pre_test - Positive Ranks 15b 8.00
-3.520b 0,000
Post_test Ties 4c
Total 19

193
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

Berdasarkan hasil Positive Ranks menunjukkan 15b


perhitungan menggunakan uji artinya sebanyak 15 orang
c
Wilcoxon Signed Ranks Test pada mengalami perubahan,dan 4 orang
tehnik relaksasi genggam jari yang menunjukkan tingkat nyerinya
sebelum dan sesudah diberikan tetap atau tidak mengalami
perlakuan diperoleh p value = 0,000 perubahan. Kemudian Negative
< α 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 Ranks menunjukkan 0a artinya tidak
diterima, artinya ada pengaruh ada responden yang mengalami
tehnik relaksasi genggam jari peningkatan nyeri (dari nyeri ringan
terhadap skala nyeri pasien post ke nyeri sedang).
operasi appendiktomy dengan

PEMBAHASAN tingkat nyeri ringan secara


1. Tingkat Nyeri Sebelum Diberikan obyektif klien dapat
Tehnik Relaksasi Genggam Jari berkomunikasi dengan baik, nyeri
Berdasarkan hasil penelitian di sedang secara obyektif klien
Ruang Irna III RSUD P3 Gerung mendesis,menyeringai, dapat
Lombok Barat tahun 2019 menunjukkan lokasi nyeri, dapat
didapatkan responden mengalami mendeskripsikannya,
nyeri ringan (10,5%) dan nyeri dapatmengikuti perintah dengan
sedang (89,5%), (kategori tingkat baik, nyeri berat secara obyektif
nyeri sedang). klien terkadang tidak
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa dapatmengikuti perintah tapi
89,5% responden merasakan nyeri masih respon terhadap tindakan,
sedang dengan nilai skala nyeri dapat menunjukkan lokasi nyeri,
yang berbeda-beda dari 4-6, dan tidak dapat mendeskripsikannya,
nyeri ringan 10,5% dengan nilai tidak dapat diatasi dengan alih
skala nyeri 1-3, berarti ada posisi, nafas panjang, dan
perbedaan persepsi nyeri distraksi, dan nyeri sangat berat
meskipun stimulusnya sama. dimana pasien sudah tidak
mampu lagi berkomunikasi
Tingkat nyeri sebelum diberikan (Smeltzer & Bare, 2002).
tehnik relaksasi genggam jari
berada dalam kategori sedang dan Sebelum pemberian tehnik
ringan, hal ini karena peneliti relaksasi genggam jari terdapat
hanya mengambil tingkat nyeri beberapa responden yang terlihat
dengan kategori sedang dan mendesis maupun menyeringai,
ringan sebagai bahan terlihat menunjukkan lokasi
penelitiaanya, peneliti tidak nyeri, dan mengatakan sulit tidur
mengambil tingkat nyeri dengan akibat nyeri yang dirasakan secara
kategori nyeri berat dan nyeri tiba-tiba. Hal ini karena secara
sangat berat, karena kategori alami nyeri bersifat subjektif dan
tingkat nyeri berat dan sangat sangat bersifat individual
berat tidak dapat diatasi dengan sehingga masing-masing individu
pengalihan posisi, tehnik relaksasi akan mempersepsikan nyerinya
genggam jari, melainkan hanya dengan berbeda pula tergantung
dapat di atasi dengan tindakan dari faktor-faktor lain yang
farmakologi. mempengaruhi nyeri.

Skala nyeri menurut Numerical Menurut Syahriyani (2010),


Rating Scale yaitu kategori perbedaan tingkat nyeri yang

194
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

dipersepsikan oleh pasien nyeri bahkan dapat terasa lebih


disebabkan oleh kemampuan berat lagi.Nyeri sering kali lebih
sikap individu dalam merespon berkurang setelah individu
dan mempersepsikan nyeri yang di mengalami suatu periode tidur
alami. Kemampuan yang lelap dibanding pada akhir
mempersepsikan nyeri hari yang melelahkan.
dipengaruhi oleh beberapa faktor
dan berbeda diantara individu. Berdasarkan tingkat pendidikan
Tidak semua orang terpajan responden paling banyak memiliki
terhadap stimulus yang sama tingkat pendidikan SMP dan SMA
mengalami intensitas nyeri yang yaitu sebanyak 15 orang (78,9%),
sama. Sensasi yang sangat nyeri sedangkan responden paling
bagi seseorang mungkin tidak sedikit memiliki tingkat
terasa bagi orang lain. pendidikan SD sebanyak 4 orang
(21,1%). Hal ini disebabkan
Berdasarkan umur diketahui karena rendahnya rasa ingin tahu,
paling banyak responden pada minat seseorang untuk
kelompok umur 20-25 tahun yaitu mendapatkan pendidikan dan
sebanyak 7 orang (36,8%). Hal ini kesadaran seseorang akan
akibat dari adanya pengalaman pentingnya pendidikan, sehingga
sebelumnya dengan nyeri tingkat pendidikan menjadi salah
sehingga dapat mempengaruhi satu faktor yang menyebabkan
reaksi terhadap nyeri. Menurut kurangnya pengetahuan yang
Potter & Perry (2005), Peredaan dimiliki responden akan sesuatu,
nyeri yang tidak adekuat di masa misalnya mengenai penyakit yang
lalu mempengaruhi reaksi dialaminya seperti appendiksitis,
terhadap nyeri. Jika nyerinya cara penanganan maupun
teratasi dengan cepat dan perawatannya. Responden lebih
adekuat, individu akan lebih banyak pada tingkat pendidikan
sedikit ketakutan terhadap nyeri SMP karena kesadaran untuk
di masa mendatang dan dapat melanjutkan pendidikan
mentoleransi dengan lebih baik. ketingkat yang lebih tinggi masih
Berdasarkan jenis kelamin kurang dan faktor ekonomi pun
diketahui paling banyak menjadi salah satu alasan
responden yang mengalami nyeri responden tidak dapat
sedang adalah laki-laki yaitu melanjutkan pendidikan. Menurut
sebanyak 12 orang (63,2%) , Priharjo (2003), semakin tinggi
sedangkan responden paling tingkat pendidikan seseorang,
sedikit yang mengalami nyeri maka semakin mudah menerima
ringan yaitu perempuan sebanyak informasi sehingga banyak pula
7 orang (36,8%). Hal ini karena pengetahuan yang dimiliki.
responden mengalami kesulitan Pendidikan yang rendah akan
tidur dan sering terbangun di menghambat perkembangan sikap
malam hari akibat adanya riwayat seseorang terhadap nilai-nilai
nyeri sebelumnya, sehingga akan yang baru diperkenalkan.
meningkatkan persepsi nyeri.
Menurut Potter & Perry (2005), 2. Tingkat Nyeri Sesudah Diberikan
Hal ini dapat menjadi masalah Tehnik Relaksasi Genggam Jari
umum pada setiap individu yang Berdasarkan hasil penelitian di
menderita penyakit dalam jangka Ruang Irna III RSUD P3 Gerung
lama. Apabila keletihan disertai Lombok Barat tahun 2019
kesulitan tidur, maka persepsi didapatkan responden yang tidak

195
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

mengalami nyeri (42,1%) dan darah.Neuromedulator ini


nyeri ringan (36,8%), (kategori menutup mekanisme pertahanan
tingkat nyeri ringan). Setelah dengan menghambat pelepasan
pemberian tehnik relaksasi substansi P yang dapat
genggam jari peneliti bisa mengurangi nyeri bahkan
melihat beberapa perubahan menghentikan nyeri (Potter and
pada responden diantaranya: Perry, 2005).
responden terlihat lebih segar
dan lebih ceria, responden juga Berdasarkan hasil tabel pada
mengatakan rasa nyeri yang lampiran 6 diketahui bahwa
mereka rasakan sudah berkurang setelah dilakukan tehnik
bahkan mereka mengatakan relaksasi genggam jari, terdapat
sudah tidak lagi kesulitan tidur. subyek penelitian yang
mengalami nyeri sedang dengan
Tingkat nyeri sesudah diberikan nilai 4-6 mengalami penurunan
tehnik relaksasi genggam jari atau perubahan menjadi nyeri
menurun dari kategori tingkat ringan dengan nilai 1-3, selain itu
nyeri sedang menjadi kategori terdapat subyek penelitian yang
tingkat nyeri ringan, hal ini tetap merasakan nyeri sedang
terjadi karena pernapasan yang dengan nilai 4-6. Hal ini
dalam dapat menghirup O2 terjadinya penurunan nyeri
secara adekuat sehingga otot- dipengaruhi oleh umur, jenis
otot menjadi relaksasi sehingga kelamin, dan pendidikan.
dapat mengurangi rasa nyeri.
Dampak positif ini terjadi karena Dilihat dari tabel 1 Usia
pada alur saraf desenden mempengaruhi kemampuan
melepaskan opiate endogen indvidu dalam mengatasi nyeri,
seperti endorphin dan dinorfin Hal ini terjadi bahwa semakin
(salah satu neuromodulator) tinggi usia seseorang maka
sebagai suatu pembunuh nyeri jiwanya semakin matang
alami yang berasal dari tubuh. terutama dalam meminimalkan
Neuromodulator ini menutup rasa nyeri. Menurut Potter and
mekanisme pertahanan dengan Perry (2005), ini berarti bahwa
menghambat pelepasan semakin matang usia seseorang
Substansi P (salah satu maka semakin matang pula
neurotransmitter nyeri), dengan perkembangan pola pikirnya
demikian dapat mencegah terutama dalam bereaksi
menghebatnya stimulus nyeri terhadap nyeri (mengatasi
sehingga sensasi nyeri yang nyeri).
dirasakan berkurang (Potter &
Perry, 2005). Dilihat dari tabel 2 menunjukkan
bahwa laki-laki lebih banyak dari
Pada tahap modulasi nyeri/pada pada perempuan.Hal ini
jalur desenden, efek dari air sebanding dengan penelitian
hangat (termoreseptor) pada sebelumnya yang dilakukan oleh
alur saraf desenden dapat Evarica Widyawati (2015)
melepaskan opiat endogen, perbandingan antara laki – laki
seperti endorfin dan dinorfin, 1,4 lebih sering daripada wanita
suatu pembunuh nyeri alami dan juga oleh Sjamsuhidayat
yang berasal dari tubuh yang (2011) juga mengatakan jenis
dapat menyebabkan vasodilatasi kelamin laki – laki lebih sering
pembuluh dari pada perempuan hal ini

196
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

dikarenakan oleh hiperplansia Nikita (2012), semakin tinggi


jaringan limfe, sumbatan lumen tingkat pendidikan seseorang
apendiks. Penyebab lain yang maka akan semakin tinggi
dapat menyebabkan apendiks kemampuan seseorang untuk
adalah erosi mukosa karena menyerap informasi dan
parasite seperti Enterobacter mengimplementasikannya
histolytica. Menurut penelitian kedalam perilaku dan gaya hidup
yang dilakukan Hwang dan sehari-hari. Individu yang
khumbhaar tahun (1940), berpendidikan akan mempunyai
didalam jurnal Dani & Calista koping yang lebih baik dari pada
(2013) proporsi jaringan limfoid yang tidak berpendidikan,
pada pria lebih banyak sehingga dapat mengeliminir
dibandingkan wanita namun rasa nyeri yang terjadi.
tidak ada konfirmasi lebih lanjut
mengenai hal ini. Hasil 3. Analisa Pengaruh Tehnik
penelitian yang dilakukan Relaksasi Genggam Jari
menunjukkan perbedaan yang Terhadap Penurunan Skala Nyeri
sangat tipis antara wanita dan Pada Pasien Post Appendictomy
pria. Menurut penelitian di Ruang Irna III RSUD P3 Gerung
Arifuddin ,dkk (2017) yang Lombok Barat Tahun 2019.
mengatakan bahwa Karena laki – Berdasarkan hasil perhitungan
laki lebih banyak menghabiskan menggunakan uji Wilcoxon
waktu diluar rumah untuk Signed Ranks Test pada tehnik
bekerja dan lebih cenderung relaksasi genggam jari sebelum
mengkonsumsi makanan fast dan sesudah diberikan perlakuan
food dibandingkan dengan nasi diperoleh p value = 0,000 < α
dan sebagainya, karena makanan 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1
fast food lebih gampang mereka diterima, artinya ada pengaruh
dapatkan direstauran ataupun di tehnik relaksasi genggam jari
pedagang kaki lima. Makanan terhadap skala nyeri pasien post
fast food merupakan jenis appendiktomy dengan Positive
makanan yang cara Ranks menunjukkan 15b artinya
pengolahannya tidak tepat, sebanyak 15 orang mengalami
sehingga hal ini dapat perubahan, dan 4c orang yang
menyebabkan beberapa menunjukkan tingkat nyerinya
komplikasi atau obstruksi pada tetap atau tidak mengalami
usus yang bias menimbulkan perubahan. Kemudian Negative
masalah pada system Ranks menunjukkan 0a artinya
pencernaan salah satunya tidak ada responden yang
apendiksitis. mengalami peningkatan nyeri
(dari nyeri ringan ke nyeri
Dilihat dari tabel 3 menunjukkan sedang).
bahwa tingkat pendidikan
seseorang mempengaruhi Tehnik relaksasi genggam jari
pengetahuan terhadap tingkat efektif berpengaruh terhadap
nyeri. Hal ini bahwa semakin penurunan tingkat nyeri pada
tinggi tingkat pengetahuan pasien post appendictomy, hal
seseorang, maka semakin tinggi ini terjadi karena dengan
tingkat pencegahan berbagai merelaksasikan otot-otot yang
jenis penyakit maupun kelainan- mengalami spasme yang
kelainan yang dapat disebabkan oleh terputusnya
mengakibatkan operasi. Menurut kontinuitas jaringan akibat

197
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

adanya pembedahan sehingga genggaman. Rangsangan


terjadi vasodilatasi pembuluh tersebut akan mengalirkan
darah dan akan meningkatkan semacam gelombang kejut atau
aliran darah ke daerah yang listrik menuju otak kemudian
mengalami spasme dan iskemik. diproses secara dengan cepat
dan diteruskan menuju saraf
Prinsip yang mendasari pada organ tubuh yang
penurunan nyeri oleh teknik mengalami gangguan, sehingga
relaksasi genggam jari terletak sumbatan di jalur energi menjadi
pada fisiologi system saraf lancar (Puwahang, 2011).
otonom yang merupakan bagian
dari system saraf perifer yang Menurut stuart (2007) di dalam
mempertahankan hemoestastis jurnal Sari & Maliya (2015),
lingkungan internal individu. Teknik relaksasi membantu
Pada saat terjadi pelepasan tubuh, pikiran dan jiwa untuk
mediator kimia sperti bradikinin, mencapai relaksasi. Teknik
prostaglandin dan substansi, relaksasi juga merupakan suatu
akan merangsang saraf simpatis tindakan untuk membebaskan
sehingga menyebabkan mental dan fisik dari ketegangan
vasokonstriksi yang akhirnya dan stress, sehingga dapat
yang meningkatkan tonus otot meningkatkan toleransi terhadap
yang menimbulkan pengiriman nyeri. Berbagai metode relaksasi
impuls nyeri dari medulla spinalis digunakan untuk menurunkan
ke otak dan dipersepsikan kecemasan dan ketegangan otot
sebagai nyeri (Smeltzer & Bare, sehingga didapatkan penurunan
2002). denyut jantung, penurunan
respirasi serta penurunan
Menurut Tamsuri (2007) dalam ketegangan otot.
Zees (2012), relaksasi adalah
tindakan relaksasi otot rangka Penelitian Sofiyah (2014)
yang dipercaya dapat mengenai pengaruh tehnik
menurunkan nyeri dengan relaksasi genggam jari terhadap
merileksasikan ketegangan otot penurunan skala nyeri pada
yang mendukung rasa nyeri. pasien post operasi sectio
caesarea, menunjukkan hasil
Menurut Liana, 2008 dalam nilai P value 0.000, ada
jurnal Pinandita et al. (2012), perbedaan yang signifikan skala
yang menyatakan bahwa nyeri sesudah diberikan terapi
menggenggam jari disertai relaksasi genggam jariantara
dengan menarik nafas dalam – kelompok eksperimen dan
dalam dapat mengurangi kelompok kontrol. Menurut Wong
ketegangan fisik dan emosi, (2011), prosedur
karena genggaman jari akan penatalaksanaan tehnik relaksasi
menghangatkan titik – titik genggam jari dilakukan selama
masuk dan keluarnya energi pada 10 menit.
meridian(saluran energy) yang
berhubungan dengan organ – KESIMPULAN
organ didalam tubuh yang 1. Berdasarkan usia,sebagian besar
terletak pada jari tangan. Titik responden dengan usia 20-25
titik refleksi pada tangan tahun sebanyak 7 responden
memberikan rangsangan secara (36,8%), dan terendah berusia 46-
refleks (spontan) pada saat

198
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

55 tahun sebanyak 2 responden 6. Terdapat pengaruh tehnik


(10,5%). relaksasi genggam jari terhadap
2. Berdasarkan jenis kelamin, skala nyeri pasien post operasi
sebagian besar responden appendiktomy di Ruang Irna III
berjenis kelamin laki-laki yaitu RSUD P3 Gerung Lombok Barat
sebanyak 12 responden dengan nilai p value = 0,000 < α
(63,2%),dan terendah berjenis 0,05 dengan perhitungan
kelamin perempuan yaitu menggunakan uji Wilcoxon Signed
sebanyak 7 responden (36,8%). Ranks Test.
3. Berdasarkan tingkat pendidikan,
sebagian besar tingkat pendidikan
responden adalah pendidikan SARAN
menengah sebanyak 15 orang 1. Bag iInstansi Rumah Sakit
(78,9%) sedangkan pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan
rendah (SD) sebanyak 4 (21,1%). bagi rumah sakit untuk
4. Tingkat nyeri yang dirasakan menerapkan tehnik relaksasi
sebagian besar responden genggam jari dalam menangani
sebelum diberikan tehnik atau menurunkan tingkat nyeri
relaksasi genggam jari yaitu nyeri ringan atau sedang yang dialami
sedang sebanyak 17 orang oleh pasien.
(89,5%). 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
5. Tingkat nyeri yang dirasakan oleh Hasil penelitian ini diharapkan
reponden sesudah diberikan dapat dipergunakan sebagai
tehnik relaksasi genggam jari acuan dan data dasar yang dapat
adalah sebagian besar responden di kembangkan dalam proses
tidak mengalami nyeri sebanyak 8 penelitian selanjutnya
orang (42,1%) dan yang
mengalami nyeri sedang sebanyak
4 orang (21,1%).

DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo. (2013).Konsepdan Menerapkan Hasil
Proses KeperawatanNyeri. Penelitian). Cetakan 11-12.
Editor Rose KR. Yogyakarta: Jakarta Timur : Trans Info
Ar-Ruzz Media. Media.

Arifuddin, dkk. (2017).“Faktor Dani & Calista, (2013).“Karakteristik


resiko kejadian apendisitis Penderita Apendisitis Akut Di
dibagian rawat inap rumah Rumah Sakit Immanuel
sakit umum anutapura palu”. Bandung”.

Dermawan, D, & Rahayuningsih, T. Depkes, RI . (2009). Sistem


(2010). Keperawatan Medikal kesehatan nasional. Diakses
Bedah SistemPencernaan. tanggal 16 Maret2017 dari
Yogyakarta: Gosyen respositori.usu.ac.id/bitstre
Publishing. am/123
456789/22361/5/chafterI.Pd
Dharma Kelana Kusuma. f.
(2011).Metodologi Penelitian
Keperawatan (Pedoman Kowalak. J. P. (2011). Buku Ajar
Melaksanakan dan Patofisiologi. Jakarta: EGC.

199
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2020 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2020] HAL 188-200

Zees, Fahriani R. (2012).Pengaruh


Linatu. (2013). Pengaruh Teknik TeknikRelaksasi
Relaksasi genggam Jari TerhadapRespon
Terhadap perubahan skala AdaptasiNyeri Pada Pasien
Nyeri pada Pasien Post Apendictomy Di Ruang G2
Operasi section Caesarea di Lantai II Kelas III BLUD RSU
RSUD Prof. Dr. margono Prof. DR.H.Aloei Saboe Kota
soekarno Purwekerto.Diakses Gorontalo.Journal Healt &
pada tanggal 20 Maret 2017. Sport.Volume 5.Nomor 3.

Pinandita. (2012). Pengaruh Teknik


Relaksasi genggam Jari
terhadap penurunan
Intensitas Nyeri Pada Pasien
Post Operas ilaparatomi.

Potter & Perry. (2014). Buku Ajar


fundamental Keperawatan
:konsep, proses, dan praktik.
Volume 2.Alih Bahasa
:Reneta Komalasari, dkk.
Jakarta : EGC.

Puwahang. (2011). Pijat Tangan


Untuk Relaksasi.www.jari-
jari tangan.Wordpress.com.

Sjamsuhidajat & De Jong (2011).


Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Sjamsuhidayat, R dan Wim de
jong, 2013.Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Sugiyono. (2010). Statistik Untuk
Penelitian. Bandung: CV
Alfabeta.

Syahriani ST. (2010). Pengaruh


Teknik Relaksasi Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri
Pada Pasien Post Operasi
apendiktomi di Ruang
Perawatan Bedah RSU TK II
Pelamonia Makasar. Journal
Of Nursing. Volume 1.Nomor
1.

WHO. (2010). Prevalensi Penyakit


Apendiktomi, 20 Maret 2017.
http//, Angka Kejadian
Apendiktomi.co.id .

200

You might also like