Professional Documents
Culture Documents
Stigma Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (Odgj) Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Stigma Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (Odgj) Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Stigma Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (Odgj) Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2, Agustus 2016
ABSTRACT
Background: Stigma is a negative view of individuals that would have influences on how they feel about,
and act upon others. Stigma towards people with mental health problems will negatively affect their recovery
process. At a stage of their education, nursing students will meet with people with mental disorders. It is
important to analyze their view towards people with mental disorders.
Objective: This research aimed to gain an overview on nursing students’ stigma towards people with mental
disorders at Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Methods: This study was descriptive quantitative with a cross sectional method and proportionate random
sampling technique, involving 81 respondents. Data were obtained through a questionnaire. Students’
stigma was viewed from several aspects including education, gender, age and ethnicity. Stigma was
assessed in three categories; low, moderate and high level of stigma.
Result: Result showed that within the categories, the highest prevalence was in the moderate level of stigma
(96.3% or 78 people), high level of stigma accounted for 3.7% (3 people), and there was not respondent with
low level of stigma.
Conclusion: The majority of nursing students at Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta had moderate
level of stigma.
Pasien dengan gangguan jiwa yang responden. Total sampel dalam penelitian ini
seharusnya diberi perhatian khusus justru berjumlah 81 responden.
menjadikan mereka diskriminasi di antara Variabel penelitian ini bersifat tunggal
kalangan yang lain. Stigma akan menjadikan yaitu stigma mahasiswa terhadap ODGJ.
pasien dikucilkan dari lingkungan, kehilangan Faktor-faktor yang berpengaruh pada stigma
harga diri, menjadi tidak berdaya, serta antara lain pendidikan, jenis kelamin, asal
memperburuk kualitas hidup pasien suku bangsa. Alat yang digunakan dalam
gangguan jiwa.(6) penelitian ini adalah kuesioner tertutup
Dengan latar belakang di atas, maka dengan lima alternatif jawaban yang telah
penting untuk mengetahui bagaimana disediakan, yaitu: “Sangat Setuju” (SS),
pandangan mahasiswa terhadap ODGJ, agar “Setuju” (S), “Tidak Setuju” (TS),”Ragu atau
bisa diarahkan sehingga memiliki rasa caring Tidak tahu”(R) dan “Sangat Tidak Setuju”
terhadap mereka. Tujuan penelitian ini (STS). Perhitungan bobot penilaian kuesioner
adalah mengetahui gambaran stigma dengan menggunakan skala Likert.
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sebelum digunakan, kuesioner diuji untuk
(PSIK) Stikes Jenderal Achmad Yani mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
Yogyakarta terhadap pasien dengan Sebanyak 50 item pertanyaan diujikan pada
gangguan jiwa. Peneliti akan menganalisis 30 responden dengan signifikansi 0,05.
perbedaan stigma yang dialami dari aspek Terdapat 48 item pertanyaan yang valid
pendidikan (jenjang semester), jenis kelamin, dengan nilai 0,897 ≤ r ≤ 0,415. Uji reliabilitas
dan suku bangsa. yang dilakukan memperoleh nilai 0,955-
0,958. Berdasarkan nilai tersebut, semua
BAHAN DAN CARA PENELITIAN item pertanyaan yang ada dinyatakan
Penelitian ini menggunakan rancangan reliabel.
deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian
ini adalah semua mahasiswa semester 2, 4, HASIL DAN PEMBAHASAN
dan 6 yang berjumlah 409 mahasiswa Stikes Tabel 1 menunjukkan bahwa
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Cara berdasarkan pendidikan (jenjang semester),
pengambilan sampel penelitian ini sebagian besar responden duduk di jenjang
menggunakan teknik proportionate random semester II dan IV dengan jumlah responden
sampling. Kriteria inklusi sampel adalah yang sama, masing-masing sebanyak 30
sebagai berikut: mahasiswa Ilmu orang (37%). Berdasarkan jenis kelamin
Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani responden berjenis kelamin laki-laki
Yogyakarta semester 2, 4, dan 6 yang sebanyak 43 orang (53,1%). Responden
sedang tidak cuti dan bersedia menjadi yang berasal dari suku Jawa sebanyak 43
130 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
orang (53,1%). 183 dan tinggi jika skor lebih besar dari 183.
Tabel 2. Distribusi Tingkat Stigma
pada Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden Tingkatan Stigma f (%)
Karakteristik Kategori f (%) Rendah 0 (0)
Pendidikan Semester II 30 (37) Sedang 78 (96.3)
(jenjang Semester IV 30 (37)
Tinggi 3 (3.7)
semester) Semester VI 21 (26)
Total
Jenis
Kelamin Perempuan 38 (46.9)
Laki-laki 43 (53.1)
Asal Suku Jawa 43 (53.1)
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
Bangsa Luar Jawa 38 (46.9) besar mahasiswa Program
Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) Stikes Jenderal Achmad
Tabel 2 menjelaskan tentang distribusi
Yani Yogyakarta memiliki stigma terhadap
tingkat stigma pada responden. Responden
pasien dengan gangguan jiwa dalam kategori
dikatakan memiliki stigma yang rendah saat
sedang 78 orang (96,3%).
skor kurang dari 117, sedang jika skor 117-
Tabel 3 menunjukkan bahwa tabulasi tentang keperawatan jiwa pada semester IV,
silang jenjang semester dengan stigma sementara itu pada semester VI mahasiswa
terhadap pasien dengan gangguan jiwa, melakukan praktik di Rumah Sakit Jiwa untuk
kategori stigma tinggi dialami oleh memberikan asuhan keperawatan secara
mahasiswa semester II dengan jumlah langsung terhadap ODGJ. Pendidikan sangat
mahasiswa sebanyak 2 (6,7%) orang dan berperan penting terhadap perubahan stigma
mahasiswa semester IV sebanyak 1 (3,3%) seseorang. Pendidikan yang diperoleh dapat
orang. Tidak ada mahasiswa semester VI menurunkan stigma terhadap pasien dengan
yang mempunyai stigma tinggi. gangguan jiwa dari berbagai kalangan
Mahasiswa Program Studi Ilmu masyarakat.(7) Pemaparan mahasiswa secara
Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani langsung terhadap ODGJ mempunyai
Yogyakarta mendapatkan perkuliahan pengaruh yang lebih besar terhadap
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 131
penurunan stigma. Oleh sebab itu, pada memandang gangguan jiwa dengan konsep
semester VI tidak ditemui adanya mahasiswa yang berbeda.(10) Hasil penelitian terdahulu
dengan stigma yang sedang. Hal ini sesuai menunjukkan hubungan yang tidak konsisten
dengan hasil penelitian bahwa sikap antara umur dengan stigma terhadap
mahasiswa bisa berubah saat ada kontak ODGJ.(11)
dengan pasien gangguan jiwa atau saat Tabulasi silang asal suku bangsa dengan
(8)
pasien dilibatkan dalam intervensi. Program stigma terhadap pasien dengan gangguan
untuk mengurangi stigma bisa dilaksanakan jiwa menunjukkan bahwa responden paling
dengan baik, salah satunya dengan banyak adalah berasal dari suku bangsa
mengadakan interaksi dengan ODGJ secara Jawa dan memiliki stigma sedang sebanyak
(7)
langsung dengan mahasiswa. 41 orang (95,3%) dan sebaliknya responden
Tabulasi silang jenis kelamin dengan paling sedikit adalah berasal dari suku luar
stigma terhadap pasien dengan gangguan Jawa dan memiliki stigma yang tinggi
jiwa, responden paling banyak adalah sebanyak 1 orang (2,6%). Meskipun
berjenis kelamin laki-laki dan memiliki stigma demikian tidak bisa disimpulkan bahwa suku
yang sedang terhadap pasien dengan bangsa berhubungan dengan tingkat stigma,
gangguan jiwa sebanyak 41 orang (95,3%) karena data tidak memungkinkan untuk
dan stigma yang tinggi sebanyak 2 orang dianalisis. Penelitian-penelitian sebelumnya
(4,7%). Hasil ini menunjukkan bahwa secara menyimpulkan bahwa tidak terdapat
persentase, wanita lebih banyak memiliki hubungan yang signifikan antara suku
stigma dengan tingkat sedang dibandingkan bangsa dengan stigma terhadap ODGJ.(9)
laki-laki, sementara laki-laki lebih banyak Akan tetapi kebanyakan penelitian tidak
memiliki stigma dengan tingkat tinggi. dilakukan di Indonesia, sehingga mungkin
Meskipun demikian penelitian-penelitian saja hasil akan berbeda jika penelitian serupa
sebelumnya menyimpulkan bahwa tidak dilakukan di Indonesia.
terdapat hubungan yang signifikan antara
jenis kelamin dengan stigma terhadap KESIMPULAN
ODGJ.(9) Mahasiswa PSIK Stikes Jenderal
Pada penelitian ini, responden didominasi Achmad Yani paling banyak memiliki stigma
oleh usia 17-25 tahun (usia mahasiswa). dengan kategori sedang dan tidak memiliki
Oleh karena itu tidak bisa disimpulkan bahwa stigma dengan kategori rendah.
usia mempengaruhi hasil penelitian ini. Mahasiswa PSIK Stikes Jenderal Ahmad
Meskipun demikian, sebuah penelitian Yani Yogyakarta yang sudah mendapatkan
mengatakan bahwa usia mungkin pembelajaran keperawatan jiwa dan praktik
mempengaruhi bagaimana individu klinik secara langsung tidak memililki stigma
132 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016