Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

e-ISSN: 2745-7915

Volume 2, No. 1 April 2021 p-ISSN: 2745-7923

Kebijakan Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan Di Kabupaten Buleleng Selama
Pandemi Covid-19

Nyoman Dane
STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, nyomandanne@gmail.com

Abstract
Nowadays tourism as one of the drivers of the world economy has positive and negative
roles for the survival of nature. The rapid spread of COVID-19 has prompted the
government to make various efforts to contain the spread of COVID-19. The implication
of this condition has a direct impact on the tourism industry in Buleleng Regency. Based
on the problems described, this study aims to examine policies for sustainable tourism
development in Buleleng Regency during the Covid-19 pandemic. The method used in
this research is descriptive qualitative method. Data as the basic source of analysis in this
study were obtained by using the documentary study data collection technique. This data
will then be processed through three stages consisting of data reduction, data presentation
/ display and drawing conclusions. Based on the results of the study, it was concluded
that the tourism sector, which was slumped due to the Covid-19 pandemic, is entering a
new normal era. Sustainable tourism will be a consequence of the part of tourism
development, after the Covid-19 pandemic is over. Sustainable tourism work is not only
sectoral work, but must be comprehensive, whether it be the community, government,
academics and others, or what is commonly called pentahelix.
Keywords: Sustainable Tourism Development Policy and Covid-19

1. Pendahuluan kepariwisataan. Pariwisata sebagai


Pariwisata merupakan salah salah satu penggerak perekonomian
satu penghasil devisa non migas dunia, memiliki peran positif dan
terbesar di Indonesia. Dalam negatif bagi keberlangsungan hidup
kegiatannya, pariwisata melibatkan alam. Potensi keindahan dan
banyak komponen yang saling kealamian alam, membuat setiap
berkaitan satu dengan yang lainnya, manusia yang mendatanginya akan
seperti: jasa pelayanan wisata, sosial, selalu mendapat ketenangan serta
ekonomi, budaya, politik, keamanan, kesejukan. Disisi lain, adanya
dan lingkungan. Aktivitas pariwisata manusia yang mendatangi, turut
secara tidak langsung melibatkan serta dalam eksploitasi kepada alam
kehidupan sosial baik itu masyarakat yang sudah terjaga secara alami serta
sebagai pengunjung (visitor) dan sebagai habitat para penghuninya.
wisatawan (tourist) maupun Penyebaran Corona Virus Disease 2019
penyedia objek pariwisata dan (COVID-19) yang melanda dunia di
penerima wisatawan. Hubungan tahun 2020 pada awalnya disikapi
sosial masyarakat ini sangat berbeda oleh pemerintah Indonesia,
berpengaruh pada perkembangan keyakinan bahwa COVID-19 tidak

61
Volume 2, No. 1, April 2021 e-ISSN: 2745-7915
p-ISSN: 2745-7923

akan menyebar ke Indonesia salah satu daerah yang memiliki


memunculkan gagasan dari kasus infeksi COVID-19 cukup
pemerintah Indonesia untuk banyak di Provinsi Bali menerapkan
memberikan insentif bagi sektor berbagai kebijakan dalam upayanya
pariwisata agar mampu menanggulangi penyebaran COVID-
meningkatkan kunjungan wisatawan 19 agar tidak meluas dan menginfeksi
asing ke Indonesia meskipun negara- banyak masyarakat. Salah satu
negara ASEAN yang lainnya mulai kebijakan yang berdampak langsung
menerapkan pembatasan kunjungan kepada sektor pariwisata yaitu
wisatawan ke negaranya (Sugianto, adanya surat edaran Bupati Buleleng
2020). Tertanggal 18 Maret 2020 tentang
Pada kenyataannya gagasan himbauaun untuk sementara tidak
tersebut menjadi tidak terwujud melaksanakan kegiatan Operasional
ketika awal bulan Maret 2020 Jasa Usaha Pariwisata dalam Upaya
diketemukan kasus pertama warga Kewaspadaan Terhadap Penularan
negara Indonesia yang terinfeksi COVID-19, yang merujuk pada
COVID-19. Hanya berselang satu Keputusan Gubernur Bali Nomor :
bulan dari pengumuman tersebut, 236/03- B/HK/2020 tanggal 10 Maret
COVID-19 menyebar ke banyak kota 2020 Penetapan Status Siaga
di Indonesia yang mana korban Penanggulangan COVID-19 (16-30
meninggal mencapai ratusan orang Maret 2020). Dalam surat edaran
dan bertambah setiap harinya seiring tersebut tercantum 30 (tiga puluh)
dengan bertambahnya jumlah orang jasa wisata yang tidak dapat
yang terinfeksi COVID-19 (Yurianto, melaksanakan kegiatan
Pritasari, Wibowo, & Siswanto, 2020). operasionalnya seperti krisna
Penyebaran COVID-19 yang cepat watersport, banyuwedang, dan
mendorong pemerintah melakukan TNBB sampai dengan area
berbagai upaya penanggulangan permainan anak, bahkan
penyebaran COVID-19, salah satu pemberhentian jasa usaha wisata
upaya tersebut yaitu dengan berlaku juga bagi jasa usaha yang
ditetapkannya COVID-19 sebagai berada di lingkungan perhotelan.
bencana nasional non-alam melalui Terhentinya operasional jasa
Keppres 12 Tahun 2020 tentang wisata berdampak langsung kepada
Penetapan Bencana Non-alam industri pariwisata di Kabupaten
Penyebaran COVID-19 sebagai Buleleng, mengingat Kabupaten
Bencana Nasional. Implikasi dari Buleleng merupakan salah satu
ditetapkannya COVID-19 sebagai kabupaten tujuan wisata di Bali.
bencana alam yaitu kebijakan Kondisi tersebut berlanjut ketika
penanggulangan COVID-19 berada Kabupaten Buleleng ditetapkan
di pemerintah pusat beserta dengan sebagai daerah pemberlakuan
pemerintah daerah yang mana setiap Pembatasan Kegiatan Masyarakat
pemangku kepentingan harus (PKM) yang mana segala jenis
tunduk dan taat kepada kebijakan aktivitas pariwisata secara tegas
penanggulangan COVID-19 tersebut. dilarang sebagaimana diatur dalam
Kabupaten Buleleng sebagai Surat Keputusan Menteri Kesehatan

62
Kebijakan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan…(Nyoman Dane, Hal. 61-72)

No. HK.01.07/MENKES/259/2020. menyiapkan strategi guna


Pemberhentian sektor jasa mendorong pelaku industri
pariwisata tidak hanya terjadi di jenis pariwisata menggunakan konsep
wisata belanja dan wisata kuliner berkelanjutan (sustainable tourism),
yang mana Kabupaten Buleleng karena selain memiliki nilai
sudah terkenal dengan jenis wisata kebermanfaatan ekonomi, pola
tersebut, tetapi juga terhadap jenis pariwisata keberlanjutan memberi
wisata lainnya seperti wisata sejarah, kontribusi langsung bagi kegiatan
wisata alam dan wisata budaya. konservasi. Penerapan program
Implikasi dari kondisi tersebut Sustainable Tourism for Development
berdampak langsung kepada industri (STDev) yang dituangkan dalam
pariwisata yang ada di Kabupaten Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun
Buleleng. Kerugian tidak hanya 2016, tentang Pedoman Destinasi
berdampak kepada penyelenggaraan Pariwisata Berkelanjutan yang
pariwisata secara langsung, tetapi mengadopsi standar internasional
juga kepada sektor industri dari Global Sustainable Tourism Council
penunjang pariwisata seperti jasa (GSTC). Implementasi pariwisata
transportasi/travel, hotel, dan lain berkelanjutan adalah tugas yang
sebagainya. Meskipun banyak pihak sangat berat dan tak bisa dilakukan
memprediksi bahwa COVID-19 bisa oleh pemerintah saja. Namun
berlangsung sepanjang tahun 2020, kelompok sadar wisata (pokdarwis)
akan tetapi kerugian bagi industri harus dilibatkan secara serius untuk
pariwisata sudah bisa dirasakan membangun fondasi dan
dampaknya pasca diberlakukannya merealisasikan pariwisata
kebijakan Pembatasan Kegiatan berkelanjutan.
Masyarakat (PKM). Dalam rangka merealisasikan
Sektor pariwisata yang paling program pariwisata berkelanjutan
berimbas adalah perhotelan. Dinas Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten
Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng akan membahas mengenai
Buleleng mengakui, sektor konsep ini bersama pihak yang
perhotelan terkena imbas wabah terlibat dalam ekosistem industri
virus Corona. Kepala Dinas pariwisata. Diantaranya, pelaku
Pariwisata (Dispar) Kabupaten usaha, hotel, masyarakat, budayawan
Buleleng menjelaskan, bahwa angka dan akademisi. Dengan melalui
hunian hotel di Kabupaten Buleleng sistem pariwisata terpadu (siparu),
mengalami penurunan drastis sejak diharapkan, tahun depan konsep
wabah virus corona terjadi di wisata berkelanjutan banyak
berbagai negara. Hingga saat ini diterapkan di berbagai wilayah
tingkat hunian hotel di Kabupaten khususnya di Kabupaten Buleleng.
Buleleng hanya terisi sebesar 30 Pariwisata berkelanjutan
persen. Padahal, angka normal (sustainable tourism) dinilai sebagai
tingkat hunian hotel pada 2019 rata- aspek terpenting bagi pengembangan
rata mencapai 60 sampai 70 persen. sektor pariwisata di era kenormalan
Dinas Pariwisata (Dispar) baru pascapandemi COVID-19.
Kabupaten Buleleng tengah Aspek tersebut diterapkan seiring

63
Volume 2, No. 1, April 2021 e-ISSN: 2745-7915
p-ISSN: 2745-7923

kebijakan protokol kesehatan yang krisis dan aspek kebersihan,


ditunjang oleh kesiapan-kesiapan di kesehatan dan keselamatan. Progran
daerah-daerah tujuan wisata. Plt. pariwisata berkelanjutan bukan
Deputi Bidang Sumber Daya dan hanya kerja sektoral, tapi harus
Kelembagaan menyeluruh baik masyarakat,
Kemenparekraf/Baparekraf, Frans pemerintah, akademisi, dan lainnya,
Teguh menjelaskan, pariwisata atau yang biasa kita sebut pentahelix.
berkelanjutan akan menjadi sebuah Berbagai disiplin ilmu dan stakeholder
pilihan dan konsekuensi dari bagian harus bekerja bersama-sama dan
pengembangan pariwisata, setelah memperbaiki aspek tata kelola, aspek
pandemi COVID-19. Menurutnya, ke ekonomi, sosial budaya dan
depan yang perlu diperkuat yakni lingkungan untuk meningkatkan
bagaimana pariwisata berpusat daya saing, reputasi dan kepercayaan
kepada manusia atau people-centered publik serta nilai keberlanjutan
tourism atau community based tourism sumber daya kepariwisataan.
yang mencakup peningkatan Berdasarkan permasalahan yang
diversifikasi produk, pelayanan telah diuraikan, penelitian ini
sesuai dengan kebutuhan perilaku bertujuan untuk mengkaji kebijakan
masyarakat, pola pelayanan serta pembangunan pariwisata
upaya meningkatkan kekuatan berkelanjutan di Kabupaten Buleleng
kearifan lokal yang akhirnya menjadi selama pandemi Covid-19.
unique selling point. Hal itu yang harus
dijaga, dirawat dan dikelola dengan 2. Metodelogi
dukungan kualitas sumber daya Metode yang digunakan
manusia ke depan. Selain itu perlu dalam penelitian ini adalah metode
diterapakan nilai keberlanjutan kualitatif deskriptif. Penelitian
domestik seperti resiliens dan kualitatif deskriptif adalah penelitian
kearifan lokal, serta pariwisata yang yang dilakukan untuk
berkeseimbangan. mendeskripsikan secara terperinci
Penerapan pariwisata fenomena sosial tertentu tanpa
berkelanjutan lebih luas dibutuhkan menggunakan hipotesa yang telah
kerja sama dari seluruh pemangku dirumuskan secara ketat
kepentingan pariwisata. Saat ini, para (Singarimbun, 2013). Penelitian
pihak pariwisata memiliki kualitatif mempunyai tujuan agar
momentum untuk untuk peneliti lebih mengenal lingkungan
membenahi, menata dan penelitian, dan dapat terjun langsung
menyiapkan strategi dan langkah ke lapangan sebagai key instrument
reopening atau rebound pemulihan (instrumen kunci). Jennings (2011)
pariwisata. Pemerintah menawarkan menjelaskan penelitiaan kualitatif
konsep dan strategi untuk berhubungan dengan paradigma
mengaplikasikan skema dan pola holistik-induktif yang
pengembangan pariwisata menginterpretasikan permasalahan
berkelanjutan dengan parameter dan sosial dalam ranah paradigma post
indikatornya secara komprehensif modern. Nana Syaodih Sukmadinata
termasuk dalam upaya penanganan (2015) menyatakan bahwa penelitian

64
Kebijakan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan…(Nyoman Dane, Hal. 61-72)

kualitatif (qualitative research) adalah COVID-19 akan berlangsung


suatu penelitian yang ditujukan sepanjang tahun 2020. Dalam konteks
untuk mendiskripsikan dan pariwisata, COVID-19 yang disusul
menganalisis fenomena, peristiwa, dengan pemberlakukan Pembatasan
aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, Kegiatan Masyarakat (PKM)
persepsi, pemikiran orang secara berimplikasi kepada berhentinya
individu maupun kelompok. seluruh kegiatan pariwisata yang ada
Sumber data dalam penelitian ini di Kabupaten Buleleng yang
didapat dengan menggunakan teknik tentunya berimplikasi pula pada
pengumpulan data dokumentasi kerugian ekonomi di sektor
(documentary study) yang mana pariwisata.
berbagai data yang dianggap relevan Kabupaten Buleleng saat ini
dengan penelitian yang tengah di menjadi kabupaten dengan memiliki
lakukan bersumber baik dari buku, tiga wisata unggulan yang ada di
jurnal, peraturan perundang- provinsi Bali, tidak heran apabila
undangan, laman web dan sumber pariwisata di Kabupaten Buleleng
referensi lainnya. Data ini kemudian sering direpresentasikan sebagai
akan diolah melalui tiga tahapan pariwisata dengan keunikannya bagi
yang terdiri dari reduksi data, provinsi Bali yang mana banyak jenis
penyajian data/display dan pariwisata yang ada di provinsi Bali
penarikan kesimpulan Creswell bisa dilihat dan dirasakan hanya
(2014). Kemudian data tersebut akan dengan berkunjung ke Kabupaten
dilakukan pengujian untuk Buleleng semata. Pariwisata di
menghasilkan gambaran yang real Kabupaten Buleleng secara empiris
dan benar sesuai dengan kondisi tidak hanya terpusat di obyek wisata
yang ada melalui teknik triangulasi pantai lovina semata, tetapi di
yang meliputi tahap check, tahap re- beberapa tempat atau kecamatan
check dan tahap cross-check (Sugiyono, lainnya yang ada di Kabupaten
2018). Buleleng. Implikasi bagi sektor
pariwisata yaitu secara empiris
3. Pembahasan pariwisata tidak hanya
COVID-19 yang sudah dikembangkan di Kabupaten
menyebar ke seluruh provinsi di Buleleng semata, tetapi di beberapa
Indonesia disikapi dengan penetapan Kabupaten lainnya di Provinsi Bali.
bencana nasional COVID-19 oleh Kabupaten Buleleng memiliki
pemerintah, status tersebut banyak objek wisata yang dapat
didasarkan kepada bayaknnya warga dijadikan daya tarik pariwisata bagi
masyarakat yang terinfeksi COVID- para wisatawan baik yang berasal
19, bahkan ratusan orang meninggal dari luar negeri maupun yang berasal
disebabkan oleh COVID-19 tersebut. dari dalam negeri. Kawasan
Kondisi wabah COVID-19 pariwisata yang ada di Kabupaten
diperparah dengan belum Buleleng tidak hanya terbatas kepada
diketemukannya obat dan vaksin anti jenis pariwisata yang memanfaatkan
COVID-19, berbagai pihak sumber daya alam, tetapi juga
memprediksi bahwa penyebaran bervariatif sampai dengan jenis

65
Volume 2, No. 1, April 2021 e-ISSN: 2745-7915
p-ISSN: 2745-7923

pariwisata spiritual, adat dan Gambar. Dampak Wabah COVID-


budaya. Berbagai Kawasan yang 19 di Kabupaten Buleleng
menunjang pariwisata di Kabupaten
Buleleng pada akhirnya menjadikan
Kabupaten Buleleng sebagai tempat
wisata yang tidak hanya diakui
secara nasional, tetapi juga
internasional dengan banyaknya
wisatawan asing yang bermukim di
sekitaran pantai lovina, desa
pemuteran, desa sembiran dan
daerah lainnya di Kabupaten
Buleleng.
Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PKM) di Kabupaten Buleleng yang
salah satu aturannya melarang
kegiatan pariwisata di satu sisi harus
didukung guna menanggulangi Berdasarkan Gambar di atas,
penyebaran COVID-19, akan tetapi di setidaknya terdapat 5 (lima) aspek
sisi lain tidak dapat dipungkiri yang terdampak COVID-19 bagi
memberikan kerugian kepada sektor pariwisata, yaitu: Pertama,
pariwisata itu sendiri yang mana aspek ekonomi yang mana
semua pemangku kepentingan mulai berhentinya aktivitas pariwisata di
dari pemerintah daerah, pelaku Kabupaten Buleleng secara otomatis
usaha sampai dengan pekerja di menghentikan pemasukan dari jasa
sektor pariwisata merasakan pariwisata, hal ini tentu saja
kerugian tersebut. Pariwisata sebagai memberikan kerugian ekonomi bagi
salah satu sektor unggulan para pelaku usaha pariwisata yang
Kabupaten Buleleng telah selama ini mendapatkan penghasilan
memberikan pemasukan kepada dari sektor pariwisata. Kerugian
Pemerintah Kabupaten Buleleng ekonomi dari berhentinya aktivitas
melalui pajak jasa pariwisata, serta pariwisata berimplikasi kepada
telah membuka lapangan pekerjaan aspek lainnya dikarenakan meskipun
dan menjadi salah satu sumber mata tidak mendapatkan penerimaan dari
pencaharian bagi banyak jasa pariwisata tetapi aktivitas
masyarakat. Dengan berhentinya pengelolaan pariwisata tetap berjalan
aktivitas pariwisata yang ada di seperti pemeliharaan fasilitas
Kabupaten Buleleng, maka dampak pariwisata, pembayaan iuran air dan
yang ditimbulkannyapun mencakup listrik, pengajihan karyawan baik
banyak aspek yang saling terkait satu yang masih bekerja maupun yang
dengan yang lainnya. dirumahkan dan lain sebagainya.
Kondisi tersebut membuat
ketidakseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran bagi

66
Kebijakan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan…(Nyoman Dane, Hal. 61-72)

para pelaku usaha pariwisata, pemulihan pasca COVID-19.


sehingga tidak menutup Sektor pariwisata yang
kemungkinan bagi para pengusaha terpuruk akibat pandemi Covid-19
yang mengalami kerugian besar, tengah memasuki era normal baru.
memiliki beban untuk Perubahan paradigma tengah
mengembalikan kegiatan pariwisata berlangsung dan sejumlah protokol
(Permana, 2020). baru akan diterapkan untuk
Kedua, aspek pendapatan menyambut kondisi normal baru di
pajak yang mana pariwisata di industri pariwisata. Menteri
Kabupaten Buleleng tahun 2019 Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
menyumbang sebesar 4.113.673.000,- Wishnutama Kusubandio
atau setara dengan 1,13% dari total mengemukakan, sektor pariwisata
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menyerap banyak lapangan
Kabupaten Buleleng (Pemkab kerja sangat terpukul akibat pandemi
Buleleng, 2019). Ketiga, aspek Covid-19. Sementara sulit untuk
ketenagakerjan merupakan aspek memprediksi kapan pandemi
yang terdampak wabah COVID-19 tersebut akan berakhir. Akan tetapi,
yang mana pemberlakuan industri pariwisata harus terus
Pembatasan Kegiatan Masyarakat berlanjut dan memasuki era normal
(PKM) secara otomatis menghentikan baru. Era normal baru membawa
banyak pekerjaan di sektor peran baru, jalan baru, dan ekspektasi
pariwisata. Pelaku usaha di sektor pariwisata. Digitalisasi
merumahkan para pekerja dengan berkembang cepat di luar dugaan.
tetap menggaji sebagaimana Bisnis pariwisata harus beradaptasi
ketentuan peraturan pemerintah, terhadap kondisi yang baru serta
akan tetapi tidak sedikit dari para mengatur kembali strategi model
pekerja yang dirumahkan tersebut bisnis agar bisa bertahan di era
tidak mendapatkan kepastian akan normal baru, dengan menyesuaikan
dipekerjakan kembali pasca wabah perkembangan teknologi
COVID-19. Keempat, brand image (Grahadyarini, 2020).
dalam pariwisata merupakan aspek Presiden Joko Widodo
yang penting dikarenakan adanya meminta jajarannya untuk
citra yang baik selain akan melakukan inovasi dan perbaikan di
memunculkan kesan positif juga sektor pariwisata. Sehingga dengan
akan meningkatkan keinginan adanya perubahan tren di pariwisata
berkunjung dari para wisatawan. global saat ini diharapkan Indonesia
Kelima, keberlanjutan usaha mampu beradaptasi. Dalam hal ini
pariwisata menjadi aspek yang harus perubahan tren di pariwisata akan
dipertanyakan ketika aktivitas bergeser ke alternatif liburan yang
pariwisata terhenti, apakah berbagai tidak banyak orang seperti solo travel
jenis pariwisata yang selama ini tour, virtual tourism, serta staycation
terselenggara akan tetap bertahan dimana isu health, hygiene, dan safety
dan pulih pasca wabah COVID-19 akan menjadi pertimbangan utama
atau sebaliknya ditutup dikarenakan bagi wisatawan yang ingin berwisata.
tidak bisa melakukan proses Kemudian bagi para pelaku industri

67
Volume 2, No. 1, April 2021 e-ISSN: 2745-7915
p-ISSN: 2745-7923

pariwisata dan ekonomi kreatif harus Setelah pandemi berlalu


betul-betul mengantisipasi dan tidak akan hadir kondisi “new normal”
tergesa-gesa untuk membuka atau tren baru dalam berwisata,
destinasi wisata agar tak ada lagi yang mana wisatawan akan lebih
imported case yang dapat berdampak memperhatikan protokol-protokol
buruk pada citra pariwisata. wisata, terutama yang terkait
Disamping itu media memiliki peran dengan kesehatan, keamanan,
yang penting dalam pembentukan kenyamanan, sustainable and
stigma masyarakat terutama di masa responsible tourism, authentic digital
pandemi saat ini. Media menjadi ecosystem, dan lainnya. Dalam
salah satu pusat jembatan informasi penerapan pariwisata
antara pemerintah dengan berkelanjutan terdapat pedoman-
masyarakat, termasuk informasi pedoman yang dikeluarkan oleh
mengenai perkembangan sektor Global Sustainable Tourism Council.
pariwisata yang seharusnya dapat Indonesia juga secara aktif
menjadi harapan bagi masyarakat berkoordinasi dengan UNWTO
untuk survive dan bersiap memulai hingga terbentuknya ISTC. Bahkan
New Normal dengan protokol pemerintah juga telah menyusun
khusus sektor pariwisata. Namun pedoman dalam penerapan
realitanya justru banyak berita pariwisata berkelanjutan melalui
negatif yang beredar, tingginya Permenpar Nomor 14 tahun 2016
antusiasme masyarakat dalam tentang Pedoman Destinasi
memandang berita panas seperti Pariwisata Berkelanjutan.
angka kematian menyebabkan media Kemenparekraf pun telah memiliki
terus menggoreng isu tersebut untuk framework dan action plan, hingga
mendapat travic penonton dengan sertifikasi yang bekerja sama
jumlah yang tinggi, sehingga dengan universitas. Usaha-usaha
terbentuk kepanikan masyarakat tersebut diharapkan dapat
yang membuat sebagian masyarakat menumbuhkan sustainable tourism
kehilangan harapan untuk bertahan destination di berbagai daerah
di situasi sulit seperti saat ini (Warta Tanah Air. Banyak penggiat
Ekonomi, 2020). pariwisata, pelaku desa wisata,
Pariwisata berkelanjutan akan serta komunitas yang telah berhasil
menjadi sebuah konsekuensi dari menerapkan pariwisata
bagian pengembangan pariwisata, berkelanjutan sehingga dapat
setelah pandemi Covid-19 selesai. memberikan nilai tambah dalam
Ditutupnya destinasi wisata akibat perkembangan ekonomi maupun
wabah harus menjadi momentum pengembangan secara umum.
bagi para pengelola destinasi di Kerja pariwisata
Tanah Air untuk dapat mengevaluasi berkelanjutan bukan hanya kerja
dan menata ulang tempat wisatanya, sektoral, tapi harus menyeluruh
sehingga menghadirkan kesan yang baik masyarakat, pemerintah,
lebih baik untuk wisatawan termasuk akademisi dan lainnya, atau yang
mulai menerapkan pariwisata biasa disebut pentahelix. Berbagai
berkelanjutan. disiplin ilmu harus bekerja

68
Kebijakan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan…(Nyoman Dane, Hal. 61-72)

bersama-sama dan memperbaiki (tiga) pihak yang dalam hal ini pihak
pendekatan- pendekatan kita untuk pertama yaitu Pemerintah Kabupaten
tidak hanya meningkatkan daya Buleleng sebagai otoritas yang akan
saing tapi juga daya keberlanjutan mengesahkan instrumen kebijakan
dari kegiatan kepariwisataan. pemulihan pariwisata, pihak kedua
Pariwisata berkelanjutan akan yaitu pelaku usaha dalam pariwisata
menjadi peluang yang sangat besar yang ada di Kabupaten Buleleng
ke depan, terutama pascapandemi, yaitu perusahaan jasa pariwisata dan
karena selain menjadi kebutuhan pengusaha pariwisata baik
wisatawan dari sisi investasi juga perorangan maupun berasal dari
tidak terlalu besar. Kementerian kelompok masyarakat dan pihak
Pariwisata dan Ekonomi ketiga yaitu para pemerhati
Kreatif/Badan Pariwisata dan pariwisata dan akademisi yang mana
Ekonomi Kreatif mendorong kontribusi pemikirannya dapat
masyarakat Indonesia untuk dijadikan input penyusunan
memanfaatkan kearifan lokal di kebijakan pemulihan pariwisata
daerah masing-masing sebagai meskipun secara empiris tidak terkait
upaya membangun pariwisata langsung dalam penyelenggaraan
berkelanjutan di era adaptasi pariwisata. Upaya pemulihan
kebiasaan baru. pariwisata pasca wabah COVID-19
Urgensi pemulihan pariwisata tidak hanya melalui penyusunan
sebagaimana dijelaskan di atas instrumen kebijakan semata, tetapi
membutuhkan suatu perencanaan juga harus diimbangi dengan adanya
yang disusun secara baik agar dalam perbaikan secara internal dalam
proses pelaksanaan pemulihan organisasi Pemerintah Kabupaten
pariwisata dapat berjalan sesuai Buleleng guna memastikan bahwa
dengan tujuan yang telah ditetapkan. pemulihan pariwisata tidak hanya
Pemerintah dalam konteks ditujukan secara eksternal bagi para
pemulihan pariwisata memegang pelaku usaha pariwisata, tetapi juga
peran yang penting sebagai institusi meliputi upaya perbaikan secara
resmi yang berwenang menyusun internal (Herdiana, 2020).
dan menetapkan kebijakan rencana Pembangunan Pariwisata
pemulihan pariwisata, meskipun berkelanjutan (Sustainable Tourism
demikian berbagai pihak yang Development) merupakan sebuah
terlibat dalam pariwisata harus turut isu dan telah menjadi visi
dilibatkan, mengingat keberhasilan pengembangan pariwisata di dunia
pemulihan pariwisata merupakan saat ini dan masa datang. Hal ini
kerjasama multi-aktor yang secara tegas telah disampaikan oleh
menuntut kerjasama dan sinergitas UNWTO dengan
yang baik antar pemangku merekomendasikan pedoman dan
kepentingan. Instrumen kebijakan manual penerapan pembangunan
yang lahir sebagai output pariwisata secara berkelanjutan.
perencanaan pemulihan pariwisata Pembangunan yang berkelanjutan
di Kabupaten Buleleng merupakan merupakan pedoman dasar bagi
hasil kajian yang dilakukan oleh 3 pengelola pariwisata yang

69
Volume 2, No. 1, April 2021 e-ISSN: 2745-7915
p-ISSN: 2745-7923

berkaitan dengan lingkungan alam, lebih dapat diterima oleh masyarakat


lingkungan binaan, dan lingkungan dan memanfaatkan lingkungan
sosial budaya agar dapat secara bertanggung jawab, dengan
dimanfaatkan dalam tetap memiliki manfaat ekonomi
pembangunan. Hal ini serta menciptakan multiplier effect
dimaksudkan agar upaya yang tinggi. Oleh sebab itu,
komersialisasi (ekonomi) selaras pengembangan pariwisata di
dengan upaya konservasi sumber Kabupaten Buleleng perlu
daya agar tetap dapat dimanfaatkan mempertimbangkan secara cermat
oleh generasi mendatang. Disamping faktor-faktor yang saling berkait dan
itu, perlunya pelaksanaan yang diperkirakan akan menjadi
pembangunan pariwisata faktor pengganggu. Dalam
berkelanjutan juga terkait dengan mengembangkan Kabupaten
semakin meingkatnya apreasiasi Buleleng sebagai destinasi
konsumen yang semakin tinggi dan pariwisata, tidak hanya aspek daya
menuntut suatu destinasi wisata tarik sebuah hal yang paling esensial
untuk memperhatikan keseimbangan namun aspek- aspek lain perlu
kualitas lingkungan dan sosial diperhatikan.
budaya dengan pengembangan Sustainable Development merupakan
ekonomi (Paramita & dkk, 2020). prinsip bersama dari sebuah
Untuk menumbuhkan daya pembangunan yang perlu untuk
saing pada penerapan konsep diterapkan dalam setiap perencaan
pariwisata berkelanjutan dalam pembangunan. Dari pembangunan
pengembangan pariwisata ini diharapkan dapat meningkatkan
Kabupaten Buleleng, secara peran para wisatawan dalam
operasional dilakukan dengan mempromosikan sebuah destinasi
menggunakan kombinasi resource- wisata. Pembangunan berkelanjutan
based approach dan market-based bukan hanya sebagai prinsip
approach, dengan pemahaman bahwa pembangunan, namun juga sebagai
secara umum resource-based approach sebuah media promosi pariwisata.
dikembangkan dengan mengadopsi Dengan pembangunan pariwisata
pemahaman akan kecenderungan yang berkelanjutan bertujuan agar
pasar dan lingkungan strategis. para wisatawan puas dengan
Implementasi Konsep Pariwisata kegiatan berwisata, juga sebagai
Berkelanjutan di Kabupaten Buleleng penarik untuk wisatawan
dikembangkan dengan kesadaran internasional untuk mau berkunjung
bahwa pariwisata merupakan salah ke Kabupaten Buleleng. Pariwisata
satu sektor pembangunan yang berkelanjutan bukan hanya sebagai
memiliki ciri pengembangan melalui prinsip pembangunan namun dapat
ketersediaan dan kemampuan memeberikan dampak yang baik
sumberdaya pariwisata, kemampuan untuk promosi pariwisata kepada
wilayah, pengorganisasian, dan masyarakat lokal maupun
masyarakat (Paramita, 2020). internasional untuk kunjungan yang
Pembangunan pariwisata lebih meningkat. Salah satunya
melalui pendekatan ini diyakini akan adalah pembangunan yang baik dan

70
Kebijakan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan…(Nyoman Dane, Hal. 61-72)

memperhatikan keberlanjutan akan menumbuhkan daya saing pada


menghasilkan kenyamanan dari penerapan konsep pariwisata
wisatawan sehingga mereka puas berkelanjutan dalam pengembangan
terhadap kunjungan mereka dan pariwisata Kabupaten Buleleng,
akan melakukan kunjungan ulang. secara operasional dilakukan dengan
menggunakan kombinasi resource-
4. Simpulan based approach dan market- based
Berdasarkan pembahasan approach, dengan pemahaman bahwa
yang telah diuraikan, dapat secara umum resource-based approach
disimpulkan bahwa sektor dikembangkan dengan mengadopsi
pariwisata yang terpuruk akibat pemahaman akan kecenderungan
pandemi Covid-19 tengah memasuki pasar dan lingkungan strategis.
era normal baru. Perubahan
paradigma tengah berlangsung dan Daftar Pustaka
sejumlah protokol baru akan Pemkab Kabupaten Buleleng.
diterapkan untuk menyambut Laporan Pendapatan Retribusi
kondisi normal baru di industri DTW Tahun 2019
pariwisata. Pariwisata berkelanjutan
Burkart and Medlik. 2013. Tourism
akan menjadi sebuah konsekuensi
Pas, Present, and Future, 18nd
dari bagian pengembangan
edition. London: Heinemann.
pariwisata, setelah pandemi Covid-
19 selesai. Ditutupnya destinasi Creswell, John W. 2014. Research
wisata akibat wabah harus menjadi design pendekatan kualitatif,
momentum bagi para pengelola kuantitatif, dan mixed.
destinasi di Tanah Air untuk dapat Yogyakarta : pustaka pelajar.
mengevaluasi dan menata ulang
Violetta Simatupang dan Sukmadi.
tempat wisatanya, sehingga
Analisis Kebijakan Pembangunan
menghadirkan kesan yang lebih baik
Pariwisata Berkelanjutan Di Kota
untuk wisatawan termasuk mulai
Bandung Selama Pandemi Covid-
menerapkan pariwisata
19. Open Journal Systems Vol.15
berkelanjutan. Dalam penerapan
No.6 Januari 2021.
pariwisata berkelanjutan terdapat
pedoman-pedoman yang Gamal, Suwantoro, 2012. Dasar-Dasar
dikeluarkan oleh Global Sustainable Pariwisata. Edisi ke VII.
Tourism Council. Penerapan Yogyakarta: Penerbit Andi.
pariwisata berkelanjutan juga
Herdiana, Dian. 2020. Rekomendasi
diatur melalui Permenpar Nomor
Kebijakan Pemulihan Pariwisata
14 tahun 2016 tentang Pedoman
Pasca Wabah Corona Virus Disease
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.
2019 (Covid-19) Di Kota Bandung.
Kerja pariwisata berkelanjutan
JUMPA Volume 7, Nomor 1, Juli
bukan hanya kerja sektoral, tapi
2020.
harus menyeluruh baik
masyarakat, pemerintah, akademisi Jennings, GL. 2011. Exercise and
dan lainnya, atau yang biasa hypertension. Phildelphia:
disebut pentahelix. Untuk Elsevier Saunders

71
Volume 2, No. 1, April 2021 e-ISSN: 2745-7915
p-ISSN: 2745-7923

Keppres 12 Tahun 2020 tentang Sugiyono. 2018. Metode Penelitian


Penetapan Bencana Non-alam Kuantitatif, Kualitatif & Reseach
Penyebaran COVID-19 sebagai and Development. Bandung:
Bencana Nasional. Alfabeta.
Kodhyat, H. 2012. Sejarah Pariwisata Yurianto, Achmad, Kirana Pritasari,
Dan Perkembangannya Di Bambang Wibowo, and
Indonesea. Cetakan ke-7. Jakarta: Siswanto. 2020. Pedoman
Grasindo. Penanganan Cepat Medis Dan
Kesehatan Masyarakat COVID-19
Nana Syaodih Sukmadinata. 2015.
Di Indonesia. Jakarta: Gugus
Metode Penelitian Pendidikan.
Tugas Percepatan Penanganan
Bandung. PT. Remaja
COVID-19.
Rosdakarya.
Paramita, I. B. (2020). New Normal
Bagi Pariwisata Bali Di Masa
Pandemi Covid 19. Pariwisata
Budaya: Jurnal Ilmiah
Pariwisata Agama Dan Budaya,
57-65.

Paramita, I. B., & Dkk. (2020).


Stereotip Etnis Tionghoa Di
Banjar Sandakan, Desa
Sulangai, Kecamatan Petang,
Kabupaten Badung. Maha
Widya Duta, 81-89.

Pitana, I Gde. dan Surya Diarta, I


Ketut. 2013. Pengantar Ilmu
Pariwisata. Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Singarimbun, M. 2013. Metode
penelitian Survei. Edisi ke XI,
Jakarta. LP3ES.
Sugianto, Danang. 2020. "Geger
Corona, Kok RI Malah Tarik
Banyak Wisman?." Retrieved
April 28, 2020, from
https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d4921764/geger-
corona-kok-ri- malah-tarik-banyak-
wisman. diakses 22 Juni 2020.

72

You might also like