Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Judul Jurnal 1 : Blind Signal PSK/QAM Recognition Using Clustering Analysis of

Constellation Signature in Flat Fading Channel.

Key word : Blind Signal, Symbol rate estimation, Phase offset, Rayleigh fading,
Modulation classification.
Tahun : 2019

Penulis : Gaurav Jajoo, Yogesh Kumar, and Sandeep Kumar Yadav.

Latar Belakang : BLIND signal modulation recognition identifies the


modulation format in unknown RF signal and has various applications
in the field of the military such as electronic warfare,jamming, finding
the hostile signal, etc. It is an integral part of technologies like
cognitive radios and software defined radios. In today’s era of fixed
licensed spectrum, automatic modulation classification seems to be an
optimal solution for spectrum under-utilization. Different classification
algorithms are developed so far given in and are broadly categorized
into Likelihood-based and Feature-based methods. LB methods are
multiple hypothesis testing problem, in which likelihood function for
all modulation schemes considered is evaluated and compared for final
modulation classification. LB methods give optimal classification
accuracy but require perfect channel knowledge else its accuracy
reduces. In FB methods, different features like cumulants, moments,
order statistics , spectral-based features, graph-based features, etc. are
extracted from the detected signal and compared with threshold or
followed by pattern recognizer for the final classification.
Unsupervised learning techniques like clustering and regression on
constellation signature are also used for modulation classification of
blind signal . Many papers in the literature assume symbol duration,
phase offset, or noise variance to be known and consider constellation
points for modulation classification directly. The final modulation
scheme is identified using amplitude and phase of estimated medoids.
Tujuan : The main idea of the paper is to identify the modulation from the
received RF signal using extracted constellation and k-medoids
clustering. 64-QAM is classified by treating points in each quadrant as
16-QAM, and Hence classifier used for QPSK can be directly used for
64-QAM and 16-QAM classification. The complexity of the algorithm
with N data points and k clusters is Ok per iteration.
Metode : Modulation Domain Identification, Phase offset estimation, and
Modulation Scheme Estimation.

Hasil : Results obtained are compared with different classifiers used in


literature. All signals are subjected to AWGN and Rayleigh fading
with slow phase offset varying uniformly between 0 and 2. 5 shows the
accuracy for different modulation schemes with SNR under AWGN
channel. 8-PSK has a dip in accuracy due to estimated medoids with
the same phase and different amplitude at lower SNR.

At higher SNR, estimated medoids are on a circle with values of


contiguous phase difference less than 300 due to which accuracy
decreases slightly. At 21dB in AWGN channel, and in the fading
environment, 89.1% accuracy is achieved at 30dB. 5 shows the result
of classification accuracy for the fading environment. AWGN channel
over four classes.

Further, the proposed method is also compared with the algorithm


given in for the same set of GMM model. In spectral and statistical
features are used along with different classifiers like ANN, SVM, k-
NN, logistic regression, and gradient boosted regression tree. From the
table, it can be observed that the accuracy of the proposed method is
higher for all modulations and classifiers except for BPSK with Naive
and Logistic regression classifier. In , 16-QAM is classified using
fourth and sixth order cumulants with an accuracy of 98.7% at 15 dB
with GP-Tree classifier while our method achieves 99.28% without
any training.
Penelitian : There is no further research.
selanjutnya
Judul Jurnal 2 : Analisis Kinerja Transmisi Citra Menggunakan Teknik
Modulasi QAM Pada Sistem Orthogonal Frequency Division
Multiplexing
Tahun : 2017

Penulis : Fitri Amillia, dan Mulyono.

Key word : OFDM, AWGN, Rayleigh Fading, QAM, BER.

Latar Belakang : Teknologi telekomunikasi nirkabel yang berkembang pesat saat ini,
banyak digunakan para pelanggan untuk mendukung aktifitasnya.
Teknologi nirkabel generasi ke 4 (4G) bertujuan untuk memuaskan
pelanggan dalam menikmati layanan kecepatan data yang lebih tinggi
seperti komunikasi suara, layanan gambar, video dan layanan internet.
Long Term Evolution (LTE) merupakan teknologi nirkabel 4G
memberikan layanan aplikasi multimedia berupa video dan audio
berkualitas tinggi dan kecepatan internet yang tinggi menggunakan
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). OFDM
merupakan sebuah teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah
frekuensi (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal).
Pengiriman atau penerimaan informasi berupa teks, gambar (citra)
ataupun video semakin mudah dan cepat dengan hitungan detik saja
menggunakan teknologi 4G yaitu LTE dengan teknik transmisi
OFDM.
Tujuan : Tujuan pemodelan dan simulasi ini untuk mengevaluasi kinerja sistem
OFDM dengan menghitung nilai BER.
Metode : Penentuan parameter merupakan asumsi berdasarkan referensi untuk
dimasukkan dalam pemodelan sistem sehinggga dapat diuji kinerja
transmisi citra pada sistem OFDM berupa nilai BER.
Asumsi parameter yang digunakan:
1) Input data merupakan citra bertipe RGB.
2) Modulasi yang digunakan adalah 16-QAM dan 64-QAM.
3) Menggunakan guard interval dengan cyclic prefix dengan nilai ¼
dari jumlah subcarrier.
4) Kanal yang digunakan AWGN dan Rayleigh Fading.
5) Dalam sistem OFDM ini, transmitter dan receiver diasumsikan
berada dalam keadaan tetap (fixed).
6) Jumlah subcarrier pada sistem OFDM adalah 512 titik.
Hasil : 1. Hasil perbandingan transmisi masing-masing citra yang berbeda
ukuran dalam pixel yang melalui kanal AWGN maupun kanal
Rayleigh fading menggunakan teknik modulasi 16 QAM lebih cepat
mendekati nilai standard BER sebesar 10-3 daripada teknik modulasi
64 QAM.

2. Sistem kinerja transmisi citra pada teknik modulasi 16 QAM ini


menunjukkan kinerja transmisi lebih baik disebabkan rendahnya nilai
Eb/No yang dibutuhkan dengan selisih nilai rata-rata sekitar 8 dB
mampu memberikan persentase error yang cukup kecil dari pada
menggunakan teknik modulasi 64 QAM.

Penelitian : Peneltian selanjutnya dapat dikembangkan pemodelan transmisi citra


selanjutnya pada sistem OFDM dengan menggunakan kanal yang berbeda.
Pemodelan transmisi citra dapat menggunakan sistem transmisi SC-
FDMA atau sistem transmisi lainnya dan sumber masukan (input)
lainnya seperti suara atau video.
Judul Jurnal 3 : Estimasi Kanal Sistem OFDM pada Kanal Fading Rayleigh
dengan Metode Piecewise Linear

Tahun : 2021

Penulis : Walid Maulana Hadiansyah.

Keyword : Estimasi Kanal, LTE, Matlab, OFDM, SNR.

Latar Belakang : Perkembangan teknologi telekomunikasi nirkabel pita lebar semakin


lama semakin banyak diperbincangkan. Kebutuhan akan transmisi data
kecepatan tinggi begitu dibutuhkan dalam melayani kebutuhan
masyarakat sehari-hari. Untuk mentransmisikan data yang berukuran
besar, diperlukan kecepatan data yang tinggi sehingga didapatkan QoS
yang baik. Namun, apabila data ditransmisikan dengan kecepatan
tinggi, maka akan menyebabkan delay sebagai akibat dari adanya
multipath fading. Multipath fading merupakan fluktuasi level sinyal di
penerima yang terjadi karena ada lebih dari satu kanal propagasi.
Kendala yang ditemui dalam transmisi data kecepatan tinggi adalah
kesalahan atau error deteksi simbol di penerima. Error ini diakibatkan
oleh simbol-simbol yang berdekatan mengalami interferensi antar
simbol atau Inter Symbol Frequency . Untuk bisa memprediksi bahkan
mereduksi dampak ISI, maka diperlukan penambahan Guard Interval
pada pemancar, serta channel estimator atau equalizer pada penerima
dengan harapan bisa mengkompensasi distorsi kanal tersebut .
Tujuan : Untuk mempertahankan kualitas data dari distorsi, dan mendapatkan
solusi untuk meminimalisasi efek distorsi.
Metode : Estimasi kanal yang dipakai adalah metode estimasi Piecewise Linear
dengan 2 slope. Serangkaian penelitian yang bisa dilakukan setelah
estimasi kanal adalah estimasi efek doppler, minimalisasi interferensi
antar-simbol, dan efisiensi serta optimalisasi sistem.
Hasil : Estimasi kanal Piecewise Linear dengan 2 slope memiliki keakuratan
yang baik. Dari 100 kali iterasi setiap SNR, tampak bahwa semakin
besar nilai SNR, maka semakin kecil error estimasi kanalnya. Dengan
menguji pada SNR=40, rata-rata error yang terjadi hanya 2,4%.

Penelitian : Dapat menguji kehandalan estimasi tersebut pada respon impuls yang
selanjutnya lain seperti model kanal mobile-tomobile, maupun kanal fading Rician.
Judul Jurnal 4 : Kinerja Rotated Coded 8 PSK Pada Kanal Rayleigh

Tahun : 2018

Penulis : Linda Meylani, Nur Andini, Iswahyudi Hidayat, dan Hurianti


Vidyaningtyas.
Keyword : OFDM, AWGN, Rayleigh, QAM, PSK, Simulink.

Latar Belakang : Pemilihan skema modulasi dan teknik error control coding akan
menentukan kinerja sistem komunikasi. Ketika sistem menggunakan
skema modulasi dengan data rate yang tinggi, untuk mendapatkan
kinerja sistem yang baik maka system membutuhkan adanya
penggunaan skema error control coding untuk mengurangi terjadinya
kesalahan pada informasi yang diterima. Penggunaan error control
coding disisi lain membutuhkan penambahan daya transmisi. Hal ini
dikarenakan adanya bit-bit redundancy yang ditambahkan untuk
kebutuhkan koreksi error. Kunci diversitas ruang sinyal atau diversitas
modulasi adalah melakukan rotasi pada konstelasi simbol pada ruang
sinyal. Kanal fading mempengaruhi komponen sinyal terima yang
mengubah konstelasi sinyal. Akibat fenomena ini umumnya pada
kanal fading kinerja system menjadi menurun ditunjukkan dengan
semakin besarnya nilai BER. Boutros and Viterbo menunjukkan
bahwa rotasi pada konstelasi sinyal akan mampu memperbaiki kinerja
sistem. Zafar Ali Khan dan Sundar Rajan pada menunjukkan bahwa
TCM asimetris dengan 4 state dapat meningkatkan kinerja TCM ada
kanal Fading Rayleigh. Misra melakukan proses decoding TCM
dengan menggunakan metode ant neural network , sedangkan Samreen
Amir [dn Khairunnisa menunjukkan kinerja TCM pada sistem
MCCDMA ketika melewati kanal fading. Penggunaan skema rotated
modulation pada system OFDM diusulkan oleh Zhanji Wu. Pada
papernya, Zhanji Wu menggunakan turbo coding dan menambahkan
blok interleaver sebelum proses rotasi konstelasi sinyal.
Tujuan : bertujuan untuk menganalisa kinerja system MCCDMA ketika
mengkombinasikan skema rotated modulation (RM) dan trellis coded
modulation (TCM) 8 PSK.
Metode : Coded Modulation (CM), Rotated Modulation (RM), Rotated Coded
Modulation (RCM), dan tampa Rotated Coded Modulation (RCM).
Hasil : Dari hasil simulasi terlihat bahwa skema coded modulation (CM) dan
rotated coded modulation (RCM) memberikan perbaikan kinerja pada
kondisi kanal AWGN ataupun Rayleigh fading. Namun skema rotated
hanya pemberikan perbaikan kinerja pada kanal fading.

Penelitian : Belum dilaksanakan penelitan lebih lanjut.


selanjutnya
Judul Jurnal 5 : Implementasi Filter Pre-Emphasis untuk Transmisi Sinyal Audio
pada Sistem Komunikasi FBMC-OQAM.

Tahun : 2019

Penulis : Anggun Fitrian Isnawati, dan Jans Hendry.

Keyword : Filter Pre-emphasis, FBMC-OQAM, Bit Error Rate (BER), OFDM.

Latar Belakang : Perkembangan komunikasi nirkabel menuntut pengiriman data dengan


kecepatan tinggi, bandwidth yang lebar, dan dapat mendukung layanan
dengan Quality of Service yang berbeda-beda pada kondisi pengguna
dengan mobilitas tinggi. Sebagaimana diketahui, bandwidth berbeda
dengan kecepatan, tetapi saling berkaitan dengan besaran yang
sebanding. Semakin lebar bandwidth, maka kecepatan data semakin
meningkat. Quadrature Amplitude Modulation, yang juga dapat
menghemat bandwidth komunikasi . Oleh karena itu, FBMC
direkomendasikan sebagai skema modulasi yang paling menjanjikan
untuk sistem komunikasi seluler 5G karena tidak menggunakan CP,
sehingga hemat bandwidth dan efisiensi yang cukup tinggi
dibandingkan OFDM. Dalam makalah ini, filter prototipe untuk FBMC
dan OFDM dirancang dan hasilnya menunjukkan bahwa FBMC
mengungguli OFDM, sehingga direkomendasikan pada komunikasi
5G. Penggunaan modulasi QAM pada beberapa implementasi
digantikan dengan modulasi OQAM karena kinerjanya mampu
melampaui QAM konvensional dalam beberapa aspek, seperti dispersi,
meningkatkan proses pengambilan keputusan, dan memiliki bit rate
yang lebih tinggi.
Tujuan : bertujuan untuk menganalisa kinerja system MCCDMA ketika
mengkombinasikan skema rotated modulation (RM) dan trellis coded
modulation (TCM) 8 PSK.
Metode Filter Pre-Emphasis dan De-Emphasis, Sinyal Audio, dan FBMC-
OQAM.
Hasil : implementasi filter pre-emphasis dan de-emphasis sebagai pelengkap
filter polyphase pada FBMC dapat meningkatkan kinerja sistem yang
diukur melalui BER terhadap Eb/No. Hal ini dapat dilihat pada grafik
dan selisih jumlah galat bit. Demikian pula rekonstruksi sinyal yang
diterima setelah ditambahkan dengan filter ini tidak mengubah fase
sinyal yang diterima, hanya memperkecil amplitude sinyal. Ini berarti
filter pre-emphasis mampu meredam kesalahan pengenalan bit yang
diterima sekaligus mempertahankan kualitas audionya.
Penelitian : Untuk penelitian berikutnya, beberapa jenis filter polyphase akan diuji
selanjutnya dengan cara serupa, seperti filter polyphase QMFB dan CMFB.
Judul Jurnal 6 : PERANCANGAN SIMULATOR MODULASI DAN
DEMODULASI AM PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH
Tahun : 2018

Penulis : Arwin Halomoan, Yuyun Siti Rohmah, ST., MT., dan Suci Aulia, ST.,
MT.3
Keyword : MATLAB, AM, AWGN, Rayleigh, Modulasi, Demodulasi.

Latar Belakang : Perkembangan teknologi pada saat ini membuat mahasiswa menjadi
sangat mudah melakukan hal apapun. Hal ini membuat mahasiswa
mudah mengontrol dan melakukan sesuatu yang lebih efisien dan
praktis. Dampaknya dalam proses pembalajaran yang singkat dengan
durasi 1-3 jam dalam mata kuliah sistem komunikasi membuat
mahasiswa kurang memahami materi yang disampaikan. Sehingga saat
ini dibutuhkan metode yang lebih baik dan mudah dipahami. Hasil
keluaran dari simulator ini yaitu sinyal modulasi dan demodulasi
amplitudo. Pembahasan simulator ini sudah ada dilakukan dalam
penelitian sebelumnya menggunakan software LabView yang hanya
meneliti keluaran sinyal yang termodulasi melewati kanal AWGN dan
menggunakan modul-modul yang ada pada LabView.
Tujuan : Dapat menghasilkan simulator yang dapat membantu dan
mempermudah pembalajaran dan meningkatkan pemahaman mahasiswa
terhadap materi modulasi amplitudo.
Metode : - Modulasi AM DSB SC pada kanal ideal, pada kanal AWGN, dan
pada kanal Rayleigh.
- Modulasi AM DSB FC pada kanal Ideal, pada kanal AWGN, dan
pada kanal Rayleigh.
- Modulasi Audio AM pada kanal Ideal, pada kanal AWGN, dan
pada kanal Rayleigh.
Hasil : 1. Pada sistem masukan sinyal informasi berupa audio, AM DSB SC,
AM DSB FC, modulasi, dan demodulasi sesuai dengan teori.

2. Pada masukan sinyal informasi berupa sinyal AM DSB SC, AM


DSB FC dan Audio. Pada saat melewati kanal ideal maka sinyal
informasi akan sesuai dengan masukan awal, kanal AWGN maka
sinyal informasi akan berubah terkena noise, dan begitu juga dengan
kanal Rayleigh. Adapun parameter yang harus dimasukan sebelum
melewati kanal dahulu memasukan nilai SNR agar dapat menganalisa
sinyal tersebut berjalan dengan lancer dan sesuai dengan teori.

3. Terbukti bahwa indeks modulasi mempengaruhi proses modulasi


pada AM DSB FC.

4. Terbukti hasil simulasi pada kanal AWGN lebih bagus


dibandingkan Rayleigh.

5. Dari hasil pengujian MOS didapatkan persentase sebesar 90%


menyatakan bahwa simulator AM ini sangat membantu pemahaman
untuk mata kuliah sistem komunikasi dan 10% menyatakan tidak
membantu pemahaman dengan simulator ini.
Penelitian : 1. Untuk perancangan simulasi selanjutnya disarankan untuk
selanjutnya menggunakan aplikasi yang bersifat stand alone.

2. perancangan simulasi selanjutnya diharapkan dapat dilengkapi


dengan proses modulasi AM SSB dan domain frekuensi.

You might also like