Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 6
No. 2, Desember 2001, Hal.: 48 - 53 Reaktor, Vol. 5, KINETIKA METANOLISIS MINYAK BIJI KAPUK DENGAN KATALISATOR ZEOLIT Kusmiyati ”, B. Murachman ~” dan I M. Bendiyasa Abstrak Minyak nabati dapat dikembangkan menjadi sumber energ alternative pengganti bakan bakar berasal dari minyak bumi dan gas alam. Reaks! metanolisis minyak bi kapok dapat menghasilan ester asam lemak dan gliserol Metil ester asam lemak adalah bahan yang sangat potensal sebagai pengganti bbahan bakar dsel. Prcobaan metanolisis minyak bj kapuk dan metanol dengan katlisator zeolt telah dltukan ‘dalam sebuah autoklaf yang_dilengkapi dengan pengatur suhu, pengawr kecepatan pengadukan, dan pengukur tekanan, Percobaan pendahuluan menunyutkan bahwa pada ratio minyak kauk + metanol ='1:6 maka kecepatan reaksi mengikuti orde satw, Selanjuonya percobaan dilakukan pada perbandingan tersebut, dengan penambahan katlis. Pada tap percobaan suhu dan rekanan diiaga leonsian, pngambilan sampel pertama pada saat suhu yang dinginkan tercapai dan selanjutnya sampel ddambil tap selang waktu 10 menit Peubah yang dipelajari antara lain temperatar, wkuran partikl dan junlah ketalisterhadap konversireaksi. Tenperatur yang dipelajari pada range 90-130°C, wkuran partiel zelit 0.26 mm sampai 0.93 mm dan jumlah katalis O sampai 0,053 g/en’. Berdasarkan model Kinetika yang diajukan, maka tohanan difusiintrapartikel dapat diabaikan karena efekivenes faktor mendekati - Dari hasil perhtungan diperoleh kecepatan difusiekstenal jauh lebih besar daripada Kecepatan reaksi. sehingga dapat ditatakan bahwa sistem dipengaruhi rein kimia .Nilai kostanca kecepatan reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan Arrhenius yaitu k= 2.708810" e~!#®, Kata kunci : kinetika reaksi; metanolisis; minyak disel Pendahuluan Minyak nabati merupakan sumber bahan yang potensial untuk dikembangkan sebagai pengganti bahan bakar disel dan solar karena minyak nabati merupakan bahan baku yang dapat diperbaharui ( renewable ), dapat dihasilkan secara__periodik,-mudah mendapatkannya, memperlihatkan kestabilan harga, dan produksinya bisa disesuaikan dengan kebutuhan. ( Eierdanz, 1992 ). Menurut Oldman dan Tsagli (1992) ppenggunaan minyak nabati sebagai sumber energi ‘mempunyai keuntungan yaitu ; mengurangi polusi CO; ddan mengantikan fungsi minyak diesel yang masih ‘menjadi komoditi mahal di pedesaan. Penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar diese! masih mengalami kendala karena viskositas| ‘minyak nabati tinggi. Proses yang bisa dilakukan untuk mengurangi kekentalan minyak nabati adalah dengan ‘meteaksikan minyak nabati dengan alkohol fraksi ringan seperti metanol atau etanol disebut alkoholisis ( ‘Swern, 1982 ). Proses metanolisis minyak nabati ‘menghasilkan ester asam lemak yang mempunyai rantai ester akan menghasilkan asap yang bersih jika dibakar tanpa menimbulkan emisi sulfur dioksida (Hui, 1996 ). Penyusunan model kinetika—reaksi alkoholisis minyak biji tumbuhan baik menggunakan katalisator basa, asam maupun katalisator padatan telah dilakukan oleh beberapa peneliti namun untuk mengevaluasi —kinetika.—reaksi_ tidak ‘memperhitungkan transfer massa, Pada penelitian ini telah disusun model inetika reaksi dengan ‘memperhitungkan nilai Koefisien transfer_massa ‘maupun koefisicn reaksi kimia Alkoholisis minyak dengan alkohol fraksi ringan seperti metanol dan etanol merupakan reaksi seimbang, untuk menggeser reaksi ke Kanan biasanya digunakan alkohol berlebihan (Hui, 1996 ) Reaksi antara minyak dengan metanol Repoct 0H katali RCOOCH + 3CHOH —E 3RCOOCH scHoH 1 apes es pee cee sian OO ee eee produk yang potensial untuk menggantikan_minyak diesel. Metil 48 ) Dosen Jurusan Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Surakarta *) Dosen Jurusan Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada Kinetika Metanolisis Minyak Biji Kapuk ... (Kusmiyati dick. dengan R = gugus alkil atau dapat disederhanakan A + 3B ac + D dimana A= gliserid, B= alkohol, C= ester, D= glisero! Metanol diberikan berlebihan terhadap konsentrasi gliserid sehingga bisa dianggap Konsentrasimetanol tidak berubah terhadap waktu. Kecepatan reaksinya ‘merupakan orde satu semu terhadap gliserid. Persamaan kecepatan reaksi orde satu di permukaan katalis per unit volume cairan pada kondisi steady state adalah (Yadav ddan Mehta, 1994) Rye hes w(Asl o dengan 1)= effectiveness factor , untuk katalisator bentuk bola reaksi orde satu n= [10lleonh 30 )=1730] 2 Hubungan antara konsentrasi A di dalam pori-pori kkatalis. pada jarak setebal r dari pusat bola dan konsentrasi Adi permukaan Ivar katalis untuk reaksi corde satu menurut Doraiswamy dan Sharma (1984 ) adalah [A] __sinh( 36 r/R) TAs] 7 R;Jsinht 36) dengan : ¢= Thiele modulus, 172 RY Poker 4) 3) D Kecepatan transfer massa gliserid (A ) per unit volume ceairan adalah : @ Ra = ksza ap {LAal-LAs}} 3) Pada keadaan steady state Ry = Ry, dari persamaan (1) ddan (5) diperoleh Rp = [Abi /ksu-a dp +1/mkasf! be o dengan: dy = GE Substitusi persamaan (7) ke persamaan (6) diperoleh persamaan (8) R, (AKp,d, 16k, .w+l/nkyw} (8) Pada proses batch, kecepatan pengurangan_gliserid setiap saat dapat dinyatakan dengan persamaan (9) ~All, 1g +My} o Persamaan (9) dapat dinyatakan dalam bentuk kkonversi, x, sebagai berikut — des) dt Wed, Skea af! (10) dengan kondisi awal =0, x4=0 Sika persamaan (10) diselesaikan, akan diperoleh mln) wad 4b ay parnean (12) dapat dimderbaeakan tupac, ~In(i—a,)=h, ¢ 2) dengan f, dpi, ok 1M Fc Nilai k, dievaluasi dengan membuat kurva antara ~ In (I-xq) terhadap t, dan tangen arah gars lurus yang didapat adalah k, . Nilai ky.« dihitung secara terpisah, dengan asumsi bilangan Sherwood (Sh)= 2 Sh 4) Nill Das diperkiatan dengan prams Wilke dan hang (id dk. 1991 seagate rasio (OMT Hy Py Nia De, dan 1 dting dengan mode Newion Rapon snngoakanpersarnan (2813) emis (15) D, Cara Penelitian Alat Rangkaian alat_berupa autoclaf yang dilengkapi —pengaduk, pemanas, _ termokopel pemasukan gas Nz, dan kran pengambil cuplikan, ©) Z @) Gambar |, Rangkaian Alat penelitian metanolisis, Keterangan 1. Tabung gas Nz 2. Autoclaf — 49 Reaktor, Vol. 5, No. 2, Desember 2001, Hal.: Manometer Kran pengambil sarnpel Kran pemasukan gas Ny Motor pengaduk ‘Alat pemanas dan pengatur suhu Alat pengatur putaran Regulator Jalan penelitian Minyak biji kapuk, metanol dan_katalisator zeolit dimasukkan ke dalam autoklaf kemudian ditutup rapal, Setting suhu yang diinginkan. Putar alat penunjuk ecepatan pemanas sesuai dengan suhu yang diinginkan Kemudian powerstat dihidupkan. Sampe! _pertama diambil pada saat suhu yang diinginkan tercapai, selanjutnya sampel sebanyak 10 ml diambil_setiap selang 10 menit selama 60 menit untuk dianalisis kadar sliserolnya, Analisis hasil Analisis gliserol dilakukan dengan metode Griffin (1955). Gliserol yang terbentuk dihitung dengan persamaan o- MM, -vow, w, W, (16) dengan : G = gliserol yang terbentuk . mgck Lg brat lapisan gliserol yang dianalisi volum HCI untuk ttrasi blangko, ml folum HCI untuk titrasi cuplikan yang dlianalisis, ml ‘Np = konsentrasi HCI, mgek/ml 13g Konversi, x4 dihitung dengan rumus = fie a (42-4) Vine) dengan : ‘A, = asam lemak bebas, mgek/gminyak ‘Az = asam lemak total, mgek/gminyak Vj. volum minyak untuk proses, ml ‘pi. rapat massa minyak biji kapuk, g/ml Hasil dan Pembahasan Pengaruh perbandingan reaktan Pengaruh perbandngan reaktan dipelajari dengan memvariasikan perbandingan ekuivalen ‘minyak-metanol dan peubah yang lain tetap, yaitu ecepatan pengadukan, suhu, dan konsentrasi katalis. Hubungan antara konversi dan waktu pada perbandingan reaktan yang dipelajari dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 2. |W, = berat campuran minyak dan metanol ‘Tabel 1. Pengaruh perbandingan ekuivalen reaktan Csuhu 403 °K, N=1000 ppm, w=0,0535 g/cm’ ) Waktu, Konversi, bagian , pada perbandingan_minyak : metanol det, Te 1:3) 1:4 TES) 16 600 0.1534 0.1879 2175 0.2106 0.2054 1200 0.1972 0.2727 0.3013, 03125 0.3224 1800 0.2547 0.3802 0.4054 0.4121 0.4273 2400 0.2988 0.3041 0.4982 0.5076 0.5198 3000 03121 0.4176 0.5429 0.5682 05701 3600 033155 04232, 0.5511 0.6317 0,6439 07 ie passa 04 03 02 0 600. 1200 1800 ‘3000, 9600 4200 2400 Gambar 2. Hubungan konversi dengan waktu. pada berbagai perbandingan ekuivalen reaktan See 50 Kinetika Metanolisis Minyak Biji Kapuk .. (Kusmiyati dkk.) Perbandingan gliserid : metanol makin meningkat akan menyebabkan reaksi akan bergeser ke kanan. Pada Perbandingan 1:1 sampai 1:4 konversi- minyak naik dengan bertambahnya —metanol sedangkan pada perbandingan 1: $ dan 1 : 6 penambahan kenaikan konversinya tidak signifikan, Pada perbandingan ‘minyak : me-tanol = 1: 6 reaksinya dianggap searah ddan kecepatan reaksinya merupakan orde satu semu terhadap gliserid Pengaruh subu reaksi Tabel 2 dan Gambar 3 menunjukkan basil hhasil_ penelitian tentang pengaruh suhu reaksi. Makin tinggi subu, konversi dan tetapan kecepatan reali semakin besar karena gerakan molekul semakin bess sehingga makin banyak tumbukan antar molekul yong ‘menghasilkan reaksi ‘Tabel 2. Pengaruh suhu reaksi (kecepatan pengadukan 1000 ppm, perbandingan minyak : metanol = |: 6, w=0,053 glem’ ) ‘Suhu,"K ‘Konversi, bagian, pada suhu"K ak m7 3 i a an Tis%e | ores —} oa} annse | tse rao isis | oats | ozs | osiee | oszae ts dais | ao | taco | oauss | Gaa%s 200 dans | zm | ase | asso | osise ion oes | oaen | das | osss7 | ror 300 anis_| o3s02_| asoo2_| _n3s01_| osu 10a —| ste —| —os139 13853 08s Reinkad [samo | asta | ans | aaser | assis z : ° @ T=90°C 0.6 a T=100°C 0s une, B04] om Ta130°C bos * 02: oa ° 0001600 1600 e000 00 aG00 8004000 se Canba3 Hubunsan kn vol sada Nilai faktor frekuensi dan tenaga aktivasi yang diperoleh berturut-turut 2,708x10° dan 10.556 cal/mol Hubungan konstanta kecepatan reaksi teramati dengan suhu bila dinyatakan dalam persamaan Arrhenius adalah eas= 2,708x10° 6" dengan R =1,98719 eal/gmol K,T=*k as) Pengaruh ukuran butir katalisator Data basil percobaan terlukis pada Gambar 4 dan Tabel 3 dan terlihat bahwa makin besar diameter katalisator Konversi dan Konstanta kecepatan reaksi gabungan semakin menurun, hal ini disebabkan semakin besar diameter katalisator_pengaruh hambatan gabungan transfer_massa dan reaksi kimia di dalam partikel ssemakin besar. Semakin kecil diameter katalisator zeolit yang dipakai, nilai koefisien transfer massa (k..«) scmakin boesar seperti terlihat pada persamaan (14). Konstanta kecepatan reaksi intrisik dihitung dengan persamaan (11) dari percobaan dengan diameter katalisator 0,0026 cm dengan anggapan bahwa n= | maka kiy= 5,6581x10" I/detik Hubungan De dengan ¢, + dan Day adalah D. = (@/).Day, Nila ef pada Katalisator seta lebih kecil dati 1 sehingga nilai D, < Dag seperti terlihat pada daftar 3. Semakin besar diameter katalisator, nila effetiveness factor semakin kecil. Hal ini menunjukkan pengaruh hambatan transfer massa di dalam partkel semakin besar. 51 Reaktor, Vol. 5, No. 2, Desember 2001, Hal. 48 - 53 Tabel 3. Pengaruh diameter katalisator (kecepatan pengadukan 1000 ppm, perbandingan minyak : metanol = I: 6, w=0,053 gricm’ 30°C Dag 1,1924.105 ems) Wake Konversi,bagian (etik) __[“,0036em_[ 0038 em | 0.059em | O07Sem | 00S em 600 0.2242 0.2231 0.2054 0.1934 0.1876 1200 0,3425, 0,3379 0,3224 0,2953 0.2724 | 1800 04373 0.4503 04973 oao11 03766 2400 05366 0.5373 05198 04812 oad 3000 0.5309 o2it os701 05831 05318 3600 0.6824 0.5654 06439 0.8219 053866, ko. HO") 3,0265, 2,885! 72,6449 2.4919 2,2915, Feat 90,1625 6.2758 40149 3.2668 25726 a 1 0,9916 09511 0.9310 0,9020 De.10* as : 147 4220 4375 4510 LHS : asaiaz | 34708 | 354820 | 3660.36 RHS : 134,68 196.67 464,32 703.86 | 1 ] 0.9 | ¢dp=0.0026 cm | | gg | 4p=0.098em | 4p=0,059em | | £27] xap=0.0730m | 8°81 xdp=0,093 cm | gos goa | Jos | 02 | | on | ° ° 1000 2000 3000 4000 tdetik Pada kiseran diameter katalisator yang diamati tambatan transfer massa eksteral (antarabutckatalis dan cairan ) jauh lebih Keil dibandingkan_ dengan hambatan transfer massa dan reaksi kimia di dalam partkelsesuai dengan tata kA TB.]”” ena TA] 1 Prd, (LHS) >>—**—( RHS) Thy KG Menurut kita Yadav dan Mehta ( 1998 ) mekanisme yang mengendalikan adalah reaksi kimia. Dari daftar 3 terlihat bahwa nilai LHS jauh lebih besardibandingkan RS. as) Gambar 4. Hasil percobaan pada berbagai ukuran katalisator Kesimpulan Reaksi metanolisis antara minyak biji kapuk dan metanol dengan katalisator zeolit dapat didekati dengan model kinetika heterogen dimana kecepatan reaksi mengikuti orde satu semu terhadap Konsentrasi rminyak (gliserid). Hubungan konstanta kecepatan reaksi dan suhu dapat didekati dengan persamaan Arrhenius yaitu k = 2,708x 10" & Pada pengaruh diameter yang diamati ( 0,026 = 0,093 em ) didapatkan bahwa tidak terdapat hambatan twansfer massa intrapartikel Karena nilai effectiveness factor mendekati 1. Hasil evaluasihambatan perpindahan massa eksternal ( antara cairan dan padatan katalis) dan hambatan reaksi kimia, didapatkan bbahwa kecepatan transfer massa eksternal jauh lebih besar daripada kecepatan reaksi kimia, Menutut kriteria 52) Kinetika Metanolisis Minyak Biji Kapuk .. Yadav dan Mehta (1994) mekanisme yang mengontrol adalah reaksi kimi, Daftar Notasi [A] = konsentrasi gliserid di pori katalis, ‘gmol/em* konsentrasiglserid pada permukaan katalis, gmol/em p= tuas permukaan partikel per unit volum katalis, em?/em’ Diffusivitas efektif, em’/s [As] a Dig = kein dio gli alan ‘48 metanol, cm*/s ym, deter pail Kania om 2 ignaga aks cao py = Konstanta kecepatan reaksi orde satu semu, (em'/g)(I/s) K, = konstanta kecepatan reaksi gabungan, Us Keg. = koefisien perpindahan massa cair- ppadat untuk gliserid' metanol, cm/s berat molekul metanol kecepatan difusi gliserid dari bulk ccairan ke permukaan katalis, (gmol/cm’s) = kecepatan reaksi permukaan, (gmolicm’s) Jjari-jri katalis, em konstanta gas universal, (cal./gmol.K) Jarak ke arab radial, em temperatur, °K wwaktu, konsentrasi katalis, gem" Konversi gliserid density partie! katalis, gem? vviskositas metanol, cP ‘volume molal gliserid pada temperatur titik didihnya, cm’/gmol faktor asosiasi Thiele modulus effectivenes factor aes 7 (Kusmiyati dkk.) Daftar Pustaka Doraiswamy, LK., dan. Sharma, MM. (1984) “Heterogeneous. Reactions, Vol.|,pp.57-6, John Wiley and Sons, Canada, Eierdanz, H.(1992), “Oleochemistry : Processes and products”, Proceedings of the World Conference on Oilseed Technology and Usilicaion , Minos Froment, G.F., and Bischoff, K.B., (1990), “Chemical Reactor Analysis and Design”, 2 ed.pp. 159- 164, John Wiley and Sons, Now York Griffin, R.C, (1955), “Technical Methods of Analysis 2ed, pp.97, 107-110,309-311, Me.Graw-Hill Book Company, Ine., New York. Hui¥.H, (19960), Bailey's Industrial Oil and Fat Product”, Vol. 1,5 ed., pp. 46-53, John Wiley and Sons, New York Hui,¥.H., (1996b), Bailey's Industrial Oil and Fat Product”, Vol. 5, 5 ed. pp.33-46, John Wiley ‘and Sons, New York Oldham, LH.and Tsagl, K.1(1992), “Oilseeds as Renewable Rural Energy Resources Proceedings ofthe World Conference on Oilseed Technology and Usilizaion , Minos. Puppung.P.L., (1985), “Beberapa Minyak Nabati yang Memiliki Potensi sebagai Bahan. Bakar Altematif. untu. Motor. Diesel", Lembaran Publikasi Lemigas, 4, 34-35, Reid, RC., Prausnitz, LM. Sherwood, T.K., (1991), “Sift Gas dan Zat Cait”, edisi 3, hal 554-558, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (1982), Bailey's Industrial Oil and Fat Product”, Vol. 2, 46d. pp: 130-133, John Wiley and Sons. New York Yadav, G.D,, and Mehta, P.H,, (1994), “Heter Catalysis in. Esterification Rea Preparation of Phenethyl Acetat and Cyclohexyl Acetat by Using a Variety of Solid Acidic Catalysis", Ind. Eng. Chem. Res., 33 2198-2208, Swern,

You might also like