401
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida
pekat P; terjadi warna hijau.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P 59 b/v; terjadi warna kuning.
D. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol
P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan.
Saring, cuci endapan dengan metanol P secukupnya schingga
diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama lempeng KLT tu.
tulkan 25 yl filtrat, pada titik kedua tutulkan 10 pl zat war.
na If LP. Eluasi dengan campuran etil asetat P-asam format
Pair (100+20+30) dengan jarak rambat 15 cm. Amati dengan
aluminium klorida LP, keringkan di udara. Amati dengan sinar
biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm, Pada kromatogram tam.
pak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut :
dengan sinar biasa_[ dengan sinar UV 366 am
No} BRx |“ tampa] dengan tanpa dengan
Pereaksi | pereaksi | pereaksi | pereaksi
1. | i723 ~ = = birw
2 | 4450 = = = biru
3. | 73.81 = = kuning hijau | kuning hijau
4. [4100 | = = bir
Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak wama biru dari
kromatogram zat warna II LP.
Rg bercak warna biru = 25.
Kadar abu. Tidak lebih dari 796.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 2%
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 2096.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 20%
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296.
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik,
Ist,
Penggunaan Peluruh dahak (ekspektoran)*
Nama daerah.
‘Sumatera: Ceremoi_cerme, ceramai, camin-camin, Jawa: Careme,
cerme. Nusatenggara: Carmen, cermen, cerme, sarume, carmele, selemele,
salmele. Sulawesi: Caremela, iympias auyok, rumplase malimbung,
sarmela, karmadela, tli, lombi tuko bolaano, caramele, carameng. Malukec
Takulela, haurela, ceremin402
PLEOMELAE FOLIUM
Daun suji
Daun suji adalah daun Pleomele angustifolia (Roxb,) NE. Br.,
suku Lillaceae.
Pemerian, Bau lemah, agak enak, agak khas; ‘rasa tawar.
Makroskopik. Helaian daun tunggal, utuh, liat warna hijau
sampai hijau kecoklatan, berbentuk lanset sampai garis, pan.
Jang 20 cm sampai 30 em, lebar 2.cm sampai 3 cm, ujung daun
meruncing, pangkal daun berbentuk baji, pinggir daun rata,
tidak bertangkai, tulang sejajar, permukaan daun licin dan
rata,
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun
tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk ha
pir segi empat, kutikula tebal berbintik-bintik, stomata sediki
Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk hampir segi
empat, besarnya sama dengan sel epidermis atas, kutikula tebe]
berbintik-bintik, stomata lebih banyak dari pada epidermis
atas, Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari! lapis sel,
berbentuk silindrik, ‘pendek, besar-besar; jaringan bunga
karang terdiri dari beberapa lapis sel hampir bundar, rapat
satu sama lain, terdapat sel sekresi dan sel berisi hablur
kalsium oksalat berbentuk rafida, Berkas pembuluh tipe
kolateral, dikelilingi seludang sklerenkim. Pada. sayaten
Paradermal tampak epidermis atas berbentuk segi empat,
epidermis bawah berbentuk segi empat, stomata tipe parasitik,
Serbuk berwarna hijau kecoklatan, Fragmen pengenal adalah
¢pidermis atas bentuk silindrik memanjang, dinding tebal
berbintik-bintik; epidermis bawah bentuk silindrik meman-
Jang, dinding tebal berbintik-bintik
tipe parasitik; mesofil dengan sel beri
bentuk rafida; serabut bentuk kumparan, dinding agak tebal,
lumen lebar; pembuluh kayu dengan periebalan spiral dan jala,
Identifikasi.
A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P;
terjadi warna coklat tua.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10
N; terjadi warna hijau kecoklatan,403
GAMBAR
PENAMPANG Mi
1 = Epidermis atas
2 = Jaringan
3 = Jaringan bunga karang
4 = Hablur k
INTANG DAUN SUIT
Epidermis bawah
Serabut404
2 = Hablur kalsium oksalat bentuk rafida
2 = Mesofit .405
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P 59 biv dalam etanol; terjadi warna hijau kecoklatan.
E, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi(III)
Klorida P 5% bly; terjadi warna coklat kekuningan.
D, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P;
terjadi warna coklat kehijauan.
F. Timbang 300 mg serbuk daun campur dengan 5 ml metanol
P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan
saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga
diperoleh § ml filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga
Jempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat. Pada
titik keempat tutulkan 5 yl zat warna I LP, Eluasi dengan
dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng
tersebut diudara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P
dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan si-
nar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya semprot
dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada 110°C
selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan sinar
ultraviolet 366 nm, Dengan perlakuan yang sama seperti cara ker-
jadiatas _lakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AlCls LP.
Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan
_hRx sebagai berikut :
dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 am
No.| hRx [tanpa [dengan pereaksi | tanpa | dengan
Ipereaksi [1 T_[pereaksi{ 1
1] 48 ungu | kuning | coklat | ungu
2 | 1043 hijau | hijau | merah | merah
3. | 1548 ungu | — — | ungu | —
4. | 23.28 hijau | hijau | hijau | merah | hijau
5. | 3943 ungu | = = | tingu | merah
6. | 77-83 ungu | — | merah | ungu | —
7. | 9892 violet |» — — | unge | —
8. | 92:96 ungu | — = fun | —
9. |122-126 violet | — — [ung | —
10. {131-134 violet | = — | ungu
ui. [134.137 = - = | = | hijew
Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati
dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm)
hRf bercak warna merah = 65
Tanda 1 = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP
Il = Pereaksi AICI,abu. Tidak lebih dari 69
Kadar abu yang tldak larut dalam asam. Tidak lebih dari 296
Kadar sari yang larut dalam alr. Tidak kurang dari 3496
tk asing. Tidak lebih dari 29%
Penylmpanan. Dalam wadah tertutup baik.
Obat rambut, obat beri-beri
Nama daerah.
Sumatera: Jejuwang bukit, ciamau (Melayu). Jawa: Jingkang, han-
ola eererraks sti Sunda), semar Jawa). Sulawesi: Koper Popopak im
folai rereindeng im bolai, tawaang im bola, Malus: Pendusta utan
(Ambon), ngase kolotidi (Ternate).407
PLEOMELIS RADIX
Akar suji
Akar suji adalah akar Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E. Br.,
suku Liliaceae.
Pemeriai
agak mani:
Makroskopik. Potongan akar. Irisan membujur atau utuh
dengan cabang-cabang akar, permukaan luar berwarna
kecoklatan sampai coklat kemerahan, bagian dalam berwar-
na keputih-putihan, bentuk silindrik, garis tengah akar 3 mm
sampai 14 mm. Empulur berwarna coklat muda. Bekas
patahan tidak rata.
Mikroskopik. Pada penampang melintang akar tampak jaring-
an gabus terdiri dari beberapa lapis sel bentuk poligonal, din.
ding tebal berlapis-lapis dan beberapa lapis sel gabus bentuk
pipih, dinding tebal tak berlapis-lapis. Parenkim korteks ter-
diri dari beberapa lapis sel bundar, dinding tipis. Pada
parenkim terdapat sel idioblas berisi hablur kalsium oksalat
bentuk rafida atau roset. Endodermis terdiri dari satu lapis
sel, berdinding tebal dengan penebalan bentuk U. Pada silinder
pusat terdapat satu lapis sel parenkim dinding tipis, bentuk
bundar, di antaranya terdapat sel dengan dinding tebal
berlignin, di antaranya ada yang bernoktah. Berkas pembuluh
terdiri atas xilem dan floem; xilem terdiri datas trakea dan
trakeida dikelilingi dengan serabut
Serbuk berwarna coklat. Fragmen pengenal adalah
fragmen jaringan gabus empat persergi panjang dengan din-
ding berlapis-lapis; fragmen parenkim dengan hablur kalsium
oksalat bentuk rafida atau roset; fragmen parenkim berlignin
bentuk segi panjang; fragmen trakea dan trakeida dengan
penebalan jala dan tangga; fragmen serabut, panjang, ujung
tumpul, dinding bernoktah.
Bau agak harum, mirip bau daun pandan, khas; rasa
Identifikasi,
A. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes asam sulfat P;
terjadi warna coklat.
B. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan § tetes asam sulfat 10
N; terjadi warna coklat muda.GAMBAR
PENAMPANG MELINTANG AKAR SUIT
Hablur kalsium oksalat bentuk rafida
= Hablur bentuk roset
= Endodermis 9 = Parenkim xilem
= Sel batu 10 = Parenkim teras409
Ins WY Nagas
wanvo410
C. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P_ 59% bly dalam etanol; terjadi warna kuning
kecoklatan,
D. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes amonia (25%) P;
terjadi warna coklat muda.
E. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan $ tetes larutan besi(III)
Klorida P 5% b/v; terjadi warna kuning kehijauan.
F. Timbang 300 mg serbuk akar campur dengan § ml metanol
P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan
saring, Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga
diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama kedua dan ketiga lemperig
KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat, Pada titik
keempat tutulkan 5 pl zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana
P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut di
udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan arah
eluasi dan jarak rambat yang sama, Amati dengan sinar biasa dan
dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya disemprot dengan
pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C
selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biasa dan sinar
ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara ker
Ja di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pereaksi AICI; LP.
Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan hRy
sebagai berikut :
dengan sinar biasa__| dengan sinar UV 366 am
No] BRx [pa [dengan pereaksi | tanpa | dengan percaksi
pereaksi| mL [Pereaksi [7 1
1 814 - ungu violet - ungu | ungu
2/3135 | = | ungu | “2 — | unge | =
3 promi} — Ff = | 2 | nian | EY] =
4. 1294133] | angu | > = | viol | —
Catatan ; Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati
dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm),
hRf bercak warna merah = 65,
Tanda I = Pereaksi anisaldehi
IL = Pereaksi AICI; LP.
Kadar abu. Tidak lebih dari 5%.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 0,59,
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%,4
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik
Penggunaan, Obat gangguan perut.
Nama daerah.
Sic"ater: Jejuvwang bukit, ciamau (Melayu), Ja: Jingkange ha juang
merak, suji (Sunda), semar Jawa). Sulawesi: Kepon Popopok im bolai,
Malanee ne. im bolsi, tawaang im bolal, tawaang mi broke (Minahasay
Maluku: Ngase kolotidi (Ternate)412
PLUCHEAE FOLIUM
Daun beluntas
Daun beluntas adalah daun Pluchea indica (L) Less., suku
Asteraceae,
Pemerian, Bau khas, tidak harum; rasa agak kelat
Makroskopik. Helaian daun tunggal bertangkai rapuh, berwar-
2a hiiau Kekuningan sampai hijau tua, bentuk Peis telur
Seem ujane og, Paniang 4 cm sampai 8 em, lebar 3m sanmpal
5 em, ujung daun meruncing, pangkal daun ™meruncing, ping-
gir daun bergerigi, panjang tangkai daun 4 mm sampai 8 mm.
fang daun menyirip, pada permukaan atas des borek daun
tidak licin, berambut
Mikroskopik. Pada penampang ‘melintang melalui tulang daun
arbak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbennek
Fambur ee paniang, kutikula tipis bergaris, stomata sedion
‘ar pt Denulup terdiri dari beberapa sel, ujungena beste
tuk kerucut runcing, lurus atau bengkok, rambur kelenjar tipe
Aferseeae: Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel bertee
kadang-kadang bergelombang,
but kelenjar tipe Asteraceae,
Serbuk berwarna hijau tua kekuningan, Fragmen pengenal
Roush. rambut penutup terdiri dari beberapa sel dan reba
Kelenjar tipe Asteraceae lepas; fragmen epidermis nian dan
epidermis bawah; fragmen serabut; fragmen epidernis dengan
‘lang caun; pembuluh kayu dengan penebalan spiral
Identifikasi,
A Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes asam sulfat P;
terjadi warna coklat,413
CAMBAR
PENAMPANG MELINTANG DAUN BELUNTAS
1 = Kurikule
2 = Epidermis atas 8 Epidermis bawah
3 = Kolenkim 9 = Parenkim bernokiah
10 = Parenkim
Rambut penutup
Rambut kelenjar
1 = Epidermis atas 45
2 = Epidermis bawah
3 Epidermis tulang daun
Rambut penutup dan rambut kelenjar
Serabut
§ = Pembulu kayu berpenebalan spiral dan tanggaalg
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam Klorida
pekat P; terjadi warna coklat kuning.
C Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P 59% b/v; terjadi warna kuning
Dj Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P;
terjadi warna kuning hijau,
E, Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol
P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan
saring, Cuci endapan dengan metanol P secukupnya hingga
diperolth 5 ml filtrat. Pada titik pertama lempeng KLT tutulkan
22 ml filtrat, pada titik kedua tutulkan 10 pl zat i
dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 nm
No) RRx | tanpa dengan | tanpa dengan
‘Pereaksi Pereaksi Pereaksi Pereaksi
cies = bina
2 |usin} = = kuning | kuning
3. fr6aaif > = kuning | kuning
4. | 136-142 kuning kuning kuning kuning
& | SE165 fkuning coklagkuning cokladkuning cekla Ikuning cokla
6 [18182] aming | "huning | using fami co
Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak biru dari kromatogram zat
warna IT LP,
DRY bercak warna merah = 51
Kadar abu yang tidak larut dalam aaam. Tidak lebih dati 1%
Radar sacl yong tart dalam ale, Tilak kiran cla 20%
Hatter aarl yang Inrut dalam etanol. Tidak kistnp, dart Se,
Bohan organth asing. Tidak lebih «ari 24
Penetapan kadar. Fikukin penetapan kadar HEUTE Canal va
ferleny pada penetapan kadar minvak ates
Penytmpanan. Dolan wadah ter tats bth
Hat Alkali, inteivak atsiet 141s
Penggunaan. Penambah nafsu makan, penurun panas (antipiretiky,
peluruh keringat (diaforetik),
‘Nama daerah,
Sumatera: Beluntas. Jawa: Baluntas, baruntas, luntas, Nusatengeara:
Lenaboui. Sulawesi: Lamutasa,416
POLANISIAE FOLIUM
Daun mamam lelaki
Daun mamam lelaki adalah daun Clesme viscosa L., sinonim
Polanisia viscosa (L.) DC, Polanisia icosandra (L.) W. FA, suka
Capparaceae.
Pemerian. Tidak berbau; rasa agak pahit.
Makroskopik. Daun majemuk, berbilangan tiga. Helaian daun
berwarna hijau kecoklatan, bentuk bundar telur terbali
memanjang, panjang 1 cm sampai 4 cm, lebar 1 cm sampai
cm. Tangkai daun panjang 1 cm sampai 7,5 cm, berbulu helus,
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun
tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, bentul bulat
memanjang, terdapat rambut kelenjar, stomata tipe anomo-
sitik. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel, bentuk bu.
lat memanjang, tidak terdapat stomata dan rambut penutup,
Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari 2 lapis sel; j
ringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel, di om
taranya terdapat trakea, Pada ibu tulang daun terdapat berkas
pembuluh tipe kolateral terdiri dari xilem dan floem, pada
bagian atas dan bawah ibu tulang daun terdapat parenkim
korteks dan kolenkim.
Serbuk berwarna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah
fragmen epidermis. atas dengan stomata tipe anomositiky
fragmen epidermis atas dengan jaringan mesofil; fragmen je
ringan bunga karang dengan berkas pembuluh; fragmen ja
ringan bunga karang, sel-selnya berisi tetes-tetes sepert
minyak dan fragmen rambut penutup,
Tdentifikasi,
A, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P;
terjadi warna merah coklat.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10
N; terjadi warna merah.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium
hidroksida P 59 biv; terjadi warna kuning intens:
D, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%)
terjadi warna kuning.417
GAMBAR
PENAMPANG MELINTANG DAUN MAMAM LELAKI
= Epidermis
= Rambut kelenjar
Parenkim palisade
Jaringan bunga karang
= Kolenkim
Floem
Trakea
Epidermis bawah
10 = Parenkim
1
2
3
4
5
GAMBAR
‘SERBUK DAUN MAMAM LELAKI
Aevana dengan herkas pembuluh
eign jartigun meso
‘alas dengan stomata tipe anomositik
5 = Jaringan iunga karang, se! eetnve,
hieris seperti tetectetes minvak,
lant ork penahai418
grak rambat 15 cm, keringkan lempeng di udara selama 10 meat
luasi lagi dengan benzena P dengan arah eluasi dan rambet yang
sama, Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366
Bm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam sulfat LP,
Panaskan pada suhu 110° selama 10 menit, amati dengan sinaz
biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogramm tame
pak bercak-bercak dengan warna dan hRx sebagai berikut +
dengan sinar biasa [dengan sinar UV 366 nm
No. | Rx tanpa tanpa | dengan
ereaksi pereaksi | pereaksi
1] 28 kuning dire kuning
2} 742 | kuning kuning | kuning
3] 1246 - kuning | kuning
4 | 1618 | kuning biru kuning
5. | 18:20 kuning birw kuning
6 | 3034 ~ hijau | kuning
7. | 39-46 - kuning
8. | 49.56 - kuning
9. | 65.70 = kuning
10. | 71-76 = -
11. | 88.91 =
12. | 99.103 = kuning
13. | 106110 - kuning
14 | 2416 = kuning
Catatan ; Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah,
Harga hRg bercak warna merah = 68.
Kadar abu. Tidak lebih dari 10%
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 1%
‘adar sari yang larut dalam alr. Tidak kurang dari 8%
Kadar sari yong larut dalam etanol. Tidak kurang dari 6%
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 29
Penyimpanan, Dalam wadah tertutup baik.419
Isl, Flavonoid, alkaloid
Penggunaan. Perangsang kulit (rubifasien), obat cacing (antelmintik)
Nama daerah.
Sumatera: Mamang kebo, mamang laki, mamang utan (Melayu), Jawa
; Mamam (Sunda): Ancang-ancang, bobowan, bobowse laki, enceng-enceng,
timerking (Wawa): ‘Bhubuwan,, ancangeancang bobowan, bobowan
ubhuwan, congblencongan (Madura) Bal Beene Sulawesi: Jumpai
(Makasar & Bugis). Maluku: Gofu sahu (Ternatey420
PTEROCARPI CORTEX.
Kullt angsana
Kulit angsana adalah kulit batang Prerocarpus indicus Willd.,
suku Papilionacese.
Pemerian, Bau lemah; rasa kelat.
Makroskopik. Potongan kulit, keras, berupa lempengan atau
menggulung membujur, tebal 5 mm atau lebih, pada per-
mukaan luar terdapat lapisan gabus berwarna coklat kelabu
sampai coklat kehitaman, kasar, tidak rata; permukaan dalam
tampak sebagai garis menonjol yang sejajar; pada bidang irisan
melintang tampak getah kering berwarna coklat merah sam-
pai coklat kehitaman.
Mikroskopik. Pada penampang melintang kulit tampak jaring-
an gabus yang terdiri dari beberapa lapis sel gabus dengan din-
ding tangensial agak tebal dan berlignin. Parenkim korteks ter-
diri dari beberapa lapis sel, dinding sel tipis; pada parenkim
korteks terdapat kelompok sel batu, kelompok serabut, sel
sekresi dan idioblas hablur kalsium oksalat berbentuk prisma
Sklereida berbentuk isodiametrik bulat panjang, kadang-
kadang agak terentang tangensial, lignin tebal, dan saluran
noktah bercabang. Floem terdiri dari pembuluh tapis dan
parenkim floem; pada parenkim floem terdapat serabut dan
sel sekresi berwarna coklat. Jari-jari empulur terdiri dari 1
baris sel.
Serbuk berwarna coklat. Fragmen pengenal adalah serabut
hablur; jaringan gabus; sel batu dengan dinding sel yang tebal,
saluran noktah bercabang-cabang dan lumen sempit; hablut
kalsium oksalat berbentuk prisma relatif besar, banyak, lepas
atau berderet dalam parenkim; serabut dengan ujung tumpul
dan sel sekresi berwarna coklat.
Identifikasi.
A, Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan § tetes asam sulfat P;
terjadi warna coklat tua.
B. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat 10
N; terjadi warna coklat muda
C. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan § tetes lar
hidvoksida P 5% biv dalam etanol P; terjadi wa421
GAMBAR
PENAMPANG MELINTANG KULIT ANGSANA
1 = Jaringan gabus
lablur kalsium oksalat bentuk prisma
2 = Sel bat el sekresi
3 = Parenkim korteks 7 = Jaringan floem
4 = Serabur
8 = Jarijari teraz,| = Periderm tangensial bentuk potigonal bernokiah
g 2 = Sel baw 4 = Serabut krista
¢ 3 = Sel sekresi wama coklat Se423
D. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes amonia (25%) P;
terjadi warna coklat.
E Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan besi (II)
Klorida P 596 bly; terjadi warna hijau kekuningan.
F. Timbang 300 mg serbuk kulit campur dengan § ml metanol
P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan
Saring: Cuci endapan dengan metanol P secukupnya schingga
diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga
lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat. Pata
tik ‘keempat tutulkan $ ul zat warna T LP. Eluasi dengan
dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng
tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluene F
dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan
sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya sem.
Prot dengan pareaksi anisaldehidaasam sulfat LP, panaskan pada
suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi dengan sinar biaea dan
sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama seperti cara
Ketia di atas dilakukan juga penyemprotan dengan pareaksi AICI3
LP. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna dan
AR sebagai berikut
dengan sinar biasa__| dengan sinar UV 366 nn
No.} BRx [Tanpa [dengan pereaksl tanpa [dengan pereaksi
ereaksi{ __|pereaksi{ 1
1} 1-6. | kuning |kuning} — | kuning | ungu
2. | 2025 | hijau | hijau | — | jingea'| violet
3.] 3335 { "| EN] > — | — | merah
4/9095} — | — | jingga | ingen | — | jinge
5. ]1234281 — | violer -~;J-o] =
Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati
dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm),
ARy bereak warna merah = 65.
Tanda I = Pereaksi anisaldchida-asem sulfat LP,
II = Pereaksi AICI3 LP.
Kadar abu. Tidak lebih dari 496.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 196.
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 1496,
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 8%,
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik.424
Ist. Tanin
Penggunaan. Peluruh air seni (diuretik), Pengelat (astringen),
Nama daerah.
Sumatera: Asan, athan, sena, hasona, lansano. Jawa Angsana, asana,
poate ae Kembang. Nusatengeara: Angsana, nara, ai kenawe ‘kenaba, nak,
Shaan’ kaye merah. Sulawesi: Aha, naga, aga, acha, tonala: tenets sen.
hana, patene. Maluku: Ingi, nala, tala, lama, penje, gua,425
RAPHANI RADIX
Akar lobak
Akar lobak adalah akar segar Raphanus sativus L., suku
Cruciferae
Pemerian. Bau tajam, khas; rasa pedas, agak menggigit,
Makroskopik. Akar tunggang, warna putih kehijauan, berben-
tuk tombak, lurus atau agak bengkok, garis tengah di bagian
tengah sampai lebih kurang 3,5 cm, permukaan luar licin
dengan sisa akar pada celah-celah melintang yang dangkal. Bila
dibelah melintang, bagian dalam berwarna putih.
Mikroskopik. Pada penampang melintang akar tampak lapisan
gabus terdiri dari beberapa lapisan sel, bentuk pipih, berdin-
ding tipis. Parenkim korteks terdiri dari beberapa lapis scl,
bentuk isodiametris, dinding tipis, di antaranya terdapat
hablur kalsium oksalat berbentuk pasir. Pada korteks terdapat
floem. Kambium terdiri dari beberapa lapis sel, bentuk
dinding tipis. Pada teras terdapat xilem, terdiri dari trakea dan
trekeida. Pada parenkim teras terdapat hablur kalsium oksalat
bentuk pasir. Jari-jari empulur terdiri dari beberapa lapis sel.
Serbuk berwarna coklat muda. Fragmen pengenal adalah
fragmen gabus terdiri dari beberapa lapis sel, bentuk segi pan-
Jang; fragmen serabut dinding tipis mengandung hablur
kalsium oksalat bentuk pasir; fragmen pembuluh kayu dengan
penebalan jala.
Identifikasi.
A. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes asam sulfat P;
terjadi warna coklat.
B, Pada 2 mg serbuk akar tambahkan § tetes asam sulfat 10
N; terjadi warna kuning.
C. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P 5% biv dalam etanol P; terjadi warna coklat muda.
D, Pada 2 mg serbuk akar tambahkan 5 tetes amonia (25%) P:
terjadi warna kuning muda.
£. Pada 2 mg serbuk akar tambahkan S tetes larutan besi(III)
klorida P 59 b/v; terjadi warna coklat kekuningan.
F. Timbang 300 mg serbuk akar campur dengan 5 ml metanol
P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan426
GAMBAR
TRISAN AKAR LOBAK
= Lapisan gabus
= Parenkim
= Hablur kalsium oksalat
Floem 7
Kambium
Xilem
Jarijari empulur427
GAMBAR
SERBUK AKAR LOBAK
1 = Parenkins
smbuluh kayu penebalan jala 4 = Jarijari teras
3 = Gabus 5 = Hablur kalsium oksalar428
diergiegttt endapan dengan metanol P secukupnya sehingga
diperoleh 5 ml filtrat
Pada titik pertama, kedua dan ketiga lempeng KLT tutulkan
Frapinemasing sebanyak 40 pl filtrat. Pada tittk keempat tutulkan
5 ul zat warna I LP. Eluasi dengan dikloroetana P dengan jarak
Fambat 15 em. Keringkan lempeng tersebut di udars cei 10
menit, eluasi lagi dengan toluena P dengan arah eluaci dan jarak
Gengan sinar biasa [dengan sinar UV 306 nam
No} hRy tanpa | dengan pereaksi | tanpa | dengan pereaksi
pereaksi{ it pereaksi TT
1 ft) | ung | — foungu | —
2 [22 26) — = = | tii |" Po gau
3. ] 29-34) — F violee | > — | violet | —
4. f123.129] ~ = | viet |<" viotet
5. 129.133) — | violee | = = | violet J =
Cetatan Harga Rx dhitung terhadap bercak warna merah ang damatl
sagt sina biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 no),
ARF bercak warna merah = 65.
Tanda I= Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP.
Il = Pereaksi AICIs tr
Kadar abu. Tidak lebih dari 13,5%,
Raga bu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 2,596,
Radar sari yang larut dalam air, Tidak kurang dari 34590
pagar sar] yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari ) $96,
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 29
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik,
Ist. Alil dan butil mostar, rafanol, rafanin, Vitamin C.
Penggunaan. Peluruh air seni (diuretik), penurun anas (antipiretik),
Nama daerah,
Jawa: Lobak429
RICINI FOLIUM
Daun Jarak kallki
Daun jarak kali
Euphorbiaceae.
adalah daun Ricinus communis L., suku
Pemerian. Bau lemah; rasa mula-mula tidak berasa lamalama tim-
bul rasa tebal di lidah.
Makroskopik. Daun tunggal, berwarna hijau sampai hijau
kecoklatan atau hijau kehitaman, helaian daun berbentuk
membundar, panjang 10 cm sampai 65 em, lebar 10 cm sam-
pai 75 cm, bercangap menjari, pinggir daun bercangap
bergerigi, menonjol pada permukaan daun, warna lebih pucat
dari pada permukaan daun, pada tangkai dekat pangkal daun
terdapat 2 buah kelenjar.
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun
tampak epidermis atas dan epidermis bawah terdiri dari satu
lapis sel berbentuk empat persegi panjang, besarnya tidak
sama; terdapat banyak stomata pada kedua epidermis. Mesofil
meliputi jaringan palisade terdiri dari satu lapis sel, bentuknya
kecil dan ramping, jaringan palisade yang dekat tulang daun
terdiri dari dua lapis sel; jaringan bunga karang terdiri dai
beberapa lapis sel, bentuk sel bulat; jaringan palisade dan jar-
ingan bunga karang mengandung butir-butir klorofil dan
hablur kalsium oksalat bentuk roset, sel sekresi terdapat pada
Jaringan bunga karang. Tulang daun terdiri dari berkas pem-
buluh tipe kolateral, mengandung banyak hablur kalsium
oksalat, jaringan kolenkim terdapat di bagian bawah dan atas
berkas pembuluh, Rambut kelenjar terdapat pada epidermis
bawah, Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis ben-
tuknya tidak beraturan dengan stomata tipe parasitik.
Serbuk berwarna hijau ada bintik-bintik putih. Fragmen
pengenal adalah fragmen epid fragmen epidermis
bawah; fragmen mesolil; r: * pembuluh kaya;
hablur kalsium oksalat bentuk roset
Adentiftunt,
A. Pala 2 1m)
terindi warna coklat kebija
16 Pact 2 nap. wer task ah
wall wwavttna Ibu toa
Hy tamibahkan 5 totes asian sullit Ps
wubabkan § totes awn vellat 10430
GAMBAR
PENAMPANG MELINTANG DAUN JARAK
Kutikula
Epidermis atas
Jaringan palisade
Jaringan bunga karang
Epidermis bawah
Sel sekresi
Stomata
Rambut kelenjar
Floem
Jaringan kolenkim
?
fablur kalsium oksalat bentuk roser
2
winnie
"una431
ur kalsium oksalat yang lepas
tambut kelenjar
GAMBAR
‘SERBUK DAUN JARAKE.Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 3 tetes amonia (25%) P;
terjadi warna coklat merah,
F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol
P dan panaskan di atas tangas air selame > menit, dinginkan dan
slengan sinar biasa [dengan sinar UV See nm
No. hRx |vanpa | dengan pereakar tanpa_| dengan pereakel
Ipereaksi{— _| Pereaksi{— TT
2] S19 | kesing [ wna [caning | kaning | aga kuning
2] as] <"* | ines violet | violet | -—
| 2438 | Miia | jaw] dijon | meran | ele? merah
3] Sean] = fviolee fA" [MES | merah | mer
5. | 94.98 - coklat - > ungu _
6. uis-ti9 violet | — J — | anda
7. (/125-128 violet_| kuning | coklat ungu
mat
fiengan sinar biasa atau warna ungu dengan sac oie ra),
Rf bercak warna merah = 65.
Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP,
UI = Pereaksi AICI LP,
Kedar abu. Tidak lebih dari 79
Kedar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 2%,
Kadar sarl yang larut dalam alr. Tidak kurang dari 25%,433
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 119%,
Bahan organik asing. lak lebih dari 2%,
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik.
Isl. Minyak lemak, protein, risin, risinin (alkaloid), lendir, enzim
proteolitik, enzim lipolitik, asam risinolat.
Penggunaan. Mengurangi rasa nyeri (analgetil).
Nama daerah,
Sumatera: Gloah, lulang, dulang, dulang jai, lana-lana, lafandru, jarak,
jarak Jawa, kalikih alang, jarag. Jawa: Jarak, kaliki, jarak jitun, kaleke,
kaleke beritah. Nusatenggara: Jarak, tatanga, lolo, ketowang, lulu, pak
penunat, paku pluneh, paku ton. Sulawesi: Kolonyan, kohongiang, matasa
arangean, sarangei, kilaloi, alae, klale,tilalongi, tangang-tangang jara,
peleng kaliki jera.434
RUTAE HERBA
Herba inggu
Herba inggu adalah daun dan pucuk Ruta angustifolia (L)Pers.,
suku Euphorbiaceae. Kadar minyak atsiri tidak kurang dart, 0,0696
vi.
Pemertan, Bau aromatik, khas; rasa agak pedas.
Makroskopik. Dauin majemuk menyirip rangkap ganjil, tidak
Pertangkal; helaian anak daun berbentuk lanset atau jorong
spemanjang, panjang 6 cm sampai 10cm, lebar 1,5 cm sampai
2:5 cm; pinggir daun agak menggulung ke bawah: permukros
are icin, wama hijau kelabu, ibu tulang daun dan tulang
cabang menonjol pada permukaan bawah, warna hijau keputife
putihan, Batang bulat, bagian atas beralur tidak jelas, ruse,
puss pendek; batang beserta cabang licin berwarna abuaba
kecoklatan,
Mikroskopik. Daun: Pada Penampang melintang melalui tulang
daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk
finPat Persegi panjang, dinding tangensial luar agak tebal,
kutikula tipis; epidermis bawah terdiri dari I lapis sel dan ber
Papila, stomata agak tengelam. Mesofil meliputi jaringan
Palisade atas umumnya terdiri dari 2 lapis sel yang berbensak
Sfindrik panjang, tebaljaringan palisade lebih kurang setengah
tebal daun; jaringan palisade bawah terdiri'dari I lapis sel wor
Susun renggang, berbentuk silindrik panjang agak
Tpembengkok; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa
lapis sel, berbentuk tidak beraturan, rongga udara banvak Di
dalam mesofil terdapat sel idioblas berisi hablur kalsiam
oksalat berbentuk roset besar; kelenjar minyak atsiri terseber
alam mesofil bagian atas dan bawah; berkas pembuluh tipe
kolateral. Pada sayatan paradermal tampak sel epidermis atee
bentuk poligonal dengan dinding antiklinal agak berombak:
epidermis bawah tampak dinding antiklinal berombak; papila
tampak berupa lingkaran, stomata tipe anisositik, banyak ter,
dapat pada permukaan bawah. Batang: Pada penampangmelin,
{ang ‘ampak epidermis yang terdiri dari ! lapis sel, umumnya
berbentuk empat Persegi panjang pipih. Di bawah epidermis
terdapat hipodermis, terdiri dari | lapis sel yang besar, jernih
dan tersusun rapat; korteks terdiri dari beberapa lapis sel
Parenkim berdinding tipis; pada perisikel terdapat kelompok-435
GAMBAR
PENAMPANG MELINTANG HERBA INGGU
1 = Epidermis aras 5 = Jaringan bunga karang
2 = Kelenjar lisigen 6 = Jaringan palisade bawah
3 = Jaringan palisade atas, 1 = Epidermis bawah
4 = Idioblas dengan hablur kalsium oksalat_ 8 = Stomata
berbentuk roset 9 = Berkas pembuluh
GAMBAR
SERBUK HERBA INGGU
4 = Hablur roset kalsium oksalat
Berkas pembuluh
Serabut
= Epidermis bawah
Epidermis atas
= Mesofit430
fclompok serabut perisikel; floem sekunder sempit, di dalam
yng Sekunder terdapat pembuluh kayu; empult leben
diti dari jaringan parenkim yang umumnya koyak. Pada
peligamyeatadermal tampak epidermis atas berberrcg
Religonal memanjang, dinding samping agak beromber
Serpulk berwama hijau kecoklatan, Fragmen pengene aialah
Sengan kelenjar minyak; hablur kalsium oksalat levee fragmen
berkas pembuluh; serabut perisikel: fragmen persbaltn kayu
dengan penebalan tangga dan spiral,
Kadar abu. Tidak lebih dari 109.
Raider abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 3%.
KaGRE sar yang larut dalam air. Tidak kurang deni 2295
Bonar tart yang larut dalam etanol. Tidak kurang dav’ 896,
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296
Penetapan kadar. Lakukan penetapan kadar menurut cara yang
tertera pada peneiapan kadar minyak atsint
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik.
Tal. Minyak atsiri, rutin, rhamo glukosida, kuersetin flavonol, zat
Penyamak,
Penggunaan. Obat demam, emenagoga, peluruh keringat,
Nama daerah,
Sumatera: Aruda. Jawa: Inggu, godong minggu. Sulawest Anruda
busu,437
SANTALI LIGNUM
Kayu cendana
Kayu cendana adalah kayu galih dari batang, dahan dan akar
Santalum album L., suku Santalaceae.
Pemerian, Bau harum; rasa agak pahit, khas.
Makroskopik. Kayu berbentuk potongan-potongan atau ke-
pingan dengan ukuran sangat bervariasi, panjang sampai 1 m,
tebal 15 cm sampai 20 cm, keras, berat, padat, mudah dibelah,
warna kekuning-kuningan, coklat muda kekuning-kuningan
atau agak kemerah-merahan; pada potongan melintang tam-
pak lingkaran berwarna gelap berseling dengan lingkaran ber.
wana lebih muda, berpori, jari-jari empulur sempit, banyak
dan berdekatan.
Mikroskopik, Pada penampang melintang tampak jari-jari
xilem berisi sedikit butir pati kecil, tunggal. Pembuluh kayu
atau trakea dinding tebal, berlignin, bernoktah dengan lubang
berbentuk celah umumnya berisi zat yang berwarna kuning,
Serabut xilem berkelompok, tersusun radier, terdiri dari
sampai 40 serabut, dinding serabut tebal berlignin, lumen jela:
minyak berwarna kuning.
Serbuk berwarna kuning. Fragmen pengenal adalah berkas
serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat bentuk
prisma; fragmen pembuluh kayu berpenebalan jala; fragmen
serabut, umumnya panjang dan lumen jelas; hablur kalsium
oksalat berbentuk prisma; serabut xilem dengan jari-jari em-
pulur; butir pati tunggal.
Identifikast.
A. Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat P;
terjadi warna coklat ungu.
B. Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat 10
N; terjadi wara coklat muda.
C. Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P 59 b/v dalam etanol; terjadi warna kuning.
D. Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes amonia (25%) P;
terjadi warna coklat muda.438
et
g
ve
GAMBAR
PENAMPANG MELINTANG KAYU CENDANA,
Serabut xilem
Hablur kalsium oksalat bentuk prisma440
F, Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan § tetes larutan besi(tiy)
Klorida P 5% biv; terjadi wana kuning (negatif).
F. Timbang 300 mg serbuk kayu, campur dengan 5 ml metanol
P dan panaskan di atas tangas air selame 2 ‘menit, dinginkan dan
dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 am
Noy HR Tome | dengan poreakar tanpa_[ dengan pereaksi
ereaksi|—; ir_Pereaksi [7 —7
Ly 37 | | voter | violet | —
2/40 f | MOY = hijau | iru
3: | $080 | — | viotee | =f “Uf Btu | bin
$4209] = | violet { = f =f yeiet | =
Syria) — J viol f =f = | weet | =
Catatan : Harga Ry dihitung terhadap bercak wama, merah (yang diamati
flengan sinar biasa atau warna ungu dengan sina UViee nm).
ARF bercak warna merah = 65,
Tanda Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP.
Pereaksi AICI; LP.
u
Kadar abu. Tidak lebih dari 1
Agar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 0,59
Radar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dens
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 1%
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 29%
Penylmpanan, Dalam wadah tertutup baik,441
Isl. Minyak atsiri, harsa, zat samak,
Penggunean. Peluruh air seni (diuretik), peluruh angin(karminatiy,
pereda kejang (antispasmodik),
Nama daerah,
Sumatera: Cendana, cendana, Jawa: Candana, candani, candhana, can-
Ghana lakek. Kalimantan: Tindana, sindana, Nusalengaara: Candana ny
sre gtana, kaju ata, sundana. Sulawesi: Ayu luhi, domedolu, cardne
‘Maluksc Kai sarune, ai saru’uno, ai selun of ai sarun, kasa lune
Butir patiSAUROPI FOLIUM
Daun katuk
Daun katuk adalah daun Sauropus androgynus| (L) Merr,, suku
Euphorbiaceae
Pemerian. Bau aromatik lemah; rasa tawar.
Makroskopik. Daun tunggal, bertangkai, panjang tangkai 3 mm
pampai § mm; helaian daun berbentuk bundar memanjang atau
bundar telur sampai lonjong; Panjang 2cm sampai 4 cm; lebar
naan. Sampai 2,5 cm; ujung dan pangkal daun meruncine,
pinggir daun rata; permukaan atas dan bawah rata, icin wae,
pyhuiae sampai hijau kecoklatan, tidak berambut; tulangdeun
Jelas menonjol pada permukaan bawah,
Mikroskopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun,
fampak epidermis.atas terdiri dari | lapis sel yang berbentak
segi empat, dinding tipis, kutikula tipis; sel epidermis bawah
serupa dengan sel epidermis atas, terdapat banyak stomata
pada epidermis bawah. Mesofil meliputi jaringan palisade wen
diri dari 1 lapis atau 2 lapis sel, umumnya 1 lapis sel, sel
Palisade berbentuk silindrik panjang, tebal lapisan palisade
(Gbih Kurang setengah tebal daun; jaringan bunga katang tor
diridari sel-sel yang berbentuk tidak beraturan,tersusun agek
Rendatar dan agak renggang; di antara sel palisade dan cl
bunga karang terdapat sel idioblast yang berbentuk bular any
ai lonjong, berisi hablur kalsium oksalat berbentuk roset,
porukuran lebih kurang 85 um. Berkas pembuluh tise
kolateral: di dalam floem terdapat hablur kalsium oksalat bene
tuk roset berukuran 20 um; sebelah luar floem terdapat seratuc
berdinding tipis dan tidak berlignin; parenkim tulang dao
imumnya mengandung hablur kalsium oksalat bentuk roset
berukuran 45 um, Pada sayatan paradermal, tampak sel epider,
‘is atas dinding samping sangat berkelok-kelok, tidak terdapat
plomata; epidermis bawah dinding samping sel sangat berkelok,
kelok, terdapat banyak stomata pe anisositik, panjang 25 un,
sampai 40 um.
Serbuk berwarna hijau tua, Fragmen pengenal adalah fragmen
¢pidermis atas; fragmen epidermis bawah; fragmen mecofi
fragmen mesofil permukaan bawah; hablur kalsium okealat,
fragmen pembuluh kayu443
GAMBAR
PENAMPANG MELINTANG DAUN KATUK
1 = Kutikula Jaringan palisade 7 = Berkas pembuluh
2 = Epidermis aias 5 = Jaringan bunga karang § = Serabut
3 = Hablur kalsium oksalat 6 = Stomata 9 = Parenkim
GAMBAR
‘SERBUK DAUN KATUK
nae
1 = Epidermis:bawah
2 = Epidermis atas
3 = Mesofil permukaan bawah
4 = Hablur kalsium oksalat
5 = Mesofil
6 = Pembuluh kayu444
Identifikast.
A, Pada 2 mg serbuk daun tambahkan $ tetes asam sulfat P:
terjadi warna hijau.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan § tetes asam klo:
pekat P; terjadi warna hijau coklat.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P 596 biv; terjadi warna kuning.
D. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol P
Can panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan, saring,
Cuciendapan dengan metanol P secukupnya sehingga diperoleh ¢
ft Tat, Pada ‘titik pertama lempeng KLTtutulkan 30. pl
filtrat, pada titik kedua tutulkan 10 pl zat warna Il LP. EI
asi dengan campuran etil asesat P-metiletil keton Plasan
format P-air (50+30+10+ 10) dengan jarak rambat 15 em, Anant
fengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot
Jempeng dengan aluminium klorida LP, panaskan pada suhu 110°C
selama 10 menit. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar
ultraviolet 366 nm, Pada kromatogram tampak bercek-bereak
dengan warna dan hRx sebagai berikut :
la
dengan sinar biasa___[ dengan sinar UV 366 nm
No.) hRy tanpa dengan tanpa dengan
pereaksi | pereaksi | pereaksi | pereaksi
1, | 2125 S = bir bir
2. | 3441 - = bir biru
3. | 4857 | kuning | kuning | lembayung | tembayung
4, | 65.73 = Es kuning kuning
5. | rsa.t42 = S kuning kuning
6. | 166-172 = - kuning kuning
7. {181-193 | kuning hijau|kuning hija} kuning kuning
Cntatan Hou wi Ry dibutiing fertudap bec ah bnew alaet kronaatoptany rat
warn 1 LP
BRE bev ake wanna tie an
Kadar abs Tulak lebih dare 10%
1119
11 40%,
dard 2098
Pid Rear
Hidak kur445
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296,
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik.
Isl. Protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B & C
Penggunaan. Obat bisul, mempelancar keluarnya air susu
(laktagoga),
Nama daerah.
Sumatera: Memata, cekop manis, simani. Jawa: Katuk, babing, katu,
katukan, kerakur.446
SESBANIAE CORTEX
Kulit turi
Kulit turi adalah kulit batang dan dahan Sesbania grandiflora
(L) Pers., suku Papilionaceae.
Pemerian. Bau lemah; tidak berasa.
Makroskopik. Potongan kulit menggulung membujur, panjang
dan lebar bervariasi tebal 1 mm sampai 3 mm. Permukean lust
berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan alur
membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus
mudah terkelupas. Permukaan dalam berwarna putih keabie
abuan hingga putih kecoklatan atau coklat kehitaman dengen
garis-garis halus membujur yang berwarna lebih muda sau
lebih tua. Bekas patahan berserabut, agak berdebu,
Mikroskopik, Pada penampang melintang kulit batang dan
dahan tampak sel parenkim korteks bentuk bundar memam
Jang, di antaranya terdapat saluran sekresi bentuk bundar atau
bundar memanjang, berkelompok atau terpisah, dengan isi sel
warna kuning coklat; kambium gabus, serabut dan serabut
kristal dengan hablur kalsium oksalat bentuk Prisma.
Serbuk berwarna kecoklatan. Fragmen pengenal adalah
fetabut dinding tebal, lumen sempit; serabut kristal dengan
hablur oksalat bentuk prisma
Tdentifikasi,
A, Fada Z mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat P:
terjadi warna coklat kemerahan,
B. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat 10
N; terjadi warna coklat muda.
C. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P 5% b/v dalam etanol P; terjadi warna kuning kecoklatan
D. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes amonia (2596) P:
teriadi warna coklat.
E. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes larutan besi({11)
klorida P 59 biv; terjadi warna kuning kehijauan.
F. Timbang 300 mg serbuk kulit campur dengan 5 ml metanol
P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan
saring, Cuci endapan dengan metanol P secukupnya. sehingga
diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama, kedua dan ketiga4a7
GAMBAR
PENAMPANG MELINTANG DAUN TURI
Hy
Kristal kalsium oksalat
Parenkim korteks
Serabut
Saluran sekresi
= Kambium gabus449
lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat. Pada
diok’,fmPat tutulkan $ yl zat warna I LP. Bluasi dengan
Gidloroetana P dengan jarak rambat 18 cm. Keringkan lempeng
tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena P
dengan arah eluasi dan jarak yang sama. Amati dengan sinar bince
dan dengan sinar ultraviolet 366 nm.
Selanjutnya semprot dengan pereaksi anisaldehida-asam
Sulfat LP, panaskan pada suhu 110°C selama 10 menit. Amati lagi
dengan sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuses
yang sama seperti cara kerja di atas dilakukan juga penyemprotan
dengan pereaksi AICI; LP. Pada kromatogram tampak bercak.
bercak dengan warna hRx sebagai berikut
dengan sinar biasa | dengan sinar UV 366 am
No. BRx | tanpa [ dengan pereaksi | tanpa [dengan percake
Jpereaksif 7 T_| pereaksi [7 1
y 8138) = [violet [=P angu | ungu | ungw
2 eZ = | Puning | = | nga |e
3. | 2630} = | > — | biu | bia | birw
4.3640} — | > = = | hijau |
5. ] 503} — | ungu | = -J=- fe
6. [130135 — | violet | — =| violet | =
Catatan_: Harga Rx dihitung terhadap bereak warna merah (yang diamati
dengan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm),
hRg bercak warna merah = 65,
Tanda I = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP.
II = Pereaksi AICly LP.
Kadar abu. Tidak lebih dari 796.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 2%,
Kadar sarl yang larut dalam air. Tidak kurang dari 59%.
Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 2%.
Bahan organtk asing. Tidak lebih dari 296.
Penyimpanan. Dalam wadah tertutup rapat.
Isl. Tanin, zat warna, egatin, zantoagitin, basorin, resin.
Penggunaan. Mengurangi rasa nyeri (analgetik), pengelat (as-
tringen), penurun panas (antiperitik),
‘Nama daerah,
Sumatera: Turi. Jawa: Turi, toroy. Nusatenggara: Gala-gala, tuwi,
Palawu, tanunu, gkunga, ngganggala, kalala, Sulawesi: Tuli, turi, turing,
suri, ullango, gongo gua, kaju jawa.450
SQUAMOSAE SEMEN
Biji srikaya
Biji srikaya adalah biji dari buah Annona squamosa L,, suku
Annonaceae.
Pemerian, Bau lemah; rasa mula-mula agak getir, lama-lama agak
kelat.
Makroskopik. Biji keras, bentuk bulat telur terbalik, panjang
6mm sampai 18 mm, lebar 4 mm sampai9 mm, tebal di bagian
tengah lebih kurang 6 mm. Permukaan biji icin, kulit bij ti
warna hitam mengkilat atau agak kecoklatan. Keping biji ber.
warna putih kecoklatan
Mikroskopik. Pada penampang melintang biji tampak epide
mis terdiri dari satu lapis sel, bentuk hampir persegi; di
bawahnya terdapat beberapa lapis sel batu bentuk hampir
bulat, dinding tebal bernoktah, lumen sempit; epidermis ke-
ping biji terdiri dari lapisan serabut yang letaknya tidak
beraturan ada yang menjorok ke endosperm. Sel serabut;
Panjang, kedua ujungnya runcing, dinding tebal, lumen sem.
pit; endosperm inti biji terdiri atas beberapa lapis sel parenkim
bentuk poligonal, berisi aleuron dan tetes minyak.
‘Serbuk berwarna putih kekuningan. Fragmen pengenal adalah
epidermis kulit biji bentuk poligonal, dinding lurus, warna ku-
ning coklat; sel batu kebanyakan bentuk bulat, dinding tebal
bernoktah; serabut panjang dengan kedua ujung runcing, din-
ding tebal, lumen sempit; parenkim keping biji bentuk
poligonal, berisi butir aleuron dan tetes-tetes minyak.
Identifikasi.
‘A. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam sulfat P; ter-
jadi warna merah ungu.
B. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N;
terjadi warna merah.
C. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan natrium
hidroksida P 59 b/v dalam etanol; terjadi warna coklat muda.
D. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes amonia (25%) P;
terjadi warna coklat muda.
E. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan besi({I1)
klorida P 5% b/v terjadi warna kuning (negatif).451
GAMBAR
PENAMPANG MELINTANG BUI SRIKAYA
LEE
eee 1
EE ——
y= $f) —__
pea —*452
GAMBAR
SERBUK BUI SRIKAYApl zat warna I LP. Eluasi dengan
.. Keringkan lempeng
eluasi lagi dengan toluena P
Rx sebagai,perikut ;
ie eee
dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm
Noy PRs Tampa [dengan perealsi tanpa [dengan pereaksi
ereaksi| u1_|Pereaksi 7 iT
1} asa} ~ | coke | — = | ung |
2. | 27-33 - coklat - ~ ungu -
3. 88-96 _ coklat = = ungu -
Catatan :Hanga Ry dihitung terhadap bercak warna merah yang diamath
Satan sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nme)
AR bercak warna merah = 65.
Tanda I = Pereaks! anisaldehida-asam sulfat LP.
MI = Pereaksi AlCly LP.
Kadar abu. Tidak lebih dari 296
Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 196,
Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurang dari 795
Radar sari yang larut dalam etanol, Tidak kurang dari 23%,
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%,
Penytmpanan. Dalam wadah tertutup baik.
Isl. Minyak lemak, resin
Penggunaan. Memacu enzim Pencernaan, obat ca
tik), pembunuh serangga (insektisid) ~454
Nama daerah.
‘Sumatera: Delima bintang, serba bintang, sarikaya, seraikaya, Jawa
Sarikaya, srikaya, serkaya, surikaya, srikawis, sarkaya, serakaja, sirika
Ja. Kalimantan: Sarikaya. Nusantenggara: Sirkaya, stikaya, garoso, a
Sulawesi: Atis soe walanda, sirikaya, sirikaja, perse, atis, delima srikaya,
srikaya. Maluku: Atisi, hirikaya, atis,455
STACHYTARPHETAE CAYENNENSIDIS FOLIUM
Daun pecut kuda
Daun jarongan
Daun pecut kuda adalah daun Stachytarpheta cayannensis L.C.
Rich. suku Verbenaceae
Femerjan, Bau lemah; rasa agak pahit dan lamalama menimbulkan
rasa tebal lidah,
Makroskopik. Daun tunggal, berwarna hijau sampai hijau tua
atau hijau kecoklatan, helaian daun berbentuk bunday velue
{au bundar telur memanjang, panjang cm sampai 8 om Ieee,
cm sampai § cm, ujung helaian daun meruncing, angkal
rare mpit sedikit demi sedikit, pinggir daun pada panckal
rata, jselebihnya pinggir beringgit.bergigi, tulang dean
perayitip, menonjol pada permukaan bawah, permukaan deur
berambut, jika diraba terasa kasar,
Uikrotkopik. Pada penampang melintang melalui tulang daun
tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, dinding berkelok-
kelok, epidermis bawah erdiri dari lapis sel bentuknya lebih
fecil dari pada epidermis atas, dinding sedikit berkcte
Runikula tipis, bentuk garis, terdapat pada kedua epiderae,
Rambut kelenjar tipe Labiatae, terdiri dari 6 sel’ Renber
Penutup terdiri dari 3.5 sel. Rambut kelenjar dan rambut
aendene ercapat pada kedua epidermis, Stomata terdapat pada
epidermis atas dan epidermis bawah, Mesori, meliputi jaringan
Palisade terdiri dari lapis sel, sel tegak, dinding sel eke ci
fclok, mengandung butir-butir klorofil.Jaringan bunga karang
terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk agak membulae
Punyai sel yang terkolabrasi, sel rambut tampak bertitik titik,
fragmen rambut kelenjar, fragmen pembuluh kayu dengan
penebalan jala, fragmen mesofil.456
GAMBAR
PENAMPANG MELINTANG DAUN PECUT KUDAJARONGAN
= Berkas pembuluh
= Sel bunga karang
= Jaringan kolenkim
= Pembuluh kayuNYONOWVrVaAN Lnoad Nava Nnewas
aVENVO,458
Identifikasi.
A. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P:
terjadi warna coklat merah.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10
N; terjadi warna coklat tua.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium
idroksida P 596 b/v dalam etanol P; terjadi warna hijau,
D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P:
terjadi warna coklat tua.
E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan $ tetes larutan besi(II1)
klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau kehitaman.
F. Timbang 300 mg serbuk daun campur dengan 5 ml metanol
P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan don
saring. Cuci endapan dengan metanol P secukupnya sehingga
diperoleh § ml filtrat, Pada titik pertama, kedua dan ketiga
Jempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 pl filtrat. Pada
titik ke empat tutulkan 5 yl zat warna I LP. Bluasi dengan
dikloroetana P dengan jarak rambat 15 cm. Keringkan lempeng
tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi dengan toluena
dengan arah eluasi dan jarak rambat yang sama. Amati dengan
Sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya
disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP. panasken
dengan sinar biasa dengan sinar UV 366 nm
No} BRx T tanpa [dengan pereaksi | tanpa | dengan pereaksl
pereaksi|— | Pereaksi [— 1
1 | 5:8 | kuning | violet | hijau | kuning | kuning] —
2] er] — = | hija | — = =
3. | 2631 | hijau | hijau | hijau | merah | merah | merah
4/9198] — | violet
5. [121-126] — =
~ fo = [ung f =
6. przrt32] — | unge f 2} of Y |
7, [134139] kuning | — | — | iu | 2} =
Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamatl
‘sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm).
Rg bercak warna merah = 65,
Tanda .1 = Pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP.
Il = Pereaksi AICI; LP.459
Kadar abu, Tidak lebih dari 4,59
Radar abu yang tidak larut dalam asam, Tidak lebih dari 196,
Radar sart yang larut dalam air. Tidak kurang dari 30se
Bacar sarl yang larut dalam etanol. Tidak kurang davt 989,
Bahan organik asing. Tidak lebih dari 296.
Penylmpanan. Dalam wadah tertutup baik
Isi. Glikosida, alkaloid,
Penggunaan. Pembersih darah, peluruh seni (diuretiky
Catatan : Waktu mengandung jangan menggunakan dun ini
Nama daerah.
Jawa: Jarong lalaki, ngadi rengga, rumjarum.460
SYZYGII JAMBOLANI CORTEX
Kulit jamblang
Aunt famblang adalah kulit dahan Syzygium cumini (L.) Skeels,
sinomim Eugenia cumini L., suku Myrtaceae,
Femerian. Mula-mula tidak berbau, lama kelamaan bau agak me-
nyengat; tidak berasa,
Makroskopik. Potongan kulit berwarna cokiat keabu-abuan
fampai kelabu kehitaman, bentuk bergulung membujur atau
berupa lempengan, tebal 2 mm sampai 5 mm, ringan, Peo
fuukaan luar Kasar. dengan retak-retak membujur tidak
beraturan, jaringan gabus agak sukar dikelupas, permukaan
[nar kulit tanpa gabus berwarna coklat muda. Kulit bagian
dalam berwarna kecoklatan dan berserabut, kasar, tidak sen
Bekas patahan sangat berserabut,
Mikroskopik. Pada penampang melintang tampak jaringan
gabus terdiri dari beberapa lapis sel, dinding tebal, mengan.
dung suberin; pada pandangan paradermal sel berberaak
Poligonal, dinding berlapis-lapis; pada bagian dalam, jaringan
gabus terdiri dari beberapa lapis sel, dengan penebalan die
ding berbentuk U, mengandung suberin. Parenkim korteks, din.
ding tebal bernoktah mengandung lignin. Pada korteke ten.
dapat saluran sekresi dan serabut panjang, ujung tumpul, din,
ding tebal, lumen sempit. Floem terdiri dari sel parenkim flsem,
mengandung butir-butir pati, hablur kalsium oksalat bentuk
roset. Jari-jari empulur terdiri dari satu sampai dua baris sel.
Serbuk berwarna coklat kekuningan. Fragmen pengenal adalah
fragmen gabus bentuk poligonal, dinding tebal berlapis lapis,
fragmen parenkim dinding tebal bernoktah, fragmen serabut,
fragmen jarijari empulur, fragmen butir-butir pati dan
fragmen hablur kalsium oksalat yang lepas.
Identifikasi,
A. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat
terjadi warna coklat kehitaman,
B. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes asam sulfat 10
N; terjadi wana coklat muda.
C. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan § tetes larutan natrium
hidroksida P 59% b/v dalam etanol P, terjadi warna coklat,