Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Analogi Hukum, 1 (3) (2019), 277–281

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Perlindungan Hukum Bagi Profesi Perawat Terhadap


Pelaksanaan Praktik Keperawatan
Anak Agung Istri Mahaputri, I Nyoman Putu Budiartha dan Anak Agung Sagung Laksmi Dewi

Universitas Warmadewa, Denpasar-Bali, Indonesia

*mahaputri@gmail.com
How To Cite:
Mahaputri, A, A, I., Budiartha, I, N, P., Dewi, A, A, S, L. (2019). Perlindungan Hukum Bagi Profesi Perawat Terhadap Pelaksanaan Praktik
Keperawatan. Jurnal Analogi Hukum. 1 (3). 277-281. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.1.3.1768.277-281

Abstract— Indonesia's national goal of Nations listed in the Constitution of the Republic of Indonesia one of
them that is able to materialize a degree of extended health. Optimal health care require good health, doctors
and nurses as healthcare giver has the duties and authorities of the different, not all the duties of a doctor
being the task of nurses, so that in this study is necessary to discuss about (1) How the legal profession in
nursing settings implementation of nursing practice appropriate delegation authority by a doctor? And (2)
how to form legal liability nursing profession due to malpractice on the basis of delegation authorized by the
physician? The type of research used in this study was penelitian the law normative approach to the problem
of used namely the legislation applicable and the conceptual approach, the source of the legal materials used
are a source of legal materials primary and secondary legal materials collection with the techniques of
librarianship. The results showed that (1) in the implementation of the nursing practice nurses should carry
out the task of the medical action of the doctor when there are delegation authority in writing by either
delegatif or mandate it the stated in article 29 and article 32 Act No. 38 Year 2014 about Nursing (2) in
carrying out the practice of nursing in the event of malpractice on the basis of delegation authorized by the
physician then nurses may be subject accountability for criminal, civil or administrative.
Keywords: Legal Protection, Delegation of Authority, Nursing Practice

Abstrak—Tujuan nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia salah satunya yaitu dapat terwujudnya derajat kesehatan setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan
yang optimal membutuhkan tenaga kesehatan yang baik dokter dan perawat sebagai pemberi pelayanan
kesehatan memiliki tugas dan wewenang yang berbeda, tidak semua tugas dokter menjadi tugas perawat,
sehingga dalam penelitian ini perlu untuk membahas mengenai (1) Bagaimana pengaturan hukum profesi
perawat dalam pelaksanaan praktik keperawatan sesuai pelimpahan wewenang oleh dokter? dan (2)
Bagaimana bentuk pertanggungjawaban hukum profesi perawat akibat malpraktik atas dasar pelimpahan
wewenang oleh dokter? Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiuan hukum
normatif dengan pendekatan masalah yang digunakan yaitu pendekatan undang-undang yang berlaku dan
pendekatan konseptual, sumber bahan hukum yang digunakan adalah sumber bahan hukum primer dan
sekunder dengan teknik pengumpulan bahan hukum kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
dalam pelaksanaan praktik keperawatan perawat boleh melaksanakan tindakan medis yang menjadi tugas
dokter apabila terdapat pelimpahan wewenang secara tertulis oleh dokter baik berupa delegatif ataupun mandat
hal tersebut tertuang dalam pasal 29 dan pasal 32 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan (2) dalam melaksanakan praktik keperawatan apabila terjadi malpraktik atas dasar pelimpahan
wewenang oleh dokter maka perawat dapat dimintai pertanggungjawaban pidana, perdata maupun
administratif.
Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Pelimpahan Wewenang, Praktik Keperawatan

1. Pendahuluan dalam memberikan pelayanan kesehatan


terhadap pasien yang berada di rumah sakit
Dokter dan perawat merupakan tenaga maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
kesehatan yang paling dekat sebagai pelaksana dalam upaya penyembuhan pasien. Secara

Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License


277
Perlindungan Hukum Bagi Profesi Perawat Terhadap Pelaksanaan Praktik Keperawatan

normatif Kewenangan dokter dalam menunjukkan bahwa perawat di Kota Palu yang
menjalankan tugas dan profesinya diatur dalam melakukan praktik perawat sering melakukan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tindakan medik yang sebenarnya bukan
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran wewenang perawat seperti yang di atur dalam
sedangkan kewenangan perawat dalam peraturan dan perundangundangan. Hal ini
menjalankan tugas dan profesinya diatur dalam dapat dilihat dimana perawat yang melakukan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tindakan medic tanpa ada pelimpahan secara
Tahun 2014 tentang Keperawatan Peraturan tertulis dari dokter yaitu sebanyak 50%.
tersebut mengatur hak dan kewajibannya sesuai Perawat yang melakukan tindakan medik dalam
bidang ilmu pengetahuan dan kompetensinya rangka menjalankan tugas pemerintah sangat
(Hasyim, Prasetyo, & Ghofar, 2014). rawan bersinggungan dengan hukum. Olehnya
itu diharapkan agar pemerintah daerah/walikota
Dokter dan perawat merupakan dua profesi segera menetapkan daerah-daerah yang tidak
yang saling melengkapi, sehingga perawat tidak memiliki dokter atau daerah yang
dapat bekerja tanpa berkolaborasi dengan membutuhkan pelayanan kesehatan yang
dokter, hubungan kolaborasi dokter dengan melebihi ketersediaan tenaga dokter agar
perawat apabila dijalankan sesuai standar perawat dapat mendapatkan perlindungan
profesi maka akan terjalin dengan baik namun hukum yang jelas. Dan agar perawat yang
dari hubungan kolaborasi tersebut tidak melakukan tindakan medik dapat
menutupi kemungkinan akan terjadisuatu bertanggungjawab secara hukum maka dokter
permasalahan yang dapat merugikan pihak dalam melimpahkan kewenangan kepada
dokter, perawat maupun pasien. Salah satu perawat diharapkan dalam bentuk tertulis dan
permasalahan yang mungkin terjadi dalam disertai dengan SOP yang jelas. Selanjutnya,
hubungan kolaborasi antar dokter dan perawat (Tumundo, 2017) juga melakukan penelitian
dimana seringkali perawat hanya menjalankan serupa, yang mengkaji tentang “Perlindungan
perintah dokter tanpa memperhatikan Hukum Terhadap Pekerja Pada Malam Hari
wewenang yang jelas yaitu sejauh mana Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13
perawat boleh melakukan tindakan yang Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan”. Hasil
diperintahkan dokter, tindakan perawat yang penelitian ini adalah pertama, implementasi
menjalankan perintah dari dokter diatur dalam perlindungan hukum perawat yang bekerja di
undang-undang tentang keperawatan yaitu malam hari di Rumah Sakit Aulia Pekanbaru
dalam pasal 29 dan 32 Undang-Undang Nomor masih belum terpenuhi, yaitu hak untuk
38 Tahun 2014 mengenai pelimpahan mendapatkan makanan dan minuman, hak
wewenang tindakan medis yang dapat untuk mendapatkan keamanan selama bekerja,
dilakukan oleh perawat, pelimpahan wewenang dan hak pekerja fasilitas shuttle yang tersedia.
yang diberikan oleh dokter kepada perawat Kedua, upaya dan kendala untuk memenuhi hak
dapat berupa pelimpahan wewenang melalui perawat, Rumah Sakit Aulia. Kendala yang
delegatif ataupun mandat dan pelimpahan dihadapi adalah kurangnya pemahaman
wewenang tersebut harus diberikan secara terhadap peraturan dalam Undang-Undang
tertulis, adanya pelimpahan wewenang yang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
tidak sesuai dengan norma yang ada dapat agar tidak menjelaskan secara detail hak
menyebabkan tindakan sewenang-wenang oleh perawat, perawat tidak tahu hak apa yang
tenaga kesehatan baik dokter, perawat maupun seharusnya mereka dapatkan di tempat kerja.
tenaga kesehatan lainnya sehingga Ini harus membuat perjanjian yang memuat
menimbulkan kelalaian dalam melaksanakan semua hak dan kewajiban dari keduanya yang
tindakan medis yang disebut dengan diterapkan selama hubungan kerja, sampai para
malpraktik, yang berakibat kecacatan atau pekerja mengetahui semua hak mereka yang
kematian pasien (Soewono, 2007). harus diperoleh saat bekerja dan atasan tahu
Penelitian terkait dengan penelitian tugas mereka dan apa yang harus mereka
sekarang ini telah dikaji sebelumnya oleh lakukan untuk memberi hak perawat.
beberapa peneliti, seperti (Tallupadang, Berdasarkan latar belakang yang telah
Indrayati, & Widyarto JS, 2016) yang mengkaji diuraikan, adapun rumusan masalah dalam
tentang “Perlindungan Hukum Bagi Tenaga penulisan ini adalah:
Perawat Yang Melakukan Tindakan Medik
Dalam Rangka Menjalankan Tugas Pemerintah Bagaimana pengaturan hukum profesi
Terutama Dikaitkan Dengan Peraturan Menteri perawat dalam pelaksanaan praktik
Kesehatan Nomor. 2052/Menkes/per/x/2011 keperawatan sesuai pelimpahan wewenang oleh
Tentang Praktik Kedokteran dan Pelaksanaan dokter?
Praktik Kedoktera”. Hasil penelitian
Bagaimana bentuk pertanggungjawaban
Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License
278
Perlindungan Hukum Bagi Profesi Perawat Terhadap Pelaksanaan Praktik Keperawatan

hukum profesi perawat akibat malpraktik atas undang atau pendapat dari pakar hukum
dasar pelimpahan wewenang oleh dokter? (Soekanto, 1987).
Adapun tujuan dari penetitian ini adalah Metode pengumpulan bahan hukum yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Untuk mengetahui pengaturan hukum teknik penelitian kepustakaan yang merupakan
profesi perawat dalam pelaksanaan praktik bentuk penelitian dengan cara memeriksa,
keperawatan sesuai pelimpahan wewenang oleh megumpulkan dan atau menelusuri dokumen-
dokter dokumen atau kepustakaan yang dapat
Untuk mengetahui bentuk memberikan keterangan atau informasi yang
pertanggungjawaban hukum profesi perawat dibutuhkan untuk penelitian ini. Setelah bahan
akibat malpraktik atas dasar pelimpahan hukum yang dibutuhkan terkumpul, maka
wewenang oleh dokter. terhadap bahan hukum tersebut dilakukan
analisis serta diolah menggunakan metode
2. Metode pengolahan bahan hukum secara interpretasi
sestematis yaitu dengan argumentasi hukum
Tipe Penelitian yang digunakan dalam berdasarkan logika deduktif dan induktif, dan
penelitian ini menggunakan penelitian hukum penyajiannya dilakukan secara deskriptif
normatif sedangkan pendekatan masalah yang analisis yaitu cara analisis bahan hukum yang
digunakan yaitu pendekatan undang-undang dilakukan dengan cara menyusun secara
yang berlaku dan pendekatan koseptual yaitu sistematis kemudian diuraikan dalam bentuk
dengan menganalisis suatu permasalahan yang skripsi.
akan dibahas melalui konsep hukum yang
diambil dari jurnal, buku maupun literatur- 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
literatur.
Sumber penelitian hukum yang terdapat Pengaturan Hukum Profesi Perawat Dalam
skripsi yang kami susun yaitu: Pelaksanaan Praktik Keperawatan Sesuai
Pelimpahan Wewenang Oleh Dokter
Sumber bahan Hukum Primer
Tenaga kesehatan memiliki peranan
Bahan hukum primer yang digunankan penting dalam upaya peningkatan kualitas
seperti :Undang-Undang Dasar Negara pelayanan kesehatan,sesuai peraturan undang-
Republik Indonesia Tahun 1945, Undang- undang yang ada bahwa tenaga kesehatan yang
Undang No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik dimaksud yaitu dokter, perawat, bidan, tenaga
Kedokteran, Undang-Undang No 36 Tahun farmasi dan lain lain, perawat dalam
2009 Tentang kesehatan (Lembaran Negara menyelengarakan praktik keperawatan sesuai
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, dengan pasal 29 angka (1) Undang-Undang
Tambahan Lembaran Negara Republik Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
Indonesia Nomor 5063, Undang-Undang No 38 tentang keperawatan, perawat memiliki tugas
Tahun 2014 Tentang Keperawatan, Peraturan sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pemberi
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang penyuluhan dan konseling terhadap pasien,
Tenaga Kesehatan, PERMENKES No.159b/ melakukan penelitian di bidang keperawatan,
Men.Kes/II/1998 Tentang Rumah Sakit, dan melaksanakan tugas berdasarkan
PERMENKES No 660/Men.Kes/SK/IX/1987 pelimpahan wewenang dan sebagai pelaksana
yang dilengkapi surat edaran Direktur Jenderal tugas dalam keadaan tertentu, selain itu perawat
Pelayanan Medik No.105/Yan.Med/RS.Umdik/ juga memiliki 3 fungsi yakni, fungsi
Raw/I/88 Tentang Penerapan Standar Praktek independen yaitu perawat melakukan tindakan
keperawatan bagi perawat kesehatan di Rumah yang bersifat mandiri yang artinya perawat
Sakit. PERMENKES No.148 Tahun 2010 telah mendapatkan kewenangan yang diperoleh
Tentang Praktik Keperawatan sebagai melalui undang-undang untuk memberikan
pengganti Kepmenkes No.1239/Menkes/SK/ pelayanan kesehatan dalam hal praktik
IV/2010 Tentang registrasi dan Praktik keperawatan, fungsi interpenden yaitu perawat
Keperawatan, Kitab Undang- Undang Hukum melakukan tindakan kerjasama bersama dengan
Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum tenaga kesehatan lainnya dimana dalam hal ini
Perdata perawat bersama tenagaa kesehatan lainnya
Sumber Bahan Hukum Sekunder bertanggung jawab secara bersama-sama
terhadap tindakan pelayanan kesehatan yang
Sumber hukum sekunder yang diberikan kepada pasien, dan fungsi dependen
memberikan penjelasan mengenai bahan hukum yaitu perawat melakukan tindakan membantu
primer, seperti hasil dari penelitian, undang- dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan
Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License
279
Perlindungan Hukum Bagi Profesi Perawat Terhadap Pelaksanaan Praktik Keperawatan

berupa tindakan medis yang seharusnya memperoleh perlindungan hukum sepanjang


merupakan wewenang dokter, bentuk melaksanakan tugas sesuai dengan standar
kewenangan dalam fungsi ini diperoleh melalui pelayanan, standar profesi, standar prosedur
adanya amanat pelimpahan wewenang oleh operasional dan ketentuan peraturan perundang-
dokter (Praptianingsih, 2006). Dalam undangan. Perlindungan hukum pemerintah
penjelasan tersebut dapat kita pahami bahwa terhadap perawat berupa perlindungan hukum
perawat sebagai pelaksana praktik keperawatan preventif yaitu mencegah terjadinya sengketa
terdapat tugas yang dapat dikerjakan sendiri melalui dikeluarkannya undang-undang tentang
oleh perawat dan ada juga tugas yang registrasi dan praktik keperawatan yang
dikerjakan atas adanya pelimpahan wewenang terdapat dalam Undang-Undang kesehatan yang
dari dokter serta adanya tugas yang dilakukan isinya bahwa setiap perawat yang ingin
secara berkolaborasi dengan tenaga kesehatan melakukan praktik keperatawan dalam fasilitas
yang lain. pelayanan kesehatan maka wajib memiliki surat
ijin praktik perawat dan surat ijik kerja dan
Pelimpahan wewenang dapat terbagi Perlindungan Hukum Represif yakni sebagai
menjadi tiga jenis, yaitu atribusi artinya pejabat suatu bentuk perlindungan hukum yang
pemerintahan diberikan amanat oleh Undang- mengarah terhadap penyelesian sengketa.
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Perlindungan hukum represif yang diberikan
Tahun 1945, pelimpahan wewenang secara pemerintah berupa penerapan sengketa melalui
mandat yaitu pejabat pemerintahan yang peradilan umum apabila terjadi malpraktik oleh
memiliki posisi lebih tinggi memberikan dokter maupun perawat.
pelimpahan kewenangan terhadap pejabat
pemerintahan yang lebih rendahdimana
tanggung jawab serta tanggung gugat dalam Bentuk Pertanggungjawaban Hukum Profesi
pelimpahan wewenang secara mandat masih Perawat Akibat Malpraktik Atas Dasar
berada pada pemberi wewenang, dan Pelimpahan Wewenang Oleh Dokter
pelimpahan wewenang delegatif yang berarti
pelimpahan wewenangdari satu organ Muhamad sadi menjelaskan bahwa
pemerintahan terhadap organ pemerintahan malpraktik di dalam bidang kesehatan
yang lain dimana tanggung jawab dan tanggung merupakan penyimpangan terhadap suatu kasus
gugat dalam pelimpahan wewenang delegatif yang ditangani atau terhadap suatu masalah
beralih kepada si penerima wewenang delegasi kesehatan (termasuk penyakit) oleh tenaga
(Ridwan HR, 2017). kesehatan termasuk perawat, sehingga dapat
memberikan dampak yang tidak baik bagi
Pelimpahan kewenangan terkait tenaga pasien berupa kecacatan ataupun sampai
kesehatan diatur dalam UU Kesehatan Nomor dengan kehilangan nyawa (Sadi Is, 2015).
36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal
65 dan dalam UU Republik Indonesia Nomor Adami chazawi juga membedakan
38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan dalam malpraktik menjadi dua bentuk yaitu,
pasal 32 dijelaskan bahwa pelimpahan malpraktik etik yaitu tindakan perawat yang
wewenang tenaga medis kepada perawat dilakukantidak sesuai dengan etika keperawatan
diberikan hanya secara tertulis dapat berupa seperti suatu, prinsip dan norma yang berlaku
delegatif maupun mandat dalam pelimpahan untuk perawat dan malpraktik yuridis yaitu
wewenang secara delegatif tugas yang malpraktik yang dapat dibedakan menjadi
dilimpahkan disertai dengan pelimpahan malpraktik pidana, perdata dan administrative
tanggung jawab namun dalam pelimpahan (Praptianingsih, 2006). Malpraktik yang
wewenang secara mandat pelimpahan tugas dilakukan oleh perawat akibat tidak
tidak disertai dengan pelimpahan tanggung menjalankan tugasnya sebagai seorang profesi
jawab yang artinya tanggung jawab masih keperawatan dan tidak sesuai dengan kode etik
berada pada pemberi mandat. maka perawat harus bertanggung jawab
terhadap tindakan yang dilakukannya, suatu
Sebagai tenaga kesehatan dalam pertanggungjawaban memiliki dasar yang jelas,
menjalankan tugasnya tidak hanya akan yaitu timbulnya suatu hak hukum oleh suatu
berjalan sesuai harapan,akanada suatu masalah halterhadap seorang untuk dapat melakukan
yang mungkin muncul maka dari itu sangat penuntutan terhadap orang lain serta suatu hal
diperlukan perlindungan hukum sebagai bentuk yang melahirkan pemberi kewajiban sebagai
adanya kepastian hukum, perlindungan hukum suatu bentuk kewajiban hukum orang lain,
pemerintah terhadap perawat sudah diatur namun sebelum itu perlu untuk diteliti kembali
dalam pasal 27 Undang-Undang Republik mengenai kesalahan yang dilakukan dalam
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 dan pasal 36 memberikan pelayanan medis tersebut apakah
yang isinya dijelaskan bahwa perawat berhak terjadi akibat salahnya pelimpahan wewenang
Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License
280
Perlindungan Hukum Bagi Profesi Perawat Terhadap Pelaksanaan Praktik Keperawatan

atau terjadi akibat kesalahan perawatan dalam tersebut dilakukan tanpa mengikuti ketentuan
memberikan pelayanan kesehatan, sehingga peraturan perundang-undangan maka perawat
apabila terjadi malpraktik maka perawat harus harus bersedia bertanggung jawab atas
bertanggung jawab dengan mekanisme tuntutan perbuatannya berupa tuntutan malpraktik aspek
malpraktik berupa aspek hukum pidana yaitu hukum pidana,perdata dan administratif.
kemampuan bertanggung jawab ini berkaitan
dengan perbuatan pidana yang berarti adanya Daftar Pustaka
perbuatan dimasukkan dalam lingkungan delik, Hasyim, M., Prasetyo, J., & Ghofar, A. (2014).
memiliki sifat melawan hukum dan dapat dicela Buku Pedoman Keperawatan.
perawat dapat dikatakan melakukan tindakan Yogyakarta: Indoliterasi.
melawan hukum apabila melanggar standar
profesinya dan untuk dapat dipidananya Praptianingsih, S. (2006). Kedudukan Hukum
perawat dalam pemberian pelayanan kesehatan Perawat Dalam Upaya Pelayanan
dinilai dengan adanya unsur kesalahan yang Kesehatan di Rumah Sakit. Jakarta:
berupa adanya kesengajaan ataupun kealpaan, PT. Raja Grafindo Persadja.
tuntutan perdata yaitu adanya perbuatan
pelanggaran hukum (onrechtmatigedaad) yang Ridwan HR. (2017). Hukum A dministrasi
terdapat dalam ketentuan Pasal 1365 Negara (Revisi). Jakarta: PT. Raja
KUHPerdata dan perbuatan wanprestasi Grafindo Persada.
(Contractual liability) yang ada dalam
Sadi Is, M. (2015). Etika dan Hukum
ketentuan Pasal 1239 KUHPerdata sebagai
Kesehatan. Jakarta: Prenada Media
salah satu contoh misalnya dalam menjalankan
Group.
tugasnya perawat tidak menjaga kerahasian
medik pasien. dan tuntutan administratif adanya Soekanto, S. H. (1987). Pengantar Hukum
pelanggaran sebagai penyelenggara praktik Kesehatan. Bandung: Remadja Karya.
keperawatam terhadap ketentuan hukum
administrasi yang berlaku berupa ketiadaan Soewono, H. (2007). Batas Pertanggung
SIPP dalam menyelenggarakan pelayanan Jawaban Hukum Malpraktek Dokter
kesehatan adapun bentuk sanksi administrasi Dalam Transaksi Terapeutik.
yang dapat diancamkan terhadap adanya Yogyakarta: Srikandi.
pelanggaran hukum administrasi adalah berupa
teguran yang bersifat lisan ataupun tertulis dan Tallupadang, E. D., Indrayati, Y., & Widyarto
sanksi yang paling berat berupa pencabutan ijin JS, D. (2016). Perlindungan Hukum
praktik. Bagi Tenaga Perawat Yang Melakukan
Tindakan Medik Dalam Rangka
4. Simpulan Menjalankan Tugas Pemerintah
Terutama Dikaitkan Dengan Peraturan
Pelimpahan kewenangan oleh tenaga Menteri Kesehatan Nomor. 2052/
medis kepada perawat diatur dalam Undang Menkes/per/x/2011 Tentang Praktik
Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun Kedokteran dan Pelaksanaan Praktik
2014 Tentang Keperawatan dalam pasal 32 Kedoktera. SOEPRA : Jurnal Hukum
dijelaskan bahwa perawat dapat menerima Kesehatan, 2(1). doi:https://
pelimpahan wewenang secara tertulis berupa doi.org/10.24167/shk.v2i1.806
delegatif ataupun mandat namun dalam
peraturan tersebut tidak diatur secara tegas dan Tumundo, S. M. (2017). Perlindungan Hukum
pasti mengenai batas-batas wewenang tindakan Terhadap Pekerja Pada Malam Hari
medis yang boleh dilakukan oleh perawat, Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor
akibat dari hal tersebut maka timbul 13 Tahun 2003 Tentang
ketidakpastian hukum terhadap perawat terkait Ketenagakerjaan. Lex A dministratum, 5
tindakan pelayanan kesehatan dalam (1). Retrieved from https://
melaksanan praktik keperawatan. ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
administratum/article/view/15130
Pertanggungjawaban hukum perawat
dalam pelayanan kesehatan oleh adanya
perbuatan malpraktik apabila perbuatan tersebut
dilakukan dengan aturan pelimpahan wewenang
yang jelas baik oleh dokter maupun oleh direksi
rumah sakit maka perawat tidak bertanggung
jawab terhadap akibat yang timbul dari
perbuatan tersebut, namun apabila perbuatan

Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 3, 2019. CC-BY-SA 4.0 License


281

You might also like