Jurnal Pewarta Indonesia: Jurnalisme Damai Dalam Pembingkaian Berita

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Pewarta Indonesia

Vol 2, No 2 (2020)

Jurnal Pewarta Indonesia


Volume 2 No 2 ± 2020, page 121-136
Available online at http://pewarta.org

Jurnalisme Damai dalam Pembingkaian Berita


Rasisme Mahasiswa Papua di Tribunnews.com dan Detik.com

Sukma Alam1
1
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Budi Luhur
Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Kec. Pesanggrahan, Jakarta 12260 - Indonesia
e-mail Korespondensi: sukma.alam@budiluhur.ac.id
DOI: https://doi.org/10.25008/jpi.v2i2.33
Submitted: 20 September 2020, Revised: 15 Oktober 2020, Published: 28 Oktober 2020

Abstract - This research examines racism cases against Papuan students in Surabaya. Papuan students
were executed by mass organizations and local residents for allegedly damaging the red and white flag.
The security forces took part in guarding the situation and were actually suspected of racist remarks about
Papuan students until the national situation was hot, especially in Papua and West Papua. Of course, the
media did not escape the incident to determine the attitude in a news. If the news does not consider
conflict resolution or make the situation worse, this is where peace journalism emerges as a forum for
peace and the end of conflict. This study aims, firstly, to find out the framing of tribunnews.com and
detik.com in news of racism cases against Papuan students and secondly to find out about peaceful
journalism in tribunnews.com and detik.com news related to racism cases against Papuan students. As a
result, frames tribunnews.com and detik.com are both putting Papuan students as victims of racism and
innocence. While the practice of peaceful journalism for tribunnews.com always tries to convey justice
for Papuan students to solve these problems. While detik.com tries to convey reconciliation that the
expression of racism concerns the Indonesian nation.
Keywords: Peaceful Journalism, Framing, Papua
Abstrak - Penelitian ini meneliti kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Mahasiswa
Papua dipersekusi oleh ormas dan warga sekitar karena diduga merusak bendera merah putih. Aparat
keamanan ikut menjaga situasi justru diduga berujar rasis terhadap mahasiswa Papua hingga situasi
nasional panas khususnya di daerah Papua dan Papua Barat. Tentu media tidak luput dari peristiwa
tersebut untuk menentukan sikap dalam sebuah berita. Jika berita tidak mempertimbangkan penyelesaian
konflik atau memperkeruh situasi menjadi panas maka di sinilah muncul jurnalisme damai (peace
journalisme) sebagai wadah perdamaian dan berakhirnya konflik. Penelitian ini bertujuan, pertaa, untuk
mengetahui framing tribunnews.com dan detik.com dalam berita kasus rasisme terhadap mahasiswa
Papua, dan kedua mengetahui jurnalisme damai dalam berita tribunnews.com dan detik.com terkait kasus
rasisme terhadap mahasiswa Papua. Hasilnya, frame tribunnews.com dan detik.com sama-sama
meletakan mahasiswa Papua sebagai korban rasisme dan tidak bersalah. Sementara praktik jurnalisme
damai bagi tribunnews.com selalu berusaha menyampaikan keadilan bagi mahasiswa Papua untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. Sedangkan detik.com berusaha menyampaikan rekonsiliasi bahwa
ujaran rasisme menyangkut bangsa Indonesia.
Kata Kunci: Jurnalisme Damai, Framing, Papua

Pendahuluan tersebut sangat kontras melihat adanya


Konflik antarsuku, agama, ras dan perbedaan yang dianggap tidak sama.
antargolongan (SARA) merupakan isu Apalagi rasisme berdampak pada
sensitif di Indonesia. Salah satu pemicu dan kerususuhan massal. Survei yang
penyebab terjadinya konflik adalah diterbitkan koran the Washington Post itu
rasisme. Rasisme merupakan bentuk menyebutkan sebanyak 30-39,9 persen
kebencian (hatred) yang didasari oleh tidak penduduk Indonesia termasuk kategori
saja warna kulit, melainkan suku, etnis dan rasis
agama (Jusuf dan Sriyanto, 2001:18). Hal

Persatuan Wartawan Indonesia 121


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

(https://www.merdeka.com/dunia/lima- besar dalam memberikan informasi yang


negara-paling-rasis.html). dapat meredam situasi konflik tersebut.
Papua dan Papua Barat menjadi Kasus rasisme merupakan kasus yang dapat
sorotan berbagai topik pemberitaan penting menuai konflik panjang bila terjadi
seputar kasus rasisme. Awalnya, Jumat, 16 kesalahan dalam penyampaian berita.
Agustus 2019, oknum tetentu mendatangi Karena itu, kasus rasisme bukanlah hal
asrama mahasiswa Papua di Surabaya dan yang mudah untuk diberitakan. Lewat
mengucapkan kata-kata rasis dengan pemberitaan, media dapat membingkai
menyebut nama-nama binatang. peristiwa tertentu yang pada akhirnya
Kedatangan mereka sebaai aksi atas menentukan bagaimana khalayak melihat
perusakan bendera merah putih di asrama dan memahami peristiwa dalam kaca mata
Papua. Suasana mencekam, dan massa yang tertentu (Eriyanto, 2002:27).
berada di lokasi melakukan persekusi. Eriyanto menambahkan media
Akibat dari persekusi terhadap merupakan agen konstruksi realitas yang
mahasiswa Papua itu, suasana di Papua dan acak dan kompleks menjadi lebih teratur
Papua Barat memanas dan berujung pada dan sederhana, sehingga khalayak dapat
kerusuhan massal. Massa memblokade memahami peristiwa tersebut. Setiap hari
jalan di Manokwari, Papua Barat dan khalayak menyaksikan berita di media
membakar Gedung DPRD Manokwari. seolah peristiwa tersebut nyata. Padahal,
Kerusuhan merembet ke Jayapura. khalayak dibuat bingung kenapa peristiwa
Mahasiswa Universitas Cendrawasih yang satu diberitakan sementara peristiwa
mendesak agar pelaku rasisme di Surabaya yang lain tidak diberitakan. Pada hari yang
diproses secara hukum. sama berita serupa, namun media yang satu
Menurut kumparan.com, Yayasan memberitakan hanya fokus di satu
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia peristiwa, sementara peristiwa yang lain
(YLBH) mencatat, sejak 2018 ada 33 kasus tidak ditampilkan.
dugaan pelanggaran hak asasi manusia Pada akhirnya muncul sebuah
terhadap mahasiswa Papua di berbagai pertanyaan, mengapa peristiwa yang sama
daerah di Indonesia. Pelanggaran itu diberitakan media berbeda? Hal ini
meliputi intimidasi, penggerebekan, merupakan konsep framing atau
penyerangan asrama, pembubaran diskusi pembingkaian berita. Maka, pendekatan
hingga penangkapan framing adalah usaha untuk mengetahui
(https://kumparan.com/kumparanvideo/mi perspektif yang digunakan wartawan ketika
mpi-papua-di-tanah-jawa-1rjv7zOuWlI). menyeleksi isu dan menuliskannya menjadi
Kasus rasisme terhadap mahasiswa berita (Syam, 2016:153).
Papua bukan yang pertama kali terjadi di Demi mengejar penonton atau
Surabaya. Data YLBH menunjukan, aparat pembaca, media dituntut bekerja cepat
hukum belum sepenuhnya memberikan dalam mempublikasikan berita. Hal
kenyamanan bagi mahasiswa Papua yang tersebut berdampak pada pemberitaan yang
sedang menempuh pendidikan di berbagai secara tidak sadar memperkeruh situasi
daerah di Indonesia. Rasisme ini muncul menjadi tambah panas. Kasus rasisme yang
salah satunya, karena adanya stereotip berujung konflik sangat menarik dari sudut
orang-orang Papua sebagai orang pandang berita. Tentu, wartawan sebagai
terbelakang. Rasisme menyebar dalam ujung tombak media memilih sudut tertentu
tingkat organisasi dan personal, mulai dari untuk ditonjolkan.
pemerintah, bisnis, institusi pendidikan Jika media sengaja membingkai isu
sampai pada interaksi sehari-hari rasisme Papua sedemikian rupa, maka akan
(Samovar, 2010: 211). membuat kasus rasisme mahasiswa Papua
Peran media massa dalam kasus menjadi konflik yang tidak dapat
rasisme terhadap mahasiswa Papua sangat diselesaikan. Media semestinya

Persatuan Wartawan Indonesia 122


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

menerapkan jurnalisme damai (peace penerapan jurnalisme damai dalam kasus


journalism). Jurnalisme damai pada rasisme terhadap mahasiswa Papua di
dasarnya adalah seruan kepada semua pihak media online. Apalagi kedua media tersebut
untuk memikirkan bahaya yang timbulkan merupakan media yang memiliki reputasi
oleh suatu konflik (Syam, 2016:167). baik dalam menjalankan fungsi pers.
Jurnalisme damai tidak berpihak namun Tribunnews.com merupakan anggota
fokus pada penyelesaian dan perdamaian. media Grup Kompas Gramedia yang
Media seharusnya menerapkan jurnalisme memiliki karakteristik pemberitaan dengan
damai, laporannya bersifat damai dalam menerapkan jurnalisme umpan klik atau
pemberitaan. clickbait journalism dan mementingkan
Jurnalisme damai mengedepankan kecepatan sementara verifikasi dilakukan
sisi empati terhadap korban daripada berdampingan bahkan menyusul
pendekatan jurnalisme perang yang hanya (http://www.remotivi.or.id/amatan/472/Ap
fokus pada penyampaian pesan bersifat akah-Media-Sosial-Mendikte-Kerja-
provokatif, kekerasan dan intimidasi. Jurnalisme).
Jurnalisme damai merupakan kritik atas Detik.com dikenal sebagai media
jurnalisme perang. Jurnalisme damai selalu online yang mengandalkan kecepatan dan
mencari titik awal permasalahan dan kebaruan informasi. Prinsip yang dipegang
memberikan solusi penyelesaian. ini adalah yang penting beritanya cepat
McGoldrick dan Lynch mempertegas, sampai pembaca. Tentu faktor tersebut
jurnalisme damai menjunjung tinggi turut memengaruhi dalam menentukan
kebenaran dan selalu mencari solusi yang pemberitaan kasus rasisme terhadap
terbaik (Syam, 2016:168). Dalam kasus mahasiswa Papua.
rasisme terhadap mahasiswa Papua, Rumusan masalah dalam penelitian
jurnalisme damai akan cenderung ini adalah bagaimana framing
memberitakan mahasiswa yang menjadi tribunnews.com dan detik.com membuat
korban persekusi serta solusi anternatif bingkai dalam berita kasus rasisme
soal nasib mahasiswa Papua. terhadap mahasiswa Papua? dan bagaimana
Media online berbeda dengan media praktik jurnalisme damai dalam berita
konvensional karena mengutamakan tribunnews.com dan detik.com terkait
kecepatan dalam menyampaikan informasi kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua?
kepada khalayak, sehingga dalam kasus
berita tentang kasus rasisme mahasiswa Kerangka Teori
Papua, berita online sangat berpengaruh. Media online atau new media
Media nasional yang memberitakan kasus memiliki perbedaan dengan media massa
rasisme terhadap mahasiswa Papua antara seperti surat kabar dan radio dan televisi.
lain adalah tribunnews.com dan detik.com. Media online merupakan penggabungan
Kedua media tersebut merupakan media semua komponen teks, video, audio, dan
online terbesar di Indonesia dan memiliki juga foto. Tantangan saat ini pesan tidak
pengaruh terhadap khalayak. Data ini hanya satu arah, namun khalayak dapat
diperoleh dari situs mengomentari objek informasi tersebut.
https://website.informer.com yang Media baru dapat dikatakan turut memberi
merupakan situs yang mendata peringkat andil besar pada perubahan struktur sosial
website dari tingkat pengunjung harian, masyarakat. Juga pada sistem komunikasi
pengunjung halaman dan rangking Alexa. massa (Vera, 2008:7).
Tribunnews.com dan detik.com masuk Kehadiran internet yang didukung
dalam katagori media online nasional kemajuan teknologi informasi dan
dengan pengunjung terbanyak di Indonesia. komunikasi, membuat adanya konvergensi
Berdasarkan uraian di atas, peneliti atau pemekaran media baru. Dalam kajian
tertarik untuk melihat bagaimana studi media, media online mengacu pada

Persatuan Wartawan Indonesia 123


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

konten atau informasi kapan saja, di mana Sementara itu, menurut Paul
saja, dan memiliki sifat interaktif, serta Bradshaw dalam buku Asep Syamsul M.
memiliki aspek real time. Media online Romli ada lima prinsip dasar jurnalistik
yang berhasil adalah media yang bisa online, yaitu: (1) Keringkasan (Brevity).
memanfaatkan internet secara terus- Berita online dituntut untuk bersifat
menerus untuk melayani kebutuhan dan ringkas, untuk menyesuaikan kehidupan
keinginan khalayak (Wendratama, 2017:4). manusia dan tingkat kesibukannya yang
Media online termasuk media makin tinggi; (2) Kemampuan beradaptasi
komunikasi massa karena memiliki (Adaptability). Wartawan online dituntut
karakteristik seperti publisitas dan agar mampu menyesuaikan diri di tengah
periodisitas. Media online juga memiliki kebutuhan dan preferensi public; (3) Dapat
website, radio online, TV online, mail- dipindai (Scannability). Untuk
online dan lain-lain. Oleh karena itu, media memudahkan para audiens, situs-situs
online telah mengubah sisi jurnalisme. terkait dengan jurnalistik online hendaknya
Jurnalisme online PHUXSDNDQ ³JHQHUDVL memiliki sifat dapat dipindai, agar pembaca
EDUX´ VHWHODK MXUQDOLVWLN PHGLD FHWDN GDQ tidak perlu merasa terpaksa dalam
jurnalistik penyiaran (Romli, 2012:11). membaca informasi atau berita; (4)
Berita online selalu update, dan saling Interaktivitas (Interactivity). Komunikasi
melengkapi antara satu berita dengan berita dari publik kepada jurnalis dalam
lainnya. jurnalisme online sangat dimungkinkan
Online Journalisme harus membuat dengan adaanya akses yang semakin luas;
keputusan-keputusan mengenai format (5) Komunitas dan percakapan (Community
media yang paling tepat mengungkapkan and Conversation). Media online memiliki
sebuah kisah tertentu dan harus peran yang lebih besar dari pada media
mempertimbangkan cara-cara untuk cetak atau media konvensional lainnya,
menghubungkan kisah lainnya, arsip-arsip, yakni sebagai penjaring komunitas (Romli,
sumber-sumber dan lain-lain melalui 2012: 13).
heyperlinks (Santana, 2005:137). Tuntutan tersebut harus dijalani oleh
Menurut Iskandar, dan Rini Lestari, perusahan media, sebab media online
jurnalistik online memiliki perbedaan menawarkan berbagai konten berkualitas
dengan jurnalistik pada umumnya, sebagai dan inovatif. Menurut Wendratama,
berikut: (1) Unlimited Space. Jurnalistik jurnalisme online justru terkesan mengejar
online memungkinkan halaman tak clickers yang secara jurnalistik seringkali
terbatas. Ruang bukan masalah. Artikel dan menyajikan berita boombastis dan sensasi.
berita bisa sepanjang dan selengkap Praktik jurnalisme di Indonesia
mungkin, tanpa batas; (2) Audiance sesungguhnya masih punya banyak
Control. Jurnalistik online memungkinkan pekerjaan mendasar yang belum tuntas
pembaca lebih leluasa memilih seperti penulisan teks yang baik, efisen,
berita/informasi; (3) Non-Lienarity. Dalam terverifikasi dan sesuai piramida terbalik
jurnalistik online masing-masing berdiri yang merupakan kompetensi dasar
sendiri, sehingga pembaca tidak harus jurnalisme (Wendratama 2017: 5).
membaca secara berurutan; (4) Storage and Kecepatan memublikasi berita
Retrieval. Jurnalistik online merupakan tuntutan wartawan di era
PHPXQJNLQNDQ EHULWD ³DEDGL´ WHUVLPSDQ digital, sebab kini khalayak mengonsumsi
dan bisa diakses kembali dengan mudah informasi secara cepat. Terdapat tiga point
kapan dan di mana saja; (5) Immediacy. kecakapan jurnalis di era digital yaitu: (1)
Jurnalistik online menjadikan informasi harus mampu menggunakan berbagai alat
bisa disampingkan secara sangat cepat dan multimedia untuk mendukung
langsung (Iskandar, dan Rini Lestari, 2016: penyampaian cerita. Alat ini beragam
120-121). seperti tautan yang menambahkan fakta

Persatuan Wartawan Indonesia 124


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

terkati, lebih banyak foto, video, infografik, informasi sesungguhnya yang dibuat oleh
peta interaktif dan animasi GIF sederhana; wartawan melalui proses verifikasi dan
(2) penulisan teks media online lebih klarifikasi. Berita adalah laporan fakta atau
ringkas daripada media cetak tetapi lebih ide untuk disiarkan dan menarik perhatian
panjang dari radio dan televisi; (3) harus pembaca karena sifatnya luar biasa,
bekerja lebih cepat meskipun kecepatan penting, humor, emosional, dan penuh
bukan segalanya (Wendratama, 2017: 7). ketegangan (Yunus, 2010: 47).
Berita merupakan informasi yang Lippman (1972) mendefinisikan
dibuat oleh media. Berita haruslah sesuai berita pada satu gambar realitas yang
dengan kenyataan agar khalayak menerima dilukiskan dalam bentuk perkataan sebagai
informasi sebenarnya. Berita merupakan berikut:

Gambar 1. Definisi Berita


Sumber: Syam, 2016:33

McQuail memberi penjelasan


mengenai berita dari sisi mikro yang 1. Framing Zhongdan Pan dan
melihat berita sebagai bentuk persembahan Gerald M. Kosicki
ringkasan perkara-perkara penting dalam Framing merupakan cara media
bentuk teks dalam surat kabar. Walter mengemas peristiwa menjadi sederhana,
Lippman dan Denis MacQuail melihat sehingga mudah dipahami. Analisis
berita sebagai peristiwa yang diilustrasikan framing adalah salah satu metode dalam
dalam bentuk tulisan yang tujuannya analisis media, digunakan untuk
sebagai sumber informasi bagi khalayak. mengetahui bagaimana perspektif atau cara
Berita memiliki beberapa jenis dan pandang yang digunakan wartawan ketika
karakteristik, secara garis besar menyeleksi isu dan menulis berita (Sobur,
diklasifikasikan dalam tiga katagori, yakni: 2013: 162). Analisa framing dapat
(1) Berita Berat (Hard News), berita tentang digambarkan sebagai analisis untuk
peristiwa yang dianggap penting bagi mengetahui bagaimana realitas (peristiwa,
masyarakat, baik sebagai individu, aktor, kelompok atau apa saja) dibingkai
kelompok, maupun organisasi. Hardnews oleh media. Pembingkaian itu melalui
tergolong dalam berita langsung, sama proses konstruksi (Eriyanto, 2002: 3).
halnya dengan straight news dan spotnews; Wartawan memilih sudut tertentu
(2) Berita Ringan (Soft News), seringkali yang akan diberitakan dan bagian mana
disebut feature, yaitu berita yang tidak yang tidak diberitakan. Hal ini berkaitan
terkait dengan aktualitas namun memiliki dengan pemilihan fakta peristiwa di
daya Tarik; (3) Berita Mendalam (Indepth lapangan. Sementara itu penulisan fakta,
News), adalah berita yang memfokuskan berhubungan dengan bagaimana fakta yang
pada peristiwa/fakta dan atau pendapat dipilih itu disajikan kepada khalayak. Fakta
yang mengandung nilai berita (Suryawati, yang dipilih wartawan ditekankan dengan
2011: 70). pemakaian perangkat tertentu yang
menonjol, antara lain dengan pemakaian
kata-kata atau kalimat dengan bantuan foto,

Persatuan Wartawan Indonesia 125


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

grafis, ataupun penempatan yang Dalam pendekatan ini, perangkat


mencolok. framing dibagi ke dalam empat struktur
Secara keseluruhan pemakaian kata, besar, yaitu:
kalimat atau foto merupakan implikasi dari (1) Sintaksis berita sebagai (lead yang
memilih aspek tertentu dari realitas dipakai, latar headline, kutipan yang
sehingga elemen menulis fakta ini diambil, sumber, pernyataan, dan penutup).
berhubungan dengan penonjolan realitas Pada intinya wartawan menyusun berita
tersebut. Akibatnya, aspek tertentu yang berdasarkan peristiwa yang dilihatnya;
ditonjolkan semakin menonjol dibanding (2) Skrip, bagaimana wartawan
aspek lainnya. Keseluruhan aspek tersebut menceritakan peristiwa ke dalam bentuk
dipakai untuk membuat dimensi tertentu berita. Pada dasarnya wartawan
dari konstruksi berita menjadi bermakna. menceritakan peristiwa berdasarkan pola
Tetapi kejadian yang sama akan berbeda 5W+1H: What (objek berita), When:
diberitakan oleh media. Sebab wartawan (kapan terjadinya), Who (siapa pelakunya),
memiliki perspektif berbeda dalam Why (kenapa bisa terjadi), How (kronologis
memberitakan peristiwa tersebut. Semua pemberitaan;
itu merupakan media dalam melakukan (3) Tematik, berhubungan dengan
pembingkaian. bagaimana wartawan mengungkapkan
Model framing yang diperkenalkan pandangannya atas peristiwa ke dalam
oleh Pan dan Kosicki adalah salah satu proposisi, kalimat atau dihubungkan
model yang paling populer dan banyak antarkalimat yang membentuk teks secara
dipakai. Menurut Pan dan Kosicki, framing keseluruhan. Tema-tema yang diangkat
yaitu proses membuat pesan lebih menojol, oleh wartawan dalam sebuah cerita
menempatkan informasi lebih dari pada meliputi: koherensi, pertalian atau jalinan
yang lain sehingga khalayak lebih tertuju kata; proposisi: febab akibat, penjelasan,
pada pesan tersebut. Pemaknaan teks lebih dan pembeda;
diutamakan sehingga framing yang (4) Retoris, berhubungan dengan
digunakan untuk melihat upaya media bagaimana wartawan menekankan arti
dalam mengemas berita. Model ini tertentu dalam berita. Struktur ini
memiliki asumsi, setiap berita mempunyai bagaimana wartawan melihat pemakaian
frame yang berfungsi sebagai pusat dari pilihan kata, idiom, grafik, dan gambar.
RUJDQLVDVL LGH ³Frame adalah suatu ide Ada beberapa struktur retoris, diantaranya:
yang dihubungkan dengan elemen yang leksikon, pemilihan dan pemakaian kata-
berbeda dalam teks berita (seperti kutipan kata tertentu untuk menandai atau
sumber, latar informasi, pemakaian kata menggambarkan peristiwa.
atau kalimat tertertentu) ke dalam teks Pilihan kata-kata yang dipakai tidak
VHFDUD NHVHOXUXKDQ´ (UL\DQWR 293). semata-mata hanya karena kebetulan, tetapi
Menurut Pan dan Kosicki, analisis secara ideologis menunjukkan bagaimana
framing dapat dilihat sebagai wacana pemaknaan seseorang terhadap
publik tentang suatu isu atau kebijakan fakta/realitas. Pemakaian kata-kata tersebut
dikonstruksikan dan dinegoisasikan seringkali diiringi dengan penggunaan
bagaimana media membentuk bingkai dan label-label tertentu (Eriyanto, 2002:305);
kemasan tertentu kepada khalayak, dan Grafis, dalam teks berita, grafis biasanya
bagaimana partisipan politik melakukan muncul lewat bagian tulisan yang dibuat
pemaknaan dan konstruksi atas perstiwa lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian
untuk disediakan kepada publik. Khalayak huruf cetak tebal, huruf miring, huruf besar,
sendiri juga akan melakukan proses dan pemakaian garis bawah, pemberian warna,
pemaknaan yang berbeda atas isu/peristiwa foto, pemakaian caption, raster, grafik,
(Eriyanto, 2002:290). gambar, tabel atau efek lain untuk

Persatuan Wartawan Indonesia 126


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

mendukung arti penting suatu pesan lain yang dapat memberi citra tertentu
(Eriyanto, 2002 :306); ketika diterima khalayak. Elemen
Metafora, merupakan suatu kiasan, pengandaian merupakan pernyataan yang
ungkapan yang dimaksudkan sebagai digunakan untuk mendukung makna suatu
ornamen atau bumbu dari suatu teks. teks. Pengandaian hadir memberi
Pemakaian metafora tertentu dapat menjadi pertanyaan yang dipandang terpercaya dan
petunjuk utama untuk mengerti makna karenanya tidak perlu dipertanyakan
suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh (Sobur, 2012:79). Pendekatan framing Pan
komunikator sebagai landasan berpikir, dan Kosicki digambarkan seperti terlihat
alasan pembenar atas pendapat/gagasan pada Tabel 1:
tertentu kepada publik (Eriyanto,
2001:259); Pengandaian, adalah strategi

Tabel 1. Framing Pan dan Kosicki

Struktur Perangkat Framing Unit Yang Diamati


Sintaksis: 1. Skema Berita Headline, lead, latar informasi. Kutipan,
Cara wartawan menyusun fakta sumber, pernyataan, penutup.
Skrip: 2. Kelengkapan Berita 5W+H
Cara wartawan mengisahkan fakta
Tematik: 3. Detail Paragraf, proposisi, kalimat, hubungan
Cara wartawan menulis fakta 4. Koherensi antarkalimat
5. Bentuk Kalimat
6. Kata Ganti
Retoris. 7. Leksikon Kata, idiom, gambar/foto, grafik
Cara wartawan menekankan fakta 8. Grafis
9. Metafora
Sumber: Sobur, 2012:176

2. Jurnalisme Damai Jurnalisme damai, adalah praktik


Pendekatan jurnalisme damai pertama jurnalistik bersandar aksi-aksi kekerasan
kali dicetuskan oleh Johan Galtung. Ia dalam sebuah konflik. Jurnalisme damai
merupakan profesor studi perdamaian yang pada intinya mengajak semua pihak untuk
merasa miris dengan kebiasaan media memikirkan bahaya konflik. Sesuai dengan
dalam memberitakan mengenai konflik. istilah yang dipakai, jurnalisme damai
Menurutnya, media dapat dikatakan adalah jenis jurnalisme yang mengarah
sebagai penjual konflik. Di tengah berbagai pada penyampaian informasi yang
kelompok, media memiliki kepentingan berdampak pada perdamaian (Syam,
tersendiri baik itu secara ekonomi, politik 2017:167). Jurnalisme damai sangat
maupun independensi. berbeda dengan jurnalisme perang.
Perbedaan itu dapat dilihat pada Tabel 2:

Tabel 2. Perbedaan Jurnalisme Damai dan Jurnalisme Perang


Jurnalisme Perdamaian Jurnalisme Perang

I. Orientasi pada perdamaian/konflik I. Orientasi pada perang/kekerasan


Menggali proses terjadinya konflik, pihak X, Berfokus pada arena konflik, dua pihak dengan satu
pihak Y, tujuan, dengan Z isu, serta tujuan (menang), perang menghadirkan orientasi umum
memaparkan liputan yang beorientasi pada tentang pertarungan menang-kalah
situasi kedua belah pihak menang (win-win
orientation)

Persatuan Wartawan Indonesia 127


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

Membuka ruang, membuka waktu, penyebab, Tempat yang tertutup, waktu yang tertutup, sebab dan
dan hasil ada di mana-mana, juga dalam akibat dalam arena, siapa yang terlebih dahulu memicu
sejarah /kebudayaan pertikaian
Membuat konflik menjadi transparan Membuat perang menjadi samar-samar/ tersembunyi
Memberi kesempatan bersuara kepada semua -XUQDOLVPH \DQJ PHQJJXQDNDQ WHUPLQRORJL ³NLWD-
pihak, berempati, dan pengertian PHUHND´ SURSDJDQGD VXDUD XQWXN ³NLWD´
Melihat konflik atau perang sebagai persoalan, 0HOLKDW ³PHUHND´ VHEDJDL SUREOHP IRFXV SDGD VLDSD
berfokus pada kreativitas konflik yang menang dalam perang
Melihat sisi kemanusiaan dari segala sisi, dan 0HOLKDW ³PHUHND WLGDk sebagai manusia, demikian juga
sebaliknya mengecam penggunaan senjata dalam hal penggunaan senjata
Bersifat proaktif, menghindari perang atau Bersifat reaktif; menunggu terjadinya kekerasan untuk
kekerasan terjadi bisa meliput
Berfokus pada efek kekerasan yang tidak Berfokus hanya pada efek yang bisa dilihat mata
kelihatan (trauma, rasa kemenangan, (korban yang tewas, terluka, dan mengalami kerusakan
kerusakan pada struktur dan budaya material)
masyarakat)
II. Orientasi pada kebenaran II. Orientasi pada proraganda
Berkonsentrasi pada hal yang tidak benar Mengkonsentrasikan pada hal yang tidak benar dari
dalam segala sisi/membongkar semua ³PHUHND´ PHPEDQWX PHQFLSWDNDQ NHSDOVXDQ ³NLWD´
kepalsuan DWDX NHERKRQJDQ ³NLWD´
III. Orientasi pada masyarakat III. Orientasi pada elite
Berfokus pada kesengsaraan bersama : pada %HUIRNXV SDGD SHQGHULWDDQ ³NLWD´ KDQ\D PHPEHOD
wanita, anak-anak, memberikan suara kepada kepentingan elite laki-laki, menjadi corong suara elite
mereka yang tak mampu berbicara
Menyebutkan mereka yang menjadi penyebab Menyebut nama pembuat penderitaan
penderitaan
Berfokus pada mereka yang merintis Menyebut nama untuk memfokuskan pada elite perintis
perdamaian perdamaian
IV. Orientasi pada penyelesaian IV. Orientasi pada kemenangan
Perdamaian=tanpa kekerasan+kreativitas Perdamaian=kemenangan+gencatan senjata
Menggarisbawahi inisiatif perdamaian, dan Menyembunyikan inisiatif perdamaian sebelum
juga menghindari terjadinya perang berikut kemenangan diraih
Berfokus pada struktur, kebudayaan, dan Berfokus pada perjanjian, pada institusi, dan
masyarakat yang damai masyarakat yang telah dikontrol
Hasilnya, resolusi, rekonstruksi, rekonsiliasi Pergi untuk mencari perang yang lain, dan kembali jika
konflik lama muncul kembali
Sumber: McGoldrick & Lynch, 2001: 23-26

Jurnalisme damai merupakan M. Badri (2008), jurnalisme damai


jurnalistik yang memiliki kepentingan adalah praktik jurnalistik yang bersandar
untuk meredam situasi saat terjadi konflik. pada pertanyaan kritis tentang akibat aksi-
Wartawan dituntut untuk tidak menambah aksi kekerasan dalam sebuah konflik dan
panas situasi konflik. Justru wartawan tentang hikmah damai konflik itu sendiri
harus memberikan jalan tengah agar konflik bagi etintas kemanusiaan.
dapat diselesaikan. Satrio Arismunandar (2011),
Pendapat dan pandangan ahli mendefinisikan jurnalisme damai dari
mengenai jurnalisme damai (Syam, perkataan jurnalisme dan damai.
2017:169-171), sebagai berikut: Iswandi Jurnalisme merupakan sebuah aliran yang
Syahputra (2006), jurnalisme damai adalah berkaitan dengan aktivitas mencari,
sebuah pendekatan alternatif dalam tiap mengumpulkan, mengolah dan
agenda peliputan media di daerah konflik menyebarluaskan informasi kepada
atau rawan konflik. Jurnalisme damai khalayak. Sementara, damai berarti aman
adalah jurnalis yang berspektif damai akan dan tentram. Maka dari kedua perkataan itu
menulis berita secara positif menggunakan dapat ditarik sebuha pengertian, jurnalisme
diksi yang tepat sehingga tidak damai adalah paham dalam jurnalistik yang
menimbulkan konflik.

Persatuan Wartawan Indonesia 128


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

menerapkan konsep perdamaian dalam menempatkan pentingnya pengamatan dan


setiap pemberitaannya. objektivitas dalam menemukan suatu
Jurnalisme damai pada prinsipnya realitas (Salim, 2006:71). Paradigma
memberikan laporan jurnalistik mengenai konstruktivis sejalan dengan penelitian ini
suatu kejadian dengan frame yang lebih karena hasil yang diharapkan adalah untuk
berimbang dan akurat. Pendekatan mengetahui jurnalisme damai dalam berita
jurnalisme damai juga memberikan ruang tribunnews.com dan detik.com terkait
bagi kedua belah pihak yang bertikai untuk kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua.
mencari jalan penyelesaian. Tribunnews.com dan detik.com
merupakan subjek penelitian ini.
Metode Penelitian Sedangkan objek penelitian ini adalah
Metode dalam penelitian ini adalah berita terkait kasus rasisme terhadap
analisis framing model Pan dan Kosicki. mahasiswa Papua pada periode 16 - 31
Framing tersebut menguraikan isi berita Agustus 2019. Alasan mengambil periode
dan menganalisanya secara deskriptif tersebut karena peristiwa itu menjadi
(mikro). Ada empat struktur besar dalam perhatian khusus bagi khalayak luas.
framing Pan dan Kosicki, yaitu sintaksis, Peneliti memilih delapan berita untuk
skrip, tematik dan retoris. dianalisis karena fokus membahas kasus
Paradigma dalam penelitian ini rasisme terhadap mahasiswa Papua.
adalah konstruktivisme. Menurut Agus Berikut berita yang akan dianalisis dalam
Salim, paradigma konstruktivis pada tabel tersebut:

Tabel 3. Objek Penelitian Tribunnews.com


18 Agustus 2019 GAMKI Sayangkan Terjadinya Kasus Mahasiswa Papua di Surabaya
18 Agustus 2019 Insiden di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Diselesaikan dengan Damai
19 Agustus 2019 Tri Rismaharini: Tidak Benar Ada Pengusiran Mahasiswa Papua di Surabaya
20 Agustus 2019 KontraS Dorong Komnas HAM Selidiki Dugaan Rasisme Terhadap Mahasiswa
Papua di Jawa Timur
Sumber: Tribunnews.com

Tabel 4. Objek Penelitian Detik.com


19 Agustus 2019 Mahasiswa Papua di Surabaya Sesalkan Penyerangan Asrama dan Kata-kata Rasis
20 Agustus 2019 Pemerintah Diminta Usut Tuntas Dugaan Rasisme ke Mahasiswa Papua di Jatim
21 Agustus 2019 Soal Kalimat Rasis di Asrama Mahasiswa Papua, Fadli Zon: Itu Menyakitkan
22 Agustus 2019 Istana Minta Panglima-Kapolri Tindak Aparat Rasis ke Mahasiswa Papua
Sumber: Detik.com

Hasil Penelitian wartawan memaknai kasus rasisme mahasiswa


1. Framing Tribunnews.com Papua. Tribunnews.com memberikan sudut
Cara Wartawan Menyusun fakta pandang kasus rasisme terhadap mahasiswa
(Sintaksis). Terdapat empat berita terkait Papua untuk saling memaafkan. Namun
rasisme terhadap mahasiswa Papua yang demikian, kasus tersebut juga harus diusut dan
menjadi objek penelitian ini. Tribunnews.com diselesaikan agar tidak berujung pada konflik
menonjolkan headline, sebagai berikut: (1) yang lebih besar.
"Sayangkan Terjadinya Kasus Mahasiswa Sementara lead yang digunakan
Papua", (2) "Insiden di Asrama Mahasiswa tribunnews.com memberikan perspektif
Papua di Surabaya Diselesaikan dengan kesedihan mendalam atas kasus rasisme
Damai"; (3) "Ada Kesalahan dari Kami di terhadap mahasiswa Papua. Sebab ditemukan
Surabaya, Saya Mohon Maaf"; (4) "KontraS kalimat seperti: (1) "Menyesalkan kasus
Dorong Komnas HAM Selidiki Dugaan rasisme"; (2) "Prihatin kasus rasisme".
Rasisme Terhadap Mahasiswa Papua" Latar infromasi yang dipilih
Pilihan penggunaan kalimat tersebut tribunnews.com mengarahkan pandangan
memberikan gambaran tentang bagaimana khalayak untuk merasakan kesedihan atas

Persatuan Wartawan Indonesia 129


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

peristiwa rasisme terhadap mahasiswa Papua". Hanya satu teks berita yang
Papua, karena Papua merupakan bagian berbeda dengan dengan menyebutkan
dari NKRI yang harus dirangkul bersama- masyarakat Surabaya meminta maaf.
sama bukan untuk main hakim sendiri. Unsur who merupakan narasumber
Papua diposisikan sebagai pihak yang tidak dalam berita tribunnews.com adalah dari
disalahkan. Tribunnews.com memberikan pihak perwakilan Papua (mahasiswa Papua
informasi banyak pada kasus rasisme dan tokoh Papua) ada dua teks berita, Wali
mahasiswa Papua merupakan pelanggaran Kota Surabaya Tri Rismaharini (perwakilan
HAM. masyarakat Surabaya) ada satu teks berita,
Pengutipan sumber berita dari dan pihak aktivis Kontras, Yani Andriyani
tribunnews.com memilih sumber berita, satu teks berita. Untuk menjawab why,
Ketua Umum DPP GAMKI, Willem tribunnews.com menyoroti kasus rasisme
Wandik dan Tokoh Papua, dr. Rosaline terhadap mahasiswa Papua yang
Irene Rumaseuw, M. Kes untuk seharusnya aparat keamanan tidak
memberikan pandangan khalayak bahwa bertindak represif. Bahkan tribunnews.com
kasus rasisme mahasiswa Papua harus dalam satu teks beritanya menyebutkan jika
diselesaikan secara damai. Untuk penyelesaian kasus tersebut masih dengan
membangun objektivitas tribunnews.com cara represif maka masalah Papua tidak
memilih Wali Kota Surabaya Tri dapat diselesaikan.
Rismaharini, dan aktivis Kontras, Yani Unsur how dalam berita
Andriyani dan komisioner Komnas HAM. tribunnews.com mengingatkan kepada
Penutup berita dalam berita khalayak bahwa Papua bukan anak tiri dari
tribunnews.com cenderung keras. Pertama, Indonesia dan Papua harus diperlakukan
Papua harus diperlakukan sama dan tidak sama dimata hukum. Sebab kasus tersebut
ada perbedaan. Kedua, mengusut kasus telah melukai masyarakat Papua. Karena
rasisme mahasiswa Papua dengan itu, tribunnews.com juga meminta agar
persuasif. "Warga Papua dimanapun berada kasus rasisme terhadap Papua harus diusut
perlu mendapatkan perlakuan dan secara hukum dan publik mengawasi. Hal
perlindungan hukum yang sama" dan ini dipertegas dengan memilih narasumber
"mendorong kepolisian untuk membuka Koordinator Kontras, Yani Andriyani.
ruang dialog dan pendekatan persuasif Tribunnews.com memberikan makna
untuk menyelesaikan masalah tersebut". tersurat apabila kasus Papua tidak
Penggunaan kalimat pada diselesaikan maka bisa terjadinya konflik
tribunnews.com menunjukan suara publik. besar.
Kasus rasisme mahasiswa Papua tidak Cara Wartawan Menuliskan Fakta
dibenarkan dan harus diusut secara hukum. (Tematik). Dalam penulisan berita, media
Selain itu tribunnews.com menegaskan, mempunyai tema tertentu yang akan
Papua merupakan bagian dari NKRI. dipublikasikan kepada khalayak. Beberapa
elemen tematik yaitu koherensi: antarkata dan
Positioning tribunnews.com jelas berpihak
proposisi atau kalimat.
pada mahasiswa Papua sebagai korban. Hal
Dari empat berita yang dianalisis,
ini merupakan strategi tribunnews.com
tribunnews.com menempatkan mahasiswa
agar berita yang dipublikasikan dibaca
Papua sebagai korban rasisme.
khalayak, sehingga iklan akan datang.
Permasalahan yang melibatkan mahasiswa
Cara Wartawan Mengisahkan Fakta
Papua di Surabaya pernah terjadi pada
(Skrip). Dari empat teks berita,
Agustus 2018, bentrok antara mahasiswa
tribunnews.com menempatkan mahasiswa
Papua dengan ormas lantaran tidak
Papua sebagai unsur what. Tiga teks berita
memasang bendera merah putih di asrama
menyebutkan "tidak main hakim sendiri",
mahasiswa Papua di Surabaya. Mahasiswa
"intimidasi ke mahasiswa Papua", dan
Papua menjadi korban persekusi dan main
"aparat tidak represif terhadap mahasiswa
hakim sendiri oleh ormas dan warga

Persatuan Wartawan Indonesia 130


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

setempat. Mahasiswa Papua selalu (1) "Oknum"; (2) "Diusut tuntas"; (3)
dicurigai tidak nasionalis dan melakukan "Aparat keamanan diduga rasis".
pertemuan selalu tertutup bahkan dianggap Perspektif ini memperkuat makna
sparatis. Intimidasi itu yang disudutkan ke pada headline, aparat keamanan cenderung
mahasiswa Papua. dipojokan. Latar informasi yang dipilih
Cara Wartawan Menekankan Fakta detik.com mengarah kepada pelaku rasisme
(Retoris). Struktur retoris merupakan terhadap mahasiswa Papua yakni aparat
penggunaan wartawan dalam menekankan keamanan yang harus disalahkan dan
peristiwa dengan penonjolan kata, kalimat ditindak hukum. Detik.com lebih banyak
dan gambar. Inti dari retoris adalah wacana memberikan infromasi siapa dalang di balik
teks berita menggambarkan pilihan gaya peristiwa rasisme terhadap mahasiswa
atau kata yang dibuat oleh wartawan. Papua. Bahkan tiga beritanya disebutkan
Peristiwa rasisme terhadap pelaku merupakan oknum dari ormas dan
mahasiswa Papua menyita perhatian TNI. Detik.com menggiring khalayak
masyarakat luas. Bahkan Gubernur Papua untuk mendesak pemerintah dan polisi
Lukas Enembe, tokoh Papua, dan aktivis mengungkapkan pelaku rasisme ke publik.
HAM mengutuk keras peristiwa tersebut. Sumber berita yang dipilih detik.com
Permasalahan ini menyangkut harga diri yaitu, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat
dan martabat orang Papua maka Nusantara (AMAN), Rukka Sombolinggi
penyelesaian konflik tersebut tidak bisa untuk meminta polisi mengusut tuntas
diselesaikan dengan kata "maaf". kasus rasisme dan mengungkapkan siapa
Pemerintah dan tokoh masyarakat aktor di balik peristiwa tersebut. Hal ini
Papua duduk bersama membicarakan masa juga dipertegas oleh Kepala Staf Presiden,
depan mahasiswa Papua agar mendapatkan Moeldoko bahwa peristiwa rasisme ini
perlindungan hukum yang sama. Di sisi harus dihukum tanpa pandang bulu. Namun
lain, penanganan terhadap mahasiswa untuk membuat suasana redam detik.com
Papua tidak perlu dengan cara represif. memilih narasumber Mahasiswa Papua,
Pihak aparat keamanan harus melakukan Faniz Pamius Wenda dan Wakil Ketua
pendekatan dialog dan persuasif dalam DPR RI Fadli Zon.
menyelesaikan masalah Papua. Penutup berita merupakan bagian dari
perangkat sintaksis. Terlihat dari empat
2. Framing Detik.com berita, detik.com berpihak pada mahasiswa
Cara Wartawan Menyusun fakta Papua. Keberpihakan ini dipertegas bahwa
(Sintaksis). Dalam empat berita terkait kebebasan pendapat, berkumpul dan
kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua bersuara harus diutamakan agar kejadian
yang menjadi objek penelitian ini, tersebut tidak terulang kembali. Di sisi lain
detik.com menonjolkan headline, sebagai detik.com juga mendesak pemerintah dan
berikut: (1) ³6HVDONDQ .DWD-NDWD 5DVLV´; (2) polisi untuk mengungkapkan dalang
³5DVLV ,WX 0HQ\DNLWNDQ´; (3) ³8VXW 7XQWDV rasisme yang merupakan oknum apart
5DVLVPH´; (4) ³7LQGDN $SDUDW 5DVLV´. keamanan.
Pemilihan kosakata atau kalimat Pertanyaannya, mengapa berita
memberikan gambaran bahwa bagaimana detik.com menyudutkan dan menyalahkan
wartawan memaknai peristiwa rasisme aparat kemananan diduga pelaku rasisme
terhadap mahasiswa Papua pada 16 terhadap mahasiswa Papua? Penggunaan
Agustus 2019 lalu. kalimat yang digunakan detik.com
Sementara itu lead yang digunakan mengajak khalayak agar kasus rasisme ini
detik.com cenderung memberikan sudut harus dikawal dan tidak boleh diintervensi
pandang bahwa atau perspektif terhadap oleh siapapun. Posisi detik.com ini jelas
khalayak bahwa pelaku rasisme adalah berpihak kepada mahasiswa Papua sebagai
ormas dan oknum aparat keamanan, yakni: korban rasisme. Detik.com melihat bahwa

Persatuan Wartawan Indonesia 131


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

isu rasisme ini bisa merubah situasi menjadi ini apa yang dilakukan mahasiswa Papua
panas bahkan memunculkan konflik dan seperti berkumpul, berekspresi dan
kerusuhan yang akibatnya stabilitas berpendapat dicurigai sebagai bentuk
keamanan terganggu. Dikhawatirkan bila separatis. Ironis, Indonesia sebagai negara
kasus rasisme ini tidak diselesaikan maka berdemokrasi seharusnya mahasiswa Papua
masyarakat Papua tidak percaya lagi mendapatkan perlindungan. Oleh karena
terhadap pemerintah dan aparat keamanan. itu, detik.com mendesak ke pemerintah dan
Apalagi banyak masyarakat Papua ingin kepolisian untuk menyelesaikan masalah
"refrendum" dan memisahkan diri bagian tersebut dan mengungkap pelaku rasis ke
NKRI. Detik.com tahu betul bahwa isu publik.
rasisme ini sangat sensitif. Cara Wartawan Menuliskan Fakta
Dengan demikian, bargaining (Tematik). Dalam penulisan berita, media
detik.com sangat tepat bersama publik mempunyai tema tertentu yang akan
membela Papua. Jika tidak mengikuti arus dipublikasikan kepada khalayak. Beberapa
besar publik bisa dipastikan pembaca elemen tematik yaitu koherensi: antarkata
detik.com akan ditinggalkan. Dari dan proposisi atau kalimat.
perspektif bisnis media tidak baik. Strategi Dari empat berita yang telah dianalisi
detik.com menggarap isu rasisme sangat menunjukan bahwa detik.com
cerdas, di satu sisi tidak membuat situasi menempatkan mahasiswa Papua sebagai
menjadi panas, sisi lain mengikuti arah korban rasisme. Sejak peristiwa rasis
pembaca khalayak. tersebut detik.com dalam teks beritanya
Cara Wartawan Mengisahkan Fakta berpihak kepada mahasiswa Papua. Selama
(Skrip). Sturktur skrip merupakan cara ini beberapa kasus menelan korban jiwa
wartawan mengisahkan fakta. Dalam empat bagi orang Papua. Namun tidak ada
teks berita detik.com, mahasiswa Papua kejelasan penindakannya. Di antaranya
ditempatkan sebagai unsur what. Dari pelanggaran HAM, kekerasan dan
empat teks berita detik.com menyebutkan diskriminasi yang membuat orang Papua
"penyerangan mahasiswa Papua", "oknum merasa hukum di Indonesia masih tebang
lontarkan rasis ke mahasiswa Papua", "rasis pilih. Akibatnya, masyarakat Papua
dan diskriminatif terhadap mahasiswa menjadi distrust terhadap pemerintah
Papua" dan "aparat keamanan diduga rasis Indonesia dan aparat keamanan
ke mahasiswa Papua". (https://nasional.kompas.com/read/2019/0
Unsur who atau pemilihan 9/07/06412371/lipi-pelanggaran-ham-di-
narasumber yang dipilih oleh detik.com papua-harus-berujung-pada-pengadilan-
yaitu Mahasiswa Papua, Faniz Pamius dan?page=all).
Wenda, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Ketidakadilan inilah patut diketahui
Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara publik Indonesia bahwa Papua masih
(AMAN), Rukka Sombolinggi dan Kepala memiliki problem yang belum
Staf Presiden, Moeldoko. Dalam pemilihan terselesaikan. Bukan tidak mungkin bila
narasumber detik.com mengedepankan terjadi masalah maka Papua akan berjuang
objektivitas. Sementara why, detik.com untuk "referendum". Terakhir peristiwa
menyoroti siapa pelaku di balik peristiwa rasisme terhadap mahasiswa Papua menjadi
rasisme terhadap mahasiswa Papua. tantangan bagi pemerintah pusat dan
Bahkan di salah satu berita detik.com kepolisian untuk menyelesaikan masalah
menyebutkan pelaku rasis merupakan tersebut.
aparat keamanan. Cara Wartawan Menekankan Fakta
Unsur how, detik.com menyoroti (Retoris). Struktur retoris merupakan
dampak peristiwa rasisme terhadap penggunaan wartawan dalam menenkankan
mahasiswa Papua sangat berbahaya bagi peristiwa dengan penonjolan kata, kalimat
stabilitas keamanan nasional. Sebab selama dan gambar. Inti dari retoris adalah wacana

Persatuan Wartawan Indonesia 132


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

teks berita menggambarkan pilihan gaya 1. Jurnalisme Damai


atau kata yang dibuat oleh wartawan. Tribunnews.Com dan Detik.Com
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Studi ini mengamati kecenderungan
Indonesia (YLBH) mencatat, sejak 2018 tribunnews.com dan detik.com dalam
ada 33 kasus dugaan pelanggaran hak asasi menyajikan jurnalisme damai pada
manusia terhadap mahasiswa Papua di pemberitaan kasus rasisme mahaisiswa
berbagai daerah di Indonesia. Pelanggaran Papua. Berikut perbandingan berita
itu meliputi intimidasi, penggerebekan, dan tribunnews.com dan detik.com:
penyerangan asrama, pembubaran diskusi Praktik Jurnalisme Damai
hingga penangkapan sewenang-wenang. Tribunnews.com. Berdasarkan analisis framing,
Pengusutan dan penyelesaian pelanggaran tribunnews.com melakukan berbagai macam
HAM ini perlu dikawal semua elemen strategi untuk mempraktikan jurnalisme damai
dalam kasus rasisme terhadap mahasiswa
bangsa.
Papua.

Tabel 5. Hasil Analisis Berita Tribunnews.com


Judul Berita Hasil Analisis
GAMKI Sayangkan Terjadinya Kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua dilihat sebagai
Kasus Mahasiswa Papua di Surabaya merendahkan harga diri dan martabat mahasiswa Papua
Insiden di Asrama Mahasiswa Papua Melihat kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua harus
di Surabaya Diselesaikan dengan diselesaikan dengan kepala dingin, tidak menjelek-jelekan
Damai bangsa sendiri dan tidak main hakim sendiri
Tri Rismaharini: Kalau Ada Menampilkan permohonan maaf mewakili warga Surabaya
Kesalahan dari Kami di Surabaya, atas kasus rasisme
Saya Mohon Maaf
KontraS Dorong Komnas HAM Kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua dilihat sebagai
Selidiki Dugaan Rasisme Terhadap pelanggaran HAM
Mahasiswa Papua di Jawa Timur

Tribunnews.com belum menerapkan HAM dan harus dibawa ke hukum bukan


praktik jurnalisme damai. Namun secara pada ranah isu suku.
umum khususnya sebagai media massa Orientasi berita mengarah pada
yang berada di lingkungan keberagaman korban yakni mahasiswa Papua. Pada
suku dan budaya sudah mengupayakan korban, tribuunews.com menyinggung
perdamaian. emosional yang mengandung empati
Dari awal, tribunnews.com mendalam bahwa ada anak bangsa dijelek-
menegaskan ke pembaca untuk melihat jelekan dengan perkataan tidak pantas.
kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua Tribunnews.com juga tidak menampilkan
bukan sebagai isu pertikaian dan pelaku rasisme secara gamblang justru
permusuhan antarsuku. Dalam hal ini Jawa mendorong polisi mengungkapkan pelaku
vs Papua. Tribunnews.com memberi ruang rasisme.
semua pihak untuk berdamai. Apabila Dengan demikian, tribunnews.com
kasus rasisme ini sebagai konflik suku sesuai dengan pandangan jurnalisme damai
maka tidak menuntup kemungkinan isu yang menginginkan penyelesaian kasus
tersebut akan berdampak pada konflik rasisme terhadap mahasiswa Papua secara
horizontal bahkan mengancam perpecahan damai.
anak bangsa. Tribunnews.com mengetahui Praktik Jurnalisme Damai Detik.com.
hal ini untuk menghindari dan Berdasarkan analisis framing, diketahui
mengarahkan bahwa kasus rasisme detik.com melakukan berbagai macam strategi
mahasiswa Papua merupakan pelanggaran untuk mempraktikan jurnalisme damai dalam
kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua.

Persatuan Wartawan Indonesia 133


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

Tabel 6. Hasil Analisis Berita Detik.com


Judul Berita Hasil Analisis
Mahasiswa Papua di Surabaya Sesalkan Kasus rasisme dilihat sebagai gangguan psikologis
Penyerangan Asrama dan Kata-kata Rasis mahasiswa Papua yang berdampak ketidaknyamanan
Soal Kalimat Rasis di Asrama Mahasiswa Menampilkan empati terhadap korban rasisme
Papua, Fadli Zon: Itu Menyakitkan
Pemerintah Diminta Usut Tuntas Dugaan Mendesak kepolisian mengusut tuntas dan kasus
Rasisme ke Mahasiswa Papua di Jatim rasisme dilihat sebagai kasus hukum
Istana Minta Panglima-Kapolri Tindak Aparat Menampilkan peran pemerintah ikut terlibat dalam
Rasis ke Mahasiswa Papua kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua

Berkaitan dengan berita tentang kasus Orientasi berita juga mengarah kepada
rasisme terhadap mahasiswa Papua, secara pelaku rasisme.
umum detik.com belum menerapkan Detik.com secara terang
konsep jurnalisme damai. Detik.com memberitahukan bahwa pelaku merupakan
cenderung mengedepankan rasa emosional oknum aparat keamanan. Karakteritik
yakni empati. Artinya, detik.com jurnalisme damai oleh detik.com
memberikan pandangan kepada pembaca menampilkan apa adanya aktor-aktor yang
dan masyarakat bahwa kasus rasisme terlibat dalam kasus rasisme sampai
terhadap mahasiswa Papua merupakan memaparkan nasib masa depan mahasiswa,
peristiwa yang menyedihkan, tidak patut social gap dan akar masalahnya. Artinya,
ditiru dan memukul seluruh bangsa detik.com ingin kasus rasisme terhadap
Indonesia. Detik.com telah memberitakan mahasiswa Papua diakhiri dengan selesai.
apa adanya dengan memperingati dari
pihak pemerintah, polisi dan TNI bahwa Kesimpulan
kasus rasisme harus ditangani dengan serius Analisis framing, tribunnews.com
agar tidak terulang kembali. meletakan mahasiswa Papua sebagai
Detik.com memandang kasus rasisme korban rasisme. Mahasiswa Papua
terhadap mahasiswa Papua bukan sebagai dibingkai tribunnews.com sebagai korban
konflik antarsuku. Namun, detik.com main hakim sendiri dan diintimidasi. Hal ini
menyoroti kasus rasisme bisa berdampak mengarahkan pandangan khalayak untuk
besar bahkan berpotensi konflik antarsuku. merasakan empati mahasiswa Papua.
Detik.com menekankan kasus rasisme ini Karena posisi mahasiswa Papua sebagai
merupakan kasus kriminal dengan korban maka harus dibela.
menyebut "oknum". Tribunnews.com menyudutkan aparat
Dalam Kamus Besar Bahasa keamanan yang bertindak represif dalam
Indonesia, oknum artinya seorang atau mengamankan mahasiswa Papua.
perorangan, berarti tidak ada kaitannya Tribunnews.com juga memberi penekanan,
dengan kelompok warga atau instansi kepolisian lebih persuasif dan membuka
tertentu. Hal ini agar situasi tidak panas dan ruang dialog dalam menyelesaikan kasus
pembaca semakin rasional melihat kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua.
tersebut. Misalnya kasus rasisme ini Sementara itu detik.com meletakan
merupakan konflik suku, tidak menutup mahasiswa Papua sebagai korban. Dari
kemungkinan terjadi perpecahan antaranak pemilihan diksi, detik.com tampak lebih
bangsa Indonesia. Maka fokus dan angle berani dalam membela mahasiswa Papua
detik.com mengarah peristiwa kriminal. seperti ditemukan pada diksi ³6HVDONDQ
Sesuai dengan analisis framing, Kata-kata Rasis, Rasis Itu Menyakitkan,
detik.com berusaha menampilkan Usut Tuntas Rasisme dan Tindak Aparat
rekonsiliasi bagi bangsa Indonesia bahwa 5DVLV´
ujaran rasisme membuat mahasiswa Papua Bahkan detik.com dengan tegas
di seluruh Indonesia merasa tidak nyaman. menyebut pelaku rasisme merupakan

Persatuan Wartawan Indonesia 134


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

oknum aparat keamanan. Mahasiswa Papua menerapkan prinsip jurnalisme damai di


dibingkai oleh detik.com sebagai warga berita kasus rasisme terhadap mahasiswa
negara Indonesia yang memiliki kebebasan Papua. Namun tribunnews.com dan
pendapat, berkumpul dan bersuara. detik.com tidak menerapkan jurnalisme
Detik.com juga mendesak pemerintah dan damai itu secara keseluruhan.
polisi untuk menangani kasus itu dengan
serius. Daftar Pustaka
Praktik jurnalisme damai, dari empat Ayu, U.R. (2017). Jurnalisme Damai
berita kasus rasisme terhadap mahasiswa (Peace Journalism) dalam Kerukunan
Papua di tribunnews.com dan detik.com Antarumat Beragama (Analisis
dapat dilihat sebagai berikut: Framing Kompas.com terhadap Isu
(1) Orientasi perdamaian. Baik Rohingnya). Kajian Islam
tribunnews.com dan detik.com Interdisipliner. 2(2),
mendefinisikan kasus rasisme bukan Eriyanto. (2002). Analisis Framing:
sebagai konflik antar suku. Fokus berita Konstruksi, Ideologi, dan Politik
tribunnews.com lebih mengarah meredam Media. Yogyakarta: Pelangi Aksara.
situasi yang panas dan memberi ruang Denzin, K. N. & Lincoln, Y.S. (2009).
semua pihak untuk berdamai. Sedangkan Handbook of Qualitative Researsch.
detik.com memberi ruang ke pihak yang Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
membela mahasiswa Papua yang kemudian Indah, S., Ica, W. (2013). Jurnalisme Damai
mencari akar penyebab konflik dan dalam Pemberitaan Konflik di Media
mengawal perdamaian; Online (Analisis Isi Pemberitaan
(2) Pada orentasi kebenaran dan Kompas.com dan Republika.co.id
masyarakat, tribunnews.com tidak tentang Konflik Kelompok Islam
menyebut siapa pelaku rasisme namun Syiah di Sampang). Jurnal Ilmu
mendorong polisi mengungkapnya. Komunikasi Avant Garde, 1(1).
Tribunnews.com juga menjadi wadah Iskandar., Dudi, S., Rini, L. (2016). Mitos
klarifikasi dan memberikan komposisi Jurnalisme. Yogyakarta: Andi
suara yang seimbang. Sedangkan pemilihan Jusuf, E.I & Sriyanto, F.R. (2001).
diksi detik.com membela mahasiswa Rasisme: Dokumentasi Dokumen-
Papua. Detik.com menyudutkan aparat Dokumen Internasional tentang
keamanan sebagai pelaku rasis dan ruang Rasisme. Jakarta: Soldaritas Nusa
suara hanya pihak yang membela Bangsa
mahasiswa Papua; McGoldrick, Annabel & Lynch, J. (2001).
(3) Pada orientasi penyelesaian, Peace Journalisme: How to Do It?,
tribunnews.com selalu berusaha Jurnalisme Damai: Bagaimana
menyampaikan keadilan bagi mahasiswa Melakukannya? Terjemahan: Ign
Papua untuk menyelesaikan dan Haryanto. Jakarta: Lembaga Studi
mengakhiri konflik dengan damai. Pers Pembangunan (LSPP) dan The
Tribunnews.com juga menekankan agar British Council.
kasus rasisme tidak terulang kembali. Raihan, N. (2017). Jurnalisme Damai
Sedangkan detik.com berusaha dalam Pemberitaan Pembakaran
menyampaikan rekonsiliasi bangsa Gereja di Aceh Singkil Pada Harian
Indonesia bahwa ujaran rasisme membuat Waspada. Jurnal Komunikasi Global,
mahasiswa Papua di seluruh Indonesia 6(1).
merasa tidak nyaman. Detik.com juga Romli, A.S. (2012). Jurnalistik Online.
memperingati pemerintah dan polisi agar Jakarta: Nuansa Cendekia.
kasus rasisme ini ditangani serius. Ruslan, R. (2013). Metode Penelitian
Kendati demikian, secara garis besar Public Relations dan Komunikasi.
baik tribunnews.com dan detik.com Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Persatuan Wartawan Indonesia 135


Jurnal Pewarta Indonesia
Vol 2, No 2 (2020)

Salim, A. (2006). Teori dan Paradigma Suryawati, I. (2011). Jurnalistik Suatu


Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Pengantar Teori & Praktik. Bogor:
Wacana Yogya. Ghalia Indonesia.
Santana, K.S. (2005). Jurnalisme Syam, H.M. (2016). Jurnalisme Damai
Kontenporer. Jakarta: Yayasan Obor Memahami Sistem Pemberitaan di
Indonesia Daerah Konflik. Yogyakarta:
Samovar, A. L. dkk. (2010). Samudra Biru.
Communication Between Cultures, Vera, N. (2008). Pengantar Komunikasi
Seventh Edition. Penerjemah Indri Massa. Tangerang: Renata Pratama
Argaretha Media.
Sobur, A. (2012). Analisis Teks Media Wendratama, E. (2017). Jurnalisme Online
Suatu Pengantar untuk Analisis Panduan Membuat Konten. Online
Wacana, Analisis Semiotika, dan yang Berkualitas dan Menarik.
Analisis Framing. Bandung: Remaja Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Rosdakarya. Yunus, S. (2010). Jurnalitik Terapan.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Persatuan Wartawan Indonesia 136

You might also like