Professional Documents
Culture Documents
Dinamika Bentukan Lahan Fluvial Akibat Sedimentasi Di Sungai Grindulu, Segmen Arjosari-Pacitan
Dinamika Bentukan Lahan Fluvial Akibat Sedimentasi Di Sungai Grindulu, Segmen Arjosari-Pacitan
doi https://doi.org/10.20886/jppdas.2019.3.1.13-26
Arina Miardini 1
1 Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
ABSTRACT
Landforms experience dynamics during the geomorphological process. The fluvial
process occurs due to the flow of water from erosion, erosion transportation, and
sedimentation activities. Sedimentation material is resulted from erosion transported
through the river. Later the deposited erosion will produce landform variations.
Therefore, information of landform dynamic is important in controlling runoff and
floods. The purpose of this study was to identify and determine the dynamics of the
fluvial landform in Grindulu River, Arjosari-Pacitan Segment. The method used is
combination of desk analysis and field surveys. The desk analysis is conducted to identify
the types of landforms through visual interpretation of SPOT-7 Imagery, while field
surveys are to determine sample units using purposive sampling. Based on landform
analysis in the Arjosari-Pacitan Segment, there were five fluvial landforms processes due
to sedimentation namely point bar, channel bar, flood plain, meandering, and natural
levee. The dynamics that occur are dominated by the aggradation process, namely the
addition of flood plain landform area of 0.872 ha (0.216%), channel bar of 0.091 ha
(0.019%), and natural levee of 0.014 ha (0.002%). The identification of landforms can be
used as a basis in spatial planning to optimize water system in watershed.
ABSTRAK
Bentuklahan mengalami dinamika selama terjadinya proses geomorfologi. Proses
fluvial terjadi akibat aliran air dari aktivitas erosi, transportasi, dan sedimentasi. Material
sedimentasi berasal dari hasil erosi yang terangkut melalui sungai yang kemudian
diendapkan yang nantinya akan menghasilkan variasi bentuklahan. Dengan demikian
informasi mengenai dinamika bentuklahan sangat penting untuk mengendalikan aliran
permukaan dan banjir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui
dinamika bentuklahan hasil proses fluvial di Sungai Grindulu, Segmen Arjosari-Pacitan.
Metode yang digunakan yaitu kombinasi antara desk analysis (dilakukan untuk
mengidentifikasi jenis-jenis bentuklahan melalui interpretasi citra SPOT-7) dan survey
lapangan (menentukan unit sampel secara purposive sampling). Hasil analisis bentuklahan
pada Segmen Arjosari-Pacitan diperoleh lima bentuklahan proses fluvial akibat sedimentasi
yaitu point bar, channel bar, flood plain, meandering, dan natural levee. Dinamika yang
terjadi didominasi oleh proses agradasi yaitu penambahan luasan bentuklahan flood plain
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 13
DINAMIKA BENTUKAN LAHAN FLUVIAL AKIBAT SEDIMENTASI DI SUNGAI GRINDULU.................................................. (Arina Miardini)
sebesar 0,872 ha (0,216%), channel bar sebesar 0,091 ha (0,019%), dan natural levee sebesar
0,014 ha (0,002%). Identifikasi bentuklahan ini dapat dijadikan dasar dalam perencanaan
tata ruang untuk mengoptimalkan tata air dalam DAS.
14 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No. 1, April 2019 : 13-26
Menurut BBWS Bengawan Solo (2015) antara aliran sungai dengan material dasar
sungai-sungai di DAS Grindulu memiliki sungai yang mengkontrol mekanisme kerja
kemiringan yang besar dengan kecepatan sungai, misalnya proses banjir sungai,
arus yang tinggi. Hal ini akan berpengaruh sedimentasi, perubahan alur sungai,
pula terhadap proses transportasi proses penggerusan sungai, yang
sedimen ke hilir. DAS Grindulu juga rawan merupakan aktivitas sungai secara alami
terhadap bencana banjir yang (Charlton, 2008). Bentuklahan proses
memungkinkan transportasi sedimen yang fluvial saat ini menjadi ilmu terapan yang
lebih besar dan kecepatan yang tinggi. bermanfaat dalam perencanaan
Berdasarkan data BNPB (2019) bahwa modifikasi saluran sungai, kebijakan
dalam kurun 10 tahun terakhir telah sungai, pengendalian banjir dan erosi,
tercatat 21 kejadian banjir di DAS pembangunan bangunan struktural,
Grindulu. Tabarestani & Zarrati (2015) pembuatan saluran air, perencanaan
menyatakan bahwa ketidakstabilan aliran penggunaan lahan, dan upaya pemulihan
dalam kejadian banjir menimbulkan sungai (Balasubramanian, 2016; Kasvi,
dampak terhadap struktur medan aliran Laamanen, Lotsari, & Alho, 2017).
dan gerakan partikel sedimen.
Pengenalan mengenai bentuklahan II. BAHAN DAN METODE
yang berasal dari endapan fluvial sangat
A. Waktu dan Lokasi
penting dalam pemahaman evolusi sungai
sebagai bahan pertimbangan manajemen Penelitian dilakukan pada Januari 2019
limpasan, desain sistem pengendalian di Sungai Grindulu Segmen Arjosari-
banjir, serta infrastruktur transportasi Pacitan dengan panjang 10,6 km yang
(Hudson, 2017). Tujuan penelitian ini dibagi menjadi 8 segmen. Lokasi
adalah untuk mengidentifikasi dan penelitian berada pada bagian tengah dan
mengetahui dinamika bentuklahan hasil hilir DAS Grindulu. Berdasarkan Peraturan
proses fluvial di Sungai Grindulu, segmen Menteri Lingkungan Hidup Nomor 01
Arjosari-Pacitan. Dinamika bentuklahan Tahun 2007 tentang Pedoman Pengkajian
dalam kajian ini meliputi proses dan hasil. Teknis untuk Menetapkan Kelas Air bahwa
Proses yang terjadi adalah perubahan pembagian segmentasi badan air
geomorfologi bentuklahan yang dilakukan berdasarkan beberapa
dipengaruhi oleh proses fluvial akibat pertimbangan, yaitu penggunaan air,
adanya agradasi dan degradasi oleh topografi wilayah, morfologi sungai,
sedimentasi yang menghasilkan potensi sumber air, potensi sumber
bentuklahan yang bervariasi. pencemar, dan batas administrasi.
Penelitian ini bermanfaat sebagai Penentuan segmentasi sungai dilakukan
pemahaman dinamika sungai di masa berdasarkan batas administrasi tiap desa
depan, melalui proses fluvial dan pada lokasi dengan tingkat kerawanan
kemampuan memprediksi evolusi sungai banjir tinggi. Berdasarkan Dokumen RTRW
(Kasvi, Laamanen, Lotsari, & Alho, 2017). Pemerintah Kabupaten Pacitan (2010)
Dinamika sungai merupakan hasil interaksi
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 15
DINAMIKA BENTUKAN LAHAN FLUVIAL AKIBAT SEDIMENTASI DI SUNGAI GRINDULU.................................................. (Arina Miardini)
Gambar (Figure) 1. Lokasi Penelitian pada Sungai Grindulu, Segmen Arjosari-Pacitan (Research location on the
Grindulu River, Arjosari-Pacitan Segment)
Sumber (Source): Analisis data (Data analysis), 2019
Kecamatan Arjosari dan Pacitan bervariasi dan KTK yang rendah. Topografi
merupakan lokasi prioritas pengendalian DAS Grindulu didominasi oleh kemiringan
banjir dalam program pembangunan lereng curam seluas 28.277,4 ha (39,5%),
tahun 2009-2028 di Kabupaten Pacitan. agak curam seluas 23.495,4 ha (32,9%),
Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada datar seluas 12.041,2 ha (18,8%), dan
Gambar 1. sangat curam seluas 7.705,4 ha (10,8%).
16 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No. 1, April 2019 : 13-26
Gambar (Figure) 2. Bentuklahan fluvial akibat sedimentasi pada Segmen Arjosari-Pacitan a) tahun 2015, b).
tahun 2017 (Fluvial landform caused by sedimentation process on Arjosari-Pacitan Segment
a) year 2015, b) year 2017)
Sumber (Source): Analisis data (Data analysis), 2019
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 17
DINAMIKA BENTUKAN LAHAN FLUVIAL AKIBAT SEDIMENTASI DI SUNGAI GRINDULU.................................................. (Arina Miardini)
Tabel (Table) 1. Kunci interpretasi visual bentuklahan fluvial (Key visual interpretation of
fluvial landform)
Rona/
Bentuklahan Warna Ukuran Bentuk Tekstur Pola Bayangan Situs Asosiasi
(Landform) (Tone/ (Size) (Shape) (Texture) (Pattern) (Shadow) (Site) (Association)
Colour)
Point bar Krem, cerah Sedang Lonjong Halus Kurang Tidak Endapan Dekat sungai
memanjang teratur terlalu lumpur dan dataran
tegas banjir
Channel Bar Krem, cerah Sedang Lonjong Halus Kurang Tidak Endapan Ditengah
teratur terlalu lumpur sungai dan
tegas
Flood plain Hijau, coklat, Luas Tidak Halus Tidak Tidak tegas Air, vegetasi, Dekat
gelap beraturan teratur sungai sungai,
pemukiman,
lahan
pertanian
Meandering Hijau, gelap Sedang Membentuk Halus Tidak Tidak tegas Kelokan Dataran
huruf u atau s teratur sungai banjir, badan
air, point bar
dan channel
bar
Natural Coklat, Gelap Sedang Memanjang Agak Tidak Tegas Batuan, Dataran
levee kasar teratur membentuk banjir, badan
tanggul dan air, point bar
bervegetasi
Sumber (Source): Analisis data (Data analysis), 2019
Berdasarkan penelitian Hosu & Sabo pengaliran sungai. Hal ini berimplikasi
(2012) bahwa proses agradasi berupa pada menurunnya daya tampung sehingga
sedimentasi menjadi faktor yang dominan saat terjadi debit yang tinggi maka sungai
dalam perubahan morfologi sungai. Hal ini akan meluap terutama pada dataran
terjadi pula pada sungai Segmen Arjosari- banjir dan dataran alluvial disekitarnya.
Grindulu bahwa selama kurun waktu 2 Identifikasi bentuklahan asal proses fluvial
tahun telah terjadi proses agradasi yaitu: pada segmen sungai maka dapat
a) Perubahan paling dominan terjadi pada digunakan sebagai perencanaan tata
bentukan lahan dataran banjir dengan ruang demi terwujudnya kondisi tata air
penambahan luasan sebesar 0,872 ha DAS yang optimal. Upaya tersebut
(0,216%), b) channel bar bertambah 0,091 ditargetkan pada pengendalian daya rusak
ha (0,019%), dan c) natural levee air akibat erosi dan sedimentasi. Lokasi
mengalami penambahan luas 0,014 ha pengendalian erosi sebagai sumber
(0,002%). Selain proses agradasi terjadi material sedimen diprioritaskan pada: 1)
pula proses degradasi yaitu bentuklahan tebing sungai dengan kedalaman >3 m yg
point bar mengalami penurunan seluas berada pada wilayah hulu dan pada areal
1,298 ha (0,262%). meandering (Segmen Bolosingo, Arjosari,
Gembong, dan Borang) melalui kegiatan
Dinamika bentuklahan yang perlu
pengendalian morfoerosi tebing sungai
diwaspadai adalah terjadinya agradasi
(stream bank protection) berupa
yang menyebabkan penambahan luasan
penanaman vegetasi yang mendukung
akibat sedimentasi. Agradasi ini dapat
stabilitas tebing sungai, 2) Alur sungai
mengancam penurunan kapasitas
18 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No. 1, April 2019 : 13-26
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 19
DINAMIKA BENTUKAN LAHAN FLUVIAL AKIBAT SEDIMENTASI DI SUNGAI GRINDULU.................................................. (Arina Miardini)
a. b.
Gambar (Figure) 3. Perubahan point bar a. Tahun 2015 dan b. Tahun 2017 (Point bar transformation a. Year
2015 and b. Year 2017)
Sumber (Source): Citra SPOT 7 2015, 2017 (SPOT 7 Imagery 2015, 2017)
20 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No. 1, April 2019 : 13-26
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 21
DINAMIKA BENTUKAN LAHAN FLUVIAL AKIBAT SEDIMENTASI DI SUNGAI GRINDULU.................................................. (Arina Miardini)
mengurangi kecepatan aliran sungai yang banyak dijumpai pada dataran banjir
sehingga menyebabkan pengendapan yang membentuk suatu batas dengan
sedimen secara horizontal. Jika dilihat saluran sungai yang mengalami banjir.
sungai bermeander memiliki alur Tanggul alami memiliki ketinggian yang
berbelok-belok menyerupai huruf “S” lebih tinggi dibandingkan dengan saluran
berulang. Sungai bermeander terbentuk sungai dan meruncing ke bawah mencapai
oleh adanya pergerakan menyamping batas ambang banjir (Smith & Perez-
akibat arus sungai terhadap formasi dan arlucea, 2008). Tanggul alami yang
perubahan bentuk lengkungan sungai. terbentuk pada lokasi penelitian
Kondisi topografi pada daerah meandering merupakan akumulasi sedimen yang
mempengaruhi kekuatan gradien tekanan, memanjang dan berbatas tegas dengan
gesekan di sepanjang batas saluran, sungai sebagai tanda tinggi muka air
percepatan sentrifugal karena sungai tertinggi saat banjir. Tanggul alam
kelengkungan, dan perubahan kecepatan yang terbentuk dekat dengan alur sungai
aliran (Legleiter, Harrison, & Dunne, berasal dari proses pengendapan material
2011). sungai yang membawa sedimen akibat
luapan banjir. Ukuran material sedimen
b.5. Natural levee yang kasar mengendap di sekitar palung
Natural levee atau tanggul alami sungai. Material kasar yang terendapkan
merupakan salah satu bentukan fluvial dalam waktu yang lama dan terjadi terus
22 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No. 1, April 2019 : 13-26
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 23
DINAMIKA BENTUKAN LAHAN FLUVIAL AKIBAT SEDIMENTASI DI SUNGAI GRINDULU.................................................. (Arina Miardini)
dan kekar tektonik. PROC. ITB Sains & Dibyosaputro, S. (2016). Karakteristik
Tek, 35(2), 111–127. point bar di Sungai Bogowonto,
Ahmed, A., & Fawzi, A. (2011). Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa
Meandering and bank erosion of the Tengah. Geomedia, 14, 1–12.
River Nile and its environmental Hosu, M., & Sabo, H. (2012). The
impact on the area between Sohag. morphodynamics of the some ú river
Arab J Geosci, 4(1–11). channel , Northwestern Romania , as
https://doi.org/10.1007/s12517-009- response to natural influences,
0048-y 1(January), 210–215.
Balasubramanian, A. (2016). Fluvial https://doi.org/10.1016/j.apcbee.201
landforms. 2.03.034
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.171 Hudson, P. F. (2017). Fluvial depositional
16.39044 processes and landforms.
Banuwa, I. (2013). Erosi. Jakarta: https://doi.org/10.1002/9781118786
Prenadamedia Group. 352.wbieg087
BBWS Bengawan Solo. (2015). Rencana Huggett, R. J. (2007). Fundamentals of
Pengelolaan sumber daya air wilayah geomorphology. Canada: Routledge.
Sungai Bengawan Solo. Surakarta: Hyndman, D., & Hyndman, D. (2010).
Kementerian Pekerjaan Umum. Natural hazard and disaster. Brooks
BNPB. (2019). Data kejadian banjir. Cole.
https://dibi.bnpb.cloud. Diakses pada Ibisate, A., Ollero, A., & Elena, D. (2011).
14 Maret 2019. Influence of catchment processes on
BPDAS Solo. (2011). Rencana tindak fluvial morphology and river habitats
rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) Influence of catchment processes on
dalam rangka pengendalian banjir fluvial morphology and river habitats.
dan tanah longsor DAS Solo tengah- Limnetica, 30(2), 169–182.
hilir. Direktorat Perencanaan dan Kasvi, E., Laamanen, L., Lotsari, E., & Alho,
Evaluasi Pengelolaan DAS Direktorat P. (2017). Flow patterns and
Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan morphological changes in a sandy
Perhutanan Sosial. meander bend during a flood —
BPDAS Solo. (2012). Penyusunan rencana spatially and temporally intensive
pengelolaan Daerah Aliran Sungai ADCP measurement approach. water,
SWP Grindulu terpadu. Surakarta: 9(106), 6–11.
Balai Pengelolaan Daerah Aliran https://doi.org/10.3390/w9020106
Sungai Solo. Direktorat Jenderal KPPIP. (2019). Proyek prioritas nasional.
Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan retrieved from
Sosial. https://kppip.go.id/proyek-strategis-
Charlton, R. (2008). Fundamentals of nasional/p-proyek-bendungan-dan-
fluvial geomorphology. London: jaringan-irigasi/bendungan-tukul/
Routledge. Legleiter, C. J., Harrison, L. R., & Dunne, T.
Coffman, D. K., Malstaff, G., & Heitmuller, (2011). Effect of point bar
F. T. (2011). Characterization of development on the local force
geomorphic units in the Alluvial balance governing flow in a simple ,
Valleys and Channels of Gulf Coastal meandering gravel bed river, 116, 1–
Plain Rivers in Texas , with examples 29.
from the Brazos , Sabine , and Trinity https://doi.org/10.1029/2010JF0018
Rivers , 2010. Denver. 38
24 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai E-ISSN: 2579-5511/ P-ISSN: 2579-6097
(Journal of Watershed Management Research)
Vol. 3 No. 1, April 2019 : 13-26
@2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license. 25
DINAMIKA BENTUKAN LAHAN FLUVIAL AKIBAT SEDIMENTASI DI SUNGAI GRINDULU.................................................. (Arina Miardini)
26 @2019 JPPDAS All rights reserved. Open access under CC BY-NC-SA license.