Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Jurnal Teknologi Pendidikan

Vol: 07/02 Desember 2019.


Online ISSN: 2622-4283, Print ISSN: 2338-9184

http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v7n2.p104--122

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN


FLIPPED CLASSROOM DENGAN TAKSONOMI
BLOOM PADA MATA KULIAH SISTEM POLITIK
INDONESIA
The development of flipped learning model with Bloom’s
Taxonomy in teaching the Indonesian Political System course

Ratna Farida1, Amru Alba2, Rudi Kurniawan3, Zamzami Zainuddin4


1234Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Nasional
Jl. Merdeka Barat No. 01 Kutablang, – Lhokseumawe, 24352.
Pos-el: ratnafarida9@gmail.com1, amrualba.stia@yahoo.com2, krudi7621@gmail.com3,
zamzami.hku@gmail.com4

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT:


Riwayat Artikel Traditional learning instruction puts students in a passive
Diterima : 3 Juni 2019 learning role such as listening to lectures in the classroom. One
Direvisi : 13 Juli 2019 of the contemporary innovative instructional approaches is the
Disetujui : 7 September 2019
"flipped classroom", which employs pre-class video-recorded
lectures and critical in-class discussion. This instruction leads
(diisi editor)
students to remember and understand the pre-class content or
Keywords: access videos before attending the class. In this study, we
Flipped classroom, Blooms’ proposed the flipped learning model design in which relevant to
Taxonomy, 21st century the Indonesian Political Systems course. This preliminary study
learning model, Indonesian employed Research-Based Design as a methodological approach
Political System
in collecting rigorous information from two experts in the field
of educational technology and pedagogy. The study was
Kata kunci:
conducted within several phases, namely: planning, designing,
Flipped classroom,
formative evaluation, revision, redesign, and summative
Taksonomi Bloom, Model
pembelajaran abad 21, evaluation. The finding of this study reveals that two activities
Sistem Politik Indonesia are recommended to be applied for students before class (lower-
order thinking skills) and the other four activities are practiced
in the classroom (higher-order thinking skills). This study can
be summarized that the employment of flipped-class instruction
may potentially lead to independent learning and critical
thinking skills. Besides, this study also becomes a
recommendation for the Ministry of Research, Technology, and

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 104


Higher Education (Ristekdikti) to consider the flipped classroom
as a contemporary teaching-learning conception in Indonesia.

ABSTRAK:
Pembelajaran dengan metode konvensional seperti
mendengarkan ceramah di kelas cenderung membuat
peserta didik menjadi pasif dan akhirnya membuat
kegiatan belajar-mengajar menjadi tidak menyenangkan
dan membosankan. Salah satu model pembelajaran
inovatif terbaru berbasis video pembelajaran dan diyakini
dapat menjadi solusi untuk masalah ini adalah flipped
classroom. Model pembelajaran ini akan menuntun peserta
didik untuk belajar secara mandiri melalui video
pembelajaran sebelum datang ke kelas, sedangkan
kegiatan di kelas lebih difokuskan pada aktivitas diskusi
dan tanya-jawab. Oleh karena demikian, penelitian ini
bertujuan untuk mendesain model pembelajaran flipped
classroom atau kelas terbalik untuk diterapkan pada
sebuah perguruan tinggi dengan mata kuliah Sistem
Politik Indonesia. Studi sederhana ini menggunakan
pendekatan Desain Berbasis Penelitian (Design-Based
Research). Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
tahap, yaitu: perencanaan, perancangan, evaluasi
formatif, revisi, desain ulang, dan evaluasi sumatif
oleh dua orang pakar. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa model pembelajaran flipped classroom
bisa diimplementasikan dalam enam tahapan kegiatan;
dua kegiatan sebelum datang ke kelas (lower-order thinking
skills) dan empat kegiatan di dalam kelas (higher-order
thinking skills). Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran inovatif flipped classroom
berpotensi untuk diterapkan dalam kegiatan belajar-
mengajar di perguruan tinggi, bertujuan untuk
membangun budaya belajar mandiri dan berfikir kritis
mahasiswa. Studi ini juga diharapkan bisa menjadi
masukan bagi Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) atau pembuat kebijakan
untuk merekomendasikan flipped classroom sebagai model
pembelajaran kontemporer pada institusi pendidikan
tinggi Indonesia.

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 105


PENDAHULUAN mengakses berbagai sumber belajar
Perkembangan teknologi digital dari internet secara gratis seperti
saat ini telah banyak memberikan video pembelajaran di laman
keuntungan bagi siapa saja dalam YouTube, Khan Academy atau berbagai
mengakses berbagai informasi dan situs web (website) edukatif lainnya.
terhubung tanpa lintas batas, tanpa Peserta didik dapat belajar dari
terbatas oleh ruang dan waktu (Du, sumber digital ini di mana saja dan
Zhang, Shelton & Hung, 2019). Dalam kapan saja (Dwiningsih, Sukarmin,
dunia pendidikan saat ini, peserta Muchlis & Rahma, 2018).
didik menghabiskan banyak waktu Perkembangan teknologi informasi
mereka menggunakan berbagai telah mengubah gaya belajar-
media teknologi seperti komputer, mengajar dari pembelajaran yang
laptop, dan ponsel cerdas cenderung pasif menjadi
(smartphone) untuk berinteraksi pembelajaran aktif dan dari model
dengan teman, guru, dan mencari kelas tradisional ke model kelas
berbagai referensi belajar dari inovatif berbasis digital (Asfar &
internet. Dampak positif dari Zainuddin, 2015). Terlebih lagi,
pertumbuhan teknologi ini telah penggunaan pendekatan
mempengaruhi perkembangan pembelajaran tradisional yang
teknologi pengajaran dalam dunia cenderung berfokus pada guru
pendidikan, dan telah menggantikan sebagai pusat pengetahuan dianggap
penggunaan papan dan kapur tulis sudah tidak lagi relevan dengan era
dengan video pembelajaran online digital saat ini (Utomo & Wihartanti,
(Collins & Halverson, 2018). Dengan 2019).
adanya media digital ini, proses Pembelajaran tradisional
pembelajaran tidak hanya terjadi di cenderung membuat peserta didik
dalam kelas saja, tetapi juga di luar bertindak pasif dan akhirnya
kelas atau di mana saja peserta didik membuat kegiatan belajar-mengajar
berada dengan hanya bermodalkan menjadi membosankan seperti
gawai dan akses internet (Fisher, mendengarkan ceramah panjang si
2009). Banyak sekali materi pengajar. Pengajar, baik guru
pembelajaran gratis tersedia di maupun dosen, yang menggunakan
berbagai situs Web untuk referensi model pembelajaran konvensional
belajar. Richter dan McPherson (2012) cenderung menguasai kelas dan
mengatakan bahwa di era digital saat bertindak lebih aktif dalam
ini, setiap peserta didik dapat menyampaikan ceramah (Utomo &

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 106


Ubaidillah, 2018). Peserta didik didik untuk belajar secara mandiri
cenderung pasif mendengarkan melalui video pembelajaran sebelum
ceremah pengajar dan sesekali datang ke kelas. Kegiatan di kelas
bertanya atau mengangguk sebagai lebih difokuskan untuk kegiatan
tanda memahami atau pura-pura diskusi, tidak lagi berpusat pada
memahami. Implementasi model ceramah panjang sang pengajar
belajar-mengajar yang berpusat pada (Alamri, 2019).
pengajar memberikan sedikit ruang Flipped classroom atau kelas
bagi peserta didik untuk berinteraksi terbalik adalah kegiatan pembelajaran
dengan sesama teman dan atau seni mengajar (pedagogi) di
menghambat mereka untuk berpikir mana peserta didik mempelajari
kritis serta belajar secara mandiri materi pembelajaran melalui sebuah
(Luo, 2019). video di rumah atau sebelum datang
Sebagai solusi dari masalah- ke kelas; sedangkan kegiatan di kelas
masalah ini, kegiatan belajar di kelas akan lebih banyak digunakan untuk
konvensional seperti mendengarkan diskusi kelompok dan saling tanya
ceramah di kelas seyogianya dapat jawab.
dialihkan ke dalam bentuk video Dalam model pembelajaran kelas
pembelajaran. Peserta akan didik terbalik ini, pengajar dapat merekam
dapat mempelajari berbagai materi video mereka sendiri dan
dari video pembelajaran tersebut di menyampaikan materi pembelajaran
mana saja dan kapan saja (Tohari, dengan menggunakan berbagai
Mustaji, & Bachri, 2019). Dengan aplikasi teknologi (video recorder
adanya ceramah berbentuk video software) (Zainuddin & Perera, 2018).
akan sangat membantu dan Video dapat diedit menggunakan
mempermudah peserta didik untuk berbagai perangkat lunak. Ada
mengulang materi pembelajaran berbagai aplikasi video gratis di
sesuai kebutuhan mereka (Zainuddin, aplikasi Windows yang dapat
Habiburrahim, Muluk, & Keumala, digunakan oleh pengajar dalam
2019). mempersiapkan video pembelajaran,
Salah satu model belajar terbaru seperti Movie Moments, PowerDirector
berbasis digital saat ini yang atau Movie Maker. Untuk menghemat
menggunakan video pembelajaran waktu rekaman video pembelajaran,
sebagai media belajar di luar kelas pengajar juga dapat menggunakan
adalah flipped classroom. Model alternatif lain dengan mengadopsi
pembelajaran ini menuntun peserta video dari berbagai situs web (website)

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 107


gratis seperti Khan Academy dan sebagian dari materi pembelajaran
YouTube yang memiliki ribuan video yang akan didiskusikan.
pelajaran. Khan Academy misalnya Studi lain menyebutkan bahwa
memiliki ribuan konten materi peserta didik sukses dalam
pembelajaran, artikel, dan video meningkatkan prestasi belajar mereka
pembelajaran yang mencakup dengan model pembelajaran flipped
berbagai topik atau pelajaran seperti classroom ini. Salah satu alasannya
matematika, biologi, bahasa, ilmu adalah karena mereka dapat
komputer dan sejarah. Penggunaan mempersiapkan materi pembelajaran
video belajar dari aplikasi Ruangguru sebelum datang ke kelas (Awidi &
(https://ruangguru.com) juga bisa Paynter, 2019). Studi lain juga
menjadi alternatif bagi pengajar melaporkan bahwa prestasi belajar
dalam menerapkan model peserta didik secara statistik
pembelajaran kelas terbalik. Menurut meningkat signifikan disebabkan oleh
Sams dan Bergmann (2013), dalam diskusi kelompok di dalam kelas
implementasi pendekatan flipped yang dapat membangun pemahaman
classroom, peserta didik dapat belajar mereka lebih mendalam tentang
berinteraksi dengan video suatu topik (Kong, 2014).
pembelajaran sebelum datang ke Studi lain yang dilaporkan oleh
kelas dan melakukan kegiatan diskusi Enfield (2013) menyatakan bahwa
kelompok di dalam kelas. penerapan model pembelajaran
Sebuah studi yang dilaporkan inovatif ini telah meningkatkan
oleh Davies, Dean, dan Ball (2013) prestasi belajar peserta didik dimana
menyatakan bahwa penggunaan mereka dapat memahami isi
video pembelajaran dapat membuat pembelajaran dan memperoleh nilai
kegiatan belajar-mengajar lebih belajar yang tinggi dalam ujian.
efektif, menarik dan dapat Implementasi pendekatan
menghemat waktu pengajar dalam pembelajaran flipped classroom ini
menyampaikan ceramah panjang di memiliki potensi untuk melatih
kelas. Di samping itu, peserta didik peserta didik agar lebih percaya diri
juga akan terlatih dan terbiasa untuk dalam belajar dan menjadi pembelajar
mempelajari materi pembelajaran mandiri (independent learners). Selain
secara mandiri di luar kelas. Rasa itu, pengajar yang menggunakan
percaya diri peserta didik juga dapat pendekatan ini juga akan memiliki
meningkat saat datang ke kelas lebih banyak waktu untuk
karena dianggap sudah menguasai berinteraksi dengan setiap peserta

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 108


didik di setiap jam pelajaran dan Majumdar (2012) menyebutkan
memberikan mereka umpan balik bahwa Blog, Wikis, Podcast, Twitter,
(feedback), baik langsung maupun MySpace dan Facebook adalah contoh
media lainnya yang sangat populer
online menggunakan berbagai media
dan dapat dimanfaatkan untuk
sosial atau Learning Management
platform kegiatan belajar-mengajar
System (LMS) seperti Moodle. LMS dalam instruksi flipped classroom.
adalah sistem online berbasis media Generasi milenial saat ini lebih
situs (web) yang dijadikan sebagai banyak menghabiskan waktu dengan
platform pembelajaran e-learning di gawai dan media teknologi telah
abad ke-21 ini dan dapat menjadi bagian dari kehidupan dan
kebutuhan primer mereka. Peserta
memfasilitasi kegiatan belajar peserta
didik menghabiskan banyak waktu
didik kapan saja dan di mana saja, menggunakan berbagai media
termasuk feedback dari pengajar teknologi untuk berbagai aktivitas
(Zainuddin, Haruna, Li, Zhang, & seperti mengakses bahan pelajaran,
Chu, 2019). bermain game, berinteraksi online dan
Berbagai materi pembelajaran, kegiatan hiburan lainnya. Untuk
mendorong peserta didik
seperti video, tugas, kuis, tes, forum,
menggunakan media teknologi secara
penjadwalan, ruang kerja kolaboratif
edukatif dan positif, pengajar
dan mekanisme penilaian dapat memainkan peran yang sangat
diatur dalam LMS ini. Beberapa signifikan dalam memfasilitasi
contoh LMS yang banyak digunakan kegiatan belajar mereka untuk
dalam dunia pendidikan di dunia menggunakan media teknologi
antara lain adalah Blackboard, Moodle, sebagai sumber belajar.
Media teknologi jika
Desire2Learn, Google Classroom dan
dimanfaatkan dengan benar akan
Schoology (Green, 2013). Aplikasi ini
menjadi alat yang sangat berharga
berbasis web dan menyediakan
terutama jika diintegrasikan ke dalam
berbagai fitur yang dapat membuat
kurikulum yang relevan dengan abad
kegiatan belajar-mengajar lebih efektif
ke-21 (Shelly, Cashman, Gunter dan
dan inovatif.
Gunter, 2006). Selanjutnya,
Berbagai LMS atau media sosial
sering digunakan pengajar dalam penggunaan media teknologi dalam
model pembelajaran flipped classroom dunia pendidikan dapat
ini. Tujuannya adalah untuk diimplementasikan di semua bidang
membangun komunikasi dua arah studi termasuk dalam pengajaran
antara peserta didik dan pengajar di Ilmu Politik atau Sistem Politik
luar kelas, atau antara sesama peserta
Indonesia.
didik (Schmidt & Ralph, 2014).

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 109


Dalam pendidikan tinggi di untuk selalu mengikuti
Indonesia, sebagian besar peserta perkembangan ini. Pengajar terutama
didik atau mahasiswa dididik dalam di perguruan tinggi dituntut untuk
lingkungan belajar yang cenderung lebih aktif mengeksplor dan
berpusat pada buku teks (textbooks) menerapkan berbagai media digital
yang akhirnya membuat kegiatan inovatif dalam kegiatan belajar-
belajar-mengajar menjadi tidak mengajar tertutama untuk
menarik dan peserta didik cenderung menghadapi tantangan era digital
pasif dalam kegiatan belajar. Peserta atau revolusi industri 4.0.
didik biasanya memiliki sedikit Menurut laporan New Media
waktu untuk berinteraksi dengan Consortium (NMC) yang setiap tahun
sesama teman mereka dan dengan merilis teknologi terbaru dalam dunia
pengajar, baik di dalam maupun di pendidikan. Dikemukakan bahwa
luar kelas (Zainuddin & Keumala, pembelajaran flipped classroom
2018). Budaya ini juga terjadi dalam tergolong sebagai media inovasi
pengajaran dan pembelajaran di terbaru dan sangat direkomendasikan
Indonesia. Pedagogi yang untuk diterapkan pada pendidikan
diimplementasikan dalam proses tinggi. Tujuannya adalah untuk
belajar-mengajar masih berbentuk membangun kemampuan belajar
tradisional di mana peserta didik individu peserta didik (autonomous
pasif mendengarkan ceramah aktif learning skills) dan pemikiran kritis
sang pengajar. (crtical thinking skills) (Johnson,
Dalam penelitian ini, peneliti Becker, Estrada & Freeman, 2015).
telah melakukan observasi awal Shyr dan Chen (2018) dalam
terhadap beberapa dosen di mana penelitian mereka juga menyebutkan
mereka telah menerapkan beberapa bahwa model pembelajaran flipped
macam media digital dalam proses classroom ini telah diterapkan di
belajar-mengajar, namun hanya seluruh dunia, baik di sekolah
terbatas pada Microsoft PowerPoint maupun di perguruan tinggi, untuk
(PPT) dan proyektor. Tentunya, berbagai bidang studi.
penggunaan media teknologi dalam Namun, dari berbagai publikasi
pengajaran tidak hanya sekadar tentang kajian flipped classroom ini,
sebatas menggunakan kedua media peneliti tidak menemukan adanya
tersebut saja. Teknologi dalam dunia bidang studi yang berhubungan
pendidikan terus berkembang dan dengan mata kuliah Politik atau
menuntut peserta didik dan pengajar secara khusus Sistem Politik

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 110


Indonesia. Oleh karena itu, peneliti Pada akhir penelitian ini, peneliti
tergugah berupaya merancang model berharap akan dapat menghasilkan
pembelajaran flipped classroom untuk model pembelajaran flipped classroom
pembelajaran mata kuliah Sistem berdasarkan model Taksonomi Bloom
Politik Indonesia. Tujuannya adalah seperti pada Gambar 1 berikut ini.
untuk membangun pemikiran kritis
peserta didik dan mendorong Creating (Menciptakan)
keterampilan belajar mandiri mereka.
Penelitian ini juga bertujuan untuk Evaluating (Mengevaluasi)
mendukung perguruan tinggi di
Indonesia terutama perguruan tinggi Analyzing (Menganalisa)
swasta dalam mempersiapkan diri
menghadapi era revolusi industri 4.0 Applying
(Mengimplementasi)
di mana teknologi atau internet telah
menjadi bagian dari kebutuhan Understanding (Memahami)
primer manusia (internet of thing).
Dalam penelitian pengembangan Remembering (Mengingat)

ini, peneliti berperan sebagai


Gambar 1. Model Taksonomi Bloom
perancang pembelajaran (instructional
designer) dibantu oleh dua orang
METODE PENELITIAN
pakar di bidang teknologi pengajaran
Studi ini menggunakan
dan pedagogi. Untuk mencapai
pendekatan Desain Berbasis
objektif dari implementasi model
Penelitian (Design-based Research)
pembelajaran flipped classroom ini,
(Wang & Hannafin, 2005) sebagai
penelitian ini dirancang berdasarkan
metode dalam pengumpulan data.
model Taxonomi Bloom. Taksonomi
Penelitian ini dilakukan dalam
Bloom ini memiliki enam tingkatan
beberapa tahap, yaitu: perencanaan,
pembelajaran dan diatur dari level
perancangan, evaluasi formatif, revisi,
kognitif (kecerdasan) terendah yaitu
desain ulang, dan evaluasi sumatif.
mengingat (remembering) dan
Dua ahli di bidang teknologi
memahami (understanding) hingga
pendidikan dijadikan sebagai sampel
level kognitif tertinggi, yaitu
penelitian. Kedua pakar ini
menerapkan (applying), menganalisis
ditentukan dan dipilih dengan
(analyzing), mengevaluasi (evaluating),
kriteria: (1) telah berpengalaman
dan menciptakan (creating)
sebagai desainer instruksional, (2)
(Krathwohl, & Anderson, 2009).

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 111


memiliki pengetahuan tentang model pembelajaran konvensional.
teknologi terbaru dalam dunia Lebih jauh dikemukakan bahwa di
pendidikan, (3) kajian flipped classroom dalam pembelajaran flipped classroom
adalah salah satu bidang keahlian ini, peserta didik dituntun belajar,
mereka, dan (4) artikel mereka baik di kelas secara berkelompok
tentang flipped classroom diterbitkan di maupun di luar kelas secara individu.
jurnal internasional bereputasi Untuk kegiatan belajar di luar
terindeks Web of Science atau Social kelas, rekaman video pembelajaran
Science Citation Index (SSCI). dan materi-materi pembelajaran
Kedua pakar ini diwawancarai lainnya diberikan kepada peserta
untuk digali ide, komentar, didik untuk dipelajari secara mandiri
rekomendasi, dan evaluasi terhadap sebelum datang ke kelas. Sedangkan
model pembelajaran flipped classroom untuk kegiatan di dalam kelas,
yang sesuai untuk mata kuliah Sistem peserta didik harus lebih difokuskan
Politik Indonesia. Hasilnya dianalisis untuk aktivitas diskusi kelompok dan
secara komparatif deskriptif. tanya jawab terutama untuk
Penelitian ini dilakukan pada memecahkan masalah (problem-
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi solving).
(STIA) Nasional selama satu semester Lebih jauh direkomendasikan
pada awal tahun 2019. Desain bahwa video pembelajaran yang
instruksional ini akan diterapkan dirancang harus mampu menarik
pada mata kuliah Sistem Politik perhatian peserta didik untuk
Indonesia. Materi pembelajaran di mempelajarinya di luar kelas atau
dalam penelitian ini dirancang sesuai membuat mereka tertarik untuk
dengan Rancangan Pembelajaran mengaksesnya. Di samping itu,
Semester (RPS) yang telah pengajar juga harus menekankan
dipersiapkan oleh Sekolah Tinggi agar peserta didik membuat catatan
Ilmu Administrasi (STIA) Nasional. singkat tentang video yang mereka
pelajari sebelum datang ke kelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kuis sebagai penilaian formatif juga
Hasil wawancara dengan tim ahli bisa diberikan kepada peserta didik
menyebutkan bahwa pembelajaran di luar kelas secara online. Kegiatan
dengan flipped classroom merupakan ini dilakukan untuk memotivasi
bagian dari model pembelajaran peserta didik belajar secara mandiri
blended learning yang memadukan atau mempelajari video
pembelajaran e-learning dengan

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 112


pembelajaran sebelum datang ke video pembelajaran, pengajar bisa
kelas. mengadopsi video pembelajaran dari
Dengan memberikan kuis berbagai sumber digital gratis di
sederhana, peserta didik akan internet, seperti YouTube, BBC News,
termotivasi untuk mempelajari Khan Academy, VOA News, atau TED-
materi kuliah sebelum datang ke Ed. Video-video tersebut dapat
kelas. Hal ini sesuai dengan diunggah ke media sosial, YouTube
pernyataan Zainuddin dan Keumala atau platform lainnya agar peserta
(2018) yang menyebutkan bahwa didik dapat mengakses dan belajar
ketika pengajar memberikan kuis dari video tersebut di luar jam
kepada peserta didik, mereka akan pelajaran secara fleksibel atau sesuai
termotivasi untuk menonton video kebutuhan mereka.
di luar kelas dan datang ke kelas siap Di dalam studi ini, pengajar
untuk menjawab berbagai merekam beberapa video
pertanyaan dari kuis tersebut. pembelajaran dari dosen pengajar
Rekomendasi kedua pakar ini dan mengunggahnya ke laman
sesuai dengan hasil analis kajian YouTube untuk dipelajari peserta
pustaka di mana proses belajar- didik sebelum datang ke kelas.
mengajar pada pembelajaran flipped
classroom harus diimplementasikan di
dalam dan di luar kelas. Di luar kelas,
peserta didik dituntut untuk mampu
belajar secara mandiri (self-paced
learning skills) melalui rekaman video
pembelajaran; sedangkan di dalam
kelas, mereka akan difasilitasi untuk
kegiatan diskusi kelompok atau
Gambar 2: Salah satu contoh video
tanya-jawab tentang topik yang telah pembelajaran yang telah direkamn dan diunggah
mereka pelajari sebelumnya di luar pada lamanYouTube
kelas. (https://www.YouTube.com/watch?v=y2mNKqhB
HFI&t=44s)
Di dalam tinjauan pustaka,
Tucker (2012) menyebutkan bahwa
video pembelajaran dapat direkam
dengan menggunakan berbagai
perangkat lunak. Namun untuk
menghemat waktu dalam penyiapan

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 113


bahwa peserta didik harus dituntun
untuk mempelajari materi
pembelajaran secara mandiri di luar
kelas dengan menonton video
rekaman di YouTube, membaca artikel
jurnal, dan artikel media massa yang
diberikan oleh pengajar mereka.
Gambar 3: Salah satu contoh video pembelajaran
Kegiatan ini berada pada tingkatan
yang telah direkam dan diunggah pada
lamanYouTube pembelajaran level pertama di mana
(https://www.YouTube.com/watch?v=_ekd peserta didik akan berusaha untuk
WxQOB_I)
mengingat konsep-konsep dasar
pembelajaran.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan
Pada tingkatan kecerdasan kedua,
rekomendasi dari kedua pakar ini,
yaitu "memahami", peserta didik
peneliti telah merangkum delapan
diharapkan mampu memahami
kegiatan utama pembelajaran flipped
konsep dan prinsip dasar materi
classroom yang relevan dengan mata
pembelajaran yang telah mereka
kuliah Sistem Politik Indonesia dan
tonton dan pelajari di luar kelas. Pada
lingkungan belajarnya. Sumber
fase ini, peserta didik dapat
belajar yang digunakan di dalam
meringkas konten yang telah mereka
desain flipped classroom ini adalah
pelajari melalui catatan-catatan kecil,
video pembelajaran YouTube, artikel
baik berupa pertanyaan maupun
jurnal, dan artikel media massa.
penyataan yang akan dibawa untuk
Penelitian ini telah menghasilkan
didiskusikan di kelas.
model pembelajaran flipped classroom
Dalam penelitian ini, kedua ahli
dan siap untuk diimplementasikan
merekomendasikan pengajar mata
pada mata kuliah Sistem Politik
kuliah Sistem Politik Indonesia untuk
Indonesia pada Sekolah Tinggi Ilmu
mulai membuat akun YouTube dan
Administrasi (STIA) Nasional.
mengundang peserta didik untuk
Berdasarkan model Taksonomi
mengakses laman tersebut. Gambar 2
Bloom, level terendah dari ranah
dan 3 menunjukkan contoh konten
kognitif atau kecerdasan yang
yang telah direkam dan ditransfer ke
dipraktikkan peserta didik adalah
laman YouTube. Kemudian, peserta
"mengingat" dan "memahami".
didik diarahkan untuk mempelajari
Pada tingkatan pertama ini, yaitu
materi pembelajaran dari video
"mengingat", kedua ahli sepakat
sebelum datang ke kelas.

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 114


Domain kecerdasan level ketiga kegiatan diskusi kelompok, baik
adalah "menerapkan". Kegiatan ini berupa pertanyaan kritis, respon,
merupakan kegiatan pertama yang komentar, maupun jawaban
dipraktikkan peserta didik di dalam terhadap berbagai isu yang mereka
kelas. Pada level ini, peserta didik diskusikan. Kemudian pada
akan mencoba merefleksikan tentang tingkatan kognitif kelima
apa saja yang telah mereka pelajari "mengevaluasi", direkomendasikan
dalam diskusi kelompok. Peserta agar pengajar memberikan umpan
didik juga dapat memulai kegiatan balik (feedback) secara langsung
di kelas dengan meninjau kembali kepada peserta didik. Pada langkah
video pembelajaran yang telah ini, peer evaluation atau evaluasi
mereka pelajari sebelumnya di luar antarsesama peserta didik juga bisa
kelas dan pengajar akan bertindak diterapkan di mana setiap peserta
sebagai fasilitator. Pakar didik akan memberikan evaluasi
merekomendasikan untuk meputar terhadap peserta didik lainnya.
kembali video pembelajaran di Pengajar juga dapat memberikan
dalam kelas sebelum pelajaran banyak kesempatan kepada peserta
dimulai. Kegiatan ini dilakukan didik untuk saling memberikan
untuk menyegarkan kembali ide-ide feedback antarsesama mereka (peer-
peserta didik tentang konten yang evaluation). Kuis adalah aktivitas
terdapat pada video tersebut. yang bisa diberikan kepada peserta
Untuk kegiatan di dalam kelas, didik untuk kegiatan ini sebagai
pakar juga merekomendasikan bagian dari proses evaluasi formatif.
pengajar untuk mengelompokkan Selanjutnya, pada level kognitif
peserta didik ke dalam beberapa tertinggi keenam dalam Taksonomi
grup kecil terdiri dari 4-5 orang dan Bloom, yaitu "menciptakan",
meminta mereka untuk menjelaskan pengajar direkomendasikan agar
tentang segala sesuatu yang telah mengarahkan peserta didik
mereka pelajari di rumah, baik dari membuat produk (refleksi) mengenai
video pembelajaran, artikel jurnal topik yang telah mereka pelajari
maupun dari artikel media massa. selama satu semester perkuliahan.
Seanjutnya, untuk tingkat Aktivitas pembelajaran ini bisa juga
kecerdasan keempat yaitu dijadikan sebagai tugas akhir peserta
"menganalisis". Direkomendasikan didik (summative assessment). Dalam
agar peserta didik difasilitasi untuk fase ini, pengajar dapat mendorong
berpikir kritis dan kreatif dalam peserta didik untuk menghasilkan

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 115


beragam produk kreatif yang pembelajaran ini sudah siap untuk
merefleksikan pemahaman mereka diimplementasikan pada Sekolah
terhadap materi pembelajaran yang Tinggi Ilmu Administrasi (STIA)
telah mereka pelajari tanpa batas, Nasional. Modifikasi materi
misalnya, video pendek, makalah, pembelajaran dapat disesuaikan
atau esai untuk dipublikasikan pada dengan lingkungan dan budaya
berita harian surat kabar. belajar peserta didik atau gaya
Kemudian, kedua ahli belajar mereka (learning style).
menyatakan bahwa model Ditekankan oleh kedua ahli bahwa
pembelajaran yang telah didesain ini tidak ada model tunggal dalam
sudah dapat diimplementasikan penerapan model pembelajaran
tidak hanya untuk studi Ilmu Politik flipped classroom. Disarankan agar
saja, tetapi juga untuk berbagai mata pangajar dapat menerapkan dan
kuliah lainnya. Lebih jauh memodifikasi kegiatan pembelajaran
dikemukakan bahwa model ini sekreatif mungkin menggunakan
pembelajaran yang dirancang ini berbagai model, media, atau
dapat diimplementasikan di semua platform online sesuai dengan
tingkatan pendidikan Indonesia, baik kondisi dan kebutuhan peserta didik.
di sekolah maupun perguruan Model pembelajaran flipped
tinggi. Bukan hanya akan membantu classroom dengan Taksonomi Bloom
peserta didik meningkatkan kualitas ini sangat disarankan untuk
keterampilan berpikir tingkat tinggi diterapkan pada institusi pendidikan
(HOTS), tetapi juga membantu di Indonesia. Hal ini selaras dengan
mengintegrasikan media teknologi sejumlah penelitian terdahulu yang
ke dalam sistem pembelajaran di telah membuktikan bahwa
Indonesia. Dikemukakan juga bahwa penerapan model pembelajaran
model ini sudah siap untuk flipped lebih efektif dibandingkan
diimplementasikan atau diujicoba dengan model pembelajaran
untuk pembelajaran pada mata konvensional. Beapler (2014)
kuliah apapun dan tidak terbatas misalnya, merilis hasil penelitiannya
pada mata kuliah Sistem Politik dan melaporkan bahwa hasil belajar
Indonesia saja. Dengan memodifikasi peserta didik dengan model flipped
materi pembelajaran atau media secara signifikan lebih baik daripada
pembelajaran sesuai dengan hasil belajar pada kelas
kebutuhan atau tujuan peserta didik konvensional. Selanjutnya, penilaian
dalam penelitian, model formatif melalui kuis juga menjadi

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 116


salah satu alasan mengapa peserta bahwa mempelajari materi
didik dapat meningkatkan prestasi pembelajaran adalah saat berada di
belajar mereka di kelas flipped ini. dalam kelas dengan mendengarkan
Di samping itu, dengan model langsung penjelasan atau ceramah
pembelajaran ini, pengajar akan dari pengajar.
memiliki lebih banyak waktu untuk Untuk mengatasi masalah seperti
memberikan umpan balik (feedback) ini, sebelum menerapkan model
belajar kepada peserta didik. Kim, pembelajaran ini, pangajar sangat
Kim, Khera, dan Getman (2014) didorong untuk memberi tahu
menyebutkan bahwa melalui peserta didik pada hari pertama
penilaian formatif di kelas flipped, belajar tentang konsep pembelajaran
pengajar dapat mengevaluasi flipped classroom dan nilai positif yang
progresivitas peserta didik dalam akan dicapai. Oleh karena itu,
belajar mereka dan peserta didik sebelum menerapkan model
juga akan lebih memahami apa saja pembelajaran ini, pengajar juga
yang perlu mereka tingkatkan dari sangat diajurkan untuk dilatih oleh
kekurangan-kekurangan yang masih tim ahli tentang bagaimana
mereka miliki. menerapkan instruksi ini dengan
Meskipun model flipped ini baik dan benar.
banyak memberikan manfaat dan Dalam hal materi video ajar,
efektivitas pembelajaran, beberapa Enfield (2013) menekankan bahwa
kendala juga ditemukan dalam jika isi video pembelajaran tidak
implementasinya. Findlay- menarik dan menyenangkan, peserta
Thompson dan Mombourquette didikakan cenderung mudah bosan
(2014) misalnya, menyebutkan untuk menontonnya di luar kelas.
bahwa penerapan model Oleh karena itu, pengajar sangat
pembelajaran flipped classroom tidak dituntut untuk benar-benar
hanya sekedar merekam video menyiapkan video pembelajaran
pembelajaran dan menyebarkannya yang menarik. Dalam menghadapi
kepada peserta didik untuk ditonton era digital dan revolusi industri 4.0,
di luar kelas. Salah satu kendala pengajar di perguruan tinggi sangat
besar dalam implementasi model dituntut untuk mampu beradaptasi
pembelajaran ini adalah kurangnya dengan kemajuan teknologi dan
motivasi peserta didik untuk pedagogi inovatif dalam
mempelajari materi secara mandiri pembelajaran. Perlu dicatat bahwa
di luar kelas. Mereka menganggap pedagogi dan teknologi inovatif

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 117


dalam pembelajaran tidak hanya Selain itu, perlu dicatat bahwa
terbatas pada video, Mp3, PowerPoint kegiatan utama dari model
atau proyektor, komputer dan pembelajaran flipped classroom ini
internet saja, tetapi juga berbagai sebenarnya adalah kegiatan di dalam
tren teknologi terbaru dalam dunia kelas di mana peserta didik terlibat
pendidikan seperti konsep blended dalam diskusi kelompok dan
learning, mobile learning, augmented berpikir kritis, bukan pada kegiatan
reality, gamifikasi, pembelajaran di luar kelas. Kegiatan di luar kelas
berbasis game, learning analytics, dan adalah kegiatan yang lebih fokus
Massive Open Online Course (MOOC). pada kecerdasan tingkatan rendah di
mana peserta didik hanya berusaha
SIMPULAN 'memahami' (understanding) dan
Studi ini telah menghasilkan 'mengingat' (remembering) materi
model pembelajaran flipped classroom pembelajaran saja, belum sampai
untuk mata kuliah Sistem Politik pada tahapan membangun diskusi
Indonesia berdasarkan Taksonomi kritis. Terakhir, penelitian ini paling
Bloom. Menonton video tidak telah memberikan tiga
pembelajaran dan membuat catatan kontribusi utama dalam dunia
adalah kegiatan utama yang pendidikan, yaitu (1) mendorong
diusulkan oleh tim ahli untuk pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu
kegiatan di luar kelas; sedangkan Administrasi (STIA) Nasional dan
diskusi kelompok adalah kegiatan berbagai institusi pendidikan lainnya
utama peserta didik di dalam kelas. di Indonesia untuk menerapkan
Model pembelajaran ini diharapkan model pembelajaran flipped classroom
dapat membangun kegiatan belajar- dalam praktik belajar-mengajar
mengajar secara aktif dan interaktif mereka, (2) memperkenalkan kepada
melalui kegiatan diskusi kelompok. peserta didik terutama di perguruan
Model pembelajaran ini juga tinggi tentang konsep belajar terbaru
diharapkan dapat membuat peserta dan inovatif sesuai dengan era
didik lebih percaya diri (self- digital, dan menumbuhkan
confidence) datang ke kelas untuk keterampilan belajar mandiri di
mengikuti kegiatan diskusi, dalam diri peserta didik (self-paced
bertanya-jawab dan memberikan learning) terutama di luar kelas, dan
solusi dalam pemecahan berbagai (3) mendukung pembuat kebijakan
masalah. (stakeholders) atau pemerintah,
khususnya Kementerian Riset,

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 118


Teknologi, dan Pendidikan Tinggi experience. Computers &
(RISTEKDIKTI) untuk Education, Vol. 128, hal. 269-283.
merekomendasikan model flipped Asfar, N., & Zainuddin, Z. 2015.
classroom sebagai salah satu model Secondary students' perceptions
pembelajaran kontemporer untuk of information, communication
diterapkan pada perguruan tinggi and technology (ICT) use in
Indonesia. promoting self directed learning
in Malaysia. The Online Journal
Ucapan Terima Kasih of Distance Education and E-
Sumber pendanaan penelitian ini Learning, Vol. 3, No. 4, hal. 67-
berasal dari Direktorat Riset dan 82.
Pengabdian Masyarakat, Direktorat Collins, A., & Halverson, R.
Jenderal Penguatan Riset dan 2018. Rethinking education in
Pengembangan Kementerian Riset, the age of technology: The
Teknologi dan Pendidikan Tinggi digital revolution and schooling
Republik Indonesia. Penelitian Dosen in America. Teachers College
Pemula tahun 2019. Penulis Press.
menyampaikan penghargaan dan Davies, R. S., Dean, D. L., & Ball, N.
terima kasih kepada Ristekdikti, 2013. Flipping the classroom and
LLDIKTI Wilayah XIII, Editor dan instructional technology
Reviewer Kwangsan: Jurnal integration in a college-level
Teknologi Pendidikan dan semua information systems spreadsheet
pihak yang telah membantu selama course. Educational Technology
penelitian dan penulisan artikel ini. Research and Development, Vol.
61, No. 4, hal. 563-580.
PUSTAKA ACUAN Du, X., Zhang, M., Shelton, B. E., &
Alamri, M. M. 2019. Students' Hung, J. L. 2019. Learning
academic achievement anytime, anywhere: a spatio-
performance and satisfaction in temporal analysis for online
a flipped classroom in Saudi learning. Interactive Learning
Arabia. International Journal of Environments, hal. 1-15.
Technology Enhanced Learning, Dwiningsih, K., Sukarmin, Muchlis
Vol. 11, No. 1, hal. 103-119. & Rahma, P. T. 2018.
Awidi, I. T., & Paynter, M. 2019. The Pengembangan Media
impact of a flipped classroom Pembelajaran Kimia
approach on student learning Menggunakan Media

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 119


Laboratorium Virtual Internetand Higher
Berdasarkan Paradigma Education, Vol. 22, hal. 37-50.
Pembelajaran di Era Kong, S. C. 2014. Developing
Global. Kwangsan : Jurnal information literacy and critical
Teknologi Pendidikan, 6(2), 156. thinking skills through domain
DOI: knowledge learning in digital
http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw classrooms: An experience
.v6n2.p156--176. ofpracticing flipped classroom
Enfield, J. 2013. Looking at the impact strategy. Computers &
of the flipped classroom model Education, Vol. 78, hal. 160-173.
of instruction on undergraduate Krathwohl, D. R., & Anderson, L. W.
multimedia students at 2009. A taxonomy for learning,
CSUN. TechTrends, Vol. 57, No. teaching, and assessing: A
6, hal. 14-27. revision of Bloom's taxonomy of
Findlay-Thompson, S., & educational objectives.
Mombourquette, P. 2014. Longman.
Evaluation of a flipped Luo, R. 2019. Application of 5P
classroom in an undergraduate Teaching Method in China’s
business course. Business Middle School English
Education & Accreditation, Vol. Teaching. Theory and Practice in
6, No. 1, hal. 63-71. Language Studies, Vol. 9, No. 5,
Fisher, D. 2009. The use of hal. 571-575.
instructional time in the typical Majumdar, S. 2012. Web 2.0 tools in
high school classroom. The Library Web Pages: Survey of
Educational Forum, Vol. 73, No. universities and institutes of
2, hal. 168-176. national importance of West
Johnson, L., Becker, S., Estrada, V., & Bengal. DESIDOC Journal of
Freeman, A. 2015. NMC Horizon Library & Information
Report: 2015 Higher Education Technology, Vol. 32, No. 2, hal.
Edition (Rep.). 167-170.
Kim, M. K., Kim, S. M., Khera, O., & Richter, T., & McPherson, M. 2012.
Getman, J. 2014. The experience Open educational resources:
of three flipped classrooms in an education for the world?
urban university: An exploration Distance Education, Vol. 33, No.
of design principles. The 2, hal. 201-219.

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 120


Sams, A., & Bergmann, J. 2013. Flip Universitas PGRI
your students’ learning. Madiun. Kwangsan, 6(2), 199.
Educational Leadership, Vol. 70, DOI:
http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw
No. 6, hal. 16-20.
.v6n2.p199--211.
Schmidt, S. M., & Ralph, D. L. 2014.
Utomo, S. W., & Wihartanti, L. V.
The Flipped Classroom: A Twist 2019. Penerapan Strategi
on Teaching. The Clute Institute Blended Learning untuk
International Academic Meningkatkan Kemampuan
Conference, San Antonio, Texas, Berpikir Kritis Mahasiswa pada
USA 2014. Era Revolusi Industri
4.0. Kwangsan: Jurnal Teknologi
Shelly, G. B., Cashman, T. J., Gunter,
Pendidikan, 7(1), 30. DOI:
R. E., & Gunter, G. A. 2006. https://doi.org/10.31800/jtp.kw.v
Integrating Technology in the 7n1.p30--44.
Classroom. Boston: Thomson Wang, F., & Hannafin, M. J. 2005.
Course Technology. Design-based research and
Shyr, W. J., & Chen, C. H. 2018. technology-enhanced learning
Designing a environments. Educational
technology‐enhanced flipped technology research and
learning system to facilitate
development, Vol. 53, No. 4, hal.
students' self‐regulation and
performance. Journal of 5-23.
Computer Assisted Learning, Zainuddin, Z., & Keumala, C. M.
Vol. 34, No. 1, hal. 53-62. 2018. Blended learning method
Tohari, H., & Bachri, B. S. 2019. within Indonesian higher
Pengaruh Penggunaan Youtube education institutions. Jurnal
Terhadap Motivasi Belajar Dan Pendidikan Humaniora, Vol. 6,
Hasil Belajar No. 2, hal. 69-77
Mahasiswa. Kwangsan : Jurnal Zainuddin, Z., & Perera, C. J. 2018.
Teknologi Pendidikan, 7(1), 1. Supporting students’ self-
DOI: https://doi.org/10.31800/jtp. directed learning in the flipped
kw.v7n1.p1--13 classroom through the LMS TES
Tucker, B. 2012. The flipped
BlendSpace. On the
classroom. Education next, Vol.
Horizon, Vol. 26, No. 4, hal. 281-
12, No. 1, hal. 82-83.
Utomo, S. W., & Ubaidillah, M. 2018. 290.
Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp Zainuddin, Z., Habiburrahim, H.,
pada Pembelajaran Berbasis Muluk, S., & Keumala, C. M.
Masalah untuk Mata Kuliah 2019. How do students become
Akuntansi Internasional di

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 121


self-directed learners in the
EFLflipped-class pedagogy? A
study in higher
education. Indonesian Journal of
Applied Linguistics, Vol. 8, No.
3, hal. 678-690.
Zainuddin, Z., Haruna, H., Li, X.,
Zhang,Y., & Chu, S.K.W. 2019. A
systematic review of flipped
classroom empirical evidence
from different fields: what are
the gaps and future trends? On
the Horizon. Vol. 27 No. 2, hal.
72-86.

K-JTP: Vol.07, No.02/Desember 2019/hal: 104 – 122. 122

You might also like