Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 44
PEMBIBITAN (FR.COP.OPA.PBT) First Resources Ltd. One Source Infinite Possibilities OPERATIONAL BEST PRACTICES IFIRST [eroerers ~ Manual Issue No. Issue Date Issued By Name of procedure Prepared by : Hasoloan Sinaga ‘VP Operations 01 Status : General 1* July, 2012 Code : MN.FR.COP.OPA.PBT Operations CopyNo. : \4Y PEMBIBITAN Approved by jj (Spa LA Cik Sigih Fangiono Ciliandra Fangiono Dy. CEO CEO "No Copying without Fist Resoures Lc. permission except as permitted by Document Control Center (Corporate Sustainabilty) nea tooo COMMITTEE STANDARD OPERATING PROCEDURE - OIL PALM AGRONOMY No. Name Position |Steering Comimittee Operations (SCO) Hasoloan Sinaga Harianto Tanamoejono Sikin Hutomo Lau Cong Kiong ‘Triyono Widodo Erianto Tinambunan Azaria Yoga ‘Susyanto Toto 10 | Chainchua Chia 11 | Bambang Dwilaksono 7 2 3 4 5 | Lion Sanjaya 6 7 8 9 12 | Tan Eng Kiong 13 | Benyamin Basuki Yulianto Vice President Operations Managing Director Riau Managing Director Kalimantan Barat Managing Director Kalimantan Timur Deputy Managing Director Kalimantan Timur Director Plantation Riau Director Plantation Kalimantan Barat Director Plantation Kalimantan Timur - Kubar Director Plantation Kalimantan Timur - Nunukan Head Research & Development Head Sustainability Head Internal Audit Senior Manager Learning & Development Organizing Committee Operations (OCO) ‘Octen Suhadi 2 | Pandapotan Sitompul Budi Hermansyah Manager System & Development Manager Agronomy Officer Agronomy REVISION NOTES pe Section Revision | Revision History of Revision Signature 29° | Number a Date _| Number | *9 FR-CSM-COD-5/1-0/01-09.2011 Keterangan No. Pengendalian Catatan Revisi pada Prosedur bisa disesuaikan dengan identifikasi dokumen dan halaman Prosedur terkait. a TABLE OF CONTENTS 4. Tujuan 2, Ruang Lingkup 3. Defini Definisi Dokumen Referensi ‘Tanggung Jawab Filosofi, Kebijakan Dan Pedoman Teknis Pembibitan 6.1. Kualitas bibit 6.2. Pemilihan sumber bibit. 6.3. Kunci keberhasilan. - 6.4, Lokasi dan luas pembibitan. 6.5. Pemesanan kecambah 6.6. Jeni pembibitan 6.7. Pembibitan satu tahap. 6.8. Pembibitan dua tahap 6.9. Sensus pembibitan 6.10. Administrasi pembibitan. SOP Code WNFRCOPOPAPBT OPERATIONAL BEST PRACTICES st sve Ne of issue Date Py a2 PEMBIBITAN aaa te ine Sas Gore peor Papstcipages [sat 8 4, TUJUAN Untuk memberikan standarisasi pekerjaan di pembibitan yang berlaku di lingkungan First Resources Group. 2. RUANG LINGKUP Pedoman ini meliputi kebijakan dan pedoman teknis pembibitan secara sistematis di First Resources Group. 3. DEFINISI 3.1. Pembibitan ‘Suatu rangkaian kegiatan usaha_menghasilkan bibit tanaman kelapa sawit mulai dari kecambah hingga bibit kelapa sawit siap ditanam di lapangan. 3.2, Kecambah Fase permulaan pertumbuhan tanaman dalam bentuk biji dengan disertai bakal akar dan daun kelapa sawit. 3.3. Bibit Kecambah kelapa sawit yang telah berkembang hingga fasé vegetatif yaitu tumbuh daun. 3.4. Seleksi Tindakan memillh kecambah atau bibit kelapa sawit yang mempunyai sifat yang dikehendaki dan membuang kecambah/bibit yang tidak sesuai potensi/ketentuan, 4, DOKUMEN REFERENSI! 4.1, SOP Pembukaan Lahan - CLP Group 4,2. Kebijakan Teknis Agronomi Kelapa Sawit 5. TANGGUNG JAWAB 5.1. Direktur Plantation 5.1.1. Penentuan jadwal penerimaan kecambah 5.1.2. Penentuan sistem pembibitan yang akan dilaksanakan. 5.2, Plantation Controller 5.2.1. Penentuan persetujuan asisten bil khusus di pembibitan. itan sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi 5.3, Group Manager 5.3.1. Pemilihan lokasi pembibitan terbaik sesuai dengan persyaratan. 5.4, Manager Kebun 5.4.1. Peninjauan lokasi pembibitan. 5.4.2. Mengawasi dan memastikan pelaksanaan pembangunan fasilitas/ infrastuktur pembibitan. ‘No copying without First Resources Lid. permission except as permlted by Document Control Center (Corporat Sustainabilly) SOP Code NNFROOPOPAPBT OPERATIONAL BEST PRACTICES Issue No. a Issue Date uy, 2092 Revsion No, Bate _| ~ PEMBIBITAN Mines ‘Status Genel BISOURCES Pageot pages Got ot 5.4.3. Membuat program persiapan pembibitan secara terperinci. 5.4.4. Melakukan dan memonitor proses pengadaan material dan peralatan di pembibitan. 5.4.5. Memonitor pelaksanaan pembangunan dan perawatan di pre dan main nursery telah sesuai dengan jadwal dan prosedur/instruksi kerja. 5.5. Asisten Bibitan 5.5.1. Melaksanakan pembangunan fasilitas/infrastuktur pembibitan sesuai ketentuan. 5.5.2. Memonitor dan melaksanakan pembangunan dan perawatan di pre dan main nursery telah sesuai dengan prosedur/instruksi kerja. 5.6. Petugas Gudang 5.6.1. Memastikan tahapan proses pengambilan barang untuk pembibitan telah sesuai dengan prosedur yang aman dan tepat. 5.6.2. Memastikan material dan peralatan untuk pembibitan disimpan ditempat yang disediakan. 5.7. Mandor Bibitan 5.7.1. Mengawasi pelaksanaan kegiatan perawatan di pre dan main nursery telah sesuai dengan proseduriinstruksi kerja. 5.7.2. Memastikan seluruh karyawan memakai alat pelindung diri sesuai dengan peruntukkannya. ‘No copying without First Resourcos Lid. permission except as permlted by Document Control Center (Corporat Sustlnablty) Lea ‘SOP Code MN.FRCOP.OPAPAT OPERATIONAL BEST PRACTICES a oa Issue Date uly, 2012 Revision No. Date_| - PEMBIBITAN Status (General Pagelot pages Tot 34 6. FILOSOFI, KEBIJAKAN DAN PEDOMAN PEMBIBITAN 6.1. 6.2. 6.3. 6.4, Kualitas bibit kelapa sawit (jenis bibit dan tingkat pertumbuhannya) merupakan faktor penting dalam rangka mendapatkan produksi CPO yang tinggi. Kualitas bibit juga menentukan apakah tanaman kelapa sawit dapat dipanen pada umur 30 bulan di lapangan. Kualitas bibit dipengaruhi, antara lain oleh: a) Sumber bibit atau potensi genetik b) Kultur teknis dalam penanaman dan pemeliharaan bibit. c) Seleks! bibit d) Umur bibit pada waktu ditanam di lapangan. Pemilinan sumber bibit merupakan faktor terpenting, karena setelah ditanam di lapangan selama 25-30 tahun potensi produksi tidak mungkin dapat diperbaiki, sedangkan faktor-faktor lain masih dapat diperbaiki pada tahun-tahun berikutnya Kunci keberhasilan dalam mendapatkan bibit terbaik adalah persiapan pembibitan yang matang, disertai dengan pelaksanaan kultur teknis yang baik. Lokasi dan Luas Pembibitan 6.4.1. Syarat-syarat lokasi pembibitan a) Dekat sumber air dan air tersedia cukup banyak dengan kualitas yang sesuai (volume air harus tersedia dalam jumlah cukup pada musim kemarau, yaitu minimal 40.000 liter/Ha/hari). Prioritas untuk sumber air yang mengalir. b) Topografi datar dan diusahakan terletak di dekat areal tanam. ¢) Tidak tergenang dan bebas dari banjir pada musim hujan. 4) Tersedia top soi! dalam jumiah yang cukup untuk pengisian polybag. ) Lokasi harus mudah dijangkau dan acces ke pembibitan harus balk. f)Dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat lebih intensif. 9) Areal harus bebas dari sumber hama dan penyakit, tersanitasi dengan baik dan terbuka, tidak terhalang oleh pohon besar atau bangunan. h) Aman dari pencurian. 6.4.2. Tahapan pekerjaan dalam persiapan areal pembibitan (pemilihan lokasi pembibitan dan pembukaan lahan/hutan), adalah sebagai berikut: ‘@) Meninjau beberapa lokasi pembibitan yang potensial. b) Pemilihan Iokasi pembibitan terbalk berdasarkan syarat-syarat di atas. ©) Mempersiapkan program bibitan yang terperinci (lay-out pembibitan, sistem penyiraman, sumber media tanah dan luasan areal yang dipersiapkan) d) Pembangunan fasilitas/infrastuktur_pembibitan (Jaringan jalan, _waduk, instalasi air, gudang dan kantor pembibitan, barak pekerja, pagar pengaman pembibitan dan lain-lain). e) Pengadaan peralatan dan jadwal penerimaan kecambah. No copying without First Resources Li, permission except as pamited by Document Control Centr (Corporate Sustainability) SOP Code NFR OPERATIONAL BEST PRACTICES: aoe = FR.COP.OPA PBT Issue Date uly, 2092 Revision No, Dato | ~ PEMBIBITAN aes ‘Status ‘General Resources ae 6.4.3. Tanggung jawab personal setiap pekerjaan dalam kegiatan di pembibitan dapat dilihat dalam pada Tabel 1.1. berikut ini ‘Tabel 1.1. Tanggung Jawab Personal Kegiatan di Pembibitan re 1. ‘Manager Kebun 2. _| Pemilihan lokasi terbaik Group Manager 3._| Persiapan program pembibitan yang rinci Manager Kebun 4._| Pembangunan fasiltas/infrastuktur pembibitan | Asisten Pembibitan 5. | Pengadaan peralatan Manager Kebun 6. _| Penentuan jadwal penerimaan kecambah Direktur Plantation 7.__| Kegiatan pembangunan dan perawatan di pre | Asisten Pembibitan dan main nursery . kompetensi dan kualifikasi itan berdasarkan persetujuan 6.4.4. Asisten bibitan harus level senior yang memi khusus di pembibitan. Penentuan asisten bi Plantation Controller. 6.4.5. Jarak antar bibit di pembibitan akan mempengaruhi umur bibit di pembibitan hingga bibit siap di pindahkan ke lapangan. Ketentuan jarak antara bibit di pembibitan dapat dillhat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. Ketentuan Jarek Antar Bibit Di Pembibitan (Main Nursery) Rice eta Ii8 | CSTE Re) 0,90 m X 0,90 m X 0,90 m 10-12 bulan 1,25 mX 1,25 mX 1,25m 12-18 bulan* Keterangan: * Untuk sisipan 6.5. Pemesanan Kecambah 6.5.1. Tujuan pemesanan kecambah yaitu mempersiapkan sumber bibit berkualitas baik yang akan menentukan tingkat produktifitas tanaman dan efisiensi operasional secara keseluruhan. 6.5.2. Pemesanan kecambah untuk pembibitan harus dilakukan dalam jumlah yang cukup sehingga seleksi yang ketat tidak akan mengakibatkan kekurangan bibit untuk ditanam di lapangan. 6.5.3. Kecambah yang harus dipesan adalah 200 kecambah per hektar areal penanaman (planted area) dengan kerapatan tanaman 136-150 pokok per hektar. No copying without First Resources Lt, permission except as permitted by Document Conte! Gener (Corporate Sustanabiiy) ‘SOP Code MINFR.COP.OPAPAT OPERATIONAL BEST PRACTICES Tsaue No, of Issue Date ly, 2012 Revision No, Date_|- PEMBIBITAN aie, Status ‘General RESOURCES Pagelot pages ‘Sof 34 6.5.4. Pemesanan_kecambah_harus_dilakukan_dengan_mengacu_pada_program penanaman. Pemesanan kecambah dilakukan 24 bulan sebelum penanaman di lapangan. Batas minimal waktu pemesanan ini telah memperhitungkan waktu pengajuan kecambah (12 bulan sebelum penerimaan) dan pelaksanaan tahap pembibitan (12 bulan). Jadwal_pemesanan kecambah sebaiknya juga memperhitungkan japan di pembibitan (tanah, polybag, dan_sebagainya) dan kemampuan penanaman kecambah. 6.5.5. Perkiraan kebutuhan bahan tanaman per ha dan program tanam disajikan pada Tabel 1.3. di bawah ini: ‘Tabel 1.3. Waktu dan Jumlah Penerimaan dan Seleksi Kecambah dan Bibit AU ee Glee (Cron mec) IPenerimaan Kecambah - Seles o | 3-5 IKecambah ditanam di Persemaian 80 |Pre-nursery) - Seles 2 } 25-5 #10 - Solos 3 IBibit semai dipindah ke pembibitan utama 80 (tain-nursery) |- Seleksi 6 - Selekst 9 | 10-15 #20 |- Selekst 10-12 BIbit siap tanam al lapangan 2150 (Termasuk bbit untuk sisipan) Bibit untuk sisipan 5 7 [Total Seleksi 765-250 | #50 [No copying without First Resources Lia permission except as permitted by Document Control Cente (Corporate Sustlnabilty) OPERATIONAL BEST PRACTICES a re Tue Dat ay 2012 Revision No Dato | - PEMBIBITAN First Sis General Feeveeet Pageloipages | t0of 34 Time Schedule Pemesanan Kecambah Lokal/Dalam Negeri Cees Perlinan Pemesanan kecambah Rencana kecambeh dlterima Program tanam Pee Program tanam 6.6. Jenis Pembibitan 6.6.1. Ada dua sistem pembibitan, yaitu pembibitan satu-tahap dan dua-tahap. Kebijakan perusahaan menagunakan sistem pembibitan dua-tahap. Perubahan jenentuan pemilihan sistem pembibitan ditetapkan oleh Direktur Plantation. 6.6.2, Pembibitan Satu-Tahap (Single Stage) 6.6.2.1. Pada pembibitan satu-tahap kecambah langsung ditanam dalam large bag di pembibitan_utama yang mula-mula letaknya diatur saling berdekatan. Sesudah 2 atau 3 bulan, bibit tersebut letaknya dijarangkan seperti pada pembibitan dua-tahap di pembibitan utama 6.6.2.2. Pada perkebunan yang sudah mapan (established) dengan areal pembibitan yang tidak luas, maka dapat digunakan pembibitan satu- tahap. smbibitan Dua-Tah ible Sta 6.6.3.1. Pada pembibitan dua-tahap, kecambah mula-mula ditanam dalam polibag kecil (baby bag) di persemaian dan sesudah 3 (tiga) bulan, bibit tersebut dipindahkan (transplanting) ke polibag besar (large bag) i pembibitan utama, ‘No copying witout First Resources Lid, parmissionexcopt as permitted by Document Control Center (Corporat Sustalnebilty) SOP Code MN.FR.COP OPAPET OPERATIONAL BEST PRACTICES Teeue Ne. oF Issue Date 1 duly, 2012, Revision No./Date _| - PE :MBIBITAN oa am Pagelof pages tof 34 6.6.3.2. Di proyek-proyek baru yang membutuhkan bibit dalam jumiah besar dan harus dikembangkan dalam jangka waktu yang singkat, sebaiknya digunakan pembibitan dua-tahap. Hal tersebut disebabkan karena untuk persiapan lahan pada proses awal hanya dibutuhkan areal yang lebih kecil sehingga pengelolaan tahap persemaian dapat lebih intensif. Disamping itu, akan lebih mudah untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan tersedia waktu yang cukup untuk persiapan lainnya. 6.7. Pembibitan Satu-Tahap (Single Stage) 67.1. 6.7.2. 67.3. Secara_umum pembibitan satu-tahap hampir sama dengan pembibitan dua- tahap. Prinsip dasar pembibitan satu-tahap kecambah langsung ditanam dalam large bag yang letaknya mula-mula diatur saling berdekatan. Sesudah 2 atau 3 bulan, bibit tersebut letaknya dijarangkan seperti pada pembibitan dua-tahap di main-nursery. Pemupukan pada pembibitan satu-tahap harus disesuaikan dengan program yang telah direkomendasikan oleh Departemen Riset (lihat Tabel 1.4). Pemupukan Controlled Release Fertilizer (CRF) dilakukan dengan cara meletakkan pupuk ke dalam tanah yang terlebih dahulu dibuat lubang (tugal). Tempat pupuk berada di 4 (empat) sisi bibit. Pemupukan pada tahap dilakukan tanpa dengan semprotipenyiraman. Teknis periakuan dan proses yang dilakukan di pembibitan satu-tahap mengacu pada ketentuan pembibitan dua-tahap. Tabel 1.4. Program Pemupukan untuk Pembibitan Kelapa Sawit (Satu Tahap) FES [Penge |= [Dionne down | tanh pauses 4 er Dipl pa si ont 8 Se Diesen rah ‘6 a Opens rh 2 iow permuian ran 2 tog | qr [pelea eh % ‘Sor Open ah 40 159° 159r_| Dipermukaan tanah ‘no copying without First Resources Lt. permission except as permitted by Document Contol Center (Corporat Sustinabiy) SOP Code MNFRCOP-OPAPBT OPERATIONAL BEST PRACTICES Tssuo No. of Issue Date uy, 2072 Revision No./Date | « PEMBIBITAN ime Status General rerouner? Pagaot pages of 6.8, Pembibitan Dua-Tahap (Double Stage) 6.8.1. Persemaian (Pre-Nurs 6.8.1.1, Jadwal keaiatan pembangunan dan perawatan persemai a) Membangun bedengan. b)_Membangun gudang. c) Memasang sistem instalasi air. d) Mengisi baby bag dengan tanah dan menyusun di bedengan. ) Menanam kecambah. f) Perawatan bibit. 6.8.1.2. Persizpan persemaian Lokasi persemaian harus berdekatan dengan pembibitan utama. Lokasi ini harus dibersihkan dari gulma maupun kayu serta diratakan tanahnya. Dibuat bedengan dengan ketentuan: a) Arah bedengan memanjang dari Timur ke Barat. b) Panjang bedengan disesuaikan dengan keadaan lapangan. ©) Lebar bedengan 1,2 m. 4) Jarak antar bedengan 1,0 m. e) Ditepi bedengan dibuat penahan dari kayw/papan/bambu. 6.8.1.3. Baby bag, tanah dan pengaturannya 1 Baby bag untuk persemaian adalah baby bag dengan kualitas bai, ukuran lebar 15 cm, tinggi 23 cm dan tebal 0,075 mm, wama hitam dan terdapat lubang-lubang drainase (setelah diisi tanah akan berdiameter + 10 cm dan tinggi + 20 om). Kebutuhan baby bag untuk per ha bibit di lapangan adalah 200 lembar + 2 %. Pot tray saat ini sudah banyak digunakan sebagai pengganti baby bag. Pot tray merupakan pot yang sudah tersusun sebanyak 24 buah (4 x 6 buah) per unit (tergantung jenis bibitnya). Bentuk pot tray dapat dilinat pada Gambar 1.1. berikut ini. Gambar 1.1. Pot Tray ‘No copying without First Resourcos Lid parmission except as permitted by Document Control Center (Corporat Sustainability) SOP Cote MALFR.GOP OF OPERATIONAL BEST PRACTICES ee — Ive Dato ay 2072 Revision No. Bat PEMBIBITAN eee = — yaeeren Pageltpages | 19ot 34 3. Tanah yang digunakan untuk media adalah tanah mineral lapis atas (top soil) dan tidak bercampur dengan batu atau keri Tekstur tanah sebaiknya lempung berliat dengan drainase yang baik. Untuk tanah mineral dengan kandungan liat tinggi, maka harus dicampur pasir dengan perbandingan 1 : 3 (pasir : iat). Apabila di lokasi pembibitan tersedia solid (limbah padat PKS), maka tanah bisa dicampur dengan solid menggunakan perbandingan 1:3 (tanah : solid) 4. Top soil diayak menggunakan ayakan berukuran 1 om untuk memisahkan bongkah tanah dan sisa-sisa akarikerikil. Tumpukan tanah yang telah diayak kemudian ditutup dengan terpal piastik sehingga tidak basah kena hujan agar pengisian tanah dapat berjalan lancar. ." 5. Tanah yang telah diayak, dicampur dengan pupuk RPH sebanyak 5 kg per + 2 m? sebelum pengisian ke baby bag (+ 1,000 baby bag). Pada waktu pencampuran tanah dengan pupuk RPH, tanah harus kering dan pencampuran harus merata 6. Isikan tanah tersebut kedalam baby bag sampai penuh (+ 1 kg/baby bag) dan dipadatkan. \Jangan mengisi tanah basah terutama yang berkadar liat tinggi ke dalam baby bag karena akan terjadi pemadatan yang akan lberakibat buruk terhadap pertumbuhan akar 7. Baby bag disusun rapat dan rapi sehingga membentuk bedengan selebar + 120 cm (10 baby bag) dan panjangnya tergantung pada jumlah bibit per nomor kelompok. Baby bag harus siap minimal 1 (satu). minggu sebelum kecambah ditanam dan_penyiraman dilakukan setiap hari agar tanahnya lembab dan kompak. 8. Pinggiran bedeng diberi palang kayu/papan/kawat agar baby bag tidak roboh. Antar bedengan dibuat jalan kontrol dengan lebar 120 ‘om memanjang persemaian (lihat Gambar 1.2.) ‘No copying witout First Resources Lid permission except as permitted by Document Control Cente (Corporat Sustalnablty) ee OPERATIONAL BEST PRACTICES itera al Tee Dat nay 2 Revlon No. Bato_|- PEMBIBITAN ame = Pagelotpanes | T4of 34 \ 120m Panjang bedengan tergantung Papan label ada jumiah bibit per nomor kelompok — Pinta masak Jaan konel 420m] Plot Bedengan Palang kayu/papan/kawat of sebagai penahan baby bag, apan tape! Gambar 1.2. Lay Out Bedengan di Persemaian 6.8.1.4. Papan label untuk nama jenis bibit 1. Tujuan pembuatan papan label adalah a) Mengidentifikasi jenis dan sumber kecambah. b) Mengetahui usia di persemaian untuk keperluan transplanting ke pembibitan utama. c) Mencatat jumlah bibit Untuk pemisahan kelompok bibit, dibuat papan label dengan ukuran 15x20 cm, tinggi 30 cm dari permukaan tanah, cat dasar warna putih dan tulisan warna hitam. Papan label terletak paling depan dari setiap plot bedengan dan berhadapan langsung dengan jalan masuk ke persemaian. Setiap papan label harus menunjukkan: asal kecambah (misalnya DxP Marihat), nama kelompok, jumiah kecambah dan tanggal kecambah ditanam (Gambar 1.3.). "No copying without First Resources Li, permission except as pormited by Document Control Centr (Corporate Sustainability) SOP Cade NNFROOP OPAPBT OPERATIONAL BEST PRACTICES a a Issue Dato uy, 2012 Revision No Date | - PEMBIBITAN moss Status General FEROURCES Pagelot pages 150 34 20 om Kompleks/Piot Jumlah Kecambah Tanggal Tanam 15cm] jong No. Persilangan 30m Gambar 1.3. Papan Label Kelompok Bibit di Persemaian 6.8.1.5. Penerimaan, penghitungan dan penanaman kecambah 1 Pihak kebun harus mendapatkan informasi pengiriman kecambah paling lambat 3 (tiga) hari sebelum kecambah sampai di lapangan. Ketentuan ini digunakan sebagai toleransi waktu pengiriman kecambah dari produsen sampai di lapangan. Kecambah yang dikirim oleh produsen kecambah (jasa pengangkutan) akan_diterima oleh _pihak_kebun_di_lokasi pembibitan. Apabila pada kondisi tertentu, dimana kecambah diterima di gudang kebun, maka kecambah harus segera dikirim ke lokasi pembibitan tujuan kecambah. Instruksi_ Kerja Penerimaan Kecambah disampaikan pada WLFR.COP.OPA.PBT.01 Kecambah harus ditanam pada hari itu juga atau paling lambat 4 (satu) _hari_setelah_penerimaan_kecambah. Sebelum ditanam, kecambah harus dihitung dan diseleksi. Penghitungan dan seleksi kecambah terdapat pada Instruksi Kerja WLFR.COP.OPA.PBT.02. Penghitungan dan seleksi dilakukan di atas mal “Counting Sheet” terbuat dari kayu triplek berukuran 30x50 om atau nampan plastik yang bagian atasnya sudah diberi nomor 1-100 (Gambar 1.4). Proses penghitungan dan seleksi dilakukan oleh orang yang ditunjuk sesuai keterampilan yang dimilikinya dan didampingi oleh Asisten Pembibitan. Pedoman seleksi Kecambah disajikan pada Gambar 1.5. ‘No copying without First Resources Ltd. permission except es permited by Document Control Center (Corporat Sustlnabilty) eee ‘SOP Code MNFR.OOP OPA PBT OPERATIONAL BEST PRACTICES Tesue Ne. oF Teeve Date 1 duly, 2012 Revision No./Date | - ‘Status General Pagelot pages: 16of 34 PEMBIBITAN 5. Kecambah yang abnormal, patah, busuk, berkutu dan berjamur harus dipisahkan, dihitung dan dikumpulkan tersendiri sebagai bukti pembuatan Berita Acara_ Seleksi_termasuk _gambar disampaikan kepada Estate Departemen dan Logistik Departemen Regional. Ciri_ kecambah normal dapat dilihat pada diferensiasinya, dimana pucuk (plumula) dan akar (radicula) dapat dibedakan dengan jelas. Pucuk bentuknya meruncing sedangkan akar agak tumpul, panjangnya + 8-25 mm berwarna putih gading dengan posisi saling bertolak bélakang. 6. Kecambah afkir dapat dimusnahkan setelah_mendapatkan verifikasi Internal Audit Departemen Regional 7. Sebelum ditanam, letakkan kecambah ke dalam wadah tertentu yang telah berisi larutan fungisida sesuai rekomendasi Departemen Riset. Wadah sebaiknya diletakkan di tempat yang sejuk/memilki sirkulasi udara balk. 8 Penanaman kecambah harus dilakukan per kelompok. Sebelum Penanaman kecambah, baby bag yang telah diisi tanah harus disiram terlebih dahulu. Apabila ditemukan kecambah ganda, maka kecambah tersebut ditanam secara terpisah dengan kelompok lainnya untuk memonitor pertumbuhannya. 9. Penanaman kecambah harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti agar akar dan pucuk tidak patah dan pastikan posisi akar (radikula) di bawah. Instruksi Kerja Penanaman Kecambah terdapat pada WI.FR.COP.OPA.PBT.03. 10. Kebutuhan tenaga penanaman kecambah, yakni 1 hk dapat menanam 750-1.000 kecambah. METODE PENGHITUNG DAN SELEKSI KECAMBAH ‘alald Beegegaeeo goo KeKeKe) 30cm @ e000 goacado OOO eC|@)O O©GOOC|O|}0 ) eoeeceoo aeageodce ageeeeoe a e a ag a e ae 9 @ GAO O edoede ede ie rae 0) een Gambar 1.4. Mal Penghitung dan Seleksi Kecambah "Counting Sheet" |No copying without First Resources Lid. permission except as permitted by Document Control Center (Corporate Sustlnebilty) SOP MN.FR. PA.PBT OPERATIONAL BEST PRACTICES . — “ .COP.OPAPBI (eve Date Fy 2 Radon No onto | PEMBIBITAN nen Sam = ot of Pagelof pages: Gambar 1.5a. Kecambah Normal Kecambah abnormal Gambar 1.5b. Kecambah Bantat atau Terhambat Gambar 1.5. Bentuk Graham Gambar 1.5, Akar Terpuntir Gambar 1.5. Pedoman Seleksi Kecambah Gambar 1.5e. Bentuk Garputala ‘No copying witout First Resources Lid. permission except as permitted by Document Control Center (Corporate Sustlnebilty) SOP Code TWN.FR.COPOPAPBT OPERATIONAL BEST PRACTICES ane a Issue Date duly, 2012, Revision No./Date _| - PEMBIBITAN ‘Status General Resounett Pagelof pages Bot 34 6.8.1.6. Penyiraman 1. Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore). Bibit tidak perlu iram besok paginya jika pada malam hari turun hujan lebih besar dari 6 mm. Kebutuhan air adalah 0,2-0,3 liter per baby bag per hari. 2. Penyiraman dilakukan dengan mekanis dengan sistem berkabut (mist irrigation). Contoh lay out penyiraman secara mekanis dapat dilihat pada Gambar 1.6. terpenting dan harus « terutama dalam fase awal di persemaian. Penyiraman adalah salah satu perlakuan pemeliharaan jlaksanakan dengan sebaik-baiknya, £60m Seedlings bed 12m) x 28m (L) [ute wo de lastance 3.5m Gambar 1.6. Contoh Lay Out Penyiraman Secara Mekanis ‘No copying witout First Resources Lid permission except as permited by Document Control Center (Corporate Sustalnebilty) OPERATIONAL BEST PRACTICES = = wt FR.COP.OPAPBT Tesve Date Fy 2012 Revision No (Dato PEMBIBITAN ieee aaa aml boo oOo Pemupukan 1. Aplikasi pemupukan harus disesuaikan dengan program yang telah direkomendasikan oleh Departemen Riset (lihat Tabel 1.5.). Selanjutnya pemupukan di persemaian selalu dilakukan dengan cara menyiramkan larutan pupuk (dengan menggunakan gembor). Penyiraman dengan larutan pupuk sebaiknya dilakukan di sore hari setelah penyiraman selesai dilakukan. 2. Apabila muncul gejala akibat defisiensi unsur hara yang spesifik atau gejala-gejala lain karena efek pemupukan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan ke Departemen Riset dengan disertai informasi perlakuan yang digunakan. 3. Pemupukan pada saat persemaian dllakukan bersamaan dengan penyiraman secara mekanis. 4. Pemakaian pupuk NPK di bibitan direkomendasi jenis P terlarut dalam air (water soluble P) dengan minimal 2/3 dari total P. P bersumber_dari_MAP/DAP_yaitu Monoammonium phosphatel Diammonium phosphate. Unsur P terlarut merupakan jumlah P yang tersedia untuk plant uptake sesudah aplikasi. ‘Tabel 1.5. Program Pemupukan untuk Pembibitan Kelapa Sawit (Dua Tahap) iene ae | stow Retezse | adres Pee a cease Perso a Pengisian| Sor Damp dengan tana babybag tanan 1 Wo oie marae Diam secre lanl seta sbulan untuk a bi 2 WO gi era Disa sezara melanis aetal abun unk 0 bi 3 To oie merak Disrom soca mekanis 4 skal eebulen ani 00 Bc [Pembibitan Utama 7‘ Pengisian| 100gr| _t0gr Dicmpor dengan anh pooag ‘anah 5 oor Dipemukaantanah 6 Wor Diperukzananah 7 20g Dipemukeantanah 3 30g | 18a" _|Dipormukoantanah 9 oor Dipermukaanianah “0 oo Dipemokaanianah # Wa | 30a | Bipemukeanianah 2 coor | S07 | Dinemukaon aah 8 wa Dipermkaan aah 1 we Dipermokaan aah ‘No copying without First Resources Lid. parmission except as parmited by Document Control Centr (Corporate Sustalnailty) ‘SOP Code MNFR.COP.OPAPBT OPERATIONAL BEST PRACTICES aan a Tseue Date Fly, 2012 Revision No. Date_| = PEMBIBITAN eee Status ‘General Frsourcrs Pagelofpages Doo! a4 6.8.1.8. Pengendalian hama dan penyakit 1. Mandor Pembibitan harus waspada terhadap gejala serangan hama dan penyakit yang terjadi, sehingga usaha pengendalian dapat segera dilakukan. 2. Metode pengendalian hama dan penyakit di pembibitan sesual dengan rekomendasi (Tabel 1.6.) 3. Stok insektisida dan fungisida yang jenisnya sesuai dengan rekomendasi harus tersedia di gudang kebun. Harus dihindarkan penyimpanan bahan tersebut dalam jumlah berlebihan. |Penyimpanan insektisida dan fungisida harus dijaga jangan sampai ltercampur dengan bahan lain (herbisida). Pompa semprot yang dipakai untuk insektisida/ fungisida harus khusus dan tidak boleh [dipakai untuk keperluan lainnya. Tabel 1.6. Pedoman Pengendalian Hama dan Penyakit di Pembibitan Kelapa Sawit | Jenis cera Pee ed ae Hamal Penyakit| Pengendalian| ee ee acl [Tungaumerah [Penyemprotan [PKS "SA 15" [Amitraz 08 2minggu | 1 Propargit 05 2minggu | 1 etraditon 05 2minggu | 4 [apogenial | Penyemprotan [PKS "SA 15° |Fipronll 05 T0nad | 1 |Adoretus Dettamethrin 05 740hai | 4 [Belaiang [Penyemprotan [PKS "SA 15" |Fipronl 05 7A0nai | 1 Dettamethcn 0s 740hai | 4 Lamda sihalotin) 05 740hai | 4 [Tikus [Pengumpanan |Manual [Coumatetralyt | * butripolbag | S-4 hari 1 lat api IPenyemprotan |PKS°SA 15" |Dettamethrin os 2minggu | 1 Uta kantongy lLamda sinalotrin] 05 2minggu | 1 et bute [Antracnose’ —[Penyemprotan [PKS “SA 15° [Benomil 20 tminggs | 1 \Leat spou IMenkozeb [Blast disease Karbendazim ‘No copying without First Resources Lid parmission except as permitted by Document Canto! Center (Corporate Sustainability) OPERATIONAL BEST PRACTICES ‘SOP Code MINFR.OOP.OPAPBT eae Teeve No 0 issue Date 1 duly, 2012 Revision No./Date | - PEMBIBITAN came = Pagelot pages 2A of 34 6.8.1.9. Pengendalian quima a Pengendalian guima di persemaian hanya dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabuti seluruh jenis gulma yang tumbuh di dalam baby bag. Bersamaaan dengan pengendalian guima tersebut, dilakukan penambahan tanah ke dalam baby bag pada bibit yang doyong dan tersembul akamya. 6.8.1.10. Seleksi bibit di persemaian 1 Seleksi bibit dilakukan untuk membuang bibit yang mempunyai bentuk dan pertumbuhen abnormal serta bibit yang terserang hama dan penyakit. Bibit yang abnormal hasil seleksi dikumpulkan secara terpisah dan segera_diperiksa oleh Askep/ Manager Kebun_sebagai_bukti pembuatan Berita Acara_disampaikan_Estate_Departemen Regional. Pada saat seleksi dan sebelum bibit abnormal Nomor baris cSt S——> Jumiah bibit Gambar 1.10. Nomor Teller Pembibitan Utama 5. Cara penanaman bibit ke large bag dapat dilhat pada Instruksi Kerja WLFR.COP.OPA.PBT.03. Penyiraman 1. Penyiraman bibit dilakukan 2 (dua) kali sehari, yaitu sejak 07.00- 11.00 dan pukul 15.00-18.00 sampai selesai. Kebutuhan air rata- rata untuk setiap bibit adalah + 2-3 liter per large bag per hari tergantung umur bibit. 2. Bila terjadi hujan minimal 10 mm pada hari sebelumnya, maka tidak periu dilakukan penyiraman pada har itu 3. Penyiraman dilakukan dengan _—_ sistem _pengkabutan (Sumisansui/Kirico). Lay-out penyiraman dengan sistem ini dapat dilihat pada Gambar 1.8. 4. Selang sistem pengkabutan dapat digunakan maksimal sampai dengan 3 (tiga) siklus pembibitan, 5. Spesifikasi selang sistem pengkabutan dapat dilihat pada Tabel 1.7. di bawah ini: Tabel 1.7. Spesifikasi Selang Sumisansui/Kirico Sees Lebar selang [50 mm IKecepatan suplai air 130 - 480 c¢/menit Bahan Polietilene spesial Panjang selang per unit 100 m/ gulungan Jumiah per paket '5 gulungan "No copying without First Resources Lid pomission except as pormited by Document Control Center (Corporate Susalnailty) eee ‘SOP Code MNFR.COP.OPAPAT OPERATIONAL BEST PRACTICES oN 7 Issue Date July, 2012 Revision No./Date _| = PEMBIBITAN Siatus General Pagelot pages: Bot 4 6. Teknis pelaksanaan Sistem Pengkabutan a) b) ¢) 4) 9) h) Tekanan air antara 0,2 — 0,8 kg/om? Panjang selang 30m 50m 100m TTekanan ait 0,2 keer 200 ce/menit | 480 c¢/monit | 130 c¢/menit 0.8 ke/em®? 480 cc/menit| 440 c¢/menit | 340 c¢/menit Panjang pipa pompa sampai sumber air adalah 100 m. Gunakan penyaring “filter” pada pipa pompa air untuk mencegah tersumbatnya selang Sistem Pengkabutan dari kotoran atau tanah-yang terikut air. Apabila tidak dipasang penyaring, maka sebelum air dialirkan dari pipa pompa menuju selang Sistem Pengkabutan harus dialirkan ke pipa sementara untuk memisahkan/ mengendapkan kotoran atau tanah dengan air. Untuk mencegah selang Sistem Pengkabutan tergulung oleh angin, maka harus diikat dengan kawat. Setelah infrastruktur sistem Sistem Pengkabutan terpasang dengan benar, maka 3 (tiga) katup selang Sumsisansui pada plot 1 dibuka dan mesin pompa dinyalakan. Penyiraman setiap plot pembibitan dilakukan selama 30 menit atau sebanding dengan menghasilkan air 6 mm, setelah itu katup pada plot 1 itutup. Kemudian 3 (tiga) katup selang Sistem Pengkabutan pada plot 2 dibuka untuk penyiraman selama 30 menit pada plot tersebut, begitu seterusnya sampai seluruh plot tersiram. “jangan menyiram 2 (dua) atau lebih plot dalam waktu bersamaan." Ketinggian kabut penyiraman 1,2—1,5 m. Program preventive maintenance harus dijalankan oleh Asisten Pembibitan secara rutin sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ditugaskan 1 (satu) orang operator khusus pompa air dengan tugas: + Mengelota mesin pompa ait * Memeriksa serta memperbaiki pipa air di lokasi pembibitan setiap harinya. ‘* Mengerjakan administrasi mesin pompa air. ‘No copying without First Resources Lt. pormission except as permed by Document Control Center (Corporat Sustainability) OPERATIONAL BEST PRACTICES ‘SOP Code MINFRCOP.OPAPBT Tssue No, or PEMBIBITAN en Issue Date duly, 2012 Revision No. Dato _| Siatus General Pagelot pages: ELE! 6.8.2.6. Pemupukan 4. Pemupukan di pembibitan utama dilakukan sesuai dengan program yang telah direkomendasikan (Tabel 1.5). Pemupukan pada tahap ini dlakukan dengan cara menabur pupuk di permukaan tanah dalam large bag. 2. Apabila muncul gejala akibat defisiensi unsur-unsur hara yang spesifik atau gejala-gejala lain karena efek pemupukan, maka haris segera dilaporkan dengan disertai informasi perlakuan dan foto dari gejala yang dimaksud ke Departemen Riset. 3. Pemupukan harus dilakukan dengan memakai takaran yang sudah dikaliberasi dan distandarisasi dengan menggunakan timbangan an Tidak dibenarkan memupuk tanpa takaran (disebar langsung dengan tangan) 6.8.2.7. Pengendalian hama dan penyakit 1. Mandor pembibitan harus dipilih yang sudah berpengalaman dan waspada terhadap gejala adanya serangan hama dan penyakit yang terjadi, sehingga usaha pengendalian dapat segera dilakukan. Dimusim hujan rotasi penyemprotan curvularia seminggu sekali. 3. Pada musim kering, ketika terjadi serangan tungau merah, penyemprotan dilakukan 2 minggu sekali hingga serangan di bawah ambang, Fs Biasanya _serangan hama Apogonia sp. terjadi__karena pengendalian gulma yang tidak “up date". 5. Metode pengendalian hama dan penyakit di pembibitan harus sesuai dengan rekomendasi Departemen Riset (Tabel 1.6.).. 6. Stok insektisida dan fungisida yang jenisnya sesuai dengan rekomendasi harus tersedia di gudang kebun untuk tingkat serangan minimal 2% (insektisida) dan 5% (fungisida). Harus dihindarkan penyimpanan insektisida dan fungisida dalam jumlah berlebihan atau tidak tersedia di gudang. 7. Alat semprot (knapsack sprayer) harus disediakan khusus untuk semprot_hama/penyakit dan dicat dengan warna_kuning pada punggung knapsack sprayer. Alat semprot khusus ini tidak boleh digunakan untuk pekerjaan lainnya. No copying without First Resources Lid. prmission except as permited by Document Convo! Center (Corporate Sustainability) Eee OPERATIONAL BEST PRACTICES ‘SOP Code MNFR.COP.OPAPBT Issue No. of Issue Dato 1 duly, 2012, Revision No /Date_| - PEMBIBITAN ‘Status (General Pagelof pages 30 of 94 6.8.2.8. Pengendalian quima 1. 3. Guima di dalam large bag. a) Pengendalian gulma di dalam large bag dilakukan dengan cara manual setiap bulan sampai bibit cukup besar (+ 8 bulan). Tidak diperbolehkan mengendalikan gulma di dalam large bag dengan menggunakan herbisida b) Konsolidasi bibit (mendirikan dan menegakkan bibit doyong) dilakukan bersamaan dengan pengendalian guima. Gulma di antara large bag. Pada umur >8 bulan, pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan herbisida paraquat dosis 2-2,5 liter per ha blanket (konsentrasi 0,3%). Nozel dari sprayer yang digunakan adalah polijet kuning yang dilengkapi dengan sungkup dan posisinya harus lebih rendah dari permukaan large bag pada saat penyemprotan. "Tidak diperkenankan menggunakan herbisida sistemik" Alat_ semprot (knapsack sprayer) harus disediakan khusus untuk semprot quima dan dicat dengan warna merah pada punagung knapsack sprayer. Alat semprot khusus ini tidak boleh digunakan untuk pekerjaan lainnya. 6.8.2.9. Seleks! bibit (culling) di pembibitan utama 1. ‘Seleksi langsung dilakukan oleh petugas yang _ditunjuk (menguasai kriteria seleksi) dengan cara memeriksa bibit yang afkir. Penentuan_bibit afkir_harus_mendapatkan_persetujuan dari_Askep/ Manager Kebun sebagai dasar_pembuatan Berita ‘Acara untuk disampaikan Estate Departemen Reaional. Bibit afkir di beri tanda x warna merah di polybag, dikeluarkan dan dikelompokkan untuk dilakukan verifikasi oleh Internal Audit Departemen Regional. Setelah_diverifikasi, _bibit dapat dimusnahkan dengan cara mendodos dipangkal bibit. Seleksi bibit di main-nursery dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu: Tahap! ——_: umur bibit 6 bulan. Tahap Il ‘umur bibit 9 bulan (wajib dilakukan). Tahap Ill —_: pada saat sebelum bibit ditanam ke Lapangan. Beberapa bentuk bibit yang abnormal adalah: a) Kelainan pada habitus tanaman * Bibit tumbuh meninggi dan kaku, sudut pelepah dengan sumbu batang lebih tajam (gejala steril). Gejala muncul setelah + 2-3 bulan di pembibitan. ‘No copying without First Resourcos Lid permission except as permitted by Document Contol Center (Corporate Sustalnebilly) ‘OPERATIONAL BEST PRACTICES ae eee Tes Oat 1 BORE Revlon No. Bato_| - PEMBIBITAN Gea ats Genera bod Pageltpages | stot a4 + Permukaan tajuk rata, bentuk bibit memendek karena pelepah yang muda tidak mau memanjang dan lebih pendek dari pada pelepah yang tua. Terjadi setelah + 2-3 bulan di pembibitan * Bibit tumbuh terkulai, terjadi setelah + 6 bulan di pembibitan + Anak daun tidak membelah, sedangkan anak daun pada bibit yang lain yang umumya sama telah membelah. Terjadi setetah + 3-4 bulan di pembibitan b)_Kelainan pada bentuk anak daun (leaflet) * Sudut anak daun dengan tulang daun sangat tajam (cenderung steril). Terjadi setelah + 3 bulan lebih di pembibitan * Helaian anak daun sempit seperti jarum, kadang-kadang menggulung dan membentuk sudut yang tajam dengan tulang daun. Terjadi setelah + 3 bulan di pembibitan * Anak daun pendek-pendek dan terjadi setelah + 5 bulan di pembibitan * Anak daun tersusun sangat rapat atau sebaliknya tersusun jarang-jarang. Terjadi setelah + 5 bulan di pembibitan ©) _Kelainan daya pertumbuhan ‘Ada bibit yang bentuk dan daunnya normal tetapi pertum- buhannya sangat lambat. Bibit yang demikian (laggard seedling) termasuk bibit yang dibuang 5. Bibit yang pertumbuhannya kurang subur akibat _serangan hama, penyakit, defisiensi unsur_hara dan kesalahan_tindakan kultur’teknis " (terkena percikan herbisida, terbakar karena pemupukan yang berlebihan dan lain-lain) dapat dipelihara terus dengan perlakuan khusus. Bila 3-4 bulan setelah perawatan tidak ada perbaikan/perubahan maka bibit tersebut diafkir. 6. Pedoman seleksi bibit di pembibitan utama dapat dillhat pada Gambar 1.11 ‘No copying without First Resources Lid, permission except as permitted by Document Control Center (Corporate Sustainability) OPERATIONAL BEST PRACTICES a) a Issue No oF sue Date 1 July, 2012 Revision No, Date o PEMBIBITAN en Status General RErOURcEE Pagelot pages Ras Bibit normal Gambar 1.1 1a. Bibit Normal ng hart Gambar 1.1%b. Bibit dengan Permukaan Gambar 1.11c. Bibit dengan Daun Tajuk Rata (Flat Top) Strip Kuning (Chimera) Gambar 1.114. Bibit Steril (Erect) Gambar 1.11¢. Bibit "Juvenil" ‘No copying without First Resources Lid. permission except as permitted by Document Control Center (Corporate Sustainailiy) Pode WER OPERATIONAL BEST PRACTICES ne eA COP PAPE Tes Dao 1 nay 2012 Revelon No. Bato PEMBIBITAN eee Site Genera Hietesss Pagettpages | saat 24 Gambar 1.11f. Bibit dengan Sudut Gambar 1.11g. Bibit Raksasa (Giant Anak Daun Sempit Plant) \ Gambar 1.11h. Bibit Internod Gambar 1.11i, Bibit Internod pendek Panjang Gambar 1.11). Bibit Kerdil (Stunted) Gambar 1.1 1k. "Crown Disease" Gambar 1.11. Pedoman Seleksi Bibit di Pembibitan Utama ‘No copying without First Resources Lid. porission except as permitted by Document Control Center (Corporat Sustainability) Eaeee SOP Code WN.FR.COP.OPAPBT OPERATIONAL BEST PRACTICES Issue No, a Issue Date July, 2012, Revision No./Date _ | - PEMBIBITAN ‘Status General Pagel pages: ot 34 6.10. Sensus Pembibitan 6.9.1. Asisten Pembibitan bertanggungjawab atas pelaksanaan sensus di pembibitan. Asisten Pembibitan akan melatih karyawannya dan harus memastikan bahwa semua pencatatan data adalah benar dan tepat. Pekerjaan ini secara berkala dikontrol dan diperiksa kebenarannya oleh Askep dan Manager Kebun. 6.9.2. Sensus Pembibitan di persemaian dan pembibitan utama dilaksanakan setiap akhir tahun, Administrasi Pembibitan 6.10.1. Untuk mendukung kelancaran teknis operasional lapangan di pembibitan, diperiukan sarana administrasi yang‘ baik dan dapat menyajikan data yang tepat dan up date, mulai dari tahap penerimaan kecambah, persemaian, pembibitan utama hingga saat pemindahan ke lapangan. 6.10.2. Peta pembibitan perlu dibuat untuk mengetahui secara lebih detail letak setiap kelompok sumber asal bibit dan jumlahnya. —~ No copying without First Resources Lid. permission except as permitted by Document Control Center Corporate Sustalnabilly) OPERATIONAL BEST PRACTICES - WORKING INSTRUCTION WI Code = _WLFRGOP.OPAPBT.O1 Document Tite + Penerimaan Kecambah WEES V issue No. , Date + July, 2012, ‘Status 7 General Revision No., Date: Pagelofpages_: of 2 RINCIAN INSTRUKSI KERJA A. Penerimaan Kecambah Langsung di Lokasi Pembibitan 1. Periksa Berita Acara Penerimaan Kecambah dari produsen kecambah. 2. Periksa kotak atau koli yang diterima. "Pada saat pemeriksaan, pastikan kemasan tidak ada yang rusak dan segelnya masih dalam kondisi baik.” 3. Hitung jumiah kotak atau Koll “Pada saat penghitungan, jumlah Kotak atau koli harus sama dengan jumlah yang tercatat pada Berita Acara.” 4, Catat hasil pemeriksaan dan penghitungan di pembibitan pada Formulir Bukti Penerimaan Kecambah. aA Distribution To ared by Copy Number aN Distribution Date ya Distribution Status Controlled Uncontroted ten Suhadi ark ¥ forthe appropriate prs Dev. OPERATIONAL BEST PRACTICES = WORKING INSTRUCTION WI_Code :__WLFR.COP.OPAPBT.O1 Document Tile Penerimaan Kecambah HEE | ssue No... Date duly, 2072, ‘Status 7 General Revision No. , Date z Pagelofpages Zo 2 B. Penerimaan Kecambah Melalui Gudang Kebun a vation To Copy Number ety Distibation Date NALIN Disubton Sts Conta Uacontrled aso shai Mark ¥ forthe appropriate WP Operations Mor Sys8 Dev. Penerimaan di Gudang Kebun a) Periksa Berita Acara Penerimaan Kecambah dari produsen kecambah. b) Periksa kotak atau koli yang diterima. "Pada saat pemeriksaan, pastikan tidak ada kemasan yang rusak dan segel kemasan masih dalam kondisi baik.” ¢) Hitung jumlah kotak atau Koll “Pada saat penghitungan jumlah Kotak atau koli harus sama dengan jumlah yang tercatat di Berita Acara. d) Catat hasil pemeriksaan dan penghitungar’ di gudang kebun pada Formulir Bukti Penerimaan Kecambah. Penerimaan di Lokasi Pembibitan a) Kirim langsung kecambah ke lokasi pembibitan tujuan kecambah setelah dihitung dan diperiksa oleh gudang kebun. : b) Pastikan pada saat pengiriman kecambah menggunakan kendaraan yang ber AC, kotak kecambah tersusun baik (tidak ditumpuk lebih dari 2 kotak) dan kecepatan kendaraan tidak melebini 40 kmijam. ©) Periksa kotak atau koli yang diterima di lokasi pembibitan. "Pada saat pemeriksaan, pastikan tidak ada kemasan yang rusak dan segelnya masih dalam kondisi baik.” d) Hitung jumiah kotak atau Koll. “Pada saat penghitungan, jumlah kotak atau koli harus sama dengan jumlah yang tercatat di Berita Acara dari produsen dan Formulir Bukti Penerimaaan Kecambah di gudang kebun. ) Catat hasil_pemeriksaan dan penghitungan di pembibitan pada Formulir Bukti Penerimaan Kecambah. ‘Petpared by A) OPERATIONAL BEST PRACTICES = WORKING INSTRUCTION WILGode 7_WLFRGOP.OPAPBT.O2 Document Tie Peitungan Dan Seleksi Kecarbah TEES sue no. bate uy 2072 Sau 1 General Raveion No. , Dai Faget apes EEE ct RINCIAN INSTRUKSI KERJA 1. Buka peti satu persatu. “Jangan membuka semua peti, peti yang dibuka hanyalah peti yang sejalan dengan proses penanaman kecambah.” 2. Hitung jumlah bungkusan plastik kecambah dalam 1 (satu) peti dengan hati-hati. 3. Pisahkan bungkusan plastik kecambah dan catat sesuai dengan nomor kelompoknya (progenynya), 4. Buka bungkusan plastik kecambah 5. Letakkan satu per satu kecambah di atas nomor urut pada mal "Counting Sheef" 6. Pisahkan dan hitung kecambah abnormal, patah, busuk, berkutu dan berjamur yang dijumpai pada saat seleksi 7. Hitung jumlah kecambah normal dan letakkan pada tempat khusus yang telah berisi larutan pestisida sebelum kecambah ditanam. 8. Ulangi tahapan pada point 1 ~ 7 hingga seluruh kecambah dihitung dan seleksi. ee QO [Distribution To “Approved by Reepared by Copy Number —— Distribution Date ut Distribution Stas: [_] Controtted Uncontrolled Hasoloan Sinaga Ocfen Suhadi ‘Mark V forthe appropriate VP Operations, Mgt S738 Dev. OPERATIONAL BEST PRACTICES = WORKING INSTRUCTION WiGode 7_WIFRGOP.OPAPBT.OS Document Tie + Penanarnan Kevarbah i Persenain TEES sue no. bate fay, 202 Sau 7 General fasvsion Ne, Oxi Fagplot pages Eero RINCIAN INSTRUKSI KERJA 1. Buat lubang tepat di tengah baby bag sedalam 2-2,5 om dengan menggunakan jari telunjuk. 2. Letakkan kecambah dengan posisi bagian akar di bagian bawah dan pucuk menghadap ke atas. 3. Timbun kembali kecambah dengan tanah setebal 1-1,5 om, tanah tidak boleh dipadatkan. 4. Kecambah yang belum jelas perbedaan bakal akar dan daunnya dapat ditanam secara terpisah untuk memonitor pertumbuhannya. Sedangkan kecambah yang terlalu panjang ~akarnya dapat dipotong dengan gunting + 5 cm dari pangkalnya. 5. Selesai penanaman harus segera dipasang papan label, berdasarkan nama kelompok kecambah yang ditanam. > a DisbaionTo Annabel cpus cae Be Distribution Date 1 me ya Distibaton Sas Controlled ‘Uncontrolled aso Sing Sha ark forth oppropriae _— WP Operations Mok 938 Dex - WORKING INSTRUCTION WIGode = __WIFR.COP.OPAPBT.04 Document Title 7 Perlakuan Pemisahan Bibi Ganda HERES Tissue No. , Date duly, 2012 ‘Status 7 General Revision No. Dato = Pagelofpages : tof 1 OPERATIONAL BEST PRACTICES RINCIAN INSTRUKSI KERJA 1. Lakukan identifikasi bibit ganda. 2. Tetapkan bedeng khusus yang diberi naungan sebagai tempat perlakuan bibit ganda, 3. Siapkan large bag sebagal tempat penampung bibit ganda. 4. Siram bibit hingga jenuh. 5. Belah large bag menjadi dua bagian baby bag dengan pisau tajam sesuai letak bibit. 6. Pindahkan dan tanam bibit beserta tanahnya ke dalam large bag. Disibaon To Fepacdby: Devon De NON Distribution Status Controlled Uncontroled ociea’Sunad ark ¥ forth appropriate Tigh De. 1 OPERATIONAL BEST PRACTICES = WORKING INSTRUCTION WiLoode 7_WIFR COP OPAPETOS Document THe = Penanaman Bit oi Pembibtan Viana FEET sue No. Dato fT uy, 2072 Salus 7 General Revision No. Dale: Pagelofpages tof 1 RINCIAN INSTRUKSI KERJA 1 2. Buat lubang tepat di tengah baby bag sedalam 2-2,5 cm dengan menggunakan jari telunjuk. Buat lubang di tengah-tengah large bag dengan menggunakan pipa bor (dop) yang panjang dan diameternya sesuai dengan ukuran baby bag. Celupkan bibit ke dalam ember yang berisi air sebelum ditanam. Keluarkan bibit dari baby bag dengan cara membalikkan bibit hingga lepas. Pastikan tanah dalam baby bag tidak Pecah. Bersihkan, hitung dan kumpulkan baby bag, kemudian simpan di gudang pembibitan. Padatkan tanah dalam large bag dengan bola tahah baby bag dan permukaannya sama tinggi (bonggol/leher batang tidak terbenam dan akar tidak kelihatan). Pasang papan label setelah selesai transplanting per kelompok. Siram semua large bag yang telah selesai citanam bibit dengan air secukupnya. Teknis melubang dan menanam bibit di pembibitan utama disajikan pada Lampiran 1.1. Lampiran 1.1. Teknis Melubang dan Menanam di pembibitan utama Distibution To ‘Appigied By: ared by Copy Numer: cf.) eee cuca) ay (de smeo0| ep ts euoBody) unep ueyewed ecu wyehuod wep ewe uebuer9s| (oa) uevanveg s10~5| oe (va) urewosed p sores] oe eumoup yequisay ees sre) Vie teres] ¢ syoj98 uep yequiedcy ueeUoued] —_IsyO}9g disundedsung wep YoquIedey| ‘ueueBueved (y) esenuesiog| ‘weewoueg ueueBuevog sepuei| yequesoy ueweuevod| ep vey were UeBuEsuued] ysbuedo Bunueydsue mpyen Uo}edo}oy| “OL yoquesey ueweueved| ee wey were UBB uEcurved] yy oy Bunveydsuen yen uRIede}oy| “a yoquesey vesuousd| ep ey weep uebvedvved| —_yequieooy veweveuod moyen Ueredonoy| “VL doo'uet ae a Bunueydsueaa| Lgavdo'doo'us'Ls| Sendaghund fy) eocpeening) usp uewreueusg mye ueyederey| o vwonduos9q ‘owen “on wowasnseoy Jo poWaN —|__ _ sprepug (ge vdo'doo uss) Kiossnn, ‘squowemseow pue spuepueys ( ( ( ‘or wen ye Bus} (4) exewonsod) aig uesexBuewoa) “a6 wet} oy wane wnoqos] encip yep Bush yaa (2) eeenoni0 ga vesenuoal ve o Juesuedey oy weuey ders nag uewnere4) 6 s ‘ueyaia yew ees mesg] @ s ars veuewieoy) 1 (om weed vag ueUnquTeg) a9 oor | oo-gz | gers | os-92 | sz-vo || “ekiynaum Guek naa (ve) rewosieg) (Nd) urewossed gg veunaunued| V9 sepuens xepn] wou x noo Ea FeteteeteneeteNeereeees) Seale oe 3 7 7 © oe | o1-o9¢.| ov -o1< | os>-08< |oni>-o5< || eeafved uiedorn oseiwosio| (voweinued veeses) se ueueye4| es e co we = . ‘wow wejep veEueduatuou! (vowentuod ewe) ae enasia} vs Yay wewesyhuod (4) aseuosi0g} tiara wewentusal 5 (vodeu) wonduosoq owen “on woweunseent jo powren - - [AST uoURSHEY ‘spuepueis (aevao's0o ws18) osunN, swoweinseon pue spiepuers ( ( (

You might also like