Islamic Cooperation, Myanmar Government

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

DIPLOMASI INDONESIA TERHADAP ORGANISASI KERJA SAMA ISLAM (OKI)

DALAM MENANGANI KONFLIK ROHINGYA


Dio Rofi Sanyoto
Setyasih Harini, S.IP., M.Si
Drs. GPH Dipokusumo, M.Si
Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRACT
This research described and analyzed diplomacy conducted by Indonesia Government
concerning Organization of Islamic Cooperation in dealing with Rohingya conflict. Rohingya
Conflict formerly constituting a Myanmar’s internal state conflict goes global. It was because
the effect was felt not only by Myanmar or corresponding ethnic but also felt by Myanmar’s
neighbor states including Indonesia. As the state affected by the conflict, Indonesia took
some attempts to deal with Rohingya Conflict. Out of some attempts taken by Indonesia,
there was a multilateral diplomatic taken by Indonesia concerning international organization.
One of those international organizations was Islam-based International Organization,
Organization of Islamic Cooperation. The author employed Multilateral Diplomacy with
Human Right approach. The objective of research was to find out what diplomatic attempt
Indonesia had taken on Organization of Islamic Cooperation in dealing with Rohingya
Conflict. The research method employed in this study was qualitative research one with
primary and secondary data. Data collection was conducted using interview and
documentation methods and the data collected was analyzed descriptively.
. From the data of research, the author found that diplomatic attempts Indonesia had taken
against Organization of Islamic Cooperation had not been maximal due to some constraints.

Keywords: Multilateral Diplomacy, Republic of Indonesia Government, Organization of


Islamic Cooperation, Myanmar Government

A. PENDAHULUAN
Negara Burma yang kemudian tidak diakui oleh pemerintah Myanmar
disebut dengan negara Myanmar adalah yaitu etnis Arakan atau yang sekarang
salah satu negara di Asia Tenggara lebih dikenal dengan etnis Rohingya
yang memiliki etnis yang beraneka (Tiara Ayu, 2016).
ragam. Pergantian nama dari negara
Burma menjadi Union of Myanmar Etnis Rohingya adalah etnis
pada 18 September 1989 mempunyai bergama Islam, sedangkan sebagian
tujuan untuk menyatukan etnis-etnis di warga negara Myanmar merupakan
dalam negara tersebut menjadi satu pemeluk agama Budha. Sehingga etnis
kesatuan negara Myanmar. terdapat 135 Rohingya merupakan etnis minoritas di
etnis yang diakui di Myanmar Myanmar. Etnis tersebut menempati
diantaranya adalah Mon, Cina, India, salah satu wilayah Myanmar yaitu
Rakhine, Burma dan Shan. Kemudian negara bagian Rakhine. Pemerintah
terdapat satu etnis di Myanmar yang Myanmar mengganggap etnis Rohingya
terdiri dari orang Bengali yang negara lain atau tetap tinggal di wilayah
kemudian melakukan perjalan secara Rakhine namun di bawah pengawasan
illegal ke Myanmar atau imigran gelap. PBB (Anna Yulia, 2015).
Pemerintah Myanmar mempertegas
status kewarganegaraan etnis Rohingya Selain pemerintah Myanmar,
melalui kebijakan yang dikeluarkan keberadaan etnis Rohingya juga tidak
berbentuk Undang-Undang diakui oleh masyarakat asli Myanmar
Kewarganegaraan tahun 1982. Dalam khususnya etnis Rakhine. Etnis Rakhine
UU tersebut, etnis Rohingya bukan merupakan etnis yang menempati
termasuk dalam etnis yang diakui oleh sebagian besar wilayah Rakhine. Etnis
pemerintah Myanmar sebagai etnis asli. Rakhine tersebut merupakan pemeluk
Menurut UU tersebut, etnis Rohingya agama Buddha. Hubungan antara etnis
tidak mempunyai dokumen-dokumen Rohingya dengan etnis Rakhine sangat
yang dapat membuktikan mengenai tidak baik serta sering terjadi konflik
kewarganegaraannya di Myanmar sektarian antara keduanya. Puncak dari
(Syarifatul Ula, 2017). konflik antara etnis Rohingya dan etnis
Rakhine adalah pada saat terjadinya
Keberadaan etnis Rohingya yang tragedi Rakhine tahun 2012. Penyebab
tidak diakui oleh pemerintah Myanmar dari tragedi tersebut adalah terdapat
tersebut menyebabkan etnis Rohingya seorang perempuan yang berasal dari
sulit untuk mendapatkan hak-haknya etnis Rakhine diperkosa dan dibunuh
sebagai warga negara. Etnis Rohingya yang tindakan tersebut dipertanggung
mengalami kesulitan untuk jawabkan kepada etnis Rohingya.
mendapatkan hak atas tempat tinggal akibatnya, etnis Rakhine melakukan
serta hak untuk mendapat pelayanan di tindakan balas dendam berupa
dalam negeri Myanmar. Misalnya, etnis pembantaian secara besar-besaran
Rohingya tidak memiliki kartu identitas terhadap etnis Rohingya (Zinda Rahma,
sehingga sulit bagi etnis Rohingya 2014).
mendapatkan pekerjaan yang layak.
Selain itu, kesulitan dalam Penyebab lain etnis Rakhine tidak
mendapatkan layanan pendidikan dan bisa menerima keberadaan etnis
kesehatan karena tingkat kemiskinan Rohingya adalah adanya kecemburuan
yang tinggi. sosial dan rasa khawatir. Kecemburuan
sosial karena terdapat peningkatan
Sikap pemerintah Myanmar yang terhadap populasi etnis Rohingya di
acuh terhadap etnis Rohingya kemudian Rakhine dalam keadaan yang sedang
berlanjut menjadi diskriminasi. genting karena terjadi konflik.
Diskriminasi tersebut ditunjukkan oleh Kemudian, etnis Rakhine khawatir
pemerintah yang menganggap etnis apabila populasi etnis Rohingya terus
Rohingya yang beragama Islam adalah meningkat maka akan mengurangi hak
minoritas yang hidup di tengah-tengah lahan yang dimiliki oleh etnis Rakhine.
masyarakat Myanmar yang sebagian Hal tersebut membuat konflik yang
besar beragama Buddha. Perwujudan terjadi semakin meningkat dan
dari diskriminasi tersebut disertai membuat keadaan di Rakhine semakin
dengan tindak penindasan, kerja paksa, memburuk.
pemerasan dengan menggunakan
kekerasan. Pemerintah Myanmar tidak Konflik Rohingya yang awalnya
mengubah kebijakannya atas etnis merupakan konflik antar etnis meluas
Rohingya, namun hanya memberikan menjadi konflik kawasan hingga
solusi. Solusi tersebut adalah memilih internasional. Etnis Rohingya terus
antara memindahkan etnis Rohingya ke menerus mengalami tindakan
diskriminasi yang menggunakan Indonesia mengalami peningkatan dari
kekerasan. Akibat mengalami tahun ke tahun, hingga pada puncaknya
penindasan dan kekerasan yang terus pada tahun 2015. Peningkatan jumlah
menerus, sebagian besar dari etnis pengungsi tersebut apabila tidak segera
Rohingya melarikan diri ke negara- ditangani maka akan mengancam
negara tetangga Myanmar antara lain stabilitas nasional Indonesia. Hal
Bangladesh yang menjadi tujuan utama tersebut mendorong pemerintah
oleh para korban kekerasan Rohingya Indonesia melakukan beberapa upaya
karena letak geografisnya paling dekat untuk menangani konflik Rohingya.
dengan negara Myanmar. Selain Indonesia melakukan berbagai jenis
Bangladesh, etnis Rohingya juga upaya, antara lain adalah memberikan
melakukan perjalanan hingga ke negara bantuan kepada korban konflik,
ASEAN lainnya yaitu Malaysia, melakukan diplomasi bilateral terhadap
Thailand dan Indonesia. pemerintah Myanmar dan melakukan
upaya diplomasi multilateral terhadap
Sebagai salah satu negara yang organisasi internasional. Salah satu
menjadi tujuan dari pengungsi bentuk diplomasi multilateral yang
Rohingya, Indonesia turut merasakan sedang dilakukan oleh Indonesia pada
dampak dari konflik tersebut. saat ini adalah diplomasi terhadap
Pengungsi yang berdatangan ke Organisasi Kerja sama Islam (OKI).
Bentuk diplomasi Indonesia memahami mengenai apa yang
terhadap Organisasi Kerja sama Islam dialami oleh subjek penelitian.
(OKI) merupakan diplomasi Menurut Flick (2014 dalam
multilateral yang menggunakan Kohmahriah, 2017) mengatakan
pendekatan Hak Asasi Manusia bahwa keterkaitan spesifik pada studi
(HAM). Kemudian dalam menangani hubungan sosial yang berhubungan
konflik Rohingya, Indonesia dengan fakta dari pluralisasi
menggunakan pendekatan dengan soft kehidupan. Kemudian untuk teknik
diplomacy yang disebut constructive pengumpulan data dilakukan dengan
engagement. Indonesia berupaya wawancara dan studi pustaka. Analisis
mendorong OKI untuk menggunakan data yang digunakan adalah reduksi
pendekatan konstruktif tersebut dalam dengan cara memfokuskan atau
menangani konflik Rohingya sehingga menajamkan topik bahasan yang
dapat mencapai tujuan dan dipilih, penyajian data adalah
kepentingan bersama tanpa menyaring keseluruhan data yang
menggunakan kekerasan. Berdasarkan didapatkan kemudian disajikan dalam
latar belakang yang telah dijelaskan, bentuk kata-kata narasi dan deskriptif,
peneliti akan memaparkan mengenai dan verifikasi data yang maksudnya
bagaimana diplomasi Indonesia adalah menyeleksi sumber data yang
terhadap Organisasi Kerja sama Islam valid sehingga dapat memberikan data
dalam menangani konflik Rohingya. yang kredibel.

B. METODE PENELITIAN Sumber data yang digunakan


dalam penelitian ini adalah sumber
Dalam mengkaji dan data primer dan sumber data sekunder.
menganalisis penelitian ini, peneliti Peneliti mendapatkan data primer
menggunakan metode penelitian melalui wawancara dengan
kualitatif deskriptif. Penelitian narasumber yang terkait dengan
kualitatif adalah penelitian yang permasalahan dalam penelitian.
dilakukan untuk mengetahui dan Kemudian untuk data sekunder yang
digunakan sebagai data penunjang C. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam penelitian diperoleh dari buku,
jurnal, skripsi atau tesis, artikel ilmiah Tindakan Represif Pemerintah
dan berita yang berasal dari media Myanmar terhadap Etnis Rohingya
online. Dalam penelitian ini, terdapat
Etnis Rohingya merupakan etnis
narasumber yang dipilih dalam
minoritas Muslim yang berada di
melakukan wawancara yaitu Diplomat
Myanmar. Etnis tersebut menempati
yang pernah bertugas di Myanmar
wilayah negara bagian Rakhine yang
tahun 1986-1989, Andika Bambang
mempunyai penduduk asli bernaman etnis
Supeno. Narasumber selanjutnya
Rakhine
adalah mahasiswa yang berasal dari
Myanmar dan beragama Buddha, Chit
Tell.

Rakhine merupakan negara menjadi Bangsa Rakhine. Pada tahun


bagian yang terdiri dari beberapa desa. 1606, etnis Mughal datang ke Arakan
Desa-desa tersebut merupakan tempat dengan menggunakan pendekatan
tinggal etnis Rohingya dan etnis kepada kaum sufi dan pedagang
Rakhine. Keduanya tinggal dalam satu Arab.Komunitas Muslim yang ada di
wilayah namun terus mengalami Arakan sudah terbentuk dari abad ke-
pergesekan hingga mengakibatkan 7. Komunitas Muslim tersebut terdiri
konflik sektarian yang menyebabkan dari berbagai ras dan suku yang
terjadinya kekerasan. Etnis Rohingya bergabung menjadi komunitas Muslim
yang dianggap bukan merupakan Rohingya. Kemudian pada tahun
warga negara asli Myanmar 1784, kerajaan Arakan diserang oleh
sebenarnya sudah menempati wilayah kerajaan Burma dan terjadi
Myanmar tersebut sejak abad ketujuh. pembantaian yang melibatkan
komunitas Muslim Rohingya dan
Awalnya agama Islam mulai komunitas Buddha Arakan. Akibat
memasuki Myanmar pada abad dari peristiwa tersebut, sekitar 200.000
ketujuh melalui pedagang Arab. Pada warga Arakan mengungsi ke Bengal
saat itu terdapat tiga keyakinan di (Alhaq, 2017).
Myanmar yaitu Hindu, Buddha dan Pada masa kolonialisme,
animisme. Kemudian adanya Inggris memasuki Myanmar pada
pernikahan antara pimpinan pedagang tahun 1824. Terdapat perjanjian
Arab dengan masyarakat asli maka Yandabo yang mengatur mengenai
terjadilah akulturasi agama dan masuknya kerajaan Burma pada
kebudayaan sehingga membuat wilayah administrasi negara
seluruh rakyat Arakan atau yang persemakmuran Inggris-India. Pada
sekarang disebut Rakhine menjadi masa penjajahan, Inggris membawa
pemeluk agama Islam. Setelah itu, pekerja dari India dalam jumlah yang
pada tahun 957 terjadi konflik yang besar. Terdapat petani musiman
menyebabkan terbunuhnya raja dari berasal dari Bengal yang dipekerjakan
kerajaan Hindu oleh serangan yang oleh Inggris sehingga membuat
berasal dari bangsa Mongol. kemarahan petani Burma sehingga
Kemudian terjadi migrasi besar- terjadi gelombang nasionalisme.Pada
besaran dari besar-besaran yang tahun 1937 Masehi, Inggris
menyebabkan bercampurnya ras India menyatukan kembali Burma dengan
dan Indo-Burma yang kemudian Arakan. Penyatuan kembali oleh
Inggris tersebut disertai dengan Dari 135 etnis yang terdapat di
provokasi kepada etnis Buddha Myanmar, etnis Rohingya ialah satu-
sehingga menyebabkan tindak satunya etnis yang tidak mendapat
kekerasan dan penindasan terhadap pengakuan dari pemerintah Myanmar.
etnis Muslim Rohingya pada tahun Pemerintah beranggapan bahwa etnis
1938 yang kemudian terjadi pada Rohingya adalah orang Bengali yaitu
tahun-tahun berikutnya (Waluyo, T.J. sebutan bagi salah satu suku yang ada
2012). di Bangladesh, kemudian orang
Memasuki masa transisi antara Bengali tersebut dianggap menjadi
Inggris dan Jepang, etnis Rakhine dan imigran gelap atau pendatang yang
etnis Rohingya mulai dimanfaatkan tidak resmi di negara Myanmar yang
oleh para penjajah. Dalam rangka berbatasan langsung dengan
upaya Jepang ingin mendapat Bangladesh. Orang Bengali tersebut
kekuasaan secara penuh, maka Jepang kemudian berubah menjadi etnis
melakukan upaya untuk mengalahkan Rohingya atau pemerintah Myanmar
Inggris yang sudah lebih dulu biasa menyebutnya orang muslim.
menduduki Myanmar. Jepang Etnis Rohingya juga tidak mendapat
bekerjasama dengan etnis Buddha pengakuan dari pemerintah
untuk mengalahkan Inggris dan Bangladesh, akibatnya etnis tersebut
sebaliknya, Inggris memberikan tidak mempunyai kewarganegaraan
senjata kepada etnis Muslim Rohingya atau stateless. Selain tidak mempunyai
untuk berjuang melawan Jepang. pengakuan kewarganegaraan, menurut
Pembantaian kembali terjadi sehingga PBB etnis Muslim Rohingya
membuat etnis Rohingya melarikan merupakan etnis minoritas yang paling
diri ke Bangladesh. Tindakan teraniaya (most persecuted ethnic)
melarikan diri yang dilakukan oleh (Gulia I Mitzy, 2014).
etnis Rohingya karena konflik Inggris
dan Jepang membuat Rohingya dicap Kebijakan Pemerintah
sebagai pemberontak (Alhaq, 2017). Myanmar atas Etnis Rohingya

Selanjutnya adalah pada masa Etnis Rohingya sudah


proses menuju kemerdekaan mengalami diskriminasi dari mulai
Myanmar. Pada saat proses menuju tahun 1948, tepatnya ketika Inggris
kemerdekaan, konflik keagamaan membagi etnis yang ada di wilayah
yang terjadi justru semakin meningkat Rakhine, yaitu etnis Muslim Rohingya
dan kedua etnis tersebut semakin dan etnis Buddha Myanmar yang
sensitif. Adanya propaganda yang diakui sebagai warga negara asli
diciptakan oleh Inggris menyebabkan Myanmar. Pada tahun 1978, Jendral
hubungan etnis Rohingya dengan etnis Ne Win yang pada saat itu memimpin
Buddha semakin tidak baik. Etnis Myanmar melakukan sensus
Muslim Rohingya mempunyai tujuan penduduk atau disebut juga dengan
untuk dapat segera memperoleh operasi Naga Min kepada seluruh
kemerdekaan, hal tersebut memicu rakyat Myanmar. Operasi tersebut
kemarahan etnis Buddha yang ditekan menghasilkan tindakan pembunuhan
oleh pemerintah untuk membuat etnis yang dilakukan secara besar-besaran
Muslim Rohingya tetap sebagai warga dan meluas, pemerkosaan, dan
asing yang tidak resmi atau disebut penganiayaan terhadap etnis
Foreigners Illegally. Rohingya. Akibatnya, sekitar 200.000
etnis Rohingya melarikan diri dari
Myanmar karena tidak tahan dengan
kekejaman pada masa itu. Kemudian Myanmar dan tidak akan pernah
pada tahun 1982 muncul kebijakan menjadi warga negara Myanmar.
Burma Citizenship Law (BCL), Seperti rezim pemerintahan
kebijakan tersebut dikeluarkan oleh sebelumnya, etnis Rohingya hanya
pemerintahan militer yang saat itu dianggap sebagai imigran gelap yang
menguasai Burma-Myanmar yaitu berasal dari Bangladesh sehingga
Jendral Ne Win. Kebijakan tersebut kebijakan pemerintah Myanmar
berisikan mengenai status hingga saat ini adalah upaya
kewarganegaraan etnis Rohingya di mengembalikan etnis Myanmar yang
Myanmar yaitu menjelaskan bahwa bermukin di tempat pengungsian di
etnis Rohingya bukan merupakan wilayah Rakhine ke Bangladesh.
warga negara Myanmar sehingga etnis Pemerintah Myanmar tidak memiliki
tersebut tidak memiliki hak untuk kebijakan yang mengatur dan
mendapatkan hak atas tanah, hak atas mengijinkan mengenai negosiasi
pendidikan dan hak atas dengan kelompok-kelompok
pekerjaan.Etnis Rohingya tidak pemberontak dari Rohingya yang
mempunyai hak atas tanah yang menginginkan persamaan hak dan
berarti tidak mempunyai ijin resmi wilayah otonomi. Pemerintah
untuk mendirikan bangunan untuk Myanmar menganggap bahwa etnis
tempat tinggal. Kemudian Pemerintah Rohingya merupakan sebuah
Myanmar tidak berkenan untuk kelompok yang sudah menyebabkan
memberikan kartu identitas kepada timbulnya berbagai masalah di
etnis Rohingya yang mengakibatkan wilayah Rakhine. Masalah-masalah
sulitnya mendapatkan pendidikan dan tersebut dianggap merugikan warga
pekerjaan yang layak. Kebijakan asli yang merupakan etnis Rakhine
tersebut berhasil membuat sekitar yang bergama Buddha.
300.000 orang etnis Rohingya
melarikan diri karena tidak bisa Bentuk Tindakan Teror
bertahan dari praktik-praktik Pemerintah Myanmar Kepada Etnis
kekejaman pemerintah Myanmar Rohingya
seperti kerja paksa, penyiksaan dan Pada bulan Juni tahun 2012,
pemerkosaan perempuan, pemungutan setelah terjadi pembantaian oleh etnis
pajak secara sewenang-wenang dan Rakhine yang beragama Buddha
penyiksaan (Nabila, Fasha. 2017). dengan etnis Muslim Rohingya maka
wilayah Rakhine ditetapkan kondisi
Di bawah kepemimpinan Aung darurat militer oleh pemerintah
San Suu Kyi yang merupakan Myanmar. Kemudian pemerintah
pemimpin de facto Myanmar juga Myanmar mengirimkan pasukan
belum memberikan pengakuan bersenjata berat ke wilayah konflik
terhadap etnis Rohingya. Aung San tersebut. Kedatangan pasukan
Suu Kyi menganggap bahwa etnis bersenjata berat yang seharusnya
Rohingya merupakan teroris karena mengurangi konflik dan menjaga
etnis tersebut dianggap banyak stabilitas keamanan di wilayah
melakukan hal-hal yang radikal dan Rakhine namun justru membuat
ekstrim. Pemimpin yang berasal dari keadaan semakin carut-marut. Tentara
partai National League for Democracy pemerintah Myanmar tersebut
(NLD) tersebut mengatakan bahwa melakukan penembakan kepada etnis
tidak ada Rohingya di negara Rohingya yang beragama Islam
Myanmar. Rohingya bukan karena dianggap sebagai imigran
merupakan etnis yang berasal dari gelap dari Bangladesh. Aparat yang
dikirim oleh pemerintah tersebut juga Pemerintah Myanmar juga
terlibat dalam aksi pemerkosaan dan memberikan wewenang kepada
pembunuhan, selain itu aparat tersebut otoritas negara Rakhine untuk terlibat
terlibat dalam penangkapan etnis dalam proses penghancuran bangunan
Rohingya secara massal pada saat yang ditempati oleh etnis Rohingya
terjadi kerusuhan antara etnis dengan skala kecil. Seperti contohnya
Rohingya dengan etnis Rakhine. di daerah Kota kecil Buthidaung yang
sudah ditinggalkan oleh etnis
Kemudian kembali terjadi Rohingya, namun hal tersebut tidak
konflik antara etnis Rohingya dengan disebabkan karena adanya
aparat militer yang ditugaskan oleh pembakaran oleh pemerintah
pemerintah Myanmar pada 9 Oktober melainkan disebabkan rasa ketakutan
2016, penyebab konflik tersebut dari etnis Rohingya yang menempati
adalah terbunuhnya 9 penjaga daerah tersebut atas ancaman
perbatasan Myanmar yang diduga pembunuhan, kekerasan dan wabah
merupakan perbuatan dari etnis kelaparan. Sehingga etnis Rohingya
Rohingya. Akibat dari kejadian melarikan diri ke daerah lain untuk
tersebut terdapat kurang lebih 100 mencari perlindungan (Amnesti
orang terbunuh, ratusan orang lainnya Internasional, 2018)
ditahan oleh aparat militer, beberapa
wanita dari etnis Rohingya mengaku Pemusnahan bangunan oleh
sebagai korban pemerkosaan dan pemerintah masih terus terjadi hingga
ribuan pengungsi yang terlantar tidak awal tahun 2018. Namun, pemusnahan
diperbolehkan untuk mendapat bangunan tersebut dilakukan dengan
makanan, obat-obatan dan kebutuhan cara yang lebih terencana dan
vital lainnya. Selain kekerasan yang memiliki target-target tertentu tidak
menimpa etnis Rohingya, terdapat seperti pada pemusnahan yang terjadi
1200 bangunan yang sudah rata di bulan Agustus dan September 2017.
dengan tanah dan 30 orang tercatat Hal tersebut dikarenakan adanya
telah melarikan diri dari Rakhine kekhawatiran pemerintah jika
(Indah Angraini, 2017). membakar secara besar-besaran akan
berdampak pada desa-desa masyarakat
Sebelum terjadinya Rakhine asli (Amnesti Internasional,
pembantaian penjaga perbatasan 2018).
Myanmar, terdapat rencana
pemerintah Myanmar mengenai Amnesti Internasional
penggusuran bangunan-bangunan di menjelaskan bahwa terdapat laporan
Rakhine. Bangunan-bangunan yang mengenai adanya penghancuran
akan digusur tersebut ditempati oleh bangungan keagamaan seperti masjid
etnis Rohingya dan dianggap illegal oleh pemerintah. Pemerintah sudah
oleh pemerintah Myanmar. Terdapat merencanakan dan menargetkans
rumah, masjid dan sekolah yang akan erangan tersebut pada akhir Desember
digusur oleh pemerintah (Indah 2017. Penghancuran tersebut tidak
Angraini, 2017). Pemerintah telah menggunakan api melainkan dengan
membakar ratusan desa yang menjadi cara penjarahan yang dimulai pada
tempat tinggal etnis Rohingya seperti bulan Agustus 2017 kemudian sempat
yang digambarkan oleh PBB dalam terhenti pada bulan Desember 2017
“textbook example of ethnic dan dimulai lagi pada bulan januari
cleansing” (Aulia Rossa, 2018). 2018. Pada awal Februari di daerah
Zin Paing Nyar sudah dalam keadaan
rata dengan tanah, bangunan
keagamaan selain masjid yaitu adanya kebijakan pemerintah
madrasah dan rumah-rumah besar juga Myanmar yang menegaskan bahwa
ikut dimusnahkan oleh pemerintah. etnis Rohingya bukan warga negara
asli Myanmar, etnis tersebut
Rencana pemerintah untuk merupakan imigran gelap yang datang
memusnahkan bangunan-bangunan dari Bangladesh. Mengetahui
tempat tinggal dan infrastruktur kebijakan tersebut, etnis Rakhine
Rohingya dari tahun ke tahun memperlakukan etnis Rohingya
memiliki proses yang nyata. dengan sangat buruk.
Pemusnahan tersebut merupakan
bagian dari upaya pemerintah dalam Genocide
melaksanakan ethnic cleansing.
Dengan adanya pembakaran Genosida merupakan suatu
menimbulkan rasa takut etnis kegiatan yang bertujuan untuk
Rohingya yang menempati desa-desa menghilangkan atau membersihkan
di daerah Rakhine State dan suatu kelompok etnis tertentu.
membuatnya melarikan diri Pengertian genosida secara yuridis
meninggalkan Myanmar untuk adalah suatu tindakan yang
mencari perlindungan. Dapat ditarik mempunyai tujuan untuk
kesimpulan bahwa Etnis Rohingya memusnahkan dan menghancurkan
sudah ada sejak negara Myanmar sebagian besar atau seluruh kelompok
belum merdeka. Agama Islam masuk bangsa, rasa, etnis atau agama.
ke Myanmar melalui para pedagang Pengertian tersebut terdapat dalam
Arab dan adanya pengaruh faktor Convention on the Prevention and
asimilasi kebudayaan Buddha dan Punishment of the Crime of Genocide
Islam, sedangkan pemerintah atau disebut juga Konvensi
mempunyai sudut pandang bahwa Pencegahan dan Penghukuman
etnis Muslim Rohingya adalah terhadap Kejahatan Genosida pada
sekelompok masyarakat Bengali yang tahun 1948 yang kemudian
datang dari Bangladesh karena dicantumkan dalam Undang-undang
membutuhkan pekerjaan pada zaman No. 25 Tahun 2000 tentang
penjajahan Inggris. Hal tersebut Pengadilan Hak Asasi Manusia
mengakibatkan adanya perbedaan (Turangan, Doortje D.2011). Beberapa
etnis Muslim Rohingya dan etnis waktu berlalu dengan keadaan etnis
Muslim Rakhine pada saat penerapan Rohingya yang tidak mengalami
kebijakan kewarganegaraan oleh banyak perubahan justru semakin
pemerintah. memburuk sampai pada saat puncak
tragedi pada tahun 2012. Pada tahun
Penolakan Masyarakat Asli 2012 terjadi tragedi berdarah secara
Myanmar atas Etnis Rohingya bedar-besaran di Myanmar yang
Etnis Rohingya merupakan dikenal sebagai “Tragedi Rakhine”
etnis minoritas Muslim yang hidup di (Deutsche, Welle. 2017).
tengah-tengah etnis asli Rakhine yang Tragedi Rakhine pada Juni
beragama Buddha. Hubungan antar 2012 tersebut diawali dengan adanya
etnis yang melibatkan dua keyakinan peristiwa gadis Buddha yang
yang berbeda tersebut sangat tidak diperkosa kemudian dibunuh.
baik. Sebagai etnis pribumi Myanmar, Peristiwa pemerkosaan dan
etnis Rakhine sangat menentang pembunuhan tersebut menuding etnis
keberadaan Rohingya di Rakhine Rohingya sebagai pelaku. Tiga hari
State. Hal tersebut diperburuk dengan berselang setelah peristiwa tersebut,
masyarakat etnis Rakhine yang bertugas. Mengetahui hal tersebut
berjumlah 300 orang menyerang bus dengan sigapnya serangan tersebut
yang berisi etnis Rohingya. Serangan mendapat respon dari masyarakat
tersebut menewaskan 10 orang dari dengan campur tangan pemerintah
etnis Rohingya (Zinda Rahma, 2016. yaitu adanya operasi militer yang
2). Setelah peristiwa tersebut, terdapat bertujuan untuk membunuh para
serangan dari etnis Rakhine yang gerilyawan dan kelompok
merusak bangunan-bangunan milik pemberontak etnis Rohingya
etnis Rohingya sekitar 5000 bangunan (Deutsche Welle, 2017).
dimusnahkan pada saat itu. Selain Etnis Rohingya kembali
bangunan, serangan tersebut juga melakukan serangan ke wilayah
mengakibatkan terbunuhnya sekitar 70 perbatasan dengan Bangladesh,
warga etnis Rohingya yang 28 serangan tersebut dilakukan oleh 100
diantaranta adalah anak-anak. Muslim bersenjata. Serangan yang
Peristiwa-peristiwa kekerasan terjadi pada 25 Agustus 2017 tersebut
terus berlangsung hingga saat ini mengakibatkan pasukan keamanan
memicu etnis minoritas tersebut untuk Myanmar dan etnis Muslim Rohingya
melakukan serangan balasan. saling menuduh. Akibatnya, desa-desa
Serangan balasan tersebut antara lain dibakar oleh pemerintah bersama
adalah ketika para gerilyawan dengan masyarakat Buddha Rakhine
Rohingya menyerang pos keamanan dan kembali terjadi pembunuhan
dan membunuh polisi yang sedang massal (Deutsche Welle, 2017).
Muslim Rohingya menjadi cenderung
Sudut Pandang Masyarakat negative. Etnis Rohingya merupakan
Myanmar terhadap Rohingya etnis asing yang berasal dari
Masyarakat Myanmar Bangladesh. Menurutnya, etnis
memandang bahwa etnis Muslim Rohingya yang tidak diakui
Rohingya merupakan sekelompok pemerintah ini melakukan berbagai
orang yang tidak mempunyai hal yang membuat masyarakat asli
pengakuan dari pemerintah sebagai Myanmar tidak bisa menerima
warga negara. Hal tersebut keberadaan etnis Rohingya. Hal-hal
mempengaruhi sudut pandang yang dilakukan oleh etnis Rohingya
masyarakat Myanmar kepada etnis antara lain adalah
- Menempati wilayah yang (wawancara dengan Chit Tell
bukan merupakan hak milik pada 5 Agustus 2018).
etnis Rohingya. - Eksploitasi SDA
Selama ini, etnis Rohingya Menurut masyarakat asli
menempati wilayah negara Myanmar, etnis Rohingya
bagian Rakhine yang 60% tidak hanya menempati
dari wilayah tersebut wilayah Rakhine secara
ditempati oleh etnis Rakhine illegal namun juga
yang beragama Buddha. melakukan eksploitasi
Tempat tinggal etnis sumber daya alam secara
Rohingya tersebut dianggap illegal untuk memenuhi
illegal karena mereka tidak kebutuhan sehari-seharinya
mempunyai izin resmi dari (wawancara dengan Chit Tell
pemerintah Myanmar atas pada 5 Agustus 2018).
bangunan-bangunan tersebut - Menghina etnis Buddha
Myanmar
Masyarakat asli Myanmar Myanmar, etnis Rohingya tidak
menilai bahwa etnis mendapatkan hak-hak dasar tersebut.
Rohingya bersikap Etnis Rohingya sering mengalami
keterlaluan karena sudah perlakuan yang tidak pantas dari mulai
mengeksploitasi sumber daya ditindas sampai dibunuh sehingga
alam tetapi justru menghina dapat dikatakan etnis tersebut tidak
etnis Buddha (wawancara memiliki hak untuk hidup, tidak ada
dengan Chit Tell pada 5 oknum yang bersedia untuk
Agustus 2018). melindungi etnis Rohingya sebagai
- Mencoba membuat konflik warga negara, etnis Rohingya juga
agama dan penyebab perang tidak mendapatkan kesempatan untuk
di Myanmar mengenyam pendidikan, tidak
Dari sekian banyak konflik memiliki pekerjaan dan tidak ada
yang terjadi antara etnis pelayanan kesehatan yang tersedia
Muslim Rohingya dengan untuk etnis Rohingya.
etnis Buddha, masyarakat asli Kehidupan etnis Rohingya
Myanmar beranggapan sangat bergantung kepada bantuan-
bahwa sebenarnya etnis bantuan yang dikirimkan oleh negara
Rohingya lah yang lain. Keseharian etnis Rohingya yang
menyebabkan konflik-konflik selalu mengalami diskriminasi dengan
agama tersebut (wawancara kekerasan membuat etnis tersebut sulit
dengan Chit Tell pada 5 untuk mendapatkan pekerjaan.
Agustus 2018). Pembakaran yang terjadi setiap saat
- Perilaku etnis Rohingya yang bukan hanya memusnahkan
buruk pemukiman Muslim Rohingya di
Menurut masyarakat asli Rakhine, namun karena pembakaran
Myanmar, etnsi Rohingya tersebut bangunan-bangunan yang
sering berperilaku buruk berfungsi sebagai pelayanan
dengan melakukan hal-hal masyarakat turut dibumi hanguskan.
yang membahayakan Selain masjid, terdapat bangunan lain
masyarakat Myanmar. yang terkena pembakaran di desa Alel
(wawancara dengan Chit Tell Than Kyaw berupa sebuah klinik yang
pada 5 Agustus 2018). dikelola oleh badan amal Medecins
Sans Frontieres (Dokter Lintas Batas)
Pelayanan Pendidikan dan ditemukan sudah rata dengan tanah
Rumah Sakit Swasta (BBC, 2017).
Kondisi etnis Rohingya yang Perlakuan buruk yang diterima
tidak mendapat pengakuan dari oleh etnis Rohingya dari sejak pasca
pemerintah Myanmar sangat perang dunia ke II tersebut membuat
mempengaruhi hak-hak dasar yang terbentuknya kelompok militan
seharusnya didapatkan oleh seorang Rohingya yang bernama Arakan
warga negara. Hak-hak dasar tersebut Rohingya Salvation Army (ARSA).
antara lain adalah hak hidup, hak ARSA merupakan tentara
untuk mendapat perlindungan, hak Pembebasan Muslim Arakan yang
untuk mendapat pendidikan, hak mulai dikenal pada tahun
untuk mendapatkan pelayanan 2017(Republika, 5 September 2017).
kesehatan, hak untuk mendapat Terdapat beberapa orang dari etnis
pekerjaan yang layak dan yang lain Rohingya yang memperoleh National
sebagainya. Berbeda dengan etnis lain Registrations Card (NRC) dengan cara
yang diakui keberadaannya oleh yang tidak sesuai dengan prosedur
yang telah diterapakan oleh kantor dengan etnis yang beragama Islam,
imigrasi Myanmar. Etnis Rohingya Hindu dan Kristen yang ada di
juga menggunakan cara-cara yang Myanmar. Berdasarkan memiliki
illegal untuk dapat pergi ke sekolah jumlah masyarakat terbesar maka
dan menggunakan rumah sakit. Tetapi muncul rasa untuk mendominasi
sebagian besar etnis Rohingya buta komunitas yang lebih lemah. Rasa
huruf dan dianggap menjalani hidup ingin mendominasi tersebut
dengan caranya sendiri (wawancara diwujudkan dengan adanya
dengan Chit Tell, pada 5 Agustus diskriminasi dan penindasan terhadap
2018). Analisa yang dapat diberikan etnis Rohingya. Etnis Buddha Rakhine
oleh peneliti adalah sudut pandang memperlakukan etnis Rohingya
masyarakat Myanmar terhadap etnis dengan sangat buruk, seringnya terjadi
Rohingya adalah menganggap bahwa konflik sektarian membuat etnis
etnis tersebut merupakan kelompok Rohingya semakin lemah. Perlakuan
yang merugikan dan membahayakan buruk yang dilakukan oleh etnis
masyarakat. Masyarakat Myanmar Rakhine tersebut semakin hari
menganggap etnis Rohingya bersikap bertambah buruk karena seolah-olah
serakah karena telah menempati aksi yang dilakukannya mendapat
wilayah Rakhine dan menggunakan dukungan dari pemerintah Myanmar.
sumber daya alam yang ada di
dalamnya secara illegal. Konotasi Faktor selanjutnya adalah
negatif yang selalu disematkan oleh adanya rasa khawatir dan
masyarakat Myanmar terhadap etnis kecemburuan sosial. Dalam keadaan
Rohingya tersebut dipengaruhi oleh yang jauh dari kata layak, populasi
kebijakan-kebijakan yang diterapkan etnis Muslim Rohingya mengalami
oleh pemerintah Myanmar. peningkatan. Etnis Muslim Rohingya
Pemerintah Myanmar tidak mengisi 40% bagian dari jumlah
memperdulikan mengenai sejarah keseluruhan wilayah Rakhine. Hal
bahwa sebenarnya etnis Rohingya tersebut menimbulkan rasa khawatir
sudah berada di Myanmar sejak oleh etnis Buddha Rakhine jika suatu
beberapa abad yang lalu. Berdasarkan ketika nanti etnis Muslim Rohingya
UU Kewarganegaraan yang berhasil mendirikan negara sendiri dan
menjelaskan bahwa etnis Rohingya mengeksploitasi seluruh sumber daya
bukan merupakan etnis asli yang alam yang ada di wilayah Rakhine.
berasal dari Myanmar maka etnis Rasa khawatir lainnya timbul karena
Muslim tersebut hanya dianggap mindset dari etnis Buddha Rakhine
sebagai imigran gelap yang berasal dan masyarakat Buddha Myanmar
dari Bangladesh. Sebagai warga lainnya mengenai Islamophobia atau
negara yang diakui oleh pemerintah, menganggap bahwa Islam merupakan
maka masyarakat asli Myanmar agama radikal dan seringkali
mematuhi kebijakan pemerintah melahirkan ekstrimis yang
Myanmar atas etnis Rohingya tersebut membahayakan negaranya.
dan turut melakukan berbagai sikap
Kebijakan-kebijakan yang
penolakan terhadap etnis Rohingya.
telah diterapkan oleh pemerintah
Selain faktor kebijakan
Myanmar untuk menangani konflik
pemerintah, alasan masyarakat asli
etnis Rohingya tersebut tidak
Myanmar menolak keberadaan etnis
seharusnya menggunakan kekerasan
Rohingya adalah karena jumlah
dan mengutamakan kepentingan
masyarakat asli yang beragama
bersama karena pencapaian
Buddha lebih banyak dibandingkan
perdamaian dengan langkah-langkah
yang sesuai dengan nilai-nilai baik. seperti bahan makanan seperti beras
Namun, adanya rasa mendominasi dan makanan balita, obat-obatan,
dari salah satu etnis membuat tindakan pakaian. Selain bantuan kemanusiaan
yang dilakukan dirasa benar. Hal terdapat juga bantuan lain seperti
tersebut terlihat pada pemerintah dan sekolah darurat dan rumah sakit dan
etnis Rakhine di Myanmar, keduanya generator listrik. Bantuan yang
merupakan pemeluk agama Buddha diberikan oleh Indonesia tersebut juga
yang mendominasi di Myanmar sebagai bentuk tindak lanjut dari
sehingga menganggap benar segala komunikasi intensif Indonesia kepada
sesuatu yang sudah dilakukannya pemerintah Myanmar dalam upaya
terhadap etnis Rohingya yang menangani konflik Rohingya (Kemlu
merupakan minoritas Muslim di RI, 29 Desember 2016). Upaya
Myanmar. Indonesia melalui diplomasi
Selanjutnya apabila dilihat dari multilateral diantaranya adalah dengan
Hak Asasi Manusia yang menjelaskan beberapa organisasi internasional
bahwa tidak ada perbedaan yang seperti United Nation of High
berarti dalam masyarakat, manusia Commissioner for Refugees (UNHCR)
tidak seharusnya dibeda-bedakan atau Komisioner Tinggi PBB untuk
menurut etnis, ras dan agama. Pengungsi dan Organization of
Berbanding dengan pemahaman Islamic Coorporation (OIC) atau
mengenai HAM tersebut, pemerintah Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Myanmar dan etnis Buddha Rakhine
memperlakukan etnis Rohingya Upaya Indonesia untuk
dengan berbagai perlakuan buruk yang Menangani Pengungsi Rohingya
melanggar HAM. Diantaranya adalah di Indonesia
penindasan dengan kekerasan yang Pemerintah Indonesia
berakhir pembunuhan massal atau mengupayakan beberapa cara untuk
genosida membuktikan bahwa etnis menangani konflik Rohingya. dalam
Rohingya kehilangan hak untuk hidup, konteks diplomasi, Indonesia
kemudian kebijakan pemerintah untuk melaksanakan diplomasi bilateral
membersihkan etnis Rohingya atau dengan pemerintah Myanmar. Selain
etnichcal cleansing juga termasuk itu, Indonesia melakukan diplomasi
pelanggaran HAM, etnis Buddha multilateral terhadap organisasi
Rakhine yang mendominasi di internasional. Sesuai dengan
wilayah Rakhine membuktikan bahwa pengertian diplomasi multilateral
adanya diskriminasi atas etnis menurut Freeman bahwa diplomasi
Rohingya yang memiliki keyakinan melibatkan tiga atau lebih negara,
yang berbeda yaitu Islam. terutama antar negara yang memiliki
kepentingan yang sama dan ingin
Peran Indonesia dengan Organisasi dicapai bersama. Indonesia melakukan
Internasional dalam Menangani Konflik diplomasi dengan organisasi
Rohingya. internasional yang terdiri dari jumlah
negara anggota yang banyak.
Indonesia merupakan negara yang
paling berperan aktif dalam Contoh diplomasi multilateral
memberikan bantuan kepada korban yang pertama adalah Indonesia dengan
konflik Rohingya. Indonesia UNHCR. Komisioner Tinggi PBB
memberikan bantuan kepada korban untuk Pengungsi atau biasa disebut
konflik dalam berbagai bentuk, antara UNHCR adalah sebuah organisasi di
lain adalah bantuan kemanusiaan bawah PBB yang mengatasi persoalan
mengenai pengungsi. Tugas dari internasional yang diselenggarakan
UNHCR berupa tanggung jawab sosial oleh OKI. Sebagai negara dengan
dan kemanusiaan. Sesuai dengan penduduk Muslim terbesar di Asia,
pendapat Freeman, Indonesia Indonesia kerap mengutarakan
mempunyai kepentingan atas suaranya untuk mendorong OKI
penanganan pengungsi yang datang ke dalam mengupayakan resolusi untuk
Indonesia. Begitu juga dengan suatu negara yang berkonflik.
UNHCR merupakan organisasi Pemerintah Republik Indonesia juga
internasional di bawah PBB yang menyuarakan dukungannya dalam
menangani mengenai pengungsi. upaya penyelesaian konflik Palestina-
Israel. Mengingat adanya isu
Mengetahui keadaan konflik Islamophobia di dunia, Indonesia
Rohingya yang semakin buruk dan mendorong OKI untuk meluruskan
merasakan langsung dampaknya, kesalah pahaman sudut pandang dunia
pemerintah Republik Indonesia barat atau negara non-Islam terhadap
melakukan berbagai upaya. Salah satu Islam.
upaya Indonesia mengenai jumlah Dalam penelitian ini, peneliti
pengungsi Rohingya yang membahas mengenai salah satu upaya
berdatangan semakin meningkat, Indonesia dalam mendukung
maka Indonesia bekerja sama dengan penyelesaian konflik Rohingya yaitu
organisasi Internasional UNHCR diplomasi yang dilakukan oleh
untuk menanggulangi pengungsi. pemerintah Indonesia terhadap OKI.
Sehubungan dengan adanya konflik
Upaya Pemerintah Indonesia kemanusiaan berkepanjangan di
Terhadap OKI Myanmar yaitu konflik etnis Muslim
Rohingya, maka pada Konferensi
Selain melakukan upaya Tingkat Tinggi Organisasi Kerja sama
terhadap UNHCR terkait dengan Islam (KTT OKI) pada tanggal 10
pengungsi dari etnis Rohingya yang September 2009 di Astana,
memasuki Indonesia, pemerintah Kazakhstan, Indonesia mendorong
Indonesia juga melakukan diplomasi OKI untuk melakukan upaya nyata
multilateralterhadap organisasi dalam penyelesaian konflik Rohingya.
internasional lainnya yaitu Organisasi Terkait hal tersebut organisasi
Kerja sama Islam (OKI) yang menjadi internasional yang berbasis Islam
pokok pembahasan dalam penelitian tersebut menawarkan kerja sama
ini. OKI merupakan organisasi kepada Indonesia untuk bersama-sama
internasional pemerintah atau berperan dalam penyelesaian konflik
International Governmental Rohingya (Liputan6, 2017).
Organization (IGO). OKI atau biasa Terdapat Deputy Secretary
disebut Organization of Islamic General Organization of Islamic
Coorperation (OIC) terdiri dari 57 Coorperation (Sec. Gen OIC) urusan
negara anggota yang tersebar di empat politik yaitu Director for Moslem
benua di dunia. (OIC, Minority Communities yang
https://www.oic- menangani konflik Rohingya.
oci.org/page/?p_id=52&p_ref=26&lan Terdapat tiga negara anggota OKI
=en). yang aktif berkontribusi dalam
Indonesia menjadi negara penyelesaian konflik Rohingya ini
anggota Organisasi Kerja sama Islam yaitu Indonesia, Bangladesh dan
mulai pada tahun 1969. Indonesia Malaysia serta terdapat negara
aktif menghadiri berbagai pertemuan anggota OKI yang juga aktif
memberikan bantuan tetapi tidak dipimpin oleh Kofi Annan. Resolusi
terkena dampaknya yaitu Turki tersebut terangkum dalam dokumen
(wawancara dengan Andika Bambang “Organization of Islamic Cooperation
Supeno, pada 10 Agustus 2018). (OIC) Chairman’s Summary Report of
Kemudian mengenai the Meeting of Head of State and
pemerintah Myanmar yang tidak Government on the Rohingya Muslims
mengizinkan adanya campur tangan Community in Myanmar” (Kemlu RI,
asing dalam proses penyelesaian 11 September 2017).
konflik etnis Rohingya tersebut.
Kebijakan dari pemerintah Myanmar Pada tahun 2012 ketika
tersebut membuat OKI sulit untuk meletusnya konflik etnis Rohingya
masuk ke Myanmar. Indonesia yang menyebabkan krisis
menjadi satu-satunya negara ASEAN kemanusiaan karena adanya
sekaligus negara anggota OKI yang pembantaian secara besar-besaran.
memperoleh kepercayaan dari Dalam pertemuan keempat Konferensi
pemerintah Myanmar untuk turut Tingkat Tinggi di Mekkah, Indonesia
berpartisipasi dalam rangka mendorong OKI untuk menetapkan
menangani konflik Rohingya. agenda khusus dan langkah yang
Kepercayaan tersebut diperoleh nyata untuk menyelesaikan
Indonesia karena upaya-upaya yang permasalahan umat beragama secara
telah dilakukan oleh Indonesia untuk umum. Indonesia juga mendorong
menangani konflik Rohingya tersebut OKI untuk segera menempuh langkah-
tidak pernah menggunakan kecaman langkah yang bersifat konstruktif
dan kekerasan. Pemerintah Indonesia terhadap etnis Rohingya.
melakukan pendekatan secara Sebagai hasil dari diplomasi
Constructive Engagement sebagai multilateral Indonesia tersebut OKI
upaya dalam menangani konflik mulai bersikap. OKI mulai memiliki
berkepanjangan ini(wawancara peran dalam konflik etnis ini, antara
dengan Andika Bambang Supeno, lain adalah mendorong negara-negara
pada 10 Agustus 2018). anggotanya untuk melakukan
diplomasi dengan pemerintah
. Salah satu contoh Myanmar, mengirimkan delegasi
constructive engagement yang sebagai perwakilan yang bertujuan
dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengumpulkan fakta mengenai
terhadap pemerintah Myanmar adalah kondisi di Rakhine terkait konflik
resolusi 4+1. Proposal mengenai etnis tersebut, memberikan bantuan
strategi penyelesaian konflik dana untuk mendukung proses
Rohingya yang diberi nama resolusi demokratisasi Myanmar.
4+1 oleh Indonesia kepada pemerintah Indonesia mendorong OKI
Myanmar. Isi resolusi tersebut antara untuk melakukan pendekatan
lain adalah memulihkan stabilitas dan constructive engagement dalam
keamanan, menahan diri dan tidak melakukan upaya penyelesaian
melakukan kekerasan, perlindungan konflik Rohingya. Construcitive
atas semua orang di Rakhine tanpa engagement yang memiliki arti
memandang ras dan agama, keterlibatan konstruktif, yang
pentingnya akses langsung untuk menekankan konsensus dan
bantuan manusia, serta implementasi menghindari konfrontasi dengan
dari pentingnya rekomendasi yang semangat inklusif dan persuasif
tercatat dalam Laporan Komisi perhatian. Dengan kata lain,
Penasehat untuk Rakhine State yang keterlibatan konstruktif ini merupakan
upaya pendekatan pada suatu konflik Council of Foreign Ministers (CFM)
dengan menggunakan cara-cara yang On The Situation of The Rohingya
bersifat soft diplomacy dan tanpa Muslim MinorityIn Myanmar di Kuala
kekerasan agar tercapai perdamaian Lumpur, Malaysia.
abadi. Hingga pada saat ini Indonesia
Dorongan Indonesia kepada masih terus melakukan komunikasi
OKI untuk melakukan pendekatan intensif dengan negara anggota OKI
secara konstruktif tersebut sulit untuk melalui perwakilan-perwakilan
dapat dilaksanakan oleh OKI. Karena Indonesia. Hal tersebut bertujuan
sikap yang diambil oleh OKI untuk mengamati mengenai langkah-
merupakan hasil suara dari negara- langkah yang sudah dilakukan OKI
negara anggota yang cenderung sebagai indikator keberhasilan
mengecam, mengutuk dan diplomasi Indonesia.
penyampaian dialog keras kepada Diplomasi Indonesia kepada
Myanmar. Negara anggota OKI OKI untuk menangani konflik
memiliki kepentingan yang berbeda- Rohingya menjadi sulit dan crucial.
beda atas konflik Rohingya hal Sulit karena Indonesia harus mencari
tersebut menentukan sikap yang cara untuk tercapainya satu suara yang
diambil dari masing-masing negara bulat atas sikap OKI terhadap
tersebut. Sampai pada saat ini dari penanganan konflik Rohingya ini.
jumlah 56 negara anggota OKI (selain Karena masing-masing negara
Indonesia) hanya terdapat 5 negara anggota mempunyai sikap yang
yang mendukung sikap Indonesia berbeda atas konflik Rohingya.
menggunakan cara-cara konstruktif Kemudian menjadi crucial atau sangat
atau dengan istilah pendekatan penting karena mengingat posisi
constructive engagement. Kelima Indonesia sebagai negara yang
negara tersebut antara lain adalah memiliki akses masuk yang sangat
Arab Saudi, Mesir, Bangladesh, Turki mudah ke Myanmar dan memperoleh
dan Djibouti. kepercayaan dari pemerintah
Selain dukungan yang Myanmar sehingga Indonesia bisa
diperoleh dari kelima negara tersebut, menjadi jembatan bagi OKI untuk
pemerintah Indonesia melalui Wakil mengimplementasikan berbagai upaya
Ketua DPR RI melaksanakan sebagai bentuk resolusi konflik dari
pertemuan yang disebut dengan konflik Rohingya.
courtessy calldengan Iran yang Pada saat ini, bentuk kerja
diwakili oleh ketua parlemennya. sama Indonesia terhadap OKI untuk
Pertemuan tersebut dilaksanakan menangani konflik Rohingya masih
disela-sela pelaksanaan Konferensi dalam proses. Mengingat adanya
ke-13 Uni Parlemen Negara-negara rencana OKI untuk membentuk
Anggota OKI. Tujuan dari pertemuan sebuah komite yang bernama
tersebut adalah agar Indonesia “Commission in Crimes Against
mendukung upaya Indonesia dalam Rohingya” yang tidak disetujui oleh
menangani konflik Rohingya, Myanmar sehingga membuat
kemudian Indonesia juga Indonesia masih harus terus berupaya
menyampaikan supaya Iran turut untuk melakukan diplomasi kepada
berperan sebagai negara anggota OKI OKI untuk dapat mengakomodir
dalam upaya penanganan konflik pihak-pihak yang terkait dengan OKI
Rohingya. Pada 19 Januari 2017, yaitu negara-negara anggota OKI dan
dikeluarkan Draft Final Communiqué pemerintah Myanmar.
Extraordinary Session of The OIC
Jika dianalisis menggunakan kepentingan yang berbeda dari
sudut pandang dari diplomasi masing-masing negara menentukan
multilateral terlihat bahwa Indonesia sikap yang akan diambil juga dapat
melakukan diplomasi dengan menimbulkan konflik baru, waktu dan
organisasi internasional yang di proses yang harus dilalui panjang
dalamnya terdiri dari jumlah negara karena harus mengakomodir banyak
anggota yang banyak dengan tujuan negara, efisiensi penyampaian
yang sama yaitu menangani konflik kepentingan yang rendah karena
Rohingya. Sesuai dengan kekuatan jumlah negara yang banyak. Dalam
dari diplomasi multilateral menurut hal ini, masing-masing negara anggota
White, yaitu ruang lingkup diplomasi OKI mempunyai kepentingan yang
lebih luas, menghilangkan berbeda atas Rohingya sehingga sikap
pengkotakan, kemudian terciptanya dari negara tersebut juga akan
legitimasi yang kuat karena diperoleh berbeda.
berdasarkan dari suara-suara banyak Sebagai contoh Indonesia
negara sehingga bersifat mengikat. melakukan upaya-upaya konstruktif
Dalam hal ini, tujuan Indonesia adalah terhadap pemerintah Myanmar karena
mendapatkan dukungan dari negara- Indonesia menggunakan landasan
negara anggota OKI mengenai ideologi Pancasila yang
pendekatan constructive engagement mengedepankan soft diplomacy dan
yang digunakan oleh pemerintah anti kekerasan, sedangkan terdapat
Indonesia dalam menangani konflik beberapa negara OKI yang melakukan
Rohingya. Dukungan yang didapatkan dialog keras, kecaman dan hal-hal
sebagai hasil diplomasi multilateral yang bersifat keras lainnya. Tidak
tersebut akan menciptakan legitimasi mudah untuk menyatukan sikap
yang kuat dan luas sehingga dapat dikarenakan OKI terdiri dari banyak
diimplementasikan secara maksimal. negara anggota sehingga sulit untuk
Selain melakukan diplomasi mengakomodir menjadi satu suara dan
secara terbuka terhadap OKI, mendapatkan dukungan atas sikap
Indonesia juga melakukan lobi-lobi Indonesia yang menggunakan
terhadap negara anggota OKI untuk pendeketan constructive engagement.
mencapai tujuan Indonesia dalam Kemudian apabila dilihat dari
memperoleh dukungan yang semakin sudut pandang Hak Asasi Manusia,
banyak dan menjadi kuat. Kemudian diplomasi Indonesia terhadap OKI
Indonesia juga melakukan komunikasi dalam menangani konflik Rohingya
intensif terhadap perwakilan negara ini dilandasi dengan adanya rasa
Republik Indonesia yang berada di empati atas tindakan pelanggaran
negara anggota OKI dengan tujuan HAM yang dialami oleh etnis Muslim
untuk mengetahui sikap OKI yang Rohingya. Ethnical Cleansing yang
tetap concern atas penanganan konflik dilakukan oleh pemerintah Myanmar
Rohingya (wawancara dengan Andika merupakan tindakan yang membuat
Bambang Supeno, pada 5 Agustus etnis Rohingya kehilangan hak untuk
2018) hidup yang pada dasarnya dimiliki
Diplomasi yang dilakukan oleh oleh seluruh umat manusia.
Indonesia terhadap OKI belum bisa Kemudian sesuai dengan HAM
berjalan lancar karena adanya menurut sudut pandang Yozo Yokota,
beberapa kendala yang ditemui. White bahwa setiap manusia memiliki hak-
mengatakan bahwa selain memiliki hak tanpa dibedakan ras, agama,
kekuatan, diplomasi multilateral juga kebudayaan serta kebangsaannya.
memiliki kelemahan yaitu adanya Konflik yang terjadi di Myanmar
tersebut merupakan konflik etnis yang Rohingya. Kemudian diplomasi yang
berujung dengan tindakan dilakukan oleh pemerintah Indonesia
diskriminasi terhadap suatu etnis yang terhadap OKI dapat dikatakan cukup
pada kasus ini adalah etnis Muslim sulit karena Indonesia harus
Rohingya oleh etnis Buddha. mengakomodir seluruh negara
Sebagai negara yang anggota organisasi tersebut yang
menjunjung tinggi HAM, Indonesia berjumlah 56 negara. Maka
melakukan berbagai upaya untuk implementasi diplomasi multilateral
membantu etnis Rohingya ini Indonesia terhadap OKI dapat
mendapatkan perlakuan yang layak dikatakan belum maksimal.
dan memperoleh kembali hak-hak Langkah kebijakan OKI yang
dasar yang sudah melekat pada diri cenderung keras dan mengecam
etnis Muslim Rohingya. Indonesia pemerintah Myanmar mengenai
menggunakan pembukaan UUD 1945 konflik Rohingya menyebabkan
terutama pada alinea pertama dan pemerintah Myanmar sulit untuk
keempat serta Pancasila sebagai menerima kehadiran dari OKI. Maka
landasan bagi untuk memperjuangkan Indonesia dalam diplomasinya
hak-hak asasi etnis Muslim Rohingya bertujuan untuk mendorong sikap OKI
melalui upaya diplomasi multilateral untuk menggunakan soft power
terhadap OKI. sebagai salah satu organisasi Islam
Hingga pada saat ini terbesar di dunia. Bentuk diplomasi
pemerintah Indonesia masih berusaha Indonesia terhadap OKI saat ini
untuk mendorong OKI dalam upaya adalah upaya membulatkan suara dari
penyelesaian konflik Rohingya. negara-negara anggota agar OKI dapat
Meskipun, pemerintah Myanmar tetap memperjuangkan hak asasi manusia
mempertahankan kebijakan atas etnis Muslim Rohingya dengan
kewarganegaraan Rohingya dan menggunakan pendekatan constructive
ethnical cleansing terhadap etnis engagement.
D. PENUTUP Diplomasi yang dilakukan oleh
Indonesia terhadap OKI merupakan
.Berdasarkan hasil penelitian diplomasi multilateral. Tujuan
dan pembahasan mengenai diplomasi Indonesia melakukan diplomasi
multilateral Indonesia terhadap OKI terhadap OKI adalah supaya
dalam menangani konflik Rohingya. tercapainya legitimasi kebijakan atas
Diperoleh kesimpulan bahwa konflik Rohingya yang kuat, luas dan
Indonesia sebagai negara tetangga mengikat dalam menangani konflik
dalam kawasan Asia Tenggara, Rohingya dengan menggunakan
adanya persamaan agama Islam dan pendekatan constructive engagement.
merasakan dampak dari konflik Diplomasi multilateral Indonesia
Rohingya secara langsung. terhadap OKI tersebut memperhatikan
Menyebabkan Indonesia ikut berperan nilai-nilai hak asasi manusia (HAM)
dalam upaya menangani konflik yang sudah seharusnya melekat pada
Rohingya. setiap manusia dalam hal ini etnis
Muslim Rohingya.

DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Tiara D. 2016. Hal 127. Vol 2. No 2. Peran Organisasi Kerja sama Islam dalam
Menangani Konflik Rakhine-Rohingya di Myanmar Tahun 2012-2013. Diakses dari
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jihi, pada 7 April 2018 pukul 19.34 WIB.
BBC Indonesia. 5 September 2017. Siapa Sebenarnya Etnis Rohingya dan Enam Hal Lain
yang Harus Anda Ketahui. Diakses dari http://www.bbc.com/indonesia/dunia-
41149698, pada 13 Februari 2018 pukul 10.29 WIB
Deutsche Welle. 4 September 2017. Rohingya: Apa yang Perlu Diketahui?. Diakses dari
https://www.dw.com/overlay/media/id/rohingya-di-myanmar-apa-yang-perlu-
diketahui/40343623/40557421 , pada 4 Agustus 2018 pukul 15.56 WIB
Deutsche Welle. 30 Oktober 2017. Bocah Rohingya: Diperkosa, Diculik dan
Ditelantarkan. https://www.dw.com/id/bocah-rohingya-diperkosa-diculik-dan-
ditelantarkan/g-41170221 , pada 8 Agustus 2018 pukul 13.11 WIB
Fithriansyah, Helmi. 11 September 2017. JK : OKI dan RI Akan Kerjasama Tangani
Rohingya. https://www.liputan6.com/news/read/3089600/jk-oki-dan-ri-akan-kerja-
sama-tangani-krisis-rohingya, pada 21 Februari 2018 pukul 12.09 WIB
Fasha, Nabila. 2017. Vol 4. Hal 1288. Dampak Pengusiran Etnis Rohingya Oleh Myanmar
Terhadap Keamanan Bangladesh. Diakses dari http://ejournal.hi.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017/11/eJournal%20-
%20Fasha%20Nabila%20Yasyid%20(11-01-17-06-26-01).pdf, pada 2 Agustus 2018
pukul 13.38 WIB
Hartati, Ana Y. 2013. Vol 2. No 1. Hal 11. Studi Eksistensi Etnis Rohingya di Tengah
Tekanan Pemerintah Myanmar. Diakses dari
http://journal.umy.ac.id/index.php/jhi/article/view/297/346 pada 18 Juli 2018 pukul
19.08 WIB
Kementerian Luar Negeri Indonesia. 2017. Indonesia Urges OIC Cooperation for a
Solution to the Myanmar Problem.
https://www.kemlu.go.id/en/berita/Pages/Indonesia-Urges-OIC,-Cooperation-for-a-
Solution-to-the-Myanmar-Problem.aspx . diakses pada 15 Juli 2018 pukul 14.09
Mitzy, I Gulia. 2014. Hal 154. Vol 2. No 1. Perlawanan Etnis Muslim Rohingya terhadap
Kebijakan Diskriminatif Pemerintah Burma-Myanmar. Diakses dari
https://jurnal.ugm.ac.id/globalsouth/article/download/28836/17362, pada 2 Agustus
2018 pukul 12.32 WIB
Rahma, Zinda. 2016. Ambiguitas Sikap Politik Aung San Suu Kyi Terhadap Masalah
Segregasi Etnis Rohingya. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang. Diakses dari http://eprints.umm.ac.id/36158/ pada
30 Maret 2018 pukul 00.16 WIB
Rosa, Aulia. 2018. Hal 183. Vol 5. No 1. The Crime of Genocide on the Rohingya Ethnic
on Myanmar from the Prespective of International Law and Human Rights.
http://jurnal.unpad.ac.id/pjih/article/view/15110/8069, pada 06 Agustus 2018 pukul
17.45 WIB
Sawal, Indah A. 2018. Implikasi Krisis Kemanusiaan Rohingya Di
ASEANhttp://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/25716/SKRIPSI%2
0FIXXXXX.com . Pada 07 Agustus 2018 pukul 13.29 WIB
Turangan, Doortje. 2011. Hal 5-6. Tindakan Kejahatan Genosida Dalam Ketentuan
Hukum Internasional dan Hukum Nasional. Diakses
darihttp://repo.unsrat.ac.id/id/eprint/225 , pada 4 Agustus 2018 pukul 14.21 WIB
Ula, Syaifatul. 2017. Hal 19. Vol 3. No 3. Peran Aktor Non-Negara dalam Hubungan
Internasional: Studi Kasus Human Rights Watch dalam Krisis Kemanusiaan di
Myanmar. Diakses dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jihi, pada 23 Mei
2018 pukul 16.18 WIB
Waluyo, Tri Joko. 2012. Vol 4. No 2. Konflik Tak Seimbang Etnis Rohingya dan Etnis
Rakhine di Myanmar. Diakses dari
http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JTS/issue/view/157, pada 3 Agustus 2018 pukul
15.45 WIB

You might also like