Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280

Volume 3 No 2 Mei 2021 P-ISSN: 2655-4356

POTENSI PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG


TERINTEGRASI TANAMAN KELAPA DALAM
Potential of Development of Coconut Plant-Integrated Cattle
Muhammad Amrullah Pagala, Deki Zulkarnain, *Achmad Selamet Aku, La Ode Nafiu,
La Ode Arsad Sani, *La Ode Muh. Munadi dan Natsir Sandiah
Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo,
*Coresponding Author: email: achmad.s.aku@uho.ac.id, lmmunadi@gmail.com

ABSTRACT
The research aims to find out the potential of the development of coconut-integrated beef cattle in
North Buton Regency by looking at the potential of the sub-district that became the development of
beef cattle. Data collection using survey methods through sampling in designated areas has the
potential of beef cattle development in plantation areas using the approach of analysis of the level of
revenue and revenue of farming, analysis of the cost of cattle business, coconut business in, analysis
of income of cattle and coconut farmers, and Loqation Question (LQ). The development business of
coconut-integrated beef cattle business in North Buton Regency, was able to increase the income of
farmers in one year, namely, Rp 5,016,778 and coconut business income of Rp 3,371,359.47.

Keywords: Development; Beef Cattle; Inner Coconut

ABSTRAK
Penelitian bertujuan mengetahui potensi pengembangan ternak sapi potong terintegrasi kelapa
dalamdi Kabupaten Buton Utara, berdasarkan potensi wilayah kecamatan yang menjadi
pengembangan ternak sapi potong.Pengumpulan data menggunakan metode survei melalui
pengambilan sampel pada wilayah yang ditetapkan memiliki potensial pengembangan sapi potong
pada kawasan perkebunan denganmenggunakan pendekatan analisis tingkat penerimaan biaya dan
pendapatan usahatani, analisis biaya usaha ternak sapi, usaha kelapa dalam, analisis pendapatan
usaha ternak sapi dan petani kelapa, dan Loqation Question (LQ). PengembanganUsaha ternak sapi
potong terintegrasi kelapa dalam di Kabupaten Buton Utara, mampu meningkatkan pendapatan
peternakdalam satu tahun yaitu, Rp 5,016,778 dan pendapatan usaha kelapa Rp 3,371,359.47.

Kata Kunci: Pengembangan; Sapi Potong; Kelapa Dalam

Cara Mengutip (APA Citation Style)


Pagala, M, A., Zulkarnain,D., Aku, A,S., Haifu, L, O., Sani, L, O., Munadi, L, O, M., dan Sandiah N. 2021. Potensi Pengembangan
Ternak Sapi Potong Terintegrasi Tanaman Kelapa Dalam. Jambura Journal of Animal Science, 3(2) 62-70

© 2021 – Pagala, M, A., Zulkarnain,D., Aku, A,S., Haifu, L, O., Sani, L, O., Munadi, L, O, M., dan Sandiah N. Under the license CC BY-
NC 4.0

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 62


http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjas/issue/archive
Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 3 No 2 Mei 2021 P-ISSN: 2655-4356

PENDAHULUAN rakyat pada usaha peternakan sapi potong


adalah bahan pakan mudah didapat,
Pembangunan wilayah bertujuan
meningkatkan pendapatan perkebunan,
meningkatkan daya saing wilayah,
membantu pengawasan lingkungan serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
mengurangi pencemaran dan menambah
mengurangi ketimpangan antar wilayah,
penyediaan bahan pakan berupa hijauan
serta memajukan kehidupan masyarakat
yang terdapat pada area perkebunan
(Qomariyah et al., 2018; Buditiawan, 2019;
(Rusnan et al., 2015; Oley et al., 2015).
Nahumury & Tawakal, 2019; Setiawan,
Kabupaten Buton Utara merupakan
2020). Produksi daging, telur dan susu
wilayah potensial penghasil kelapa serta
merupakan bagian utama produksi hasil
tingkat populasi ternak sapi potong yang
peternakan (Qisthina et al., 2020).,
cukup baik sekaligus merupakan komoditi
sehingga, sektor peternakan memegang
unggulan daerah. Pengembangan usaha
peranan dalam pengembangan agrobisnis
di Kabupaten Buton utara. Pengembangan peternakan terintegrasi perkebunan kelapa
dalam merupakan langkah strategis serta
peternakan seharusnya mampu
upaya dalam pembangunan sektor
mengoptimalkan sumberdaya manusia,
pertanian-peternakan yang merupakan
serta perkembangan perekonomian daerah
bagian penting dalam mewujudkan
maupun potensi usaha seperti tersedianya
ketahanan pangan yang cukup, aman,
pakan, lahan gembala, kebun hijauan
merata, terjangkau dan berkelanjutan
pakan ternak (HPT), modal maupun
(Ernawati danNgawit, 2015; Hakim et al.,
sarana dan prasarana lainnya. Selain itu,
2017; Muhakka, 2017; Budiari & Suyasa,
didukung pula oleh faktor internal seperti
2019; Kumalasari et al., 2020). Sumbangan
motivasi yang dimiliki oleh peternak
sektor pertanian terhadap pertumbuhan
dalam mengembangkan usaha ternak yang
ekonomi di Kabupaten Buton Utara
dikelola (Abidin et al., 2018; Butar dan
didominasi oleh subsektor perkebunan,
Silalahi, 2020).
dimana pada tahun 2019 peranan sektor
Pengembangan usaha ternak sapi
tanaman perkebunan sebesar 21,83 persen
potong memiliki prospek yang baik.
dan terus mengalami peningkatan hingga
Meningkatnya jumlah penduduk, maka
tahun 2020 sebesar 22,23 persen dengan
permintaan daging sebagai pemenuhan
laju pertumbuhan mencapai 0,9 persen
gizi dapat meningkat. Upaya untuk
(BPS, 2020). Sementara sumbangan sektor
mewujudkan ketahanan pangan,
peternakan memberikan kontribusi
peningkatan produksi daging sapi potong
terbesar kedua setelah sektor perkebunan
harus terus dilakukan dengan melihat
terhadap pertumbuhan ekonomi meskipun
sumber daya yang tersedia.
mengalami laju pertumbuhan yang
Pengembangan sektor peternakan
menurun, dimana pada tahun 2019
merupakan hambatan yang cukup serius,
kontribusi sektor peternakan sebesar 17,65
sebab pakan merupakan kebutuhan dasar
persen hingga 16,76 persen pada tahun
seekor ternak dalam bertumbuh dan
berkembang (Wulandari, 2016; 2020.Keunggulan sistem integrasi tanaman
kelapa dalam dan ternak sapi bersifat
Fathurohman, 2018; Tybu et al., 2020).
simbiosis mutualisme atau saling
Sistem integrasi ternak merupakan
menguntungkan antara satu dengan yang
solusi dalam penanggulangan kekurangan
lainnya. Integrasi ternak dan kelapa dalam
pakan. Integrasi ternak dengan
masih sangat jarang diketahui, terutama di
perkebunan kelapa dalam dapat menjadi
Kabupaten Buton Utara secara khusus dan
cikal bakal pengembangan agribisnis
Sulawesi Tenggara secara umum.
berbasis ruminan–perkebunan (Zebedeus
Umumnya sistem integrasi dilakukan
et al., 2018). Berkaitan dengan
antara ternak, kelapa sawit dan tanaman
pengembangan peternakan, keuntungan
pangan tetapi untuk pengembangan sistem
dari pemanfaatan hasil perkebunan kelapa
integrasi kelapa dalam dan ternak sapi
Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 63
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjas/issue/archive
Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 3 No 2 Mei 2021 P-ISSN: 2655-4356

potong masih belum dilakukan sama TC = TFC + TVC


sekali. Dengan demikian, dalam Keterangan:
TC = Total biaya ternak sapi dan petani kelapa
mendukung upaya pengembangan kedua TFC = Total biaya ternak ternak sapi dan petani kelapa
sektor tersebut baik sektor perkebunan TVC = Total biaya variabel ternak sapi dan petani kelapa
maupun sektor peternakan maka Untuk menganalisis pendapatan
penelitian ini mencoba mengkaji usaha ternak sapi dan petani kelapa
pengembangan usaha tani kelapa dalam menggunakan rumus sebagai berikut
terintegrasi usaha ternak sapi. Sekaligus, (Soeharjo dan Patong ,1984):
dalam upaya meningkatkan pendapatan π = TR – TC
petani dan peternak ternak sapi potong. Keterangan :
Penelitian bertujuan mengetahui potensi π = Total pendapatan ternak sapi dan petani kelapa
TR = Total penerimaan ternak sapi dan petani kelapa
pengembangan ternak sapi potong TC = Total biaya ternak sapi dan petani kelapa
terintegrasi kelapa dalam di Kabupaten
Buton Analisis Loqation Question (LQ).
Analisis ini digunakan untuk
METODE PENELITIAN mengidentifikasi daerah yang merupakan
daerah basis atau daerah yang memiliki
Penelitian telah dilaksanakan pada
potensi besar untuk pengembangan ternak
bulan Oktober-Desember 2020 di
sapi terintegrasi dengan kelapa dalam.
Kecamatan Bonegunu dan Kecamatan
Adapun rumus LQ adalah sebagai berikut
Kambowa Kabupaten Buton Utara dengan
(Putra, 2011):
total responden sebanyak 100 orang.
Pendekatan penelitian menggunakan LQ =(Xij/Xi)/(Xij/Xj)
metode survey, melalui tahapan Keterangan:
pengumpulan data primer, dengan cara Xij= populasi dan produksi jenis komoditas ke-j
menyebarkan quisioner kepada responden pada Kecamatan
yang menjadi pelaku usaha ternak sapi. Xi= populasi dan produksi total Kecamatan
Xj= populasi dan produksi total jenis komoditas ke-j
Data sekunder berasal dariinstansi terkait, Kabupaten
terutama informasi penunjang khususnya X =populasi dan produksi total Kabupaten
kondisi sosial ekonomi masyarakat. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
prosedur berikut yaitu: Analisis Tingkat
penerimaan, biaya dan pendapatan Analisis Penerimaan, Biaya dan
usahatani ternak sapi. Untuk menganalisis Pendapatan
tingkat penerimaan usahatani ternak sapi Penerimaan, biaya serta
menggunakan rumus sebagai berikut pendapatan merupakan komponen
(Syarifuddin, 2007): yang memiliki hubungan yang erat
TR = Q x Pq untuk mengetahui analisis usaha
Keterangan: pengembangan ternak sapi dan kelapa
TR = Total Penerimaan ternak sapi dan petani kelapa
Q = Jumlah ternak sapi dan petani kelapa dalam di Kabupaten Buton Utara.
Pq = Harga ternak sapi dan tanaman kelapa Adapun rata-rata penerimaan, biaya
Untuk menganalisis biaya usaha dan pendapatan dapat dilihat pada
ternak sapi dan usaha kelapa dalam
Tabel 1.
menggunakan rumus sebagai berikut
(Soeharjo dan Patong ,1984):

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 64


http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjas/issue/archive
Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 3 No 2 Mei 2021 P-ISSN: 2655-4356

Tabel 1. Rata-Rata Penerimaan, biaya dan Pendapatan Usaha Ternak Sapi Terintegrasi Dengan
Kelapa Dalam di Kabupaten Buton Utara
No. Uraian Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Pendapatan (Rp)
14,275,510 8,358,732 5,016,778/tahun
1. Ternak Sapi
5,787,073.47 2,415,714 3,371,359.47/Produksi/tahun
2. Kelapa Dalam
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan Tabel 1. Rata-rata sebesar Rp 950,257/bulan. Sedangkan rata-
Pendapatan ternak sapi per tahun adalah rata pendapatan usaha ternak sapi Bali di
Rp 5,016,778.Sedangkan untuk tanaman Kecamatan Bonegunu sebesar Rp
kelapa dalam rata-rata pendapatan usaha 89.278/bulan, dan usahatani perkebunan
kelapa dalam untuk satu kali produksi kelapa sebesar Rp 629,306/bulan.
adalah Rp 3,371,359.47.Kondisi ini Kemudian, rata-rata pendapatan usaha
menunjukkan bahwa usaha tersebut ternak sapi Bali terintegrasi perkebunan
memiliki potensi untuk dikembangkan di kelapa sebesar Rp 718,583/bulan.
Kabupaten ButonUtara.Salah satu tujuan
dalam pelaksanaan usaha ini pada Analisis Marjin Pemasaran
umumnya adalah untuk meningkatkan Marjin pemasaran merupakan
pendapatan masyarakat khususnya adalah perbedaan harga yang diterima oleh petani
pelaku usaha integrasi ternak sapi dan atau peternak dengan harga yang
kelapa dalam. Tetapi hal ini tidak berbeda dibayarkan oleh konsumen. Untuk
jauh dengan penelitian Hermawan et al., menganalisis marjin pemasaran dalam
(2020) sebelumnya melaporkan bahwa penelitian ini, data harga yang digunakan
pendapatan usaha ternak sapi Bali di adalah harga di tingkat petani dan harga di
Kecamatan Kambowa sebesar Rp tingkat lembaga pemasaran. Gambaran
132,889/bulan, usahatani perkebunan mengenai margin pemasaran ternak sapi
kelapa sebesar Rp 817,368/bulan, rata-rata terintegrasi dengan kelapa dalam dapat
pendapatan usaha ternak sapi Bali yang disajikan pada Tabel 2.
terintegrasi dengan perkebunan kelapa
Tabel 2. Analisis Margin Pemasaran Ternak Sapi Terintegrasi Dengan Kelapa Dalam di
Kabupaten Buton Utara
Saluran I Saluran II Saluran III
Lembaga Pemasaran Margin Share Margin Share Margin Share
(Rp/Ekor/Buah) (Rp/Ekor/Buah) (Rp/Ekor/Buah)
1 2 4 5
Petani/Peternak
Harga Jual Ternak Sapi 6,000,000 7,000,000 8,000,000
Harga Jual Kelapa Dalam 1700 1,700 1,700
Pengumpul Kecamatan
Harga Beli Ternak Sapi 7,000,000
Harga Beli Kelapa Dalam 1,700
Biaya Transportasi Sapi 35,000
Biaya Transportasi Kelapa 500
Harga Jual Ternak Sapi 8,500,000
Harga Jual Kelapa Dalam 5,000
Laba Ternak Sapi 1,465,000
Laba Kelapa Dalam 2,800
Margin Pemasaran Sapi 1,500,000
Margin Pemasaran Kelapa 3,300

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 65


http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjas/issue/archive
Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 3 No 2 Mei 2021 P-ISSN: 2655-4356

Pengumpul Kabupaten
Harga Beli Ternak Sapi 8,000,000
Harga Beli Kelapa Dalam 1,700
Biaya Transportasi Sapi 35,000
Biaya Transportasi Kelapa 500
Harga Jual Ternak Sapi 10,000,000
Harga Jual Kelapa Dalam 5,000
Laba Ternak Sapi 1,965,000
Laba Kelapa Dalam 2,800
Margin Pemasaran Sapi 2,000,000
Margin Pemasaran Kelapa 3,300
Sumber: Data diolah, 2020

Berdasarkan tabel 2 marjin pemasaranSapi potong jenis Peranakan


pemasaran adalah perbedaan harga yang Ongole Margin total sebesar Rp 3.341.667,
diterima petani/peternak dengan harga biaya total Rp 984.333 (29%), dan
yang dibayarkan oleh konsumen. Marjin Keuntungan total sebesar Rp. 2.357.333
pemasaran dalam penelitian adalah harga (71%), sementara untuk saluran 2 Margin
di tingkat petani dan harga di tingkat sebesar Rp 14.292.553, Biaya total sebesar
lembaga pemasaran. Margin pemasaran Rp 1.396.454 (10%), dan Keuntungan total
ditingkat pengumpul kecamatan pada sebesar Rp 12.896.099 (90%).
saluran pemasaran 2 sebesar Rp
7.000.000/ekor sedangkan harga jual Efisiensi Pemasaran Ternak Sapi dan
ternak sapi sebesar Rp 8.500.000/ekor, Kelapa Dalam
biaya transportasi sebesar Rp 35.000/ekor Efisiensi pemasaran mempunyai
sehingga laba yang diperoleh pengumpul peranan yang sangat penting dalam
Kecamatan sebesar Rp 1.465.000/ekor dan pencapaian tujuan dan sasaran suatu
margin pemasaran sebesar Rp usaha yang dijalankan, karena efisiensi
1.500.000/ekor. Harga beli komoditas pemasaran merupakan pintu terdepan
kelapa pada pengumpul Kecamatan pada untuk mengalirnya dana kembali ke dalam
saluran pemasaran 2 sebesar Rp usaha. Kelancaran masuknya kembali
1.700/buah sedangkan harga jual kelapa dana dari hasil operasi usaha yang
sebesar Rp 5.000/Buah, biaya transportasi dijalankan sangat ditentukan oleh bidang
sebesar Rp 500/buah sehingga laba yang pemasaran. Pencapaian keuntungan usaha
diperoleh pengumpul Kecamatan sebesar perusahaan sangat ditentukan oleh
Rp 2.800/buah dan margin pemasaran kemampuan perusahaan memasarkan
sebesar Rp 3.500/buah. Sementara produk perusahaan dengan harga yang
pengumpul Kabupaten pada saluran menguntungkan.
pemasaran 3 sebesar Rp 8.000.000/ekor
sedangkan harga jual ternak sapi sebesar Dalam kajian ini, analisis efisiensi
Rp 10.000.000/ekor, biaya transportasi dilakukan dengan tujuan untuk
sebesar Rp 35.000/ekor sehingga laba yang mengetahui efisiensi saluran
diperoleh pengumpul Kabupaten sebesar pemasaran.Saluran pemasaran dianggap
Rp 1.965.000/ekor dan margin pemasaran efisien apabila memiliki indeks efisiensi
sebesar Rp 2.000.000/ekor. antara 0-33% (Rosmawati, 2011).Adapun
Aditya et al, (2015) Besar margin, efisiensi pemasaran dalam penelitian ini
biaya, dan keuntungan total para pelaku disajikan pada Tabel 3.
pemasaran pada setiap saluran 1

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 66


http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjas/issue/archive
Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 3 No 2 Mei 2021 P-ISSN: 2655-4356

Tabel 3. Analisis Efisiensi Pemasaran Ternak Sapi dan Kelapa Dalam


Saluran Pemasaran Efisiensi Pemasaran (EP) %
I (Ternak Sapi) 0
I (Kelapa Dalam) 0
II (Ternak Sapi) 0,41
II (Kelapa Dalam) 10
III (Ternak Sapi) 0,35
III (Kelapa Dalam) 10
Sumber: Data diolah, 2020.
Tabel 3.Menunjukan bahwa saluran komoditi ternak sapi terintegrasi dengan
pemasaran ternak sapi dan kelapa dalam kelapa dalam sebagai sektor basis
pada saluran pemasaran I dan III memiliki unggulan atau tidak dalam suatu wilayah.
nilai dianggap efisien yang sama. Efisiensi
Hasil analisis data menunjukkan
pemasaran untuk saluran pemasaran I, II
bahwa pengembangan usaha ternak sapi
dan III sangan efisien. Peryataan ini sejalan
terintegrasi dengan kelapa dalam di
dengan pemahaman (Rosmawati, 2011)
Kabupaten Buton utara mengalami
bahwa dalam usaha dikatakan efisien
karakter yang berbeda. Karakter ini
apabila mencapai persentase antara 0-33
ditunjukan dengan perbedaan nilai dalam
persen.
penentuan sektor basis atau bukan basis.
Basis Komoditi Unggulan (LQ) Nilai yang diperoleh berdasarkan hasil
analisis yaitu berkisara antara 0-
Aspek kelayakan ekonomi
3.Penentuan prioritas kawasan
merupakan unsur penting dalam menilai
pengembangan usaha ternak sapi
kelayakan pengembangan usaha
terintegrasi dengan kelapa dalam
pengembangan ternak sapi terintegrasi
didasarkan atas hasil analisis Location
dengan kelapa dalam di Kabupaten
Question (LQ) yang dimaksud dapat dilihat
Butonutara.Salah satu analisis yang dapat
pada Tabel 4.
digunakan adalah location quotient (LQ)
yang berguna dalam menentukan apakah
Tabel 4. Penentuan Kawasan Pengembangan Usaha Ternak Sapi Terintegrasi Dengan
Kelapa Dalam
No Kecamatan LQ Ternak Sapi LQ Kelapa Dalam
1 Bonegunu 0,97 3,70
2 Kambowa 1,20 1,91
3 Wakorumba 1,11 1,05
4 Kulisusu 0,87 0,60
5 Kulisusu Barat 0,90 1,26
6 Kulisusu Utara 0,75 2,55
Sumber: Data Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4menunjukkan Kecamatan Bonegunu, Kulisusu, Kulisusu


bahwa daerah yang paling potensi dalam Barat dan Kecamatan Kulisusu Utara pada
pengembangan usaha integrasi ternak sapi umumnya memilki pangsa yang relatif
dan kelapa dalam adalah Kecamatan rendah.
Kambowa dan Kecamatan Wakorumba. Kondisi ini dapat dilihat dengan nilai
Daerah ini potensi untuk pengembangan LQ yang diperoleh yaitu <1., sedangkan
ternak sapi dan kelapa dalam karena untuk pengembangan kelapa dalam
memiliki nilai LQ >1. Ketentuan rumus LQ terdapat 5 kecamatan yang memiliki
jika nilai yang diperoleh >1 maka prospek besar untuk dikembangkan.
dikatakan layak atau merupakan sektor Kecamatan yang dimaksud adalah
basis untuk pengembangan suatu usaha. Kecamatan Bonegunu, Kambowa,
Untuk pengembangan ternak sapi di Wakorumba, Kulisusu Barat dan
Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 67
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjas/issue/archive
Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 3 No 2 Mei 2021 P-ISSN: 2655-4356

Kecamatan Kulisusu Utara. Hal tersebut pertumbuhan pertanian daerah tersebut


karena didukung oleh ketersediaan jika tidak ada upaya dalam pemanfaatan
sumber daya ternak dan peternak (Dewi, dan pengembangan potensi pertanian
2019). Lahan dengan berbagai jenis secara optimal (Saputra, 2016).
tanaman pakan, produk sampingan
industri pertanian sebagai sumber pakan, KESIMPULAN
serta ketersediaan inovasi teknologi Berdasarkan hasil penelitian tentang
(Arisman et al., 2020). Pengembangan analisis usaha pengembangan ternak sapi
peternakan dapat ditempuh melalui terintegrasi dengan kelapa dalam di
ekstensifikasi usaha ternak dengan Kabupaten Buton Utara, maka dapat
menitikberatkan pada peningkatan disimpulkan bahwarata-rata pendapatan
populasi ternak (Khoiri et al., 2018). usaha ternak sapi dalam satu tahun adalah
Selanjutnya intensifikasi atau peningkatan Rp 5,016,778, sedangkan pendapatan
produksi per satuan ternak melalui untuk usaha kelapa dalam untuk satu kali
penggunaan bibit unggul, pakan ternak produksi adalah Rp 3,371,359.47.Margin
serta penerapan manajemen yang baik pemasaran usaha integrasi ternak sapi dan
(Fyka et al., 2019; Edi, 2020). kelapa dalam untuk komoditas ternak sapi
Keunggulan kompetitif suatu daerah, yang tertinggi adalah Rp 2,000,000.,
spesialisasi wilayah dan potensi pertanian sedangkan untuk kelapa dalam adalah Rp
yang dimiliki oleh daerah tersebut mampu 3,300. Efisiensi pemasaran untuk
mempengaruhi pertumbuhan sektor komoditas ternak sapi adalah berkisar
pertanian suatu daerah (Khadijah et al., antara 0-0,41% sedangkan untuk tanaman
2019). Namun, potensi pertanian di suatu kelapa dalam adalah 0-10%.
daerah tidak mempunyai arti bagi
DAFTAR PUSTAKA BPS Kabupaten Buton Utara.(2015). Buton
Abidin, J., Malesi, L., & Hadini, H. A. Utara Dalam Angka.Kabupaten
(2018). Motivasi Peternak Dalam Buton Utara Sulawesi Tenggara.
Pengembangan Usaha Sapi Bali Di
Kabupaten Muna Barat.Jurnal Ilmu Budiari, N. L. G., & Suyasa, I. N. (2019).
dan Teknologi Peternakan Tropis, 5(2), Optimalisasi Pemanfaatan Hijauan
17–23. Pakan Ternak (Hpt) Lokal
Mendukung Pengembangan Usaha
Aditya, F., A, Taslim, & Anita F. (2015). Ternak Sapi. Pastura, 8(2), 118–122.
Analisis Saluran Dan Margin https://doi.org/10.24843/Pastura.20
Pemasaran Sapi Potong Di Pasar 19.v08.i02.p12.
Hewan Tanjungsari. Jurnal Peternakan
Unpad, 1(1), 1-12. Buditiawan, K. (2019). Sektor Basis di
Kabupaten Blitar, Jawa Timur:
Arisman, A., Saediman, S., & Abdullah, W. Analisis PDRB Kabupaten Blitar
G. (2020). Analisis Kelayakan Sistem Tahun 2010-2016. Inovasi, 16(2), 85–
Tumpangsari Jagung (Zea mays L.) 94.
dan Kacang Tanah (Arachis hypogea https://doi.org/10.33626/inovasi.v1
L.) di Kecamatan Lawa Kabupaten 6i2.111.
Muna Barat.JIA (Jurnal Ilmiah
Agribisnis) : Jurnal Agribisnis Dan Ilmu Butar, Y. L., & Silalahi, F. R. L. (2020).
Sosial Ekonomi Pertanian, 5(2), 69–73. Motivasi Petani dalam Integrasi
https://doi.org/10.37149/jia.v5i2.109 Sawit Sapi di Desa Perkebunan
87 Tanjung Beringin Kecamatan Hinai
Kabupaten Langkat. Jurnal Triton,
11(1), 65-76.
https://jurnal.polbangtanmanokwari
Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 68
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjas/issue/archive
Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 3 No 2 Mei 2021 P-ISSN: 2655-4356

.ac.id/index.php/jt/article/view/10 Manajemen Breeding Sapi Bali. Sains


6. Peternakan: Jurnal Penelitian Ilmu
Peternakan, 6(1), 9–17.
Dewi, R. K. (2019). Analisis Potensi https://doi.org/10.20961/sainspet.v
Wilayah Pengembangan Ternak 6i1.4936.
Ruminansia Di Kabupaten
Lamongan. Jurnal Ternak, 9(2), 5–11. Hermawan, Sani, L., A. & Abadi, A. (2020).
https://doi.org/10.30736/jy.v9i2.31. Analisis Pendapatan Usaha Ternak
Sapi Bali Terintegrasi Kebun Kelapa
Edi, D. N. (2020). Analisis Potensi Pakan di Kecamatan Kambowa dan
untuk Pengembangan Ternak Bonegunu Kabupaten Buton Utara.
Ruminansia di Provinsi Jawa Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo
Timur.Jurnal Sain Peternakan (JIPHO), 2(1), 41-45.
Indonesia, 15(3), 251–258.
https://doi.org/10.31186/jspi.id.15.3 Khadijah, N., Hadi, S., & Maharani, E.
.251-258. (2019). Analisis Agribisnis Sapi
Potong Di Kabupaten Siak Provinsi
Ernawati, N. M. L., & Ngawit, I. K. (2015). Riau: Jurnal Agribisnis, 21(1), 23–35.
Eksplorasi Dan Identifikasi Gulma, https://doi.org/10.31849/agr.v20i2.1
Hijauan Pakan Dan Limbah 682.
Pertanian Yang Dimanfaatkan
Sebagai Pakan Ternak Di Wilayah Khoiri, A., Badriyah, N., & Aspriati, D. W.
Lahan Kering Lombok Utara. Buletin (2018). Analisis Kelayakan Finansial
Peternakan, 39(2), 92–102. Usaha Pembibitan Sapi Potong Di
https://doi.org/10.21059/buletinpet Desa Pucuk Kecamatan Pucuk
ernak.v39i2.6713. Kabupaten Lamongan. Jurnal Ternak,
7(1), 1-6.
Fathurohman, F. (2018). Peningkatan https://doi.org/10.30736/jy.v7i1.1.
Produktivitas Ternak Dan
Manajemen Peternakan Di Sentra Kumalasari, N. R., Sunardi, Khotijah, L., &
Peternakan Rakyat (SPR) Abdullah, L. (2020). Evaluasi Potensi
Cinagarabogo Subang.Sakai Sambayan Produksi dan Kualitas Tumbuhan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Penutup Tanah sebagai Hijauan
2(3), 139–142. Pakan di Bawah Naungan
https://doi.org/10.23960/jss.v2i3.12 Perkebunan di Jawa Barat:
3. Evaluation of Production and Quality
Covercrop as Forage under
Fyka, S. A., Limi, M. A., Zani, M., & Plantation at West Java. Jurnal Ilmu
Salamah, S. (2019). Analisis Potensi Nutrisi dan Teknologi Pakan, 18(1), 7–
dan Kelayakan Usahatani Sistem 10.
Integrasi Padi Ternak (Studi Kasus di https://doi.org/10.29244/jintp.18.1.7
Desa Silea Jaya Kecamatan Buke -10.
Kabupaten Konawe Selatan). Jurnal
Ilmu Dan Teknologi Peternakan Tropis, Muhakka.(2017). Manajemen Pengelolaan
6(3), 375–381. Pakan Ternak Ruminansia (Sapi,
https://doi.org/10.33772/jitro.v6i3.7 Kerbau, Kambing Dan Domba).Jurnal
52 Pengabdian Sriwijaya, 5(2), 389–396.
https://doi.org/10.37061/jps.v5i2.56
Hakim, L., Suyadi, S., Nuryadi, N., 52.
Susilawati, T., & Nurgiartiningsih, A. Nahumury, M. A. I., & Tawakal, M. A.
(2017). Pengembangan Sistem (2019). Analisis Location Quotient
Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 69
http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjas/issue/archive
Jambura Journal of Animal Science E-ISSN: 2855-2280
Volume 3 No 2 Mei 2021 P-ISSN: 2655-4356

(Lq) Lapangan Usaha Produk Di Kabupaten Halmahera Selatan


Domestik Regional Bruto.Musamus Provinsi Maluku Utara. ZOOTEC,
Journal of Economics Development, 2(1), 35(2), 187-200.
11–16. https://doi.org/10.35792/zot.35.2.20
https://doi.org/10.35724/feb.v2i1.24 15.7433.
75.
Saputra, J. I. (2016). Analisis Potensi
Oley, F. S., Salendu, A. H. S., Rundengan, Pengembangan Peternakan Sapi
M. L.,& Elly, F. H. (2015). Potong Di Kabupaten Pesawaran.
Pengembangan Ternak Sapi di Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 4(2),
Bawah Pohon Kelapa dalam 115–123.
Menunjang Daya Saing Peternakan.
Prosiding Seminar Nasional Setiawan, F. (2020). Analisis Potensi Sektor
Teknologi Peternakan dan Veteriner Basis Dan Non Basis Kota Sabang
5, Hal.258-262. Tahun 2013-2019.Al-Ijtima`i:
International Journal of Government and
Putra, M.F., (2011), Studi Kebijakan Publik Social Science, 6(1), 89–104.
dan Pemerintahan dalam Perspektif https://doi.org/10.22373/jai.v6i1.608
Kuantitatif, Universitas Brawijaya .
(UB) Press, Cetakan Pertama, April
2011, Malang. Soehardjo A. dan Dahlan P.(1984). Sendi-
Sendi Pokok Ilmu Usahatani.
Qisthina, R. Z., Firsta, F. H., & Gusti, Z. M. Universitas Hasanuddin, Ujung
(2020). Strategi Pengembangan Pandang.
Komoditas Unggulan Subsektor
Peternakan Di Kota Singkawang. Tybu, R., Nafiu, L. O., & Hamdan, H.
Jurnal Perencanaan Wilayah, 3(2), 1–14. (2020).Karakteristik Fisik Kawasan
Sentra Peternakan Rakyat (SPR)
Qomariyah, S., Mustapit, M., & Supriono, sebagai Faktor Pendukung dan
A. (2018). Analisis Potensi Wilayah Penghambat di Kabupaten Bombana.
Berbasis Komoditas Pertanian Jurnal Ilmiah Peternakan Halu Oleo,
Tanaman Pangan Serta 2(1), 124–127.
Kontribusinya Terhadap
Perekonomian Kabupaten Wulandari, S. D. (2016). Analisis Faktor-
Bondowoso. JSEP (Journal of Social Faktor Yang Mempengaruhi
and Agricultural Economics), 11(1), 66- Pengembangan Sentra Peternakan
72. Rakyat (SPR) Ternak Sapi Kuamang
https://doi.org/10.19184/jsep.v11i1. Abadi Kabupaten Bungo.Jurnal
6883. Peternakan, 1(1), 1–14.

Rosmawati, (2011).Analisis Struktur Zebedeus ., D., Kaunang, C. L., & Tulung,


Perilaku dan Penampilan Pasar Y. L. R. (2018). Potensi
Komoditi Vanili Di Kabupaten Pengembangan Ternak Sapi Potong
Lombok Barat. Agroteksos, 16(2) : 136 - Dengan Pola Integrasi Kelapa-Sapi Di
143. Kecamatan Tabaru Kabupaten
Halmahera Barat. Agri-Sosioekonomi,
Rusnan, H.-, Kaunang, C. L., & Tulung, Y. 14(1),335–346.
L. R. (2015). Analisis Potensi Dan https://doi.org/10.35791/agrsosek.1
Strategi Pengembangan Sapi Potong 4.1.2018.19557.
Dengan Pola Integrasi Kelapa–Sapi

Publisher: Animal husbandry department, Gorontalo State University 70


http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjas/issue/archive

You might also like