Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91

Faktor Risiko PenyakitJURNAL KESEHATAN


Ginjal Kronik PENA MEDIKA
Stadium Terminal VOL 7 Hipertensi
Pada Penderita (2) DES 2017
Stadium 1-2
PENA MEDIKA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEKALONGAN
http://jurnal.unikal.ac.id/index.php/medika
ISSN : 2086-843X

FAKTOR RISIKO PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM TERMINAL


PADA PENDERITA HIPERTENSI STADIUM 1-2

Kartika Ikawati1, Shofa Chasani2


1 Dosen
di Akademi Analis Kesehatan 17 Agustus 1945 Semarang,
Jl. Jendral Sudirman 350 Semarang
2 Dosen Magister Epidemiologi di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Jl.

Imam Barjo S.H. No. 5 Semarang.


Email: kartika.aisha@yahoo.com

INFO ARTIKEL
Diterima Oktober 2017
Disetujui November 2017
Dipublikasikan Desember 2017

ABSTRACT

Background : End Stage Renal Disease (ESRD) has been a health problem because
the incidence to increase with high mortality. Risk faktors of ESRD of stage 1-2
hypertention in during 5-10 years have not been studied. Risk faktors of ESRD ware
associated with behaviors and comorbidity diseases in hypertension patients
Method : This study applied an analytical observational method with a case control
study design. The study used 64 respondents as sampels , divided into; 32 as case
samples and 32 as control samples with consecutive sampling. Independent variabels
in this study ware behavior, history of diabetes mellitus, hyper total cholesterol and
hyper uric acid. Data were collected by interview and medical record. These data
were subject to analyses using univariat, bivariate, and multivariate tests
Results : Risk faktors of ESRD of stage 1-2 hypertention in during 5-10 as
followings: type-2 diabetes mellitus (OR=39 ; 95% CI=5.435-73.531; P=0.000), not
regularly taking anti-hypertensive drugs (OR=14; 95%CI=2.117-92.170; P=0.006)
and hyper total cholesterol (OR=13; 95% CI=2.136-81.025; P=0.005). .
Conclusion : Risk factors for ESRD in hypertension patients were; type-2 diabetes
mellitus, not regularly taking anti-hypertensive drugs and hyper total cholesterol. To
prevent the progression of hypertension into ESRD, strived not to suffered type 2
diabetes mellitus, taking anti-hypertensive medication regulary and control of total
cholesterol

Keywords : Risk Faktors, End Stage Renal Disease, Hypertension

74
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit ginjal kronik stadium terminal menjadi masalah
kesehatan karena insidensinya terus meningkat dengan angka kematian tinggi. Faktor
risiko penyakit ginjal kronik stadium terminal pada penderita hipertensi stadium 1-2
selama 5-10 tahun belum pernah diteliti. Faktor risiko tersebut dikaitkan dengan
perilaku dan penyakit penyerta.
Metode: Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan pendekatan case
control. Sampel penelitian sebanyak 64 responden yang terdiri dari 32 sampel kasus
dan 32 sampel kontrol. Teknik sampling dengan cara consecutive. Variabel
independen penelitian adalah perilaku responden, riwayat diabetes melitus, kadar
kolesterol dan asam urat tinggi. Data diperoleh dengan cara interview dan
pengamatan catatan medis. Analisis data dengan uji univariat, bivariat dan
multivariat.
Hasil: Hasil penelitian mendapatkan 3 variabel yang terbukti menjadi faktor risiko
yang berhubungan secara bermakna yaitu : menderita diabetes melitus tipe-2
(OR=39; 95% CI=5.435-73.531; P=0.000), tidak rutin minum obat anti hipertensi
(OR=14; 95% CI=2.117-92.170; P=0.006) dan kadar kolesterol tinggi (OR=13; 95%
CI=2.136-81.025; P =0.005).
Kesimpulan: Faktor risiko PGK terminal pada penderita hipertensi stadium 1-2 lama
5-10 tahun adalah; menderita diabetes melitus tipe-2, tidak rutin minum obat anti
hipertensi dan kadar kolesterol total tinggi. Saran bagi penderita hipertensi tipe 1-2
agar tidak menderita diabetes melitus, menjaga kadar kolesterol darah normal dan
rutin minum obat anti hipertensi

Kata Kunci : Faktor Risiko, PGK Terminal, Hipertensi

PENDAHULUAN
Penyakit ginjal kronik mahal dengan angka kematian yang
stadium terminal (PGK terminal) tinggi (48,5%). (USRDS,2015)
merupakan suatu keadaan dimana Prevalensi penyakit ginjal
ginjal mengalami kerusakan yang kronis di Indonesia berdasarkan hasil
bersifat permanen sehingga penderita Riskesdas 2013 sebesar 0,2 % dan
memerlukan terapi pengganti ginjal terus meningkat seiring meningkatnya
berupa transplantasi ginjal atau penyakit degenerative. Di Jawa tengah
hemodialisis (Price S,2006). Insidensi sendiri jumlah pasien baru dan pasien
penyakit ginjal kronik di dunia terus aktif PGK terminal pada tahun 2014
meningkat. Biaya pengobatan sangat no 3 setelah Jawa Barat dan Jawa

75
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

timur (PERNEFRI,2015). Di RSUD 63,2 % penderita hipertensi tidak


Ketileng Semarang, PGK selalu terdiagnosa dan tidak minum obat,
selalu menempati peringkat 10 besar hanya 36, 8 % yang terdiagnosa.
untuk penyakit non infeksi. Diantara penderita hipertensi yang
Berdasarkan sifatnya faktor terdiagnosa hanya 0,7 % yang rutin
risiko PGK terminal dikelompokkan minum obat. Hal ini menjadi
menjadi tiga yaitu faktor yang tidak permasalahan kesehatan di Indonesia
dapat berubah, faktor perilaku dan karena komplikasi akibat hipertensi
factor biomedis. Faktor yang tidak akan menambah beban jaminan
dapat diubah antara lain riwayat PGK kesehatan nasional.
keluarga, umur, jenis kelamin dan (PERNEFRI,2015).
berat badan lahir rendah. Faktor yang Kerusakan ginjal pada
dapat diubah yaitu perilaku seperti penderita hipertensi disebabkan
merokok, aktifitas fisik, asupan tekanan darah yang tinggi. Tekanan
makanan, kepatuhan minum obat dan darah yang tinggi mengakibatkan
cek kesehatan. Sedangkan faktor perubahan struktur arteriol di seluruh
biomedis antara lain diabetes melitus tubuh yang ditandai dengan fibrosis
(DM), hipertensi, obesitas, infeksi dan sklerosis dinding pembuluh darah,
saluran kencing, asam urat dan termasuk nefron ginjal. Destruksi masa
penyakit kardiovaskuler. (Ahmed S nefron mangakibatkan pengurangan
and Lowder G,2012) atau hilangnya fungsi ginjal. Adanya
Etiologi PGK terminal di komorbiditas/penyakit penyerta pada
Indonesia terbesar karena hipertensi penderita hipertensi seperti diabetes
(44%). Prevalensi hipertensi sendiri di melitus, dyslipidemia dan asam urat
Indonesia terus meningkat seiring menyebabkan respon inflamasi pada
perubahan pola hidup akibat ginjal menjadi lebih progresif,
modernitas. Sampai tahun 2016 sehingga resiko PGK terminal lebih
penderita hipertensi di atas 18 tahun besar. (Guyton,2013)
diperkirakan sebesar 42, 1 juta jiwa Berdasarkan penelitian
(25, 8%). Dari angka tersebut sebesar Febryana L (2012) mendapatkan RR

76
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

hipertensi murni (tanpa disertai faktor risiko penyakit ginjal kronik


penyakit lain) dengan PGK terminal : stadium terminal pada penderita
3.733. Sedangkan RR komplikasi hipertensi stadium 1-2 yang menderita
hipertensi diabetes dengan PGK hipertensi selama 5-10 tahun di RSUD
terminal lebih tinggi yaitu : 4.667. Ketileng Semarang.
Penelitian dari Nurjanah A (2012)
mendapatkan hasil sebanyak 64,3 %
METODE
penderita hipertensi dengan lama 6-10
tahun mengalami PGK terminal dan Jenis penelitian ini adalah

35,7 % tidak menderita PGK terminal. observasional analitik dengan

Sedangkan penderita hipertensi lebih rancangan case control. Penelitian ini

dari 10 tahun, sebanyak 81,3% bertujuan untuk mengetahui faktor

mengalami PGK terminal dan 18,7% perilaku dan komorbiditas penyakit

tidak mengalami PGK terminal. yang menjadi faktor risiko PGK

Latar belakang diatas terminal pada penderia hipertensi

menujukkan bahwa tidak semua stadium 1-2 yang telah menderita

penderita hipertensi mengalami PGK hipertensi selama 5-10 tahun. Variabel

terminal. Menurut Hadisaputa S independen dalam penelitian ini

(2011) secondary prevention untuk meliputi ; riwayat rutinitas chek up

menghentikan proses penyakit, tekanan darah (1 bulan sekali),

sebenarnya dapat dilakukan agar riwayat rutinitas minum obat anti

penderita hipertensi tidak menderita hipertensi, riwayat menderita diabetes

PGK stadium terminal. Selama ini melitus (kadar gula darah ≥ 125

belum ada penelitian mengenai mg/dL), riwayat rutinitas chek up gula

perilaku yang dapat diubah dan darah (1 bulan sekali), riwayat rutinitas

komorbiditas penyakit yang minum obat anti diabetes, riwayat

merupakan faktor risiko penyakit hiperkolesterol total/kolesterol total

ginjal kronik stadium terminal pada tinggi (≥ 240 mg/dL), riwayat

penderita hipertensi. Tujuan dari hiperurisemia/asam urat tinggi (>7

penelitian ini adalah untuk mengetahui mg/dL untuk laki-laki dan >6 mg/dL

77
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

untuk perempuan), riwayat olah raga hipertensi stadium 1-2 (stadium 1 jika
(3 kali/ minggu dengan waktu 30 tekanan darah systole 140-159 mmHg
menit setiap kali olah raga), dan dan dyastole 90-99 mmHg, stadium 2
riwayat konsumsi makanan berlemak jika tekanan darah systole 160->160
(gorengan). Populasi penelitian mmHg dan dyastole 100->100
didapatkan di RSUD Ketileng mmHg), menderita hipertensi selama
Semarang. Populasi kasus dalam 5-10 tahun, usia ≥ 36 tahun,
penelitian ini adalah penderita PGK didiagnosa PGK terminal, bersedia
terminal dengan riwayat hipertensi menjadi subyek penelitian, kooperatif,
dengan kriteria; laju filtrasi glomerulus mampu berkomunikasi, tidak
(LFG) < 15mL/menit atau kadar menderita primer renal disease dan
kreatinin serum ≥ 5 mg/dL yang tidak menjalani hemodialisis sejak
terjadi selama 3 bulan atau lebih dan kecil. Kriteria inklusi kelompok
memerlukan hemodialisis secara rutin. kontrol yaitu riwayat menderita
Sedangkan populasi kontrol dalam hipertensi stadium 1-2 selama 5-10
penelitian adalah penderita hipertensi tahun, usia ≥ 36 tahun, tidak
yang tidak didiagnosis PGK terminal didiagnosa PGK terminal, bersedia
dengan kriteria laju filtrasi glomerulus menjadi subyek penelitian, kooperatif,
tinggi yaitu ≥ 60 ml/menit atau kadar tidak menderita primer renal disease
kreatinin serum > 1,1 mg/dL sampai < dan tidak menjalani hemodialisis sejak
5 mg/dL (laki-laki) dan > 0,9 mg/dL kecil. Sedangkan kriteria eksklusi
sampai < 5 mg/dL (perempuan) dan kasus dan kontrol yaitu subyek
tidak menjalani hemodialisis. Jumlah meninggal dunia, atau mengundurkan
perhitungan nilai LFG berdasarkan diri.
rumus Cockcroft-Gault. Untuk Besar sampel dihitung
mengeliminasi variabel confounding menggunakan rumus Lamshow untuk
dilakukan pembatasan karakteristik Case control. Berdasarkan penelitian
kelompok kasus dan kontrol. sebelumnya diasumsikan bahwa
Kriteria inklusi kelompok proporsi paparan kelompok kasus
kasus yaitu ; riwayat menderita P1=0,316 dan proporsi paparan

78
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

kelompok kontrol P2=0.057 untuk hipertensi dilakukan uji bivariat dan


kesalahan tipe I (α) sebesar 0,05 multivariat. Uji bivariat menggunakan
dengan OR=4,7 dan presisi/kekuatan chi square dan uji multivariat
uji 80%=0,20. Jumlah sampel mengunakan regresi logistic ganda
minimal untuk kelompok kasus dan metode Backward RL, dengan program
kontrol masing-masing 32 responden. SPSS versi 23.
Teknik sampling menggunakan cara
consecutif sampling. Jenis data HASIL
meliputi data primer dan sekunder. Sampel sejumlah 64 yang
Data primer didapatkan dengan cara terdiri dari 32 kasus dan 32 kontrol
wawancara dipandu dengan kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi. Pada
dan observasi langsung. Data kelompok kasus didapatkan 20 orang
sekunder berupa rekam medik yang laki-laki dan 12 orang perempuan.
meliputi karakteristik individu (nama, Sedangkan pada kelompok kontrol
umur jenis kelamin), riwayat didapatkan 14 orang laki-laki dan 18
penyakit, diagnosis penyakit, lama orang perempuan. Gambaran
sakit dan hasil pemeriksan karakteristik, perilaku dan riwayat
laboratorium. Untuk mengetahui komorbiditas penyakit dapat dilihat
hubungan antara faktor risiko dengan pada tabel 1 dibawah ini.
kejadian PGK terminal pada penderita

Tabel 1. Gambaran Karakteristik, Riwayat Perilaku dan Riwayat Komorbiditas Penyakit


Subyek Penelitian
Kasus Kontrol
Variabel Jumlah Persen Jumlah Persen
Usia (tahun)
≥65 (Manula) 4 12.5 4 12.5
56-64 (Lansia akhir) 13 40.6 11 34.4
46-55 (Lansia awal) 8 25 14 43.8
35-45 (Dewasa akhir) 7 21.9 3 9.4

Total 32 100 32
100

79
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

Katagori Hipertensi Jumlah Persen Jumlah Persen


Stadium 2 20 62.5 13 40.6
Stadium 1 12 37.5 19 59.4
Total 32 100 32 100
Chek Up Tensi Jumlah Persen Jumlah Persen
Tidak rutin 19 59.4 6 18.8
Rutin 13 40.6 26 81.2
Total 32 100 32 100
Obat Anti Hipertensi Jumlah Persen Jumlah Persen
Tidak Rutin 27 84,4 11 34,4
Rutin 5 15,6 21 65,6
Total 32 100 32 100
Diabetes Melitus tipe
Jumlah Persen Jumlah Persen
2
Ya 27 84,4 6 18,8
Tidak 5 15,6 26 81,2
Total 32 100 32 100
Chek Up Gula Darah Jumlah Persen Jumlah Persen
Tidak rutin 17 53.1 10 31.3
Rutin 15 46.9 22 68.8
Total 32 100 32 100
Obat anti diabetes Jumlah Persen Jumlah Persen
Tidak rutin 29 90.6 18 56.3
Rutin 3 9.4 14 43.8
Total 32 100 32 100
Cholesterol Total Jumlah Persen Jumlah Persen
Tidak Normal 25 78.1 8 25,0
Normal 7 21.9 24 75,0
Total 32 100 32 100
Asam Urat Jumlah Persen Jumlah Persen
Tidak normal 16 50,0 9 28.1
Normal 15 46.9 23 71.9
Total 32 100 32 100
Aktivitas Olah Raga Jumlah Persen Jumlah Persen
Tidak rutin 19 59,4 12 37,5
Rutin 13 40,6 20 62,5
Total 32 100 32 100
Makan Berlemak Jumlah Persen Jumlah Persen
Ya 24 75 6 18.8
Tidak 8 25 26 81,2

80
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

Total 32 100 32 100

Pada tabel 1 diketahui bahwa /perilaku pada kelompok kasus


kelompok usia lansia akhir (usia 56-64 cenderung tidak rutin melakukan chek
tahun) paling banyak menderita PGK up tekanan darah, chek up kadar gula
terminal. Sedangkan penderita darah dan minum obat daripada
hipertensi tanpa PGK terminal paling kelompok kontrol. Berdasarkan
banyak pada kelompok usia lansia rutinitas olahraga dan makan berlemak
awal (46-55 tahun). Berdasarkan diketahui bahwa kelompok kasus tidak
stadium hipertensi didapatkan bahwa rutin berolah raga dan sering makan
kelompok kasus lebih banyak makanan yang mengandung lemak
menderita hipertensi stadium 2 yaitu (gorengan).
sebesar (62.5%) sedangkan pada Data yang diperoleh kemudian
kelompok kontrol (40.6%) dilakukan analisis bivariat. Hasil uji
Berdasarkan komorbiditas penyakit, bivariat yang menunjukkan hubungan
kelompok kasus lebih banyak antara variabel independen/faktor
mempunyai riwayat menderita risiko dengan kejadian penyaki ginjal
diabetes melitus tipe-2, kolesterol total kronik stadium terminal pada penderita
tinggi dan asam urat tinggi. hipertensi dapat diketahui pada tabel 2
Sedangkan berdasarkan kebiasaan berikut ini ;

Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Antara Variabel Independen dengan Variabel

Variabel Independen
No OR 95% CI P
( Riwayat)
1 Chek Up Tekanan Darah 6.333 2.038-19.682 0.001
2 Obat Anti Hipertensi 10.309 3.102-34.266 0,000
3 Diabetes Melitus Tipe-2 23.400 6.356-86.144 0,002
4 Obat Anti DM 7.519 1.894-29.846 0.002
5 Chek Up Gula Darah 2.493 0.899-6,916 0.076
6 Hiperurisemia 2.556 0.907-7.204 0.073
7 Hiperkolesterol total 13.000 3.935-42.950 0,000
8 Olahraga 1.696 0.523-5.494 0.376

81
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

9 Makanan Berlemak 10.714 3.363-34.134 0,000


Dependen

Dari hasil analisis bivariat yang 34.134; P=0.000), riwayat rutinitas


tercantum pada tabel 2 diketahui minum obat anti hipertensi (OR=10.3;
bahwa ada 3 variabel yang tidak 95% CI=3.102-34.266, P=0.000),
berhubungan dengan kejadian PGK riwayat rutinitas minun obat anti
terminal pada penderita hipertensi, diabetes melitus (OR= 7,5; 95%
karena secara statistic P> 0.05. CI=1.894-29.846; P=0.002), dan
Variabel tersebut adalah ; riwayat riwayat chek up tekanan darah
olahraga (OR=1,7; CI= 0.523-5.494; (OR=6.3; 95% CI= 2.038-19.682 dan
P =0.376), riwayat rutinitas chek up P= 0.001)
gula darah (OR=2.5; 95% CI=0.899- Dari hasil uji bivariat
6,916; P=0.076) dan riwayat mendapatkan 8 variabel faktor risiko
hiperuresemia/asam urat tinggi yang layak masuk dalam uji
(OR=2.6; 95% CI=0.907-7.204; multivariat karena P< 0.25. Hanya ada
P=0.073). Variabel faktor risiko yang satu variabel yang tidak masuk dalam
berhubungan dengan kejadian PGK uji multivariat yaitu variabel riwayat
terminal dan bermakna secara statistik asam urat tinggi. Hasil uji multivariat
adalah riwayat diabetes melitus tipe-2 variabel faktor risiko dengan kejadian
(OR= 23.4; 95% CI=1.894-29.846; P= PGK terminal pada penderita
0,002), riwayat hiperkolesterol total hipertensi di RSUD Ketileng
(OR=13; 95% CI=3.935-42.950; Semarang tampak pada tabel 3 berikut
P=0.000), riwayat konsumsi makanan ini :
berlemak (OR=10.7; 95% CI= 3.363-

Tabel 3. Hasil Uji Multivariat terhadap Faktor Risiko dengan P< 0.25
Variabel Independen
N0 OR 95% CI p
(Riwayat)
1 Chek Up Tekanan Darah 1.521 0.169-13.649 0.708
2 Obat Anti Hipertensi 13.97 2.117-92.170 0.006
3 Diabetes Melitus Tipe-2 38.558 5.435-73.531 0.000

82
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

4 Obat Anti DM 0.621 0.039-9.840 0.736


5 Chek Up Gula Darah 0.255 0.040-1.634 0.149
Variabel Independen
N0 OR 95% CI p
(Riwayat)
6 Hiperkolesterol Total 13.157 2.136-81.025 0.005
7 Hiperuresemia 1.244 0.135-11.490 0.857
8 Makanan Berlemak 4.425 0.585-33.478 0.150

Setelah dilakukan analisis melitus tipe-2, riwayat rutinitas minum


multivariat diketahui bahwa terdapat 3 obat anti hipertensi dan riwayat
faktor risko yang terbukti berhubungan hiperkolesterol total. Variabel yang
secara bermakna terhadap kejadian tidak menjadi faktor risiko adalah ;
PGK terminal pada penderita riwayat rutinitas chek up tekanan
hipertensi di RSUD Ketileng darah, minum obat diabetes melitus,
Semarang. Variabel tersebut secara chek up gula darah, asam urat tinggi
berturut turut adalah ; Riwayat dan makan berlemak. Penderita
diabetes melitus tipe-2 (OR=39; 95% hipertensi yang menderita penyakit
CI=5.435-73.531; P=0.000), riwayat ginjal kronik stadium terminal lebih
rutinitas minum obat anti hipertensi banyak pada kelompok usia 56-64
(OR=14; 95% CI=2.117-92.170; tahun (lansia akhir) sedangkan
P=0.006), dan riwayat hiperkolesterol kelompok kontrol paling banyak pada
total (OR=13; 95% CI=2.136-81.025; kelompok usia 46-55 tahun (lansia
P =0.005) awal). Karakteristik usia tidak mejadi
variabel dalam penelitian ini karena
PEMBAHASAN
semakin bertambah usia semakin
Hasil analisis multivariat berkurang fungsi ginjalnya dan hal itu
menunjukkan bahwa faktor risiko yang adalah proses yang wajar (CDC;2010).
terbukti berhubungan dan bermakna Berdasarkan stadium hipertensi
secara statistik terhadap kejadian PGK didapatkan hasil bahwa proporsi
terminal pada penderita hipertensi hipertensi stadium 2 pada kelompok
stadium 1-2 dengan lama hipertensi 5- kasus (62.5%) sedangkan pada
10 tahun adalah; riwayat diabetes

83
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

kelompok kontrol 40.6%. Hasil uji (OR=3,53; 95% CI =2,67-4,66; p<


bivariat terhadap variabel stadium 0,001) dan peningkatan resiko PGK
hipertensi mendapatkan (P=0.08). setiap ada penambahan penyakit
Secara teoritis semakin tinggi tekanan komponen sindrom metabolic (kondisi
darah maka semakin tinggi kerusakan meliputi hipertensi, dyslipidemia,
nefron. Dalam penelitian ini stadium diabetes melitus, obesitas,
hipertensi tidak menjadi faktor risiko mikroalbuminuria) sebesar 26%.
karena P > 0.05, hal ini kemungkinan Sedangkan sindrom metabolik dengan
karena kelompok kasus dan kontrol 5 komponen akan meningkatkan risiko
adalah sama-sama penderita hipertensi PGK sebesar 27% (OR= 2,72; 95%
stadium 1 dan 2. CI=1,50-4,93; P < 0,01)
Variabel riwayat menderita Penelitian dari Mahbub T
diabetes melitus pada penderita (2013) mendapatkan 44.1 % dari
hipertensi dalam penelitian ini menjadi penderita PGK terminal disebabkan
faktor risiko tertinggi terhadap menderita Diabetic Nephropathy. Hal
kejadian PGK terminal (OR=39; yang sama didapatkan pada penelitan
P=0.005). Penderita hipertensi yang dari Pranandari R,(2015) yang
menderita diabetes melitus berisiko 39 mendapatkan (OR=5.395; 95%
kali lebih besar menderita PGK CI=2.254-12.916; P=0.05). Nefropati
terminal daripada tanpa diabetes diabetikum stadium 2 terjadi sekitar 5
melitus. Hasil ini sejalan dengan tahun setelah awitan DM tipe-1 dan
penelitian Chen J (2007) pada populasi akan berkembang pada semua jenis
Cina, yang mendapatkan bahwa diabetes. Dalam waktu 10 tahun jika
komponen sindrom metabolik yang diabetes tetap tidak terkontrol akan
memiliki hubungan bermakna dengan berkembang menjadi stadium 3.
PGK adalah gula darah (P =0,01). Stadium 4/fase nefropati diabetik
Penelitian Chen, at al pada klinis yang ditandai dengan
populasi Cina menunjukkan hubungan makroalbuminuria/proteinuria menetap
yang bermakna antara komponen gula (>300 mg/24 jam) dengan penurunan
darah dengan PGK terminal GFR progresif. Hiperglikemia pada

84
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

penderita hipertensi memperparah yang diperlukan adalah mencegah


perkembangan kerusakan mikro supaya tidak berkembang menjadi
vaskuler ginjal dengan adanya penyakit ginjal kronik terminal.
penebalan membrane basal ekspansi Diperlukan kontrol ketat tekanan darah
mesangial dan hipertrofi glomerular <130/90 mmHg bagi penderita
dan menyebabkan glomerulosklerosis. hipertensi stadium 1-2 agar tidak
(Price S,2006) berkembang menjadi PGK terminal.
Obat Anti hipertensi pada Kontrol tekanan darah pada penderita
penelitian ini terbukti sebagi faktor hipertensi diantaranya dengan
risiko yang berhubungan secara konsumsi obat anti hipertensi yng
bermakna (OR=14; P<0.05). diminum sesuai dosis (Price S,2006)
Responden hipertensi yang tidak Keputusan untuk memberikan
teratur minum obat anti hipertensi pengobatan farmakologik pada
berisiko menderita PGK terminal 14 penderita hipertensi
kali lebih besar dibandingkan mempertimbangkan beberapa faktor,
responden hipertensi yang rutin yaitu: derajat kenaikan TD, adanya
mengkonsumsi obat. Hal ini sejalan kerusakan organ target, dan adanya
dengan penelitian yang dilakukan oleh penyakit kardiovaskuler. Empat jenis
Plantinga, LC (2009), mendapatkan obat anti-hipertensi untuk pasien
bahwa sebanyak 69% penderita dewasa yang paling banyak digunakan
hipertensi dengan PGK terminal tidak adalah diuretic, beta-bloker, kalsium
melakukan kontrol tekanan darah antagonis, dan angiotensin-converting
dengan obat anti hipoertensi ACE enzymen (ACE) inhibitors (Sanders
inhibitor/Angiotensin receptor blocker GD, 2011). Tujuan pengobatan adalah
(ARBs). Sementara itu hanya 37-28 % menurunkan morbiditas dan mortalitas
penderita hipertensi dengan akibat hipertensi dengan memelihara
pengobatan rutin yang mangalami tekanan <140/90 mmHg, disamping
PGK terminal. (Plantinga LC.2006) mencegah resiko penyakit
Pada tahap secondary kardiovaskuler (Abdul M, 2006)
prevention untuk penderita hipertensi

85
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

Variabel hiper kolesterol total bermakna terhadap kejadian PGK


(≥ 240 mg/dL) terbukti menjadi faktor terminal. Secara teori rutinitas
risiko yang berhubungan secara melakukan pengukuran tekanan darah
statistik dengan (OR=13; 95% dapat membuat penderita hipertensi
CI=2.136-81.025; p=0.005). Hasil ini mengetahui tekanan darahnya dan
sejalan dengan penelitian Arsono S dapat melakukan kontrol dengan ketat.
(2005) yang mendapatkan (OR=11.61; Demikian juga dengan rutinitas
95% CI=1.69-79.83). Hal yang melakukan chek up gula darah.
berbeda dengan study dari Al-Rubeaan Kelompok usia dewasa akhir
K (2014), yang mendapatkan sebaiknya mulai rutin melakukan chek
(OR=1.17; 0.97-1.41; P =0.0001). up gula darah untuk menghindari
Kolesterol total merupakan gabungan terjadinya diabetes melitus. Dalam
dari jumlah kolesterol baik/high penelitian ini kedua variabel tersebut
density lipoproteins (HDL), kolesterol tidak menjadi faktor risiko yang
jahat/low density lipoprotein (LDL) berhubungan terhadap kejadian PGK
dan Trigliserida. Kolesterol total terminal pada penderita hipertensi
tinggi ≥ 240 mg/dL yang terjadi dalam (P>0.05). Hal ini kemungkinan karena
waktu lama akan menyebabkan penelitian menggunakan variabel
terjadinya penyempitan pembuluh diabetes melitus dan obat anti
darah atau artherosclerosis. Lemak hipertensi yang langsung berpengaruh
akan menepel pada dinding terhadap kejadian PGK terminal
membentuk plaque formation . Plaque (Plantinga LC., 2009)
dalam pembuluh darah arteri nefron Keteraturan minum obat anti
berperan pada progresifitas PGK diabetes melitus tidak terbukti sebagai
terminal melalui mekanisme disfungsi faktor risiko yang bermakna terhadap
endotel pada glomerulus. (Ceuvas, kejadian PGK terminal pada penderita
2016) hipertensi (P=0.736). Hal yang
Riwayat chek up tekanan darah berbeda dengan hasil penelitian Cross
dan gula darah dalam penelitian ini Sectional dari Anani S (2012) yang
tidak menjadi faktor risiko yang mendapatkan adanya hubungan

86
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

signifikan dengan nilai P=0,032 antar Dalam PERKENI (2006)


konsumsi obat DM secara tertur disebutkan bahwa olahraga teratur
dengan pengendalian kadar glukosa dapat memperbaiki kendali glukosa
dalam darah. Minum obat secara darah, mempertahankan atau
teratur belum cukup untuk menurunkan berat badan, serta dapat
menurunkan kadar gula darah, meningkatkan kadar kolesterol HDL
manakala tidak disertai dengan (lemak baik). Olahraga tidak menjadi
pengaturan konsumsi karbohidrat, faktor risiko yang signifikan dalam
kontrol depresi dan pola hidup sehat. penelitian ini. Hal ini kemungkinan
Sementara itu pada kelompok karena jumlah responden yang tidak
masyarakat dengan kemampuan berolah raga secara teratur pada
kognitif yang rendah, kontrol gula kelompok kasus dan kontrol hampir
intensif berisiko terjadinya sama. Definisi olah raga teratur pada
hipoglikemik. Terapi glikemik harus penelitian ini adalah olah raga jogging
disesuaikan kondisi penderita untuk atau senam aerobik 3 kali / minggu
menghindari hipoglikemia yang dengan waktu setiap kali olah raga
signifikan. (Cefalu WT, 2016). sekitar 30 menit. Responden kelompok
Riwayat olahraga dalam kasus dan kontrol tidak melakukan
penelitian ini tidak berhungan secara olahraga seperti yang didefinisikan.
signifikan terhadap PGK terminal Kriteria hiperurisemia yaitu >
pada penderita hipertensi. Beberapa 7,0 mg/dL pada laki-laki dan > 6,0
studi menunjukkan bahwa aktivitas mg/dL pada perempuan. Variabel
fisik terbukti dapat meningkatkan asam urat pada penderita hipertensi
sensitivitas insulin, memperbaiki profil terbukti tidak menjadi faktor risiko
lipid dan mengurangi kadar lemak yang berhubungan secara siknifikan
perut. Studi DA Qing di Cina (OR=1.244; 95% CI=0.135-11.490;
menunjukkan bahwa aktivitas fisik P=0.857). Hasil penelitian Pranata PB
secara regular dapat mengurangi risiko (2013) mendapatkan nilai P= 0,482
berkembangnya diabetes sampai 46 (>0,05), maka secara statistik dapat
%.(Li G,2008). disimpulkan bahwa tidak terdapat

87
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

hubungan kadar asam urat dengan garam dan lemak. (Almatsier,


kejadian PGK terminal. Berbeda S.,2006). Komsumsi lemak berlebih
dengan hasil penelitian Uchida S secara teori menyebabkan terjadinya
(2015), yang mendapatkan asam urat ≥ hiperkolesterol dan memicu terjadinya
6.0 mg/dL berhubungan dengan atherosclerosis. Dalam penelitian ini
kejadian PGK terminal (OR=3.63; variabel kebiasaan makan lemak dalam
95% CI=1.25-10.58). Menurut teori analisis bivariat terbukti berhubungan
hiperurisemia mudah mengendap dan dengan kejadian PGK terminal tetapi
mencetuskan pembentukan garam dalam uji multivariat tidak
monosodium urat (MSU) di jaringan berhubungan secara signifikan P=
dan sendi. Timbunan tersebut 0.15/ > 0.05. hal ini kemungkinan
kemudian dikenali oleh sistem imun karena dalam penelitian ini
sebagai benda asing, sehingga menyertakan variabel hiperkolesterol
menimbulkan inflamasi. (Silbernagl & dimana variabel tersebut secara
Lang, 2012). Pada penelitian ini langsung dapat menyebabkan
variabel asam urat tidak terbukti atherosclerosis pada pembuluh darah
sebagai faktor risiko yang signifikan arteri ginjal. (NCEP,2001)
terhadap kejadian PGK terminal , hal
ini dikarenakan asam urat tinggi KETERBATASAN PENELITIAN
dalam darah mempunyai onset yang Keterbatasan penelitian ini
sangat cepat dan dalam waktu singkat adalah catatan medik pada responden
dapat kembali normal. Asam urat kasus maupun kontrol banyak yang
tinggi lebih cendurung menyebakan tidak lengkap. Peneliti memilih
terjadinya artritis gout pada sendi responden yang mempunyai catatan
daripada PGK terminal.(Price S,2008) medik lengkap untuk menghindari
Konsumsi lemak berlebih bias. Hal ini menyebabkan waktu
memicu terjadinya peningkatan kadar penelitian menjadi lebih panjang dari
kolesterol dalam tubuh. Tata kelola perencanan
bagi penderita hipertensi diantaranya
adalah pengaturan pola makan rendah KESIMPULAN DAN SARAN

88
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

Faktor risiko PGK terminal Ahmed S., Lowder G. 2012. Severity


and Stage of Chronic Kidney
pada penderita hipertensi stadium 1-2
Disease 1st.ed.Monika Gooz ,
lama 5-10 tahun adalah ; menderita editor.Croasia : In Tech; Hal:13-
23
diabetes mellitus tipe-2, tidak rutin
minum obat anti hipetensi dan Al-Rubeaan., Amira M Y., Shazia NS.,
Najlaa AA., Ahmad HA., Hind
mempunyai kadar kolesterol total
MA. 2014. Diabetic Nephropathy
tinggi. Saran bagi penderita hipertensi and Its Risk Faktors in a Society
with a Type 2 Diabetes
tipe 1-2 agar tidak menderita diabetes
Epidemic: A Saudi National
melitus, menjaga kadar kolesterol Diabetes. Jurnal PloseOne,
Volume 1,Nomer 2,Tahun 2014.
darah tetap normal dan rutin minum
obat anti hipertensi. Almatsier, S. 2006. Penuntun Diet
Terbaru.Jakarta.Gramedia.

UCAPAN TERIMAKASIH Anani S. 2012. Hubungan Antara


Perilaku Pengendalian Diabetes
Dengan terlaksananya
dan Kadar Glukosa Darah Pasien
penelitian ini penulis mengucapkan Rawat Jalan Diabetes Melitus
(Studi Kasus di RSUD
termaksih kepada Direktur Rumah
Arjawinangun Kabupaten
Sakit RSUD Ketileng Semarang, Cirebon). Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Volume 1, Nomer
Direktur AAK 17 Agustus 1945
2, Tahun 2012, Hal;466-478.
Semarang yang telah memberikan ijin Available from:
http://ejournals1.undip.ac.id/inde
penelitian, responden penelitian dan
x.php/jkm.
semua pihak yang terlibat dalam
CDC. 2010. Healthy People 2010.
kelancaran penelitian ini.
Hal;330-351
DAFTAR PUSTAKA
Cefalu TW. 2017. Diabetes Care.
Abdul M. 2006. Pharmaceutical Care Journal Clinical and applied
Untuk Penyakit Hipertensi . research and education.Volume
Direktorat Bina Farmasi 39, Nomer 1, Tahun 2017
Komunitas dan Klinik Ditjen
Bina Kefarmasian dan Alat Chen J., Gu D., Chen CS., Hamm
Kesehatan Departemen LMP. 2007. Association
Kesehatan. Jakarta. Between the Metabolic
Syndrome and Chronic Kidney
Disease in Chinese Adults.
Journal Nephrol Dial Transpl,

89
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

Volume 22, Nomer 4, Tahun


2007, Hal :1100-6. PERNEFRI. 2015. Report Of
Indonesian Renal Registry Tahun
Febryana L. 2012. Obesitas Sentral 2015. Jakarta.
dan Diabetes Melitus
(Komponen Sindrom Metabolik) Platinga LC.,,Miller ER., Stevens LA.,
Sebagai Prediktor Kejadian PGK Saran R.,Messer K.2009. Blood
Terminal. Jurnal Universal Pressure Control Among Persons
Medicina,Volume 26, Nomer 4, Without and With Chronic
Tahun 2012. Hal :312-265. Kidney Disease US Trends and
Available from : Risk Faktors 1999–2006.
https://univmed.org/ejurnal/index Epidemiology Population
.php/medicina/article/download Science Available from : Doi:
10.1161/Hypertensionaha.109.12
Guyton A. 2008. Buku Ajar Fisiologi 9841.Http://Hyper.Ahajournals.O
Kedokteran. 11 th ed. Jakarta: rg
EGC; Hal: 231-237 dan 326-327
Pranandari R.,Supadmi W., Faktor
Hadisaputro S. 2011. Epidemiologi Risiko Gagal Ginjal Kronik di
Managerial. Semarang. Badan Unit Hemodialisis RSUD Wates.
Penerbit UNDIP. Hal;22 Kulon Progo..Majalah
Farmasetika.Volume 11, Nomer
Mahbub T., Chowdhury NU., Jahan 2
F., Arefeen S. 2013. Diabetes is https://jurnal.ugm.ac.id/majalahf
the Leading Cause of ESRD in armaseutik/article/download/241
Haemodialysis Patients. Journal 20/15776
Medicine Volume 14, Nomer 2,
Tahun 2013.Hal: 62-64. Pranata PB. 2013. Hubungan Kadar
Asam Urat Dalam Darah pada
NCEP.2001. Detection, Evaluation, Penderita Penyakit Ginjal
and Treatment of High Blood Kronik dengan Kejadian Artritis
Cholesterol in Adults (Adult Gout di RSUD
Treatment Panel III), Journal Dr.Moewardi.Surakarta.Naskah
PumMed. (1).40-50. Available Publikasai.
from:
http://www.nhlbi.nih.gov/files/do Price S., Wilson LM.,2008.Konsep
cs/guidelines/atp3xsum.pdf. Klinis Prinsip Proses Penyakit.
6th ed. Huriawati Hartanto, Pita
Nurjanah A. 2012. Hubungan Antara Wulansari DAM, editor. Jakarta:
Lama Hipertensi dengan Angka EGC; Hal : 913-991.
Kejadian Gagal Ginjal Terminal
di RSUD Dr.Moewardi Sanders GD., Coeytaux R., Dolor RJ.,
Surakarta. Available from: Hasselblad V., Patel UD.,
eprints.ums.ac.id/23959/10/Nask Powers MDB,.2011.
ah_Publikasi. Angiotensin-Converting Effective

90
Kartika Ikawati, Shofa Chasani / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 74 – 91
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Stadium Terminal Pada Penderita Hipertensi Stadium 1-2

Health Programe. Enzyme


Inhibitors (ACEIs), Angiotensin Li G, Zhang P, Wang J, Gregg EW,
II Receptor Antagonists (ARBs), Yang W, Gong Qi. et.al.(2008).
and Direct Renin. Inhibitors for The Long-Term Effect of
Treating Essential Hypertension: Lifestyle Interventions to Prevent
An Update. AHRQ Publication Diabetes in The China Da Qing
No. 11-EHC063. Diabetes Prevention Study: a 20-
year follow-up study. Jaurnal
Silbernagl S., Lang F. 2012. Gagal Lancet.Volume 371, Nomer
Ginjal Kronis: Gangguan 9628, Hal;1783-9
Fungsi, Dalam : Teks & Atlas
Berwarna Patofisiologi. Jakarta: Uchida S. 2015. Targeting Uric Acid
EGC. Hal;108. and the Inhibition of Progrssion
to ESDR. Journal Plos-
Unitade State Renal data System One.DOI, Volume 10, Nomer
(USRDS). 2015. Annual Data 1371, Tahun 2015.
Report : Mortality. Volume 2.
Hal 219–26.

91
Penulis / Pena Medika Vol 7 (2) Desember 2017: 1 - 13

92

You might also like