Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155 DOI: http://dx.doi.org/10.21082/fae.v38n2.2020.

137-155 137

SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA


MAJU, MANDIRI, DAN MODERN

Smart Farming 4.0 to Build Advanced, Independent, and Modern Indonesian


Agriculture
Rika Reviza Rachmawati

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian


Jln. Tentara Pelajar No. 3B, Bogor 16111, Jawa Barat, Indonesia
Korespondensi penulis.E-mail: rikareviza@rocketmail.com

Naskah diterima: 29 Januari 2021 Direvisi: 3 Mei 2021 Disetujui terbit: 2 Juni 2021

ABSTRACT

Smart farming 4.0 based on artificial intelligence is a flagship launched by the Ministry of Agriculture. Smart
farming 4.0 encourages the farmers to work more efficient, measurable, and integrated. Through technology,
farmers are able to carry out farm practice by relying on mechanization, not on the planting season, from planting
to harvesting accurately. Several smart farming technologies such as blockchain for modern off farm agriculture,
agri drone sprayer, drone surveillance (drone for land mapping), soil and weather sensors, intelligent irrigation
systems, Agriculture War Room (AWR), siscrop (information systems) 1.0 have been implemented in some areas.
However, farmers deal with various educational backgrounds, aging farmers phenomenon, and high cost of smart
farming technology tools to implement smart farming. This paper aims to analyze the huge opportunities of smart
farming by utilizing the potential of millennial farmers as actors and analyzing various government policies to
support smart farming 4.0. The Ministry of PDTT has carried out pilot projects to implement smart farming in
several locations. The Ministry of Agriculture also needs to play a role by creating a smart farming roadmap. The
Government's Strategic Project 2020–2024 through food estate based on farmer corporations may support
massive smart farming applications.
Keywords: artificial intelligence, agricultural technology, millennial farmers, precision agriculture, smart farming
4.0

ABSTRAK

Smart farming 4.0 yang berbasis kecerdasan buatan telah menjadi andalan Kementerian Pertanian di era
digital saat ini. Smart farming 4.0 akan mendorong kerja petani sehingga budi daya pertanian menjadi efisien,
terukur, dan terintegrasi. Petani bisa melakukan budi daya dengan tidak tergantung musim tetapi melalui
mekanisasi. Proses penanaman hingga panen dapat dilakukan secara akurat mulai dari tenaga kerja, waktu
tanam, dan proses panen. Beberapa teknologi smart farming seperti blockchain yang dapat memudahkan
keterlacakan supply chain produk pertanian untuk pertanian off farm modern, agri drone sprayer (drone
menyemprotkan pestisida dan pupuk cair), drone surveillance (drone untuk pemetaan lahan), soil and weather
sensor (sensor tanah dan cuaca), sistem irigasi cerdas (smart irrigation), Agriculture War Room (AWR), siscrop
(sistem informasi) 1.0 telah diterapkan di beberapa daerah. Beragamnya tingkat pendidikan petani, fenomena
penuaan petani, mahalnya alat teknologi smart farming menjadi kendala terbesar petani dalam menerapkan
smart farming. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis besarnya peluang pemanfaatan smart farming dengan
memanfaatkan potensi petani milenial sebagai pelaku dan menganalisis berbagai kebijakan pemerintah untuk
mendukung penerapan smart farming 4.0. Kementerian PDTT telah melaksanakan pilot project penerapan smart
farming di beberapa lokasi di Indonesia. Kementerian Pertanian juga perlu mengambil peran dengan membuat
roadmap smart farming. Proyek Strategis Pemerintah 2020–2024 melalui food estate yang dibangun dengan
korporasi petani dapat mendukung penerapan smart farming secara masif.
Kata kunci: artificial intelligence, pertanian presisi, petani milenial, smart farming 4.0, teknologi pertanian

sebesar 70% agar mampu mencukupi


PENDAHULUAN
kebutuhan penduduk dengan jumlah sebesar
itu (Budiharto 2019). Apabila tidak terpenuhi,
FAO membuat prediksi bahwa pada tahun dunia akan terancam krisis pangan. Persoalan
2050 jumlah penduduk dunia akan mengalami lain yang juga penting adalah sulitnya
peningkatan hingga mencapai 9,6 miliar. Hal regenerasi tenaga kerja di bidang pertanian
ini berarti produksi pertanian harus meningkat hingga mengarah ke fenomena aging farmer
138 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155

dimana sebagian besar petani terdiri dari mendorong berkembangnya inovasi pertanian
kelompok usia tua. Meningkatnya jumlah setelah meningkatnya penggunaan informasi
petani tua dan kurangnya minat anak muda dan teknologi komunikasi dalam bidang
usia produktif untuk terjun di bidang pertanian pertanian. Mesin autonomous (tanpa awak)
diduga disebabkan karena; i) anggapan bahwa dengan menggunakan robot telah
pendapatan di luar sektor pertanian lebih dikembangkan untuk tujuan budi daya
besar dibanding sektor pertanian; ii) adanya pertanian seperti membersihkan gulma secara
persepsi negatif tentang pertanian yang mekanis, aplikasi pupuk atau memanen buah.
seringkali digambarkan pekerjaan kotor dan Pengembangan mesin tanpa awak di udara
berat karena sering berinteraksi dengan atau yang biasa disebut drone dengan mesin
lumpur dan harus mencangkul; iii) pekerjaan yang sangat ringan dan dukungan kamera
sektor pertanian tidak menuntut syarat yang dapat menghitung pengembangan
pendidikan tinggi, sedangkan sektor luar biomassa dan status pemupukan tanaman
pertanian menuntut pendidikan yang lebih yang kemudian akan memberikan saran
tinggi dan memiliki jenjang karir yang lebih rekomendasi untuk petani. Lebih jauh drone
jelas. Semakin tinggi tingkat pendidikan bisa memberikan saran kepada petani agar
pemuda memiliki kecenderungan untuk mampu membedakan berbagai jenis penyakit
berkarir di luar bidang pertanian; iv) tanaman berdasarkan penampakan fisiologis
mengandung risiko tinggi seperti gagal panen tanaman sehingga bisa mengambil tindakan
akibat bencana alam, fluktuasi harga dan pengaplikasian pestisida secara tepat.
ketidakpastian lainnya (Arvianti et al. 2019). Peningkatan revolusi teknologi ini akan
Ada beberapa strategi untuk menarik minat menghasilkan perubahan yang besar terhadap
generasi muda ke bidang pertanian yaitu praktek budi daya pertanian. Smart farming
dengan menarik minat pemuda untuk terlibat saat ini tidak hanya berkembang di negara
dengan kelembagaan pertanian, pengenalan maju, ditengah gencarnya arus informasi dan
pertanian melalui pendidikan usia dini (PAUD), teknologi (seperti penggunaan handphone dan
peningkatan kualitas pelaku pertanian, penggunaan internet), beberapa negara
mengembangkan smart farming, penguatan berkembang sudah menggunakan metode
cooperative farming, pemberian asuransi smart farming. Perubahan praktek pertanian
pertanian dan adanya jaminan pemasaran secara dramatis tidak hanya menjadi peluang
(Nugroho et al. 2018). untuk meningkatkan produktivitas pertanian,
melainkan bisa menjadi tantangan besar
Menghadapi ancaman krisis pangan,
mengingat masih banyak petani yang belum
pemerintah perlu memperkuat produksi hasil
mengenalnya (Walter et al. 2017).
pertanian dan ketersediaan pangan lokal untuk
menggantikan komoditas pangan impor Untuk membangun sistem pangan nasional
dengan usaha pertanian cerdas atau smart hingga global yang dapat terus memenuhi
farming 4.0. Smart farming adalah sebuah kebutuhan pangan masyarakat, diperlukan
metode pertanian cerdas berbasis teknologi perubahan rantai pasok pangan. Integrasi
yang menggunakan artificial intelligence (AI) teknologi merupakan salah satu strategi bisnis
untuk memudahkan petani melakukan inti di sektor pertanian untuk efektivitas
pekerjaan (MSMB 2018). Berbagai penelitian program smart farming. Munculnya teknologi
menunjukkan bahwa kecerdasan buatan blockchain yang digunakan untuk
(artificial intelligence/AI) dan robot akan perancangan sistem logistik pangan yang
mampu melaksanakan berbagai tugas di efisien, transparan dan tertelusur (traceable),
bidang pertanian lebih cepat dengan presisi akan memudahkan perusahaan dan
jauh lebih baik dibandingkan dengan manusia konsumen untuk menentukan kualitas suatu
(Popa 2011). Digitalisasi dalam bidang produk pertanian. Oleh karena itu Internet of
pertanian telah memasuki era revolusi 4.0. Things (IoT) menjadi sangat penting. Petani
Smart farming 4.0 berpotensi besar untuk dapat menggunakan sensor untuk
meningkatkan pendapatan para petani dan mengumpulkan data terkait budi daya
berkontribusi terhadap keberlanjutan tanaman. Data ini ditulis di blockchain dan
pertanian. Smart farming dapat meningkatkan mencakup faktor-faktor yang mengidentifikasi
ketepatan dalam pemberian input tanaman penyakit, hama serta pH tanah. Guna
dan lahan pertanian (Knierim et al. 2019). mengoptimalkan proses pertanian, perangkat
IoT yang dipasang di pertanian dapat
Revolusi pertanian 4.0 yang terdiri dari
mendukung pengolahan dan pendataan,
internet of things, artificial intelligence, human-
sehingga petani dapat mengambil tindakan
machine interface, teknologi robotik dan
cepat terhadap masalah yang muncul dan
sensor serta teknologi 3D printing telah
perubahan lingkungan sekitarnya. Analisis
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 139
Rika Reviza Rachmawati

data dapat membantu memantau produktivitas revolusi industri ke-4, namun sampai saat ini
dan membuat prediksi yang lebih akurat. Ini penerapannya masih jauh dari memuaskan.
sangat penting untuk menjaga efisiensi Banyak petani yang baru pada tahap
produksi pertanian guna mencegah gagal pengenalan bahkan sama sekali belum
panen (Wolfert et al. 2017). Oleh karena itu, mengenali digitalisasi dalam bidang teknologi
segala kelebihan smart farming dapat pertanian. Apabila dibandingkan dengan
dijadikan salah satu strategi untuk menarik negara China dan Thailand, Indonesia masih
generasi muda yang identik dengan jauh tertinggal. Pesatnya jumlah penduduk,
penguasaan teknologi dan internet. Smart sulitnya regenerasi di tingkat petani,
farming mampu merubah anggapan buruk keterbatasan lahan membuat petani agaknya
generasi muda terhadap pertanian dan sudah tidak lagi memungkinkan untuk
beberapa alasan lainnya. menggunakan metode konvensional (Arkeman
2021).
Kementerian lain seperti Kementerian
Pembangunan Desa, Pembangunan Daerah Tulisan ini merupakan hasil review berbagai
Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes literatur dan hasil penelitian yang bertujuan
PDTT) juga turut berperan penting dalam untuk menjawab pertanyaan yang muncul
membantu petani meningkatkan produktivitas. mengenai apa saja teknologi yang digunakan
Kemendes PDTT telah membuat pilot project dalam smart farming 4.0 yang memungkinkan
penerapan smart farming di beberapa daerah untuk diterapkan oleh para petani di Indonesia.
yang memiliki potensi lahan pertanian yang Dengan memperhatikan pertanyaan penelitian
cukup luas. Pilot project diterapkan di lahan tersebut, tulisan yang merupakan hasil review
seluas 250 hektare dengan melibatkan dari berbagai literatur ini bertujuan untuk: 1)
stakeholder lain yang memiliki kapabilitas menganalisis besarnya peluang penggunaan
untuk pengembangan smart farming. smart farming dengan mempertimbangkan
Beberapa kota lain juga yang akan menjadi potensi dan hambatannya, 2) menganalisis
lokasi pilot project smart farming adalah a) potensi petani milenial sebagai pelaku smart
Garut, Jawa Barat; b) Pasaman Barat, farming 4.0, 3) mengidentifikasi berbagai
Sumatera Barat; c) Sukabumi, Jawa Barat; d) kebijakan pemerintah untuk mendukung
Situbondo, Jawa Timur; e) Dairi, Sumatera penerapan smart farming 4.0, dan 4)
Barat; f) Brebes, Jawa Tengah; g) rekomendasi kebijakan untuk pengembangan
Banyuwangi, Jawa Timur; h) Badung, Bali; i) smart farming 4.0. Susunan penulisan dalam
Ponorogo, Jawa Timur; J) Lombok Timur, kajian ini terdiri dari (i) berbagai jenis teknologi
NTB; K) Cianjur, Jawa Barat; L) Malang, Jawa smart farming 4.0, (ii) analisis potensi dan
Timur (Ditjen PDTT 2019). Kementerian hambatan penerapan smart farming 4.0 (iii)
Pertanian juga telah membuat terobosan identifikasi kerja sama berbagai pemangku
teknologi berupa inovasi smart farming kepentingan untuk penerapan smart farming
menggunakan citra data satelit yang berfungsi 4.0 beserta implementasinya, dan (iv)
meningkatkan produktivitas di lapangan rekomendasi kebijakan untuk pengembangan
sekaligus mengantisipasi bencana yang smart farming 4.0.
mungkin terjadi. Transformasi pertanian dari
sistem konvensional menjadi pertanian
modern sudah diterapkan melalui drone untuk TEKNOLOGI SMART FARMING 4.0
menanam padi, drone untuk pupuk dan
pestisida, autonomous traktor (traktor
otomatis), dan lain-lain. Smart farming yang Teknologi Blockchain untuk Pertanian Off
disebut pertanian presisi dimana ketepatan Farm Modern
penggunaan sumber daya dalam sistem Teknologi blockchain adalah teknologi yang
produksi pertanian ditengah keterbatasan dapat mendukung efisiensi dan transparansi.
lahan bisa di atasi dengan menggunakan big Teknologi ini mulai banyak digunakan di dunia
data, machine learning, robotika dan internet industri. Bahkan saat ini mulai digunakan di
of things guna meningkatkan kualitas dan sektor pertanian. Menggunakan teknologi ini,
kuantitas produksi pertanian Indonesia. petani dapat meramalkan perubahan dunia
Pemerintah sudah mencanangkan sebuah yang sangat cepat. Blockchain dapat
agenda prioritas nasional “making Indonesia mengurangi inefisiensi sekaligus menghemat
4.0” yang menjadi pintu gerbang keterbukaan waktu dan energi. Para petani seringkali masih
era teknologi agar Indonesia mampu harus berhadapan dengan panjangnya rantai
meningkatkan daya saing sekaligus ajang distribusi dan tengkulak yang menetapkan
untuk mempersiapkan Indonesia memasuki harga beli lebih rendah daripada harga pasar.
140 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155

Blockchain bisa meminimalisir ketidaksamaan Agri Drone Sprayer (Drone Menyemprotkan


data dan informasi terkait dengan kapasitas, Pestisida dan Pupuk Cair)
pasar dan pembiayaan bagi seluruh pelaku
Penggunaan pestisida dalam usaha
pertanian. Teknologi ini hadir sebagai solusi
pertanian sudah sangat dirasakan manfaatnya
pertanian off farm yang akan mendekatkan
untuk meningkatkan produksi tanaman.
petani dengan konsumen, menciptakan sinergi
Namun hal ini akhirnya meningkatkan
erat antara petani, pengusaha pertanian dan
ketergantungan petani terhadap penggunaan
konsumen yang selama ini belum pernah
pestisida dan resistensi tanaman yang tinggi
terjadi. Blockchain dapat menjamin
terhadap pestisida. Kandungan bahan kimia
transparansi dan traceability (ketelusuran)
pestisida yang berbahaya, tidak boleh
aliran produk pertanian mulai dari hulu sampai
bersentuhan langsung dengan kulit, terhirup
hilir sehingga para pelaku pertanian dapat
atau kontak dengan mata manusia.
saling mengontrol. Saat ini pelaku hulu
Kecelakaan karena penggunaan pestisida
(petani) seringkali berada dalam posisi lemah
menyebabkan gejala pusing atau muntah,
karena informasi yang didapat asimetris.
mulas, mata berair, kulit gatal dan bisul,
Menggunakan blockchain sistem yang didapat
kejang, pingsan, banyak kasus berakhir
oleh para pelaku menjadi lebih setara agar
dengan kematian. Aplikasi pestisida dengan
dapat membangun kepercayaan antar
penyemprotan secara manual berpotensi
stakeholder (BPTP Kaltim 2020).
merusak tanaman karena dalam proses
Blockchain akan menyederhanakan penyemprotan banyak tanaman yang terinjak.
pengiriman logistik hasil pertanian. Petani Oleh karena itu, diperlukan inovasi untuk
akan terbebas dari rantai perantara yang meminimalkan risiko penyemprot dan
panjang dan menyulitkan. Petani dapat tanaman.
memastikan produk mencapai konsumen akhir
Agri drone adalah sebuah inovasi yang
dalam kondisi yang baik. Teknologi blockchain
digunakan untuk aplikasi pestisida, pupuk cair
yang sudah berkembang di Australia
dan penyiraman yang lebih tepat sehingga
digunakan untuk memonitor pertumbuhan
dapat menghindari penggunaan pupuk dan
tanaman, menghasilkan tanaman yang
pestisida yang berlebihan. Drone sprayer
berkualitas lebih baik dan memberikan
adalah pesawat “nirawak” yang berfungsi
informasi terpercaya di tangan petani,
untuk menyemprotkan pestisida untuk
distributor dan konsumen. Bahkan blockchain
membasmi organisme pengganggu tanaman.
dapat membantu petani menikmati transaksi
Drone mampu bekerja mandiri sesuai pola
real time dengan pembayaran instan. Dalam
yang diinginkan. Pola dibuat menggunakan
sistem manajemen rantai pasokan,
perangkat android dan dipandu dengan
transparansi bisnis merupakan hal yang
GPS. Spesifikasi teknis yang dimiliki adalah
sangat penting untuk memastikan kepatuhan
daya dukung hingga 20 liter, 1 hektare lahan
serta kepuasan pelanggan. Penggunaan
dapat disemprot dalam waktu 10 menit dengan
teknologi digital mampu meningkatkan
kecepatan semprot 3 km/jam dan ketinggian
pengalaman pelanggan atau konsumen
1,5–2 meter dari permukaan tanah, lebar kerja
sehingga mempermudah para pelaku untuk
4 meter sehingga menghasilkan kapasitas
mendapatkan laba bersih. Salah satu lokasi
kerja 1,2 ha/jam (0,83 jam/ha) (BBP Mektan
pilot project blockchain ada di daerah Jatiluwih
2019). Dosis penyemprotan dapat diatur
Tabanan dengan luas lahan sekitar 60 ha.
sesuai kebutuhan dengan cara mengatur
Para petani padi maupun kopi mendapatkan
bukaan kran penyemprotan. Dukungan drone
pendampingan dalam produksi pertanian
surveillance, pemetaan darat juga dapat
menggunakan blockchain. Hal ini berfungsi
dilakukan. Dari hasil pemetaan berupa foto
meningkatkan kapasitas produksi maupun
maupun video, petani dapat mengetahui
kualitas hasil pertanian. Para petani akan
kondisi tanaman di lahannya (Ditjen PDTT
diajari cara untuk meningkatkan efektivitas dan
2019).
efisiensi pengelolaan lahan, penanaman,
perawatan, panen, akses jaringan pemasaran
hingga ekspor (Divianta 2018). Dengan Drone Surveillance (Drone untuk Pemetaan
teknologi blockchain, kondisi rantai pasok yang Lahan)
terdiri dari petani, ketua kelompok tani, pabrik
pengolah, retailer dan kondisi produksi, Drone atau UAV (Unmanned Aerial
pengiriman, pembayaran, pembelian dan Vehicle) merupakan perkembangan dari
penjualan hasil pertanian mampu teknologi dalam bidang pemetaan dimana
terdokumentasi secara baik. pemanfaatan pesawat tanpa awak dalam
pemotretan udara dimanfaatkan dengan
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 141
Rika Reviza Rachmawati

teknologi GIS untuk memetakan suatu lahan. khususnya bulan Desember dan Januari
Drone biasanya menggunakan empat motor terjadi curah hujan yang cukup tinggi hingga
penggerak. Kelebihan drone adalah hasil mencapai 200 mm/jam. Curah hujan yang
pemotretannya lebih jernih karena tidak tinggi akan mengakibatkan debit air pada
terganggu oleh goncangan angin. Drone dapat drainase, saluran air dan sungai akan
terbang dengan kondisi landasan yang sangat meningkat dan apabila sudah melebihi
ekstrem sekalipun karena tidak membutuhkan kapasitas banjir. Tentu kejadian ini
area landing dan take off yang luas. Kegunaan menyebabkan kerugian yang diderita oleh
drone adalah untuk projek pemetaan lahan masyarakat dan pemerintah akibat terjadinya
perkebunan, pemetaan lahan sawah, musibah banjir. Informasi prakiraan cuaca
perhitungan pohon sawit, pemetaan areal memberikan manfaat bagi berbagai sektor
proyek, pemetaan pemukiman atau perkotaan seperti, pertanian, transportasi, kesehatan dan
dengan menggunakan drone. Kelebihan drone lain-lain. Untuk menghindari dan meminimalisir
untuk pemetaan adalah untuk mendapatkan kerugian, prediksi awal cuaca sebagai sebuah
gambaran citra kenampakan terbaru, low cost peringatan dini tentang informasi curah hujan,
untuk pemetaan area kecil dibanding citra kecepatan angin, suhu dan kelembaban yang
resolusi tinggi, efisien dalam waktu karena akurat dan cepat pada masing-masing wilayah
pemotretan dapat langsung dilihat hasilnya. kota secara real time. Pertumbuhan tanaman
Drone sangat efektif untuk pemetaan dengan sangat dipengaruhi oleh tanah, iklim, air dan
kategori luasan 0–350 ha dengan tinggi sifat tanaman. Suhu udara merupakan salah
terbang maksimal 200 meter dapat satu parameter iklim yang dibutuhkan untuk
menghasilkan citra resolusi tinggi dengan pertumbuhan tanaman. Kelengasan atau
obyek ukuran centimeter. Pemetaan kelembaban tanah merupakan keadaan
menggunakan drone untuk sekali terbang dimana air terikat secara adsorptif pada
kurang lebih 20–50 ha, selama 15–25 menit permukaan butir-butir tanah sehingga budi
per penerbangan. Sehari bisa 10 kali terbang daya pertanian karena tanaman membutuhkan
dengan luasan 200 ha per hari. Apabila kelengasan tanah dan suhu udara yang ideal
pemetaan di atas 350 ha untuk areal untuk pertumbuhan yang optimal (Wijayanti et
perkebunan atau lainnya disarankan al. 2014)
menggunakan pemotretan udara dengan UAV
Adanya soil and weather sensor (sensor
Fix wing dengan jangkauan hingga 5000 ha
tanah dan cuaca) yang dipasang di lahan
untuk sekali terbang (MSMB 2018). Untuk
pertanian akan membantu petani memantau,
menghasilkan pemetaan dengan akurasi yang
mengukur dan mencatat kondisi tanaman.
tinggi, ketinggian terbang drone pada posisi
Data yang didapat dari sensor ini meliputi
yang lebih rendah agar dapat menghasilkan
udara dan kelembaban tanah, suhu, pH tanah,
peta yang lebih akurat. Sehingga proses
kadar air dan perkiraan waktu panen. Jika
akuisisi data akan lebih singkat. Salah satu
terjadi anomali pada lahan petani akan
kelebihan drone adalah dapat diterbangkan
mendapat peringatan dini. Disamping itu,
sesuai dengan kebutuhan pemetaan
petani juga akan mendapatkan rekomendasi
(Terradrone 2019). Drone dapat tersambung
agar tidak terjadi kerusakan terhadap lahan
dengan smartphone, tablet serta layar
dan tanaman (Ditjen PDTT 2019). Alat soil and
komputer dengan menggunakan USB port dan
weather sensor RiTx membuat para petani
HDMI output. Bila dibandingkan dengan citra
tidak perlu menebak-nebak kondisi tanah dan
satelit yang hanya mampu mengakomodasi 40
perkiraan cuaca saat ini hingga lima hari
cm/pixel penggunaan drone sebagai alat bantu
kedepan. Alat ini dapat mendeteksi suhu,
pemetaan ini lebih efektif dan efisien dari segi
kelembapan tanah, pH (tingkat keasaman)
waktu dan biaya, jangkauan lebih luas ke
tanah, EC (electrical conductivity) tanah,
wilayah yang memiliki keterbatasan akses
kelembaban relatif udara, suhu udara,
sehingga hasil yang didapat juga memiliki
kecepatan dan arah angin, serta curah hujan
akurasi yang lebih tinggi (BBSDLP 2020).
untuk menentukan perlakuan yang tepat pada
lahan. Sensor memiliki kemampuan
Soil and Weather Sensor (Sensor Tanah mendeteksi, mengukur, serta mencatat data
dan Cuaca) secara akurat tentang kondisi cuaca pertanian
(agro-climate) dan tanah pertanian (soil) yang
Indonesia merupakan wilayah kepulauan
dapat dikontrol melalui aplikasi secara real
yang beriklim tropis, memiliki dua musim yaitu
time oleh pengguna smartphone.
musim kemarau (Mei hingga Oktober dan
musim hujan yang terjadi pada bulan
Nopember hingga April. Pada musim hujan
142 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155

Sistem Irigasi Cerdas (Smart Irrigation) disebut dengan ruang kontrol pembaharuan
pertanian. AWR adalah sebuah terobosan
Pengairan atau irigasi merupakan faktor
teknologi yang dikembangkan oleh Badan
penting dalam industri pertanian dan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
perkebunan. Ancaman serius yang dihadapi
(Balitbangtan). AWR dijadikan sebagai pusat
dalam sistem pertanian adalah semakin
komando strategis pembangunan pertanian
menurunnya ketersediaan air. Oleh karena itu
dalam menggerakkan seluruh stakeholder
dibutuhkan upaya pengelolaan air yang tepat
pertanian yang akan digunakan untuk memicu
khususnya dalam irigasi. Bila menggunakan
pertambahan produksi di atas rata-rata. Fungsi
cara konvensional air yang digunakan untuk
AWR adalah pengawasan dan pengendalian
irigasi sering tidak efisien dan melebihi
serangan hama, memantau penyebaran benih
kebutuhan. Kebutuhan air di masing-masing
dan bibit unggul, alat komunikasi langsung
lahan pertanian berbeda-beda menyesuaikan
antara pemerintah dan petani dengan sensor
dengan jenis lahan yaitu kering, semi kering,
data hasil produksi pertanian. Ketersediaan
lembab atau basah. Selain itu, irigasi
data pertanian yang dapat diandalkan sesuai
konvensional menghabiskan banyak waktu
dengan kondisi yang terjadi di lapangan
hanya untuk mengairi tanaman sehingga tidak
merupakan hal yang sangat penting dan
efektif untuk lahan yang banyak dan relatif
berperan dalam menyusun program,
luas. Misalnya pada saat petani harus
kebijakan, dan pencapaian target
menunggu mematikan pompa air atau
pembangunan pertanian di masa depan.
menyiram tanaman satu persatu. Lahan yang
Metode mengoperasikan AWR dengan
lebih luas dan besar menjadi tidak efisien.
menghubungkan AWR berbagai daerah di
Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang
Indonesia dengan pusat melalui sebuah sistem
secara otomatis melakukan pengairan yang
jaringan online dan memanfaatkan citra satelit
efektif dan efisien dengan memperhatikan
dari LAPAN. Teknisnya, semua daerah
ketepatan waktu, jumlah, sasaran dan
diberikan CCTV dan koneksi sehingga
menjangkau area yang luas dalam upaya
kegiatan diskusi dan control dapat terlaksana
peningkatan produktivitas maupun perluasan
dengan cepat dan akurat. Program pertama
areal tanaman (Syamsiar et al. 2016).
yang akan dilaksanakan adalah Komando
Badan Penelitian dan Pengembangan Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani)
Pertanian telah mengembangkan sistem irigasi dari mulai provinsi hingga kecamatan AWR
cerdas (smart irrigation). Sistem irigasi cerdas juga dapat menghubungkan Kementerian
dikembangkan sebagai bentuk respons Pertanian Pusat dengan Balai Penyuluhan
setelah menerima data dari lahan yaitu Pertanian (BPP) dan digunakan untuk
tindakan penyiraman otomatis apabila ada melakukan pengawasan sekaligus mapping
data di atas nilai ambang batas pembacaan area lahan nasional (AgroIndonesia 2020).
sensor kadar lengas tanah. Dalam sistem
Sebagai contoh saat di Pasuruan, Jawa
irigasi cerdas terdapat fitur penyiraman jarak
Timur mengalami permasalahan pertanian,
jauh secara otomatis yang dapat dikendalikan
Kementerian Pertanian Pusat bisa mengetahui
meski pengguna sedang berada di lokasi yang
di mana kabupaten, kecamatan dan desa
berbeda. Selain itu, sistem irigasi ini dapat
kejadian. Dengan demikian pemerintah pusat
digunakan untuk memberikan unsur hara dan
bisa mengetahui dari mana harus mulai
sebagai pendeteksi kesuburan tanah yang
mengintervensi dengan kebijakan yang
juga terhubung secara langsung dengan unsur
diambil. Informasi detail seperti waktu turun
pertumbuhan tanaman lainnya. Teknologi ini
hujan, jadwal panen, kondisi lapangan per
memiliki sensor pembacaan kondisi lahan
kecamatan atau desa, musim tanam dan
berupa kondisi kadar air tanah dan lingkungan
mesin alsintan yang digunakan. Selanjutnya
sekitar, serta sistem control untuk
AWR akan menjadi terobosan yang akan
menyalakan/mematikan katup irigasi dengan
meminimalisir beberapa kendala dan
menggunakan microcontroller yang dapat
hambatan yang biasa dihadapi petani
terhubung dengan web server. Pemantauan
sehingga keputusan dapat diambil secara
data dan pengendalian dilakukan secara
cepat dan tepat sasaran. Kecanggihan AWR
online di www.smartfarming.litbang.pertanian
diharapkan mampu meningkatkan produksi
.go.id. (Balitbangtan 2020).
dengan kualitas di atas rata-rata. Artinya
mampu memenuhi ketersediaan pangan
Agriculture War Room (AWR) nasional dan pasar global atau bisa
meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat
Kementerian Pertanian telah memiliki (Balitri 2019).
Agriculture War Room (AWR) atau yang bisa
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 143
Rika Reviza Rachmawati

Provinsi Jawa Timur mengembangkan sebelumnya, seperti Si Lahan, Si Katam


smart farming dengan prinsip community terpadu, Agri Map info, Simotandi dan lain-lain.
based integrated farming systems (IFS). IFS Integrasi Siscrop dengan informasi lain dapat
berbasis komunitas dijalankan dengan digunakan sebagai informasi untuk mengambil
melibatkan pemerintah daerah dan langkah dalam pengelolaan lahan melalui
masyarakat. IFS memadukan perkebunan dan penggunaan pemupukan berimbang
pertanian baik tanaman pangan maupun berdasarkan jenis tanah dan informasi lahan.
hortikultura. Integrasi yang terjadi dalam hal Integrasi Siscrop dengan informasi iklim bisa
technology, institutions, diversity dan networks. digunakan untuk mengantisipasi daerah di
Hasil pertanian pangan, hortikultura dan Indonesia yang sering mengalami bencana
perkebunan yang sangat tergantung pada kekeringan dan banjir. Dengan demikian
kondisi cuaca dapat ditingkatkan dengan tindakan penanganan yang tepat dapat diambil
memanfaatkan komponen teknologi seperti seperti fase tanaman yang ditanam, estimasi
weather modelling dan soil mass structure luas panen, luas wilayah pertanian yang
analysis. Konsep smart farming berbasis terdampak banjir dan kekeringan. Lebih lanjut,
digital agriculture akan mampu mendongkrak seluruh informasi bisa digunakan untuk
produktivitas dan efisiensi (Sari 2019). mendukung asuransi pertanian. Data yang
disajikan secara spasial dan dinamik
memudahkan petugas asuransi memantau
Siscrop (Sistem Informasi) 1.0 wilayah yang sulit dijangkau. Pemanfaatan
Kementerian Pertanian telah berhasil citra satelit yang menjadi sumber data dapat
memanfaatkan data radar/Sar dari satelit menghindari kesalahan hitung luas dan lokasi
Sentinel 1. Data ini kemudian diolah menjadi di lapangan (Balitbangtan 2020b).
sistem informasi standing crop untuk
memantau tanaman padi yang disebut Siscrop
1.0. Siscrop 1.0 adalah sebuah sistem yang POTENSI DAN HAMBATAN PENERAPAN
dapat memberikan informasi dan data SMART FARMING 4.0
mengenai kondisi faktual tanaman padi dan
tanaman lainnya di lahan pertanian.
Lesson Learned Negara Lain yang Sukses
Pengembangan model Siscrop 1.0 ini berbasis
Menerapkan Smart Farming 4.0
penginderaan jarak jauh yang merupakan hasil
kolaborasi antara Kementerian Pertanian, Smart farming 4.0 bukanlah hal yang baru
Lembaga Penerbangan dan Antariksa dalam dunia pertanian. Di Shanghai, China,
Nasional (LAPAN) dan Kementerian lembaga lahan sawah tidak lagi digarap secara
dan perguruan tinggi terkait lainnya. Kelebihan langsung oleh para petani melainkan digarap
Sentinel 1 ini menggunakan data radar dengan kecerdasan buatan yang dapat secara
sehingga mampu menembus awan dan bisa otomatis untuk bekerja menanam padi di lahan
digunakan untuk memonitor luas tanam, luas sawah. Shanghai telah mempelopori pertanian
panen, produktivitas, dan indeks pertanaman tanpa awak (nirawak) pertama untuk
secara real time. Informasi Siscrop dapat meningkatkan efisiensi pertanian dan
digunakan untuk tujuan teknis seperti mengurangi biaya tenaga kerja. Sejauh ini,
antisipasi dan tindakan budi daya yang patut mesin pertanian otomatis telah digunakan
dilakukan sesuai kondisi tanaman. Para dalam seluruh proses produksi pertanian di
pengambil kebijakan dapat menentukan sawah seluas lebih dari 133.333 meter persegi
jumlah dan distribusi pupuk, bibit, pestisida di Waigang, Shanghai. Para ahli sedang
dan air. Siscrop 1.0 membantu para pemangku merakit lebih banyak mesin pertanian, seperti
kebijakan dan petugas teknis dilapangan mesin penanam padi, mesin penyemprot
untuk: 1) melakukan efisiensi pupuk, pestisida pestisida, dan mesin pemanen, menjadi mesin
dan air; 2) membantu petani untuk tak berawak. Bila dibandingkan dengan sistem
menentukan jenis tanaman yang paling tepat pertanian tradisional, mesin pertanian nirawak
untuk ditanam pada wilayah tertentu karena dapat mengefisienkan penggunaan benih padi
bisa diinformasikan secara spasial, 3) hingga 2 kilogram dan meningkatkan hasil
mobilisasi alsintan; 4) membantu pemerintah panen hingga mencapai 10 kilogram pada
untuk identifikasi wilayah yang surplus lahan pertanian seluas 667 meter persegi.
sehingga bisa membantu wilayah yang minus Biaya bahan bakar dan tenaga kerja akan
(BBSDLP 2020a). sangat berkurang masing-masing sebesar
50% dan 65%. Tingkat pemanfaatan lahan
Siscrop akan lebih maksimal
akan meningkat 0,5 hingga 1%. Otoritas lokal
penggunaannya bila diintegrasikan dengan
di Waigang akan mengembangkan lebih lanjut
sistem informasi pertanian yang sudah ada
144 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155

pertanian otonomos dengan menggunakan meminimalisir penggunaan air, herbisida,


teknologi seperti Internet of Things (IoT), pestisida dan pupuk (Solomon 2020).
jaringan 5G, dan kecerdasan buatan (artificial
Pertanian di India menggunakan cultivate
intelligence). Zona percontohan pertanian
water management system atau sistem
nirawak di Waigang diharapkan akan diperluas
manajemen air untuk tanaman dengan
hingga 107 hektare pada akhir tahun 2022.
menggunakan soil moisture sensor, water flow
Dalam lima tahun ke depan, Shanghai
sensor bersama dengan data satelit.
berencana untuk membangun 13 zona
Penggunaan air akan diatur secara presisi
percontohan pertanian untuk mendorong
berdasarkan data statistik dan data dinamis
pengembangan pertanian berkualitas tinggi
yang diambil secara berkala untuk solusi
(SmartcityIndo 2020).
irigasi otomatis. Parameter pertumbuhan
Saat China mengalami perang dagang seperti tipe tanaman dan tipe tanah diambil
dengan AS berakibat pada terganggunya pada saat awal musim tanam. Parameter
rantai pasok pangan global terutama dari dinamis seperti usia tanaman, jumlah air yang
sumber bahan baku impor. Perang dagang dibutuhkan selama musim tanam, intensitas
telah menyebabkan perubahan kebijakan matahari, kecepatan angin yang datanya
impor yang membuat para pelaku bisnis harus diambil setiap hari secara otomatis untuk
mencari pemasok baru atau bahan baku kalkulasi kebutuhan air. Sistem irigasi secara
pengganti. Hal ini harus dilakukan secara otomatis memastikan setiap tanaman
cepat agar produksi barang tidak terhenti mendapatkan ukuran air yang tepat,
karena ketiadaan bahan baku atau karena mengendalikan keseimbangan antara jumlah
sulitnya menjual produk akhir akibat tingginya air yang dibutuhkan tanaman dengan
biaya produksi. Perang dagang juga turut ketersediaan air. Cultivate water management
berpengaruh terhadap pelarangan ekspor ke system didisain dengan efisiensi energi dan
berbagai negara sehingga harus segera dikendalikan secara otomatis dengan
dicarikan solusi agar bisa mendapatkan algoritma untuk meminimalisir berbagai
tempat pemasaran baru (new market place) gangguan yang terjadi di lapangan setiap
atau membuat produk substitusi dengan cepat. harinya. Keuntungan yang didapat dari smart
Dengan menggunakan teknologi artificial farming adalah meningkatkan pendapatan dan
intelligence seperti deep learning (pemahaman keuntungan petani, meningkatkan kondisi
yang mendalam) dan algoritma, maka proses sosial ekonomi masyarakat desa,
untuk mencari pemasok bahan baku baru, meningkatkan tanaman dan biodiversitas serta
proses negosiasi ulang dan revisi perhitungan konservasi air. Hasilnya bisa meningkatkan
keuangan akibat perubahan kebijakan produksi tanaman hingga 20%, menurunkan
perdagangan yang sangat mendadak semua penggunaan air sebesar 30%, mengurangi
bisa diselesaikan secara cepat dengan penggunaan tenaga kerja manusia sebanyak
intelligent system dynamics yang jauh lebih 50%, mengurangi penggunaan pupuk dan
efisien dibandingkan dengan proses revisi pestisida sebanyak 10% (Cultyvate 2020).
sistem lembar kerja keuangan konvensional.
Thailand sudah menerapkan smart farming
China juga menggunakan kecerdasan
dengan penyemprotan presisi yang akhirnya
peramalan (intelligent forecasting) untuk
bisa menurunkan penggunaan pestisida
mencari tempat pemasaran baru dalam
hingga 60%. Dampak yang dirasakan oleh
sistem rantai pasok global (Arkeman 2018).
petani adalah meminimalisir pengeluaran
Inti dari penerapan smart farming untuk pembelian pestisida yang cenderung
sebenarnya adalah bagaimana agar mahal, membuat tanah menjadi lebih sehat
kecerdasan buatan dapat membantu dan akhirnya hasil produksi per hektare
menyelesaikan permasalahan pertanian menjadi meningkat. Thailand juga
sekaligus mengurangi dampak buruk terhadap mengembangkan data processing system atau
lingkungan. Negara India menerapkan smart sistem pemrosesan data yang merupakan
farming dengan menggunakan remote- kombinasi dari mesin, orang dan proses untuk
sensing, GPS dan geographical information sekumpulan input menghasilkan sekumpulan
system (GIS). Tujuannya untuk mengetahui output seperti data, fakta dan informasi.
kondisi tanah, memeriksa kesehatan tanaman, Sistem akan mengumpulkan data dari drone
mengendalikan serangan hama dan penyakit, dan satelit untuk membantu petani untuk
serta memprediksi hasil produksi pertanian. meningkatkan produktivitas dan mengatur
Keuntungan dari pemanfaatan smart farming waktu panen. Teknologi ini membantu petani
sebagai pertanian presisi adalah untuk untuk melakukan monitoring lahan secara real
time dan merespons perubahan di awal ketika
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 145
Rika Reviza Rachmawati

terjadi perubahan kondisi cuaca yang mungkin bidang pertanian. Pengembangan smart
akan menyebabkan kehilangan hasil farming dengan integrasi perangkat IoT
pertanian. Pesatnya penggunaan mobile (Internet of Things), pemanfaatan drone,
phone di kalangan petani membuat aspek brainware-hardware-software pertanian,
pemanfaatan teknologi untuk pertanian presisi analisis sensor untuk produksi pertanian,
semakin optimal. Penggunaan aplikasi hingga manajemen sumber daya dilakukan
pertanian di smart phone telah membantu dengan melibatkan perguruan tinggi dan
menghubungkan petani dengan industri diharapkan bisa menarik generasi milenial
pengolahan hasil pertanian. Perangkat digital berkiprah dalam dunia pertanian (Ventje dan
ini menghubungkan petani langsung dengan Engel 2017). Konsep pertanian cerdas 4.0
pembeli untuk mendapatkan harga terbaik. dengan penggunaan internet akan
Aplikasi ini juga bisa memberi pengetahuan dimaksimalkan untuk meningkatkan
tambahan manajemen bertani, cara produktivitas dengan cepat. Konsep ini dinilai
pemupukan yang tepat, menghubungkan antar prospektif karena umumnya generasi milenial
petani sehingga petani bisa saling mudah sangat dekat dengan internet. Generasi
untuk bertukar pikiran, menghubungkan milenial diharapkan dapat lebih cepat
dengan penyedia mesin dan alat pertanian, menerapkan pertanian cerdas dan
penyuluh pertanian dan pembeli hasil memunculkan inovasi baru di bidang
pertanian bahkan dengan perbankan pertanian. Era 4.0 ini diharapkan generasi
(Tiammee et al. 2019). milenial dengan kemudahan mengakses
berbagai teknologi dan inovasi sehingga dapat
meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan
Menarik Kaum Milenial Berkiprah di
daya saing produk pertanian Indonesia, dan
Pertanian dengan Smart Farming
mampu memanfaatkan pasar nasional,
Sebagai negara agraris, saat ini Indonesia regional dan internasional. Poin penting
berhadapan dengan permasalahan jumlah inovasi adalah berbasis upaya meningkatkan
penduduk yang mencapai 270 juta jiwa. keuntungan. Perguruan tinggi dan stakeholder
Persoalan ini semakin genting jika tidak terkait harus melakukan transformasi
diiringi dengan peningkatan produktivitas hasil pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang
pertanian, karena dapat menyebabkan dapat menjadi job creator atau
Indonesia sangat bergantung pada impor agrotechnopreneur. Karakteristik petani
pangan (Rusdiana dan Maesya 2017). Selain milenial yang menerapkan smart farming
itu dunia pertanian menghadapi permasalahan adalah 1) petani mahir teknologi digital (digital
yaitu: 1) aging farmer atau penuaan petani farmer); 2) kegiatan on farm merupakan
karena rendahnya regenerasi di bidang kegiatan padat modal dengan teknologi dan
pertanian; 2) rendahnya kualitas sumber daya inovasi; 3) pengolahan hasil (agroindustri)
petani karena rata-rata petani berpendidikan berbasis inovasi untuk meningkatkan daya
sekolah dasar; 3) sebagian besar pertanian saing dan nilai tambah produk pertanian; dan
Indonesia masih menggunakan teknologi 4) pemasaran lebih efisien dengan
konvensional; 4) terbatasnya produk olahan memanfaatkan teknologi berbasis digital
agroindustri; 5) sebagian besar produk (Simarmata 2019).
pertanian yang diekspor masih berupa bahan Pertanian cerdas diterapkan berdasarkan
baku sehingga kurang memiliki nilai tambah prinsip-prinsip terintegrasi antara sistem
sehingga benefitnya lebih banyak dinikmati
informasi manajemen, teknologi presisi, dan
oleh negara pengimpor (negara maju); 6)
cyber physical system. Keberlanjutan
kontribusi inovasi dalam pertumbuhan
pertanian 4.0 sangat tergantung kepada
ekonomi masih sangat kecil dibandingkan
ketersediaan data (big data), ketersediaan
dengan nilai total productivity factor (TPF) jaringan internet, lembaga pengelola, SDM
karena berdasarkan data nilai TFP Indonesia yang kompeten, regulasi pemerintah,
hanya 1% masih jauh di bawah negara di
dukungan dana pemerintah, dan tentunya
kawasan asia yang sudah mencapai 14-35%.
partisipasi petani. Kementerian Pertanian telah
Konsekuensinya Indonesia harus segera
memberikan dukungan untuk menyambut era
melakukan percepatan dan transformasi pertanian Indonesia 4.0. Semua sektor sudah
teknologi dari natural resources agriculture ke menerapkan digitalisasi, menggunakan
agriculture based on smart farming technology
teknologi dan mekanisasi (Kompas 2020).
(Simarmata 2019).
Sekolah Vokasi Pertanian menjadi upaya
Langkah mengantisipasi hal ini Kementerian Pertanian untuk menghasilkan
Kementerian Pertanian mempunyai target petani milenial yang memiliki output menjadi
menarik 25 juta para milenial untuk bekerja di qualified job creator yaitu petani mandiri yang
146 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155

mampu membuka peluang usaha untuk rekan- kebutuhan petani; 3) kerumitan (complexity);
rekannya dan qualified job seeker yaitu yakni jika inovasi tersebut dirasakan rumit
milenial yang terampil dan menguasai untuk dipahami dan digunakan; 4) dapat
pekerjaannya sehingga dapat ditempatkan dicobakan (trialability); yakni suatu inovasi
dimana saja di seluruh sektor dunia usaha dan akan mudah diterima apabila dapat dicobakan
industri. Pendidikan vokasi yang sebagian dalam ukuran kecil; 5) dapat dilihat
besar waktunya digunakan untuk teaching (observability): semakin mudah bagi individu
factory (magang di dunia industri) sehingga untuk melihat hasil sebuah inovasi maka akan
lulusannya akan langsung praktik di lapangan semakin besar kemungkinan bagi petani untuk
(BPPSDMP 2020). mengadopsinya (Rogers 2003).
Karakteristik petani dalam mengadopsi
Mengubah Perilaku dan Persepsi Petani teknologi dipengaruhi oleh: 1) usia, biasanya
terhadap Inovasi Smart Farming 4.0 petani dengan karakter usia produktif
cenderung berupaya untuk meningkatkan
Inovasi teknologi smart farming
produktivitas usaha mereka karena usia
membutuhkan suatu proses pemahaman
sangat berpengaruh terhadap kemampuan
(persepsi) oleh para petani. Petani tertarik
fisik petani untuk bekerja secara optimal; 2)
untuk mengadopsi inovasi bila mempunyai
pengalaman bertani, semakin berpengalaman
persepsi yang baik terhadap suatu inovasi. dalam berusaha maka cenderung petani
Penerapan teknologi smart farming semakin efisien dalam mengalokasikan faktor
membutuhkan dukungan dari petani untuk
produksi dalam usaha tersebut; 3) pendidikan
mengubah perilaku dalam pengelolaan usaha
formal, biasanya semakin tinggi tingkat
tani seperti praktek pengolahan tanah,
pendidikan petani akan semakin mudah
pembibitan, pemupukan, pengairan,
merubah sikap dan perilaku untuk bertindak
penyiangan, penyemprotan pestisida sehingga lebih rasional; 4) luas lahan, biasanya petani
proses budi daya agar makin efektif dan dapat yang memiliki lahan yang luas cenderung
meningkatkan hasil produksi. Perilaku
berani mencoba teknologi baru karena masih
pengelolaan lahan yang berwawasan
memiliki sebagian besar luas lahan yang lain
lingkungan akan bermanfaat untuk
yang belum dicoba dibandingkan dengan
melestarikan lingkungan. Perubahan individu
petani dengan luas lahan terbatas karena
untuk mengadopsi inovasi teknologi tidak bisa umumnya petani takut gagal. Apabila petani
terjadi secara cepat melainkan bertahap dari masih meragukan penerapan smart farming
waktu ke waktu.Tahapan proses adopsi
akan mencoba dalam skala kecil (Aditiawati et
teknologi meliputi: 1) kesadaran: petani mulai
al. 2014).
menyadari bahwa ada sesuatu yang baru
sehingga mulai terbuka dengan Sebagian besar petani Indonesia memiliki
perkembangan dunia luarnya, menyadari apa tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat
yang sudah ada dan apa yang belum ada; 2) pendidikan merupakan salah satu penghambat
minat: petani mulai mencari keterangan- untuk menerapkan smart farming. Penduduk
keterangan tentang hal yang dirasa baru yang berusia lebih dari 40 tahun memiliki lebih
menurutnya; 3) penilaian: setelah petani sedikit kontak dengan teknologi, sehingga para
memperoleh semua informasi yang dibutuhkan petani sering memiliki kesulitan dalam
mengenai suatu teknologi, petani akan mulai menerapkan smart farming. Smart farming
mempertimbangkan untuk melaksanakannya; menuntut petani untuk terbuka sehingga
4) mencoba: jika petani sudah mendapatkan membutuhkan komunikasi antara pengguna,
keterangan yang lengkap, petani akan mulai penyuluh, pembuat teknologi untuk pengaturan
mempraktekan dengan keyakinan akan sistem awal. Manfaat smart farming harus
berhasil (Indraningsih 2016). Lima karakteristik dikomunikasikan dengan lebih jelas dan
sifat teknologi yang akan membantu petani dievaluasi untuk meningkatkan persepsi
untuk menggunakan teknologi yaitu: 1) bahwa smart farming dapat membawa
keuntungan relatif (relative advantages); yaitu perubahan yang positif. Jika petani mampu
sejauh mana suatu inovasi dianggap lebih baik memahami manfaat nyata dari teknologi smart
dari inovasi sebelumnya. Keuntungan relatif farming, adopsi teknologi semakin meningkat.
meliputi tingkat profitabilitas ekonomi, biaya Cara mengatasi investasi teknologi awal yang
yang rendah, rasa nyaman, efisiensi waktu besar dapat dilakukan dengan dukungan
dan usaha serta insentif; 2) kesesuaian subsidi investasi (Markus dan Schleicher
(compatibility); yaitu apakah suatu inovasi 2018).
mempunyai sifat lebih sesuai dengan nilai
Proses adopsi suatu teknologi
yang ada, pengalaman sebelumnya, dan
membutuhkan komunikasi personal antar-
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 147
Rika Reviza Rachmawati

individu serta komunikasi dalam kelompok perlakuan berbeda tujuannya adalah agar
kecil (kelompok tani) pada kegiatan terjadi efisiensi baik dalam hal penggunaan
penyuluhan pertanian. Seringkali petani pupuk maupun pestisida sehingga potensi
enggan untuk menerapkan suatu inovasi baru kehilangan hasil dan berkurangnya
karena mereka belum paham atau tidak setuju pendapatan petani bisa dihindari. Selanjutnya
terhadap teknologi tersebut. Biasanya jika ini bisa menghindarkan pencemaran
inovasi tersebut berasal dari peneliti atau lingkungan yang akan membahayakan
pemangku kebijakan tetapi tidak melibatkan keberlanjutan pertanian (Ondoua dan Walsh
petani dalam penciptaannya. Oleh karena itu, 2017).
keberadaan suatu kelompok tani untuk media
Para petani sering tidak membuat
adopsi teknologi memiliki berbagai peran
perhitungan ekonomi detail dan cenderung
penting seperti: 1) fungsi hubungan sosial
fokus untuk memaksimalkan hasil produksi
diantara para anggotanya; 2) fungsi
pertanian. Teknologi yang dapat meningkatkan
pendidikan formal maupun informal sebagai
produktivitas hasil pertanian cenderung
sarana untuk mempertukarkan pengetahuan;
berpotensi lebih besar diadopsi oleh petani.
3) fungsi persuasi, seorang anggota kelompok
Hal ini akan berimplikasi pada kebijakan untuk
akan mampu mempersuasi anggota kelompok
membuat pertanian berkelanjutan. Teknologi
lainnya untuk mengenalkan suatu teknologi; 4)
yang ramah lingkungan tetapi berdampak
fungsi problem solving, dicerminkan dengan
negatif terhadap produktivitas petani
kegiatan untuk memecahkan persoalan dan
cenderung tidak akan diadopsi oleh para
membuat keputusan (Adawiyah et al. 2017).
petani. Hambatan utama dalam penerapan
Peran utama kelompok tani dipandang
smart farming adalah rendahnya tingkat adopsi
sebagai sebuah proses yang membantu petani
petani, tingginya biaya investasi peralatan
untuk mengambil keputusan sendiri dan
smart farming, ketidakpastian kredibilitas
menolong petani untuk mengembangkan
perusahaan teknologi yang mengembangkan
wawasan. Sebagian besar usaha tani di
produk peralatan smart farming, sulitnya
Indonesia masih didominasi oleh usaha skala
mengubah persepsi petani tentang kegunaan
kecil sehingga peran kelompok petani menjadi
suatu mesin pertanian, dan kemudahan yang
ujung tombak dalam pembangunan pertanian.
akan didapat dengan digunakannya peralatan
Komitmen kelompok untuk mengadopsi
smart farming, keterbatasan akses internet di
teknologi menjadi kunci penentu keberhasilan
beberapa daerah di Indonesia dan kebutuhan
adopsi inovasi tersebut (Adawiyah 2018).
untuk menginput banyak data dan informasi ke
Berdasarkan pilot project terhadap penerapan
dalam software (perangkat lunak). Hal-hal
smart farming di desa Cikembulan, Kecamatan
tersebut memerlukan analisis dan interpretasi
Kadungora, Kabupaten Garut para petani
khusus. Karakteristik teknologi yang rumit
sudah menerapkan teknologi smart farming
dalam memfasilitasi pengumpulan dan analisis
4.0 berupa pemanfaatan RITX Soil dan
data, serta rendahnya kualifikasi tenaga kerja
Weather sensor untuk merekam kondisi lahan
perdesaan dipandang sebagai penghalang
secara real time dan memprediksi cuaca.
untuk difusi teknologi smart farming. Untuk itu
Secara singkat bahwa pengetahuan, sikap,
pelatihan dan peningkatan kapasitas asosiasi
peran kelompok tani dan keterampilan
petani akan menjadi cara penting untuk
berpengaruh cukup signifikan terhadap
membantu mengatasi hambatan dalam
keinginan petani dalam mengadopsi smart
penggunaan teknologi (Pivoto et al. 2019).
farming (Asnamawati et al. 2020).
Teknologi smart farming yang bisa
digolongkan sebagai teknologi baru
Hambatan Penerapan Smart Farming 4.0:
membutuhkan banyak investasi untuk
Pembelajaran Bagi Para Pemangku
pengembangannya. Ini menjadi tantangan bagi
Kebijakan
perusahaan mesin pertanian yang akan
Smart farming 4.0 yang identik dengan mengembangkan teknologi smart farming,
pertanian presisi memungkinkan petani untuk untuk membuat aplikasi dan peralatan yang
mengenali variasi di lapangan sehingga dapat mudah digunakan dan lebih interaktif bagi
memainkan peran dalam intensifikasi, efisiensi petani. Pada beberapa negara, kesuksesan
pertanian, dan kelestarian lingkungan. Smart penerapan smart farming didukung dengan
farming akan menggeser paradigma pertanian keterlibatan startup di bidang pertanian.
tradisional yang memperlakukan semua Startup bidang pertanian yang banyak berdiri
tanaman sama menjadi lebih presisi, di Indonesia bisa didorong untuk terlibat
menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman menggerakkan smart farming 4.0. Penggerak
(Aubert et al. 2012). Hal ini penting karena utama petani agar mau mengadopsi smart
148 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155

farming adalah anggapan bahwa smart karena itu penyuluh juga membutuhkan
farming mampu menghasilkan peningkatan pelatihan dan perlu mendapat prioritas (Callum
produktivitas dan kualitas produksi yang lebih Eastwood et al. 2019).
baik dan menekan biaya produksi.
Kerja sama Kementerian Pertanian dan
Peningkatan kenyamanan bekerja bagi para
Perguruan Tinggi dalam merancang rangkaian
petani dan pelestarian lingkungan belum
program pelatihan smart farming untuk
menjadi pendorong utama untuk
mengembangkan sumber daya manusia dirasa
menggunakan smart farming. Potensi smart
penting. Tujuan program pelatihan adalah
farming untuk memitigasi efek perubahan iklim
untuk memberi peserta pelatihan sikap positif
tidak memengaruhi petani karena fokus utama
dan kompetensi praktis, serta meningkatkan
petani umumnya adalah besaran keuntungan
pengetahuan terkait smart farming. Empat
yang akan diperoleh saat mengadopsi
jenis kursus pelatihan yang penting adalah
teknologi (Pivoto et al. 2019). Selain itu
gambaran umum smart farming, kunjungan
penting bagi pabrik mesin pertanian dalam
dan pelatihan di lapangan, kunjungan dan
proses desain dan pengembangan alat agar
pertukaran internasional, dan pelatihan teknis
bisa mendukung petani memutuskan untuk
perorangan yang dibuat khusus. Peserta
mengadopsi teknologi smart farming melalui
dalam program pelatihan smart farming
pendekatan partisipatif. Pendekatan partisipatif
dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi
akan menempatkan petani sebagai pelaku
akan memiliki pemikiran tentang pentingnya
utama sehingga pembuatan teknologi akan
mengadopsi teknologi yang lebih inovatif dan
menyesuaikan dengan kebutuhan petani.
akan memiliki kemampuan yang lebih baik
Perguruan Tinggi harus didorong untuk
dalam menerapkan smart farming. Sebaliknya,
berinvestasi dalam mengembangkan smart
petani yang kurang memiliki pengetahuan
farming berkolaborasi dengan industri swasta
tentang smart farming akan memiliki tingkat
(Ondoua dan Walsh 2017).
adopsi yang lebih rendah (Chuang et al. 2020).
Hal penting dalam penerapan adalah: 1)
Inovasi pertanian yang kompleks memerlukan
pendekatan kolaboratif agar inovasi dan difusi KERJA SAMA BERBAGAI PIHAK UNTUK
berhasil mengingat kebutuhan di tingkat petani PENERAPAN SMART FARMING 4.0
berbeda; 2) Organisasi penyuluhan dan
penelitian publik dan swasta dapat bekerja
sama dengan lembaga penelitian untuk Kementerian Pembangunan Desa,
mengintegrasi data (on farm dan off farm), Pembangunan Daerah Tertinggal dan
integrasi teknologi, menguji kinerja peralatan Transmigrasi Tertinggal sebagai Penggerak
dan pengembangan program pelatihan kepada Smart Farming 4.0
kelompok petani. Implikasi teoritisnya adalah Smart Farming 4.0 akan mendorong kerja
peran publik, swasta dan industri dalam petani dengan menerapkan teknologi yang
penelitian dan penyuluhan tidak boleh membuat kegiatan budi daya pertanian yang
dipisahkan karena sangat dibutuhkan dalam cerdas, efisien, terukur, dan terintegrasi.
penyebaran sistem inovasi teknologi. Aktor Konsep pertanian cerdas secara sederhana
penting seperti peneliti, pengembang teknologi bisa diartikan sebagai pertanian presisi. Petani
dan penyuluh pertanian berperan penting bisa melakukan budi daya tanpa tergantung
untuk mengatasi hambatan adopsi teknologi musim tetapi melalui mekanisasi. Dengan
(Eastwood et al. 2017). demikian, proses penanaman hingga panen
Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan secara efektif dan efisien baik
merupakan faktor kunci dalam dalam tenaga kerja, waktu tanam, dan proses
mengembangkan smart farming. Mendorong panen.
petani mengadopsi teknologi digital dan Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah
perangkat seluler dalam praktik pertanian telah Tertinggal (Ditjen PDT), Kemendes PDTT dan
menjadi prioritas kebijakan di berbagai negara. Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo,
Selain itu, para pembuat kebijakan dan Jawa Timur, telah bekerja sama untuk
lembaga penelitian harus berkonsentrasi pada melakukan uji coba pertanian cerdas 4.0 di
peningkatan akses pasar ke teknologi smart Desa Battal, Kecamatan Panji. Teknologi ini
farming. Selain petani, penyuluh pertanian merupakan produk dari PT Mitra Sejahtera
sebagai garda terdepan yang menghadapi Membangun Bangsa (MSMB), sebuah
petani dapat memberikan pengaruh dalam perusahaan teknologi pertanian di Yogyakarta
membantu petani untuk pengambilan yang menggunakan aplikasi RiTx berbasis
keputusan operasional dan strategis. Oleh android. Pertanian kini bisa jadi agriculture dan
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 149
Rika Reviza Rachmawati

menarik minat anak muda untuk bertani. tidak hanya menggenjot produksi dalam negeri
Meningkatnya produktivitas pertanian tetapi juga sebagai salah satu usaha untuk
diharapkan akan meningkatkan potensi daerah mendatangkan devisa.
tersebut (MSMB 2018).
Smart farming 4.0 telah menjadi andalan
Kemendes PDTT telah membuat roadmap Kementerian Pertanian dimana Balitbangtan
smart farming 4.0 yang dimulai dari: (i) Uji yang akan melakukan pengembangannya.
coba penggunaan alat drone sprayer pada Melalui capacity building and community
lahan jagung di Kabupaten Sleman dan empowerment (literasi teknologi, literasi data
peninjauan alat soil and weather sensor pada dan ICT, literasi softskill dan leadership),
area persawahan di Kabupaten Wonogiri; (ii) perbaikan regulasi yang melindungi petani,
Kabupaten Sumbawa telah melakukan uji coba membuat roadmap penelitian pertanian 4.0,
penggunaan alat drone sprayer dan soil and membangun infrastruktur, alat-alat dan
weather sensor di area persawahan; (iii) ekosistem yang sangat baik dan meningkatkan
Kabupaten Sumbawa Timur telah melakukan kemampuan kerja sama dengan mesin.
uji coba penggunaan alat drone sprayer dan Konsep pertanian 4.0 adalah sebuah konsep
soil and weather sensor di area persawahan; manajemen pertanian yang didasarkan kepada
(iv) Kabupaten Situbondo telah melaksanakan pengamatan, pengukuran dan tanggapan
launching smart farming 4.0 dan uji coba terhadap variabilitas lahan, mendefinisikan
penggunaan alat (drone sprayer, soil and sistem pendukung keputusan dalam
weather sensor dan water debit sensor); (v) pengelolaan secara keseluruhan dan
Kabupaten Tabanan telah melakukan uji coba mengoptimalkan input sekaligus melestarikan
penggunaan alat (drone sprayer, soil and sumber daya alam. Proses penerapan
weather sensor dan drone surveillance) (Ditjen robotika, kontrol secara otomatis dan artificial
PDTT 2019). Semua teknik ini membantu intelligence digunakan di semua tingkat
menciptakan pertanian presisi dengan produksi pertanian termasuk peternakan
menggunakan citra satelit dan teknologi (Kementerian Pertanian 2020c).
lainnya (seperti sensor) untuk mengamati dan
Sektor pertanian telah mengalami
merekam data dengan tujuan meminimalkan
transformasi dengan dukungan temuan
biaya dan menghemat sumber daya sekaligus
teknologi baru yang lebih menjanjikan
meningkatkan hasil produksi.
perbaikan produktivitas dan profitabilitas.
Transformasi sektor pertanian dimulai dari
Dukungan Kementerian Pertanian terhadap mekanisasi pertanian, revolusi hijau dengan
Smart Farming 4.0 modifikasi genetik dan smart farming. Konsep
smart farming yang dikembangkan oleh
Pada tahun 2020 Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian melalui mekanisasi
membuat kebijakan dan program untuk pertanian dari hulu sampai hilir, tujuannya
menjamin ketahanan pangan. Fokusnya adalah untuk meningkatkan produktivitas
adalah melaksanakan lima cara bertindak (CB)
tenaga kerja, menekan biaya produksi,
yaitu: 1) meningkatkan kapasitas produksi
mengurangi beban kerja petani, meningkatkan
dengan percepatan tanam padi MT II seluas
pendapatan petani dan menarik generasi
5,6 juta ha, pengembangan lahan rawa di
muda untuk terjun ke sektor pertanian.
Kalimantan Tengah seluas 164.598 ha, Pengembangan smart farming ditujukan agar
perluasan areal tanam baru (PTAB), dan dapat meningkatkan produksi dengan mutu
peningkatan produksi gula, daging sapi, dan
hasil yang berdaya saing tinggi, mewujudkan
bawang putih untuk mengurangi impor; 2)
ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
diversifikasi pangan lokal dan pemanfaatan
Implementasi smart farming melalui
lahan pekarangan melalui program
mekanisasi pertanian telah dilakukan melalui
pekarangan pangan lestari (P2L) untuk 3.876 bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada
kelompok; 3) penguatan cadangan dan sistem kelompok tani (poktan) dan gabungan
logistik pangan untuk stabilisasi pasokan dan
kelompok tani (gapoktan). Teknologi smart
harga pangan; 4) pengembangan pertanian
farming terbukti dapat mengurangi biaya
modern seperti smart farming, pengembangan
usaha tani rata-rata mencapai 20–25% dan
dan pemanfaatan screen house, peningkatan keuntungan hingga mencapai
pengembangan food estate, pengembangan 50% (Anwarudin et al. 2020).
korporasi petani; 5) gerakan tiga kali ekspor
(gratieks) sebagai upaya pemerintah untuk
150 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155

REKOMENDASI KEBIJAKAN MENDUKUNG smart farming sebenarnya adalah bagian dari


PENGEMBANGAN SMART FARMING 4.0 investasi untuk meningkatkan produktivitas
pertanian dan efisiensi penggunaan tenaga
kerja. Investasi teknologi akan memberikan
Strategi Pemerintah untuk Penerapan
keuntungan secara ekonomi. Efisiensi dapat
Smart Farming 4.0
dirasakan petani dengan mengurangi tenaga
Strategi khusus yang dapat dilakukan oleh kerja, kontrol kebutuhan unsur hara tanaman
pemerintah untuk smart farming yaitu strategi dapat dilakukan secara akurat setiap hari,
pertama adalah membentuk pola pikir petani mengurangi biaya untuk penggunaan pupuk
tentang pentingnya penggunaan kecerdasan atau pestisida dan meningkatkan kualitas
buatan (AI) dan digitalisasi teknologi. produk yang dihasilkan (Moysiadis et al. 2021).
Pemikiran petani yang keberatan karena Dengan smart farming petani bisa melakukan
merasa smart farming adalah sesuatu yang efisiensi input pertanian hingga 30% dan
sulit dilakukan, membutuhkan anggaran yang meningkatkan produksi hingga 20%. Petani
besar dan waktu yang lama harus segera akan mendapat produk pertanian dengan
diubah. Penyampaian fakta prestasi kualitas terbaik dengan residu kimia yang
kesuksesan petani yang telah terlebih dahulu minimal (Zambon et al. 2019). Para ahli
menerapkan smart farming menjadi sangat memprediksi pada tahun 2050, dengan
penting untuk mempercepat implementasi menggunakan smart farming petani bisa
smart farming. Para petani harus memahami menambah produksi pertanian sebesar 70%
bahwa di masa depan semuanya terus (Nayyar dan Puri 2017).
berubah dan semakin tidak pasti. Untuk itu,
Strategi keempat adalah untuk menerapkan
pemerintah harus mempersiapkan diri
smart farming harus dibangun dengan
menghadapi berbagai kondisi dengan
memanfaatkan SDM dan teknologi dari dalam
teknologi artificial intelligence yang cerdas dan negeri sendiri, seperti teknologi yang dibuat
adaptif. Strategi kedua adalah peningkatan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
kemampuan SDM para petani dengan capacity
Pertanian, LIPI, BPPT atau berbagai
building agar mampu mengadopsi dan
perguruan tinggi dan konsultan swasta.
mengggunakan artificial intelligence dan
Pemanfaatan SDM dan teknologi dari dalam
teknologi digital maju lainnya, seperti
negeri yang kompeten akan membuat biaya
blockchain dan Internet of things (IoT) dengan untuk penerapan smart farming menjadi lebih
baik. Faktanya, masyarakat enggan murah dan terjangkau. Pemberian
menggunakan digitalisasi karena akan
kepercayaan kepada para ahli dari dalam
menyingkirkan peranan tenaga kerja manusia.
negeri akan memberikan energi positif yang
Namun hal ini bisa di atasi dengan
mampu meningkatkan kepercayaan diri para
peningkatan kapasitas petani sehingga ahli IT di bidang pertanian. Strategi terakhir
seharusnya petani bisa bekerja secara adalah pemerintah harus tetap berkomitmen
beriringan dengan AI dan robot cerdas tanpa
untuk berperan aktif dalam mendukung smart
perlu merasa tersingkir (Arkeman 2021).
farming melalui berbagai kebijakan positif
Strategi ketiga adalah untuk seperti pembinaan, pemberian kemudahan
mengimplementasikan smart farming di negara atau pembukaan akses pasar domestik dan
sebesar Indonesia memang tidak bisa ekspor agar petani mudah memasarkan hasil
dilakukan sekaligus, namun harus bertahap pertaniannya, pemberian insentif untuk petani
dengan target yang jelas dan menetapkan yang sudah menerapkan smart farming,
daerah yang akan menjadi prioritas. Smart keterlibatan dalam pembangunan SDM,
farming sering dianggap membutuhkan biaya insentif riset untuk pengembangan teknologi,
yang tinggi sehingga mengancam keuntungan perlindungan atau kepastian hukum, menjamin
yang akan diterima oleh petani. Pandangan ini keamanan cyber serta pembangunan
tidak benar, karena smart farming dapat infrastruktur digital. Indonesia memang masih
dilakukan secara bertahap sesuai dengan menghadapi kendala dalam hal internet karena
kemampuan finansial petani. Pemerintah juga tidak semua daerah di Indonesia memiliki
perlu memberikan kemudahan agar petani akses internet. Hal ini berpotensi menghambat
bisa mengakses berbagai teknologi smart integrasi data dan informasi. Kerja sama
farming. Ketika penerapan smart farming dengan stakeholder atau provider internet
berhasil pada satu bagian atau tahapan terkait merupakan salah satu solusi dalam
tertentu, baru kemudian dapat dilanjutkan ke mengatasi hal ini (Arkeman 2021).
bagian lain yang menjadi prioritas setelahnya.
Semua biaya yang muncul dari implementasi
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 151
Rika Reviza Rachmawati

Korporasi Petani dan Food Estate menciptakan nilai tambah produk pertanian
(Anwarudin et al. 2020).
Titik balik menuju smart farming 4.0 adalah
keluarnya Permentan No. 18 Tahun 2018 Food estate atau disebut dengan lumbung
tentang Pedoman Pengembangan Kawasan pangan di Kalimantan Tengah dan Sumatera
Pertanian Berbasis Korporasi Petani dan peta Utara, dibangun dengan korporasi petani akan
daya saing daerah yang sasarannya untuk menjadi wilayah percontohan dan selanjutnya
membangun pertanian berbasis karakteristik akan diterapkan diseluruh wilayah di
eko-regional. Hal ini bisa menjadi jalan untuk Indonesia. Food estate yang menjadi Proyek
pengembangan pertanian sekaligus Strategis Nasional 2015–2019, berdasarkan
mengimplementasikan kebijakan dan program Perpres No. 58 Tahun 2018 bertujuan untuk
pembangunan pertanian berbasis eko- menjaga ketahanan pangan Indonesia dalam
regional. Tujuan Permentan No. 18 Tahun jangka panjang ditengah ancaman krisis
2018 adalah: 1) meningkatkan nilai tambah pangan global akibat pandemi Covid-19.
serta daya saing wilayah dan komoditas Tujuan besarnya adalah: 1) meningkatkan nilai
pertanian untuk keberlanjutan ketahanan tambah produksi sektor pertanian lokal; 2)
pangan nasional; 2) memperkuat sistem usaha untuk peningkatan penyerapan tenaga kerja
tani secara utuh dalam satu manajemen pertanian hingga mencapai 34,4%; 3) petani
kawasan; 3) memperkuat kelembagaan petani memiliki kesempatan untuk mengembangkan
untuk mengakses informasi, teknologi, usaha tani skala luas; 4) terintegrasinya sistem
prasarana dan sarana publik, permodalan sentra produksi, pengolahan dan
serta pengelolaan dan pemasaran. Di dalam perdagangan; 5) potensi ekspor pangan ke
pasal 6 ayat 1, sasaran pengembangan negara lain menjadi semakin besar; 6) harga
kawasan pertanian berbasis korporasi petani pangan akan menjadi lebih murah karena
meliputi: 1) peningkatan produksi, produksi pangan melimpah. Berdasarkan
produktivitas, nilai tambah dan daya saing rancangan proyek food estate akan dibangun
komoditas prioritas pertanian nasional; 2) di lima lokasi yaitu: 120 ribu ha di Kalimantan
tersedianya dukungan prasarana dan sarana Barat, 180 ribu ha di Kalimantan Tengah, 10
pertanian di kawasan pertanian; 3) aplikasi ribu ha di Kalimantan timur, 190 ribu ha di
pengetahuan, keterampilan dan Maluku dan 1,2 juta ha di Papua (KPPIP
kewirausahaan petani dalam mengelola 2020). Food estate yang dikomandoi oleh
kelembagaan ekonomi petani; 4) berfungsinya Kementerian Pertahanan sejatinya merupakan
sistem usaha tani secara utuh, efektif dan langkah strategis pemerintah untuk
efisien. mewujudkan kemandirian pangan sebagai
bagian dari sistem pertahanan negara.
Beberapa poin yang menjadi faktor untuk
Pengembangan food estate mencangkup
menarik generasi muda kembali ke sektor
tanaman singkong, jagung, dan tanaman
pertanian adalah: 1) korporasi petani dapat
pokok lainnya.
membuka peluang tersedianya lahan yang
layak secara ekonomi karena syarat dasar Sistem ketahanan pangan berbentuk
untuk membuka peluang lahan yang layak lumbung sebenarnya sudah dikenal sejak
secara ekonomi adalah persyaratan dasar ribuan tahun yang lalu bahkan sejak zaman
wilayah dengan luas minimal 50 ha dan Mesir kuno sehingga setiap kali ada ancaman
terdapat dalam satu jaringan irigasi tersier. Ini kelaparan baik yang diakibatkan perubahan
menjadi penting karena banyak petani muda musim, gagal panen, wabah penyakit dan
yang mengandalkan lahan sempit yang dimiliki sebagainya, pemerintah tetap mampu
orang tuanya; 2) korporasi petani memerlukan mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.
spesialisasi kemampuan, faktor ini dapat Food estate rencananya akan
mendorong pelaku brain gain yaitu menarik mengintegrasikan pertanian, peternakan dan
generasi muda yang terdidik serta berlatar perkebunan dalam satu area. Apabila sudah
belakang pertanian agar dapat mengisi posisi berkembang diharapkan food estate akan
sesuai kebutuhan dan spesialisasi mampu menyerap tenaga kerja. Pertumbuhan
keahliannya; 3) korporasi petani menggunakan ekonomi yang disebabkan oleh sektor
alat pertanian modern dalam pelaksanaanya pertanian lebih efektif untuk mengurangi
sehingga dapat menarik minat generasi muda kemiskinan dibandingkan dengan sektor
dengan menghilangkan kesan pertanian yang konstruksi dan manufaktur (Basundoro dan
kotor, kumuh dan berlumpur; 4) korporasi Sulaeman 2020). Sejauh ini pemerintah telah
petani dibentuk menjadi kelembagaan petani berupaya untuk melibatkan sejumlah
yang profesional dan modern sehingga dapat perusahaan swasta seperti PT Indofood
meningkatkan bargaining position petani dan Sukses Makmur, PT Wings Food, PT Calbee
152 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155

Wings Food, PT Champ, PT Great Giant sains dan inovasi terbuka, SDM dan
Pineapple dan BUMN untuk berinvestasi pengembangan kapasitas (melalui workshop,
dalam pengembangan lahan food estate bimbingan teknis, training, sosialisasi) dan
sekaligus menyerap hasil panen petani di dilanjutkan dengan merumuskan strategi
lokasi food estate (Nasution et al. 2020). Smart perencanaan corporate 2020–2024. Teknologi
farming akan menjadi sangat potensial bila smart farming yang dihasilkan oleh peneliti dan
dikembangkan secara masif di lokasi food perekayasa bukan hanya berhenti pada
estate. Hal serupa berlaku pada food estate invensi dan publikasi ilmiah akan tetapi harus
tanaman hortikultura di daerah Sumatera diadopsi secara masif oleh setiap petani di
Utara. Availability dan stability produk pangan Indonesia. Agenda utama smart farming 4.0
nonpokok seperti buah dan sayuran dengan adalah transformasi digital di sektor pertanian,
smart farming tidak hanya akan meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan teknologi
produksi pangan nasional tetapi juga digital dibidang pertanian. Untuk itu
mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia. pemerintah perlu merancang strategi
pembangunan infrastruktur digital nasional,
menarik minat investasi asing, peningkatan
PENUTUP sumber daya manusia, dan pembangunan
ekosistem inovasi. Diperlukan rancangan
insentif untuk investasi teknologi dan
Menerapkan smart farming 4.0 di Indonesia harmonisasi aturan.
menjadi tantangan tersendiri mengingat tingkat
pendidikan para petani relatif rendah, Hambatan utama dalam penerapan smart
ditambah kebiasaan para petani menerapkan farming adalah rendahnya tingkat adopsi
pola budi daya warisan leluhur atau metode petani, tingginya biaya investasi, sulitnya
konvensional. Karakteristik lahan pertanian di mengubah persepsi petani tentang kegunaan
Indonesia yang beragam dan petani pengelola suatu mesin pertanian, keterbatasan akses
didominasi usia tua (aging farmers) internet di beberapa daerah dan kebutuhan
menyebabkan penerapan smart farming 4.0 di untuk menginput banyak data dan informasi ke
Indonesia menghadapi tantangan yang berat. dalam software (perangkat lunak), serta
Namun semua tantangan bila disikapi dengan rumitnya karakteristik teknologi yang bisa
bijak, smart farming masih sangat mungkin memfasilitasi pengumpulan dan analisis data
untuk diterapkan. Kemendes PDTT telah serta rendahnya kualifikasi tenaga kerja
melakukan pilot project smart farming di perdesaan. Sempitnya lahan usaha bagi
beberapa daerah di Indonesia sehingga bisa sebagian besar petani Indonesia dengan luas
dijadikan bahan monitoring dan evaluasi untuk lahan kurang dari 0,5 ha diharapkan bisa
menerapkan smart farming dalam skala yang dimaksimalkan produktivitasnya dengan smart
lebih luas. Kementerian Pertanian juga dapat farming. Walaupun lahan sempit namun
membuat roadmap penerapan smart farming dengan menggunakan smart farming maka
dengan melibatkan berbagai stakeholder optimalisasi penggunaan input berupa
seperti perusahaan startup yang sudah lebih pestisida dan pupuk bisa dilakukan secara
dulu eksis seperti TaniHub, Eragano, Crowde presisi sehingga hasilnya bisa lebih optimal.
dan LimaKilo. Melibatkan perguruan tinggi Teknologi yang mampu meningkatkan
akan menarik milenial berkarir di bidang produktivitas akan cenderung diadopsi petani.
pertanian. Kaum milenial identik dengan Agar petani mampu menggunakan teknologi
penguasaan teknologi sehingga mempercepat dibutuhkan pelatihan yang intensif dengan
regenerasi di bidang pertanian. Keterlibatan melibatkan penyuluh. Kerja sama Kementerian
perusahaan swasta dan BUMN dalam Pertanian dan Perguruan Tinggi merancang
penyediaan teknologi smart farming akan serangkaian program pelatihan smart farming
membantu menyerap hasil panen petani. perlu untuk mengembangkan sumber daya
Kondisi ini sangat mendukung penerapan manusia.
smart farming. Masa depan pertanian Indonesia adalah
Smart farming yang identik dengan pertanian yang cerdas berbasis teknologi.
pemanfaatan teknologi diharapkan bisa Petani harus mendapatkan pemahaman
menarik kaum milenial untuk eksis di bidang tentang pemanfaatan lahan yang diperlukan,
pertanian. Adopsi smart farming diharapkan namun hasilnya memuaskan dan biayanya
dimulai dari kegiatan hulu terkait dengan big lebih efisien. Dengan pertanian cerdas,
data pertanian, adopsi teknologi terbaru, efektivitas dan efisiensi usaha tani lebih
infrastruktur Information and Communication terukur karena semua kegiatan petani
Technologies (ICT), organisasi yang gesit, didasarkan analisis data yang akurat.
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 153
Rika Reviza Rachmawati

Masuknya era pertanian pintar berbasis Arkeman Y. 2021. Kecerdasan buatan untuk industri
integrasi teknologi akan membuat budi daya pangan 2021. Foodreview Indonesia: XVI:1.
pertanian semakin efektif dan lebih akurat Arvianti EY, Masyhuri, Waluyati DHD. 2019.
dalam menentukan besarnya kebutuhan Gambaran Krisis Petani Muda di Indonesia. J
saprodi. Lahan tidur yang kurang produktif kini Sos Ekon dan Kebijak Pertan. 8(2):168–180.
sudah dimanfaatkan untuk tanaman pangan
Asnamawati L, Rasoki T, Herawati IE. 2020.
dan hortikultura. Apabila program besar Perilaku petani dalam pengelolaan usaha tani
Kementerian Pertanian yaitu Konstratani dan dengan penerapan teknologi smart farming 4.0.
rencana Proyek Strategis Nasional Pemerintah Herlinda S et al.; editor. Palembang: Penerbit &
untuk menerapkan food estate di Provinsi Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).
Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah telah
Aubert BA, Schroeder A, Grimaudo J. 2012. IT as
berjalan maka smart farming akan sangat enabler of sustainable farming: An empirical
sesuai untuk diterapkan agar hasil yang analysis of farmers’ adoption decision of
didapat semakin maksimal, dan cita-cita precision agriculture technology. Decision
menjadikan pertanian Indonesia yang maju, Support Systems 54:510–520.
mandiri dan modern bisa terwujud.
Basundoro AF, Sulaeman FH. 2020. Meninjau
pengembangan food estate sebagai strategi
ketahanan nasional pada era pandemi Covid-19.
UCAPAN TERIMA KASIH J Kaji Lemhanas RI. 8(2):28–42.
[Balitbangtan] Badan Penelitian dan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pengembangan Pertanian. 2020a. Smart
rekan penulis Kartika Sari Septanti yang telah farming system [Internet]. [cited 2020 Nov 20].
bersedia berdiskusi memberi masukan Terdapat pada: http://www.litbang.pertanian.
go.id/info-teknologi/3934/.
sekaligus membantu mengoreksi tulisan ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada [Balitbangtan] Badan Penelitian dan
sesama peneliti atas peran membantu Pengembangan Pertanian. 2020b. Rayakan hari
memberikan saran, telaah, koreksi, dan tanah sedunia, Balitbangtan soft launching
perbaikan naskah sampai siap diterbitkan. Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop) v.1.0.
[Internet]. [cited 2020 Des 09]. [Tersedia dari:
http://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/
4114/]
DAFTAR PUSTAKA
[Balitri] Balai Penelitian Tanaman Industri 2019.
Agriculture War Room Balitbangtan : Menuju
Adawiyah CR, Sumardjo, Mulyani ES. 2017. Faktor- pertanian 4.0 [Internet]. [cited 2020 Nov 27].
faktor yang memengaruhi peran komunikasi Tersedia dari: http://balittri.litbang.pertanian.go.
kelompok tani dalam adopsi inovasi teknologi id/index.php/berita/berita-internal/1098-
upaya khusus (padi, agung,dan kedelai) di Jawa agriculture-war-room-balitbangtan-menuju-
Timur. Jurrnal Agro Ekon 35(2):151–170. pertanian-40.
Adawiyah CR. 2018. Urgensi komunikasi dalam [Balitbangtan] Badan Penelitian dan
kelompok kecil untuk mempercepat proses Pengembangan Pertanian. 2020. Smart farming
adopsi teknologi pertanian. Forum Penelitian system [Internet]. [cited 2020 Nov 20]. Tersedia
Agro Ekonomi. 35(1):59. dari: http://www.litbang.pertanian.go.id/info-
teknologi/3934/.
Aditiawati P, Rosmiati M, Sumardi D. 2014.
Persepsi petani terhadap inovasi teknologi [BBP Mektan] Balai Besar Pengembangan
pestisida nabati limbah tembakau (Suatu kasus Mekanisasi Pertanian. 2019. Drone penebar
pada petani tembakau di Kabupaten pupuk [Internet]. [cited 2020 Jan 21]. Tersedia
Sumedang). Sosiohumaniora. 16(2):184–192. dari: http://mekanisasi.litbang.pertanian.go.id/.
AgroIndonesia. 2020. Kementan luncurkan [BBSDLP] Balai Besar Sumberdaya Lahan
Agriculture War Room berteknologi modern Pertanian. 2020. Drone, teknologi pembantu
[Internet]. [cited 2020 Nov 27]. Tersedia dari pemetaan terbaru [Internet]. [cited 2021 Jan].
URL: http://agroindonesia.co.id/2020/02/ Tersedia dari: http://bbsdlp.litbang.pertanian.
kementan-luncurkan-agriculture-war-room- go.id/ind/ index.php/layanan-mainmenu-65/info-
berteknologi-modern. aktual-2/896-drone-teknologi-pembantu-
pemetaan-terbaru.
Anwarudin O, Sumardjo, Satria A. 2020. Proses dan
pendekatan regenerasi petani melalui [BBSDLP] Balai Besar Sumberdaya Lahan
multistrategi di Indonesia. J Litbang Pertan. Pertanian. 2020a. BBSDLP luncurkan sistem
39(2):73–85. informasi standing crop (SISCrop 1.0) [Internet].
[cited 2021 Jan 15]. Tersedia dari:
Arkeman Y. 2018. AI dan perang dagang.
https://bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/ind/index.p
Republika. Opini:13 (kol.5).
154 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 38 No. 2, Desember 2020: 137–155

hp/layanan-mainmenu-65/info-terkini/1075- [Kementan] Kementerian Pertanian. 2020a. Dalam


bbsdlp-luncurkan-sistem-informasi-standing- pertemuan G20, Mentan SYL beberkan capaian
crop-siscrop-1-0. dan program terobosan [Internet]. [cited 2020
Nov 20]. [Tersedia dari: https://www.pertanian.
[BPPSDMP] Badan Penyuluhan dan go.id/home/?show=news&act=view&id=4505].
Pengembangan SDM Pertanian. 2020.
BPPSDMP Kementan-Ditjen Vokasi [Kementan] Kementerian Pertanian. 2020b. Di War
Kemendikbud bahas program Link and match Room Agriculture, Mentan Syarul menyapa unit
[Internet]. [cited 2021 Jan 25] Tersedia dari: kerjanya di seluruh Indonesia [Internet]. [cited
http://pusdiktan.bppsdmp.pertanian.go.id/bppsd 2020 Nov 21]. Tersedia dari:
mp-kementan-ditjen-vokasi-kemendikbud- https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&
bahas-program-link-and-match/ act=view&id=4120.
BPTP Kaltim. 2020. Pertanian 4.0 Indonesia, [Kementan] Kementerian Pertanian. 2020c.
mungkinkah? [Internet]. [cited 2021 Jan 14] Kebijakan dan program Kementerian Pertanian
[Tersedia dari: http://kaltim.litbang.pertanian.go. dalam menjamin ketahanan pangan di era new
id/ind/index.php?option=com_content&view=arti normal pandemi Covid-19 [Internet]. [cited 2020
cle&id=1193:pertanian-40-indonesia- Jan 21]. Tersedia dari: http://akd.sb.ipb.ac.id/wp-
mungkinkan&catid=60:pernik&Itemid=97]. content/uploads/2020/06/Topik-5-1-1.pdf.
Budiharto W. 2019. Digital innovation in the smart Knierim A, Kernecker M, Erdle K, Kraus T, Borges
farming industry: concept and implementation. F, Wurbs A. 2019. Smart farming technology
In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar innovations – Insights and reflections from the
Nasional Lahan Suboptimal 2019, Palembang 4- German Smart-AKIS hub. NJAS - Wageningen J
5 September 2019. pp. 31-37. Palembang: Unsri Life Sci,10(03):90–91(October):100314.
Press. https://doi.org/10.1016/j.njas.2019.100314.
Chuang JH, Wang JH, Liou YC. 2020. Farmers’ Kompas. 2020. Mentan: Sektor pertanian sudah
knowledge, attitude, and adoption of smart mulai menyambut era 4.0. [Internet]. [cited 2020
agriculture technology in Taiwan. Int J Environ Nov 20]. Tersedia dari: https://kilaskementerian.
Res Public Health. 17(19):1–8. kompas.com/kementan/read/2020/07/05/195616
doi:10.3390/ijerph17197236. 426/mentan-sektor-pertanian-sudah-mulai-
menyambut-era-40.
Cultyvate. 2020. Smart irrigation system [Internet].
[cited 2021 Jan 11]. Tersedia dari: [KPPIP] Komite Percepatan Penyediaan
https://www.cultyvate.com/products/smart- Infrastruktur Pertanian. 2020. Food estate
irrigation-system/. proyek strategis nasional 2015–2019 [Internet].
[Cited 2021 Jan 25]. Tersedia dari:
[Ditjen PDTT] Direktorat Jenderal Pembangunan
https://kppip.go.id/].
Desa Tertinggal. 2019. Cerdas bertani di daerah
tertinggal dengan smart farming 4.0 [Internet]. Makus G, Sclheicher. 2018. Barriers to adoption of
[cited 2020 Nov 20]. Tersedia dari: smart farming technologies In Germany. Proc
https://ditjenpdt.kemendesa.go.id/index.php/view 14th Int Conf Precis Agric:9–21.
/detil/329/cerdas-bertani-di-daerah-tertinggal-
dengan-smart-farming-40. Moysiadis V, Sarigiannidis P, Vitsas V, Khelifi A.
2021. Smart farming in Europe. Comput Sci
Divianta. 2018. Mengenal Blockchain, teknologi Rev. 39(10):1–22.
terbaru revolusi pertanian [Internet]. [cited 2021
Jan 14]. Tersedia dari: https://www.liputan6.com [MSMB] Mitra Sejahtera Membangun Bangsa. 2018.
/regional/read/3624969/mengenal-blockchain- Smart farming 4.0: masa depan pertanian
teknologi-baru-revolusi-pertanian. Indonesia [Internet]. [cited 2020 Nov 20].
Tersedia dari: https://msmbindonesia.com/
Eastwood C, Klerkx L, Nettle R. 2017. Dynamics smart-farming-4-0-masa-depan-pertanian.
and distribution of public and private research
and extension roles for technological innovation Nasution., Darmawan D, Muhammad D. 2020.
and diffusion: Case studies of the Kementan garap proyek Food
implementation and adaptation of precision Estate hortikultura Sumut [Internet]. [Cited 2021
farming technologies. J Rural Studi. 49(1):1–12. Jan 25]. Tersedia dari: Republika.
doi:10.1016/j.jrurstud.2016.11.008. https://republika.co.id/berita/qdlr12380/kementa
n-garap-proyek-foodestate-hortikultura-sumut.
Eastwood C, Ayre M, Nettle R, Dela Rue B. 2019.
Making sense in the cloud: Farm advisory Nayyar A, Puri V. 2017. Smart farming: Iot based
services in a smart farming future. NJAS - smart sensors agriculture stick for live
Wageningen J Life Sci 10(02): 90–91. temperature and moisture monitoring using
doi:10.1016/j.njas.2019.04.004. arduino, cloud computing & solar technology.
Commun Comput Syst - Proc Int Conf Commun
Indraningsih K. 2016. Pengaruh penyuluhan Comput Syst ICCCS 2016. (November
terhadap keputusan petani dalam adopsi inovasi 2016):673–680. doi:10.1201/9781315364094-
teknologi usahatani terpadu. Jurnal Agro Ekon, 121.
29(1):(1 – 24).
SMART FARMING 4.0 UNTUK MEWUJUDKAN PERTANIAN INDONESIA MAJU, MANDIRI, DAN MODERN 155
Rika Reviza Rachmawati

Nugroho AD, Waluyati LR, Jamhari J. 2018. Upaya technologies/precision-agriculture-in-india-new-


memikat generasi muda bekerja pada sektor technologies-are-here-but-wide-scale-adoption-
pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. is-far-off/.
JPPUMA. J Ilmu Pemerintah dan Sos Polit Univ
Medan Area. 6(1):76. doi:10.31289/jppuma.v6i1. Simarmata T. 2019. Percepatan transformasi
1252. teknologi dan inovasi dalam era smart farming
dan petani milenial untuk meningkatkan
Ondoua RN, Walsh O. 2017. Precision agriculture produktivitas, nilai tambah dan daya saing
advances and limitations: Lessons to the pertanian Indonesia. Kuliah Umum Univ
stakeholders. Crop Soils. 50(4):40–47. Mataram.
doi:10.2134/cs2017.50.0408.
Syamsiar MD, Rivai M, Suwito S. 2016. Rancang
Pivoto D, Barham B, Waquil PD, Foguesatto CR, bangun sistem irigasi tanaman otomatis
Corte VFD, Zhang D, Talamini E. 2019. Factors menggunakan wireless sensor network. J Tek
influencing the adoption of smart farming by ITS 5(2): 2337-3539. doi:10.12962/j23373539.
Brazilian grain farmers. Int Food Agribus Manag v5i2.16512.
Rev. 22(4):571–588. doi:10.22434/IFAMR2018.
0086. Tiammee S, J. Wongyai, P. Udomwong, A.
Phaphuangwittayakul, L. Saenchan and S.
Popa, C. (2011). Adoption of Artificial Intelligence in Chanaim, "Smart Farming in Thailand," 2019
Agriculture. Bulletin of University of Agricultural 13th International Conference on Software,
Sciences and Veterinary Medicine Cluj-Napoca - Knowledge, Information Management and
Agriculture, 68(1), 284–293. https://doi.org/10. Applications (SKIMA), 2019, pp. 1–7, doi:
15835/buasvmcn-agr:6454 10.1109/SKIMA47702.2019.8982525.
Rogers, E. M. 2003. The diffusion of innovation (5th Walter A, Finger R, Huber R, Buchmann N. 2017.
edition). Simon & Schuster, New York, NY, USA. Smart farming is key to developing sustainable
agriculture. Proc Natl Acad Sci U S A.
Sari ET. 2019. Community based integrated farming
114(24):6148–6150. doi:10.1073/pnas.1707462
dalam era revolusi industri 4.0 di pedesaan
114.
Jawa Timur. Media Mahardhika 17(03):471–
480. Wijayanti A, Mahmudah H, Adi NS, Okkie P, Alfian
H. 2014. Rancang bangun sistem informasi
SmartcityIndo. 2020. Sawah di Shanghai tak pakai monitoring cuaca. Inovtek. 4(1):17–25.
petani, digarap otomatis dengan teknologi
kecerdasan buatan [Internet]. [cited 2020 Nov Wolfert S, Ge L., Verdouw C, Bogaardt MJ. 2017.
20]. Tersedia dari: http://www.smartcityindo Big Data in Smart Farming – A review.
.com/2020/11/sawah-di-shanghai-tak-pakai- Agricultural Systems, 153, 69–80. https://doi.org/
petani.html. 10.1016/j.agsy.2017.01.023
Solomon R. 2020. Precision agriculture in India: Ventje J. L. Engel, S. S. (2017). Model Inferensi
new technologies are here, but wide-scale Konteks Internet of Things pada Sistem
adoption is far off [Internet]. [cited 2021 Jan 11]. Pertanian Cerdas. Jurnal Telematika, 11(2), 6.
Tersedia dari: aprecisionag.com/in-field-

You might also like