Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Tingkat Kecemasan Dan Depresi Pada Pengobatan: Tuberculosis (TBC)
Hubungan Tingkat Kecemasan Dan Depresi Pada Pengobatan: Tuberculosis (TBC)
1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
Bagod Asturyno Wijaya1), Joko Prasetyo 2), Shelfi Retnani Putri Santoso 2)
1
Mahasiswa Keperawatan STIKes Bahrul Ulum Jombang
2
Dosen Keperawatan STIKes Bahrul Ulum Jombang
bagodwae@gmail.com
Jeprast.jp2@gmail.com
shelfi.dr.putri@gmail.com
Abstract
Tuberculosis is a major problem for Indonesia, where treatment requires a long time and
must be regular for 6 to 8 months which can cause psychological problems such as anxiety, stress
to depression.The research wants to explore through literature studies on the relationship between
stress and depression in TB clients who are undergoing treatment as a basis for medical personnel
to take action, in addition to treatment measures, psychosocial measures as management of TB can
be effective. This review uses five databases in search (pubmed, Doaj, Sage, Wiley and google
scholar) with published limits of 2015-2020 while the keywords used are medication, tuberculosis,
anxiety and depression (Time to Treadment, Pulmonary Tuberculosis, Anxiety Scale and
Depressive Disorder). The PRISMA diagram is used to shorten the selection of articles. There were
10,649 articles found, we found 10 articles that matched the inclusion criteria. Treatment with
anxiety level, depression on TB treatment. In (n = 10) journals obtained, nine journals said there
was a relationship between anxiety levels and depression levels on TB treatment, but one journal
said there was no relationship between treatment and anxiety. And influenced by other factors.
PENDAHULUAN
Penyakit tuberculosis (TBC) cakupan angka kesembuhan yaitu ketidak
merupakan salah satu penyakit menular yang patuhan penderita TBC dalam pengobatan
masih menjadi perhatian dunia. Selain itu (Rahmi, Medison dan Suryadi, 2017).
TBC merupakan penyakit kronik yang Dampak psikososial menurut Jong adalah
memerlukan waktu lama dalam proses masalah emosional berhubungan dengan
pengobatannya (6 sampai 8 bulan) agar penyakit ini seperti penderita merasa bosan,
penderita TBC bisa bertahan dalam menjalani kurang motivasi, sampai terjadi gangguan
pengobatan, ada sebuah program yaitu jiwa yang cukup serius misalnya depresi
(Directly Observed Treadment Shortcourse/ (Widianti, Hernawati dan Sriati, 2016).
DOTS) dimana tujuanya mendampingi Depresi merupakan suatu gangguan mental
penderita untuk minum obat. Berdasarkan yang ditandai dengan gejala biologis depresi
hasil penelitian oleh Badan Penelitian dan pada pasien TBC dapat timbul akibat
Pengembangan Kesehatan Republik halangan pada saat berinteraksi pada
Indonesia, salah satu faktor rendahnya masyarakat, halangan melakukan aktifitas
10
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
sehari-hari, dan menolak kenyataan mengenai seni yang berwarna kemerahan (Nurarif dan
penyakit TBC. (Marselia, Wilson, Pratiwi, Kusuma, 2016).
2017). Karana TBC memerlukan pengobatan Pada beberapa orang yang
yang lama, kompleks, dan komplikasi yang mengalami atau menderita penyakit kronik
dapat menyertainya dapat memicu seperti TBC dan dengan pengobatan yang
munculnya depresi pada penderita oleh sebab lama maka sangat mungkin penderita
itu selain diperlukan pengobatan medis juga mengalami depresi maka diperlukan
perlunya dukungan sosial dari keluarga dan pengobatan secara medis dan diperlukan
orang sekitar (Marselia dkk, 2017). Secara dukungan social dari keluarga maupun orang
global kasus baru tuberculosis sebesar 6,4 sekitar (Marselia, Wilson dan Pratiwi, 2017).
juta,setara dengan 64% dari insiden Resiko depresi dapat diperburuk oleh adanya
tuberculosis (10,0 juta). Tuberculosis tetap masalah sosial ataupun hubungan dengan
menjadi 10 penyebab kematian tertinggi di masyarakat dan buruknya tingkat kesehatan
dunia dan kematian akibat tuberculosis secara yang dirasakan penderita. Depresi yang
global di perkirakan mencapai angka 1,3 juta kebanyakan dialami oleh para penderita TBC
pasien (Profil Kesehatan Indonesia, 2019). seringkali menyebabkan halangan dalam
Menurut Rachmawati & Turniani, (2006) proses pengobatan. Salah satu penyebab
dalam Hendrawati & Amira Da, (2018) terjadinya depresi adalah karna banyaknya
Pengobatan TBC paru dilakukan bertahap tiap obat yang dikonsumsi setiap hari serta
dan teratur,terhadap pengobatan TBC terapi dalam waktu lama dan kompleks, serta
diantaranya tahap intensif dan tahap lanjut. banyak stigma masyarakat menimbulkan
TBC dapat sembuh bila dilakukan potensi gejala depresi (Muastaqin, Suryawati
pengobatan secara teratur selama 6-8 bulan. dan Priyanto, 2017).
Dampak dari penyakit TBC dapat Pengobatan pada penyakit TBC
menyebabkan ancaman dan menekan memerlukan waktu yang panjang. Pasien
kehidupan penderita sehingga menyebabkan yang positif menderita TBC minimal harus
kecemasan (Nuraeni dalam Nopia, Setiorini menjalani pengobatan selama enam bulan
dan Platini, 2018). Karena pengobatan yang dan jika minum obat tidak teratur maka
lama memungkinkan terjadi stress yang penyakit TBC tidak akan sembuh bahkan
cukup berat. Dari pengobatan yang lama menjadi lebih kuat (Putri, Kholis dan
antara 6-8 bulan, penderita TBC merasa Ngestiningsih, 2018). Berdasarkan dengan
pengobatan sangat menggangu aktifitas fenomena tersebut peneliti ingin mengetahui
sehari-hari dan efek samping dari pengobatan “hubungan tingkat kecemasan, depresi pada
dapat berupa muntah-muntah, gatal, pengobatan”.
kemerahan pada kulit dan dapat berupa air
11
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
12
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
13
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
8 (Hendra Faktor –faktor yang Google Mengetahui Deskriptif Populasi Semua Pada uji Chi Square: Pada hasil penelitian
wati et berhubungan Scholar hubungan faktor- korelatif pasien TBC di didapatkan menunjukan ada
14
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
15
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
16
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
17
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
18
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
19
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
20
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
21
JURNAL EDUNursing, Vol. 5, No. 1, April 2021
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
Wahyuni. S, Kurniawan. W,
Komalasari. T. (2017). Hubungan
Pengetahuan Tentang
Tuberkulosis (TB) Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Pasien
TB Paru DI RSUD Majalengka
Kabupaten Majalengka. Jurnal
Keperawatan dan Kesehatan
MEDISINA AKPER YPIB
Majalengka.Volume III Nomor 5.
22