Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 61

PARADIGMA POSMODERNIS

BERBASIS AQIDAH UNTUK


KONSTRUKSI ILMU
PENGETAHUAN ISLAMI
IWAN TRIYUWONO
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS - UNIVERSITAS BRAWIJAYA
IWANT@UB.AC.ID; ITRIYUWONO@GMAIL.COM
Pengantar

 Selama ini peneliti beranggapan bahwa


penelitian hanya bisa dilakukan dengan
metode ilmiah (scientific method) yang
diturunkan dari filsafat positivisme
 Sebetulnya ada banyak jalan untuk
melakukan penelitian dan konstruksi ilmu
 Peneliti dapat melakukan penelitian
dengan memahami dan menggunakan
salah satu dari paradigma yang ada
dalam MULTIPARADIGMA
Multiparadigma

Pengetahuan
(knowledge) Mesin Ilmiah Ilmu/teori
(scientific machines) (science/theory)
sebagai bahan sebagai produk
sebagai alat cetak
baku

Multi-
paradigma
Mesin ilmiah
multiparadigma
1. Paradigma positivis (positivist paradigm)

2. Paradigma interpretivis (interpretivist paradigm)

3. Paradigma kritis (critical paradigm)

4. Paradigma posmodernis (postmodernist paradigm)

5. Paradigma religionis (religionist paradigm)

6. Paradigma spiritualis (spiritualist paradigm)

7. Paradigma ilahi (divine paradigm)


Quo-vadis Metodologi Penelitian
Multiparadigma?

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Paradigma Paradigma Paradigma Paradigma Paradigma Paradigma Paradigma
Positivis Interpretivis Kritis Posmodernis Religionis Spiritualis Ilahi
Variasi Kesadaran & Paradigma

1. Kesadaran 2. Kesadaran 3. Kesadaran 4. Kesadaran 5. Kesadaran 6. Kesadaran 7. Kesadaran


Fisik  Makna  Emansipatif  Transendental Religius  Spiritual  Ilahi 
Paradigma Paradigma Paradigma  Paradigma Paradigma Paradigma Paradigma
Positivis Interpretivis Kritis Posmodernis Religionis Spiritualis Ilahi
Apa itu
posmodernisme?
 Postmodernism says that there is no real
truth. It says that knowledge is always
made or invented and not discovered.
Because knowledge is made by people, a
person cannot know something with
certainty - all ideas and facts are 'believed'
instead of 'known’.
 …of relating to art, architecture, or
literature that reacts against earlier
modernist principles
Dekonstruksi

 Deconstruction is based on the


idea that all words are situated
- they are said somewhere and
mean certain things.
Interpretations change, and the
idea of deconstruction is to
understand how interpretations
are shaped and have changed
in specific texts.
Lanjutan...

 Deconstruction posits that all


such valuations have been our
own invention and thus
arbitrary. From here, it aims to
undermine all works that have
engaged in this process of
supposed overvaluation...
Lanjutan...

 Deconstruction is a technique among


many theories within postmodernism
advanced by Derrida (and others),
which stipulates that we have
historically tended to construct our
reality around binary oppositions
(good and bad, male and female,
society and nature) in which one half
of the binary has been falsely valued
above the other
Lanjutan...

 Derrida suggests these oppositions


are hierarchies in miniature,
containing one term that Western
culture views as positive or superior
and another considered negative or
inferior...
 Through deconstruction, Derrida
aims to erase the boundary between
binary oppositions—and to do so in
such a way that the hierarchy implied
by the oppositions is thrown into
question.
 ... deconstruction is a process
of decentering aimed at
releasing the free play of
nonhierarchical, nonstable
meanings within a text
 Dekonstruksi adalah proses
memasukkan “sang lain” (the
others) pada “sang pusat” (the
center)  decentering...
Filosofi Ilwiira

 Secara ideal, konstruksi ilmu berangkat


dari, dan berakhir pada, Allah SWT sesuai
dengan kalimat istirja’, yaitu innaa lillaahi
wa innaa ilaihi raaji-uun (ilwiira)
 Inilah yang disebut dengan Filosofi Ilwiira
Prinsip Filosofi Ilwiira

1. Teologis

5. Teleologis 2. Humanis

4. Transen-
3. Emansipatif
dental
Relasi iman, ilmu, dan amal

3. Amal 1. Iman
1,2,3,dst 1,2,3,dst

2. Ilmu
1,2,3,dst
Relasi ruh, hati, akal dan nafsu

4. Nafsu 1. Ruh

3. Akal 2. Hati
Epistemologi
Berpasangan
 Salah satu hukum Tuhan di alam
semesta ini adalah hukum
berpasangan
 Segala sesuatu diciptakan dalam
bentuk berpasangan
 “Epistemologi Berpasangan” atau
“Sinergi Oposisi Biner”
Epistemologi
Berpasangan/Sinergi Oposisi
Biner
No Superior Inferior
1 Kauniyyah Qauliyyah
2 Ilmu Agama
3 Fisik Spiritual
4 Rasional Intuitif
5 Ekspansif Defensif
6 Egoistik Altruistik
7 Maskulin (Yang) Feminin (Yin)
8 Kompetisi Ko-operasi
9 Kuantitatif Kualitatif
Contoh konsep/teori berbasis
posmodernis beraqidah
Akuntansi syariah
Akuntansi modern (Triyuwono 2012)
 Akuntansi modern merupakan  Akuntansi syariah adalah seni
teknik mencatat, meringkas, dan ilmu meracik informasi
dan menyajikan informasi yang berfungsi sebagai zikir
keuangan untuk pengambilan dan doa untuk memenuhi
keputusan ekonomi kebutuhan ekonomi, mental,
dan spiritual manusia dalam
rangka beribadah, bertakwa,
dan kembali pada Allah dengan
jiwa yang suci, tenang, ridha,
dan diridhai
Lanjutan...

Laporan Keuangan Akuntansi Laporan Akuntansi Syariah


Modern (Triyuwono 2012)

1. Laporan Laba-rugi 1. Laporan Komitmen Tauhid


2. Laporan Perubahan Ekuitas 2. Laporan Rahmat Allah
3. Neraca 3. Laporan Amanah Allah
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan
Keuangan
Lanjutan...

Triple Bottom Line (Elkington Pentuple Bottom Line


1979) (Triyuwono 2016)
1. Profit 1. Profit
2. Planet 2. Planet
3. People 3. People
4. Prophet
Bisnis dilakukan dalam rangka 5. God
menyejahterakan pemilik perusahaan Bisnis dilakukan untuk
(kapitalis), bumi, dan manusia mendistribusikan kesejahteraan (rejeki)
kepada perusahaan, alam, dan manusia
dengan cara-cara profetik dalam
rangka kembali kepada Tuhan
Lanjutan...

Entity Theory (ET) Shariah Enterprise Theory


(SET) (Triyuwono 2012)
 ET adalah alat untuk mendapatkan  SET adalah alat yang digunakan untuk
keuntungan bagi pemilik perusahaan mengolah dan mendistribusikan rahmat bagi
manusia dan alam berdasarkan pada amanah
 Pemilik  Kapitalis (capitalist) Allah
 Pengelola  Manusia (manajemen)  Pemilik  Allah
 Konsep income  Laba (profit)  Pemegang amanah  Manusia (manajemen)
 Bentuk akuntabilitas  Materi  Konsep income  Nilai-tambah syariah
 Arah akuntabilitas  Kapitalis  Bentuk akuntabilitas  Materi, mental, dan
spiritual
 Arah akuntabilitas  Tuhan, manusia, dan
alam
Lanjutan...

Nilai-tambah Ekonomi (Reilly Nilai-tambah Syariah


& Brown 2000) (Triyuwono 2011a)

Economic Value Added (EVA) is an  Nilai-tambah syariah meliputi nilai-


internal management performance tambah ekonomi, mental, dan
measure that compares net operating spiritual yang diperoleh, diproses,
profit to total cost of capital. It indicates dan didistribusikan secara halal-
how profitable company projects are as thayyib sebagai realisasi kinerja
sign of management performance ketakwaan merahmati manusia dan
alam semesta
Kinerja Manajemen (Kaplan & Norton 1992)
Kinerja Manajemen Syariah (Triyuwono 2011b)
No Realitas Perspektif Indikator Orientasi Stakeholders
1 Fisik Kesalehan 1. Zakat, infaq, Proses dan Manusia, Alam,
Keuangan dan sadakah Hasil dan Tuhan
2 Psikis Kesalehan Mental 1. Damai Proses dan Manusia, Alam,
dan Sosial 2. Kasih Hasil dan Tuhan
3. Sayang
4. Adil
5. Peduli

3 Spiritual Kesalehan 1. Cinta Proses dan Manusia, Alam,


Spiritual 2. Ikhlas Hasil dan Tuhan
4 Ilahi Kesalehan Ilahi 1. Ihsan Proses dan Manusia, Alam,
2. Takwa Hasil dan Tuhan
Kode Etik Akuntan Profesional (IAI, IFAC)

Integrity, objectivity, professional


competence and due care,
confidentiality, professional
behavior
Prinsip Kode Etik
Akuntan Syariah
(Triyuwono 2015)

Divine consciousness:
Divine will

Psycho-spiritual consciousness:
Love and sincerity

Rational consciousness:
Integrity, objectivity, professional competence and
due care, confidentiality, professional behavior
Filsafat ilmu dan metode penelitian

3. 5.
2. Epistemo- 4. Metodo-
6. Metode
1. Diri (self) Ontologi logi Aksiologi logi
(method)
(ontology) (epistemo- (axiology) (methodo
logy) -logy)
Filsafat ilmu posmodernis beraqidah

 Konstruksi ilmu dimulai dari:


1. Diri (self)  tubuh fisik+tubuh spiritual;
akal+hati;
2. Ontologi  realitas fisik+realitas spiritual;
makhluk+Tuhan
3. Epistemologi  rasional+intuitif
4. Aksiologi  humanis+ilahi
5. Metodologi  sinergi (deconstruction,
decentering)
6. Metode
Metodologi penelitian posmodernis
beraqidah

 Pada dasarnya metodologi posmodernis


beraqidah menggunakan pola pikir yang
diturunkan dari epistemologi berpasangan, yaitu
mensinergikan sesuatu yang sudah ada dari
modernisme dengan sesuatu yang lain dari
aqidah islam
 Sinergi pikiran rasional dengan pikiran religius 
pikiran rasional-religius
Metode penelitian posmodernis
beraqidah

 Teknis penelitian yang diturunkan dari


metodologi penelitian posmodernis
beraqidah, meliputi:
1. Desain penelitian
2. Jenis data
3. Sumber data
4. Metode koleksi data
5. Metode analisis data
6. Konstruksi konsep/teori
Metode posmodernis beraqidah

 Contoh 1: mendekonstruksi Balanced Scorecards (BSC) dengan


Alquran 6: 162 [pendekatan normatif]
 Pertanyaan penelitian: Bagaimana konstruksi konsep balanced
scorecards dengan basis Alquran 6: 162?
Bahan konstruksi...

 The balanced scorecard (BSC) is a strategic planning and management


system that organizations use to communicate what they are trying to
accomplish, align the day-to-day work that everyone is doing with
strategy, prioritize projects, products, and services, and measure and
monitor progress towards strategic targets
 Alquran6: 162: Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh
alam.”
Dekonstruksi Balanced Scorecards
dengan Alquran 6: 162 [normatif]

Balanced
Scorecards
Langkah-langkah dekonstruksi

2. Sintesiskan
1. Turunkan 3. Konsep baru
premis Alquran
Alquran 6: 162 BSC berbasis
6: 162 dengan
menjadi premis Alquran 6: 162
konsep BSC
Konsep BSC berbasis
Premis Alquran 6: 162 Konsep BSC
Alquran 6: 162

Dengan kasih-sayang Allah, Kinerja


The balanced scorecard (BSC) is a Manajamen Syariah merupakan
Premis 1: Allah adalah tujuan akhir strategic planning and strategi mengolah sumber daya
perjalanan kehidupan manusia di management system that ilahi dan kehidupan manusia untuk
dunia dan di akhirat. Premis 2: Oleh organizations use to communicate kesejahteraan di dunia dan akhirat
karena itu, seluruh aktivitas manusia what they are trying to accomplish, dengan cara mengintegrasikan
yang meliputi shalat, ibadah, hidup align the day-to-day work that dan mengharmonisasikan
dan mati ditujukan untuk everyone is doing with strategy, perspektif shalat, ibadah, hidup,
mendapatkan ridha Allah dan prioritize projects, products, and dan mati semata-mata untuk
kembali kepadaNya services, and measure and monitor mendapatkan ridha dan rahmat
progress towards strategic targets dari Allah SWT (Triyuwono,
forthcoming)
Metode posmodernis beraqidah

 Contoh 2: mendekonstruksi Balanced Scorecards (BSC) dengan


Alquran 6: 162 [pendekatan normatif-positif]
 Pertanyaan penelitian: Bagaimana konstruksi konsep balanced
scorecards dengan basis Alquran 6: 162 pada PT. “XYZ”?
Bahan konstruksi...

 The balanced scorecard (BSC) is a strategic planning and management


system that organizations use to communicate what they are trying to
accomplish, align the day-to-day work that everyone is doing with strategy,
prioritize projects, products, and services, and measure and monitor
progress towards strategic targets
 Data empiris praktik BSC pada PT. “XYZ”
 Alquran 6: 162: Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.”
Dekonstruksi Balanced Scorecards
dengan Alquran 6: 162 [normatif-positif]

Balanced
Scorecards
Data
empiris
pada PT.
“XYZ”
Langkah-langkah dekonstruksi

2. Koleksi data 3. Sintesiskan


4. Konsep baru
1. Turunkan empiris pada PT. premis Alquran 6:
BSC berbasis
Alquran 6: 162 “XYZ”dan 162 dengan hasil
Alquran 6: 162
menjadi premis sintesiskan dengan sintesis pada poin
[normatif-positif]
konsep BSC 2
Konsep BSC berbasis
Premis Alquran 6: 162 Konsep BSC Alquran 6: 162
[normatif-positif]

Data empiris disintesiskan dengan


konsep The balanced scorecard
Premis 1: Allah adalah tujuan akhir (BSC) yang menyatakan a strategic
perjalanan kehidupan manusia di planning and management system Konsep baru BSC berbasis
dunia dan di akhirat. Premis 2: Oleh that organizations use to
karena itu, seluruh aktivitas manusia communicate what they are trying Alquran 6: 162 [normatif-
yang meliputi shalat, ibadah, hidup to accomplish, align the day-to-day positif]:
dan mati ditujukan untuk work that everyone is doing with
mendapatkan ridha Allah dan strategy, prioritize projects, products, ???
kembali kepadaNya and services, and measure and
monitor progress towards strategic
targets
Metode posmodernis beraqidah

 Contoh 3: mendekonstruksi the fraud triangle (FT) dengan


metafora “potong-tangan” (Alquran 5: 38 ) [pendekatan normatif]
 Pertanyaan penelitian: Bagaimana konstruksi konsep the fraud
triangle dengan basis Alquran 5: 38?
Bahan konstruksi...

 The Fraud Triangle is the concept that explains the reason behind committing fraud
by workers at a workplace and consists of three elements that are responsible for
the fraud – pressure, rationalization and opportunity.
 Alquran 5: 38: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dekonstruksi The Fraud Triangle dengan
Metafora “Potong-tangan” Alquran 5: 38
[normatif]

The Fraud
Triangle
Langkah-langkah dekonstruksi

2. Sintesiskan
1. Turunkan Alquran
metafora “potong- 3. Konsep baru FT
5: 38 menjadi
tangan” Alquran 5: berbasis Alquran 5:
metafora “potong-
38 dengan konsep 38
tangan”
FT
Metafora “potong- Konsep FT berbasis
Konsep FT
tangan” Alquran 5: 38 Alquran 5: 38
Kecurangan (fraud) dapat
The fraud triangle a dicegah apabila tangan-tangan
framework of the reason yang melekat pada nafsu, akal,
Metafora potong-tangan: dan hati dipotong dengan
behind committing fraud by
kecurangan dapat dicegah menghadirkan rasa ilahi yang
workers at a workplace and
apabila tangan-tangan yang ada dalam ruh suci sehingga
consists of three elements rasionalisasi (rationalization)
melekat pada nafsu, akal,
that are responsible for the menjadi mati dan tekanan
dan hati dipotong dengan
fraud – pressure, (pressure) serta kesempatan
ruh suci
rationalization and (opportunity) dapat dipotong
opportunity dengan baik (Triyuwono,
forthcoming)
Metode posmodernis beraqidah

 Contoh 4: mendekonstruksi the fraud triangle (FT) dengan


metafora “potong-tangan” (Alquran 5: 38 ) [pendekatan normatif-
positif]
 Pertanyaan penelitian: Bagaimana konstruksi konsep the fraud
triangle dengan basis Alquran 5: 38 pada PT. “XYZ”?
Bahan konstruksi...

 The Fraud Triangle is the concept that explains the reason behind committing fraud
by workers at a workplace and consists of three elements that are responsible for
the fraud – pressure, rationalization and opportunity.
 Data empiris praktik kecurangan pada PT. “XYZ”
 Alquran 5: 38: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai
siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dekonstruksi The Fraud Triangle dengan
Metafora “Potong-tangan” Alquran 5: 38
[normatif-positif]

The Fraud
Triangle
Data
Empiris
pada PT.
“XYZ”
Langkah-langkah dekonstruksi

2. Koleksi data
1. Turunkan 3. Sintesiskan hasil
empiris pada PT. 4. Konsep baru FT
Alquran 5: 38 pada poin 2
“XYZ” dan berbasis Alquran 5:
menjadi metafora dengan metafora
sintesiskan dengan 38
“potong-tangan” “potong-tangan”
konsep FT
Metode posmodernis beraqidah

 Contoh 5: mendekonstruksi homo economicus (HE) dengan


Alquran 21: 107 ) [pendekatan normatif]
 Pertanyaan penelitian: Bagaimana konstruksi konsep homo
propheticus atas dasar dekonstruksi homo economicus dengan
Alquran 21: 107?
Bahan konstruksi...

 Homo economicus is a theoretical abstraction that portrays


humans as rational and full of self-interest, and who pursue their
well-being to the fullest in all transactions
 Alquran 21: 107: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam
Dekonstruksi Homo Economicus dengan
Alquran 21: 107 [normatif]

Homo
Economicus
Langkah-langkah dekonstruksi

2. Sintesiskan
1. Turunkan 3. Konsep baru
premis Alquran
Alquran 21: 107 berbasis
21: 107 dengan
menjadi premis Alquran 21: 107
konsep HE
Konsep HP berbasis
Premis Alquran 21: 107 Konsep HE
Alquran 21: 107

Homo Propheticus (Manusia


Homo economicus is a profetik) adalah manusia yang
Premis: manusia profetik theoretical abstraction that mendapatkan bimbingan dari
portrays humans as rational Allah SWT dengan hati nurani
mendapatkan tugas dari
dan pikiran rasional-
Tuhan untuk menyebarkan and full of self-interest, and
profetiknya selalu berupaya
kesejahteraan bagi semua who pursue their well-being menyebarkan dan
ummat manusia dan alam to the fullest in all meningkatkan kesejahteraan
transactions ummat manusia dan alam
(Triyuwono, forthcoming)
Metode posmodernis beraqidah

 Contoh 6: mendekonstruksi homo economicus (HE) dengan


Alquran 21: 107 [pendekatan normatif-positif]
 Pertanyaan penelitian: Bagaimana konstruksi konsep homo
propheticus atas dasar dekonstruksi homo economicus dengan
Alquran 21: 107 pada PT. “XYZ”?
Bahan konstruksi...

 Homo economicus is a theoretical abstraction that portrays humans as


rational and full of self-interest, and who pursue their well-being to the
fullest in all transactions
 Data empiris praktik homo economicus pada PT. “XYZ”
 Alquran 21: 107: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam
Dekonstruksi homo economicus dengan
Alquran 21: 107 [normatif-positif]

Homo
Economicus
Data
Empiris
pada PT.
“XYZ”
Langkah-langkah dekonstruksi

2. Koleksi data
3. Sintesiskan hasil
1. Turunkan empiris pada PT. 4. Konsep baru HP
pada poin 2
Alquran 21: 107 “XYZ” dan berbasis Alquran
dengan premis
menjadi premis sintesiskan dengan 21: 107
Alquran 21: 107
konsep HE
Alhamdulillah

Semoga kita semua selalu mendapatkan hidayah


untuk mengembangkan ilmu-ilmu bertauhid

You might also like