Contoh Format Jurnal Laporan Kasus

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Font Calibri, kertas A4, margin ka-

Calibri font 9 Ambarita RH | A 38 Years Old Woman With Paranoid Schizophrenia


Jarak 1 cm ki-at-baw 3cm, spasi single.

Font 12, Bold, [ LAPORAN KASUS ]


Putih, <Spasi 1 font 12>
Highlight Judul Font 16 Calibri bold
hitam
A 38 YEARS OLD WOMAN WITH PARANOID SCHIZOPHRENIA
<Spasi 1 font 12> Nama lengkap, font 12 bold
Afiliasi lengkap, Roi Holan Ambarita
pisah dgn koma, Faculty of Medicine, Universitas Lampung Abstrak ditulis singkat, beda
font 10. <spasi 1 font 10> dengan artikel penelitian. Latar
Abstract belakang (hijau) kasus (biru) dan
Schizophrenia is a psychiatric diagnosis that describes a mental disorder with abnormalities in perception or
kesimpulan
character disorder of reality. Perceptual abnormalities may include sensory senses disturbances, usually in (orange)
the form ditulis
of auditory hallucinations, paranoid, bizarre delusions, and can also be disorganized in langsung
speech andtanpa ada penjeda. (hasil
real social
communication disorders. A woman, 38 years old, came with a chief complaint of raging around for no reason to
akhir seperti abstrak bahasa
the families and communities. The patient had been treated in Lampung RSJP about 2 years ago with a similar
complaint. Physical examination found no abnormality, from psychiatric examination obtained indonesia di bawah)
clear consciousness,
poor insight, thought broadcasting, blunted affect, hallucination of auditory, visual, tactile and olfactoric senses,
followed by delusions of control, suspicious, and being chased. Patient was DiagnosedBhs withinggris
axis I: itallic,
paranoidbahasa
schizophrenia, axis II and III: no, axis IV: family issues, axis V: global assessment of functioning highest level past
year (GAF HLPY): 50-41; GAF Current: 60-51. Pharmacotherapy treated with chlorpromazine indonesia1x100tidak.
mg tab,
halopheridol 3x5 mg tab, and trihexyphenidyl 3x2 mg tab, followed with psychotherapy. Paranoid schizophrenia in
this patient due to family issues which is interfaith marriage.
<Spasi 1 font 9>
Keywords: delusion, hallucination, paranoid schizophrenia, woman
<Spasi 1 font 9>
Abstrak
Skizofrenia adalah diagnosis kejiwaan yang menggambarkan gangguan mental dengan karakter abnormalitas dalam
persepsi atau gangguan mengenai realitas. Abnormalitas persepsi dapat berupa gangguan di kelima panca indera,
biasanya berupa halusinasi auditorik, paranoid, waham bizarre, dan dapat juga berupa disorganisasi berbicara dan
gangguan komunikasi sosial yang nyata. Wanita berumur 38 tahun datang dengan keluhan mengamuk kepada
keluarga dan masyarakat sekitar tanpa sebab yang jelas. Pasien pernah dirawat di RSJP Lampung 2 tahun yang lalu
dengan keluhan serupa. Pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan, dari status psikiatrikus didapatkan kesadaran
jernih, insight buruk, thought broadcasting, afek tumpul, halusinasi auditorik, visual, olfaktorik ataupun taktil, diikuti
waham kendali, curiga, dan kejar. Pasien didiagnosis aksis I: skizofrenia paranoid, aksis II dan III: tidak ada, aksis IV:
masalah keluarga, aksis V: GAF HLPY = 50-41, GAF Current = 60-51. Terapi psikofarmaka yaitu chlopromazine tab 1 x
100 mg, haloperidol tab 3 x 5 mg, dan trihexyphenidyl 3 x 2 mg, serta psikoterapi yaitu support. Skizofrenia paranoid
pasien ini disebabkan masalah keluarga yakni pernikahan beda agama.
<Spasi 1 font 9>
Kata kunci: halusinasi, skizofrenia paranoid, waham, wanita Bila ada alamat korespondensi
<Spasi 1 font 9> lengkap, cantumkan, bila tidak
...
Korespondensi : Roi Holan Ambarita | alamatemail@blabla.com
tidak dicantumkan.
<Spasi 1 font 12>
Bila abstrak sedikit isi bisa dalam 1 halaman abstrak,
<Spasi 1 font 12>
dengan pendahuluan di luar kolom 2
Pendahuluan
Skizofrenia paranoid merupakan dirinya seorang yang penting atau isi
salah satu tipe dari enam jenis pikiran yang menunjukkan kecurigaan
skizofrenia dalam pedoman tanpa sebab yang jelas, seperti bahwa
penggolongan diagnosis gangguan jiwa orang lain bermaksud buruk atau
III (PPDGJ-III) diberi kode diagnosis bermaksud mencelakainya. Para
F20.0. Skizofrenia paranoid merupakan penderita skizofrenia tipe paranoid
gangguan psikotik yang merusak yang secara mencolok tampak berbeda
dapat melibatkan gangguan yang khas karena delusi dan halusinasinya,
dalam berpikir (delusi), persepsi sementara keterampilan kognitif dan
(halusinasi), berbicara, emosi dan afek mereka relatif utuh. Mereka pada
perilaku. Keyakinan irasional bahwa umumnya tidak mengalami

Footer font 9, nomor halaman font 12


Jarak 1 cm
J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Juni 2014 | 1
Ambarita RH | A 38 Years Old Woman With Paranoid Schizophrenia

disorganisasi dalam berbicara atau afek keluyuran dari rumah dengan


datar. Mereka biasanya memiliki membawa anaknya namun pasien
prognosis yang lebih baik dibandingkan masih bisa untuk balik lagi ke rumah.
penderita tipe skizofrenia lainnya.1 Semua keluhan ini sudah dirasakan
Umumnya pasien datang sekitar 2 bulan lamanya dan semakin
dengan dua atau lebih gejala berupa berat hingga pasien sering mengamuk
thought echo, delusi, halusinasi dan marah-marah tanpa sebab yang
auditorik, delusi menetap,halusinasi jelas kepada keluarga hingga
menetap, arus pikiran yang terputus, membanting gelas serta meresahkan
perilaku katatonik, dan simptom masyarakat sekitar. Pasien pernah
negatif.2 dirawat di RSJP Lampung sekitar 2
<Spasi 1> tahun yang lalu dengan keluhan yang
Kasus serupa.
Wanita, usia 38 tahun, datang Pasien menikahi seorang suami
dengan keluhan sering mengamuk yang sebelum nikah berbeda keyakinan
kepada keluarga dan masyarakat (agama) dengan pasien. Suami pasien
sekitar tanpa sebab yang jelas. Pasien beragama Hindu sedangkan pasien
sering mengaku memiliki dua beragama Islam. Pasien hanya
kepribadian, yaitu kepribadian normal memberikan satu syarat kepada suami
dan kepribadian tak normal. pasien, yaitu dengan memeluk agama
Kepribadian tak normal yaitu pasien pasien agar bisa menikahi pasien.
sering berbicara sendiri dan mengaku Saudara-saudara kandung pasien sering
sering melihat meteor jatuh di depan berbeda pendapat masalah pernikahan
rumah pasien. Lalu pasien mengaku pasien dengan suaminya, sehingga
meteor tersebut bisa berbicara kepada sering memicu tekanan dari saudara-
pasien, dan sering memerintah pasien saudara kandung pasien. Pasien
untuk melakukan sesuatu yang tidak merupakan anak pertama dari empat
dikehendaki oleh pasien. Pasien juga bersaudara, dan orang tua pasien
selalu diikuti dan dikejar-kejar oleh bercerai sewaktu pasien masih duduk
meteor tersebut dan mengendalikan di bangku SD, hal ini menyebabkan
seluruh pikiran dan tubuh pasien tekanan batin bagi pasien yang
apabila pasien tidak menurutinya. menghendaki kehidupan yang tentram.
Pasien juga sering curiga kepada Semenjak itu, pasien tinggal bersama
orang lain bahkan kepada saudara- ibu dan saudara-saudara kandung
saudara kandungnya sendiri. Pasien pasien sehingga pasien harus jadi
juga mengatakan bahwa orang lain bisa tulang punggung keluarga sewaktu
membaca isi pikirannya sendiri. Selain pasien masih kecil hingga saudara-
itu, pasien juga sering mengatakan saudara kandung pasien menikah.
bahwa pasien sering mencium bau Riwayat keluarga yang pernah
kembang di rumah, dan pasien mengalami gangguan jiwa disangkal.
mengaku sering ada yang masuk ke Riwayat minum-minuman beralkohol
tubuh pasien yang dimulai dari tangan disangkal, riwayat penggunaan obat-
hingga masuk ke dada pasien, namun obatan terlarang disangkal, riwayat
pasien tidak tahu apa yang masuk ke panas tinggi disangkal, riwayat kejang
dalam tubuhnya. Pasien juga sering disangkal, riwayat trauma kepala

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Juni 2014 | 2


Ambarita RH | A 38 Years Old Woman With Paranoid Schizophrenia

disangkal, serta riwayat sakit kepala pasien sering curiga kepada orang lain
hebat/terus-menerus disangkal. bahkan kepada saudara-saudara
Pada pemeriksaan fisik pasien kandungnya sendiri. Pasien juga
didapatkan keadaan umum baik, mengatakan bahwa orang lain bisa
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 76 membaca isi pikirannya sendiri. Selain
x/m, laju napas 18 x/m, suhu 37,1 oC, itu, pasien juga mengaku sering ada
status generalis, neurologis maupun yang masuk ke tubuh pasien yang
pemeriksaan laboratorium dalam batas dimulai dari tangan hingga masuk ke
normal. Status psikiatrikus didapatkan dada pasien, namun pasien tidak tahu
kesadaran jernih, insight buruk, apa yang masuk ke dalam tubuhnya.
thought broadcasting, afek tumpul, Pasien juga sering keluyuran dari
halusinasi auditorik, visual, olfaktorik, rumah dengan membawa anaknya
ataupun taktil, diikuti waham kendali, namun pasien masih bisa untuk balik
curiga, dan kejar. lagi ke rumah. Semua keluhan ini sudah
Diagnosis pasien berupa dirasakan sekitar 2 bulan lamanya dan
diagnosis multiaksial yaitu aksis I: semakin berat hingga pasien sering
skizofrenia paranoid, aksis II dan III: mengamuk dan marah-marah tanpa
tidak ada, aksis IV: masalah keluarga, sebab yang jelas kepada keluarga
aksis V: GAF HLPY: 50-41, GAF Current: hingga membanting gelas serta
60-51. Terapi psikofarmaka yaitu meresahkan masyarakat sekitar.
chlopromazine tab 1 x 100 mg, Pasien pernah dirawat di RSJP
haloperidol tab 3 x 5 mg, dan Lampung sekitar 2 tahun yang lalu
trihexyphenidyl 3 x 2 mg serta dengan keluhan yang serupa.
psikoterapi suportif. Didapatkan adanya masalah dalam
<Spasi 1> keluarga berupa pernikahan beda
Pembahasan agama, tekanan dari pihak keluarga
Berdasarkan anamnesis pasien pasien yang terus menerus, serta
datang dengan keluhan sering beban sebagai tulang punggung
mengamuk kepada keluarga dan keluarga.
masyarakat sekitar tanpa sebab yang Riwayat keluarga yang pernah
jelas. Pasien mengalami halusinasi mengalami gangguan jiwa disangkal.
mengaku sering melihat meteor jatuh Riwayat minum-minuman beralkohol
di depan rumah pasien. Lalu pasien disangkal, riwayat penggunaan obat-
mengaku meteor tersebut bisa obatan terlarang disangkal, riwayat
berbicara kepada pasien, dan sering panas tinggi disangkal, riwayat kejang
memerintah pasien untuk melakukan disangkal, riwayat trauma kepala
sesuatu yang tidak dikehendaki oleh disangkal, serta riwayat sakit kepala
pasien. Pasien juga selalu diikuti dan hebat/terus-menerus disangkal.
dikejar-kejar oleh meteor tersebut dan Pada pemeriksaan fisik pasien
mengendalikan seluruh pikiran dan didapatkan keadaan umum baik, tanda-
tubuh pasien apabila pasien tidak tanda vital dalam batas normal, status
menurutinya. Selain itu pasien sering generalis, neurologis, maupun
berbicara sendiri dan sering mencium pemeriksaan laboratorium dalam batas
bau kembang di rumah. normal. Status psikiatrikus didapatkan
Muncul waham paranoid, kesadaran jernih, insight buruk,

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Juni 2014 | 3


Ambarita RH | A 38 Years Old Woman With Paranoid Schizophrenia

thought broadcasting, afek tumpul, mental, aksis III adalah kondisi medik
halusinasi auditorik, visual, olfaktorik, umum, aksis IV adalah masalah
ataupun taktil, diikuti waham kendali, psikososial dan lingkungan, dan aksis V
curiga, dan kejar. adalah penilaian fungsi secara global.
Adanya gejala psikotik yang Tujuan dari diagnosis multiaksial adalah
berlangsung selama 1 bulan atau lebih, mencakup informasi yang
dengan insight buruk, kesadaran jernih, komprehensif sehingga dapat
thought broadcasting, afek tumpul, membantu dalam perencanaan terapi
halusinasi, waham, serta tersingkirnya dan meramalkan prognosis. Juga
gejala yang mengarah gangguan mental format yang mudah dan sistematik
organik ataupun gangguan mental dan sehingga dapat membantu dalam
perilaku akibat penggunaan zat menata dan mengkomunikasikan
psikoaktif berdasarkan hierarki informasi klinis, menangkap
tergolong kriteria diagnostik kompleksitas situasi klinis, dan
skizofrenia.3 Kriteria diagnostik menggambarkan heterogenitas
skizofrenia paranoid ditandai dengan individual dengan diagnosis klinis yang
adanya gejala skizofrenia dengan sama. Selain itu, diagnosis multiaksial
waham curiga ataupun kejar dan juga memacu penggunaan model bio-
halusinasi auditorik yang mencolok.2 psiko-sosial dalam klinis, pendidikan,
Berdasarkan PPDGJ III, dan penelitian.2
skizofrenia adalah suatu deskripsi Pada pasien ini, diagnosis
sindrom dengan variasi penyebab berupa diagnosis multiaksial yaitu aksis
(banyak belum diketahui) dan I: skizofrenia paranoid, aksis II dan III:
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat tidak ada, aksis IV: masalah keluarga,
kronis atau “deteriorating”) yang luas, aksis V: GAF HLPY = 50-41; GAF Current
serta sejumlah akibat yang tergantung = 60-51. Adapun penilaian taraf fungsi
pada perimbangan pengaruh genetik, global pada pasien ini mengalami
fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya kemajuan atau meningkat setelah
ditandai oleh penyimpangan yang dirawat dan diobati yaitu dari gejala
fundamental dan karakteristik dari berat/serius, disabilitas berat menjadi
pikiran dan persepsi, serta oleh afek gejala sedang, disabilitas sedang.
yang tidak wajar (inappropriate) atau Prevalensi skizofrenia antara
tumpul (blunted), kesadaran yang pria dan wanita adalah sama. Onset
jernih (clear consciousness) dan skizofrenia pada wanita lebih lambat
kemampuan intelektual biasanya tetap dibandingkan pada pria, dan
terpelihara, walaupun kemunduran manifestasi klinis pada wanita lebih
kognitif tertentu dapat berkembang ringan. Hal ini mungkin disebabkan
kemudian.2 karena pengaruh antidopaminergik
Diagnosis pada penderita estrogen yang dimiliki pada wanita.
gangguan jiwa berupa diagnosis Onset skizofrenia biasanya terjadi
multiaksial yang terdiri dari 5 aksis antara usia remaja akhir dan usia
yaitu aksis I adalah gangguan klinis dan pertengahan 30-an tahun. Untuk laki-
kondisi lain yang menjadi fokus laki, usia puncak untuk episode psikotik
perhatian klinis, aksis II adalah pertama adalah pada awal 20-an tahun
gangguan kepribadian dan retardasi hingga usia pertengahan. Sedangkan

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Juni 2014 | 4


Ambarita RH | A 38 Years Old Woman With Paranoid Schizophrenia

untuk wanita akhir 20-an tahun.5 halusinasi, waham, tingkah laku pasien
Etiologi skizofrenia sampai saat yang agresif yang dapat
ini tidak diketahui. Kemungkinan besar membahayakan diri sendiri atau orang
setidaknya ada 2 faktor risiko yang lain, adanya gejala akibat efek samping
dapat menyebabkan skizofrenia yaitu obat antipsikotik, kecenderungan untuk
genetik dan perinatal. Selain itu, faktor melakukan bunuh diri, frekuensi
sosial dan lingkungan juga dapat kekambuhan yang sering, dan adanya
meningkatkan risiko skizofrenia pada komorbiditas dengan penyakit-penyakit
imigran internasional atau populasi fisik atau penggunaan zat psikoaktif.
perkotaan etnis minoritas.6 Risiko Masalah yang berkaitan dengan
skizofrenia meningkat pada saudara disabilitas yang terjadi pada pasien
kandung dengan skizofrenia. Risiko skizofrenia meliputi ketidakmampuan
skizofrenia pada kerabat tingkat merawat diri, kesulitan dalam
pertama dari orang yang dengan berinteraksi dengan orang lain, menarik
skizofrenia adalah 10%. Jika kedua diri, kesulitan dalam melakukan
orang tua mengidap skizofrenia, risiko keterampilan dalam pekerjaannya.
skizofrenia pada anak mereka adalah Masalah yang berhubungan dengan
40%. Kesesuaian untuk skizofrenia sistem pendukung adanya ekspresi
adalah sekitar 10% untuk kembar emosi yang tinggi dalam keluarga
dizigot dan 40-50% untuk kembar pasien, serta pengetahuan keluarga
monozigot.6 Beberapa orang dengan yang sangat kurang tentang gangguan
skizofrenia tidak memiliki riwayat skizofrenia.10
keluarga yang mengidap gangguan Menurut teori Psikodinamika
jiwa. Kasus ini mungkin akibat dari Sigmund Freud, id merupakan bagian
adanya hasil dari mutasi gen baru, yaitu paling primitif dalam kepribadian dan
mutasi de novo. Mutasi de novo pada merupakan dorongan-dorongan untuk
exome (bagian dari kromosom yang memenuhi kebutuhan psikologi
mengkode protein) tampaknya lebih dasarnya, Id terletak di alam bawah
umum terdapat pada pasien dengan sadar dan dorongan-dorongan dalam id
skizofrenia.7 Sedangkan untuk faktor selalu ingin segera dipuaskan. Ego
perinatal, wanita yang kekurangan gizi adalah bagian eksekutif dari
atau yang memiliki penyakit virus kepribadian yang terdapat di dalam
tertentu selama kehamilan memiliki alam bawah sadar yang berfungsi untuk
risiko lebih besar melahirkan anak yang menyaring dorongan-dorongan yang
kemudian dapat berkembang menjadi ingin dipuaskan oleh id berdasarkan
skizofrenia.8 Sedangkan teori tentang kenyataan. Superego mencakup nilai-
etiologi skizofrenia yang saat ini banyak nilai moral yang memberikan batasan
dianut di Indonesia adalah teori baik dan buruk. Nilai-nilai yang ada
genetik, teori neurokimia yaitu dalam superego memiliki nilai-nilai
hipotesis dopamin, dan teori hipotesis ideal, oleh karena itu, superego
perkembangan saraf.9 berorientasi pada kesempurnaan.9
Adapun masalah-masalah yang Dalam hal ini id pasien adalah ingin
sering terdapat pada pasien skizofrenia hidup tentram, ego pasien adalah
meliputi masalah yang berhubungan pasien menikah dengan suami yang
dengan gejala penyakit seperti pemahaman agamanya kurang, dan

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Juni 2014 | 5


Ambarita RH | A 38 Years Old Woman With Paranoid Schizophrenia

superego pasien adalah menikah menyebabkan rendahnya efek samping


dengan pasangan yang ideal dan satu extrapiramidal dan sangat efektif
keyakinan. Dalam kasus ini, terdapat mengatasi gejala negatif. Pada pasien
pertentangan antara ego dan superego. ini diberikan chlorpromazine dan
Pemilihan jenis anti psikosis haloperidol dimana keduanya termasuk
mempertimbangkan gejala psikosis anti psikosis tipikal yang efektif untuk
yang dominan dan efek samping obat. gejala positif. Trihexyphenidyl diberikan
Pergantian disesuaikan dengan dosis untuk mengurangi efek samping
ekuivalen. Bila gejala negatif lebih ekstrapiramidal.2
menonjol dari gejala positif pilihannya Permasalahan yang sering
adalah obat anti psikosis atipikal. ditemui pada pasien dengan skizofrenia
Sebaliknya bila gejala positif lebih setelah kembali ke komunitas adalah
menonjol dibandingkan gejala negatif ketidakmampuannya untuk mencapai
pilihannya adalah tipikal. Begitu juga dan mempertahankan pelayanan yang
pasien-pasien dengan efek samping mereka butuhkan agar dapat berfungsi
ekstrapiramidal pilihan kita adalah jenis baik dalam komunitasnya. Mereka
atipikal.2 hanya mengadakan kontak dengan jasa
Obat antipsikosis yang beredar pelayanan kesehatan bila telah terjadi
di pasaran dapat di kelompokkan keadaan krisis saja.6 Oleh sebab itu,
menjadi dua bagian yaitu anti psikosis diperlukan psikoterapi suportif yang
generasi pertama (APG I) dan anti dapat membantu individual atau
psikosis generasi kedua (APG II). APG I kelompok, serta bimbingan yang praktis
bekerja dengan memblokade dopamin dengan maksud untuk mengembalikan
pada reseptor pasca-sinaptik neuron di penderita ke masyarakat.9 Di samping
otak, khususnya di sistem limbik dan itu, diperlukan juga kontinuitas,
sistem ekstrapiramidal (dopamin D2 aksesibilitas, akuntabilitas, dan efisiensi
receptor antagonists) sehingga dengan untuk keberhasilan suatu terapi pada
cepat menurunkan gejala positif tetapi pasien skizofrenia.6
pemakaian lama dapat memberikan <spasi 1>
efek samping berupa gangguan Simpulan
ekstrapiramidal, tardive dyskinesia, Permasalahan yang sering ditemui pada
peningkatan kadar prolaktin yang akan pasien dengan skizofrenia setelah
menyebabkan disfungsi seksual atau kembali ke komunitas adalah
peningkatan berat badan, dan ketidakmampuannya untuk mencapai
memperberat gejala negatif maupun dan mempertahankan pelayanan yang
kognitif. Selain itu, APG I menimbulkan mereka butuhkan agar dapat berfungsi
efek samping anti kolinergik seperti baik dalam komunitasnya. Mereka
mulut kering, pandangan kabur, hanya mengadakan kontak dengan jasa
gangguan miksi, defekasi, dan pelayanan kesehatan bila telah terjadi
hipotensi. Sedangkan APG II sering keadaan krisis saja. Oleh sebab itu,
disebut sebagai serotonin dopamin diperlukan psikoterapi suportif yang
antagonis (SDA) atau anti psikosis dapat membantu individual atau
atipikal. Bekerja melalui interaksi kelompok, serta bimbingan yang praktis
serotonin dan dopamin pada keempat dengan maksud untuk mengembalikan
jalur dopamin di otak yang penderita ke masyarakat.

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Juni 2014 | 6


Ambarita RH | A 38 Years Old Woman With Paranoid Schizophrenia

Daftar Pustaka
1. Bourque F, van der Ven E, Malla A. 2011.
A meta-analysis of the risk for psychotic
disorders among first- and second-
generation immigrants. Psychol Med.
41(5):897-910.
2. Brown AS, Derkits EJ. 2010. Prenatal
infection and schizophrenia: a review of
epidemiologic and translational studies.
Am J Psychiatry. 167(3):261-80.
3. Durand et al., 2007. Essential of abnormal
psychology. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
 bila nama pengarang lebih dari 6 maka
tulis 6 nama pengarang dan ditambahkan
, et al.
4. Frankenburg FR. 2014. Schizophrenia.
Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/2
88259-overview tanggal 14 Maret 2014 
cari jurnal atau buku, jangan artikel
5. Girard SL, et al. 2011. Increased exonic de
novo mutation rate in individuals with
schizophrenia. Nat Genet. 43(9):860-3. 
 bila nama pengarang lebih dari 6 maka
tulis 6 nama pengarang dan ditambahkan
, et al.
6. Indonesian Psychiatric Quarterly. 2011.
Majalah psikiatri: saatnya membangun
psikiatri komunitas, tahun XLIV No.1.
Jakarta: Yayasan Kesehatan Jiwa
Dharmawangsa.
7. Maramis WF, Maramis AA. 2009. Catatan
ilmu kedokteran jiwa, edisi ke-2.
Surabaya: Airlangga University Press.
8. Maslim R. 2004. Pedoman penggolongan
dan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia,
edisi ke-3. Jakarta: Direktorat Kesehatan
Jiwa Departemen Kesehatan RI.
9. Maslim R. 2007. Panduan praktis
penggunaan klinis obat psikotropik
(psychotropic medication), edisi ke-3.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atma Jaya.
10. Sadock BJ, Sadock VA. 2007. Kaplan &
Sadock’s: synopsis of psychiatry
behavioral sciences/clinical psychiatry,
10th ed. New York: Lippicontt Williams &
Wilkins.

J Agromed Unila | Volume 1 Nomor 1 | Juni 2014 | 7

You might also like