Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
Abstract
padat sumber daya manusia, padat modal, organisasi perusahaan. Perawat ingin diukur
padat teknologi dan pengetahuan, dan padat kinerjanya berdasarkan standar obyektif yang
regulasi atau peraturan-peraturan. Oleh karena terbuka dan dapat dikomunikasikan. Jika pera-
itu dengan kompleksitas yang ada dalam wat diperhatikan dan diberi penghargaan yang
organisasi rumah sakit maka perlu adanya tinggi, mereka akan lebih terpacu untuk men-
perhatian yang lebih baik dalam hal penge- capai prestasi yang lebih tinggi. Kinerja pera-
lolaan sumber daya manusia yang ada di wat adalah aktivitas perawat dalam mengim-
dalamnya, karena SDM dalam rumah sakit plementasikan sebaikbaiknya suatu wewe-
inilah penentu kelangsungan hidup organisasi. nang, tugas dan tanggungjawabnya dalam
(Wirawan, 2006) rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi
Kepemimpinan yang baik dapat membantu dan terwujudnya asuhan keperawatan yang
kinerja perawat pelaksana, karena mencipta- bermutu.
kan disiplin dan tingkat motivasi kerja yang Berdasarkan latar belakang masalah yang
luar biasa bagi perawat pelaksana untuk mem- telah dikemukakan, maka masalah penelitian
berikan kemampuan terbaiknya dalam meman- ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
faatkan kesempatan yang diberikan oleh orga- 1. Apakah Kepemimpinan berpengaruh signi-
nisasinya. Kepemimpinan yang baik akan fikan terhadap Disiplin Kerja perawat
membuat perawat pelaksana merasa nyaman pelaksana di ruang rawat inap RSJ Menur
bekerja, memiliki komitmen dan kesetiaan Surabaya?
serta membuat perawat pelaksana berusaha 2. Apakah Kepemimpinan berpengaruh signi-
lebih keras, meningkatkan kinerja dan kepu- fikan terhadap Motivasi Kerja perawat
asan kerja perawat pelaksana, serta memper- pelaksana di ruang rawat inap RSJ Menur
tahankan keunggulan kompetitif. Motivasi dan Surabaya?
disiplin menjadi kunci sukses suatu organisasi 3. Apakah Disiplin Kerja berpengaruh signi-
sehingga seluruh elemen yang ada dapat ber- fikan terhadap Kinerja perawat pelaksana di
fungsi optimal. ruang rawat inap RSJ Menur Surabaya?
Dalam meningkatkan kinerja perawat 4. Apakah Motivasi Kerja berpengaruh signi-
pelaksana diperlukan analisis terhadap faktor- fikan terhadap Kinerja perawat pelaksana di
faktor yang mempengaruhinya dengan mem- ruang rawat inap RSJ Menur Surabaya?
perhatikan kebutuhan dari para perawat pelak- 5. Apakah Kepemimpinan berpengaruh signi-
sana, diantaranya adalah kepemimpinan yang fikan terhadap Kinerja perawat pelaksana di
baik, disiplin dan motivasi kerja para perawat ruang rawat inap RSJ Menur Surabaya?
pelaksana. Beberapa faktor yang memengaruhi Berdasarkan latar belakang dan rumusan
kinerja perawat pelaksana dimana yang satu masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
dengan lain saling mempengaruhi yakni: ke- untuk membuktikan dan menganalisis:
mampuan yang dimiliki (bakat, minat, faktor 1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Disiplin
kepribadian), usaha yang dicurahkan (moti- Kerja perawat pelaksana di ruang rawat
vasi, etika kerja, kehadiran dan rancangan inap RSJ Menur Surabaya.
tugas), dan dukungan organisasi yang diteri- 2. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Moti-
manya (pelatihan / pengembangan, peralatan / vasi Kerja perawat pelaksana di ruang
teknologi, standar kinerja, manajemen dan rawat inap RSJ Menur Surabaya.
rekan kerja. Ketiga hal ini sangat menentukan 3. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja
kinerja perawat pelaksana, dimana bila salah perawat pelaksana di ruang rawat inap RSJ
satu faktor berkurang atau tidak ada maka Menur Surabaya.
kinerja akan berkurang, (Mathis, et all, 2006 4. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
seperti ditulis Simbolon, 2012). perawat pelaksana di ruang rawat inap RSJ
Kinerja perawat pelaksana merupakan fak- Menur Surabaya.
tor utama dalam menentukan keberhasilan 5. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja
pelayanan di rumah sakit. Kinerja perawat perawat pelaksana di ruang rawat inap RSJ
sebenarnya sama dengan prestasi kerja di Menur Surabaya.
23
I Gusti Ngurah Truly Mahendra dan Ida Aju Brahmasari
24
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana
Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
terhadap kinerja suatu organisasi. Indikator- Dengan memahami apa yang menjadi kebu-
indikator kinerja individu yang rendah, misal- tuhan mereka dan berusaha untuk menyiapkan
nya tingkat absensi yang tinggi, tingkat per- alat-alat pemenuhan kebutuhan para karyawan
putaran karyawan yang tinggi, target tidak maka seseorang pemimpin akan dapat mendo-
tercapai, ataupun produktivitas karyawan yang rong para karyawannya untuk bekerja lebih
rendah, tidak bisa hanya dianalisis di tingkat giat.
individu, atau kelompok atau organisasi saja Teori yang dikembangkan oleh Herzberg
secara parsial, tetapi mungkin merupakan (dalam Arifin, 2012) dikenal dengan “Model
kombinasi dari dua atau tiga tingkatan analisis Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor Moti-
tersebut. Mungkin juga faktor internal orga- vasional dan faktor Hygiene atau “Pemelihara-
nisasi baik-baik saja dan sumber pemicunya an”. Menurut teori ini, faktor Motivasional
justru berasal dari faktor lingkungan eksternal. adalah hal-hal yang mendorong berprestasi
yang sifatnya intrinsik, yang bersumber dari
Kepemimpinan dalam diri seseorang, antara lain pekerjaan
seseorang, keberhasilan yang diraih, kesem-
Kepemimpinan merupakan salah satu aspek
patan bertumbuh, kemajuan dalam karir dan
manajerial dalam kehidupan organisasi dan
pengakuan orang lain. Sedangkan faktor
merupakan suatu posisi kunci. Menurut
Hygiene atau pemeliharaan adalah faktor yang
George Terry, kepemimpinan adalah aktivitas
sifatnya ekstrinsik yang bersumber dari luar
memengaruhi orang-orang untuk berusaha
diri yang turut menentukan perilaku seseorang
mencapai tujuan kelompok secara sukarela.
dalam kehidupannya, antara lain status sese-
Paul Hersey mendefinisikan kepemimpinan
orang dalam organisasi, hubungan seseorang
adalah proses memengaruhi aktivitas sese-
dengan rekan sekerjanya, teknik penyeliaan
orang atau sekelompok orang untuk mencapai
yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan
tujuan dalam siuasi tertentu. Dari kedua defi-
organisasi, sistem admisistrasi dalam organi-
nisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepe-
sasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang
mimpinan adalah kemampuan untuk meme-
berlaku.
ngaruhi, menggerakkan dan mengarahkan
Dari teori yang dikemukakan oleh Herz-
tindakan-tindakan seseorang atau sekelompok
berg diatas, Arifin (2012) menyimpulkan
orang dalam situasi tertentu dan untuk men-
motivasi dapat dibagi dalam dua bentuk yaitu
capai tujuan tertentu. (Swasto, 2011).
motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik.
Wibowo (2013) mengutip Newstrom
(2011) membagi sifat positif dalam primary Motivasi ekstrinsik dibentuk oleh dimensi gaji,
insentif, bonus, keamanan dan sosial. Motivasi
traits dan secondary traits. Primary traits
intrinsik dibentuk oleh dimensi tertarik pada
(sifat primer) adalah: (a) kejujuran dan
pekerjaan, tertantang pada pekerjaan, belajar
integritas, (b) dorongan personal dan energi,
hal baru, menciptakan kontribusi penting,
(c) keinginan untuk memimpin, dan (d) per-
memanfaatkan potensi sepenuhnya, kreatif dan
caya diri, sedangkan secondary traits (sifat
tanggung jawab (Arifin,2012).
sekunder) adalah: (a) kemampuan kognitif, (b)
karisma, (c) fleksibilitas dan adaptivitas, (d)
kesayangan dan kehangatan positif, (e) kreati- Disiplin
fitas dan originalitas, dan (f) pengetahuan Kedisiplinan merupakan fungsi manaje-
tentang bisnis. men sumber daya manusia yang terpenting,
karena semakin baik disiplin karyawan, sema-
Motivasi kin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai-
nya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi
Motivasi adalah suatu keadaan psikologis
organisasi mencapai hasil yang optimal.
tertentu dalam diri seseorang yang muncul
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya
oleh karena adanya dorongan untuk memenuhi
rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-
kebutuhan. Dari motivasi ini kemudian timbul
tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan tadi.
mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan
25
I Gusti Ngurah Truly Mahendra dan Ida Aju Brahmasari
terwujudnya tujuan organisasi, karyawan, dan antara orang yang satu dengan lainnya didalam
masyarakat. Oleh karena itu, setiap pimpinan suatu situasi kerja adalah karena perbedaan
selalu berusaha agar para bawahannya mem- karakteristik dari individu. Disamping itu,
punyai disiplin yang baik. Seorang pimpinan orang yang sama dapat menghasilkan kinerja
dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, berbeda di dalam situasi yang berbeda. Jadi
jika para bawahannya berdisiplin baik. kinerja dipengaruhi oleh dua hal yaitu faktor
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kese- individu dan faktor situasi.
diaan seseorang menaati semua peraturan Miner (dalam Panjaitan 2012) menetapkan
perusahaan dan norma-norma sosial yang komponen variabel pengukuran kinerja ke-
berlaku (Hasibuan, 2012). Kesadaran adalah dalam 3 kelompok besar yaitu:
sikap seseorang yang secara sukarela menaati 1. Berkaitan dengan karakteristik mutu kerja
semua peraturan dan sadar akan tugas dan karyawan.
tanggung jawabnya. Jadi dia akan mematuhi/ 2. Berkaitan dengan kuantitas kerja karya-
mengerjakan semua tugasnya dengan baik, wan.
bukan atas paksaan. Kesediaan adalah suatu 3. Berkaitan dengan kemampuan bekerjasa-
sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang ma dengan karyawan lainnya.
yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik
yang tertulis maupun tidak. Hubungan Kepemimpinan dengan Motivasi
Dengan disiplin seseorang akan bersedia Kerja
mematuhi semua peraturan serta melaksana- Newstrom (2011:171) dalam Wibowo
kan tugas-tugasnya, baik secara sukarela mau- (2013) mengatakan kepemimpian adalah pro-
pun karena terpaksa. Kedisiplinan diartikan ses memengaruhi dan mendukung orang lain
jika karyawan selalu datang dan pulang tepat untuk bekerja secara antusias menuju pada
pada waktunya, mengerjakan semua pekerja- pencapaian sasaran. Kepemimpinan merupa-
annya dengan baik, mematuhi semua peraturan kan faktor yang penting yang membantu
perusahaan dan norma-norma sosial yang individu atau kelompok mengidentifikasi tuju-
berlaku. Disiplin kerja adalah kemampuan annya, dan kemudian memotivasi dan dalam
kerja seseorang untuk secara teratur, tekun mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
terus-menerus dan bekerja sesuai dengan Banyak penelitian telah dilakukan untuk
aturan-aturan yang berlaku dengan tidak me- membuktikan hubungan ini. Seperti yang dila-
langgar aturan-aturan yang sudah ditetapkan. kukan oleh Endro dan Sujiono (2012) yang
Pada dasarnya banyak indikator yang meme- menyatakan adanya hubungan positif bermak-
ngaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu na antara kepemimpinan terhadap motivasi.
organisasi, diantaranya (Hasibuan, 2012): Kemudian Maulidar, Musnandi S, dan Yunus
Tujuan dan kemampuan, Teladan pimpinan, M (2012) yang mendapatkan bahwa variabel
Balas jasa, Keadilan, Waskat (pengawasan kepemimpinan berpengaruh positif secara sig-
melekat), Sanksi hukuman, Ketegasan, dan nifikan terhadap motivasi kerja. Dan Suka R.
Hubungan kemanusiaan. (2012) mendapatkan bahwa kepemimpinan
(transformasional dan transaksional) mempu-
Kinerja nyai pengaruh positif terhadap pengetahuan,
Kinerja disebutkan sebagai catatan out- motivasi ekstrinsik dan kinerja karyawan, dan
come yang dihasilkan dari karyawan tertentu sedangkan kepemimpinan (laissez) mempu-
atau kegiatan yang dilakukan selama periode nyai pengaruh negatif terhadap pengetahuan,
waktu tertentu. Atau kinerja adalah sejauh motivasi ekstrinsik dan kinerja.
mana seseorang telah memainkan bagiannya
dalam melaksanakan strategi organisasi Hubungan Kepemimpinan dengan Disiplin
(Riniwati, 2011). Teori tentang kinerja adalah Kerja
tentang proses tingkah laku kerja seseorang Setiap pimpinan selalu berusaha agar para
sehingga menghasilkan sesuatu yang menjadi bawahannya mempunyai disiplin yang baik.
tujuan dari pekerjaannya. Perbedaan kinerja
26
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana
Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
Seorang pimpinan dikatakan efektif dalam (2002) menyatakan bahwa pengaruh motivasi
kepemimpinannya, jika para bawahannya ber- pemberi pelayanan, kinerja dan kepuasan ter-
disiplin baik. Teladan pimpinan sangat ber- nyata sangat kompleks dan berbeda sesuai
peran dalam menentukan kedisiplinan karya- tingkatnya. Dan ternyata pemberian hadiah
wan karena pimpinan dijadikan teladan dan intrinsik memegang peranan untuk memper-
panutan oleh para bawahannya. Pimpinan tahankan usaha kerja. Penelitian oleh Salleh,
harus memberi contoh yang baik, berdisplin F, Dzulkifli, Z, Abdullah, WAW, dan Yaakob,
baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan NHM (2011), menyatakan motivasi afiliasi
perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang (misalnya peningkatan upah yang progresif)
baik, kedisiplinan bawahanpun akan ikut baik secara signifikan berpengaruh terhadap kiner-
(Hasibuan, 2012). ja. Sedangkan Suka R. (2012) didapatkan bah-
Secara empiris, adanya pengaruh kepe- wa motivasi ekstrinsik tidak mempunyai
mimpinan terhadap disiplin sejalan dengan pengaruh terhadap kinerja karyawan. Puspita-
yang dilakukan oleh Susanty, A, dan Baskoro, sari, I (2012) menemukan bahwa motivasi,
SW (2012) yang mendapatkan bahwa kepe- disiplin kerja, kepemimpinan, lingkungan
mimpinan memiliki dampak positif yang sig- kerja secara bersama-sama dapat menjelaskan
nifikan terhadap disiplin kerja dan kinerja kinerja karyawan dan motivasi bernilai positif
karyawan. dan signifikan sehingga berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Sejati dan Ariefiantoro
Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja (2013) menyimpulkan bahwa motivasi, kepe-
mimpinan dan disiplin kerja berpengaruh
Membahas mengenai motivasi kerja tidak
secara signifikan terhadap kinerja. Suddin A,
bisa dilepaskan dari pembahasan mengenai ki-
Sudarman (2010) menyatakan bahwa kepe-
nerja. Hal ini disebabkan karena motivasi ada-
mimpinan, motivasi dan lingkungan kerja
lah merupakan bagian terpenting dari kinerja
secara parsial dan simultan mempunyai
tersebut. Motivasi kerja adalah hasil dari
pengaruh terhadap kinerja pegawai. Yuliana I,
kumpulan kekuatan internal dan eksternal
dan Ariefiantoro T (2012) mendapatkan moti-
yang menyebabkan seseorang memilih jalan
vasi berpengaruh positif dan signifikan ter-
bertindak yang sesuai dan menggunakan peri-
hadap kinerja karyawan. Susilaningsih, N
laku tertentu. Idealnya, perilaku ini akan di-
(2008) dengan variabel kepemimpinan, disi-
arahkan pada pencapaian tujuan organisasi
plin kerja, motivasi kerja, pengawasan, ling-
(Newstrom, 2001dalam Wibowo, 2013) dalam
hal ini diukur dengan kinerja orang tersebut. kungan kerja, dan kinerja pegawai. Menemu-
kan bahwa keempat variabel secara individu
Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh sese-
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pega-
orang menurut ukuran yang berlaku untuk
wai dan keempat variabel secara serempak
SDM yang bersangkutan.
juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Bartol, KM, Durham, CC, dan Poon, JM
pegawai. Ojokuku, R.M, dan Salami, A.O
(2001), menemukan bahwa motivasi berpe-
(2011), Riambessy A, Swasto B, Thoyib A,
ngaruh terhadap kinerja secara parsial dan
dan Astuti E.S (2012) menyatakan bahwa
dimediasi oleh efikasi diri dan tujuan personal.
motivasi mempunyai pengaruh signifikan ter-
Sedangkan Mbidyo, P, Gilson, L, Blaauw, D,
hadap kinerja. Inayatullah A, dan Jehangir P
dan English, M, (2009), mendapatkan motivasi
(2012) mendapatkan bahwa terdapat hubu-
berpengaruh kuat terhadap perubahan dan
ngan positif dan signifikan antara kinerja dan
peningkatan pekerja kesehatan dan pelayanan
motivasi.
rumah sakit. Oluseyi, S (2009), dalam pene-
litiannya menyimpulkan bahwa kinerja karya-
wan sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja
efektif, kemudian motivasi kerja dan yang Berbagai teori menjelaskan bahwa ter-
terakhir adalah manajemen waktu. Peneliti lain dapat hubungan yang signifikan di antara vari-
juga mendapatkan hasil yang hampir sama abel disiplin kerja dan kinerja, semakin tinggi
seperti yang dilakukan oleh Prytherch H, et al disiplin, kerja seseorang maka akan semakin
27
I Gusti Ngurah Truly Mahendra dan Ida Aju Brahmasari
tinggi juga kinerja orang tersebut. Kedisi- Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja
plinan harus ditegakkan dalam suatu organisai Seperti sudah diketahui, bahwa ada hu-
perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karya- bungan yang bermakna antara kepemimpinan
wan yang baik, sulit perusahaan untuk mewu- dengan kinerja karyawan. Kinerja karyawan
judkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpin-
kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam nya. Menurut Bass (1995) dalam Panjaitan
mencapai tujuannya (Hasibuan, 2012). (2012), peran kepemimpinan atasan dalam
Beberapa penelitian telah membuktikan memberikan kontribusi pada karyawan untuk
hubungan antara disiplin kerja dan kinerja, se- pencapaian kinerja yang optimal.
perti yang dilakukan oleh Mkhize dan Ezra, D Beberapa penelitian membuktikan adanya
(2002) yang mendapatkan kesimpulan bahwa hubungan ini seperti yang dilakukan oleh
kinerja sangat dipengaruhi oleh disiplin. Dan Oluseyi, S.(2009), menemukan bahwa kinerja
Susanty, A, dan Baskoro, SW (2012), bahwa karyawan sangat dipengaruhi oleh kepemim-
disiplin kerja berpengaruh positif terhadap pinan efektif, kemudian motivasi kerja dan
kinerja karyawan. Baidowi, A (2010), me- yang terakhir adalah manajemen waktu.
nyimpulkan budaya organisasi, kepemim- Kemudian Baidowi, A(2010) mendapatkan
pinan, insentif dan disiplin kerja secara simul- kesimpulan bahwa budaya organisasi, kepe-
tan memengaruhi kinerja pegawai. Endro, dan mimpinan, insentif dan disiplin kerja secara
Sujiono, M (2012), mendapatkan ada hubu- simultan memengaruhi kinerja pegawai.
ngan positif bermakna disiplin terhadap kiner- Endro, dan Sujiono, M (2012) mendapatkan
ja, tetapi ada hubungan tidak bermakna antara kesimpulan bahwa ada hubungan positif ber-
disiplin terhadap kinerja melalui motivasi. makna kepemimpinan terhadap kinerja tetapi
Sedangkan, Saifudin, A (2011) menyatakan ada hubungan tidak bermakna antara kepe-
faktor kepemimpinan berpengaruh positif sig- mimpinan terhadap kinerja melalui motivasi.
nifikan terhadap kinerja tetapi faktor disiplin Saifudin, A.(2011) menemukan bahwa faktor
kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kepemimpinan berpengaruh positif signifikan
kinerja. Puspitasari, I (2012) mendapatkan terhadap kinerja. Dan Suka R.(2012) menda-
motivasi, disiplin kerja, kepemimpinan, ling- patkan adanya kepemimpinan transformasi-
kungan kerja secara bersama-sama dapat men- onal dan transaksional mempunyai pengaruh
jelaskan kinerja karyawan. Peneliti lain seperti positif terhadap pengetahuan, motivasi ekstrin-
Sejati HP, dan Ariefiantoro T (2013) menya- sik dan kinerja karyawan dan kepemimpinan
takan bahwa kepemimpinan dan disiplin kerja laissez mempunyai pengaruh negatif terhadap
berpengaruh secara signifikan terhadap kiner- pengetahuan, motivasi ekstrinsik dan kinerja.
ja. Abdilah A.C, dan Wajdi F. (2011) menda- Sejati dan Ariefiantoro (2013) menyimpulkan
patkan ada pengaruh yang positif dan signi- motivasi, kepemimpinan dan disiplin kerja
fikan antara kepemimpinan, disiplin kerja dan berpengaruh secara signifikan terhadap
kompensasi terhadap kinerja. Yuliana I, dan kinerja. Suddin A, dan Sudarman (2010)
Ariefiantoro T (2012) mendapatkan bahwa menemukan bahwa kepemimpinan, motivasi
disiplin berpengaruh positif dan signifikan dan lingkungan kerja secara parsial dan
terhadap kinerja karyawan. Susilaningsih, N simultan mempunyai pengaruh terhadap
(2008) dengan variabel kepemimpinan, disi- kinerja pegawai. Abdilah, A.C, dan Wajdi, F.
plin kerja, motivasi kerja, pengawasan, ling- (2011) menyatakan adanya pengaruh yang
kungan kerja, dan kinerja pegawai. Penelitian positif dan signifikan antara kepemimpinan,
ini medapatkan bahwa keempat variabel secara disiplin kerja dan kompensasi terhadap ki-
individu berpengaruh signifikan terhadap ki- nerja, dan bahwa Variabel kepemimpinan
nerja pegawai dan keempat variabel secara mempunyai pengaruh paling dominan terha-
serempak juga berpengaruh signifikan terha- dap kinerja pegawai. Yuliana I, dan Ariefian-
dap kinerja pegawai. toro T (2012) dengan kesimpulan utama
penelitiannya adalah bahwa kepemimpinan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
28
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana
Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
Definisi Konsep dan Operasional Variabel mana seseorang telah memainkan bagian-
nya dalam melaksanakan strategi organi-
1. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
sasi. Indikator untuk mengukur variabel
mempengaruhi, menggerakkan dan menga-
kinerja (Y) pada penelitian ini (Panjaitan
rahkan tindakan-tindakan seseorang atau
2012) adalah: Mutu kerja karyawan, Ku-
sekelompok orang dalam situasi tertentu
antitas kerja karyawan, dan Kemampuan
dan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepe-
bekerjasama dengan karyawan lainnya.
mimpinan melibatkan penggunaan penga-
ruh dan bahwa semua hubungan dapat meli-
batkan kepemimpinan. Untuk mengukur Instrumen Penelitian
variabel kepemimpinan (X) pada penelitian Kuisioner yang akan digunakan dalam
ini digunakan indikator-indikator sifat penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu
kepemimpinan menurut Wibowo (2013) bagian pertama berisi pertanyaan untuk men-
mengutip Newstrom (2011) sebagai beri- dapatkan informasi umum mengenai identitas
kut: Kejujuran dan integritas, Dorongan diri responden yang mempunyai kegunaan
personal dan energi, Keinginan untuk me- untuk megetahui kesesuaian karakteristik res-
mimpin, Percaya diri, Kemampuan kogni- ponden dengan kriteria sampel seperti jenis
tif, Karisma, Fleksibilitas dan adaptivitas, kelamin, usia, tingkat pendidikan, ruangan
Kesayangan dan kehangatan positif, Kreati- tempat kerja dan lamanya masa kerja. Kuisio-
fitas dan originalitas, dan Pengetahuan ner bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan
tentang bisnis. untuk mendapatkan data penelitian yang ber-
2. Motivasi kerja yang dimaksudkan dalam hubungan dengan variabel penelitian yaitu
penelitian ini yaitu kekuatan dalam diri kepemimpinan, motivasi kerja, disiplin kerja
orang yang mempengaruhi arah (direc- dan kinerja.
tion), intensitas (intensity), dan ketekunan Untuk mengukur data yang dibutuhkan,
(persistence) perilaku sukarela. Indikator penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala
yang digunakan untuk mengukur variabel Likert yang digunakan dalam penelitian ini
motivasi (Z1) (Arifin,2012) adalah: Gaji, adalah sekala 5 jenjang dimana nilai 1 menun-
Insentif/Bonus, Keamanan dan social, jukkan nilai terendah (sangat tidak setuju) dan
Tertarik pada pekerjaan, Tertantang pada nilai 5 sebagai nilai tertinggi (sangat setuju)
pekerjaan, Belajar hal baru, Menciptakan
kontribusi penting, Memanfaatkan potensi HASIL PENELITIAN
sepenuhnya, dan Kreatif dan tanggung
jawab. Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
3. Disiplin kerja pada penelitian ini adalah Rumah Sakit Jiwa Menur adalah Badan
kemampuan kerja seseorang untuk secara Layanan Umum Daerah yang terletak di Jalan
teratur, tekun terus menerus dan bekerja Raya Menur 120 Surabaya, Kelurahan Kerta-
sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku jaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, de-
dengan tidak melanggar aturan-aturan yang ngan luas tanah 38.000 m2 dan luas bangunan
sudah ditetapkan. Indikator untuk mengu- 17.124 m2. Jumlah TT (Tempat Tidur) yang
kur varibel disiplin (Z2) pada penelitian ini tersedia sebanyak 250 TT dari kapasitas total
(Sinambela ,2012, Hasibuan, 2012) adalah: 300 TT. Tahun 2010 RS Jiwa Menur
Tujuan dan kemampuan, Teladan pimpinan, membuka pelayanan baru yaitu Instalasi
Balas jasa/gaji dan kesejahteraan, Keadilan, Napza, dengan penambahan 10 TT, sehingga
Waskat, Sanksi hukuman, Ketegasan, dan sejak tahun tersebut layanan rawat inap di RS
Hubungan kemanusiaan. Jiwa Menur adalah rawat inap jiwa dan napza.
4. Kinerja perawat pelaksana yang dimak- Rumah Sakit Jiwa Menur diresmikan tang-
sudkan pada penelitian ini adalah catatan gal 27 Maret 1977 oleh Bapak Gubernur Jawa
outcome yang dihasilkan dari karyawan Timur saat itu yaitu Bapak Soenandar Prijo-
tertentu atau kegiatan yang dilakukan se- soedarmo dengan nama Pusat Kesehatan Jiwa
lama periode waktu tertentu dan sejauh
30
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana
Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
Masyarakat/Rumah Sakit Jiwa Menur. Berda- perawat laki maupun perempuan untuk mena-
sarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur no 11 ngani pasien tersebut.
th 2008 tgl 20 Agustus 2008 tentang Organi-
sasi dan Tata Kerja Rumah Sakit, RS Jiwa 2. Usia
Menur memiliki Struktur Organisasi yang baru Terlihat sebagian besar responden adalah
dengan Eselon II/b, selanjutnya, berdasarkan mereka yang ada pada kelompok umur 20-29
SK Gubernur Jawa Timur No. 188/442/KPTS/ tahun yaitu sebanyak 31 orang (41%) dan ke-
013/2008 Tgl. 30 Desember 2008, RS Jiwa lompok umur 30-39 tahun (43%). Sedangkan
Menur ditetapkan sebagai Badan Layanan sisanya sebanyak 12% (9 orang) berusia
Umum Daerah. Pada tahun 2004, RS Jiwa antara 40-49 tahun dan 4% (3 orang) berusia
Menur telah lolos Akreditasi Penuh Tingkat diatas 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
Lanjut 12 Pelayanan oleh Depaetemen Kese- responden yang ikut dalam penelitian ini
hatan RI, dan pada awal tahun 2008 telah adalah kelompok perawat yang berada pada
diaudit dan lulus sertifikasi ISO 9001:2000 usia produktif dan berada pada tingkat usia
oleh PT. SGS Indonesia untuk seluruh jenis yang potensial akan memberikan pelayanan
pelayanan. Pada April 2010 RS Jiwa Menur dengan optimal.
telah melakukan upgrade dan lulus sertifikasi
ISO dari ISO 9001:2000 menjadi ISO 9001:
3. Tingkat Pendidikan
2008 oleh PT TUV NÖRD Indonesia. Pada
tahun 2010 RSJ Menur juga telah melakukan Sebagian besar responden yaitu sebanyak
Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut 16 Pela- 65 orang (86%) adalah lulusan D3 Kepera-
yanan. watan sedangkan sisanya sebanyak 11 orang
(14%) berpendidikan S1 Keperawatan. Hal ini
Data dan Sumber Data Penelitian menunjukkan perawat yang memberikan pela-
yanan di ruang rawat inap RSJ Menur memi-
Dalam penelitian ini didapat responden
liki kompetensi yang cukup dalam hal pendi-
sebanyak 76 orang perawat pelaksana di ruang
dikan.
rawat inap RSJ Menur yaitu Ruang Gela-
tik, Ruang Kenari, Ruang Flamboyan, Ruang
4. Ruangan Tempat Bertugas
Wijaya Kusuma, Ruang Puri Mitra dan Ruang
Puri Anggrek. Terlihat distribusi responden hampir mera-
ta pada semua ruangan rawat inap di RSJ
Deskripsi Karakteristik Responden. Menur.
Berdasarkan hasil pengumpulan data di
5. Lama Bekerja
lapangan, melalui pengumpulan jawaban yang
diperoleh dari responden, maka diperoleh Data menunjukkan bahwa responden yang
gambaran mengenai kondisi objek dari pene- diteliti sesuai dengan target populasi yaitu pe-
litian sebagai berikut: rawat yang sudah bekerja minimal 1 tahun di
RSJ Menur dimana sebagian besar responden
1. Jenis Kelamin sebanyak 36 orang (47%) bekerja antara 1
sampai 5 tahun, 16 orang (21%) bekerja antara
Dari data jenis kelamin terlihat bahwa
6 sampai 10 tahun, dan sisanya 9 orang (12%)
responden berjenis kelamin laki-laki 51%
serta 8 orang (11%) bekerja antara 11-15 tahun
yaitu sebanyak 39 orang sedangkan perempu-
dan 16-20 tahun. Hanya 7 orang (9%) yang
an 49% yaitu sebanyak 37 orang. Hal ini
telah bekerja di RSJ Menur lebih dari 20
menunjukkan perbandingan responden hampir
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa ada pene-
merata antara laki-laki dan perempuan. RSJ
rimaan perawat yang cukup banyak dalam 5
Menur merawat pasien laki dan perempuan
tahun terakhir dibandingkan tahun-tahun
yang ditempatkan pada ruangan-ruangan yang
sebelumnya. Dengan pengalaman menangani
berbeda sehingga memerlukan perawat baik
pasien lebih dari satu tahun dan dengan
31
I Gusti Ngurah Truly Mahendra dan Ida Aju Brahmasari
32
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana
Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
struknya. Semakin tinggi korelasinya, menun- Berdasarkan tabel diatas, terlihat nilai AVE
jukkan tingkat validitas yang lebih baik. Uji lebih dari 0,50 kecuali AVE untuk konstruk
signifikansi loading factor dilakukan dengan Disiplin yang 0,451505, tetapi nilai output
me-lihat t statistics masing-masing indikator. loading factor, composite reliability dan
T sta-tistic outer loading factor masing- cronbach’s alpha nya semuanya menunjukkan
masing indikator dengan konstruknya mem- validitas dan reliabilitas yang baik.
perlihatkan bahwa semua loading factor me-
miliki nilai t statistic lebih dari 1,96 sehingga 2. Evaluasi discriminant validity
memiliki validitas yang signifikan. Pemerik- Evaluasi discriminant validity dilakukan
saan selanjutnya dari convergent validity dalam dua tahap, yaitu pertama dengan
adalah reliability konstruk dengan melihat melihat nilai cross loading dan yang kedua
output Composite Reliability atau Cronbach’s dengan membandingkan antara kuadrat
Alpha. Criteria dikatakan reliable adalah nilai korelasi antara konstruk dengan nilai AVE
Composite Reliability atau Cronbach’s Alpha atau korelasi antara konstruk dengan akar
lebih dari 0,70. AVE. Kriteria dalam cross loading adalah
bahwa setiap indikator yang mengukur
Tabel 1. konstruknya haruslah berkorelasi lebih tinggi
Hasil output Composite reliability dan dengan konstruknya dibandingkan dengan
Chronbach’s alpha konstruk lainnya.
Composite Cronbachs Keterang Korelasi antara indikator-indikator konstruk
Reliability Alpha an
Disiplin lebih tinggi dengan konstruk disiplin
DISIPLIN 0,880013 0,849528 Reliabel
KEPEMIM dibandingkan dengan konstruk lainnya.
0,938338 0,929675 Reliabel Demikian juga konstruk lainnya. Berdasarkan
PINAN
KINERJA 0,953378 0,944807 Reliabel hasil diatas, setiap indikator berkorelasi lebih
MOTIVASI 0,923615 0,905017 Reliabel tinggi dengan konstruknya masing-masing
Sumber: Data primer yang diolah (2014) disbandingkan dengan konstruk lainnya,
sehingga dikatakan memiliki discriminant
Dari output Composite Reliability dan validity yang baik. Pemeriksaan selanjutnya
Cronbach’s Alpha semua berada diatas 0,7 se- adalah membandingkan antara korelasi antar
hingga semua reliable untuk penelitian ini. konstruk dengan akar AVE. Secara umum
Pemeriksaan terakhir dari convergent vali- terlihat validitasnya baik karena nilai korelasi
dity adalah melihat output average variance antar konstruk lebih rendah dari pada nilai
extracted (AVE). konstruk memiliki conver- akar AVE.
gent validity yang baik adalah apabila nilai
average variance extracted (AVE) lebih dari Evaluasi Model Struktural
0,50.
Berdasarkan kajian teori, maka dapat di-
buat diagram alur hubungan kausalitas antar
Table 2.
konstruk beserta indikatornya. Hubungan
Output average variance extracted (AVE)
AVE tersebut dapat dilihat pada gambar 3 berikut.
DISIPLIN 0,451505
KEPEMIMPINAN 0,543568
KINERJA 0,673594
MOTIVASI 0,604287
Sumber: Data primer yang diolah (2014)
33
I Gusti Ngurah Truly Mahendra dan Ida Aju Brahmasari
Gambar 3.
Model Struktural Penelitian
34
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana
Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
Sumber: Data primer yang diolah (2014) pelaksana di ruang rawat inap RSJ Menur
Surabaya’ ditolak.
H1. Kepemimpinan berpengaruh signifikan
terhadap Disiplin Kerja perawat pelaksana H4. Motivasi Kerja berpengaruh signifikan
di ruang rawat inap RSJ Menur Surabaya. terhadap Kinerja perawat pelaksana di
ruang rawat inap RSJ Menur Surabaya.
Tabel 5 menunjukkan bahwa hubungan
antara kepemimpinan dengan disiplin kerja Sesuai dengan tabel 5, menunjukkan bahwa
ada-lah signifikan dengan t statistik sebesar hubungan antara motivasi dengan kinerja ada-
5,192196 (>1,96). Nilai original sampel esti- lah signifikan dengan t statistik sebesar
mate adalah positif yaitu sebesar 0,467362 4,251919 (>1,96). Nilai original sampel esti-
yang menunjukkan bahwa arah hubungan mate adalah positif yaitu sebesar 0,707505
antara kepemimpinan dan disiplin kerja adalah yang menunjukkan bahwa arah hubungan
35
I Gusti Ngurah Truly Mahendra dan Ida Aju Brahmasari
antara disiplin dan kinerja adalah positif. pelaksana di ruang rawat inap RSJ Menur
Dengan demikian hipotesis 4 (H4) dalam Surabaya. Menurut Newstrom (2011): kepe-
penelitian ini yang menyatakan bahwa ‘Moti- mimpinan adalah proses memengaruhi dan
vasi Kerja berpengaruh signifikan terhadap mendukung orang lain untuk bekerja secara
Kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap antusias menuju pada pencapaian sasaran.
RSJ Menur Surabaya’ diterima. Kepemimpinan merupakan faktor yang pen-
ting yang membantu individu atau kelompok
H5. Kepemimpinan berpengaruh signifikan mengidentifikasi tujuannya, dan kemudian
terhadap Kinerja perawat pelaksana di memotivasi dan dalam mencapai tujuan yang
ruang rawat inap RSJ Menur Surabaya. telah ditetapkan. Faktor-faktor tersebut meru-
pakan sifat positif seorang pemimpin seperti
Sesuai dengan tabel 5, menunjukkan bah-
yang ditulis oleh Newstrom (2011) dalam
wa hubungan antara kepemimpinan dengan ki-
Wibowo (2013). Faktor yang termasuk Prima-
nerja tidak signifikan dengan t statistik sebesar
ry traits (sifat primer) seperti kejujuran dan
0,209328 (<1,96). Nilai original sampel esti-
integritas, dorongan personal dan energi, ke-
mate adalah negatif yaitu sebesar -0,019087
inginan untuk memimpin, dan percaya diri
yang menunjukkan bahwa arah hubungan
menjadi faktor yang sangat penting dalam
antara kepemimpinan dan kinerja adalah nega-
membuat kepemimpinan menjadi langgeng
tif. Dengan demikian hipotesis 5 (H5) dalam
dan disukai anak buah. Sedangkan secondary
penelitian ini yang menyatakan bahwa ‘Kepe-
traits (sifat sekunder) seperti kemampuan
mimpinan berpengaruh signifikan terhadap
kognitif, karisma, fleksibilitas dan adaptivitas,
Kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap
kesayangan dan kehangatan positif, kreatifitas
RSJ Menur Surabaya’ ditolak.
dan originalitas, dan pengetahuan tentang bis-
nis sangat penting untuk seorang pemimpin
PEMBAHASAN
supaya diikuti dan diperhatikan oleh pengikut-
Setelah dilakukan analisa data dan pengu- nya.
jian hipotesis seperti yang telah disampaikan Setiap pimpinan selalu berusaha agar para
didepan, berikut pembahasan hasil penelitian bawahannya mempunyai disiplin yang baik.
yang dihubungkan dengan teori yang dipakai Seorang pimpinan dikatakan efektif dalam
pada penelitian ini dan beberapa penelitian kepemimpinannya, jika para bawahannya ber-
terdahulu yang memiliki hipotese dan tujuan disiplin baik. Teladan pimpinan sangat ber-
penelitian yang serupa. peran dalam menentukan kedisiplinan karya-
Penelitian ini menemukan bahwa kepe- wan karena pimpinan dijadikan teladan dan
mimpinan signifikan memengaruhi disiplin panutan oleh para bawahannya. Pimpinan
kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap harus memberi contoh yang baik, berdisplin
RSJ Menur Surabaya, dengan t statistik sebe- baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan
sar 5,192196 (>1,96). Hal ini menunjukkan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang
bahwa cukup besar peranan faktor kepemim- baik, kedisiplinan bawahanpun akan ikut baik
pinan atas disiplin kerja para perawat pelak- (Hasibuan, 2012).
sana di ruang rawat inap. Faktor-faktor Keju- Hasil penelitian ini mendukung penelitian
juran dan integritas, dorongan personal dan yang dilakukan oleh Susanty, A, dan Baskoro,
energi, keinginan untuk memimpin, percaya SW (2012) yang mendapatkan bahwa kepe-
diri, kemampuan kognitif, karisma, fleksibi- mimpinan memiliki dampak positif yang sig-
litas dan adaptivitas, kesayangan dan keha- nifikan terhadap disiplin kerja karyawan.
ngatan positif, kreatifitas dan originalitas, serta Penelitian ini menemukan bahwa kepe-
pengetahuan tentang bisnis adalah faktor- mimpinan signifikan memengaruhi motivasi
faktor pembentuk variabel kepemimpinan. kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap
Temuan penelitian ini menginformasikan RSJ Menur Surabaya, dengan t statistik sebe-
bahwa faktor-faktor ini mempunyai kaitan sar 2,294607 (>1,96). Cukup besar peranan
yang positif terhadap disiplin kerja perawat kepemimpinan terhadap motivasi kerja pera-
36
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana
Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
wat. Kepemimpinan yang baik tentu saja akan sahaan dan norma-norma sosial yang berlaku
membuat motivasi kerja perawat meningkat (Hasibuan, 2012). Kesadaran adalah sikap
dan merasa senang untuk melakukan pekerja- seseorang yang secara sukarela menaati semua
annya. Ini sesuai dengan teori yang ditulis peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung
Wibowo (2013) mengutip McShane dan Von jawabnya. Jadi dia akan mematuhi/menger-
Glinow (2010:360) yang menyatakan kepe- jakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas
mimpinan adalah tentang memengaruhi, me- paksaan. Kesediaan adalah suatu sikap, ting-
motivasi, dan memungkinkan orang lain mem- kah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai
berikan kontribusi ke arah efektifitas dan dengan peraturan perusahaan, baik yang ter-
keberhasilan organisasi di mana mereka men- tulis maupun tidak. Kedisiplinan harus dite-
jadi anggotanya. Newstrom (2011) dalam gakkan dalam suatu organisai perusahaan.
Wibowo (2013) mengatakan kepemimpian Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik,
adalah proses memengaruhi dan mendukung sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuan-
orang lain untuk bekerja secara antusias menu- nya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keber-
ju pada pencapaian sasaran. Kepemimpinan hasilan suatu perusahaan dalam mencapai tuju-
merupakan faktor yang penting yang mem- annya (Hasibuan, 2012).
bantu individu atau kelompok mengiden- Dengan disiplin seseorang akan bersedia
tifikasi tujuannya, dan kemudian memotivasi mematuhi semua peraturan serta melaksana-
dan dalam mencapai tujuan yang telah di- kan tugas-tugasnya, baik secara sukarela mau-
tetapkan. pun karena terpaksa. Kedisiplinan diartikan
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan jika karyawan selalu datang dan pulang tepat
penelitian yang dilakukan oleh Endro dan pada waktunya, mengerjakan semua pekerja-
Sujiono (2012) yang menyatakan adanya hu- annya dengan baik, mematuhi semua peraturan
bungan positif bermakna antara kepemimpinan perusahaan dan norma-norma sosial yang
terhadap motivasi. Kemudian Maulidar, Mus- berlaku.
nandi S, dan Yunus M (2012) yang menda- Disiplin kerja adalah kemampuan kerja se-
patkan bahwa variabel kepemimpinan berpe- seorang untuk secara teratur, tekun terus me-
ngaruh positif secara signifikan terhadap moti- nerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan
vasi kerja. Dan Suka R. (2012) mendapatkan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-
bahwa kepemimpinan mempunyai pengaruh aturan yang sudah ditetapkan.
positif terhadap pegetahuan, motivasi ekstrin- Beberapa penelitian sebelumnya menda-
sik dan kinerja karyawan. patkan bahwa kinerja sangat dipengaruhi oleh
Penelitian ini menemukan bahwa disiplin disiplin. Seperti yang dilakukan oleh Mkhize
kerja secara tidak bermakna memengaruhi ki- dan Ezra, D (2002), Susanty, A, dan Baskoro,
nerja perawat ruang rawat inap RSJ Menur SW (2012), Baidowi, A (2010), Puspitasari, I
Surabaya karena t statistik sebesar 1,362501 (2012), Sejati HP, dan Ariefiantoro T (2013),
(>1,96). Temuan penelitian ini menginfor- Abdilah A.C, dan Wajdi F (2011), Susila-
masikan bahwa faktor-faktor disiplin seperti ningsih, N (2008), dan Yuliana I, dan Ariefi-
faktor tujuan dan kemampuan, teladan pimpi- antoro T (2012) semuanya mendapatkan bah-
nan, balas jasa/gaji dan kesejahteraan, kea- wa disiplin berpengaruh positif dan signifikan
dilan, waskat, sanksi hukuman, ketegasan, dan terhadap kinerja karyawan.
hubungan kemanusiaan, tidak begitu berpe- Penelitian yang mirip dengan hasil pene-
ngaruh terhadap kinerja perawat di ruang litian ini dilakukan oleh Endro, dan Sujiono,
rawat inap RSJ Menur Surabaya. Kemung- M (2012), mendapatkan ada hubungan positif
kinan ada faktor disiplin lain yang tidak diteliti bermakna disiplin terhadap kinerja, tetapi ada
pada penelitian ini yang memengaruhi naik hubungan tidak bermakna antara disiplin ter-
turunnya kinerja perawat di ruang rawat inap hadap kinerja melalui motivasi. Sedangkan,
RSJ Menur Surabaya. Saifudin, A (2011) menyatakan faktor kepe-
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesed- mimpinan berpengaruh positif signifikan ter-
iaan seseorang menaati semua peraturan peru-
37
I Gusti Ngurah Truly Mahendra dan Ida Aju Brahmasari
hadap kinerja tetapi faktor disiplin kerja tidak dilakukan oleh Bartol, KM, Durham, CC, dan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Poon, JM (2001), Mbidyo, P, Gilson, L,
Penelitian ini menemukan bahwa motivasi Blaauw, D, dan English, M, (2009), Oluseyi, S
kerja secara sinifikan memengaruhi kinerja (2009), Prytherch H, et al (2002), Salleh, F,
perawat pelaksana di ruang rawat inap RSJ Dzulkifli, Z, Abdullah, WAW, dan Yaakob,
Menur Surabaya dengan t statistik sebesar NHM (2011), Puspitasari, I (2012), Sejati HP,
4,251919 (>1,96). Hal ini menunjukkan bahwa Ariefiantoro T (2013), Suddin A, Sudarman
cukup besar peranan motivasi kerja perawat (2010), Yuliana I, dan Ariefiantoro T (2012),
dalam mencapai kinerja akhir perawat ruang Susilaningsih, N (2008), Ojokuku, R.M, dan
rawat inap RSJ Menur Surabaya. Faktor-faktor Salami, A.O (2011), Riambessy A, Swasto B,
motivasi seperti gaji, insentif/bonus, keamanan Thoyib A, dan Astuti E.S (2012), dan
dan sosial, tertarik pada pekerjaan, tertantang Inayatullah A, dan Jehangir P (2012), dimana
pada pekerjaan, belajar hal baru, menciptakan semuanya mendapatkan adanya hubungan
kontribusi penting, memanfaatkan potensi se- positif dan signifikan antara kinerja dan moti-
penuhnya, dan kreatif dan tanggung jawab, vasi.
adalah faktor-faktor yang membentuk variabel Penelitian ini menemukan bahwa kepe-
motivasi. mimpinan tidak signifikan memengaruhi ki-
Motivasi adalah merupakan bagian ter- nerja perawat pelaksana di ruang rawat inap
penting dari kinerja. Motivasi kerja adalah RSJ Menur Surabaya dengan t statistik sebesar
hasil dari kumpulan kekuatan internal dan 0,209328 (>1,96). Temuan penelitian ini
eksternal yang menyebabkan seseorang memi- menginformasikan bahwa variabel kepemimp-
lih jalan bertindak yang sesuai dan menggu- inan tidak mempunyai kaitan positif yang ber-
nakan perilaku tertentu. Idealnya, perilaku ini makna terhadap kinerja perawat di RSJ Menur
akan diarahkan pada pencapaian tujuan organi- Surabaya. Kinerja karyawan tidak dapat
sasi (Newstrom, 2001dalam Wibowo, 2013) dilepaskan dari peran pemimpinnya. Menurut
dalam hal ini diukur dengan kinerja orang Bass (1995) dalam Panjaitan (2012), peran
tersebut. Kinerja adalah hasil yang dicapai kepemimpinan atasan dalam memberikan kon-
oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku tribusi pada karyawan untuk pencapaian kiner-
untuk SDM yang bersangkutan. ja yang optimal.
Temuan penelitian ini menginformasikan Kepemimpinan yang baik tentu akan mem-
bahwa faktor motivasi kerja mempunyai buat karyawan bekerja dengan lebih baik dan
kaitan yang positif terhadap kinerja perawat di akan meningkatkan kinerja karyawan secara
ruang rawat inap RSJ Menur Surabaya. langsung. Tetapi dengan tanggung jawab yang
Karena pada hakekatnya motivasi yang tinggi besar yang dibebankan kepada para perawat
akan meningkatkan kemauan bekerja dan pada dimana seringkali mereka bertugas pada suatu
akhirnya akan meningkatkan kinerja per- shift sendiri atau hanya berdua dalam satu ru-
orangan dan organisasi secara keseluruhan. angan yang merawat sejumlah penderita
Walaupun kemampuan seseorang dalam me- mengasah kemampuan kerja mereka sehingga
laksanakan tugas cukup baik namun tidak mereka akan melakukan pekerjaannya secara
didukung oleh motivasi kerja yang baik, maka otomatis walaupun tanpa adanya pengawasan
pelaksanaan tugas pekerjaan tidak akan dapat langsung dari pimpinannya.
diselesaikan dengan baik. Jika prestasi kerja Dengan adanya panduan standar prosedur
individu, dilihat dari satu demensi pelak- operasional (SPO) yang harus dilakukan, akan
sanaan tugas maka pada prestasi kerja ke- menuntun para perawat untuk melakukan tin-
lompok, perpaduan antara kemampuan dan dakan pekerjaannya sesuai aturan yang berlaku
motivasi dilihat dari dua demensi, yaitu walaupun tanpa kehadiran seorang pimpinan
demensi pelaksanaan tugas dan kerjasama. disampingnya. Kalau dilihat masa kerja rata-
Penelitian ini sesuai dengan peneliti lain rata perawat yang masuk menjadi responden,
yang juga menemukan bahwa motivasi berpe- dimana sebagian besar sudah bekerja lebih
ngaruh positif terhadap kinerja seperti yang dari 5 tahun, akan menyebabkan perawat
38
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana
Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
sudah memahami betul pekerjaan yang dilaku- yang menyatakan bahwa kepemimpinan
kannya sehari-hari. memiliki pengaruh terhadap disiplin. Hasil
Pengawasan pimpinan tetap merupakan penelitian ini juga mendukung hasil pene-
tindakan yang harus dilakukan untuk menilai litian yang dilakukan oleh Susanty, A, dan
kinerja perawat. Pengawasan melekat adalah Baskoro, SW (2012), yang membuktikan
tindakan nyata dan paling efektif dalam me- bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh
wujudkan kinerja karyawan. Dengan waskat signifikan terhadap disiplin.
berarti atasan harus aktif dan langsung me- 2. Kepemimpinan memiliki pengaruh yang
ngawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, positif dan signifikan terhadap motivasi
dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap
atasan harus selalu ada/hadir di tempat kerja RSJ Menur Surabaya. Hasil penelitian ini
agar dapat mengawasi dan memberikan pe- mendukung teori yang disampaikan oleh
tunjuk jika bawahannya yang mengalami ke- Wibowo (2013) mengutip McShane dan
sulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Von Glinow (2010:360) yang menyatakan
Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh
moral kerja maryawan. Karyawan merasa terhadap motivasi. Hasil penelitian ini juga
mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, mendukung hasil penelitian yang dilakukan
pengarahan, dan pengawasan dari atasannya. oleh Maulidar, Musnandi S, dan Yunus M
Waskat menuntut adanya kebersamaan aktif (2012), dan Suka R. (2012), yang membuk-
antara atasan dengan bawahan dalam menca- tikan bahwa kepemimpinan memiliki pe-
pai kinerja perusahaan, karyawan, dan masya- ngaruh signifikan terhadap motivasi.
rakat. (Hasibuan, 2012). 3. Disiplin kerja memiliki pengaruh yang
Hasil penelitian ini berbeda dengan teori positif tetapi tidak signifikan terhadap ki-
Bass (1995) dalam Panjaitan (2013) yang nerja perawat pelaksana di ruang rawat inap
menyatakan dalam organisasi formal, kinerja RSJ Menur Surabaya. Hasil penelitian ini
karyawan secara individual atau kelompok berbeda dengan teori yang disampaikan
tergantung usaha mereka dan arah serta kom- oleh Hasibuan (2012) yang menyatakan
petensi dan motivasi untuk menunjukkan per- bahwa didiplin memiliki pengaruh terha-
formansi sesuai yang diharapkan untuk men- dap kinerja. Hasil penelitian ini juga men-
capai sasaran berdasarkan posisi mereka di- dukung hasil penelitian yang dilakukan
dalam sistem. Penelitian ini mendukung pene- oleh Endro, dan Sujiono, M (2012), yang
litian yang dilakukan oleh Endro, dan Sujiono, membuktikan bahwa faktor disiplin kerja
M (2012) yang mendapatkan kesimpulan tidak berpengaruh signifikan terhadap ki-
bahwa ada hubungan tidak bermakna antara nerja.
kepemimpinan terhadap kinerja melalui moti- 4. Motivasi kerja memiliki pengaruh yang
vasi. positif dan signifikan terhadap kinerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap RSJ
PENUTUP Menur Surabaya. Hasil penelitian ini men-
dukung teori yang disampaikan oleh
Kesimpulan Newstrom (2001) dalam Wibowo (2013)
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis yang menyatakan bahwa motivasi memi-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, liki pengaruh terhadap kinerja. Hasil pe-
maka dari penelitian ini dapat ditarik ke- nelitian ini juga mendukung hasil pene-
simpulan sebagai berikut: litian yang dilakukan oleh Mbindyo, Gil-
1. Kepemimpinan memiliki pengaruh yang son, Blaauw, dan English (2009), Oluseyi
positif dan signifikan terhadap disiplin (2009), Salleh, Dzulkifli, Abdullah, dan
kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Yaakob, (2011), Puspitasari, (2012),dan
RSJ Menur Surabaya. Hasil penelitian ini beberapa penelitian lainnya yang mem-
mendukung teori yang disampaikan oleh buktikan bahwa motivasi kerja memiliki
Newstrom (2011) dan Hasibuan (2012) pengaruh signifikan terhadap kinerja.
39
I Gusti Ngurah Truly Mahendra dan Ida Aju Brahmasari
40
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja, Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat Pelaksana
Di Ruang Rawat Inap RSJ Menur Surabaya
Jurnal Ilmu manajemen, Pascasarjana Uni- Employee Performance’, J. Basic Appl. Sci.
versitas Syah Kuala, Vol 1 tahun I, No. 1. Res, 2(9) 8833-8842.
Mbidyo, P, Gilson, L, Blaauw, D, dan English, Riniwati, H. 2011, ‘Mendongkrak Motivasi
M, 2009, ‘Contextual influence on health dan Kinerja, Pendekatan Pemberdayaan
worker motivation in district hospitals in SDM’, UB Press, Malang.
Kenya’, Implementation Science 4:43. Saifudin, A, 2011, ‘Pengaruh kepemimpinan
Mkhize dan Ezra, D, 2002, ‘Impact of Disci- dan disiplin Kerja terhadap Kinerja karya-
pline on Learner Performance’, Disertasi, wan pda PT Duta Cipta Pakarperkasa Sura-
University of Zululand, Zambia. baya’, Tesis, UPN “Vetreran” Jatim.
Ojokuku, R.M, dan Salami, A.O, 2011, Salleh, F, Dzulkifli, Z, Abdullah, W.A.W, dan
‘Contextual influences of health workers Yaakob, N.H.M, 2011, ‘The effect of moti-
motivations on performance in university of vation on job performance of state gover-
Ilorin Teaching Hospital’, Am. J. Sci. Ind. ment employees in Malaysia’, International
Res., 2011, 2(2): 216-223. Journal of Humanities and Social Science,
Vol. 1 No. 4.
Oluseyi, S, 2009, ‘Influence of Work Moti-
vation, Leadership Effectiveness and Time Sari, M.T, 2009, ‘Hubungan Budaya Organi-
Management on Employees’ Performance sasi dan gaya kepemimpinan Kepala
in Some Selected Industries in Ibadan, Oyo Ruangan dengan Kinerja Perawat Pelaksana
State, Nigeria’, European journal of Econo- di ruang rawat inap Rumah Sakit Daerah
mics, Finance and Administrative Science Raden Mattaher Jambi’, Tesis, Univ Indo-
Issue 16. nesia, Jakarta.
Panjaitan, H, 2010, ‘Pengaruh Kepemimpinan Sejati, H.P, dan Ariefiantoro, T, 2013, ‘Penga-
terhadap Kinerja Paeramedis dan dam- ruh Motivasi, Kepemimpinan dan Disiplin
paknya pada mutu pelayanan di RSUD Kerja terhadap Kinerja Guru dan Staf SMP
Pasuruan’, Jurnal Riset Ekonomi & Bisnis Muhammadyah 3 Semarang’, Q-MAN Vol
Vol. XX, No. X, IX. 1 No 4 Hlm 1-10.
Panjaitan, H. 2012, ‘Analisis Mutu Pelayanan Simbolon, R, 2012, ‘Pengaruh Budaya Orga-
Melalui Kepemimpinan dan Kinerja Pa- nisasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana
ramedis di RSUD Pasuruan Jawa Timur’, di ruang Rawat Inap Rumah Sakit Santa
PT Revka Petra Media, Surabaya. Elizabeth Medan tahun 2012’ ,Tesis, FKM
Universitas Sumatera Utara.
Prytherch H, et al, 2002, ‘Maternal and
newborn healthcare providers in rural Sinambela, L.P., 2012,’Kinerja Pegawai, Teori
Tanzania: in depth interviews exploring Pengukuran dan Implikasi’, Graha Ilmu,
influences on motivation, performance and Yiogyakarta.
job satisfaction’, Rural Remote Health, Sopiah, 2008, ‘Perilaku Organisasional”,
12:2072. ANDI, Yogyakarta.
Puspitasari, I, 2012, ‘Pengaruh motivasi, disi- Suddin, A, dan Sudarman, 2010, ‘Pengaruh
plin kerja, kepemimpinan, dan lingkungan kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan pada PT kerja terhadap kinerja pegawai kecamatan
Daya Guna Teknik Semarang’, Dinamika Laweyan Kota Surakarta’, Jurnal manaje-
Manajemen Vol 1 No 4 Hlm 115-128. men Sumberdaya manusia Vol 4 No 1 : 1-8.
Riambessy, A, Swasto, B, Thoyib, A, dan Suka, R, 2012, ‘Pengaruh Kepemimpinan
Astuti, E.S, 2012, ‘The Influence of Trans- terhadap Pengetahuan dan Motivasi Kerja
formastional Leadership style, Motivation, serta Implikasinya pada kinerja karyawan
Burnout toward Job Satisfaction and PT. Metakom jakarta’, Tesis, Univ. Jende-
ral Soedirman, Purwokerto.
41
I Gusti Ngurah Truly Mahendra dan Ida Aju Brahmasari
Sunyoto, D, 2013, ‘Metode dan Instrumen Pe- Wibowo, 2013, ‘Perilaku dalam Organisasi’,
nelitian (untuk Ekonomi dan Bisnis)’, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
CAPS(center for Academic Publishing Ser- Wirawan, M.W. 2010, ‘Organisasi Rumah
vice), Yogyakarta. Sakit, Governing Body, Fungsi, Peran,
Susanty, A, dan Baskoro, S.W, 2012, ‘Penga- Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang’,
ruh Motivasi Kerja dan Gaya Kepemim- Tesis, Universitas Diponogoro, Semarang.
pnan terhadap Displin Kerja serta Dampak- Yamin, S, dan Kurniawan, H, 2011, ‘Generasi
nya pada Kinerja karyawan (studi kasus Baru Mengolah Data Penelitian dengan
pada PT PLN (persero) APD Semarang’, Partial Least Square Path Modeling: Apli-
J@TI UNDIP, Vol VII, No 2. kasi dengan Software XLSTAT, SmartPLS
Susilaningsih, N, 2008, ‘Pengaruh kepemim- dan Visual PLS’,Penerbit Salemba Infotek,
pinan, disiplin, motivasi, pengawasan, dan Jakarta.
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Yuliana, I, dan Ariefiantoro, T, 2012, ‘Ana-
(studi Pada Badan Perencanaan Pemba- lisis pengaruh kepemimpinan, motivasi, dan
ngunan Daerah Kabupaten Wonogiri)’, disiplin terhadap kinerja karyawan PT
EXCELENT Vol 1 No 2. Adira Kredit Cabang Semarang’, Q-MAN
Swasto, B. 2011, ‘Manajemen Sumber Daya Vol 1 No 2 halm 103-113
manusia’, UB Press, Malang. ___: Laporan Tahunan Rumah Sakit Jiwa
Menur Propinsi Jawa Timur tahun 2012.
42