Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 17 Nomor Nomor 2 MDK Juli

2021: 703 -710

EVALUASI PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP)
DAN SISTEM PENGELOLAAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN (SPPLHP)
DI PT. SUMBER ENERGI JAYA (SEJ)

EVALUATION OF MINING SAFETY MANAGEMENT SYSTEM AND MINING


ENVIRONMENTAL MANAGEMENT SYSTEM AT PT. SUMBER ENERGI JAYA

Patrick Wiliam Rondonuwu (1), Zetly E. Tamod (2), Wenny Tilaar (2)

1) Staf dan peneliti pada Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral / ASN
2) Staf Pengajar dan Peneliti pada PS Agronomi, Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi, Manado
*Penulis untuk korespondensi: patrick.rondonuwu@gmail.com

Naskah diterima melalui Website Jurnal Ilmiah agrisosioekonomi@unsrat.ac.id : Minggu, 18 Juli 2021
Disetujui diterbitkan : Rabu 28 Juli 2021

ABSTRACT
The purpose of this research was to evaluate the implementation of the mining safety management
system (SMKP) and the mining environmental protection management system (SPPLHP), analyze employee
perceptions of the system, and analyze priority strategies for system improvement at PT. Sumber Energi Jaya.
(SEJ). This research was conducted from October to December 2020. The research method used is a survey
method with questionnaires, interviews, observations, and documentation. Determination of the sample in this
study using the purposive sampling method with 50 employees as respondents. The perception data was obtained
by using a questionnaire and then tested for validity and reliability with the SPSS 26 program and measured
using a Likert scale. The strategy analysis used is SWOT analysis and AHP analysis with the Expert Choice
program version 11. The results show that the implementation of SMKP 72% and SPPLHP 80% can be
categorized as achievement at the proactive level and measurement of employee perceptions of SMKP and
SPPLHP is categorized as high. The priority strategy of SMKP is to optimize company support by allocating a
budget for system improvement and SPPLHP's priority strategy is to optimize the management of the mining
environment by integrating information, planning, programs, budgets, procedures and structures.

Keywords: mining safety; mining environment;

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan sistem manajemen keselamatan
pertambangan (SMKP) dan sistem pengelolaan perlindungan lingkungan hidup pertambangan (SPPLHP),
menganalisis persepsi karyawan terhadap sistem, dan menganalisis strategi prioritas untuk perbaikan sistem di
PT. Sumber Energi Jaya. (SEJ). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Desember 2020. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan kuisioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan responden 50 orang
karyawan. Data persepsi diperoleh dengan kuesioner lalu diuji validitas dan reabilitas dengan program SPSS 26
dan diukur menggunakan skala Likert. Analisis strategi yang digunakan adalah analisis SWOT dan Analisis
AHP dengan program Expert Choice versi 11. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan SMKP 72 %
dan SPPLHP 80 % dapat dikategorikan pencapaian pada tingkat proaktif dan pengukuran persepsi karyawan
terhadap SMKP dan SPPLHP dikategorikan Tinggi. Strategi prioritas SMKP adalah mengoptimalkan dukungan
perusahaan dengan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan sistem dan Strategi prioritas SPPLHP adalah
mengoptimalkan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan dengan mengintegrasikan informasi,
perencanaan, program, anggaran, prosedur dan terstruktur.
Kata kunci : keselamatan pertambangan; lingkungan pertambangan

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 703
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen…………………………………(Patrick Rondonuwu, Zetly Tamod, Wenny Tilaar)

PENDAHULUAN Evaluasi sistem manajemen lingkungan


dan keselamatan kerja PT. SEJ yang terdiri dari
Latar Belakang pelaksanaan elemen kebijakan, perencanaan,
Kerusakan Lingkungan dan organisasi dan personel, implementasi,
Keselamatan Kerja merupakan isu penting dalam pemantauan evaluasi dan tindak lanjut,
usaha pertambangan. Hal ini dikarenakan dalam dokumentasi, tinjauan manajemen dan
kegiatannya yang mengubah bentang alam dan peningkatan kinerja perlu dilakukan dalam
mempekerjakan karyawan yang banyak serta rangka perbaikan Sistem manajemen menjadi
mempunyai jenis pekerjaan yang rumit maka lebih baik.
usaha pertambangan berkewajiban untuk
menerapkan upaya pengelolaan perlindungan Sistem Manajemen
lingkungan dan upaya keselamatan dan Kumpulan unsur organisasi mencakup
kesehatan kerja pertambangan untuk terciptanya struktur organisasi, peran dan tanggungjawab,
lingkungan hidup yang baik dan pekerja selamat perencanaan dan operasional, evaluasi kinerja
dan sehat. Pelaksanaan Sistem manajemen dan perbaikan yang saling terkait dan
lingkungan dan keselamatan kerja pertambangan berinteraksi untuk menetapkan kebijakan,
yang baik diharapkan akan terpeliharanya sasaran (Keuangan, Kesehatan dan keselamatan,
lingkungan hidup dan keselamatan pekerja tanpa dan lingkungan), dan proses (kegiatan yang
kecelakaan. saling berhubungan atau berinteraksi yang
PT. Sumber Energi Jaya (PT.SEJ) merubah masukan menjadi keluaran ) untuk
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang mencapai sasaran tersebut (Iso 14004 : 2016).
pertambangan yang berlokasi di daerah Persepsi
Kecamatan Motoling Timur Kabupaten Persepsi adalah proses konstruktif,
Minahasa Selatan mempunyai luasan wilayah mengenali dan menafsirkan informasi sensoris
lebih 822,3 Ha, 244 karyawan, berbagai jenis guna memberikan gambaran dan pemahaman
peralatan dan memiliki fasilitas penunjang berupa
tentang lingkungan (Schacter et al, 2015).
pabrik pengolahan, kolam/timbunan tailing,
Wagner and Hollenback, (2010) mengatakan
bengkel, gudang bahan peledak dan fasilitas
lainnya. persepsi merupakan proses individu untuk
Banyaknya karyawanan dan pemakaian memilih, mengelolah, menyimpan serta
peralatan yang berteknologi mewajibkan menginterpretasikan informasi-informasi untuk
perusahaan untuk menerapkan sistem keselamatan mengambil tindakan. Hal yang sama
dan kesehatan kerja (PP no 50 Tahun 2012 tentang disampaikan oleh Gibson et al, (2012) Bahwa
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan individu menggunakan indera dalam
Kerja). Dalam pelaksanaan kaidah pertambangan lingkungan yaitu penglihatan, sentuhan,
yang baik dan benar Kementerian Energi dan pendengaran, rasa dan bau kemudian
Sumberdaya Mineral mengeluarkan Peraturan mengorganisasikan informasi lingkungan
Menteri no 26 Tahun 2018 yang mewajibkan tersebut sehingga masuk akal disebut persepsi.
semua perusahaan pertambangan untuk Persepsi mempengaruhi kepercayaan,
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan sikap, pekerjaan dan tindakan setiap individu
Pertambangan dan melakukan Pengelolaan (Robbins, 2003). Menurut Early and Gibson,
Lingkungan Hidup Pertambangan. (2002) Budaya dan lingkungan mempengaruhi
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan persepsi individu dalam mengambil
Hidup Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2012,
keputusan. Kesadaran diri menuntun
PT. SEJ wajib melaksanakan Amdal. Setiap
seseorang untuk membandingkan perilaku
usaha pertambangan yang memiliki dokumen
lingkungan berupa amdal menerapkan Sistem
yang dipersepsikan organisasi dan persepsi
Pengelolaan Perlindungan Lingkungan Hidup nilai/norma yang berlaku secara universal
Pertambangan (Kepmen ESDM no 1827 dalam kelompok mendorong keinginan untuk
K/30/MEM/2018). memperjuangkannya.

704
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 17 Nomor Nomor 2 MDK Juli 2021: 703 -710

Rumusan Masalah METODE PENELITIAN


Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas, maka yang menjadi Tempat dan Waktu Penelitian
permasalahan penelitian ini yaitu : Penelitian ini dilaksanakan di PT. SEJ
1. Bagaimana Pelaksanaan Sistem Manajeman Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulaesi
Keselamatan Pertambangan (SMKP) dan Utara. Jangka waktu penelitian yaitu selama 3
Sistem Pengelolaan Perlindungan (tiga) Bulan sejak bulan Oktober sampai dengan
Lingkungan Hidup Pertambangan (SPPLHP) Desember 2020.
di PT. SEJ
2. Bagaimana Persepsi Karyawan terhadap Metode penelitian
pelaksanaan Sistem Manajeman Keselamatan Metode penelitian yang digunakan
Pertambangan (SMKP) dan Sistem adalah metode survei dengan kuisioner,
Pengelolaan Lingkungan Hidup interview (wawancara), Observasi
Pertambangan (SPPLHP) di SEJ (pengamatan), dan dokumentasi.
3. Bagaimana Merumuskan Prioritas Strategi
Perbaikan Sistem Manajeman Keselamatan Metode Penentuan sampel
Pertambangan (SMKP) dan Sistem Penentuan sampel digunakan metode
Pengelolaan Perlindungan Lingkungan Hidup Purposive Sampling atau kriteria sampel telah
Pertambangan (SPPLHP) ditetapkan dan sesuai dengan kriteria yaitu untuk
pembobotan/skoring pelaksanaan sistem
Tujuan Penelitian manajemen pada saat karyawan sift/bertugas
Penelitian ini dilaksanakan untuk pada waktu pengambilan data dan karyawan
mencapai tujuan yang terdiri atas : yang mempunyai tugas/tanggungjawab khusus
1. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pada elemen yang dinilai. Rumus slovin dengan
Sistem Manajeman Keselamatan responden 50 orang karyawan.
Pertambangan (SMKP) dan Sistem
Pengelolaan Perlindungan Lingkungan Hidup Variabel pengamatan
Pertambangan (SPPLHP) di PT SEJ Variabel yang dimati dalam
2. Menganalisis Persepsi Karyawan terhadap Skoring/Pembobotan SMKP dan SPPLHP adalah
pelaksanaan Sistem Manajeman elemen : Kebijakan, Perencanaan, organisasi
Keselamatan Pertambangan (SMKP) dan dan porsenel, Implementasi, Evaluasi Tindak
Sistem Pengelolaan Perlindungan lanjut, dokumentasi dan tinjauan dokumen.
Lingkungan Hidup Pertambangan Variabel yang diamati dalam persepsi meliputi
(SPPLHP) di PT SEJ. : umur, pendidikan, pelatihan, pendapatan,
3. Analisis prioritas strategi untuk perbaikan kognitif (pengetahuan dan pemahaman), dan
Sistem Manajeman Keselamatan afektif (menghargai, tanggungjawab dan respon).
Pertambangan (SMKP) dan Sistem
Pengelolaan Perlindungan Lingkungan Hidup Analisis Data
Pertambangan (SPPLHP) di PT SEJ. 1. Skoring/pembobotan penerapan SMKP dan
SPPLHP dilakukan berdasarkan tingkat
Manfaat Penelitian kepentingan dari masing-masing elemen
Penelitian ini diharapkan dapat yaitu
memberikan manfaat sebagai berikut: a. Kebijakan : 10%
1. Sebagai rekomendasi kepada PT SEJ dalam b. Perencanaan: 15%
pelaksanaan Sistem Manajeman Keselamatan c. Organisasi dan personel: 17%
Pertambangan (SMKP) dan Sistem d. Implementasi: 35%
Pengelolaan Perlindungan Lingkungan Hidup e. Evaluasi dan tindak lanjut: 15%
Pertambangan (SPPLHP). f. Dokumentasi: 3%
2. Sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya. g. Tinjauan Manajemen: 5%

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 705
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen…………………………………(Patrick Rondonuwu, Zetly Tamod, Wenny Tilaar)

Total : 100% Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.


Perhitungan nilai : Surat keputusan izin usaha pertambangan
Total Nilai Elemen = operasi produksi sejak tahun 2010.
Nilai Sub Elemen + Nilai Sub-Sub Elemen
Nilai Persentase Nilai Elemen (%) = Karakteristik sosial karyawan
(Total Nilai Elemen : Total Nilai Elemen) Persepsi karyawan diduga memiliki
x Persentase Nilai Maksimal hubungan dengan umur, tingkat pendidikan,
Total Nilai Penerapan SMKP/SPPLHP = pendapatan dan pengalaman kerja.
Penjumlahan Nilai Elemen-elemen
Total Presentase = Umur
Penjumlahan Presentase Nilai Elemen- Umur adalah satuan untuk mengukur
Elemen lama waktu atau keberadaan suatu benda atau
(Kepdirjen Minerba KESDM no makluk hidup sejak dilahirkan atau diadakan
185.K/37.04/DJB/2019) (Suharso dan Retnoningsi 2017). Vareasi umur
2. Menganalisis Persepsi Karyawan responden keselamatan pertambangan dan
Deskripsi persepsi karyawan dengan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
kuisioner menggunkan skala Likert (5 sangat berada antara 20 Tahun sampai dengan 58
setuju, 4 setuju, 3 ragu-ragu, 2 tidak setuju dan Tahun.
1 sangat tidak setuju).
Tabel 1. Umur Karyawan
3. Analisis prioritas strategi untuk
Umur Valid Cumulative
pengembangan SMKP dan SPPLHP Frequency Percent
(Tahun) Percent Percent
a. Analisis SWOT 20 s/d 30 23 46,0 46,0 46,0
31 s/d 40 8 16,0 16,0 62,0
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai 41 s/d 50 15 30,0 30,0 92,0
faktor (Strangth, weaknesses, Opportunities > 50 4 8,0 8,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
and Treaths) secara sitematis (meminimalkan Sumber: diolah pada tahun 2020
weaknesses, Treaths dan memaksimalkan
Strangth, Opportunities) pada kondisi saat ini Tabel 1 karyawan terbanyak berada pada
untuk merumuskan strategi misi, tujuan dan umur 20 – 30 tahun sebanyak 46%, selanjutnya
kebujakan perusahaan. Metode analisis umur 40 -50 tahun, diikuti umur 30 %, 31 – 40
lingkungan swot adalah Faktor Analisis sebanyak 16 % dan terkecil 6 % dengan umur
Srategis (IFAS), Eksternal Faktor Analisis lebih dari 50 tahun.
Srategis (EFAS), Diagram SWOT, dan Pendidikan Karyawan
Matrik SWOT(TOWS) (Rangkuti,1997). Tingkat pendidikan mempengaruhi pola
b. Analitytic Hierarchy Proces (AHP) pikir sehigga mempengaruhi perilaku. Suatu
Prrinsip dasar AHP dalam penyusunan kegiatan yang mempengaruhi pengetuhuan dan
matriks meliputi analisis persoalan, motivasi dapat diperoleh dari pendidikan dan
penyusunan hirarki, komperasi berpasangan, pelatihan (pendidikan formal dan informal).
sintesa prioritas dan pemeriksaan konsistensi. Pendidikan karyawan dibagi atas tingkat sekolah
dasar (SD), Sekolah menegah Pertama (SMP),
sekolah menengah atas/kejuruan (SMA/SMK) dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Sarjana. Pendidikan karyawan terbesar sebanyak
74 % dengan tingkat pendidikan SMA/SMK.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Tabel 2. Pendidikan Karyawan
PT. Sumber Energi Jaya data merupaan Valid Cumulative
Pendidikan Frequency Percent
perusahaan pertambangan emas dengan Izin Percent Percent
SD 1 2,0 2,0 2,0
Usaha Pertambangan Seluas 822,3 Ha, yang terdiri SMP 6 12,0 12,0 14,0
dari Kawasan Hutan Produksi sebesar 674,46 dan SMA 37 74,0 74,0 88,0
ukan kawasan Hutan 147,84 Ha. Perusahaan Perguruan 6 12,0 12,0 100,0
Tinggi
terletak di daerah desa Tokin, Karimbow dan Total 50 100,0 100,0
Picuan kecamatan Motoling Timur, Kabupaten Sumber: diolah pada tahun 2020

706
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 17 Nomor Nomor 2 MDK Juli 2021: 703 -710

Jarak Ke Tempat Kerja Tanggungan Keluarga


Karakteristik Karyawan terhadap jarak Salah satu faktor yang mempengaruhi
tempat tinggal ke tembat kerja dikelompokan Tingkat kesejahteraan adalah jumlah tanggungan
datang dengan kendaraan pribadi ke tempat kerja keluarga, semakin banyak tanggungan akan
atau tinggal di mess yang disediakan untuk semakin banyak pula kebutuhan yang harus
karyawan. Dari data karyawan dapat dilihat dipenuhi dalam suatu keluarga. Tanggungan
sebagian besar 60 %, tinggal di mess, hal ini
keluarga karyawan terbesar 46 % sebanyak 1-
disebabkan jauhnya tempat tinggal sehingga
membutuhkan banyak waktu ke lokasi tambang 2 orang tanggungan.
dan akses ke perusahaan yang jauh dari Tabel 6. Tanggungan Keluarga
pemukiman sehingga lebih menghemat waktu jika Tanggungan
Valid Cumulative
Keluarga Frequency Percent
tinggal di mess perusahaan. Pekerja tinggal di desa (orang)
Percent Percent
terdekat perusahaan memilih untuk pulang dengan 0 4 8,0 8,0 8,0
kendaraan pribadi. 1 s/d 2 23 46,0 46,0 54,0
3 s/d 4 18 36,0 36,0 90,0
>5 5 10,0 10,0 100,0
Tabel 3. Ke Tempat Kerja Karyawan
Ke
Total 50 100,0 100,0
Valid Cumulative Sumber: diolah pada tahun 2020
Tempat Frequency Percent
Percent Percent
Kerja
Mess 30 60,0 60,0 60,0
Kendaraan 20 40,0 40,0 100,0 Evaluasi Penerapan Sistem
Total 50 100,0 100,0 Kategori Temuan dari hasil Evaluasi
Sumber: diolah pada tahun 2020
SMKP dan SPPLHP tersebut dapat di
Penghasilan ketegorikan bahwa Elemen Kebijakan, Elemen
Penghasilan Karyawan 90 % berada di atas Perencanaan, Elemen Organisasi dan personil,
3.000.000/bulan dan 10% berada di bawah Elemen Implementasi, Elemen Pemantauan
3.000.000/bulan, penghasilan ini disesuaikan Evaluasi dan Tindaklanjut, dan Elemen
dengan jenis pekerjaan, beban pekerjaan dan resiko Dokumentasi dikategorikan pada penilaian
pekerjaan yang dihadapi. temuan Minor, karena elemen-elemen tersebut
terdapat ketidak sesuaian terhadap ketentuan
Tabel 4. Penghasilan Karyawan
Penghasilan Valid Cumulative
perundang-undangan, standar, pedoman, dan
Frequency Percent
(Rp) Percent Percent acuan lainya. Pada elemen Tinjauan dan
< 3 Juta 5 10,0 10,0 10,0
> 3 Juta 45 90,0 90,0 100,0 manajemen dikategorikan Temuan Mayor dari
Total 50 100,0 100,0 hasil evaluasi sub elemen nilai kurang dari 50%
Sumber: diolah pada tahun 2020
nilai maksimum elemen tersebut.
Lama Bekerja
Berdasarkan tabel lamanya Tabel 7. Penilaian SMKP dan SPPLHP
bekerja/pengalaman bekerja menunjukan 10 % Elemen Sistem Standar SMKP SPPLHP
kurang dari 1 tahun, 22% 1 sampai dengan 2 tahun, Kebijakan 10% 9% 9%
40% 3 sampai 5 tahun dan 28 % diatas 5 tahun. Perencanaan 15% 12% 12%
Semakin banyaknya pengalaman kerja maka Organisasi dan
karyawan semakin memahami nilai-nilai yang di Personil 17% 12% 13%
Implementasi 35% 25% 33%
terapkan dalam sistem keselamatan pertambangan
Pemantauan
dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan.
Evaluasi dan
Tabel 5. Lama Kerja Tindaklanjut 15% 13% 11%
Lama Dokumentasi 3% 1% 2%
Valid Cumulative
Kerja Frequency Percent
Percent Percent Tinjauan
(Tahun) Manajemen dan
<1 5 10,0 10,0 10,0
1 s/d 2 11 22,0 22,0 32,0
peningkatan
3 s/d 4 20 40,0 40,0 72,0 kinerja 5% 0% 0%
>5 14 28,0 28,0 100,0 Total 100% 72% 80%
Total 50 100,0 100,0
Sumber: diolah pada tahun 2020

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 707
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen…………………………………(Patrick Rondonuwu, Zetly Tamod, Wenny Tilaar)

Berdasarkan penalaahan awal yaitu Tabel 8. Persepsi SMKP


sistematika proses bisnis dan interaksi proses, Elemen SS S RR TS STS
penyesuaian ketentuan peraturan dan standar serta Kebijakan 28,8 52,0 16,0 3,2 0,0
peninjauan terhadap kebijakan maka dapat
Perencanaan 30,5 50,5 12,5 6,5 0,0
digambarkan tingkat pencapaian kinerja dan
Organisasi
upaya – upaya pengendalian yang dilakukan dan Personel
53,0 44,0 2,0 1,0 0,0
sebagai berikut : Tingkat dasar yaitu sistem yang Implementasi 41,7 45,7 5,0 7,7 0,0
ada hanya sekedar pemenuhan regulasi dan Pemantauan
implementasi hanya dilakukan saat kegiatan Evaluasi dan 38,5 56,5 4,5 0,5 0,0
pengawasan; Tingkat reaktif yaitu sistem bekerja Tindaklanjut
berdasarkan kejadian / insiden dan hanya fokus Dokumentasi 33,3 65,3 1,3 0,0 0,0
terhadap masalah / kejadian, serta investigasi Tinjauan
hanya difokuskan terhadap kesalahan manusia; Manajemen
10,
Tingkat terencana yaitu telah terdapat sistem dan 18,5 57,5 8,0
5
5,5
yang terencana dan dikembangkan, namun peningkatan
kinerja
hanya berfokus terhadap penurunan angka
kecelakaan, kejadian berbahaya, angka BML dan
berfokus hanya kepada penerapan program yang Tabel 9 menunjukkan bahwa 23
pernyataan dari 50 responden dengan nilai
direncanakan ; Tingkat proaktif yaitu target dan
cronbach’s Alpha 0,904, tingkat signifikansi 2 arah
sasaran telah tersebar diseluruh
0,05 adalah 0,2787. Persepsi karyawan secara
departemen/bagian dan menjadi point utama
kognitif dan afektif terhadap pelaksanaan Elemen
dalam penyusunan rencana dan sistem kebijakan, perencanaan, organisasi dan personel,
dijalankan untuk pemenuhan kebutuhan implementasi, Pemantauan Evaluasi dan
pekerjaan; Tingkat resilient yaitu seluruh pekerja Tindaklanjut, dokumentasi, dan Tinjauan
baik manajemen maupun pelaksana telah bekerja Manajemen dan peningkatan kinerja pada SPPLHP
sesuai dengan peraturan dan budaya keselamatan di perusahaan dapat dikategorikan tinggi (61 –
dan perlindungan lingkungan. 100).
Dari hasil penilaian total pelaksanaan
SMKP 72 % dan SPPLHP 80%, serta observasi Tabel 9. Persepsi SPPLHP
dan wawancara dapat digambarkan bahwa Elemen SS S RR TS STS
pelaksanaan sistem manajemen keselamatan Kebijakan 18,8 60,0 13,2 5,2 2,8
pertambanagan (SMKP) dan sistem pengelolaan Perencanaan 12,7 58,7 13,3 10,7 4,7
perlindungan lingkungan hidup pertambangan Organisasi
27,5 64,0 2,5 3,0 3,0
dan Personel
(SPPLHP) pada PT. SEJ dapat dikategorikan
Implementasi 14,4 66,4 14,4 3,2 1,6
pada tingkat proaktif. Pemantauan
Evaluasi dan 20,0 62,0 12,0 5,0 1,0
Analisis Persepsi Karyawan Tindaklanjut
Tabel 8 menunjukkan bahwa 30 Dokumentasi 19,0 49,0 10,0 18,0 4,0
pernyataan dari 50 karyawan dengan nilai Alpha Tinjauan
Cronbach’s adalah 0,879 signifikansi 2 arah 0,05 Manajemen
adalah 0,2787. Kategori persepsi dengan rentang dan 13,0 71,0 15,0 1,0 0,0
peningkatan
nilai persentase 0 – 40 adalah rendah, 41 – 60 kinerja
adalah Sedang dan 61 – 100 adalah tinggi, maka
elemen - elemen dalam SMPK dapat Analisis Strategi Prioritas
dikategorikan dengan persepsi kategori tinggi SMKP
dalam arti karyawan memiliki pengetahuan, Dari hasil SWOT AHP yang dilakukan
pemahaman (Kognitif) dan menghargai, dengan menggunakan bantuan Expert Choice11.
bertanggungjawab, merespon (afektif) yang baik Maka dapat disusun skala prioritas kriteria dari
terhadap pelaksanaan SMKP. SMKP adalah sebagai berikut :

708
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 17 Nomor Nomor 2 MDK Juli 2021: 703 -710

a. Mendapat dukungan dari pimpinan c. Struktur Organisasi dilengkapi tugas dan


perusahaan 0,264 Tanggungjawab 0,127
b. Mempunyai visi misi dan komitmen d. Fasilitas Menunjang Pengelolaan Lingkungan
keselamatan Pertambangan 0, 173 yang baik 0,104
c. Struktur organisasi, tugas dan tanggungjawab e. Ketersediaan Informasi Pengelolaan
telah tersedia 0,118 lingkungan 0,075
d. Tersedianya Anggaran untuk keselamat f. Adanya Pembinaan dari Pemerintah terkait
pertambangan 0,102 pengelolaan lingkungan 0,062
e. Tindaklanjut dan hasil evaluasi belum g. Adanya Penghargaan untuk pengelolalaan
Lingkungan Hidup 0,051
diterapkan 0,059
h. Adanya Pihak ketiga untuk bekerjasama
f. Adanya pembinaan keselamatan dari
mengelola Lingkungan Hidup 0,050
pemerintah i. Pengelolaan tanah pucuk, Kendali erosi dan
g. Tinjauan manajemen belum dilaksanakan reklamasi belum optimal 0,037
0,040 j. Perubahan Pereturan Perundang-undangan
h. Kepedulian karyawan pada keselamatan yang cepat 0,034
pertambangan 0,038 k. Kondisi Tanah yang Rawan Longsor 0,021
i. tersedianya lembaga pendidikan dan l. Komunikasi belum Optimal 0,020
pelatihan 0,037 m. Alih Fungsi Lahan 0,019
j. Dokumentasi dokumen belum ada 0,025 n. Tinjauan manajemen belum dilaksanakan 0,017
k. Motivasi penghasilan besar dari karyawan o. Audit belum sesuai prosedur 0,013
0,023 p. Tuntutan Masyarakat agar lingkungan tetap
l. Tenaga teknis berkompeten sedikit 0,021 terjaga 0,013
m. Perubahan Pereturan Perundang-undangan
yang cepat 0,021 Susunan strategi prioritas adalah :
n. Rendahnya pengetahuan pekerja 0,014 a. Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan
o. cuaca yang tidak menentu 0,013 hidup Pertambangan dengan mengintegrasikan
p. pengambilan resiko yang tidak tepat 0,11 Informasi, Perencanaan, Program, anggaran,
prosedur dan terstruktur 0,425
Susunan strategi adalah : b. Melakukan identifikasi, pencegahan dan
a. Mengoptimalkan dukungan perusahaan pengendalian sesuai kajian, daerah-daerah yang
dengan mengalokasikan anggaran untuk berpotensi longsor/tercemar dan
mempublikasinya kepada pemangku
perbaikan sistem SMKP 0,377
kepentingan (masyarakat dan pemerintah 0,236
b. Melakukan analisis resiko terhadap tugas dan c. Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah
tanggungjawab dalam organisasi sesuai visi dan pihak ketiga dalam melakukan audit dan
misi dan komitmen 0,264 solusi pengelolaan lingkungan hidup 0,197
c. Mengoptimalkan tindaklanjut dan evaluasi d. Melakukan perubahan pengelolaan lingkungan
untuk penerapan SMKP sesuai peraturan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Perundang-undangan 0,221 yang berlaku 0,142
d. Melakukan Pelatihan untuk meningkatkan
kompetensitenaga teknis karyawan 0,138 KESIMPULAN DAN SARAN
SPPLHP Kesimpulan
SWOT AHP yang dilakukan dengan 1. Hasil evaluasi pelaksanaan SMKP 72 % dan
menggunakan bantuan Expert Choice 11. SPPLHP 80 % dapat dikategorikan
Maka dapat disusun skala prioritas kriteria dari pencapaian pada Tingkat proaktif yaitu sistem
SMKP adalah sebagai berikut : dijalankan untuk pemenuhan kebutuhan
pekerja serta target dan sasaran berada di
a. Tersedianya Dokumen Lingkungan 0,194
masing-masing departemen dan menjadi point
b. Dukungan rencana dan Anggaran 0,160
utama dalam penyusunan rencana kegiatan.

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 709
Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen…………………………………(Patrick Rondonuwu, Zetly Tamod, Wenny Tilaar)

2. Analisis Persepsi Karyawan terhadap Wagner III, John A. And John R Hollenbeck.
pelaksanaan Sistem Manajeman 2010. Organizational behavior :
Keselamatan Pertambangan (SMKP) dan securing Competitive advantage,
Sistem Pengelolaan Perlindungan Routledge Taylor and francis Group,
Lingkungan Hidup Pertambangan New York and London.
(SPPLHP) dari indikator kognitif dan
afektif di kategorikan Tinggi. Gibson, G.l, Ivancevich J.M, Donnely J.H, and
3. Analisis Perumusan Strategi prioritas Konopaske R. 2012. Organisasi:
perbaikan dengan menggunakan metode Behavior, Structure, Processes 14th
SWOT dan AHP pada Sistem Manajeman Ed. McGraw-Hill Companies New
Keselamatan Pertambangan (SMKP) York.
Strateginya adalah Mengoptimalkan
dukungan perusahaan dengan Earley P. Christopher and Cristina B. Gibson.
mengalokasikan anggaran untuk perbaikan 2002. Multinational Work Team.
sistem SMKP dan Strategi prioritas Sistem Lawrence erlbaum associates,
Pengelolaan Perlindungan Lingkungan Publisher. Mahwa, New jersey,
Hidup Pertambangan (SPPLHP) adalah London.
Mengoptimalkan Pengelolaan Lingkungan
hidup Pertambangan dengan Robbins Stephen Ph.D. 2003. The Truth About
mengintegrasikan Informasi, Perencanaan, managing people ...and Nothing But
Program, anggaran, prosedur dan the Truth. Prentice Hall PTR Pearson
terstruktur. Education, Inc Print in the USA .

Saran
1. Perlu adanya Audit ekternal berkala setiap
tahun.
2. Perlu adanya pembinaan dari pemerintah
dalam penerapan SMKP dan SPPLHP.
3. Perlu adanya peraturan dalam penerapan
SPPLHP.

DAFTAR PUSTAKA

Suharso dan Retnoningsih. 2017. “ Kamus Besar


Bahasa Indonesia” edisi Lux. Widya
Karya; Semarang.

ISO 14004: 2016. Enviromental Management


Systems – General Guidelines on
Implementation.

Schacter Daniel L, Daniel T. Gilbert, Daniel M


Wagner and Matthew K. Nock. 2015
‘Introducing Psycology’ Worth
Publisher. New York.

710

You might also like