Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 7
Nama deret ini diambil dari Jean-Baptiste Joseph Fourier (1768 -1830). Dari bentuk solusi ketiga, J.BJ. Fourier melakukan penelitian untuk mendapatkan a, dan by yang tepat. Hal itu didokumentasikan dalam bukunya berjudul " Théorie Analytique de la Chaleur (1822)". Dalam buku ini, kita akan mencoba untuk mengenali deret Fourier secara praktis, 12 FORMULA SINUS DAN CosiNUs Pembentukan Deret Fourier berkaitan erat dengan formula sinus dan cosinus. Kita harus mengenal formula itu dengan baik. Lihat Gam- bar (1), Kita mempunyai segitiga siku-siku dengan salah satu sudut- nya sebesar @. Sogitiga terscbut mempunyai sisi miring (discbut hy- polenuse), sisi di samping 6 (disebut adjacent), dan sisi berhadapan 0 (disebut opposite) £ ow we @ adjacent oqisoddo| Sogitiga Siku-siku Gambar. 1 Formula sinus (sin) dan cosinus (cos) mengaitkan sudut @ dengan sisi- sisi pada segitiga itu, Formula tersebut didefinisikan sing = 2 dan dengan a : adjacent, b : opposite, dan c : hypotenuse. Sudut yang dibicarakan tadi adalah 0 < @ < 90° atau dengan satuan radian 0 < @ < $. Di sini, para pembaca dianggap sudah mengenal bahwa jumlah seluruh sudut dalam segitiga adalah 180° (atau 7 radian). Selain itu, formula Phytagoras pada segitiga siku-siku sudah dikenal dengan baik, yaitu e+e =e, dengan a : adjacent, b : opposite, dan c : hypotenuse. Formula ini akan dimanfaatkan untuk membuktikan proposisi berikut. Proposisi 1.2.1 (Identitas Trigonometri). Dari Gambar (1), berlaku sin? 0+ cos?@ =1 Bukti. Berdasarkan definisi sinus, cosinus dan formula, kita dapat men- jumlahkan kuadrat sinus dan kuadrat cosinus dari sudut 8 sin? 9+ cos?@ = 5 + Bukti selesai. a Pada Gambar (2), kita mempunyai lingkaran dengan pusat 0(0,0) pada koordinat kartesius. Acuan untuk membentuk sudut dimulai dari garis x positf. Koordinat titik A pada lingkaran dinyatakan oleh (xa/ya) dan sudut yang dibentuk dari A adalah 4. Dari titik A ter- bentuk segitiga siku-siku dengan OA sebagai hypotenuse (selalu berni- lai positif) Atay of Se x bie Posisi Titik A pada Koordinat Kartesius Gambar. 2 Kita mempunyai empat kuadran yaitu 1. Sudut @, di Kuadran I, bila 0 <6, <§. Lihat, nilai x, dan nilai Ya Positif schingga 0 < sin, <1 dan0 < cos, <1 2. Sudut @4 di Kuadran Il, bila $< @4 < xe Nilai xq negatif dan nilai ya positif schingga 0 < sin <1 dan ~1 < cos, « 3. Sudut #4 di Kuadran Ill, bila x <8, < 4. Nilai x4 dan nilai ya negatif sehingga —1 < sin, <0 dan —1 < cos@y <0 4. Sudut 04 di Kuadran IV, bila % < 64 <2rt, Nilai x, positif dan nilai ys negatif schingga —1 < sin8, <0 dan 0 < cos@, <1 Bagaimana di batas-batas kuadran? Kita mendapatkan 1. cos) — cos2re ~ sin $ = 1 2. cos m = sin 3 = —1 ro sin 3 ae 3. cos $= cos 8 — sin — sin x = sin 2 Gambar (3) menyampaikan bahwa besar sudut (bernilai positif) dihi- tung dari sumbu x positif dan selanjutnya digerakkan (diputar) berlawanan arah jarum jam. Sudut bernilai negatif dihitung dari dari sumbu x positif dan selanjutnya digerakkan (diputar) searah jarum jam, ‘Arah Sudut Gambar. 3 Bagaimana hubungan sudut bernilai positif dan negatif dalam formula sinus dan cosinus? Lihat proposisi berikut. Proposisi 1.2.2. Dari Gambar (3), berlaku cos(—8) ~cos® sin(@) =~ sine. Bukti, Perhatikan Gambar (3). Besar sudut @ dan —@ sama. Namun arah sisi opposite nya berlawanan arah, schingga ood 0)= bce, tetapi Bukti selesai o Sckarang, kita akan melihat nilai sinus dan nilai cosinus dari selisih dua sudut. Dua gambar di bawah ini dapat membantu menjelaskan selisih sudut a dan sudut f. Besar sudut (a — 6) pada kedua gambar tersebut tidak berubah, meskipun posisinya diubah Selisih Sudut Selisih Sudut Diputar @ (berlawanan arah jarum jam) Sebesar f &) Gambar. 4 Dari gambar itu pula, kita akan membuktikan proposisi berikut ini Proposisi 1.2.3. Dari Gambar (4), berlaku sacos B+ sina sin B os cos B — sinasin 8. Bukti, Pada Gambar (4 (a)) dan (4 (b)), besar sudut (x — f) adalah ‘sama. Ini juga berarti |PQ| ~ |P'Q'|, Perhatikan [PQ? =(ap — ag}? + (bp — bo)? =r? (sina ~ sin)? + (cos ~ cos) =P (sin?a + sin? — 2sinasing) +2 (costa cos? p -2e0s2.os6) =2r (1 — (sinasin 8 + cosacos )) (14) dan [POP (ap = ag)? + (bp = by)? =P(sin(a — ) — sin0)? + P(cos(a — 6) — cos 0)? =? sin*(a— 8) + P(cos(a — 8) — 1)? =P (sin? (« ~ B) + cos*(a — f) +1 —2cos(a — A) =27 (1 —cos(a—A)) (215) Karena |PQ)? = |P’Q'?, maka dari (1.14) dan (1.15) berlaku 1 sina sin § — cos acos =1— cos( — 8) cos(a— 8) =cosacos B + sinasin . TTentu saja juga berlaku untuk sudut yang lain cos(a— 7) = cosacos'y + sin asin 7. Ganti 7 = ~f dan gunakan Proposisi (1.2.2), sehingga cos(a +f) =cosa cos(—f) + sinasin(—) =cos.a.cos(f) — sina sin(f) Bukti selesai. a Proposisi (1.2.3) memberikan beberapa dampak yang istimewa terkait hubungan formula sinus dan cosinus. Hal itu dapat dilihat pada akibat-akibat berikut. Akibat 1.2.4. Dari Gambar (2), brlaku 2 6) =sin cos( ~ 8) =sind i sin( ~ 8) ~cos8 Bukti, Berdasarkan Proposisi (1.2.3), pilih a = $ dan B = 8. Kita mendapatkan cost = 0) = cos on + sin ind = snd Kita juga diperbolchkan menggunakan cos( 7) = sin’y. Selanjut- nya ganti-y dengan § — 6, sehingga ® ® sin(Z — 0) = cos cos (F - #) = c08(5 3 Bukti selesai o Akibat 12.5. Dua sudut « dan B memberikan sin(x — B) ~sinacos —cosasinf sin(a 4 6) =sinacos | cos. sin 8. Bulli. Berdasarkan Proposisi (1.2.3) dan Akibat (1.2.4) sin(a — ) =cos( ~ (~B)) =cos((F ~a) +8) cos( F ~ ) cos 6 ~ sin( 5 — a) sins =sinacos 6 ~ cosasin Sementara itt sin(a +B) =cos(F ~ (a +8)) =cos((F ~ a) ~ 6) cos($ 2) cos B + sin| a) sin B sina cos B + cosa sin 8. Bukti selesai. a Akibat 1.2.6. Dua sudut « dan B memberikan sin(a+ 6) +sin(a~f) sinacos 6 2 cosa cos p = S258 = 8) + cos(e — 8) _sin(a + B) ~ sin(w ~ 6) cosusing = N01 8) — sinla—8) cos(a~8) ~ cos(a~8) sinsin p S028 = #) = costa 8) Bukti. Berdasarkan Proposisi (1.2.3) dan Akibat (1.2.5), didapatkan, sin(x +B) + sin(a— B) ~2sinacosp cos(a 1 B) 4 cos(a 8) =2eosa cos 8 sin(w +B) ~ sin(« ~ 8) =2cosasing cos(a+B) —cos(a — 8) = 2sinxsin B. Tiap-tiap persamaan dibagi dua dan tercapai bentuk yang diharapkan. Bukti selesai. a Dua sudut @ dan memberikan sin +siny =2sin 242 cos 2 @-+siny =2sin cos 0 + cosp =2eos sin@ — sin p =2cos cos — cosy =~ 2sin Buk, Dari Akibat (1.2.6), ambil 0 = + 8 dan = «— f schingga ® dan 6 = 5%. Hasilnya sind + siny —2sin cos 6 + cos =2cos sind — sin =2cos cos6 cosy = — 2sin Selesai o Dari beberapa informasi tersebut, sudut yang lebih besar dari re dapat dipahami dengan baik. Harapannya, agar perhitungan nilai sinus dan nilai cosinus dengan berbagai variasinya lebih mudah disederhanakan ataupun diuraikan, Beberapa kasus istimewa disajikan sebagai berikut sin(20) =2sin0cos 0 cos? 9 — sin? 9 = 2cos?d—1=1~ 2sin?o dan sin(0+ 2) =sin@ cos(+2) + cos @sin| cos(+ 2) =cosé cos(+ 4) — sin dsin| (04 F) =cos8cos( 5) — sino Selanjutnya, penjumlahan atau pengurangan suatu sudut dan 7 ditun- jukkan oleh sin(0 1) =sin9 cos( 71) + cos@ sin( 71) = — sind c08(@ 4 7) =cos@ cos(-t70) — sind sin( 4-71) = —cos@ sin(r + @) = sin rr cos(+8) + cos w-sin(+8) = =siné c0s( 7 @) ~ cos r-cos( #8) — sin ze sin(6) ~ —cos@. Selain itu, kita juga mempunyai penjumlahan atau pengurangan suat sudut dan 27, yaitu sin(0 + 270) = sin cos(+2m) + cos@ sin(+2m) = sind £08 (0 4: 27t) =c08 8 cos(+27t) ~ sind sin( 4277) = cos sin(27e 4) =sin(2s) eos(-+8) + cos(2rr)sin( +40) = + sino cos(27¢ 4 8) =c0s(27t) cos(=0) — sin(2m) sin( £0) = cos Secara analitik, empat persamaan terakhir menyampaikan bahwa for mula sinus dan cosinus mempunyai periode 27. 13 BILANGAN KOMPLEKS Pengetahuan mengenai bilangan kompleks juga penting untuk disam- paikan dalam mempelajari deret Fourier, Sckarang lihat persamaan kuadratik x2 +1 = 0. Seperti apa solusi persamaan terscbut? Berdasarkan materi yang diajarkan di tingkat sekolah menengah pertama dan seko- ah menengah atas, jelas persamaan tersebut tidak mempunyai solusi berupa bilangan real. Bagaimana kita mengupayakan agar persamaan di atas mempunyai solusi? meskipun bukan berupa bilangan real. Mis- alkan i? :~ —1, sehingga kita dapat menyatakan i=Va. Bilangan kompleks z didefinisikan zoxtiy dengan x,y © R. Selanjutnya, x disebut "bagian real” z, biasanya ditulis x — Re(z), dan y disebut "bagian imajiner’ z, biasanya di- tulis y = Im(z). Koleksi dari seluruh bilangan kompleks disebut “himpunan bilangan Kompleks" dengan notasi C. Dua bilangan kom- pleks dikatakan sama jika bagian realnya sama dan bagian imajinernya 10

You might also like