Professional Documents
Culture Documents
Organisme Perombak Bahan Organik: Organic Matter-Decomposing Organisms. Limiting Factors
Organisme Perombak Bahan Organik: Organic Matter-Decomposing Organisms. Limiting Factors
Organisme Perombak Bahan Organik: Organic Matter-Decomposing Organisms. Limiting Factors
SUMMARY
211
Saraswati et al.
212
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
213
Saraswati et al.
214
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
215
Saraswati et al.
216
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
217
Saraswati et al.
Gambar 5. Collembolla
Foto: Ea Kosman Anwar
218
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
+ - -
N-organik (protein) NH4 NO2 NO3 + E
-2
Sulfur organik (S) + x O2 SO4 +E
219
Saraswati et al.
Reaksi utuh:
aktivitas mikroorganisme
Bahan organik CO2 + H2O + hara + humus + E
(484-674 kcal/mol glukosa)
Pengomposan anaerob diartikan sebagai proses dekomposisi bahan
organik tanpa menggunakan O2. Reaksi yang terjadi pada perombakan
sistem anaerobik:
bakteri penghasil asam Methanomonas
(CH2O) x x CH3COOH CH4 + CO2
N-organik NH3
2H2S + CO2 (CH2O) x + S + H2O + E (26 kcal/mol glukosa)
220
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
221
Saraswati et al.
222
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
223
Saraswati et al.
224
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
225
Saraswati et al.
226
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
-1 -1
produksi kokon + 900 kokon tahun ekor , setiap kokon berisi 5-15 ekor
anakan, umur mencapai 4-5 tahun (http://www.sarep.ucdavis.edu/
worms/profile5.htm).
Mula-mula dibuat nampan/kotak plastik atau kotak kayu ukuran 60 cm
x 40 cm x 30 cm. Kotak-kotak pemeliharaan diletakkan di tempat yang
terlindung dari gangguan semut, cicak maupun tikus tanah. Kotak tersebut
diisi dengan campuran kotoran ternak dengan serasah daun setebal + 15 cm,
disirami sehingga cukup lembap dan dibiarkan 2–3 hari. Bibit cacing Eisenia
foetidas dimasukkan sebanyak 150–200 ekor. Untuk menghindari penguapan
dan terlalu banyak sinar yang masuk, kotak ditutup dengan kain/kertas
berwarna gelap. Pemberian pakan berupa limbah dapur (sisa nasi, roti, sayur,
kulit buah selain jeruk, dan lain-lain), limbah pertanian (potongan rumput,
jerami, batang jagung, serasah daun, dan lain-lain), ataupun kotoran ternak
(sapi, kambing, ayam, dan lain-lain) dilakukan setiap hari sebanyak 0,5 berat
cacing (1 kg + 2.000 ekor) yang dipelihara. Apabila terjadi ketidaksesuaian
antara kondisi media pemeliharaan dengan kebutuhan cacing maka cacing
akan berusaha untuk keluar dari kotak pemeliharaan. Kelembapan terlalu
tinggi, disebabkan kadar air pada pakan yang biasa diberikan terlalu tinggi
sehingga kadar air pakan perlu dikurangi (pakan dianginkan). Sebaliknya jika
kelembapan terlalu rendah maka pakan yang diberikan dibasahi lebih dahulu.
pH terlalu asam biasanya disebabkan sumber makanan terlalu banyak
mengandung gas (atsiri) misalnya kulit jeruk, daun cengkeh, daun kayu putih,
dan lain-lain. Oleh karena itu pakan dari bahan-bahan tersebut perlu dihindari.
Biasanya jika terlalu banyak pemberian pakan maka banyak pakan yang
tersisa dan media pemeliharaan menjadi terlalu basah, menyebabkan kadar
O2 dalam media berkurang. Jika hal ini terjadi maka pemberian pakan
dihentikan dan kotak pemeliharaan dianginkan hingga bau tak sedap
berkurang/hilang. Pemberian pakan dari daging, makanan berlemak/-
berminyak, biji-bijian yang utuh, lilin, dan plastik harus dihindari. Pemanenan
cacing dapat dilakukan setelah kotak pemeliharaan sudah penuh, dengan
jalan menumpuk/meninggikan bagian vermikompos yang telah jadi
sedemikian rupa sehingga cacing akan bergerak ke bawah. Setelah vermi-
kompos dan cacing terpisah maka vermikompos diambil dan dipindahkan ke
tempat yang telah disiapkan lebih dahulu. Dengan mengulangi cara tersebut,
sedikit demi sedikit maka vermikompos atau cacing dapat dipanen
Cacing anazeisis
Sebagai contoh adalah: Pheretima hupiensis: Cacing ini bertubuh silindris,
panjang tubuh 45–150 mm dengan diameter 3-6 mm, berwarna hitam
o
kemerahan-kecoklatan, kurang aktif bergerak, hidup pada suhu 27-33 C,
-1 -1
produksi kokon + 100 kokon tahun ekor , setiap kokon berisi 1-3 ekor
anakan, umur mencapai 4-5 tahun (Anwar et al., 2004).
227
Saraswati et al.
228
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati
mempunyai morfologi sama) disatukan pada tempat (botol bekas selai) yang
telah disiapkan sebelumnya. Pemberian pakan dilakukan 1-2 kali/minggu
berupa campuran butiran ragi dan serasah daun/sisa tanaman. Kelembapan
selalu dipertahankan dengan cara memerciki air secara berkala 2–3
kali/minggu.
DAFTAR PUSTAKA
229
Saraswati et al.
230