3588 5923 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT INDUSTRI KECIL SARUNG

TENUN DI DUSUN JAMBU KELURAHAN SEMAMPIR KECAMATAN CERME


KABUPATEN GRESIK

Rengganis Ganda Milliar


Jurusan Pendidikan Ekonomi, FE, Universitas Negeri Surabaya
Email: afganis_cute@yahoo.com

ABSTRACT

Hamlet of Jambu village of Semampir an industrial area that would be famous. Before
there small scale industries woven sarongs, the majority of people in this area just
work in the agricultural sector. Because it is considered not sufficient for day-to-day,
the people in the hamlet of Jambu village of Semampir started an initiative to change
his fate by way of a small scale industries pioneer woven sarongs. In this research
used qualitative approach. The subjects in this research were much as 10 informants.
Determination of research informants using snowball sampling technique. The results
of this research were (1) Currently at hamlet of Jambu village of Semampir there are
at least 21 units of industrial woven sarongs average has elaborated its business for
generations. In the process of making woven sarongs requires it takes is perseverance
and skill. (2) Small scale industries woven sarongs at hamlet of Jambu village of
Semampir able to improve the socio-economic of community. First, increase incomes
of community. Second, improving inter-community social relations. Third, small scale
industries woven sarongs are also able to provide a high view especially for the
parents of their childrens education.

Keywords: socio-economic of community and small scale industries

Salah satu sentra industri kecil sarung Namun, masyarakat hanya menyewa
tenun di kecamatan Cerme yaitu berada di ataupun menjadi buruh tani di lahan
dusun Jambu kelurahan Semampir. Dusun pertanian tersebut. Karena dinilai tidak
Jambu kelurahan Semampir merupakan mencukupi kebutuhan sehari-hari, maka
daerah yang tersohor akan industri masyarakat di kelurahan Semampir mulai
kecilnya. Hal ini diperkuat dengan berinisiatif untuk merubah nasibnya dengan
diperolehnya penghargaan dari pemerintah cara merintis industri kecil sarung tenun.
sebagai kawasan industri kecil alat tenun Keterampilan dan keahlian menenun
bukan mesin (ATBM) pada tahun 2012. didapatkan dari hasil pengalaman yang
Sebelum adanya industri kecil sarung telah dipelajari sebelumnya ketika bekerja
tenun, mayoritas masyarakat di dusun dengan warga asing yang berasal dari
Jambu kelurahan Semampir Timur Tengah. Selain itu, pembinaan yang
menggantungkan pekerjaannya di sektor dilakukan oleh pemerintah daerah
pertanian. Dalam hal kepemilikan, rata-rata kabupaten Gresik setiap tahunnya juga
lahan pertanian di kelurahan Semampir sangat membantu dalam mengembangkan
adalah bukan milik masyarakat sendiri. industri kecil sarung tenun.

1
Jika dilihat dari peralatan yang ada, Dari uraian latar belakang di depan,
termasuk industri kecil yang bersifat maka fokus penelitiannya sebagai berikut :
tradisional karena dalam kegiatan produksi 1) Bagaimana gambaran umum industri
masih menggunakan alat tenun bukan kecil sarung tenun dan sosial ekonomi
mesin (ATBM). Meskipun pengerjaannya masyarakat di dusun Jambu kelurahan
masih tradisional, namun mutu sarung Semampir kecamatan Cerme kabupaten
tenun yang dihasilkan tidak kalah bahkan Gresik. 2) Bagaimana perkembangan sosial
lebih baik bila dibandingkan dengan sarung ekonomi masyarakat industri kecil sarung
tenun produk mesin (ATM). Hal ini tenun di dusun Jambu kelurahan Semampir
dibuktikan dengan banyaknya permintaan kecamatan Cerme kabupaten Gresik.
konsumen yang berasal dari Surabaya dan Industri Kecil
sekitarnya, bahkan sampai ke mancanegara Menurut Undang-Undang No. 20
yaitu mencakup wilayah Timur Tengah. Tahun 2008 Pasal 1, bahwa industri kecil
adalah industri ekonomi produktif yang
Masyarakat yang rata-rata tingkat
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
pendapatan dan pendidikannya rendah,
perorangan atau badan usaha yang bukan
umumnya kondisi sosial ekonominya juga
merupakan anak perusahaan atau bukan
rendah. Begitu juga sebaliknya, masyarakat
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
yang tingkat pendapatan dan pendidikannya
atau menjadi bagian baik langsung maupun
tinggi, maka kondisi sosial ekonominya
tidak langsung dari industri menengah atau
juga tinggi. Disinilah peran industri kecil
industri besar yang memenuhi kriteria
sarung tenun di dusun Jambu kelurahan
industri kecil sebagaimana dimaksud dalam
Semampir sangat dibutuhkan, karena
Undang-Undang ini.
dengan tingkat pendidikan masyarakat yang
Menurut Sadono (2004:365), industri
rendah mampu meningkatkan pendapatan
kecil ialah kegiatan usaha yang mempunyai
masyarakat sekitar, sehingga kondisi sosial
modal awal yang kecil, atau nilai kekayaan
ekonomi masyarakat mengalami
(asset) yang kecil dan jumlah pekerja yang
perkembangan.
juga kecil.
Berdasarkan uraian di atas, maka Kriteria Industri Kecil
akan dikaji “PERKEMBANGAN SOSIAL Menurut Tiktik dan Abdul (2002:15),
EKONOMI MASYARAKAT INDUSTRI kriteria umum industri kecil dilihat dari
KECIL SARUNG TENUN DI DUSUN ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap
JAMBU KELURAHAN SEMAMPIR sama, yaitu struktur organisasinya sangat
KECAMATAN CERME KABUPATEN sederhana, tanpa staf yang berlebihan,
GRESIK”. pembagian kerja yang “kendur”, memiliki
hirarki manajerial yang pendek, aktivitas a. Penumbuhan kemandirian,
sedikit yang formal, dan sedikit kebersamaan, dan kewirausahaan
menggunakan proses perencanaan, serta industri mikro, kecil, dan menengah
kurang membedakan aset pribadi dari aset untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
perusahaan. b. Perwujudan kebijakan publik yang
Asas dan Tujuan Industri Kecil transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
Berdasarkan Undang-Undang c. Pengembangan usaha berbasis potensi
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 daerah dan berorientasi pasar sesuai
pasal 2 tentang industri mikro, kecil, dan dengan kompetensi industri mikro,
menengah, berasaskan: kecil, dan menengah;
a. kekeluargaan; d. Peningkatan daya saing industri mikro,
b. demokrasi ekonomi; kecil, dan menengah; dan
c. kebersamaan; e. Penyelenggaraan perencanaan,
d. efisiensi berkeadilan; pelaksanaan, dan pengendalian secara
e. berkelanjutan; terpadu.
f. berwawasan lingkungan; Berdasarkan Undang-Undang
g. kemandirian; Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008
h. keseimbangan kemajuan; dan pasal 5 tentang industri mikro, kecil, dan
i. kesatuan ekonomi nasional. menengah, bahwa tujuan pemberdayaan
Sedangkan dalam pasal 3 Undang- industri mikro, kecil, dan menengah
Undang Republik Indonesia tentang sebagai berikut:
industri mikro, kecil, dan menengah a. Mewujudkan struktur perekonomian
mengenai tujuannya yaitu untuk nasional yang seimbang, berkembang,
menumbuhkan dan mengembangkan dan berkeadilan;
usahanya dalam rangka membangun b. Menumbuhkan dan mengembangkan
perekonomian nasional berdasarkan kemampuan industri mikro, kecil, dan
demokrasi ekonomi yang berkeadilan. menengah menjadi usaha yang tangguh
Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan dan mandiri; dan
Industri Kecil c. Meningkatkan peran industri mikro,
Berdasarkan Undang-Undang kecil, dan menengah dalam
Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 pembangunan daerah, penciptaan
pasal 4 tentang industri mikro, kecil, dan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
menengah, bahwa prinsip pemberdayaan pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan
industri mikro, kecil, dan menengah sebagai rakyat dari kemiskinan.
berikut:
Sosial Ekonomi Masyarakat c. Menjadi pemasok penting bagi
Menurut Sumardi dalam Basrowi dan perusahaan besar dalam bentuk suku
Siti (2010:3), kondisi sosial ekonomi adalah cadang dan jasa-jasa yang dibutuhkan.
suatu kedudukan yang diatur secara sosial d. Membuka peluang bagi orang yang
dan menempatkan seseorang pada posisi memiliki obsesi kuat, tekad besar, dan
tertentu dalam masyarakat, pemberian pekerja keras untuk menjadi pemimpin
posisi itu disertai pula dengan seperangkat (bos) untuk usahanya.
hak dan kewajiban yang harus dimainkan Pendapatan
oleh si pembawa status. Kondisi sosial Menurut Afrida (2003:204), pendapatan
ekonomi masyarakat ditandai adanya saling adalah upah tenaga kerja dikali jumlah jam
kenal mengenal antar satu dengan yang kerja. Maksud pengertian tersebut adalah
lain, paguyuban, sifat kegotong-royongan pendapatan tenaga kerja tergantung dari
dan kekeluargaan. Kehidupan sosial upah tenaga kerja dan banyaknya jam kerja
masyarakat dusun Jambu terdiri dari yang telah dikerjakan. Semakin banyak
interaksi sosial, nilai sosial, dan tingkat upah dan jam kerja tenaga kerja, maka
pendidikan, sedangkan gambaran jumlah pendapatan tenaga kerja akan
kehidupan ekonomi masyarakat dusun semakin banyak pula, dan sebaliknya.
Jambu ini terdiri dari kepemilikan rumah Pendidikan
tempat tinggal, luasnya tanah garapan atau Pengertian pendidikan menurut
tanah yang dimilikinya. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003,
Kontribusi Sosial Ekonomi Industri pendidikan adalah usaha sadar dan
Kecil terencana untuk mewujudkan suasana
Menurut Sawaldjo (2006:79), belajar dan proses pembelajaran agar
peranan dari industri kecil di bidang sosial- peserta didik secara aktif mengembangkan
ekonomi di berbagai negara terbukti cukup potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
besar sebagaimana tercermin dari perspektif spiritual keagamaan, pengendalian diri,
dibawah ini: kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
a. Membuka lapangan kerja yang luas dan serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
bersifat fleksibel. Baik laki-laki maupun masyarakat, bangsa dan negara.
perempuan, untuk segala umur, dan Penelitian Terdahulu yang Relevan
penuh waktu maupun paruh waktu.
Penelitian terdahulu adalah penelitian
b. Banyak produk baru yang bisa
yang pernah dilakukan oleh peneliti
dikembangkan melalui teknologi baru
sebelumnya (sebelum penelitian ini). Dapat
seperti semikonduktor, robot, dan
disajikan sebagai berikut:
penyambung plasma (gene splicing).
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh perikanan dan llmu kelautan, Universitas
Supartono, dkk. Fakultas Ekonomi Sam Ratulangi, Manado. Pacific
Universitas Brawijaya. Journal of Journal. Januari 2012 vol. 1 (7): 1339 -
Indonesian Applied Economic vol. 5 no. J3*2 ISSN 1907 – 9672. Hasil dari
1, Mei 2011, 44-56. Hasil dari penelitian penelitian ini adalah penduduk desa
ini adalah variabel bebas tingkat Kinabuhutan tercatat 1.089 jiwa dimana
pendidikan responden, curahan waktu 90% beragama islam, berpendidikan
bekerja responden dan masa kerja formal tamat SD, dan sebagian besar
responden mempunyai hubungan yang (78,55%) bermata pencaharian sebagai
kecil. Hal ini berarti bahwa nilai nelayan, dengan menggunakan alat
determinasi sebesar 0,519 atau sebesar tangkap soma pajeko, pukat pantai dan
51,9%. Nilai korelasi ditemukan sebesar pancing, di mana sekitar 51% nelayan
0,269 saja, sedangkan variabel diluar berpendapatan Rp. 610.000 - Rp
model lebih banyak berpengaruh, yaitu 800.000 per bulan, yang berdampak
72,1%. Dari hasil analisis juga pada rendahnya tingkat kesejahteraan
menunjukkan bahwa tingkat penghasilan keluarga nelayan. Organisasi sosial dan
secara positif dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dapat bermanfaat dalam
pendidikan dan variabel masa kerja, peningkatan taraf hidup dan kualitas
sedangkan variabel waktu kerja hidup masyarakat di desa ini.
berpengaruh secara negatif. Secara 3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nur
parsial variabel pendidikan merupakan Feriyanto. Fakultas ekonomi Universitas
variabel waktu kerja yang paling Islam Indonesia. Jurnal ekonomi
signifikan dibandingkan dengan variabel pembangunan vol. 9 no. 1, Juni 2004.
waktu kerja dan masa kerja. Hal tersebut Hasil dari penelitian ini adalah (a) Masih
ditunjukkan bersama-sama dengan kurangnya pengetahuan sumber daya
menggunakan uji f, nampak bahwa manusia yang ada di sentra industri TPT
variabel pendidikan, waktu kerja dan tersebut, baik dalam aspek manajemen
masa kerja berpengaruh signifikan (produksi, keuangan, sumber daya
terhadap penghasilan. Hal tersebut manusia dan pemasaran), maupun
secara statistik ditunjukkan dengan nilai teknologi untuk pengembangan dan
f hitung (2,819) lebih besar dari f tabel diversifikasi produk, serta membantu
(2,69). mengenalkan produk-produk yang
2. Penelitian yang telah dilakukan oleh dihasilkan oleh sentra industri tersebut
Martha Wasak. Dosen pada program ke masyarakat melalui event-event dan
studi sosial ekonomi perikanan, fakultas media promosi yang ada; (b)
Pengembangan industri kecil sentra TPT perkembangan sektor industri
di kabupaten Klaten dapat melalui aspek pengolahan di kabupaten Mojokerto
pembinaan serta penyuluhan yang semakin meningkat terutama untuk
dilakukan oleh pemerintah. industri kecil yang memproduksi
4. Penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai produk olahan. Dalam
Basrowi dan Siti Juariyah. Dosen perkembangannya, industri kecil ini
Pendidikan IPS FKIP Unila dan Alumni mengalami permasalahan diantaranya
FKIP Unila. Jurnal ekonomi & meliputi modal, pemasaran, harga jual,
pendidikan, volume 7 nomor 1, April harga bahan baku serta perhatian
2010. Hasil dari penelitian ini adalah (a) pemerintah setempat. Berdasarkan
Kondisi sosial ekonomi masyarakat desa analisis yang telah dilakukan
Srigading masih tergolong rendah, hal menghasilkan strategi dan arahan yang
ini dapat dilihat dari rumah yang bertujuan untuk meningkatkan
ditempati masyarakat yaitu permanen, perkembangan industri kecil krupuk
semipermanen, dan nonpermanen, serta rambak di kabupaten Mojokerto.
dapat dilihat dari jenis pekerjaan yang METODE
dimiliki masyarakat desa Srigading yang Jenis dan Pendekatan Penelitian
mayoritas petani buruh; (b) Tingkat Jenis penelitian ini adalah penelitian
pendidikan masyarakat desa Srigading deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan
masih tergolong rendah, hal ini terlihat untuk menganalisis data dengan cara
dari banyaknya masyarakat yang tidak mendeskripsikan atau menggambarkan data
bersekolah dan rata-rata masyarakat yang telah terkumpul sebagaimana adanya
hanya tamat pendidikan dasar; (c) tanpa bermaksud membuat kesimpulan
Terdapat kecenderungan antara kondisi yang berlaku untuk umum atau generalisai.
sosial ekonomi dan tingkat pendidikan, Pendekatan yang digunakan dalam
semakin tinggi tingkat sosial ekonomi, penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif
semakin tinggi pula tingkat pendidikan yaitu bertujuan untuk memahami makna
anak. yang mendasari tingkah laku manusia.
5. Penelitian yang telah dilakukan oleh Selain itu, penelitian ini digunakan untuk
Erizky Binarwati, Tunjung W. Suharso, menghasilkan data yang mendalam serta
Gunawan Prayitno. Jurusan perencanaan mendapatkan gambaran secara menyeluruh
wilayah dan kota, Fakultas Teknik, khususnya tentang industri kecil sarung
Universitas Brawijaya. Jurnal tata kota tenun dan sosial ekonomi masyarakat di
dan daerah volume 1, nomor 2, Juli dusun Jambu kelurahan Semampir
2010. Hasil dari penelitian ini adalah kecamatan Cerme kabupaten Gresik.
Lokasi Penelitian b. Pendapatan
Lokasi penelitian ini adalah di dusun Jambu c. Pendidikan
kelurahan Semampir kecamatan Cerme 2. Data sekunder
kabupaten Gresik pada industri kecil sarung Data yang dikumpulkan dari catatan atau
tenun. arsip kantor kelurahan. Data yang
Instrumen Penelitian dikumpulkan meliputi :
Instrumen utama dalam penelitian ini a. Kondisi Daerah
adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai b. Jumlah penduduk
instrumen penelitian akan berinteraksi c. Pekerjaan penduduk
langsung dengan informan. Penelitian ini d. Jenis kelamin
selain menggunakan instrumen utama juga e. Usia
menggunakan alat bantu seperti buku Teknik Pengumpulan Data
catatan dan kamera. Dalam mengumpulkan data, peneliti
Subyek Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data
Subyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
tenaga kerja yang bekerja di industri kecil 1. Observasi Informan
sarung tenun di dusun Jambu kelurahan Teknik pengumpulan data dengan
Semampir kecamatan Cerme kabupaten mengamati obyek penelitian secara
Gresik yaitu sebanyak 10 informan yang langsung dengan menggunakan seluruh
dapat mewakili seluruh tenaga kerja yang alat indera. Dalam teknik ini penulis
ada. Pengambilan subyek dalam penelitian mengadakan pengamatan langsung
ini menggunakan teknik snowball sampling. kegiatan yang dilakukan oleh pekerja
Sumber Data industri kecil sarung tenun di dusun
Dalam penelitian ini penentuan Jambu kelurahan Semampir kecamatan
sumber data sesuai dengan masalah Cerme kabupaten Gresik.
penelitian, maka penelitian ini 2. Wawancara Mendalam
menggunakan dua sember data yaitu data Teknik wawancara mendalam dipilih
primer dan data sekunder. dikarenakan melalui wawancara peneliti
1. Data primer dapat menggali sesuatu yang diketahui,
Data yang diperoleh melalui wawancara dialami dan dirasakan oleh subyek. Data
langsung dengan informan yaitu yang diperoleh dari wawancara meliputi
menggunakan pedoman wawancara identitas informan, pemasaran sarung
yang sudah disiapkan. Data yang tenun, dan tingkat pendapatan
dikumpulkan meliputi : masyarakat setelah adanya industri kecil
a. Identitas informan sarung tenun.
3. Dokumentasi pedesaan. Hal ini terutama
Metode dokumentasi digunakan untuk dilakukan untuk memahami
memperoleh data sekunder, dengan perkembangan sosial ekonomi
mengumpulkan dan mempelajari data masyarakat yang diperoleh dari
atau dokumen-dokumen yang hasil industri kecil sarung tenun di
berhubungan dengan masalah yang dusun Jambu kelurahan
diteliti. Data yang diperoleh adalah data Semampir.
mengenai kondisi kelurahan dengan 3) Melakukan triangulasi, untuk
adanya industri kecil sarung tenun. memperoleh variasi informasi
Kondisi kelurahan disini berupa seluasnya-luasnya dan selengkap-
komposisi jumlah penduduk, pekerjaan lengkapnya dari informan, maka
penduduk, jenis kelamin, serta usia dalam triangulasi dilakukan baik
penduduk. terhadap metode maupun sumber
4. Teknik Triangulasi data.
Tujuan dari teknik triangulasi yaitu 4) Melacak kelengkapan hasil
meningkatkan pemahaman peneliti analisa data.
terhadap data yang telah diperoleh. b. Transferabilitas, dilakukan dengan
Menurut Prastowo (2012:49), standar cara meminta bantuan orang lain atau
atau kriteria utama guna menjamin teman sejawat untuk membaca
keabsahan hasil penelitian kualitatif laporan hasil penelitian atau
adalah sebagai berikut : abstraksinya. Dari tanggapan mereka
a. Kredibilitas, agar hasil penelitian ini dapat diperoleh masukan sejauh
memiliki tingkat kepercayaan yang mana hasil penelitian ini mampu
tinggi sesuai dengan fakta di dipahami oleh pembaca.
lapangan, upaya-upaya yang c. Dependabilitas, agar temuan
dilakukan antara lain: penelitian dapat dipertahankan dan
1) Memperpanjang keikutsertaan dipertanggungjawabkan secara
peneliti dalam proses ilmiah, auditor independent seperti
pengumpulan data di lapangan dosen pembimbing sangat diperlukan
karena peneliti merupakan dalam mereview seluruh hasil
instrumen utama penelitian. penelitian.
2) Melakukan observasi secara terus- Teknik Analisis Data
menerus dan sungguh-sungguh Dalam penelitian ini peneliti
sehingga semakin mengetahui menggunakan analisis data kualitatif
peranan industri kecil di daerah dengan teknik interaktif. Dalam teknik
interaktif data dilakukan dengan tiga alur wilayah kecamatan Cerme kabupaten
kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, Gresik dengan batasan-batasan yaitu,
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi, sebelah utara berbatasan dengan kelurahan
secara rinci dapat dijelaskan sebagai Padeg dan kelurahan Banjarsari, sebelah
berikut: timur berbatasan dengan kelurahan
1. Reduksi data Tambakberas dan kelurahan Cerme Lor,
Data yang diperoleh dari lapangan sebelah selatan berbatasan dengan
dituangkan dalam uraian atau laporan kelurahan Ngabetan dan kelurahan
lengkap dan terinci. Laporan lapangan Cagakagung, dan sebelah barat berbatasan
dirangkum, kemudian dipilih hal-hal dengan kelurahan Kambingan dan
yang penting. Reduksi data dilakukan kelurahan Wedani.
secara terus-menerus selama penelitian Luas wilayah di kelurahan Semampir
berlangsung. Selama pengumpulan data adalah 3,34 Km² dengan jumlah penduduk
berlangsung, diadakan reduksi data sebanyak 2.454 orang yang terdiri dari laki-
dengan membuat ringkasan. laki 1.237 jiwa dan perempuan 1.217 jiwa.
2. Penyajian data Jumlah kepala keluarga 635 kepala
Penyajian data dilakukan dengan keluarga.
menyederhanakan hasil informasi Kondisi penduduk
komplek yang telah diperoleh dari Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Menurut
lapangan kedalam bentuk yang Jenis Kelamin

sederhana dan selektif sehingga mudah No Uraian Keterangan

dipahami. Dengan demikian akan 1. Laki-laki 1.237

memudahkan dalam menarik 2. Perempuan 1.217

kesimpulan. Jumlah 2.454


Sumber data: Profil kelurahan Semampir tahun
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
2012
Menarik kesimpulan dilakukan selama
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui
penelitian berlangsung dan selalu dicek
jumlah penduduk di kelurahan Semampir
ulang untuk mendapatkan verifikasi
seluruhnya adalah 2.454 jiwa dengan
yang valid merupakan hal yang sangat
perincian 1.237 laki-laki dan 1.217
penting dalam suatu penelitian.
perempuan.
HASIL PENELITIAN
Modal Industri Kecil Sarung Tenun
Dusun Jambu merupakan daerah
Modal untuk pengadaan benangnya sendiri
yang termasuk dalam wilayah kelurahan
cukup besar, dimana harga benang jenis
Semampir, dan secara administratif
mercerised Rp 450.000 per pak dan benang
kelurahan Semampir termasuk dalam
sutera asal China Rp 16.000.000 per bal
yang dapat diproses menjadi 12 kodi sarung a. Proses pembuatan sarung tenun ini
(1 kodi = 20 lembar). Sementara harga jual diawali dari proses pencucian benang,
produk sarung tenun mercerised Rp baik benang boom maupun benang
3.000.000 per kodi dan sarung tenun sutera pakan sehingga dihasilkan benang yang
Rp 4.000.000 per kodi. benar-benar putih.
Peralatan Industri Kecil Sarung Tenun b. Kemudian benang boom dicelup dalam
Dalam proses pembuatan sarung tenun di larutan pewarna sintetis dalam kondisi
dusun Jambu kelurahan Semampir panas (dimasak). Karena digunakan
kecamatan Cerme kabupaten Gresik masih sebagai bahan dasar, maka warna
menggunakan peralatan tradisional yaitu benang disesuaikan dengan warna
alat tenun bukan mesin (ATBM). Meskipun dominan kain sarung yang akan
pengerjaannya masih tradisional, namun dihasilkan. Sedangkan benang pakan
mutu sarung tenun yang dihasilkan tidak belum diwarnai karena akan dimotif
kalah bahkan lebih baik bila dibandingkan terlebih dahulu.
dengan sarung tenun produk mesin (ATM). c. Selanjutnya benang boom dikeringkan
Bahan Baku Sarung Tenun dan di’kloos’ (digulung). Untuk
Bahan baku yang dibutuhkan dalam membuat motif, benang pakan di
pembuatan sarung tenun ini terdiri dari 2 ‘medang’, pada kayu berukuran (0,5 x
(dua) bahan pokok, yaitu benang dan bahan 0,5) meter, kemudian motifnya
pewarna. Untuk benang terdiri dari 2 digambar dengan pensil dan diwarna.
macam ukuran yaitu benang boom sebagai Pekerjaan ‘ngkloos’ dan ‘medang’ ini
bahan dasar, sedangkan benang yang dilakukan secara terpisah pada waktu
dipakai untuk bahan corak (pakan) yang bersamaan.
berukuran lebih besar. Sedangkan untuk d. Sesudah dilakukan ‘kloos’ pada benang
jenis benangnya, para perajin sarung tenun boom, maka benang di’skir’, yaitu
umumnya menggunakan jenis benang disusun berdasarkan motif dasar yang
sutera dan benang mercerised. Sedangkan dikehendaki.
pewarna berupa pewarna sintetis khusus e. Kumpulan benang hasil ‘skiran’ tadi
untuk pewarna kain (benang). kemudian digulung kembali
Proses Pembuatan Sarung Tenun menggunakan alat bantu yang
Berdasarkan hasil wawancara dengan dinamakan ‘boom’. Makanya benang
Bapak Sutomo selaku salah satu pemilik untuk bahan dasar tadi lebih dikenal
industri kecil sarung tenun di dusun Jambu dengan nama benang ‘boom’ , karena
(21 Januari 2013), proses pembuatan sarung digulung dengan alat yang bantu
tenun yaitu : bernama ‘boom’. Satu gulungan ‘boom’
bisa menghasilkan 21-25 lembar sarung penghambat dalam pengembangan industri
dengan jumlah serat benang per lembar kecil sarung tenun, yaitu:
sarung ±1950 benang. Pada saat proses a. Faktor Pendukung
‘skir’ dilakukan, benang yang sudah 1) Tersedianya bahan baku
di”medang” tadi dicelup dalam larutan Bahan baku yang digunakan sebagai
pewarna yang warnanya sama dengan bahan utama dalam pembuatan
warna dasar. Agar motifnya tidak ikut sarung tenun yaitu benang sutera dan
terwarnai saat dilakukan pencelupan, benang mercerised, serta pewarna
maka pada motif yang sudah diwarna sintetis. Semua bahan baku tersebut
saat di ‘medang’ diikat dengan tali rafia. bisa didapat dengan mudah di daerah
f. Sesudah selesai tahapan pekerjaan pada Surabaya dan sekitarnya.
benang boom maupun benang pakan, 2) Ketersediaan sumber daya
maka selanjutnya benang-benang Tenaga kerja di industri kecil sarung
tersebut disusun pada alat tenun. tenun pada umumnya berasal dari
Kemudian dilakukan penenunan dengan masyarakat sekitar yaitu wilayah
motif yang berbeda-beda. dusun Jambu, kelurahan Padeg,
Pemasaran Hasil Produksi Sarung kelurahan Pandu, kelurahan Cerme
Tenun Lor, kelurahan Betiting, kelurahan
Para perajin sarung tenun tidak menemui Wedani, dan kelurahan iker-iker
kendala yang berarti dalam memasarkan Geger. Mayoritas masyarakat tidak
produknya. Karena para perajin umumnya membutuhkan keterampilan khusus
sudah bekerjasama dengan para pedagang dalam proses produksi sarung tenun
atau pemasok di Surabaya. Kemudian dari karena sudah dipelajari secara turun
pemasok itulah sarung tenun dari dusun temurun sehingga tidak sulit dalam
Jambu kelurahan Semampir di ekspor memberikan pengarahan.
sampai ke mancanegara yaitu mencakup 3) Tersedianya tempat untuk kegiatan
wilayah Timur Tengah. produksi
Faktor-Faktor Penghambat dan Dalam mendirikan industri kecil
Pendukung Dalam Pengembangan sarung tenun tidak perlu menyewa
Industri Kecil Sarung Tenun tempat khusus, karena usaha ini bisa
Berdasarkan wawancara dengan didirikan di area sekitar rumah
Bapak Sutomo selaku salah satu pemilik pemilik usaha ataupun dikerjakan di
industri kecil sarung tenun (1 Mei 2013), rumah pekerja masing-masing.
terdapat beberapa faktor pendukung serta
b. Faktor Penghambat membuat perajin sarung tenun sedikit
1) Terbatasnya modal kesulitan hingga tidak bisa
Para perajin sarung tenun memenuhi semua pesanan
mengeluhkan minimnya modal yang masyarakat. Para perajin sarung
ada. Modal biasanya diperoleh dari terpaksa menolak sebagian pesanan
Bank ataupun Pemerintah. Namun sarung, sedangkan para generasi
modal tersebut sering macet ketika muda cenderung lebih memilih
pasar sedang sepi. Pinjaman dari bekerja di perusahaan sebagai buruh
Bank sangat sulit sekali didapat. pabrik daripada harus bekerja
Selain itu, aturan Bank yang terlalu menjadi tenaga penenun sarung.
berbelit-belit juga membuat para PEMBAHASAN
perajin sarung tenun mengurungkan Gambaran umum industri kecil sarung
niatannya untuk meminjam modal. tenun di dusun Jambu kelurahan
2) Musim Semampir kecamatan Cerme kabupaten
Sarung tenun sifatnya musiman, Gresik
artinya hanya pada musim-musim Sebelum adanya industri kecil sarung
tertentu saja usaha sarung tenun bisa tenun, mayoritas masyarakat di dusun
kebanjiran order. Umumnya pasar Jambu kelurahan Semampir
ramai hanya pada musim haji dan menggantungkan pekerjaannya di sektor
musim lebaran saja. pertanian. Karena dirasa penghasilan
3) Ketatnya persaingan sebagai petani tidak bisa diandalkan, maka
Banyaknya usaha yang memproduksi masyarakat di dusun Jambu kelurahan
barang sejenis membuat kendala Semampir mulai berinisiatif untuk merubah
tersendiri bagi perajin sarung tenun. nasibnya dengan cara mendirikan industri
Mereka dituntut untuk selalu berpikir sarung tenun.
kreatif dan inovatif agar produksi Industri kecil sarung tenun di
sarung tenunnya tetap diminati kelurahan Semampir dipelopori oleh tiga
konsumen. bersaudara, yaitu Bapak H. Syamsul Arifin,
4) Terbatasnya tenaga kerja Bapak H. Fatkhurrohman, dan Bapak H.
Kalangan pekerja sarung tenun Dulkarim. Keterampilan dan keahlian
umumnya setengah tua dan telah menenun ketiga bersaudara tersebut
berusia lanjut, hanya sebagian kecil didapatkan dari hasil pengalaman yang
pekerja berusia muda yang bekerja telah mereka pelajari sebelumnya ketika
sambil bersekolah. Terbatasnya bekerja dengan warga asing yang berasal
jumlah tenaga kerja penenun dari Timur Tengah. Selain itu, pembinaan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah dari aspek sosial, hubungan antar
kabupaten Gresik setiap tahunnya juga masyarakat industri kecil sarung tenun di
sangat membantu dalam mengembangkan dusun Jambu kelurahan Semampir sangat
industri kecil sarung tenun. baik. Rasa kegotong-royongan antar warga
Awal mula berdirinya industri kecil selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-
sarung tenun di dusun Jambu kelurahan hari. Menurut Sumardi dalam Basrowi dan
semampir ini hanya menggunakan tenaga Siti (2010:3), kondisi sosial ekonomi adalah
kerja yang berasal dari keluarga sendiri. suatu kedudukan yang diatur secara sosial
Seiring dengan berjalannya waktu, tenaga dan menempatkan seseorang pada posisi
kerja tidak hanya berasal dari keluarga tertentu dalam masyarakat, pemberian
sendiri tetapi juga berasal dari tetangga posisi itu disertai pula dengan seperangkat
maupun warga luar yang berada disekitar hak dan kewajiban yang harus dimainkan
daerah Semampir seperti kelurahan Pandu, oleh si pembawa status. Kondisi sosial
kelurahan Padeg, kelurahan Cerme Lor, dan ekonomi masyarakat ditandai adanya saling
seterusnya. Kemudian ketika pengalaman kenal mengenal antar satu dengan yang
menenun sudah dikuasai, dari proses awal lain, paguyuban, sifat kegotong-royongan
sampai proses finishing akhirnya tetangga dan kekeluargaan.
yang awalnya hanya sebagai buruh tenun Dari segi pendidikan, hasil penelitian
memberanikan diri untuk mendirikan menyebutkan bahwa sebagian besar
industri yang serupa. Sampai saat ini pandangan orang tua terhadap pendidikan
terdapat sedikitnya 21 unit industri sarung anak-anaknya cukup tinggi. Mereka
tenun yang rata-rata telah menekuni berharap dapat menyekolahkan anak-
usahanya secara turun-temurun. anaknya sampai ke jenjang perguruan
Gambaran umum sosial ekonomi tinggi. Bahkan mereka rela berhutang
masyarakat industri kecil sarung tenun kepada tetangga ataupun koperasi hanya
di dusun Jambu kelurahan Semampir demi masa depan anak-anaknya. Namun,
kecamatan Cerme kabupaten Gresik justru sebagian besar anak-anak di dusun
Berdasarkan hasil penelitian Jambu setelah lulus sekolah lebih memilih
diperoleh data tentang kondisi sosial bekerja di pabrik.
ekonomi masyarakat industri kecil sarung Meskipun pendidikan masyarakat di
tenun di dusun Jambu kelurahan Semampir. dusun Jambu tergolong rendah, namun dari
Data tentang kondisi sosial ekonomi aspek ekonomi di dusun Jambu kelurahan
masyarakat diperoleh melalui wawancara Semampir ini tergolong tinggi. Ketika
dengan 10 informan. Sebagaimana peneliti memasuki daerah dusun Jambu,
umumnya masyarakat pedesaan, jika dilihat peneliti melihat sebagian besar bangunan
Perkembangan Sosial Ekonomi
rumah penduduk adalah permanen. Disana Masyarakat Industri Kecil Sarung
juga banyak dijumpai rumah-rumah besar Tenun di Dusun Jambu Kelurahan
dan megah. Rumah-rumah tersebut banyak Semampir Kecamatan Cerme
didominasi oleh para pemilik industri kecil Kabupaten Gresik
sarung tenun. Hal ini diperkuat dengan data Awal mula berdirinya industri kecil
yang diperoleh dari profil monografi sarung tenun di dusun Jambu kelurahan
kelurahan Semampir mengenai tingkat Semampir ini berawal dari permasalahan
kesejahteraan di kelurahan Semampir. Data masyarakat mengenai perekonomian
tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar mereka yang rendah dan dinilai tidak
penduduk di kelurahan Semampir adalah mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dalam
masyarakat yang tergolong dalam keluarga hal kepemilikan, rata-rata lahan pertanian di
sejahtera III yaitu sebanyak 439 kepala kelurahan Semampir adalah bukan milik
keluarga atau 69,13%. Sedangkan masyarakat sendiri. Namun, masyarakat
masyarakat yang tergolong dalam keluarga hanya menyewa ataupun menjadi buruh tani
pra sejahtera sebanyak 90 kepala keluarga di lahan pertanian tersebut. Kemudian dari
atau 14,17%; keluarga sejahtera I sebanyak permasalahan tersebut masyarakat di dusun
54 kepala keluarga atau 8,5%; keluarga Jambu kelurahan Semampir mulai
sejahtera II sebanyak 14 kepala keluarga berinisiatif untuk merubah nasibnya dengan
atau 2,21%; dan keluarga sejahtera III plus cara merintis industri sarung tenun. Hal ini
sebanyak 38 kepala keluarga atau 5,98%. sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Data diatas menyimpulkan bahwa Sawaldjo (2006:79), bahwa peranan dari
dari 635 kepala keluarga yang ada di industri kecil di bidang sosial ekonomi
kelurahan Semampir, hanya 90 kepala yaitu membuka peluang bagi orang yang
keluarga atau 14,17 % saja yang tergolong memiliki obsesi kuat, tekad besar, dan
dalam keluarga pra sejahtera. Hal ini pekerja keras untuk menjadi pemimpin
dikarenakan masyarakat di dusun Jambu (bos) untuk usahanya.
kelurahan Semampir cenderung lebih Industri kecil mampu meningkatkan
menonjolkan rasa gengsi demi sosial ekonomi masyarakat dengan cara
mendapatkan prestise di masyarakat. membuka lapangan kerja khususnya bagi
Mereka rela menjual lahan pertanian yang masyarakat yang memiliki tingkat
dimiliki hanya untuk merenovasi rumahnya. pendidikan rendah. Karena untuk menjadi
Semakin bagus rumah seseorang maka tenaga kerja di industri kecil sarung tenun
semakin tinggi pula status sosial ekonomi tidak dibutuhkan ijazah khusus melainkan
seseorang tersebut di masyarakat. hanya ketekunan dan keterampilan saja.
Masyarakat yang awalnya hanya pendapatan mereka yakni dengan
mengandalkan sektor pertanian, saat ini mengerjakan pekerjaan sebaik-baiknya
memiliki pekerjaan lain yaitu menjadi (secara kualitas), juga berupaya
tenaga kerja di industri kecil sarung tenun. menghasilkan produk sebanyak mungkin
Ketika tidak ada musim panen masyarakat (secara kuantitas), karena semakin banyak
akan bekerja di industri kecil sarung tenun. produk yang dihasilkan semakin banyak
Namun, ketika musim panen tiba pula pendapatan yang diperoleh.
masyarakat akan meninggalkan rutinitas di Berikut ini adalah pendapatan yang
industri kecil sarung tenun sejenak dan diterima oleh para tenaga kerja industri
memilih untuk bekerja di sektor pertanian. kecil sarung tenun di dusun Jambu
Bagi para tenaga kerja sarung tenun, kelurahan Semampir setiap minggunya:
upaya yang dilakukan dalam meningkatkan

Tabel 5.1 Pendapatan Para Tenaga Kerja Industri Kecil Sarung Tenun di Dusun Jambu
Kelurahan Semampir Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik

No Nama Responden Pekerjaan Sebelum Pendapatan Rata-Rata Perminggu (Rp)


Sebelum di Industri Setelah di Industri
1. Siti watimah (52) Ibu rumah tangga - 120.000
2. Yuli (37) Ibu rumah tangga - 150.000
3. Sunarti (37) Ibu rumah tangga - 180.000
4. Suparman (54) Pedagang 70.000 300.000
5. Astuti (45) Ibu rumah tangga - 120.000
6. Karsiti (52) Ibu rumah tangga - 150.000
7. M. Gufron (30) Buruh serabutan 240.000 300.000
8. Suhartini (30) Ibu rumah tangga - 150.000
Sumber: wawancara dengan 8 informan (3-6 Mei 2013 )

Dari uraian diatas, dapat juga berperan dalam meningkatkan


dijelaskan bahwa setelah adanya industri hubungan sosial antar-warga.
kecil sarung tenun rata-rata pendapatan Industri kecil sarung tenun juga
masyarakat mengalami peningkatan. mampu memberikan pandangan yang
Pendapatan yang diperoleh antara tenaga tinggi khususnya bagi orang tua
kerja yang satu dengan yang lainnya terhadap pendidikan anak-anaknya.
tidaklah sama. Hal ini dikarenakan Salah satu warga di dusun Jambu yang
dalam industri kecil sarung tenun sistem memiliki harapan tinggi terhadap
pengupahannya menggunakan sistem pendidikan anak-anaknya adalah Ibu Siti
borongan. Selain mampu meningkatkan Watimah. Ibu yang memiliki dua anak
pendapatan, industri kecil sarung tenun ini bekerja di industri kecil sarung tenun
milik Bapak H. Afan selama 13 tahun
karena memiliki tingkat pendidikan pengaruh yang positif terhadap sosial
rendah yaitu hanya tamatan sekolah ekonomi masyarakat khususnya bagi
dasar. masyarakat yang memiliki pendidikan
Dahulu Ibu Siti Watimah hanya rendah. Meskipun lapangan kerja formal
seorang ibu rumah tangga biasa yang yang tersedia relatif sedikit, namun tidak
ingin bekerja sebagai karyawan pabrik demikian dengan industri kecil.
agar pendapatan yang diperoleh sesuai Hal ini sesuai dengan teori yang
dengan upah minimum regional (UMR) dikemukakan oleh Sudradjad (2005:7)
kabupaten Gresik. Namun, karena tidak yang menyatakan bahwa, banyak orang
mempunya ijazah SMA akhirnya beliau memerlukan pekerjaan sementara
bekerja di industri kecil sarung tenun. lapangan kerja formal yang tersedia
Meskipun demikian, Ibu Siti Watimah relatif sedikit dibandingkan dengan
mengaku senang karena dengan adanya jumlah angkatan kerja yang ada.
industri kecil sarung tenun, beliau bisa Faktanya, sebagian lowongan kerja yang
meringankan beban suaminya yang ada tidak dapat terisi oleh mereka yang
hanya bekerja sebagai buruh pabrik memiliki tingkat pendidikan rendah. Hal
outsourching dalam mencari nafkah. itu dapat terjadi karena kualitas para
Beliau berharap kelak bisa pencari kerja masih sangat rendah yaitu
menyekolahkan anak-anaknya hingga sebagian besar dari mereka hanya
jenjang yang lebih tinggi, syukur-syukur berpendidikan tamat sekolah dasar,
sampai ke jenjang kuliah, agar nasib hanya sedikit dari mereka yang tamat
anaknya tidak sama dengannya yang sekolah lanjutan atas ataupun perguruan
sulit mencari pekerjaan. tinggi.
Dari penjelasan diatas, maka SIMPULAN DAN SARAN
peneliti dapat menyimpulkan bahwa Simpulan
perkembangan sosial ekonomi 1. Saat ini di dusun Jambu kelurahan
masyarakat industri kecil sarung tenun Semampir terdapat sedikitnya 21 unit
di dusun Jambu kelurahan Semampir industri sarung tenun yang rata-rata
sangat jelas terlihat, baik dari segi sosial telah menekuni usahanya secara
antarwarga, pendapatan maupun turun-temurun. Dalam proses
pendidikan. Industri kecil sarung membuat sarung tenun ini tidak
tenun tersebut telah banyak memberikan memerlukan kursus ataupun sekolah
khusus, namun yang dibutuhkan 1. Bagi pengusaha industri kecil sarung
hanya ketekunan dan keterampilan. tenun untuk lebih mengembangkan
Hal ini diperkuat dengan hasil industrinya dengan cara menambah
wawancara peneliti dengan para peralatan produksi agar dapat lebih
tenaga kerja sarung tenun yang menyerap tenaga kerja, sehingga
kebanyakan hanya tamatan sekolah dapat meningkatkan hasil produksi
dasar, bahkan ada yang buta huruf yang akhirnya akan meningkatkan
serta ada juga yang berpendidikan sosial ekonomi para tenaga kerja
SMP. serta pemiliknya.
2. Industri kecil sarung tenun di dusun 2. Bagi tenaga kerja industri kecil
Jambu kelurahan Semampir mampu sarung tenun diharapkan agar
meningkatkan sosial ekonomi meningkatkan kinerjanya baik dari
masyarakat. Pertama, meningkatkan segi kualitas maupun kuantitas.
pendapatan masyarakat dengan cara DAFTAR RUJUKAN
membuka lapangan kerja khususnya
Afrida. 2003. Ekonomi Sumber Daya
bagi masyarakat yang memiliki Manusia. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
tingkat pendidikan rendah, sehingga
masyarakat yang awalnya hanya Basrowi dan Siti Juariyah. 2010.
Analisis Kondisi Sosial Ekonomi
mengandalkan sektor pertanian saja, Dan Tingkat Pendidikan
saat ini memiliki pekerjaan lain yaitu Masyarakat Desa Srigading,
Kecamatan Labuhan Maringgai,
menjadi tenaga kerja di industri kecil Kabupaten Lampung Timur.
sarung tenun. Kedua, industri kecil Jurnal Ekonomi & Pendidikan,
Volume 7 Nomor 1. Dosen
sarung tenun juga berperan dalam Pendidikan IPS FKIP Unila dan
meningkatkan hubungan sosial antar- Alumni FKIP Unila.
(http://journal.uny.ac.id/index.php
warga. Ketiga, industri kecil sarung /jep/article/view/577/434, diakses
tenun juga mampu memberikan tanggal 16 April 2013)
pandangan yang tinggi khususnya Binarwati, Erizky dkk. 2010.
bagi orang tua terhadap pendidikan Pengembangan Industri Kecil
Krupuk Rambak Kecamatan
anak-anaknya Bangsal, Kabupaten Mojokerto.
Saran Jurnal Tata Kota dan Daerah
Volume 1, Nomor 2. Jurusan
Adapun saran-saran yang penulis Perencanaan Wilayah dan Kota
ajukan adalah sebagai berikut : Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
(http://tatakota.ub.ac.id/index.php/ masyarakat urban terhadap
tatakota/article/view/116/113, kemandirian ekonomi ditinjau
diakses tanggal 16 April 2013) dari aspek keuangan, energi, dan
pangan di Kecamatan Singosari
BPS. 2012. Kecamatan Cerme Dalam Kabupaten Malang. Journal of
Angka 2012. Gresik: Badan Pusat Indonesian Applied Economics
Statistik- Bapeda Kabupaten Vol. 5 No. 1. Fakultas Ekonomi
Gresik. Universitas Brawijaya.
(http://jiae.ub.ac.id/index.php/jiae/
Feriyanto, Nur. 2004. Profil industri article/download/111/140, diakses
kecil tekstil dan produk tekstil tanggal 30 Januari 2013)
(TPT) di Kabupaten Klaten.
Jurnal Ekonomi Pembangunan Wasak, Martha. 2012. Keadaan sosial-
Vol. 9 No. 1. Fakultas Ekonomi ekonomi masyarakat nelayan di
Universitas Islam Indonesia. Desa Kinabuhutan Kecamatan
Likupang Barat Kabupaten
(http://journal.uii.ac.id/index.php/ Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
JEP/article/viewFile/627/553, Pacific Journal Vol. 1 (7): 1339 -
diakses tanggal 30 Januari 2013). J3*2 ISSN 1907 – 9672. Fakultas
Perikanan dan llmu Kelautan,
Partomo, Tiktik Sartika dan Rahman Universitas Sam Ratulangi,
Soedjono. 2002. Ekonomi Skala Manado.
Kecil/ Menengah Dan Koperasi. (http://repo.unsrat.ac.id/280/1/KE
Jakarta: Ghalia Indonesia. ADAAN_SOSIAL_EKONOMI_
MASYARAKAT_NELAYAN_D
Prastowo, Andi. 2012. Metode l_DESA_KINABUHUTAN_KEC
Penelitian Kualitatif Dalam AMATAN_LIKUPANG_BARA
Perspektif Rancangan Penelitian. T._KABUPATEN_MINAHASA_
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. UTARA,_SULAWESI_UTARA.
pdf, diakses tanggal 12 Maret
Puspopranoto, Sawaldjo. 2006. 2013)
Manajemen Bisnis. Jakarta: ppm.
Undang-Undang Republik
Sudradjad. 2005. Kiat Mengentas Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
Pengangguran Melalui Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan
Wirausaha. Jakarta: PT Bumi Menengah.
aksara.
Undang-Undang Republik
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Bisnis Edisi Pertama. Jakarta: Tentang Sistem Pendidikan
Kencana. Nasional.
Supartono, dkk. 2011. Analisis pengaruh
variabel sosial ekonomi
15

You might also like