Professional Documents
Culture Documents
Keadilan Distributif Atas Pembagian Harta Bersama Dalam Perkawinan Bagi Keluarga Muslim Di Indonesia
Keadilan Distributif Atas Pembagian Harta Bersama Dalam Perkawinan Bagi Keluarga Muslim Di Indonesia
Siah Khosyi’ah
Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jl. Raya A. H. Nasution No. 105 Bandung Jawa Barat
Email: skhosyiah@gmail.com
Abstrak
Abstract
The division of marital joint property after the breakup of marriage, whether
dropping out of marriage due to divorce or due to death, is a new thing in Islamic
jurisprudence (fiqh). This is because the concept of mutual treasure is not known
in the books of classical Islamic jurisprudence of Muslim scholars of the schools
at their times, in which their work are always made as referral in the legal cases up
to the present days. In Indonesia, the distribution of common property is regulated
in the Compilation of Islamic Laws Articles 96 and 97, which stipulate the rules
of distribution of joint property for married couples whose married are off as a
result of divorce or death. Article 97 of the Compilation of Islamic Law actually
provides an overview of the flexibility of the distribution of common marital
property, including in certain cases because the article is regulating (regelen)
rather than forcing (dwigen), so that the division is not absolutely divided equally
between husband and wife, and casuistically the provisions of that article may be
disregarded.
36 Siah Khosyi’ah
Vol. XI No. 1, Juni 2017
38 Siah Khosyi’ah
Vol. XI No. 1, Juni 2017
perkawinan atau harta asal suami ini tentang harapan istri Nabi SAW.
sebagai modal untuk mencari nafkah. Ummu Salamah yang berkata kepada
Lafaz al-rija>lmerupakan bentuk Rasulullah “bahwa sesungguhnya
jama' dari kata rajulunyang sebagian laki-laki berjihad mengangkat senjata
besar ulama tafsir mengartikannnya melawan musuh sedangkan
dengan suami walaupun rajul artinya perempuan tidak demikian dan kami
laki-laki.Dalam teks ayat tersebut juga sebagai perempuan mendapat
bukan lelaki secara umum karena sebagian dari bagian laki-laki”
konsideran ayat tersebut ditegaskan menunjukkan bahwa setiap orang
lebih lanjut dengan lafazbima> anfaqu> baik laki-laki maupun perempuan
min amwa>lihim, karena mereka para memperoleh anugrah Allah dalam
suami menafkahkan sebagian harta kehidupan dunia sebagai imbalan
mereka untuk istri mereka.7 Bentuk usahanya atau atas dasar hak-haknya
kata anfaqu merupakan bentuk fi’il oleh karena itu mengharapkan
ma>d}i> tetapi bermakna mud}a>ri’ sesuatu tanpa hak merupakan sesuatu
menunjukkan bahwa memberi nafkah yang kurang adil.9 Dari kalimat
kepada istri merupakan suatu tersebut dapat dipahami bahwa
kebiasaan dan kenyataan dalam terpenuhinya hak dan kewajiban
masyarakat secara umum sejak dulu antara suami istri sesuai dengan
hingga kini kondisi tersebut masih potensi yang terdapat dalam diri
berlaku. masing-masing suami istri karena
usahanya sehingga diperolehnya
2. Harta Bersama sesuatu termasuk harta benda
Harta bersama8 merupakan merupakan suatu yang harus
harta dari hasil usaha bersama yang diperhitungkan.
diperoleh setelah perkawinan Pada umumnya di Indonesia
berlangsung sampai putusnya rumah tangga (keluarga) memiliki
perkawinan, baik karena perceraian empat macan harta:
atau karena kematian. Dalam surat 1) Harta yang diperoleh sebelum
al-Nisa>’ ayat 32 Allah berfirman: perkawinan, sebagai hasil usaha
masing-masing, yang di
^ &=F AD5 +m ^a
W a [D\
W C N\=F Sumatera disebut dengan harta
....n
D 5 +m
pembujangan, di Bali disebut
dengan harta guna kaya. Menurut
“Dan bagi orang laki-laki ada UU Nomor 1 Tahun 1974, harta
bagian dari apa yang mereka ini ditetapkan dalam penguasaan
usahakan dan bagi para dan pengawasan masing-masing.
perempuan juga ada bagian 2) Harta yang dibawa saat mereka
dari apa yang mereka menikah, diberikan kepada kedua
usahakan.” mempelai, mungkin berupa
modal usaha atau perabot rumah
Kata iktasabu> dan tangga atau rumah tempat tinggal
iktasabnadiartikan dengan “yang suami istri. Di Minangkabau
mereka usahakan”, terambil dari kata disebut dengan harta asal.
kasaba penambahan huruf ta' 3) Harta yang diperoleh selama
sehingga menjadi iktasaba,yang perkawinan berlangsung, tetapi
menurut Quraish Shihab berarti ada karena hibah atau warisan dari
kesungguhan dan usaha ekstra , dan orangtua mereka atau keluarga.
jika dikaitkan dengan turunnya ayat Di jawa Tengah, Jawa timur dan
40 Siah Khosyi’ah
Vol. XI No. 1, Juni 2017
42 Siah Khosyi’ah
Vol. XI No. 1, Juni 2017
44 Siah Khosyi’ah
Vol. XI No. 1, Juni 2017
hukum yang progresif, termasuk dalam akandiputus dengan bagian yang sama
memutuskan perkara “harta bersama” antara suami dengan isteri secara
tidak dapat terhindarkan. Hal ini sesuai seimbang. Tetapi apabila
dengan kaidah fikih yang berbunyi: hakimmemahami konsep dasar harta
“al-h}ukm yadu>ru ma’a ‘illatihi wuju>dan bersama tidak bisa dilepaskan dari
wa ‘adaman”, yang juga diperkuat oleh bentukkerjasama dalam membangun dan
pendapat Ibnu Qayyim al-Jauziyah, mempertahankan rumah tangga,
bahwa hukum bisa berubah makapembagian harta bersama tersebut
dikarenakan perubahan waktu, tempat harus dibagi secara proporsional,
dan suasana (taghayyuru al-fatwa> bi seimbangdengan pelaksanaan tugas dan
taghayyuri al-azma>n wa al-kimnah wa tanggung jawabnya dalam rumah tangga
al-ah}wa>l wa al-‘awa>’id).20 sertabesarnya peran masing-masing
Dalam konteks kasus perceraian dalam menghasilkan harta bersama. Di
dan pembagian harta bersama, sini makna keadilan distributif tidak
penjelasan berikut ini diharapkan dapat selalu dengan pembagian yang sama
membantu pemahaman dalam mengukur rata, tetapi justru keadilan dapat
dimensi keadilandistributif terkat terwujud dengan mempertimbangkan
dengan pembagian harta bersama dalam komitmen dan keseriusan dalam
perkawinan, serta sebagai tolak ukur membangun rumah tangga yang
terhadap nilai kepastian dankemanfaatan harmoni, disamping besaran kontribusi
dalam putusan hakim Pengadilan antara usaha dengan hasil, dan
Agama. Dalamsebuah ilustrasi kewajiban dengan hak yang dilakukan
dideskripsikan bahwaseorang suami kedua belah pihak.
yang bekerja keras dengan sepenuh hati
untuk memenuhi kebutuhan rumah D. Penutup
tangganyaternyata harus menderita, Harta bersama dalam hukum Islam
depresi, akibat perselingkuhan isterinya (fikih) merupakan hal yang baru, karena
yang berakhir di mejahijau dan diputus dalam kitab-kitab fikih tidak
bersalah dengan hukuman pidana mengakomodir tentang harta bersama
penjara. Padahal mereka berdua, suami- dalam perkawinan, Al-Quran surat al-
isteri tersebut sudah bertahun-tahun Nisa’ ayat 32 dinilai sebagai dasar
membina dan membangun bahtera hukum adanya harta bersama dalam
rumah tangga denganpenuh suka dan perkawinan, dengan kontekstidak
dukayang dijalani bersama. Tetapi memberikan persentase bagian secara
godaan demi godaan duniawidan nafsu jelas.Hal tersebut berguna untuk
serakah, akhirnya membuat isteri goyah memberikan fleksibilitas dalam
pertahanannya, terjebak dan membagi harta bersama sesuai dengan
terjerumusscandal-affairbersama kondisi yang dikehendaki sesuai dengan
mantan pacarnya. Timbullah malapetaka rasa keadilan.Kompilasi Hukum Islam
yang berakhir Pasal 96 dan 97 menggambarkan
denganputusnyaperkawinan. separoh harta bersama bagi pasangan
Persoalan gugatan pembagianharta yang masih hidup dan pada Pasal 97
bersama pun muncul ke pengadilan separoh harta bersama bagi pasangan
berbarengan dengan terjadinya yang putus perkawinannya karena
perceraian.Apabila dalam perkara perceraian sepanjang tidak ditentukan
inihakim terikat dengan bunyi peraturan lain dalam perjanjian, pasal tersebut
perundang-undangan semata(spreekbuis merupakan pasal dalam rangka
van de wet, bouche de la hoi), maka penerapan hukum secara umum agar
perkara harta bersama tersebut masalah harta bersama memiliki
46 Siah Khosyi’ah
Vol. XI No. 1, Juni 2017
48 Siah Khosyi’ah