Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Hexagro. Vol. 2. No.

1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

MODIFIKASI MEDIA DAN PERIODE SUBKULTUR PADA KULTUR JARINGAN


PISANG TALAS (Musa paradisiaca VAR. SAPIENTUM L.)
(MEDIUM MODIFICATION AND SUBCULTURE PERIOD ON TISSUE CULTURE
OF TALAS BANANA (Musa paradisiaca VAR. SAPIENTUM L.))

Oleh
Rodinah1*, Nofia Hardarani1), Hanisa Desy Ariani2)
1*1)2) Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

Jl. Jend. A. Yani KM. 36 PO BOX 1028 Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan;
e-mail: dinah_rsm@yahoo.co.id

ABSTRACT
Talas banana (Musa paradisiaca var. sapientum L.) has a high economic value. Its propagation using
sucker that only 5-7 sucker per plant. Therefore, its seedling by in vitro technique which is a rapid
propagation in short period. This study aimed to determine the effect of medium modification and
subculture periode for talas banana growth using in vitro technique. This study was carried using
factorial completely randomized design (CRD) with 2 factors. First factor was medium modification:
Murashige Skoog (MS) medium (m1), MS + BAP 0,5 mg l-1 (m2), MS + TDZ 0,04 mg l-1 (m3), MS + TDZ 1,5
mg l-1 + BAP 1,0 mg l-1 (m4), ½ MS + TDZ 1,5 mg l-1 + BAP 1,0 mg l-1 (m5), and media ½ MS + modification
of vitamin (m6). Second factor was subcultures period: 6 weeks after planting (wap) (s1) dan 10 wap
(s2). Results of experiment showed that media MS with subculture period 10 wap performed the fastest
time of shoot induction i.e. 4,67 day after subculture (das), medium MS + BAP 0,5 mg l-1 with subculture
period 10 wap performed the fastest time of root induction i.e. 8,17 das. Medium MS + BAP 0,5 mg l -1
produced the most number of shoots i.e. 2,75 and medium MS produced the most number of roots i.e.
3,25.

Keywords: talas banana, media, subculture


ABSTRAK
Pisang talas (Musa paradisiaca var. sapientum L.) mempunyai nilai jual yang tinggi. Perbanyakan
bibit pisang talas dilakukan menggunakan anakan hanya berjumlah 5-7 anakan per tanaman. Oleh
sebab itu, perbanyakan bibit dilakukan dengan kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh modifikasi media dengan periode subkultur terhadap pertumbuhan pisang
talas melalui kultur jaringan. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah modifikasi media yaitu: media Murashige Skoog (MS)
(m1), MS + BAP 0,5 mg l-1 (m2), MS + TDZ 0,04 mg l-1 (m3), MS + TDZ 1,5 mg l-1 + BAP 1,0 mg l-1 (m4),
½ MS + TDZ 1,5 mg l-1 + BAP 1,0 mg l-1 (m5), dan ½ MS + vitamin modifikasi (m6). Faktor kedua
berupa periode subkultur, yaitu 6 minggu setelah tanam (mst) (s1) dan 10 mst (s2). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa media MS dengan periode subkultur 10 mst dapat memberikan saat muncul
tunas tercepat yaitu 4,67 hari setelah subkultur (hss), media MS + BAP 0,5 mg l -1 dengan periode
subkultur 10 mst memberikan saat muncul akar tercepat yaitu 8,17 hss. Media MS + BAP 0,5 mg
l-1 menghasilkan jumlah tunas sebanyak 2,75 buah dan media MS menghasilkan jumlah akar
sebanyak 3,25 buah.

Kata kunci: pisang talas, media, subkultur

PENDAHULUAN perbanyakan yang tepat. Perbanyakan


Pisang talas (Musa paradisiaca bibit pisang yang dilakukan selama ini
var. sapientum L.) mempunyai nilai jual adalah dengan menggunakan anakan.
yang tinggi. Perkembangan harga pisang Menurut Aspariah (2007), bahwa anakan
talas di tingkat konsumen pada tahun pisang talas yang dihasilkan per tahun
2012 mengalami peningkatan harga hanya sekitar 5-7 anakan dan ketinggian
dibandingkan pada tahun 2011. Harga anakan tidak seragam. Perbanyakan
rata-rata perkilo pada tahun 2011 adalah bibit pisang dengan kultur jaringan perlu
Rp.4,721/kg sedangkan pada tahun dilakukan untuk menghasilkan bibit
2012 mencapai Rp.7,222/kg (Dinas yang banyak dalam waktu yang singkat
Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura (Rabani, 2009; Sudarjono, 2004).
Kalimantan Selatan, 2013). Salah satu yang berperan penting
Ketersediaan bibit pisang dalam perbanyakan tanaman pisang
bermutu perlu dilakukan dengan teknik melalui kultur jaringan adalah zat
31
Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

pengatur tumbuh (ZPT) karena modifikasi + BAP 5 mg l-1 + air kelapa 150
berpengaruh pada pertumbuhan dan ml (m6). Faktor kedua berupa periode
perkembangan eksplan. Salah satu ZPT subkultur, yaitu 6 minggu setelah tanam
yang sering dipergunakan dalam kultur (mst) (s1) dan 10 mst (s2). Pada setiap
jaringan adalah dari kelompok sitokinin. subkultur ditanam pada media dan
Golongan sitokinin yang aktif adalah BAP perlakuan yang sama. Terdapat 12
(Benzil Amino Purin) dan Thidiazuron perlakuan dengan ulangan tiga kali. Tiap
(TDZ). BAP dan TDZ lebih berfungsi satuan percobaan terdapat dua botol
untuk pembentukan tunas dan tanam.
morfogenesis (Gunawan, 1994; Isnaeni, Sterilisasi eksplan bonggol pisang
2008). dilakukan di luar dan di dalam LAF,
Dalam kultur jaringan perlu yaitu: sterilisasi di luar LAF: bonggol
dilakukan tindakan untuk mendapatkan dibersihkan dari kotoran, dicuci dengan
tanaman dalam jumlah yang banyak deterjen, kemudian digojok 12 jam dalam
dengan cara memindahkan suatu kultur larutan Dithane dan Agryp; sterilisasi di
ke media baru untuk mendapatkan dalam LAF: eksplan digojok dalam
pertumbuhan yang lebih baik serta alkohol 70%, sublimat 0,2%, Bayclin
kebutuhan nutrisinya terpenuhi. 30%. Kemudian dibilas dengan aquades
Tindakan seperti ini disebut subkultur. steril 3 kali. Eksplan dikupas dan
Apabila pucuk serta tunas yang dipotong dengan ukuran 1x5 cm, lalu
terbentuk telah banyak, maka eksplan direndam dalam larutan
selanjutnya dipisah-pisahkan dan Betadine selama 15 menit.
ditanam dengan media baru, sehingga Eksplan bonggol pisang ditanam
kebutuhan hara pada media eksplan dengan membelah bonggol pisang
tetap terpenuhi dan eksplan dapat menjadi empat bagian, masing-masing
membentuk organ atau struktur yang satu eksplan per botol tanam.
baru (Gunawan, 1994). Penelitian ini Pengamatan dilakukan terhadap saat
bertujuan untuk mengetahui pengaruh muncul tunas, jumlah tunas, saat
interaksi modifikasi media dengan muncul akar dan jumlah akar.
periode subkultur, pengaruh tunggal Data yang diamati kemuadia
modifikasi media, serta pengaruh tunggal dianalisis menggunakan uji F. Apabila
periode subkultur terbaik terhadap perlakuan berpengaruh nyatam maka
pertumbuhan pisang talas melalui kultur analisis dilanjutkan menggunakan uji
jaringan. Jarak Berganda Duncan (Duncan
Multiple Tange Test/DMRT)
METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan berupa HASIL DAN PEMBAHASAN
eksplan bonggol pisang talas, media MS, Saat Muncul Tunas
ZPT sitokinin (thidiazuron (TDZ) dan
Hasil analisis ragam
BAP), sterilan (alkohol 70%, sublimat,
menunjukkan bahwa interaksi antara
Bayclin, Dithane, Agryp, Betadine), agar-
modifikasi media dengan periode
agar dan aquades. Bonggol pisang talas
subkultur berpengaruh nyata terhadap
diperoleh dari Kecamatan Halong dan
saat muncul tunas. Rata-rata saat
Paringin Kabupaten Balangan,
muncul tunas pada interaksi perlakuan
Kalimantan Selatan yang merupakan
modifikasi media dan periode subkultur
daerah sentra budidaya pisang talas.
tersaji pada Gambar 1.
Penelitian ini dilaksanakan di
Pada Gambar 1 menunjukkan
Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman
bahwa rata-rata saat muncul tunas
Fakultas Pertanian Universitas Lambung
tercepat eksplan pisang talas adalah
Mangkurat. Percobaan didesain
pada perlakuan media MS dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
periode subkultur 10 mst (m1s2), yaitu
(RAL) faktorial dua faktor. Faktor
tunas muncul rata-rata 4,67 hari setelah
pertama adalah enam modifikasi media
subkultur (hss). Media MS memiliki hara
yaitu: media Murashige Skoog (MS) (m1),
makro, hara mikro, karbohidrat (gula)
MS + BAP 0,5 mg l-1 (m2), MS + TDZ 0,04
vitamin, asam amino dan N-organik
mg l-1 (m3), MS + TDZ 1,5 mg l-1 + BAP 1,0
(Santoso, 2001). Menurut Wetter dan
mg l-1 (m4), ½ MS + TDZ 1,5 mg l-1 + BAP
Constabel (1991) keistimewaan dari
1,0 mg l-1 (m5), dan ½ MS + vitamin
32
Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

media MS adalah kandungan nitrat, Saat Muncul Akar


kalium dan amoniumnya yang tinggi, Hasil analisis ragam pada variabel
sehingga nutrisi pada tanaman dapat saat muncul akar menunjukkan bahwa
terpenuhi. baik perlakuan tunggal modifikasi media,
Cepatnya pembentukan tunas periode subkultur, maupun interaksi
juga disebabkan karena eksplan yang keduanya menunjukkan tidak
digunakan adalah bonggol pisang, berpengaruh nyata. Rata-rata saat
dimana pada bonggol sudah ada calon muncul akar disajikan pada Gambar 4.
mata tunas yang dapat tumbuh sebagai Berdasarkan Gambar 4 dapat
bibit dengan ciri bentuknya bulat, diketahui bahwa rata-rata saat muncul
warnanya lebih bening dari daging akar yang lebih cepat muncul
bonggol (Liana, 2007). Oleh sebab itu, ditunjukkan pada perlakuan MS + BAP
pada pemberian media MS saja sudah 0,5 mg l-1 dengan periode subkultur 10
dapat menghasilkan tunas (Gambar 2). minggu (m2s2), yaitu akar muncul rata-
Berdasarkan penelitia Febriyanti rata 8,17 hss, sedangkan pada perlakuan
et al. (2013) bahwa pada induksi m3s1, m3s2, m4s1, m4s2, m5s1, m5s2, m6s1
perakaran tunas Tetrastigma rafflesiae, dan m6s2, akar tidak muncul sampai
Tetrastigma mampu bertahan hidup akhir pengamatan.
pada media MS. Baik tanpa atau dengan Akar yang terbentuk dengan
pemberian IBA dapat menyokong cepat memanjang (Gambar 5). Menurut
pertumbuhan planlet tersebut, karena Sitohang (2006) eksplan yang telah
media MS mengandung unsur-unsur memiliki tunas pada dasarnya akan
yang diperlukan untuk proses membentuk akar, hal ini disebabkan
pertumbuhan dalam kultur jaringan. auksin endogen akan dihasilkan pada
tunas tanaman. Hal tersebut
Jumlah Tunas kemungkinan disebabkan oleh kondisi
Berdasarkan hasil analisis ragam, eksplan. Menurut Salisbury dan Ross
interaksi antara modifikasi media dengan (1995) dalam Rohmayanti (2012) kalsium
periode subkultur memberikan pengaruh berperan dalam pembentukan bulu akar
yang nyata terhadap saat muncul tunas. dan pemanjangan akar. Kalsium yang
Rata-rata jumlah tunas pada perlakuan terkandung di dalam bonggol pisang
modifikasi media dapat dilihat pada sebanyak 15% dari berat basah bonggol.
Tabel 1. Keberadaan kalsium ini diduga
Dari Tabel 1 terlihat bahwa media merangsang pembentukan akar yang
MS + BAP 0,5 mg l-1 (m2) memberikan lebih cepat.
rata-rata jumlah tunas yang terbanyak
yakni 2,75 buah (Gambar 3). Multiplikasi
Jumlah akar
tunas disebabkan pengaruh pemberian
Hasil analisis ragam
ZPT sitokinin. Sitokinin merupakan
menunjukkan bahwa hanya perlakuan
hormon yang berperan untuk
tunggal modifikasi media yang
pembelahan sel, dominansi apikal dan
berpengaruh nyata terhadap jumlah
diferensiasi tunas (Abbas, 2011). Hal ini
akar. Rata-rata saat muncul tunas pada
sesuai dengan penelitian Rohmayanti
perlakuan modifikasi media dapat
(2012) perlakuan MS + BAP 0,5 mg l-1
dilihat pada Tabel 2.
memberikan jumlah tunas berkisar
Berdasarkan hasil penelitian
antara 1-5 buah per eksplan pada 12
pertumbuhan akar pada media MS tanpa
mst, dengan pemberian sitokinin dengan
ZPT (m1) pada minggu ketiga dan
konsentrasi rendah dapat memberikan
keempat setelah subkultur lebih cepat
induksi tunas karena kandungan
dibanding tunas (Tabel 2). Akar semakin
sitokinin endogen sudah tercukupi.
memanjang dan bertambah jumlahnya di
Hasil penelitian Sitohang (2006)
setiap minggunya. Hal ini sesuai dengan
pada multiplikasi propagula pisang
penelitian Isnaeni (2008) bahwa akar
barangan, konsentrasi 1,5 mg l-1 BAP
terpanjang diperoleh pada media MS
pada media MS menghasilkan eksplan
tanpa penambahan ZPT.
bertunas terbanyak berkisar 95,24%
Pada penelitian ini, perlakuan m3,
karena BAP (sitokinin) lebih berperan
m4, m5 dan m6, dengan periode subkultur
dalam pertumbuhan tunas mikro pisang.
6 dan 10 tidak menunjukkan
33
Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

pembentukan akar sampai 4 mss Konsentrasi Indole-3-Butyric Acid


(Gambar 6). Hal ini sesuai dengan (IBA) secara In Vitro. Jurnal
pernyataan Isnaeni (2008), peningkatan Biologi Fakultas MIPA Universitas
konsentrasi Thidiozuron dapat Andalas 2 (2):161-167.
meningkatkan konsentrasi etilen yang Gunawan, L.W. 1994. Teknik Kultur In
dapat menghambat pembentukan akar. Vitro dalam Hortikultura. Penebar
Swadaya, Jakarta.
KESIMPULAN Isnaeni, N. 2008. Pengaruh TDZ terhadap
Berdasarkan hasil penelitian Inisiasi dan Multiplikasi Kultur In
diperoleh kesimpulan bahwa media MS Vitro Pisang Raja Bulu (Musa
dengan periode subkultur 10 mst dapat paradisiaca L. AAB Group).
memberikan saat muncul tunas tercepat Skripsi. Fakultas Pertanian
yaitu 4,67 hss, serta saat muncul akar Institut Pertanian Bogor, Bogor.
tercepat pada perlakuan media MS + Karlianda, N., W.R. Suci dan Y. Mariani.
BAP 0,5 mg l-1 dengan periode subkultur 2012. Pengaruh NAA dan BAP
10 mst yaitu 8,17 hss. Media MS + BAP terhadap Perkembangan
0,5 mg l-1 dengan jumlah tunas yaitu 2,75 Subkultur Gaharu (Aquilaria
buah dan jumlah akar terbanyak pada malaccensis. Lamk). Skripsi.
media MS dengan jumlah akar yaitu 3,25 Fakultas Kehutanan Universitas
buah. Tanjungpura, Pontianak.
Rabani, B. 2009. Aplikasi Teknik Toping
pada Perbanyakan Benih Pisang
DAFTAR PUSTAKA
(Musa paradisiaca L.) dari Benih
Abbas, B. 2011. Prinsip Dasar Teknik
Anakan dan Kultur Jaringan.
Kultur Jaringan. Alfabeta,
Skripsi. Fakultas Pertanian
Bandung.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Andriana, D. 2005. Pengaruh Konsentrasi
Rohmayanti, E. 2012. Inisiasi Pisang
BAP terhadap Multiplikasi Tunas
Talas (Musa paradisiaca var.
dan Giberelin terhadap Kualitas
sapientum L.) dengan Pemberian
Tunas Pisang FHIA-17 In Vitro.
Sitokinin secara In Vitro. Skripsi.
Skripsi. Fakultas Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lambung Mangkurat,
Aspariah. 2007. Respon Pertumbuhan
Banjarbaru.
dan Hasil dari Anakan Kedua
Santoso, U. dan Fatimah N. 2001. Kultur
Pisang Talas (Musa paradisiaca
Jaringan Tanaman. Universitas
var. sapientum L.) terhadap Dosis
Muhamadiyah Malang, Malang.
Nitrogen dan Kotoran Ayam. Tesis.
Sitohang, N. 2006. Multiplikasi Propagula
Program Pasca Sarjana Fakultas
Pisang Barangan (Musa
Pertanian Universitas Lambung
paradisiaca L.) dari Berbagai
Mangkurat, Banjarbaru.
Jumlah Tunas dalam Media MS
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
yang Diberi BAP pada Berbagai
Hortikultura. 2013. Laporan
Konsentrasi. Jurnal Penelitian
Tahunan Data dari Tahun 2006-
Bidang Ilmu Pertanian 4 (1):11-
2012. Pemerintah Provinsi
17.
Kalimantan Selatan, Banjarbaru.
Sudarjono, H. 2004. Budidaya Pisang
Febriyanti, E., Suwermen dan M. Idris.
dengan Bibit Kultur Jaringan.
2013. Induksi Perakaran Tunas
Penebar Swadaya, Jakarta.
Tetrastigma rafflesiae Miq. pada
Wetter, L.R dan F. Constabel. 1990.
Media Murashige-Skoog dengan
Metode Kultur Jaringan. Institut
Penambahan Beberapa
Teknologi Bandung, Bandung.
34
Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

Lampiran

Tabel 1. Rata-rata pengaruh perlakuan tunggal modifikasi media terhadap jumlah


tunas
Modifikasi media Umur 4 mss
MS (m1) 0.92 a
MS + BAP 0,5 mg l-1 (m2) 2.75 b
MS + TDZ 0,04 mg l-1 (m3) 1.50 a
MS + TDZ 1,5 mg l-1 + BAP 1,0 mg l-1 (m4) 1.58 ab
½ MS + TDZ 1,5 mg l-1 + BAP 1,0 mg l-1 (m5) 0.25 a
½ MS + vitamin modifikasi + BAP 5 mg l-1 + air kelapa 150 ml (m6) 0.75 a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf nyata 5%

Tabel 2. Rata-rata pengaruh perlakuan tunggal modifikasi media terhadap jumlah akar
Modifikasi media 3 mss 4 mss
MS (m1) 2.17 b 3.25 b
MS + BAP 0,5 mg l-1 (m2) 1.42 b 2.58 b
MS + TDZ 0,04 mg l-1 (m3) 0.00 a 0.00 a
MS + TDZ 1,5 mg l-1 + BAP 1,0 mg l-1 (m4) 0.00 a 0.00 a
½ MS + TDZ 1,5 mg l-1 + BAP 1,0 mg l-1 (m5) 0.00 a 0.00 a
½ MS + vitamin modifikasi + BAP 5 mg l-1 + air kelapa 150 ml (m6) 0.00 a 0.00 a
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata berdasarkan Uji DMRT pada taraf nyata 5%

Gambar 1. Rata-rata saat muncul tunas pada interaksi perlakuan modifikasi media
dan periode subkultur
35
Jurnal Hexagro. Vol. 2. No. 1 Februari 2018 ISSN 2459-2691

Gambar 2. Penampilan tunas yang baru Gambar 3. Penampilan multiplikasi


muncul pada eksplan bonggol tunas pada eksplan bonggol
pisang talas pisang talas

Gambar 4. Rata-rata saat muncul akar pada perlakuan media dan periode subkultur

Gambar 2. Penampilan akar yang baru Gambar 3. Penampilan multiplikasi akar


muncul pada eksplan pada eksplan bonggol pisang
bonggol pisang talas talas

You might also like