Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Intan Nilasari/ Pengaruh Corporate Governance, Financial Indicators, Dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Financial Distress

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, FINANCIAL INDICATORS, DAN


UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP FINANCIAL DISTRESS
Intan Nilasari
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
e-mail: Nilasariintan1@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of corporate governance, financial indicators, and
company size on financial distress. Corporate governance in this study uses managerial
ownership and institutional ownership indicators. For financial indicators using liquidity,
leverage, and profitability. And the last one uses company size. The study took samples of
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI). The sampling method
was non probability, and the sampling technique used purposive sampling. The data was
collected using secondary data in the form of annual financial reports obtained from the
official website of the Indonesia Stock Exchange, namely www.idx.co.id. The number of
company lists that were processed was as many as 54 companies, and the number of samples
that met the criteria for this study were 16 companies so that 80 observational data were
obtained. The financial distress criteria in this study are measured using the interest coverage
ratio. This study uses multiple linear regression as data analysis. The results of this study
indicate that Managerial Ownership, Institutional Ownership, Liquidity, Leverage,
Profitability, and Company Size have a significant influence on financial distress conditions.
This study failed to prove the effect of managerial ownership, liquidity and profitability on the
possibility of financial distress.

Keywords: Corporate Governance, Financial Indicators, Company Size, Financial Distress,


Interest Coverage Ratio.

PENDAHULUAN likuiditas, leverage, dan profitabilitas suatu


Suatu perusahaan yang penerapan manajer bisa mengetahui bahwa perusahaan
tata kelolanya baik, maka dikatakan bahwa mengalami kondisi kebangkrutan atau
perusahaan tersebut akan terhindar dari financial distress atau tidak. Dengan
permasalahan keuangan atau kebangkrutan adanya faktor luar sehingga manajer dapat
yang biasa dikatakan dengan sebutan melihat corporate governance yang terdiri
financial distress. dan sebaliknya, jika dari 2 elemen, yaitu kepemilikan manajerial
perusahaan dalam penerapan tata kelolanya & kepemilikan institusional. Varibael
kurang baik, maka perusahaan akan financial indicators ini merupakan salah
mengalami penurunan atau bahkan bisa satu indikator untuk menganalisis adanya
mengalami kebangkrutan. financial distress. Menggunakan rasio
Likuiditas yang rendan dan likuiditas, leverage, dan profitabilitas untuk
perubahan signifikan dalam pengontrolan memprediksi apakah perusahaan terjadi
management dapat mengalami kondisi financial distress.
financial distress. Penyebab perusahaan Untuk mengetahui seberapa layak
mengalami financial distress atau atau seberapa besar kemampuan
kebangkrutan bisa disebabkan karena perusahaan untuk membayar hutang jangka
adanya faktor luar maupun dari dalam. pendeknya, manajer menggunakan rasio
Dengan menggunakan analisis rasio Likuiditas. Karena jika likuid semakin

61
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 2021
Intan Nilasari/ Pengaruh Corporate Governance, Financial Indicators, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Financial Distress

besar maka semakin mudah perusahaan institusional itu tinggi, hal itu dapat
untuk menutupi hutang jangka pendeknya. mendorong aktivitas monitoring yang
Perusahaan yang memiliki kinerja tata dilakukan oleh perusahaan. Dalam suatu
kelola yang tertata dengan baik, maka perusahaan jika terdapat kepemilikan
perusahaan dapat dikatakan terhindar dari manajerial dan kepemilikan institusional
kemungkinan terjadinya kebangkrutan. tentu akan ada pengawasan yang lebih ketat
Rasio pertama yaitu leverage. dan lebih baik tentunya pada manajemen
Dengan menggunakan rasio ini manajer dalam melaksanakan operasional
dapat mengetahui hubungan antara perusahaannya. Hal itu akan membantu
kewajiban suatu perusahaan dengan total perusahaan terhindar dari terjadinya
modal asset. Rasio selanjutnya adalah rasio financial distress. Kepemilikan manajerial
profitabilitas. Dengan rasio ini manajer ini dapat mengurangi adanya permasalahan
dapat mengetahui berapa besar keuntungan keagenan yang menyebabkan perusahaan
kas modal dari perusahaan. Karena kas mengalami kebangkrutan. Kepemilikan
modal yang besar dapat menentukan tersebut dapat meningkatkan kemampuan
kondisi perusahaan yang baik. Selain rasio untuk mengurangi potensi kebangkrutan.
diatas, yaitu rasio likuiditas, rasio leverage Hal tersebut membuktikan jika perusahaan
dan rasio profitabilitas, ukuran perusahaan memiliki kepemilikan manajerial &
bisa memprediksi pengaruh financial kepemilikan institusional terbukti bahwa
distress. Manajer dapat mengetahui dalam tata kelola pemegangan saham yang
kapasitas perusahaan seberapa besar dimiliki akan terjaga dengan baik. Dalam
penjualan yang dihasilkan, Selain itu, menginvestasikan dananya, investor harus
dengan ukuran perusahaan manajer bisa lebih jeli lagi karena itu merupakan hal
mengetahui hasil penjualan suatu yang penting dilakukan untuk memastikan
perusahaan. Jadi, semakin besar ukuran apakah dana yng diinvestasikan itu aman
perusahaan dapat dikatakan bahwa atau tidak.
perusahaan kemungkinan akan terhindar Dengan adanya argumen-argumen
dari kebangkrutan atau financial distress. diatas, peneliti jadi lebih tertarik untuk
Faktor lainnya yaitu corporate meneliti tentang kebangkrutan (financial
governance yang memiliki beberapa faktor distress) dalam suatu perusahaan. Karena
seperti kepemilikan manajerial dan belum tentu jika perusahaan besar tidak
kepemilikan institusional. Corporate mengalami financial distress atau
governance menggunakan principal- agent kebangkrutan, maka penelitian ini bertujuan
yang keduanya memiliki hubungan teori untuk melihat bagimana kinerja perusahaan
yaitu agency theory. Suatu konsekuensi manufaktur.
yang mengakibatkan kepemilikan dan
kontrol dengan pemegang sahan yang KAJIAN PUSTAKA DAN
dimiliki dengan kepentingan manajer PENGEMBANGAN HIPOTESIS
merupakan keberadaan principal-agent Agency Theory
problem. Variabel corporate governane ini Teori keagenan (agency theory)
bisa dikatakan dapat menyembuhkan krisis bertujuan untuk menjelaskan adanya
ekonomi yang terjadi di Indonesia, karena pemisah kepentingan antara pemilik
corporate governance merupakan perusahaan dengan pengelolaan
persyaratan yang baik dalm perusahaan. perusahaan. Pemisahan kepentingan ini
Dalam hal ini, corporate governance dapat menimbulkan adanya konflik karena
menggunakan elemen kepemilikan saham terdapat kontak yang diterapkan antara
yang dimiliki manajerial dan kepemilikan principal yang menggunakan agent untuk
saham yang dimiliki oleh pihak melaksanakan jasa.
institusional. Jika saham manajerial dan

62
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 2021
Intan Nilasari/ Pengaruh Corporate Governance, Financial Indicators, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Financial Distress

Dengan teori ini akan membahas jika adanya kepemilikan institusional.


adanya hubungan keagenan dimana suatu Karena hal itu dapat mastikan kondisi
pihak tertentu mendelegasikan pekerjaan perusahaan terkena financial distress.
kepada pihak lain atau agent. Dimana pihak H2: Kepemilikan Institusional berpengaruh
agent dan principal itu berupaya untuk Negatif terhadap financial distress
memaksimalkan utilitasnya masing-masing
sehingga dapat dikatakan bahwa Pengaruh Likuiditas terhadap Financial
manajemen tidak selalu bertindak sesuai Distress
dengan keinginin principal. Dalam rasio likuiditas terdapat
perbandingan rasio lancar dengan angka 1:1
Pengaruh Kepemilikan Manajerial atau bisa dikatakan dalam persen (100%)
terhadap Financial Distress yang berarti aktiva lancar perusahaan dapat
Kepemilikan manajerial berperan menutupi seluruh hutang lancarnya. Jika
untuk mengurangi masalah keagenan yang rasio likuiditas yang memiliki nilai banding
ada pada perusahaan yang apabila hal diatas satu (1) dikatakan aman. Aktiva
tersebut terjadi secara terus menerus akan lancar suatu perusahaan harus diatas jumlah
menimbulkan kemungkinan . hutang lancar perusahaan karena suatu
Dengan hadirnya kepemilikan perusahaan membutuhkan pengeluaran
menajerial suatu perusahaan akan dapat biaya untuk memenuhi kewajiban
mengatasi permasalahan keagenan manajer. lancarnya, perusahaan akan lebih siap
Dengan hal ini perusahaan berharap adanya untuk melunasi.
kepemilikan manajerial dapat mengatasi Peneliti Almilia(2003) menyatakan
masalah yang terjadi dalam keagenan. Jika bahwa hasil current ratio berpengaruh
suatu perusahaan memiliki kinerja yang, negatif dan signifikan terhadap prediksii
maka tanggung jawab manajer dalam adanya financial distress pada suatu
mengelola perusahaan akan lebih semakin perusahaan. Pernyataan diatas
besar. membuktikan bahwa semakin besar
Jika kepemilikan manajerial pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi
perusahaan semakin besar, akan terhindar kewajiban jangka pendeknya, maka
dari kebangkrutan. semakin kecil kemungkinan perusahaan
H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh mengalami financial distress. pernyataan
Negatif terhadap financial distress tersebut di dukung oleh penelitian yang
dilakukan Jiming dan Wei Wei (2011)
Pengaruh Kepemilikan Institusional H3: Likuiditas berpengaruh negatif
terhadap Financial Distress terhadap financial distress
Perusahaan yang memiliki
kepemilikan institusional artinya Pengaruh Leverage terhadap Financial
perusahaan mampu mengindikasikan Distress
kemampuan monitor perusahaan Jika perusahaan memiliki tanggungan
(Emrinaldi, 2007). Kepemilikan lain lebih banyak dari hutang dapat beresiko
institusional ini akan mencegah terjadi terjadinya kesulitan membayar tanggungan
permasalahan antara pemilik dan manajer. tersebut di masa yang akan datang.
Untuk mengukur kapasitas leverage
Nilai kepentingan institusional suatu
menggunakan rasio hutang. Rasio hutang ini di
perusahaan dapat mencegah terjadinya hitung dengan membagikan jumlah total hutang
terjadinya financial distress. dengan jumlah total asset. Adanya rasio
Berdasarkan peneliti Parulian leverage perusahaan akan mampu untuk
(2007), adanya Investor institusional suatu mengukur besar aktiva perusahaan.
perusahaan akan lebih mengawasi Jika leverage memiliki nilai
manajemen dalam melaksanakan operasi koefisien negatif dan nilai rasionya tinggi

63
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 2021
Intan Nilasari/ Pengaruh Corporate Governance, Financial Indicators, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Financial Distress

maka perusahaan dapat terkena kondisi yang menyatakan bahwa ukuran


financial distress. perusahaan berpengaruh positif terhadap
H4: Leverage berpengaruh Negatif financial distress. Perusahaan dengan
Signifikan terhadap financial distress jumlah asset besar maka perusahaan
dikatakan mampu memenuhi kewajiban
Pengaruh Profitabilitas terhadap yang jatuh tempo. Dengan demilikan,
Financial Distress perusahaan yang memiliki asset besar
Profitabilitas diukur dengan kemungkinan tidak terkena kondisi
menggunakan ROA. Suatu perusahaan jika kesulitan keuangan.
menghasilkan laba tinggi, berarti H6: Ukuran perusahaan berpengaruh positif
perusahaan akan semakin efektif jika terhadap financial distress
penggunaan aktiva untuk menghasilkan
laba atau keuntungan (Ardiyanto, 2011) METODE PENELITIAN
Semakin besar nilai ROA suatu Populasi dan Sampel
perusahaan, seakin sedikit kemungkinan Peneliti menggunakan pendekatan
perusahaan mengalami kondisi financial penelitian kuantitatif dengan menggunakan
distress. populasi perusahaan dan teknik pengambilan
Dan jika laba perusahaan semakin sampel perusahaan dengan data sekunder dari
situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu
rendah maka kinerja keuangan yang kurang www.idx.id untuk mengumpulkan data serta
baik akan mengakibatkan penurunan menghasilkan kesimpulan. Populasi
profitabilitas, perusahaan rentan akan menggunakan perusahaan manufaktur Sektor
terkena financial distress. Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di
H5: Profitabilitas berpengaruh negatif Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat 54
terhadap financial disstress populasi dengan periode 2015-2019.
Berdasarkan kriteria, sampel yang
memenuhi kriteria dari purposive sampling
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap berjumlah 16 perusahaan.
Financial Distress
Ukuran perusahaan merupakan
skala yang dapat menggambarkan keadaan
perusahaan baik perusahaan kecil maupun Analisis Regresi Linear Berganda
perusahaan besar. Jumlah aset besar suatu Untuk mengetahui apakah variabel
perusahaan menunjukkan bahwa hubungan independen berpengaruh dengan financial
positif bagi kreditur, karena perusahaan distress, peneliti menggunakan analisis
lebih mudah untuk melunasi kewajiban di regresi.
masa selanjutnya. Model regresi linear berganda
Hasil penelitian yang dilakukan penelitian yaitu:
oleh Robert (2017) menyatakan bahwa FD = a + 𝒃𝟏 𝑿𝟏 + 𝒃𝟐 𝑿𝟐 + +𝒃𝟑 𝑿𝟑 +
ukuran perusahaan berpengaruh positif 𝒃𝟒 𝑿𝟒 + 𝒃𝟓 𝑿𝟓 + 𝒃𝟔 𝑿𝟔 + 𝒆
signifikan terhadap financial distress.
Penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Puji (2015)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Analisis Statistik Deskripsi

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation


Financial Distress 80 ,15 ,60 ,50 ,503
Kepemilikan Manajerial 80 ,07 ,63 ,50 ,719

64
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 2021
Intan Nilasari/ Pengaruh Corporate Governance, Financial Indicators, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Financial Distress

Kepemilikan Institusional 80 ,09 ,79 ,72 ,774


Likuiditas 80 ,12 2,37 2,24 1,599
Leverage 80 1,20 3,50 3,21 6,355
Profitabilitas 80 3,00 12,00 1,72 2,391
Ukuran Perusahaan 80 23,00 32,00 18,05 14,203
Valid N (listwise) 80

Hasil analisis deskripsi berdasarkan 0,774 (77,4%). Hasil dari analisis deskripsi
tabel 1. Data yang digunakan dalam diatas menunjukkan bahwa nilai likuiditas
penelitian sebanyak 80 sempel (N). Dapat dapat di hitung dengan membandingkan
dilihat bahwa rata-rata (mean) perusahaan aktiva lancar dengan liabilitas lancar.
tersebut hanya memenuhi 50% dan standar Likuiditas dengan nilai mean 2,24 (2%)
devisiasinya 50,3%. Nilai financial distress dan nilai standard deviation 1,559 (1%).
tertinggi (maximum) sebesar 60% Hasil dari uji deskripsi diatas bahwa
sedangkan nilai financial distress terendah leverage memiliki nilai rata-rata sebesar
(minimum) sebesar 15%. Variabel financial 3,21 (3%) dan standard deviation 6,355
distress di perusahaan tersebut yang diukur (6%). Analisis deskripsi diatas nilai
menggunakan variabel dummy memiliki 16 profitabilitas dapat di ukur dengan net
sampel perusahaan dari 54 perusahaan profit dengan total assets. Nilai rata-rata
manufaktur sektor industri barang Profitabilitas 1,72 (1%) dan nilai standard
konsumsi yang terdaftar di BEI. deviation 2,391 (2%). Hasil dari analisis
Uji Deskripsi diatas menunjukkan deskripsi pada tabel 1. menunjukkan bahwa
bahwa kepemilikan manajerial memiliki ukuran perusahaan dapat di ukur
nilai rata-rata 0,50 (50%) dan nilai standar menggunakan rumus Ln(total asset).
devisiasi memiliki nilai 0,719 (71,9%). Ukuran perusahaan memiliki nilai rata-rata
Analisis deskripsi diatas, nilai rata-rata 18,05 (18%) dan nilai standard deviation
Kepemilikan institusional 0,72 (72%) dan sebesar 14,203 (14%).
nilai standard deviation memiliki nilai

Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji t

Model T Sig. Collinearity Statistics


Tolerance
(Constant) 5,295 ,000
Kepemilikan Manajerial ,211 ,834 ,944
Kepemilikan Institusional 3,304 ,001 ,907
Likuiditas -4,308 ,000 ,927
Leverage 2,933 ,004 ,849
Profitabilitas 1,154 ,252 ,939
Ukuran Perusahaan 2,053 ,044 ,887

Pengaruh Kepemilikan Manajerial 0,211. Nilai signifikan 0,834 > 0,05 .


Terhadap Financial Distress dengan nilai t hitung positif tetapi nilai
Hasil uji pertama (H1) kepemilikan signifikan lebih dari 0,05 berarti
manajerial manufaktur industri barang kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
konsumsi nilai signifikan 0,834 dan t hitung terhadap kesulitan keuangan.

65
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 2021
Intan Nilasari/ Pengaruh Corporate Governance, Financial Indicators, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Financial Distress
Berdasarkan penelitian Sastriana Berdasarkan penejlasan di atas,
dan Fusd(2013), Wardhani (2006), dan dijelaskan jika tingkat hutang yang tinggi
Parulina(2007) yang mengungkapkan itu menyebabkan kewajiban perusahaan
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh melunasi pokok pinjaman beserta
terhadap Financial Distress. bunganya. Sehingga pada saat waktu jangka
panjangnya akan mengalami kesulitan
Pengaruh Kepemilikan Institusional keuangan perusahaan yang akan memicu
Terhadap Financial Distress terjadinya financial distress.
Hasil uji kedua (H2), nilai t hitung
3,304 dan bertanda positif signifikan 0,001 Pengaruh Profitabilitas Terhadap
dibawah < 0,05. Dapat diinterpretasikan Financial Distress
kepemilikan institusional memiliki Perhitungan kelima (H5), nilai t
pengaruh positif terhadap kesulitan hitung 1,154 bertanda positif dengan
keuangan. Penelitian ini sejalan dengan signifikan 0,252 diatas 0,05. Karena nilai
penelitian Setiawan (2014) kepemilikan signifikan diatas 0,05 maka profitabilitas
institusional memiliki pengaruh positif perusahaan memiliki rpengaruh negatif
terhadap financial distress. terhadap kesulitan keuangan. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian Alfinda
Pengaruh Likuiditas Terhadap Financial Rohmadini(2018) yang mengungkapkan
Distress profitabilitas memiliki pengaruh negatif
Hasil pengujian ketiga (H3), t terhadap financial distress.
hitung -4,308 bertanda negatif dengan nilai
signifikan 0,000 dibawah < 0,05). Artinya, Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
likuiditas berpengaruh negatif pada Financial Distress
kesulitan keuangan. Penelitian ini didukung Hasil Perhitungan keenam (H6), t
oleh peneliti almilia & kristijadi(2003), hitung 2,053 bertanda positif signifikan
fitdini(2009), jiming & du(2011) sebesar 0,044 dibawah < 0,05. Karena nilai
mengungkapkann likuiditas berpengaruh signifikan dibawah 0,05 artinya Ukuran
negatif terhadap kesulitan keuangan. perusahaan memiliki pengaruh positif
Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa terhadap kesulitan keuangan (financial
nilai rasio likuiditas semakin tinggi, maka distress). Hasil pengujian tersebut didukung
perusahaan akan semakin aman dalam oleh penelitian Almilia & Kristijadi(2003),
pengolahannya. Fitdini(2009), Jiming & Du(2011)
mengungkapkan ukuran perusahaan
Pengaruh Leverage Terhadap Financial berpengaruh positif signifikan terhadap
Distress kesulitan keuangan.
Perhitungan keempat (H4),
diketahui nilai t hitung 2,933 dan bertanda KESIMPULAN
positif nilai signifikan 0,004 dibawah < Setelah melakukan pengujian
0,05. Artinya, leverage memiliki pengaruh tentang “Pengaruh Corporate Governance,
positif signifikan terhadap financial distress Financial Indicators, dan Ukuran
perusahaan manufaktur sektor industri Perusahaan terhadap Financial Distress
barang konsumsi periode 2015-2019. pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Penelitian ini di dukung dengan penelitian Industri Barang Konsumsi periode 2015-
Fitdini (2009), Jiming & Du (2011), dan 2019” kesimpulannya yaitu, hasil pengujian
Hanifah & Agus (2013) mengungkapkan hipotesis variabel X1 (Kepemilikan
bahwa Leverage memiliki pengaruh positif Manajerial) berpengaruh negatif terhadap
terhadap financial distress. financial distress pada perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi

66
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 2021
Intan Nilasari/ Pengaruh Corporate Governance, Financial Indicators, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Financial Distress
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Solvabilitas, Opini Audit Dan Reputasi
Hasil uji hipotesis yang kedua secara Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit
persial bahwa variabel X2 (Kepemilikan Report Lag (Pada Perusahaan Manufaktur
Institusional) memiliki pengaruh dan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Pada tahun 2012-2015). Competitive, 3(1),
signifikan terhadap financial distress.
21–39.
Pengujian hipotesis yang ketiga secara https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31000/
persial variabel X3 (Likuiditas) tidak competitive.v3i1.1531
berpengaruh signifikan terhadap financial
distress. Hasil uji hipotesis yang keempat Bram Hadianto. 2008. “Pengaruh Struktur
secara persial bahwa variabel Leverage Aktiva, Ukuran Perusahaan, Dan
(X4) memiliki pengaruh positif dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
signifikan terhadap kondisi financial Emiten Sektor Telekomunikasi Periode
distress. Hasil uji hipotesis yang kelima 2000-2006: Sebuah Penguji Hipotesis
secara persial bahwa variabel X5 Pecking Order”. Jurnal Manajemen
(Profitabilitas) tidak berpengaruh signifikan Maranatha. Vol 7. No 2. Pp 14-29
terhadap financial distress. Hasil uji
hipotesis terakhir variabel X6 (Ukuran Cinantya, I., & Merkusiwati, N. (2015).
Perusahaan) memiliki peengaruh positif dan Pengaruh Corporate Governance,
Financial Indicators, Dan Ukuran
signifikan terhadap financial distress.
Perusahaan Pada Financial Distress. E-
Keterbatasan penelitian ini hanya Jurnal Akuntansi, 10(3), 897–915.
menggunakan 80 sampel perusahaan
manufaktur sektor industri barang Hanafi, Mamduh & Halim, Abdul (2016)
konsumsi. Disarankan penelitian berikutnya Analisis Laporan Keuangan edisi ke lima.
untuk menggunakan variabel mekanisme Yogyakarta: UPPSTIM YKPN.
corportae governance lengkap seperti
komisarin independen, komite audit, dan Hanifah, OE., Purwanto, A. (2013). Pengaruh
variabel lain sebagainya yang mampu untuk Struktur Corporate Governance Dan
menjadi faktor untuk memprediksi Financial Indicators Terhadap Kondisi
kesulitan keuangan. Dan disarankan untuk Financial Distress, Diponegoro Journal Of
perusahaan agar lebih memperhatikan tata Accounting, Volume. 2, Nomor. 2.
kelola perusahaannya tetap dalam kondisi
yang baik dan terhindar dari kondisi I Gusti Agung Ayu Pritha Cinantya dan Ni
Ketut Lely Aryani Merkusiwati. 2015.
kesulitan keuangan.
“Pengaruh Corporate Governance,
Financial Indicators, Dan Ukuran
DAFTAR PUSTAKA Perusahaan Pada Financial Distress”. E-
Journal Akuntansi Universitas Udayana.
Abbas, D. S. (2019). Pengaruh Likuiditas, Vol 10. No 3. Pp 897-915
Komisaris Independen, Kepemilikan
Institusional Dan Ukuran Perusahaan Jensen, M. C., Meckling, W. H. (1976). Theory
Terhadap Financial Distress (Pada of the firm: managerial behavior, agency
Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang costs, and ownership structure. Journal of
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Financial Economics 3, 305-360.
Periode 2013-2016). Jurnal Ilmiah
Akuntansi Universitas Pamulang, 7(2), Keuangan, P. R., Perusahaan, U., Inflasi, D. A.
119–127. N., Financial, T., Di, D., & Pertambangan,
Https://Doi.Org/Http://Dx.Doi.Org/10.324 S. (2018). 2018. 6, 359–366.
93/Jiaup.V7i2.2513
Lee, T. S., Yeh, Y. H. (2004). Corporate
Abbas, D., Hakim, M. Z., & Rustandi, R. governance anda financial distress:
(2019). Pengaruh Profitabilitas,

67
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 2021
Intan Nilasari/ Pengaruh Corporate Governance, Financial Indicators, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Financial Distress
evidence from Taiwan. An international
review 12(3), 378-388.

Ni Wayan Krisnayanti Arwinda Putri dan Ni


Ketut Lely Aryani Merkusiwati. 2014.
“Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance, Likuiditas, Leverage, Dan
Ukuran Perusahaan Pada Financial
Distress”. E-Journal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol 7. No 1. Pp 93-
106

OECD Principles of corporate


governance.1999

Putri, KA., Merkusiwati, LA. (2014). Pengaruh


Mekanisme Corporate Governance,
Likuiditas, Leverage, Dan Ukuran
Perusahaan Pada Financial Distress, E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
7.1, Hlm 93-106.

Rinofah, R., Mujino. (2020). Pengaruh Arus


Kas Dan Profitabilitas Terhadap Harga
Saham Di Indonesia Dengan Financial
Distress Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal Akuntansi & Manajemen
Akmenika Vol. 17 No. 1 Tahun 2020

Salloum, C., & Azoury, N. (2012). Corporate


governance and firms in financial distress:
Evidence from a Middle Eastern country.
International Journal of Business
Governance and Ethics, 7(1), 1–17.
https://doi.org/10.1504/IJBGE.2012.0461
02

Wulandari, D. V., Lengga, I., Munthe, S., &


Ruwanti, S. (2016). Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Peringkat Obligasi
Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2016. Lp3M Umrah, 60(2), 1–21

68
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 2021

You might also like